Anda di halaman 1dari 78

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL RUKUN IMAN

MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA KELOMPOK A DI TK NURUL

IMAN SIOMPU LONTOI

(Proposal Skripsi)

Oleh:

LATIFA

141801072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAU-BAU

2022
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Meningkatkan Kemampuan Menghafal Rukun Iman Melalui
Media Flash Card Pada Kelompok A di TK Nurul Iman Siompu
Lontoi
Nama : Latifa
Npm : 141801072
Program Studi : Pendidikaan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas : Keguruan dan Imu Pendidikan
Telah diperiksa dan di teliti serta disetujui untuk diajukan dan dipertahankan
dihadapan penguji seminar skripsi pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Buton.
Baubau,Oktober 2022
Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Asma Kurniati, S.Pt.,M.Pd. Heny, S,Pd.,M.Pd.

…………………….. …………………………………………

ii
MOTTO

Menjadi orang disenangi


Jauh lebih baik dari
Orang yang ditakuti

Kita Boleh Saja Kecewa


Dengan Apa Yang Telah Terjadi
Tetapi Jangan Perna Kehilangan
Harapan Untuk Masa Depan
Yang lebih Baik
Dan Tetap Semangat Untuk
Menggapai Sebuah Kesuksesan
Dan Perjuagan Dalam
Kesuksesan Itu Tidak Ada Yang Sia-sia
InsyaAllah SEMANGAT Untuk Diriku Sendiri

iii
PERSEMBAHASAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dan kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Almarhum Ayahku dan Ibuku tercinta, terimakasih atas segala doa,


dorongan, nasehat dan kasih sayang yang tiada hentinya serta pengorbanan
yang tak tergantikan hingga saya selalu menjalani setiap rintangan yang ada
di depanku dengan kuat.
2. Kakak Dan Adik Tercinta
3. Seluruh keluarga besarku yang senantiasa mendoakan dan mendukungku.
4. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Buton dan Keluarga besar FKIP
Angkatan 2018

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha pemberi rahmat

karena hanya berkat rahmat dan taufik-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Proposal yang Berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menghafal Rukun Iman

Melalui Media Flash Card pada kelompok A di TK Nurul Iman Siompu Lontoi”.

Semoga Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan semuah pengikutnya yang

tetap istiqomah dijalannya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada Asma Kurniati,S.Pt.,M.Pd selaku pembimbing I dan Heny,

S,Pd,.M.Pd. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam

memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

Teristimewa rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada

Ibu tercinta dan Almarhum Ayah tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa,

nasihat, dorongan, semangat, cinta kasih, dan dukungan moral untuk terus

mencapai cita-cita penulis, dan semoga tetesan keringat dalam mendidik dan

membesarkanku mendapat balasan yang setimpal disisi-Nya, aamiin dan saudara-

saudari saya terima kasih atas doa, dukungan dan bantuan baik materi maupun moril

kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis, terutama kepada:

v
1. Ibu Dr. Wa Ode Al Zarliani, S.P., M.M. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Buton.

2. Bapak Gawise S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Buton .

3. Ibu Asma Kurniati, S.Pt.,M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru-Pendidikan

Anak Usia Dini, FKIP Umbuton, sekaligus selaku pembimbing I penulis.

4. Ibu Heny, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II penulis.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini yang telah

banyak membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Demikian penulis sampaikan semoga bantuan yang diberikan mendapat

pahala dari Allah SWT.Akhir kata, penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam

penyusunan Hasil Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak penulis sangat

harapkan.

Baubau, 10 Oktober 2022

Latifa

NPM. 141801072

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

MOTTO ............................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori .............................................................................................. 10


B. Kajian Penelitian Relevan ......................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 45


B. Rancangan Penelitian ................................................................................ 50
C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 55
D. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 55
E. Sumber Data .............................................................................................. 56
F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 56
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 61
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66

vii
DAFTAR TABEL

1. Instrumen Observasi Aktivitas Guru ......................................................... 57


2. Instrumen Observasi Kemampuan Menghafal .......................................... 59
3. Rubrik Penilaian terhadap Kemampuan Menghafal Anak........................ 59

viii
DAFTAR GAMBAR

1. Model Pembelajaran Tindakan Kelas ....................................................... 48

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan sekaligus

membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Hewan juga “belajar”akan

tetapi lebih ditentukan oleh instingnya. Sedangkan manusia belajar merupakan

rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih

berarti (Anwar, 2014).

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Pendidikan hendaknya dilakukan sejak dini yang dapat

dilakukan didalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Upaya untuk

pembinaan yang ditentukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus untuk membantu dalam

perkembangan dan pertumbuhan anak (Yamin dan Sanan, 2012).

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan


2

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non

formal, dan informal. Saat ini pendidikan persyaratan sebelum masuk kejenjang

sekolah dasar (SD) seperti PAUD sangat dianjurkan dan ada kebijakan sistem

pendidikan Indonesia ( Hadiati, 2019).

Sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini, maka pendidikan anak

usia dini merupakan pondasi dasar pendidikan, yang memiliki peranan sangat

penting dalam mengembangkan kemampuan dasar dan meningkatkan potensi

kecerdasan anak di Taman Kanak-Kanak (TK) yang akan mempengaruhi

pendidikan di tingkat selanjutnya. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran

yang tepat di sesuai dengan perkembangan anak.

Melalui proses belajar, peserta didik akan memiliki pengetahuan,

kecakapan atau keterampilan dan nilai nilai. Dari pengalaman belajar yang

dijalani oleh peserta didik, maka mereka akan mampu memaknai setiap proses

kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diserap oleh indera

mereka. Melalui proses belajar, peserta didik akan memiliki pengetahuan,

kecakapan atau keterampilan dan nilai nilai. Dari pengalaman belajar yang

dijalani oleh peserta didik, maka mereka akan mampu memaknai setiap proses

kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diserap oleh indera

mereka. Proses belajar yang baik tentunya akan menghasilkan sebuah hasil

yang baik pula. Untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan nyaman,

guru diharapkan memiliki metode atau strategi khusus sebagai monitor proses

pembelajaran dan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, yang memiliki


3

kemampuan dan kreatifitas dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas, guna memenuhi kebutuhan peserta didik yaitu suasana yang

nyaman dan menyenangkan untuk belajar yakni belajar sambil bermain. Karena

dalam bermain itulah sebenarnya terjadi proses belajar dan proses itu terjadi

dalam kegiatan bermain.

Selain ilmu dunia seperti pembelajaran yang melatih sistem kognitif

anak usia dini, sudah sepatutnya untuk menanamkan nilai-nilai agama pada

anak. Hal ini dilakukan untuk membekali mereka agar anak lebih mengerti

ketika menghadapi masalah dalam kehidupannya. Nilai-nilai agama dalam

dunia pendidikan Islam harus ditanamkan sejak anak berusia dini agar tercipta

generasi yang memiliki moral dan beragama. Hal ini dikarenakan pada usia

tersebut, anak lebih mudah menerima stimulasi, sehingga melalui latihan,

hafalan dan pembiasaan akan nilai-nilai agama akan membantu pembentukan

kepribadian dan moral yang baik pada anak. Nilai tersebut sangat dibutuhkan

dalam tumbuh kembang anak, salah satunya yang harus ditanamkan untuk anak

usia dini adalah rukun iman.

Keadaan di TK Nurul Iman Siompu Lontoi dapat dikatakan akan

kurangnya berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung

perkembangan proses belajar anak, dan keadaan sekolahnya pun dapat

dikatakan masih sederhana, mungkin karena sekolah ini terletak jauh dari kota.

Walaupun keadannya masih terlihat sederhana sekolah ini selalu ramai siswa

yang mendaftar untuk menjadi peserta didik. Di TK ini juga sudah dalam taraf

cukup, kepala sekolah dan tenaga kerja yang mengajar selalu berusaha untuk
4

mendidik anak-anak agar memperoleh pengetahuan dan pendidikan yang layak,

dan mereka juga berusaha tidak akan mengecewakan pada orang tua murid, dan

selalu memberikan pendidikan yang terbaik.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya di TK Nurul

Iman Siompu Lontoi khususnya kelompok A usia 5-6 tahun, peneliti

menemukan adanya beberapa masalah diantaranya, saat pembelajaran dikelas

guru kurang mampu menciptakan suasana yang aktif karena pembelajarannya

masih berpusat pada guru sehingga anak menjadi lebih pasif dan hanya

mengikuti intruksi dari guru, alat peraga yang digunakan sebelumnya juga

kurang menarik, kurangnya bimbingan guru pada anak-anak yang mengalami

kesulitan menghafal , peneliti juga melihat di kelompok A masih banyak anak

yang belum mengenal rukun iman dengan baik.

Adapun faktor lain yang membuat peserta didik belum memenuhi

ketuntasan nilai yaitu, (1) dari peserta didik itu sendiri, misalnya : peserta didik

malas dalam mengulang materi yang sudah dijelaskan oleh guru dirumah

ataupun disekolah, pada saat kegiatan belajar tidak jarang peserta didik gaduh

dan berbicara sendiri dengan temannya serta kurang memperhatikan

pembelajaran dari guru dan kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari

pelajaran rukun iman, (2) faktor orang tua, faktor ini juga berhubungan erat oleh

peserta didik karena perhatian dan motivasi orang tua dalam pelajaran agama

Islam atau pelajaran yang lainnya juga sangat berperan untuk mendukung

dalam ketercapaiannya hasil belajar. (3) faktor guru, guru dalam penyampaian

materi atau cara pembelajaran di kelas mungkin sulit diterima oleh peserta
5

didik, dan pembelajaran yang kurang menarik. Berdasarkan dari pemaparan

diatas maka hal ini berdampak pada kemampuan menghafal rukun iman peserta

didik.

Berdasarkan problematika pembelajaran agama Islam diatas, maka

untuk mengatasi masalah tersebut seorang pendidik dalam kegiatan belajar

mampu mengkondisikan kelas, memotivasi peserta didik serta dalam proses

pembelajaran sangat dibutuhkannya media pembelajaran yang bertujuan untuk

menarik minat belajar peserta didik, media yang akan digunakan disesuaikan

dengan apa yang akan disampaikan oleh pendidik kepada peserta didiknya.

Hal ini dapat dipahami bahwa perlunya media pembelajaran yang

menarik dan tidak membosankan agar dapat mengembangkan daya pikir

peserta didik untuk lebih kreatif, melibatkan peserta didik secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran agar peserta didik berani mengungkapkan ide atau

gagasan yang sesuai dengan topik yang dibahas dan diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami rukun-rukun iman.

Media pembelajaran yang peniliti akan terapkan dalam proses pembelajaran

ialah pembelajaran flash card.

Dalam proses pembelajaran perlu adanya media pembelajaran yang

merangsang proses berfikir peserta didik. Menurut Gerlach & Ely, bahwa

“media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau

sikap” (Arsyad, 2013). Media pembelajaran merupakan suatu alat terjadinya

proses belajar mengajar. Selain itu, media merupakan salah satu pendukung
6

dalam proses pembelajaran, dengan adanya media pembelajaran dapat

membantu peserta didik dalam belajar dan dapat mempermudah pendidik

dalam menyampaikan materi. Jadi, dengan media pembelajaran tidak hanya

akan mempermudah pendidik, namun juga akan membantu peserta didik untuk

berfikir mengenai hal-hal konkret.

Media Flash Card merupakan media pembelajaran berupa kartu

bergambar. Media ini biasanya berisi gambar dengan keterangan dibawahnya

atau hanya gambar saja (Fatmawati, 2015). Media pembelajaran ini merupakan

media yang dapat membantu peserta didik dalam mengingat dan mempelajarai

informasi baru. Menurut Jaruku yang dikutip oleh Lilis Madyawati, flash card

yaitu kartu yang berisi kata-kata dan terdapat gambar (Madyawati, 2017). Kartu

gambar adalah sekumpulan gambar terpisah yang memuat satuan-satuan

gambar serta mewakili serentetan cerita. Penggunaan flash card melatih peserta

didik untuk memperluas jangkauan pandangannya, dimana peserta didik

dibiasakan melihat beberapa kata yang tertulis dalam kartu dalam satu kali

pandangan. Serta dapat menumbuhkan motivasi dan persaingan yang sehat

antara peserta didik untuk menghafal apa yang dilihatnya. Suasana kelas dapat

lebih hidup dan menyenangkan serta mampu mengurangi kejenuhan. Dengan

penggunaan media flash card dalam pembelajaran rukun iman diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal rukun iman. Selain

dapat membantu peserta didik menghafal kosakata, media pembelajaran juga

diharapkan dapat mengurangi kebiasaan pendidik yang hanya ceramah di depan

kelas.
7

Untuk mengetahui bagaimana perbandingan minat peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran dan kemampuan peserta didik didalam

menghafal rukun iman menggunakan media pembelajaran, peneliti terlebih

dahulu melakukan penalaahan dari karya penelitian yang behubungan dengan

tema yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Rafika

et al, 2022 yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap

Kemampuan Menghafal Kosa Kata Bahasa Arab pada Siswa Kelas V Madrasah

Ibtidaiyah Nurussalam Sidogede menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh

penggunaan media flash card terhadap kemampuan menghafal kosa kata bahasa

Arab dengan di peroleh rxy sebesar 0.570 , yang selanjutnya dikonsultasikan

dengan “r” product moment dengan mencari terlebih dahulu df-nya, yaitu “ df

= N = nr” df = 30-2 = 28. Pada df 28 diketahui harga r pada taraf signifikan 5%

atau taraf kepercayaan 99%. Diperoleh harga kritik r atau rtabel = 0,361.

Sementara harga r pada taraf signifikan 1% atau taraf kepercayaan 99%,

diperoleh harga r atau rtabel = 0,463. Dengan demikian, harga rxy yang diperoleh

jauh lebih besar dari pada harga kritik atau = 0.361 < 0.570 > 0,463 maka

dengan demikian berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, hal

ini yang menarik untuk dilakukan penelitian menggunakan media pembelajaran

dengan flash card yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan

mengafal peserta didik.


8

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penggunaan media flash card dapat meningkatkan kemampuan

menghafal anak pada materi rukun iman?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses menghafal pada anak?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penggunaan media flash card dalam meningkatkan

kemampuan menghafal anak pada materi rukun iman

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses menghafal

pada anak.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Mendorong dan memotivasi guru untuk senantiasa menggunakan media

yang sesuai materi yang akan disampaikan saat melaksanakan proses

pembelajaran

2. Bagi Peserta Didik

a. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar agama

dan menerapkan rukun iman

b. Mampu menumbuhkan motivasi belajar, kemampuan berkomunikasi

serta keterampilan berfikir peserta didik.


9

3. Bagi Lembaga

a. Dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan media

pembelajaran yang ada.

b. Dapat memberikan informasi alternatif media-media pembelajaran

yang dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.
10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

Media merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk proses belajar

mengajar. Kata media berasal dari bahasa latin yakni medius yang secara

harfiah berarti tengah,perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Menurut Gerlach dan Ely menyatakan bahwa “ Media adalah manusia, materi

atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, maupun sikap”(Arsyad, 2013).

Menurut Miarso, “media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa” (Prastowo, 2015).

Menurut Djamarah, “media merupakan sebagai alat bantu dalam proses belajar

mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri” (Sanjaya,

2015).

Media itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi guna untuk

mengefektifkan proses pembelajaran (Sohibun dan Ade, 2017). Dengan

demikian, bahwa media yang menggambarkan atau mengilustrasikan atau

mencirikan tentang konsep atau ciri-ciri materi ajar yang sedang diajarkan,

sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi tersebut. Pembelajaran

mengandung makna setiap kegiatan belajar mengajar yang dirancang untuk


11

membantu peserta didik mempelajari kecakapan tertentu (Hidayah dan Ulva,

2017). Penggunaan media pembelajaran sangat berpengaruh karena dapat

mempermudah peserta didik untuk mengetahui dan menangkap materi yang

disampaikan. Serta melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat

mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi kualitas hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim

ke penerima baik berupa alat-alat atau benda yang bersifat fisik, yang

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar

dalam proses pembelajaran di dalam kelas (Negara, 2014). Dengan begitu

media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga

dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar. Ayat Al-

Qur’an yang berkaitan dengan media pendidikan diantaranya adalah Q.S A.n-

Nahl ayat 44 yang berbunyi:

ِ ‫ﺍﻟﺰﺑ ۗ ُِﺮ َﻭﺍ َ ْﻧﺰَ ْﻟ َﻨﺎ ٓ ﺍِ َﻟﻴْﻚَ ﺍﻟ ِﺬّ ْﻛ َﺮ ِﻟﺘُ َﺒ ِّﻴﻦَ ِﻟﻠ ﱠﻨ‬
‫ﺎﺱ َﻣﺎ ُﻧ ِ ّﺰ َﻝ ﺍِ َﻟ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َﻭ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻬ ْﻢ‬ ِ ‫ِﺑ ْﺎﻟ َﺒ ِّﻴ ٰﻨ‬
‫ﺖ َﻭ ﱡ‬

َ‫َﻳﺘَ َﻔ ﱠﻜ ُﺮ ْﻭﻥ‬

Artinya : “(Mereka kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan

(Mukjizat) dan kitab-kitab, dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an,

agar kamu menerangkan pada uamt manusia apa yang telah

diturunkan kepada mereka (829) dan supaya mereka memikirkan

atau berfikir”. (Q.S. An-Nahl ayat 44)


12

Berdasarkan ayat diatas bahwasannya suatu media yang digunakan oleh

seorang pendidik harus mewakili sebagian dari materi yang telah diajarkan

sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mudah menerima materi

baru karena masih ada hubungan dengan materi yang mereka terima

sebelumnya. Juga dapat meningkatkan keefektifitasan pembelajaran dan

peserta didik juga lebih semangat menerima materi baru.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologi terhadap peserta didik (Arsyad, 2013). Terdapat empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual,yaitu :

a. Fungsi Atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pembelajaran

peserta didik tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata

pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi

oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar,

khususnya gambar yang di proyeksikan melalui overhead projector

dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada

pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan

untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.


13

b. Fungsi Afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kesukaan

peserta didik ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

c. Fungsi Kognitif, media visual terlihat dari temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar dapat membantu

dalam pencapaian tujuan memahami dan mengingat informasi atau

pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam membaca

untuk melanjutkan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasi peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan

memahami isi pelajaran yang ditampilkan dengan teks atau disajikan

secara verbal (Arsyad,2013).

Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar untuk membangkitkan

minat, kesukaan secara visual, mempermudah pencapaian tujuan,

mempermudah dalam memahami dan mengingat informasi dan

membangkitkan motivasi serta rangsangan belajar karena media memiliki

fungsi untuk membuat pembelajaran menjadi menarik dan dapat menggugah

emosi dan sikap peserta didik, selain itu media juga dapat membantu peserta

didik yang lambat menerima materi pelajaran yang disajikan karena media
14

dapat memberikan pengalaman konkrit dan mempertinggi perhatian peserta

didik.

Berdasarkan bentuk informasi yang digunakan, dapat memisahkan dan

menklasifikasikan media dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam,

media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio

visual gerak. Proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, apakah melalui

penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau

telekomunikasi.Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajiannya, kita

mendapatkan suatu format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media

penyaji, yaitu (Sanjaya,2015) :

a. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam

b. Media proyeksi diam

c. Media audio

d. Media audio visual diam

e. Media audio visual hidup/film

f. Media televisi

g. Multimedia

2. Media Pembelajaran Flash Card

Flash Card merupakan semacam kartu pengingat atau kartu yang

diperlihatkan sekilas kepada peserta didik. Menurut Alamsyah Said dan Andi

“flash card adalah kartu pelajaran” (Said dan Andi,2015). Kartu-kartu

bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata. Menurut khulilullah flash card

atau kartu (al-bithoqoh) kartu biasanya terbuat dari kertas yang keras atau
15

tebal, dan didalam masingmasing bagian depan dan belakang terdapat kata,

frasa, kalimat, atau ungkapan. Untuk ukuran kartu biasa disesuaikan dengan

keinginan guru, yang terpenting adalah bahwa tulisan dalam kartu tersebut

harus terlihat oleh siswa yang berada dalam bagian belakang.

Menurut Rudi Susilana dan Cepi, flash card adalah media pembelajaran

dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25 X 30 cm. Gambar-

gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar

atau foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flash

card. Gambar-gambar yang ada pada flash card merupakan rangkaian pesan

yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada

bagian belakangnya (Susilana dan Cepi, 2008).

Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya mengatakan “media flash card

merupakan kartu yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang

mengingatkan atau menuntun peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan

dengan gambar tersebut”. Flash card biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat

disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi oleh pendidik (Arsyad,

2013). Gambar-gambar yang terdapat pada flash card merupakan rangkaian

pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada

bagian belakangnya (Kurniawati, 2014). gar peserta didik mudah membaca

pesan-pesan yang ada di dalamnya, tulisan dan gambar hendaknya dibuat

sedikit lebih besar dan jelas. Kalimat dan ungkapan yang biasa digunakan

dalam flash card adalah topik-topik mengenai benda-benda, binatang, buah-


16

buahan, anggota keluarga, peralatan sekolah dan sebagainya. Media flash card

adalah media pembelajaran menarik yang dapat dikembangkan ( Arsyad, 2013

Penggunaan media flash card sebagai media pembelajaran memiliki

manfaat diantaranya adalah melatih peserta didik untuk memperluas jangkauan

pandangannya, dimana peserta didik dibiasakan melihat beberapa kata yang

tertulis dalam kartu untuk satu kali pandangan. Mampu membantu peserta

didik memahami materi pelajaran yang dipelajari, serta dapat menumbuhkan

motivasi dan persaingan yang sehat antara peserta didik untuk membaca apa

yang dilihatnya. Sehingga suasana kelas dapat lebih hidup dan menyenangkan

(Said dan Andi, 2015).

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media flash card adalah

kartu belajar yang efektif mempunyai dua sisi dengan salah satu sisi diberi

gambar, teks, atau tanda simbol dan sisi lainnya berupa definisi, keterangan

gambar, jawaban, atau uraian yang membantu mengingatkan atau

mengarahkan peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar

yang ada pada kartu. Flash card biasanya berukuran 8 X 12 cm, 25 X 30 cm,

atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.

Flash card merupakan media grafis yang praktis dan aplikatif. Maka,

dapat disimpulkan bahwa flash card mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Flash card berupa kartu bergambar yang efektif

b. Mempunyai dua sisi depan dan belakang

c. Sisi depan berisi gambar atau tanda simbol

d. Sisi belakang berisi definisi, keterangan gambar, jawaban, atau uraian


17

Langkah-langkah media flash card, yang dikemukakan oleh Rudi

Susilana dan Cepi Riyana, diantaranya :

a. Kartu yang disusun di pegang setinggi dada dan menghadap ke depan

siswa

b. Kartu yang disusun di pegang setinggi dada dan menghadap ke depan

siswa. b. Cabutlah satu persatu kartu setelah pendidik selesai

menerangkan di depan kelas.

c. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa

yang duduk berdekatan dengan guru. Mintalah siswa untuk

mengamati kartu tersebut satu persatu, lalu teruskan kepada siswa

yang lain sampai semua siswa kebagian.

d. Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut

dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan

siswa yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar,

kemudian guru memberikan perintah (Susilana dan Cepi, 2008).

Sebelum memulai permainan flash card, terlebih dahulu guru

menjelaskan teknis dan aturan permainan flash card. Berikut langkah – langkah

penerapan kartu flash card kepada siswa (Said dan Andi,2015) :

a. Guru membagikan kartu flash card kepada setiap siswa dalam

keadaan tertutup. (bagian yang berisi tulisan menghadap ke bawah).

Siswa tidak diperbolehkan membuka sebelum aba-aba diberikan)

b. Guru memberikan aba-aba dan siswa membuka kartu secara

bersamaan.
18

c. Siswa mencari barisannya berdasarkan kartu yang dipegangnya.

(aktivitas mencari barisan berdasarkan kartu dilakukan tanpa suara).

d. Guru memberikan batas waktu. Jangan lupa hitung mundur ketika

waktu sudah hampir selesai.

e. Guru mengajak siswa untuk mengecek setiap barisan-barisan, apakah

semua siswa telah masuk ke barisan yang seharusnya.

f. Guru memberikan apresiasi kepada barisan yang telah benar dan

lengkap

Pendapat lainnya menurut Nurjanah (2015) mengemukakan langkah-

langkah penggunaan media flash card dalam pembelajaran di kelas yaitu :

a. Berdirilah dengan jarak kira-kira 1-1,5 meter di depan kelas dimana

seluruh siswa dapat melihat guru.

b. Siapkan kartu-kartu dari kelompok yang sama, ditumpuk dan

dipegang dengan tangan kiri setinggi dada. Halaman kartu yang

bergambar berada di bagian depan menghadap ke siswa.

c. Untuk menarik perhatian siswa tunjukkan halaman kartu yang

bergambar dengan cara mengambil kartu yang paling belakang dan

meletakkannya keurutan paling depan sambil mengucapkan nama

jelas gambar tersebut, misal “bintang”

d. Kemudian baliklah gambar tersebut hingga tulisan berada di depan

sambil mengucapkan “bintang”, lakukan tindakan ini dengancepat.

e. Mintalah siswa mengikuti atau mengulang apa yang guru ucapkan.


19

f. Setelah itu ambil kartu kedua dari kartu yang diurut paling belakang

kemudian lakukan seperti langkah c dan d.

g. Lakukan secara berurutan sampai dengan terakhir, dengan kecepatan

tidak lebih dengan satu detik untuk tiap-tiap gambar dan tulisan yang

ditunjukkan.

h. Setelah seluruh kartu selesai, disebutkan satu persatu secara cepat.

Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduk

di dekat guru.

i. Mintalah agar semua siswa melihat lagi satu persatu, lalu teruskan

kepada siswa lain.

j. Setelah kartu-kartu dikembalikan, lanjutkan dengan diskusi kelas

sebagai penguatan ingatan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

tujuan penggunaan media flash card ini adalah untuk melatih peserta didik

agar lebih mudah mengingat, cermat dan mudah dalam memahami materi

pokok bahasan. Dengan begitu pemilihan dan penentuan media pembelajaran

yang tepat memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan

mampu memberikan peningkatan prestasi belajar bagi siswa.

Dari beberapa langkah menurut para ahli di atas peneliti melakukan

variasi dari langkah-langkah pembelajaran menggunakan media flash card

dalam pembelajaran rukun iman di kelompok A TK Nurul Iman Siompu

Lontoi yakni :
20

a. Kartu yang disusun di pegang setinggi dada dan menghadap ke depan

peserta didik.

b. Cabut satu persatu kartu setelah pendidik selesai menerangkan.

c. Pendidik menunjukkan flash card yang bergambar dan dibawahnya

terdapat kosa kata, sementara peserta didik memperhatikan

d. Pendidik melafalkan kosakata yang ada di flash card satu kali, dan

diikuti oleh peserta didik sebanyak tiga kali

e. Pendidik memberikan kepada peserta didik masing-masing flash card

tanpa kosa kata.

f. Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menghafal

kosakata yang telah dibagikan. Jangan lupa hitung mundur ketika

waktu sudah hampir selesai.

g. Setelah waktu selesai guru memberikan pertanyaan mengenai

kosakata yang dipelajari. Kemudian satu persatu peserta didik

menjawab kosa kata tersebut.

Kelebihan dari media flash card sendiri menurut Rudi Susilana dan Cepi

(2015) diantaranya yaitu :

a. Mudah di bawa: dengan ukuran yang tidak terlalu besar media flash

card dapat disimpan di tempat mana saja

b. Praktis: guru tidak harus memiliki keahlian khusus untuk

menggunakannya.

c. Mudah diingat: pesan yang disajikan singkat dan mudah dipahami


21

d. Menyenangkan : dapat menimbulkan rasa senang untuk pemakainya

karena bisa digunakan untuk permainan misalnya untuk beradu

kecepatan menemukan pasangan media flash card sesuai gambar dan

tulisan

e. Dapat lebih memusatkan perhatian peserta didik terhadap pesan yang

disampaikan

f. Dapat dipakai berulang-ulang

g. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh

peserta didik

h. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

i. Menjadikan peserta didik lebih aktif dalam belajar dan anak ikut

dilibatkan pada saat penyajiannya.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, diperlukan media pembelajaran agar

peserta didik tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran dan tujuan

yang diinginkan dapat tercapai.

Sedangkan kekurangan dari media flash card yaitu :

a. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

b. Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran.

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Berdasarkan kutipan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

dalam mengatasi kelemahan dari media flash card guru dapat membimbing
22

peserta didik yang kurang aktif agar lebih aktif di dalam kelas dan lebih

bertanggung jawab di dalam kelas.

Karakteristik dari media flash card sendiri adalah menyajikan

pesanpesan atau infomasi terkait dengan gambar pada setiap kartu yang

disajikan. Penyajian informasi tersebut akan memudahkan peserta didik untuk

mengingat pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan keterangan gambar

cukup memudahkan peserta didik untuk mengenali konsep sesuatu, untuk

mengetahui nama sebuah benda yang akan dibantu dengan gambarnya

(Febriani, 2015). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media flash card

merupakan salah satu media grafis yang sangat mudah diingat karena

mengandung pesan-pesan pendek sehingga peserta didik dengan mudah

mencerna materi yang telah diterangkan.

3. Konsep Menghafal

Menghafal merupakan proses melakukan sesuatu untuk mengingat

dalam artian menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan dalam

memori untuk di ingat. Menurut Abdul Mujib, hafalan (makhfudzat) adalah

suatu teknik yang digunakan oleh seorang pendidik dengan menyerukan

peserta didiknya untuk menghafalkan sejumlah kata-kata (makhfudzat) atau

kalimat-kalimat maupun kaidah-kaidah (Mujib, 2015). Menurut Suharso

dalam (Amri) Istilah menghafal dari kata “hafal” yang berarti “dapat

mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lainnya)”(Amri

dan Jafar,2016). Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi


23

verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat)

kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang aslinya.

Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk mencamkan dan

menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat

diingat kembali ke alam sadar. Menurut Umar al-Faruq, menghafal artinya

menyimpan hasil bacaan dan pendengaran (Umar-al Faruq,2014). Semakin

banyak kita membaca dan mendengar, maka isya Allah akan semakin terekam

dalam fikiran.

Dalam Al Qur’an Surat Muhammad Ayat 17, Allah SWT berfirman

yang berbunyi :

َ‫ﺗَ ْﻘ ٰﻮﯨ ُﻬ ْﻢ ﱠﻭ ٰﺍ ٰﺗﯨ ُﻬ ْﻢ ُﻫﺪًﻯ ﺯَ ﺍﺩَ ُﻫ ْﻢ ﺍ ْﻫﺘَﺪَ ْﻭﺍ َﻭ ﱠﺍﻟ ِﺬﻳْﻦ‬

Artinya : “Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan

menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi

ketakwaan mereka (Q.S. Muhammad : 17).

Berdasarkan ayat diatas bahwasannya setiap kali seseorang

mengamalkan ilmunya dan selalu mempelajari hal-hal baru, Allah SWT akan

menambahkan hafalan dan pemahamannya. Dan apabila seseorang

mengamalkan yang ia hafal, maka hafalan itu akan semakin kuat menancap.

Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan yaitu

mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam

menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan

menjadi tidak terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal


24

tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia.

Menghafal merupakan kegiatan yang berusaha meresapkan ke dalam fikiran

agar selalu diingat.

Dari definisi diatas maka daat disimpulkan kemampuan menghafal

adalah kesanggupan seseorang dalam menguasai suatu keahlian yang

digunakan untuk mengerjakan berbagai macam tugas dalam suatu pekerjaan

dan diucapkan diluar kepala tanpa melihat buku atau catatan dari pembelajan

tersebut.

Terdapat beberapa teknik-teknik yang perlu diperhatikan diantaranya

yaitu ( Ahmadi dan Supriyono,2013) :

a. Dalam menerangkan haruslah pelan-pelan menyelesaikan bahan

pengajaran. Allah berfirman dalam surat Al-muzzammil ayat 4,

yang berbunyi:

‫ﻋ َﻠ ۡﻴ ِﻪ َﻭ َﺭ ِﺗّ ِﻞ ۡﺍﻟﻘُ ۡﺮ ٰﺍﻥَ ﺗ َۡﺮ ِﺗ ۡﻴ ًﻞ‬


َ ‫ﺍ َ ۡﻭ ِﺯ ۡﺩ‬
Artinya : “Dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan perlahan- lahan”(

Q.S. Al-Muzzamil : 4 ).

b. Jangan terlalu banyak bahan yang diajarkan

c. Bahan dari pengajaran tersebut haruslah sering diulang-ulang.

d. Pendidik memberi kesempatan untuk menggunakan indera seperti

melihat dan mengucapkannya dengan keras kepada peserta didik,

agar dapat memberikan kesan yang dalam dan memperoleh

tanggapan yang jelas.


25

e. Melatih peserta didik untuk menggunakan cara-cara yang baik

dalam menghafal.

Sedangkan proses penghafalan terdapat tiga cara dalam menghafal yang

dapat digunakan yaitu (Suryabrata, 2013) :

a. Cara G (Ganzlern method) atau metode keseluruhan, yakni

menghafal dengan cara mengulang-ngulang dari awal sampai akhir.

b. Cara T (Teilern method) yakni menghafal sebagian demi sebagian.

Masing-masing bagian dihafal sampai bisa baru menghafal bagian

selanjutnya.

c. Cara V (Vermittenlendelern method) yakni metode gabungan antara

keseluruhan dan bagian perbagian. Peserta didik diharapkan

menghafal bagian yang sukar dulu baru menghafal secara

keseluruhan.

Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi menghafal. Menurut

Heri Saptadi berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara

lain: kondisi, emosi, keyakinan (belief), kebiasaan (habit), dan cara memproses

stimulus. Faktor eksternal, antara lain: lingkungan belajar dan nutrisi tubuh

(Saptadi,2012). Sedangkan faktor-faktor yang mendukung dan meningkatkan

kemampuan menghafal sebagai berikut: motivasi dari penghafal, mengetahui

dan memahami arti atau makna yang terkandung, pengatutan dalam menghafal,

fasilitas yang mendukung, otomatisasi hafalan, dan pengulangan hafalan.

Dengan begitu, dalam proses pembelajaran membiasakan peserta didik untuk


26

dapat aktif atau berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Serta dalam

pembelajaran di gunakan media pembelajaran yang atraktif yang mampu

mengatasi hal-hal tersebut.

Beberapa manfaat dari menghafal, antara lain (Ma’mur, 2013) :

a. Hafalan mempunyai pengaruh besar terhadap keilmuan seseorang.

Orang yang mempunyai kekuatan untuk memperdalam pemahaman

dan pengembangan pemikiran secara lebih luas.

b. Dengan menghafal pelajaran, seseorang dapat langsung menarik

kembali ilmu setiap saat, dimanapun, dan kapanpun.

c. Peserta didik yang hafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran

yang diajarkan, apalagi kalau hubungannya dengan teori

matematika, IPA, al-Qur’an Hadist, Bahasa Inggris, Bahasa Arab

dan sebagainya.

d. Aspek hafalan memegang peranan penting untuk mendapatkan ilmu

dan mengkrisalkannya dalam pikiran dan hati, kemudian

meningkatkannya secara akseleratif dan massif.

e. Dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi fondasi utama dalam

mengadakan komunikasi interaktif dalam bentuk diskusi, debat, dan

sebagainya.

f. Dapat membantu penguasaan, pemeliharaan dan pengembangan

ilmu. Peserta didik yang cerdas serta mampu memahami pelajaran

dengan cepat, jika ia tidak mempunyai perhatian terhadap hafalan,


27

maka ia bagaikan pedagang permata yang tidak bisa memelihara

permata tersebut dengan baik. Seringkali, kegagalan yang dialami

para pelajar yang cerdas disebabkan oleh sikap menggantungkan

pemahaman tanpa adanya hafalan.

g. Dengan modal hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis bisa

dikembangkan dengan akurat dan intensif

4. Konsep Rukun Iman

Term iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-

imanan. Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia

artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar

atau nyata adanya.1 Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan, mengakui,

pembenaran yang bersifat khusus (Kaelany,2000). Seseorang yang mengaku

muslim tentunya menyadari betul akan fitrah manusia yang pada hakikatnya

hanya pantas hidup di dalam sebuah keimanan. “Seorang muslim yang beriman

meyakini bahwa ia diciptakan hanya untuk menghambakan dan menghinakan

diri di hadapan Tuhannya”(QS. Az-Dzariyat 51). Pemahaman diartikan

sebagai proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan terhadap

sesuatu. Dalam hal ini, berarti proses memahami rukun iman tidak hanya

dilihat dari segi artinya saja namun lebih kepada segi aplikatifnya yakni dalam

rangka beribadah kepada Allah SWT (KBBI,2005).

Rukun menurut bahasa berarti pilar,asas atau dasar. Sedang iman

berarti keyakinan, jadi rukun iman secara bahasa berarti suatu pilar atau dasar

keyakinan dalam islam yang meliputi beberapa hal. Sedangkan menurut istilah
28

Rukun Iman berarti meyakini dengan sepenuh hati ,mengucapkan dengan lisan

dan di amalkan dengan perbuatan (Rajab, 2011).

“Iman diartikan sebagai pembenaran hati dan lisan yang dibuktikan

dengan perbuatan, diiringi oleh niat yang ikhlas lilahi Ta’ala”. Pengakuan

dengan lisan artinya, mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu rsaksi bahwa

tidak ada Illah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan bahwa Muhammad

SAW adalah utusan Allah SWT. Pengamalan anggota badan artinya, hati

mengamalkannya dengan keyakinan, dan anggota badan mengamalkannya

dengan melaksanakan ibadah (Shalih,2012).

Pendapat lain mengatakan bahwa iman menurut pengertian yang

sebenarnya ialah “kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan penuh

keyakinan, tidak bercampur dengan keraguan, serta memberi pengaruh bagi

pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari” (Alim,2011).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa yang

dimaksud pengertian pemahaman rukun iman ialah suatu proses atau cara

untuk memahami pilar dasar keyakinan dalam Islam yang diyakini dengan hati,

dibenarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Serta meresap ke

dalam hati dengan penuh keyakinan dan tidak bercampur dengan keragu-

raguan. Namun, iman dalam Islam bukan hanya sekedar keyakinan dalam hati

saja, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dasar dalam

bertingkah laku dan berbuat tanpa keraguraguan yang pada akhirnya akan

membuahkan amal saleh.


29

Akidah atau iman merupakan pondasi dalam kehidupan umat islam

sedangkan ibadah merupakan manifestasi dari iman, “Hakikat keimanan ialah

memperkukuh hubungan kejiwaan antara manusia dengan apa yang di

imaninya serta memberikan semacam corak kekudusan, hingga tak dimasuki

oleh kebimbangan dan keragu-raguan. Namun demikian, iman bisa naik dan

kadang-kadang bisa juga turun sesuai dengan tingkat amalannya masing-

masing” (Masyikurillah,2013). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pemahaman iman seseorang diantaranya adalah :

a. Usia

Makin tua usia seseorang maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun. Pendapat lain

mengungkapkan, bahwa perkembangan agama pada anak-anak

ditentukan oleh tingkat usia mereka. Perkembangan tersebut

dipengaruhi oleh perkembangan berbagai aspek kejiwaan,

termasuk perkembangan berpikir. Ternyata, anak yang menginjak

usia berpikir kritis lebih kritis pula dalam memahami ajaran

agama. Selanjutnya pada usia remaja saat mereka menginjak usia

kematangan seksual, pengaruh itu pun menyertai perkembangan

jiwa keagamaan mereka (Syafaat,2008).

b. Pengalaman
30

Pengalaman merupakan sumber pemahaman, atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pemahaman. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pemahaman tentang

iman. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa lalu. Maka dapat dipahami bahwa,

pengalaman yang dialami oleh seseorang dapat menjadi faktor

seseorang dapat memahami keimanan. Misalnya, pengalaman

seseorang ketika tertimpa musibah besar seperti kebanjiran, dan

bencana alam lainnya.

c. Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pemahaman

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah

tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media

misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat

meningkatkan pemahaman seseorang (Syafaat,2008). Jadi, dapat

dipahami bahwa informasi dapat memberikan pengaruh bagi

pemahaman seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan ialah sesuatu yang berada diluar diri anak dan

mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan sendiri dibagi tiga


31

macam yang keseluruhan mendukung terhadap proses

implementasi keagamaan.

 Lingkungan keluarga

“Keluarga merupakan satuan sosial yang paling

sederhana dalam kehidupan manusia. Keluarga merupakan

lingkungan sosial pertama yang dikenalnya, dengan

demikian, kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi

awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak”.

ngaruh kedua orangtua terhadap perkembangan jiwa

keagamaan anak dalam pandangan Islam sudah lama

disadari, seperti ketika bayi baru lahir ada serangkaian

ketentuan yang dianjurkan kepada orangtua, yaitu

mengazankan ke telinga bayi yang baru lahir, mengaqiqah,

membiasakan shalat, serta bimbingan lainnya yang sejalan

dengan perintah agama (Syafaat,2008).

 Lingkungan institusional

Lingkungan institusional yang ikut mempengaruhi

perkembangan jiwa keagamaan dapat berupa institusi

formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti

berbagai perkumpulan dan organisasi. Sekolah sebagai

institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh dalam

membantu perkembangan kepribadian anak. Pengaruh itu


32

dapat dibagi tiga kelompok yaitu: kurikulum bagi anak,

hubungan guru dan murid, dan hubungan antar anak.

Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran,

sikap dan keteladanan guru sebagai pendidik serta

pergaulan antar teman di sekolah dinilai berperan dalam

menanamkan kebiasaan yang baik. Pembiasaan yang baik

merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat

kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan anak.

 Lingkungan Masyarakat

Dalam lingkungan masyarkat terdapat norma dan

tata nilai yang sifatnya lebih mengikat, bahkan terkadang

pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa

keagamaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif.

Ketiga hal tersebut, (keluarga, sekolah, masyarakat) sangat

berpengaruh terhadap jiwa keagamaan karena keluarga

sebagai pembentukan sikap afektif (moral), sekolah

sebagai pembentukan sikap kognitif, dan masyarakat

sebagai pembentukan psikomotorik.

Dalam islam rukun iman dibagi menjadi 6 diantaranya yakni :

a. Iman kepada Allah SWT

Iman kepada Allah menempati urutan yang pertama, sebagaimana

dalam agama Islam pokok utamanya ialah bahwa kita harus

mengenal Allah, yakni kita wajib percaya bahwasannya Dialah


33

Tuhan yang sesungguhnya, dan tidak ada Tuhan lain yang patut

disembah kecuali Dia, Yang Maha hidup lagi berdiri sendiri. Kita

wajib mempercayai bahwa Allah SWT itu benar-benar ada (Munir

dan Sudarsono,2013).

“Iman kepada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini akan

adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala

kemahasempurnaan-Nya. Kepercayaan tersebut diyakini dalam

hati sanubari, diikarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan

perbuatan amal saleh (Syamsuri, 2007).

Dalam surat Al-Baqarah ayat 117 Allah SWT berfirman yang

berbunyi :

ۤ
ِ ‫ﺍﻻﺧِ ِﺮ َﻭ ْﺍﻟ َﻤ ٰﻠ “ﯨ َﻜ ِﺔ َﻭ ْﺍﻟ ِﻜ ٰﺘ‬
‫ﺐ‬ ِ ‫ﺏ َﻭ ٰﻟﻜ ﱠِﻦ ْﺍﻟ ِﺒ ﱠﺮ َﻣ ْﻦ ٰﺍ َﻣﻦَ ِﺑ ﱣ‬
ٰ ْ ‫ﺎ† َﻭ ْﺍﻟ َﻴ ْﻮ ِﻡ‬ ِ ‫ﻕ َﻭ ْﺍﻟ َﻤ ْﻐ ِﺮ‬
ِ ‫ْﺲ ْﺍﻟ ِﺒ ﱠﺮﺍ َ ْﻥ ﺗ ُ َﻮ ﱡﻟ ْﻮﺍ ُﻭ ُﺟ ْﻮ َﻫ ُﻜ ْﻢ ِﻗ َﺒ َﻞ ْﺍﻟ َﻤ ْﺸ ِﺮ‬
َ ‫۞ َﻟﻴ‬

َ‫ﺼ ٰﻠﻮﺓ‬ َ ‫ﺏ َﻭﺍ َ َﻗ‬


‫ﺎﻡ ﺍﻟ ﱠ‬ ِ ۚ ‫ﺍﻟﺮ َﻗﺎ‬
ّ ِ ‫ﻓﻰ‬ ‫ﻋ ٰﻠﻰ ُﺣ ِّﺒ ٖﻪ ﺫَ ِﻭﻯ ْﺍﻟﻘُ ْﺮ ٰﺑﻰ َﻭ ْﺍﻟ َﻴ ٰﺘﻤٰ ﻰ َﻭ ْﺍﻟ َﻤﺴٰ ِﻜﻴْﻦَ َﻭﺍﺑْﻦَ ﺍﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﺴ ِﺒ ْﻴ ۙ ِﻞ َﻭﺍﻟﺴ ۤﱠﺎ “ﯨ ِﻠﻴْﻦَ َﻭ‬ َ ‫َﻭﺍﻟ ﱠﻨ ِﺒ ٖ ّﻴﻦَ ۚ َﻭ ٰﺍﺗَﻰ ْﺍﻟ َﻤﺎ َﻝ‬

ٰۤ ُ ْ ْ
َ‫ﻭﻟﯨ“ﻚَ ﺍ ﱠﻟ ِﺬﻳْﻦ‬ ‫ﺱﺍ‬ َ ْ ‫ﺼ ِﺒ ِﺮﻳْﻦَ ﻓِﻰ ْﺍﻟ َﺒﺄ‬
ۗ ِ ‫ﺳ ۤﺎءِ َﻭﺍﻟﻀ ﱠﱠﺮ ۤﺍءِ َﻭﺣِ ﻴْﻦَ ﺍﻟ َﺒﺄ‬ ‫َﻭ ٰﺍﺗَﻰ ﱠ‬
َ ‫ﺍﻟﺰ ٰﻛﻮﺓَ ۚ َﻭ ْﺍﻟ ُﻤ ْﻮﻓُ ْﻮﻥَ ِﺑ َﻌ ْﻬ ِﺪ ِﻫ ْﻢ ﺍِﺫَﺍ‬
‫ﻋﺎ َﻫﺪ ُْﻭﺍ ۚ َﻭﺍﻟ ﱣ‬

ٰۤ ُ
َ‫ﻭﻟﯨ“ﻚَ ُﻫ ُﻢ ْﺍﻟ ُﻤﺘﱠﻘُ ْﻮﻥ‬ ‫ﺻﺪَﻗُ ْﻮﺍ َۗﻭﺍ‬
َ

Artinya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu

suatu

kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman

kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-


34

nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan

pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan

(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan

zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,

dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan

dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar

(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-

Baqarah : 177).

Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa seseorang

yang mengaku beriman kepada Allah SWT, tentunya ia akan

senantiasa memperhatikan dirinya, mengimani sifat-sifat baik-Nya,

dan merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari dengan

mempraktikkan kesepuluh perilaku terpuji tersebut dengan penuh

kesungguhan. Di antara kesepuluh perilaku terpuji di atas, yang dapat

membentuk akhlak menjadi baik adalah berusaha menjadi mukmin

yang bertaqwa, memelihara kesucian diri, berusaha menjadi orang

yang pemaaf, dan bermuhasabah (introspeksi diri).

b. Iman Kepada Malaikat Allah SWT

Beriman kepada malaikat Allah SWT merupakan rukun iman

yang kedua setelah beriman kepada Allah. Tidak sah keimanan

seseorang tanpa beriman kepada malaikat. Malaikat adalah makhluk

gaib, karenanya hakikat malaikat sangat tersembunyi sehingga kita


35

wajib mengimannya sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya. Siapa

yang tidak mengimaninya berarti kafirlah ia (Masyikurillah,2013).

Iman kepada malaikat artinya percaya bahwa malaikat adalah

makhluk gaib, yang asal kejadiannya dari nur (cahaya). Mereka

memiliki akal dan tidak memiliki nafsu. Karena itu, mereka seantiasa

patuh kepada Allah SWT serta tidak pernah mendurhakai-Nya.

Hukum iman kepada adanya malaikat adalah fardu’ain. Seseorang

yang mengaku beragama islam jika tidak percaya adanya malaikat,

maka dapat dianggap murtad (Masyikurillah,2013). Perintah untuk

beriman kepada malaikat terdapat dalam Al-Qur’an yakni :

ۤ
ُ ‫ﺎ† َﻭ َﻣ ٰﻠ “ﯨ َﻜ ِﺘ ٖﻪ َﻭ ُﻛﺘ ُ ِﺒ ٖﻪ َﻭ ُﺭ‬
‫ﺳ ِﻠ ٖ ۗﻪ َﻻ‬ ِ ‫ﺳ ْﻮ ُﻝ ِﺑ َﻤﺎ ٓ ﺍ ُ ْﻧ ِﺰ َﻝ ِﺍ َﻟ ْﻴ ِﻪ ِﻣ ْﻦ ﱠﺭ ِّﺑ ٖﻪ َﻭ ْﺍﻟ ُﻤﺆْ ِﻣﻨُ ْﻮ ۗﻥَ ُﻛ ﱞﻞ ٰﺍ َﻣﻦَ ِﺑ ﱣ‬ ‫ٰﺍ َﻣﻦَ ﱠ‬
ُ ‫ﺍﻟﺮ‬

ِ ‫ﻏ ْﻔ َﺮﺍﻧَﻚَ َﺭ ﱠﺑﻨَﺎ َﻭﺍِ َﻟﻴْﻚَ ْﺍﻟ َﻤ‬


‫ﺼﻴ ُْﺮ‬ ُ ‫ﻁ ْﻌﻨَﺎ‬ َ ‫ﺳ ِﻠ ٖﻪ ۗ َﻭ َﻗﺎﻟُ ْﻮﺍ‬
َ َ‫ﺳ ِﻤ ْﻌﻨَﺎ َﻭﺍ‬ ُ ‫ﻧُﻔ ِ َّﺮ ُﻕ َﺑﻴْﻦَ ﺍَ َﺣ ٍﺪ ِ ّﻣ ْﻦ ﱡﺭ‬

Artinya : “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya

dari

Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya

beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya

dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak

membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari

rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan

Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami

dan kepada Engkaulah tempat kembali."(QS. Al-Baqarah : 285).


36

Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa beriman

kepada malaikat adalah mempercayai dengan sepenuh hati bahwa,

Allah SWT telah menciptakan makhluk gaib yang asal kejadiannya

dari nur (cahaya). Malaikat senantiasa taat dan tidak pernah

mendurhakai-Nya. Maka, hukum beriman kepada malaikat adalah

wajib atau fardu’ain.

c. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT

Secara bahasa, kata al-kutub adalah bentuk jamak dari kata

alkitab, dan al-kitab adalah sebuah kata untuk menyebut tulisan yang

ada di dalamnya (kitab). Sedang, secara istilah, kitab ialah kalam Allah

Ta’ala yang diwahyukan kepada para Rasul untuk disampaikan kepada

umat manusia dan membacanya bernilai ibadah.

“Iman kepada kitab-kitab Allah SWT artinya mempercayai

dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-

Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk

disampaikan kepada umat manusia lainnya”(Margiono dan Latifah,

2006).

Adapun kitab-kitab Allah yang wajib diimani, yaitu kitab

Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim yang

takwa, tentu harus meyakini sepenuhnya bahwa keempat kitab tersebut

merupakan wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada para rasul

sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia.


37

Kitab-kitab Allah SWT berfungsi untuk menuntun manusia

dalam meyakini Allah SWT, dan apa yang telah diturunkan kepada

rasul-rasulNya sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya berikut :

ٓ
ِ ‫ﺏ َﻭ ۡﺍﻻَ ۡﺳ َﺒ‬
َ ‫ﺎﻁ َﻭ َﻣﺎ ٓ ﺍ ُ ۡﻭ ِﺗ‬
‫ﻰ‬ َ ‫ﺎ† َﻭ َﻣﺎ ٓ ﺍ ُ ۡﻧ ِﺰ َﻝ ﺍِ َﻟ ۡﻴﻨَﺎ َﻭ َﻣﺎ ٓ ﺍ ُ ۡﻧ ِﺰ َﻝ ﺍ ِٰﻟﻰ ﺍ ِۡﺑ ٰﺮ ٖﻫ َﻢ َﻭﺍ ِۡﺳﻤٰ ِﻌ ۡﻴ َﻞ َﻭﺍ ِۡﺳﺤٰ ﻖَ َﻭ َﻳﻌۡ ﻘُ ۡﻮ‬
ِ ‫ﻗُ ۡﻮﻟُ ۡ ٓﻮﺍ ٰﺍ َﻣ ﱠﻨﺎ ِﺑ ﱣ‬
َ ‫ۚ◌ َﻻ ﻧُﻔ ِ َّﺮ ُﻕ َﺑ ۡﻴﻦَ ﺍَ َﺣ ٍﺪ ِ ّﻣ ۡﻨ ُﻬ ۡﻢ َﻭﻧ َۡﺤﻦُ َﻟﻪٗ ُﻣ ۡﺴ ِﻠ ُﻤ ۡﻮﻥَ ُﻣ ۡﻮﺳٰ ﻰ َﻭ ِﻋ ۡﻴﺴٰ ﻰ َﻭ َﻣﺎ ٓ ﺍ ُ ۡﻭ ِﺗ‬
‫ﻰ ﺍﻟ ﱠﻨ ِﺒﻴ ۡﱡﻮﻥَ ِﻣ ۡﻦ ﱠﺭ ِّﺑ ِﻬ ۡﻢ‬
Artinya :” Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan

kepada apa

yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang

diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan

anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada

Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan

kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak

membeda-bedakan seorang pun di antara mereka,

dan kami berserah diri kepada-Nya." (QS. Al-

Baqarah :136).

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa, beriman kepada

kitab Allah SWT adalah meyakini bahwa Allah telah menurunkan

wahyuNya kepada para utusan-Nya yaitu para nabi dan rasul yang

empat yaitu Nabi Daud a.s, Musa a.s, Isa a.s, dan Muhammad SAW,

dalam rangka menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa

yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya. Sebagai seorang yang

beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, tentunya harus mampu

mengimplementasikan atau mengamalkan keimanan tersebut dalam


38

kehidupan nyata sebagai wujud penghayatan terhadap fungsi iman

kepada kitab-kitab-Nya.

d. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT

Satu di antara enam rukun iman adalah iman kepada rasulrasul

Allah SWT. “Iman kepada rasul-rasul Allah artinya mempercayai

dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus beberapa hamba-

Nya yang saleh sebagai utusan untuk menyampaikan ajaran agama

kepada manusia . Sebagai manusia pilihan, para rasul memiliki sifat-

sifat yang mulia dan agung. Sifat-sifat utama yang dimiliki oleh para

rasul adalah sidiq, amanah, tablig, dan fatanah. Hukum beriman

kepada para rasul Allah adalah wajib.

Fungsi rasul pada intinya adalah menyampaikan amanat dari

Allah SWT untuk menegakkan kebenaran dan menjauhkan manusia

dari kesesatan. Fungsi rasul tersebut secara deskriptif berdasarkan

informasi Al-Qur’an beberapa di antarnya yaitu, menceritakan ayat-

ayat Allah SWT, menjelaskan agama dengan terang atau

menggunakan bahasa kaumnya serta memberi peringatan yang jelas

(Margiono dan Latifah,2006).

Iman kepada Rasul juga telah tertera di dalam Al-Qur’an,

dimana Allah berfirman :


ۤ ۤ ۡ َ‫ۚ◌ وا ۡوﺣ ۡﻴـﻨ ۤﺎ اِ ٰٓﱃ اِ ۡﺑـﺮِﻫ ۡﻴﻢ واِ ۡﲰٰﻌِ ۡﻴﻞ ِﻣ ۡۢﻦ ﺑـ ۡﻌ ِﺪﻩ◌ اِ ﱠۤ ا ۡوﺣ ۡﻴـﻨ ۤﺎ اِﻟ‬
‫ﱠﱯ ٖ◌ َن‬ِ‫ﻚ َﻛ َﻤﺎ اَ ۡو َﺣ ۡﻴـﻨَﺎ اِ ٰﱃ ﻧـُ ۡﻮ ٍح ﱠواﻟﻨ‬
َ ‫ﻴ‬ ََ َ ٖ َ َ ََ ٰ َ َ ََ
ّ

‫ﺲ َو ٰﻫ ُﺮ ۡو َن َو ُﺳﻠَ ۡﻴ ٰﻤ َﻦ‬‫ﻧ‬
ُ‫ﻮ‬ َ ٰ ِ ‫َزﺑـ ۡﻮرا ۚ◌ واٰﺗَـ ۡﻴـﻨَﺎ داو ٗ◌د واِ ۡﺳ ٰﺤﻖ وﻳـ ۡﻌ ُﻘ ۡﻮب و ۡاﻻَ ۡﺳﺒ‬
ۡ ‫ﺎط و ِﻋ ۡﻴﺴﻰ واﻳـﱡ ۡﻮب وﻳـ‬
َ َُ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ َ ًُ
39

◌ۚ ﴾ ‫ﻚ‬ ۡ ۡ ۡ ‫ ﻣ ۡﻮﺳﻰ ﺗ ۡﻜﻠِ ۡﻴﻤﺎ ؕ◌ ورﺳﻼ ﻗ ۡﺪ ﻗﺼ ۡﺼﻨـٰﻬ ۡﻢ ﻋﻠ ۡﻴﻚ ِﻣ ۡﻦ ﻗـ ۡﺒﻞ ورﺳﻼ ۡﱠﱂ ﻧـ ۡﻘ‬G‫وﻛﻠﱠﻢ ٰا‬
َ ‫ﺼﺼ ُﻬﻢ َﻋﻠَﻴ‬
ُ َ ً ُ ُ َ ُ َ َ ََ ُ َ َ َ ً ُ ُ َ ً َ ٰ ُ ُّ َ َ َ

◌ۚ ‫ِ ُﺣ ﱠﺠﺔٌ ۢ ﺑَـ ۡﻌ َﺪ اﻟﱡﺮ ُﺳ ِﻞ‬G‫ا‬ ِ ‫َوُﻣ ۡﻨ ِﺬ ِرۡﻳ َﻦ ﻟِﺌَ ﱠﻼ ﻳَ ُﻜ ۡﻮ َن ﻟِﻠﻨ‬


ّٰ ‫ﱠﺎس َﻋﻠَﻰ‬ ‫ُ َﻋ ِﺰۡﻳـًﺰا ؕ◌ ﴿ ُر ُﺳ ًﻼ ﱡﻣﺒَ ِّﺸ ِﺮۡﻳ َﻦ‬G‫ا‬
ّٰ ‫َوَﻛﺎ َن‬

‫َﺣ ِﻜ ۡﻴ ًﻤﺎ‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu

kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh

dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu

(pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa,

Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada

Daud. Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah

Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul

yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah

berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka Kami utus) selaku

rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar

supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah

diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.”(QS. An-Nisa :163-165)

e. Iman kepada Hari Kiamat

Hari akhir atau hari kiamat adalah saat terakhir kehidupan di

dunia dan saat yang berlangsung setelah musnahnya kehidupan dunia.

