PROPOSAL SKRIPSI
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PENGUJI
Penguji I Ketua
Dr. Badrud Tamam, S.Si., M.Pd.
NIP. 198011282008121001 ............................
Penguji II Anggota
Wiwin Puspita Hadi, S.Si., M.Pd.
NIP. 198207022015042001 ............................
Penguji III Anggota
Dr. Aditya Rakhmawan, S.Si., M.Pd.
NIP. 198501192020121001 ............................
Penguji IV Pembimbing
Irsad Rosidi, S.Pd., M.Pd.
NIP. 198501032015041002 ............................
Mengetahui,
Bangkalan, 11 April 2022
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas ridho-Nya telah memberikan kemudahan
dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menyampaikan
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa serta dukungan.
2. Bapak Dr. Badrud Tamam, S.Si., M.Pd., sebagai koordinator Program Studi
Pendidikan IPA.
3. Bapak Irsad Rosidi, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah
proposal skripsi.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu
untuk perbaikan penyusunan proposal skripsi ini. Besar harapan semoga proposal
skripsi ini dapat menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca.
iv
Akhir kata penulis sampaikan ucapan permintaan maaf apabila dalam penyusunan
skripsi ini terdapat kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam mencari dan mendapatkan informasi. Salah satu bidang yang ikut
yang luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap penyebarluasan informasi (Tekege,
1
2
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar
dapat terjadi (Sapriyah, 2019). Pakpahan, et al, (2020) juga berpendapat bahwa
sikap.
Kehadiran media dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup
penting. Menurut Aswirna (2017) media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Keabstrakan materi dapat
materi dari pada tanpa bantuan media (Ichsan, et al, 2021). Namun menurut Adlin
(2019), pada proses pembelajaran masih sangat sedikit guru yang merancang atau
pembelajaran sebagai alat bantu ajar pada proses pembelajaran belum dilakukan
secara maksimal.
(2018), media pembelajaran dibagi menjadi 8 jenis yaitu media audio visual
gerak, audio visual diam, audio, audio semi gerak, visual gerak, visual diam,
3
visual semi gerak, dan media cetak. Aghni (2018) juga berpendapat bahwa media
gerak, semi gerak, audio visual diam, audio semi gerak, audio, visual gerak,
cetak, dan visual diam. Menurut Wulandari (2017), media pembelajaran dibagi
menjadi 3 jenis yaitu media audio, visual dan audio visual. Pakpahan (2020) juga
menjadi 3 jenis yaitu media audio, visual, dan audio visual. Menurut Hidayatullah
(2019), jenis media pembelajaran yang paling menarik yaitu media audio visual
karena siswa dapat melihat peristiwa nyata yang disertai dengan efek suara
Nurfadillah, et al, (2021), bahwa media audio visual lebih mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa karena mengandung unsur gambar, audio, dan gerakan
sehingga bersifat menarik dan siswa tidak bosan saat pembelajaran berlangsung.
(Aziz, 2019). Animasi membolehkan sesuatu objek yang tetap atau statis dapat
media pembelajaran berbasis animasi ini karena media animasi bersifat menarik
menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa. Penelitian terdahulu yang
tergolong pada kategori sangat baik dengan skor hasil uji ahli media sebesar 95,2.
deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat
dipercaya (Supardi 2017). Namun menurut Purnama & Marsudi (2017) pada
Menurut Tias (2017) IPA bukan hanya sekedar menghafalkan konsep dan prinsip,
melainkan dengan pembelajaran IPA diharapkan siswa dapat memiliki sikap dan
kemampuan yang berguna bagi dirinya dalam memahami perubahan yang terjadi
(2017) topik campuran dan pemisahan campuran sulit dipahami oleh siswa karena
materi tersebut bersifat abstrak, molekuler dan memiliki banyak konsep. Hal
tersebut didukung oleh pendapat Agustiani, et al, (2018) bahwa siswa mengalami
kesulitan ketika belajar topik pemisahan campuran karena topik tersebut bersifat
abstrak dan kompleks. Objek materi yang bersifat abstrak dan kompleks perlu
diperjelas dengan pemodelan agar terlihat tampak nyata dan mudah dipahami oleh
siswa (Fitriyati, et al, 2017). Hal tersebut dapat divisualisasikan dengan media
animasi simulasi molekul pada topik campuran dan pemisahan campuran karena
gambaran secara rinci pada skala molekul yang tidak dapat digambarkan dengan
oleh Ueno, et al, (2020) yang meneliti tentang animasi molekul protein sebagai
gambaran dunia molekuler dalam sel dan diperoleh hasil bahwa media animasi
Pemisahan Campuran”.
B. Identifikasi Masalah
rendah.
cenderung membosankan.
6
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
media pembelajaran yang relevan sehingga menarik minat siswa untuk belajar.
molekul pada topik campuran dan pemisahan campuran dengan output berupa
sebagai berikut:
e. Menu Evaluasi
8
G. Definisi Istilah
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa untuk belajar (Tafonao, 2018).
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran IPA
interaksi antara guru dengan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
tidak terpisahkan dengan komponen pembelajaran yaitu input (berupa siswa, guru,
antara satu sama lain agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib untuk dipelajari di sekolah
tingkat SMP (Astalini & Kurniawan, 2019). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
serangkaian proses ilmiah, dimana mata pelajaran IPA tersebut membekali siswa
dengan pengetahuan, ide, dan konsep tentang lingkungan alam, yang diperoleh
apabila pembelajaran tersebut lebih disajikan dalam konsep nyata (Syafitri et al.,
2018). Oleh karena itu, proses serta suasana dalam pembelajaran sangat
9
10
yang sesuai dengan sikap IPA. Siswa diharapkan tidak hanya sekedar tahu
Tercapainya tujuan pelajaran IPA secara utuh, tidak cukup jika hanya
mengajarkan pengetahuan IPA saja tetapi juga proses bagaimana IPA itu
dengan strategi, metode, model, dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif
(Jundu et al, 2020). Hal tersebut dapat menarik minat siswa sehingga siswa
dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA merupakan interaksi yang terjadi antara
siswa dengan guru beserta sumber belajar yang menggabungkan berbagai bidang
kajian IPA agar siswa mempelajari diri sendiri dan alam sekitar secara utuh
yaitu membantu siswa untuk memahami konsep yang bersifat abstrak, prinsip,
2. Media Pembelajaran
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Media pembelajaran
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa untuk belajar.
Menurut Zaki dan Yusri, (2020) media pembelajaran adalah segala sesuatu baik
berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu
Selain itu, menurut Nurrita (2018) media pembelajaran merupakan sumber belajar
yang dapat membantu guru dalam memperkaya wawasan siswa, dengan berbagai
motivasi siswa untuk belajar hal baru dalam materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru sehingga dapat dengan mudah dipahami. Berdasarkan hal
berkaitan dengan konsep yang bersifat abstrak. Kontribusi media dalam proses
diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip yang diterima dalam hal partisipasi
berlangsung kapan pun dan dimanapun diperlukan, sikap positif siswa terhadap
Media pembelajaran memiliki beberapa ciri yang dapat digunakan oleh guru
bahwa salah satu ilmuwan yang bernama Gerlach dan Ely mengemukakan ciri-ciri
fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, film dan lainnya. Adanya ciri
mentransformasi suatu kejadian atau objek tertentu. Ciri-ciri media yang terakhir
yakni ciri distributif (distributive property), dengan ciri ini memungkinkan media
tersebut dapat disajikan dalam sejumlah sasaran dan pengalaman yang relatif
sama.
13
berdasarkan sasaran atau tujuan akhir selama kegiatan belajar. Untuk memahami
beberapa media sesuai dengan ciri wujudnya. Menurut Aghni (2018), klasifikasi
berikut:
b. Visual yang tak diproyeksikan, contohnya gambar, poster, foto, charts, grafik,
Sedangkan media mutakhir dibagi menjadi dua macam yaitu Media berbasis
a. Media audio visual gerak, seperti film suara, pita video, film, dan tv.
14
b. Media audio visual diam, seperti film rangkai suara, halaman suara.
e. Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
pembelajaran. Salah satu media yang menarik untuk digunakan dalam proses
tersebut berupa video gambar animasi yang disertai dengan suara dalam
menyampaikan hal yang terkait dalam video tersebut. Dalam penelitian yang akan
aplikasi berbasis animasi simulasi molekul, dengan harapan untuk menarik minat
3. Media Animasi
menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. Animasi berasal dari kata
“animation” yang dalam bahasa inggris “to animate” yang berarti menggerakkan
(Punusingon et al, 2017). Jadi animasi dapat dikatakan sebagai proses perubahan
bentuk atau properti objek yang ditampilkan dalam kurun waktu tertentu. Dilihat
15
dari teknik pembuatannya menurut Sangian dan Lumenta (2017), animasi yang
a. Stop Motion
perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan clay (tanah liat) sebagai
objek yang digerakkan. Teknik stop motion animation merupakan animasi yang
dihasilkan dari pengambilan gambar berupa objek (boneka atau yang lainnya)
yang digerakkan setahap demi setahap. Dalam pengerjaannya teknik ini memiliki
b. Traditional Animation
sampai saat ini. Dinamakan tradisional karena teknik animasi inilah yang
sering disebut cel animation karena teknik pengerjaannya dilakukan pada celluloid
transparan yang sekilas mirip OHP, dimana setiap tahap gerakan digambar di
c. Animasi Komputer
dan kamera, pemberian suara, serta spesial efeknya semuanya dikerjakan dengan
membuat animasi, tetapi hasil tetap tergantung keahlian dan software yang
dimiliki.
16
Perkembangan animasi pada saat ini berjalan begitu cepat dalam berbagai
pendidikan, animasi merupakan salah satu inovasi media dalam bentuk visual
bergerak yang dapat dimanfaatkan untuk memperjelas materi pelajaran yang sulit
yang siap kapan pun digunakan untuk menyimpan materi pembelajaran. Media
mempermudah materi – materi pelajaran atau tahapan proses suatu pekerjaan yang
Secara umum animasi sendiri dikelompokan menjadi dua jenis yaitu animasi
2 Dimensi (2D) dan 3 Dimensi (3D) (Sangian dan lumenta, 2017). Seiring
dibandingkan dengan media lainnya, media animasi lebih baik untuk digunakan
dalam proses pembelajaran. Saat ini pembuatan media animasi dapat dilakukan
yang sering digunakan adalah Macromedia Flash, Power Point, Adobe Flash,
terjadinya perubahan besar pada trend metode cara mengajar dengan multimedia
17
saat ini. Karena kemudahannya dan efisiensinya dalam segala aspek, bagi siswa,
dari satu media yang digabungkan meliputi audio dan visual; (3) dapat menarik
perhatian dan fokus siswa yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
memudahkan respon dari siswa; (5) memiliki sifat mandiri dimana adanya
bimbingan dari guru. Kekurangan dari media pembelajaran animasi, yaitu: (1)
yang efektif agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran; (3) tidak adanya
gambar secara realitas seperti fotografi dan video. Untuk merancang dan
dari microsoft office 2010 yaitu microsoft powerpoint 2010 . Adapun software
pendukung yang digunakan adalah ispring suite 9 karena software ini yang
4. Simulasi Molekul
Simulasi molekul adalah suatu bentuk simulasi komputer di mana atom dan
molekul yang diizinkan untuk berinteraksi selama jangka waktu tertentu dengan
pendekatan secara fisik yang diketahui, memberikan pandangan dari gerak dan
gambaran seperti dunia nyata sehingga siswa lebih mudah memahami konsep IPA
yang bersifat abstrak dan molekuler. Media animasi simulasi molekul dapat
merangsang imajinasi dan membawa dimensi baru untuk belajar IPA serta
dapat memberikan gambaran secara rinci pada skala molekul yang tidak dapat
abstrak dalam IPA yang sulit diobservasi langsung oleh indera manusia menjadi
mungkin dengan media simulasi molekul. Selain itu simulasi molekul juga dapat
pembelajaran di kelas.
tingkat sub mikroskopis. Simulasi molekul pada dasarnya merupakan salah satu
suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Animasi
tingkat molekuler.
20
Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Semua benda yang ada di alam semesta ini merupakan materi. Materi tersusun
atas partikel-partikel kecil yang disebut atom. Konsep atom pertama kali
menjadi partikel terkecil dimana partikel-partikel tersebut tidak dapat dibagi lagi
(Sabarni, 2019). Atom terdiri dari proton (bermuatan positif), elektron (bermuatan
negatif) , dan neutron (netral). Dua atom atau lebih yang bergabung akan
Menurut Herwanto et al (2019) unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana baik dengan cara fisika
maupun dengan cara kimia. Para ahi kimia menggunakan simbol atau lambang
untuk menunjukkan perbedaan antara unsur kimia yang satu dengan yang lainnya.
