Anda di halaman 1dari 59

i

EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI BERMAIN GAME TERHADAP


TINGKAT NYERI POST SIRKUMSISI PADA PASIEN DI RUMAH
KHITAN MALIK CARE

Proposal Penelitian

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir


Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Si Keperawatan

Disusun Oleh :

HANDRI SETYO WIBOWO

02202206094

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2023
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian Proposal dengan judul “Efektivitas terapi relaksasi bermain game


terhadap tingkat nyeri post sirkumsisi pada pasien di rumah khitan malik care”,
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Proposal
Penelitian Program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Teknologi
Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

NAMA : HANDRI SETYO WIBOWO

NIM : 02202206094

Pada:
Hari :
Tanggal : Tanggal Bulan Tahun

Pembimbing I Pembimbing II

Yuli Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep Weni Hastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Ph.D


NIDN. 0610078604 NIDN. 0618047704
iii

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI BERMAIN GAME TERHADAP


TINGKAT NYERI POST SIRKUMSISI PADA PASIEN DI RUMAH
KHITAN MALIK CARE

Disusun Oleh:

NAMA : HANDRI SETYO WIBOWO

NIM : 02202206094

Penelitian ini telah diseminarkan dan diujikan


Pada tanggal : Oktober 2023

Susunan Tim Penguji :

No. Nama Jabatan dalam tim Tanda Tangan

1. Nama Ketua Penguji Ketua Penguji


NIDN. .....................

2. Yuli Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep Penguji 1


NIDN. 0610078604 .....................

3. Weni Hastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Ph.D Penguji 2


NIDN. 0618047704 .....................
Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ka. Prodi S1 Keperawatan

Yuli Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep Nurul Istiqomah, S. Kep., Ns., M.Kep
NIDN. 0610078604 NIDN. 0618109203
iv

KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberi kekuatan, ketabahan,
kemudahan dalam berfikir untuk menyelesaikan proposal penelitian ini. Sholawat
dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW., seluruh keluarga,
para sahabat, dan yang lainnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal ini Proposal ini mengambil judul “EFEKTIVITAS
TERAPI RELAKSASI BERMAIN GAME TERHADAP TINGKAT NYERI
POST SIRKUMSISI PADA PASIEN DI RUMAH KHITAN MALIK CARE”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini mengalami banyak
kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan
dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang telah
diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan kepada:
1. Dr. Weni Hastuti, S.Kep.Ns., M.Kes., Ph.D selaku Ketua Rektor Institut
Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta sekaligus
sebagai Pembimbing 2 yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian serta memberikan dukungan, masukan dan saran dalam
penyusunan proposal ini
2. Yuli Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah
Surakarta sekaligus pembimbing 1 dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Yang telah sabar dalam memberi masukan, mengoreksi, merevisi serta
melengkapi dalam penyusunan proposal ini
3. Seluruh dosen dan staf di Institut Tehnologi Sains dan Kesehatan PKU
Muhammadiyah Surakarta, terimaksih atas motivasi, kepedulian, perhatian
serta atas ilmu yang telah diberikan yang sangat bermanfaat.
4. Kedua orang tuaku tercinta yang tak pernah lelah berjuang, berdoa, memberi
motivasi serta memberikan kasih sayang yang teramat besar.
5. Istri serta anakku tercinta yang selalu memberikan semangat dan doanya.
6. Keluarga RS Karima Utama yang selalu memberikan motivasi dan
doanya.
7. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada
penulis, yang tidak dapat kami sebutkan satu peRSatu hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini
Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terkait, di kalangan akademis dan masyarakat yang berminat terhadap ilmu
keperawatan.
Surakarta, Oktober 2023
v

Daftar Isi

sampul ................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
Daftar Isi.............................................................................................................. v
Daftar Gambar .................................................................................................. viii
Daftar Lampiran.................................................................................................. ix
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1. Tujuan Umum ........................................................................................ 4
2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
C. Manfaat ..................................................................................................... 4
1. Manfaat teoritis ...................................................................................... 4
2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 5
D. Penelitian terkait ....................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................. 8
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 8
A. TINJAUAN TEORI .................................................................................. 8
1. Khitan/sirkumsisi ...................................................................................... 8
2. Konsep dasar nyeri.................................................................................. 14
3. Game Online ............................................. Error! Bookmark not defined.
B. Kerangka teori......................................................................................... 28
C. Kerangka konsep ..................................................................................... 29
D. Hipotesis ................................................................................................. 29
BAB III.............................................................................................................. 30
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 30
A. Jenis Dan Desain Penelitian..................................................................... 30
vi

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................. 30


C. Populasi, Sampel Dan Tekhnik Sampling ................................................ 31
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 32
E. Definisi operasional................................................................................. 32
F. Intrumen penelitian ................................................................................. 33
G. Tekhnik pengumpulan data...................................................................... 34
H. Tekhnik Pengolahan Data ........................................................................ 34
I. Tekhnik analisa data ................................................................................ 35
J. Jalannnya penelitian ................................................................................ 36
K. Etika penelitian ....................................................................................... 37
vii

Daftar Tabel
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Operasional
viii

Daftar Gambar
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
ix

Daftar Lampiran
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Permohonan Responden
Lampiran 3 Persetujuan Responden
Lampiran 4 SOP
Lampiran 5 Instrumen pengukuran nyeri
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sirkumsisi adalah tindakan bedah dengan tujuan menghilangkan
preposium penis, tindakan ini akan meninggalkan luka yang cukup
mengganggu bagi anak. Hal ini karena adanya rasa nyeri dan terbatasnya
gerakan yang menyebabkan anak merasa tidak nyaman (Prasetyo, 2018). Rasa
sakit saat anestesi dan setelah dilakukan sirkumsisi akan membuat anak tidak
kooperatif saat dilakukan prosedur pembedahan.
Sirkumsisi atau yang lebih dikenal dengan istilah sunatan, adalah tindakan
bedah minor yang dilakukan untuk membuang sebagian kulit yang menutupi
glans penis yang disebut preputium, sehingga glans penis menjadi terbuka
(WHO, 2018). Studi menunjukkan bahwa sirkumsisi dapat menurunkan risiko
terkena HIV (Human Immunodeficiency Virus) sekitar 60% pada laki-laki.
Risiko terkena infeksi menular seksual lain, seperti sifilis dan chancroid juga
berkurang pada laki-laki yang telah disirkumsisi. Sirkumsisi juga menurunkan
risiko infeksi HPV (Human Papilloma Virus) pada penis sehingga risiko kanker
serviks pada pasangan wanita juga berkurang (WHO, 2018).
Di Indonesia umur anak yang paling sering adalah 5-12 tahun dan jumlah
anak laki – laki yang melakukan sirkumsisi hanya 85% (8,7juta) lebih rendah
dari negara lain 10,2 juta (Karita & Romdhoni, 2018). Beberapa metode
sirkumsisi yang dapat dilakukan yaitu laser (electrocauter) dan konvensional
(teknik dorsumsisi). Teknik sirkumsisi electrocauter atau yang biasa disebut
dengan laser memiliki kelebihan diantaranya waktu pemulihan yang lebih cepat
dan resiko perdarahan yang sangat kecil (Pratigno, 2018).
Tindakan sirkumsisi ini dapat menimbulkan keluhan nyeri saat dilakukan
penyuntikan anestesi dan pada saat setelah sirkumsisi. Nyeri merupakan
pengalaman yang sangat individual dan subjektif yang dapat mempengaruhi
anak di semua usia (Kyle & Carman, 2014). Tindakan sirkumsisi merupakan
proses yang hanya dilakukan sekali saja dalam masa hidupnya, sebisa mungkin
2

pengalaman ini bukan menjadi pengalaman yang terburuk bagi pasien. Sebagai
tenaga medis sebisa mungkin dapat bertanggung jawab agar saat pasien
dilakukan tindakan sirkumsisi tidak mengalami nyeri atau hanya mengalami
nyeri minimal, selain memberikan rasa nyaman pada pasien yang dilakukan
tindakan sirkumsisi juga memberikan rasa tenang pada orang tua maupun
pendamping pasien (Czarnecki,et al, 2011). Tindakan intervensi kepada anak
selama tindakan sirkumsisi dibutuhkan dengan tujuan dapat meningkatkan
respon penerimaan anak pada tindakan sirkumsisi. Selain itu, adanya luka saat
proses sirkumsisi juga akan dapat menimbulkan peradangan jaringan sehingga
menimbulkan nyeri pasca sirkumsisi. Nyeri saat sirkumsisi dan pasca sirkumsisi
sama-sama menimbulkan perasaan tidak nyaman terhadap anak, pada nyeri saat
sirkumsisi akan berdampak pada proses khitan. Namun hal tersebut dipengaruhi
juga oleh pemberian anestesia petugas. Sedangkan nyeri pasca sirkumsisi yang
disebabkan oleh luka sirkumsisi apabila tidak ditanggani dengan baik akan
dapat berakibat anak menjadi sering rewel, susah tidur, tidak mau beraktivitas
dan semakin lamanya penyembuhan luka. Denni (2016) dalam penelitiannya
menyebutkan terdapat 46 anak yang mengalami nyeri pada 1 jam setelah
sirkumsisi.
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan
metode farmakologi dan non farmakologi. Metode farmakologis yang dapat
diberikan adalah pemberian obat analgesik menurut Hidayat (2014) antara lain
non opioid, opioid (narkotik), serta koanalgesik. Sedangkan penggunaan teknik
nonfarmakologi memberikan dampak yang cukup berarti dalam manajemen
nyeri anak (Baulch, 2016). Teknik non farmakologi adalah intervensi
keperawatan yang diberikan tanpa pemberian obat. Berbagai macam metode
nonfarmakologi dapat dilakukan, seperti distraksi, guided imagery, pemijatan,
terapi musik, kompres dingin, teknik relaksasi, kontrol pernapasan dan massase
(Andarmoyo, 2017). Tamsuri (2014) mengatakan salah satu cara non
farmakologi yang diberikan yaitu dengan teknik pengalihan perhatian yang bisa
disebut distraksi.
3

Anak di usia sekolah sangat menyukai permain game sehingga teknik


distraksi menggunakan game dapat menjadi alternatif untuk diberikan pada
anak dalam penatalaksanaan nyeri. Menurut Peters (2016) menyatakan bahwa
anak lebih tertarik pada hal yang menyenangkan berhubungan dengan hiburan
termasuk menonton video, melihat sosial media, dan bermain game sehingga
anak tidak menyadari apa yang terjadi disekitarnya.
Menurut hasil penelitian sebelumnya teknik distraksi yang dapat diberikan
pada anak dalam penatalaksanaan nyeri adalah dengan menonton dan bermain
game yang didalamnya terdapat unsur gambar, warna, dan suara sehingga anak-
anak menyukai menonton kartun animasi dan game (Sarfika et al., 2016).
Terapi distraksi sendiri sebenarnya sudah banyak dipergunakan dalam
mengatasi masalah kesehatan dan sudah banyak mengalami berbagai
modifikasi. Teknik distraksi audio visual dapat menurunkan tingkat kecemasan
baik melalui penilaian secara subyektif maupun secara obyektif yang ditandai
dengan penurunan bermakna pada skala kecemasan dan denyut nadi permenit
(Juanita, 2017).
Idris (2019) menjelaskan bahwa terapi distraksi yang diberikan bermanfaat
untuk mengurangi intensitas nyeri terhadap anak, sehingga proses
penyembuhan luka setelah sirkumsisi yang menjadi lebih cepat. Penelitian
terkait oleh Rahmawati dkk (2022) dalam penelitiannya mendapatkan hasil
terdapat pengaruh terapi bermain video game terhadap pengurangan rasa nyeri
pada anak pasca sirkumsisi. Penelitian lain dilakukan oleh Ulum (2022) yang
penelitiannya menyatakan hasil pengukuran tingkat kecemasan sebelum
dilakukannya teknik distraksi visual video game film sebagian besar anak
mengalami kecemasan sedang dan berat, Setelah dilakukan teknik distraksi
visual video game film banyak anak tidak mengalami cemas.
Anak yang akan melakukan sirkumsisi merupakan anak laki-laki, sehingga
game yang akan diberikan adalah game mobil balap balap mobil Aspalt 9 yang
merupakan game mobil terbanyak yang di unduh di play store. Game mobil
balap ini cenderung akan lebih banyak di sukai pada anak di bandingkan dengan
game-game petualang seperti mobile legend atau freefire. Anak yang biasa
4

memainkan game mobil legend atau freefire cenderung akan juga dapat bermain
game mobil balap balap mobil Aspalt 9. Sedangkan anak yang biasa bermain
mobil balap balap mobil Aspalt 9 belum tentu dapat bermain game petualang
seperti mobile legend atau freefire. Berdasarkan paparan diatas maka peneliti
tertarik melakukan penelitian efektivitas terapi relaksasi bermain game
terhadap tingkat nyeri saat sirkumsisi pada pasien di Klinik Mandiri Khitan
Malik Care.
B. Rumusan Masalah
Apakah terapi relaksasi bermain game efektiv terhadap tingkat nyeri post
sirkumsisi pada pasien di Klinik Mandiri Khitan Malik Care.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas terapi relaksasi bermain game terhadap
tingkat nyeri post sirkumsisi pada pasien di Klinik Mandiri Khitan Malik
Care
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat nyeri sirkumsisi sebelum pemberian
relaksasi bermain game pada pasien di Klinik Mandiri Khitan Malik
Care
b. Mengidentifikasi tingkat nyeri sirkumsisi sesudah pemberian
relaksasi bermain game pada pasien di Klinik Mandiri Khitan Malik
Care
c. Menganalisa efektivitas terapi relaksasi bermain game terhadap
tingkat nyeri postt sirkumsisi pada pasien di Klinik Mandiri Khitan
Malik Care.

C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengembangan praktik keilmuan di bidang kesehatan terutama untuk
mengatasi nyeri secara non farmakologis pada saat tindakan sirkumsisi.
5

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan penanganan nyeri pada anak saat dilakukan
tindakan sirkumsisi
b. Bagi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan
bagi para praktisi di untuk memudahkan dalam melakukan prosedur
tindakan dan menurunkan intensitas nyeri pada pasien saat tindakan
sirkumsisi.

D. Penelitian terkait
Tabel 1.1 keaslian penelitian

1 Nama peneliti/tahun Ulum tahun 2022


Judul penelitian Pengaruh Teknik Distraksi Visual Video
Game Film Terhadap Kecemasan Anak
Sirkumsisi di Rumah Sunat Calak Sakti
Jember
Desain dan variabel Desain yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian adalah penelitian pre eksperimen one group
pretest-postest, rancangan penelitian ini
tidak ada kelompok perbandingan (control)
tetapi paling tidak sudah dilakukan
observasi pertama (pretest) yang
memungkinkan peneliti dapat menguji
perubahan yang terjadi setelah adanya
eksperimen
Hasil Berdasarkan hasil analisa dalam hal ini
menggunakan uji Wilcoxon dengan bantuan
SPSS for windows versi 24, didapatkan ρ
0,000 (ρ 0,000 ρ 0,05). Maka disimpulkan
Hi diterima artinya terdapat pengaruh yang
signifikan pada pemberian Distraksi Visual
Video Game Film Terhadap Kecemasan
Anak Sirkumsisi di Rumah Sunat Calak
Sakti Jember
Persamaan Sama-sama meneliti terapi relaksasi untuk
menurunkan tingkat nyeri saat sirkumsisi
6

Perbedaan Peneliti akan meneliti distraksi


menggunakan gamesedangkan penelitian
terkait menggunakan video game film
2 Nama peneliti/tahun Rahmawati tahun 2022
Judul Pengaruh terapi bermain video game
terhadap pengurangan rasa nyeri
Pada anak pasca sirkumsisi di desa sudu
kecamatan gayam kabupaten
Bojonegoro
Desain dan variabel Desain penelitian pre eksperimental dengan
penelitian pendekatan one groub pre test and post test
design.
Jumlah populasi pasien pasca sirkumsisi 29
anak dan sampel menggunakan non
probability sampling
dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data tingkat nyeri pasca
sirkumsisi dengan observasi, pengelolaan
data dapat melalui editing, coding, scoring,
dan tabulating serta analisa data wilcoxon
sign rank test

Hasil Hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari


sebagian anak pasca sirkumsisi sebelum
diberi terapi bermain video game memiliki
tingkat nyeri tak tertahan sebanyak 8 anak
(53,33%) sesudah diberi terapi bermain
video game kurang dari sebagian memiliki
tingkat nyeri tak tertahan sebanyak 2
anak(13,33%).
Setelah diuji uji statistik Wilcoxon Sign
Rank Test. Setelah dilakukan terapi bermain
video game didapatkan nilai signifikan P=
0,001 < 0,05, yang berarti H1 diterima

Persamaan Sama-sama meneliti terapi relaksasi


distraksi untuk nyeri saat sirkumsisi
Perbedaan Peneliti akan meneliti distraksi
menggunakan game sedangkan penelitian
terkait menggunakan video.
3 Nama peneliti/tahun Dewi tahun 2018
7

Judul Pengaruh komunikasi terapeutik dengan


intensitas nyeri persalinan kala I di RSUD
Kota Kendari
Design dan variabel Jenis penelitian metode quasy- eksperimen
penelitian yang bersifat one group pretest-postest,
populasi 32 orang, sampel diambil secara
Purposive Sampling. Data yang digunakan
adalah data primer dan sekunder. Analisis
data meliputi analisis univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil Hasi penelitian intensitas nyeri sebelum


komunikasi terapeutik sebagian besar
56,2% nyeri berat dan setelah komunikasi
terapeutik sebagian besar 65,6% nyeri
sedang dan hasi analisis statistik ditemukan
p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa ada
pengaruh intensitas nyeri sebelum dan
sesudah komunikasi terapeutik..
Persamaan Sama-sama akan menjadikan komunikasi
terapeutik sebagai variabel independent
penelitian.
Perbedaan Peneliti akan meneliti terapi relaksasi
bermain game sedangkan penelitian terkait
meneliti komunikasi terapeutik.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Khitan/sirkumsisi
a. Pengertian
Sirkumsisi adalah tindakan pembuangan sebagian/ seluruh
kulup (prepusium) penis untuk tujuan tertentu. Tindakan sirkumsisi
dilakukan untuk alasan kesehatan, budaya, maupun perintah agama.
Sirkumsisi diharapkan mengurangi masalah akibat kondisi medis
tertentu. Sirkumsisi sangat menguntungkan bagi kesehatan. Banyak
manfaat sirkumsisi antara lain mencegah infeksi saluran kemih,
membuat penis menjadi bersih, mencegah penularan HIV, serta
mengurangi resiko terkena karsinoma penis (Prasetyo, 2018).
Sirkumsisi dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah
khitan, merupakan tuntunan syariat islam untuk laki-laki maupun
perempuan. Tidak hanya pemeluk agama islam saja yang melakukan
khitan, orang-orang yahudi, nasrani, dan agama lain sekarang juga
banyak yang melakukan khitan karena terbukti memberikan manfaat
bagi kesehatan (Hana, 2017). Sirkumsisi adalah tindakan membuang
kulit (foreskin) yang menutupi ujung penis (Arifianto, 2016).
b. Prinsip tindakan sirkumsisi
Tindakan sirkumsisi termasuk dalam kategori bedah minor atau
kecil. Bedah minor adalah bedah sederhana yang beresiko lebih kecil
terhadap kelangsungan hidup, tindakan bedah minor dapat dilakukan
di ruang praktek ahli bedah, klinik serta unit bedah rawat jalan atau
rawat inap. Walaupun sirkumsisi dikatakan sebagai tindakan operasi
kecil atau minor, namun hal tersebut tidak boleh dianggap kecil oleh
pasien karena dapat mengakibatkan rasa takut dan cemas akibat dari
berbagai sensasi khayalan yang muncul sebelum pelaksanaan operasi
sirkumsisi (Ulum, 2022).
9

c. Tujuan
Sirkumsisi bertujuan untuk mencegah timbulnya penumpukan
smegma pada penis. Smegma adalah waxy material yang
disekresikan oleh kelenjarkelenjar prepusium yang terdapat di
sepanjang kulit dan mukosa prepusium. Prepusium adalah lipatan
kulit yang menutupi ujung penis. Prepusium melekat di sekitar
corona radiata hingga menutup bagian glans (Hosseinzadeh et al,
2013). Apabila higienitas di daerah prepusium tidak dijaga dengan
baik, akan terjadi akumulasi dari smegma di prepusium. Bakteri akan
dengan mudah berkembang di area tersebut. Hal ini mengakibatkan
inflamasi dan infeksi menjadi sering terjadi pada daerah prepusium.
Oleh karena itu dengan dihilangkannya bagian prepusium dengan
cara sirkumsisi akan mengurangi akumulasi smegma di daerah glans.
Oleh karena itu tujuan dari sirkumsisi adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi maupun inflamasi (Hosseinzadeh et al, 2013).
d. Indikasi
Selain karena alasan agama dan kepercayaan, ada beberapa
keadaan yang mengharuskan dilakukannya sirkumsisi, yaitu: fimosis,
parafimosis, balanitis berulang, postitis berulang. Selain itu, tindakan
sirkumisisi juga mempunyai beberapa keuntungan, seperti:
menurunkan timbulnya infeksi saluran kemih dalam tahun pertama
usia anak, angka kejadiannya 1:1000 pada anak yang di disirkumsisi
sementara pada anak yang tidak disirkumsisi angkanya 1:100;
menurunkan resiko timbulnya keganasan penis menjadi 1/3 kali
dibandingkan dengan orang yang tidak disirkumsisi. Sementara itu,
keadaan hipospadia dan epispadia merupakan contoh keadaan
dimana tindakan sirkumsisi tidak boleh dilakukan. Hal ini
dikarenakan kulit prepusium penis dibutuhkan untuk melakukan
rekonstruksi pada keadaan tersebut di atas. Infeksi lokal di daerah
penis yang akut juga mengharuskan penundaan sirkumsisi (Pranata,
2015).
10

e. Persiapan pasie sebelum sirkumsisi


Beberapa persiapan menurut Prabakaran (2018) yang perlu
disiapkan saat melakukan praktik sirkumsisi yaitu :
1) Persiapan untuk operator sirkumsisi Operator harus memiliki
kemampuan dalam melakukan sirkumsisi, kemudian mencuci
tangan dan melakukan sterilisasi yang cukup pada tangan serta
memakai sarung tangan yang steril.
2) Persiapan untuk pasien sirkumsisi Pasien harus mencukur
rambut disekitar pubis dan penis, kemudian dibersihkan
menggunakan sabun dan air yang bersih, dilakukan pendekatan
kepada pasien anak-anak agar tetap kondusif dan anamnesis
terhadap alergi obat dan kontraindikasi pada sirkumsisi.
f. Peralatan sirkumsisi
Beberapa peralatan bedah minor yang perlu disiapkan untuk
melakukan praktik sirkumsisi menurut Warees et.,al (2018) yaitu :
1) Needle holder
2) Klem yang terdiri dari klem mosquito, klem halstead, klem
kocher, klem pean
3) Pinset yang terdiri dari pinset anatomis dan pinset sirurgis
4) Gunting bedah yang terdiri dari gunting benang dan gunting
bedah
5) Pisau bedah dengan mata pisau nomor 10 dan gagang nomor 3
6) Catgut Plain atau jahit untuk kulit
g. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dalam proses sirkumsisi menurut
Pranata (2015) adalah sebagai berikut :
1) Nyeri
Nyeri adalah komplikasi yang sering terjadi. Biasanya terjadi
pada saat efek anestesinya berakhir yang di dahului dengan rasa
panas pada daerah genitalia. Pencegahan yang dapat dilakukan
11

adalah pada saat operasi pertimbangkan penambahan obat


anestesi. Apabila terjadi pasca sirkumsisi, segera minum
analgesik setelah tindakan sirkumsisi berakhir. Jangan menunggu
rasa sakit untuk minum obat. Selain itu bila dalam menjahit,
jaringan dari tepi terlalu banyak diambil kemudian disimpul
terlalu kencang maka terdapat jaringan lunak yang iskemik, inilah
yang menimbulkan rasa nyeri. Untuk menghindari kejadian ini,
saat selesai berikan injeksi markain 0.25% secara blok di dorsal
dan pada daerah ventral, masing-masing 0.5 – 1 cc tergantung
besar kecilnya organ. Metode injeksi pasca operasi ini membuat
anestesi umum lebih efisien dalam hal pemakaian gas bius
maupun bisa membuat pasien bangun dari pembiusan lebih
smooth.
2) Perdarahan
Perdarahan kerap kali terjadi beberapa jam setelah sirkumsisi
berakhir. Hal ini terjadi karena ada pembuluh darah yang tidak
diligasi atau ligasinya lepas. Ditandai dengan perban yang basah
kemerahan karena darah sampai darah menetes dari perban
tersebut. Bila perdarahan sedikit cukup dengan mengganti perban
yang basah oleh darah serta menekan sumber perdarahan. Bila
perdarahan banyak dan aktif dicoba dengan menekan sumber
perdarahan. Bila masih tidak berhasil maka dilakukan eksplorasi
sumber perdarahan dengan pasien di anestesi ulang, lalu
perdarahan dicari dan diligasi. Boleh diberikan asam traneksamat
dan vitamin K. Trik untuk menghindari perdarahan adalah dengan
mengetahui anatomi pembuluh darah yang relatif besar sehingga
bisa dilakukan pengikatan atau pun dijepit sekaligus oleh simpul
jahitan kulit.
3) Edema
Edema sering timbul setelah tindakan sirkumsisi, biasanya pada
hari kedua. Hal ini terjadi karena pemberian anestesi subkutan
12

dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan penarikan cairan


didaerah subkutan yang yang longgar atau juga dipicu oleh proses
infeksi awal. Edema biasanya mereda pada hari ke-5 setelah
sirkumsisi. Untuk penatalaksanaan dapat diberikan anti inflamasi
(nonsteroid) dan jaga kebersihan luka. Dengan dressing yang
ditempel dan ditekan oleh baju dalam yang ketat bisa
menghindari terjadinya edema sehingga dalam 3 hari luka bisa
menyembuh dengan baik ditandai dengan pasien bisa berlari-lari
lagi.
4) Haematoma
Haematoma adalah perdarahan yang terjadi di bawah kulit atau
mukosa. Terjadi karena efek penyuntikan anestesi yang mengenai
pembuluh darah atau proses insisi. Bila hematoma kecil biarkan
saja. Namun bila besar dan mengganggu proses penyembuhan
dilakukan pengangkatan hematoma. Boleh dibiarkan anti
inflamasi untuk membantu penyerapan hematoma
5) Infeksi
Infeksi yang terjadi biasanya diawali tanda-tanda yaitu: Calor
(panas), Dolor (nyeri), Rubor (kemerahan), Tumor (benjolan atau
pembengkakan) dan Functio lesa (gangguan fungsi). Pasien
umumnya demam dan mengeluh nyeri di sekitar genitalia, pada
tempat luka biasanya didapatkan nanah (pus). Berikan antibiotika
dan anti inflamasi serta rawat luka dengan mengompresnya
dengan boorwater atau rivanol, serta jaga kebersihan luka.
6) Terpotongnya sebagian glans penis karena teknik menjepit
melintang dengan klem lurus.

h. Perawatan pasca sirkumsisi


Penyembuhan luka sirkumsisi membutuhkan waktu sekitar satu
minggu hingga sepuluh hari. Dikatakan sembuh apabila 14 luka telah
13

kering dan dapat menutup sempurna. Adapun perawatan yang harus


dilakukan setelah sirkumsisi menurut Putri (2015) antara lain:
1) Segera Minum Analgesik
Daerah penis sering terasa nyeri setelah dilakukan sirkumsisi.
Rasa nyeri mulai muncul ketika obat bius telah habis masa
kerjanya. Oleh karena itu dianjurkan untuk minum obat
analgesik. Obat analgetik yang 17 biasa digunakan adalah
parasetamol, antalgin, asam mefenamat, asam asetilsalisilat.
2) Menjaga Kebersihan
Daerah Penis Prinsipnya adalah menjaga agar daerah sekitar
penis tetap bersih dan kering. Bila pasien selesai buang air kecil,
ujung lubang penis dibersihkan secukupnya secara perlahan.
Usahakan air tidak mengenai luka sirkumsisi. Gunakan celana
yang longgar untuk menghindari gesekan.
3) Batasi Aktivitas Untuk menghindari pembengkakan yang
berlebihan pada luka, istirahat yang cukup dalam beberapa hari
sangat diperlukan. Jika harus berjalan, seperlunya saja. Terlebih
dahulu untuk tidak melakukan aktivitas yang berlebihan seperti
berlari-lari atau melompat-lompat.
4) Kontrol Pergantian perban dapat dilakukan setiap 2-3 hari
tergantung pada perkembangan luka sirkumsisi. Pergantian
perban dapat dilakukan sendiri di rumah maupun dengan bantuan
dokter. Lakukan kontrol rutin 15 ke dokter yang melakukan
sirkumsisi pada hari ketiga dan kelima sampai hari ketujuh.
Perban dapat dilepas setelah luka sirkumsisi sudah benar-benar
kering.
5) Nutrisi yang Cukup
Nutrisi yang baik adalah nutrisi yang cukup, tidak lebih dan tidak
kurang. Dalam hal ini, nutrisi untuk memenuhi status gizi
seseorang dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh. Dari penelitian
ditemukan bahwa seseorang yang mengalami malnutrisi berisiko
14

mengalami penyembuhan luka yang kurang baik. Zat gizi baik


makro maupun mikro berperan dalam penyembuhan luka (Said
et al, 2016). Zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan
lemak sangat berperan dalam penyembuhan luka. Protein
memiliki peran sangat penting pada seluruh fase penyembuhan
luka. Mulai dari pembentukan leukosit, fagosit, makrofag untuk
memulai respon inflamasi. Asam amino dalam protein juga
berperan dalam neovaskularisasi, proliferasi fibroblas, sintesis
kolagen, dan remodeling luka. Pasien trauma atau bedah
membutuhkan protein lebih banyak. Pada bedah minor mungkin
tidak meningkatkan kebutuhan protein secara signifikan, namun
jika pasien telah mengalami malnutrisi akan berdampak pada
penyembuhan luka. Karbohidrat merupakan sumber energi
utama yang digunakan untuk menghasilkan ATP (Adenosin Tri
Phospat) di tingkat seluler saat proses angiogenesis dan deposisi
jaringan baru. Lemak juga dibutuhkan dalam bentuk asam lemak
(linoleat dan arakidonat) untuk sintesis prostaglandin.
Prostaglandin memegang peran penting dalam metabolisme
seluler dan proses inflamasi dengan cara meningkatkan
permeabilitas vaskular.
2. Konsep dasar nyeri
a. Pengertian
Purwoto (2018) menyatakan bahwa nyeri adalah fenomena
subjektif, dimana respon yang berbeda dari setiap individu dirasakan
sebagai inndikasi adanya masalah atau perasaan tidak nyaman.
Nyeri merupakan cara tubuh untuk memberitahu kita bahwa terjadi
sesuatu yang salah. Lebih lanjut dinyatakan bahwa nyeri bekerja
sebagai sistem alarm yang merupakan sinyal yang memberitahukan
kita untuk berhenti melakukan sesuatu yang mungkin menyakitkan
kita (Rohmah, 2018).
15

Nyeri merupakan pengalaman manusia yang paling kompleks


dan merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh interaksi antara
emosi, prilaku, kognitif dan faktorfaktor sensori fisiologi. Nyeri
sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian yang
dilukiskan dengan istilah kerusakan (Kemenkes, 2022).
Sedangkan nyeri post sirkumsisi adalah rasa yang tidak nyaman
oleh pasien yang timbul akibat tindakan pembedahan minor yang
dilakukan sebagai modifikasi bagian dari tubuh dengan melakukan
pemotongan atau insisi sebagian kulup dalam atau prepurtium yang
menutupi gland penis (Kurniawan, 2022).
b. Tanda dan gejala nyeri
Ada berbagai tanda dan gejala nyeri yang tercermin dalam
perilaku pasien. Purwoto (2023) menyebutkan bahwa umumnya orang
yang menderita memiliki respon psikologis berupa:
1) Suara menangis, merintih, menarik atau menghembuskan nafas
2) Ekpresi wajah meringiu mulut
3) Mengigit lidah, mengatupkan gigi, dahi berkerut, tertutup
rapat/membuka mata atau mulut, menggigit bibir
4) Pergerakan tubuh menampilkan kegelisahan, mondar-mandir,
gerakan menggosok atau berirama, bergerak melidungi bagian
tubuh, immobilisasi, otot tegang
5) Interaksi sosial menunjukan menghindari percakapan dan kontak
sosial, berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. Klasifikasi nyeri pediatri
Skema klarifikasi yang paling umum menyebutkan nyeri
sebagai akut atau kronis, ganas atau tidak ganas, dan nosiseptif atau
neuropatik. Purwoto (2023) menyebutkan bahwa klasifikasi umum
nyeri pada pediatri yaitu :
1) Berdasarkan patofisiologinya
16

a) Nyeri Nosiseptif
Jenis nyeri ini muncul saat cedera jaringan mengaktifkan rseptor
nyeri spesifik bernama nosiseptor, yang sensitif terhadap
rangsangan berbahaya.
b) Nyeri neuropatik\
Jenis nyeri ini muncul ketika pemrosesan input sensori yang
tidak normal dikenali oleh sistem saraf perifer atau pusat
2) Berdasarkan etiologi
a) Tidak ganas
Ini termasuk rasa sakit akibat nyeri muskoloskeletas kronis,
nyeri neuropatik , nyeri viseral dan nyeri kronis.
b) Ganas
Ini adalah rasa sakit pada penyakit yang berpotensi membatasi
hidup seperti kanker muliple sclerosis, HIV/AIDS, kegagalan
organ stadium akhir, dan gagal jantung kongestif lanjut.
3) Berdasarkan durasi
a) Akut
Ini adalah nyeri yang timbul baru-baru ini dan kemungkinan
durasinya terbatas. Sebagian besar nyeri akut sembuh saat tubuh
sembuh setelah cedera
b) Kronis
Ini adalah rasa sakit yang berlangsung lama sekitar 6 bulan,
yang umumnya bertahan lama setelah penyembuhan cedera dan
mungkin tanpa penyebab yang dapat beridentifikasi dengan
jelas
d. Etiologi
Etiologi atau penyebab dari nyeri akut antara lain agen
pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma), agen
pencedera kimiawi (mis. terbakar,bahan kimia iritan), dan agen
pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong, megangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebih (SDKI, 2016).
17

e. Faktor yang mempengaruhi nyeri


Faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Smeltzer & Bare
(2015), adalah :
1) Usia
Nyeri secara signifikan dipengaruhi oleh usia, terutama pada
anak-anak dan orang tua. Anak-anak kecil mengalami kesulitan
memahami dan mengungkapkan rasa sakit.
2) Budaya
Persepsi seseorang tentang rasa sakit dan kemampuan untuk
mengatasinya dipengaruhi oleh sikap dan nilai budaya mereka.
Ini termasuk bagaimana menangani penderitaan.
3) Ansietas
Nyeri biasanya bertambah parah saat seseorang cemas. Sistem
limbik terlibat dalam regulasi emosional stimulan nyeri. Respons
emosional terhadap rasa sakit, seperti meningkatkan rasa sakit
atau meredakannya, dapat diatur oleh sistem limbik.
4) Pengalaman
Sebelumnya Rasa sakit adalah sesuatu yang dipelajari setiap
orang. Dengan asumsi seseorang sering mengalami gangguan
yang sama dan gangguan tersebut terasa lebih baik secara efektif,
orang tersebut akan benar-benar ingin mengetahui lebih banyak
rasa sakit. Klien lebih siap untuk menghadapi ketidaknyamanan
sebagai hasilnya. Jika klien belum pernah merasakan nyeri
sebelumnya, nyeri pertama dapat membuat penanganan nyeri
menjadi sulit.
5) Efek Plasebo
Efek plasebo Seseorang mengalami efek plasebo ketika mereka
percaya bahwa pengobatan atau prosedur akan memberikan efek.
f. Pengukuran nyeri
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mugkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri
18

itu sendiri, namun pengukuran dengan pendekatan objektif juga tidak


dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri
(Andarmoyo, 2017). Beberapa skala intensitas nyeri :
1) Skala Intensitas Nyeri Deskriftif Sederhana
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor scale, VDS)
merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih
objekti. Pendeskripsian VDS diranking dari ” tidak nyeri”
sampai ”nyeri yang tidak tertahankan” (Andarmoyo, 2017).
Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien
untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Alat ini
memungkinkan klien memilih sebuah ketegori untuk
mendeskripsikan nyeri.

2) Skala Intensitas Nyeri Numerik

Gambar 2.2 Pengukuran nyeri numerik


Skala penilaian numerik (Numerical rating scale, NRS) lebih
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam
hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri
sebelum dan setelah intervensi.
19

3) Skala Intensitas Nyeri Visual Analog Scale


Visual analog visual ( Visual Analog Scale) merupakan suatu
garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus
dan memiliki alat pendeskripsian verbal pada setiap ujungnya.

4) Wong baker scale


Wong baker scale Merupakan skala bergambar ekspresi wajah
dari ekspresi senyum atau gembira sampai ekspresi menangis
yang menunjukkan nyeri yang sangat hebat. Pasien dapat
menentukan sendiri gambaran ekspresi dari skala untuk
menggambarkan intensitas nyeri yang dialami.

g. Tujuan penatalaksanaan nyeri


Menurut Andarmoyo (2017) menjelaskan bahwa manajemen
nyeri dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1) Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
2) Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala
nyeri kronis
3) Mengurangi penderitaan akibat nyeri
4) Meminimalkan reaksi tak di inginkan
5) Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari hari
20

h. Pelaksanaan nyeri non farmakologi


Andarmoyo (2017) menyatakan beberapa tindakan non
farmakologi yang dapat dilakukan adalah :
1) Bimbingan antisipasi
Memberikan pemahaman kepada klien mengenai nyeri yang
dirasakan. Pemahaman bertujuan untuk memberikan informasi
kepada klien dan mencegah salah interpestaasi tentang nyeri
2) Terapi es
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi.
3) Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS)
TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak
nyeri dalam area yang sama seperti pada serabut yang
menstransmisikan nyeri.
4) Distraksi
Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu
selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu
tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal diluar nyeri. Jenis
tekhnik distraksi adalah sebagai berikut Distraksi visual, Distraksi
audio dan Distraksi intelektual
5) Relaksasi
Suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan tolerasni
nyeri.
6) Imajinasi terbimbing
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai positif tertentu..
21

7) Hipnosis
Sebuah tekhnik yang menghasilkan suatu keadaan yang tidak
sadarkan diri, yang dicapai melalui gagasan yang disampaikan oleh
orang yang menghipnotis.
8) Akupuntur
Suatu tekhnik tusuk jarum yang menggunakan jarum kecil panjang
untuk menusuk bagian tertentu di badan guna menghasilkan
ketidak pekaan terhadap rasa sakit atau nyeri.
9) Umpan balik biologis
Mengukur respon fisiologis, seperti gelombang pada otak,
kontraksi otot atau temperatur kulit kemudian mengembalikan
memberikan informasi tersebut kepada klien.
10) Masase
Melakukan tekanan pada tangan pada jaringan lunak untuk
menghasilkan relaksasi dan sirkulasi.
3. Konsep Bermain game
a. Pengertian
Game atau permainan ialah cara gaya hidup baru bagi
beberapa orang disetiap kalangan ataupun pelajar. Sekarang ini
banyak kita jumpai warung internet (warnet) dikota ataupun di desa-
desa dan mereka memfasilitasi akan adanya game tersebut dan
banyak kita temui berbagai macam jenis game (Surbakti, 2017).
Game atau permainan dapat dimainkan dengan aturan tertentu,
ada menang dan kalah dalam situasi yang biasanya tidak serius atau
untuk tujuan refreshing. Permainan berkisar dari lingkungan
berbasis teks sederhana hingga permainan kompleks yang
menggabungkan grafik dan dunia virtual yang dimasuki banyak
pemain pada saat yang bersamaan. Banyak game yang terkait dengan
komunitas, menjadikan game sebagai bentuk aktivitas sosial yang
melampaui game pemain tunggal (Surbakti, 2017). Pada dasarnya,
game ini hanya dibuat untuk tujuan hiburan. Kemajuan teknologi
22

sangat cepat, membawa game lebih dekat ke kenyataan. Selain


banyak aspek negatif dari bermain game, orang tua juga dapat
mempertimbangkan aspek positif dari membiarkan anak bermain
game, salah satunya adalah untuk menghilangkan stres atau
kecemasan (Surbakti, 2017).
b. Jenis-jenis game online
Game online sederhana yang tersedia dari aplikasi sosial
seperti facebook (seperti farmville, the sims social, pet society, dan
texas holdem poker) memungkinkan pengguna untuk membuat
lingkungan permainan mereka sendiri. Game online juga telah
dibuat untuk anak-anak (misalnya club penguin, webkinz), yang
sering kali berlangsung di lingkungan fantasi dan menyenangkan
yang membuat pemain merasa seperti menjalani kehidupan sehari-
hari. Simatupang (2020) menyatakan ada banyak jenis game online,
antara lain:
1) First person shooter, (FPS), seperti namanya, game ini
menampilkan sudut pandang orang pertama dari gamer, jadi
seolah-olah kita berada di dalam game itu sendiri, misalnya, war
game dengan senjata
2) Real-time strategy, game yang menekankan kepada kehebatan
strategi pemain, seringkali pemain memainkan lebih dari 1
karakter.
3) Cross-platform online, game yang dapat dimainkan secara online
menggunakan hardware yang berbeda.
4) Browser games, game yang dimainkan di browser seperti firefox,
opera, IE, asalkan didukung oleh javascript, PHP, atau flash.
5) Massive multiplayer online games, game dengan banyak pemain
(>100 pemain) di mana setiap pemain dapat berinteraksi.
c. Ciri-ciri pemain game online
Simatupang (2020) menyebutkan ciri-ciri Game online
seringkali antara lain:
23

1) Jika tidak ada fasilitas internet di rumah, dia suka keluar rumah
dan pergi ke warnet.
2) Wajah terlihat lelah karena bermain game.
3) Bibir pecah-pecah akibat kurangnya minum.
4) Sering berdiam diri di satu tempat, di rumah maupun di warnet.
5) Senang mendengarkan musik-musik game.
6) Memprioritaskan bermain game dari pada waktu makan dan
tugas sekolah
d. Alasan bermain game online
Terdapat tiga alasan menggunakan internet menurut
Simatupang (2020) yaitu:
1) Memberikan kesenanan dan tantangan
Banyak orang merasa tidak punya kekuatan di masyarakat terapi
ketika mereka bermain game online, mereka memiliki kekuatan
untuk mengendalikan tentara, kota, atau orang lain. Kekuatan
ini membawa kegembiraan bagi mereka dan memberikan
kepuasan tersendiri.
2) Menghilangkan stress
Bermain game online dapat mengendurkan ketegangan syaraf
setelah melakukan aktivitas yang padat dan serius.
3) Mengisi waktu luang
Game online sering digunakan untuk mengisi waktu luang
setelah beraktifitas yang melelahkan. Hal ini dapat
menyegarkan pikiran yang penat.
Menurut pendapat simatupang. (2020) alasan siswa bermain
game online adalah sebagai berikut:
1) Membantu bersosialisai
Game online dapat menumbuhkan interaksi sosial bagi siswa.
2) Mengusir stress
Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah game ini
merupakan hiburan yang murah, mudah, dan dapat dengan
24

mudah untuk mendapatkan perhatian bagi siswa sebagai


alternatif disaat ada kejemuhan.
3) Memulihkan kondisi tubuh
Game online dapat dilakukan dilakukan setiap orang dan tidak
menuntut kondisi fisik seseorang harus dalam kondisi yang
prima. Capek atau lelah pun gamer sksn dengan mudah untuk
melakukan game ini. Pemain game atau siapapun justru akan
sangat merasakan kesegaran baru dari permainan yang ada sebab
seseorang akan berfantasi dengan game-game yang ada.
4) Meningkatkan konsentrasi
Pemain game sejati punya daya konsentrasi tinggi yang
memungkinkan mereka mampu menuntaskan beberapa tugas.
Pemain game atau pemain game biasanya akan sangat
memperhatikan peran-peran dia dalam permainansehingga
seorang anak akan sangat memperhatikan gerakan-gerakan
setiap permainan.
e. Dampak bermain game online bagi siswa
Game online selalu diyakini memberikan pengaruh negatif
kepada para pemainnya. Hal ini terutama karena sebagian besar
game yang adiktif dan biasanya tentang kekerasan pertempuran dan
berkelahi.Mayoritas orang tua dan media berpikir dan percaya
bahwa permainan merusak otak anak-anak dan mempromosikan
kekerasan di antara mereka. Namun, banyak psikolog, pakar anak,
dan para ilmuwan percaya bahwa permainan ini sebenarnya
bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak. Jadi dapat disingkatkan
bahwa terdapat dampak positif dan negatif bermain game online.
Simatupang (2022) menyatakan bahwa dampak bermain game
online adalah sebagai berikut:
1) Dampak positif
Beberapa dampak positif bermain game online adalah sebagai
berikut
25

a) Membantu perkembangan koordinasi tangan-mata,


motorik, dan kemampuan spasial.
b) Meningkatkan kemampuan membuat analisa, keputusan
yang cepat, dan berpikir secara mendalam
2) Dampak negatif
Dampak negatif game online pada siswa atau anak-anak adalah
sebagai berikut:
a) Anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game
online pada jam-jam di luar sekolah.
b) Berbohong soal berapa lama waktu yang sudah dihabiskan
untuk bermain game online.
c) Lebih memilih bermain game dari pada bermain dengan
teman.
d) Menjauhkan diri dari kelompok sosialnya (klub atau
kegiatan ekstrakulikuler).
f. Jenis-jenis game online
Jenis game biasa disebut dengan istilah genre game. Selain
berarti jenis, genre juga berarti gaya atau formal dari sebuah game.
Berikut genre game online menurut Simatupang (2020) yaitu
sebagai berikut:
1) Action games
Merupakan salah satu genre game yang paling banyak di
temui. Game dengan genre ini biasanya membutuhkan
ketagkasan dan kelincahan gamers untuk bisa
menyelesaikannya.
2) Adventure
Genre ini terdiri dari game yang memiliki dasar sebuah telur
alur cerita di dalamnya. Ketika memainkannya, setelah
menyelesaikan sebuah event biasanya gamers tidak bisa
kembali ke event sebelumnya.
3) Role play games (RPG)
26

Genre RPG memiliki penggolongan sub-genre yang cukup


banyak. Pada game RPG biasanya memiliki turn based dan
memiliki hitungan yang sudah pasti. Sehingga setiap langkah
yang gamers ambil dapat diperhitungkan dan di pikirkan
kembali.
4) Simulation
Genre game simulation akan memberikan gamers simulasi
atas sebuah kejadian di dunia nyata.
5) Strategi
Game dengan genre strategi mengharuskan gamers berfikir
cepat dalam mengambil tindakan dan di perlukannya sebuah
strategi sebelum memulai permainan.
6) Sports
Genre sports merupakan salah satu genre game yang paling
banyak games mainkan sepanjang waktu. Game dengan genre
sports ini lebih netral dan terhitung banyak peminatnya.
7) Mobile legend
Game dengan gendre MOBA (multiplayer online battle arena
) ini dimainkan secara online membutuhkan koneksi internet.
8) PUBG mobile
Pertama rilis di pc pada maret 2017 dan sangat popular.
Hingga maret 2018, tencent games selaku developer
mobilenya merilis PUBG versi mobile secara resmi . dalam
permainan PUBG ini mempunyai satu tujuan yaitu bertahan
hidup sebaik mungkin menjadi orang yang terakhir.
9) Free fire
Memiliki konsep yang sama denga PUBG mobile, yaitu
bertahan hidup melawan kejamnya pulau hingga menjadi
orang yang bisa bertahan hidup diakhir game. Bisa dimainkan
bersama teman hingga 4 orang, dan dilengkapi voice chat
dalam game jadi bisa sambil berkomunikasi.
27

10) Puzzle games


Untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Hampir semua
tantangan menyangkut masalah logika yang biasanya dibatasi
oleh waktu.
28

B. Kerangka teori

Sirkumsisi pada anak

kecemasan
Faktor yang
mempengaruhi nyeri
Nyeri
1) Usia
2) Budaya
3) Ansietas

Terapi non farmakologi nyeri 4) Pengalaman


:
1) Bimbingan antisipasi
2) Terapi es
3) Stimulasi saraf elektris
transkutan (TENS)
4) Distraksi
5) Relaksasi
6) Imajinasi terbimbing
7) Hipnosis
8) Akupuntur
9) Umpan balik biologis
10) Masase

Distraksi Bermain Game

Nb : diteliti
Tidak diteliti
Gambar 2.5 kerangka teori
Sumber Andarmoyo (2017), Purwanto (2023)
29

C. Kerangka konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan
atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang akan diamati
atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2016).
Kerangka konsep dalam penelitian yang akan dilakukan adalah :

Bermain game Nyeri sirkumsisi

Variabel bebas variabel terikat

D. Hipotesis
Menurut Hidayat (2017) hipotesis didalam penelitian berarti jawaban
sementara penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian.
Hipotesis dalam penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Hipotesis alternatif
Terapi relaksasi bermain game efektif menurunkan tingkat nyeri post
sirkumsisi pada pasien di Klinik Mandiri Khitan Malik Care
2. Hipotesis nol (ho)
Terapi relaksasi bermain game tidak efektif menurunkan tingkat nyeri post
sirkumsisi pada pasien di Klinik Mandiri Khitan Malik Care
30

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain pre eksperiment. Penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan cara-
cara mengikuti kaidah keilmuan yaitu konkrit/empiris, obyektif terstruktur,
rasional dan sistematis, dengan data hasil penelitian yang diperoleh yang
berupa angka-angka serta analisis menggunakan metode statistika (Syapitri,
2021).
Desain yang digunakan adalah pre eksperimen dengan pendekatan one
group desain with pre test and post test. Sugiyono (2019), mengatakan bahwa
Pre-experimental design ialah rancangan yang meliputi hanya satu kelompok
atau kelas yang diberikan pra dan pasca uji. Rancangan one grup pretest and
posttest design ini, dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok
control atau pembanding. Adapun gambaran rancangan one grup pretest and
posttest design adalah sebagai berikut :

01 x 02

Nb :
O1 : Nyeri pre
X : terapi relaksasi bermain game
O2 : nyeri post
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya seluruh tahapan sejak
penentuan masalah hingga pengumpulan data (Heryana, 2019). Penelitian akan
dilakukan di Rumah Khitan Malik Care pada bulan Desember 2023-Januari
2024.
31

C. Populasi, Sampel Dan Tekhnik Sampling


1. Populasi
Populasi merupakan selurub objek/subyek yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan namun hanya sebagian
yang telah memenuhi syarat sesuai dengan tema yang akan diteliti (Sharumi,
2023). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pasien yang menjalani
sirkumsisi di Rumah Khitan Malik Care pada bulan Agustus-September
2023 sejumlah 28 pasien.
2. Sampel
Eravianti (2021) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dalam penentuan sampel, ditetapkan kriteria
inklusi dan ekslusi sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi yaitu persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subjek
agar dapat diikutsertakan dalam penelitian (Pradono dkk, 2018). Adapun
kriteria inklusi adalah sebagai berikut :
1) Bersedia menjadi responden penelitian
2) Pasien berusia 6-12 tahun
3) Pasien sirkumsisi dengan anastesia lidocain
4) Pasien post sirkumsisi belum minum obat analgesic
5) Pasien post sirkumsisi dengan skala 5
b. Kriteria ekslusi,
Kriteria ekslusi yaitu kriteria yang tidak boleh ada dan apabila subjek
memiliki kriteria ekslusi maka harus dikeluarkan dari subjek penelitian.
Adapun kriteria ekslusi dalam penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Pasien usia 6-12 tahun berkebutuhan khusus
2) Orang tua tidak menyetujui
32

3. Tekhnik sampel
Tekhik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini adalah total
sampling/ sampel jenuh. Sahir (2021) menjelaskan bahwa sampling jenuh
dilakukan jika anggota populasi terlalu sedikit, oleh sebab itu semua
anggota populasi dijadikan sampel penelitian.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Eravianti (2021) menyatakan variable dependen merupakan variabel
yang berperan memberi pengaruh kepada variabel lain. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah terapi relaksasi bermain game.
2. Variabel dependen
Eravianti (2021) menyatakan variable dependen merupakan
variabel yang dijadikan sebagai faktor yang dipengaruhi oleh sebuah atau
sejumlah variabel lain. Variable independen dalam penelitain ini adalah
tingkat nyeri saat sirkumsisi
E. Definisi operasional
Tabel 3.1 definisi operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Independent : Memberikan terapi SOP
bermain kepada anak
Terapi dengan
relaksasi menggunakan
bermain permainan game
game onine selama 15
menit. Permainan
game HP dengan
jenis game mobil
balap.

dependent : pengalaman sensori Wong Hasil Ordinal


tingkat nyeri yang tidak baker pengukuran
sirkumsisi menyenangkan scale wong baker
setelah proses scale :
sirkumsisi. Di ukur 1 1. 0 : No pain
jam setelah proses 2. 1-3 : ringan
sirkumsisi. 3. 4-6 : sedang
33

Dilakukan 2x 4. 7-9 : berat


pengukuran yaitu
10 : berat
sebelum dan sesudah
pemberian game sekali
balap mobil.
F. Intrumen penelitian
Instrument penelitian merupakan langkah penting dalam pola procedure
penelitian. Intrumen akan berfungsi sebagai alat bantu untuk mengumpulkan
data yang diperlukan (Riyanto, 2020). Instrument dalam penelitian ini adalah :
1. Terapi relaksasi bermain game
Permainan game yang diberikan merupakan jenis permainan game
online. Diberikan 1 jam setelah proses sirkumsisi. Setiap anak akan
diberikan waktu 15 menit untuk bermain game onlie dengan jenis
permainan sesuai minat pasien. Peneliti menyediakan game online balap
mobil Aspalt 9 di HP. Penggunaan game tersebut karena game mobil
terbanyak yang sudah di unduh di playstore.
2. Instrumen pengukuran nyeri
Wong baker scale merupakan skala bergambar ekspresi wajah dari
ekspresi senyum atau gembira sampai ekspresi menangis yang
menunjukkan nyeri yang sangat hebat. Pasien dapat menentukan sendiri
gambaran ekspresi dari skala untuk menggambarkan intensitas nyeri yang
dialam. Hasil pengukuran wong baker scale 0 : No pain, 1-3 : ringan, 4-6
: sedang, 7-9 : berat dan 10 : berat sekali. Tingkat nyeri di ukur 2x, sebelum
dan sesudah bermain playstation. Waktu pengambilan data 1 jam setelah
proses sirkumsisi.
3. Asisten penelitian
Diperlukan asisten penelitian untuk membantu proses penelitian. Peneliti
menetapkan syarat untuk menjadi asisten penelitian, yaitu :
a. Minimal pendidikan D3 Keperawatan
b. Bersedia untuk melakukan persamaan persepsi tentang proses
penelitian
34

G. Tekhnik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan dalam
pengumpulan data penelitian (Hidayat, 2017). Adapun teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah :
1. Pengumpulan data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya tanpa melalui suatu
perantara misalnya orang atau media cetak dan elektronik (Eravianti,
2021). Data primer dalam penelitian ini adalah data demografi responden
yang meliputi nama, usia dan tingkat pendidikan. Kemudian terdapat data
penelitian berupa data pre dan post tingkat nyeri responden.
2. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, artinya sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain atau data yang
diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya (peneliti sebagai tangan
kedua) (Eravianti, 2021). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal.
H. Tekhnik Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data pada penelitian ini terdapat langkah-
langkah yang harus ditempuh, diantaranya:
1. Editing
Setelah melakukan pengisian lembar checklist, kemudian dilakukan
editing dengan memasukkan semua data yang telah didapat kedalam
master tabel yang bertujuan untuk mengetahui kelengkapan data dan
memastikan jawaban relevan dengan pertanyaan. Melakukan editing
dalam penyusunan laporan hasil penelitian agar lebih rapi dan sesuai
format yang sudah ditetapkan.
2. Scoring
Yaitu memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
agar mudah dalam pengumpulan data. Memasukan data jawaban
responden dalam tabel sesuai dengan skor jawaban kemudian dimasukan
35

dalam tabel. Data yang akan di scoring adalah data karakteristik responden
yaitu tingkat pendidikan.
3. Memasukkan Data
Data yang berasal dari jawaban-jawaban responden dalam bentuk
kode, kemudian dimasukkan kedalam program atau software
komputer.Kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana dengan
membuat table atau dengan pengisian kolom-kolom sesuai dengan
jawaban masing-masing jawaban oleh responden. Hasil dari analisa
univariat akan disampaikan dengan tabel yaitu tingkat nyeri pre dan post.
4. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data kedalam bentuk yang
lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode tertentu, seperti mengubah
data berbentuk kalimat menjadi data angka atau bilangan. Coding
dilakukan pada pengolahan data variable tingkat nyeri.
5. Tabulating
Penyusunan data merupakan pengorganisasian data yang sedemikian rupa
agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan
dianalisa. Dilakukan pada data hasil pengolahan data penelitian.

I. Tekhnik analisa data


Analisis data adalah data yang sudah diolah sehingga hasil yang
diperoleh mudah dimengerti oleh pembaca penelitian. Analisis data berupa
infromasi hasil olah data, mengelompokan hasil dari pengolahan data,
meringkas hasil olah data sehingga membentuk suatu kesimpulan penelitian
(Sahir, 2021). Adapun analisa data dalam penelitian yang akan dilakukan
adalah :
1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik
responden disajikan dalam table distribusi frekuensi dan persentase
(Sugiyono, 2019). Analisis univariat dalam penelitian ini yaitu distribusi
frekuensi karakteristik responden berupa data umur dan pendidikan
36

responden. Kemudian data frekuensi setiap variabel penelitian yaitu tingkat


nyeri dan post.
2. Analisis bivariat
Pengaruh terapi relaksasi bermain game terhadap tingkat nyeri saat
sirkumsisi
Untuk melakukan uji hipotesis pengaruh terapi relaksasi bermain
game terhadap respon nyeri saat proses sirkumsisi dilakukan dengan
menggunakan uji wilcaxon signed ranks test. Di dukung pendapat Syapitri
(2021) menjelaskan bahwa uji yang dapat digunakan untuk melakukan uji
2 kelompok berpasangan dari data kategorik adalah uji wilcoxon signed
ranks test. Uji Wilcoxon Signed Ranks Test adalah sebuah tes hipootesis
nonparametrik statistik yang digunakan ketika membandingkan dua sampel
yang berhubungan untuk melihat perbedaan diantara sampel berpasangan
tersebut. Uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil
pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah terdapat perbedaan
atau tidak. Uji ini merupakan alternatif pengganti dari Uji Paired Sampel
T-test jika data tidak berdistribusi normal. Pembuktian metode ini
menggunakan analisis statistik dengan metode Pengujian Wilcoxon Test
dengan menggunakan program spss versi 20. Dasar pengambilan putusan
untuk menerima atau menolak Ho pada uji ini adalah sebagai berikut.
1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak (perbedaan
kinerja tidak signifikan).
2) Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ho ditolak atau Ha diterima (perbedaan
kinerja signifikan).

J. Jalannnya penelitian
1. Tahap persiapan
a. Pengajuan judul penelitian pada pembimbing
b. Peneliti melakukan penyusunan proposal sistematis sesuai panduan
c. Peneliti mengumpulkan beberapa refrensi dari buku ataupun jurnal
untuk penyusunan proposal.
37

d. Melakukan proses bimbingan proposal sampai skripsi di setujui


e. Peneliti merevisi semua masukan dan mengikuti arahan dari
pembimbing
f. Menyiapkan intrumen handphone dan lembar observasi tingkat nyeri
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengurusan perijinan
b. Melakukan studi pendahuluan
c. Setelah proses penyusunan proposal di setujui maka memulai proses
penelitian
d. Pengambilan data dari responden pada waktu yang telah dilakukan
oleh peneliti
e. Menjelaskan tujuan, prosedur dan manfaat penelitian kepada calon
responden
f. Memberikan inform consent kepada orang tua responden
g. Peneliti melakukan pengambilan data pre yaitu tingkat nyeri pre
yang di ukur 1 jam setelah proses sirkumsisi
h. Peneliti melakukan intervensi terapi relaksasi bermain game balap
mobil Aspalt 9 selama 15 menit
i. Peneliti melakukan pengambilan data post sesudah intervensi
j. Melakukan pengolahan data
3. Tahap akhir
a. Ujian hasil penelitian
b. Merivisi semua masukan dan mengikuti arahan dari penguji
c. pengumpulan penelitian.
K. Etika penelitian
Haryani (2022) menjelaskan setiap penelitian kesehatan yang mengikut
sertakan manusia sebagai subjek penelitian wajib didasarkan pada tiga prinsip
etik sebagai berikut.
1. Respect for persons (other)
Hal ini bertujuan menghormati otonomi untuk mengambil keputusan
mandiri (self determination) dan melindungi kelompok-kelompok
38

dependent (tergantung) atau rentan (vulnerable) dari penyalahgunaan


(harm and abuse).
2. Beneficience and Non Maleficence
Prinsip berbuat baik, memberikan manfaat yang maksimal dan risiko
yang minimal.
3. Prinsip etika keadilan (Justice)
Prinsip ini menekankan setiap orang layak mendapatkan sesuatu sesuai
dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang
seimbang (equitable).
39

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, (2017). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz Media.


Yogyakarta

Arifianto, 2016. Orang tua cermat, anak sehat. Jakarta: Gagas Media

Baulch, (2015). Assessment and management of pain in the pediatric patient.


Nursing Standard

Czarnecki,et al, (2016).Procedural pain management: a position statement with


clinical practice recommendations. Pain Management Nursing,

Eravianti (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan/ Eravianti-Padang: Stikes


Syedza Saintika

Hidayat (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan (A. Suslia &
T. Utami, eds.). Penerbit Salemba Medika

Heryana, (2019). Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat. Deepublish

Idris (2019). Pengaruh Teknik Distraksi Dengan Melihat dan Memegang Nald
Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien yang Dilakukan Penyuntikan
Anasthesi Sirkumsisi di Medan. [Tesis]. Medan: Fakultas Keperawatan,
Universitas Sumatera Utara

Juanita, (2017). Teknik Distraksi Audio Visual Menurunkan Tingkat Kecemasan


Anak Usia Sekolah yang Menjalani Sirkumsisi. Karya Tulis Ilmiah
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Kemenkes, (2022). Manajemen nyeri. Kementrian kesehatan Republik Indonesia

Karita & Romdhoni, (2018). Hubungan Usia dan Berat Badan dnegan Ukuruan
Lingkar Penis anak menggunakan ometer: Sirkumsisi Menggunakan
Klem. Herb Medicine Journal

Kyle & Carman, (2014).Buku ajar keperawatan pediatri. Jakarta: EGC

Hosseinzadeh et al, 2013. PCR Detection Of Campylobacter Fetus Subspecies


Venerealis in Smegma Samples Collected from Dairy Cattle in Fars, Iran,
Journal of Veterinary Research
40

Prabakaran (2018). Circumcision in the paediatric patient: a review of indications,


technique and complications. Journal of Paediatrics and Child Health,
54(12), 1299-1307

Prasetyo, (2018). Asupan Seng dan Penyembuhan Luka Sirkumsisi. Universitas


Muhammadiyah Semarang

Putri (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta. Nuha Medika

Purwoto (2018). Manajemen nyeri. PT Global Eksekutif teknologi

Peters (2016). Keperawatan Ortopedik dan Trauma Edisi 2. Jakarta: EGC

Pratigno (2019).Sirkumsisi Metode Konvensional & Modern. Buku Kedokteran


EGC

Rahmawati dkk (2022) Pengaruh terapi bermain video game terhadap pengurangan
rasa nyeri pada anak pasca sirkumsisi. Stikes Rajekwesi Bonjonegoro

Sahir (2021). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit KBM Indonesia

Sarfika et al., (2016). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 (1st ed.). Andalas
University Press.

Smeltzer & Bare (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Simatupang, (2020). The Impact of Online Game Addiction on Eye Fatigue in 2020
High School Students in Sibolga City. Stikes Nauli Husada

Syapitri, (2021). Buku Ajar Metodologi Penelitian. Kesehatan. Nadana AH, editor.
Malang: Ahlimedia Press

Sugiyono (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.


Bandung: ALFABETA.

Tamsuri (2017). Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:EGC.

Ulum (2022). Pengaruh distraksi visual video game film terhadap kecemasan anak
sirkumsisi di rumah sunat calak sakti jember. Universitas dr Soebandi

Warees et.,al (2018). NCBI Bookshelf. 2018. Circumcision


41

Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden


penelitian tentang “Efektivitas terapi relaksasi bermain game terhadap tingkat
nyeri saat sirkumsisi pada pasien di rumah khitan malik care yang dilakukan oleh
Handri setyo pada program ITS Pku Muhammadiyah Surakarta

Sukoharjo, ...............................
Responden

................................................
42

Lampiran 2
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan
PKU Muhammadiyah Surakarta” yang Bernama:
Nama : Handri Setyo
NIM :
Dengan ini kami mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian saya dengan judul “Efektivitas terapi relaksasi bermain game terhadap
tingkat nyeri saat sirkumsisi pada pasien di rumah khitan malik care”.
Jawaban Bp/Ibu/Sdr/i dijamin kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan
penelitian, untuk itu Ibu tidak perlu mencantuman nama, maka semua hal yang
menyangkut jawaban atas pertanyaan yang tercantum pada kuesioner mohon
jawaban yang betul-betul obyektif dan jujur.
Atas kesediaannya dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya

Handri Setyo
43

Lampiran 3
Karakteristik Responden
Nama :
Usia :

Pengukuran Nyeri

Lembar dokumentasi pengukuran nyeri

No responden Kelompok Nyeri Pre Nyeri Post

2
44

Lampiran 4 SOP bermain game

Standart Operasional Prosedur


Teknik Relaksasi Bermain Game
Pengertian : Suatu teknik untuk mengalihkan fokus anak dari rasa nyeri yang
akan dihadapi dari tindakan sirkumsisi melalui obyek visual yang nyenangkan
berupa game online

Tujuan :

1. Responden merasa lebih nyaman, santai dan respon nyeri berkurang

2. Responden teralihkan perhatiannya dari sesuatu yang akan dihadapi

Alat dan bahan

1. Smartphone/Laptop/VR
2. Inform consent
3. Lembar observasi
Langkah-langkah
1. Persiapkan perlengkapan yang diperlukan agar teknik distraksi berjalan
dengan baik, seperti tempatkan VR Game, lembar observasi, lembar
persetujuan di atas meja.
2. Peneliti mengajarkan ke petugas/asisten penelitian untuk melakukan
observasi nyeri menggunakan alat ukur sebelum dan sesudah tindakan
3. Saat anak datang dengan keluarga lakukan salam, sapa, sopan, santun
sambil menanyakan anak mana yang akan melakukan sirkumsisi.
4. Antarkan keluarga berserta anak yang akan melakukan sirkumsisi pada
ruang tunggu
5. Perkenalkan ke anak alat VR Game/game dihp agar anak tertarik untuk
melihat
6. Petugas menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian pada keluarga
responden.
7. Keluarga responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani
lembar persetujuan dilakukan penelitian.
45

8. Setelah proses sirkumsisi selesai, responden dan orang tua akan diberikan
waktu 60 menit untuk istirahat
9. Setelah 60 menit, akan di ukur nyeri untuk data pre
10. Memberikan game dengan durasi game film yang ditonton atau
dimainkan selama 15 menit.

11. Mengukur kembali nyeri setelah bermain game untuk data post
12. Bereskan alat dan anak masuk keruangan untuk menjalankan sirkumsisi
46

LAMPIRAN 5

SOP SIRKUMSISI
1. Pengertian Sirkumsisi adalah suatu tindakan pengangkatan jaringan kulit
yang ada di ujung penis.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan tindakn medis


sirkumsisi

3. Referensi Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah.


Ed 2. Jakarta : EGC.

4. Prosedur / 1. Petugas memanggil pasien


langkah 2. Petugas melakukanan anamnesa singkat pada pasien
langkah
(identitas, riwayat penyakit, riwayat luka, perdarahan
dan penyembuhan luka, kelainan epispadia, dan
hipospadia)
3. Petugas meminta informed consent kepada
keluarga/pasien?
4. Petugas menyiapkan alat dan menempatkannya pada
tempat yang mudahdijangkau
5. Petugas meminta pasien untuk membuka
celana/sarung dan menenangkanpasien dengan sopan.
6. Petugas melakukan cuci tangan
7. Petugas mengenakan sarung tangan
8. Petugas mendisinfeksi daerah operasi mulai
preputium sampai pubissecara sentrifugal
9. Perugas memasang duk steril
10. Petugas melakukan anestesi blok n.pudendus
11. Petugas melakukan anestesi infiltrasi subkutan
pada korpus penis kearah proximal.
12. Petugas melakukan konfirmasi apakah anestesi
sudah bekerja.
13. Petugas membuka preputium perlahan-lahan dan
47

bersihkan penis dari smegma dengan menggunakan


kassa betadine sampai korona glandis terlihat
14. Kembalikan preputium pada posisi semula
15. Petugas memasang klem pada preputium di jam
11,1,dan 6
16. Petugas menggunting preputium pada jam 12 sampai
corona glandis
17. Petugas melakukan jahit kendali mukosa pada jam 12
18. Petugas menggunting preputium secara melingkar
kanan dan kiri dengan menyisakan frenulum pada
klem jam 6
19. Petugas melakukan observasi perdarahan (bila ada
perdarahan, klem arteri atau vena, ligasi dengan
jahitan melingkar)
20. Petugas menjahit pada angka 8 pada frenulum
21. Petugas memotong frenulum di distal jahitan
22. Petugas mengontrol luka dan jahitan, oleskan salep
antibioti di sekitar luka jahitan
23. Petugas membalut luka jahitan dengan kasa steril
24. Petugas membuka duk dan sarung tangan,menecek
alat dan merapikanalat yang digunakan
25. Petugas memberikan edukasi untuk menunggu dulu
selama 60-90 menit.

Penutup Mengucapkan salam dan berpamitan


48

Lampiran 6 Jadwal Penelitian

NO Tahap kegiatan September Oktober Novembe Des 2023


2023 2023 r 2023
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Judul
2 Studi Literatur
3 Studi
pendahuluan
4 Penyusunan
proposal
5 Ujian proposal
6 Perbaikan
7 Perijinan
penelitian
8 Pengambilan
data dan
penyusunan
laporan hasil
9 Ujian hasil
49

Log Book Bimbingan Skripsi


Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
ITS PKU Muhammadiyah Surakarta

Nama Mahasiswa: HANDRI SETYO WIBOWO


NIM : 02202206094
Judul Skripsi :
Efektivitas terapi relaksasi bermain game terhadap tingkat
nyeri post sirkumsisi pada pasien di rumah khitan malik care

Pembimbing 1 : Yuli Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep


Pembimbing 2 :

NO Hari/ Tanggal Materi Rencana Tindak Tanda


Bimbingan Lanjut Tangan
Pembimbing
1 26 Agustus Konsultasi judul Alasan pengambilan
judul
Pencarian jurnal
pendukung
2 29 Agustus Konsultasi judul Variabel independen
dirubah
3 31 Agustus Konsultasi judul Acc judul
Lanjut bab 1
4 3 September Bab 1 Spasing,
Rata kanan rata kiri
Jurnal perlu
ditambah
Variabel dikurangi 1
5 7 September Bab 1 Tata tulisan
diperbaiki
Penelitian terkait
diperbaiki dibagian
perbedaan dan
persamaa
Lanjut bab 2 dan 3
7 19 September Bab 1,2 dan 3 Sistematikan
diperbaiki
50

8 26 September Bab 1 dan 2 dan Perbaiki penulisan


3 Lampirkan daftar
pustaka dan
lampiran

9 3 Oktober Bab 1,2 dan 3 Lengkapi SOP


sesuai judul
Lengkapi lampiran
dpan

10 20 oktober Bab 1,2 dan bab Acc ujian


3

Anda mungkin juga menyukai