Anda di halaman 1dari 4

A.

Model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik materi

Yusnaini, S.Si.,M.Pd (Widyaiswara LPMP Aceh ; 2022) : guru dituntut untuk terus
mengembangkan diri dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dan daya dukung yang dimiliki. Inovasi tersebut diterapkan dalam 4
tahapan kegiatan, yaitu: 1) perencanaan program pembelajaran; 2) pelaksanaan program
pembelajaran; 3) monitoring dan evaluasi proses pembelajaran; dan 4) analisis hasil
monitoring dan evaluasi untuk selanjutnya digunakan sebagai masukan dalam merevisi
program pembelajaran.

Ciri model pembelajaran yang baik antara lain (1) memiliki prosedur yang sistematik dalam
mengubah tingkah laku siswa (2) menyebutkan hasil belajar secara detail tentang
penampilan siswa (3) menjelaskan secara pasti kondisi lingkungan belajar, yang pada
lingkungan tersebut perilaku siswa dapat diamati. (4) Memiliki kriteria penampilan siswa
yang spesifik dan dapat ditampilkan melalui langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan.
(5) Menyebutkan mekanisme yang merujuk pada reaksi siswa dalam interaksinya dengan
lingkungan yang ditetapkan

Banyak teori-teori belajar telah dikemukakan oleh para psikolog atau pakar pendidikan yang
dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pembelajaran yang inovatif. Untuk
pembelajaran IPA, dengan sifat dan karakteristik materi banyak disarankan menggunakan
model pemrosesan informasi seperti yang telah diungkap di atas. Di antaranya aliran
Psikologi Tingkah Laku dikemukakan antara lain oleh: Thorndike, Ausubel, Gagne, Pavlov
dan teori tentang Psikologi Kognitif antara lain dikemukakan oleh Piaget, Brunner,
Brownell, Dienes dan Van Hiele. Beberapa asumsi dalam Psikologi Tingkah Laku

Thorndike, mengemukakan teori Stimulus dan Respon dalam belajar, respon siswa perlu
dimunculkan dengan pemberian stimulus-stimulus yang tepat, selanjutnya dapat
dikemukakan hukum belajar. Hukum belajar yang dikenal dengan nama Law of effect, dalam
hukum ini dikatakan bahwa seorang siswa akan meningkat keberhasilannya dalam belajar
jika respon siswa terhadap suatu stimulus memperoleh reinforcement atau penguatan yang
berupa pujian atas keberhasilannya. Pemberian penguatan ini menimbulkan rasa senang bagi
siwa, sehingga ada kecenderungan ia akan berusaha lebih keras dalam belajar untuk dapat
memperoleh reinforcement lagi. Teori lain yang dikemukakan oleh Thorndike dalam belajar
berkaitan Stimulus dan Respon siswa, yaitu: 1). Hukum kesiapan (Law of readiness), 2)
Hukum latihan (Law of Exercise), dan 3). Hukum akibat ( Law of Effect).

1. Hukum kesiapan menjelaskan bahwa respon seorang terhadap stimulus yang diberikan
kepadanya akan muncul jika siswa dalam keadaan siap, dan respon yang diberikan akan
memberikan kepuasan bagi diri siswa. Sebaliknya jika siswa tidak siap, maka respon
yang dikemukakan terhadap stimulus yang diberikan tidak akan muncul, atau jika
munculpun tidak akan sesuai dengan harapan dirinya maupun teman atau gurunya. Hal
ini menimbulkan perasaan ketidaksenangan pada dirinya.
2. Hukum latihan sangat diperlukan dalam belajar Matematika dan Sain, siswa banyak
latihan dalam menyelesaikan soal yang semacam dengan tingkat kesulitan berbeda, akan
lebih memantapkan konsep dan prinsip yang dipelajarinya.
3. Hukum akibat, sebagai misal siswa yang memperoleh penguatan akan berakibat dia
merasa senang dalam belajar dan ada kecenderungan meningkatkan gairah belajarnya.
Sebaliknya respon yang diberikan siswa salah, kecaman guru akan memimbulkan akibat
kebencian terhadap guru dan sekaligus kebencian terhadap mata pelajaran yang diasuh
guru tersebut. Oleh karena itu guru harus pandai-pandai memberikan tanggapan terhadap
respon siswa yang salah agar tidak berakibat fatal.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam PBM. Jakarta: Bina Aksara.
Piet A. Suhertian, (1992). Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Ofset.
Udin S. Winataputra,dkk.(2001). Strategi Belajar Pembelajaran IPA. Jakarta : Pusat
Penerbitan UT.

Menurut Iskandarwassid (2009) , kegiatan belajar mengajar adalah model pembelajaran dan
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. strategi
pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai
Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang lebih bersifat student centered. Artinya,
pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated
instruction). Terkait dengan desain pembelajaran, peran guru adalah mengkreasi dan
memahami modelmodel pembelajaran inovatif. Gunter et al (1990) mendefinisikan an
instructional model is a step-by-step procedure that leads to specific learning outcomes.

Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dalam interaksi pembelajaran di
kelas, baik pengajar maupun peserta didik mempunyai peranan yang sama Strategi yang sesuai
untuk membelajarkan peserta didik? Bagaimana langkah pembelajaran selanjutnya? Apa yang
harus diperbaiki? Pengajaran Pembelajara n Hal apa yang perlu disampaikan ke peserta didik?
Bagaimana dampak dan implikasi pembelajaran selanjutnya?
Perbedaannya terletak pada fungsi dan peranannya masing-masing. Untuk itu peranan pengajar
dalam kegiatan pengajaran haruslah berupaya secara terus menerus membantu peserta didik
membangun potensi-potensinya. Pengajar harus memilih dan menentukan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran.

Menurut Gulo (2002), seorang pengajar yang professional tidak hanya berpikir tentang
apa saja yang akan diajarkan dan bagaimana diajarkan, tetapi juga tentang siapa yang
menerima pelajaran, apa makna belajar, dan kemampuan apa yang ada pada peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran
B. Beberapa peserta didik kurang memperhatikan pada materi  walaupun disajikan dalam media
gambar 

Sadiman (2006:6) menyatakan media adalah jenis komponen lingkungan siswa merangsang belajar.
mengemukakan media adalah segala alat fisik menyajikan pesan serta merangsang siswa
belajar.Berdasarkan pendapat tersebut media membantu siswa memahami materi dipelajari Tingkat
perkembangan siswa, (1) kemampuan guru menggunakan jenis media, (2) keluwesan atau
fleksibilitas penggunaan. Media digunakan dengan mudah, (3) sesuai alokasi waktu dan sarana
pendukung yang ada, (4) kemampuan penyediaan. Penentuan alat digunakan didasarkan asas
pertimbangan sejauh mana sekolah atau siswa menyediakan dilihat dari kemudahan mendapatkan
maupun harga.

Ra’idah Khaerani (2022) menyatakan guru sebaiknya menggunakan berbagai ragam media
dalam mengajar dikelas agar siswa dapat bersemangat mengikuti proses belajar mengajar.
Kenyataannya adalah masih ada guru yang belum melakukan atau menggunakan media-
media yang lebih menarik dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam pemanfaatan media pengajaran yang tersedia disekolah baik saat
perencanaan, pengoperasian, membuat, mengelola dan mengevaluasi. Pada hakikatnya proses
pembelajaran adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu
dunia komunikasi tersendiri, dimana guru dan siswa bertukar fikiran untuk mengembangkan
ide dan pengertian

Asosiasi Pendidikan Nasional(NatioEducationAssosiasion/NEA) mengemukakan Media pembelajaran


sangat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar dan diantara kegunaan media
pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Media mampu memberi rangsangan yang bervariasi kepada
otak kita. b. Media membangkitkan keinginan dan minat baru, sehingga membangkitkan motivasi
dan merangsang untuk belajar. c. Media dapat melampaui batas ruang dan waktu, contoh objek
yang terlalu besar, objek yang terlalu kecil, gerak terlalu lambat atau cepat dan sebagainya. d. Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya. e. Media
menghasilkan keseragaman pengamatan, pengalaman dan persepsi. Dan juga memberikan
kesempatan untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
f. Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.Karena
beraneka ragam jenis dan kegunaannya, maka media tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-
beda dan oleh sebab itu perlu pemilihan media secara cermat dan tepat agar dapat dimanfaatkan
secara tepat guna

C.

Kesulitan belajar yang dialami anak secara umum bersumber dua


faktor. Pertama, faktor dari dalam diri sendiri (faktor intern) seperti
cacat tubuh, kurang mendengar, kurang motivasi, inteligensi yang
rendah dan lain sebagainya.

Kedua, faktor dari luar diri di anak seperti kekurangan fasilitas belajar
di rumah, jadwal sekolah yang terlalu padat, kurang perhatian dari
orangtua, buku penunjang yang minim dimiliki anak, infrastruktur
jalanan ke sekolah yang rusak dan sebagainya.

Untuk mengantisipasi kesulitan belajar anak sedari dini, guru perlu


mengenal karakteristik pada anak. Misalnya bentuk fisiknya, hobinya,
minat-minatnya, tingkat kecerdasannya dan sebagainya.

Guru perlu mengenal latar belakang keluarga apakah berasal dari


keluarga broken home (orangtua bercerai), yatim piatu atau keluarga
harmonis dan mapan.
Hal ini berguna untuk kiat guru dalam melakukan pendekatan-
pendekatan kepada anak. Terutama bila menemui kesulitan di sekolah.

Pada intinya, sebesar apapun kesulitan belajar yang dialami anak,


peran orangtua dalam membimbing dan mendidik anak amat banyak
menentukan.

Karena kehadiran anak di sekolah hanya berkisar lima sampai enam


jam. Selebihnya tanggung jawab para orangtua dalam memberikan
perhatian, kasih sayang dan pendidikan dalam rumah tangga terhadap
anak-anaknya. Sekaligus generasi penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai