Anda di halaman 1dari 14

No Masalah 1

Masalah Terpilih
1 yang akan Peserta didik kurang memperhatikan materi pembelajaran IPA
Diselesaikan
Akar Penyebab
2 Media pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat
Masalah
Kajian Literatur
 Septy Nurfadhillah, dkk (2021) : Optimalisasi Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Melalui Media Konkret Dan Media
Visual Di Kelas 3 Sd Plus Ar-Rahmaniyah Serpong Utara
Penggunan media pembelajaran visual merupakan alat bantu
bagi guru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan
media visual dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi
peserta didik untuk menghilangkan rasa jenuh bila
dibandingkan dengan proses pembelajaran yang verbal semata,
sehingga bagi peserta didik menjadi lebih mudah untuk
menerima materi yang disampaikan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga memunculkan semangat
belajar, kreativitas, berpikir kritis, motivasi, dan prestasi
belajarnya juga meningkat. Media Konkret bagi guru terutama
guru SD, penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk
menentukan model pembelajaran yang tepat dalam
meningkatkan pembelajaran. Membantu peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan belajar secara langsung melalui
Eksplorasi Alternatif penggunaan media konkret yang dikaitkan dalam kehidupan
3 sehari-hari. juga Menciptakan pembelajaran yang
Solusi
menyenangkan dan meningkatkan kreativitas anak
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang/article/view/1301

 Helmi laila (2021) : Pengembangan media pembelajaran


berbasis video animasi untuk meningkatkan pemahaman
konsep peserta didik kelas VIII di MTs Negeri 6
Mandailing Natal
Kurangnya penggunaan media yang tepat dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik merasa jenuh, tidak
menyukai mata pelajaran sains dan menganggap sains adalah
pelajaran yang sulit, mengakibatkan rendahnya hasil belajar.
Mengatasi masalah tersebut, maka dikembangkan media
pembelajaran yang menarik serta dapat merangsang imajinasi
peserta didik yaitu berupa media video animasi
http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/7335/

 Melsa Atin Desnawati (2022) : Pengembangan Media


Pembelajaran Berbasis Powerpoint Interaktif Pada Materi
Pencemaran Lingkungan Untuk Peserta Didik SMP
Penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran penting
digunakan karena media powerpoint interaktif yang
menampilkan teks, gambar, bahkan suara yang dapat menarik
perhatian siswa sehingga pesan informasi secara visual mudah
dimengerti, media powerpoint interaktif yang disertai dengan
narasi dan ilustrasi suara, musik, dan video yang diputar ketika
presentasi dapat menggambarkan animasi hidup dan suara yang
memberikan daya tarik tersendiri sehingga kejenuhan peserta
didik pada saat pembelajaran dapat terjadi, serta media ini
memiliki penyajian yang menarik dengan adanya permainan
warna, huruf, dan animasi baik animasi teks maupun gambar
atau foto yang akan lebih merangsang peserta didik untuk
mengerti lebih jauh informasi dari materi yang tersaji dan dapat
memperkuat ingatan.
http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/19780

Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
 Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu
guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi
pelajaran kepada peserta didiknya, agar pesan lebih mudah
dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan
kepada peserta didik

 Media video dapat memenuhi semua peserta didik yang


memiliki karakteristik belajar yang berbeda, mulai dari
peserta didik dengan cara belajar audio, visual ataupun
audio-visual

Guru
 Gunakan teknik stop dalam hal ini gunakan ice breaking
agar pusat perhatian peserta didik tertuju kepada guru

 Pemberian Scaffolding pada awal pembelajaran kepada


peserta didik. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk,
peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam
langkah-langkah pembelajaran, memberikan contoh
ataupun yang lain sehinggga memungkinkan peserta didik
tumbuh mandiri. Ketika peserta didik sudah mampu
membangun pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan IPA, pemberian scaffolding dikurangi bahkan
dihilangkan sama sekali

 penggunaan media kontekstual dan berbasis digital


misalnya macromedia flash dan game edukasi untuk
menstimulus peserta didik dan adanya penyesuaian media
pembelajaran dengan materi yang diajarkan

 Pemanfaatan lingkungan sekitar

Rekan sejawat
 Peserta didik dengan gaya belajar audio-visual media yang
digunakan bias berupa video, studi literasi berupa artikel
dengan gambar yang menarik, tetapi tidak semua materi
cocok menggunakan video seperti pengukuran lebih baik
jika menggunakan alat ukur langsung agar peserta didik
dapat langsung memahami materi

 Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik media yang


bagus digunakan praktek langsung, dapat menggunakan
lingkungan sekitar
4 Analisis Alternatif Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang
Solusi sesuai atau memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah
sebagai berikut :
a. Macromedia Flash
Dengan Macromedia flash peserta didik lebih muda
memahamai dan menerima materi yang diajarkan oleh
guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi terhadap
proses pembelajaran yang menunjukkan bahwa siswa lebih
semangat dan antusias serta aktif dan kreatif dalam belajar.
 Kelebihan
Macromedia Flash memiliki beberapa kelebihan antara
lain, sebagai berikut:
1. Flash dapat membuat tombol interaktif dengan
sebuah movie atau obyek yang lain.
2. Flash dapat membuat atau mengubah transparansi
warna di dalam movie.
3. Flash mampu membuat perubahan animasi dari satu
bentuk ke bentuk yang lain.
4. Flash dapat membuat gerakan animasi dengan
mengikuti alur yang telah ditetapkan.
5. Flash dapat dikonvirmasikan ke berbagai tipe yang
lebih kecil.
6. Flash dapat membuat dan mengolah animasi dari
obyek bibmap, dan
7. Flash program animasi vektor memiliki fleksibilitas
dalam pembuatan obyek-obyek vector.
 Kelemahan
Macromedia Flash juga tidak terlepas dari kekurangan
ataupun kelemahan. Kelemahan Macromedia Flash
adalah sebagai berikut:
1. Macromedia Flash hanya dapat dilihat dengan
komputer atau VCD player,
2. Proses belajar Macromedia Flash tidak dapat
dilakukan sendiri dikarenakan tampilan dan proses
yang terjadi cukup rumit, dan
3. Macromedia Flash hampir sama dengan Microsoft
Power Point sehingga memerlukan pembeda yang
jelas agar dapat dibedakan oleh pengguna awam

b. Game Edukasi
merupakan media pembelajaran baru yang dipercayai dapat
meningkatkan motivasi anak dalam belajar dan dapat
meningkatkan pemahaman anak terhadap materi
pembelajaran dengan menggunakan sebuah media
pembelajaran berupa game yang menarik

 Kelebihan
Sebagai media dalam pendidikan, permainan
mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut.
1. Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan
untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur yang
di dalamnya memiliki unsur kompetisi
2. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif
dari siswa untuk belajar.
3. Permainan dapat memberikan umpan balik
langsung. Umpan balik yang cepat atas apa yang
dilakukan akan memungkinkan proses belajar lebih
efektif.
4. Permainan memungkinkan penerapan konsep-
konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan
peranan yang sebenarnya di masyarakat.
5. Permainan memiliki sifat luwes. Permainan dapat
dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan dengan
mengubah sedikit alat, aturan, maupun persoalan.
6. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan
diperbanyak. Membuat permainan yang baik tidak
perlu membutuhkan seseorang yang ahli.
 Kelemahan
Sebagaimana media-media lainnya, permainan juga
mempunyai kelemahan yang patut untuk
dipertimbangkan antara lain:
1. Terlalu asyik dimainkan sehingga kurang
memperhatikan waktu yang tersedia, dan
2. jika menstimulasikan situasi sosial permainan
cenderung terlalu menyederhanakan konteks
sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru
memperoleh kesan yang salah.
c. Powerpoint Interaktif
powerpoint yang interaktif merupakan salah satu media
pembelejaran yang dapat membantu seorang guru untuk
memaparkan materi kepada peserta didik dengan lebih
mudah sehingga transformasi ilmu pengetahuan dapat
berjalan dengan lebih baik dan lancer.
 Kelebihan
1. Memudahkan Pembuatan Slide Mengajar,
2. Memudahkan Pembuatan Video Pembelajaran,
3. Template Powerpoint Banyak Tersedia

