2020/2021
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
ii
NADIA UTAMI
NIM E1A016041
UNIVERSITAS MATARAM
2020
iii
UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit 62 Mataram NTB 83125 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125
Proposal skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa pada
Penggunaan Media Video dengan Media PowerPoint Melalui Pembelajaran
Dalam Jaringan (Daring) di SMAN 3 Mataram Tahun Ajaran 2020/2021
Mahasiswa Pemohon,
(Nadia Utami)
iv
E1A016041
Menyetujui:
Mengetahui,
NIP. 196702091993031001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
2020/2021”
penulisan, proposal ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun
penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
terimakasih atas bantuan, nasehat, dan dorongan dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.5Batasan Masalah............................................................................ 6
3.4.2 Sampel............................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”. Menurut Artam dan Sinambela, (2015) Proses belajar terjadi karena
selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang antara lain terdiri
atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, materi pelajaran, berbagai
penyakit yang disebabkan oleh sebuah virus yang dikenal dengan Covid-19
(Corona Virus Disease 2019). Awal munculnya virus ini pertama kali ditemukan
di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk di Indonesia.
kehidupan. Bidang yang juga ikut terkena dampak dari munculnya virus ini adalah
Sekolah.
pembelajaran yang digunakan akibat dampak dari covid-19 ini, menuntut guru
untuk lebih mempersiapkan diri mengikuti perkembangan saat ini. Dimyati &
dan teknologi yang terjadi saat ini, tidak memungkinkan bagi guru untuk
bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar yang menyalurkan semua fakta dan
dengan salah satu guru biologi, proses pembelajaran online di SMAN 3 Mataram
selama pandemi Covid-19 masih berjalan lancar namun dengan metode dan media
biologi, sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami dan mengerti
informasi ilmiah yang disampaikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh
guru dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang afektif dan efisien selama
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2011). Media video adalah media yang
Dengan media video dapat menarik perhatian peserta didik, hal ini disebabkan
karena saat menggunakan media tersebut peserta didik akan melibatkan beberapa
adalah peserta didik tidak hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru
namun juga melihat kenyataan-kenyataan apa yang ditampilkan oleh guru dalam
program aplikasi microsoft office yang berguna untuk membuat presentasi dalam
4
dapat diselesaikan dengan bantuan media pembelajaran. Belajar akan lebih efektif
jika dibantu dengan media pembelajaran. Sebab media pembelajaran akan dapat
konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Witdawati, (2016) mengatakan bahwa media sebagai salah satu
komponen yang sangat penting dan mendasar dalam proses pembelajaran, oleh
karena itu, media pembelajaran menjadi suatu hal yang seyogyanya dikuasai oleh
dan materinya. Pemilihan media yang sesuai maka akan sangat menunjang
efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran. Untuk mencapai hasil
pembelajaran yang baik, guru dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang bervariasi serta sesuai dengan materi yang diajarkan.
menghasilkan hasil belajar peserta didik yang berbeda, karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa pada
5
penelitian ini adalah ” Apakah ada perbedaan hasil belajar biologi siswa pada
berikut:
belajar dan keaktifan siswa serta mampu menguasai materi pelajaran Biologi
dengan mudah sehingga memberi pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta
didik.
6
menggunakan media video atau media PowerPoint sebagai salah satu alternatif
untuk membantu peserta didik aktif dalam pembelajaran Biologi baik melalui
bagi mahasiswa yang mengambil kajian yang sama dengan penelitian atau ingin
melanjutkan penelitian ini dalam waktu lebih panjang dan sampel yang lebih
besar.
Agar pelaksanaan penelitian ini lebih terarah maka perlu adanya batasan
1.5.1 Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah video dan
PowerPoint.
1.5.2 Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar dalam ranah kognitif.
1.5.4 Kompetensi Dasar difokuskan pada KD 3.2 dan 4.2 tentang Materi
Keanekaragaman Hayati.
7
H0: Tidak ada perbedaan hasil belajar biologi siswa pada pengunaan media
Mataram.
Ha : Ada Perbedaan hasil belajar biologi siswa pada penggunaan media Video dan
1.7.1 Media video adalah tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Media video yang digunakan dalam penelitian ini adalah media yang berisi
1.7.2 Media PowerPoint merupakan tayangan gambar dan teks tetap atau
multimedia, kelas virtual, streaming video, pesan suara, email dan telepon
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari bahasa latin tekne
dalam Bahasa Inggris art dan logos atau ilmu dalam Bahasa Indonesia (Arsyad,
2014).
Media yang dimaksud dalam pengertian ini berarti alat yang dapat
proses penyampaian informasi ini dengan menggunakan saluran atau media maka
komunikan akan menerima informasi atau pesan tersebut melalui kelima panca
(Kurnia, 2015). Media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
dapat dirangkum bahwa media adalah alat bantu yang digunakan untuk
didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu suatu lingkungan
10
belajar (Jufri, 2017). Pane dan Dosapang (2017) juga menuliskan, pembelajaran
lingkungan yang ada disekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan
utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental
perilaku yang bersifat stabil. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam
unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian diatas, maka
media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat perantara yang digunakan dalam
keterampilan dan sikap) serta dapat meragsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan
terkendali.
melestarikan. Suatu pristiwa atau objek yang terjadi di masa lalu dapat disusun
kembali dengan media seperti gambar fotografi, video, disket komputer. Ciri
ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah
direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
saat.
kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit. Di samping dapat dipercepat,
11
suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil
atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya ataupun peristiwa
3. Ciri distributif: ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
(1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan
ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3) menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) memungkinkan anak
belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan melihat, mendengar dan
lebih efektif, (2) media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan
yang ingin dicapai, (4) media pembelajaran tidak hanya sebgai alat hiburan, (5)
12
mengajar.
perasaan, perhatian serta minat dan siswa sehingga proses pembelajaran lebih
Kadaruddin, (2015) media sebagai alat bantu, mempunyai fungsi melicinkan jalan
belajar siswa dalam waktu yang cukup lama, dan kegiatan belajar siswa dengan
bantuan media pembelajaran akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang
mengajar yang berarti media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang
tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya yang
harus dikembangkan oleh guru untuk mewujudkan situasi belajar yang diharapkan
(Tafano, 2018). Hal tersebut didukung oleh Hananta, (2018) dalam tulisannya
disusun dalam fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta
komponen tersebut meliputi pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan
berikut: (a) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, (b) pembelajaran bisa
lebih menarik, (c) pembelajaran menjadi lebih interaktif, (d) lama waktu
pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, (e) kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan, (f) pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan, (g)
dengan kompetensi yang ingin dicapai, karena itu pembelajaran hendaknya jangan
atas dasar kesukaan guru saja, tetapi harus memperhatikan kesesuaian antara
pembalajaran itu sendiri. Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih
media yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
pembelajaran mampu membuat materi yang abstrak dan dirasa susah dalam
media pembelajaran.
Suprihatiningrum (2013) media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfat
ketertarikan dan interaktivitas siswa, (3) meningkatkan efisiensi dalam waktu dan
tenaga, (4) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (5) mengubah peran guru
ke arah yang lebih positif dan produktif, (6) membantu mengatasi keterbatasan
panca indera siswa, (7) meningkatkan daya retensi siswa terhadap materi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Selain
itu juga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat
menilmbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antar siswa dengan
mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, artinya objek atau benda yang
terlalu besar, terlalu kecil atau kejadian-kejadian yang sudah terjadi dimasa lalu
15
peserta didik dengan menggunakan segala sumber belajar yang efektif dan efisien.
pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan media yang tepat oleh guru
dengan memperhatikan kriteria dan jenis media yang digunakan. Kriteria yang
tersedianya waktu untuk menggunakannya, (6) sesuai dengan taraf berfikir siswa.
tujuan prilaku belajarnya, masih ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan
ketersediaan dana dan fasilitas untuk membeli maupun memproduksi sendiri, (3)
kepraktisan, (4) efektifitas biaya dan jangka waktu yang panjang. Dari pendapat
diatas dapat dirangkum, media pembelajaran memiliki beraneka ragam jenis yang
guru dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan harus disesuaikan
Oleh karena itu dengan media ini guru dapat menyuguhkan pengalaman-
pengalaman yang konkrit kepada siswa. Guru tidak perlu banyak menjelaskan
Media audiovisual merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat.
Media audiovisual membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang
terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang dapat diungkapkan
dengan kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan. Multimedia sebagai
media audiovisual semakin lama semakin populer di masyarakat kita. Pesan yang
Sinambela, 2015).
