PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
WARDATUL UYUN
E1A016075
(Wardatul Uyun)
NIM E1A016075
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skirpsi I Dosen Pembimbing Skirpsi II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Proposal skripsi yang berjudul “Preferensi Lebah Trigona sp Terhadap Berbagai Jenis
Polen dalam Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang disusun oleh:
(Wardatul Uyun)
NIM E1A016075
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Swt, karena dengan rahmat dan
karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
penyususn sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Proposal skripsi ini
memuat tentang “Preferensi Lebah Trigona sp Terhadap Berbagai Jenis Polen dalam
Bapak Dr. Drs. Karnan, M.Si dan Bapak Drs. M. Yamin, M.Si selaku dosen pembimbing
penulis maupun bagi mereka yang akan menggunakan sebagai acuan atau hasanah
tambahan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................28
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Parameter iklim secara tidak langsung mempengaruhi semua proses edafik dan
biologis. Proses ini akan memiliki dampak terhadap perubahan iklim meskipun
besarnya bergantung pada sensitivitas (Shirsath et al., 2017). Perubahan iklim ditandai
dengan adanya perubahan cuaca yang tidak menentu contohnya seperti yang
dikemukakan oleh Ratnaningayu dalam (Muslim, 2013), yaitu adanya curah hujan yang
tidak menentu, sering terjadi badai, suhu udara yang ekstrim, arah angin yang berubah
drastis, dan sebagainya. Hal ini akan memperburuk keadaan pada sumber daya darat
dan air yaitu menurunnya produktivitas tanaman pangan, ternak dan ikan. Jika tidak
segera diambil tindakan atau solusi yang tepat maka efek jangka pendek tidak dapat
serius, khususnya sektor pertanian yang dikemukakan oleh (Santoso, 2016) dampak
perubahan iklim ekstrim berupa kekeringan menempati urutan pertama penyebab gagal
panen.
dan pendekatan pengelolaan ekosistem (Yulianingrum et al., 2019). Salah satu upaya
perubahan iklim adalah dengan kawasan rumah pangan lestari. Dalam mengolah
potensi yang ada kawasan rumah pangan lestari menggunakan pendekatan melalui
bibit, demplot, kebun sekolah serta mengutamakan sumber daya local disertai dengan
pemanfaatan pengetahuan local (Kementrian Pertanian RI, 2018). Salah satu demplot
dilakukan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian. Usaha ini memerlukan biaya
produksi rendah, namun dapat memberikan kontribusi pendapatan yang cukup tinggi.
Pengembangan usaha lebah Trigona sp dapat dijadikan sebagai suatu peluang bisnis
yang mempunyai prospek bagus (Kusmanwati, 2018). Hal ini dikarenakan hasil
budidaya Trigona sp memiliki kandungan propolis yang jauh lebih banyak (Sabir,
2005).
ada dilingkungannya. Menurut Sihombing (2015), pakan lebah madu adalah dalam
bentuk nectar, polen, honey dew dan royal jelly. Kondisi ligkungan yang ada di
Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Merta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
sayur mayur, tanaman hias dan tanaman herbal yang akan menajdi sumber pakan bagi
lebah madu. Potensi tanaman sebagai pakan atau sumber polen yang ada di Kawasan
Rumah Pangan Lestari beragam, namun belum ada informasi mengenai jenis tanaman
Menurut Widowati (2013), polen adalah alat reproduksi jantan pada bunga.