 Kelemahan
1. Beda Versi Beda Fitur, Banyak pengguna
powerpoint tidak menyadari bahwasanya
powerpoint memiliki banyak versi.
2. Powerpoint Hanya Suppot Untuk Powerpoint
3. Harus terhubung proyektor

No
Masalah 2
.
Masalah Terpilih yang Kemampuan peserta didik belum menggambarkan tingkat berpikir
1
akan Diselesaikan tinggi (HOTS)
Akar Penyebab
2 Pembelajaran HOTS belum diterapkan oleh gurug
Masalah
3 Eksplorasi Alternatif Kajian Literatur
Solusi  Rijal (2018) : artikel tentang Model-Model Pembelajaran
HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud
No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3
(tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah
1. Model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan
(Discovery/Inquiry Learning),
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based
Learning/PBL),
3. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project- based
Learning/PJBL).
Selain 3 model yang tercantum dalam Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016, guru juga diperbolehkan
mengembangkan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran yang lain, seperti
Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode
seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a
Match, Think-Pair-Share (TPS), Example notExample,
Picture and Picture, dan lainnya.
https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-
hots-higher-order-thinking-skill.html

 Eka Titik Pratiwi, dkk (2020) : Kemampuan Berpikir Kritis


Peserta didik SD Dengan Model Pembelajaran
Prolembased Learning Dan Model Pembelajaran Project-
Based Learning
1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran project-
based learning jika ingin mengetahui kemampuan berpikir
kritis peserta didik dengan baik dapat menggunakan
indikator berpikir kritis dari Ennis, perlunya bimbingan
guru yang intensif terhadap anggota kelompok yang pasif,
dan pembagian kelompok diusahakan tidak lebih dari 4
anak;
2. Guru yang akan menggunakan model pembelajaran
problem based learning hendaknya menggunakan kalimat
yang singkat untuk menjelaskan kasus yang hendak
disampaikan, sumber yang akan digunakan hendaknya
lebih bervariasi seperti internet atau youtube sehingga
jawaban dan hasil diskusi akan lebih memuaskan,
kemudian hasil diskusi hendakya dibuat menjadi lebih
menarik seperti menggunakan benda nyata sehingga ketika
presentasi peserta didik tidak hanya membaca namun
dapat menjelaskan hasil diskusinya, dan kelompok lain
juga tertarik untuk bertanya
3. Bagi Sekolah, sebagai acuan untuk meningkatkan
profesionalitas guru dalam memilih model pembelajaran
sesuai kebutuhan peserta didik
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.362

 Moh Rizal Mustofa, (2021) : Efektivitas Model


Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis STEM
Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning dengan
pendekatan STEM pada materi getaran, gelombang dan bunyi
menghasilkan kesimpulan bahwa Model pembelajaran
Problem Based Learning Berbasis STEM (Science
Technologhy Engineering Dan Mathematic) memiliki
kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dari pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran ceramah.
https://doi.org/10.21154/jtii.v1i3.165

 Sukmawati, (2020) : Meta Analisis Model Problem


Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Matematika
Model PBL memberikan suasana belajar yang lebih
menantang untuk siswa supaya dapat menghasilkan
pengetahuan baru. Kemudian, model pembelajaran ini juga
membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman baru
yang telah dicapai dikehidupan nyata. Bukan cuma itu,
model problem based learning juga bisa meningkatkan siswa
untuk lebih berpikir kritis dan bisa memberikan kesempatan
pada siswa untuk dapat mengaplikasikan pemahaman yang
mereka punya didalam kehidupan sehari-hari
https://doi.org/10.23887/tscj.v3i2.30211

 Awalin & Ismono, (2021) : The Implementation of


Problem Based Learning Model With STEM (Science,
Technology, Engineering, Mathematics) Approach to Train
Students’ Science Process Skills of XI Graders on Chemical
Equilibrium Topic
Berdasarkan berbagai hasil penelitian bahwasanya problem
based learning (PBL) dapat meningkatkan kualitas belajar di
tingkat SMP. Problem based learning (PBL) meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan meningkatkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
https://doi.org/10.21154/insecta.v1i2.2496

Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
 Guru menggunakan model pembelajaran berbasis
projek, inquiry ataupun discovey learning dan PBL yang
dapat memicu peserta didik untuk berfikir kritis
Guru
 Berikan permasalah sesuai dengan materi yang
diajarkan dalam hal ini LKPD. Lakukan pembagian
kelompok agar peserta didik dapat bekerja sama
menyelesaikan masalah dan setelah itu gunakan
persentasi oleh peserta didik agar dapat memicu tingkat
berfikir kritisnya

Rekan sejawat
 Guru harus menggunakkan model pembelajaran yang
inovatif, seperti model Inquiry, Discovery Learning, PBL
atau PjBL
 Dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan 4C
yang sudah tercantum pada model pembelajaran inovatif

4 Analisis Alternatif Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi


Solusi yang sesuai atau memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya
adalah sebagai berikut :
a. Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah yang didesain dengan serius
dan baik akan memberi peserta didik kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan :
 Kerja sama dalam grup atau tim.
 Berkembangnya komunikasi lisan dan tertulis.
 Pembelajaran mandiri.
 Menerapkan materi pemecahan masalah ke dalam dunia
nyata.
 Sadar akan tanggung jawab dan evaluasi diri.
 Bekerja mandiri.
 Mampu menjelaskan suatu konsep.
 Belajar manajemen kelompok dan memegang tanggung
jawab kepemimpinan.
 Memiliki pemikiran yang kritis dan analitis.
 Pemecahan masalah dari setiap lintas disiplin ilmu.
 Meningkatnya daya teliti dan literasi informasi.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan, sebagaimana model Problem Based Learning
(PBL) juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu
di cermati untuk keberhasilan penggunaanya.
 Kelebihan :
1. Menantang kemampuan peserta didik serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi peserta didik.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran
peserta didik.
3. Membantu peserta didik dalam mentransfer
pengetahuan peserta didik untuk memahami masalah
dunia nyata.
4. Membantu peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
6. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat peserta didik untuk secara
terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-
konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah
dunia nyata
 Kelemahan
Disamping kelebihan di atas, PBL juga memiliki
kelemahan, diantaranya :
1. Manakala peserta didik tidak memiliki niat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian peserta didik beranggapan bahwa
tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus
berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari

b. Project Based Learning (PjBL)


Merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah proyek. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan
baru dalam pembelajaran. Membuat peserta didik lebih aktif
dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan
hasil produk nyata.
 Kelebihan
Ada beberapa kelebihan dari pembelajaran berbasis
proyek yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik
untuk belajar, mendorong kemampuan peserta didik
untuk melakukan pekerjaan.
2. Increased problem-solving ability. Beberapa sumber
mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah, membuat peserta
didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang bersifat kompleks.
3. Improved library research skills. Karena pembelajaran
berbasis proyek mempersyaratkan peserta didik harus
mampu secara cepat memperoleh informsi melalui
sumber-sumber informasi, maka keterampilan peserta
didik untuk mencari dan mendapatkan informasi akan
meningkat.
4. Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok
dalam proyek memerlukan peserta didik
mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi
peserta didik, pertukaran informasi online adalah
aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.
5. Increased resource-management skills. Pembelajaran
berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik
memberikan kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
 Kelemahan
Disamping memiliki kelebihan, model pembelajaran
Project Based Learning juga memiliki beberapa
kelemahan diantaranya yaitu :
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
masalah.
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam
percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan .
4. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif
dalam kerja kelompok
c. Inquiry Based Learning
Merupakan model pembelajaran yang memiliki tujuan
memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau
menyelesaikan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
logis.
 Kelebihan
Adapun kelebihan model pembelajaran dengan
pendekatan IBL ini adalah:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-
concept” pada diri peserta didik, sehingga peserta
didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide
lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri, bersikap byektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri.
5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi merangsang.
7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8. Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar
sendiri.
9. Peserta didik dapat menghindari dari cara-cara belajar
yang tradisional.
10. Dapat memberikan waktu pada peserta didik
secukupnya sehingga mereka dapat mengamilasi dan
mengakomodasi informasi.
 Kekurangan
1. Diharuskan adanya kesiapan mental pada peserta
didik.
2. Perlu adanya proses penyesuaian/adaptasi dari metode
tradisional ke pendekatan ini.
3. Pembelajaran inquiry yang dilakukan oleh peserta
didik dapat melenceng arahnya dari tujuan semula
karena mereka belum terbiasa melakukannya.
4. Permasalahan dengan waktu yang dialokasikan.
Apabila guru dan peserta didik belum begitu terbiasa
melaksanakan model pembelajaran inkuri, maka ada
kemungkinan yang besar waktu tidak dapat
dimanajemen dengan baik.
5. Pada akhir suatu pembelajaran yang menerapkan
model pembelajaran inkuri, bisa saja setelah segala
upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh peserta
didik dan kelompoknya ternyata membuahkan hasil
yang salah, keliru, kurang lengkap, atau kurang bagus.
d. Discovery Learning
Discovery learning ialah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta
didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya
perubahan perilaku. Discovery terjadi bila individu terlibat
terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
 Kelebihan
kelebihan dari model discovery learning yaitu
pembelajaran berpusat pada peserta didik, menggerakkan
peserta didik untuk mandiri, dan mampu meningkatkan
rasa percaya diri peserta didik
 Kekurangan
Kelemahan atau kekurangan dari model discovery learning
dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu kurang
berhasil jika diterapkan dalam kelas besar, peserta didik
yang tidak aktif dan kurang percaya diri akan sulit
mengikuti pembelajaran, dan model discovery learning
mengedepankan teori dari pada praktik sehingga peserta
didik kurang dapat berpikir kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Awalin, N. A., & Ismono. 2021. The Implementation of Problem Based Learning Model
With STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) Approach to Train
Students’ Science Process Skills of XI Graders on Chemical Equilibrium Topic.
INSECTA Integrative Science Education and Teaching Activity Journal, 2 (1), 1–14.
https://doi.org/10.21154/insecta.v1i2.2496. Diakses pada tanggal 06 Agustus 2022

Desnawati, M. A., dkk. 2022.”Skripsi Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Powerpoint


Interaktif Pada Materi Pencemaran Lingkungan Untuk Peserta Didik SMP”.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG.
http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/19780. Diakses pada tanggal 06 Agustus
2022

Lailia, Helmi. 2021.  Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas Viii Pokok Bahasan Teorema
Phytagoras Di Mts Negeri 6 Mandailing Natal. Undergraduate Thesis, IAIN
PADANGSIDIMPUAN. http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/7335/. Diakses pada
tanggal 05 Agustus 2022

Mustofa, M. R., dkk. 2021. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis
STEM Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Tadris IPA
Indonesia, VOL. 1 NO. 3 (2021).  https://doi.org/10.21154/jtii.v1i3.165. Diakses pada
tanggal 06 Agustus 2022

Nurfadhillah, Septy., dkk. 2021. Optimalisasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui Media
Konkret dan Media Visual di Kelas 3 SD Plus Ar-Rahmaniyah Serpong Utara.
BINTANG, 3(2), 228-243. https://doi.org/10.36088/bintang.v3i2.1301. Diakses pada
tanggal 05 Agustus 2022

Pratiwi. E. T., dkk. 2020. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Project Based Learning. Jurnal
BASICUDE,  Vol 4, No 2 (2020).  https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.362.
Diakses pada tanggal 05 Agustus 2022

Rijal. 2018. “ artikel Model-Model Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill)”.
https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-order-
thinking-skill.html#. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2022

Sukmawati, A. (2020). Meta Analisis Model Problem Based Learning Dalam


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Matematika.
Thinking Skills and Creativity Journal, 3(2), 63–68.
https://doi.org/10.23887/tscj.v3i2.30211. Diakses pada tanggal 06 Agustus 2022

Anda mungkin juga menyukai