Oleh:
HALAMAN SAMPUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan .............................................................................................................................13
B. Saran ...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan individu dan
masyarakat. Tujuan pendidikan menjadi landasan yang penting dalam menentukan arah
dan hasil dari proses pembelajaran. Dalam konteks global yang terus berkembang dan
kompleks, pemahaman yang mendalam tentang tujuan pendidikan menjadi krusial dalam
menanggapi tantangan zaman.1
Pentingnya pendidikan sebagai faktor penentu perubahan dalam masyarakat telah
dikenali sejak zaman kuno. Dari zaman Yunani kuno dengan filsuf-filsuf seperti Plato
dan Aristoteles yang menganggap pendidikan sebagai fondasi utama bagi kemajuan
individu dan negara, hingga era modern di mana pendidikan dianggap sebagai hak asasi
manusia yang fundamental, peran dan tujuan pendidikan terus berkembang seiring
dengan perubahan zaman.2
Dalam konteks latar belakang ini, penelitian tentang tujuan pendidikan menjadi
semakin penting. Tujuan pendidikan tidak hanya terbatas pada pencapaian akademik,
tetapi juga meliputi pembentukan karakter, keterampilan, dan kontribusi positif pada
masyarakat. Dengan memahami tujuan pendidikan secara menyeluruh, kita dapat
merancang sistem pendidikan yang lebih efektif dan relevan dalam menghadapi berbagai
tantangan yang dihadapi oleh individu dan masyarakat saat ini.3
Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang tujuan pendidikan juga diperlukan
dalam konteks globalisasi dan revolusi industri 4.0. Perubahan cepat dalam teknologi
dan ekonomi membutuhkan individu yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis,
tetapi juga keterampilan soft skills seperti kreativitas, inovasi, dan kepemimpinan. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman
dan mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan masa depan.
Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang tujuan pendidikan,
serta meninjau berbagai aspek dari tujuan pendidikan pandangan dan teori terkait yang
1
Jamal Wahab, “Guru Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter,” Inspiratif Pendidikan 11, no. 2
(2022): 351–362.
2
Ridwan Idris, “PENDIDIKAN SEBAGAI AGEN PERUBAHAN MENUJU MASYARAKAT
INDONESIA SEUTUHNYA,” Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 16, no. 1 (June 15,
2013): 62–72.
3
Dedi Lazwardi, “MANAJEMEN KURIKULUM SEBAGAI PENGEMBANGAN TUJUAN
PENDIDIKAN,” Al-Idarah : Jurnal Kependidikan Islam 7, no. 1 (June 1, 2017): 119–125.
1
dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang peran penting pendidikan
dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi semua.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
4
Nabila Nabila, “Tujuan Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 05 (May 25, 2021): 867–
875.
5
Cucun Sunaengsih, Buku Ajar Pengelolaan Pendidikan (UPI Sumedang Press, 2017).
6
Hamzah B. Uno and N. Lina amatenggo, Landasan Pendidikan (Bumi Aksara, 2022).
3
rumah untuk tinggal hidup, ihwal inilah disebut dengan istilah memanusiakan
manusia.
B. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di
tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak
dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan
dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. 7
Tujuan pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai salah satu unsur dari
pendidikan yang berupa rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh para peserta
didik.
Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikannya ialah
ketentraman.Sedangkan menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia
supaya sehat, cerdas, patuh, dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi
larangan-larangan-Nya.8
Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponendari sistem pendidikan yang
menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu
memahami dengan baik tujuan pendidikan
Terdapat beberapa pengertian tujuan pendidikanmenurut beberapa tokoh, diantaranya
1. Ki Hadjar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna
hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selarasdengan alamnya
(kodratnya) dan masyarakatnya.
2. Johan Amos Comenius (tokoh aliran realism pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang mempunyai pengetahuan
kesusilaan dan kasalehan sebagai persiapan untuk kehidupan diakherat.
