Anda di halaman 1dari 8

LK 0.

1: PEDAGOGIK MODUL 1

Judul Modul KONSEP DASAR PENDIDIKAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional dan
Landasan Ilmu Pendidikan
2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya
dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu
Pendidikan
1. Pendidik yang mampu menghadapi tantangan
adalah pendidik yang profesional yang memiliki
kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi-
kompetensi antara lain kompetensi profesional,
pedagogik, kepribadian, sosial yang berkualitas
dan seimbang antara softskill dan hardskill.
2. Landasan konseptual ilmu pendidikan terdiri dari
landasan filosofis, landasan empiris, yuridis dan
landasan religi.
3. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-
pandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan
mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai
serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan
setiap lembaga pendidikan.
4. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek
hukum yang mendasari dan melandasi
penyelengaraan pendidikan.
5. Teori- teori pendidikan seperti essensialisme,
behaviorsisme, perenialisme, progresivisme,
rekronstruktivisme dan humanisme merupakan
teori yang berdasarkan pada filsasat tertentu
yang akan mempengaruhi konsep dan praktik
pendidikan (Umar & Sulo 2010: 88).
6. Beberapa landasan hukum sistem pendidikan di
Indonesia (Hasbullah, 2008):
a. Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan
Nasional
b. Undang-Undang tentang pokok pendidikan
dan kebudayaan
c. Peraturan Pemerintah
7. Landasan empiris terdiri dari landasan psikologi,
hostoris, dan sosiologis.
8. Landasan psikologi dalam pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari studi ilmiah
tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi
manusia pada setiap tahapan usia perkembangan
tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia
yang bertujuan untuk memudahkan proses
pendidikan (Robandi, 2005:25).
9. Landasan psikologi pendidikan mencakup dua
ilmu yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar.
10. Menurut Piaget terdapat empat perkembangan
kognisi anak (Budingsih, 2004) yaitu:
(1) periode sensori motor pada usia 0-2 tahun
(2) periode praoperasonal yaitu usia 2-7 tahun
(3) periode operasi konkret usia 7-11 tahun
(4) periode operasi formal usia 11-15 tahun
11. Menurut Bruner (Budiningsih, 2004)
perkembangan kognisi anak meliputi:
(1) tahap enaktif, anak melakukan aktivitas-
aktivias dalam upaya memahami lingkungan.
(2) tahap ikonik, anak memahami dunia melalui
gambaran-gambaran dan visualiasi verbal.
(3) tahap simbolik, anak telah memiliki gagasan
abstrak yang banyak dipengaruhi oleh bahasa dan
logika.
12. Perkembangan kognisi menurut Lawrence
Kohlberg (Syaodih, 2004) yaitu:
a. Tingkat Prekonvensional
b. Tingkat Konvensional
c. Tingkat Post-Konvensional
13. Psikologi belajar dikelompokan menjadi 3 kelas,
yaitu:
(1) Teori disiplin daya/disiplin mental (faculty
theory)
(2) Behaviorisme
(3) Organismic/Cognitive Gestalt Field
14. Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia
menganut paham integralistik yang bersumber dari
norma kehidupan masyarakat.
15. Ciri dari paham integralistik adalah
(1) kekeluargaan dan gotong royong kebersamaan,
musyawarah mufakat;
(2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup
bermasyarakat;
(3) negara melindungi warga negaranya;
(4) selaras dan seimbang antara hak dan
kewajiban.
16. Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang
bersumber dari religi atau agama yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan
atau studi pendidikan
17. Implikasi landasan religius dalam pendidik di
sekolah tercermin melalui tugas utama guru yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih dan mengevaluasi peserta didik.

Karakteristik Peserta Didik

18. Karakteristik peserta didik dapat diartikan


keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang
dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan
aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau
tujuannya.
19. Pemahaman atas karakteristik peserta didik
dimaksudkan untuk mengenali ciri-ciri dari setiap
peserta didik yang nantinya akan menghasilkan
berbagai data terkait siapa peserta didik dan
sebagai informasi penting yang nantinya dijadikan
pijakan dalam menentukan berbagai metode yang
optimal guna mencapai keberhasilan kegiatan
pembelajaran
20. Karakteristik peserta didik meliputi: etnik,
kultural, status sosial, minat, perkembangan
kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan moral dan spiritual, dan
perkembangan motorik.
✔ Etnik
Implikasi dari etnik, pendidik dalam
melakukan proses pembelajaran perlu
memperhatikan jenis etnik apa saja yang
terdapat dalam kelasnya. Data tentang
keberagaman etnis di kelasnya menjadi
informasi yang sangat berharga bagi pendidik
dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran.
✔ Kultural
Implikasi dari aspek kultural dalam proses
pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural. Pendidikan
multikultural menurut Choirul (2016: 187)
memiliki ciri-ciri:
1) Tujuannya membentuk “manusia budaya”
dan menciptakan manusia berbudaya
(berperadaban).
2). Materinya mangajarkan nilai-nilai luhur
kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai
kelompok etnis (kultural).
3) metodenya demokratis, yang menghargai
aspek-aspek perbedaan dan keberagaman
budaya bangsa dan kelompok etnis
(multikulturalisme).
4). Evaluasinya ditentukan pada penilaian
terhadap tingkah laku anak didik yang
meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan
tindakan terhadap budaya lainnya.
✔ Status sosial
Implikasi dengan adanya variasi status-sosial
ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu
bertindak adil dan tidak diskriminatif.
✔ Minat
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka,
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas.
Indikator minat meliputi: perasaan senang,
ketertarikan peserta didik, perhatian dalam
belajar, keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, manfaat dan fungsi mata
pelajaran. Minat belajar merupakan faktor
penting dalam proses pembelajaran, dan perlu
untuk selalu ditingkatkan. Implikasinya dalam
proses pembelajaran terutama menghadapi
tantangan abad 21, pendidik dapat menerapkan
berbagai model pembelajaran yang
menyenangkan (enjoyable learning),
menantang dan inovatif, menyampaikan
tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata
pelajaran, serta menggunakan beragam media
pembelajaran.
✔ Perkembangan kognitif
Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki
peserta didik akan mempengaruhi guru dalam
memilih dan menggunakan pendekatan
pembelajaran, metode, media, dan jenis
evaluasi. Tahap-tahap perkembangan
intelektual peserta didik menurut Piaget
dalam Masganti (2012: 83) sebagai berikut:
(1) 0,0 - 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
(2) 2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
(3) 7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional
kongkret
(4) 11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional
formal
✔ Kemampuan awal
Kemampuan awal atau entry behavior
menurut Ali (1984: 54) merupakan keadaan
pengetahuan dan keterampilan yang harus
dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik
sebelum mempelajari pengetahuan atau
keterampilan baru.
✔ Gaya belajar
Gaya belajar adalah cara yang cenderung
dipilih/digunakan oleh peserta didik dalam
menerima, mengatur, dan memproses
informasi atau pesan dari
komunikator/pemberi informasi. Gaya belajar
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
visual, auditif, dan kinestetik.
✔ Motivasi
Motivasi didefinisikan oleh para ahli,
diantaranya oleh Wlodkowski (dalam Suciati,
1994:41) yaitu suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut.
Seseorang memiliki motivasi tinggi atau tidak
dalam belajarnya dapat terlihat dari tiga hal:
1) kualitas keterlibatannya,
2) perasaan dan keterlibatan afektif peserta
didik,
3) upaya peserta didik untuk senantiasa
memelihara/menjaga motivasi yang dimiliki.
Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk
memotivasi peserta didik diantaranya:
menginformasikan pentingnya/manfaat
mempelajari suatu topik tertentu,
menginformasikan tujuan/kompetensi yang
akan dicapai dari proses pembelajaran yang
dilakukannya, memberikan humor,
menggunakan media pembelajaran, dan juga
memberi reward/hadiah/pujian.