Salah satu jenis media audiovisual adalah video. Menurut Busyaeri (2016)
banyak diminati oleh anak-anak sekolah dasar, mulai dari jenis video hiburan,
komponen atau media yang mampu menampilkan gambar, tulisan sekaligus suara
dalam waktu yang bersamaan. Unsur yang ditampilkan berupa narasi, dialog,
suara dan musik, sedangkan unsur visual berupa gambar/foto diam, gambar
Menurut Daryanto, (2016) video juga merupakan bahan ajar non cetak
yang kaya informasi dan lugas sehingga dapat sampai kehadapan siswa secara
pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan
siswa merasa seperti berada di suatu tempat yang sama dengan program yang
ditayangkan video). Wati (2016) juga menuliskan, karakteristik dari media video
adalah : (1) bersifat linear, artinya video yang diputar ketika proses pembelajaran
bersifat dinamis tidak berubah, (2) representasi fisik dari gagasan real atau
gagasan abstrak materi pembelajaran yang ingin disampaikan, (3) variatif dalam
pendidikan dan pengajaran, media video mempunyai sifat sebagai berikut, yaitu
memiliki beberapa fungsi yaitu: (1) fungsi edukatif, (2) fungsi sosial, (3) fungsi
ekonomis, (4) fungsi budaya, (5) fungsi hiburan. Pujiono, (2012) juga berpendapat
bahwa fungsi edukatif itu memberikan pengaruh baik kepada siswa seperti
(2016) berpendapat fungsi edukatif media video dapat di lihat dari aspek ranah
ajar. Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur
emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Pada ranah psikomotorik,
pemakaian biaya, tenaga serta juga waktu tanpa mengurangi efektivitas di dalam
manusia yaitu dapat mewariskan serta meneruskan unsur-unsur budaya dan seni
19
mengajar, media video dapat sebagai hiburan bagi siswa sehingga dapat
penglaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan
lain-lain,(2) video dapat menggambarkan suatu proses dengan tepat yang dapat
dan waktu, artinya objek atau benda yang terlalu besar, terlalu kecil atau kejadian-
kejadian yang sudah terjadi dimasa lalu dapat ditampilkan langsung diruang kelas
dengan menggunakan media gambar, foto, video atau model. Busyaeri (2016)
juga menyatakan kelebihan media video juga dapat mengatasi keterbatasan jarak
didik.
memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata oleh siswa, (2) video sangat
bagus untuk menerangkan suatu proses, (3) mengatasi keterbatasan ruang dan
20
waktu dan lebih lebih realistis dapat diulang atau dihentikam sesuai kebutuhan,
serta, (4) memberikan kesan yang mendalam sehingga dapat mempengaruhi sikap
siswa.
menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya, oleh karena itu maka obyek
Third dimention; gambar yang diproyeksikan oleh video berbentuk dua dimensi,
untuk tampak seperti tiga dimensi dapat diatasi dengan mengatur pengambilan
Komunikasi yang bersifat satu arah diimbangi dengan pencarian bentuk umpan
balik yang lain. 2) Peralatan yang mahal dan kompleks. Kustandi, (2013)
memerlukan biaya yang sangat mahal dan waktu yang banyak, 2) pada saat
pemutaran video gambar dan suara berjalan terus, 3) tidak semua siswa mampu
waktu dalam belajar, memberikan pengalaman yang baru kepada siswa sehingga
program aplikasi microsoft office yang berguna untuk membuat presentasi dalam
bentuk halaman. Aplikasi PowerPoint paling sering digunakan oleh guru maupun
lunak) yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan
salah satu program berbasis multimedia. Di dalam komputer, biasanya program ini
tema dan menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang
menarik. Pada prinsipnya program PowerPoint terdiri dari beberapa unsur rupa,
dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut
dapat dibuat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan.