3. J.J. Rousseau (Perancis, 1712 – 1778, tokoh aliran Naturalisme)
Tujuan pendidikan adalah mempertahankan kebaikan yang ada pada
manusiamembentuk anak menjadi anggota masyarakat yang natural.5.
4. John Heinrich Pestalozzi ( Swiss, 1746 – 1827, tokoh pendidikan sosial)
Tujuan pendidikan adalah mempertinggi derajat rakyat (social
regeneration)dengan mengembangkan potensi jiwa anak secara wajar.
7
Andi Warisno, “Standar Pengelolaan Pendidikan Dalam Mencapai Tujuan Pendidikan Islam,” An Nida
(June 30, 2021), accessed March 16, 2024, https://journal.an-nur.ac.id/index.php/AND/article/view/74.
8
Nabila, “Tujuan Pendidikan Islam.”
4
Tujuan pendidikan akan menentukan kemana siswa akan dibawa. Selain itu,
pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan kapasitas dan meningkatkan
kualitas hidup dan martabat manusia Indonesia. Tujuan pendidikan dapat dilihat dari
dua sudut pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.9
Brubacher menguraikan fungsi tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang
semuanya bersifat normative yaitu:11
1. Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif.
2. Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus
mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.
3. Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau menyediakan
kriteria-kriteria dalam menilai proses pendidikan.
Dengan demikian menurut Brubacher bahwa sebelum seseorang mengadakan perubahan
kurikulum kemudian tujuan pendidikan tidak hanya akan memberi arah pendidikan tetapi juga
harus memberikan motivasi. Tujuan juga mempunyai fungsi menyediakan kriteria-kriteria
9
Arfah Ibrahim, “Kota Bagdad sebagai Central Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah,” Lentera:
Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies 3, no. 1 (October 13, 2021): 43–54.
10
Rustam Ibrahim, “PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan
Tujuan Pendidikan Islam,” ADDIN 7, no. 1 (November 14, 2015), accessed March 16, 2024,
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/573.
11
Tajuddin Noor, “RUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL Pasal 3 UNDANG-UNDANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2003,” Wahana Karya Ilmiah Pendidikan 2, no. 01 (June
1, 2018), accessed March 16, 2024, https://journal.unsika.ac.id/index.php/pendidikan/article/view/1347.
5
untuk mengevaluasi proses pendidikan.
Karena pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembanganmanusia
menuju ke arah cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih
arah atau tujuan, berikut fungsi tujuan pendidikan:
1) Tujuan Pendidikan Sebagai Arah Pendidikan
Tujuan itu menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah
tadimenunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang ke
situasi berikutnya. Dalam meninjau tujuan sebagai arah ini, tidak ditekankan pad
amasalah ke jurusan mana garis yang telah memberi arah pada usaha
tersebut,tetapi ditekankan kepada soal garis manakah yang harus kita ambil
dalammelaksanakan usaha tersebut, atau garis manakah yang harus ditempuh
dalam keadaan “sekarang” dan “disini”. Misalnya guru yang bertujuan
membentuk anak didiknya menjadi manusia yang cerdas, maka arah dari usahanya
ialahmenciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan.
2) Tujuan Pendidikan Sebagai Titik Akhir
Tujuan di samping dapat dipandang dari segi titik tolaknya, juga
dapatdipandang dari segi titik akhir yang akan dicapainya. Di sini perhatian pada
halyang akan dicapai atau dituju yang terletak pada jangkauan masa datang,
dan bukan pada situasi sekarang atau pada jalan yang harus diambil dalam situasi
tadi.Misalnya seorang pendidik yang bertujuan agar anak didiknya menjadi
manusiasusila, maka tekanannya di sini ialah gambaran tentang pribadi susila
yangmenjadi idamannya tadi.
Tujuan pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu menurut islam dan
tujuan pendidikan secara umum.
