Anda di halaman 1dari 145

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER


DALAM PEMBENTUKAN SOSIAL EMOSIONAL
ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK
ISLAM TERPADU WAHDATUL UMMAH METRO PUSAT

Oleh:

ALVIN MA`VIYAH
NPM: 1601030001

Jurusan:Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)


Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1442 H / 2020 M
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PEMBENTUKAN SOSIAL EMOSIONAL
ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK
ISLAM TERPADU WAHDATUL UMMAH METRO PUSAT

Diajukan untuk Memenuhi Tugas sebagai Syarat untuk Menyusun Skripsi dan
Memperoleh Pendidikan Program Strata Satu (S1)
Guna Memperoleh Gelar S.Pd

Oleh:

ALVIN MA`VIYAH
NPM: 1601030001

Pembimbing 1 : Dr. Aguswan Kh. Umam. S.Ag, MA


Pembimbing 2 : Khodijah, M.Pd.I

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)


Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN METRO)


1442 H / 2020 M

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER


DALAM PEMBENTUKAN SOSIAL EMOSIONAL
ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK
ISLAM TERPADU WAHDATUL UMMAH METRO PUSAT
Oleh:
Alvin Ma`viyah

Pendidikan karakter memegang peranan penting dalam proses


pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Penanaman pendidikan karakter
yang baik bermanfaat bagi anak terutama pada perkembangan sosial emosional
anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Anak-anak yang
mempunyai masalah dalam perkembangan sosial emosionalnyaakan mengalami
kesulitan belajar, kesulitan berinteraksi dengan orang lain, dan tidak dapat
mengontrol emosinya. Dari masalah tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap
perkembangan sosial emosionalnya dimasa yang akan datang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam
pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro
Pusat beserta faktor pendukung dan faktor penghambatnya.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif lapangan,
yang mengambil lokasi di TK IT Wahdatul Ummah Metro. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder. Metode
penggumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Dan untuk menguji keabsahan data
menggunakan trianggulasi sumber dan teknik.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1)
implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia
dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro dilaksanakan melalui metode keteladanan
dan metode pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan
dengan menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter meliputi: perilaku disiplin,
mandiri, dan memiliki sikap toleransi/peduli sosial. 2) faktor-faktor yang
mempengaruhi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional dibagi
menjadi dua yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung
yaitu, lingkungan sekolah melalui perilaku dan teladan yang baik dari kepala
sekolah, guru, dan staf serta kesiapan guru dalam melakukan pembelajaran sesuai
dengan SOP maupun penggunaan metode yang digunakan. Sedangkan faktor
penghambatnya yaitu kurangnya kerjasama orangtua dalam menerapkan
pendidikan karakter di rumah seperti yang pendidik lakukan di sekolah dan
lingkungan keluarga melalui perilaku kurang baik yang ditiru oleh anak.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia


Dini

vi
vii
MOTTO

‫إِ ْن أَحْ َس ْنتُ ْم أَحْ َس ْنتُ ْم ِِلَ ْنفُ ِس ُك ْم‬


Artinya: ―Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri
kalian sendiri‖. (QS. Al-Isra:7)

viii
PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa, peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, peneliti

mempersembahkan keberhasilan studi ini kepada:

1. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak Samingun dan Ibu Tumilah yang selalu

memberikan semangat dan dukungan, serta selalu mendoakan yang terbaik

demi keberhasilanku dalam menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1).

2. Adik-adikku (Fatoni Ashidiq, M. Ulul Azmi dan Yuni Mestiyanti) yang

memberikan semangat agar tercapai cita-citaku dan keluarga yang selalu

memberikan dukungan dan semangat demi keberhasilan studiku.

3. Bapak Dr. Aguswan Kh. Umam, S.Ag, MA dan Ibu Khodijah, M.Pd.I,

selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan motivasi dan

bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Sahabat-sahabatku (Sarifatun Ni`matussani dan Mita Yuliana) yang telah

memberi dukungan dan semangat menyelesaikan penelitian ini. Serta

rekan-rekan mahasiswa angkatan 2016 khususnya Jurusan PIAUD.

5. Almamaterku Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

ix
x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN ............................................................................................. iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
PENGESAHAN .............................................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ORISINALITAS PENELITIAN ................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 4
D. Penelitian Relevan .............................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8


A. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini ............................. 8
1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional ................................. 8
2. Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional
Anak Usia Dini ............................................................................... 10
3. Perilaku Sosial dalam Mengembangkan Sosial
Emosional Anak Usia Dini ........................................................... 12
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia Dini .................................................. 14
B. Implementasi Pendidikan Karakter .................................................... 15
1. Pengertian Pendidikan Karakter .................................................... 15
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ........................................ 17
3. Peran Semua Komponen Sekolah dalam
Pendidikan Karakter ...................................................................... 18
4. Hubungan Pendidikan Karakter dengan Emotional Quotient (EQ)
dan Spiritual Quetient (SQ) .......................................................... 19
C. Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ............ 20
1. Hakikat Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini ....................... 20
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini ................... 21
3. Metode Penerapan Pendidikan Karakter
pada Anak Usia Dini ...................................................................... 23
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter .............. 25

xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 28
A. Jenis dan Sifat Penelitian .................................................................... 28
1. Jenis Penelitian ............................................................................... 28
2. Sifat Penelitian ............................................................................... 28
B. Sumber Data ........................................................................................ 29
1. Sumber Data Primer ....................................................................... 29
2. Sumber Data Sekunder ................................................................... 29
C. Teknik Penumpulan Data ..................................................................... 30
1. Wawancara ..................................................................................... 30
2. Observasi ........................................................................................ 31
3. Dokumentasi .................................................................................. 31
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ....................................................... 32
1. Triangulasi Sumber....................................................................... 32
2. Triangulasi Teknik ........................................................................ 33
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 33
1. Data Reduction (Reduksi Data) ..................................................... 33
2. Data Display ( Penyajian Data) ..................................................... 34
3. Verification (Verifikasi) ................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN` ............................ 36


A. Hasil Penelitian .................................................................................... 36
1. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 36
a. Sejarah Singkat TK IT Wahdatul Ummah Metro .................... 36
b. Visi Taman TK IT Wahdatul Ummah Metro ........................... 37
c. Misi Pendidik TK IT Wahdatul Ummah Metro ....................... 37
d. Tujuan Pendidikan TK IT Wahdatul Ummah Metro ............... 37
e. Data Pendidik TK IT Wahdatul Ummah Metro ....................... 38
f. Data Peserta Didik TK IT Wahdatul Ummah Metro ............... 40
g. Struktur OrganisasiTK IT Wahdatul Ummah Metro ............... 40
h. Sarana dan Prasarana TK IT Wahdatul Ummah Metro ........... 41
i. Letak GeografisTK IT Wahdatul Ummah Metro..................... 42
2. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 43
a. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan
Sosial Emosional Anak Usia Dini di TK IT Wahdatul
Ummah Metro .......................................................................... 43
1) Kurikulum TK IT Wahdatul Ummah Metro ...................... 43
2) Hakikat Pendidikan Karakter di TK IT Wahdatul
Ummah Metro .................................................................... 55
3) Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di TK IT Wahdatul
Ummah Metro .................................................................... 59
4) Metode Pendidikan Karakter di TK IT Wahdatul
Ummah Metro .................................................................... 63
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi
Pendidikan Karakter di TK IT Wahdatul Ummah Metro ........ 66
B. Pembahasan ......................................................................................... 68

xii
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 71
A. Simpulan .............................................................................................. 71
B. Saran ..................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tingkat Pencapaian Anak Kelompok Usia 5-6 Tahun........................ 11

Tabel 2 Data Pendidik TK IT Wahdatul Ummah Metro.................................... 39

Tabel 3 Sarana dan Prasarana TK IT Wahdatul Ummah Metro ...................... 42

Tabel 4 Jadwal Kegiatan Pembelajaran TK IT Wahdatul Ummah Metro ....... 46

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi TK IT Wahdatul Ummah Metro ..................... 41

Gambar 2 Sketsa TK IT Wahdatul Ummah Metro .......................................... 43

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto Dokumentasi Penelitian


2. Outline
3. Alat Pengumpulan Data (APD)
4. Data Hasil Wawancara
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
7. Izin Pra-survey
8. Bimbingan Skripsi
9. Izin Research
10. Surat Tugas
11. Balasan Prasurvey
12. Balasan Research
13. Surat Selesai Research
14. Surat Keterangan Bebas Pustaka
15. Bukti Pustaka Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
16. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi Mahasiswa
17. Surat Keterangan Uji Turnitin
18. Riwayat Hidup

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakikatnya ialah

pendidikan yang diberikan kepada anak dengan memperhatikan aspek

perkembangan anak. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang luar biasa baik dari segi kognitif, fisik, dan sosial

emosional.1

Pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan untuk

menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi secara

dinamis dimana lingkungan sangat berpengaruh. Seperti halnya

perkembangan sosial emosional.

Perkembangan sosial emosional anak usia dini merupakan proses

kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial anak yang baik

sangat diperlukan agar seseorang bisa sukses dalam bergaul, berinteraksi,

dan berkarir dalam kehidupannya.2

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003


Bab 2 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap

1
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Anak Usia Dini (Lampung:
Darussalam Press, 2016), 2.
2
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2011), 43.

1
2

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta


bertanggung jawab.3

Fungsi pendidikan bukan hanya mengembangkan kemampuan

anak namun juga membentuk karakter anak agar menjadi pribadi yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dengan memiliki

karakter berakhlak mulia, mandiri, dan bertanggung jawab.

Karakter memegang peranan penting dalam berbagai aspek

kehidupan seseorang dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Oleh karena itu, pendidikan karakter bagi anak usia dini sangat berperan

penting untuk perkembangan pribadinya secara keseluruhan.

Semua pihak dalam lingkungan sekolah sangat berperan penting

dalam keberhasilan penanaman pendidikan karakter terhadap anak.

Pendidikan karakter secara konkret akan lebih baik daripada sekedar teori

saja. Sebab anak usia dini sedang pada masa golden age (masa keemasan)

yang suka meniru berdasarkan perilaku seseorang yang dilihatnya.

Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya,

akan mengalami kesulitan belajar, kesulitan berinteraksi dengan orang

lain, dan tidak dapat mengontrol emosinya. Dari masalah tersebut nantinya

akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosionalnya dimasa

yang akan datang.

3
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2
Pasal 3.
3

Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan peneliti dengan cara

observasi pada 30 November 2019 di TK IT Wahdatul Ummah Metro,

peneliti melakukan pengamatan pada salah satu kelas dari jumlah

keseluruhan kelas ada 4 kelas tepatnya peneliti melakukan pengamatan

pada kelas B2 dengan jumlah ada 30 peserta didik. Dari jumlah 30 peserta

didik di kelas B2 terlihat 5 anak yang menunjukkan perkembangan sosial

emosional yang masih belum berkembang sesuai dengan pendidikan

karakter yang diterapkan.

Adapun indikator yang belum terlihat dari 3 anak antara lain

kurangnya rasa bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam hal anak

yang kurang mandiri seperti, ketika selesai makan anak-anak tidak mau

membereskan wadah bekal mereka, anak-anak tidak mau meletakkan

kembali alat tulis seperti buku, pensil, dan kerayon ke dalam laci miliknya

setelah selesai menggunakan, serta tidak mau membereskan mainan pada

tempatnya kembali setelah bermain bongkar pasang, balok, dan mainan

masak-masakan. Kurang disiplinnya anak ketika menunggu antrian akan

mencuci tangan maupun berwudhu.

Hal lain juga kurangnya perilaku prososial, misalnya ada beberapa

peserta didik yang belum memahami arti berbagi kepada sesama teman hal

ini dapat dilihat ketika jam makan, ada beberapa anak yang masih

memilih-milih berbagi makanan kepada temannya.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian yang berjudul ―Implementasi Pendidikan Karakter


4

dalam Pembentukan Sosial Emosional Anak Usia Dini di TK IT Wahdatul

Ummah Metro‖.

B. Pertanyaan Penelitian

Setelah menyimak dan memperhatikan latar belakang masalah

sebagaimana terungkap di atas, maka pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan

sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi

pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia

dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti antara lain:

a. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam

pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul

Ummah Metro.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat

implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro.

2. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara

lain:
5

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter anak usia dini pada

lembaga pendidikan anak usia dini.

b. Manfaat praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah

khususnya dalam penerapan pendidikan karakter.

2) Penelitian ini dapat dijadikan referensi pendidik dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan teladan yang

baik bagi peserta didik dalam menerapkan pendidikan karakter

sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak.

D. Penelitian Relevan

Dalam penelitian ini peneliti memperkuat hasil penelitiannya

dengan memperjelas dan memberikan perbedaan dengan penelitian yang

sudah ada sebelumnya. Berdasarkan pengamatan peneliti, ditemukan karya

yang memuat tentang implementasi pendidikan karakter dalam

pembentukan sosial emosional anak usia dini, yaitu:

Pertama, penelitian yang berjudul ―Implementasi Metode

Pembiasaan dalam Pembentukan Karakter di Taman Kanak-kanak Bakti II

Arrusydah Kedamaian Bandar Lampung‖ oleh Lusi Vifi Septiani,

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.4

4
Lusi Vifi Septiani, “Implementasi Metode Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter
Di Taman Kanak-kanak Bakti II Arrusydah Kedamaian Bandar Lampung,” UIN Raden Intan
Lampung, 2017.
6

Persamaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan dengan

penelitian sebelumnya yaitu sama-sama membentuk karakter anak usia

dini. Adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian

sebelumnya hanya memfokuskan pada satu metode saja yaitu metode

pembiasaan sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan lebih

menguraikan beberapa metode yang digunakan dalam penerapan

pendidikan karakter untuk membentuk sosial emosional anak sejak dini.

Kedua, penelitian yang berjudul ―Implementasi Pendidikan

Karakter Anak Usia Dini‖ oleh Adelia Hardini, menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif.5

Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama ingin

mengetahui implementasi pendidikan karakter di lembaga pendidikan anak

usia dini.

Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya

hanya ingin mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter di

lembaga pendidikan anak usia dini saja sedangkan, penelitian yang peneliti

lakukan lebih kepada ingin mengetahui bagaimana implementasi

pendidikan karakter di lembaga pendidikan anak usia dini bagi

perkembangan sosial emosional anak.

5
Adelia Hardini, “Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,” Universitas
Negeri Semarang, 2016.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional

Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain

dalam melangsungkan kehidupannya. Hampir seluruh kehidupan

manusia dilalui dengan melakukan interaksi dengan orang

dilingkungan sosialnya.

Hal ini sesuai dengan maksud dari perkembangan sosial

merupakan proses pembentukan pribadi dimulai dari keluarga sampai

ke masyarakat dengan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial baik

itu nilai dan norma. Sedangkan perkembangan emosional adalah

himpunan bagian dari perkembangan sosial yang melibatkan perasaan

dan emosi baik itu dari diri sendiri maupun kepada orang lain.6

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

perkembangan sosial emosional adalah perkembangan yang saling

berkaitan karena perkembangan emosi seiring dengan perkembangan

sosial, perkembangan emosi berkembang pada saat anak berinteraksi

dengan lingkungan sosialnya. Baik buruknya perkembangan emosipun

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sosial anak itu sendiri.

6
Lia Ricka, Perkembangan Anak (Metro: Laduny, 2017), 29-30.

8
9

Perkembangan emosi anak secara umum yaitu rasa takut, bahagia,

sedih, dan kasih sayang diekspresikan melalui ekspresi wajahnya

terutama ketika anak sedang berinteraksi dengan orang lain.7

Berkembangannya emosi anak tidak terlepas dari hubungan sosial

dengan lingkungannya. Kemampuan emosi tidak hanya berkembang

sejalan dengan bertambahnya usianya, tetapi juga bagaimana emosi

orang yang ada disekitarnya.8

Perkembangan sosial anak akan mencapai kematangan dalam

hubungan sosial ketika diberi kesempatan yang luas untuk melakukan

proses belajar menyesuaikan diri dengan norma yang sesuai melalui

interaksi dengan keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan

masyarakat.9

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

perkembangan sosial emosional akan mencapai kematangan melalui

proses interaksi dengan orang lain melalui penyesuaian diri sesuai

dengan norma.

Kematangan sosial emosional anak sangat terbantu ketika anak

berada pada jenjang pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia

dini merupakan sarana anak untuk memperluas pergaulan sosialnya

dan belajar memahami peraturan (kedisiplinan).

Perkembangan sosial meliputi kompetensi sosial (kemampuan

untuk bisa bermanfaat bagi orang lain), kemampuan sosial (perilaku


7
Lia Ricka, 31.
8
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Kencana, 2011), 59.
9
Lia Ricka, Perkembangan Anak, 61.
10

yang sesuai dengan situasi sosial), pengamatan sosial (memahami

pikiran-pikiran dan perilaku diri sendiri maupun orang lain) dan

perilaku prososial (sikap berbagi, menolong, bekerjasama, dan

empati).10

Selaras dengan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

kematangan sosial anak dapat terbantu ketika memasuki jenjang

pendidikan anak usia dini melalui belajar berperilaku dengan baik

seperti menanamkan perilaku untuk berbagi, menolong, bekerjasama,

dan empati.

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Berikut ini karakteristik perkembangan sosial anak usia dini, antara

lain:

a. Jangka waktu pertemanan anak cenderung lebih singkat karena

sering berganti teman

b. Kelompok bermainpun juga cenderung lebih singkat karena anak

akan lebih mudah berganti kelompok dalam bermain

c. Anak lebih mudah bermain mengikuti teman yang lebih besar

darinya

d. Sering berselisih dengan teman sebayanya namun cepat berbaikan

kembali

e. Sering merasa iri terhadap teman

10
Lia Ricka, 62.
11

f. Anak sering memperebutkan perhatian guru.11

Berikut ini uraian lebih lengkapnya mengenai tingkat pencapaian

perkembangan sosial emosional pada anak usia dini usia 5-6 tahun

yaitu:

Tabel 1
Tingkat Pencapaian Anak Kelompok Usia 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan


Anak
Sosial Emosional 1. Memperhatikan kemampuan diri
A. Kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan
situasi
2. Memperhatikan kehati-hatian
kepada orang yang belum
dikenal (menumbuhkan
kepercayaan pada orang dewasa
yang tepat)
3. Mengenal perasaan sendiri dan
mengelolanya secara wajar
(mengendalikan diri secara
wajar)
B. Rasa tanggung jawab untuk 1. Tahu akan haknya
diri sendiri dan orang lain 2. Mentaati aturan kelas (kegiatan,
aturan)
3. Mengatur diri sendiri
4. Bertanggung jawab atas
perilakunya untuk kebaikan diri
sendiri
C. Perilaku Prososial 1. Bermain dengan teman sebaya
2. Mengetahui perasaan temannya
dan merespon secara wajar
3. Berbagi dengan orang lain
4. Menghargai hak/pendapat/karya
orang lain
5. Menggunakan cara yang diterima
secara sosial dalam
menyelesaikan masalah
(menggunakan fikiran untuk
menyelesaikan masalah)

11
Nurjannah, “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Keteladanan,”Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14 No. 1, Juni 2017, 53.
12

6. Bersikap kooperatif dengan


teman
7. Menunjukkan sikap toleran
8. Mengekspresikan emosi yang
sesuai dengan kondisi yang ada
(senang, sedih, antusias, dsb)
9. Mengenal tata karma dan sopan
santun sesuai dengan nilai sosial
budaya setempat

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat perkembangan

sosial anak usia dini berkembang sesuai dengan bertambahnya usia,

semakin bertambahnya usia maka semakin kompleks juga tingkat

pencapaian perkembangan sosial emosionalnya terutama pada usia 5-6

tahun.12

3. Perilaku Sosial dalam Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia

Dini

Berikut ini beberapaperilaku sosial yang dapat mendorong

perkembangan sosial emosional anak usia dini, yaitu:

a. Mengikuti peraturan-peraturan kelas

b. Memperlakukan orang lain dengan sopan seperti mengucapkan terima

kasih atau tolong

c. Mampu menolong orang lain

d. Belajar mengikuti peraturan-peraturan permainan yang sederhana,

bergiliran, dan bekerjasama

12
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun
2014, Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
13

e. Mengembangkan perilaku bertanggung jawab, seperti menjaga

miliknya sendiri.

f. Mampu berbagi dan bekerjasama dengan orang lain dalam situasi

bermain.13

Selain perilaku di atas ada beberapa materi pembelajaran yang

harus disiapkan dalam rangka mengembangkan perilaku sosial anak usia

dini, meliputi:

a. Empati, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri dan mengerti apa

yang dirasakan orang lain. Dalam hal ini anak diajarkan untuk peka

terhadap situasi yang dihadapi oleh seseorang. Misalnya anak diajak

untuk bersedekah untuk orang yang kurang mampu bahkan juga bisa

diajak untuk bertemu secara langsung dengan orang yang kurang

mampu tersebut. Dengan adanya hal tersebut maka perasaan anak

untuk peka terhadap kondisi orang yang membutuhkan akan terlatih.14

b. Disiplin, yaitu adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan

tertentu yang berlaku. Seperti halnya menyimpan tas dan sepatu pada

tempatnya dengan baik. Dengan adanya peraturan yang sering

diberlakukan dengan pembiasaan maka lama kelaman anak akan

terbiasa belajar untuk disiplin.15

13
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak (Jakarta: Kencana,
2015), 171–72.
14
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, 460.
15
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak, 181–83.
14

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional

Anak Usia Dini

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan sosial

emosional, diantaranya faktor pola asuh orang tua dan faktor lingkungan

sekolah. Pertama, faktor pola asuh orang tua memegang peranan penting

dalam perkembangan emosi anak misalnya, anak yang tumbuh dalam

sikap orang tua yang melindungi secara berlebihan (overprotective) yang

hidup dalam prasangka bahaya terhadap sesuatu akan menimbulkan rasa

takut yang dominan terhadap anak.16 Perlakuan yang diberikan melalui

pola asuh yang diterapkan kepada anak akan berpengaruh terhadap

perkembangan emosi anak.

Kedua, faktor lingkungan sekolah. Guru juga memegang peranan

penting dalam perkembangan emosi anak misalnya anak belajar bersabar

ketika menunggu giliran mencuci tangan dan anak belajar menolong

temannya. Untuk itu sekolah merupakan tempat yang dapat

mengembangkan rasa sosial anak kepada orang lain. Perkembangan emosi

anak dibentuk melalui teknik maupun metode yang digunakan dalam

proses pembelajaran.17

Lingkungan masyarakat yang meliputi teman sebaya saling

mempengaruhi dan tidak hanya bertindak sebagai contoh. Anak mendapat

berbagai pengetahuan dan respon dengan memperhatikan tingkah laku

teman sebaya. Jika anak diterima dengan baik oleh kelompok teman

16
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, 451.
17
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2011), 50.
15

sebayanya maka kemungkinan anak mempunyai emosi yang

menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa

kecerdasan emosi anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan

sosial yang tidak sesuai akan berdampak buruk terhadap perkembangan

emosi anak.

B. Implementasi Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan

saja, melainkan lebih luas lagi, yakni sebagai sarana pembudayaan dan

penyaluran nilai. Anak harus mendapatkan pendidikan yang

menyentuh dimensi kemanusiaan yang terdiri dari tiga hal yang paling

mendasar, yaitu:

a. Afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak

mulia, termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul

b. Kognitif yang tercermin pada kapasitas daya pikir dan daya

intelektualitas dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

c. Psikomotorik yang tercermin pada kemampuan keterampilan

teknis, kecakapan praktis dan kompetensi kinestetis.18

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan

bukan hanya transfer ilmu pengetahuan saja namun, penyaluran nilai

mengenai pendidikan karakter. Ilmu pengetahuan tanpa karakter yang

baik juga akan sia-sia, selaras dengan pendidikan yang mencakup tiga

18
Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 24.
16

hal yang paling mendasar yakni perilaku (afektif), pengetahuan

(kognitif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga hal tersebut harus

saling mendukung untuk tercapainya insan yang terdidik.

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk

kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya

terlibat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik,

jujur, bertanggung jawab, dan sebagainya.19

Selaras dengan uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan

karakter pada hakikatnya adalah pendidikan yang diberikan untuk

membentuk seseorang untuk berperilaku baik yang dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us all

dimensions of school life to fosteroptimal character development

(usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah

untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal). Hal ini

berarti dalam mendukung perkembangan karakter peserta didik harus

melibatkan semua komponen di sekolah mulai dari aspek isi

kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata

pelajaran, pelaksanaan ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan di

sekolah.20

Selaras dengan pemaparan di atas dapat dipahami bahwa

pengembangan pendidikan karakter di sekolah akan sangat terdukung


19
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter “Konsep dan Implementasi” (Bandung: Alfabeta,
2012), 23.
20
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter, 14.
17

apabila melibatkan semua komponen mulai dari isi kurikulum sampai

proses pembelajaran yang dilakukan.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sangat penting dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, oleh karena itu pendidikan karakter perlu dibentuk dan

diajarkan sejak usia dini. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan

membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriok, berkembang

dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya

dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa

berdasarkan Pancasila.

Sedangkan fungsi dari pendidikan karakter itu sendiri adalah

mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan

berperilaku baik, memperkuat dan membangun bangsa yang

multikultur, serta meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif

dalam pergaulan dunia.21

Berdasarkan pemaparan mengenai tujuan dan fungsi pendidikan

karakter di atas dapat dipahami bahwa pendidikan karakter pada

intinya untuk membentuk perilaku yang baik dan itu dimulai dari sejak

usia dini untuk bekal masa depan dan juga sebagai pembangun bangsa

yang tangguh dalam pergaulan dunia.

21
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter “Konsep dan Implementasi,” 30.
18

3. Peran Semua Komponen Sekolah dalam Pendidikan Karakter

Setelah keluarga, sekolah mempunyai peran yang sangat strategis

dalam membentuk manusia yang berkarakter. Agar pendidikan

karakter dapat berjalan dengan baik maka di kepala sekolah, pendidik

maupun tenaga kependidikan lainnya harus mengetahui persepsi

tentang pendidikan karakter itu sendiri. Di sekolah, terutama pendidik

merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran sangat besar dalam

pembentukan karakter siswa. Seorang pendidik diharapkan mampu

mendidik anak yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.

Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005, guru didefinisikan sebagai

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.22

Staf ataupun pegawai di lingkungan sekolah juga dituntut berperan

dalam pendidikan karakter dengan cara menjaga sikap, sopan santun,

dan berperilaku agara dapat jadi sumber keteladanan bagi peserta

didik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa dalam

menerapkan pendidikan karakter terutama seorang pendidik

mempunyai peran penting, karena peserta didik lebih banyak

berinteraksi dengan pendidik melalui proses pembelajaran, namun

22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Bab I Pasal 1 Ayat 1.
19

bukan hanya pendidik saja, melainkan kepala sekolah dan tenaga

kependidikan lainnya juga ikut berperan dalam proses penanaman

pendidikan karakter yang lebih optimal.

4. Hubungan Pendidikan Karakter dengan Emotional Quotient (EQ)

dan Spiritual Quotient (SQ)

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat,

ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh

pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh

kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill) yang lebih

berhubungan dengan faktor kecerdasan emosional (EQ).

Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan

sekitar dua puluh persen oleh hard skill dan sisanya delapan puluh

persen oleh soft skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan

karakter untuk peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.23

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa kesuksesan

seseorang dua puluh persen di dapat dari hard skill dan delapan puluh

persen didapat dari soft skill jadi peran pendidikan karakter sangat

berperan penting dalam pembentukan soft skill yang baik.

Pendidikan karakter pada hakikatnya merupakan pengintegrasian

antara kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Pendidikan karakter

merupakan upaya membantu peserta didik untuk memahami, peduli,

dan berbuat atau bertindak berdasarkan nilai-nilai dan etika.

23
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter “Konsep dan Implementasi,” 41.
20

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti dengan melibatkan

aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan

(action) yang pelaksanaannya harus dilakukan secara sistematis dan

berkelanjutan.24

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan

karakter melibatkan pengetahuan, perasaan, dan tindakan yang

membantu peserta didik untuk bertindak sesuai dengan akhlak yang

baik yang diajarkan secara terus menerus.

C. Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

1. Hakikat Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini

Menerapkan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan usia

dini dapat dilakukan dengan selalu memberikan arahan mengenai

perilaku baik buruk sesuai tahap perkembangan umur anak.25

Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, disamping

itu pendidikan karakter juga mengembangkan semua potensi anak.

Perkembangan anak juga harus seimbang, baik dari segi akademiknya

maupun dari sosial dan emosinya.26

Berdasarkan penjelasan dia atas dapat dipahami bahwa penerapan

perilaku baik melalui pendidikan karakter lebih baik jika diberikan

sejak anak usia dini berdasarkan perkembangan usia. Pendidikan

24
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter, 42.
25
Ihsana El-Khuluqo, Manajemen PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), 63.
26
Ihsana El-Khuluqo, 66.
21

karakter juga bisa mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak

mulai dari akademik maupun perkembangkan sosial emosionalnya.

Karakter (moral) untuk membina anak usia dini agar mempunyai

sifat-sifat terpuji tidaklah mungkin dengan penjelasan pengertian saja

akan tetapi perlu membiasakan perilaku baik dan diharapkan anak akan

memiliki sifat baik tersebut.

Anak usia dini harus dibiasakan dengan melakukan hal-hal yang

baik sesuai kemampuannya sehingga ketika perilaku baik sudah

melekat pada dirinya ketika itu dikatakan sebagai anak yang

berkarakter baik.27

Selaras dengan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa anak usia

dini akan lebih baik jika penerapan karakter dilakukan secara langsung

dengan membiasakan perilaku yang baik, ketika perilaku baik sudah

melekat pada diri anak maka mulailah anak terbentuk menjadi anak

yang memiliki karakter baik.

2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini

Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat

menerapkan beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yaitu:

a. Kedisiplinan

Disiplin merupakan salah satu perilaku penting dan harus

dimiliki oleh setip individu, mengajarkan disiplin pada anak

usia dini tidak dapat dilakukan hanya sekali atau sementara.

