1
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P17230213074
Mengetahui,
Pembimbing Utama
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Penerapan Body Alignment
Perawat IGD RSUD Dr. Soedono Madiun dalam Melakukan Tindakan
Keperawatan” oleh Eksan Duta Prakoso NIM P17230213074 yang telah diperiksa
dan disetujui untuk diujikan pada tanggal …….
Blitar, ..................
Pembimbing Utama
3
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji,
Mengetahui,
a.n Direktur Poltekkes Kemenkes Malang
Ketua Program Studi D3 Keperawatan Blitar
4
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Kemenkes Malang.
ilmiah ini banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
2. Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Jurusan
5
4. Prof. Dr. Suprajitno S.Kp., M.Kep., M.Kes selaku Dosen Penguji
6. Kedua orang tua saya dan keluarga yang selalu memberikan doa,
ini.
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran
ilmiah ini, semoga proposal karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak.
6
Eksan Duta Prakoso
NIM.P17230213074
DAFTAR ISI
7
3.3.1 16
3.3.2 16
3.3.3 16
3.4 17
3.4.1 17
3.4.2 17
3.5 17
3.6 17
3.7 20
3.7.1 20
3.7.2 20
3.8 20
3.8.1 20
3.8.2 21
1.1.2 Penyajian Data..................................................................................................28
3.9. 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................30
8
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................. 18
Tabel 3 2 Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk) ................................................... 22
Tabel 3.3 Skor Bagian Leher (Neck) .................................................................. 22
Tabel 3.4 Skor Bagian Kaki (Legs)..................................................................... 23
Tabel 3.5 Tabel skor grup B REBA ................................................................... 25
Tabel 3.6 Tabel penilaian skor tabel c dan skor aktivitas ................................... 27
Tabel 3.7 Level Akhir dari Skor REBA............................................................... 28
9
DAFTAR GAMBAR
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai tujuan yang sama (Setianingrum & Rachmi, 2019). Berdasarkan laporan
sebesar 44,7% rumah dan lingkungan, 31.4% di jalan raya, 9,1% tempat kerja,
perawat. Penyebab utama nyeri punggung perawat adalah mengangkat klien oleh
karena itu peneliti ingin mengidentifikasi postur tubuh perawat saat melakukan
1
2
akibat kerja. Perawat merupakan tenaga kesehatan dengan faktor resiko paparan
perawat setuju dengan penyataan bahwa banyaknya jumlah pasien yang harus
kerangka tetapi ergonomi juga sangat penting dalam mencegah penyakit dan
dan mekanika tubuh ( berbaring; duduk; berdiri; mengangkat serta berjalan) yang
dapat berdampak pada gangguan kenyamanan kerja, kelelahan, kelainan otot dan
medis terutama pada saat memindahkan pasien. perlu diketahui hal yang sering
antara posisi ergonomi perawat saat memindahkan pasien, jumlah perawat yang
tidak seimbang dengan berat badan pasien yang dipindahkan. Menurut hasil
perubahan posisi pasien risiko bahaya yang teridentifikasi pada responden adalah
alignment perawat IGD RSUD dr. Soedono Madiun dalam melakukan tindakan
keperawatan.
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktisi
TINJAUAN PUSTAKA
yang berarti kerja dan nomo yang berarti peraturan atau hukum. Pengertian
sikap kerja. Pengertian ergonomi sebagai salah satu cabang keilmuan yang
yang baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan yang
1. Ergonomi makro
5
6
2. Ergonomi mikro
proses yang ditujukan secara khusus pada proses tertentu. (Panjaitan & Ali, 2019)
Penerapan ergonomi di Rumah Sakit bagi para perawat, berarti suatu ilmu
yang mempelajari tentang interaksi antara alat atau fasilitas kerja di Rumah Sakit
fisiologi, desain dan lain-lain. Metode dalam ergonomi: diagnosis, treatment dan
1. Diagnosis
lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana
sampai kompleks.
2. Treatment
pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan dimensi
fisik pekerja.
3. Follow-up
menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku,
keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter
(Baringbing, 2020):
kepuasan kerja.
produksi.
terapi intravena (infus). Sistem terapi ini berefek langsung, lebih cepat,
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi
Nebulizer adalah alat yang dipakai mengubah obat dari bentuk cair
uap aerosol melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut. Manfaat dari
sangat penting untuk menaikkan ventilasi paru agar kapasitas vital paru
postur tubuh yang tidak netral menyebabkan penilaian postur menjadi hal
penting untuk dilakukan. Maka dengan begitu metode REBA dipilih untuk
dalam menjaga postur tubuh keseimbangan. Saat tubuh dalam postur yang
11
benar, posisi tengah gravitasi (titik pusat massa suatu benda) merata
berfungsi dengan baik. Pada orang yang berdiri tegak, pusat gravitasinya
dipromosikan oleh basis dukungan yang stabil dan rendah pusat gravitasi.
langsung dengan ukuran dan bentuk tulang. Sendi bekerja dengan otot
antara tiga jenis otot: otot polos, jantung, dan rangka. Serabut otot rangka
dipersarafi oleh saraf somatik dan oleh karena itu umumnya berada di
bawah kendali volunter. Otot bekerja sama dengan sistem saraf untuk
12
menghasilkan gerakan dalam arah yang berlawanan. Ketika satu otot dari
sangat banyak, termasuk otot yang lebih kuat dan lebih jelas, tulang yang
lebih kuat, dan peningkatan mobilitas dan rentang gerak sendi. Latihan
muskuloskeletal dan etal yang parah, terutama bila terjadi atrofi otot.
massa otot dan penurunan diameter sel otot dan jumlah sebenarnya sel
REBA
-Skor A
-Skor B
-Skor C
- REBA Score
- Level Resiko
BAB III
METODE PENELITIAN
terstruktur dan alat yang digunakan untuk menganalisis informasi yang ingin
menganalisis data kuantitatif itu sendiri (Aziza, 2023). Dalam penelitian ini
tindakan keperawatan.
14
15
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
yang diteliti yang sesuai dengan kriteria dan tujuan dari penelitian. Sampel
3.3.3 Sampling
sampel riset.
17
sebagai konsep yang telah operasional, sehingga dapat diamati dan diukur
yang berbeda untuk individu atau objek yang berbeda juga. Variabel dalam
digunakan untuk menentukan apa yang akan diukur serta bagaimana cara
data itu konsisten hasilnya antara sumber data (responden) yang satu
Variabel
No Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Penelitian
1. Penerapan Penerapan ergonomi di berdasarkan Rapid Entire Body Kuesioner Ordinal Penilaian :
ergonomi Rumah Sakit bagi para Assessment meliputi : REBA
1 bisa diabaikan,
keperawatan perawat, berarti suatu ilmu
1. Score A meliputi 2-3 rendah,
dalam yang mempelajari tentang
:
memindahkan interaksi antara alat atau 4-7 sedang,
18
b. Lengan Bawah
c. Pergelangan
tangan
e. Penilaian
genggaman
3. Nilai Skor C
b. Penilaian Aktivitas
4. REBA score
5. Level Resiko
19
20
Soedono Madiun.
1) Kuesioner
Assessment dengan jumlah soal sebanyak 9 dan terdiri dari 5 sub penilaian.
Kriteria penilaian yaitu meliputi faktor resiko dengan nilai 1 bisa diabaikan,
2-3 rendah, 4-7 sedang, 8-10 tinggi, 11-15 sangat tinggi. Semakin tinggi
skor yang diperoleh maka resiko posisi ergonomi juga semakin tinggi
1) Editing
sudah diisi responden sebelum data diolah untuk memperbaiki kualitas data.
21
2) Coding
data dilakukan dengan cara “coding“ yaitu, mengubah data yang semula
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau
pemberian kode ini sangat penting dalam memasukkan data (data entry).
3) Tabulasi Data
aktivitas kerja. Dalam metode ini, segmen – segmen tubuh dibagi menjadi dua
grup, yaitu grup A dan grup B. Group A terdiri dari punggung (batang tubuh),
leher, dan kaki. Sedangkan group B terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan
pergelangan tangan. Penilaian postur kerja pada masing – masing grup tersebut
didasarkan pada postur – postur dibawah ini. (Hidayat & Hardini, 2021):
1. Postur tubuh grup A terdiri atas batang tubuh (trunk), leher (neck) dan kaki
(legs)
Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tegak / alamiah 1
0-20 fleksi 2
0-20 ekstensi 2
+1 jika memutar atau miring ke samping
20- 60 fleksi 3
>20 ekstensi 3
>60 fleksi 4
miring ke samping
>20 fleksi atau ekstensi 2
c. Kaki (legs)
TABEL A LEHER
1 2 3
TANGAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
POSTUR
2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TUBUH
3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
24
Tabel A merupakan penggabungan nilai dari group A untuk skor postur tubuh,
leher dan kaki. Sehingga didapatkan skor tabel A. Kemudian skor tabel A dilakukan
penjumlahan terhadap besarnya beban atau gaya yang dilakukan operator dalam
melaksanakan aktivitas. Skor A adalah penjumlahan dari skor tabel A dan skor beban
atau besarnya gaya. Skor tabel A ditambah 0 (nol) apabila berat beban atau besarnya
gaya dinilai 10 Kg. Pertimbangan mengenai tugas atau pekerjaan kritis dari pekerja,
bila terdapat gerakan perputaran (twisting) hasil skor berat beban ditambah 1 (satu).
Postur tubuh grup B terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah
a. Lengan atas
bawah
b. Lengan bawah
lengan bawah, dan pergelangan tangan tabel B merupakan penggabungan nilai dari group B
untuk skor postur lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Sehingga didapatkan
26
skor tabel B. Kemudian skor tabel B dilakukan penjumlahan terhadap perangkai atau
Skor B adalah penjumlahan dari skor tabel B dan perangkai atau coupling dari setiap
masing-masing bagian tangan. Skor tabel B ditambah 0 (nol) yang berarti good atau terdapat
pegangan pada beban dan operator mengangkat beban hanya dengan menggunakan separuh
tenaga, ditambah 1 (satu) yang berarti fair atau terdapat pegangan pada beban walaupun
bukan merupakan tangkai pegangan dan operator mengangkat beban dengan dibantu
mengunakan tubuh lain, ditambah 2 (dua) yang berarti poor atau tidak terdapat pegangan
pada beban, dan ditambah 3 (tiga) yang berarti unacceptable tidak terdapat pegangan yang
aman pada beban dan operator mengangkat beban tidak dapat dibantu oleh anggota tubuh
lain.
Untuk memperoleh skor akhir (grand score), skor yang diperoleh untuk postur tubuh
grup A dan grup B dikombinasikan ke Tabel C. Kemudian skor REBA adalah penjumlahan
Tabel c
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
28
Skor C ditambah 1 (satu) dengan skor aktifitas apabila satu atau beberapa bagian
tubuh bergerak secara statis untuk waktu yang lebih dari satu menit, terdapat beberapa
pengulangan pergerakan 4 (empat) kali dalam satu menit (belum termasuk berjalan), dan
pergerakan atau perubahan postur lebih cepat dengan dasar yang tidak stabil. Tahap terakhir
dari REBA menilai action level dari hasil final skor REBA.(Hidayat & Hardini, 2021)
+2 : pengulangan gerakan dalam rentang waktu singkat,diulang lebih dari 4 kali permenit
+3: gerakan menyebabkan perubahan atas pergeseran postur yang cepat dari posisi awal.
0 1 Sangat rendah Resiko masih dapat diterima dan tidak perlu diubah
Penyajian data yang digunakan dengan cara menghitung hasil kuesioner dan
kemudian data akan dikelompokkan. Penyajian data akan dilakukan secara deskriptif.
dari data yang telah diperoleh akan disajikan dengan bentuk presentase.
29
a. Autonomy
tentang tujuan penelitian dan memiliki kebebasan untuk membuat pilihan dan tidak
b. Informed Consent
Setelah subjek penelitian menerima informasi yang jelas dan akurat tentang
penelitian.
c. Confidentiality ( Kerahasiaan )
selama proses pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan laporan penelitian.
Mereka hanya diizinkan untuk menulis kode dan inisial sebagai pengganti identitas
subjek penelitian.
d. Justice ( Keadilan )
yang adil, yang berarti mereka harus diperlakukan secara adil selama penelitian tanpa
diskriminasi.
menstrual yang positif atau tidak. Selain itu, peneliti mempertimbangkan risiko yang
akan dihadapi responden, yaitu fakta bahwa mereka akan sedikit tersita waktu.
DAFTAR PUSTAKA
pada Perawat. Hubungan Antara Pengetahuan Ergonomi Dan Tempat Kerja Kondisi
DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. (2010). Fundamentals of Nursing Standards & Practice 4th
Menurunkan Keluhan Otot Rangka Dan Kelelahan. Paper Knowledge . Toward a Media
Hidayat, S. S., & Hardini, S. (2021). Analisis Postur Tubuh Kerja Pada CV. Batang Ayumi
Kadek, N., & Suarningsih, A. (2017). Pelaksanaan Teknik Memindahkan Pasien Trauma. 1–
21.
31
Megawati, Y. (2020). Mempertahankan Ergonomik pada Posisi Tubuh dalam Tindakan
Keperawatan. 1–9.
Nasution, A. S., Jumain, Nasruhan, A., Qurniyawati, E., Desmawati, E., Setiarsih, D., &
Pustaka.
Panjaitan, N., & Ali, A. Y. Bin. (2019). Clasification of ergonomics levels for research. IOP
https://doi.org/10.1088/1757-899X/505/1/012040
Putri, R., Halimah, Nurul, Sauqi, M. M., Pradita, A., & Kasimbara. (2023). Pengaruh
8(1). https://doi.org/10.30651/jkm.v8i1.15758
Rizki, R., & Nawangwulan, S. (2018). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan.
Indomedia Pustaka.
Setianingrum, R., & Rachmi, S. F. (2019). Orientasi Perawat Baru di Rumah Sakit dengan
https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.932
Makanan Yang Ergonomis Di Rs . Uki Dengan Pendekatan Rula ( Rapid Upper Limb
Assessment ) Dan Reba ( Rapid Entire Body Assissment ). Jurnal Teknik INdustri,
12(01), 62–79.
32
Lampiran 1 Penilaian REBA
33