1. Tujuan Pendidikan Dalam Islam
Tujuan pendidikan islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan
pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam
bertujuan untuk
a) Pembinaan Akhlak
b) Penguasaan Ilmu
c) Keterampilan bekerja dalam masyarakat
d) Mengembangkan akal dan akhlak
e) Pengajaran Kebudayaan
f) Pembentukan kepribadian
g) Menghambakan diri kepada Allah
h) Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat
2. Tujuan Pendidikan Secara Umum Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat
sebagai berikut:
7
a) Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang
beriman dan dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan berbangsa.
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola
kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbeda-
beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap lembaga dalam
rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap
lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini
disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan
menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad untuk
mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping kemampuan
dan keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.
Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal:
Tujuan Pendidikan Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta
didik. Tujuan institusional itu dicapai melalui pemberian berbagai pengalaman
belajar kepada peserta didiknya.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada kegiatan
kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler sifatnya
lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan institusional, tetapi tidak boleh
menyimpang dari tujuan institusional. Seperti misalnya, tujuan kurikulum di
sekolah-sekolah ada mata pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan
dengan sekolah lain.
Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut
disebut tujuan kurikuler sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah.
Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, yang berarti lebih
khusus dari pada tujuan Institusional.
9
4. Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai
proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan
penjabaran dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah
laku secara jelas. Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan
Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan
instruksional khusus harus berorientasi kepada peserta didik, atau kepada output-
oriented. Tujuan Instruksional akan mempengaruhi pemilihan materi, metode,
strategi, dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
Sesuai dengan visi dan misi pendidikan Nasional, maka tujuan pendidikan harus
mencerminkan kemampuan system pendidikan Nasional untuk mengakomodasikan
berbagai tuntutan peran yang multi dimensional. Secara umum, pendidikan harus
mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang sehat
dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan menjunjung tinggi budaya luhur,
Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
Kesadaran moral hokum yang tinggi dan, Kehidupan yang makmur dan sejahtera.
F. Pendekatan Filsafat terhadap Tujuan Pendidikan
Pertanyaan yang perlu diajukan terhadap masalah tujuan adalah, benarkah
pendidikan itu mempunyai tujuan? Apakah tujuan pendidikan itu hanya hasil
pikiran pendidik? Kajian fenomenologi dengan tegas mengatakan bahwa setiap
gejala pendidikan itu mempunyai tujuan akhir. Memang pendidik memegang
peranan penting dalam merumuskan tujuan pendidikan tersebut. Demikian pula
pendidik memegang peranan pula dalam mengarahkan situasi pendidikan, sehingga
mencapai tujuan yang positif dan konstruktif. Gejala sosial dapat menjadi gejala
mendidik, manakala gejala tersebut mengandung tujuan yang bermanfaat bagi
pendidikan. Tujuan akhir pendidikan itu secara universal ialah kedewasaan.12
Berbeda dengan MJ. Langeveld, kaum pragmatisme (John Dewey)
mengemuka- kan bahwa tujuan pendidikan itu ada dalam proses pendidikan,
sehingga proses pendidikan tidak memiliki tujuan yang terpisah. Pendidiklah yang
memikirkan tujuan pendidikan itu. Pragmatisme memandang bahwa setiap fase
12
Yudi Ardian Rahman, “KONSEP DAN PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN,”
Tsaqofah: Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 1 (February 16, 2020), accessed March 16, 2024,
https://jurnal.stitalishlahbondowoso.ac.id/index.php/tsaqofah/article/view.
10
dalam proses pendidikan itu merupakan alat untuk mencapai fase berikutnya.
Dengan demikian, fase yang akan ditempuh dari fase sebelumnya adalah
merupakan tujuan yang ada dalam proses pendidikan itu.