✔ Perkembangan emosi
Kartono dalam Sugihartono (2013: 20)
mendefinisikan emosi sebagai tergugahnya
perasaan yang disertai dengan perubahan-
perubahan dalam tubuh, misalnya otot
menegang, dan jantung berdebar. Goleman,
(dalam Sugihartono, 2013: 21) menyatakan
bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf
otak kurang mampu “merekatkan” pelajaran
dalam ingatan.
✔ Perkembangan sosial
Perkembangan sosial peserta didik merupakan
kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma dan tradisi yang
berlaku pada kelompok atau masyarakat,
kemampuan untuk saling berkomunikasi dan
kerja sama. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial yaitu
keluarga, kematangan, teman sebaya, sekolah,
dan status sosial ekonomi.
✔ Perkembangan moral dan spiritual
Kohlberg (dalam Suyanto, 2006: 135),
Sunardi dan Imam Sujadi (2016: 7-8)
perkembangan moral anak/peserta didik
dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
1) preconventional,
2) Conventional,
3) postconventional.
Implikasi dari tahap perkembangan moral
dalam proses pendidikan antara lain tahap
ketiga yaitu post conventional khususnya
aspek ke 6 sebaiknya menjadi tujuan yang
kita lakukan.
Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan
Marshal (dalam Mustafa-Alif) meliputi
kemampuan untuk menghayati nilai dan
makna, memiliki kesadaran diri, fleksibel dan
adaftif, cenderung memandang sesuatu
holistik, dan cenderung mencari jawaban-
jawaban fundamental atas situasi-situasi
hidupnya.

✔ Perkembangan motorik
Perkembangan motorik merupakan proses
yang sejalan dengan bertambahnya usia secara
bertahap dan berkesinambungan, dimana
gerakan individu meningkat dari keadaan
sederhana, tidak terorganisir, dan tidak
terampil, kearah penguasaan keterampilan
motorik yang kompleks dan terorganisir
dengan baik. Perkembangan motorik menurut
Santrock (2011: 242) dikelompokkkan
menjadi motorik kasar dan motorik halus.

Teori Belajar dan Implikasinya dalam


Pembelajaran
21. Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan
respon.
22. Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan
pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti;
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristik peserta didik, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.
23. Aplikasi teori behavioristik dalam pembelajaran,
bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai
aktifitas “mimetic” yang menuntut peserta didik
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang
sudah dipelajari. Pembelajaran dan evaluasi
menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut
satu jawaban benar. Jawaban yang benar
menunjukkan bahwa peserta didik telah
menyelesaikan tugas belajarnya.
24. Belajar menurut teori kognitif adalah perubahan
persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan
dapat diukur.
25. Belajar menurut pandangan konstruktivistik adalah
usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada
pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi
yang menuju pada pembentukan struktur
kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada
tujuan tersebut.
26. Peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah
membantu agar proses pengkonstruksian
pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar.
27. Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah
untuk memanusiakan manusia. Proses belajar
dianggap berhasil jika siswa telah memahmai
lingkungan dan dirinya sendiri.
28. Teori humanistik bersifat eleksitk, maksudnya
toeri ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal
tujuannya tercapai.
29. Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan
pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk
berpikir induktif.

Kurikulum Pendidikan di Indonesia


30. Konsep kurikulum menurut pandangan para ahli
dapat dipandang dari tiga konteks, yaitu kurikulum
sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai
pengalaman belajar siswa dan kurikulum sebagai
perencanaan.
31. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut
Mcneil (2006) isi kurikulum memiliki empat
fungsi, yaitu 1) fungsi pendidikan umum ( common
and general education), 2) suplementasi
(suplementation), 3) eksplorasi dan 4) keahlian.
32. Perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia
setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945,
setidaknya kita telah mengalami sepuluh kali
perubahan kurikulum. Jika dilihat dari jenisnya
terbagi menjadi 3 yaitu :
1) kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum
1947 – 1968),
2) kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan
(kurikulum 1975 – 1994) dan
3) kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum
2004 – 2013).
33. Peran utama dari kurikulum yang dinilai sangat
penting, yaitu peran konservatif, kreatif dan
kritis evaluatif. Peran kurikulum harus berjalan
seimbang dan harmonis, agar dapat sesuai dan
memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak maka
dalam implementasinya akan terjadi ketimpangan
atau ketidaksesuaian yang berdampak pada
kegagalan dari suatu implementasi yang tidak
membekalkan secara tepat kepada siswa terkait apa
yang di pelajari, bagaimana mempelajari dan
mengapa dipelajari. Menyelaraskan ketiga peranan
tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak
dalam proses pendidikan termasuk guru sebagai
ujung tombak pelaksana kurikulum.
34. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem.
Artinya, kurikulum merupakan suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lain. Karena
antar komponen saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dalam rangka pencapaian tujuan.
Komponen-komponen kurikulum diistilahkan
sebagai anatomi kurikulum
2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Teori belajar
modul ini 2. Pembaharuan Kurikulum
3. Hakikat Pengembangan Kurikulum

3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Teori-teori Pendidikan


miskonsepsi 2. Konsep Dasar Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai