Oleh :
NAMA : RIBKA TUGEREFAY
NIM : 2021015035030
TESIS
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
1. Karya tulis saya, Thesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar akademik, baik di Universitas Cenderawasih maupun
Perguruan Tinggi lain.
2. Karya tulis ini merupakan murni gagasan, rumusan dan penelitian yang saya
lakukan sendiri, dan diarahkan dalam pelaksanaannya oleh Tim Pembimbing,
Tim penelaah/ Tim penguji.
3. Dalam karya tulis ini pada pengutipan teori dan pendapat telah dicantumkan
dengan jelas sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama penulis
yang disertakan di dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sadar dan sesungguhnya, maka apabila
dikemudian hari ditemukan terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan norma yang
berlaku di Perguruan Tinggi.
Jayapura, 22 Maret,2023
Meterai
10000
RIBKA TUGEREFAU
NIM. 2021015035030
i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MAGISTER PENDIDIKAN IPA (MP.IPA)
AKREDITASI B SK BAN-PT NOMOR : 183/SK/BAN-PT/SURV-BDG/M/I/2018
Kampus Uncen Abepura, Jl. Raya Sentani Jayapura Papua, Telp.
081322205235.Email:pendidikanipa_sains.s2uncen@yahoo.co.id
LEMBAR PERSETUJUAN
Tesis ini dapat ujikan pada Seminar Hasil Tesis Program Studi Magister
Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Cenderawasih yang akan selenggarakan pada tanggal ..... Maret, 2023
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MAGISTER PENDIDIKAN IPA (MP.IPA)
AKREDITASI B SK BAN-PT NOMOR : 183/SK/BAN-PT/SURV-BDG/M/I/2018
Kampus Uncen Abepura, Jl. Raya Sentani Jayapura Papua, Telp.
081394484406.Email:pendidikanipa_sains.s2uncen@yahoo.co.id
LEMBAR PEGESAHAN
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Program Studi Magister
Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Cenderawasih, pada tanggal ..... Maret 2023.
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN OLEH PENGUJI
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Program Studi Magister
Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Cenderawasih, pada tanggal ..... Maret 2023
NIP. 195808241989021001
Mengetahui :
Yan Dirk Wabiser, S.Pd., M.Hum Prof. Dr. Tiurlina Siregar, M.Si
NIP. 19660702 199303 1 001 NIP. 19660808 199103 2 001
iv
LEMBARAN PERSETUJUAN
Diterimah dan disetujui oleh Tim Pembimbing Tesis untuk diajukan kepada
Panitia Program Studi Magister Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
Sebagai Makanan Khas Daerah Terhadap Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar
2. Bapak Yan Dirk Wabiser, S.Pd., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menimbah ilmu di Program Studi
4. Dr. Alfred Antoh, M.Si. Selaku Dosen Magister Pendidikan IPA, yang juga
Tesis ini.
vi
5. Ibu Rosa. Y Eramuri S.Sos. Selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Inanwatan
6. Peserta didik SMA Negeri 1 Inanwatan, yang telah banyak membantu dalam
proses penelitian untuk tesis ini, semoga anak-anak semua diberikan kesehatan
9. Ibu Endang Kristy, S.H., sebagai staff Program Studi Magister Pendidikan
Penulis menyadari ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan
saran penulis harapkan guna perbaikan Tesis ini, demi peningkatan kemajuan
dalam dunia pendidikan di Indonesia dan terlebih khusus di Provinsi Papua Barat
Daya.
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PEGESAHAN…………………………………………………….. iv
LEMBARAN PERSETUJUAN……………………………………………… v
ABSTRAK …………………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN
1. 3. Tujuan Penelitian……………………………………………. 6
ix
2.2.3. Klasifikasi Hasil Belajar………….…………………. 15
2.4.1PengertianHasilBelajar……………………………………..18
x
3.6.1.1.Analisis
Permasalahan…………………............................................……………...26
DAFTAR PUSTAKA
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa ,beraklak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreaktif, mandiri, dan menjadi warga Negara dan demokratis serta
Nasional.
pendidikan.
1
pembaharuan pengelolaan pendidikan secara perencana, terarah dan
berkesinambungan.
1989.
Sistem pendidikan nasional adalah suatu strategis atau cara yang akan
dipakai untuk melakukan proses belajar mengajar dan dapat mencapai tujuan
pengetahuan dan teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada
tataran lokal, nasional, regional, dan global dimasa depan. Kurikulum 2013
2
pendalaman materi untuk menciptakan perserta didik yang unggul serta
yang dialami perserta didik sebagai anak didik. Menurut (Gulo dan Huda,
perserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
dengan penuh pecaya diri projeck based Learnig merupakan bagian inti
secara seimbang.
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau yang
3
sesuai bagi usaha budidaya air payau dan pemanfaatan hasil laut lainnya.
ilmiah.
Udang merupakan salah satu produk hasil laut yang disukai dan
yang khas, oleh karena itu pemasaran udang dalam bentuk segar sangat
disukai oleh konsumen. Salah satu cara untuk mempertahankan mutu dan
Dan juga langsug dijual hasil penanagkapan udang yang masih segar di
mau dijual ke sorong atau keluar daerah, keluar Negeri punjuga harus
dan diketahui sebagai salah satu bahan pangan yang cepat membusuk
kerana termasuk bahan pangan berprotein dan akan berkadar air tinggi.
4
lain dengan cara pengawetan. Salah satu prinsip pengawetan pangan yang
satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma yang spesifik dan
mempunyai nilai gizi yang tinggi, di samping itu daging udang banyak
mengandung asam amino esensial yang penting bagi manusia, seperti lisin,
makanan khas daerah. Pada awalnya kita hanya bisa menemukan makanan –
Untuk pengawetan udang sebagai makanan khas daerah yang ada disetiap
khas daerah dan juga cara pengawetan makanannya. Ada cara pengawetan
udang secara tradisional dan ada juga yang menggunakan pengawetan udang
5
dengan secara moderen dan menggunakan alat teknologi lainnya, materi
udang sebagai makanan khas daerah adalah cara yang digunakan (Ahmad
Mudjiaman, 1983 : 72 ).
diperhatikan jenis bahan makanan yang mau diawetkan dilihat dari keadaan
bahan makanan dan cara pengawetan serta daya tarik produk pengawetan
makanan khas daerah yang telah digunakan sejak lama karena untuk
pengawetan udang ini adalah makanan yang paling banyak dilakukan adalah
6
pengerigan, pengasinan, pendingin, dan fermentasi . Metode modern termasuk
sebagai makanan khas daerah secara tradisional cara pengawetan udang ini
satu materi pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik. Selain itu
merupakan salah satu materi yaitu, kimia, prakarya . Untuk peserta didik
alami dan sintesis (buatan). Bisa pengawetan udang sebagai makanan khas
daerah dengan menggunakan bahan kimia dan alat teknologi sesuai dengan
peserta didik belum Nampak mengakibatkan peluan bagi peserta didik untuk
bahan ajar yang menunjang agar peserta didik dapat memahami materi
digunakan peserta didik untuk sember belajar mandiri. Sumber belajar dapat
di pelajari kapan saja, dan dimana saja sebagai alat pendukung belajar.
7
Pembalajaran projeck Based Learning marupakan suatu rangkaian
peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
didik rendah, (2) guru kurang mengakui dalam pengembangan bahan ajar
sebagai peserta didik. (3) rendahnya motivasi belajar bagi peserta didik (4)
peserta didik sangat lemah, dan cenderung menghafal rumus dari pada
10,53% dan berada pada kategori baik sampai dengan kategori sangat baik.
meningkat menjadi 94, 74% pada siklus II. Maka besar peningkatan hasil
8
belajar adalah 5,27%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah penerapan
pada materi pengawetan dan hasil belajar peserta didik kelas X SMA
Based Learning.
daerah terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik kelas
udang sebagai makanan khas daerah yang dianggap mudah dipahami oleh
peserta didik dan konsep berkaitan dengan kehidupan sehari – hari tidak
perlu diajarkan sesuai dengan prosedur yang ada atau biasa diberikan
khas daerah.
diberikan oleh guru. Motivasi belajar peserta didik yang rendah lebih
makanan khas daerah memiliki KKM 70, namun kenyataan nilai peserta
didik untuk materi tersebut lebih dari 50% masih berada dibawah KKM,
jika dilihat dari hasil ulangan harian peserta didik kelas X tahun pelajaran
2019 - 2020.
9
Berdasarkan alasan tersebut diperlukan suatu inovasi dalam
peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui
berdasarkan fakta - fakta yang ada, peserta didik lebih kreaktif dalam
metode ini diharapkan dapat membuat peserta didik lebih memahami konsep
10
daerah dan pemahaman konsep serta hasil belajar peserta didik kelas X
Inanwatan?
penentuan data yang akan dijaring maka masalah ini dirumuskan sebagai
udang sebagai makanan khas daerah dan hasil belajar peserta didik
11
kelas X SMA Negeri 1 Inanwatan.
Inanwatan .
1.4.4. Usaha untuk menemukan konsep baru sebagai tindak lanjut dari
Negeri 1 Inanwatan
12
1.5.1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan
Negeri 1 Inanwatan.
pemahaman
Inanwatan
Learning.
13
pengawetan udang sebagai makanan khas daerah serta dapat
beragumentasi .
berkepentingan.
pembelajaran
diharapkan
penerapan
Negeri 1 Inanwatan.
14
1.7. Definisi Istilah
berikut:
memberi
suatu pengetahuan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
16
data hasil penilaian sangat berpengaruh besar terhadap
Setelah.
17
Perilaku yang dimaksud dapat mencakup tiga ranah kompetensi, yakni
kognitif
perilaku. Seperti yang diungkapkan oleh Rusman (2016: 67) bahwa hasil
belajar itu dapat dilihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku,
Lantas ke mana arah perubahan yang diinginkan dari hasil belajar ini?
Menurut Purwanto (2014: 23) hasil belajar adalah perubahan perilaku akibat
pendidikan atau dalam konteks tertentu adalah dari keinginan peserta didik itu
sendiri.
berupa tes yang dapat menghasilkan skor. Seperti yang diungkapkan oleh Susanto
(2017:. 5) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
Selanjutnya dengan nada yang sama, Suardi (2020 : 16) juga berpendapat bahwa
asil belajar adalah proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan
18
penilaian dan pengukuran yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut pendapat para ahli di atas dapat
dalam diri pembelajar yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam
karena itu, belajar juga dapat dipengaruhi oleh bermacam faktor yang
yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas dua kelompok faktor utama,
yakni factor internal dan eksternal yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal atau faktor-faktor yang datang dari dalam diri yang
mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor, yaitu sebagai berikut.
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik
berikut. Pertama, kondisi fisik yang atau tidak memiliki cacat sejak dalam
kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang sangat
19
Bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit) sangat
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal
yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat
menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil
3. Faktor Eksternal
Sementara itu, faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu yang akan
saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Hal ini karena keluarga adalah lingkungan pertama di mana
Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang
keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan
menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para siswa,
20
3 Faktor Lingkungan Masyarakat
4. Faktor Waktu.
belajar seseorang. Sebenarnya yang sering menjadi masalah bagi siswa bukan
ada atau tidaknya waktu, melainkan bisa atau tidaknya mengatur waktu yang
tersedia untuk belajar. Kesempatan itu dihadirkan oleh waktu dan waktu
ditambah.
Menurut Sopiatin & Sahroni (dalam Yulianti, dkk, 2018, hlm. 205-207) hasil
1. Ranah Kognitif.
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
1. Pengetahuan/ingatan.
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam Taksonomi Bloom, sering
21
2. Pemahaman.
lain.
3. Penerapan.
Penerapan atau aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau
situasi khusus.
4. Analisis.
5. Sintesis.
sesuatu yang baru. Pada jenjang ini, seseorang dituntut untuk dapat
yang ada.
6. Evaluasi.
2. Ranah Afektif.
Ranah Afektif bekaitan dengan sikap, yang terdiri dari lima aspek, antara lain.
1..Menerima.
22
yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang
kepada peserta didik dalam bentuk masalah, gejala, situasi, dan sebagainya.
2.Menanggapi.
yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari
luar.
3.Penilaian.
tadi.
4.Organisasi.
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, prioritas nilai
yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
3. Ranah Psikomotor
bertindak yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, antara lain adalah sebagai
berikut.
23
2. Manipulasi benda-benda (manipulation of materials or objects),
sebagainya.
3. Koordinasi neuromuscular,
Indikator hasil belajar adalah alat untuk mengukur perubahan yang terjadi pada
suatu kejadian atau suatu kegiatan. Agar dapat mengukur hasil belajar maka
1.Keterampilan intelektual.
atau gagasan-gagasan.
2.Strategi kognitif,
dalam hal ini, siswa perlu menunjukkan penampilan yang kompleks dalam suatu
situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan
aturan dan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan ini mampu
mengatur individu itu sendiri, mulai dari mengingat, berpikir, dan berperilaku.
24
4. Sikap,
sains. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai
4.Informasi verbal,
guru dapat memberikan berupa pertanyaan kepada siswa untuk melatih siswa
5. Keterampilan motorik,
Tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan motorik yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitinf, afektif dan
pembelajaran tertentu.
25
Secara sederhana, yang dimaksudkan dengan hasil belajar siswa adalah
Dan untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan
perkembangan.
Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa
siswa dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, Siswa dalam arti kemampuan
berpikir atau tinkah laku intelektual, motivasi, minat dan kesiapan siswa baik
lingkungan keluarga.
susanto ,2012 :12 )hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil
26
a). Faktor internal; faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari
b). Faktor eksternal ; factor yang berasal dari luar diri peserta didik, yang
b). Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai afektif meliputi
kompleks nilai .
lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang
diinginkan oleh kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun.
27
Pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang di tempuh dan
pada proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk . Artinya
28
memimta keterangan, terjemahan bebas untuk konsep ini adalah peserta didik
metode ini sebagai model belajar mengajar, peserta didik ditempatkan sebagai
subjek pembelajaran , yang berarti bahwa peserta didik memiliki andil yang
memberi ruang sebebas –bebasnya bagi peserta didik untuk menentukan cara
tujuan yang hendak dicapai . Adapun tujuan Projeck Based Learning adalah
sebagai berikut.
permasalahan dikelas.
nyata.
29
Model pembelajaran Projeck Based Learning yaitu memiliki
diselesaikan pada peserta didik dalam bentuk proyek. Maka tak heran
kompleks dengan hasil berupa produk nyata berupa barang atau jasa.
30
i. Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelolah
kerjakan.
didik.
31
kimiawi, mikrobiologi dan biokimia yang dapat mengakibatkan kerusakan
dengan fluktuasi suhu yang tidak terlalu besar akan membentuk Kristal –
rumah tangga, konsumsi dalam negeri maupun untuk eksport. Udang termasuk
bahan yang cepat busuk dan rusak, agar mutunya tetap baik, kita perlu
khas ,kepala dan tubuhnya dilindungu oleh kulit yang banyak mengandung
kalsium dan kitin (Darmono 1991). Pada dasarnya tubuh udang di bagi
menjadi dua begian, yaitu Cephalotorax ( gabungan antara kepala, dada dan
perut ) pada barian ekor terdapat bagian usus dan gonat. Bagian kepala
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala
mennyatu dengan bagian dada yang terdiri dari 13 ruas 5 ruas di bagian
kepala, dan 8 ruas di bagian dada, Bagian badan dan abdomen terdiri dari enam
ruas , tiap –tiap ruas ( segmen ) mempunyai sepasang anggota badan ( kaki
32
renang ) yang beruas pula, ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar
tinggi. Komposisi kimia dari jenis udang sangat penting artinya, dilihat dari
Komposisi kimia daging udang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
1 Air 78,2 %
2 Protein 18,1 %
3 Lemak 0,8 %
5 Magnesium 145-320mg/100g
6 Pospor 40-105mg/100g
8 Kalsium 1,6mg/100g
Selain itu daging udang mempunyai asam amino esensial yang penting
bagi manusia, dimana asam amino tirosin, triptofan, dan sistein lebih tinggi
33
dibandingkan hewan darat. Hal ini menyababkan tingginya protein pada udang
Komposisi protein dan asam amino esensialyang terdapat pada udang dapat
1 Protein:
- Mioplasma % 32
- Mifibril % 59
- Miostroma % 5
g/100g 0,228
- Sistein
g/100g 0,858
- Fenilalanin
g/100g 0,676
- Tirosin
g/100g 0,822
- Treonin
g/100g 0,283
- Triptofan
g/100g 0,956
- valin
Proses kemunduran mutu udang yang dimulai setelah udang mati dan
terus berlangsung tampa kontrol. Pola penurunan mutu udang secara umum
tidak jauh berbeda, baik secara enzimatis kimiawi dan mikrobiologi serta
deteriosasi. Pada suhu yang tinggi (32, 2(-38,5C), setelah penyimpanan dan
Salah satu penyebab mutu udang rendah adalah timbul bercak hitam atau
melanosis pada kulit yang biasa disebut dengan black spot. Black spot akan
Umumnya bercak hitam akan tumbuh 2-4 setelah penangkapan . Noda itu
mulai berkembang dari bagian kepala lalu meluas kemembran kulit, pada ruas-
ruas tubuh hingga sirip ekor. Pada tingkat lanjut meluas ke bagian kaki dan
segar, dengan warna dan bau yang khas sesuai sfesifikasinya. Namun setelah
kenampakannya pucak dan lembek dengan bau yang tengik, udang sudah
dikatakan busuk.
Tabel 3. Adapun karakteristik bahan baku yang baik dan yang rusak /busuk
35
kepala, antenna, dan kaki
kaki.
terasa lentur.
permukaannya.
mudah lepas.
pengolahan hanyalah udang yang memiliki mutu segar. Penilaian mutu udang
36
dapat dilihat secara organaleptik. Mutu udang sebagai bahan baku akan
akan menghasilkan produk akhir yang baik pula atau sebaliknya. Berdasarkan
a) Udang mempunyai mutu prima ( prime ) atau baik sekali, yaitu udang -
udang yang benar- benar masih segar, belum ada perubahan warna,
b). Udang yang mempunyai mutu baik (fancy ). Udang ini mutunya di
bawah prima, ditandai dengan adanya kulit udang yang sudah tampak
pecah - pecah atau retak -retak , tubuh udang lunak tetapi warnanya
c). Udang bermutu sedang ( medium, black dan spot ).Pecah – pecah pada
kulit udang lebihbanyak dari pada udang yang bermutu baik. Udang sudah
tidak utuh lagi, kakinya patah, ekornya hilang atau sebagian tubuhnya putus.
Daging udang sudah tidak lentur lagi, pada permukaan tubuhnya sudah
d). Udang yang bermutu rendah ( jelek dan rusak ). Kulit udang banyak
yang pecah atau mengelupas, ruas – ruas tubuh sudah banyak putus dan
2.5.1. Pengertian
hingga mencapai batas titik beku dari produk tersebut, sehingga bagian
37
besar dari air yang ada pada produk baik itu yang berupa air bebas
(scraped
38
c. Pembekuan kriogenik ( cryogenic freezing ) dimana nitrogen cair
spotan.
yang akan lolos sebagai tetesan air pada waktu pencairan. Tetesan
air ini akan menyebabkan sari makanan lebih banyak terbuang dan
tumbuh menjadi Kristal es yang besar sehingga cairan dari dalam sel
a. Air cooling
dipengaruhi oleh :
39
a. Debit aliran udara ( diusahakan sekitar 100 cfm per ton produk )
b. Tumpukan produk
a. Head On ( HO )
lengkap dengan kepala, badan, kulit, dan ekor. Produk ini harus
b. Head Less ( HL )
c. Peeled
Adalah produk udang beku tanpa kepala, kulit dan atau tanpa
Yaitu produk udang tanpa kepala dan dikupas mulai dari ruas
disisikan.
40
Yaitu produk udang beku kupas ( hampir sama dengan PTO,
Yaitu produk udang beku yang kupas seluruh kulit serta ekornya
Yaitu produk udang yang dikupas seluruh kulit dan ekor seperti
a. Cara pembersihan udang melalui beberapa tahap antara lain: (1) Udang
setelah ditangkap lalu dicuci. Udang harus bersih dari lumpur, lumut,
udang yang menyinpang kotoran dan kaau biarkan maka udang menjadi
rusak.
atau 5 kg tiap pak udang yang dibekukan pada suhu 45℃ . Usaha
41
2.6.1. Mutu Udang.
b. Kulitnya tipis, bersih, licin, bersinar, dan badan tak cacat, udang yang
2.6.2. Pengeringan .
yang berbeda terhadap sifat, fisik dan gizi daging udang yang
42
oven udara ( L * = 49, 0 ). Analisisa kimia menunjukkan bahwa
tetapi lemak secara signifikan ( p < 0,05 lebih tinggi pada daging
terdapat pula pada unsur alam yang lain. Seperti tenaga air, tenaga uap ,
tugas dalam memproduksi makanan. Oleh karena itu segala faktor yang
43
bermacam - macam, kesempatan yang beraneka ragam, teknologi /sarana dan
proses yang aneka werna, lokasi, letak fasilitas fisik.( sukato 1995 :179 ).
sebagai makanan khas daerah . Produk yang dibuat adalah bahan - bahan
makanan yang bermanfaat bagi diri siswa. Penilaian ini tidak hanya melihat
Guru harus memahami tujuan penilain hasil belajar dari peserta didik
akhir jenjang/ kelas di sekolah. Selain itu penilaian produk akan menilai
menunjukkan inovasi dan kreasi, memilih bentuk dan keterapilan.( Farida Ida
2017 : 106 ).
Upaya guru untuk meberikan motivasi kepada peserta didik, dan guru
sering berhadapan dengan dua jenis situasi kelas yang berbeda, yakni kelas
yang berada dalam keadaan waspada dan penuh perhatian dan siap
situasi dimana sebagian peserta didik tidak berada dalam kondisi yang di
44
tertuju pada pelajaran. Dalam kondisi ini guru perlu menggerakkan /
sebenarnya. Ini berarti, tugas guru yang paling berat ialah berupaya
agar peserta didik mau belajar dan memiliki keinginan belajar dan
45
proses . Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru
Donald (1959).
kepada peserta didik. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan
c. Hasil Belajar
46
peserta didik untuk menggunakan pengalaman – pengalaman tersebut,
melalui proses intern sampai dengan distribusi barang jadi itu efisien
dan konvensioanal, (2) ada hasil belajar yang signifikan antara peserta
didik bermotivasi belajar tinggi dan rendah. (3) tidk ada interaksi yang
belajar (4) perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik
Based Learning.
47
Beberapa keunggulan metode Projeck Based Learning juga di
hipotesisnya sendiri.
sendiri.
merangsang.
baik.
48
3. Pada akhir suatu pembelajaran bisa saja setelah segala
guru.
dengan peserta didik, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
pengamatan.
49
c. Membuat hipotesis. Peserta didik berkolaborasi dangan guru dalam
menyusun hipotesis.
dilakukan.
Eka. (2014).
di sediakan oleh guru mulai dari buku petunjuk, alat, dan bahan
50
pratikum. Guru berperang selalu memberikan bimbingan bagi para
peserta didik.
belajar dapat dibedahkan atas dua jenis yaitu yang bersumber dalam
diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai factor internal, dan
factor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang
51
2. Ranah afektif, adalah berkenaan dengan sikap, nilai –nilai dan
syaraf dan otot badan. Ada lima tingkatan dalam ranah ini yaitu,
52
d. Terdapat instrument penilaian, yang memungkinkan peserta didik
hasil – hasil belajar yang di capai siswa dengan keriteri tertentu. Hal
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
laku pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya
53
melalui proses belajarnya. Dengan mengtahui tercapai tidaknya tujuan
tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya
memperbaiki pembelajaran.
Oleh sebab itu penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu
sama lain sebab hasil belajar ayng sicapai siswa merupakan akibat
berikut :
54
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada
Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian hasil
belajar adalah :
55
dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang
semester.
2.8.3.4. Prinsip
56
a. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari
kemampuan apa yang harus dinilai, meteri atau isi bahan yang
proposional.
(ketetapan).
57
e. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tidak lanjutnya.
a. Tes
58
belajar yang telah dicapai. Sebagai dasar untuk melaksanakan
kegiatan berikut.
dinilai, serta indikator keberhasilan yang akan dicapai. Jenis - Janis tes
59
2.8.3.7.Kunci Jawaban
dengan kriteria penilaian pada setiap item tes. merupakan ilmu yang
dari aspek disiplin ilmu pengetahuan namun tidak semua aspek dapat
60
dalam pembelajaran diantaranya connected (terhubung), webbed
optimal.
61
a. Holistik, suatu peristiwa yang terjadi dan pusat perharian dalam
kebermaknaan
Projeck Based Learning peserta didik teribat secara aktif dalam proses
evaluasi terhadap proses pembelajaran dan hasil yang mampu dicapai oleh
peserta didik. Hasil evaluasi yang telah dilakukan dijadikan pijakan oleh
guru agar dapat mengambil langkah – langkah tindak lanjut yang dinilai
terbaik dan bisa dilakukan baik oleh guru, peserta didik, orang tua peserta
62
cepat dan maju sehingga tidak mungkin lagi jika peserta didik hanya
diajarkan secara verbal, akan tetapi peserta didik harus dibiasakan untuk
posetif yang akan tertanam dalam diri peserta didik sampai mereka beranjak
langsung apa yang dipelajarinya. Menurut Nurlaela , dkk, (2016), dalam Lela
membantu peserta didik untuk lebih memperkuat daya ingat peserta didik
sedang dipelajarinya.
D. Kerangkah Pemikiran
Mata pelajaran sains merupakan salah satu bidang mata pelajaran sains
yang dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah.