juga dengan media PowerPoint. Hal ini disampaikan oleh Wati, (2016) bahwa
22
Media PowerPoint diataranya: (1) Menarik, (2) merangsang pikiran siswa, (3)
Mudah difahami peserta didik, (4) Guru tidak perlu banyak menjelaskan (5)
Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan serta mudah disimpan dalam bentuk data
jenis warna, huruf, teks, animasi gambar atau foto. PowerPoint lebih merangsang
mudah difahami, guru tidak banyak menjelaskan karena siswa banyak memahami
dari tampilan yang disajikan. Praktis karena dapat digunakan secara berulang-
pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu : 1) fungsi atensi, 2) fungsi
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif, media visual
bergambar, gambar dan lambang visual akan dapat menggugah emosi dan sikap
konteks untuk memahami teks membantu pembelajar yang lemah dalam membaca
(1) Memakan waktu, microsoft ini memerlukan persiapan yang cukup menyita
waktu dan tenaga. (2) Hanya bisa dioperasikan atau dijalankan pada sistem opersi
windows saja. (3) Membutuhkan keahlian lebih untuk dapat membuat PowerPoint
yang benar dan menarik. Snacky (dalam Nanang, 2018) juga mengemukakan
mengenai kelemahan media PowerPoint yaitu: (1) Pengadaan alat mahal dan tidak
semua sekolah memiliki. (2) Memerlukan perangkat keras (komputer) dan LCD
untuk memproyeksikan pesan. (3) Memerlukan persiapan yang matang baik dari
materi dan proses penyusunannya. (4) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja
menuangkan pesan atau ide yang baik pada desain program komputer PowerPoint
sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan. (6) Bagi pemberi pesan yang tidak
dan tenaga sebagai bahan persiapan. (2) Terlalu direpotkan oleh perangkat-
perangkat komputer. (3) Jika layar yang digunakan terlalu kecil maka
kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat sajian
bahan ajar yang ditayangkan diperangkat tersebut. (4) Para peserta didik harus
24
interaksi individu dengan lingkungannya (Pane & Dasopang, 2017). Menurut teori
tingkah laku atau aliran behaviorisme, belajar adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon (Jufri, 2017). Dalam
diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau
kondisi pembelajaran.
untuk mengukur hasil belajar. Menurut Sulastri, (2013) hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu yang terdiri dari 3 aspek yaitu, aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai oleh peserta didik setelah
menjelaskan hasil belajar adalah sesuatu kemampuan yang diperoleh siswa setelah
psikomotorik.
25
berkaitan dengan kemampuan gerak dan banyak terdapat dalam pelajaran praktik.
mengamati, meniru dan lain sebagainya. Belajar juga akan lebih baik, kalau si
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara
maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu. Hasil belajar adalah
ukuran tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh seorang siswa berdasarkan
pengalaman yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan biasanya
hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal individu,
(2014) faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor yang
berasal dari diri sendiri (internal), dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal atau dari diri sendiri terdiri dari faktor jasmaniah, psikologis dan
faktor kematangan fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
sosial,
Menurut Slameto (2010) faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
kelelahan. Adapun faktor yang tergolong dalam faktor jasmaniah yang dapat
mempengaruhi individu dalam belajar antara lain faktor kesehatandan cacat tubuh.
Faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu
faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Faktor eksternal adalah faktor yang ada di
luar individu. Adapun faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat
akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, dan
ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
siswa seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan
belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri
siswa. Dua hal tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, begitu jugan dengan
atau keprofesionalan yang dimiliki oleh pendidik. Artinya dilihat dari kemampuan
dasar yang dimiliki pendidik baik di bidang kognitif (Intelektual), bidang afektif
kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet.
yang digunakan sebagai sarana proses belajar mengajar yang dilakukan tanpa
harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan peserta didik. Menurut
keleluasan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat
28
interaksi antar siswa dengan guru, pembelajaran dapat dilakukan dimana dan
kapan saja, menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas dan
2020). Menurut Tjokro, (2013) Kelebihan pembelajaran daring yaitu, (1) peserta
didik lebih cepat memahami materi ajar karena menggunakan multimedia seperti
gambar, teks, animasi, suara dan video, (2) lebih efektif dalam hal biaya yang
berarti peserta didik tidak perlu datang ke gedung belajar karena dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja serta lebih mudah untuk diperbanyak, (3) lebih
efisiensi karena tidak membutuhkan formalitas kelas, materi ajar bisa langsung
dipelajari, (4) materi ajar bisa langsung dikuasai sesuai dengan kondisi peserta
didik seperti semangat dan daya serap peserta didik. Arnesti dan Hamid, (2020)
juga menuliskan kelebihan lainnya yaitu pembelajaran daring atau online bersifat
memberikan lebih banyak pengalaman belajar dengan teks, audio, video dan
mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi,
minimnya interaksi tatap muka antar guru dengan peserta didik atau peserta didik
29
dengan peserta didik lainnya, (2) kurangnya prasarana yang dimiliki seperti
komputer, laptop, dan sebagainya, (3) materi pelajaran kurang dapat dimengerti
siswa karena saat pembelajaran tidak ditunjang dengan penjelasan guru langsung,
pengumpulan tugas menjadi tertunda, (4) jaringan internet yang kurang stabil
(5) kesulitan mengakses grafik, gambar dan video karena peralatan yang dipakai
memberikan pengaruh terhadap nilai akhir praktikum SHV. Perbed aan media
hasil akhir praktikum SHV mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
2011/2012.
mengetahui lebih baik manakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
media pembelajaran Windows Movie Maker dengan hasil belajar siswa yang
Berdasarkan hasil penelitian Artam (2015) hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan media audiovisual lebih besar daripada hasil belajar siswa
30
yang diajar dengan menggunakan media PowerPoint pada materi sistem ekskresi
Disamping itu guru juga dituntut untuk melakukan pembelajaran yang mampu
diselesaikan dengan bantuan media. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan
dipahami, hemat waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Maka untuk mencapai pengajaran yang baik guru dituntut untuk mampu memilih
dan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi serta sesuai dengan materi
yang diajarkan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektif mana hasil belajar
31
berdasarkan tes objektif dan lembar observasi untuk mengetahui hasil akhir
belajar siswa.
Mataram
Video Powerpoint
Hayati Hayati
a. Kinerja Guru
Tes Tes
Bandingkan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
ganjil tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus
2020.
pengaruhnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu media video
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar biologi peserta
3.4.1. Populasi
33
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas X IPA di
SMAN 3 Mataram, pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari
3.4.2. Sampel
sampling. Teknik sampel dalam penelitian ini digunakan untuk memilih subyek
penelitian berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh guru mata pelajaran biologi.
Untuk menentukan kelas yang bertindak sebagai kelas eksperimen I dan kelas
tersebut akan diberikan pre test dan post test. Pemilihan kelas untuk jenis
kelas akan memilih kartas gulungan yang berisi jenis perlakuan yang akan
TI :pre test
34
Eksperimen I TI Video T2
Eksperimen II TI PowerPoint T2
1. Mengadakan wawancara kepada guru biologi dan guru kelas terkait kondisi
PowerPoint.
4. Membuat soal pre-test dan post-test tentang materi Biologi yang akan
5. Menguji validitas dan realibilitas soal yang akan digunakan sebagai pre-test
dan post-tes.
bahan penelitian.
adalah :
PowerPoint.
dan membahas hasil penelitian, menarik kesimpulan dan membuat laporan hasil
penelitian.
Menurut Purwanto (2013) tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes
ini mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru
atau dipelajari oleh sisiwa. Tes hasil belajar kognitif dirancang oleh peneliti yang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tes hasil belajar ini dilakukan untuk
mendapatkan nilai pre-test dan post-tes. Bentuk tes yang digunakan dalam
36
penelitian ini yaitu tes objektif berupa pilihan ganda. Pre-tes diberikan sebelum
diberikan perlakuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal dari kelas
perlakuan, untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2.
kesahihan suatu instrumen. Uji validitas ini dimaksudkan agar soal benar-benar
mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui validitas instrumen dapat
r xy =N ¿ ¿
Keterangan:
mengetahui butir soal yang valid dan tidak valid. Dengan pedoman perhitungan
37
apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel pada taraf signifikansi 5%, maka
butir soal tersebut dikatakan valid. Dan apabila rhitung lebih kecil dari rtabel maka
KR 20 (Kuder Richardson) :
{ }
s 2 − ∑ pi q i
k t
ri =
( k−1 ) s
t2
Keterangan :
rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel pada taraf signifikansi 5%, maka butir soal
tersebut dikatakan reliabel. Dan apabila r hitung lebih kecil dari rtabel maka instrument
megetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data
38
Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistika
untuk menguji normalitas data antara lain dengan Kertas Peluang dan Ӽ. Pada
kesempatan ini digunakan Chi Kuadrat untuk menguji normalitas data (Sugiyono,
χ ¿∑ ¿¿¿
2
i=l
Keterangan:
χ2 = Chi-kuadrat
persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.
39
( f 0 – f h)
harga-harga ( f0 - fh )2 dan dan menjumlahkannya. Harga
fh
( f 0−f h)2
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (Ӽh2) hitung.
fh
7) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila
harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat
tabel (Ӽh2 ≤ Ӽt2 ), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar
diteliti mempunyai varian yang sama. Bila objek yang diteliti tidak mempunyai
varian yang sama maka uji anova tidak dapat diberlakukan. Metode yang
− 2
2
S=
∑ ( X− X )
n−1
Keterangan:
S2 = varians
40
X = nilai siswa
x = rata-rata
n = jumlah sampel
Nilai F hitung dan F tabel dibandingkan pada taraf signifikan 5%. Data dikatakan
yang dihipotesiskan oleh si peneliti. Uji yang digunakan adalah uji t dua sampel,
apabila harga thitung> ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika thitung<
ttabel maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan tingkat kesalahan 0,05. Berikut
X 1−X 2
√ ( n 1 – 1 ) s + ( n2 – 1 ) s 22 1 1
2
( )
t= 1
+
n1 +n 2−2 n 1 n2
(Sugiyono, 2013)
Keterangan:
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Data hasil penelitian diperoleh dari dua kelas yang diberi perlakuan, kelas
eksperimen yakni media video dan powerpoint. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian berupa data hasil belajar aspek kognitif siswa yang diperoleh dari nilai
pre-test dan post-test. Sebelum dilakukan pre-test instrumen soal yang dibuat
harus sudah valid dan reliabel. Hal-hal tersebut penting karena instrumen soal
sebagai alat untuk mengambil data sehingga untuk memperoleh data yang baik
Uji validitas digunakan untuk mengetahui suatu instrumen soal yang akan
digunakan dapat digunakan sebagai alat untuk mengambil data. Soal yang valid
berarti baik untuk digunakan sebagai alat mengambil data. Penelitian ini
menggunakan instrumen soal sebanyak 30 butir soal dan berdasarkan hasil uji
validitas diperoleh sebanyak 23 butir soal yang valid dan sebanyak 7 butir soal
r X Y ≥ r t abel Valid 23
r X Y <r t abelInvalid 7
Suatu instrumen tidak cukup hanya dilakukan uji validitas akan tetapi harus
diuji reliabilitas. Data dikatakan reliabel jika data tersebut memang benar dan
sesuai kenyataanya dan dapat memberikan hasil yang sama berapa kalipun
≥ 0 , 40 4 Reliabel 23 0,803
Tidak Reliabel 0 -
Tabel 4.2 Data Hasil Post-test Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Nilai rata-rata post-test hasil belajar aspek kognitif siswa pada kelas eksperimen 1
67,90 (Lampiran ).
tidak. Uji normalitas dilakukan dengan rumus Chi-Kuadrat (X2). Uji normalitas
signifikans 5% dengan derajat kebebasan (dk) = k-1. Hasil uji normalitas data
hasil pre test dan post test pada masing- masing kelas eksperimen 1 dan kelas
2 2
χ hi tung χ ta belKema
Kelas Kriteria
mpuan
Eksperimen 1 6,19
Tes Awal
Eksperimen 2 2,76 Terdistribusi
11,07
Eksperimen 1 2,26 Normal
Tes Akhir
Eksperimen 2 5,30
Hasil perhitungan uji normalitas pada Tabel didapatkan X2hitung < X2tabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tes awal dan tes akhir pada kelas
perhitungan normalitas tes awal disajikan pada Lampiran dan tes akhir pada
lampiran
Hasil uji homogenitas data hasil tes awal dan tes akhir pada kelas
X Kemampu
Kelas N S2 Fhitung FTabel Ket
an
Hasil uji homogenitas pada Tabel diperoleh Fhitung < Ftabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tes awal dan tes akhir pada kedua kelas adalah homogen.
Data lengkap mengenai uji homogenitas tes awal disajikan pada Lampiran dan tes
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji beda (uji-t) dengan taraf
sampel homogen, namun karena jumlah sampel tidak sama atau n1≠ n2, sehingga
uji beda yang digunakan adalah uji-t rumus pooled varians. Hasil uji hipotesis
Hasil perhitungan uji t seperti pada Tabel 4.5 diperoleh thitung > ttabel (2,14 >
statistik bahwa terdapat perbedaan hasil belajar aspek kognitif antara perlakuan
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka.
No.1.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran Edisi Ke-2 Revisi. Penerbit: Gava Media.
Cipta
Pendidikan.Vol. 2 No.1.
Widyaiswara: 4: 104-117.
Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Pres.
Cipta.
50
Kustandi dan Sujipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor.
Ghalia Indonesia.
Rajawali Pers.
Sahidu, C. 2013. Penilaian Hasil Belajar. Mataram Lombok : Penerbit Agra Puji
Press.
Bumi Aksara.
RinekaCipta.
52
Yuma Pustaka.
Bandung: Alfabeta.
Rosdakarya.
Arruz- Media.
53