M.J.Langeveld, mengemukakan 6 jenis tujuan pendidikan, yaitu sebagai
berikut:
1. Tujuan akhir (umum, universal, dan total)
2. Pengkhususan tujuan umum
3. Tujuan tak lengkap (sementara)
4. Tujuan insidental
5. Tujuan tentatif
6. Tujuan intermedier.
Tujuan yang paling dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari, yaitu tujuan
insidental. (insiden = peristiwa). Tujuan insidental, ialah tujuan yang menyangkut
suatu peristiwa khusus. Agak sukar untuk mencari hubungan antara tujuan umum
dengan tujuan insidental, namun tujuan insidental sebenarnya terarah kepada
realisasi tujuan umum. Jadi hubungan tujuan insidental dengan tujuan umum sangat
jauh. Contoh: Ibu, melarang anaknya bermain-main di depan pintu yang terbuka,
karena dapat menyebabkan anak itu sakit (masuk angin), atau karena mengganggu
lalu lintas di pintu. Jelaslah tujuan insidental sangat jauh dengan kriteria
kedewasaan sebagai tujuan umum pendidikan.13
Tujuan tentatif, (tentatif = sementara) ialah tujuan yang terdapat pada
langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum. Karena itu tujuan tentatif lebih dekat
pada tujuan umum, dibandingkan dengan tujuan insidental. Tujuan tentatif memberi
kesempatan kepada anak untuk menguji nilai yang ingin dicapainya dengan
perbuatan nyata. Dari kenyataan yang dialaminya itu diharapkan anak akan
mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Contoh: tujuan agar anak biasa hidup
bersih. Setelah ia mengalaminya berulang-ulang berperilaku bersih pada berbagai
jenis dan tingkat kebersihan, maka ia diharapkan kelak mengerti dan biasa hidup
bersih. Anak didik biasanya tidak menyadari bahwa ia sedang dibawa ke arah suatu
tujuan pendidikan insidental ataupun tentatif, karena memang tujuan ini tidak secara
tersurat dapat diketahui oleh anak.14
13
Desi Pristiwanti et al., “Pengertian Pendidikan,” Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) 4, no. 6
(December 2, 2022): 7911–7915.
14
M. Anwar, Filsafat Pendidikan (Kencana, 2015).
11
Tujuan intermedier, (media = antara) ialah tujuan yang melayani tujuan
pendidikan yang lain atau tujuan yang lebih luas atau lebih tinggi tingkatannya.
Contoh: murid belajar membaca dengan tujuan agar ia kelak dapat belajar sendiri
tentang ilmu pengetahuan dengan jalan membaca buku-buku.
Tujuan tidak lengkap (sementara), ialah tujuan yang berkenaan dengan salah
satu aspek kehidupan. Disebut tidak lengkap karena setiap tujuan yang dihubungkan
dengan salah satu aspek kehidupan itu berarti tidak lengkap. Tujuan yang lengkap
ialah tujuan yang mengembangkan seluruh aspek kehidupan itu, yaitu tujuan umum
pendidikan.
Aspek-aspek tujuan umum pendidikan ialah:
1. Pendidikan jasmani
2. Pendidikan religius
3. Pendidikan sosial
4. Pendidikan ekonomis
5. Pendidikan etika
6. Pendidikan estetika
Tujuan umum, (akhir, universal, total) ialah tujuan yang menjadi sumber
bagi bagi tujuan lainnya. Semua manusia di seluruh dunia ingin mencapai tujuan
itu, yaitu tujuan umum pendidikan ialah manusia dewasa.
Pengkhususan tujuan umum, itu terjadi karena manusia dewasa yang
universal itu diberi bentuk yang nyata berhubung dengan kebangsaan, kebudayaan,
agama, sistem politik, dan sebagainya. Oleh karena itu, manusia dewasa bagi
bangsa Indonesia adalah selaras dengan filsafat bangsa Indonesia, yaitu manusia
yang memiliki karakteristik kepribadian Pancasila.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
banyak sekali kekurangan dan kesalahan oleh karena itu kami siap menyerima
13
DAFTAR PUSTAKA