Anda di halaman 1dari 153

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN


INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMPN 7 KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Oleh :
LEZTIA JULIANI
A1D010031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

i
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMPN 7 KOTA BENGKULU

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :
LEZTIA JULIANI
A1D010031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMPN 7 KOTA BENGKULU

SKRIPSI

OLEH

LEZTIA JULIANI
A1D010031

Disahkan Oleh:

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Dekan FKIP UNIB Ketua Program Studi


Pendidikan Biologi

Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd Irwandi Ansyori, S.Pd,


M.Si NIP. 19611207 198601 1 001 NIP. 19760608 200112 1 004

iii
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMPN 7 KOTA BENGKULU

SKRIPSI
LEZTIA JULIANI
A1D010031

Telah Dipertahankan di Depan Penguji


Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan daan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu

Hari/ Tanggal : Selasa, 20 Mei 2014


Pukul : 10.00 WIB S/d Selesai
Tempat : Ruang Program Studi Biologi

Skripsi ini Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Irawati, M. Pd Dra. Diah Aryulina, M.A, Ph. D


NIP. 19600326 198403 2 004 NIP. 19620718 198702 2 001

Skripsi ini telah Diperiksa dan Disetujui oleh Dosen Penguji:


Penguji Dosen Tanda Tangan Tanggal
Dra. Sri Irawati, M. Pd
I
NIP. 19600326 198403 2 004
Dra. Diah Aryulina, M.A, Ph. D
II
NIP. 19620718 198702 2 001
Drs. Irdam Idrus, M. Pd
III NIP. 19560606 198511 1 001
Irwandi Ansyori, S.Pd, M.Si
IV NIP. 19760608 200112 1 004

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
 Cintailah Allah SWT, niscaya Allah SWT akan lebih mencintaimu.
 Believe in your self and all that you are. Know that there is something
inside you there is greater than any obstacle.
 Dalam hidup kita harus benar-benar sadar untuk menghargai satu
sama lain. Tidak ada satupun diantara kita yang tahu akan takdir
(Papa).

PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, sujud syukur atas semua nikmat, hidayah, karunia dan
kemudahan yang senantiasa Allah SWT berikan. Ku persembahkan skripsi
ini untuk mereka yang telah mengiringi langkahku mencapai keberhasilan
ini.
 Kedua orang tuaku: Papaku tercinta Drs. Lezon Fahlevi dan Mamaku
tersayang Nurjani Eryanti J yang karena semangat dalam hidupnya, pelu
disetiap kerja kerasnya, air mata disetiap doanya, serta keikhlasan
dan kesabaran yang telah membesarkan serta mendidikku selama ini.
Doa tulus papa dan mama selalu tercurahkan sehingga ananda
dapat menyelesaikan studi ini dengan baik. Pengorbanan dan kasih
sayang papa dan mama tidak akan terbalaskan olehku.
 Adik- Adikku tercinta: Leztita Pebriani (Leta), Leztari Septiani (Tari), dan
Lekad Putra (Lekad) terimakasih atas semangat dan doa yang tak ada
hentinya dari kalian.
 Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan doa kepadaku
serta senantiasa menanti keberhasilanku untuk meraih cita-cita.
 Seseorang yang telah mengajarkan banyak arti akan hidup, untuk aku
yang lebih dewasa, untuk tetap semangat dan lebih baik lagi hingga
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semuanya, semoga
kedepannya kita bisa meraih kesuksesan bersama.
 Dosen-dosenku tercinta yang aku banggakan di Prodi Pend. Biologi
yang dengan sabar dan ikhlas membimbing serta memberikan ilmu
bermanfaat untukku, terimakasih dan semoga ke depannya saya dapat
meneruskan perjuangan bapak dan ibu sebagai seorang guru/dosen
yang lebih baik.
 Sahabat dan teman-teman seperjuangan Angkatan 2010 (Bio One The
Best) yang selalu memberikan semangat kepadaku.
 Almamaterku.

v
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, terdaftar dan tersedia di perpustakaan

Universitas Bengkulu, terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta

ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan

untuk ringkasan hanya dapat dilakukan dengan seizin penulis dan harus disertai

dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumber aslinya sesuai dengan

penulisan yang baku.

v
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Leztia Juliani, beragama Islam

dan dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 4 Juli 1993 sebagai anak

pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Lezon

Fahlevi dan Ibu Nurjani Eryanti J.

Penulis menamatkan pendidikan dasar di YAYASAN SD AL-Mannar

Bengkulu pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2

Bengkulu pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 6 Bengkulu

pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Bengkulu melalui jalur Seleksi Nasional masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN)

Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi penulis pernah menjadi

pengurus HIMABIO tahun 2011-2012. Pada tanggal 01 Juli-31 Agustus 2013

penulis menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 70 UNIB di Desa Taba

Durian Sebakul, Merigi Kelindang, Kab.Bengkulu Tengah dan penulis

menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II di SMA Negeri 3 Kota

Bengkulu tahun 2013-2014.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta salawat beriring salam

senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menjadi

tauladan bagi umatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Biologi Siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu ”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) Pada

Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari segala bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak.

Sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Rambar Nur Sasongko, M.Pd selaku Dekan FKIP

Universitas Bengkulu.

2. Ibu Dra. Diah Aryulina, MA. Ph.D selaku Ketua Jurusan P.MIPA dan

selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

v
3. Bapak Irwandi Ansyori, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi dan Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan

saran yang membangun penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sri Irawati, M.Pd selaku Pembimbing Utama yang telah banyak

memberikan bimbingan, dorongan, nasehat dan motivasi kepada penulis

dari awal sampai selesainya skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Drs. Irdam Idrus, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan nasehat, masukan dan saran bagi penulis dalam

menyelesaikan studi dan skripsi ini.

6. Ibu Dra Ariefa P. Yani, M. Si selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama penulis menjalankan

perkuliahan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Biologi, Staf TU, Laboran

dan Pustakawan/i di Universitas Bengkulu yang telah banyak membantu

selama masa perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Zulkarnaini, M. Pd selaku Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru (Gusla

Martini, S.Pd dan Kunaidy Sastrawan, S.Pd) dan Staf Tata Usaha serta

khusus siswa-siswi kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu yang telah banyak

membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

9. Bapak (Drs. Lezon Fahlevi) dan Ibu (Nurjani Eryanti J) yang telah

membesarkan dan selalu mendoakan dengan segenap kasih sayang, cinta

yang tulus, pengorbanan yang tidak terbalaskan demi kesuksesan dan

kelancaran segala urusan penulis sehinga penulis dapat menyelesaikan

i
skripsi ini dengan baik, dan Adik-Adikku (Leztita Pebriani, Leztari

Septiani dan Lekad Putra) yang selalu memberiku semangat dan motivasi.

10. Sahabat-Sahabat terbaikku (Harry Sanjaya, Windy Anggreini P, Fitratul

Husna, Yulisty Soraya Fadillah, Wiwit Sutiani, Arum Yunita, Arpin, Igga

Pharamitha dan Rahmad Darmawan) yang telah berbagi pengalaman baik

suka maupun duka bersama.

11. Teman-teman angkatan 2010 terima kasih atas bantuan kalian selama ini

dan kebersamaan kita adalah sebuah kenangan terindah yang tak bisa ku

lupakan.

Penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan memberikan manfaat

bagi yang membaca dan memerlukannya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bengkulu, Mei 2014

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................v
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI............................................................vi
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv
ABSTRAK............................................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................9


2.1 Hakikat Belajar Mengajar..........................................................................9
2.2 Hakikat Pembelajaran IPA Biologi...........................................................10
2.3 Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing............................................12
2.3.1 Konsep Belajar dalam Model Pembelajaran Penemuan
Terbimbing....................................................................................14
2.3.2 Sintaks Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing....................16
2.3.3 Interaksi Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran
Penemuan Terbimbing...................................................................19
2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
Terbimbing....................................................................................20
2.3.5 Topik yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran
Penemuan Terbimbing...................................................................21
2.4 Hasil Belajar..............................................................................................22
2.5 Materi tentang Sistem Peredaran Darah Manusia.....................................25

x
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................37
3.1 Jenis dan Metode Penelitian......................................................................37
3.2 Subjek Penelitian.......................................................................................38
3.3 Waktu dan Tempat Peneliatian..................................................................38
3.4 Variabel dan Definisi Operasional............................................................38
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................40
3.6 Prosedur Penelitian....................................................................................45
3.7 Teknik Analisa Data..................................................................................51

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................55


4.1 Hasil...........................................................................................................55
4.1.1 Siklus I.............................................................................................55
1. Deskripsi Hasil Observasi.........................................................55
2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa...................................................60
3. Refleksi Siklus I........................................................................60
4.1.2 Siklus II...........................................................................................65
1. Deskripsi Hasil Observasi.........................................................66
2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa...................................................68
3. Refleksi Siklus II.......................................................................69
4.1.3 Siklus III..........................................................................................73
1. Deskripsi Hasil Observasi.........................................................73
2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa...................................................75
3. Refleksi Siklus III......................................................................76
4.2 Pembahasan...............................................................................................78

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................100


5.1 Kesimpulan................................................................................................100
5.2 Saran..........................................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................102

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Sintaks Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing...............................17
2.2 Persentase Bermacam-Macam Leukosit...................................................27
3.1 Skor Nilai untuk Setiap Butir pada Lembat Observasi Guru
dan Siswa..................................................................................................52
4.1 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru Siklus I...........................56
4.2 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus I..........................57
4.3 Ketuntasan Belajar Siswa secara Klasikal Siklus I..................................60
4.4 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru Siklus II..........................66
4.5 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus II.........................67
4.6 Ketuntasan Belajar Siswa secara Klasikal Siklus II.................................69
4.7 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru Siklus III........................73
4.8 Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus III.......................74
4.9 Ketuntasan Belajar Siswa secara Klasikal Siklus III................................75
4.10 Peningkatan Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil
Belajar Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran
Penemuan
Terbimbing...............................................................................................94

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Komponen Darah.............................................................................................28


2.2 Struktur Pembuluh Darah Manusia.................................................................32
2.3 Peredaran Darah Pulmonalis...........................................................................33
2.4 Peredaran Darah Sistemik...............................................................................34
3.1 PTK Model Kemmis & Mc Taggart................................................................46

x
ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING (CTL) MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS VIIIB SMPN 7 KOTA BENGKULU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas mengajar guru dan belajar
siswa dalam proses pembelajaran biologi dan meningkatkan hasil belajar biologi
siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu setelah menerapkan perbaikan
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
menggunakan Model Inkuiri. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
dengan 2 siklus, dengan tahap-tahap: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Subyek penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas VIII B SMPN 7
Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014. Aktivitas belajar dan mengajar yang akan
diteliti adalah aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada proses
pembelajaran yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dengan komponen-komponen penting yaitu kontruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan
penilaian autentik (authentic assessment) menggunakan sintaks model
pembelajaran inkuiri yang diukur dengan melakukan orientasi masalah, membuat
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan, yang
akan diukur menggunakan lembar observasi. Dari hasil analisis data hasil
observasi, untuk aktivitas guru pada siklus I diperoleh skor 21 (kriteria baik) dan
mengalami peningkatan pada siklus II dengan skor 25 (kriteria baik). Sedangkan
untuk aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh skor 19,5 (kriteria cukup) dan
mengalami peningkatan pada siklus II dengan skor 24 (kriteria baik). Dari analisis
data hasil belajar biologi siswa, pada siklus I dengan persentase ketuntasan belajar
klasikal siswa sebesar 51,72% dengan kriteria belum tuntas dan mengalami
peningkatan apada siklus II dengan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa
sebesar 89,65% dengan kriteria tuntas. Disimpulkan bahwa perbaikan Pendekatan
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model
Inkuiri dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru dan belajar siswa serta dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa di kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu.

Kata kunci: Contextual, Teaching, Learning

x
ABSTRACT

APPLICATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING


(CTL) APPROACH COMBINED WITH INQUIRY MODEL TO INCREAS
BIOLOGY LEARNING OUTCOMES FOR STUDENT CLASS VIIIB
SMPN 7 BENGKULU CITY

This study aims to improve the activities of teachers and students in biology
teaching and learning and also increase biology learning outcomes after using
contextual teaching and learning (CTL) approach combined with inquiry model.
This research is a classroom action research (CAR) in two cycles consisting of the
planning, implementation of action, observation and reflection. The subjects were
teacher and all students in class VIIIB SMPN 7 Bengkulu city at 2013/2014. The
learning and teaching processing which are researched consist of student and
teacher’s activities after using contextual teaching and learning (CTL) approach
with more important components such as constructivism, questioning, inquiry,
learning community, modeling, reflection, dan authentic assessment combine with
syntax of inquiry model such as formulating of problem orientation, making
hypothesis, collecting data, analysis data, and making summary must be measured
with sheet of observation. The results of the data analysis activities of teacher
observations, the mean of first cycle gained 21 (good), and second cycle to
become 25 (good). The results of the data analysis activities of student
observations, the mean of the first cycle gained 19,5 (enough), and second cycle
to become 24 (good). On the first cycle, the result of all student in the class is
obtained percentage of classical learning completeness 51,72% as uncomplete
criteria, and the second cycle increase to become 89,65% as complete criteria. It
was concluded that contextual teaching and learning (CTL) approach combined
with inquiry model can increase the activities of teachers and students and
improve biology learning outcomes for student class VIII B SMPN 7 Bengkulu
city.
Key words: Contextual, Teaching, Learning

x
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pendidikan adalah unsur penting untuk kemajuan suatu bangsa. Kemajuan

suatu bangsa tidak hanya ditandai dengan banyaknya sumber daya alam tetapi

juga ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan sebagai gejala

perilaku dan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar demi bertahan

hidup (survival), sebagai upaya untuk meningkatkan kehidupan agar lebih

bermakna dan bernilai. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2009).

Sependapat dengan penjelasan diatas, tujuan pendidikan dapat

digolongkan kedalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu domain

kognitif, afektif, psikomotorik. Domain kognitif berhubungan dengan

pengembangan intelektual atau kecerdasan. Bidang afektif berhubungan dengan

pengembangan sikap dan bidang psikomotor berhubungan dengan keterampilan

(Bloom dalam Sanjaya, 2008). Domain kognitif yang berhubungan dengan

1
kecerdasan dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar dan domain afektif yang

berhubungan dengan pengembangan sikap dapat dilihat dari aktivitas siswa

selama proses pembelajaran, serta domain psikomotor yang berhubungan dengan

keterampilan dapat dilihat dari kemampuan siswa menggunakan alat-alat

laboratorium dalam kegiatan praktikum.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas VIIIB SMPN 7

Kota Bengkulu pada mata pelajaran biologi dengan materi pelajaran sistem

pernafasan pada manusia, guru sudah menggunakan model dan metode

pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini guru

menggunakan model pembelajaran langsung dan belum menggunakan pendekatan

yang memudahkan siswa untuk berpikir secara konkret, sehingga guru terlihat

terlihat lebih aktif daripada siswa, siswa hanya menerima materi yang

disampaikan oleh guru dan contoh yang disampaikan untuk membantu

pemahaman konsep masih sulit dimengerti yang menyebabkan kurangnya rasa

ingin tahu siswa. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan proses

pembelajaran sudah berlangsung cukup baik namun kondisi seperti ini tidak

mendorong siswa untuk mampu berpikir kritis dan kreatif mencari dan

memecahkan masalah dalam materi yang disampaikan serta kurang adanya

penanaman makna bahwa materi yang siswa pelajari dapat memberikan manfaat

di kehidupan siswa sehari- hari yang mengakibatkan proses pembelajaran terasa

membosankan. Sesuai dengan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan, bahwa

suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya memepelajari tentang konsep, teori

dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2009).

2
Kondisi seperti yang telah dijelaskan diatas tentu saja sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian

materi sistem pernafasan pada manusia yang hanya 30% dari 29 siswa kelas VIII B

yang memperoleh nilai lebih dari 70. Dengan rata-rata nilai 57 dan nilai terendah

52. Selain itu diperkuat juga dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh guru

biologi kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu yang mengatakan bahwa, untuk mata

pelajaran biologi di kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu dikatakan tuntas secara

klasikal apabila 85% siswa yang mengikuti tes memperoleh nilai ≥ 70.

Menurutnya masih rendahnya hasil belajar biologi ini juga dipengaruhi oleh

rendahnya keterlibatann siswa dalam proses pembelajaran dengan kata lain masih

banyaknya siswa yang kurang aktif. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar yang akan diperoleh pada mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu

perlu dilakukannya perbaikan proses pembelajaran salah satunya dengan

menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang lebih inovatif sesuai

kondisi dan situasi siswa.

Pelaksanakan proses pembelajaran dalam rangka pencapaian hasil belajar

peserta didik memang diperlukan berbagai model pembelajaran, metode dan

pendekatan yang sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Sejauh ini

banyak model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran baru yang dianggap

lebih mampu untuk mengakomodasi dan mengoptimalkan potensi dan

karakteristik yang dimiliki siswa yang pada akhirnya secara signifikan dapat

memeberikan hasil belajar yang lebih baik. Model-model pembelajaran tersebut

diantaranya adalah model pembelajaran langsung, model pembelajaran

3
kooperatif, model pembelajaran berdasarkan masalah dan model pembelajaran

inkuiri. Adapun pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran

diantaranya pendekatan tradisional (Konvensional) dan pendekatan kontekstual.

Banyaknya model pembelajaran dan pendekatan yang dikemukaakn oleh pakar

pendidikan adalah pilihan yang menguntungkan guru dalam rangka pelaksanaan

pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang mampu mengembangkan

kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif adalah model pembelajaran

konseptual atau Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme. Menurut Johnson dalam Sholatun (2011) Contextual

Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah sistem belajar yang didasarkan

pada filosofi bahwa peserta didik mampu menyerap pelajaran apabila mereka

menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima dan mampu

mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah

mereka miliki sebelumnya. Sedangkan menurut Jumadi (2003) pembelajaran

kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan

konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari- hari baik dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja. Sama halnya yang

diungkapkan oleh Miller 2006 dalam Sofyan (2011) menyimpulkan bahwa

pembelajaran kontekstual yang aktif mampu menghasilkan pemahaman konsep

yang lebih mendalam, kemandirian siswa, siswa yang lebih bertanggung jawab,

kemampuan lebih dalam menghadapi ambiguitas, menunjukkan kemampuan

4
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, berani mengambil resiko,

mengambil inisiatif, menunjukkan prilaku kepemimpinan dan membangun tim.

Dari beberapa definisi Contextual Teaching and Learning beserta teori

konstruktivisme yang mendukungnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah proses belajar

yang membangun siswa untuk berfikir kritis dan aktif dengan untuk mampu

mengkonstruksikan pengetahuan yang dimilikinya dengan keadaan nyata agar

pengetahuan yang diperoleh bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari- hari. Materi biologi yang masih sulit untuk langsung dimengerti oleh siswa

akan lebih mudah dipahami dengan model pembelajaran ini karena siswa mampu

mengaitkan sendiri pengetahuan yang telah diketahui atau pengetahuan baru yang

diperoleh selama proses pembelajaran dengan kehidupan sehari- hari mereka

dengan begitu siswa mampu mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Untuk mendukung pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL),

model pembelajaran inkuiri akan cocok diimplementasikan secara bersamaan

dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran inkuiri merupakan model

pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri

siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah.

Dalam pembelajaran inkuiri memiliki 5 komponen yang umum, yaitu Question,

Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan

Variety of Resourch (Garton dalam Komalasari, 2013). Menurut Gulo dalam

Trianto (2009) inkuiri juga diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar

5
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannnya dengan penuh percaya diri.

Menurut Trianto (2009) langkah-langkah pembelajaran inquiri diawali

dengan menyajikan pertanyaan atau mengajukan masalah, kemudian dilanjutkan

dengan membuat hipotesis dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengeluarkan pendapat guna membangun hipotesis, selanjutnya guru

membimbing siswa untuk merancang percobaan, siswa melakukan percobaan

untuk memperoleh informasi untuk mengumpulkan data yang kemudian akan

dianalisis dan diambil kesimpulan. Dengan demikian dalam pembelajaran yang

menggunakan moodel inkuiri menuntut keaktifan siswa secara maksimal dalam

memecahkan masalah untuk memperoleh informasi.

Berdasarkan masalah- masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa kelas

VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu, peneliti dan guru biologi kelas VIIIB

berkolaborasi untuk menerapkan Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching

and Learning (CTL) menggunakan model inkuiri akan sangat membantu

perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar biologi di kelas

tersebut. Banyak penelitian yang menggunakan pendekatan konseptual atau

Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk memperbaiki proses pelaksanaan

pembelajaran. Pendekatan ini terbukti efektif dan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa, seperti penelitian Yuliani pada tahun 2012 lalu yang melakukan

penelitian dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) dengan model Problem Based Intruction (PBI) untuk meningkatkan hasil

6
belajar siswa SMA. Namun penelti belum menemukan informasi untuk penelitian

yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan

mengggunakan model inkuiri terlebih lagi yang ditujukan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa SMP.

Dari uraian tersebut, maka dilakukan kolaborasi antara peneliti dan guru

biologi SMPN 7 Kota Bengkulu dengan bertitik tolak dari masalah-masalah yang

dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran biologi, disepakati untuk

dilakukannya perbaikan proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas mengajar guru dan belajar siswa dalam proses

pembelajaran biologi kelas VIIIB SMPN7 Kota Bengkulu dengan menerapkan

Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

menggunakan Model Inkuiri?

2. Apakah dengan perbaikan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri pada siklus II akan meningkatkan

hasil belajar biologi siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu?

7
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan aktivitas mengajar guru dan belajar siswa dalam proses

pembelajaran biologi kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu dengan Penerapan

Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

menggunakan Model Inkuiri.

2. Meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII B SMPN 7 Kota Bengkulu

setelah menerapkan perbaikan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching

and Learning(CTL) menggunakan Model Inkuiri.

1.4 Manfaat Penelitian

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) menggunakan Model Inkuiri untuk meningkatkan haasil belajar biologi

siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu, diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Guru

Penelitian ini memberikan pilihan atau informasi tentang pendekatan

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Model Inkuiri.

Dan dapat pula membantu perbaikan dalam proses pembelajaran di sekolah

dengan harapan penerapan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa

Kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu.

8
2. Siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa dan

mamapu mendorong kemampuan berfikir kritis serta menggalai semua potensi

yang ada pada diri siswa yang pada akhirnya untuk memperoleh hasil belajar

yang maksimal.

3. Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi sistem pendidikan,

terutama untuk mata pelajaran biologi, serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum, atau bagi sistem pengajaran

biologi baik berupa metode, pendekatan ataupun model pembelajaran sehingga

kualitas pengajaran dapat ditingkatkan.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini dijadikan sebagai awal pengalaman sebagai calon guru dalam

mencari dan mengaplikasikan model pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pada perkembangannya, IPA atau sains (sciences) terbagi menjadi

beberapa bidang sesuai dengan perbedaan bentuk dan cara memandang gejala

alam. Ilmu yang mempelajari kehidupan disebut Biologi. Ilmu yang mempelajari

gejala fisik dari alam disebut Fisika, dan khusu untuk bumi dan antariksa disebut

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Sedangkan ilmu yang mempelajari sifat

materi benda disebut Ilmu Kimia (Mariana, 2009). Dari penjelasan tersebut bisa

diketahui bahwa ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang berdasarkan hal-

hal yang ada di alam sekitar yang kemudian menjadi sebuah kumpulan teori untuk

dipelajari. Berdasarkan pengertian sains seperti tersebut di atas, seringkali kita

saksikan suatu pembelajaran sains yang hanya memungkinkan peserta didik

mengartikan sains hanya sebagai tubuh dari ilmu tanpa memahami proses dan

kualitas manusia yang melakukan inkuari ilmiah.

Sebagaimana menurut Praginda dalam Mariana (2009) sains adalah ilmu

pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk

melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuari yang dilanjutkan dengan

proses observasi (empiris) secara terus-menerus dan merupakan suatu upaya

manusia yang meliputi operasi mental, keterampilan, dan strategi memanipulasi

dan menghitung, yang dapat diuji kembali kebenarannya yang dilandasi dengan

sikap keingintahuan (curiousity), keteguhan hati (courage), ketekunan

1
(persistence) yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam

semesta. Jadi, pembelajaran sains bukanlah hanya sekedar mendalami

pengetahuan teori melainkan adanya suatu proses yang di dalmnya terdapat

inkuiri ilmiah.

Tujuan pendidikan sains dewasa ini mencakup lima dimensi (Indrawati,

2008) yaitu dimensi:

1) Pengetahuan dan pemahaman (scientific information) Dimensi ini mencakup

belajar informasi spesifik seperti: fakta, konsep, teori, hukum dan penyelidikan

pengetahuan sejarah sains.

2) Penggalian dan penemuan (exploring and discovering; scientific processes)

Dimensi ini beruhubungan dengan penggunaan proses-proses IPA untuk

mempelajari bagaimana ahli IPA bekerja dan berpikir. Keterampilan yang harus

diajarkan mencakup: mengamati, mendeskripsikan, mengklasifikasi dan

mengorganisasikan, mengkomunikasikan, berhipotesis, menguji hipotesis,

menginterpretasikan data, penggunaan keterampilan psikomotor, dsb.

3) Imaginasi dan kreativitas. Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan

memvisualisasikan atau menghasilkan gambaran mental, mengkombinasikan

objek dan gagasan dengan cara-cara baru, memecahkan masalah dan teka-teki,

menghasilkan ide/gagasan yang tidak biasa.

4) Sikap dan nilai Pengembangan kepekaan dan penghargaan kepada orang lain.

Mengekspresikan perasaan dengan cara yang konstruktif. Mengambil keputusan

dengan didasari oleh nilai-nilai individu, sosial, dan isu-isu lingkungan.

1
5) Penerapan mampu mengidentifikasi hubungan konsep IPA dalam

penggunaannya dengan kehidupan sehari-hari; memahami prinsip-prinsip ilmiah

dan teknologi yang bekerja pada alat-alat rumah tangga; memahami dan menilai

laporan-laporan perkembangan ilmiah yang ditulis pada mass media.

2. 2 PendekatanContextual Teaching Learning (CTL)

2.2. 1 Pengertian Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)

Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai keluarga dan masyarakat (Suprijono, 2009). Menurut

Hartini (2010) pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

pembelajaran yang menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi

dunia nyata siswa yang bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang

secara fleksibel dapat diterapkan atau ditransfer dari suatu permasalahan yang satu

ke permasalahan yang lain atau konteks satu ke konteks yang lain.

Sejalan dengan pengertian diatas pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) juga merupakaan suatu proses pendidikan yang holistik dan

bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang

dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dalam konteks kehidupan

mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki

pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer)

1
dari satu permasalahan atau konteks ke permasalahan atau konteks lainnya

(Sudrajad, 2008). Sedangkan menurut Zubaidah (2012) Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru dalam proses

pembelajaran dengan mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia

nyata dan motivasi peserta didik yang membuat hubungan antara pengetahuan dan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat,

warga Negara dan tenaga kerja. Contextual teaching and Learning (CTL) juga

merupakan suatu reaksi terhadap suatu teori yang pada dasarnya behavioristik

yang telah mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pendekatan

Contextual teaching and Learning (CTL) mengakui bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase yang berlangsung jauh

melampaui drill-oriented dan motodologi stimulus-response. Sependapat dengan

pernyataan tersebut menurut Jumadi (2003) pembelajaran kontekstual merupakan

pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata

yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,

alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,

dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyaraka belajar

(learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian

autentik (authentic assessment).

Dari beberapa defini diatas, dapat dikatakan bahwa pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) sangat menuntut siswa untuk berfikir kritis , aktif,

1
mandiri dalam proses pembelajaran dan mampu mengaitkan materi yang

diperoleh dengan penerapan di kehidupan sehari- hari sehingga materi pelajaran

yang diperoleh disekolah memiliki nilai manfaat.

2.2.2 Dasar Teori Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Jhonson dalam Sugianto (2008) tiga pilar dalam sistem

Contextual Teaching And Learning (CTL) yaitu:

1) Contextual Teaching Learning (CTL) mencerminkan prinsip

kesalingbergantungan. Kesalingbergantungan mewujudkan diri, misalnya

ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru

mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini tampak jelas ketika subjek

yang yang berbeda dihubungkan, dan ketika kemitraan menggabungkan

sekolah dengan dunia bisnis dan komunitas.

2) Contextual Teaching Learning (CTL) mencerminkan prinsip diferensiasi.

Diferensiasi menjadi nyata ketika Contextual Teaching Learning (CTL)

menantang para siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing,

untuk menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja

sama, untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan untuk

menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan.

3) Contextual Teaching Learning (CTL) mencerminkan prinsip pengorganisasian

diri. Pengorganisasian diri terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan

kemampuan dan inat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari

umpan balik yang diberikan oleh penilaian autentik, mengulas usaha-usaha

1
mereka dalam tuntunan tujuan yang jelas dan standar yang tinggi, dan

berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa.

Landasan filosofi pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme yang

menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari guru ke siswa seperti

halnya mengisi botol kosong, sebab otak siswa tidak kosong melainkan sudah

berisi pengetahuan hasil pengalaman-pengalaman sebelumnya. Siswa tidak hanya

”menerima” pengetahuan, namun ”mengkonstruksi” sendiri pengetahuannya

melalui proses intra-individual (asimilasi dan akomodasi) dan inter-individual

(interaksi sosial). Pembelajaran kontekstual sebenarnya bukam merupakan

pendekatan yang sama sekali baru. Dasar pembelajaran kontekstual sudah

dikembangkan oleh John Dewey sejak tahun 1916. Pendekatan ini kemudian

digali kembali, dikembangkan lagi, dan dipopulerkan oleh The WashingtonState

Concorcium for Contextual Teaching and Learning engan melibatkan 11

perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia

pendidikan di Amerika Serikat (Jumadi, 2003).

Menurut filsafat konstruktivis berpikir yang baik adalah lebih penting

daripada mempunyai jawaban yang benar atas suatu persoalan yangdipelajari.

Seseorang yang mempunyai cara berpikir yang baik, dalam artibahwa cara

berpikirnya dapat digunakan untuk menghadapi fenomen baru,akan dapat

menemukan pemecahan dalam menghadapi persoalan lain.Pendekatan

pembelajaran kontekstual dapat memberikan kontribusi positifbagi pembentukan

cara berpikir yang baik pada siswa, karena padapendekatan ini menuntun dan

1
mengarahkan siswa bagaimana menemukan makna dari sebuah pembelajaran

yang akhirnya dapat digunakan untukmenyelesaikan masalah-masalah nyata

dalam kehidupannya (Nurhadi, 2013).

2.2.3 Karakteristik Contextual Teaching and Learning(CTL)

Menurut Johnson dalam Komalasari (2013), ada delapan komponen utama

dalam sistempembelajaran kontekstual, seperi dalam rincian berikut :

1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections). Siswa

dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam

mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri

atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat

(learning bydoing).

2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work). Siswa

membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada

dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat.

3) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning). Siswa melakukan

pekerjaan yang signifikan. Ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain,

ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya/hasilnya yang

sifatnya nyata.

4) Bekerja sama (collaborating). Siswa dapat bekerjasama. Guru membantu siswa

bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami

bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.

1
5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Siswa dapat

menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif. Dapat

menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan,

dan menggunakan logika dan bukti-bukti.

6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual). Siswa

memelihara pribadinya. Mengetahui, memberi perhatian, memiliki harapan-

harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak

dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati temannya

dan juga orang dewasa.

7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards). Siswa mengenal dan

mencapai standar yang tinggi. Mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa

untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa

yang disebut ”excellence” .

8) Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment). Siswa

menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu

tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan informasi

akademis yang telah mereka pelajari dalam pelajaran sains, kesehatan,

pendidikan, matematika, dan pelajaran bahasa inggris.

Dari pernyataan- pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan

pembelajaran kontekstual dikatakan berhasil apabila siswa mendapatkan

pembelajaran yang bermakna, menemukan sendiri, mampu berfikir tingkat tinggi

serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Demikian juga guru harus mampu

1
mengembangkan kurikulum sesuai kondisi lingkungan dan mampu melakukan

penilaian autentik.

Menurut Suprijono (2009), ada tujuh komponen pembelajaran kontekstual

yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan (modelling), refleksi, dan penilaian autentik.

1) Konstruktivisme

Belajar berdasarkan konstruktivisme adalah “mengonstruksikan”

pengetahuan. Pengetahuan dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi

(pengintegrasian pengetahuan baru terhadap struktur kognitif dengan informasi

baru) maupun dialektika berpikir thesa-antithesa-shintesa. Proses konstruksi

pengetahuan melibatkan pengembangan logika deduktif-induktif- hipotesis-

verifikasi. Belajar dalam konteks konstruktivistik berangkat dari kenyataan bahwa

pengetahuan itu terstruktur. Pengetahuan merupakan jalinan secara integratif dan

fungsional dari konsep- konsep pendukungnya.

2) Inkuiri

Belajar penemuan menunjuk pada proses dan hasil belajar. Belajar

penemuan melibatkan peserta didik dalam keseluruhan proses metode keilmuan

sebagai langkah- langkah sistematik menemukan pengetahuan baru atau

memverifikasi aktivitas belajar peserta didik ke dalam metode penelitian sebagai

landasan operasional melakukan investasi. Dalam investigasi peserta didik tidak

hanya memperoleh informasi, namun juga pemerosesan informasi. Pemerosesan

1
ini tidak hanya melibatkan kepiawaian peserta didik berdialektika berpikir fakta

ke konsep, konsep ke fakta, namun juga penerapan teori.

3) Bertanya

Pembelajaran kontekstual dibangun melalui dialog interaktif melalui tanya

jawab oleh kesuluruhan unsur yang terlibat dalam komunitas belajar. Dalam

rangka objektivitas pengetahuan yang dibangun melalui intersubjektif, bertanya

sangatlah penting. Kegiatan bertanya penting untuk menggali informasi,

mengonfirmasikan apa yang telah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada

aspek yang belum diketahuinya.

4) Masyarakat Belajar

Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pembelajaran sebagai

proses sosial. Melalui interaksi dalam komunitas belajar prosess dan hasil

belajar menjadi lebih bermakna. Hasil belajar diperoleh dari berkolaborasi dan

berkooperasi. Dalam praktiknya “masyarakat belajar” terwujud dalam

pembentukkan kelompok kecil, pembentukkan kelompok besar, mendatangkan

ahli ke kelas, bekerja sama dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan

kelas di atasnyaa, bekerja sama dengan masyarakat.

5) Pemodelan

Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pendemonstrasian

terhadap hal yang dipelajari peserta didik. Pemodelan memusatkan pada arti

penting pengetahuan prosedural. Melalui pemodelan peserta didik dapat

meniru terhadap halyang dimodelkan. Model bisa berupa cara mengoperasikan

bahasa dan sebagainya.

1
6) Refleksi

Refleksi adalah bagian penting dalam pembelajaran kontekstual. Refleksi

merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir kembali, menganalisis

kembali, mengklarifikasi kembali, dan mengevaluasi hal- hal yang telah

dipelajari.

7) Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah upaya pengumpulaan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Data dikumpulkan

dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan

pembelajaran.

Ketujuh komponen diatas merupakan hal- hal penting yang saling

berkaitan di dalam penerapan model pembelajaran konseptual. Setiap komponen

akan membangun ketercapaian komponen lainnya.

2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan Contextual Teaching And Learning

(CTL)

Menurut Anisah (2009) model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) antara lain: (1) pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.

Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman

belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan

dapat mengorelasikan materi yang ditemukan denhan kehidupan nyata, bukan saja

bagi siswa materi itu akan berfunsi secara fungsional, akan tetapi materi yang

dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak akan mudah

2
dilupakan; (2) pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena metode pembelajaran Contextual Teaching Learning

(CTL) menganut aliran konstruktivisme, dimana seseorang siswa dituntut untuk

menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme

siswa diharapkan belajar melalui “ mengalami” bukan “menghafal”.

Sedangkan kelemahan pada model pembelajaran ini antara lain: (1) guru

lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode Contextual Teaching and

Learning (CTL); (2) guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru

adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk

menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa

dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar

seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman

yang dimilikinya; (3) peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa”

yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka

dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

2.3 Model Pembelajaran Inkuiri

2.3.1 Pengertian Model Inkuiri

Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan atau

pemeriksaan, penyelidiakan. Inkuiri sebagai suatu proses umum dilakukan

manusia untuk mencari atau memahami informasi. Sasaran utama kegiatan

pembelajaran inkuiri adalah: (1) keterlibatan siswa secara maksimal; (2)

keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran;

2
(3)mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang ditemukan

dalam proses inkuiri. Menurut Garton dalam Komalasari (2013) inkuiri

merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir

ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih

banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan

memecahkan masalah. Dalam pembelajaran inkuiri memiliki 5 komponen yang

umum, yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction,

Performance Evaluation, dan Variety of Resourch.

2.3.2 Ciri Khusus Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Garton dalam Komlasari (2013) bahwa pembelajaran dengan

metode inkuiri memiliki lima komponen yang umum, yaitu Question, Student

Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, Variety of

Resourch.

(1)Question. Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan yang memancing

motivasi siswa. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk bertanya sesuai

arahan guru untuk mendapatkan pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh

siswa.

(2)Student Engangement. Dalam inkuiri guru hanya sebagai fasilitator dan

menuntut keaktifan siswa secara keseluruhan yang pada akhirnya siswa

menemukan pemahaman sendiri terhadap materi pelajaran.

2
(3)Cooperative Interaction. Pembelajaran berlangsung secara terbuka yang

artinya setiap siswa memiliki kesempatan untuk bertanya dan mengeluarkan

pendapatnya masing- masing.

(4)Performance Evaluation. Pada tahap akhir pembelajaran inkuiri siswa mampu

menampilkan hasil yang diperoleh dengan percaya diri. Bentuk produk ini

dapat berupa slide presentasi, gambar, grafik, tabel, karangan, dan lain-lain.

(5)Variety of Resourch. Dalam proses inkuiri siswa dapat menggunakan berbagai

sumber belajar, misalnya buku teks website, televisi, poster dan lain-lain.

Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi

siswa menurut Trianto (2009) adalah:

(1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi

(2) Inkuiri berfokus pada hipotesis

(3) Penggunaan fakta sebagai evidasi (informasi, fakta)

Berdasarkan beberapa uraian tentang pengertian inkuiri secara umum,

dapat dilihat bawha yang akan menjadi masalah dalam proses inkuiri adalah

waktu dan sumber yang tersedia. Menanggapi permasalahan tersebut , Richard

Suchman mengembangkan suatu pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterampilan inkuiri siswa

meningkat dan motivasi belajarnya juga meningkat. Joyce dalam Trianto (2009)

menyatakan, bahwa teori Suchman dapat dijabarkan sebagai berikut:

(1) Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang sebenarnya.

2
(2)Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada disekeliling kondisi

tersebut.

(3) Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi tersebut.

(4)Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan “ya” atau

“tidak”.

(5) Membuat kesimpulan dari data-data yang diperoleh.

2.3.3 Manfaat Pembelajaran Model Inkuiri

Menurut Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan, bahwa inkuiri tidak

hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yanga ada,

termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu

proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan. Sejalan dengan hal tersebut

pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam

proses ilmiah kedalam waktu yang relatif singkat dan adanya kerjasama dalam

berfikir dan bertanya akan lebih baik hasilnya jika dibandingkan bila siswa

bekerja sendiri (Trianto, 2009).

2.3.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Komalasari (2013) langkah-langkah pembelajaran model inkuiri

adalah sebagai berikut:

(1) Merumuskan masalah

(2) Mengamati atau melakukan observasi lapangan

2
(3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan bagan, dan

karya lainnya.

(4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman

sekelas, guru, atau audien lainnya.

Trianto (2009) juga menyatakan bawha ada enam langkah dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan model inquiri yaitu: (1) menyajikan pertanyaan

atau masalah; (2) membuat hipotesis; (3) merancang percobaan; (4) melakukan

percobaan untuk memperoleh informasi; (5) mengumpulkan dan menganalisis

data; (6) membuat kesimpulan. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan model inkuiri yang disampaikan oleh pakar diatas, maka

dalam penelitian ini pembelajaran model inkuiri akan dikembangkan dengan

langkah-langkah dalam tabel berikut:

2
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Tahap Tingkah Laku Guru
Guru mengajukan pertanyaan
berdasarkan fakta yang ada disekitar
siswa untuk memunculkan masalah.
Tahap-1 Guru membagi siswa kedalam beberapa
Orientasi Masalah kelompok. Selanjutnya meminta siswa
agar bersiap-siap merumuskan hipotesis
atau jawaban semantara atas pertanyaan
atau permasalahan yang ada
Guru membimbing siswa untuk
membangun hipotesis yang mungkin
atas permasalahan yang ada. Dari
Tahap- 2
semua gagasan, dipilih salah satu
Merumuskan Hipotesis
hipotesis yang dianggap paling sesuai
atas permasalahn yang diberikan dan
ditulis di papan tulis.
Guru membimbing sisiwa dalam proses
pengumpulan data melalui
penyelidikkan. Dengan hipotesis yang
Tahap- 3 ada guru membimbing siswa untuk
Mengumpulkan Data mendiskusikan langkah-langkah
penyelidikkan pengumpulan data.
Selanjutnya siswa melakukan kegiatan
inkuiri.
Guru membimbing siswa untuk
mengolah dan menyajikan data hasil
penyelidikkan dalam bentuk tabel.
Mengarahkan siswa merumuskan
Tahap- 4
jawaban masalah atau simpulan yang
Analisis data
tepat untuk menguji hipotesis.
Memberikan kesempatan pada tiap
kelompok menyampaikan hasil
pengolahan data dan diskusi.
Guru membantu siswa untuk
Tahap- 5 melakukan refleksi atau evaluasi
Membuat Kesimpulan terhapap proses inkuiri dan yang telah
dilakukan dan membuat kesimpulan.

2
Dari langkah- langakah pembelajaran inkuiri dalam tabel diatas, akan

sangat baik apabila dimasukkan komponen- komponen pendekatan kontekstual,

karena sintaks model pembelajaran inkuiri sejalan dengan pendekatan kontekstual

yang memprioritaskan keaktifan siswa, kemampuan berfikir kritis,

mengemukakan pendapat, berani bertanya dan menampilkan konsep yang

diperoleh dan dilakukannya penilaian yang autentik serta siswa mampu

menerapkan materi yang diperoleh dikelas kedalam kehidupan sehari-hari

sehingga pembelajaran akan berjalan lebih menyenagkan dan natural.

2.4 Hasil Belajar

Istilah hasil belajar tersusun atas dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”.

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil” adalah sesuatu yang di dapat dari

jerih payah sedangkan “belajar” adalah suatu proses perubahaan tingkah laku

siswa karena adanya intersksi antara individu dengan lingkungannya melalu

pengalaman dan latihan. Menurut Sanjaya (2008) belajar pada dasarnya adalah

suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik

perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotorik. Sedangkan

menurut Sunaryo dalam Komalasari (2010) belajar merupakan suatu kegiatan

dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang

ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah suatu proses bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta adanya

perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, hal ini disebabkan karena dalam

2
suatu proses belajar terdapat interaksi- interaksi dengan lingkungan yang selalu

mengalami perubahan. Adanya interaksi dengan lingkungan maka belajar menjadi

suatu proses yang semakin berkembang.

Banyaknya perubahan tingkah laku dalam diri siswa dari proses belajar

bukan berarti setiap perubahan itu mengandung pengertian belajar. Menurut

Slameto (2003) ciri- ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar

diantaranya: (1) perubahan terjadi secara sadar; (2) perubahan dalam belajar

bersifat kontinue dan fungsional; (3)perubahan dalam belajar bersifat positif dan

aktif; (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; (5) perubahan dalam

belajar bertujuan atau terarah; (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah

laku.

Hasil belajar merupakan unsur essensial dalam pembelajaran. Menurut

teori Bloom dalam Suprijono (2011), bahwa hasil belajar mencakup kemampuan

kognitif, afektf, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowladge

(pengetahuan), comprehension (pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh),

application ( menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),

synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangun baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding ( memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterizaction (karakterisasi). Domain Psikomotorik meliputi initiatory, pre-

routin, dan routinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

2
Brunner dalam Nasution (2008) menyatakan bahwa dalam proses

belajar dapat dibedakan dalam tiga fase atau episode, yakni :

1) Informasi

Dalam tiap pembelajaran diperoleh sejumlah informasi, ada yang

menambah pengetahuan yang kita miliki, ada yang memperhalus dan

memperdalamnya, dan ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang

telah seseorang ketahui sebelumnya.

2) Transformasi

Informasi yang telah didapat harus dianalisis, diubah atau ditransformasi

ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan

untuk hal- hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan.

3) Evaluasi

Informasi tersebut akan dinilai hingga manakah pengetahuan yang

seseorang peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami

gejala- gejala lain.

Menurut Sudjana (2010) hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

faktor internal dari siswa dan faktor eksternal yang datang dari lingkungan

belajar terutama kualitas pembelajaran. Faktor internal ditekankan pada

keadaan psikologis siswa, antara lain motivasi, perhatian, pengamatan,

tanggapan dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan

lingkungan belajar yang kondusif dan kualitas pembelajaran seperti adanya

pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukkan sikap.

2
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tujuan dalam proses

belajar yang di dalamnya terdapat komponen afektif, kognitif, dan

psikomotorik. Proses belajar dimulai dari proses informasi, transformasi, dan

evaluasi. Untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, ada dua faktor yang

sangat berpengaruh yaitu faktor internal diantaranya motivasi diri siswa dan

eksternal yang mengharapkan suasana belajar yang kondusif dan berkualitas.

Belajar bukan hanya untuk menambah pengetahuan konsep namun juga harus

adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

Hasil belajar yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu siswa mampu

memaksimalkan kemampuan pemahaman konsep dari materi pelajaran yang

diperoleh dengan mencapai hasil belajar yang tinggi berupa kognitif produk

dari kompetensi dasar 2.1 mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan

tumbuhan setelah penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) menggunakan Model Inkuiri pada tahap tahap pelaksanaan siklus I dan

siklus II. Kompetensi dasar ini berdasarkan Standar Kompetensi 2. Memahami

sistem dalam kehidupan tumbuhan yang tercantum di dalam standar isi Badan

Standar Nasional Pendidikan untuk untuk Sekolah Menengah Pertama (BSNP,

2006). Kompetensi yang tercapai oleh siswa diharapkan dengan indikator

kognitif produk pada tahap pelaksanaan siklus I adalah (1) menjelaskan

struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan; (2) mengidentifikasi letak jaringan

pada tumbuhan, dan pada pelaksanaan siklus II dengan indikator (1)

menjelaskan struktur dan fungsi organ pada tumbuhan yang merupakan

3
kumpulan beberapa jaringan; (2) membedakan struktur organ pada tumbuhan

dikotil dan monokotil; (3) menjelaskan fungsi lain dari organ pada tumbuhan.

2.5 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan sebagai Materi Pembelajaran

di Kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu

Dalam dunia tumbuhan dikenal adanya istilah jaringan. Jaringan

merupukan kumpulan sel yang sama. Adapun jenis-jenis jaringan pada

tumbuhan menurut Hidayat (1995) adalah sebagai berikut:

1) Jaringan Meristem

Pembelahan dan perkembangan sel terjadi hanya dibeberapa bagian

khusus pada tumbuhan, yakni ditempat jaringan yang bersifat embrionik dan pada

sel yang tetap mempertahankan kemampuan untuk membelah. Jaringan embrionik

dalam tubuh tumbuhan semacam itu dinamakan meristem. Sel meristem

senantiasa mempertahankan kemampuannya untuk membelah sehingga sel yang

baaru selalu ditemukan pada tubuh tumbuhan.

2) Jaringan Pelindung

Jaringan pelindung disebut juga jaringan epidermis. Epidermis merupakan

lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan biji, serta pada batang dan

akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder. Epidermis biasanya

terdiri dari satu lapisan sel.

3
Gambar 2.5.1 Jaringan Epidermis
(Sumber: http;//jaringan-tumbuhan.html)

3) Jaringan Pengangkut

Pada tumbuhan berpembuluh, pengangkutan air serta garam tanah maupun

hasil fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh yang terdiri dari dua

kelompok sel yang asalnya sama, namun berbeda bentuk, struktur dinding, serta

isi selnya. Kedua kelompok itu adalah xylem dan floem. Fungsi utama xylem

adalah mengangkut air dari tanah serta zat terlarut di dalamnya. Sedangkanfungsi

utama floem adalah mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.

Gambar. 2.5 Akar tumbuhan monokotil dan akar tumbuhan dikotil


(Sumber: http;//jaringan-tumbuhan.html)

3
4) Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong pada tumbuhan adalah sklerenkim. Jaringan ini

memiliki fungsi utama sebagai penyokong dan kadang-kadang juga berfungsi

sebagai pelindung.

5) Jaringan Dasar

Jaringan parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan

terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada

korteks dan empelur batang, korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun

dan mesofil daun.

Kumpulan dari beberapa jaringan disebut dengan organ. Pada Tumbuhan

tingkat tinggi umumnya sudah memiliki akar, batang dan daun.

1) Akar

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya

berkembang dibawah permukaan tanah,meskipun ada pula akar yang tumbuh

diluar tanah. Pada tumbuhan Biji dan dikotil, akar tersebut berkembang dan

membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil, akar

seperti ini dinamakan akar tunggang. Pada monokotil ditemukan akar adventif

yang dinamakan akar serabut.

2) Batang

Batang merupakan sumbu dengan dau yang melekat padanya. Di ujung

sumbu totik tumbuhnya, batang dikelilingi daun mudadan menjadi tunas terminal.

Mengingat banyaknya fungsi dan struktur batang, amatlah menakjubkan bahwa

3
hanya ada satu struktur dasar bagi semua tumbuhan berpumbuluh. Jaringan pada

batang dapat dibagi menjadi jaringan dermal, jaaringan dasar, dan jaringan

pembuluh.

Gambar 2.5.3 Perbedaan ciri-ciri morfologi tumbuhan dikotil dan


monokotil
(Sumber: Biologi Campbell)

3) Daun

Daun memiliki keragaman struktur, tumbuhan yang tumbuh di dua macam

habitat yang berbeda sering menunjukkan struktur yang berbeda pula. Pada

umunya daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Fotosisntesis

terjadi dipalisade dan bunga karang.

3
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakkan kelas (PTK). Menurut

Kunandar (2011) penelitian tindakkan kelas (PTK) adalah suatu kegiatan ilmiah

yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

melaksanakan,mengamati dan merefleksikan tindakkan melalui beberapa siklus

secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya.

Metode penelitian adalah prosedur dan rancangan penelitian untuk

mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif

kuantitatif. Metode penelitian deskriftif adalah penelitian yang diarahkan untuk

memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis

dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Riyanto, 2010).

Dalam hal ini metode deskriftif kuantitatif dengan jenis penelitian tindakkan kelas

(PTK) digunakan untuk menerapkan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Biologi Siswa Kelas VIII B SMPN 7 Kota Bengkulu.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas VIIIB

SMPN 7 Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 29 siswa,

yaitu 13 orang siswa perempuan dan 16 orang siswa laki-laki.

3
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1. Waktu pelaksanaan penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 8 Maret 2014 sampai 15 Maret

2014.

3.3.2. Tempat pelaksanaan penelitian

Perbaikan penerapan pendekatan contextual teaching andlLearning (CTL)

menggunakan model inkuiri dilaksanakan di kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu

yang berlokasi di Jl. Enggano Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri untuk

melihat aktivitas mengajar guru dan belajar siswa dalam proses pembelajaran

biologi kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu dengan hasil belajar biologi

siswakelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu dengan menerapkan Pendekatan

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model

Inkuiri

3.4.2 Definisi Operasional

1) Dalam penelitian ini penerapan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri adalah pembelajaran yang akan

berlangsung dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and

3
Learning (CTL) dengan komponen-komponen penting yaitu kontruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat

belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan

penilaian autentik (authentic assessment) dalam langkah-langkah model

pembelajaran inkuiri.

1. Tahap pertama yaitu orientasi masalah. Guru memberikan pertanyaan atau

permasalahan kepada siswa untuk memunculkan masalah, kemudian siswa

diminta untuk merumuskan hipotesis. Dalam tahap ini terdapat komponen

pendekatan CTL questioning dan constructivism.

2. Tahap kedua, membuat hipotesis. Guru menanyakan pada siswa gagasan

mengenai hipotesis yang mungkin, siswa membuat hipotesis yang sesuai

dengan masalah yang diberikan. Pada tahap ini menggunakan komponen

pendekatan CTL learning comunity, questioning, dan constructivism.

3. Tahap ketiga, mengumpulkan data.Guru membimbing siswa dalam proses

mengumpulkan data, siswa menggunakan hipotesis untuk menuntun

proses pengumpulan data, data yang diperoleh berupa tabel. Dalam tahap

ini menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity,

questionin, constructivism, dan modelling.

4. Tahap keempat, menganalisis data. Guru membimbing siswa

menganalisis data hasil pengumpulan data yang telah diperoleh untuk

menguji kebenaran hipotesis. Siswa dapat menguji hipotesis yang telah

dirumuskan menggunakan kesimpulan yang diperoleh dari proses

3
pengumpulan data. Dalam tahap ini menggunakan komponen pendekatan

CTL questionin, learning comunity, dan authentic assessment.

5. Tahap terakhir yaitu membuat kesimpulan. Langkah penutup dalam

pembelajaran ini guru membimbing siswa membuat kesimpulan. Siswa

membuat kesimpulan dari proses inkuri yang telah dilakukan. Dalam tahap

ini menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity,

reflection, authentic assesment.

2) Dalam penelitian ini hasil belajar biologi siswa adalah kompetensi

mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang dirumuskan dengan

indikator pada siklus I, (1) menjelaskan struktur dan fungsi jaringan pada

tumbuhan, (2) mengidentifikasi letak jaringan pada tumbuhan, sedangkan pada

siklus II adalah (1) menjelaskan struktur dan fungsi organ pada tumbuhan yang

merupakan kumpulan beberapa jaringan, (2) membedakan struktur organ pada

tumbuhan dikotil dan monokotil, (3) menjelaskan fungsi lain dari organ pada

tumbuhan.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi

dan lembar tes.

3.5.1 Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar yang digunakan sebagai instrumen yang

digunakan dalam penelitian. Pengamatan dilakukan menggunakan panca indra

dan instrumen ini akan lebih efektif untuk mengambil informasi berupa fakta

3
alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami (Darmadi,

2011).

Dalam penelitian ini lembar observasi disiapkan untuk observer yaitu guru

biologi dan rekan peneliti sebagai pedoman pengamatan aktivitas mengajar guru

dan belajar siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan model inkuiri

berlangsung. Menurut Faiq (2013) langkah-langkah penyususnan lembar

observasi adalag sebagai berikut :

1) Melakukan studi pendauhuluan meliputi mencoba mengamati terlebih dulu

gejala atau aspek yang akan diamati, kemudian menggolong-golongkan

gejala-gejala atau aspek-aspek tersebut ke dalam kategori-kategori

tertentu, selanjutnya, cobalah menuangkannya ke dalam draft lembar

observasi.

2) Menentukan tujuan observasi secara jelas dan rinci. Hal ini dapat

dilakukan dengan dibantu pertanyaan.

3) Menjabarkan tujuan-tujuan secara rinci dalam instrumen/lembar observasi

yang akan disusun.

4) Merumuskan poin-poin penting teori terkait elemen-elemen atau aspek-

aspek tingkah laku yang akan diamati.

5) Tuangkan kembali elemen-elemen tingkah laku atau aspek-aspek itu ke

dalam draft lembar observasi.

6) Menentukan teknik pencatatan dan penskorannya.

3
7) Mereview kembali draft dan meminta pendapat orang lain untuk

menyempurnakan sehingga dapat aplikatif di lapangan, pengujicobaan

untuk kemudian direvisi agar menjadi lebih baik sebelum dipergunakan

dalam penelitian yang sesungguhnya.

Dan dalam penelitian ini lembar observasi dikembangkan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Lembar obsevasi berbentuk tertutup dengan daftar cek (check list).

2) Lembar observasi dikembangkan berdasarkan kisi-kisi lembar observasi guru

yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan tahap-tahap pembelajaran dengan

memerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

menggunakan model inkuiri.

a. Lembar Observasi Guru

1) Tahap pertama yaitu orientasi masalah. Guru memberikan pertanyaan

atau permasalahan kepada siswa untuk memunculkan masalah.

kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. Dalam tahap ini

terdapat komponen pendekatan CTL questioning dan constructivism.

2) Tahap kedua, membuat hipotesis. Guru menanyakan pada siswa

gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Pada tahap ini

menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity,

questionin, dan constructivism.

3) Tahap ketiga, mengumpulkan data.Guru membimbing siswa dalam

proses mengumpulkan data. Dalam tahap ini menggunakan komponen

4
pendekatan CTL learning comunity, questionin, constructivism, dan

modelling.

4) Tahap keempat, menganalisis data. Guru membimbing siswa

menganalisis data hasil pengumpulan data yang telah diperoleh untuk

menguji kebenaran hipotesis. Dalam tahap ini menggunakan komponen

pendekatan CTL questionin, learning comunity, dan authentic

assessment.

5) Tahap terakhir yaitu membuat kesimpulan. Langkah penutup dalam

pembelajaran ini guru membimbing siswa membuat kesimpulan. Dalam

tahap ini menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity,

reflection, authentic assesment.

b. Lembar observasi siswa

1) Tahap pertama yaitu orientasi masalah. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru dengan jawaban-jawaban sementara untuk mempermudah

merumuskan hipotesis. Dalam tahap ini terdapat komponen pendekatan

CTL questioning dan constructivism.

2) Tahap kedua, membuat hipotesis. Siswa membuat hipotesis yang sesuai

dengan masalah yang diberikan. Pada tahap ini menggunakan

komponen pendekatan CTL learning comunity, questionin, dan

constructivism.

3) Tahap ketiga, mengumpulkan data.Siswa menggunakan hipotesis untuk

menuntun proses pengumpulan data, data yang diperoleh berupa tabel.

4
Dalam tahap ini menggunakan komponen pendekatan CTL learning

comunity, questionin, constructivism, dan modelling.

4) Tahap keempat, menganalisis data. Siswa dapat menguji hipotesis yang

telah dirumuskan menggunakan kesimpulan yang diperoleh dari proses

pengumpulan data. Dalam tahap ini menggunakan komponen

pendekatan CTL questionin, learning comunity, dan authentic

assessment.

5) Tahap terakhir yaitu membuat kesimpulan. Siswa membuat kesimpulan

dari proses inkuri yang telah dilakukan. Dalam tahap ini menggunakan

komponen pendekatan CTL learning comunity, reflection, authentic

assesment.

3.5.2 Lembar tes

Tes adalah suatu cara pengukuran pengetahuan, keterampilan, perasaan,

kecerdasan, atau sikap, individu atau kelompok. Tes yang distandardisasikan

menguji secara objektif dan bisa menghasilkan data yang valid dan reliable

(Darmadi, 2011). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur hasil belajar

biologi siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu berupa kognitif produk dari

Kompetensi dasar 2.1 mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

setelah penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

menggunakan Model Inkuiri pada tahap tahap pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Kompetisi yang dicapai oleh siswa diharapkan sesuai dengan indikator kognitif

produk pada tahap pelaksanaan siklus I dengan indikator (1) menjelaskan struktur

dan fungsi jaringan pada tumbuhan; (2) mengidentifikasi letak jaringan pada

4
tumbuhan. Dan pada pelaksanaan siklus II dengan indikator (1) menjelaskan

struktur dan fungsi organ pada tumbuhan yang merupakan kumpulan beberapa

jaringan; (2) membedakan struktur organ pada tumbuhan dikotil dan monokotil;

(3) menjelaskan fungsi lain dari organ pada tumbuhan. Tes yang digunakan adalah

tes tertulis. Adapun langkah-langkah penyusunan lembar tes menurut Poerwanti

(2013) yaitu: (1) perencanaan tes; (2) menulis butir pertanyaan; (3) melakukan

pengukuran dengan tes.

Dalam penelitian ini langkah-langkah pembuatan lembar tes adalah sebagai

berikut:

1) Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan esai

2) Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif (C1, C2, C3, C4)

kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu

3) Tes dibuat berdasarkaan kisi-kisi tes yang telah terlebih dahulu dibuat oleh

peneliti berdasarkan indikator kognitif produk dari Kompetensi dasar 2.1

mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan pada siklus I dan siklus

II

4) Tes di uji validasi isinya secara logis oleh pembimbing peneliti.

3.6 Prosedur Penelitian

4
Penelitian tindakkan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Dan setiap siklus

terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan,

dan (4) refleksi (Arikunto, 2010).

3.6.1 Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Langkah awal pada tahap ini adalah melakukan observasi pada

pembelajaran biologi di kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu

2) Selanjutnya dari hasil observasi, menyiapkan silabus biologi kelas VIII

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri

4) Membuat Lembar Diskusi Siswa (LKS)

5) Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri

untuk guru dan siswa.

6) Menyusun kisi-kisi soal tes

7) Menyusun alat evaluasi atau lembar tes dan kunci jawaban.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan observer mengambil data aktivitas mengajar guru

dan belajar siswa menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Pembelajaran

akan berlangsung berdasarkan langkah- langkah pada RPP Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dengan tujuh komponen utama yaitu

konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan

4
penilaian yang autentik. Dan menggunakan sintaks model Inkuiri yang telah

disiapkan yaitu:

1. Tahap pertama yaitu orientasi masalah. Guru memberikan pertanyaan atau

permasalahan kepada siswa untuk memunculkan masalah, kemudian siswa

diminta untuk merumuskan hipotesis. Dalam tahap ini terdapat komponen

pendekatan CTL questioning dan constructivism.

2. Tahap kedua, membuat hipotesis. Guru menanyakan pada siswa gagasan

mengenai hipotesis yang mungkin, siswa membuat hipotesis yang sesuai

dengan masalah yang diberikan. Pada tahap ini menggunakan komponen

pendekatan CTL learning comunity, questionin, dan constructivism.

3. Tahap ketiga, mengumpulkan data. Guru membimbing siswa dalam proses

mengumpulkan data, siswa menggunakan hipotesis untuk menuntun proses

pengumpulan data, data yang diperoleh berupa tabel. Dalam tahap ini

menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity, questionin,

constructivism, dan modelling.

4. Tahap keempat, menganalisis data. Guru membimbing siswa menganalisis

data hasil pengumpulan data yang telah diperoleh untuk menguji

kebenaran hipotesis. Siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan

menggunakan kesimpulan yang diperoleh dari proses pengumpulan data.

Dalam tahap ini menggunakan komponen pendekatan CTL questionin,

learning comunity, dan authentic assessment.

5. Tahap terakhir yaitu membuat kesimpulan. Langkah penutup dalam

pembelajaran ini guru membimbing siswa membuat kesimpulan. Siswa

4
membuat kesimpulan dari proses inkuri yang telah dilakukan. Dalam tahap

ini menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity,

reflection, authentic assesment. Selanjutnya siswa melakukan post-test

untuk memperoleh data hasil belajar biologi berupa kognitif produk

berdasarkan indikator pada RPP.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakkan.

Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru biologi. Observer mengugunakan

lembar observasi untuk mengamati aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar

siswa selama pembelajaran.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran dan hasil

tes yang telah dilaksanakan dan mendiskusikan berbagai masalah yang terjadi di

kelas penelitian. Selain itu juga untuk mengidentifikasi hal- hal yang sudah

dicapai atau yang belum dicapai. Dengan demikian, refleksi dapat ditentukaan

sesudah adanya pelaksanaan tindakkan dan hasil observasi sehingga dapat

dilakukan perbaikan tindakkan di siklus berikutnya.

4
3.6.2 Siklus II

a. Perencanaan

1) Langkah awal tahap perencanaan pada siklus II ini adalah mempersiapkan

perangkat pembelajaran yang dibuat berdasarkan refleksi dari siklus I.

2) Selanjutnya dari hasil refleksi siklus I , menyiapkan silabus biologi kelas

VIII

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri

4) Membuat Lembar Diskusi Siswa (LKS)

5) Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri

untuk guru dan siswa.

6) Menyusun kisi-kisi soal tes

7) Menyusun alat evaluasi atau lembar tes dan kunci jawaban.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan tindakkan yang sama seperti pada siklus

pertama dan merupakan hasil refleksi dari siklus I . Pada tahap pelaksanaan

observer mengambil data aktivitas mengajar guru dan belajar siswa menggunakan

instrumen yang telah disiapkan. Pembelajaran akan berlangsung berdasarkan

langkah- langkah pada RPP Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dengan tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya,

4
masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian yang autentik. Dan

menggunakan sintaks model Inkuiri yang telah disiapkan yaitu:

1) Tahap pertama yaitu orientasi masalah. Guru memberikan pertanyaan atau

permasalahan kepada siswa untuk memunculkan masalah, kemudian siswa

diminta untuk merumuskan hipotesis. Dalam tahap ini terdapat komponen

pendekatan CTL questioning dan constructivism.

2) Tahap kedua, membuat hipotesis. Guru menanyakan pada siswa gagasan

mengenai hipotesis yang mungkin, siswa membuat hipotesis yang sesuai

dengan masalah yang diberikan. Pada tahap ini menggunakan komponen

pendekatan CTL learning comunity, questionin, dan constructivism.

3) Tahap ketiga, mengumpulkan data. Guru membimbing siswa dalam proses

mengumpulkan data, siswa menggunakan hipotesis untuk menuntun

proses pengumpulan data, data yang diperoleh berupa tabel. Dalam tahap

ini menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity,

questionin, constructivism, dan modelling.

4) Tahap keempat, menganalisis data. Guru membimbing siswa

menganalisis data hasil pengumpulan data yang telah diperoleh untuk

menguji kebenaran hipotesis. Siswa dapat menguji hipotesis yang telah

dirumuskan menggunakan kesimpulan yang diperoleh dari proses

pengumpulan data. Dalam tahap ini menggunakan komponen pendekatan

CTL questionin, learning comunity, dan authentic assessment.

5) Tahap terakhir yaitu membuat kesimpulan. Langkah penutup dalam

pembelajaran ini guru membimbing siswa membuat kesimpulan. Siswa

4
membuat kesimpulan dari proses inkuri yang telah dilakukan. Dalam tahap

ini menggunakan komponen pendekatan CTL learning comunity,

reflection, authentic assesment. Selanjutnya siswa melakukan post-test

untuk memperoleh data hasil belajar biologi berupa kognitif produk

berdasarkan indikator pada RPP.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakkan.

Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru biologi. Observer mengugunakan

lembar observasi untuk mengamati aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar

siswa selama pembelajaran.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi proses pembelajaran selama

pelaksanaan tindakkan dan hasil tes. Selanjutnya hasil analisis data aktivitas guru

dan aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakkan serta data kemampuan kognitif

siswa sebagai produk selama pembelajaran dengan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model Inkuiri merupakan hasil

refleksi pada siklus II yang akan digunakan sebagai data akhir dan digunakan

untuk data hasil penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisa Data aktivitas mengajar guru dan belajar siswa

Teknik analisis data obsevasi yang digunakan untuk menerapkan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model

4
Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan

rumus rerata skor dan rumus penentuan kategori skor observasi (Arikunto, 2010).

Rumus rerata skor observasi

x ∑𝑿
=𝑵

Keterangan :

X = Rata- rata skor

N = Jumlah pengamat atau observer

∑𝑋 = Jumlah skor observasi

Kemudian dilakukan analisa data untuk menghitung skor tertinggi dan

kisaran nilai untuk setiap pengamatan dengan

Skor tertinggi= jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir

Kisaran nilai untuk setiap pengamatan = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛


𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑡𝑖𝑎𝑝𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟

(Sudjana, 2008).

3.7.2 Analisa Data Hasil belajar kognitif siswa

Analisa data hasil belajar bilogi siswa berupa kognitif produk dihitung

menggunakan rumus nilai rata-rata siswa dan rumus persentase ketuntasan belajar

siswa ( Arikunto, 2010).

5
Rumus nilai rata- rata siswa

x ∑𝑿
=𝑵

X = Rata- rata skor nilai siswa

N = Jumlah siswa

∑𝑋 = Jumlah nilai siswa

Setelah dilakukan penghitungan nilai rata- rata siswa dilakukan

penghitungan data persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus dalam

(Arikunto 2008) sebagai berikut :

KB= 𝑁𝑆 𝑥100 %
𝑁

Keterangan:

KB : ketuntasan belajar klasikal

NS : Jumlah siswa yang mendapat nilai > 70

N : Jumlah siswa

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian tindakkan kelas dengan menerapkan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII B SMPN 7 Kota Bengkulu ini

dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Hasil dan Pembahasan

untuk setiap siklus diuraikan berikut ini.

4.1.1 Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2014. Materi yang diajarkan

yaitu struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dengan standar kompetensi 2.

Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Dan dikembangkan berdasarkan

kompetensi dasar 2.1 mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

Kompetisi yang dicapai oleh siswa diharapkan sesuai dengan indikator kognitif

produk pada tahap pelaksanaan siklus I dengan indikator (1) menjelaskan struktur

dan fungsi jaringan pada tumbuhan; (2) mengidentifikasi letak jaringan pada

tumbuhan.

1. Deskripsi Aktivitas Mengajar Guru dan Belajar Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh 2 orang guru

biologi sebagai pengamat pada siklus I, diperoleh bahwa dalam proses kegiatan

belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan

5
hasil belajar biologi siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu telah mampu

melaksanakan tahap-tahap pembelajaran yang telah dirancang.

Hasil pengamatan untuk aktivitas mengajar guru telah diperoleh skor rata-

rata yang dapat dilihat pada tabel 1 sedangkan untuk analisis data observasi

aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1

No Pengamat Skor

1 I 20

2 II 22

Total Skor 42

Rata-Rata 21

Kriteria Baik

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas mengajar guru dalam

proses pembelajaran pada siklus I ini sudah berlangsung baik. Hal ini terlihat dari

sudah tercapainya rata-rata skor dari 2 orang pengamat adalah 21 dengan kriteria

baik. Namun dalam proses pembelajaran untuk aktivitas mengajar guru masih ada

beberapa aspek yang memperoleh penilaian dalam kriteria cukup dan bahkan ada

aspek yang masih dalam kriteria kurang. Adapun aspek-aspek tersebut akan

diuraikan sebagai berikut:

1. Membimbing siswa untuk membangun hipotesis atas permasalahan atau

pertanyaan yang ada. Untuk aspek ini pengamat masih menilai cukup

5
karena guru hanya membimbing 3-4 kelompok siswa yang membangun

atau merumuskan hipotesis.

2. Membimbing siswa untuk mendiskusikan langkah-langkah untuk

melakukan penyelidikkan. Untuk aspek ini pengamat masih menilai cukup

karena guru hanya membimbing 3-4 kelompok siswa yang mendiskusikan

langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan.

3. Membimbing siswa untuk melakukan kegiatan pengumpulan data dengan

penyelidikkan. Untuk aspek ini pengamat menilai cukup karena guru

hanya membimbing 3-4 kelompok siswa melakukan kegiatan

penyelidikkan.

4. Membimbing siswa berdiskusi dan mengolah serta menyajikan data hasil

penyelidikkan dalam bentuk tabel. Untuk aspek ini pengamat menilai

cukup karena guru hanya membimbing 3-4 kelompok siswa berdiskusi dan

mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel.

5. Membimbing siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna

menguji hipotesis. Untuk aspek ini pengamat menilai masih kurang karena

guru hanya membimbing 1-2 kelompok siswa merumuskan jawaban

masalah atau simpulan guna menguji hipotesis.

6. Membimbing siswa untuk menyampaikan data hasil penyelidikkan dan

berdiskusi serta tanya jawab. Untuk aspek ini pemgamat menilai cukup

karena guru hanya membimbing 3-4 kelompok siswa menyampaikan data

hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab.

5
7. Membimbimbing siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses

inkuiri yang telah dilakukan. Untuk aspek ini pengamat menilai cukup

karena guru hanya membimbing 3-4 kelompok siswa melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah dilakukan.

8. Membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

disampaikan. Untuk aspek ini pengamat menilai cukup karena guru hanya

membimbing 3-4 kelompok siswa menarik kesimpulan dari materi yang

telah disampaikan.

Pengamatan juga dilakukan pada aktivitas belajar siswa. Pada

Siklus I perolehan skor rata-rata untuk aktivitas belajar siswa masih mencapai

kriteria cukup yang dapat dilihat pada tabel 2 sedangkan untuk analisis data

observasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1

No Pengamat Skor

1 I 20

2 II 19

Total Skor 39

Rata-Rata 19,5

Kriteria Cukup

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata skor untuk aktivitas

belajar siswa dari 2 orang pengamat adalah 19,5 dengan kriteria cukup. Dari

5
beberapa aspek yang dinilai bahkan ada yang masih mendapatkan kriteria kurang.

Aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang dan cukup yaitu:

1. Siswa membangun hipotesis atas permasalahan atau pertanyaan yang ada.

Untuk aspek ini pengamat masih menilai kurang karena hanya 1-2

kelompok siswa yang mampu membangun atau merumuskan hipotesis.

2. Siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan.

Untuk aspek ini pengamat masih menilai kurang karena hanya 1-2

kelompok siswa yang mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan

penyelidikkan.

3. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dengan penyelidikkan.

Untuk aspek ini pengamat menilai cukup karena hanya 3-4 kelompok

siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dengan penyelidikkan.

4. Siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna menguji

hipotesis. Untuk aspek ini pengamat menilai cukup karena hanya 3-4

kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna

menguji hipotesis.

5. Siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya

jawab. Untuk aspek ini pemgamat menilai kurang karena hanya 1-2

kelompok siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi

serta tanya jawab.

6. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah

dilakukan. Untuk aspek ini pengamat menilai cukup karena hanya 3-4

5
kelompok siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inkuiri

yang telah dilakukan.

7. Siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. Untuk

aspek ini pengamat menilai cukup karena hanya 3-4 kelompok siswa

menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.

2. Deskripsi Hasil Belajar Kognitif Siswa

Pada siklus I diperoleh skor nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa

dan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa yang dapat dilihat pada tabel

3 sedangakan untuk analisis hasil belajar kognitif siswa dan persentase

ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Secara Klasikal

Siklus I

Siklus Jumlah Jumlah Skor nilai Persentase Kriteria

seluruh siswa yang rata-rata Ketuntasan

siswa memperoleh siswa belajar

nilai ≥70 klasikal

I 29 15 6,44 51,72 % Belum

Tuntas

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada siklus I proses pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan

model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas

5
VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Dari

hasil tes yang dilakukan oleh 29 orang siswa ternyata hanya 15 orang siswa yang

mampu memperoleh nilai ≥70 dengan nilai rata-rata (6,44) dan hanya mampu

mencapai persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 51,72 % dengan kriteria

belum tuntas. Sementara berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata

pelajaran biologi untuk siswa kelas VIII di SMPN 7 baru dinyatakan tuntas

apabila siswa memperoleh nilai ≥70 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai

85%.

3. Refleksi terhadap Aktivitas Mengajar Guru dan aktivitas Belajar Siswa

Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I dengan

menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan

model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas

VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu telah diketahui bahwa secara keseluruhan kegiatan

belajar mengajar sudah berlangsung baik. Untuk aktivitas mengajar guru sudah

mencapai kriteria baik walaupun ad beberapa aspek yang masih mencapai kriteria

cukup bahkan kurang. Untuk aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran ini

baru mencapai kriteria cukup, karena sebagian besar aspek masih mendapatkan

kriteria cukup bahkan kurang.

Aspek-aspek aktivitas mengajar guru yang belum mencapai kriteria baik

tersebut adalah sebagai berikut:

5
1. Guru membimbing siswa untuk membangun hipotesis atas permasalahan

atau pertanyaan yang ada. Pada siklus I guru sudah membimbing siswa

untuk membangun hipotesis mengenai struktur dan fungsi jaringan pada

tumbuhan. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah

pada materi yang akan diajarakan dan berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari siswa namun belum dapat langsung dimengerti oleh siswa. Pada

siklus II guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertannya hal-hal yang belum dimengerti.

2. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan langkah-langkah untuk

melakukan penyelidikkan. Pada siklus I guru sudah membimbing siswa

untuk mendiskusikan langkah-langkah untuk penyelidikkan mengenai cara

penggunaan mikroskop, mengamati preparat sayatan melintang tumbuhan

dikotil dan monokotil namun masih ada sebagian siswa yang tidak

mengerti arahan yang diberikan oleh guru, terbukti masih banyak siswa

yang belum bisa menggunakan mikroskop dengan benar. Pada siklus II

guru harus mampu mengkondisikan seluruh siswa dalam kelompok untuk

bisa mendiskusikan langkah-langkah melakukan penyelidikkan secara

bersama-sama.

3. Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan pengumpulan data

tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dengan penyelidikkan

melalu pengamatan menggunakan mikroskop. Pada siklus I belum seluruh

kelompok dapat dibimbing dengan baik oleh guru masih ada dua

kelompok siswa yang masih tidak serius dalam menggunakan alat-alat

5
penyelidikkan sehingga data yang didapatkan kurang objektif. Pada siklus

II guru harus mengkondisikan seluruh siswa selama kegiatan

penyelidikkan berlangsung sehingga kegiatan penyelidikan dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

4. Guru membimbing siswa berdiskusi dan mengolah serta menyajikan data

hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel. Tabel yang diharapkan adalah

tabel yang bisa menyajikan tentang bagaimana struktur, letak dan fungsi

dari banyak jaringan yang terdapat pada tumbuhan. Pada siklus I guru

sudah membimbing siswa dalam mengolah dan penyajian data namun

belum seluruh kelompok siswa dapat dibimbing dengan baik. Masih ada

kelompok siswa yang nyatanya tidak mengisi tabel dengan baik dan jelas.

Untuk kegiatan diskusi ada dua kelompok siwa yang tidak mengikuti

dengan baik. Pada siklus II guru harus mengecek langsung hasil kerja

siswa dalam pengolahan dan penyajian data hasil penyelidikkan dan lebih

sering memonitoring kinerja siswa sehingga memudahkan dalam

merumuskan jawaban masalah agar dapat menguji hipotesis yang telah

dibuat.

5. Guru membimbing siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan

guna menguji hipotesis. Pada siklus I guru sudah membimbing siswa

namun masih ada beberapa kelompok siswa yang belum mengerti arahan

dari guru dalam merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna

menguji hipotesis. Simpulan pada siklus 1 yang diharapkan adalah siswa

mampu membuat simpulan bahwa air dan zat-zat hara lainnya yang

6
diserap oleh akar bisa menutrisi seluruh bagian tumbuhan karena adanya

jaringan pengangkut yaitu xilem. Fotosintesis pada tumbuhan terjadi pada

daun dan CO2 yang dihasilkan dapat menyebar keseluruh bagian

tumbuhan karena pada daun terdapat jaringan dasar yaitu mesofil yang

mengandung kloroplas tempat berlangsungnya fotosintesis. CO2 dapat

menyebar dengan bantuan jaringan pengangkut yaitu floem. Semakin

lama batang tumbuhan akan bertambah tinggi dan kokoh karena adanya

jaringan meristem pada ujung akar dan dan ujung batang, serta jaringan

penyokong. Lalu saat berada dibawah terik matahari yang sangat panas,

tumbuhan tidak akan langsung kekeringan karena terdapat jaringan

pelindung atau epidermis diseluruh permukaan tumbuhan. Pada Siklus II

guru harus mampu mendorong siswa untuk lebih aktif dan mengikuti

proses pengumpulan data dengan baik serta mengarahkan siswa dalam

merumuskan masalah agar mampu menguji hipotesis yang telah dibuat.

6. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan data hasil penyelidikkan

dan berdiskusi serta tanya jawab. Data hasil penyelidikkan yaitu berupa

jawaban-jawaban pertanyaan yang haru sdipecahkan oleh siswa melalu

penyelidikkan yang mereka lakukan. Siswa mampu memberikan jawaban

tentang bagaimana air bisa diserap oleh akar dan jaringan apa yaang

berfunsi dalam proses tersebut serta bagaimana hasil fotosintesis dapat

masuk ke seluruh tubuh tumbuhan serta jaringan-jaringan yang

mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Pada siklus I guru sudah

membimbing siswa namun ada beberapa kelompok siswa yang dalam

6
diskusi tidak begitu aktif. Pada siklus II guru harus mendorong siswa

untuk lebih aktif agar dapat mengikuti diskusi dengan baik dan

mengarahkan siswa dalam menyampaikan data hasil penyelidikkan.

7. Guru membimbing siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses

inkuiri yang telah dilakukan. Refleksi dan evaluasi dilakukan dengan

membahas adakah pertanyaan-pertanyaan yang tidak mendukung proses

inkuiri pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Pada siklus I

guru sudah membimbing siswa namun masih ada beberapa kelompok

siswa yang tidak mengikuti dengan baik saat melakukan evaluasi. Refleksi

dan evaluasi yang Pada siklus II guru harus mampu mengkondisikan

seluruh kelompok siswa dan menunjuk siswa secara acak untuk dapat

merefleksi dan mengevaluasi proses inkuiri yang telah dilakukan serta

memberi arahan pada siswa tanpa harus langsung menjawab pertanyaan

yang dianggap sulit oleh siswa.

8. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah

disampaikan. Kesimpulan yang diharapkan adalah mampu menjawab

tentang struktur dan fungsi setiap jaringan pada tumbuhan. Pada siklus I

guru sudah membimbing siswa namun ada beberapa siswa dalam

kelompok yang belum mampu menarik kesimpulan dengan baik sesuai

tujuan pembelajaran dari materi yang telah disampaikan. Pada siklus II

guru harus mampu membimbing seluruh kelompok siswa dengan meminta

salah satu kelompok siswa untuk membacakan kesimpulan dan kelompok

lain menyimak untuk menyamakan kesimpulan atas materi yang telah

6
diajarkan serta memperhatikan siswa yang belum terlibat aktif dan

memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya agar bisa

mengikuti proses evaluasi dengan baik.

Aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang belum mencapai kriteria baik

dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Siswa membangun hipotesis atas permasalahan atau pertanyaan yang ada.

Pada siklus I hanya 1-2 kelompok siswa yang mampu membangun atau

merumuskan hipotesis. Pada siklus II guru akan meminta perwakilan

masing-masing kelompok siswa untuk mengeluarkan pendapat yang akan

digunakan dalam membangun jawaban sementara atau hipotesis.

2. Siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan.

Pada siklus I hanya 1-2 kelompok siswa yang mendiskusikan langkah-

langkah untuk melakukan penyelidikkan. Pada siklus II guru akan

mengkondisikan seluruh kelompok siswa agar bisa mendiskusikan

langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan dengan baik dan secara

bersama-sama.

3. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dengan penyelidikkan. Pada

siklus I hanya 3-4 kelompok siswa melakukan kegiatan pengumpulan data

dengan penyelidikkan berdasarkan prosedur. Pada siklus II guru akan

mengontrol sejauh mana pekerjaan kelompok siswa selama jalannya

proses penyelidikkan.

4. Siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna menguji

hipotesis. Pada siklus I hanya 3-4 kelompok siswa merumuskan jawaban

6
masalah atau simpulan guna menguji hipotesis. Pada siklus II guru akan

melihat hasil kerja tiap-tiap kelompok dalam merumuskan jawaban

masalah.

5. Siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya

jawab. Pada siklus I hanya 1-2 kelompok siswa menyampaikan data hasil

penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab. Pada siklus I guru harus

meminta tiap-tiap kelompok siswa secara bergantian menyampaikan hasil

penyelidikkan dan memotivasi siswa untuk berdiskusi dengan baik.

6. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah

dilakukan. Pada siklus I hanya 3-4 kelompok siswa melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah dilakukan. Pada siklus II

guru meminta siswa secara acak untuk mengevaluasi hasil penyelidikkan

dari proses inkuiri yang telah dilakukan.

7. Siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. Pada

siklus I hanya 3-4 kelompok siswa menarik kesimpulan dari materi yang

telah disampaikan. Pada siklus II guru akan meminta siswa untuk

membacakan kesimpulan dan kemudian menyamakan kesimpulan dengan

kelompok lainya sehingga semua kelompok siswa memperoleh

kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.

4.2 Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2014. Materi yang diajarkan

yaitu struktur dan fungsi organ pada tumbuhan dengan standar kompetensi 2.

Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Dan dikembangkan berdasarkan

6
kompetensi dasar 2.1 mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

Kompetisi yang dicapai oleh siswa diharapkan sesuai dengan indikator kognitif

produk pada tahap pelaksanaan siklus II dengan indikator (1) menjelaskan

struktur dan fungsi organ pada tumbuhan yang merupakan kumpulan dari

beberapa jaringan; (2) membedakan struktur organ pada tumbuhan dikotil dan

monokotil; (3) menjelaskan fungsi lain dari organ pada tumbuhan.

Proses kegiatan belajar mengajar pada siklus II yang merupakan perbaikan

dari siklus I. Dimana aspek-aspek yang masih mendapatkan kriteria kurang dan

cukup diupayakan mengalami peningkatan menjadi kriteria baik. Sementara aspek

yang telah mendapatkan penilaian dengan kriteria baik tetap dipertahankan.

Adapun hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Aktivitas Mengajar Guru dan Belajar Siswa Siklus II

Pada siklus II hasil pengamatan aktivitas mengajar guru dapat diliht pada

tabel 4 sedangakan analisis data observasi aktivitas mengajar guru dapat dilihat

pada lampiran.

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 2

No Pengamat Skor

1 I 25

2 II 25

Total Skor 50

Rata-Rata Skor 25

Kriteria Baik

6
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada proses

pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dan sudah berlangsung baik. Rata-

rata skor dari 2 orang pengamat adalah 25 dengan kriteria baik. Namun masih ada

aspek-aspek yang masih dinilai cukup. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Membimbimbing siswa berdiskusi dan mengolah serta menyajikan data

hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel. Pada aspek ini pengamat menilai

cukup karena guru hanya membimbing 3-4 kelompok siswa berdiskusi dan

mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkkan dalam bentuk tabel.

2. Membimbing siswa untuk menyampaikan data hasil penyelidikkan dan

berdiskusi serta tanya jawab. Pada aspek ini pengamat masih menilai

cukup karena guru hanya membimbing 3-4 kelompok siswa untuk

menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab.

3. Membimbing siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses

inkuiriyang telah dilakukan. Pada aspek ini pengamat masih menilai cukup

karena hanya 3-4 kelompok siswa melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap proses inkuiriyang telah dilakukan.

Pengamatan juga dilakukan untuk melihat aktivitas belajar siswa pada

perbaikan proses pembelajaran pada siklus II. Perolehan skor rata-rata untuk

aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5 sedangkan untuk analisis data

observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran.

6
Tabel 4. 5 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2

No Pengamat Skor

1 I 24

2 II 24

Total Skor 48

Rata-Rata Skor 24

Kriteria Baik

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran yang telah

dilaksanakan diperoleh skor rata-rata dari 2 orang pengamat adalah 24 dengan

kriteria baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan di beberapa aspek yang

masih cukup bahkan kurang pada proses pembelajaran sebelumnya. Namun masih

ada aspek yang masih dinilai cukup. Aspek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan.

Untuk aspek ini pengamat masih menilai cukup karena hanya 3-4

kelompok siswa yang mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan

penyelidikkan.

2. Siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna menguji

hipotesis. Untuk aspek ini pengamat menilai cukup karena hanya 3-4

kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna

menguji hipotesis.

6
3. Siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya

jawab. Untuk aspek ini pemgamat menilai kurang karena hanya 1-2

kelompok siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi

serta tanya jawab.

4. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah

dilakukan. Untuk aspek ini pengamat menilai cukup karena hanya 3-4

kelompok siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inkuiri

yang telah dilakukan.

2. Deskripsi Hasil Belajar Kognitif siswa

Pada siklus II diperoleh skor nilai rata-rata siswa dan persentaase

ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat pada tabel 6 sedangakan untuk

analisis skor nilai rata-rata siswa dan persentase ketuntasan belajar klasikal

dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4. 6 Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Siklus II

Siklus Jumlah Jumlah Skor nilai Persentase Kriteria

seluruh siswa yang rata-rata ketuntasan

siswa memperoleh siswa belajar

nilai ≥70 klasikal

II 29 26 7,82 89,65% Tuntas

Dari tabel diatas dapat diketahui hasil belajar kognitif siswa pada siklus II

telah mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan

6
kriteria tuntas sebanyak 26 siswa dari jumlah seluruh siswa yang berjumlah 29

siswa. Dari hasil tes tersebut diperoleh skor nilai rata-rata siswa sebesar (7,82)

dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 89,65% dengan kriteria tuntas. Dari

hasil belajar kognitif siswa tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal

(KKM) mata pelajaran biologi untuk siswa kelas VIII di SMPN 7 baru dinyatakan

tuntas apabila siswa memperoleh nilai ≥70 dengan ketuntasan belajar klasikal

mencapai 85%.

3. Refleksi terhadap Aktivitas Mengajar Guru dan Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas mengajar guru dan

belajar siswa yang telah dilakukan pada siklus II dengan menerapkan perbaikan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan Model

Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII B SMPN 7 Kota

Bengkulu pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan sebagai kumpulan

dari beberapa jaringan. Pada siklus II ini secara umum sudah terlaksana dengan

baik. Namun masih ada beberapa aspek yang masih dalam kriteria cukup. Untuk

aspek-aspek aktivitas mengajar guru yang masih dalam kriteria cukup tersebut

akan diuraikan sebagai berikut :

1. Guru membimbing siswa berdiskusi dan mengolah serta menyajikan data

hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel. Tabel yang dimaksud berisi

tentang struktur morfologi dan fungsi organ pada tumbuhan. Pada siklus

ini guru sudah membimbing seluruh kelompok siswa dengan mengecek

langsung hasil kerja siswa dalam pengolahan dan penyajian data hasil

6
penyelidikkan, selain itu guru juga sudah meminta tiap kelompok secara

bergantian membacakan hasil diskusi dan meminta kelompok lain untuk

menambahkan dan menangggapi namun masih ada satu kelompok siswa

yang belum bisa mengikuti diskusi dan menyajikan data dengan baik.

Seharusnya guru lebih memperhatikan dan memberikan kesempatan lebih

pada kelompok tersebut agar bisa mengikuti diskusi dengan baik.

2. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan data hasil penyelidikkan

dan berdiskusi serta tanya jawab. Diskusi pada siklus II ini membahas

mengenai struktur dan fungsi organ pada tumbuhan serta fungsi lain dari

organ tumbuhan yang salah satunya adalah sebagai tempat penyimpanan

cadangan makanan. Pada siklus ini guru sudah membimbing siswa dan

menstimulus siswa agar seluruh kelompok dapat aktif dan mengikuti

diskusi dengan baik. Namun masih ada beberapa kelompok siswa yang

belum menyampaikan data hasil penyelidikkan dengan baik. Seharusnya

guru menanggapi kekurangan ini dengan lebih sering menanyakan

“apakah ada yang ingin ditanyaakan ? “ kepada tiap- tiaap kelompok siswa

dan saat salah satu kelompok menyampaikan hasil penyelidikkan guru

hendaknya terlebih dahulu meminta kelompok lain untuk menanggapi.

3. Guru membimbing siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses

inkuiri yang telah dilakukan. Pada siklus ini guru sudah membimbing

siswa dan mengkondisikan seluruh kelompok siswa serta menunjuk siswa

secara acak untuk dapat merefleksi dan mengevaluasi proses inkuiri yang

telah dilakukan. Namun pada kenyataannya masih ada beberapa kelompok

7
siswa yang tidak aktif dalam jalannya proses ini. Ketidakaktifan siswa

disebabkan masih bingungnya bagaimana cara merefleksi proses inkuiri

yang dimaksud oleh guru. Refleksi dan evaluasi pada siklus II ini

membahas tentang adakah pertanyaan-pertanyaan yang tidak mengarah ke

materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan sebagai kumpulan dari

beberapa jaringan. Seharusnya guru lebih memperhatikan kelompok

tersebut agar bisa ikut berperan aktif dalam evaluasi proses inkuiri.

Adapun aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang masih dalam kriteria

cukup adalah sebagai berikut :

1. Siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan.

Pada siklus ini guru sudah mengkondisikan seluruh kelompok siswa agar

bisa mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan

dengan baik dan secara bersama-sama. Namun pada kenyataannya masih

ada beberapa kelompok siswa yang belum bisa mengikuti langkah-langkah

untuk melakukan penyelidikkan dengan baik. Seharusnya guru lebih

sering menstimulus siwa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti.

2. Siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna menguji

hipotesis. Pada aspek ini guru sudah melihat hasil kerja tiap-tiap kelompok

dalam merumuskan jawaban masalah. Simpulan yang diharapkan pada

pembelajaran di siklus II ini adalah menjelaskan tentang bahwa pada

anaman mangga akarnya berupa akar tunggang sedangakan pada jagung

akarnya adalah akar serabut. Akar berfungsi menyerap air dan zat hara dari

7
dalam tanah. Fotosintesis paling banyak terjadi pada daun karena pada

daun terdapat banyak klorofil yang bisa menyerap energi dari sinar

matahari yang berperan dalam proses fotosintesis. Pada siklus ini masih

ada beberapa kelompok siswa yang belum mampu merumuskan jawaban

masalah atau simpulan guna menguji hipotesis. Seharusnya guru juga lebih

sering mengarahkan dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertannya.

3. Siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya

jawab. Pada siklus ini guru sudah meminta tiap-tiap kelompok siswa

secara bergantian menyampaikan hasil penyelidikkan dan memotivasi

siswa untuk berdiskusi dengan baik. Namun masih ada beberapa kelompok

siswa yang belum mengikuti diskusi dan tanya jawab dengan baik karena

mengingat keterbatasan waktu. Seharusnya guru memberikan kesempatan

kepada setiap kelompok siswa untuk menyampaikan data hasil

penyelidikkan dan minta kelompok lain untuk menanggapi.

4. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah

dilakukan. Pada siklus ini guru sudah meminta siswa secara acak untuk

mengevaluasi hasil penyelidikkan dari proses inkuiri yang telah dilakukan.

Namun masih ada beberapa siswa yang belum mampu mereflelksi dan

mengevaluasi proses inkuiri dengan baik tidak mengikuti jalanya pelajara

dengan baik. Seharusnya guru lebih sering memonitoring seluruh siswa

dengan berkeliling kelas dan mengecek sejauh mana hasil kerja mereka.

7
4.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan model

pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII B

SMPN 7 Kota Bengkulu, dengan materi struktur dan fungsi jaringan pada

tumbuhan yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II secara

umum sudah berlangsung baik. Proses pembelajaran berlangsung dengan

menerapkan komponen-komponen penting dalam pendekatan CTL yaitu

kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry),

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi

(reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment) dalam tahap-tahap

model pembelajaran inkuri yaitu: (1) orientasi masalah; (2) membuat hipotesis;

(3) mengumpulkan data; (4) menganalisis data; (5) membuat kesimpulan.

Tahap 1. Orientasi Masalah

Pembelajaran diawali dengan mengorientasi masalah, pada siklus I

masalah yang dimunculkan adalah mengenai struktur dan fungsi jaringan pada

tumbuhan. Dalam tahap ini guru menerapkan komponenen CTL yaitu questioning

dan constructivism. Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan fakta yang ada

disekitar untuk memotivasi siswa dan memunculkan masalah. Guru

mengawalinya dengan menanyakan tentang kecintaan siswa merawat tanaman

kemudiaan kenapa saat layu beberapa saat setelah disiram maka tanaman akan

segar kembali. Pertanyaan ini dimaksudkan agar mendorong siswa untuk berfikir

7
bagaimana hal tersebut terjadi dan bagaimana prosesnya. Dari hasil pengamatan

yang dilakukan oleh dua orang observer, pada siklus I guru sudah memberikan

pertanyaan yang mengambil contoh dari lingkungan sekitar siswa, namun

kebanyakkan dari siswa masih bingung dengan pendekatan dan model

pembelajaran yang digunakan guru sehingga sebagian besar siswa masih pasif.

Hal ini diperbaiki pada siklus II untuk materi struktur dan fungsi organ sebagai

kumpulan dari beberapa jaringan pada tumbuhan. Selain itu juga memunculkan

masalah yang berkaaitan dengan adakah fungsi lain dari organ daun, akar dan

batang tumbuhan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertannya

hal-hal yang belum dimengerti dan mengarahkan serta menstimulus siswa dengan

pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Dari pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan oleh guru akan memudahkan siswa untuk menjawab

dan menggunakan logikaa-logika yang ada difikirannya. Hal ini diperkuat juga

oleh pendapat Komalasari (2013) yang mengatakan bahwa siswa menemukan

hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dalam penerapan praktis di dalam

konteks dunia nyata. Pada tahap orientasi masalah di siklus II, guru sudah

mengorientasi masalah dan seluruh siswa sudah mampu menjawab dengan baik

pertanyaan-pertanyaan penuntun yang diberikan oleh guru.

Tahap 2. Membuat Hipotesis

Guru sudah membimbing sebagian besar siswa secara berkelompok untuk

membangun hipotesis atau jawaban sementara dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat menstimulus siswa untuk membuat jawaban sementara.

Pada siklus I, hipotesis yang dibangun oleh siswa adalah air dan zat-zat hara

7
lainnya yang diserap oleh akar bisa menutrisi seluruh bagian tumbuhan karena

adanya jaringan pengangkut yaitu xilem. Fotosintesis pada tumbuhan terjadi pada

daun dan CO2 yang dihasilkan dapat menyebar keseluruh bagian tumbuhan

karena pada daun terdapat jaringan dasar yaitu mesofil yang mengandung

kloroplas tempat berlangsungnya fotosintesis. CO2 dapat menyebar dengan

bantuan jaringan pengangkut yaitu floem. Semakin lama batang tumbuhan akan

bertambah tinggi dan kokoh karena adanya jaringan meristem pada ujung akar

dan dan ujung batang, serta jaringan penyokong. Lalu saat berada dibawah terik

matahari yang sangat panas, tumbuhan tidak akan langsung kekeringan karena

terdapat jaringan pelindung atau epidermis diseluruh permukaan tumbuhan.

Namun siswa masih belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh guru. Komponen

learning comunity, questioning dan constructivism dalam pendekatan CTL yang

digunakan dalam tahapan ini. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

observer masih ada sebagian siswa yang belum bisa mengikuti arahan yang

diberikan oleh guru untuk membuat hipotesis. Untuk memperbaiki proses

pembelajaran pada siklus II guru harus dapat mengkondisikan siswa dan

memberikan pertanyaan yang bisa langsung dimengerti oleh siswa. Hipotesis yang

dibangun oleh siswa pada siklus II adalah Pada tanaman mangga akarnya berupa

akar tunggang sedangakan pada jagung akarnya adalah akar serabut. Akar

berfungsi menyerap air dan zat hara dari dalam tanah. Fotosintesis paling banyak

terjadi pada daun karena pada daun terdapat banyak klorofil yang bisa menyerap

energi dari sinar matahari yang berperan dalam proses fotosintesis. Kemampuan

guru untuk membimbing siswa dalam membuat hipotesis sudah dinilai baik oleh

7
pengamat, namun masih ada dua kelompok siswa yang belum bisa membangun

hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan penuntun yang diberikan oleh guru. Untuk

mengatasi hal ini ada baiknya guru memberikan kesempatan bertanya kepada

siswa yang masih bingung dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini

didukung juga oleh pernyataan Sani (2013) yang berpendapat bahwa bertanya

mengenai hal-hal yang belum jelas dapat mengevaluasi kesulitan peserta didik

dalam belajar.

Tahap 3. Mengumpulan data

Kegiatan pengumpulan data diawali dengan mendiskusikan langkah-

langkah penyelidikkan dan selanjutnya membimbing siswa dalam proses

pengumpulan data. Kemudian data yang diperoleh diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel. Pada tahap ini terdapat komponen CTL learning comunity,

questioning, constructivism, dan modelling. Pada siklus I langkah-langkah yang

di diskusikan adalah mengenai bagaimana penggunaan mikroskop dan

pengamatan terhadap preparat sayatan melintang tumbuhan dikotil dan monokotil

preparat batang bunga matahari (Hibiscus rosa-sinensis), batang jagung (Zea

mays), akar cemara (Ficus sp). Secara umum sudah berlangsung baik namun

belum seluruh kelompok siswa dapat dibimbing secara maksimal oleh guru

sehingga ada beberapa kelompok siswa yang belum dapat melakukan

penyelidikkan berdasarkan langkah-langkah penyelidikkan yang telah disepakati.

Kegiatan penyelidikkan dilakukan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6

kelompok yang dibagi secara random namun untuk ketua kelompoknya dipilih

berdasarkan prestasi akademis siswa. Siswa dalam kelompok melakukan

7
pengamatan menggunakan mikroskop. Dalam kegiatan penyelidikkan siswa

diharapkan mampu bekerjasama dengan baik dalam kelompok untuk mencari

jawaban atas permasalahan yang ada. Kemudian menyajikan data dalam bentuk

tabel. Pada siklus ini tabel berisi tentang struktur, fungsi, letak dari banyak

jaringan yang terdapat pada tumbuhan. Namun pengamat menilai masih ada

sebagian kelompok siswa belum dapat dibimbing oleh guru saat mengolah data

terutama menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel, hal ini

disebabkan oleh keterbatasan waktu. Pentingnya menyajikan data dalam bentuk

tabel akan memudahkan siswa dalam menyampaikan hasil penyelidikkannya.

Seperti yang dikemukakan oleh Komalasari (2013) siswa diminta untuk membuat

sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetauannya mengenai

permasalahan yang dipecahkan, melalui produk-produk inilah guru dapat

melakukan evaluasi. Pada siklus II langkah-langkah yang di diskusikan adalah

cara mengkelompokkan jenis tumbuhan dikotil dan monokotil berdasarkan ciri-

ciri morfologi yang dimiliki oleh masing-masing tumbuhan. Kemudian siswa

menyajikan tabel yang berisi bagaimana struktur dan fungsi dari organ tumbuhan

dikutil daan monokotil. Siswa bekerja dalam kelompok yang sudah ditentukan

oleh guru, kemudian siswa menyiapkan bahan praktikum yaitu berupa beberapa

contoh dari organ tumbuhan dikotil dan monokotil yang ada disekitar lingkungan

siswa. Siswa membawa (Daun pandan, Daun jambu biji, wortel, kentang, tanaman

tomat, bunga kamboja) selanjutnya mengelompokkannya berdasarkan ciri-ciri

morfologinya.

7
Pada siklus II tahap ini diperbaiki dengan cara guru harus mampu

mengkondisikan seluruh siswa selama kegiatan penyelidikkan berlangsung

sehingga kegiatan penyelidikan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Guru sudah mampu membimbing seluruh kelompok siswa, namun masih ada satu

kelompok siswa yang tidak mengikuti dengan baik saat mendiskusikan langkah-

langkah-langkah penyelidikkan. Namun demikian pada saat kegiatan

penyelidikkan, siswa sudah dapat melakukan kegiatan penyelidikkan untuk

mengumpulkan data dan menyajikan data dalam bentuk tabel dibawah bimbingan

guru .

Tahap 4. Menganalisis Data

Pada tahap menganalisis data terdapat komponen CTL yaitu questioning,

learning comunity, dan authentic assessment. Di siklus I , pengamat menilai

sudah sebagian besar kelompok siswa dibimbing dengan baik, namun ada

beberapa kelompok siswa yang belum mengikuti diskusi dan menyampaikan hasil

penyelidikkan dengan baik. Analisis data yang dilakukan oleh siswa mengenai

letak, struktur dan fungsi dari masing-masing jaaringan yang terdapat pada

tumbuhan. Jaringan-jaringan tersebut meliputi jaringan meristem, jaringan

epidermis, xilem dan floem, jaringan penyokong dan jaringan dasar. Selanjutnya

guru membimbing siswa untuk merumuskan jawaban masalah atau simpulan

untuk menguji hipotesis, dan masih ada juga beberapa kelompok siswa yang

belum mengerti dan mengikuti dengan baik arahan yang diberikan oleh guru.

Siswa diharapkan dapat bertukar pendapat dalam kelompok dan dituntut untuk

7
berfikir kritis dalam merumuskan jawaban masalah guna menguji hipotesis

tentang struktur dan fungsi dari jaringan pada tumbuhan. Hal ini didukung oleh

pendapat Trianto (2009) bahwa berpikir yang baik adalah kemampuan untuk

memecahkan masalah. Pada siklus II guru dapat memperbaiki kelemahan ini

dengan mengecek langsung hasil kerja siswa dalam pengolahan dan penyajian

data hasil penyelidikkan dan lebih sering memonitoring kinerja siswa sehingga

memudahkan dalam merumuskan jawaban masalah agar dapat menguji hipotesis

yang telah dibuat. Selain itu guru juga memberi arahan pada siswa tanpa harus

langsung menjawab pertanyaan yang dianggap sulit oleh siswa.

Kegiatan analisis data juga dilakukan guru dengan membimbing siswa

menyampaikan data hasil penyelidikkan dan meminta perwakilan dari masing-

masing kelompok membacakan hasil penyelidikkannya . Namun ada beberapa

siswa dalam kelompok belum begitu aktif dalam kelompoknya dan ada beberapa

kelompok belum bisa menyampaikan data hasil penyelidikkan byang menjelaskan

tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan secara tepat dan maksimal

karena keterbatasan waktu. Pada siklus selanjutnya guru lebih mendorong siswa

untuk lebih aktif agar dapat mengikuti diskusi dengan baik dan mengarahkan

siswa dalam menyampaikan data hasil penyelidikkan. Pada proses pembelajaran

di siklus II tahap analisis data sudah mengalami peningkatan, analisis data

dilakukan untuk mendiskusikan tentang struktur dan fungsi akar, daun dan batang

yang merupakan organ pada tumbuhan, selain itu tentang fungsi lain dari akar dan

batang tumbuhan. Namun masih ada beberapa aspek yang belum bisa

7
mendapatkan kriteria baik. Pada saat diskusi dan tanya jawab masih ada siswa

dalam kelompok yang sibuk sendiri tanpa mengikuti jalannya proses

pembelajaran. Untuk memperbaiki hal ini guru harus dapat lebih mengkondisikan

siswa dan mengatur waktu untuk setiap tahapan pembelajaran sehingga semua

fase dalam model pembelajaran yang digunakan dapat tercapai dengan maksimal.

Selanjutnya guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap proses inkuiri yang telah dilakukan. Guru mengajak siswa untuk

membahas adakah pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut proses inkuiri yang

dilaksanakan. Pada tahap ini menggunakan komponen CTL yaitu learning

comunity, reflection, dan authentic assesment. Untuk aspek ini pengamat masih

menilai guru belum baik dalam membimbing seluruh kelompok siswa, karena ada

beberapa siswa dalam kelompok yang belum terlibat aktif untuk mengevaluasi

proses inkuiri yang telah dilakukan

Tahap 5. Membuat kesimpulan

Kegiatan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari. Pada siklus I guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi

tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan. Untuk aspek ini pengamat

masih menilai guru cukup dalam membimbing siswaa membuat kesimpulan,

masih ada siswa yang tidak menyimak dengan baik kesimpulan yang disampaikan

oleh temannya. Padahal dari semua tahapan pembelajaran yang dilakukan, pada

tahapan terakhir ini siswa diharapkan mampu mengambil kesimpulan dengan

benar dari materi yang telah diterima. Hal ini didukung oleh pernyataan Trianto

(2009) yang mengatakan bahwa langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah

8
membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Hal ini

dapat diperbaiki guru pada siklus selanjutnya dengan lebih memperhatikan siswa

tersebut dan memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya agar bisa

mengikuti proses evaluasi dengan baik. Dalam pengambilan kesimpulan harusnya

guru menunjuk siswa secara acak untuk membacakan kesimpulan dan meminta

kelompok lain untuk melengkapi dan menanggapi. Di siklus II, guru mampu

membimbing siswa dengan baik untuk membuat kesimpulan dari materi struktur

dan fungsi organ yang merupkan kumpulan dari beberapa jaringan pada

tumbuhan. Setiap kelompok diminta untuk membacakan kesimpulan dan siswa

lain menyimak serta menanggapi.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran yang berlangsung

dengan perbaikan pendekatan contextual teaching and learning dapat

meningkatkan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Namun masih

ada beberapa aspek yang masih memperoleh kriteria cukup. Untuk aktivitas

belajar siswa, masih ada siswa yang belum bisa mengikuti saat mendiskusikan

langkah-langkah penyelidikkan, beberapa dari siswa tidak mendengarkan arahan

yang diberikan oleh guru. Pentingnya mendengarkan arahan yang diberikan guru

akan dapat membantu siswa dalam melakukan kegiatan pengumpulan data sesuai

hasil dan waktu yang telah ditentukan, tetapi masih ada siswa yang belum aktif

saat pengolahan data dan pada saat diskusi. Seharusnya guru lebih selektif dalam

menunjuk siswa dan memberikan lebih banyak lagi pertanyaan yang bisa

menuntun siswa, sehingga semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama

untuk mengeluarkan pendapatnya. Kekurangan pada aspek ini sama halnya pada

8
penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliani pada tahun 2012 di SMA dengan

menggunakan pendekatan yang sama, masih ada nya siswa yang tidak ikut

berdiskusi dan megikuti saat penyajian hasil data penyelidikkan menjadi

kekurangan dalam proses pembelajaran ini.

Diakhir pembelajaran pada siklus I dan II dilakukan tes untuk mengetahui

kemampuan kognif siswa. Pada siklus I, pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan model

pembelajaran inkuiri dengan materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan,

belum dapat mencapai kriteria tuntas untuk ketuntasan belajar klasikal siswa. Hal

ini dapat dilihat pada masih banyaknya aspek aktivitas mengajar guru dan

aktivitas belajar siswa yang masih memeperoleh kriteria cukup bahkan kurang.

Soal test yang diberikan oleh guru sebanyak 5 soal pilihan ganda dan 2 essay.

Soal test ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 2.1 mengidentifikasi

struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Yang seharusnya apabila siswa mengikuti

proses pembelajaran dengan baik, maka akan diperoleh nilai yang maksimal.

Namun pada kenyataannya di siklus I siswa belum bisa mengikuti pembelajaran

dengan baik. Berdasarkan hasil analisis soal test pada siklus I, Untuk soal jenis

pilihan ganda soal 1 yaitu tentang fungsi jaringan meristem adalah soal yang

paling banyak dijawab salah oleh siswa. Dan untuk soal essay, soal no 2 tentang

penerapan fungsi jaringan muda (Seorang tukang kebun selalu rutin memangkas

daun bongsai dipekarangan pemilik rumah ditempat ia bekerja, dengan perlakuan

seperti itu tumbuhan bongsai tersebut semakin tumbuh dengan subur. Mengapa

terjadi demikian?) paling banyak dijawab salah oleh siswa.

8
Pada Siklus II dengan materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan,

ketuntasan belajar kelasikal siswa telah mengalami peningkatan dan memeperoleh

kriteria tuntas. Peningkatan tersebut terlihat pada meningkatnya jumlah siswa

yang mampu menjawab soal dengan benar. Pada siklus II guru juga memberikan

soal test berupa pilihan ganda sebanyak 5 soal dan essay sebanyak 2 soal.

Bedasarkan hasil analisis soal test pada siklus II. Untuk soal pilihan ganda, soal

no 3 yaitu tentang sel parenkim pada daun adalah soal yang paling banyak

dijawab salah oleh siswa. Dan untuk jenis soal essay soal no 1 tentang fungsi

organ pada penerapan kehidupan sehari-hari (Seorang anak menyiram tanaman

yang daunnya sudah layu dipekarangan rumahnya. Ia hanya menyiram bagian

akar saja tanpa harus menyiram tepat didaunnya, setelah beberapa lama daun

tanaman itupun kembali segar. Mengapa bisa terjadi demikian?) adalah soal yang

paling banyak dijawab salah oleh siswa.Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui

bahwa hasil belajar biologi siswa kelas VIII B SMPN 7 Kota Bengkulu, mengalami

peningkatan setelah dilakukannya perbaikan pembelajaran menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan model

pembelajaran inkuiri.

8
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu

materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perbaikan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Peningkatan ini

terutama dalam aspek membimbing siswa membangun hipotesis dari

pertanyaan-pertanyaan penuntun yang bersifat konseptual, melakukan

kegiatan pengumpulan data dengan penyelidikkan, mengolah dan

menyajikan data dalam bentuk tabel, dan merumuskan jawaban untuk

menguji hipotesis.

2. Perbaikan penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL)

menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar biologi siswa kelas VIIIB SMPN 7 Kota Bengkulu dengan

persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I sebesar 51,72%

dengan kriteria belum tuntas dan mengalami peningkatan pada siklus II

dengan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 89,65%

dengan kriteria tuntas.

8
5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru hendaknya memberikan banyak kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, lebih mampu mengkondisikan siswa dengan baik, dan

memiliki kemampuan mengatur waktu pembelajaran sehingga semua

tahapan pembelajaran dapat terlaksana dengan sempurna .

2. Untuk penelitian lanjutan dapat dilaksanakan lebih memperhatikan lagi

pembuatan lembar obsevasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar

siswa serta lembar kerja siswa karena ketiga hal tersebut sangat

mempengaruhi ketercapaian model pembelajaran yang digunakan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anisah. 2009. Kelemahan dan Kelebihan CTL dan pakem. (online). Diakses
tanggal 10 Oktober 2013 di
http://anisah89.blogspot.com/2009/02/kelemahan-dan-kelebihan-ctl-dan-
pakem.html.

Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakkan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi).


Jakarta: Rhineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar SMP/ Mts. Jakarta: BNSP.

Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hartini, N. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Contectual Teaching and


Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Siswa Kelas
II SDN 02 Gambirmanis Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2009/
2010. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Bandung.


Indrawati. 2008. Sains sebagai Proses Inkuiri,Keterampilan Proses dan sikap
Ilmiah. Banjarnegara: MGMP IPA SMP. (Online) Diakses tanggal 11
Oktober 2013 di http://mgmp-ipa-smp-
bara.blogspot.com/2013/05/sains-sebagai-proses-inkuiri.html.

Johnson, Elanine, B. Contextual Teaching and Learning. Terjemahan oleh Ibnu


Setiawan. 2007. Bandung: MLC.

Jumadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya. Makalah


Disampaikan pada Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum
2004, Madrasah Aliyah DIY, Jateng, Kalsel di FMIPA UNY,
Yogyakarta, 2003.

Komalasari. K. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung:


PT Atika Aditama.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Panelitian Tindakkan Kelas: Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mariana, I, M,A. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: PPPPTK
IPA. (Online) Diakses tanggal 10 Oktober 2013 di

8
http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2009/BERMUTU/KKG/Hakikat%
20IPA%20dan%20Pendidikan%20IPA.pdf.

Mariana, I, M,A. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk Guru SMP.
Bandung: PPPPTK IPA. (Online) Diakses tanggal 10 Oktober 2013 di
http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2009/BERMUTU/KKG/Hakikat%
20IPA%20dan%20Pendidikan%20IPA.pdf.

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi. 2013. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual: Landasan Filosofis dan


Aplikasinya. (Online) Diakses tanggal 1 Oktober 2013 di
http://made82math.wordpress.com/2013/10/pendekatan-[embelajaran-
kontekstual-landasan-filosofis-dan-aplikasinya.pdf.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar


Proses.

Riyanto, Y. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sarbaini. 2011. Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke


Aplikasi. Yogyakarta: ASWAJA PRESSINDO.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan.Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Prenada Media Group.
Sholatun. 2011. Implementasi model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam Pembelajaran Fiqih d Mi Ma’Arif Madusari
Secang Magelang Tahun 2010. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo
Semarang.
(http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-
sholatun07-5292-1-fileskr-n.pdf, diakses 20 Januari 2014).

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2010. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset

8
Sofyan, dkk. 2011. Eksperimentasi Pembelajaran Contextual teaching and
Learning (CTL) Dan Pembelajaran langsung Yang Berbasis Assessment
For Learning ( AfL) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Ditinjau Dari Tingkat Kreativitas Siswa. Makalah disajikan dalam
Prosiding Seminar Nasional Matematika, UMS, Surakarta, 24 Juli
2011.Sudjana, N. 2010. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudrajad, A. 2008. Pembelajaran Kontekstual. (online). Diakses tanggal 8


Oktober 2013 di
http://akhmadsudrajad.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-
kontekstual/.

Sugianto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: UNS Press.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan
pendidikan ( KTSP). Jakarta: Kencana PRENADA MEDIA GROUP.

Yuliani. 2012. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)


menggunakan Model Problem Based Intruction (PBI) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA2 SMA 5 Kota
Bengkulu. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Bengkulu: FKIP UNIB.
Zubaidah, S. 2010. Model Pembelajaran Contextual ( Contextual teaching and
Learning/ CTL. Makalah disajikan dalam penataran Pengembangan
Mata Diklat Model Model Pembelajaran Pada Diklat GPAI SMP.

8
Lampiran 7. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satauan Pendidikan : SMPN 7 Kota Bengkulu

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan ke- 2

STANDAR KOMPETENSI

2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

KOMPETENSI DASAR

1.1 Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

A. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
1) Menjelaskan struktur dan fungsi organ pada tumbuhan yang
merupakan kumpulan beberapa jaringan
2) Membedakan struktur organ pada tumbuhan dikotil dan monokotil
3) Menjelaskan fungsi lain dari organ pada tumbuhan

b. Proses
1) Mengamati struktur morfologi organ pada tumbuhan
2) Menyimpulkan hasil pengamatan struktur organ pada tumbuhan

86
B. Tujuan Pembelajaran
2. Kognitif
a. Produk
1) Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi organ padaa
tumbuhan yang merupakan kumpulan beberapa jaringan
2) Siswa dapat membedakan struktur organ pada tumbuhan dikotil dan
monokotil
3) Siswa dapat menjelaskan fungsi lain dari organ pada tumbuhan

b. Proses
1) Siswa dapat mengamati struktur organ pada tumbuhan
2) Siswa dapat menyimpulkan hasil pengamatan struktur organ
pada tumbuhan

C. Materi Pembelajaran
- Struktur dan fungsi organ pada tumbuhan yang merupakan
kumpulan beberapa jaringan

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


- Pendekatan Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)
- Model Pembelajaran : Inkuiri
- Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya-jawab

E. Sumber Belajar
- Lembar Kerja Siswa
- Buku biologi SMP. Saeful Karim, dkk. Pusat Perbukuan Dapertemen
Pendidkan Nasional. Jakarta
- Internet

F. Alat dan Bahan


- Lembar Kerja Siswa (LKS) Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan
- Organ tumbuhan dikotil dan monokotil
- Buku Biologi SMP
- Buku pelajaran lain yang relevan

G. Kegiatan Belajar Mengajar


Tahap-Tahap 7 Komponen Sintaks KegiatanGuru Kegiatan Siswa
Pembelajaran Pendekatan CTL Model Inkuiri
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1.Apersepsi -Questioning Guru Siswa

87
-Constructivism mengajukan menjawab
pertanyaan pertanyaan dari
berdasarkan guru
fakta yang
ada disekitar
siswa:
- Siapa yang - Siswa yang
dirumahnya dimaksud
ada pohon mengangkat
mangga? tangan
- Mengapa - Karena adanya
pohon batang sehingga
tersebut bisa tumbuhan dapat
tumbuh tumbuh dengan
dengan kokoh
kokoh dan - diperoleh dari
dan nutrisi di dalam
bagaimana tanah yang
pohon diserap oleh akar
tersebut bisa dan dibawah
memperoleh oleh batang
nutrisi untuk
tumbuh dan
berbuah?

2. Prasyarat Guru
-Questioning memberikan Siswa
-Constructivism pertanyaan menjawab
prasyarat: pertanyaan
Sebelumnya yang diberikan
kalian telah guru
mempelajari
tentang - Jaringan
macam-macam pengangkut :
jaringan pada Xilem.
tumbuhan. - Fungsi jaringan
Jaringan apa adalah
yang berperan membentuk
sehingga organ pada
nutrisi di tumbuhan
dalam tanah - Jaringan
bisa sampai ke meristem
seluruh bagian
tubuh

88
tumbuhan?
Jaringan apa
yang berperan
sehingga
pohon bisa
tumbuh
dengan
kokoh?

3. Motivasi -Questioning Tahap- 1 Siswa


-Constructivism Orientasi Guru menjawab
Masalah memberi pertanyaan
motivasi yang diberikan
dengan oleh guru
mengajukan
pertanyaan :
- Mengapa - Karena di daun
daun berwarna banyak
hijau? mengandung
Adakah yang klorofil
suka makan - wortel adalah
wortel dan bagian akar
kentang ? yang beralih
Sebenarnya fungsi sebagai
kedua jenis tempat
sayuran itu penyimpanan
adalah organ cadangan
apa pada makanan. Dan
tanaman? kentang adalah
bagian batang
yang beralih
fungsi sebagai
tempat
penyimpanan
cadangan
makanan.

Menyampaika
n topik
pembelajaran
Topik
pembelajaran
kita hari ini
adalah struktur
dan fungsi
organ pada

89
tumbuhan.

Menyajikan
tujuan
pembelajaran
Adapun tujuan
pembelajaran
kita hari ini
adalah:
a. Siswa
dapat
menjelaskan
struktur dan
fungsi organ
pada
tumbuhan
yang
merupakan
kumpulan
beberapa
jaringan
b. Siswa dapat
membedakan
struktur
organ pada
tumbuhan
dikotil dan
monokotil
c. Siswa dapat
menjelaskan
fungsi lain
dari organ
pada
tumbuhan
3. Kegiatan Inti

- Learning Tahap- 2 Membagi Siswa duduk


Comunity Merumuskan siswa kedalam berdasarkan
hipotesis beberapa kelompok yang
kelompok telah ditentukan

Membagikan - Siswa
LKS pada menggunakan
setiap LKS sebagai
kelompok pedoman kerja

90
Mengajukan Siswa
-Questioning pertanyaan menjawab
-Constructivism untuk pertanyaan
membimbing dari guru
siswa
membangun
hipotesis:

- Apakah akar -berbeda, pada


pada tanaman tanaman mangga
mangga sama akarnya berupa
dengan akar akar tunggang
pada tanaman sedangakan pada
jagung? Dan jagung akarnya
apa fungsi dari adalah akar
akar? serabut. Akar
-Mengapa berfungsi
proses menyerap air dan
fotosintesis zat hara dari
lebih banyak dalam tanah
terjadi pada -karena pada
daun? daun terdapat
banyak klorofil
yang bisa
menyerap energi
dari sinar
-Questioning matahari yang
berperan dalam
proses
fotosintesis.

91
Tahap- 3 Membimbing
-Learning Mengumpulk siswa untuk Siswa
Comunity an Data menentukan mendiskusikan
-Questioning langkah- langkah-
-Inquiry langkah langkah
-Modelling untuk penyelidikan:
mengumpulka menuliskan
n data tujuan, alat dan
penyelidikan bahan, cara
yang akan kerja
digunakan
untuk menguji
hipotesis

Membimbing Siswa
siswa melakukan
melakukan pengumpulan
pengumpulan data dengan
data dengan kegiatan
kegiatan penyelidikkan
penyelidikan dengan LKS
dengan LKS sebagai
sebagai pedoman kerja
pedoman
kerja

-Authentic Tahap- 4 Membimbing Siswa


assessment Menganalisis siswa berdiskusi dan
-Learning Data melakukan membuat data
comunity diskusi dan hasil
-Questioning menyajikan penyelidikkan
data hasil dalam bentuk
penyelidikan tabel
dalam bentuk
tabel

92
Mengarahkan - Siswa
siswa merumuskan
merumuskan jawaban
jawaban masalah atau
masalah atau simpulan
simpulan dan - Siswa menguji
meminta hipotesis
siswa untuk berdasarkan
menguji data hasil
hipotesis penyelidikkan
berdasarkan Siswa
data yang menyampaikan
telah data hasil
diperoleh dari penyelidikkan
penyelidikkan dan melakukan
tanya jawab
Memberikan antar kelompok
kesempatan
kepada siswa
untuk
menyampaika
n data hasil
penyelidikkan
dan diskusi
dan tanya
jawab
4. Kegiatan Penutup

1. Rangku -Reflection Tahap- 5 Membimbing Siswa merefleksi


man - Questioning Membuat siswa atau
-Authentic Kesimpulan merefleksi mengevaluasi
assessment atau proses inkuiri
mengevaluasi yang telah
proses inkuiri dilakukan
yang telah
dilakukan
Mengajukan -Mengevaluasi
pertanyaan: pertanyyan yang
-Pertanyaan tidak mendukung
mana yang penyelidikkan
tidak -Mengevaluasi
mendukung pertanyaan yang
penyelidikkan? seharusnya ada
-Pertanyaan untuk
yang tidak ada mendukung

93
padahal penyelidikkan,
dibutuhkan tetapi tidadak
dalam ada
penyelidikkan Siswa menarik
Membimbing kesimpulan
siswa menarik berdasarkan data
kesimpulan hasil
berdasarkan penyelidikkan
data hasil
penyelidikkan.

2. Evaluasi Guru Siswa


memberikan melakukan post
evaluasi test mengenai
berupa post materi yang
test mengenai disampaikan
materi yang
telah
diberikan

3. Tindak Siswa membaca


Lanjut Guru meminta materi dan
siswa untuk menyiapkan
membaca bahan pratikum
materi pada pertemuan
selanjutnya selanjutnya
dan
menyiapkan
bahan
praktikum
yang akan
digunakan
untuk
pertemuan
berikutnya.

H. Penilaian Hasil Belajar


Teknik :
- Penilaian kognitif produk (LP-PR)
- Penilaian kognitif proses (LP-PS)

94
Lampiran 5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus 1)

Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus 1)

1. Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan fakta yang ada disekitar siswa


untuk memotivasi siswa dan memunculkan masalah. Diberi skor :
B(3) : Jika guru mengajukan pertanyaan berdasarkan fakta yang ada
disekitar siswa untuk memotivasi siswa dan memunculkan
masalah
C(2) : Jika guru mengajukan pertanyaan tidak berdasarkan fakta yang
ada disekitar untuk memotivasi siswa dan memunculkan masalah
K(1) : Jika guru mengajukan pertanyaan tidak berdasarkan fakta yang
ada disekitar siswa dan memotivasi siswa serta memunculkan
masalah

2. Guru membimbing siswa untuk membangun hipotesis atas permasalahan


atau pertanyaan yang ada. Diberi skor :
B(3) : Jika guru membimbing 5-6 kelompok siswa membangun atau
merumuskanhipotesis
C(2) : Jika guru membimbing 3-4 kelompok siswa membangunatau
merumuskan hipotesis
K(1) : Jika guru membimbing 1-2 kelompok siswa membnagunatau
merumuskan hipotesis

3. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan langkah-langkah untuk


melakukan penyelidikkan. Diberi skor :
B(3) : Jika guru membimbing 5-6 kelompok siswa mendiskusikan
langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan
C(2) : Jika guru membimbing 3-4 kelompok siswa mendiskusikan
langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan
K(1) : Jika guru membimbing 1-2 kelompok siswa mendiskusikan
langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan

4. Guru membimbing untuk melakukan kegiatan penyelidikkan. Diberi skor :

95
B(3) :Jika guru membimbing 5-6 kelompok siswa untuk melakukan
kegiatan penyelidikkan
C(2) :Jika guru membimbing 3-4 kelompok siswa untuk melakukan
kegiatan penyelidikkan
K(1) :Jika guru membimbing 1-2 kelompok siswa untuk melakukan
kegiatan penyelidikkan

5. Guru membimbing siswa berdiskusi dan mengolah serta menyajikan data


hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel. Diberi Skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa berdiskusi dan
mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan dalam
bentuk tabel
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok siswa berdiskusi dan
mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan dalam
bentuk tabel
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa berdiskusi dan
mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan dalam
bentuk tabel

6. Guru membimbing siswa untuk merumuskan jawaban masalah atau


simpulan guna menguji hipotesis, Diberi skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa merumuskan
jawaban masalah atau simpulan guna menguji hipotesis
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok siswa merumuskan
jawaban masalah atau simpulan guna menguji hipotesis
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa merumuskan
jawaban masalah atau simpulan guna menguji hipotesis

7. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan data hasil penyelidikkan


dan berdiskusi serta tanya jawab. Diberi skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab

8. Guru membimbing siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses


inquiri yang telah dilakukan. Diberi Skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses inquiri yang telah dilakukan

96
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses inquiri yang telah dilakukan
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses inquiri yang telah dilakukan

9. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah


disampaikan. Diberi Skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa menarik
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok melakukan menarik
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa menarik
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan

97
Lampiran 8. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Siklus 1

Observer 1

Nama Observer : Gusla Martini, S..Pd

Hari/tanggal : 8 Maret 2014

Berilah tanda (√) berdasarkanpenilaian Bapak atau Ibu yang dalam hal ini sebai
Observer terhadap proses belajar mengajar berikut:

Skor
Tahapan Model
Aspek yang diamati K C B Ket
Inkuiri (1) (2) (3)
Kegiatan Inti √
1. Guru mengajukan
pertanyaan berdasarkan
fakta yang ada disekitar
untuk memotivasi siswa
dan memunculkan
masalah
Tahap- 1
2. Guru membimbing siswa √
Orientasi
untuk membangun
Masalah
hipotesis atas
Tahap- 2
permasalahan atau
Membuat
pertanyaan yang ada
Hipotesis
3. Guru membimbing siswa
Tahap- 3
untuk mendiskusikan √
Mengumpulkan
langkah-langkah untuk
Data
melakukan penyelidikkan
Tahap- 4
4. Guru membimbing siswa
Menganalisa
untuk melakukan √
Data
pengumpulan data
dengan kegiatan
penyelidikkan √
5. Guru membimbing siswa
berdiskusi dan mengolah
serta menyajikan data
hasil penyelidikkan

98
dalam bentuk tabel
6. Guru membimbing siswa √
membuat rumusan
jawaban dan membuat
simpulan untuk menguji
hipotesis √
7. Guru membimbing siswa
untuk menyampaikan
data hasil penyelidikkan
dan berdiskusi serta tanya
jawab √
8. Guru membimbing siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
inquiri yang telah
dilakukan

Kegiatan Penutup
9. Guru membimbing siswa
Tahap- 5
menarik kesimpulan dari √
Membuat
materi yang telah
Kesimpulan
disampaikan

Skor 14 9
Jumlah Skor 23
Kriteria Baik

Bengkulu, Maret 2014

Gusla Martini, S. Pd

99
Lampiran 8. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Siklus 1

Observer 1

Nama Observer : Gusla Martini, S..Pd

Hari/tanggal : 8 Maret 2014

Berilah tanda (√) berdasarkanpenilaian Bapak atau Ibu yang dalam hal ini
sebai Observer terhadap proses belajar mengajar berikut:

Skor
Tahapan Model
Aspek yang diamati K C B Ket
Inkuiri (1) (2) (3)
Kegiatan Inti √
1. Guru mengajukan
pertanyaan berdasarkan
fakta yang ada disekitar
untuk memotivasi siswa
dan memunculkan
masalah
Tahap- 1
2. Guru membimbing siswa √
Orientasi
untuk membangun
Masalah
hipotesis atas
Tahap- 2
permasalahan atau
Membuat
pertanyaan yang ada
Hipotesis
3. Guru membimbing siswa √
Tahap- 3
untuk mendiskusikan
Mengumpulkan
langkah-langkah untuk
Data
melakukan penyelidikkan
Tahap- 4
4. Guru membimbing siswa √
Menganalisa
untuk melakukan
Data
pengumpulan data
dengan kegiatan
penyelidikkan
5. Guru membimbing siswa √
berdiskusi dan mengolah
serta menyajikan data
hasil penyelidikkan

10
dalam bentuk tabel √
6. Guru membimbing siswa
membuat rumusan
jawaban dan membuat
simpulan untuk menguji
hipotesis
7. Guru membimbing siswa
untuk menyampaikan √
data hasil penyelidikkan
dan berdiskusi serta tanya
jawab
8. Guru membimbing siswa
melakukan refleksi atau √
evaluasi terhadap proses
inquiri yang telah
dilakukan

Kegiatan Penutup
9. Guru membimbing siswa
Tahap- 5
menarik kesimpulan dari √
Membuat
materi yang telah
Kesimpulan
disampaikan

Skor 1 6 15
Jumlah Skor 22
Kriteria Baik

10
Lampiran 6. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Siklus 1

Observer 1

Nama Observer :

Hari/tanggal :

Berilah tanda (v) berdasarkanpenilaian Bapak atau Ibu yang dalam hal
ini sebai Observer terhadap proses belajar mengajar berikut:

Skor
Tahapan Model
Aspek yang diamati K C B Ket
Inkuiri (1) (2) (3)
Kegiatan Inti
1. Siswa menjawab
pertanyaan berdasarkan
fakta yang ada disekitar
untuk memotivasi dan
memunculkan masalah
Tahap- 1
yang diberikan guru
Orientasi
2. Siswa membangun
Masalah
hipotesis atas
Tahap- 2
permasalahan atau
Membuat
pertanyaan yang ada
Hipotesis
3. Siswa mendiskusikan
Tahap- 3
langkah-langkah untuk
Mengumpulkan
melakukan penyelidikkan
Data
4. Siswa melakukan
Tahap- 4
pengumpulan data dengan
Menganalisa
penyelidikkan
Data
5. Siswa berdiskusi dan
mengolah serta
menyajikan data hasil
penyelidikkan dalam
bentuk tabel
6. Siswa merumuskan

10
jawaban masalah atau
simpulan guna menguji
hipotesis
7. Siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan
dan berdiskusi serta tanya
jawab
8. Siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap
proses inquiri yang telah
dilakukan

Kegiatan Penutup
Tahap- 5 9. Siswa menarik
Membuat kesimpulan dari materi
Kesimpulan yang telah disampaikan

Skor
Jumlah Skor
Kriteria

10
Lampiran 7. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus 1)

Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus 1)

1. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan fakta yang ada disekitar siswa


untuk memotivasi dan memunculkan masalah. Diberi skor :
B(3) : Jika > 30% siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
C(2) : Jika < 30% siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
K(1) : Jika tidak ada siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru

2. Siswamembangun atau merumuskan hipotesis. Diberi skor :


B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa membangun atau merumuskan
hipotesis
C(2) : Jika 3-4 kelompok membangun atau merumuskan hipotesis
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa membangun atau merumuskan
hipotesis

3. Siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan.


Diberi skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk
melakukan penyelidikkan
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk
melakukan penyelidikkan
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk
melakukan penyelidikkan

4. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dengan penyelidikkan.


Diberi skor :
B(3) :Jika 5-6 kelompok siswa untuk melakukan pengumpulan data
dengan kegiatan penyelidikkan
C(2) :Jika 3-4 kelompok siswa untuk melakukan pengumpulan data
dengan kegiatan penyelidikkan
K(1) :Jika 1-2 kelompok siswa untuk melakukan pengumpulan data
dengan kegiatan penyelidikkan

5. Siswaberdiskusi dan mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan


dalam bentuk tabel. Diberi Skor :

10
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa berdiskusi dan mengolah serta
menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa berdiskusi dan mengolah serta
menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa berdiskusi dan mengolah serta
menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel

6. Siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna menguji


hipotesis, Diberi skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau
simpulan guna menguji hipotesis
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau
simpulan guna menguji hipotesis
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau
simpulan guna menguji hipotesis

7. Siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya


jawab. Diberi skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa menyampaikan data hasil
penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa menyampaikan data hasil
penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa menyampaikan data hasil
penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab

8. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inquiri yang telah
dilakukan. Diberi Skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses inquiri yang telah dilakukan
C(2) : Jika 3-4 kelompok melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses inquiri yang telah dilakukan
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses inquiri yang telah dilakukan

9. Siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. Diberi


Skor :
B(3) : Jika > 30 % siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan
C(2) : Jika < 30% siswamenarik kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan
K(1) : Jika tidak ada siswa yang menarik kesimpulan dari materi yang
telah disampaikan

10
10
Lampiran 8. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS 2

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Siklus 2

Nama Observer :

Hari/tanggal :

Berilah tanda (v) berdasarkanpenilaian Bapak atau Ibu yang dalam hal
ini sebai Observer terhadap proses belajar mengajar berikut:

Skor
Tahapan Model
Aspek yang diamati K C B Ket
Inkuiri (1) (2) (3)
Kegiatan Inti
1. Guru mengajukan
pertanyaan berdasarkan
fakta yang ada disekitar
untuk memotivasi siswa
dan memunculkan
masalah
2. Guru membimbing siswa
Tahap- 1 untuk membangun
Orientasi hipotesis atas
Masalah permasalahan atau
Tahap- 2 pertanyaan yang ada
Membuat 3. Guru membimbing siswa
Hipotesis untuk mendiskusikan
Tahap- 3 langkah-langkah untuk
Mengumpulkan melakukan penyelidikkan
Data 4. Guru membimbing siswa
Tahap- 4 untuk melakukan
Menganalisa pengumpulan data dengan
Data kegiatan penyelidikkan
5. Guru membimbing siswa
berdiskusi dan mengolah
serta menyajikan data
hasil penyelidikkan dalam
bentuk tabel
6. Guru membimbing siswa
membuat rumusan
jawaban dan membuat

10
simpulan untuk menguji
hipotesis
7. Guru membimbing siswa
untuk menyampaikan
data hasil penyelidikkan
dan berdiskusi serta tanya
jawab
8. Guru membimbing siswa
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses
inquiri yang telah
dilakukan

Kegiatan Penutup
9. Guru membimbing siswa
Tahap- 5
menarik kesimpulan dari
Membuat
materi yang telah
Kesimpulan
disampaikan

Skor
Jumlah Skor
Kriteria

10
Lampiran 9. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus 2)

Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus 2)

1. Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan fakta yang ada disekitar siswa


untuk memotivasi siswa dan memunculkan masalah. Diberi skor :
B(3) : Jika guru mengajukan pertanyaan berdasarkan fakta yang ada
disekitar siswa untuk memotivasi siswa dan memunculkan
masalah
C(2) : Jika guru mengajukan pertanyaan tidak berdasarkan fakta yang
ada disekitar untuk memotivasi siswa dan memunculkan masalah
K(1) : Jika guru mengajukan pertanyaan tidak berdasarkan fakta yang
ada disekitar siswa dan memotivasi siswa serta memunculkan
masalah

2. Guru membimbing siswa untuk membangun hipotesis atas permasalahan


atau pertanyaan yang ada. Diberi skor :
B(3) : Jika guru membimbing 5-6 kelompok siswa membangun atau
merumuskanhipotesis
C(2) : Jika guru membimbing 3-4 kelompok siswa membangunatau
merumuskan hipotesis
K(1) : Jika guru membimbing 1-2 kelompok siswa membnagunatau
merumuskan hipotesis

3. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan langkah-langkah untuk


melakukan penyelidikkan. Diberi skor :
B(3) : Jika guru membimbing 5-6 kelompok siswa mendiskusikan
langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan
C(2) : Jika guru membimbing 3-4 kelompok siswa mendiskusikan
langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan
K(1) : Jika guru membimbing 1-2 kelompok siswa mendiskusikan
langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan

4. Guru membimbing untuk melakukan kegiatan penyelidikkan. Diberi skor :

10
B(3) :Jika guru membimbing 5-6 kelompok siswa untuk melakukan
kegiatan penyelidikkan
C(2) :Jika guru membimbing 3-4 kelompok siswa untuk melakukan
kegiatan penyelidikkan
K(1) :Jika guru membimbing 1-2 kelompok siswa untuk melakukan
kegiatan penyelidikkan

5. Guru membimbing siswa berdiskusi dan mengolah serta menyajikan data


hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel. Diberi Skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa berdiskusi dan
mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan dalam
bentuk tabel
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok siswa berdiskusi dan
mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan dalam
bentuk tabel
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa berdiskusi dan
mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan dalam
bentuk tabel

6. Guru membimbing siswa untuk merumuskan jawaban masalah atau


simpulan guna menguji hipotesis, Diberi skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa merumuskan
jawaban masalah atau simpulan guna menguji hipotesis
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok siswa merumuskan
jawaban masalah atau simpulan guna menguji hipotesis
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa merumuskan
jawaban masalah atau simpulan guna menguji hipotesis

7. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan data hasil penyelidikkan


dan berdiskusi serta tanya jawab. Diberi skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab

8. Guru membimbing siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses


inquiri yang telah dilakukan. Diberi Skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses inquiri yang telah dilakukan

11
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses inquiri yang telah dilakukan
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses inquiri yang telah dilakukan

9. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah


disampaikan. Diberi Skor :
B(3) : Jika Guru membimbing 5-6 kelompok siswa menarik
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan
C(2) : Jika Guru membimbing 3-4 kelompok melakukan menarik
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan
K(1) : Jika Guru membimbing 1-2 kelompok siswa menarik
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan

Lampiran 10. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS


II

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Siklus 2

Nama Observer :

Hari/tanggal :

Berilah tanda (v) berdasarkanpenilaian Bapak atau Ibu yang dalam hal
ini sebai Observer terhadap proses belajar mengajar berikut:

Skor
Tahapan Model
Aspek yang diamati K C B Ket
Inkuiri (1) (2) (3)
Tahap- 1 Kegiatan Inti
Orientasi 1. Siswa menjawab
Masalah pertanyaan berdasarkan
Tahap- 2 fakta yang ada disekitar
Membuat untuk memotivasi dan
Hipotesis memunculkan masalah
Tahap- 3 yang diberikan guru
Mengumpulkan 2. Siswa membangun
Data hipotesis atas
Tahap- 4 permasalahan atau
Menganalisa pertanyaan yang ada

11
Data 3. Siswa mendiskusikan
langkah-langkah untuk
melakukan penyelidikkan
4. Siswa melakukan
pengumpulan data dengan
penyelidikkan
5. Siswa berdiskusi dan
mengolah serta
menyajikan data hasil
penyelidikkan dalam
bentuk tabel
6. Siswa merumuskan
jawaban masalah atau
simpulan guna menguji
hipotesis
7. Siswa menyampaikan
data hasil penyelidikkan
dan berdiskusi serta tanya
jawab
8. Siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap
proses inquiri yang telah
dilakukan

Kegiatan Penutup
Tahap- 5 9. Siswa menarik
Membuat kesimpulan dari materi
Kesimpulan yang telah disampaikan

Skor
Jumlah Skor
Kriteria

11
Lampiran 11. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus 2)

Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Siswa

1. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan fakta yang ada disekitar siswa


untuk memotivasi dan memunculkan masalah. Diberi skor :
B(3) : Jika > 30% siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
C(2) : Jika < 30% siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
K(1) : Jika tidak ada siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru

2. Siswamembangun atau merumuskan hipotesis. Diberi skor :


B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa membangun atau merumuskan
hipotesis
C(2) : Jika 3-4 kelompok membangun atau merumuskan hipotesis
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa membangun atau merumuskan
hipotesis

3. Siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk melakukan penyelidikkan.


Diberi skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk
melakukan penyelidikkan
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk
melakukan penyelidikkan
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa mendiskusikan langkah-langkah untuk
melakukan penyelidikkan

4. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dengan penyelidikkan.


Diberi skor :
B(3) :Jika 5-6 kelompok siswa untuk melakukan pengumpulan data
dengan kegiatan penyelidikkan
C(2) :Jika 3-4 kelompok siswa untuk melakukan pengumpulan data
dengan kegiatan penyelidikkan
K(1) :Jika 1-2 kelompok siswa untuk melakukan pengumpulan data
dengan kegiatan penyelidikkan

5. Siswaberdiskusi dan mengolah serta menyajikan data hasil penyelidikkan


dalam bentuk tabel. Diberi Skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa berdiskusi dan mengolah serta
menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel

11
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa berdiskusi dan mengolah serta
menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa berdiskusi dan mengolah serta
menyajikan data hasil penyelidikkan dalam bentuk tabel

6. Siswa merumuskan jawaban masalah atau simpulan guna menguji


hipotesis, Diberi skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau
simpulan guna menguji hipotesis
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau
simpulan guna menguji hipotesis
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa merumuskan jawaban masalah atau
simpulan guna menguji hipotesis

7. Siswa menyampaikan data hasil penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya


jawab. Diberi skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa menyampaikan data hasil
penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
C(2) : Jika 3-4 kelompok siswa menyampaikan data hasil
penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa menyampaikan data hasil
penyelidikkan dan berdiskusi serta tanya jawab

8. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses inquiri yang telah
dilakukan. Diberi Skor :
B(3) : Jika 5-6 kelompok siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses inquiri yang telah dilakukan
C(2) : Jika 3-4 kelompok melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses inquiri yang telah dilakukan
K(1) : Jika 1-2 kelompok siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses inquiri yang telah dilakukan

9. Siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. Diberi


Skor :
B(3) : Jika > 30 % siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan
C(2) : Jika < 30% siswamenarik kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan
K(1) : Jika tidak ada siswa yang menarik kesimpulan dari materi yang
telah disampaikan

11
Lampiran 21. RUBRIK PENILAIAN POST TES SIKLUS 1

RUBRIK PENILAIAN POST TEST

SIKLUS 1

No Bentuk Soal Jawaban Kriteria Skor


A1. Pilihan ganda C Jawaban sesuai 1
dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

2. A Jawaban sesuai 1
dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

Jawaban sesuai 1
3. dengan kunci
D jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

4. Jawaban sesuai 1
D dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

5. Jawaban sesuai 1
B dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

1
Skor 5
B1 Essay Karena air yang disiram -menjawab 5
kedalam tanah akan diserap dengan tepat
oleh akar, kmudian batang -menjawab 3
sebagai penghubung akan kurang tepat
membawa air dan zat hara
lainnya menuju daun dan -Menjawab tidak
seluruh bagian tumbuhan sesuai kunci 0
jawaban

-skor total 5
2 Essay Kortek teletak pada tumbuhan - Menjawab 2
setelah epidermis sebagai dengan
tempat pertukaran dan memyebutkan
merupakan jaringan parenkim letak saja
yang berperan sebagai tempat - Menjawab 3
penyimpanan makanan. dengan
Epidermis terletak diseluruh menyebutkan
permukaan tumbuhan sebagai fungsi
pelindung permukaan - Menjawab
tumbuhan. Stele terletak tidak sesuai 0
dibagian terdalam tumbuhan , Kunci jawaban
sebagai tempat berkas
pengangkut dan merupakan
silinder pusat -Skor total 5

Skor 10

1
Lampiran 22. RUBRIK PENILAIAN POST TEST SIKLUS 2

RUBRIK PENILAIAN POST TEST SIKLUS 2

No Bentuk Soal Jawaban Kriteria Skor


A1. Pilihan ganda A Jawaban sesuai 1
dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

2. B Jawaban sesuai 1
dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

Jawaban sesuai 1
3. dengan kunci
B jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

4. Jawaban sesuai 1
C dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

5. Jawaban sesuai 1
C dengan kunci
jawaban
Jawaban tidak 0
sesuai kunci
jawaban

1
Skor 5
B1 Essay Jarinagan meristem terdapat - menjawab 1
pada bagian ujung akar dan letak dengan
ujung batang berfungsi tepat 2
menghasilkan sel-sel baru - menjawab
pada tumbuhan. Jaringan dasar fungsi dengan
terletak pada hampir semua tepat
bagian tumbuhan Berfungsi 0
mengisi ruang antar jaringan. - menjawab
Jaringan penyokong terletak tidak sesuai
pada akar dan batang berfungsi kunci jawaban
sebagai penguat atu
penyokong tumbuhan. 3
-skor total
2 Essay Karena dibagian ujung batang - Menjawab 1
banyak terdapat jaringan dengan
meristem yang berfungsi menyebutkan
membentuk sel-sel baru, oleh nama jaringan
karena itu apabila bongsai
sering dipangkas maka akan - Menjawab 1
mempercepat tumbuhnya daun dengan
yang baru menjelaskan
fungsi jaringan

- Menjawab 0
tidak sesuai
kunci jawaban

- Skor total 2
Skor 10

1
Lampiran 23. Lembar Tes Siklus I

Lembar Tes

Siklus 1

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Kelas : VIII B

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda
silang (X) pada huruf a, b,c atau d untuk jawaban yang paling benar.
Masing-masing soal mendapatkan skor 1.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi jaringan meristem adalah ....
a. melindungi
c. membentuk struktur primer
seluruh permukaan
pada batang dan akar
tumbuhan
d. menegakkan berdirinya
b. membantu penyebaran
batang
air dan zat-zat hara

2. Jaringan epidermis pada tumbuhan terletak pada......

a. Seluruh permukaan c. pada permukaan batang


tubuh tumbuhan
d. pada permukaan daun
b. pada permukaan
batang dan daun
3. jaringan pengangkut terutama floem, berfungsi sebagai.......

a. mengambil air dan c. membawa air, nutrisi, zat


zat mineral di dalam hara ke daun
tanah
d. mengangkut hasil
b. menyebarkan nutrisi fotosintesis dari daun
dari akar ke seluruh keseluruh bagian
bagian tumbuhan tumbuhan
4. Jaringan yang berfungsi sebagai penguat jaringan parekim, pelindung berkas
pengangkut dan penunjang bentuk tumbuhan yaitu jaringan ....

a. permanen c. gabus
b. pengangkutan d. penyokong

1
5. Seorang anak secara sengaja menyayat permukaan pepohonan yang ada di
pekarangan rumahnya. Secara tidak sengaja ia telah merusak jaringan
pada tumbuhan yaitu jaringan....

a. parenkim c. Sklerenkim

b. epidermis d. penyokong

B. Essay

1. Sebutkan letak 3 jaringan pada tumbuhan beserta fungsinya !

2. Seorang tukang kebun selalu rutin memangkas daun bongsai dipekarangan


pemilik rumah ditempat ia bekerja, dengan perlakuan seperti itu tumbuhan
bongsai tersebut semakin tumbuh dengan subur. Mengapa terjadi demikian
?

1
Lampiran 24. Lembar Tes Siklus 2

Lembar Tes Siklus 2

Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan


Kelas : VIII B
B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda
silang (X) pada huruf a, b,c atau d untuk jawaban yang paling benar.
Masing-masing soal mendapatkan skor 1.

1. Di bawah ini yang merupakan fungsi akar, kecuali.....


a. pelindung tumbuhan c. menyerap air dan garam
b. tempat menyimpan mineral dari dalam tanah
cadangan makanan d. menegakkan berdirinya
batang

2. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri dari akar tumbuhan dikotil, adalah....
a. memiliki banyak rambut c. hanya memiliki banyak
akar tanpa akar utama serabut akar
b. memiliki rambut akar dan d. hanya memiliki akar utama
akar utama
3. Sel parenkim daun yang banyak mengandung kloroplas yaitu ....
a. kambium b. palisade
c. kolenkim d. sklerenkim

4. Wortel yang kita konsumsi sehari-hari merupakan bagian tumbuhan yang


beralih funsgsi sebagai tempat penyimpanan makanan, bagian tumbuhan
yang dimaksud adalah...
a. Tunas c. Akar
b. Pangkal batang d. Batang

5. Dibawah ini yang merupakan fungsi lain dari daun, kecuali...

a. Sebagai alat c. Sebagai tempat penyimpanan


perkembangbiakkan makanan
b. Sebagai tempat d. Sebagai tempat penyimpanan
penyimpanan air klorofil

B. Essay
1. Seorang anak menyiram tanaman yang daunnya sudah layu
dipekarangan rumahnya. Ia hanya menyiram bagian akar saja tanpa
harus menyiram tepat didaunnya, setelah beberapa lama daun tanaman
itupun kembali segar. Mengapa bisa terjadi demikian?
2. Sebutkan letak kortek, epidermis, dan stele serta jelaskan funsinya !

1
Lampiran 25. Kunci Jawaban Post Tes Siklus I

Kunci Jawaban Post Tes

Siklus 1

A. Pilihan Ganda

1.C

2.A

3.D

4.D

5.B

B. Essay

1. Jarinagan meristem terdapat pada bagian ujung akar dan ujung batang
berfungsi menghasilkan sel-sel baru pada tumbuhan. Jaringan dasar terletak
pada hampir semua bagian tumbuhan Berfungsi mengisi ruang antar jaringan.
Jaringan penyokong terletak pada akar dan batang berfungsi sebagai penguat
atu penyokong tumbuhan.
2. Karena dibagian ujung batang banyak terdapat jaringan meristem yang
berfungsi membentuk sel-sel baru, oleh karena itu apabila bongsai sering
dipangkas maka akan mempercepat tumbuhnya daun yang baru.

1
Lampiran 26 . KUNCI JAWABAN POST TEST SIKLUS 2

KUNCI JAWABAN POST TEST

SIKLUS 2

A. Pilihan
Ganda
1.A

2.B

3. B

4. C

5. C

B. Essay
1. Karena air yang disiram kedalam tanah akan diserap oleh akar, kmudian
batang sebagai penghubung akan membawa air dan zat hara lainnya
menuju daun dan seluruh bagian tumbuhan
2. Kortek teletak pada tumbuhan setelah epidermis sebagai tempat
pertukaran dan merupakan jaringan parenkim yang berperan sebagai
tempat penyimpanan makanan. Epidermis terletak diseluruh permukaan
tumbuhan sebagai pelindung permukaan tumbuhan. Stele terletak dibagian
terdalam tumbuhan , sebagai tempat berkas pengangkut dan merupakan
silinder pusat

1
Lampiran 27. NILAI TEST SIKLUS I

NILAI TEST SIKLUS I

No Kode Nomor Soal Skor Nilai


Siswa 1 2 3 4 5 6 7
1 ADF 0 1 1 0 1 2 0 5 BL
2 ARB 0 1 1 1 1 3 0 7 L
3 AFA 1 0 1 1 1 3 2 7 L
4 AEM 0 1 1 1 1 3 0 7 L
5 ASB 0 1 1 1 1 2 0 6 BL
6 BKS 1 1 1 1 1 0 0 5 BL
7 CAP 1 1 1 1 1 2 0 7 L
8 DPK 0 0 1 1 1 2 0 5 BL
9 DRM 1 0 1 1 1 2 0 6 BL
10 EAD 1 0 1 1 1 2 1 7 L
11 FNF 1 1 1 1 1 1 1 7 L
12 HCI 0 1 1 1 1 2 0 6 BL
13 INY 1 0 1 1 1 2 0 6 BL
14 IRW 1 1 1 1 1 2 0 7 L
15 ISV 0 1 1 1 1 3 0 7 L
16 LST 0 1 1 1 1 3 0 7 L
17 MSD 0 1 1 1 1 2 0 6 BL
18 MID 0 1 1 0 1 1 0 4 BL
19 MYP 0 1 1 1 1 2 1 7 L
20 NFR 0 1 1 1 1 2 1 7 L
21 NID 0 1 1 1 1 2 0 6 BL
22 NDT 0 1 1 1 1 2 0 6 BL
23 RMR 0 1 1 1 1 2 0 6 BL

1
24 REP 0 0 1 1 1 3 2 6 BL
25 RPA 0 1 1 1 1 1 1 6 BL
26 RHT 0 1 1 1 1 2 1 7 L
27 SIP 0 1 1 1 1 3 2 7 L
28 SJY 0 1 1 1 1 2 0 6 BL
29 YPW 0 1 1 1 1 3 2 9 L
Total Skor 188
Rata- Rata Nilai 6,44

Rumus Perhitungan Nilai

Nilai = (jumlah skor : 10) x 10

Rumus nilai rata- rata siswa

x =
∑𝑿
𝑵

= 188 = 6, 44
29

1
Lampiran 28. NILAI TEST SIKLUS II

NILAI TEST SIKLUS II

No Kode Nomor Soal


Skor Nilai
Siswa 1 2 3 4 5 6 7
1 ADF 1 1 0 1 0 2 3 8 L
2 ARB 1 1 0 1 1 2 3 9 L
3 AFA 1 1 0 1 1 2 1 7 L
4 AEM 1 1 1 1 0 2 2 8 L
5 ASB 1 1 0 1 1 2 3 9 L
6 BKS 1 1 1 1 1 0 1 6 BL
7 CAP 1 1 1 1 0 0 3 7 L
8 DPK 0 0 0 0 0 2 3 5 BL
9 DRM 1 1 0 1 1 0 2 6 BL
10 EAD 1 1 0 0 1 2 3 7 L
11 FNF 1 1 0 1 0 2 3 8 L
12 HCI 1 1 1 1 0 2 3 9 L
13 INY 1 1 1 1 1 1 3 9 L
14 IRW 1 1 0 1 1 1 3 8 L
15 ISV 1 1 1 1 0 2 2 8 L
16 LST 1 1 0 1 1 2 3 9 L
17 MSD 1 1 1 0 1 2 3 9 L
18 MID 1 1 1 1 0 2 3 9 L
19 MYP 1 1 0 1 1 2 1 7 L
20 NFR 1 1 0 1 0 2 3 8 L
21 NID 1 1 0 1 1 2 3 9 L
22 NDT 1 1 1 0 1 2 2 8 L

1
23 RMR 1 1 1 0 1 2 3 9 L
24 REP 1 1 1 1 1 0 3 8 L
25 RPA 1 1 1 1 1 2 1 8 L
26 RHT 1 1 0 1 1 2 3 9
27 SIP 1 1 1 1 0 0 3 7
28 SJY 0 1 0 0 0 0 3 4
29 YPW 1 1 1 1 0 2 3 9
Total Skor 227
Rata-rata Nilai 7,82

Rumus Perhitungan Nilai

Nilai = (jumlah skor : 10) x 10

Rumus nilai rata- rata siswa

x =
∑𝑿
𝑵

= 227 = 7,82
29

1
Lampiran 29. Analisis ketuntasan belajar klasikal siklus 1

Data tes hasil belajar siswa pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan pada
Tumbuhan dianalisis dengan persentase ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan
belajar klasikal dicapai apabila ≥ 85% siswa memperoleh nilai ≥ 70 (KKM atau
Kriteria Ketuntasan Minimal telah ditetapkan di SMPN 7 Kota Bengkulu) untuk
mata pelajaran IPA biologi, dengan rumus :
𝑁𝑆
𝐾𝐵 = 𝑥 100%
𝑁

Keterangan :

KB = Ketuntasan
belajar klasikal

NS = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70

N = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Sehingga ketuntasan belajar pada siklus I adalah


: Ns = 15
N = 29
15
KB = x 100%
29

= 51,72 %

Jadi, persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I adalah 51,72 %
termasuk dalam kriteria belum tuntas.

1
Lampiran 30. Analisis ketuntasan belajar klasikal siklus 2

Data tes hasil belajar siswa pada materi Struktur dan Fungsi Organ pada
Tumbuhan dianalisis dengan persentase ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan
belajar klasikal dicapai apabila ≥ 85% siswa memperoleh nilai ≥ 70 (KKM atau
Kriteria Ketuntasan Minimal telah ditetapkan di SMPN 7 Kota Bengkulu)
untuk mata pelajaran IPA biologi, dengan rumus :
𝑁𝑆
𝐾𝐵 = 𝑥 100%
𝑁

Keterangan :

KB = Ketuntasan
belajar klasikal

NS = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70

N = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Sehingga ketuntasan belajar pada siklus I adalah


: Ns = 26
N = 29
26
KB = x 100%
29

= 89,65 %

Jadi, persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I adalah 89,65 %

termasuk dalam kriteria tuntas.

1
1
Lampiran 34. Dokumentasi Siklus I

Dokumentasi Siklus I

Tahap 1. Orientasi Masalah

Tahap 4. Menganalisis Data

Tahap 2. Membuat Hipotesis

Tahap 3. Melakukan Penyelidikkan Tahap 5. Membuat Kesimpulan

1
Lampiran 35. Dokumentasi Siklus II

Tahap 1. Orientasi Masalah

Tahap 4. Menganalisis
Data

Tahap 2. Membuat Hipotesis

Tahap 5. Membuat Kesimpulan

Tahap 3. Melakukan Penyelidikkan

1
1
1

Anda mungkin juga menyukai