Umumnya semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah karena bunga
ketersediaan dan kualitas polen bunga juga sangat menentukan perkembangan dan
kondisi kesehatan koloni terutama bagi jumlah telur, perkembangan larva hingga
mencapai dewasa, dan produktivitas koloni. Hasil penelitian oleh Pratama et al., (2018)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan jenis polen yang dikoleksi oleh Trigona sp pada
ketinggian tertentu dan polen yang dikoleksi oleh lebah Trigona sp tergantung dari
bunga yang tumbuh disekitar sarangnya. Oleh karena itu, informasi mengenai tanaman-
tanaman sumber polen yang cenderung dikunjungi oleh Trigona sp sangat diperlukan
pemaparan tersebut maka perlu dikaji kecenderungan atau preferensi jenis polen lebah
Trigona sp yang ada di Kawasan Rumah Pangan Lestari Lombok tengah. Penelitian ini
dapat memberikan manfaat sebagai sumber informasi untuk budidaya lebah Trigona sp
dalam menentukan jenis polen tanaman yang paling bagus untuk perkembangan koloni
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui preferensi polen
diperoleh di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Lombok Tengah maka akan
bermanaat:
1.4.1 Bagi peneliti, penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti
1.4.2 Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada peternak
lebah madu terkait dengan jenis polen yang disukai oleh Trigona sp dan
memberikan informasi dalam upaya rekayasa rasa, aroma sesuai pilihan bunga
1.4.3 Bagi pemerintah, penelitian ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi
1.4.4 Bagi Program Studi Pendidikan Biologi, penelitian ini dapat memberikan
Agar kajian dan pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas maka perlu
diberi batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.5.1 Subyek penelitian ini adalah jenis polen yang diambil pada setiap stup Trigona
Tengah.
1.5.2 Karakteristik yang diamati dalam penelitian ini yaitu jenis polen yang
1.5.3 Lokasi penelitian ini terletak di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Lombok Tengah.
1.6.2 Trigona adalah jenis lebah madu tak bersengat (stingless honey bees) dan
1.6.3 Polen merupakan alat reproduktif jantan tumbuhan yang mempunyai protein
tinggi dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel yang
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Trigona sp
mae-mae toher (P. Ambon), bulpena (P. Haruku), Kelkelo (P. Saparua). Klasifikasi
Filum : Artrhropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Trigona
adalah serangga kecil berwarna hitam , dengan panjang tubuh antara 3-4 mm,
serta rentang sayap 8 mm. Lebah pekerja memiliki kepala besar dan rahang
panjang. Sedang lebah ratu berukuran 3-4 kali ukuran lebah pekerja, perut besar
mirip laron, berwarna kecoklatan dan mempunyai sayap pendek. Lebah ini tidak
mempunyai sengat (stingless bee) (Dewantari, 2019). Ciri khas dari lebah
8
Trigona yaitu tidak memiliki alat sengat tetapi mempunyai zat perekat sebagai
Koloni lebah Trigona terdiri atas golongan reproduktif (lebah jantan dan
ratu) dan golongan non reproduktif (lebah pekerja). Satu sama lainnya dapat
dibedakan dari bentuk, rupa dan tingkah laku. Satu koloni lebah hanya memiliki
satu ekor ratu, ratusan ekor lebah jantan dan ribuan ekor lebah pekerja. Lebah
pekerja memiliki kepala besar dan rahang panjang. Sedang lebah ratu berukuran
3-4 kali ukuran lebah pekerja, perut besar mirip laron, berwarna kecoklatan dan
mempunyai sayap pendek. Tugas lebah ratu hanya satu yaitu bertelur (dapat
menjad lebah jantan, pekerja, dan kadang calon ratu) sedangkan lebah pekerja
memiliki tugas paling berat yaitu memberi makan lebah ratu dan larva,
membuat sarang, mencari nectar dan tepung sari, memproses dan menyimpan
madu (Dinas Lingkungan Hidup, 2020). Semua pekerjaan dilakukan oleh lebah
berukuran besar relatif melakukan aktivitas makan lebih awal karena mampu
Sedangkan spesies berukuran kecil seperti Trigona, menurut Heard & Hendrikz
berkisar antara 18–19 °C. Menurut (Nugroho & Soesilohadi, 2015), Trigona
lebih banyak mencari makan pada pagi hari dibandingkan dengan sore hari. Hal
ini dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan suhu. Suhu udara dan
intensitas cahaya naik maka aktivitas Trigona keluar sarang juga akan
akan meningkat. Selain itu ukuran tubuh juga mempengaruhi jarak terbang
lebah mencari makanan. Makin besar tubuh lebah, maka makin jauh jarak
600m.