Hari akhir ini terbagi ke dalam beberapa fase, yaitu: hari kebangkitan,
40

hari berkumpul, hari penghisaban/penghitungan, hari pembalasan

(pengelompokan manusia ke dalam ahli surga atau neraka).

Iman kepada hari kiamat juga telah tertera di dalam Al-Qur’an,

dimana Allah berfirman :

‫ﻋﺔَ ﱠﻭﺍَ ﱠﻥ‬ َ ‫ﺙ ﱣ َ َﻭﺍَ ﱠﻥ ِﻓ ْﻳ َﻬ ۙﺎ َﺭﻳ‬


َ ‫ْﺏ ﱠﻻ ٰﺍ ِﺗ َﻳﺔٌ ﺍﻟﺳﱠﺎ‬ ُ ‫ْﺍﻟﻘُﺑ ُْﻭ ِﺭ ِﻓﻰ َﻣ ْﻥ َﻳ ْﺑ َﻌ‬

Artinya : “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak

ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan

membangkitkan siapa pun yang di dalam

kubur.”(QS.

Al-Hajj : 7).

Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti waktu

kedatangan hari akhir termasuk Nabi Muhammad SAW. Kiamat

merupakan hari pembalasan yang suatu saat pasti terjadi. Umat manusia,

khususnya umat Islam tidak boleh ragu atas kedatangannya. Karena itu,

mempercayai hari kiamat adalah salah satu dari rukun iman

f. Iman kepada Qada dan Qadar

“Secara bahasa, Qada’ memiliki pengertian pemutusan, perintah,

pemberian. Sedangkan menurut istilah Qada’ adalah pengetahuan yang

lampau, yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada zaman

azali”(Nurlailah dan Farhan, 2013). Menurut sumber yang lain, Qada’


41

artinya penetapan hukum atau pemutusan dan penghakiman sesuatu.

Adapun arti Qadar ialah kadar dan ukuran tertentu. Beriman kepada

Qada’ dan Qadar Allah SWT ialah percaya bahwasannya Allah

menjadikan segala sesuatu dengan rencananya. Perintah-Nya pasti dan

tentu. Segala sesuatu ditentukan sebelum terjadinya menurut kehendak-

Nya (Munir dan Sudarsono,2013). Sedangkan menurut sumber yang

lain, makna iman kepada Qada’ dan Qadar Allah SWT artinya

mempercayai bahwa segala hukum, keputusan, perintah, ciptaan Allah

yang berlaku kepada makhluk-Nya tidak lepas (selalu berlandaskan)

pada kadar, ukuran, ketentuan, aturan dan kekuasaan Allah SWT

(Masykurillah,2013).

Iman kepada qada dan qadar juga telah tertera di dalam Al-

Qur’an, dimana Allah berfirman :

ٗ‫ﻈ ْﻮﻧَﻪٗ ﺧ َْﻠ ِﻔ ٖﻪ َﻭ ِﻣ ْﻦ َﻳﺪَ ْﻳ ِﻪ َﺑﻴ ِْﻦ ِ ّﻣ ۢ ْﻦ ُﻣ َﻌ ِّﻘﺒٰﺖٌ َﻟﻪ‬


ُ ‫´ ﺍَ ْﻣ ِﺮ ِﻣ ْﻦ َﻳﺤْ َﻔ‬
ِ ‫´َ ۗ◌ﺍ ﱠِﻥ ﱣ‬
‫َﺣﺘﱣﻰ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍﻡ َﻣﺎ ﻳُ َﻐ ِّﻴ ُﺮ َﻻ ﱣ‬

‫ﺳ ۤ ْﻮ ًءﺍ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍﻡ ﱣ‬
‫´ُ ﺍَ َﺭﺍﺩَ َﻭﺍِﺫَﺍٓ ِﺑﺎ َ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﻬ ۗ ْﻢ َﻣﺎ ﻳُ َﻐ ِّﻴ ُﺮ ْﻭﺍ‬ ُ ‫ﱠﻭﺍ ٍﻝ ِﻣ ْﻦ ﺩ ُْﻭ ِﻧ ٖﻪ ِ ّﻣ ْﻦ َﻟ ُﻬ ْﻢ ۚ◌ َﻭ َﻣﺎ َﻟﻪٗ َﻣ َﺮﺩﱠ َﻓ َﻼ‬

Artinya : “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu

menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka

menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan

mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan

diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak

ada pelindung bagi mereka selain Dia”(QS. Ar-Rad :11).


42

B. Kajian Penelitian Relevan

1. Jurnal dari Saman Hudi dan Siti Maulida yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Flash Card Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Siswa

Kelas VII SMP Plus Sunan Drajat Ajung” Volume 1 No.2 Tahun 2022

menyimpulkan bahwa Pada hasil pre-test menunjukkan ada 68,9% subjek (20

siswa) tidak berhasil mencapai KKM. Dan pada Siklus I peneliti menggunakan

Metode PTK dengan media Flash Card menunjukkan sebanyak 68,9% (20

siswa) sudah berhasil mencapai KKM. Pada siklus II meningkat menjadi

82,7% (24 siswa) yang sudah berhasil mencapai KKM. Hasil ini memang tidak

terlalu signifikan tapi sudah cukup membuktikan hipotesis awal peneliti bahwa

Media Flash Card dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab

siswa SMP Plus Sunan Drajat Ajung.

2. Jurnal dari Dzulkifli, Andini Dwi Arumsari, dan Ummi Masrufah Maulidiyah

yang berjudul “Alat Permainan Eduktaif Flashcard Alfabet Sebagai Media

Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini” Volume 6 No.1 Tahun 2022

menyimpulkan bahwa setelah peneliti melakukan percobaan selama 3 kali

berturut-turut dalam 2 hari pada saat jam pelajaran sekolah, dengan waktu yang

sama pada hari pertama dan kedua dengan menggunakan FLASHCARD

ALFABET yang peneliti buat dan diperoleh hasil menunjukkan bahwa subjek

mengalami peningkatan dalam kemampuan menghafal huruf A-Z,

membedakan warna, Menyusun kata, serta motorik halus subjek juga membaik

3. Jurnal oleh Nuzzulul Ulum yang berjudul “Penggunaan Media Flash Card

Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Kosa Kata Bahasa Arab di


43

Madrasah Ibtidaiyah Riyadhul Qori’in Jember” Volume 7 No.1 Tahun 2021

menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media flash card

meningkatkan kemampuan menghafal kosa kata bahasa arab siswa yang terjadi

dalam dua siklus. Dari hasil analisis data, kesimpulan yang diperoleh dalam

pengkajian ini adalah nilai rata-rata kelas ulangan harian pra siklus yaitu 22 %.

Sedangkan pada siklus 1 nilai rata-rata kelas 55 %, dan pada siklus ke 2 terjadi

peningkatan nilai rata-rata kelas 89 %. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media flash card dapat meningkatkan penguasaan kosa

kata bahasa arab bagi siswa.

4. Jurnal oleh Risky Mila Sary yang berjudul “Pengaruh Penerapan Media

Flashcard Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada

Kelompok B Di Tk Dharmawanita Persatuan Sukorejo Sidayu Gresik” Volume

4 No. 1 Tahun 2022 menyimpulkan bahwa nilai rata-rata pada pretest dan

posttest 155 meningkat menjadi 256 saat sudah diberikan treatment. Hasil

analisis output test statistic diatas maka Thitung > Ttabel yaitu 4.663 > 2.048. Jadi

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima untuk mendukung hipotesis yang

dirumuskan sebelumnya maka dengan diterimanya hipotesis yang menunjukan

ada pengaruh penerapan media flashcard untuk meningkatkan kemampuan

membaca permulaan kelompok B di TK Dharmawanita Persatuan Sukorejo

Sidayu Gresik.
44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan

kelas adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis,

artinya dilakukan secara bertahap. Menurut Kemmis, penelitian tindakan


45

adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh

peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial

mereka (Sanjaya,2013). Penelitian tindakan kelas yang mengkombinasikan

prosedur penelitian dengan suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin, atau

suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sudah terjadi dalam sebuah

proses perbaikan dan perubahan.

Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research)

memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu

pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar

(Kunandar,2016). Jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reaserch)

yakni kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis

dengan cara melakukan tidakan secara kolaboratif dan partisipasi. Dikarenakan

ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian

yang dapat diterangkan.

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan

cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk

siswa.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.


46

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa

penelitian tindakan kelas melalui reflekasi diri dalam upaya untuk memecahkan

masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana

dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama, dimana peneliti bersama guru yang tergabung

dalam suatu tim untuk melakukan penelitian dengan tujuan memperbaiki

kekurangan-kekurangan dalam praktek pembelajaran. Secara umum tujuan

penelitian tindakan kelas ini yaitu, memperbaiki kinerja pendidik melalui

kualitas pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik baik

akademik maupun non akademik, sedangkan tujuan khusus yaitu, untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik (proses) pembelajaran kelas

secara berkesinambungan (Tampubolon,2014).

Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan

belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan

(treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru,

dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas karena ingin memperbaiki

dan meningkatkan kemampuan menghafal rukun iman peserta didik kelompok

B dengan menggunakan media Flash Card dikarenakan media ini belum

diterapkan dalam proses menghafal rukun iman.


47

Model pelaksanaan PTK yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

merujuk kepada yang dikemukakan Kemmis dan McTaggart yang

menggunakan sistem spiral dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (Sujiono,2009). Pada

Gambar 1. berikut ini ditampilkan model Penelitian Tindakan Kelas yang

dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Siklus I

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan
48

Siklus II

Refleksi

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas

Tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti yang

digambarkan dalam bagan di atas adalah terdiri dari 4 tahap. Secara rinci

tahapan penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi.

1. Tahap Planning (Perencanaan Tindakan)

Dalam tahap ini perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi

masalah yang akan diteliti, termasuk hasil penelitian, pada tahap ini peneliti

meencanakan tindakan yang akan dilakukan, termasuk menyusun perangkat

pembelajaran yang di perlukan dan lain-lain. Penelitian tindakan yang ideal

sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk

penelitian kolaborasi. Dalam tahapan Menyusun rancangan ini peneliti

menentukan titik atau focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian

khusus untuk diamati kemudian membuat instrumen pengamatan untuk

membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan

berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan
49

Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan

menggunakan perangkat pembelajaran mulai dari awal, kegiatan inti,

hingga kegiatan akhir sesuai dengan RPP. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dalam tahapan ini guru harus ingat

dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi

harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

3. Tahap Observasi

Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator dan atau observer secara

simultan (bersamaan pada saat pembelajaran berlangsung).

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data bersama

kolaborator yang akan direkomendasikan tentang hasil suatu tindakan yang

dilakukan demi mencapai penelitian dari seluruh aspek/indikator yang

ditentukan. Peneliti mengkaji dan melihat ulang hasil dan tindakan yang

telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi peneliti dapat melakukan

perbaikan terhadap perencanaan awal.

Hubungan antara keempat tahap tersebut menunjukkan sebuah siklus

atau kegiatan berulang. Siklus inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri

utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus

dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. Jika

guru dan peneliti belum merasa puas dengan keberhasilan tindakan pada siklus
50

pertama dan kedua, maka boleh melanjutkan ke siklus berikutnya

(Arikunto,2013).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pelaksanaan PTK dimulai

dengan siklus pertama, apabila dalam siklus pertama sudah menunjukkan

perbaikan atau keberhasilan dan hambatan dari kegiatan yang dilaksanakan,

maka guru dan peneliti menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan

pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama pada siklus pertama, tetapi

pada umumnya kegiatan pada siklus kedua mempunyai tambahan perbaikan

dari tindakan terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan

atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Jika pada siklus kedua

beum mendapatkan hasil yang signifikan makan kegiatan dilanjutkan pada

siklus ketiga.

B. Rancangan Penelitian

Pada gambar di atas perencanaan pelaksanaan PTK terdapat dua siklus

setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan

(observe), dan refleksi (reflect). Pada siklus II hampir sama dengan siklus I, akan

tetapi pada siklus II mengalami perbaikan perencanaan (revised plan) dari siklus

I, dan berbeda dalam hal materinya. Dalam penelitian tindakam kelas ini penulis

merencanakan untuk melaksanakan 2 siklus, dimana setiap siklus terdapat empat

langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun target

yang ingin dicapai dari…. peserta didik yaitu 75%, dengan menerapkan media

pembelajaran flash card.

1. Siklus Pertama
51

a. Perencanaan

Dalam penelitian ini, peneliti dan guru berkolaborasi dalam

melaksanakan pembelajaran menggunakan media flash card untuk

meningkatkan menghafal mufradat peserta didik. Kolaborasi guru dan

peneliti dilakukan saat penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Rencana pelaksanaan PTK mencakup kegiatan antara lain:

 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

acuan pelaksanaan proses pembelajaran menyesuaikan dengan

langkahlangkah pada penggunaan media pembelajaran yang akan

diterapkan. Dalam hal ini gunu menggunakan media Flash Card

dalam pembelajaran.

 Mengembangkan tujuan pembelajaran/indikator pembelajaran

 Mengembangkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

 Mengembangkan pedoman atau instrumen penilaian, menyebutkan

kosa kata terkait dengan topik.

 Menyusun lembar observasi

 Menyusun tes akhir pada pembelajaran sesuai indicator dengan

menggunakan media flash card.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang telah

tercantum dalam perangkat pembelajaran, seperti pelaku tindakan

mengajar pada penelitian ini adalah peneliti sekaligus sebagai observer.


52

Pelaksanaan tindakan siklus pertama menggunakan media flash card

dilakukan dalam tiga kali pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran agama

islam.

c. Observasi

Pada tahapan observasi ini dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan pengamatan dilakukan terhadap pendidik dan peserta

didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan media flash card

yang berpedoman pada lembar observasi. Hasil pengamatan yang didapat,

digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dari implementasi

tindakan yang dirancang pada siklus berikutnya.

d. Refleksi

Langkah yang terakhir adalah refleksi, yaitu kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang terjadi. Refleksi dilakukan oleh peneliti

dan guru dengan merinci dan menganalisa kendala-kendala yang dihadapi

siswa serta hasil dari implementasi pemecahan masalah untuk menentukan

perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar

perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus berikutnya.

Pada langkah ini dilakukan analisis hasil menghafal kosa kata atau

mufradat pada peserta didik. Data yang terkumpul dari kegiatan observasi

dianalisis dan diinterpretasi sehingga diketahui apakah tindakan yang

dilakukan telah meningkatkan hasil keterampilan membaca peserta didik.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan merupakan satu siklus, yaitu

putaran kegiatan beruntun mulai dari tahap penyusunan rancangan sampai


53

refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Adapun yang perlu direfleksi

dalam penelitian ini yaitu proses pembelajaran agama islam dengan

melihat indikator-indikator yang telah direncanakan

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan Ulang

Berdasarkan refleksi siklus pertama peneliti membuat rencana

pelasanaan pembelajaran kepada peserta didik. RPP sesuai dengan SK dan

KD dalam standar isi yang akan diajarkan kepada peserta didik, yaitu

sebagai berikut:

 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

acuan pelaksanaan proses pembelajaran menyesuaikan dengan

langkah- langkah pada penggunaan media pembelajaran yang akan

diterapkan. Dalam hal ini guru menggunakan media Flash Card

dalam pembelajaran.

 Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

 Menyusun instrumen penilaian, menyebutkan kosa kata terkait

dengan ttopik dengan menggunakan media Flash Card.

 Menyusun lembar observasi

 Menyusun tes akhir pada pembelajaran sesuai indikator dengan

menggunakan media flash card.

b. Pelaksanaan Tindakan
54

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang

dikembangkan dari hasil siklus pertama dengan melihat hasil nilai siklus

pertama. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan peneliti, pembelajran yang

dilaksanakan yaitu tiga kali pertemuan yang membahas kosa kata bahasa

Arab dengan indikator yang berbeda dari suiklus sebelumnya. Adapun

tahapan pelakasanaan pembelajarn dengan menggunakan media flash card.

c. Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

belajar peserta didik yang dilakukan oleh peneliti serta observasi guru

bahasa Arab terhadap peneliti saat menyampaikan pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan penelitian kelas kelompok

B siklus II yang menggunakan media flash card sebagai berikut:

 Peneliti merangsang peserta didik supaya berani bertanya atau

mengemukakan pendapat dan hasil pengamatan materi.

 Mengembangkan media flash card sehingga pembelajaran lebih

menarik dan peserta didik lebih antusias.

 Serta lebih memotivasi peserta didik agar antusias dalam

menghafal rukun iman.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


55

Adapun penelitian ini dilakukan di TK Nurul Iman Siompu Lontoi dengan

alamat Desa Lontoi Dan akan dilaksanakan pada 10 September hingga 30

September

D. Subjek dan Objek Penelitian

Penentuan subjek dan objek penelitian adalah usaha penentuan sumber

data, artinya dari mana data penelitian dapat diperoleh (Arikunto,2013).

Maksudnya adalah apa yang menjadi populasi dalam penelitian ini yang menjadi

subjek diantaranya:

1. Guru agama TK Nurul Iman Siompu Lontoi

2. Peserta didik kelompok A TK Nurul Iman Siompu Lontoi yang berjumlah 27

orang

E. Sumber Data

Sumber data terbagi atas 2 yaitu sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau

pertama.Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya

responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita

jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi atau data.Adapun dalam

penelitian ini sumber data primer adalah guru dan peserta didik.

2. Sumber data sekunder


56

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Contohnya dari orang lain atau dokumen. Data

sekunder bersifat data mendukung keperluan data primer.Dalam penelitian ini

data sekunder adalah buku dan dokumen.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Wina Sanjaya, Instrumen penelitian adalah alat yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah (Sanjaya,2013) :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) dalam penelitian ini adalah

peneliti membuat RPPH yang telah dirancang sebagai pedoman rencana

pembelajaran dalam penelitian yang disusun secara sistematis oleh guru

yang diberikan tentang skenario penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan rincian waktu yang telah ditentukan untuk setiap kali pertemuan.

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar aktivitas guru dalam pembelajaran digunakan untuk mengetahui

aktivitas fisik yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar

berlangsung. Pengisian lembar pengamatan yang dilakukan dengan tanda

check-list dalam kolom yang sesuai dengan gambaran yang diamati.

Lembar observasi diberikan pengamat (observer) untuk mengamati setiap

kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung di tunjukkan pada Tabel.

Tabel 1. Instrumen Observasi Aktivitas Guru


57

Nilai
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4 5
A. KEGIATAN AWAL
1. Guru mengajak anak bergerak
(senam)
B. Materi Pagi
2. Guru memberi salam dan
mengajak anak membaca doa
sebelum belajar, doa sehari-hari
serta hafalan surat pendek
3. Guru dan anak saling bertukar
kabar dan tanya jawab tentang
pembelajaran
4. Menyanyikan lagu secara
sederhana
5. Guru menjelaskan materi
pembelajaran sesuai dengan
tema
6. Guru menuliskan materi
pembelajaran di papan tulis
7. Guru menjelaskan media
pembelajaran yang digunakan
(Flash Card)
8. Guru membuat beberapa
peraturan permainan
9. Guru melakukan pengamatan
terhadap kinerja anak
10. Guru membimbing/membantu
anak yang masih mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan
permainan
C. Kegiatan Inti
11. Guru membagi anak ke dalam
beberapa kelompok
12. Guru melakukan apersepsi
pembelajaran
13 Guru menunjukkan gambar
sesuai tema
14. Guru mengajak anak untuk
Menyusun kartu sesuai dengan
gambar
15. Guru membimbing anak dalam
Menyusun flash card
58

Kegiatan Penutup
16. Guru mengajak anak untuk
bertanggung jawab
membereskan mainannya
17. Guru melakukan recalling
18. Guru memberikan kesimpulan
tentang kegiatan yang dilakukan
hari ini
19. Guru mengajak anak untuk
berdoa sebelum pulang
20. Guru memberi salam

3. Lembar Observasi Peningkatan Kemampuan Menghafal

Lembar observasi yang digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan

menghafal dalam menyebutkan rukun iman, menjelaskan pengertian rukun iman

kepada Allah, menyebutkan kitab-kitab Allah yang telah di turunkan kepada rasul-

Nya, menyebutkan nama-nama malaikat dan tugas-tugasnya, menuliskan nabi dan

rasul yang wajib di Imani,menjelaskan pengertian iman kepada hari akhir,

menyebutkan perbedaan qada dan qadar. Adapun pedoman yang digunakan dalam

penelitian ini berupa kisi-kisi instrument dan rubrik penilaian sebagai berikut :

Tabel 2. Instrumen Observasi Kemampuan Mengahafal


Nilai
No. Indikator
1 2 3 4
1. Menyebutkan rukun iman
2. Menjelaskan pengertian rukun iman kepada
Allah
3. Menyebutkan nama-nama malaikat dan
tugas-tugasnya
4. Menyebutkan nama-nama kitab Allah
59

5. Menuliskan nabi dan rasul yang wajib


diimani
6. Menjelaskan pengertian iman kepada hari
akhir
7. Menyebutkan perbedaan qada dan qadar

Tabel 3. Rubrik Penilaian terhadap kemampuan menghafal anak


Skor
No. Indikator
BB MB BSH BSB
1. Menyebutkan Rukun Iman
Anak tidak mampu menyebutkan rukun-
1.
rukun iman
Anak mampu menyebutkan rukun iman
2.
tapi tidak tepat
Anak mampu menyebutkan rukun iman
3.
dengan tepat dengan bantuan guru
Anak mampu menyebutkan rukun iman
4.
dengan tepat dan cepat.
2. Menjelaskan pengertian rukun iman kepada Allah
Anak tidak mampu menjelaskan pengertian
1.
rukun iman kepada Allah
Anak mampu menjelaskan pengertian
2. rukun iman kepada Allah namun tidak
tepat
Anak mampu menjelaskan pengertian
3. rukun iman kepada Allah dengan bantuan
guru
Anak mampu menjelaskan pengertian
4. rukun iman kepada Allah dengan cepat dan
tepat.
3. Menyebutkan nama-nama malaikat dan tugas-tugasnya
Anak tidak mampu menyebutkan nama-
1.
nama malaikat dan tugas-tugasnya
Anak mampu menyebutkan nama-nama
2. malaikat dan tugas-tugasnya namun tidak
tepat
Anak mampu menyebutkan nama-nama
3. malaikat dan tugas-tugasnya dengan
bantuan guru
60

Anak mampu menyebutkan nama-nama


4. malaikat dan tugas-tugasnya dengan cepat
dan tepat
4. Menyebutkan nama-nama kitab Allah
Anak tidak mampu menyebutkan nama-
1.
nama kitab-kitab Allah
Anak mampu menyebutkan nama-nama
2.
kitab namun tidak tepat
Anak mampu menyebutkan nama-nama
3.
kitab dengan bantuan guru
Anak mampu menyebutkan nama-nama
4.
kitab dengan cepat dan tepat
5. Menuliskan nabi dan rasul yang wajib diimani
Anak tidak mampu menuliskan nama nabi
1.
dan rasul yang wajib diimani
Anak mampu nama nabi dan rasul yang
2.
wajib diimani namun tidak tepat
Anak mampu menuliskan nama nabi dan
3. rasul yang wajib diimani dengan tepat
dengan bantuan guru
Anak mampu menuliskan nama nabi dan
4. rasul yang wajib diimani dengan tepat dan
cepat.
6. Menjelaskan pengertian iman kepada hari akhir
Anak tidak mampu menjelaskan pengertian
1.
rukun iman kepada hari akhir
Anak mampu menjelaskan pengertian
2. rukun iman kepada hari akhir namun tidak
tepat
Anak mampu menjelaskan pengertian
3. rukun iman kepada hari akhir dengan
bantuan guru
Anak mampu menjelaskan pengertian
4. rukun iman kepada hari akhir dengan cepat
dan tepat.
7. Menyebutkan perbedaan qada dan qadar
Anak tidak mampu menyebutkan
1.
perbedaan qada dan qadar
Anak mampu menyebutkan perbedaan
2.
qada dan qadar namun tidak tepat
Anak mampu menyebutkan perbedaan
3.
qada dan qadar dengan bantuan guru
Anak mampu menyebutkan perbedaan
4.
qada dan qadar dengan cepat dan tepat
61

Keterangan :

BB : Belum Berkembang

MB : Masih Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

BSB : Berkembang Sangat Baik

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dari

penelitian itu sendiri. Dalam penelitian kualitatif, ciri utama dari pengumpulan

data adalah orang sebagai alat yang mengumpulkan data yang diinginkan. Adapun

alat pengumpulan data yang akan penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Test

Test adalah cara yang dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam

rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk

pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan

yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee,

sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat

dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah (Sudijono,2015). Tes merupakan

alat atau prosedur yang dipergunakan, alat ini dapat berbentuk tugas atau

perintah yang harus dilaksanakan dan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan

atau soal-soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat

dilaksanakan secara lisan maupun tertulis yang digunakan untuk mengukur


62

kemampuan siswa dalam kemampuan menghafal rukun iman sebelum dan

sesudah menggunakan flashcard.

2. Observasi

Pengamatan atau observasi merupakan cara pengumpulan data dengan terjun

langsung atau melihat langsung kelapangan, mengamati obyek yang diteliti.

Serta untuk menggali berbagai sumber data baik berupa peristiwa, tempat atau

lokasi dan kendala, serta rekaman gambar atau pemutusan langsung para

pembuat keputusan kegiatan yang sedang berjalan (Gunawan,2015). Berbagai

macam metode observasi yaitu observasi partisipatif dan observasi

nonpartisipatif. Dalam penelitian ini digunakan jenis observasi partisipantif,

adalah observasi yang dilakukan apabila observer ikut serta dalam kegiatan

atau situasi yang dilakukan oleh obserment (Sanjaya,2013). Maka dari itu,

apabila peneliti ingin mengetahui bagaimana aktivitas peserta didik dalam

mengikuti suatu diskusi, maka peneliti (observer) ikut serta dalam kegiatan

diskusi.

3. Dokumentasi

Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik

dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger,

agenda dan sebagainya (Sudijono,2015). Pada teknik ini, peneliti memperoleh

informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada

responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan

kegiatan sehari-hari. Adapun beberapa dokumentasi yang dapat membantu


63

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya dengan

permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, seperti:

a. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Berbagai macam ujian hasil dan tes

c. Laporan tugas siswa

d. Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran

e. Soal yang dikerjakan peserta didik

H. Teknik Analisis Data


Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulnya data,

selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. Untuk analisis secara kuantitatif

digunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu skor rata-rata yang diperoleh dari

hasil tes tiap siklus yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi

melalui penggambaran karakteristik distribusi nilai pencapaian hasil belajar

tentang kemampuan menghafal rukun iman dengan menggunakan media flash card

yang terdiri dari nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maksimal), nan nilai

terendah (minimal). Kemudian nilai tersebut dikelompokkan dengan melihat

pedoman pengkategorian menurut Arikunto, sebagai berikut (Arikunto,2013) :

Tabel 4. Pengkategorian Tingkat Kemampuan Menghafal Rukun Iman

Interval Nilai Kualifikasi


85-100 Sangat Tinggi
65-79 Tinggi
55-64 Sedang
45-54 Rendah
64

0-44 Sangat Rendah

Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik sederhana dengan

mencari persentase. Untuk mengambil nilai rata-rata persentasenya menggunakan

rumus :

P= x 100%

Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi yang sedang di cari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah sampel)
Sedangkan analisis kualitatif dilakukan dengan melihat hasil observasi

selama proses belajar mengajar dari tiap siklus. Dari aktifitas peserta didik dalam

kelompok dan sikap peserta didik. Dengan menggunakan lembar observasi yang

dilakukan oleh observer.

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah meningkatkan

kemampuan menghafal rukun iman kelompok B dengan menggunakan media flash

card dianggap berhasil apabila hasil tes mencapai KKM yang telah ditentukan

yaitu apabila sesudah tindakan 75%.


65

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

al-Faruq, Umar. 2014. 10 Jurus Dahsyat Hafal Al-Qur’an Rahasia Sukses

Gemilang Para Hafizh Qur’an. Surakarta: Ziyad.

Amri, A., & Jafar, J. (2016). Analisis kesulitan mahasiswa menghafal nama-nama

latin di program studi pendidikan biologi angkatan 2014 Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Parepare.Jurnal Biotek.

Vol 4(2) : 262-277.

Anas Sudijono.2015.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo

Persada

Anwar, R. (2014). Hal-hal yang mendasari penerapan Kurikulum

2013.Humaniora. Vol 5(1) : 97-106.


66

Arikunto, Suharsimi .2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Depdiknas .2003. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003.Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Dzulkifli, D., & Maulidiyah, U. M. (2022). Alat Permainan Edukatif Flashcard

Alfabet Sebagai Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. MOTORIC.

Vol 6(1) : 344-350.

Fatmawati, R. A. (2015). Penggunaan Media Pembelajaran Flashcard untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Sidodadi Candi

Sidoarjo. Universitas Negeri Surabaya: Jurnal PGSD. Vol 3 (2) : 1871-1880

Febriani, T. S., & Subagio, F. M. (2015). Penggunaan Media Flashcard untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perkembangan Teknologi

IPS di Sekolah Dasar.Universitas Negeri Surabaya: Jurnal PGSD. Vol 3(2)

: 115-124

Hadiati, E., & Fidrayani, F. (2019). Manajemen Pembelajaran Pendidikan Anak

Usia Dini.Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini. Vol 2(1) :

69-78.

Hidayah, N. (2017). Pengembangan media pembelajaran berbasis komik pada

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV MI Nurul Hidayah

Roworejo Negerikaton Pesawaran. Terampil: Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran Dasar. Vol 4(1) : 34-46.


67

Hudi, S., & Maulida, S. (2022). Pengaruh Penggunaan Flash Card Untuk

Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Kelas VII SMP

Plus Sunan Drajat Ajung. FAJAR Jurnal Pendidikan Islam. Vol 1(2) : 37-

49.

Kaelany. 2000. Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Bumi Aksara

Khairunnas Rajab. 2011. Psikologi Ibadah. Bandung: AMZAH

Kurniawati, D. (2014). Keefektifan pengajaran kosakata bahasa Inggris pada anak

Sekolah Dasar dengan menggunakan Flash Card.TERAMPIL: Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol 1(1) : 57-64.

Lilis Madyawati.2017. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta:

Kencana

Ma’mur, Jamal.2013. 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta: DIVA Press

Margiono dan Latifah .2006. Agama Islam Lentera Kehidupan. Jakarta: Yudhistira

Masyikurillah. 2013. Ilmu Tauhid Pokok-Pokok Keimanan. Bandar Lampung:

AURA

Muhammad Alim. 2011. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.\

Mujib, Abdul. 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Munir dan Sudarsono.2013. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta

Negara, H. S. (2014). Penggunaan Komik Sebagai Media Pembelajaran Terhadap

Upaya Meningkatkan Minatmatematika Siswa Sekolah Dasar (SD/MI).

TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol 1(2) : 250-

259.
68

Nurjannah, N. (2016). Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Melalui

Kartu Huruf Bergambar Siswa Kelas II SDN 5 Soni. Jurnal Kreatif

Tadulako. Vol 4(8) :290-313

Nurlailah dan Farhan. 2011. Cahaya Iman Pendidikan Agama Islam. Bandung:

Yrama Widya

Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tematik Terpadu. Jakarta: Prena Media Group.

Rafika, Isabella,Tri Rahayu, and Akhsanul Huda. (2022). Pengaruh Penggunaan

Media Flash Card Terhadap Kemampuan Menghafal Kosa Kata Bahasa

Arab Pada Siswa Kelas V MI Nurussalam Sidogede. JEMARI (Jurnal

Edukasi Madrasah Ibtidaiyah). Vol 4(1): 12-26.

Said, Alamsyah dan Andi Budimanjaya. 2015. Strategi Mengajar Multiple

Intelligences. Jakarta: Kencana

Sanjaya,Wina.2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Kencana Prenamedia

Group

Saptadi, H. (2012). Faktor-Faktor Pendukung Kemampuan Menghafal Al-Quran

dan Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling. Jurnal Bimbingan

Konseling. Vol 1(2) : 117-121

Sary, R. M. (2022). The Articles Pengaruh Penerapan Media Flashcard Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Kelompok B Di Tk

Dharmawanita Persatuan Sukorejo Sidayu Gresik. JIEEC (Journal of

Islamic Education for Early Childhood). Vol 4(1) : 16-33.


69

Shalih bin Fauzan Al-Fauzan dan Tim Ahli Tauhid.2012. Kitab Tauhid. Jakarta:

Ummul Qura

Sohibun, S., & Ade, F. Y. (2017). Pengembangan media pembelajaran berbasis

virtual class berbantuan Google Drive. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu

Tarbiyah. Vol 2(2) : 121-129.

Sujiono, Yuliani Nurani . 2009. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Indeks

Suryabrata, Sumadi. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada

Susilana, Rudi Dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelaaran Hakikat,

Pengembangan. Pemanfaatan Dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima

Syamsuri.2007. Pendidikan Agama Islam Jilid I. Jakarta: Erlangga

Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama

TB. Aat Syafaat dan Sohari Sahrani.2008. Peranan Pendidikan Agama Islam

dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Ulum, N. (2021). Penggunaan Media Flash Card Untuk Meningkatkan

Kemampuan Menghafal Kosa Kata Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah

Riyadhul Qori’in Jember. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Aswaja. Vol 7(1),

31–43.

Yamin, Martinis. dan Sanan, Jamilah, S. 2012. Panduan Pendidikan Anak Usia

Dini. Jakarta: GP Press.

Anda mungkin juga menyukai