Selama proses pembelajaran sains, peserta didik dituntut untuk aktif dalam
menentukan konsep –konsep utama dari materi sains baik melalui kegiatan
mengkomonikasihkan hasil pada orang lain, hal ini berkaitan dengan sikap
konsep proses sains pada peserta didik masih rendah hal tersebut terjadi
63
karena model pembelajaran yang digunakan guru belum memberikan
pemahaman dan proses mereka secara maksimal. Selain itu penilaian dari
penilaian tes. Pada hal penilaian tes hanya dapat menilai aspek kognitifnya
saja, oleh karena itu diperlukan suatu penilaian yang tidak hanya menilai
hasil tes saja melainkan juga kinerja yang dilakukan oleh peserta didik.
khas daerah, maka secara umum guru harus berusaha sekeras mungkin untuk
memberikan motivasi belajar bagi peserta didik. Secara khusus guru perlu
dan hasil belajar peserta didik dan diarahkan untuk mempelajari tenteng
Untuk memperoleh hasil dari peserta didik maka dari segala bidang
F. Hipotesis Penelitian
pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik di kelas X SMA Negeri
1 Inanwatan.
64
konsep dan proses sanins adalah model Projeck Based Learning, dengan
model ini peserta didik di dorong untuk terlibat aktif dalam proses
khas daerah , merupakan materi yang di anggap sulit oleh peserta didik
lebih baik, dan merangsang peserta didik untuk lebih aktif dalam
Peserta didik lebih aktif dalam kegiatan Peserta didik secara aktif
pembelajaran ,melalui penerapan pendekatan menemukan sendiri konsep
Projeck Based Learning pada materi pengawetan materi pengawetan yang di
udang sebagai makanan khas daerah dan pelajari , kegitan pembelajara
pemahaman konsep dan hasil belajar, proses lebih akur dan meperbaiki
sains meningkat , mencapaI / melebihi KKM pada hasil belajar pada peserta didik.
materi pengawetan makanan khas daerah .
65
Gamabar 2.1 Bagan kerangka pikir penelitian
bedahkan menjadi:
1) pengawatan
2) penyedap rasa
66
3. Pengawatan Makanan
3.1 . Pengawet alami adalah yang berasal dari alam contohnya: garam ,
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIA
3 . 1. Desain Penelitian
sebagai makanan khas daerah, pemahaman konsep dan hasil belajar peserta
gambar 3 .1 berikut:
MASALAH PENELITIAN
68
3.2. Metode penelitian.
Gambar 3.2 Bagan alur Langkah- langkah metode Research and Devolopment
69
3.4. Populasi dan sampel penelitian
a. Populasi Penelitian
adalah 283 pesrta didik. Terlibat dalam uji coba skala terbatas uji
b. Sampel
yang sama objek peneliti pada jenjang kelas yang sama dan
70
Potensi dari masalah (Oservasi ) lapangan di
Pengembangan penerapan
pendekatan dan Projeck Based
Learning
Revisi
71
Gambar 3.3. Skema Langkah –langkah pengembangan penerapan pendekatan
72
minimal masalah yang di temukan dalam pembelajaran di SMA Negeri
buku cetak yang di gunakan desain analisis peserta didik terdiri atas
a. Analisis kebutuhan
sarana dan prasarana yang di miliki sekolah sebagai sumber belajar bagi
73
pratikum di laboratorium yang suda tidak lengkap pemanfaatan sumbur
kembangkan..
c. Aspek produk.
Langka-langka :
2. Keterbacaan
3. Systematika
5. Kualitas narasi
6. Analisis konsep
74
materi kalas X semester ganjil yaitu pengawetan pada makanan hasil
keseluruhan.
( c ) Isi materi
75
Berisi materi pembelajaran yang di kembngkan dalam pembelajaran
makanan.
( d ) Latihan Soal
materi pengawetan . Bentuk awal produk disusun berdasarkan hasil dari tahap
perencanaan Selain itu di susun juga Instrumen evaluasi hasil belajar yang
di gunakan untuk validasi kelayakan, oleh penilan ahli bidang materi. Pakar
ahli bidang desain. Dan bidang bahasa draf produk yang sudah divalidasi
oleh dosen ahli. Disertai beberapa masukan tentang kelemahan dan penilaian
untuk perbaikan .
Dari hasil validasi dilakukan revisi draf produk, hasil revisi yang
guru SMA Negeri 1 Inanwatan sehinga hasil produk bias dijadikan sebagai
76
bahan ajar yang siap diujicoba pada kelas eksperimen yaitu sampel acak
lolos uji validasi oleh tim ahli sehingga layak untuk di gunakan dalam
materi , penilaian dan masukan peserta didik agar dihasilkan efektif dan
inplementatif saat di uji cobakan di kelas skala besar . yaitu peserta didik
Sorong Selatan dengan peserta uji coba adalah peserta didik kelas X
sebanyak 10 orang yang di pilih secara acak. Uji coba skala kecil di
77
masukan dan penelitian dikemas dalam bentuk lembaran angket
Kelas Luas X 0 0
Kelas X - -
Terbatas(KT)
Based Learning O = Pretest pada kelas luas, O1 = post test pada kelas luas, KT =
Subyek uji coba hanya menggunakan satu kelas yaitu kelas X SMA
Negeri 1 inanwatan.
3.7.3.Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable bebas dan variable
78
variable Y. Variabel terikat ( variable Y ) terdiri dari dua variable yaitu
media. Data tersebut meliputi skor penilaian dari aspek kelayakan isi,
peserta didik, dan hasil belajar, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa
79
3 Hasil Belajar Soal pretest dan prot test
Instrumen penilaian yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba
adalah :
memperoleh data tentang materi dan pengembangan hasil belajar di lihat dari
Keayakan dan KD
Keakuratan Materi
Kemutahiran Materi
Penyajian
Pendukung Penyajian
Penyajian Pembelajaran
Kelengkapan Penyajian
3 Penilaian Lugas
Bahasa
80
Komunikatif
Keruntututan dan
atau Ikon
prestasi belajar ( tinggi, sedang, rendah ) yang berperang serta dalam uji
coba terbatas, sedangkan angket uji coba skala luas diberikan kepada
teknik pemberian soal test. Aspek soal terdiri dari aspek kognitif
81
pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Indikator soal mengacu
test disebut valid jika test tersebut dapat mengukur dengan tepat tampa
Rumus:
n ∑ xy −(∑ x)(∑ y )
r xy=
√ {n ∑ x 2 − ( ∑ x ) 2 }{n ∑ y 2 −(∑ y )}
r √n − 2
t hitung =
r √ 1=r 2
jumblah responden
Kaidah Kepuasan Jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t
82
Tahap berikutnya adalah menguji tingkat signifikan dengan uji – t RUMUS
tersebut layak dan baik. Sedangkan, menurut (Sogiono, 2010: 2012), jika
adalah sejauh mana pengukuran dari suatu test tetap konsisten setelah
menurut, Ridwan,2012
2 rb
r n=
1+rb
RUMUS
n ∑ xy − ( ∑ X ) (∑ Y )
r n=
√ ¿¿
83
Dan Y ,∑ x= Jumblah seluruh Skor item x,∑y = jumblah seluruh skor item y, n =
r √ n− 2
t ℎitung =
r √1 −r 2
Kaidah Keputusan
Jika t hitung ¿ t tabel berarti valid,sebalikny jika t hitung ¿ t abel tidak valit
yang diberi suatu saran dan catatan penting. Data dari angket berupa
data ceklis ( kuantitatif ) dan lembar saran (kualitatif ) yang berisi skor
n
dengan persamaan berikut : P− x 100 %
N
84
RUMUS: P = Keterangan P = Presentase skor yang diperoleh, N =
Projeck Based Learning dan pemahaman konsep serta hasil belajar siswa
untuk itu di berikan angket tenggapan guru dan peserta didik secara
pertanyaan yang telah dipili guru dan peserta didik untuk analisis
f
RUMUS P = P= x 100 %
N
Keterangan :
skor maksimal.
85
Tabel 3.4. Kriteria Persentase Skor Penilaian Tanggapan Peserta Didik.
f
RUMUS P = p= x 100 %
N
Keterangan :
skor maksimal.
Tabel 3.5. Butir soal observasi pemahaman konsep peserta didik dan proses
belajar.
yang dilakukan
tepat
kurang tepat
kurang tepat
dilakukan
87
3 Perencanaan percobaan Dapat merumuskan hipotesis 4
dengan
benar
namun
Kurang benar
4 Pelaksanaan percobaan 4
88
Jika melakukan identifikasi 2
efektif
89
untuk menguji prediksi yang telah
efektif
didapatkan
90
LKPD
sesuai LKPD
lengkap
percobaan
Kriteria Keterampilan proses belajar peserta didik tertera pada tabel 3.6
berikut :
91
Interval % skor Kriteria
Instrumen ini berupa soal pretest atau posttest dengan bentuk pilihan
yang dibuat.
hasil belajar peserta didik menggunakan produk hasil belajar yang dibuat.
Kisi – kisi tes hasil belajar pada materi pengawetan dari RPP 1 sampai 3 di
tujukan pada
tabel 3.7. Sampai 3.10. sebagai berikut : Tabel 3.7. Kisi –kisi tes hasil belajar
RPP 1
indikator Pembelajaran h
C C C C C C
1 2 3 4 5 6
92
3.7.1 Mengindentifikas Menyebutkan 2 2
udang pengawetan
udang (No
soal 1.5 )
Menganalisis 1 1
pengawetan
udang pada
makanan ( No
soal 3)
Menjelaskan 1 1
fungsi
pengawetan
(No soal 1 4 )
Menjelaskan 1 1
kecenderunga
n fungsi
penambahan
pengawetan
(No soal 7)
Menyebutkan 1 1
ciri – ciri
93
pengawetan
udang (No
soal 6)
Menemukan 1 1
pernyataan
yang tepat
terhadap
pengawetan
udang (No
soal 15 )
. contoh pengawetn
makanan 2)
Menganalisis 1 1
jenis
pengawetan
udang secara
4)
94
Menyebutkan 1 1
contoh
pengawetan
udang sebagai
makanan khas
daerah (No
soal 8)
Menyebutkan 1
bahan
pengawetan
buatan pada
pengawetan
udang (No
soal 9)
Menentukan 2 2
kimia dalam
pengawetan
udang (No
soal 12.13 )
Pengujian 1 1
95
bahan – bahan
pengawetan
udang (No
soal 11)
Menjelaskan 1 1
contoh
terhadap
pengawetan
udang (No
soal 10 )
Jumlah 5 1 5 2 1 1 15
indikator Kognitif
C C C C C C
1 2 3 4 6
96
3.7.3 Mengidentifik Mengidentifik 1 1
pembekuan pengawetan
pada udang
(No soal 1 )
Menyebutkan 1
peristiwa
pengawetan
untuk udang
dan makanan 1
(No soal 2)
Pengujian 1 1
pengawetan
pada udang
(No soal 4 )
Menafsirkan 2 2
tujuan
pengawetan
6, 13 )
Menganalisa 1 1
bau tengik
pada udang
97
(No soal 7 )
Mengkategirik 1 1
an jenis
pengawetan
udang yang
diarang
penggunaanya
(No soa 8 )
Menyimpulkan 1 1
kegunaan
dalam
pembuatan
pengawetan
udang (No
soal 9 )
cara
pembuatannya
(No soal 10 .
14 )
98
Melaporkan 2 2
jenis
pengawetan
pada udang
dan makanan
15 )
Menyebutkan 1 1
contoh
penggunaan
bahan kimia
dalam
pengawetan
udang ( No
soal 12)
Menentukan 1 1
jenis –jenis
pengawetan
udang , dan
bahan
makanan
laiannya (No
soal 5 )
Jumah 4 1 1 5 3 1 15
99
Tabel 3.9. Kisi –Kisi Tes Hasil Belajar RPP 3
C C C C C C
1 2 3 4 5 6
udang sebagai
bahan makanan
(No soal 2 )
Menyebutkan 3 3
bahan - bahan
pengawet udang
berupa alami
13.)
Menyebutkan 1 1
tujuan
pengawetan
100
udang (No soal
4)
Menjelaskan 1 1
fungsi
pengawetan
11 )
3 3
Menentukan
jenis –
jenis udang
dalam
pengawetan (No
soal 5,7,8 )
prosesnya pengawetan
14 )
101
Mengkategorika 1 1
n bahan
pengawet udang
yang sangat
tinggi ( No soal
1)
Mengidentifikas 2 2
i dampak
pengawetan
pada tubuh
manusia (No
soal 6, 9. )
Mengidentifikas 1 1
i jenis penyakit
pada udang
yang lama di
awetkan akan
penyakit bagi
tubuh manusia
(No soal 10 )
Mengidentifikas 1 1
i jenis penyakit
pada bahan
102
pengawetan
(No soal 15 )
Jumlah 1 7 2 3 1 1 15
C .4 Adalah Analisis
C.5. Sintesis
C.6. Penilaian.
perbandingan jawaban benar dengan soal test . Hasil belajar peserta didik
103
Nilai pretest merupakan nilai yang diperoleh peserta didik saat
nilai yang diperoleh peserta didik dalam mengerjakan soal tes setelah materi
konsep dan hasil belajar peserta didik dengan kategori yang ditujukan pada
BAB IV
peserta didik dari kelas X samapai dengan kelas X11 berjumlah 283
104
penelitian yang dilakukan dilingkungan SMA Negeri 1 inanwatan dan
pengawetan udang .
4.2 Pendinginan
tempat lain, misalnya dari tambak. Untuk udang tambak dan udang
105
udang pada suhu rendah hanya mampu bertahan selama 6 jam,
pada pengawetan udang / ikan. Untuk memdapatkan mutu udang yang baik
beberapa hari. Penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa jenis udang dalam
pengawetan antara lain udang windu ( Penaeus monodon ) dan udang putih
waktu tersebut udang harus segera dibekukan ( Tabel 1 ). Bila lebih dari
dikonsumsi .
( hari )
106
Udang Putih A 5,8 28,90 27,36 2,82 x 10
fase. Fase pertaman dari nol sampai tujuh hari pengesan udang akan
kehilangan flavor, fase kedua dari delapan sampai empat belas hari
pengesan udang akan kehilangan rasa khasnya,dan fase ketiga udang akan
mengalami kemunduran mutu dengan cepat serta diiringi dengan off flavor
( 7 ).
Tabel 2 Umur simpan udang pada penyinpanan air dingin dan indeks
mutunya (4 ,14 )
( hari ) (mg N %
107
telah dilakukan terhadap udang windu dan udang putih. Penggunaan air laut
yang lebih panjang di bandingkan dengan air tawar dingin. Udang yang
diberi air laut dingin tidak akan mengalami penetrasi garam dan pelepasan
dalam air tawar yang dinginkan dari pada air laut dingin.
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan pengawetan udang sebagai makanan hkas daerah yang dapat
diteliti mulai dari penangkapan, penerimaan bahan baku, dan sampai dengan
berukuean besar dari campuran ikan dan udang kecil. Di samping itu
108
Pemilihan ini antara lain dimaksudnya untuk memisahkan udang yang
sudah rusak dari udang – udang yang utuh. Udang utuh itu lalu dicuci
( misalnya deum plastik ) yang sudah berisi air laut atau air tawar
yang diberi bongkahan es. Drum - drum atau boks viber yang berisi
udang - udang itu lalu di simpan ditempat yang teduh atau didalam
palka. Selama kapal berlayar bila air didalam drum sudah terlihat
keruh, lalu diganti dengan air yang masih bersih dan ditambah es.
dengan air yang bersih sampai udang itu di daratkan atau dijual.
keadaan beku agar reaksi – reaksi enzimatis, reaksi - reaksi kimia serta
tertentu yang akan berubah dari fase cairan ke fase gas dengan menyerap
Kristal es yang besar dalam bahan pangan, maka udang dibekukan dengan
dengan baik dan disimpan pada suhu -17 ℃ dapat tahan sampai 6 bulan,
109
sedangkan udang yang tidak di bekukan dengan baik dapat bertahan satu
bulan saja.
jerbung windu (udang putih ) dan udang dogol (udang kulitnya biru ),
dengan nama dagang masing- masing white shirim banana, tiger dan
a1. Head on yaitu udang yang dibekukan dalam keadaan utuh, tampa
dipisahkan
110
kontaminasi sebab 75 % bakteri pembusukan bersumber dari kepala
pengangkutan.
111
BAB VI
6.1. Kesimpulan
pada peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Inanwatan maka penulis dapat
pemasaran.
3. Produk yang di hasilkan oleh nelayan udang adalah produk yang siap
6.2. Saran
112
2. Udang juga sebagai salah satu hasil perikanan jangan dianggap
113
SILABUS
Kelas : X (sepuluh )
Kompentensi Inti.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan mengaji dalan ranah konkret dan ranah
114
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif, serta mampu
- Memahami yang di
115
sumberdaya butuhkan serta
daerah perencanaan
administrasi diperoleh,
pengolahan hubungan
- Memahami menyimpulkan
komponen - Menyajikan
hasil analisis
perencanaan
dan simpulan
usaha
tentang
pengolahan perencanaan
116
makanan khas
asli daerah
(orinisil) dari
bahan pangan
nabati dan
hewani.
- Memahami
langkah-
langkah
penyusunan
perencanaan
usaha
pengolahan
makanan khas
asli daerah
(orinisil)dari
bahan pangan
nabati dan
hewani.
117
asli daerah nabati dan hewani
pengan sumberdaya
hewani, pemasaran.
meliputi ide
dan peluang
usaha
sumberdaya
ministrasi
dan
pemasaran
118
yang dimiliki pengemasan - Tahap proses literature /buku
hewani yang di
- Menganalisis kembangkan
teknik - Latihan
pengolahan membuat
- Menganalisis pangan
pengolahan / menganalisis
119
makanan khas telah
- Menganalisis hubungan
kegunaan menyimpulkan
menggunakan
ber bagai
sumber belajar
yang relevan
120
- Membuat
pertanyaan
untuk
mendapatkan
informasi
tentang laporan
hasil usaha
- Mengumpulkan
data/informasi
tentang
komponen
laporan
evaluasi hasil
usaha
- Membuat
laporan hasil
usaha
- Menganalisis
dan
menyimpulkan
informasi/data
- Menyajikan hasil
analisis dan
simpulan
121
tentang
pembuatan
laporan hasil
usaha
pengolahan
dalam berbagai
bentuk media
(lisan/tulisan)
122
pengolahan usaha memperoleh jawaban dari
hasil diskusi
pengam dan
/kajian kesimpulan
e dan dan
titik promosi
123
BEP dengan
Event ke pasar/super
Point ) market/sentra
pengola atau
han membaca/
n khas literature
asli atau
nabati tentang
hewani pesaing,strategi
promosi,
-Mengumpulkan
data/informasi
untuk menjawab
pemahaman tentang
124
promosi produk.
-Latihan mempromosikan
produk
strategi promosi
- Menganalisa dan
menyimpulkan
informasi/data serta
memhubungkannya
dan
produk
media
(lisan/tulisan)
s pengelolaan
125
k asli daerah
) nabati dan
usaha hewani
peng - Menyajik
olaha an hasil
n perhitu
maka ngan
nan titik
khas impas /
asli BEP
daera (Break
h Even
(orisi Point)
nil ) usaha
dari pengola
baha han
n makana
pang n khas
an asli
nabat daerah
i dan dari
hewa bahan
126
ni pangan
nabati
dan
hewani
n khas mendapatkan
(orisinil persaingan,strategi
127
bahan dan media promosi
pangan - Mengumpulkan
dan menjawab
- Memaha memperkuat
mi pemahaman tentang
promos - Latihan
i mempromosikan
makana menyimpulkan
n khas informasi/data
128
hewani pembuatan media (lisan/tulisan)
mi laporan
han informasi
) dari hasil
bahan usaha.
129
i tentang pembuatan
produk laporan
pengola dalam
Makana (lisan/tulisan).
n khas
asli
daerah
(orisinil
) dari
bahan
pangan
nabati
dan
hewani.
Membagikan
pengalaman
promosi produk
usaha
pengolahan
makanan khas
asli daerah
(orisinil) dari
bahan pangan
nabati dan
hewani di depan
kelas secara
lisan.
3.10 Menganalisis - Memahami - komponen laporan - Mengamati contoh
130
pengolahan evaluasi hasil kegiatan hasil usaha a
dari bahan n
dan hewani d
- Memahami e
teknik n
pembuatan g
laporan a
- Memahami n
pembuatan s
laporan u
- Menganalisis m
permasalahan b
usaha e
pengolahan r
internasional untuk
131
pangan nabati informasi
-Menganalisis - Mengumpulkan
pengembangan data/
pengolahan komponen
132
hasl analisis bentuk madia
hasil evaluasi -
dalam berbagai
bentuk media
(lisan /tulisan
Ribka Tugerefay
Nip. 197402242006052001
(RPP )
daerah
133
A. Kompentensi Inti
Internasiaonal.
memecahkan masalah.
keilmuan.
134
3.1 Memahami perencanaan Memahami ide dan peluang
di butuhkan pengolahan
hewani
Memahami komponen
perencanaan usaha
135
hewani
penyusunan perencanaan
hewan
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik di harapkan dapat:
- Memahami ide dan peluang usaha pengolahan makanan khas asli daerah
(orisinil ) dari bahan nabati dan hewani.
136
- Memahami analisa peluang usaha makanan khas asli daerah (orisinil) dari
bahan pengan nabati dan hewani .
- Memahami sumberdaya yang dibutuhkan pengolahan makanan khas asli
daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan hewani.
- Memahami administasi dan pemasaran pengolahan makanan khas asli daerah
(orisinil) dari bahan pangan nabati dan hewani.
- Memahami komponen perencanaan usaha pengolahan makanan khas asli
daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan hewani.
- Memahami langkah- langkah penyusunan perencanaan usaha pengolahan
makanan khas asli daerah (orisinil ) dari bahan pangan nabati dan hewani.
D.Materi Pembelajaran
- Ide dan peluang usaha pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari
bahan pangan nabati dan hewani.
E. Metode Pembelajaran
F. Media Pembelajaran
Media:
- Lembar penilaian
- LCD Projektor
Alat /Bahan
137
- Pengaris, spidol, papan tulis
G. Sumber belajar
- Lingkungan setempat
138
- Pembagian kelompok belajar
- Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran
140
yang sedang di pelajari.
Aktivitas
- Menyusun daftar pernyataan atas hal-hal yang
belum dapat di pahami dari kegiatan mengamati
dan membaca yang akan di ajukan kepada guru
berkaitan dengan materi ide dan peluang usaha
pengolahan makanan khas asli daerah( orisinil)
dari bahan pangan nabati dan hewani yang
sedang di pelajari.
Wawancara/ Tanya jawab dengan nara sumber
- Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan
materi ide dan peluang usaha pengolahan
makanan khas asli daerah (orisinil ) dari bahan
pangan nabati dan hewani yang telah disusun
dalam daftar pertanyaan kepada guru .
COLLABORATIOAN ( KERJASAMA )
Peserta didik di bentuk dalam beberapa kelompok
untuk:
- Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama – sama
membahas contoh dalam baku paket
mengenai materi ide dan peluang usaha
pengolahan makanan khas asli daera ( orisinil )
Dari bahan pangan nabati dan hewani
- Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi ide
dan peluang usaha pengolahan makanan khas
asli daerah ( orisinil ) dari bahan pangan nabati
dan hewati yang telah diperoleh pada buku
catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar .
- Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan
atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diri ide dan peluang usaha
pengolahan makanan khas asli daerah ( orisinil
) dari bahan pangan nabati dan hewani sesuai
dengan pemahamannya.
- Saling tukar informasi tentang materi
Ide dan peluang usaha pengolahan makanan
khas asli daerah ( orisinil ) dari bahan pangan
nabati dan hewani
141
metode ilmiah yang terdapat pada buku pengangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan
dengan cermat untuk mengembangkan sikat teliti,
jujur,sopan, menhargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagi cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
142
Verification CRITICAL THIIKING (BERPIKIR KRITIK )
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data - data
atau teori pada buku sumber malalui kegiatan :
- Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan bberpikir induktif
serta deduktif dalam membuktikan tentang
materi :
CREATIVITY (KREATIVITAS)
- Menyimpulkan tentang point – point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis
tentang materi :
Ide dan peluang usaha pengolahan makanan
khas asli daerah ( orisinil ) dari bahan pangan
nabati dqan hewani
144
Catatan: selama Pembelajaran Ide dan peluang usaha
pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari
bahan pangan nabati dan hewani berlangsung ,guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap :nasionalisme ,disiplin, rasa percaya diri,
berprilaku jujur, tangguhmenghadapi masalah ,
tnaggung jawab,rasa ingin tahu,peduli lingkungan.
Peserta didik :
- Membuat resumen (CREATIVITY) dengan
bimbimgan guru tentang poin – poin penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
tentang materi Ide dan peluang usaha
pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil)
dari bahan pangan nabati dan hewani yang baru
dilakukan.
- Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi
pembelajaran Ide dan peluang usaha
pengolahan makanan khas asli daerah (orisinal)
dari bahan pangan nabati dan hewani yang
baru diselesaikan .
- Mengagendakan materi atau tugas projek/
produk/ portopolio /unjuk kerja yang harus
mempelajari pada pertemuan berikutnya diluar
jam sekolah atau di rumah.
Guru :
- Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai
langsung diperiksa untuk materi pembelajaran
Ide dan peluang usaha pengolahan makanan
asli khas daerah (orisinil) dari bahan pangan
nabati dan hewani
- Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek / produk /portopolio /unjuk kerja dengan
benar di beri paraf serta nomor urut peringkat
untuk penilaian tugas.
- Memberi penghargaan untuk materi Ide dan
peluang usaha pengolahan makanan khas asli
daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan
hewani kepada kelompok yang memikili kinerja
dan kerja sama yang baik.
145
146
DAFTAR PUSTAKA
Yogjakarta.
Bumi Aksara,Jakarta.
Erlangga, Jakarta.
Aksara Jakarta.
beku.
Penebar Swadaya.
147
Kuncoro. W. 2005, Penaganan Hasil Penangkapan Dan Sistem
Kependidikan.
Jakarta.
CV.Liberty.Yogjakarta.
Kanisius.Yogjakarta.
148
PHOTO KEGIATAN 1 :
149
PHOTO KEGIATAN 2:
150
PHOTO KEGIATAN 3 :
151
PHOTO KEGIATAN 4 :
TAMPAKPENGAWETAN UDANG
152