protein, mineral, air dan lain-lain untuk kehidupannya. Pakan tersebut sangat
dan produksi madu. Pakan lebah madu adalah nectar, honey dew dan polen.
terutama di bagian thorax; rahang dan lidah turut juga digunakan, tergantung
kantung yang dihasilkan oleh tumbuhan Spermatophyta, baik yang berasal dari
terkait dengan spesies tanaman, dan nilai nutrisi serbuk sari menunjukkan
perbedaan yang konsisten antara taksa. Selain itu, komposisi dan keragaman
serbuk sari (dalam hal asal tanaman) secara langsung mempengaruhi kualitas
dan keamanan produk lebah madu lainnya, seperti madu, royal jelly, dan
propolis.
Dinding serbuk sari memiliki struktur yang kompleks. Lapisan luar yang
dikenal sebagai eksin kaya akan sporopolenin. Sporopolenin ini bersifat kaku,
tahan bahan kimia, dan kedap air (Katifori et al., 2010). Lapisan eksin terdiri
dari lapisan endeksin (eksin dalam) dan lapisan ekteksin (eksin luar) (Nugroho,
11
tersusun tiga lapisan yaitu tektum (lapisan terluar), kolumela atau bakula
berbentuk tiang kecil yang mendukung tektum dan lapisan kaki sebagai lapisan
paling dasar. Butiran dengan tektum yang menutupi seluruh permukaan butiran
disebut tektat, jika tidak mempunyai tektum disebut intektat dan butir yang
semitektat.
12
atau morfologinya. Karakter utama dari polen dan spora yang digunakan untuk
determinasi dan identifikasi adalah unit, aperture, ukuran dan bentuk, dan
Unit polen dibedakan atas monad, diad, tetrad, dan polyad. Selain itu
ada pula polen yang dilepaskan dari tumbuhan dalam bentuk massulau atau
dikotil dan 12 familia monokotil) mempunyai serbuk sari bentuk tetrad dan
(Su
Gambar 5. Bentuk polen
m ber:
Nugroho, 2014)
karakter polen yang penting. Apertura adalah suatu area tipis pada
17
e. Bee Polen
sari fermentasi)
peningkatan produksi telur dan produksi madu. Pakan lebah madu adalah
nectar, honey dew dan polen. Kekurangan pakan merupakan masalah yang
madu yang berdampak pada penurunan produksi madu, polen dan royal jeli
dapat menyebabkan koloni lebah madu menjadi lemah dari segi jumlah lebah
pekerja sedikit, produksi madu, polen dan royal jeli rendah, produktivitas lebah
ratu menurun karena kurangnya pasokan pakan nektar dan polen sebagai
merupakan salah satu respon yang terjadi pada tanaman ketika terjadi kenaikan
penyerbuk sebagai akibat dari perubahan tingkah laku dan komposisi serangga
silang dan jumlah biji yang dihasilkan. Sebaliknya peningkatan jumlah bunga
ketersediaan pakan yang meningkat merupakan faktor yang sangat penting yang
(Widhiono, 2015).
23
madu yang dihasilkan oleh lebah. Pakan yang bagus akan menghsilkan kualitas
madu yang bagus dan sebaliknya. Untuk menghasilkan madu yang berkualitas
maka diperlukan pakan yang tepat untuk pertumbuhan Trigona sp. Pollen dan
nectar merupakan sumber pakan bagi Trigona sp yang berasal dari berbagai
terhadap sumber makanan yang letaknya lebih rendah dan lebih dekat dari
lubang pintu masuk sarang dibandingkan dengan sumber makanan yang lebih
jauh dan tinggi atau lebah Trigona cenderung mencari makan disekitar
mengandung sumber gizi dan sumber protein. Sedangkan kesukaan lebah dalam
pada nectar. Makin tinggi kadar gula dari nectar suatu bunga, semakin senang
Mengkaji Mengetahui
31 Karakteristik Umum Polen dan ( Nugroho, tentang karakteristik
. Spora Serta Aplikasinya 2014) karakteristik umum polen
umum polen
equatorial
Melalui Mengetahui
pengamatan karakteristik
preparat sampel morfologi
Bee Polen polen yang
Morfologi Polen dan Jenis diketahui biasa diukur.
