Anda di halaman 1dari 74

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN

MOBILITAS FISIK PADA SALAH SATU ANGGOTA


KELUARGA YANG MENDERITA STROKE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CUKIR

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

IPUS SONIA
192102015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2022

i
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN
MOBILITAS FISIK PADA SALAH SATU ANGGOTA
KELUARGA YANG MENDERITA STROKE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CUKIR

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu tugas melanjutkan
Penelitian Program Studi Diploma III Keperawatan

IPUS SONIA
192102015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2022

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Na ma : Ipus Sonia
N IM : 192102015
ProgramStudi : D-III Keperawatan
Institusi : STIKES Pemkab Jombang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya
tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanski atas perbuatan tersebut.

Jombang, 04 Maret 2022


Pembuat Pernyataan

Ipus Sonia
NIM. 192102015

iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Ipus Sonia dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Gangguan Mobilitas Fisik pada Salah Satu Anggota Keluarga
yang Menderita Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir” telah dipertahankan
di depan dewan penguji pada tanggal 08 Maret 2022.

Dewan Penguji

Ketua Penguji

Pawiono, SST., MPH (…………………………)


NIK. 021963040620061206

Penguji I

Mumpuni DN, SST., M.Psi (…………………………)


NIK. 021960031320061205

STIKES PEMKAB JOMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Mamik Ratnawati, S. Kep., Ns, M. Kes


NIK.021981201020070727

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Proposal Studi Kasus yang berjudul : “ Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Salah Satu Anggota Keluarga
yang Menderita Stroke”. Dalam penyusunan studi kasus ini, peneliti menyadari
akan kekurangan dan keterbatasan yang ada. Sehingga dalam penyelesaian studi
kasus penelitian ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dr. Ririn Probowati, S. Kp., M. selaku Ketua STIKES Pemkab Jombang,
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan pendidikan di
STIKES Pemkab Jombang.
2. Mamik Ratnawati, S. Kep., Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III
Keperawatan STIKES Pemkab Jombang.
3. Pawiono, SST, MPH selaku Ketua Penguji yang telah memberikan
masukan dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Mumpuni DN, SST.,M.Psi selaku Pembimbing yang telah memberikan
banyak bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Segenap Dosen dan staf pengajar yang telah memberikan pengetahuan dan
bimbingan selama peneliti mengikuti pendidikan di STIKES Pemkab
Jombang.
6. Kedua orang tua tercinta dan seseorang spesial yang selalu memberikan
do’a dan semangat.
7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa DIII Keperawatan angkatan 2019
STIKES Pemkab Jombang yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

vi
DAFTAR ISI

Halaman
KARYA TULIS ILMIAH......................................................................................i
KARYA TULIS ILMIAH.....................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................x
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Konsep asuhan keperawatan keluarga ...............................................6
2.1.1 Pengkajian Keperawatan ...................................................................6
2.1.2 Analisa Data.....................................................................................14
2.1.3 Diagnosa Keperawatan.....................................................................14
2.1.4 Intervensi Keperawatan....................................................................16
2.1.5 Implementasi Keperawatan..............................................................26
2.1.6 Evaluasi Keperawatan......................................................................26
2.2 Konsep Gangguan Mobilitas Fisik ..................................................26
2.2.1 Pengertian Gangguan Mobilitas Fisik .............................................26
2.2.2 Penyebab Gangguan Mobilitas Fisik................................................26
2.2.3 Tanda dan Gejala..............................................................................27
2.2.4 Kondisi Klinis Terkait Gangguan Mobilitas Fisik...........................27

vii
2.2.5 Penatalaksanaan Gangguan Mobilitas Fisik.....................................28
BAB III..................................................................................................................30
METODE PENELITIAN....................................................................................30
3.1 Rancangan Studi Kasus....................................................................30
3.2 Subjek Studi Kasus...........................................................................30
3.3 Fokus studi........................................................................................30
3.4 Definisi OperasionalStudi.................................................................31
3.5 InstrumentStudi................................................................................31
3.6 Metode pengumpulan data................................................................31
3.7 Lokasi dan waktu studi kasus...........................................................32
3.8 Uji Keabsahan Data..........................................................................32
3.9 Analisa Data dan Penyajian Data.....................................................32
3.10 Etika Studi Kasus..............................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
LAMPIRAN..........................................................................................................38

viii
DAFTAR TABEL

Tabel
2.1.4 Intervensi Keperawatan .............................................................................19
2.2.3 Tanda dan Gejala Manajeman Kesehatan Keluarga Tidak Efektif.............25

ix
DAFTAR SINGKATAN

ROM Range Of Motion


DINKES Dinas Kesehatan
KEMENKES Kementrian Kesehatan
RT Rukun Tetangga
RW Rukun Warga

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan Mobilitas atau Imobilitas merupakan keadaan di mana
seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya pada pasien dengan stroke,
cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya(Mussardo,
2019). Imobilitas atau gangguan mobilitas adalah keterbatasan fisik tubuh
atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah(Mussardo, 2019).
Pada sesorang yang menderita stroke sering dijumpai mengalami hemiplegia
(paralisis pada salah satu sisi tubuh) dan hemiparese(kelemahan yang terjadi
pada satu sisi tubuh). Sehingga dapat menyebabkan masalah gangguan
mobilitas fisik yang dapat mempengaruhi pada aktivitas sehari-harinya.
Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas fisik pada
salah satu anggota keluarga yang menderita stroke yaitu karena rendahnya
pengetahuan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan pada salah satu
anggota keluarganya yang menderita stroke. Rendahnya pengetahuan
keluarga disebabkan oleh kurangnya paparan informasi mengenai cara
perawatan pada salah satu anggota keluarga yang menderita stroke.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia(Depkes
RI) bahwa di Indonesia penyebab kematian untuk semua umur adalah
penyakit stroke sebesar(15,4). Di Indonesia setiap tahunnya angka kejadian
stroke berkisar 800-1000 penderita. Tidak heran jika Indonesia sebagai
penyumbang stroke terbesar di Negara Asia (Anita Shinta Kusuma, 2020).
Bahkan menurut (Anita Shinta Kusuma, 2020) Indonesia menduduki
peringkat pertama dengan penderita stroke. Sedangkan prevelensi stroke di
Jawa Timur masih cukup tinggi pada tahun 2018 yaitu 35,93%(Rahayu,
2015). Dari data Dinkes Kabupaten Jombang, telah didapatkan data penderita
stroke pada tahun 2018 yaitu sebanyak 51% penderita (Dinkes Jombang,
2019). Di puskesmas Cukir di dapatkan data orang yang menderita stroke dari
bulan januari sampai juli 2021 yaitu sebanyak 61 orang (Cukir,2021).

1
Gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke disebabkan oleh kerusakan
pada beberapa sistem saraf pusat meregulasi gerakan volunter yang
menyebabkan gangguan kesejajaran tubuh, keseimbangan, dan mobilisasi.
Iskemia akibat stroke dapat merusak serebelum atau strip motoric pada
korteks serebral. Kerusakan pada serebelum menyebabkan masalah pada
keseimbangan dan gangguan motorik yang dihubungkan langsung dengan
jumlah kerusakan strip motorik. Misalnya seseorang dengan hemoragi serebral
sisi kanan disertai nekrosis telah merusak strip motorik kanan yang
menyebabkan hemiplegia sisi kiri sehingga tubuh akan mengalami gangguan
mobilitas (Mussardo, 2019).Gangguan mobilitas disebabkan oleh kerusakan
system saraf sehingga menyebabkan penurunan tonus otot, hilangnya
sensabilitas pada sebagian anggota tubuh, menurunnya kemampuan untuk
menggerakan anggota tubuh yang sakit dan ketidakmampuan dalam
melakukan aktivitas. Hal itu dapat mengakibatkan kelemahan dan kelumpuhan
pada seluruh atau sebagian anggota tubuh. Sehingga dapat berpengaruh pada
produktifitas pada penderita stroke dan juga pada status fungsional penderita
stroke(Dwi Wahyu Saputri, 2019). Seseorang yang mengalami gangguan
gerak atau gangguan pada kekuatan ototnya akan berdampak pada aktivitas
sehari-harinya (Dwi Wahyu Saputri, 2019). Jika tidak dilakukan penanganan
dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi akibat gangguan mobilitas
fisik yaitu, mengakibatkan kekakuan sendi (kontraktur), komplikasi ortopedik
dan atropi otot (Sari, 2015). Untuk mencegah terjadinya komplikasi maka
perlu dilakukan latihan mobilisasi (Dwi Wahyu Saputri, 2019).

Peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke


dengan masalah gangguan mobilitas fisik, yaitu dengan memberikan beberapa
tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan mobilitas
antara lain melakukan komunikasi terapeutik kepada klien dengan
memberikan motivasi perlu adanya support system dari keluarga,
mengkondisikan lingkungan agar tetap tenang, mengatur posisi tubuh sesuai
kebutuhan klien dan ketahanan tubuh serta melakukan Range of Motion
(ROM) aktif dan pasif. Latihan ROM adalah latihan pergerakkan maksimal
yang dilakukan oleh sendi. Latihan ROM menjadi salah satu bentuk latihan

2
yang berfungsi dalam pemeliharaan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada
pasien stroke (Primanita, 2020). Manfaat ROM sendiri yaitu memperbaiki
tonus otot, mencegah terjadinya kekakuan sendi, memperlancar sirkulasi
darah, dan meningkatkan mobilisasi sendi. Sehingga latihan ROM dinilai
efektif pada pasien stroke dengan masalah gangguan mobilitas fisik . Selain
latihan ROM, terdapat pengaturan posisi yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya luka tekan pada pasien. Pengaturan posisi ini dilakukan setiap dua
jam sampai tiga jam sekali, dimulai dari tidur terlentang, miring ke kiri
maupun miring ke kanan (Dengan et al., 2018). Adapun latihan sederhana
yang dapat dilakukan pada pasien stroke yaitu dengan teknik spherical grip
yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot (Mardati dkk., 2014).
Teknik spherical grip adalah latihan fungsional tangan dengan cara
menggenggam sebuah bola pada telapak tangan. Teknik ini dilakukan selama
5 detik kemudian rileks, lakukan pengulangan sebanyak 7 kali dan latihan ini
diberikan 2 kali sehari pagi dan sore (Irfan, 2020).

Berdasarkan paparan di atas mengenai jumlah angka kejadian akibat


kasus stroke yang dapat mengakibatkan gangguan mobilitas fisik maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan masalah Gangguan mobilitas Fisik pada salah
satu anggota Keluarga yang Menderita Stroke.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
masalah Gangguan Mobilitas Fisik pada salah satu Anggota Keluarga yang
Menderita Stroke di wilayah kerja puskesmas Cukir?

1.3 Tujuan Studi Kasus


1.3.1 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan subjektif dan objektif pada salah satu anggota
keluarga yang menderita stroke dengan masalah gangguan
mobilitas fisik.

3
b. Mampu mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada salah satu
anggota keluarga yang menderita stroke dengan masalah
gangguan mobilitas fisik.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada salah satu anggota
keluarga yang menderita stroke dengan masalah gangguan
mobilitas fisik.
d. Mampu melaksanakan rencana keperawatan pada salah satu
anggota keluarga yang menderita stroke dengan masalah
gangguan mobilitas fisik.
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan keluarga pada salah
satu anggota keluarga yang menderita stroke dengan masalah
gangguan mobilitas fisik.

1.4 Manfaat Studi Kasus


Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
a. Bagi Peneliti
Dapat mempraktikkan teori secara langsung di lapangan dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga pada salah satu anggota
keluarga yang menderita stroke dengan masalah gangguan mobilitas
fisik.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dalam melakukan
perawatan pada salah satu anggota keluarga yang menderita stroke
dengan masalah gangguan mobilitas fisik.
c. Bagi Pengembang dan Ilmu Teknologi
Sebagai masukkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang
keperawatan, khususnya tentang asuhan keperawatan keluarga dengan
gangguan mobilitas fisik pada salah satu anggota keluarga yang
menderita stroke.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan Mobilitas


Fisik Pada Pasien Stroke
2.1.1 Pengkajian Keperawatan
Data-data yang dikumpulkan terdiri dari :
1. Data Umum
a. Pengkajian
Pengkajian pada data umum meliputi: Kepala Keluarga (KK),
alamat dan nomor telepon, pekerjaan, pendidikan, komposisi
keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan
dengan kepala keluarga, umur, pendidikan, status imunisasi.
Tabel 2.1 Komposisi anggota keluarga(Achjar, 2012).
Hubungan
Nama Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Ket
Dengan KK

b. Genogram
Genogram harus mencakup minimal 3 generasi, harus tertera
nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar.
Terdapat keterangan gambar dengan simbol yang berbeda.

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :
Tinggal serumah :. . . . . . . . .

Pasien yang diidentifikasikan :

Kawin :

Cerai :

5
c. Tipe Keluarga
Menjelaskan tipe keluarga beserta masalah yang sedang terjadi
didalam keluarga saat ini yang berpengaruh terhadap penyakit
stroke.
d. Suku Bangsa
Menjelaskan suku bangsa dari keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut yang berhubungan dengan
masalah kesehatan keluarga saat ini.
e. Agama
Mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluraga yang dianut
yang dapat memepengaruhi kesehatan. Menurut teori bahwa
secara psikologis penderita stroke memiliki perubahandan
keterbatasan dalam bergerak, berkomunikasi dan berfikir yang
nantinya akan menganggu fugsi peran pasien. Salah satu fungsi
psikologis yang terpengaruh serangan stroke adalah kualitas
hidup.
f. Status Sosial Ekonomi
Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga
dalam melakukan dan pengobatan pada anggota yang
menderita stroke. Stroke banyak terjadi pada keluarga dengan
status perekonomian menengah ke bawah antara lain dipicu
oleh prilaku tidak sehat, merokok, dan kebiasaan
mengkonsumsi garam
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dengan mengunjungi tempat
wisata, berkumpul bersama dengan anggota keluarga serta
menonton televisi bersama-sama juga termasuk dari rekreasi
keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

6
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga dan mengkaji sejauh mana keluarga dapat
melaksanakan tugas sesuai tahapan perkembangan keluarga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan secara singkat tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi dan kendala apa saja yang ada sehingga tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga inti, upaya apa yang dilaukan untuk mencegah
penyakit dan bagaimana keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan. Biasanya keluarga dengan stroke tidak memantau
tekanan darah dan mengakibatkan resiko pecahnya pembuluh
darah di otak dan keluarga juga terkadang tidak rutin
membawa anggota keluarganya yang sakit ke pelayanan
kesehatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Meliputi riwayat penyakit keturunan adakah anggota keluarga
yang menderita Stroke sebelumnya atau faktor risikonya
seperti hipertensi, riwayat masing-masing anggota keluarga.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
1) Ukuran rumah
2) Kondisi dalam dan luar rumah
3) Kebersihan rumah
4) Ventilasi rumah
5) Saluran pembuangan air limbah
6) Air bersih
7) Pengelolaan sampah
8) Kepemilikan rumah
9) Kamar mandi/WC
10) Denah rumah

7
b. Karateristik Tetangga dan Komunitas Tempat Tinggal
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan
atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
memengaruhi kesehatan penderita stroke.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Menjelaskan sudah berapa lama keluarga tinggal di temapat
ini. Dan apakah keluarga pernah berpindah tempat tinggal
sebelumnya atau sering berpindah-pindah tempat tinggal.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menjelaskan perkumpulan/organisasi apa yang diikuti oleh
anggota keluarga biasanya.
e. System Pendukung Keluarga
Termasuk siapa saja yang selalu mendukung keluarga saat ada
masalah yang dihadapi.
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga dan siapa
yang menjadi model peran dalam keluarga.
b. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan seperti apa anggota keluarga saat berkomunikasi
dan ketika anggota keluarga memecahkan masalah yang
sedang dihadapi.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan seperti apa respon keluarga bila ada salah satu
anggota keluarga yang mengalami masalah dan kekuatan apa
yang digunakan oleh keluarga.
5. Fungsi Keluarga

8
a. Fungsi ekonomi
Menjelaskan bagaimana keluarga dalam memenuhan
kebutuhan sandang, pangan dan papan serta sejauh mana
keluarga dapat memanfaatkan sumber yang ada lingkungan
rumah atau di masyarakat dalam upaya peningkatkan status
kesehatan keluarga.
b. Fungsi mendapatkan status sosial
Menjelaskan apa saja upaya keluarga yang telah dilakukan
untuk memperoleh status sosial di masyarakat tempat tinggal
keluarga.
c. Fungsi pendidikan
Menjelaskan apa yang dilakukan oleh keluarga dalam
pendidikan selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau dari
keluarganya sendiri.
d. Fungsi sosialisasi
Menjelaskan seperti apa hubungan keluarga dengan orang lain
dan sejauh mana anggota keluarga belajar dispiplin, norma,
tahu budaya dan perilaku.
e. Fungsi perawatan kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
Bagaimana keluarga dalam mengenali masalah kesehatan
termasuk sejauh mana keluarga dapat memahami tentang
penyakit stroke, pengertian dari stroke, faktor penyebab,
tanda dan gejala, dan bagaimana mencegah komplikasi
pada penyakit stroke.
2) Mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan
Keluarga mampu mengambil keputusan, dan bagaimana
sistem pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit menderita
stroke.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit

9
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
menderita stroke, bagaimana keluarga mengetahui
keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan perawatan yang
diperlukan pada penyakit stroke
4) Memodifikasi lingkungan
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan seperti
menjaga dan memlihara lingkungan tempat tinggal agar
selalu bersih. Agar tercipta lingkungan yang nyaman dan
sehat.Karena lingkungan yang tidak bersih dapat
berdampak buruk terhadap kesehatan keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan, seperti
keperawatan keluarga terhadap petugas kesehatan dan
fasilitas kesehatan, keberadaan fasiltas kesehatan, dan
apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga.
f. Fungsi Religius
Keluarga mampu mengamalkan ajaran agama yang di anut
dalam kehidupan sehari-hari.
g. Fungsi reproduksi
Keluarga mampu menjelaskan berapa jumlah anak nya
sekarang, berapa jumlah anak yang direncanakan dan alat
kontrasepsi apa yang digunakan keluraga saat ini.
h. Fungsi afektif
Menjelaskan perasaan individu terhadap anggota keluarga
seperti rasa saling menyayangi dan memiliki satu sama lain.
6. Stress dan Koping
a. Stresor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu stresor yang dihadapi oleh
keluarga yang membutuhkan waktu kurang dari 6 bulan untuk
menyelesaikan stressor tersebut. Sedangkan stresor jangka
panjang adalah stresor yang dihadapi oleh keluarga yang

10
membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan untuk menyelesaikan
stressor tersebut.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor
yang sedang dihadapi keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Mengkaji strategi apa yang digunakan keluarga dalam
menghadapi sebuah masalah. Apakah dengan musyawarah
bersama dengan anggota keluarga yang lain atau keluarga
hanya diam saja.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Adaptasi disfungsional apa yang digunakan keluarga jika
keluarga sedang menghadapi sebuah masalah
7. Pemeriksaan fisik
a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga
c. Aspek mulai vital sign,rambut,kepala,mata,mulut THT, leher,
jantung, thorak dan paruabdomen, ekstremitas,atas dan bawah,
sistem genitalia.
Keadaan umum : Tingkat kesadaran bisa sadar baik sampai
terjadi koma.
1) Tanda-tanda vital
1) Suhu: Biasanya suhu dalam keadaan normal
2) Nadi : Denyut nadi naik turun
3) Pernafasan: Tidak terdapat adanya cuping hidung
4) Tekanan darah: Dapat terjadi hipertensi dan hipotensi
5) Kepala
Sering dijumpai pasien dengan penyakit stroke biasanya
mengalami kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, tidak dapat berkomuikasi, dan mengalami
penurunan tingkat kesadaran

11
2) Mata
Pada klien stroke jika mengalami penurunan kadar HB
dapat terjadi Anemis
3) Hidung
Pada klien stroke tidak ditemukan kelainan pada hidung
4) Mulut
Pada klien stroke biasanya mengalami penurunan
kemampuan gerakan mengunyah, penyimpangan rahang
bawah kesisi yang lumpuh, kemampuan menelan kurang,
kurang baik dan kesulitan membuka mulut
5) Leher
Pada pasien stroke kaku kuduk sering terjadi
6) Jantung
Pengkajian pada sisitem kardiovaskuler
7) Thorak dan paru
a) Paru
Inpeksi :Simestris kanan dan kiri, terdapat barrel
hest, pigeon chesr dan funnel chest
Palpasi : Vocal premitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vakuler, Namun kadang terdengar
ronchi jika pasien menglami penurunan
kesadaran yang cukup lama
b) Jantung
Inpeksi : ictus cordis tidak Nampak
Palpasi :teraba ictus cordis di ics 5 mid
claviculasinistra
Perkusi : Pekak
Auskultasi : BJ 1 dan BJ 2 tunggal
c) Abdomen
Inpeksi : Simetris tidak terdapat asites
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada

12
Pembesaran pada hepar
Perkusi : Timphany
Auskultasi : bising usus dalam rentang normal
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bedrest
yang lama, dan kadang terdapat kembung
8) Ekstremitas
Pada klien stroke sering didapatkan mengalami
kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
9) Neurologis
Umumnya terdapat gangguan pada saraf kranial I-XII.
8. Pemeriksaan saraf kranial menurut Muttaqin (2012) I-XII :
a. Saraf I : Pada klien stroke biasanya tidak ditemukan ada
kelainan pada fungsi penciuman
b. Saraf II : Disfungsi persepsi visual karena gangguan saraf
sensori primer diantara mata dan korteks visual. Gangguan
hubungan visual-visual sering terlihat pada klien dengan
hemiplegi kiri
c. Saraf III, IV, dan VI : jika akibat stroke mengakibatkan
paralisi, pada satu sisi otot-otot ukularis didapatkan penurunan
kemampuan gerakan konjungtiva unilateral disisi yang sakit
d. Saraf V : Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis
saraf trigenimus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan
mengunyah, penyimpangan rahang bawah kesisi ipsilateral,
serta kelumpuhan satu sisi otot pterigodius internus dan
eksternus.
e. Saraf VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah
asimetris, dan otot tertarik kebagian sisi yang sehat
f. Saraf VIII : Tidak ditemukan adaanya tuli konduktif dan tuli
persepsi
g. Saraf IX dan X : Kemampuan menelan kurang baik dan
kesulitan membuka mulut

13
h. Saraf XI : Tidak ada atrifi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius
i. Saraf XII : Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan
fasikulasi, serta indra pengecapan normal.
9. Harapan keluarga
Diahir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2.1.2 Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk
dilakukan perumusan diagnosis keperawatan.
2.1.3 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan jenis diagnosis seperti :
1. Gangguan Mobilitas Fisik
a. Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri (SDKI, 2017).
b. Batasan Karakteristik
1) Stroke
2) Cedera medula spinalis
3) Trauma
4) Fraktur
5) Osteoarthritis
6) Ostemalasia
7) Keganasan
c. Faktor yang berhubungan:
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
5) Ketidakmampuankeluargamemanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.

14
Tabel 2.2.3 Skoring diagnosa keperawatan keluarga

KRITERIA BOBOT SKOR

Aktual = 3
Sifat masalah 1 Resiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan Mudah = 2
masalah untuk 2 Sebagian = 1
dipecahkan Tidak dapat = 0
Tinggi = 3
Potensi masalah
1 Cukup = 2
untuk dicegah
Rendah = 1
Segera diatasi = 2
Menonjolnya
1 Tidak segera diatasi = 1
masalah
Tidak dirasakan adanya masalah =0

Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap kriteria
2. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan kalikan lah dengan
bobot.
Skore
X Bobot
Angka Tertinggi

15
2.1.4 Intervensi Keperawatan

DIAGNOSIS KRITERIA RENCANA


TUJUAN STANDAR EVALUASI
KEPERAWATAN EVALUASI INTERVENSI
Gangguan Tujuan Umum:
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan
berhubungan keperawatan selama 2minggu
dengan: diharapkan masalah
1. Ketidakmampuan keperawatan gangguan
keluarga mengenal mobilitas fisik dapat teratasi
masalah. Tujuan Khusus: Setelah
2. Ketidakmampuan pertemuan 6x60 menit,
keluarga keluarga mampu:
mengambil 1. Mengenal masalah penyakit Respon Verbal Keluarga mampu menjelaskan 1. Disusikan bersama
keputusan a. Menjelaskan apa yang pengertian stroke keluarga tentang
mengenai tindakan dimaksud stroke a. Stroke adalah penyakit pengertian stroke
kesehatan yang serebrovaskuler(pembul 2. Motivasi keluarga
tepat uh darah otak) yang untuk
3. Ketidakmampuan ditandai dengan mengungkapkan
keluarga merawat gangguan fungsi otak kembali apa yang

16
anggota yang sakit karena adanya kerusakan telah disampaikan
4. Ketidakmampuan atau kematian jaringan
keluarga otak akibat
memelihara berkurangnya atau
lingukungan. tersumbatnya aliran
5. Ketidakmampuan darah dan oksigen ke
keluarga otak.
memanfaatkan b. Menjelaskantanda dan Respon Verbal Keluarga mampu menyebutkan 1. Diskusikan tanda
fasilitas pelayanan gejala stroke 3 dari 6 tanda dan gejala stroke dan gejala yang
kesehatan. a. Sakit kepala hebat yang biasanya terjadi
datang secara tiba-tiba, 2. Jelaskan kepada
disertai kaku pada leher keluarga tentang
dan pusing berputar tanda dan gejala dari
(vertigo). penyakit stroke
b. Penurunan kesadaran. 3. Beri pujian atas
c. Tiba-tiba mengalami jawaban yang benar
mati rasa
d. Gangguan pada
keseimbangan dan

17
gagguan berbicara
c. Menjelaskan penyebab Respon Keluarga mampu menyebutkan 1. Diskusikan bersama
stroke Psikomotor 5 dari 10 penyebab dari stroke keluarga penyebab
a. Hipertensi stroke
b. Mengkonsumsi obat 2. Jelaskan kepada
tertentu keluarga penyebab
c. Kegemukan atau dari penyakit stroke
obesitas 3. Motivasi keluarga
d. Usia untuk mengulang
e. Riwayat keluarga kembali penyebab
stroke
4. Jelaskan kembali
hal-hal yang telah
didiskusikan
2. Keluarga mampu
mengambil keputusan
a. Menjelaskan akibat Respon Verbal Keluarga dapat menyebutkan 1. Motivasi keluarga
yang terjadi apabila akibat apabila gangguan untuk
gangguan mobilitas mobilitas fisik tidak diatasi memutuskankeputus

18
fisik tidak teratasi yaitu : an secaratepat
a. Kekakuan pada anggota 2. Beri re-inforcement
gerak tubuh atas keputusan yang
b. Mengalami keterbatasan diambilkeluarga
gerak
b. Mengambil keputusan Respon Verbal Keluarga mengatakan akan
untuk mencegah membawa anggota keluarga
penyakit yang sait ke Puskesmas
3. Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga
yang sakit.
a. Menjelaskan kepada
keluarga cara Respon Keluarga dapat memberikan 1. Anjurkan pada
memberikan perawatan Psikomotor perawatan yang baik dan tepat keluarga untuk rutin
yang baik kepada pada pasien pendeita stroke melakukan Latihan
pasien penderita stroke Cara perawatan penyakit Range Of Mation
stroke dengan ROM ( ROM )
1. Keluarga dapat 2. Motivasi keluarga
melakukan perawatan untuk demontrasi

19
tirah baring atau mempratekkan
2. Keluarga dapat yang sudah
meningkatkan Latihan diajarkan.
kekuatan 3. Memberikan
a. Keluarga dapat penjelasan kepada
meningkatkan Latihan keluarga tentang
peregangan sendi manfaat Latihan
b. Keluarga dapat Range Of Mation
melakukan Terapi (ROM )
latihan ambulasi 4. Anjurkan keluarga
c. Keluarga dapat untuk melakukan
melakukan Terapi terapi nutrisi
Latihan pergerakan 5. Anjurkan keluaga
sendi untuk manajemen
d. Keluarga dapat pengobatan
melakukan terapi Beri pujian atas
latihan control otot tindakan yang sudah
e. Keluarga dapat dilakukan keluarga.
melakukan terapi

20
aktivitas
f. Keluarga dapat
melakukan terapi
nutrisi
g. Keluarga dapat
manajemen
pengobatan
b. Mendemonstrasikan Respon Keluarga mendemonstrasikan a. Anjurkan pada
cara perawatan Psikomotor kembali cara perawatan stroke keluarga untuk
penyakit stroke seperti : memantau pasien
1. Keluarga dapat untuk pengukura
mengurangi makanan yang tekanan darah rutin
mengandung garam dan b. Anjurkan pada
lemak keluarga dan pasien
2. Keluarga dapat melatih untuk pembatasan
hidup sehat dan nyaman garam dan lemak
untuk pasien stroke c. Motivasi keluarga
3. Keluarga dapat untuk melakukan
mendukung latian Latihan Latihan Range Of

21
Range Of Mation (ROM ) Mation (ROM )
pasien stroke kembali apa yang
4. Keluarga dapat mengajak telah di sampaikan
olaraga dengan teratur atau yang sudah di
demostrasikan
d. Berikan penjelasan
kepada keluarga
tentang manfaat
Latihan Range Of
Mation (ROM )
e. Beri pujian atas
tindakan yang sudah
dilakukan keluarga.
4. Ketidakmampuankeluarga
memelihara lingkungan
a. Menciptakan suasana
rumah yag kondusif Respon Verbal Keluarga mampu menciptakan Diskusikan dengan
suasana rumah yang kondusif keluarga tentang
lingkungan yang

22
kondusif agar dapat
membuat ketenangan
bagi pasien
b. Mengembangkan Respon Keluarga mengembangkan Diskusikan dengan
komunikasi yang Psikomotor komunikasi yang efektif keluarga tentang
efektif dengan klien, karena dengan komunikasi yang efektif
komunikasi yang baik dapat dengan klien, dengan
membantu perkembangan mengajak ngobrol
kesehatan pasien dengan baik dan
berusaha memahami
maksud yang di
sampaikan penderita
c. Menciptakan Respon Verbal 1. Keluarga dapat Motivasi keluarga untuk
lingkungan yang aman menciptakan lingkungan mengubah lingkungan
bagi penderita yang aman bagi penderita agar diberikan :
a. lantai agar tidak
licin
b. berikan pegagan
c. mendekatkan

23
pispot ke
penderita bagi
pasien laki-laki
d. berikan sandal
karet untuk
pasien
5. Keluarga mampu
menjelaskan manfaat
Fasilitas Kesehatan yang
dapat digunakan untuk
mengatasi stroke
a. Menyebutkan manfaat Respon Verbal Keluarga mampu menjelaskan Jelaskan kepada
fasilitas pelayanan manfaat fasilitas pelayanan keluarga tentang
kesehatan yang dapat kesehatan yang dapat manfaat fasilitas
digunakan untuk digunakan untuk pengobatan kesehatan
mengatasi stroke stroke dan terai sendiri yang
diderita oleh salah satu anggota
keluarga
b. Memanfaatkan fasilitas 1. Keluarga melakukan Tanyakan perasaan

24
pelayanan Kesehatan kunjungan ke fasiilitas keluaraga setelah
Kesehatan bila waktunya mengunjungi fasilitas
control dan obat habis Kesehatan
2. Keluarga dapat meunjukan
kartu berobat

25
2.1.5 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan langkah yang harus dilakukan setelah
perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan
berubah dari keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan
program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk
merencanakan implementasi (Achjar, 2012)
2.1.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan
program kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan
terkait program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai.
Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada
perencanaan program dan pengambilan kebijakan tentang efektifitas
dan efisiensi program.
2.2 Konsep Gangguan Mobilitas Fisik
2.2.1 Pengertian Gangguan Mobilitas Fisik
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri (SDKI, 2017).
2.2.2 Penyebab Gangguan Mobilitas Fisik
Menurut (SDKI, 2017) penyebab dari gangguan mobilitas fisik yaitu :
a. Kerusakkan integritas struktur tulang
b. Perubahan metabolism
c. Ketidakbugaran fisik
d. Penurunan kendali otot
e. Penurunan massa otot
f. Penurunan kekuatan otot
g. Keterlambatan perkembangan
h. Kekakuan sendi
i. Kontraktur
j. Malnutrisi
k. Gangguan musculoskeletal
l. Gangguan neuromuskuler

26
m. Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia
n. Efek agen farmakologis
o. Program pembatasan gerak
p. Nyeri
q. Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik kecemasan
r. Gangguan kognitif
s. Keengganan melakukan pergerakkan
t. Gangguan sensori persepsi
2.2.3 Tanda dan Gejala Mayor dan Minor
Menurut (SDKI, 2017) adapun gejala dan tanda pada pasien dengan
diagnose keperawatan gangguan mobilitas fisik, sesuai dengan standart
diagnose keperawatan Indonesia (SDKI) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3.3
Tanda dan Gejala Gangguan Mobilitas Fisik Berdasarkan SDKI yaitu :
Berdasarkan SDKI yaitu :
Tanda dan Gejala Mayor Tanda dan Gejala Minor
Subjektif Subjektif
1. Kekuatan otot menurun
1. Mengeluh sulit
2. Rentang gerak (ROM)
menggerakkan ekstermitas
menurun
Objektif Objektif
1. Nyeri saat bergerak 1. Sendi kaku
2. Enggan melakukan 2. Gerakan tidak terkoordinasi
pergerakan 3. Gerakan terbatas
3. Merasa cemas saat bergerak 4. Fisik lemah
2.2.4 Kondisi Klinis Terkait dengan Gangguan Mobilitas Fisik
Menurut (SDKI, 2017) kondisi klinis terkait dengan gangguan mobilitas
fisik adalah :
1) Stroke
2) Cedera medulla spinalis
3) Trauma
4) Fraktur
5) Osteoarthritis
6) Ostemalasia
7) Keganasan

27
2.2.5 Penatalaksanaan Gangguan Mobilitas Fisik
Penatalaksanaan pada pasien stroke dengan gangguan mobilitas fisik
yaitu dengan melakukan imobilisasi kepada pasien yang menderita
stroke. Penatalaksanaan gerakan ROM yaitu:
1. Leher terdiri dari fleksi yaitu menggerakkan dagu menempel ke
dada, kemudian mengembalikan kepala ke posisi tegak, gerakan
selanjutnya menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,
kemudian memiringkan kepala sejauh mungkin kearah setiap bahu,
gerakan terakhir yaitu memutar kepala sejauh mungkin ke arah
setiap bahu.
2. Bahu terdiri dari fleksi yaitu menaikkan lengan dengan posisi
lengan di samping tubuh digerakkan ke depan kemudian diangkat
ke atas kepala, ekstensi yaitu dengan mengembalikan lengan ke
posisi semula di samping tubuh, hiperekstensi yaitu menggerakkan
lengan ke belakang tubuh, posisi dari siku harus tetap lurus,
abduksi yaitu menaikkan lengan ke samping atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala, adduksi yaitu menurunkan lengan
ke samping kemudian menyilang tubuh sejauh mungkin, rotasi
dalam yaitu dengan siku fleksi, memutarkan bahu dengan
menggerakkan lengan sampai posisi ibu jari menghadap ke dalam
dan ke belakang, rotasi luar yaitu dengan siku fleksi,
menggerakkan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala,
sirkumduksi yaitu menggerakan lengan dengan gerakan penuh.
3. Siku terdiri dari fleksi yaitu menekuk siku sehingga lengan bawah
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, ekstensi
yaitu meluruskan siku dengan menurunkan lengan.
4. Lengan Bawah terdiri dari supinasi yaitu memutar lengan bawah
dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, pronasi
yaitu memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap
ke bawah.
5. Pergelangan Tangan terdiri dari fleksi yaitu menggerakkan telapak
tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, ekstensi yaitu

28
menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari, tangan dan lengan bawah
berada dalam arah yang sama, hiperekstensi yaitu membawa
permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin, abduksi :
yaitu menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, adduksi yaitu
menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari.
6. Jari-Jari Tangan terdiri dari fleksi yaitu membuat genggaman,
ekstensi yaitu meluruskan jari-jari tangan, hiperekstensi yaitu
menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,
abduksi yaitu meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang
lain, adduksi yaitu merapatkan kembali jari-jari tangan
7. Ibu Jari terdiri dari oposisi yaitu menyentuhkan ibu jari ke setiap
jari-jari tangan pada tangan yang sama.
8. Pinggul terdiri dari fleksi yaitu menggerakkan tungkai ke depan
dan ke atas, ekstensi yaitu menggerakkan kembali ke samping
tungkai yang lain, hiperekstensi yaitu menggerakkan tungkai ke
belakang tubuh, abduksi yaitu menggerakkan tungkai ke samping
menjauhi tubuh, adduksi yaitu menggerakkan kembali tungkai ke
posisi medial dan melebihi jika mungkin, rotasi dalam yaitu
memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rotasi luar yaitu
memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, sirkumduksi yaitu
menggerakkan tungkai memutar.
9. Kaki terdiri dari inversi yaitu memutar telapak kaki dari samping
dalam (medial), eversi yaitu memutar telapak kaki ke samping luar
(lateral).
10. Jari-Jari Kaki terdiri dari fleksi yaitu melengkungkan jari-jari kaki
ke bawah, ekstensi yaitu meluruskan jari-jari kaki, abduksi yaitu
merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain, adduksi yaitu
merapatkan kembali jari-jari kaki.

29
BAB III
METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus


Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu studi yang
menggali masalah Gangguan Mobilitas Fisik Pada Salah Satu Anggota
Keluarga yang Menderita Stroke di wilayah kerja Puskesmas Cukir,
Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. dengan menggunakan metode
pengambilan data secara primer.

3.2 Subjek Studi Kasus


Subjek dari studi kasus ini adalah dua orang pasien, dengan masalah
keperawatan yang sama yaitu Gangguan Mobilitas Fisik pada Salah Satu
Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di wilayah kerja Puskesmas Cukir.
Penelitian akan dilakukan selama 2 minggu dengan 6x pertemuan perawat
akan memberikan asuhan keperawatan, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi :
a. Keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita Stroke
yang bersedia untuk dijadikan responden.
b. Keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita atau
terdiagnosis Stroke baik laki – laki maupun perempuan dengan
rentan usia antara 40 - 60 tahun.
c. Penderita Stroke yang tinggal dalam satu rumah dengan keluarga
d. Penderita Stroke dengan masalah gangguan mobilitas fisik
2. Kriteria Eksklusi :
a. Keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita Stroke
tidak dengan komplikasi.

3.3 Fokus Studi Kasus


Fokus studi merupakan kajian utama dari permasalahan yang akan
dijadikan titik acuan studi kasus. Dalam studi kasus ini yang menjadi fokus
studi adalah Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan Mobilitas

30
Fisik Pada Salah Satu Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di wilayah
kerja Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Yangakan
dilakukan adalah Dukungan Mobilisasi.

3.4 Definisi Operasional Studi


Definisi operasinal adalah pernyataan yang menjelaskan istilah-istilah
dalam penelitian.
1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan adanya ikatan perkawinan,
kelahiran, dan atau adopsi yang tinggal satu rumah terdiri dari ayah, ibu,
anak.
2. Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak
terganggu atau berkurang akibat penyumbatan(stroke iskemik) atau
pecahnya pembuluh darah(stroke hemoragik).
3. Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari
satu atau lebih ekstermitas secara mandiri.

3.5 Instrument Studi


Instrument studi kasus adalah alat yang digunakan untuk menggali data
dilapangan. Lembar format asuhan keperawatan keluarga dari STIKES
PEMKAB JOMBANG.

3.6 Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data dari studi kasus ini dengan menggunakan
metode pengambilan data secara primer.
1. Kunjungan 1 : Melakukan pengambilan data dari responden, kemudian
melakukan BHSP pada keluarga dan klien, setelah itu melakukan
pengkajian pada keluarga dan klien dengan metode wawancara,
observasi, dokumentasi, dan evaluasi.
2. Kunjungan 2: Mengevaluasi kunjungan pertama, menggali pengetahuan
keluarga mengenai gangguan mobilitas fisik pada penderita Stroke dan
dampak jika pasien Stroke tidak ditangani.

31
3. Kunjungan 3 : Mengevaluasi kunjungan kedua, kemudian melakukan
edukasi pada klien dan anggota keluarga lainnya, mendiskusikan dan
melakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan manajemen
kesehatan klien dan keluarga.
4. Kunjungan 4 : Mengevaluasi kunjungan ketiga, keluarga mampu
melakukan atau menerapkan edukasi yang telah diberikan di pertemuan
sebelumnya untuk merawat anggota keluarga yang sakit.
5. Kunjungan 5 : Mengevaluasi kunjungan keempat, keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit.
6. Kunjungan 6 : Mengevaluasi dari kunjungan 1-5 dan kunjungan berakhir
pada kunjungan ke enam.

3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus


Penelitian studi kasus ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Penelitian akan dilakukan
selama 2 minggu dengan 6 kali kunjungan pada bulan April 2022, dan
menggunakan metode pengambilan data primer dengan memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga dengan edukasi kesehatan secara langsung,
bersama dengan petugas kesehatan yang bertanggung jawab di wilayah
tersebut.

3.8 Uji Keabsahan Data


Uji Keabsahan Data dilakukan untuk menguji kualitas data / informasi
yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan legalisasi tinggi.
Disamping kredibilitas peneliti, uji keabsahan data dilakukan dengan :
1. Memperpanjang waktu pengamatan, penelitian atau tindakan.
2. Menggali sumber informasi tambahan menggunakan tiga sumber utama
yaitu anggota keluarga dengan penyakit stroke, keluarga, dan tenaga
kesehatan yang praktek di wilayah tersebut.
3. Hasil penelitian dapat dibutuhkan kebenarannya.

3.9 Analisis Data dan Penyajian Data

32
1. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari hasil WOD (Wawancara, Observasi,
Dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan kemudian
disalin dalam format asuhan keperawatan keluarga STIKES PEMKAB
Jombang.
a. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai langsung responden yang akan diteliti, metode ini
memberikan hasil secara langsung. Metode ini dapat digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara
mendalam serta jumlah responden sedikit. Dalam metode wawancara
ini, dapat digunakan instrumen berupa pedoman wawancara.
b. Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan
melakukan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian
untuk mencari perubahan sehari-hari yang akan diteliti. Dalam
metode observasi ini instrumen yang dapat digunakan adalah lembar
observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar cheklist.
c. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen dapat
berupa gambar, tabel, atau daftar periksa.
2. Penyajian Data
Penyajian dapat dilakukan berupa teks narasi dan tabel. Kerahasiaan dari
responden dijamin dengan jalan memberi inisial pada identitas dari
partisipan.
3. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan
perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode
primer, Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,
diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

3.10 Etika Studi Kasus

33
Dalam melakukan penelitian ini mendapat rekomendasi dari Program
Studi D-III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PEMKAB
Jombang dan permintaan diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang,
dan Puskesmas Cukir. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan
penelitian dengan masalah etika, meliputi:
1. Nonmaleficience
Peneliti berkewajiban untuk meyakinkan bahwa kegiatan penelitian
yang dilakukan tidak menimbulkan suatu risiko bahaya secara fisik
maupun bahaya secara fisiologis. Selama proses wawancara tidak
terjadi hal-hal yang dapat membahayakan bagi partisipan dan sebelum
dilakukan wawancara peneliti memberikan informasi bahwa jika dalam
kegiatan penelitian yang dilakukan menyebabkan ketidaknyamanan
partisipan, maka partisipan memiliki hak untuk tidak melanjutkannya.
Namun, jika hal tersebut tidak terjadi maka wawancara akan diteruskan
(Prawoto & Ghofar, 2015).
2. Beneficence
Prinsip ini mewajibkan peneliti untuk meminimalkan risiko dan
memaksimalkan manfaat yang mana penelitian terhadap manusia
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan manusia baik
secara individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Penelitian ini
akan memberikan informasi bagaimana keluarga menanggapi kejadian
Stroke yang mana hasilnya dapat memberikan informasi kepada
pemberi pelayanan kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang
cara yang biasa dilakukan pada anggota keluarga penderita Stroke di
rumah sehingga, pengetahuan keluarga semakin meningkat dalam
upaya peningkatan mobilitas pada anggota keluarga yang menderita
Stroke.
3. Autonomy
Partisipan memiliki hak untuk menentukan keputusannya berpartisipasi
dalam kegiatan penelitian setelah diberikan penjelasan oleh peneliti dan
memahami bentuk partisipasinya dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari partisipan yang mana

34
sebelum dilakukan tindakan wawancara partisipan diberikan penjelasan
tentang tujuan, manfaat dan proses penelitian yang untuk tidak
melanjutkan keikutsertaannya dalam penelitian.
4. Anonymity
Kerahasiaan partisipan dilakukan dengan cara tidak memberikan atau
tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang akan disajikan. Peneliti menjaga kerahasiaan dengan memberikan
kode peserta mengenai identitasnya.
5. Justice
Prinsip memberikan keadilan dan kesertaan dalam penelitian, dengan
menghargai hak-hak dalam memberikan perawatan secara adil dan hak
untuk menjaga privasi partisipan. Setiap partisipan sebelum dilakukan
kegiatan penelitian diberikan penjelasan mengenai tujuan manfaat dan
proses penelitian yang akan dilakukan. Peneliti menghormati dan
menghargai partisipan apa adanya tanpa membedakan latar belakang
budaya maupun ekonomi.
6. Veracity
Kejujuran merupakan suatu dasar penelitian yang harus dimiliki peneliti
untuk kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan tersebut
dapat diterima dan tidak diragukan validitasnya. Peneliti dalam
melakukan penelitian ini berdasarkan temuan yang ada dan disusun
secara sistematis.
7. Confidentiality
Prinsip memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah. Peneliti menyimpan seluruh
dokumen hasil pengumpulan data berupa lembar persetujuan mengikuti
penelitian, biodata, hasil wawancara dalam tampat khusus yang hanya
bisa diakses oleh peneliti.
8. Inform consent
Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
partisipan peneliti dengan memberikan lembar persetujuan yang

35
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar partisipan
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.
Setelah partisipan bersedia maka, diminta untuk menandatangani
informed consent. Setelah inform consent ditandatangani peneliti
memiliki tanggung jawab terhadap partisipan (Prawoto & Ghofar,
2015).
9. Bujukan/ Inducement
Bujukan/ Inducement merupakan penjelasan tentang insentif bagi
subjek penelitian, dapat berupa material seperti hadiah, layanan gratis
jika diperlukan, atau lainnya, berupa non material: uraian mengenai
kompensasi atau penggantian yang akan diberikan (dalam hal waktu,
perjalanan, hari-hari yang hilang dari pekerjaa, dll)., termasuk
pemberian pengobatan bebas biaya termasuk asuransi, bahkan
kompensasi jika terjadi disabilitas, bahkan kematian (KEPPKN, 2017).

36
DAFTAR PUSTAKA

Dengan, I., Keperawatan, M., Mobilitas, H., & Di, F. (2018). Anggun Tri Cahya
Harini - 152303101042_.
Dwi Wahyu Saputri, B. (2019). Asuhan Keperawatan Cerebro Vascular Accident
(Cva) Pada Pasien Dewasa Dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik. 1,
1–15.
Mussardo, G. (2019). Tahap Pengkajian Dalam Proses Keperawatan. Statistical
Field Theor, 53(9), 1689–1699.
Primanita, R. et al. (2020). Jurnal surya. Media Komunikasi Ilmu Kesehatan,
12(02), 70–76.
Anita Shinta Kusuma, O. S. (2020). Penerapan Prosedur Latihan Range of Motion
(Rom) Pasif Sedini Mungkin Pada Pasien Stroke Non Hemoragik (Snh).
SyntaxLiterate,5(10),1015–1021.
https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/
view/1706/1614
Pajri, R. N., Safri, & Dewi, Y. I. (2018). Gambaran Faktor-Faktor Penyebab
Terjadinya Stroke. Jurnal Online Mahasiswa, 5(1), 436–444.
Paulo. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN STROKE.
Stroke, 1–9.
Primanita, R. et al. (2020). Jurnal surya. Media Komunikasi Ilmu Kesehatan,
12(02), 70–76.
Sudiyanto, H., & Andrio. (2020). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Anggota Keluarga Mengalami Gangguan Mobilitas Fisik Pasca Stroke Di
Masa Pandemi COVID-19 Di Desa SOOKO Kec. SOOKO Kab.
MOJOKERTO. Jurnal Medica Majapahit, 12(2), 59–77.

37
LAMPIRAN 1

PRA PLANNING
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KELUARGA
(Kunjungan Pertama)

I. Latar Belakang
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,penentuan
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian merupakan
langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan
klien. Data yang telah terkumpul kemudian di analisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Jadi berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian baik
melalui anamnesa, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang lainnya.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut :
1. Data umum
2. Lingkungan
3. Fungsi keluarga
4. Pemeriksaan fisik (khususnya bagi anggota keluarga yang sakit)
5. Harapan keluarga
6. Masalah Keperawatan
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa : (belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum
dilakukan)
2. Tujuan umum : Dapat menunjang timbulnya masalah kesehatan pada
keluarga
3. Tujuan Khusus:
a. Terkumpul data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan
fisik dan harapan keluarga.
b. Terindikasi masalah kesehatan.

38
III. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga,
pemeriksaan fisik dan harapan
b. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi
c. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
d. Waktu : 60 menit
e. Tempat : Rumah bapak…RT..RW
f. Strategi Pelaksanaan :
1. Orientasi :
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Mejelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan keluarga
2. Tahap Kerja
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan pemeriksaan fisik (khusus untuk anggota keluarga
yang sakit)
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan
d. Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
3. Tahap Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan salam
IV. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1) LP disiapkan
2) Alat bantu atau media disiapkan
3) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksana
2) Keluarga aktif dalam kegiatan

39
3. Hasil
Keluarga mampu mengenal dan menyetujui masalah kesehatan yang
ada dan memutuskan untuk memprioritaskan masalah kesehatan
bersama perawat.

40
PRA PLANNING
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KELUARGA
(Kunjungan Kedua)

I. Latar Belakang
Setelah mengunjungi dan menjelaskan tujuan praktek di wilayah kerja
maka ditetapkan untuk membina keluarga dengan salah satu anggota
keluarga menderita stroke di wilayah.
Pada tanggal (pertemuan 1) telah di dapatkan data-data umum, data
lingkungan, fungsi keluarga dan harapan keluarga. Maka pada pertemuan
ke-2 hari ini kelengkapan dalam menentukan masalah dan keperawatan dari
keluarga tersebut.
1. Data yang perlu di kaji
a. Riwayat dan tahap perkembangan
b. Struktur keluarga
c. Stress dan koping keluarga
d. Pemeriksaan fisik khususnya (pasien)
e. Harapan keluarga
2. Masalah keperawatan (belum di dapat dirumuskan karena pengkajian
belum lengkap)
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa : (belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum
lengkap)
2. Tujuan umum : Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang
menunjang timbulnya masalah kesehatan pada keluarga
3. Tujuan khusus, setelah melakukan pengkajian dapat dikumpulkan data
a) Riwayat dan tahap perkembangan
b) Struktur keluarga
c) Stress dan koping keluarga
d) Pemeriksaan fisik khususnya (penderita)
III. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pengkajian riwayat dan tahap perkembangan, struktur

41
keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik (penderita)
2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi
3. Media : Format pengkajian, SAP,leafleat
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : Rumah keluarga bapak..RT..RW
6. Stategi pelaksaan
1. Orientasi :
a) Mengucapkan salam
b) Memvalidasi keadaan keluarga
c) Mengingat kontrak
2. Kerja
a) Melakukan pengkajian
b) Melakukan pemeriksaan fisik (penderita)
c) Mengidentifikasi masalah kesehatan
d) Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
3. Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan salam
4. Struktur
a) LP disiapkan
b) Alat bantu atau media disiapkan
c) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
5. Proses
a) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksaan
b) Keluarga aktif dalam kegiatan
6. Hasil

42
PRA PLANNING
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KELUARGA
(Kunjungan Ketiga)

I. Latar Belakang
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga ditemukan satu masalah
kesehatan yaitu Gangguan Mobilitas Fisik . Pada kesempatan pertemuan ini
perawat akan mengenalkan masalah kesehatan tersebut di atas kepada
keluarga kemudian bersama-sama dengan keluarga memprioritaskan
masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif untuk kegiatan selanjutnya.
1. Data yang perlu dikaji
a) Pemahaman keluarga terhadap masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga
b) Kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah kesehatan
yang ada dalam keluarga
2. Masalah keperawatan
Gangguan Mobilitas Fisik
II. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang akan diprioritaskan bersama keluarga
adalah :
1. Gangguan Mobilitas Fisik
2. Tujuan umum : Dalam waktu 60 menit keluarga dapat
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada keluarga
3. Tujuan khusus :
a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang ada
b) Keluarga menyetujui adanya masalah kesehatan yang ada
c) Keluarga memutuskan untuk mempriotaskan masalah kesehatan
yang ada
III. Rencana Kegiatan
1. Topik : Memprioritaskan masalah kesehatan yang ada
pada keluarga

43
2. Metode : Diskusi
3. Media : Alat tulis,SAP,leafleat
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : Rumah keluarga bapak..RT..RW
6. Startegi pelaksanaan :
1. Orientasi :
a) Mengucapkan salam
b) Memvalidasi keadaan keluarga
c) Mengingat kontrak
2. Kerja
Mengenalkan masalah kesehatan yang ada, berdiskusi dengan
keluarga tentang masalah kesehatan yang ada, keluarga
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada bersama perawat
maupun kader.
3. Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucupkan salam
4. Kriteria evaluasi
a) Struktur
1) LP disiapkan
2) Alat bantu atau media disiapkan
3) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b) Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksana
2) Keluarga aktif dalam kegiatan
5. Hasil

44
PRA PLANNING
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KELUARGA
(Kunjungan Keempat)

I. Latar belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 2022 yang akan dilakukan pada
keluarga. Masalah keperawatan: Gangguan Mobilitas fisik
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan
2. Tujuan Umum
Selama 6 x 60 menit kunjungan keluarga dapat memodifikasi
lingkungan dalam perawatan pasien stroke
3. Tujuan Khusus
Setelah 1 x 60 menit kunjungan keluarga mampu menciptakan suasana
rumah yang tenang yang tidak memicu stresor
III. Rancangan Kegiatan
1. Topik
Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik
dan harapan keluarga
2. Metode : Diskusi
3. Media : Format pengkajian,alat tulis,alat pemeriksaan fisik
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : Rumah keluarga bapak…RT…RW
6. Strategi Pelaksanaan:
1. Orientasi :
a) Mengucapkan salam
b) Memvalidasi keadaan keluarga
c) Mengingat kontrak
2. Kerja :
a) Melakukan perawatan dan pencegahan serta berdiskusi tentang

45
pengambilan keputusan dalam merawat keluarga yang sakit
b) Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
3. Terminasi :
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan salam
IV. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a) LP disiapkan
b) Alat bantu atau media disiapkan
c) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Proses
a) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b) Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil

46
PRA PLANNING
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KELUARGA
(Kunjungan Kelima)

I. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 2022 yang akan dilakukan pada
keluarga. Masalah keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan
2. Tujuan Umum
Setelah 6x60 menit kunjungan keluarga dapat
3. Tujuan Khusus
Setelah 1x60 menit kunjungan keluarga,keluarga mampu membuat
keputusan untuk membawa anggota keluarga yang mengalami stroke
untuk dapat rutin kontrol ke pelayanan kesehatan
III. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Meningkatkan kemampuan keluarga untuk membuat
keputusan agar membawa anggota keluarga yang mengalami stroke
rutin kontrol ke pelayanan kesehatan
2. Metode : Diskusi
3. Media : Alat tulis
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : Rumah keluarga bapak..RT..RW
6. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a) Mengucap salam
b) Memvalidasi keadaan keluarga
c) Mengingat kontrak
2. Kerja
a) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk membuat
keputusan agar membawa anggota keluarganya yang

47
mengalami stroke untuk dapat rutin kontrol ke pelayanan
kesehatan
b) Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
3. Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan salam
IV. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a) LP disiapkan
b) Alat bantu atau media disiapkan
c) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Proses
3. Hasil

48
PRA PALNNING
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KELUARGA
(Kunjungan Keenam)

I. Latar Belakang
Berdasarkan hasil survey kegiatan tanggal 2022 yang dilakukan pada
keluarga didapatkan data bahwa keluarga
Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa : Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan
2. Tujuan umum : Selama 6x60 menit kunjungan keluarga dapat
merawat anggota keluarga yang menderita Stroke
3. Tujuan Khusus : Setelah 1x60 kunjungan keluarga dapat:
- Mengenal masalah Stroke
- Keluarga dapat mengambil keputusan atau tindakan yang tepat
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
- Keluarga mampu merawat anggota keluarganya yang sakit dirumah
dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
- Menjelaskan cara pencegahan dan perawatan serta mengajarkan
cara merawat yang baik.
III. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Mengevaluasi pertemuan pertama sampai kelima
2. Metode : Diskusi
3. Media : Alat tulis
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : Rumah keluarga bapak…RT..RW
6. Strategi pelaksanaan :
1. Orientasi :
a) Mengucapkan salam
b) Memvalidasi keadaan keluarga
c) Mengingat kontrak
2. Kerja

49
a) Mengevaluasi pertemuan pertama sampai pertemuan kelima
b) Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
3. Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan salam
IV. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1) LP disiapkan
2) Alat bantu atau media disiapkan
3) Kontrak dengan tepat dansesuai rencana
2. Proses :
1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2) Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
Keluarga dapat mengingat dan mempratekkan tindakan yang sudah
dilakukan pada pertemuan pertama sampai kelima.

50
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA PENDERITA
STROKE

Topik : Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke


Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : ...
Waktu : 60 menit
Penyaji : Ipus Sonia
Tempat : Rumah Pasien
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien / keluarga diharapkan
dapat  mengerti  tentang pengertian ROM, Jenis ROM, Tujuan ROM, manfaat
ROM, dan prosedur tindakan ROM.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :
1. Dapat memahami tentang ROM
2. Dapat mengetahui tentang jenis ROM
3. Dapat mengerti tentang tujuan ROM
4. Dapat memahami tentang manfaat ROM
5. Dapat mengetahui dan mempraktikkan prosedur tindakan ROM
C. Materi (terlampir)
1. Pengertian ROM
2. Jenis ROM
3. Tujuan ROM
4. Manfaat ROM
5. Prosedur tindakan ROM
D. Alat Bantu :
Menggunakan alat bantu Laptop, Leaflet.
E. Metode

51
Ceramah dan tanya jawab.
F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN
PESERTA
1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam
1.     Mengucapkan salam. ·   Mendengarka
2.     Menjelaskan nama dan akademi Mendengarkan
3.     Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan
4.    Menyebutkan materi yang diberikan.
  Menanyakan kesiapan peserta
2. 10 menit Pelaksanaan : Mendengarkan
1.     Penyampaian materi
 Menjelaskan tentang pengertian ROM
 Menjelaskan tentang jenis ROM
 Menjelaskan tentang tujuan ROM
 Menjelaskan tentang manfaat ROM
 Menjelaskan tentang prosedur
tindakan ROM
Tanya jawab
 Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya Bertanya

3. 10 menit Evaluasi: Menjelaskan


1.     Menanyakan kembali hal-hal yang sudah
dijelaskan mengenai ROM

4. 5 menit Penutup :
Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah dibahas ·
Memberikan salam penutup
Menjawab salam

52
F. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Anggota keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Anggota keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
c. Anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
2. Evaluasi Hasil
Pada bagian akhir, peserta secara volunteer/ditunjuk mampu
menyebutkan ulang hal-hal berikut ini :
a. Mengetahui tentang cara perawatan kesehatan pada pasien stroke
b. Mengetahui dan mendemonstrasikan cara melakukan ROM

53
Lampiran

STANDART OPERATING PROCEDURE / SOP


PEMBERIAN TERAPI ROM PASIF
1. Pengertian.
Range of Motion (ROM) merupakan prosedur dan usaha untuk memenuhi
kebutuhan fisik terutama aktivitas gerak (mobilisasi) untuk pasien dengan
keterbatasan gerak.
2. Jenis ROM
ROM terdiri dari fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan bawah,
fleksi bahu, abduksi dan adduksi bahu.rotasi bahu, ekstensi jari-jari tangan,
inversi dan eversi jari kaki, fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan
ekstensi lutut, rotasi pangkal paha, abduksi dan adduksi pangkal paha.
3. Manfaat ROM
Manfaat dilakukannya range of motion adalah untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas. Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan
perfusi jaringan. Selain itu, koordinasi persyarafan akan menjadi lebih
optimal. Sedangkan, manfaat dilakukannya range of motion pada pasien
dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi syndrome
pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem
syaraf, meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem
muskulo skeletal yang mengalami gangguan.
4. Tujuan ROM
a. Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Menstimuulasi persendian
d. Mencegah kontraktur sendi
2. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan
yang terjadi. Ada tiga hal yang yang dapat menyebabkan gangguan tersebut.
Diantaranya adalah:
a. Kerusakan otot

54
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot.
Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan
jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika
otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma
langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan
tendon atau ligaman, radang dan lainnya.
b. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hingga menggangu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran
maupun fungsi dari sistem rangka. Diantaranya adalah, farktur, radang
sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
c. Gangguan pada sistem persyarafan.
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak.
Impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan
anggota gerak. Jadi, jika syaraf tergganggu maka akan terjadi gangguan
penyampaian impuls dari dan ke organ target. Dengan tidak sampainya
impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
Kerusakan dapat terjadi pada susunan syaraf pusat (upper motor
neuron/UMN) atau pada susunan Syaraf tepi (lower motor neuron/LMN).
Yang termasuk UMN adalah otak. Contoh penyakit yang mengganggu
otak adalah stroke dan dapat menyebabkan gangguan mobilisasi.
Sedangkan untuk LMN adalah Guillaine-bare syndrome dan gangguan
sistem syaraf lainnya seperti trauma tulang belakang.
5. Indikasi dilakukan ROM :
a. Pasien tirah baring lama
b. Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran
c. Pasien dengan kasus fraktur
d. Pasien post operasi yang kesedarannya belum pulih
6. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik

55
7. Prosedur
a. Cara fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
Prosedur Kerja:
1. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku
menekuk dengan lengan
2. Pegang tangan klien dengan satu tangan dan tangan lain memegang
pergelangan tangan klien
3. Tekuk tangan klien ke depan sejauh mungkin
4. Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi
b. Cara fleksi dan ekstensi siku
Prosedur Kerja:
1. Atur posisi lengan klien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuh klien
2. Letakkan tangan di atas siku dan pegang tangan klien dengan tangan
yang lainnya
3. Tekuk siku klien sehingga tangan klien mendekati bahu
4. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya
5. Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi
c. Cara pronasi dan supin
Prosedur Kerja:
1. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh dengan siku menekuk
2. Letakkan satu tangan pada pergelangan dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya
3. Putar lengan bawah psien sehingga telapak tanga pasien menjauhi
pasien
Kembalikan ke posisi awal
4. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menghadap ke
arah pasien
5. Kembalikan ke posisi semula
6. Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi
d. Cara fleksi bahu
Prosedur Kerja:

56
1. Atur posisi tangan pada pasien di sisi tubuhnya
2. Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya
3. Angkat lengan klien pada posisi awal
4. Lakukan observasi perubahan yang terjadi
e. Cara abduksi dan adduksi bahu
1. Atur posisi lengan klien disamping badannya
2. Letakkan satu tangan di atas siku klien dan pegang tangan klien
dengan tangan lainnya
3. Gerakkan lengan klien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat
4. Kembalikan ke posisi semula
5. Catat perubahan yang terjadi
f. Cara rotasi bahu
Prosedur Kerja:
1. Atur posisi lenganmenjauhi dari tubuh degan siku menekuk
2. Letakan satu tangan di lengan atas klien dengan siku dan pegang
tangan klien dengan tangan yang lain
3. Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan mengahadap ke bawah
4. Kembalikan ke posisi semula
5. Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan mengahadap
6. ke atas
7. Kembalikan ke posisi semula
8. Obsevasi perubahan yang terjadi
9. Cara fleksi dan ekstensi jari-jari
Prosedur Kerja:
1. Pegang jari-jari pasien dengan satu tangan sementara tangan lainnya
memegang kaki
2. Bengkokan jari-jari kaki ke bawah
3. Luruskan jari-jari kemudian dorongan ke belakang
4. Kembalikan ke posisi semula

57
5. Observasi perubahan yang terjadi
6. Cara infersi dan efersi kaki
Prosedur Kerja:
1. Pegang separuh bagian atas dengan satu tangan dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan lain
2. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
3. Kembalikan ke posisi semula
4. Putar kaki keluar sehingga telapak kaki menjauhi kaki lainnya
5. Kembalikan ke posisi semula
6. Observasi perubahan yang terjadi
i. Cara fleksi dan extensi pergelangan kaki
Prosedur Kerja:
1. Letakkan satu tangan pada telapak kaki klien dan satu tangan yang
lain di atas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan releks
2. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari ke arah dada klien
3. Kembalikan ke posisi semula
4. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien
5. Observasi perubahan yang terjadi
j. Cara fleksi dan extensi lutut
Prosedur Kerja
1. Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan pegang tumit klien
dengan tangan yang lain
2. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
3. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
4. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
5. Kembalikan ke posisi semula
6. Obsevasi perubahan yang terjadi
k. Cara rotasi pangkal paha
Prosedur Kerja:
1. Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu tangan lainnya
di atas lutut
2. Putar kaki menjauhi perawat

58
3. Putar kaki mengarah perawat
4. Kembalikan ke posisi semula
5. Observasi perubahan yang terjadi
a. Cara abduksi dan adduksi pangkal paha
Prosedur Kerja:
1. Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan satu tangan pada tumit
2. Jaga posisi klien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat
tidur. Gerakkan kaki menjauhi badan perawat
3. Kembalikan ke posisi semula
4. Obsevasi perubahan yang terjadi

59
Lampiran 2 Penjelasan subjek Penelitian

PENJELASAN SUBJEK PENELITIAN (PSP) BAGI PARTISIPAN


WAWANCARA

Judul Penelitian :
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan Mobilitas Fisik pada Salah Satu
Anggota Keluarga yang Menderita Stroke.
Tujuan Penelitian :
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan Mobilitas
Fisik pada Salah Satu Anggota Keluarga yang Menderita Stroke Prosedur
pengumpulan data meliputi :
1) Tahap Persiapan
Prosedur yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan adalah :
a. Pembuatan surat izin pengambilan data awal dari Stikes Pemkab Jombang
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dan Puskesmas Cukir.
b. Melakukan koordinasi dengan memegang program terkait untuk
pengambilan data awal.
c. Peneliti mulai menyusun proposal penelitian, uji pra-proposal dan uji
proposal.
d. Pembuatan surat izin dari komite etik Stikes Pemkab Jombang.
e. Pembuatan surat izin penelitian dari Stikes Pemkab Jombang untuk
diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sehingga
memberikan surat perizinan kepada Puskesmas Cukir.
f. Melakukan koordinasi dengan perawat untuk melakukan penelitian.
Penelitian juga akan mencari data berupa informasi terkait
informan/narasumber yang sesuai dengan tujuan penelitian serta nomer
telepon yang dapat dihubungi.
g. Peneliti datang ke perawat bersama subyek penelitian untuk melakukan
kujungan pertama, kemudian peneliti akan menjelaskan tentang identitas
peneliti (pengenalan). Kunjungan pertama bertujuan agar mudah membina
hubungan saling percaya antara peneliti dan subyek peneliti. Peneliti juga

60
akan menentukan subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria,
menjelaskan penelitian yang akan dilakukan, tujuan dan manfaat
penelitian, peran peneliti dan partisipan, penggunaan asuhan dan
wawancara. Calon partisipan yang menyatakan bersedia menjadi
partisipan, selanjutnya peneliti memberikan lembar inform concent untuk
dilaksanakan sesuai kesepakatan antara peneliti dan partisipan dengan
memperhatikan privacy.
h. Kunjungan kedua dalam rangka membina hubungan saling percaya agar
partisipan merasa dekat dengan peneliti, sehingga peneliti dapat menggali
pengetahuan partisipan tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Gangguan Mobilitas Fisik pada Salah Satu Aanggota Keluarga yang
Menderita Stroke.
2) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengumpulan Data :
a. Kunjungan ketiga adalah proses wawancara yang dimulai dengan
peneliti membina hubungan (trust) yaitu dengan menanyakan kepada
partisipan tentang keadaannya. Peneliti menyediakan waktu bagi
partisipan untuk bersikap santai dan tidak tegang selama proses
wawancara berlangsung, serta menanyakan kesiapan partisipan untuk
melakukan wawancara.
b. Peneliti meminta izin kepada partisipan yang akan dilakukan
wawancara.
c. Peneliti menyiapkan peralatan wawancara seperti buku catatan dan alat
tulis.
d. Wawancara dilakukan bila partisipan telah menyatakan siap.
wawancara dilanjut dengan menggali pengetahuan partisiapan
mengenai masalah Gangguan Mobilitas Fisik dan cara melakukan
penanganan yang tepat.
e. Selama proses wawancara, peneliti menulis catatan lapangan (field
note) yang penting untuk melengkapi hasil wawancara. Catatan
lapangan digunakan untuk mendokumentasikan suasana, ekspresi

61
wajah, perilaku dan respon non verbal partisipan selama proses
wawancara.
f. Peneliti membuat kontrak waktu dengan partisipan untuk kunjungan
ke-empat, kunjungan ini bertujuan untuk klarifikasi data dan validasi
data serta jika masih ada data yang perlu ditambahkan.
3) Tahap Terminasi
Pada tahap terminasi peneliti melakukan validasi tema akhir pada semua
partisipan. Setelah melakukan validasi tema akhir, peneliti menyatakan
pada partisipan bahwa proses penelitian telah berakhir dan peneliti
mengucapkan terimakasih dan berpamitan serta memberikan cendera mata
kepada partisipan,

Manfaat :
Bagi tenaga kesehatan dapat dijadikan informasi penting terkait cara
melakukan perawatan pasien stroke dengan masalah gangguan mobilitas fisik
dengan cara melakukan latihan ROM.

Hambatan Penelitian :
Penelitian tidak dapat dilakukan bila keluarga dengan pasien stroke menolak
untuk dijadikan responden dan tidak bersedia menandatangani Inform
Consent.

Hak Untuk Undur Diri :


Keikutsertaan partisipan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan partisipan
berhak untuk mengundurkan diri kapan pun, tanpa menimbulkan konsekuensi
yang merugikan partisipan.

Adanya Insentif/Inducement Untuk Subyek :

Oleh karena keikutsertaan partisipan bersifat sukarela partisipan akan


diberikan bingkisan berupa sembako sebagai ucapan terimakasih.

62
Contact Person Peneliti :
Nama : Ipus Sonia
No. Telepon : 085745920918
Alamat :Dsn. Karangan Kulon, Ds. Karangan,
Kec. Bareng, Kab. Jombang
Email : soniaipus@gmail.com

Contact Penanggung Jawab Pendamping Peneliti/Perawat Ruang :


Nama :
No. Telepon :

Jombang, Maret 2022


Peneliti

Ipus Sonia
NIM. 192102015

Partisipan Saksi

63
Lampiran 3 Informed Concent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

(Informed Concent)

Setelah membaca dan memahami surat dari saudari IPUS SONIA, NIM
192102015, mahasiswa D-III Keperawatan STIKES PEMKAB JOMBANG, Serta
mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat, proses selama penelitiannya,
maka saya BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian
yang akan dilakukan dengan judul * Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Gangguan Mobilitas Fisik Pada Salah Satu Anggota Keluarga yang Menderita
Stroke *.
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari
siapapun.

Jombang, Maret 2022

Saksi Partisipan Peneliti

( ) ( ) (Ipus Sonia)

64

Anda mungkin juga menyukai