Masalah Terpilih
1 yang akan Peserta didik kurang memperhatikan materi pembelajaran IPA
Diselesaikan
Akar Penyebab
2 Media pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat
Masalah
Kajian Literatur
Septy Nurfadhillah, dkk (2021) : Optimalisasi Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Melalui Media Konkret Dan Media
Visual Di Kelas 3 Sd Plus Ar-Rahmaniyah Serpong Utara
Penggunan media pembelajaran visual merupakan alat bantu
bagi guru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan
media visual dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi
peserta didik untuk menghilangkan rasa jenuh bila
dibandingkan dengan proses pembelajaran yang verbal semata,
sehingga bagi peserta didik menjadi lebih mudah untuk
menerima materi yang disampaikan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga memunculkan semangat
belajar, kreativitas, berpikir kritis, motivasi, dan prestasi
belajarnya juga meningkat. Media Konkret bagi guru terutama
guru SD, penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk
menentukan model pembelajaran yang tepat dalam
meningkatkan pembelajaran. Membantu peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan belajar secara langsung melalui
Eksplorasi Alternatif penggunaan media konkret yang dikaitkan dalam kehidupan
3 sehari-hari. juga Menciptakan pembelajaran yang
Solusi
menyenangkan dan meningkatkan kreativitas anak
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang/article/view/1301
Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu
guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi
pelajaran kepada peserta didiknya, agar pesan lebih mudah
dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan
kepada peserta didik
Guru
Gunakan teknik stop dalam hal ini gunakan ice breaking
agar pusat perhatian peserta didik tertuju kepada guru
Rekan sejawat
Peserta didik dengan gaya belajar audio-visual media yang
digunakan bias berupa video, studi literasi berupa artikel
dengan gambar yang menarik, tetapi tidak semua materi
cocok menggunakan video seperti pengukuran lebih baik
jika menggunakan alat ukur langsung agar peserta didik
dapat langsung memahami materi
b. Game Edukasi
merupakan media pembelajaran baru yang dipercayai dapat
meningkatkan motivasi anak dalam belajar dan dapat
meningkatkan pemahaman anak terhadap materi
pembelajaran dengan menggunakan sebuah media
pembelajaran berupa game yang menarik
Kelebihan
Sebagai media dalam pendidikan, permainan
mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut.
1. Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan
untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur yang
di dalamnya memiliki unsur kompetisi
2. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif
dari siswa untuk belajar.
3. Permainan dapat memberikan umpan balik
langsung. Umpan balik yang cepat atas apa yang
dilakukan akan memungkinkan proses belajar lebih
efektif.
4. Permainan memungkinkan penerapan konsep-
konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan
peranan yang sebenarnya di masyarakat.
5. Permainan memiliki sifat luwes. Permainan dapat
dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan dengan
mengubah sedikit alat, aturan, maupun persoalan.
6. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan
diperbanyak. Membuat permainan yang baik tidak
perlu membutuhkan seseorang yang ahli.
Kelemahan
Sebagaimana media-media lainnya, permainan juga
mempunyai kelemahan yang patut untuk
dipertimbangkan antara lain:
1. Terlalu asyik dimainkan sehingga kurang
memperhatikan waktu yang tersedia, dan
2. jika menstimulasikan situasi sosial permainan
cenderung terlalu menyederhanakan konteks
sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru
memperoleh kesan yang salah.
c. Powerpoint Interaktif
powerpoint yang interaktif merupakan salah satu media
pembelejaran yang dapat membantu seorang guru untuk
memaparkan materi kepada peserta didik dengan lebih
mudah sehingga transformasi ilmu pengetahuan dapat
berjalan dengan lebih baik dan lancer.
Kelebihan
1. Memudahkan Pembuatan Slide Mengajar,
2. Memudahkan Pembuatan Video Pembelajaran,
3. Template Powerpoint Banyak Tersedia
Kelemahan
1. Beda Versi Beda Fitur, Banyak pengguna
powerpoint tidak menyadari bahwasanya
powerpoint memiliki banyak versi.
2. Powerpoint Hanya Suppot Untuk Powerpoint
3. Harus terhubung proyektor
No
Masalah 2
.
Masalah Terpilih yang Kemampuan peserta didik belum menggambarkan tingkat berpikir
1
akan Diselesaikan tinggi (HOTS)
Akar Penyebab
2 Pembelajaran HOTS belum diterapkan oleh gurug
Masalah
3 Eksplorasi Alternatif Kajian Literatur
Solusi Rijal (2018) : artikel tentang Model-Model Pembelajaran
HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud
No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3
(tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah
1. Model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan
(Discovery/Inquiry Learning),
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based
Learning/PBL),
3. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project- based
Learning/PJBL).
Selain 3 model yang tercantum dalam Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016, guru juga diperbolehkan
mengembangkan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran yang lain, seperti
Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode
seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a
Match, Think-Pair-Share (TPS), Example notExample,
Picture and Picture, dan lainnya.
https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-
hots-higher-order-thinking-skill.html
Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
Guru menggunakan model pembelajaran berbasis
projek, inquiry ataupun discovey learning dan PBL yang
dapat memicu peserta didik untuk berfikir kritis
Guru
Berikan permasalah sesuai dengan materi yang
diajarkan dalam hal ini LKPD. Lakukan pembagian
kelompok agar peserta didik dapat bekerja sama
menyelesaikan masalah dan setelah itu gunakan
persentasi oleh peserta didik agar dapat memicu tingkat
berfikir kritisnya
Rekan sejawat
Guru harus menggunakkan model pembelajaran yang
inovatif, seperti model Inquiry, Discovery Learning, PBL
atau PjBL
Dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan 4C
yang sudah tercantum pada model pembelajaran inovatif
DAFTAR PUSTAKA
Awalin, N. A., & Ismono. 2021. The Implementation of Problem Based Learning Model
With STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) Approach to Train
Students’ Science Process Skills of XI Graders on Chemical Equilibrium Topic.
INSECTA Integrative Science Education and Teaching Activity Journal, 2 (1), 1–14.
https://doi.org/10.21154/insecta.v1i2.2496. Diakses pada tanggal 06 Agustus 2022
Lailia, Helmi. 2021. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas Viii Pokok Bahasan Teorema
Phytagoras Di Mts Negeri 6 Mandailing Natal. Undergraduate Thesis, IAIN
PADANGSIDIMPUAN. http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/7335/. Diakses pada
tanggal 05 Agustus 2022
Mustofa, M. R., dkk. 2021. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis
STEM Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Tadris IPA
Indonesia, VOL. 1 NO. 3 (2021). https://doi.org/10.21154/jtii.v1i3.165. Diakses pada
tanggal 06 Agustus 2022
Nurfadhillah, Septy., dkk. 2021. Optimalisasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui Media
Konkret dan Media Visual di Kelas 3 SD Plus Ar-Rahmaniyah Serpong Utara.
BINTANG, 3(2), 228-243. https://doi.org/10.36088/bintang.v3i2.1301. Diakses pada
tanggal 05 Agustus 2022
Pratiwi. E. T., dkk. 2020. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Project Based Learning. Jurnal
BASICUDE, Vol 4, No 2 (2020). https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.362.
Diakses pada tanggal 05 Agustus 2022
Rijal. 2018. “ artikel Model-Model Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill)”.
https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-order-
thinking-skill.html#. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2022