Tumbuhan Yang Terdapat terdapat 21
(Dahlia et al.,
6. pada Polen Lebah Stingless famili tumbuhan
2019)
Bees (Trigona sp) dari Pulau dengan 28
Nunukan Kalimantan Utara. species berbeda
dengan yang
menjadi
tumbuhan
sumber nectar.
26
Gagal Panen
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci. Analisis data bersifat induktif dengan hasil penelitian yang lebih
menekankan pada makna dari pada generalisasi (Anggito, A., & Setiawan, 2018).
Desa Mertak Umbak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini
akan dilaksanakan dalam rentang waktu 6 bulan. Jadwal penelitian dapat dilihat
2 Pengambilan data
3 Analisis data
4 Penyusunan
skripsi
5 Penyerahan skripsi
28
penelitian. Sedangkan sampel penelitian adalah semua polen yang terdapat dalam
Tengah.
Variable penelitian yang diamati pada penelitian ini adalah jenis dan jumlah
Lombok Tengah.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut (Tabel 3.2):
yang ada dilokasi dan sekitarnya. Penentuan lokasi observasi untuk mendata
nama dan jenis tumbuhan dilakukan dengan jarak 600meter dari setup lebah
Trigona sp.
sari tanaman berbunga yang terdapat pada lokasi pengambilan sampel yang ada
a. Mengoleksi serbuk sari dari setiap tanaman berbunga yang ada di sekitar
lokasi penelitian.
b. Meletakan serbuk sari diatas gelas benda kemudian ditetesi 1-2 tetes
aquades.
400X.
interpretasi data.
(2014), yaitu identifikasi jenis polen yang ada di dalam setup dilakukan dengan
sambil diaduk.
f. Endapan serbuk sari pada dasar tabung ditetesi aquades, lalu disentrifugasi
kembali.
centrifuse lainnya.
e. Mencatat jumlah dan jenis polen yang ditemukan dalam satu lapang pandang
dan mecocokan ciri morfologi sampel yang telah ditemukan dengan preparat
referesnsi.
centrifuse lainnya.
interpretasi data.
33
Analisis data dilakukan untuk melihat preferensi jenis polen lebah Trigona
sp yang ada di KRPL Lombok Tengah. Analisis sifat dan ciri morfologi polen yang
dengan sediaan polen semua jenis tanaman berbunga yang terdapat disekitar lokasi
dengan luas area 600meter. Untuk menegaskan hasil identifikasi yang diperoleh
dari data hasil penelitian maka digunakan rujukan untuk deksripsi jenis polen
dan jumlah polen yang ada pada sepuluh setup dilakukan dengan cara manual
menggunakan Ms.Excel.
DAFTAR PUSTAKA
Agussalim, A., Agus, A., Umami, N., & Budisatria, I. G. S. (2017). Variation of
Honeybees Forages As Source of Nectar and Pollen Based on Altitude in
Yogyakarta. Buletin Peternakan, 41(4), 448.
https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v41i4.13593
Al-Hatamleh, M. A. I., Boer, J. C., Wilson, K. L., Plebanski, M., Mohamud, R., &
Mustafa, M. Z. (2020). Antioxidant-based medicinal properties of stingless bee
products: Recent progress and future directions. Biomolecules, 10(6), 1–28.
https://doi.org/10.3390/biom10060923
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jejak Publisher.
Anwar, K. (2002). Serbuk Sari Terbawa Pada Jenis Madu Merah Yang Diperoleh
Dari Desa Parado Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Universitas Mataram.
Dinas Lingkungan Hidup. (2020). Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu. DLH
Banten.
Kusmanwati, Eti. (2018). Analisis Rentabilitas Usaha Budidaya Lebah Madu Trigona
Sp di Kabupaten Lombok Barat. -.
Galimberti, A., De Mattia, F., Bruni, I., Scaccabarozzi, D., Sandionigi, A., Barbuto,
M., Casiraghi, M., & Labra, M. (2014). A DNA barcoding approach to
29
Hasanuddin. (2018). Botani Tumbuhan Tinggi : Buku untuk mahasiswa. Syiah Kuals
University Press.
Hawkins, J., De Vere, N., Griffith, A., Ford, C. R., Allainguillaume, J., Hegarty, M.
J., Baillie, L., & Adams-Groom, B. (2015). Using DNA metabarcoding to
identify the floral composition of honey: A new tool for investigating honey bee
foraging preferences. PLoS ONE, 10(8), 1–20.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0134735
Pratama, I Putu Narka Eka., Watiniasih, Ni Luh., & Ginantra, I Ketut. (2018).
Perbedaan Ketinggian Tempat Terhadap Jenis Polen Yang Dikoleksi Oleh Lebah
Trigona. Jurnal Biologi Udayana, 22(1), 42–48.
Https://Doi.Org/10.24843/Jbiounud.2018.V22.I01.P06
Jayuli, M., Junus, M., & Nursita, W. (2018). Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter
Polen Lebah Madu (Apis Cerana) Di Kabupaten Malang. TERNAK TROPIKA
Journal of Tropical Animal Production, 19(1), 9–21.
https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2018.019.01.2
Katifori, E., Alben, S., Cerda, E., Nelson, D. R., & Dumais, J. (2010). Foldable
structures and the natural design of pollen grains. Proceedings of the National
Academy of Sciences of the United States of America, 107(17), 7635–7639.
https://doi.org/10.1073/pnas.0911223107
Nugroho, R. B., & Soesilohadi, R. H. (2014). Identifikasi macam sumber pakan lebah
Trigona sp (Hymenoptera: Apidae) di Kabupaten Gunungkidul. Biomedika, 7(2),
42–45.
Oktavia, R. (2017). Pakan Buatan yang Lebih disukai Lebah Pekerja Apis cerana
Fabr. (Hymenoptera \: Apidae ) Pada Apriari Sakato Palak Juha Nagari Lurah
Ampalu VII Koto Sungai Sariak Pgadan Pariaman. 1–11.
Oktavia, R. S., Sulasmi, E. S., Biologi, J., & Malang, U. N. (2015). Karakterisasi
polen suku asteraceae di malang raya. SKRIPSI JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA UM. 1–9.
Putra, R. E., Subagio, J., Kinasih, I., Permana, A. D., & Rosmiati, M. (2017). Pola
kunjungan serangga liar dan efek penambahan koloni Trigona (Tetragonula)
laeviceps Smith pada penyerbukan kabocha (Cucurbita maxima). Jurnal
Entomologi Indonesia, 14(2), 69–79. https://doi.org/10.5994/jei.14.2.69
Shirsath, P. B., Aggarwal, P. K., Thornton, P. K., & Dunnett, A. (2017). Prioritizing
climate-smart agricultural land use options at a regional scale. Agricultural
Systems, 151, 174–183. https://doi.org/10.1016/j.agsy.2016.09.018
Sulistia, M. L., Latifah, S., Aji, I. M. L., & Rini, D. S. (2016). Identifikasi Jenis Polen
Sebagai Sumber Pakan Lebah Trigona (Trigona clypearis) di Lahan
Agroforestri. Univeritas Mataram, 1–11.
Widowati, R. (2013). Pollen Substitute Pengganti Serbuk Sari Alami bagi Lebah
Madu. Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan, 1(1), 31–36.