27
Ihsana El-Khuluqo, 80-81
22

Pembinaan sikap disiplin harus dilakukan secara terus menerus

sejak usia dini. kedisiplinan dapat ditanamkan pada anak usia

dini melalui perilaku mematuhi aturan. Misalnya, anak-anak

diajarkan menunggu antrian ketika mencuci tangan sesudah dan

sebelum makan.

b. Toleransi

Toleransi adalah sikap peduli terhadap orang lain. Sikap

toleransi akan tumbuh jika anak tumbuh di lingkungan yang

menanamkan toleransi kepada masyarakatnya. Oleh karena itu,

anak-anak membutuhkan model atau contoh yang akan ditiru

agar dapat mengembangkan sikap toleransi. Misalnya anak

diajarkan berbagi kepada temannya ketika makan. Diajarkan

membantu masyarakat yang terkena musibah dengan diajarkan

berinfaq.

c. Kemandirian

Kemandirian merupakan sikap yang diperlukan oleh sesorang

agar tidak mengalami ketergantungan terhadap orang lain.

Sikap mandiri perlu ditanamkan sejak usia dini melalui

berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di sekolah maupun di

rumah. Misalnya, anak diajarkan mandiri ketika selesai menulis


23

anak-anak dilatih untuk meletakan alat tulisnya di loker

masing-masing setelah selesai menggunakan.28

3. Metode Penerapan Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini

Penerapan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia

dini dapat dilakukan menggunakan beberapa metode yaitu sebagai

berikut:

a. Metode Keteladanan

Penanaman karakter keteladanan merupakan metode

dengan menempatkan diri sebagai idola dan panutan bagi anak.

Keteladanan juda dapat ditunjukkan dalam perilaku dan sikap

pendidik dalam memberikan contoh tindakan yang baik

sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk

mencontohnya.29

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

metode keteladanan merupakan metode dengan memberikan

cntoh perilaku baik untuk peserta didik. Terutama anak usia

dini yang membutuhkan contoh (role model)dalam melakukan

perbuatan yang baik. Ditambah dengan anak usia dini yang

suka meniru, maka metode keteladanan sangat dibutuhkan

dalam keberhasilan penerapan pendidikan karakter dalam

pembentukan sosial emosional anak usia dini.

28
Mulianah Khaironi, “Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,‖ Jurnal Golden Age 01 No
2 Desember 2017, 85.
29
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter “Konsep dan Implementasi,” 21.
24

b. Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara

berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, pembiasaan peserta

didik akan lebih efektif jika ditunjang dengan keteladanan dari

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Oleh

karenanya metode ini dalam pelaksanaannya tidak akan

terlepas dari keteladanan atau metode teladan. Dimana ada

pembiasaan disana ada keteladanan. Kebiasaan yang dilakukan

secara terus menerus ini yang dalam teori pendidikan akan

membentuk karakter yang baik bagi anak.30

Berdasarkan beberapa metode yang dapat dilakukan dalam

menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter di atas dapat

dipahami bahwa metode yang baik bagi anak usia dini bukan

hanya satu saja. Misalnya metode keteladanan yang sangat

penting, terutama bagi anak usia dini. Karena anak usia dini

adalah usia dengan ciri khas suka meniru perilaku orang lain

dari apa yang dilihatnya. Bukan hanya keteladanan, metode

pembiasaan juga penting. Sebab penerapan perilaku baik tanpa

dibiasakan dan dilakukan terus menerus maka kurang efektif.

30
Heri Gunawan, 93.
25

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

pendidikan karakter:

a. Faktor Kebiasaan (habit)

Adat atau kebiasaan yaitu setiap tindakan yang dilakukan

secara terus menerus dan berulang sehingga menjadi kebiasaan

sehingga mudah untuk dikerjakan.31

Berdasarkan penjelasan di atas, kebiasaan merupakan

perbuatan yang dilakukan secara berulang dan terus menerus

sehingga menjadi kebiasaan dalam bentuk tingkah laku. Dalam

hal ini faktor pembiasaan yang dilakukan ketika menerapkan

pendidikan karakter kepada anak usia dini sangat penting

karena jika dilakukan pembiasaan yang terus menerus dan

berulang makaakan lebih optimal karakter anak tumbuh dengan

baik.

b. Faktor Keturunan

Berhasil tidaknya pendidikan karakter yang diterapkan

keturunan baik secara langsung maupun tidak langsung sangat

mempengaruhi pembentukan karakter atau sikap seseorang,

keturunan adalah ―berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok

orangtua kepada anak‖.32

31
Heri Gunawan, 20.
32
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter, 181.
26

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

keturunan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

pendidikan karakter yang diberikan kepada anak usia dini yaitu

berdasarkan dari karakter orangtuanya.

c. Pendidikan

Pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan karakter, pendidikan ikut mematangkan

kepribadian sehingga tingkahlakunya sesuai dengan pendidikan

yang diterima oleh seseorang baik pendidikan formal, informal,

maupun nonformal.33

Berdasarkan penjelasan di atas, pendidikan dapat

mempengaruhi sikap dan tingkahlaku yang dilakukan oleh

seorang guru dalam membentuk karakter anak. Baik buruknya

karakter anak tergantung dengan pendidikan yang diberikan.

d. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pendidikan karakter yang diberikan kepada

anak. Dalam hal ini termasuk tumbuh-tumbuhan, keadaan

tanah, udara, dan pergaulan yang saling mempengaruhi sifat dn

tingkah laku seseorang.34

Berdasarkan pemaparan di atas di atas, lingkungan adalah

segala sesuatu yang berkaitan disekeliling kita atau disekitar

33
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter “Konsep dan Implementasi,” 21.
34
Heri Gunawan, 19–22.
27

berdasarkan pergaulan atau interaksi dengan seseorang yang

dapat mempengaruhi sikaf dan tingkah laku seseorang anak.

Apalagi anak usia dini adalah usia yang suka meniru

berdasarkan apa yang didengar, dilihat, dan dilakukan oleh

orang sekitarnya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti termasuk jenis

penelitian kualitatif lapangan (field research) yaitu penelitian dengan

melakukan pengamatan tentang fenomena dalam suatu keadaan secara

alamiah.35 Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti dapat

mengetahui secara langsung permasalahan yang ada.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif. ―penelitian deskriptif adalah

penelitian yang menggambarkan dan menginterprestasikan objek

sesuai apa adanya.‖36 Dengan tujuan ―mendeskripsikan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada.‖37

Dengan diadakannya penelitan maka peneliti dapat mengetahui

secara langsung sumber permasalahan yang ada, dengan demikian

peneliti dapat mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam

pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul

Ummah Metro dengan cara menjelaskan melalui kata-kata secara jelas

dan terperinci melalui bahasa yang tidak berwujud nomor/angka.

35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2015), 9.
36
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 157.
37
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 75.

28
29

B. Sumber Data

Sumber data adalah sumber yang diinginkan seseorang peneliti

mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam

sebuah penelitian.38 Data merupakan beberapa kumpulan bahan keterangan

dari hasil pencatatan peneliti baik berupa angka ataupun fakta tetang suatu

keadaan yang semua itu dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu

informasi. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

tersebut terpenuhi. Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam

menyusun karya ilmiah ini digolongkan menjadi dua macam yaitu: data

primer dan data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang berkaitan langsung dengan

masalah penelitian dan didapatkan secara langsung dari informan atau

responden untuk menjadi bahan analisis.39 Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber data primer nya adalah kepala TK, pendidik, maupun

orang tua dari peserta didik diTK IT Wahdatul Ummah Metro.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder ini adalah sumber data pendukung. ―Sumber

data sekunder disebut juga sebagai sumber dari bahan bacaan.‖40 Oleh

sebab itu sumber data sekunder ini sangat diperlukan. ―Sumber data

sekunder sering disebut dengan data penunjang. Sumber data sekunder

38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), 110.
39
Musfiqon, Panduan Lengkap Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2012), 131.
40
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 143.
30

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada

pengumpul data, misalnya lewat dokumen‖.41 Jadi, sumber data

sekunder ini yang didapatkan melalui dokumen meliputi profil,

kurikulum, SOP, jadwal harian, maupun rencana pelaksanaan

pembelajaran harian (RPPH) sekolah TK IT Wahdatul Ummah Metro.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan beberapa

cara disini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi antara lain :

1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara dengan narasumber yang memberikan suatu pertanyaan

bertujuan untuk memperoleh informasi dari wawancara. Oleh karena

itu dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.42

Dalam hal ini jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah

wawancara terstruktur yakni menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan yang digunakan dalam

pengumpulan data dari beberapa narasumber.43

Proses wawancara ini dilakukan oleh peneliti mulai dari tanggal 2-

4 September 2020 dengan mewancarai kepala TK, pendidik, maupun

orang tua peserta didik di TK IT Wahdatul Ummah Metro. Semua itu


41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), 173.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, 137–38.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2013), 225.
31

dilakukan untuk mendapatkan data mengenai implementasi pendidikan

karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT

Wahdatul Ummah Metro Pusat.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan proses untuk memperoleh

data dari tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada

saat dilakukan penelitian.44 Observasi atau pengamatan merupakan

suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap peristiwa yang terjadi dilingkungan tersebut.

Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis observasi nonpartisipan

(nonparticipant observation) yakni peneliti tidak terlibat dengan

aktivitas objek yang diteliti melainkan hanya sebagai pengamat saja.45

Peneliti melakukan observasi pada tanggal 2-3 September 2020 di TK

IT Wahdatul Ummah Metro untuk melihat aktivitas yang menjadi

fokus penelitian seperti kegiatan-kegiatan pembelajaran mengenai

pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini.

3. Dokumentasi

Dokumen dari asal kata nya dokumen yang berati barang-barang

tertulis. ―Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

yang berupa buku-buku, majalah, transkip, surat kabar, prasasti,

44
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 220.
45
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, 236.
32

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.‖46 Studi dokumentasi

dimaksudkan dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti, dokumen-dokumen, catatan,

buku-buku. Semuanya yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti

teliti untuk mendapatkan data tentang profil sekolah, kurikulum, SOP,

jadwal harian, maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH) di TK IT Wahdatul Ummah Metro.

D. Teknik Penjamin Keabsahan data

Teknik penjamin keabsahan data merupakan suatu cara yang

dilakukan peneliti untuk mengukur derajat kepercayaan (credibility) dalam

proses pengumpulan data penelitian. Teknik yang Penulis gunakan dalam

mengecek keabsahan data yaitu triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.47

Berdasarkan penjelasan di atas, teknik triangulasi yang digunakan

peneliti adalah:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa sumber

penelitian yakni kepala sekolah, pendidik, ataupun orang tua peserta

didik untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam

46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 158.
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, 241.
33

pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul

Ummah Metro.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.48

Dalam penelitian ini, peneliti menguji keabsahan data dengan cara

mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda yakni

observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengetahui implementasi

pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini

di Taman TK IT Wahdatul Ummah Metro.

E. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul perlu dianalisis supaya dapat

terorganisir dengan baik. ―Analisis data adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar.‖49

Berdasarkan penjelasan di atas maka teknis dalam analisis data

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dalam hal ini perlu

48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, 127.
49
Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2015), 158.
34

dilakukan analisis data melalui reduksi data. ―Mereduksi data adalah

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya.‖

Berdasarkan uraian di atas peneliti merduksi data untuk

memastikan bahwa data yang diolah merupakan data yang tercangkup

dalam cakupan penelitian untuk mengetahui implementasi pendidikan

karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT

Wahdatul Ummah Metro.

2. Data Display (Penyajian Data)

Tahap selanjutnya setelah data direduksi adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kualitatif ―penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat (teks naratif), bagan, hubungan antar kategori.‖

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami. Dengan demikian dalam

penelitian ini peneliti menyajikan data dengan menggunakan teks yang

bersifat naratif sehingga mudah dipahami dalam mengetahui hasil

implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro.

3. Verification (Verifikasi)

Langkah ketiga dari penelitian kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi yaitu menyimpulkan data yang diperoleh

berdasarkan data yang telah direduksi dan dirangkum kemudian


35

disajikan dalam bentuk uraian yang kemudian dilakukan proses

pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang jelas dan valid

sehingga diperoleh kesimpulan yang kredibel.50

Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan pengambilan

kesimpulan atau verifikasi data yang diperoleh berdasarkan data yang

telah direduksi dan dirangkum kemudian disajikan dalam bentuk

uraian untuk memperoleh kesimpulan hasil implementasi pendidikan

karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT

Wahdatul Ummah Metro.

50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, 246–49.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Singkat TK IT Wahdatul Ummah Metro

TK IT Wahdatul Ummah Metro didirikan pada tahun 2015

dan disahkan berdasarkan persetujuan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2017 dengan Nomor

06/D-15/IP/XI/2017.

TK IT Wahdatul Ummah Metro merupakan lembaga

pendidikan dengan status satuan pendidikan anak usia dini yaitu

swasta dibawah naungan yayasan Wahdatul Ummah yang

berlokasi di Jl. AM. Bangsawan No. 07 Imopuro Metro Pusat Kota

Metro dan berdiri di atas tanah dengan luas 2750 m2 dan luas

bangunan 212 m2.

TK IT Wahdatul Ummah Metro memliki Status Akreditasi

B dengan Nomor SK Akreditasi PAUDTK/1872/0039/10/2018

pada 03 Oktober 2018. Dengan mengimplementasikan konsep

pendidikan islam berdasarkan Al-Quran dan As-sunah maka

dengan berjalannya waktu TK IT Wahdatul Ummah Metro tumbuh

dan berkembang dengan kualitas yang semakin baik dan dicintai

masyarakat. Hal ini tampak dengan bertambahnya peserta didik

yang bertambah dengan jumlah penerimaan peserta didik masing-

36
37

masing kelas berjumlah 8 kelas dari 4 kelas pada kelompok A

(Usia 4-5 Tahun) dan kelompok B (5-6 Tahun).

b. Visi TK IT Wahdatul Ummah Metro

Adapun visi TK IT Wahdatul Ummah Metro yakni Menjadi

Taman Kanak-kanak dalam mempersiapkan generasi qur’ani yang

mandiri, sehat, cerdas, ceria dan cinta tanah air sejak dini.

c. Misi TK IT Wahdatul Ummah Metro

Adapun misi TK IT Wahdatul Ummah Metro, yaitu:

1) Meletakkan dasar-dasar keimanan kepada Allah SWT.


2) Membiasakan dan melatih anak untuk beribadah dengan benar.
3) Membiasakan menghafal Al-Qur’an Juz 30, hadis-hadis
pendek dan doa sehari-hari.
4) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan,
aktif, kreatif, inovatif, dan interaktif.
5) Mewujudkan suasana kasih sayang sesama warga sekolah.
6) Menyediakan alat/sarana permainan edukatif yang aman dan
menyenangkan.
7) Mengenalkan dasar-dasar konsep keaksaraan.
8) Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan kebangsaan
(keberanian, kepahlawanan, dan cinta tanah air) dalam kegiatan
pembelajaran.
d. Tujuan Pendidikan TK IT Wahdatul Ummah Metro

Adapun tujuan pendidikan TK IT Wahdatul Ummah Metro

yaitu membina peserta didik untuk menjadi insan bertakwa

(muttaqin) yang cerdas, berakhlak mulia dan memiliki

keterampilan yang memberi manfaat/maslahat bagi umat manusia,

dengan rincian karakter sebagai berikut:


38

1) Mampu melaksanakan dasar keimananan dan ketaqwaan

kepada Allah SWT (salimul aqidah).

2) Mampu melaksanaan ibadah yang benar sesuai dengan tuntutan

Rasulullah SAW (shahihul ibadah).

3) Membangun akhlak yang mulia (matinul khuluq).

4) Membangun kekuatan jasmani (qowiyul jism).

5) Mengembangkan potensi berfikir anak (mutsaqoful fikri).

6) Mampu mewujudkan kehidupan masa anak-anak yang bahagia

dalam mencapai pengembangan potensi yang dimiliki

(mujahidul linafsihi).

7) Membangun pribadi yang menghargai waktu (haritsun alal

waqtihi).

8) Membangun kedisiplinan pribadi (munazhzhanum fi syu`unihi)

9) Mampu bersikap mandiri (qodirun alal kasbi).

10) Membangun pribadi yang bermanfaat bagi orang lain (nafi`un

lighairihi).51

e. Data Pendidik TK IT Wahdatul Ummah Metro

TK IT Wahdatul Ummah Metro sebagai lembaga

pendidikan formal mengutamakan pelayanan pendidikan bagi

seluruh peserta didik. Adapun data pendidik TK IT Wahdatul

Ummah Metro dapat dilihat berdasarkan tabel berikut ini:

51
Hasil Dokumentasi TK IT Wahdatul Ummah Metro.
39

Tabel 2
Data Pendidik TK IT Wahdatul Ummah Metro
Tahun Mulai
No Nama Jabatan TTL Pend
Tugas
Metro, 13
1 Miswati, S.Pd KEPALA TK November S1 01/12/2006
1969
Tanjung
Marfalinda, GURU KELAS/ PJ
2 Karang, 10 S1 16/07/2008
S.Pd.AUD KURIKULUM
Maret 1978
Nurul GURU
Taman Cari,
3 Choiriyah, PENDAMPING/ S1 01/07/2007
29 Juli 1985
S.Pd.I BENDAHARA
Riau
Marsonah,
4 GURU KELAS Periangan, 04 S1 01/07/2008
S.Pd.I
Agustus 1979
Nurkhalifatin, Metro, 24
5 GURU KELAS S1 01/07/2008
S.Pd.I Oktober 1982

GURU
Banarrejo, 03
6 Susanti, S.Pd.I KELAS/WAKIL S1 01/07/2013
Februari 1982
KEPALA TK

Ganjar Agung,
Rita Aryani, GURU
7 15 Februari S1 01/07/2013
S.Pd PENDAMPING
1989

Siti Lampung
8 Mudmainah, GURU KELAS Tengah, 23 S1 01/07/2013
S.Pd.I Oktober 1988
Zainab Fitri
GURU Metro, 21
9 Al Ghozali, S1 01/07/2014
PENDAMPING Januari 1989
S.Pd.I
Purwodadi, 02
Evi Noviana
10 GURU KELAS November S1 01/07/2015
Pandiwi, S.Pd
1989
Kota Bumi, 04
GURU KELAS/PJ
11 Ipadah, S.Pd September S1 01/07/2016
KURIKULUM
1988
Tri Agustina, Margototo, 01
12 GURU KELAS S1 01/07/2017
S.Pd.I Juli 1984
Rohimah, GURU Jakarta, 14
13 D1 01/07/2017
A.Ma PENDAMPING Otober 1974
Simbarwaringi
GURU
14 Susanti, S.Pd n, 03 S1 02/07/2018
PENDAMPING
September
40

1972

Monica
GURU Metro, 03
15 Oknisia Dewi, S1 02/07/2018
PENDAMPING Oktober 1992
S.Pd

Khoirul GURU Padang Ratu,


16 D2 15/07/2019
Farida, A.Ma PENDAMPING 15 Maret 1986

Indah Raman Endra,


GURU
17 Permatasari, 07 September S1 15/07/2019
PENDAMPING
S.Pd 1996
Labuhan
Yuli Adha,
18 TU Maringgai, 13 D3
A.Md
Juli 1989
Sumber: Data TK IT Wahdatul Ummah Metro
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa jumlah

keseluruhan tenaga pendidik dan kependidikan ada 18 orang yang

rata-rata lulusan Strata 1 (S1). Dari masing-masing kelas ada 2

guru yaitu guru kelas dan guru pendamping.

f. Data Peserta Didik TK IT Wahdatul Ummah Metro

Adapun data peserta didik TK IT Wahdatul Ummah Metro

yaitu pada kelompok A (Usia 4-5 Tahun) berjumlah 96 Peserta

didik dari semua kelas yaitu A1-A4. Sedangkan pada kelompok B

(Usia 5-6 Tahun) berjumlah 101 peserta didik dari semua kelas B1-

B4. Jadi secara keseluruhan jumlah peserta didik mulai dari kelas

A1-A4 dan B1-B4 di TK IT Wahdatul Ummah Metro berjumlah

197 peserta didik.

g. Struktur Organisasi TK IT Wahdatul Ummah Metro

Agar semua anggota mengetahui kedudukan dan tanggung

jawab masing-masing maka struktur organisasi dalam lembaga


41

pendidikan formal sangat dibutuhkan. Hal tersebut dapat dilihat

dari gambar berikut ini:

Kepala TK
Miswati, S.Pd
NIP. 196911132005012007

Bendahara Sekretaris
Nurul Choiriyah, S.Pd.I Yuli Adha, A.Md

Guru A1 Guru A2 Guru A3 Guru A4


Tri Agustina, S.Pd.I Evi Noviana P. S.Pd Siti M, S.Pd.I Susanti, S.Pd
Rohimah, A.Ma Khoirul F, A.Ma Zainab F, Indah P, s.Pd
S.Pd.I
Guru B1 Guru B2 Guru B3 Guru B4
Marfalinda, Tri Agustina, Nurkhalifatin Marsonah,
S.Pd.AUD S.Pd.I S.Pd.I S.Pd.I
Rohimah, A.Ma Nurul Choiriya, Rita A, S.Pd. Monica
S.Pd.I Oksiana S.Pd.I
Peserta Didik
Gambar 1
Struktur Organisasi TK IT Wahdatul Ummah Metro Pusat

Berdasarkan gambar struktur organisasi di atas dapat


dipahami bahwa setiap anggota memiliki tugas dan kewajiban
masing-masing yang telah disusun secara sistematis dan setiap
kelas mulai dari kelas A1-A4 dan B1-B4 memiliki 2 orang guru.
h. Sarana dan Prasarana TK IT Wahdatul Ummah Metro

Proses pembelajaran akan berjalan dengan optimal apabila

dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Adapun

sarana dan prasarana yang terdapat di TK IT Wahdatul Ummah

Metro yakni, sebagai berikut:


42

Tabel 3
Sarana dan Prasarana TK IT Wahdatul Ummah Metro
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Kelas 8
2 Kantor 1
3 Dapur 1
4 Tempat Cuci Tangan 8
5 Tempat Wudhu 11
6 Kamar Mandi /WC 4
7 Tiang Bendera 1
8 Meja/Kursi Murid 150 buah/ 200 buah
9 Meja/Kursi Guru 13 buah / 13 buah
10 Lemari Besar / Kecil 3 buah/ 9 buah
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa sarana dan

prasarana di TK IT Wahdatul Ummah Metro sudah memenuhi

standar yang baik dan dilengkapi juga dengan sarana bermain di

dalam kelas maupun diluar kelas. Alat bermain di dalam kelas

seperti balok, alat masak-masakan, bongkar pasang, dan lain

sebagainya. Sedangkan alat permainan di luar kelas seperti ayunan,

jungkat-jungkit, tangga pelangi, terowongan, panjat tali, jembatan

goyang, mangkuk putar, dan perosotan.52

i. Letak Geografis TK IT Wahdatul Ummah Metro

TK IT Wahdatul Ummah Metro berdiri di atas tanah

dengan luas 2750 m2 dan luas bangunan 212 m2. Untuk lebih

detailnya dijelaskan dalam gambar di bawah ini:

52
Hasil Observasi TK IT Wahdatul Ummah Metro, Pada Tanggal 3 September 2020.
43

Jl. Am. Bangsawan No. 7, Imopuro, Metro Pusat S

T B
Pagar Depan Gerbang Depan Pagar Depan
U
Toilet

Kelas AI Toilet Kelas


Kelas A2 Toilet Kantor Ruang
A4
Guru Dapur
TPA
Kelas A3 UKS Kelas B1
Perpustakaan dan
Toilet
Aula
Kelas B2 Halaman Bermain Tempat
Lantai 2 Outdoor Wudhu
T Kelas B4 T Kelas B3 Kolam
a a Ikan
n n
g Toilet & g
g Tempat g
a wudhu a

Pintu Belakang Pagar Belakang

Gambar 2
Sketsa TK IT Wahdatul Ummah Metro

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa bangunan


TK IT Wahdatul Ummah Metro memiliki 2 lantai dengan 8
ruangan kelas mulai dari A1-A4 dan B1-B4 dan sudah dilengkapi
dengan prasarana yang lengkap mulai dari perpustakaan dan aula
serta tempat cuci tangan dan tempat wudhu yang memadai.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Sosial


Emosional Anak Usia Dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro

1) Kurikulum TK IT Wahdatul Ummah Metro

Kurikulum yang digunakan TK IT Wahdatul Ummah

Metro yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan


44

mengimplementasikan konsep pendidikan Islam yang berlandaskan

Al-Quran dan As-sunah serta dilandasi oleh Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) berdasarkan

dengan kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)

Indonesiadan kurikulum pendidikan nasional berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(PERMENDIKBUD RI) No. 46 Tahun 2014 tentang Pendidikan

Khusus, Pendidikan Layanan Khusus dan/atau Pembelajaran

Layanan Khusus Pada Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(PERMENDIKBUD RI) 137 Tahun 2014) tentang Standar

Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Dengan pemahaman bahwa

kurikulum yang diterapkan di Taman Kanak-kanak formal harus

senantiasa terbaharui, dapat mengikuti perkembangan zaman dan

kebutuhan masyarakat maka TK IT Wahdatul Ummah Metro

membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan

mengadaptasi dari panduan yang disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) dan kurikulum sebelumnya yang

disesuaikan dengan perkembangan peserta didik, kemampuan

sekolah serta kebutuhan masyarakat pengguna jasaTK IT Wahdatul

Ummah Metro.

Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

yang diterapkan di TK IT Wahdatul Ummah Metro melalui 6


45

(enam) lingkup perkembangan sesuai dengan standar tingkat

pencapaian perkembangan anak.

Berikut ini 6 (Enam) lingkup perkembangan anak mulai

dari usia 4-6 tahun:

a. Nilai Agama dan Moral

Nilai Agama dan Moral bertujuan untuk meningkatkan

keimanan dan katakwaan kepada Tuhan dan pembentukan

perilaku pembiasaan yang baik.

b. Fisik Motorik

Fisik Motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan

melatih gerakan kasar dan halus dalam meningkatkan

pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat, dan terampil.

c. Kognitif

Kognitif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

berfikir anak dalam memecahkan masalah dalam memahami

kemampuan dasar seperti mengenal bentuk, warna, ukuran,

lambang bilangan dan huruf.

d. Bahasa

Bahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan

pikiran melalui bahasa sederhana secara tepat, mampu

berkomunikasi secara efektif.


46

e. Sosial Emosional

Sosial Emosional bertujuan untuk membina sikap perilaku

anak agar dapat mengendalikan emosional secara wajar dan

memiliki perilaku kesadaran diri, rasa tanggung jawab untuk

dirinya sendiri dan orang lain serta perilaku prososial

f. Seni

Seni bertujuan untuk merangsang saraf motorik anak untuk

berkreasi tanpa batas, membentuk pola pikir kreatif serta

memberikan keterampilan seni yang sangat diperlukan dalam

kehidupannya.53

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

kurikulum yang digunakan di TK IT Wahdatul Ummah Metro

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dengan memperhatikan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan

oleh pendidik sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Proses

pembelajaran pastinya memiliki jadwal kegiatan pembelajaran.

Berikut ini jadwal kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak

Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro:

Tabel 4
Jadwal Kegiatan Pembelajaran TK IT Wahdatul Ummah
Metro
Waktu Mata Pelajaran
06.30-07.20 Penyambutan Anak-anak
07.20-07.35 Baris dan Kegiatan Jasmani
07.35-08.00 Muroja`ah dan Hafalan (Doa dan
Hadis Sehari-hari)

53
Hasil Dokumentasi TK IT Wahdatul Ummah Metro.
47

08.00-08.30 Sholat Dhuha


08.30-10.00 PMB Formal
10.00-10.30 Makan dan Istirahat
10.30-11.30 TPA dan Mengaji
11.30-12.00 Penjemputan Anak
Sumber: Data TK IT Wahdatul Ummah Metro
Berdasarkan jadwal kegiatan pembelajaran yang ada di TK

IT Wahdatul Ummah Metro dapat dipahami bahwa kegiatan

pembelajaran dilakukan secara sistematis mulai dari masuk sekolah

sampai pulang sekolah. Pertama, mulai dari pukul 06.30-07.20

yaitu penyambutan anak-anak dengan menerapkan pendidikan

karakter berupa pendidik mengajarkan sikap mandiri anak dengan

mempersilahkan anak menuju ke kelas untuk melatakkan tasnya.

Kedua, pukul 07.20-07.35 yaitu baris dan kegiatan jasmani dengan

menerapkan pendidikan karakter berupa mengajarkan sikap

disiplin dengan cara pendidik mengajak anak untuk berikrar

(mengucap dua kalimat syahadat) dengan terlebih dahulu meminta

salah satu anak untuk menjadi pemimpin barisan. Ketiga, 07.35-

08.00 yaitu muroja`ah dan hafalan (doa dan hadis sehari-hari)

dengan menerapkan pendidikan karakter dengan cara pendidik

mengajak anak duduk melingkar di atas karpet (menanamkan sikap

disiplin). Keempat, 08.00-08.30 yaitu Sholat Dhuha dengan

menerapkan pendidikan karakter berupa mengajarkan sikap

disiplin mengantri ketika berwudhu.Kelima, yaitu PMB formal

dengan menerapkan pendidikan karakter berupa pendidik

menanyakan keadaan hari ini dengan bertanya kepada satu persatu


48

anak (melatih sikap percaya diri anak). Keenam, 10.00-10.30 yaitu

makan dan istirahat dengan menerapkan pendidikan karakter

berupa pendidik membiasakan anak untuk berbaris antri saat

mencuci tangan, dilanjutkan dengan menyiapkan bekalnya masing-

masing dan mengarahkan anak-anak untuk bekalnya dan duduk

dengan rapi dan tertib (menerapkan sikap disiplin dan mandiri).

Ketujuh, 10.30-11.30 yaitu kegiatan TPA dan mengaji dengan

menerapkan pendidikan karakter berupa sikap disiplin duduk

dengan rapi. Dan terakhir pukul 11.30-12.00 yaitu pulang.

Selain jadwal kegiatan pembelajaran di atas, ada juga SOP

yang digunakan di TK IT Wahdatul Ummah Metro. Standar

Operasional Pelayanan (SOP) bertujuan untuk memandu

pembelajaran mulai dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan

oleh pendidik dari awal hingga akhir dapat dijalankan secara

sistematis.

Berikut ini Standar Operasional Pelayanan (SOP) yang

disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) di TK IT Wahdatul Ummah Metro:

1) SOP Ahlan Wa Sahlan

Berikut ini SOP yang dilakukan ketika penyambutan anak

ketika datang ke sekolah:


49

a) Pendidik berbaris di halaman depan menunggu kedatangan

anak

b) Pendidik menyapa anak dengan senyum, salam, sapa

c) Pendidik mempersilahkan anak menuju ke kelas untuk

melatakkan tasnya

d) Anak dipersilahkan bermain di halaman dengan ditemani

guru piket

e) Pendidik menyiapkan alat bermain sesuai dengan RPPH

2) SOP Persiapan Kegiatan

Berikut ini SOP yang dilakukan sebelum kegiatan

pembelajaran (sebelum jam masuk kelas) dimulai:

a) Pendidik membunyikan bel pada jam 07.30 WIB

b) Pendidik mengajak anak untuk berbaris sambil bernyanyi

c) Pendidik mengajak anak untuk berikrar (mengucap dua

kalimat syahadat) dengan terlebih dahulu meminta salah

satu anak untuk menjadi pemimpin barisan

d) Pendidik mengajak anak untuk menggerakkan badan,

tangan, dan kaki sambil bernyanyi

e) Pendidik mengajak anak masuk ke kelas sambil disebut

namanya satu persatu oleh pemimpin barisan.

3) SOP (Tahfidz Pagi)

Berikut ini SOP yang dilakukan sebelum kegiatan

pembukaan kegiatan pembelajaran dimulai:


50

a) Pendidik mengajak anak duduk melingkar di atas karpet

b) Pendidik menyapa anak menggunakan tiga bahasa (Arab

dan Inggris)

c) Pendidik meminta salah satu anak menjadi pemimpin

dengan mengajak teman-temannya berdoa bersama

d) Pendidik mengajak bernyanyi bersama

e) Pendidik bersama anak mengulang hafalan-hafalan suratan

pendek dan hadis sekaligus menambah hafalan.

4) SOP Kegiatan Pembukaan

Berikut ini SOP yang dilakukan dalam kegiatan pembukaan

pembelajaran:

a) Anak dan pendidik duduk melingkar di atas karpet

b) Pendidik menanyakan keadaan hari ini dengan bertanya

kepada satu persatu anak

c) Pendidik dan anak bercakap-cakap tentang kegiatan atau

tema hari itu

d) Pendidik mengajak anak bernyanyi sesuai tema

e) Mengabsen anak sambil bernyanyi ―siapa anak sholeh‖

f) Pendidik menanyakan siapa anak yang belum hadir

g) Pendidik menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan

pada hari itu.


51

5) SOP Thaharah

Berikut ini SOP yang dilakukan untuk melatih kemandirian

anak dalam buang air kecil dan baung air besar:

a) Pendidik menyiapkan alat-alat di kamar mandi (gayung, air,

sabun, dan sikat lantai)

b) Pendidik menyiapkan sandal

c) Pendidik mengenalkan adab masuk dan keluar kamar

mandi (berdoa masuk kamar mandi, duduk saat buang air

kecil/besar, dan mendahulukan kaki kiri ketika masuk

kamar mandi)

d) Anak dilatih untuk membuka dan memakai celana sendiri

guru membantu jika diperlukan

e) Setelah buang air kecil/besar anak dilatih untuk

membersihkan toilet dan beristinja dengan benar

menggunakan sabun

f) Pendidik memeriksa kebersihan istinja anak dan membantu

beristinja kembali jika belum bersih

g) Anak dipuji setelah dilakukan MCK sendiri dan pendidik

membimbing anak untuk berdoa setelah bauang air dan

berdoa ketika keluar kamar mandi.


52

6) SOP Istirahat dan Makan

Berikut ini SOP yang dilakukan ketika waktu istirahat dan

makan:

a) Pendidik membiasakan anak untuk berbaris antri saat

mencuci tangan

b) Anak-anak mencuci tangan menggunakan sabun

dilanjutkan dengan menyiapkan bekalnya masing-masing

c) Pendidik mengarahkan anak-anak untuk bekalnya dan

duduk dengan rapi dan tertib

d) Pendidik yang lain mengkondisikan anak dengan

menyanyikan lagu ―doa sebelum makan‖ selama meunggu

teman yang lain selesai mencuci tangan

e) Pendidik mengingatkan adab makan dan berdoa bersama-

sama anak dan mempersilahkan anak untuk mulai makan

bekalnya masing-masing

f) Pendidik mengingatkan anak-anak untuk saling berbagi

bersama teman yang membutuhkan

g) Setelah selesai makan pendidik mengarahkan anak-anak

untuk merapikan alat-alat makan masing-masing lalu

membaca doa setelah makan

h) Pendidik mengajak berdoa sebelum bermain dan

mempersilahkan anak-anak bermain di luar kelas (out

door).
53

7) SOP Ila Liqo` (Penutup)

Berikut ini SOP yang dilakukan ketika kegiatan penutupan

pembelajaran:

a) Pendidik mengumpulkan anak untuk duduk dalam

lingkaran dengan menyanyikan lagu ―ila Liqo‖

b) Pendidik dan guru bercakap-cakap, mengulas kegiatan-

kegiatan yang dilakukan pada hari ini

c) Pendidik memberikan penguatan pada anak-anak yang telah

mampu mengerjakan tugas sesuai dengan perkembangan

yang diharapkan

d) Pendidik memberikan motivasi kepada anak yang belum

mampu mengerjakan tugas sesuai dengan perkembangan

yang diharapkan

e) Pendidik dan anak-anak bersiap untuk membaca doa untuk

kedua orangtua, doa berpergian, dan doa naik kendaraan

f) Pendidik dan anak bersama-sama berdoa untuk pulang dan

mengucapkan janji pulang sekolah

g) Pendidik mengingatkan anak-anak untuk tidak lupa

menggosok gigi sebelum tidur dan belajar sholat bersama

ayah/ibu di rumah

h) Anak-anak mengucap salam bersama-sama kepada

pendidik
54

i) Pendidik menjawab salam dan mempersilahkan untuk

pulang.

8) SOP Jumat Barokah dan Sehat

Berikut ini SOP yang dilakukan setiap hari jumat yang

dilakukan oleh semua peserta didik mulai dari kelas A1-A4 dan

B1-B4 bersama pendidik:

a) Pendidik bernyanyi untuk mengajak anak berbaris bersama

di halaman

b) Pendidik meminta salah satu anak untuk menjadi pemimpin

barisan

c) Pemimpin menyiapkan barisan dan mengucapkan ikrar

bersama-sama

d) Pendidik memeriksa kuku anak satu persatu

e) Pendidik mengajak anak-anak untuk untuk Sholat Dhuha

berjamaah di halaman depan kelas/di mushola bersama-

sama

f) Pendidik membiasakan anak-anak berinfaq dihari jumat

g) Pendidik dan anak-anak berkumpul di halaman untuk

melaksanakan senam bersama

h) Setelah selesai senam pendidik mengajak anak-anak untuk

bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah

(mencabut rumput dan membuang sampah pada tempat

sampah)
55

i) Selanjutnya anak-anak dipersilahkan bermain di luar kelas

(out door).54

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

Standar Operasional Pelayanan (SOP) di TK IT Wahdatul

Ummah Metro disusun secara sistematis mulai dari awal

pembelajaran sampai akhir pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dapat terlaksana

dengan baik.

2) Hakikat Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Sosial

Emosional Anak Usia Dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro

Pendidikan bukan hanya mengembangkan kemampuan

intelektual anak namun juga membentuk karakter anak agar

menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

Maha Esa dengan memiliki karakter berakhlak mulia, mandiri, dan

bertanggung jawab.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kepada Ibu Miswati

S.Pd selaku Kepala TK IT Wahdatul Ummah Metro yang

menyatakan bahwa:

―Penerapan pendidikan karakter dalam pembentukan sosial


emosional sudah dilakukan sejak berdirinya sekolah
tersebut. Penerapan dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran disetiap harinya baik di dalam kelas maupun
di luar kelas.Pentingnya pendidikan karakter bagi anak usia
dini yaitu pendidikan karakter dapat membentuk
penyempurnaan diri peserta didik secara seimbang, terus
menerus dan melatih kemampuan diri menuju pembiasaan

54
Hasil Dokumentasi TK IT Wahdatul Ummah Metro.
56

kearah hidup yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Ketika anak diajarkan pendidikan karakter yang baik
sejakdini maka secara tidak langsung juga membentuk
perkembangan sosial emosional ke arah yang lebih baik
juga. Misalnya ketika anak diajarkan bersabar ketika
menunggu antrian untuk berwudhu. Pendidikan karakter
yang diterapkan adalah mengajarkan pembiasaan berwudhu
ketika akan sholat dan sikap sabar adalah pembentukan
emosional kepada anak. Jadi antara pendidikan karakter dan
pembentukan sosial emosional saling mempengaruhi.
Implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan
sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah
Metro dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan
dalam membentuk karakter anak menjadi baik. Seperti
halnya menerapkan sikap disiplin ketika berangkat sekolah
dengan tepat waktu dan memakai seragam sekolah sesuai
harinya. Selain itu juga diterapkan sikap mandiri yaitu
belajar membereskan wadah bekal makanan setelah selesai
makan dan juga menerapkan sikap toleransi sejak dini
dengan cara berinfaq setiap hari Jumat yang nantinya uang
infaq tersebut bisa digunakan untuk membantu orang yang
terkena musibah. Dari pendidikan karakter yang diterapkan
tersebut diharapkan kepribadian anak akan terbentuk
menjadi pribadi yang baik sejak dini‖.55

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Ibu Marfalinda,

S.Pd.AUD selaku pendidik di kelompok B1 bahwa:

―Pendidikan karakter memegang peran penting dalam


pembentukan sosial emosional anak usia dini karena pada
hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang
membutuhkan orang lain. Penanaman pendidikan karakter
yang baik akan berdampak pada masa depan anak. Sebagai
contoh ketika anak diajarkan disiplin tepat waktu berangkat
sekolah, maka anak akan terbiasa hidup teratur dan disiplin
dari pembiasaan yang dilakukan. Pendidikan karakter di TK
IT Wahdatul Ummah Metro juga diterapkan oleh pendidik
dengan cara memberikan teladan yang baik bagi anak-anak
ketika di sekolah. Seperti disiplin waktu dengan datang
lebih awal dibanding anak-anak ketika berangkat sekolah
dan menyambutnya di halaman sekolah, selain itu juga

55
Hasil Wawancara kepada Ibu Miswati, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 2 September 2020.
57

pendidik memberikan contoh kepada anak dengan berbagi


makanan ketika waktu makan pada jam istirahat‖. 56

Hal tersebut juga disampaikan oleh Ibu Nurkhalifatin,

S.Pd.I selaku pendidik di kelompok B3 bahwa:

―Penerapan pendidikan karakter dalam pembentukan sosial


emosional yang dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di
dalam kelas yaitu misalnya ketika pembelajaran
berlangsung anak diajarkan untuk bersikap percaya diri
ketika maju di depan kelas, mengajarkan sikap kerjasama
dalam kelompok ketika belajar, dan melatih kemandirian
yaitu dengan cara anak-anak dilatih untuk meletakan alat
tulisnya di loker masing-masing setelah selesai
menggunakan. Begitu juga ketika pembelajaran di luar
kelas anak diajarkan untuk berkeliling dilingkungan
masyarakat dekat sekolah yang secara tidak langsung
mengajarkan sosial anak mengenal lingkungan masyarakat
dan sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya, mengajarkan
berbagi kepada sesama. Misalnya berbagi makanan ketika
jam istirahat. Hal tersebut dapat menumbuhkan sikap
berbagi sejak dini bahwa sebagai manusia harus saling
berbagi‖.57

Hal tersebut juga di sampaikan oleh Ibu Siti Mudmainah

selaku orangtua salah satu peserta didik di TK IT Wahdatul

Ummah Metro bahwa:

―Pendidikan karakter sangat berperan penting dalam


pembentukan sosial emosional anak saya Jalil ketika di
rumah. Contohnya ketika Jalil membereskan piring setelah
selesai makan dan meletakkannya di dapur tanpa disuruh.
Jadi sedikit demi sedikit kemandirian yang ditanamkan di
sekolah ditiru oleh Jalil di rumah dengan baik‖.58

56
Hasil Wawancara kepada Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro,Tanggal 3 September 2020.
57
Hasil Wawancara kepada Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
58
Hasil Wawancara kepada Ibu Siti Mudmainah selaku Orangtua Peserta Didik TK IT
Wahdatul Ummah Metro, Tanggal 4 September 2020.
58

Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Khoirul Farida selaku

orangtua salah satu peserta didik di TK IT Wahdatul Ummah

Metro bahwa:

―Pendidikan karakter memegang peran penting dalam


pembentukan sosial emosional anak saya Hafidz di rumah,
hal itu dilihat ketika anak saya Hafidz sedang belajar
mewarnai dan ketika saya mencoba membantu mewarnai
gambarnya dengan spontan Hafidz mengatakan ―aku bisa
sendiri, jangan bantuin aku‖. Jadi menurut saya pendidikan
karakter yang diterapkan di sekolah memiliki dampak yang
baik bagi anak saya terutama perkembangan sosial
emosionalnya yaitu mulai berkembangnya sikap mandiri‖.59

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

penerapan pendidikan karakter sangat berperan penting dalam

pembentukan sosial emosional anak usia dini. Karena pada

hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan

orang lain. Hal yang paling penting adalah seorang pendidik harus

terlebih dahulu memberikan teladan yang baik untuk peserta didik.

Penerapan karakter pada anak usia dini dapat dimulai dari hal-hal

kecil seperti menerapkan sikap bersabar menunggu antrian ketika

berwudhu, melatih kemandirian dengan cara diajarkan meletakkan

alat tulis di loker masing-masing, ditanamkan sikap percaya diri

ketika maju di depan kelas dan menanamkan sikap berbagi kepada

sesama teman dengan cara berbagi makanan ketika waktu istirahat.

Ditambah lagi ketika di rumah anak mulai terbiasa

melakukan hal-hal baik sesuai dengan pendidikan karakter yang

59
Hasil Wawancara kepada Ibu Khoirul Farida selaku Orangtua Peserta Didik TK IT
Wahdatul Ummah Metro, Tanggal 4 September 2020.
59

diterapkan di sekolah yaitu berkembangnya sikap mandiri. Dari

pendidikan karakter itulah anak terbiasa berbuat baik, sekaligus

dapat membentuk sosial emosional yang baik bagi anak usia dini

dan bermanfaat dimasa yang akan datang.

3) Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di TK IT Wahdatul Ummah Metro

Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan

dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini di Taman TK

IT Wahdatul Ummah Metro adalah sebagai berikut:

a) Kedisiplinan

Peserta didik di TK IT Wahdatul Ummah Metro diajarkan

mengenai kedisiplinan melalui hal-hal yang dilakukan secara

berkelanjutan yaitu anak-anak diajarkan disiplin dari hal-hal

kecil.Hal tersebut sesuai dengan wawancara kepada Ibu

Marfalinda, S.Pd.AUD selaku salah satu pendidik di TK IT

Wahdatul Ummah Metro bahwa:

―Kedisiplinan yang diajarkan sejak dini yaitu anak


diajarkan disiplin dari hal-hal yang dilakukan sehari-hari
ketika di sekolah mulai dari diajarkan disiplin tepat waktu
ketika berangkat sekolah, disiplin ketika waktunya belajar,
waktunya jam istirahat sampai dengan pulang sekolah dan
juga disiplin ketika memakai seragam sesuai dengan hari.
Pada saat masih semester ganjil ada beberapa anak yang
perilaku disiplinnya belum berkembang secara maksimal.
Namun demi berjalannya waktu anak-anak mulai terbiasa
disiplin. Hal ini terbukti ketika ada seorang anak yang tidak
memakai seragam sesuai harinya, lalu anak tersebut
melaporkan kepada gurunya dan meminta maaf bahwa
60

tidak memakai seragam sesuai hari dikarenakan bajunya


sedang kotor‖.60

Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I

selaku pendidik juga di TK IT Wahdarul Ummah Metro

bahwa:

―Perilaku kedisiplinan diajarkan dengan melakukan


kegiatan seperti menunggu antrian ketika mencuci tangan
sesudah dan sebelum makan, bergantian berwudhu ketika
akan melaksanakan sholat, dan bergantian ketika akan
mengaji. Jadi ketika kedisiplinan ditanamkan sejak dini
maka anak akan mengetahui bahwa ketika melakukan
sesuatu ada aturan masing-masing yang perlu dilakukan
agar anak nantinya dapat hidup secara teratur dan disiplin
sejak kecil‖.61

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa kedisiplinan sangat penting ditanamkan kepada anak

sejak usia dini, dimulai dari disiplin tepat waktu ketika

berangkat sekolah, disiplin memakai seragam sekolah sesuai

hari, dan disiplin ketika menunggu antrian baik itu ketika akan

mencuci tangan sebelum makan maupun berwudhu. Karena

dengan diajarkannya disiplin mulai dari hal kecil lama

kelamaan anak akan terbiasa hidup sesuai dengan aturan

masing-masing.

60
Hasil Wawancara kepada Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
61
Hasil Wawancara kepada Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
61

b) Kemandirian

Kemandirian merupakan sikap yang diperlukan oleh

sesorang. Sikap mandiri sangat penting diajarkan sejak dini

agar anak tidak mengalami ketergantungan terhadap orang lain.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu

Marfalinda, S.Pd.AUD selaku pendidik di TK IT Wahdatul

Ummah Metro bahwa:

―Kemandirian yang diajarkan sejak dini kepada peserta


didik yaitu ketika waktu makan anak diajarkan membuka
wadah bekal sendiri dan menutupnya kembali setelah
makan, membereskan wadah bekal makanannya sendiri di
dalam tas bahkan diajarkan juga membersihkan sisa-sisa
makanan yang tercecer. Dengan begitu anak akan
memahami sikap mandiri sejak kecil, apalagi hal tersebut
juga ditanamkan di rumah oleh orangtuanya maka akan
semakin baik sikap mandiri anak. Ketika masih awal-awal
diajarkannya sikap mandiri anak-anak masih belum bisa
menerapkan dengan baik. Namun guru selalu mengingatkan
anak bahwa kita harus belajar mandiri. Semakin
berjalannya waktu anak mampu menerapkan sikap mandiri
sedikit demi sedikit‖.62

Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I

bahwa:

―Anak diajarakan sikap mandiri agar nanti dimasa depan


tidak tergantung dengan orang lain yang menjadikan anak
manja. Misalnya, anak dibiasakan mandiri ketika selesai
menulis anak-anak dilatih untuk meletakan alat tulisnya di
loker masing-masing setelah selesai menggunakan‖.63

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa kemandirian sangat bermanfaat bagi anak usia dini

62
Hasil Wawancara kepada Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
63
Hasil Wawancara kepada Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro,Tanggal 3 September 2020.
62

dimasa yang akan datang terlebih kemandirian diajarkan

kepada anak sejak kecil. Anak yang diajarkan mandiri sejak

dini tidak akan mudah bergantung kepada orang lain dan

menjauhkan dari sikap manja.

c) Toleransi

Toleransi adalah sikap peduli terhadap orang lain. Sikap

toleransi akan tumbuh jika anak tumbuh di lingkungan yang

menanamkan toleransi sejak dini. Misalnya anak diajarkan

berbagi sejak kecil.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu

Marfalinda, S.Pd.AUD selaku pendidik di TK IT Wahdatul

Ummah Metro bahwa:

―Sikap toleransi yaitu diajarkan memiliki sikap peduli sejak


dini mulai dari hal-hal kecil seperti ketika jam istirahat ada
anak yang sedang melamun sendirian diajarkan untuk
mengajak bermain bersama-sama dengan teman yang lain,
berbagi permainan ketika sedang barmain, diajarakan juga
ketika ada tas yang terjatuh dari tempatnya dibantu untuk
mengingatkan dan memberi tahu bahwa tas milik anak
tersebut terjatuh. Diajarkan peduli terhadap sesamanya
ketika terkena musibah dengan cara pembiasaan berinfaq
setiap hari Jumat‖.64

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa sikap peduli atau toleransi sangat penting diajarkan

sejak dini kepada anak. Jika sikap peduli sudah ditanamkan

sejak kecil maka anak akan terbiasa untuk selalu berbuat baik

64
Hasil Wawancara kepada Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
63

kepada sesama teman bahkan juga akan berdampak baik

apabila dilakukan ketika hidup bermasyarakat

dilingkungannya.

4) Metode Pendidikan Karakter di TK IT Wahdatul Ummah

Metro

Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam

menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam

pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT

Wahdatul Ummah Metro:

a) Metode Keteladanan

Dalam mendidik karakter sangat dibutuhkan sosok

yang menjadi model. Model dapat ditemukan oleh peserta

didik dilingkungan sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan

hasil wawancara dengan Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD Selaku

pendidik di TK IT Wahdatul Ummah Metro terkait metode

keteladanan bahwa:

―Metode keteladanan sangat penting karena anak


membutuhkan contoh untuk berperilaku baik sesuai
dengan penerapan pendidikan karakter dalam
pembentukan sosial emosional anak usia dini.
Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang
suka dengan hal-hal menarik seperti menonton
kartun, yaitu anak-anak di ajak nonton bareng film
yang mengajarkan perilaku baik yang singkat dan
bermanfaat seperti film kartun islami Nusa dan Rara
dan selanjutnya pendidik dengan penuh ketelatenan
menjelaskan kemudian memberikan pertanyaan
kepada masing-masing anak apa hikmah atau
perilaku baik yang dapat diambil dari film tersebut.
Akan tetapi yang lebih penting adalah keteteladan
64

dari pendidik itu sendiri dengan memberikan contoh


yang baik kepada peserta didik‖.65

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa metode keteladanan sangat penting

untuk anak usia dini, sesuai dengan karakter anak usia dini

yang suka meniru. Anak-anak akan mencontoh apapun

yang dilihat dan didengar apa yang terjadi dilingkungan

sekitarnya. Ditambah lagi dengan sikap telaten bagi seorang

pendidik yang sangat penting untuk memaksimalkan

penerapan pendidikan karakter ditambah dengan pendidik

juga harus memberikan teladan yang baik kepada peserta

didik.

b) Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan

secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi

kebiasaan yang berkelanjutan. Hal tersebut sesuai dengan

hasil wawancara dengan Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD Selaku

pendidik di TK IT Wahdatul Ummah Metro bahwa:

―Metode pembiasaan dalam menerapan pendidikan


karakter untuk membentuk sosial emosional anak
yang baik yaitu dengan membiasakan anak disiplin
dengan dibiasakan mengantri ketika berwudhu
maupun mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan,diajarkan mandiri seperti membereskan
makanan dan membersihkan sisa-sisa makanan
yang berserakan, dan dibiasakan untuk berinfaq

65
Hasil Wawancara kepada Marfalinda, S.Pd.AUD selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
65

setiap hari Jumat. Hal tersebut dibiasakan dan


dilakukan secara terus menerus agar anak terbiasa
melakukan perilaku yang baik sejak dini. Penerapan
metode pembiasaan yang terpenting adalah sikap
sabar dan lemah lembut seorang guru ketika
memberikan pembiasaan baik kepada anak. Ketika
ada anak yang bandel cukup diingatkan dengan
kata-kata yang lembut dan juga harus penuh
kesabaran, sebab ketika kita memberi tahu hal yang
kurang baik dengan membentak anak atau berbicara
keras kepada anak justru mereka akan lebih
bertingkah. Selain itu juga seorang guru harus
memiliki trik agar pembentukan karakter pada anak
berkembang dengan baik melalui metode
pembiasaan yang dilakukan yaitu dengan
mengajarkan sikap disiplin kepada anak dengan
datang tepat waktu ketika sekolah. Barang siapa
yang berangkat paling awal maka akan menjadi
pemimpin dalam barisan dan pemimpin doa ketika
di kelas. Dengan begitu anak akan semangat dan
antusias untuk berangkat sekolah paling awal‖.66

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa metode pembiasaan sangat penting bagi

penerapan pendidikan karakter dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini dengan diterapkannya perilaku

seperti disiplin, mandiri, dan berinfaq. Karena dengan

dibiasakannya perilaku sejak dini maka akan baik pula

untuk perkembangan anak di masa yang akan

datang.Terutama sikap sabar dan penuh kelembutan

pendidik dalam membiasakan anak sangat dibutuhkan.

66
Hasil Wawancara Kepada Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
66

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pendidikan

Karakter di TK IT Wahdatul Ummah Metro

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi pendidikan

karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT

Wahdatul Ummah Metro ada dua yaitu faktor pendukung dan faktor

penghambat. Hal ini berdasarkan hasil observasi dan wawancara

kepada Ibu Marfalinda S.Pd.AUD selaku salah satu pendidik di TK IT

Wahdatul Ummah Metro yang menjelaskan sebagai berikut:67

1) Faktor Pendukung

Berikut ini faktor pendukung implementasi pendidikan

karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini,

yaitu:

a) Guru yang siap mengajar sesuai dengan SOP

b) Media dan metode yang digunakan (metode keteladanan dan

metode pembiasaan sedangkan media yang digunakan yaitu

menyesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan)

c) Lingkungan sekolah yang baik dari teman maupun melalui

perilaku pembiasaan dan teladan yang baik dari kepala TK,

guru, dan staf TK IT Wahdatul Ummah Metro (sikap guru yang

sabar, telaten, dan lemah lembut).

67
Hasil Wawancara Kepada Ibu Marfalinda S.Pd.AUD selaku Pendidik TK IT Wahdatul
Ummah Metro, Tanggal 3 September 2020.
67

2) Faktor Penghambat

Berikut ini faktor penghambat implementasi mempengaruhi

implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini, yaitu:

a) Kurangnya kerjasama orangtua dalam menerapkan pendidikan

di rumah seperti yang pendidik lakukan di sekolah (orangtua

yang masih memperlakukan anak manja ketika di rumah dan

perilaku tersebut terbawa oleh anak ketika di sekolah) dan

lingkungan keluarga (sikap anak yang susah diatur ketika di

sekolah karena anak diperlakukan kurang baik di rumah/sering

dibentak)

b) Karakteristik peserta didik yang berbeda sehingga

membutuhkan ketelatenan dalam menerapkan pendidikan

karakter.

Berdasarkan faktor pendukung dan penghambat di atas

dapat dipahami bahwa ada faktor yang mempengaruhi keberhasilan

dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan

sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro

dimana faktor lingkungan baik itu di sekolah maupun di rumah

sangat berperan penting dalam optimalnya pendidikan karakter

yang diterapkan kepada anak usia dini.


68

B. Pembahasan

Implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro sudah

ditanamkan sejak dini. Nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan

membuat perkembangan sosial emosional anak juga berkembang dengan

baik melalui proses penanaman karakter baik yang dilakukan secara terus

menerus sehingga anak mulai terbiasa berperilaku disiplin, mandiri, dan

memiliki sikap peduli sosial/toleransi dari hal-hal kecil.

Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan perilaku anak yang mulai

terbiasa bersikap disiplin mengantri ketika wudhu maupun mencuci

tangan. Hal lain juga dilihat dari anak yang sudah terbiasa bersikap

mandiri dengan cara belajar tidak bergantung kepada orang lain dan

belajar bertanggungjawab terhadap diri sendiri dengan membereskan

tempat bekal makanan masing-masing, membersihkan sisa-sisa makanan

yang berceceran, dan menempatkan alat tulis masing-masing setelah

selesai menggunakan.

Selain sikap disiplin dan mandiri, sikap toleransi anak juga mulai

tumbuh dan berkembang dengan baik yaitu dapat dilihat dari hal-hal

sederhana ketika waktu makan anak saling berbagi makanan baik itu

berupa jajan maupun menu bekal yang dibawa anak. Selain itu juga anak

terbiasa melakukan infaq setiap hari Jumat, dimana guru menjelaskan

bahwa uang infaq akan digunakan untuk membantu orang yang

membutuhkan seperti membantu orang yang terkena musibah. Dari hal


69

tersebutlah mengajarkan anak bahwa hidup harus saling menyayangi

dengan sesama dan saling tolong menolong dalam kebaikan.

Penggunaan metode dalam menerapkan pendidikan karakter yang

sesuai dengan karakteristik perkembangan anak yaitu menggunakan

metode keteladanan, dimana pendidik memberikan teladan yang baik

melalui film kartun Islami Nusa dan Rara dan selanjutnya pendidik dengan

penuh ketelatenan menjelaskan kemudian memberikan pertanyaan kepada

masing-masing anak apa hikmah atau perilaku baik yang dapat diambil

dari film tersebut. Selain itu juga pendidik memberikan teladan/contoh

bersikap disiplin dengan datang lebih awal ke sekolah tepat waktu. Selain

metode keteladanan, ada metode pembiasaan. Metode pembiasaan adalah

metode yang penerapannya dilakukan secara terus menerus dan

berkelanjutan agar pendidikan karakter yang diterapkan dapat melekat

pada diri anak dan akan mudah untuk diingat anak, contohnya pendidik

membiasakan anak untuk bersikap mandiri dan tidak bergantung kepada

orang lain setiap hari dengan menempatkan alat tulis setelah selesai

menggunakan.

Hal yang terpenting dalam menerapkan metode pembiasaan di TK

IT Wahdatul Ummah Metro adalah sikap guru yang sabar dan lemah

lembut ketika menerapkan pembiasaan baik kepada anak. Ketika ada anak

yang bandel cukup diingatkan dengan kata-kata yang lembut dan juga

harus penuh kesabaran, sebab ketika kita memberi tahu hal yang kurang

baik dengan membentak anak atau berbicara keras kepada anak justru
70

mereka akan lebih bertingkah. Jangan lupa untuk memberikan reward bisa

berupa pujian atau sesuatu hal yang membuat anak semakin semangat

melakukan hal baik.

Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah juga berdampak

baik bagi anak ketika di rumah, hal tersebut terbukti ketika anak marah

ketika dibantu oleh ibunya pada saat anak sedang mewarnai. Hal tersebut

menandakan bahwa sikap mandiri anak mulai berkembang dilihat dari

perilaku anak yang mau mengerjakan pekerjaannya sendiri.Ditambah lagi

dengan adanya faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan karakter

seperti, lingkungan teman-teman yang baik, perilaku dan teladan yang

baik dari kepala sekolah, guru, dan staf membuat pendidikan karakter yang

ditanamkan kepada anak dapat berkembang secara maksimal.

Akan tetapi ada beberapa anak yang karakternya belum

berkembang secara maksimal dilihat dari aspek perkembangan sosial

emosionalnya yaitu belum maksimalnya sikap mandiri anak. Hal tersebut

terjadi dikarenakankurangnya kerjasama orangtua dalam memaksimalkan

pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah. Ada beberapa orangtua

yang memperlakukan anaknya di rumah dengan manja sehingga

menjadikan anak kurang mandiri ketika disekolah.

Demikian implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan

sosial emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro, baik

dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan

selama penelitian ini berlangsung.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas terkait implementasi pendidikan

karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT

Wahdatul Ummah Metro maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro

dilaksanakan melalui penerapan nilai-nilai pendidikan karakter

meliputi, sikap disiplin, mandiri, dan peduli sosial/toleransi. Hal

tersebut terbukti ketika anak mulai terbiasa disiplin mengantri ketika

mencuci tangan dan berwudhu, bersikap mandiri dengan terbiasa

menempatkan wadah bekal makan setelah selesai makan dan

memasukan ke dalam tas masing-masing, dan mampu bersikap peduli

sosial/toleransi dengan terbiasa berinfaq setiap hari Jumat.

Maksimalnya penerapan pendidikan karakter juga dibantu dengan

adanya penggunaan metode yaitu, penggunaan metode keteladanan,

dimana pendidik memberikan teladan yang baik melalui film kartun

Islami Nusa dan Rara dan selanjutnya pendidik dengan penuh

ketelatenan menjelaskan kemudian memberikan pertanyaan kepada

masing-masing anak apa hikmah atau perilaku baik yang dapat diambil

dari film tersebut. Selain itu juga pendidik memberikan teladan/contoh

71
72

bersikap disiplin dengan datang lebih awal ke sekolah tepat waktu.

Selain metode keteladanan, ada metode pembiasaan, yaitu metode

dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan agar pendidikan

karakter yang diterapkan dapat melekat pada diri anak dan akan mudah

untuk diingat anak, contohnya pendidik membiasakan anak untuk

bersikap mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain setiap hari

dengan menempatkan alat tulis setelah selesai menggunakan.

Hal yang terpenting dalam menerapkan metode pembiasaan di TK

IT Wahdatul Ummah Metro adalah sikap guru yang sangat sabar dan

lemah lembut ketika menerapkan pembiasaan baik kepada anak.

Ketika ada anak yang bandel cukup diingatkan dengan kata-kata yang

lembut dan juga harus penuh kesabaran, sebab ketika kita memberi

tahu hal yang kurang baik dengan membentak anak atau berbicara

keras kepada anak justru mereka akan lebih bertingkah (mencari

perhatian). Jangan lupa untuk memberikan reward bisa berupa pujian

atau sesuatu hal yang membuat anak semakin semangat melakukan hal

baik.

2. Adapun faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan

karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini di TK IT

Wahdatul Ummah Metro yaitu, faktor pendukung diantaranya: guru

yang siap mengajar sesuai dengan SOP, media dan metode yang

digunakan, dan lingkungan teman-teman yang baik, serta teladan yang

baik dari kepala sekolah, guru, maupun staf.Sedangkan faktor


73

penghambat diantaranya: kurangnya kerjasama orangtua dalam

menerapkan pendidikan di rumah seperti yang pendidik lakukan di

sekolah (orangtua yang masih memperlakukan anak manja ketika di

rumah dan perilaku tersebut terbawa oleh anak ketika di sekolah),

lingkungan keluarga (sikap anak yang susah diatur ketika di sekolah

karena anak diperlakukan kurang baik di rumah/sering dibentak).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas maka dapat

peneliti sampaikan saran yang kiranya dapat bermanfaat untuk TK IT

Wahdatul Ummah Metro.

1. Kepada Pendidik TK IT Wahdatul Ummah Metro, diharapkan untuk

terus mempertahankansikap telaten, lemah lembut, dan perilaku sabar

dalam menerapkan sikap disiplin, mandiri, dan peduli sosial/toleransi

kepada anak melalui metode yang yang sudah digunakan yaitu metode

pembiasaan dan keteladanan. Sebab ketika kita memberi tahu hal yang

kurang baik dengan membentak anak atau berbicara keras kepada anak

justru mereka akan lebih bertingkah.Selain itu, pendidik juga harus

memberikan perhatian dan terus melakukan pembiasaan dan teladan

bagi peserta didik yang sikap mandirinya belum berkembang secara

maksimal. Diharapkan juga, pendidik bisa menambahkan metode yang

kreatif sambil bermain dalam menerapkan pendidikan karakter

misalnya menggunakan metode bermain drama contoh berperilaku

baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu anak akan antusias


74

memainkan peran masing-masing dalam bermain drama dan dapat

mengambil hikmah dari dramayang dimainkan.

2. Kepada Orangtua Peserta Didik TK IT Wahdatul Ummah Metro,

diharapkan kepada orangtua yang karakter anaknya mulai terbentuk

dengan baik agar terus meningkatkannya ketika di rumah. Selaku

orangtua juga harus teleten dan penuh kesabaran dalam menerapkan

kerakter baik kepada anak.Jangan lupa memberikan apresiasi kepada

anak ketika karakter baik anak mulai berkembang. Komunikasi dengan

pendidik harus lebih baik, karena kerjasama yang baik antara orangtua

dan pendidik sangat membantu memaksimalkan tertanamnya karakter

baik bagi anak dan berperan penting dalam proses perkembangan anak

di masa yang akan datang.Hindari memperlakukan anak dengan manja

karena akan berpengaruh terhadap kurangnya sikap mandiri anak.


DAFTAR PUSTAKA

Adelia Hardini. “Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini" Universitas


Negeri Semarang, 2016.

Ahmad Rudiyanto. Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Anak Usia Dini.
Lampung: Darussalam Press, 2016.

Ahmad Susanto. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta:


Kencana, 2015.

Barnawi, dan M. Arifin. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan


Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Djamal. Paradigma Penelitian Kualitatif,. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2015.

Heri Gunawan. Pendidikan Karakter “Konsep dan Implementasi.” Bandung:


Alfabeta, 2012.

Ihsana El-Khuluqo. Manajemen PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Lia Ricka. Perkembangan Anak. Metro: Laduny, 2017.

Lusi Vifi Septiani. “Implementasi Metode Pembiasaan Dalam Pembentukan


Karakter Di Taman Kanak-kanak Bakti II Arrusydah Kedamaian
BandarLampung.” UIN Raden Intan Lampung, 2017.

Mulianah Khaironi. “Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.”Jurnal Golden Age


01 No 2 Desember 2017.

Musfiqon. Panduan Lengkap Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi


Pustaka, 2012.

Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2011.

Nasution. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Nurjannah. “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini


Melalui Keteladanan.”Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam
Vol. 14 No. 1, Juni 2017.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137


Tahun 2014 Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.


———. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta,2015.

———. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2013.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta:Rineka Cipta, 2006.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab


2 Pasal 3.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan


Dosen Bab I Pasal 1 Ayat 1.

Yudrik Jahja. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana, 2011.

Zubaidi. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana, 2011.


77

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Peneliti Mewancarai Ibu Miswati, S.Pd.I selaku Kepala TK IT Wahdatul Ummah

Metro

Peneliti Mewawancarai Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I selaku Guru

TK IT WahdatulUmmah Metro
Peneliti Mewawancarai Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD selaku Guru

TK IT Wahdatul Ummah Metro

Peneliti Mewawancarai Ibu Khoirul Farida selaku Orangtua Peserta Didik

TK IT Wahdatul Ummah Metro


Peneliti Mewawancarai Ibu Siti Mudmainah selaku Orangtua Peserta Didik

TK IT Wahdatul Ummah Metro

Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Guru dengan Berbaris Rapi

ketika Ada Teman yang Berbagi Makanan


Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Guru Berbaris Rapi sebelum Masuk Kelas

Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Guru Berbaris Rapi ketika Jalan-jalan Pagi
Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Guru Menunggu Antrian

ketika Bermain bersama Teman-teman

Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Guru Berbaris Rapi ketika Mencuci Tangan
Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Gurudengan Cara Duduk Rapi

ketika akan Makan

Anak-anak Dilatih Peduli Lingkungan oleh Guru melalui Kegiatan Jumat Bersih
Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Guru ketika Keluar Gerbang secara Bergantian

Anak-anak Dilatih Disiplin oleh Guru Berbaris Menunggu Antrian

ketika Mengambil Buku


IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PEMBENTUKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU WAHDATUL UMMAH
METRO PUSAT

OUT LINE

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
ABSTRAK
ORISINALITAS PENELITIAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Penelitian Relevan

BAB II LANDASAN TEORI


A. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional
2. Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
3. Perilaku Sosial dalam Mengembangkan Sosial Emosional Anak
Usia Dini
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional
Anak Usia Dini
B. Implementasi Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
3. Peran Semua Komponen Sekolah dalam Pendidikan Karakter
4. Hubungan Pendidikan Karakter dengan Emotional Quotient
(EQ) dan Spiritual Quetient (SQ)
C. Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
1. Hakikat Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini
3. Metode Penerapan Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini
46

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Pendidikan Karakter


pada Anak Usia Dini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Sifat Penelitian
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
2. Sumber Data Skunder
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
2. Metode Observasi
3. Metode Dokumentasi
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Teknik
E. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
3. Verifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
2. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
47
48

ALAT PENGUMPUL DATA (APD)


PEDOMAN WAWANCARA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PEMBENTUKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU WAHDATUL UMMAH
METRO PUSAT

Kisi-kisi Wawancara Kepada Guru

No Indikator Sub Indikator Banyaknya


Item
1 - Hakikat Hakikat Pendidikan Karakter
Pendidikan dalam pembentukan sosial
Karakter pada emosional pada Anak Usia Dini 1
Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah
Metro Pusat
2 - Nilai-nilai Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan dalam pembentukan sosial
Karakter pada emosional pada Anak Usia Dini 1
Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah
Metro Pusat
3 - Metode Metode yang digunakan dalam
Penerapan Penerapan Pendidikan Karakter
Pendidikan untuk pembentukan sosial 1
Karakter pada emosional pada Anak Usia Dini
Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah
Metro Pusat
4 - Faktor Yang Faktor pendukung dan
Mempengaruhi penghambat penerapan
Penerapan pendidikan karakter dalam 1
Pendidikan pembentukan sosial emosional
Karakter Anak pada anak usia dini di Taman
Usia Dini Kanak-kanak Islam Terpadu
Wahdatul Ummah Metro Pusat

Jumlah 4
49

ALAT PENGUMPUL DATA (APD)


PEDOMAN WAWANCARA, OBSERVASI, DAN DOKUMENTASI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PEMBENTUKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU WAHDATUL UMMAH
METRO PUSAT

A. WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Kepada Kepala Sekolah Taman Kanak-
Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat
a. Kurikulum apakah yang digunakan Taman Kanak-Kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
b. Mengapa menerapkan pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Wahdatul
Ummah Metro Pusat?
c. Sejak kapan pendidikan karakter diterapkan di Taman Kanak-
Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
d. Bagaimana penerapan pendidikan karakter terhadap pembentukan
sosial emosional bagi peserta didik di Taman Kanak-Kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?

2. Pedoman Wawancara Kepada Pendidik Taman Kanak-Kanak


Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat
a. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Sosial
Emosional Anak Usia Dini Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu
Wahdatul Ummah Metro Pusat
1) Apa hakikat pendidikan karakter dalam pembentukan sosial
emosional pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
2) Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembentukan
sosial emosional pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak
Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
3) Metode apa yang digunakan dalam penerapan pendidikan
karakter untuk pembentukan sosial emosional pada anak usia
dini di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah
Metro Pusat?
4) Faktor apa yang mempengaruhi penerapan pendidikan karakter
dalam pembentukan sosial emosional pada anak usia dini di
Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro
Pusat?

3. Pedoman Wawancara Kepada Orangtua Peserta Didik Taman


Kanak-Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah
a. Berdasarkan implementasi pendidikan karakter dalam
pembentukan sosial emosional anak usia dini di Taman Kanak-
Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat apakah
50

menjadikan anak memiliki perilaku sosial yang baik di rumah?


Seperti apakah bentuk perilaku sosialnya?
b. Bagaimana pendapat anda selaku orangtua terhadap penerapan
pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional anak
usia dini di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah
Metro Pusat?

B. OBSERVASI
1. Pedoman Observasi
a. Mengamati dan mencatat secara umum sarana dan prasarana yang
ada di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah
Metro Pusat
b. Mengamati dan mencatat tentang keadaan Taman Kanak-Kanak
Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat

C. DOKUMENTASI
1. Pedoman Dokumentasi
a. Dokumentasi sejarah singkat berdirinya Taman Kanak-Kanak
Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat
b. Dokumentasi Profil Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu
Wahdatul Ummah Metro Pusat
c. Dokumentasi Kurikulum, RPPM, RPPH maupun foto kegiatan
penerapan pendidikan karakter dalam pembentukan sosial
emosional anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu
Wahdatul Ummah Metro Pusat.
51
52

DATA HASIL WAWANCARA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER


DALAM PEMBENTUKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU WAHDATUL UMMAH
METRO PUSAT

Hasil Wawancara Kepada Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak


Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat

Hari/tanggal : Rabu, 2 September 2020


Waktu : 10.00-Selesai

1. Kurikulum apakah yang digunakan Taman Kanak-Kanak Islam


Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
Jawaban: Kurikulum yang digunakan di TK IT Wahdatul Ummah Metro
yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan
mengimplementasikan konsep pendidikan islam yang berlandaskan Al-
Quran dan As-sunah serta dilandasi oleh Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) berdasarkan dengan kurikulum
Jaringan Sekolah Islam Terapadu (JSIT) Indonesiadan kurikulum
pendidikan nasional berdasarkan (PERMENDIKBUD RI No. 46 Tahun
2014 dan PERMENDIKBUD RI 137 Tahun 2014). Dengan pemahaman
bahwa kurikulum yang diterapkan di Taman Kanak-kanak formal harus
senantiasa terbaharui, dapat mengikuti perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat maka TK IT Wahdatul Ummah Metro membuat
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengadaptasi dari
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dan kurikulum sebelumnya yang disesuaikan dengan perkembangan
peserta didik, kemampuan sekolah serta kebutuhan masyarakat pengguna
jasa TK IT Wahdatul Ummah Metro.
53

2. Mengapa menerapkan pendidikan karakter dalam proses


pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Wahdatul
Ummah Metro Pusat?
Jawaban: Pentingnya pendidikan karakter bagi anak usia dini yaitu
pendidikan karakter dapat membentuk penyempurnaan diri peserta didik
secara seimbang, terus menerus dan melatih kemampuan diri menuju
pembiasaan kearah hidup yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Ketika anak diajarkan pendidikan karakter yang baik sejak dini maka
secara tidak langsung juga membentuk perkembangan sosial emosional ke
arah yang lebih baik juga. Misalnya ketika anak diajarkan bersabar ketika
menunggu antrian untuk berwudhu. Pendidikan karakter yang diterapkan
adalah mengajarkan pembiasaan berwudhu ketika akan sholat dan sikap
sabar adalah pembentukan emosional kepada anak. Jadi antara pendidikan
karakter dan pembentukan sosial emosional saling mempengaruhi.
3. Sejak kapan pendidikan karakter diterapkan di Taman Kanak-
Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
Jawaban: Penerapan pendidikan karakter dalam pembentukan sosial
emosional sudah dilakukan sejak berdirinya sekolah tersebut. Penerapann
dilakukan melalui kegiatan pembelajaran disetiap harinya baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
4. Bagaimana penerapan pendidikan karakter terhadap pembentukan
sosial emosional bagi peserta didik di Taman Kanak-Kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
Jawaban: Implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial
emosional anak usia dini di TK IT Wahdatul Ummah Metro dilakukan
dengan melakukan kegiatan-kegiatan dalam membentuk karakter anak
menjadi baik. Seperti halnya menerapkan sikap disiplin ketika berangkat
sekolah dengan tepat waktu dan memakai seragam sekolah sesuai harinya.
Selain itu juga diterapkan sikap mandiri yaitu belajar membereskan wadah
bekal makanan setelah selesai makan dan juga menerapkan sikap toleransi
sejak dini dengan cara berinfaq setiap hari jumat yang nantinya uang infaq
54

tersebut bisa digunakan untuk membantu orang yang terkena musibah.


Dari pendidikan karakter yang diterapkan tersebut diharapkan kepribadian
anak akan terbentuk menjadi pribadi yang baik sejak dini.

Hasil Wawancara Kepada Pendidik Taman Kanak-Kanak Islam


Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat

Hari/tanggal : Kamis, 3 September 2020


Waktu : 10.00-Selesai

1. Apa hakikat pendidikan karakter dalam pembentukan sosial


emosional pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu
Wahdatul Ummah Metro Pusat?
Jawaban: Menurut Ibu Marfalinda, S.Pd. AUD (Pendidik di TK IT
Wahdatul Ummah Metro Pusat) Pendidikan karakter memegang peran
penting dalam pembentukan sosial emosional anak usia dini karena pada
hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Penanaman pendidikan karakter yang baik akan berdampak pada masa
depan anak. Sebagai contoh ketika anak diajarkan disiplin tepat waktu
berangkat sekolah, maka anak akan terbiasa hdiup teratur dan disiplin dari
pembiasaan yang dilakukan. Pendidikan karakter di TK IT Wahdatul
Ummah Metro juga diterapkan oleh pendidik dengan cara memberikan
teladan yang baik bagi anak-anak ketika di sekolah. Seperti disiplin waktu
dengan datang lebih awal dibanding anak-anak ketika berangkat sekolah
dan menyambutnya di halaman sekolah, selain itu juga pendidik
memberikan contoh kepada anak dengan berbagi makanan ketika waktu
makan pada jam istirahat.
Selain itu juga, ditambahkan oleh Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I (Pendidik di
TK IT Wahdatul Ummah Metro Pusat) yang mengatakan bahwa penerapan
pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional yang dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas yaitu misalnya ketika
55

pembelajaran berlangsung anak diajarkan untuk bersikap percaya diri


ketika maju di depan kelas, mengajarkan sikap kerjasama dalam kelompok
ketika belajar, dan melatih kemandirian yaitu dengan cara anak-anak
dilatih untuk meletakan alat tulisnya di loker masing-masing setelah
selesai menggunakan. Begitu juga ketika pembelajaran di luar kelas anak
diajarkan untuk berkeliling dilingkungan masyarakat dekat sekolah yang
secara tidak langsung mengajarkan sosial anak mengenal lingkungan
masyarakat dan sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya, mengajarkan
berbagi kepada sesama. Misalnya berbagi makanan ketika jam istirahat.
Hal tersebut dapat menumbuhkan sikap berbagi sejak dini bahwa sebagai
manusia harus saling berbagi
2. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembentukan sosial
emosional pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu
Wahdatul Ummah Metro Pusat?
Jawaban: Menurut Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD selaku salah satu pendidik
di TK IT Wahdatul Ummah Metro ada beberapa nilai-nilai pendidikan
karakter yang diterapkan yaitu:
1) Kedisiplinan, berkaitan dengan disiplin, peserta didik di TK IT
Wahdatul Ummah Metro diajarkan disiplin dari hal-hal yang dilakukan
sehari-hari ketika di sekolah mulai dari diajarkan disiplin tepat waktu
ketika berangkat sekolah, disiplin ketika waktunya belajar, waktunya
jam istirahat sampai dengan pulang sekolah dan juga disiplin ketika
memakai seragam sesuai dengan hari. Bahkan ada beberapa anak yang
sudah mulai berkembang dengan baik sikap disiplinnya yaitu ketika
anak tidak memakai seragam sesuai hari anak akan melaporkan kepada
gurunya dan meminta maaf bahwa tidak memakai seragam sesuai hari
dikarenakan bajunya sedang kotor bahkan sempat ada yang menangis
karena anak merasa memakai baju tidak sama dengan teman-teman
yang lainnya. Dan situlah salah satu kemandirian yang sudah tertanam
pada anak.
56

2) Kemandirian, terkait kemandirian yang diajarkan kepada peserta didik


di TK IT Wahdatul Ummah Metro yaitu ketika waktu makan anak
diajarkan membuka wadah bekal sendiri dan menutupnya kembali
setelah makan, membereskan wadah bekal makanannya sendiri di
dalam tas bahkan diajarkan juga membersihkan sisa-sisa makanan
yang tercecer. Dengan begitu anak akan memahami sikap mandiri
sejak kecil, apalagi hal tersebut juga ditanamkan di rumah oleh
orangtuanya maka akan semakin baik sikap mandiri anak.
3) Toleransi, terkait sikap toleransi yaitu diajarkan memiliki sikap peduli
sejak dini mulai dari hal-hal kecil seperti ketika jam istirahat ada anak
yang sedang melamun sendirian diajarkan untuk mengajak bermain
bersama-sama dengan teman yang lain, berbagi permainan ketika
sedang barmain, diajarakan juga ketika ada tas yang terjatuh dari
tempatnya dibantu untuk mengingatkan dan memberi tahu bahwa tas
milik anak tersebut terjatuh. Diajarkan peduli terhadap sesamanya
ketika terkena musibah dengan cara pembiasaan berinfaq setiap hari
jumat. Selain itu juga, ditambahkan oleh Ibu Nurkhalifatin, S.Pd.I
(Pendidik di TK IT Wahdatul Ummah Metro Pusat) yang mengatakan
bahwa: perilaku kedisiplinan diajarkan dengan melakukan kegiatan
seperti menunggu antrian ketika mencuci tangan sesudah dan sebelum
makan, bergantian berwudhu ketika akan melaksanakan sholat, dan
bergantian ketika akan mengaji. Jadi ketika kedisiplinan ditanamkan
sejak dini maka anak akan mengetahui bahwa ketika melakukan
sesuatu ada aturan masing-masing yang perlu dilakukan agar anak
nantinya dapat hidup secara teratur dan disiplin sejak kecil. Selain itu
juga diajarkan sikap mandiri contohnya anak dibiasakan mandiri ketika
selesai menulis anak-anak dilatih untuk meletakan alat tulisnya di loker
masing-masing setelah selesai menggunakan.
57

3. Metode apa yang digunakan dalam penerapan pendidikan karakter


untuk pembentukan sosial emosional pada anak usia dini di Taman
Kanak-kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
Jawaban: menurut Ibu Marfalinda, S.Pd.AUD (Pendidik di TK IT
Wahdatul Ummah Metro Pusat) Metode yang digunakan yaitu:
1) Metode Keteladanan, metode keteladanan sangat penting karena anak
membutuhkan contoh untuk berperilaku baik sesuai dengan penerapan
pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia
dini. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang suka dengan hal-
hal menarik seperti menonton kartun, yaitu anak-anak di ajak nonton
bareng film yang mengajarkan perilaku baik yang singkat dan
bermanfaat seperti film kartun islami Nusa dan Rara dan selanjutnya
pendidik dengan penuh ketelatenan menjelaskan kemudian
memberikan pertanyaan kepada masing-masing anak apa hikmah atau
perilaku baik yang dapat diambil dari film tersebut. Akan tetapi yang
lebih penting adalah keteteladan dari pendidik itu sendiri dengan
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik.
2) Metode Pembiasaan, terkait metode pembiasaan dalam menerapan
pendidikan karakter untuk membentuk sosial emosional anak yang
baik yaitu dengan membiasakan anak disiplin dengan dibiasakan
mengantri ketika berwudhu maupun mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, diajarkan mandiri seperti membereskan makanan dan
membersihkan sisa-sisa makanan yang berserakan, dan dibiasakan
untuk berinfaq setiap hari Jumat. Hal tersebut dibiasakan dan
dilakukan secara terus menerus agar anak terbiasa melakukan perilaku
yang baik sejak dini. Penerapan metode pembiasaan yang terpenting
adalah sikap sabar dan lemah lembut seorang guru ketika memberikan
pembiasaan baik kepada anak. Ketika ada anak yang bandel cukup
diingatkan dengan kata-kata yang lembut dan juga harus penuh
kesabaran, sebab ketika kita memberi tahu hal yang kurang baik
dengan membentak anak atau berbicara keras kepada anak justru
58

mereka akan lebih bertingkah. Selain itu juga seorang guru harus
memiliki trik agar pembentukan karakter pada anak berkembang
dengan baik melalui metode pembiasaan yang dilakukan yaitu dengan
mengajarkan sikap disiplin kepada anak dengan datang tepat waktu
ketika sekolah. Barang siapa yang berangkat paling awal maka akan
menjadi pemimpin dalam barisan dan pemimpin doa ketika di kelas.
Dengan begitu anak akan semangat dan antusias untuk berangkat
sekolah paling awal.
4. Faktor apa yang mempengaruhi penerapan pendidikan karakter
dalam pembentukan sosial emosional pada anak usia dini di Taman
Kanak-kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat?
Jawaban: Menurut Ibu Marfalinda S.Pd.AUD (pendidik di TK IT
Wahdatul Ummah Metro) Ada faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional pada
anak usia dini yitu faktor pendukung dan penghambat.
3) Faktor Pendukung

Berikut ini faktor pendukung implementasi pendidikan karakter dalam

pembentukan sosial emosional anak usia dini, yaitu:

d) Guru yang siap mengajar sesuai dengan SOP

e) Media dan metode yang digunakan

f) Lingkungan sekolah yang baik dari teman maupun melalui perilaku

pembiasaan dan teladan yang baik dari kepala TK, guru, dan staf

TK IT Wahdatul Ummah Metro. (sikap guru yang sabar, telaten,

dan lemah lembut).


59

4) Faktor Penghambat

Berikut ini faktor penghambat implementasi mempengaruhi

implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan sosial

emosional anak usia dini, yaitu:

c) Kurangnya kerjasama orangtua dalam menerapkan pendidikan di

rumah seperti yang pendidik lakukan di sekolah (orangtua yang

masih memperlakukan anak manja ketika di rumah dan perilaku

tersebut terbawa oleh anak ketika di sekolah).

d) Lingkungan keluarga (sikap anak yang susah diatur ketika di

sekolah karena anak diperlakukan kurang baik di rumah/sering

dibentak).

e) Sikap spontan guru ketika melihat anak ada yang berperilaku

kurang baik dengan berbicara keras (berteriak-teriak).

Hasil Wawancara Kepada Orangtua Peserta Didik Taman Kanak-


Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat

Hari/tanggal : Jumat, 3 September 2020


Waktu : 09.30-Selesai

1. Berdasarkan implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan


sosial emosional anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Islam
Terpadu Wahdatul Ummah Metro Pusat apakah menjadikan anak
memiliki perilaku sosial yang baik di rumah? Seperti apakah bentuk
perilaku sosialnya?
Jawaban: Menurut Ibu Siti Mudmainah selaku orangtua salah satu peserta
didik di TK IT Wahdatul Ummah Metro yaitu Jalil, bahwa Jalil sudah
mampu menerapkan karakter yang baik di rumah. Contohnya ketika Jalil
60

membereskan piring setelah selesai makan dan meletakkannya di dapur


tanpa disuruh. Hal itu juga disampaikan oleh Ibu Khoirul Farida selaku
orangtua salah satu peserta didik di TK IT Wahdatul Ummah Metro yaitu
Hafidz, bahwa Hafidz sudah mulai terbentuk sikap mandirinya ketika
rumah, hal itu terlihat ketika anak saya Hafidz sedang belajar mewarnai
dan ketika saya mencoba membantu mewarnai gambarnya dengan spontan
Hafidz mengatakan ―aku bisa sendiri, jangan bantuin aku‖. Itu berarti
Hafidz sudah bisa sediki demi sedikit mampu bersikap mandiri.
2. Bagaimana pendapat anda selaku orangtua terhadap penerapan
pendidikan karakter dalam pembentukan sosial emosional anak usia
dini di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Wahdatul Ummah
Metro Pusat?
Jawaban: Menurut Ibu Siti Mudmainah selaku orangtua salah satu peserta
didik di TK IT Wahdatul Ummah Metro yaitu Jalil, bahwa pendidikan
karakter sangat berperan penting dalam pembentukan sosial emosional
anak saya Jalil ketika di rumah. Contohnya ketika Jalil membereskan
piring setelah selesai makan dan meletakkannya di dapur tanpa disuruh.
Jadi sedikit demi sedikit kemandirian yang ditanamkan di sekolah ditiru
oleh Jalil di rumah dengan baik. Hal itu juga disampaikan oleh Ibu Khoirul
Farida selaku orangtua salah satu peserta didik di TK IT Wahdatul Ummah
Metro yaitu Hafidz, bahwa pendidikan karakter memegang berperan
penting dalam pembentukan sosial emosional anak saya Hafidz di rumah,
hal itu dilihat ketika anak saya Hafidz sedang belajar mewarnai dan ketika
saya mencoba membantu mewarnai gambarnya dengan spontan Hafidz
mengatakan ―aku bisa sendiri, jangan bantuin aku‖. Jadi menurut saya
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah memiliki dampak yang
baik bagi anak saya terutama perkembangan sosial emosionalnya yaitu
mulai berkembangnya sikap mandiri.
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Alvin Ma`viyah, dilahirkan di


Pujiharjo Kec. Haduyang Ratu Kab. Lampung
Tengah pada tanggal 21 Oktober 1997. Anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak
Samingun dan Ibu Tumilah. Pendidikan pertama
yang ditempuh penulis yaitu di SD N 01 Surabaya
pada tahun 2010, lalu melanjutkan di MTS
Ma`arif 07 Padang Ratu dan lulus pada tahun
2013, kemudian melanjutkan ke jenjang SMA
Ma`arif 05 Padang Ratu pada tahun 2016. Pada tahun yang sama yaitu 2016,
penulis diterima menjadi Mahasiswi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Metro Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan melalui seleksi jalur SPAN PTKIN.

Selama menjadi Mahasiswi, penulis juga aktif pada organisasi kampus baik
organisasi internal maupun organisasi eksternal. Adapun organisasi internal yang
pernah diikuti yaitu anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan
Islam Anak Usia Dini sebagai Devisi Pendidikan periode 2017-2018 dan anggota
Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA F) sebagai Devisi KOMINFO periode 2018-
2019. Sedangkan pengalaman pada organisasi eksternal yang didapat yaitu
melalui Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selain itu juga penulis
mendapatkan pengalaman melalui kegiatan menulis. Baik itu karya tulis ilmiah
maupun karya non fiksi. Melalui Karya Tulis Ilmiah penulis pernah Juara Harapan
1 pada Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Mahasiawa (KKTM) Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (PTKI) Tingkat Nasional Tahun 2018 kategori Artikel
Kelompok dan menjadi penulis terpilih pada lomba puisi, artikel dan quote yang
dibukukan/terbitkan pada Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai