PROPOSAL PENELITIAN
Dwi Aprilensia
05051381823040
1 Universitas Sriwijaya
2
2 Universitas Sriwijaya
3
PROPOSAL PENELITIAN
PEMATANGAN GONAD DAN PEMIJAHAN IKAN SEPAT SIAM
(Trichogaster pectoralis) PADA pH MEDIA YANG BERBEDA
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Perikanan pada
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Dwi Aprilensia
05051381823040
3 Universitas Sriwijaya
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Kegiatan Penelitian pada Jurusan
Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Oleh:
Dwi Aprilensia
05051381823040
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Perikanan
i Universitas Sriwijaya
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
ii Universitas Sriwijaya
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB 1......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian......................................................................3
BAB 2......................................................................................................................4
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)............4
2.2. Habitat dan Penyebaran Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)................5
2.3. Kematangan Gonad Ikan...................................................................................5
2.3. Pemijahan..........................................................................................................5
2.4. pH......................................................................................................................6
2.5. Kualitas Air.......................................................................................................7
BAB 3......................................................................................................................9
3.1. Tempat dan Waktu............................................................................................9
3.2. Bahan dan Metode............................................................................................9
3.2.1. Alat dan Bahan...............................................................................................9
3.2.2. Metode.........................................................................................................10
3.2.2.1. Rancangan Percobaan...............................................................................10
3.2.2.2. Cara Kerja.................................................................................................10
3.2.2.2.1. Persiapan Wadah Penelitian...................................................................10
3.2.2.2.2. Persiapan Media Air...............................................................................10
3.2.2.2.3. Persiapan Induk......................................................................................11
3.2.2.2.4. Pemijahan...............................................................................................11
3.2.2.3. Parameter yang diukur..............................................................................11
3.2.2.3.1. Tingkat Kematangan Gonad..................................................................11
3.2.2.3.2. Waktu Pemijahan...................................................................................12
3.2.2.3.3. Fekunditas..............................................................................................12
iv Universitas Sriwijaya
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Alat yang digunakan dalam penelitian
Tabel 3.2. Bahan yang digunakan dalam penelitian
v Universitas Sriwijaya
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
pada pH 7,5 dengan waktu pemijahan yang lebih cepat (Kusrini et al. 2010),
sedangkan pemijahan ikan komet (Carassius auratus) pada pH 7 (Wahyuningsih
et al., 2012).
Selain itu, penelitian yang telah dilakukan pada pengaruh substrat yang
berbeda terhadap pemijahan ikan sepat siam menyimpulkan bahwa pH optimum
yang dihasilkan pada saat pemijahan yakni pH 6 dan 7.25 dengan suhu 24-27℃.
Sedangkan untuk kandungan oksigen terlarut (DO) yang digunakan pada media
penelitian berkisar antara 5-6.5 ppm. Hal ini membuktikan dari hasil pengamatan
kondisi DO, suhu dan pH sangat mendukung dalam proses pemijahan, daya tetas
telur ikan sepat siam (Laila et al., 2020).
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai pemijahan
ikan sepat siam pada pH media yang berbeda untuk mengetahui kondisi yang
optimal pada saat pemijahan.
2 Universitas Sriwijaya
3
3 Universitas Sriwijaya
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4 Universitas Sriwijaya
5
2.4. Pemijahan
Pemijahan adalah proses dimana induk betina melepaskan sel telur dan
induk jantan melepaskan sperma, dan kemudian diikuti dengan perkawinan.
Pemijahan sebagai salah satu proses dari reproduksi merupakan rantai siklus
hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies (Sinjal, 2014). Pemijahan
sepat siam terjadi secara alami dalam wadah terkontrol (akuarium). Saat bertelur,
pejantan membangun sarangnya berupa buih untuk melindungi telur di permukaan
5 Universitas Sriwijaya
6
air diantara substrat, 1 sarang busa dapat mengisi 7.000 sampai 8.000 butir telur
(Asyari, 2007). Dibutuhkan 1-2 hari untuk membuat sarang busa. Sarang biasanya
dibuat dari tepi atau sudut, ketika sarang sudah siap, jantan akan menarik betina
dan pemijahan terjadi dibawah sarang busa. Saat bersarang, induk jantan akan
menjadi lebih agresif dan tetap berada di sekitar sarang untuk menjaga telur,
sedangkan induk betina akan meninggalkan sarang busa (Tampubolon dan
Rahardjo, 2011)
2.5. pH
pH air mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan organisme perairan,
sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu ntuk menyatakan baik buruknya
suatu perairan (Yulis, 2018). Secara umum nilai pH menjadi faktor penting pada
perairan karena nilai pH pada air menentukan keadaan seberapa besar keasaman
atau basa yang akan memepengaruhi kehidupan ikan. Nilai pH juga dapat
dipengaruhi oleh konsentrasi karbon dioksida dan senyawa bersifat asam. Derajat
keasaman atau pH menggambarkan aktivitas potensial ion hidrogen dalam larutan
yang dinyatakan sebagai konsentrasi ion idrogen pada suhu tertentu (Supriatna et
al., 2020).
Perairan yang terlalu asam maupun basa dapat membahayakan ikan
sehingga dapat terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Kenaikan pH
diatas netral dapat menyebabkan konsentrasi amoniak yang bersifat toksik bagi
organisme (Yulianti et al., 2016). Larutan dengan pH kurang daripada tujuh
disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih dari tujuh dikatakan bersifat
basa atau alkali (Ramayanti dan Amna, 2019). Umumnya pH yang baik untuk
kehidupan ikan antara 4-9. Ikan sepat siam biasanya hidup dalam perairan dengan
pH 5-7 (Laila et al., 2020). Derajat keasaman mempunyai peran penting baik
dalam kehidupan akuatik maupun dalam mengatur ketersediaan nutrisi dalam air.
Rentang pH yang baik untuk organisme air adalah 6,5 – 9.0 karena pada pH
ini metabolisme dari organisme air tidak terganggu Boyd (1986). Hal ini juga
diungkapkan oleh Wardhana (2004) bahwa air normal yang memenuhi syarat
untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Selain itu untuk
6 Universitas Sriwijaya
7
7 Universitas Sriwijaya
8
8 Universitas Sriwijaya
9
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN
9 Universitas Sriwijaya
10
3.2.2. Metode
3.2.2.1. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL), menggunakan empat perlakuan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
P0 : Perlakuan menggunakan pH kontrol
P1 : Perlakuan penyuntikan ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg bobot tubuh
P2 : Perlakuan penyuntikan ovaprim dengan dosis 0,6 ml/kg bobot tubuh
P3 : Perlakuan penyuntikan ovaprim dengan dosis 0,7 ml/kg bobot tubuh
10 Universitas Sriwijaya
11
3.2.2.2.4. Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara alami dan buatan dengan rasio betina dan jantan
1:1. Induk jantan dimasukkan terlebih dahulu sampai menunjukkan tanda-tanda
siap memijah yaitu dengan mengeluarkan busa pada permukaan air dan substrat
pemijahan (styrofoam) (Ath-thar et al., 2014). Setelah terlihat buih yang menutupi
20% permukaan air, induk sepat siam betina dimasukkan (Priadi dan Sundari
2013).
11 Universitas Sriwijaya
12
Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian ini meliputi pH, suhu,
oksigen terlarut, amonia dan alkalinitas. Kualitas air diukur pada awal dan akhir
pemeliharaan.
12 Universitas Sriwijaya
13
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, H.L., Maftucha. dan Carman, O., 2006. Pemijahan secara buatan pada ikan
gurame osphronemus gouramy Lac. dengan penyuntikan ovaprim. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 5(2), 103–12.
Arifin, O.Z., Vitas, A.P. dan Brata, P., 2017. Parameter kualitas air dalam
lingkungan budidaya. Jurnal Riset Akuakultur, 12(1), 241–51.
Astria, J., Marsi, dan Mirna F. 2013. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan
gabus (Channa striata) pada berbagai modifikasi pH media air rawa yang
diberi substrat tanah. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 66–75.
Asyari., 2007. Pentingnya labirin bagi ikan rawa. Bawal 1(5), 161–67.
Azizah, N.N., 2019. Pengaruh derajat keasaman (pH) yang berbeda terhadap
derajat pembuahan, daya tetas telur dan sintasan larva ikan uceng
(Nemachellus fasciatus). Skripsi, Universitas Brawijaya.
Boyd. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Auburn
University. Alabama. USA. Water quality management for pond fish
culture. (cabdirect.org) (diakses Juni 2022)
Dahril, I, Tang, U.M. dan Iskandar, P., 2017. Pengaruh salinitas berbeda terhadap
pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan nila merah ( Oreochromis
Sp .). Berkala Perikanan Terubuk, 45(3),67–75.
13 Universitas Sriwijaya
14
Djatmika, D.H., 1986. Usaha Budidaya Ikan Kolam Air Deras. Jakarta: Simplex.
http://opac.perpusnas.go.id/uploaded_files/sampul_koleksi/original/
Monograf/ali1366c.jpg (diakses Juni 2022)
Hastuti, S. dan Subandiyono., 2015. Kondisi kesehatan ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus, Burch) yang dipelihara dengan teknologi biofloc. Jurnal
Saintek Perikanan, 10(2),74–79.
Huwoyon, G.H. dan Rudhy, G., 2013. peningkatan produktivitas budidaya ikan di
lahan gambut. Media Akuakultur, 8(1):13–22.
Irawan, D. dan Yunus, M., 2015. Tehnik pemijahan ikan sepat siam (
Trichogaster pectoralis) secara semi alami. Buletin Teknik Litakayas
Akuakultur, 13(1),49–53.
Kusrini, E., Priyadi, A., Wibawa, G.S. dan Insan, I., 2010. Pengaruh pH terhadap
perkembangan gonad ikan rainbow sawiat ( Melanotaenia Sp .).Prosiding
Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, 403-407.
Laila, K., Rumondang., Batubara, J.P., Gibran, K., Sikta, A. dan Purnama, D.,
2020. Pengaruh substrat yang berbeda terhadap pemijahan ikan sepat siam
(Trichogaster pectoralis). Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Asahan, 1103-1112.
Muslimatun., Putra, R.M. dan Efizon, D., 2014. Meristik, morfoetrik, pola
pertumbuhan ikan dan sepat mutiara (Trichogaster leeri). Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, 1(1), 1-13.
Nur, B., Permana, A., Priyadi, A., Mustofa, S.Z. dan Murniasih, S., 2017. Induksi
ovulasi dan pemijahan ikan agamysis (Agamyxis albomaculatus)
menggunakan hormone yang berbeda. Jurnal Riset Akuakultur, 12(2), 169-
177.
14 Universitas Sriwijaya
15
Priadi, B. dan Sundari, S., 2015. Pemijahan alami ikan sepat siam (Trichopodus
pectoralis Regan, 1910) dengan ukuran induk yang berbeda pada wadah
terkontrol. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 13(2), 143-146.
Purwaningsih, N.T., Amir, S. dan Cokrowati, N., 2013. Pengaruh perbedaan jenis
pakan terhadap kematangan gonad abalon (Haliotis squamata). Jurnal
Perikanan Unram, 1(2), 1-5.
Putra, P.L., Jubaedah, D. dan Syaifudin, M., 2020. Daya tetas telur ikan patin
(pangasius hypophthalmus) pada pH media berbeda. Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia, 8(1),37–49.
Ramayanti, D. dan Amna, U., 2019. Analisis parameter cod (Chemical Oxygen
Dmand) dan pH (Potential Hydrogen) limbah cair di PT.Pupuk iskandar
muda lhokseumawe. Jurnal Kimia Sains Dan Terapan, 1(1),16–21.
Riansyah, A., Supriadi, A. dan Nopianti, R., 2013. Pengaruh perbedaan suhu dan
waktu pengeringan terhadap karakteristik ikan asin sepat siam
(Trichogaster pectoralis) dengan menggunakan oven. Jurnal FishtecH,
2(1),53–68.
Saputra, A., Muslim, M. dan Fitriani, M., 2015. Pemijahan ikan gabus (Channa
striata) dengan rangsangan hormon gonadotropin sintetik dosis berbeda.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1),1–9.
Sinjal, H., 2014. Efektifitas ovaprim terhadap lama waktu pemijahan, daya tetas
telur dan sintasan larva ikan lele dumbo, Clarias gariepinus. E-Journal
Budidaya Perairan, 2(1), 14-21.
Soeharmanto, D., Wendi T.P. dan Catur R.S., 2019. Penggunaan Pakan Buatan
Yang Diperkaya Tepung Kekerangan Pada Induk Udang Vaname. Jurnal
Perekayasaan Budidaya Air Payau dan Laut, 14(1) : 21-27.
15 Universitas Sriwijaya
16
stpbogor.kkp.go.id/images/docs/2014_limnologi_untuk_sekolah_pertan
ian_menengah_atas.jpg.jpg (diakses Juni 2022).
Tatangindatu, F., Kalesaran, O. dan Rompas, R., 2013. Studi parameter fisika
kimia air pada areal budidaya ikan di danau tondano, desa paleloan,
kabupaten minahasa. Budidaya Perairan, 1(2),8–19.
Taqwa, F.H., Nurdawati, S. dan Haris, S., 2012. Kebiasaan makan ikan sepat siam
(Trichogaster pectoralis) di rawa banjiran desa talang paktimah
kabupaten muara enim sumatera selatan. Majalah Ilmiah Srwijaya,
22(15), 13-20.
Umar, C. dan Sulaiman, P.S., 2013. Status introduksi ikan dan strategi
pelaksanaan secara berkelanjutan di perairan umum daratan di indonesia.
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 5(2),113–20.
Wahyuningsih, Sri. dan Gitarama, A.M., 2020. Amonia pada sistem budidaya
ikan. Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(2),112–25.
Yulianti, R., Sukiyah, E. dan Sulaksana, N., 2016. Dampak limbah penambangan
emas tanpa izin (peti) terhadap kualitas air sungai limun kabupaten
sarolangun provinsi jambi. Bulletin of Scientific Contribution, 14(3), 251-
262.
16 Universitas Sriwijaya
17
Yulis, P.A.R., 2018. Analisis kadar logam merkuri (Hg) dan (pH) air sungai
kuantan terdampak penambangan emas tanpa izin (PETI). Jurnal
Pendidikan Kimia, 2(1),28–36.
Zairin, J., Sari, R.K. dan Raswin, M. 2005. Pemijahan ikan tawes dengan sistem
imbas menggunakan ikan mas sebagai pemicu. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 4(2), 103–8.
17 Universitas Sriwijaya