Ahli kimia sudah menemukan unsur sejak abad ke-9 dan unsur secara bertahap
terus berkembang sampai abad ke-20. Unsur di alam dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu unsurlogam dan nonlogam. Contoh unsur logam adalah besi, emas,
dan seng. Contoh unsur nonlogam adalah karbon, nitrogen, dan oksigen. Saat ini
unsur telah ditemukan sebanyak 113 unsur, 83 diantaranya ditemukan di bumi dan
pertamanya atau tempat ditemukannya unsur tersebut. Simbol unsur dibuat untuk
Simbol unsur yang saat ini digunakan secara internasional adalah simbol unsur
21
yang diusulkan oleh Jöns Jacob Berzelius yaitu sebagai berikut: (1) Setiap unsur
dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf awal dari nama latinnya, (2) Huruf
awal ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar, (3) Untuk unsur yang memiliki
huruf awal sama, diberikan satu huruf kecil dari nama unsur tersebut. Contohnya
yaitu Karbon (nama latinnya Carbon) dilambangkan dengan (C), Kalsium (nama
Senyawa adalah zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung
secara kimia dengan perbandingan massa tertentu. Dua atau lebih atom dapat
bagian terkecil dari suatu senyawa. Senyawa merupakan zat yang dapat diuraikan
menjadi zat yang lebih sederhana (Unsur) melalui proses reaksi kimia (Herwanto
et al, 2019). Misalnya, air yang memiliki rumus H2O dapat diuraikan menjadi
unsur hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa terbentuk melalui proses
pencampuran unsur secara kimia. Sifat suatu senyawa akan berbeda dengan sifat
unsur- unsur penyusunnya. Misalnya, sifat air sebagai senyawa akan berbeda
dengan sifat gas hidrogen dan oksigen sebagai unsur penyusunnya. Pada suhu
kamar air berwujud cair, sedangkan hidrogen dan oksigen, keduanya berwujud
secara bersama di antara atom-atom yang berkaitan). Contoh dari senyawa adalah
air yang tersusun atas dua unsur hidrogen dan satu unsur oksigen. Selain itu juga
senyawa garam dapur (NaCl) yang tersusun atas unsur natrium dan klorin. Air dan
garam dapur tidak dapat dilakukan pemisahan dengan metode fisika namun
Campuran merupakan zat yang terdiri dari beberapa sampel yang memiliki
campuran yang sifat-sifat dalam satu sampel sama sehingga cara pemisahannya
antara garam natrium klorida (NaCl) yang dimasukkan kedalam air. Setelah
diaduk garam akan larut dalam air, pencampuran ini akan tetap berada pada satu
fase tunggal yakni cair. Campuran heterogen adalah campuran yang tersusun atas
dua fasa atau lebih sehingga dapat dipisahkan secara fisis. Contoh campuran jenis
ini adalah pencampuran antara pasir (SO2) dan air, pada pencampuran kedua ini
pasir akan mengendap ke dasar cairan dan tetap merupakan padatan tak larut.
Campuran antara pasir dan air adalah campuran dua fase yaitu cairan dan padatan.
Dalam campuran homogen suatu zat ada yang bersifat asam, basa, maupun garam.
Menurut Yusnita (2019) kata asam berasal dari kata acetum dari bahasa latin
yang berarti cuka. Maka dari itu senyawa yang bersifat asam memiliki rasa asam
atau kecut. Asam yang seringkali diwakili dengan rumus HA secara umum
merupakan suatu senyawa kimia yang apabila dilarutkan kedalam air akan
ke senyawa yang bersifat asam, maka kertas tersebut tidak akan berubah warna.
Kata basa atau alkali berasal dari bahasa arab alquili yang berarti abu. Larutan
basa memiliki rasa pahit dan bersifat kaustik. Basa di dalam air dapat
dari 7. Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu
elektron pada saat dimasukkan kedalam air. Selain itu, basa juga dapat
23
menetralisir asam (H+) sehingga menghasilkan air ( H O). Basa mempunyai sifat
2
Yusnita (2019) juga menjelaskan bahwa apabila suatu larutan basa dan asam
dicampurkan maka akan membentuk garam. Reaksi antara larutan basa dan asam
dikenal dengan reaksi netralisasi. Jadi, apabila asam dan basa direaksikan akan
membentuk garam dan air. Garam yang terbentuk bisa bersifat netral atau tidak
bersifat asam atau basa, garam yang bersifat asam, dan garam yang bersifat basa.
Nilai pH pada larutan garam ialah 7. Campuran dapat dipisahkan dengan beberapa
a. Filtrasi
Filtrasi adalah salah satu metode pemisahan campuran secara fisika. Ethica
(2020) menyatakan bahwa metode pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk
memisahkan bahan padat dari cairan atau gas dan sebaliknya, untuk mengisolasi
suatu komponen dari campuran yang memiliki fase yang sama namun ukuran
partikelnya berbeda, dan untuk membuang pengotor yang tidak dikehendaki untuk
mendapatkan bahan yang murni. Pada saat bahan berbentuk cair, dasar
padat, hasil penyaringan tersebut dinamai filtrat, sedangkan zat yang tertahan
adalah residu.
b. Destilasi
senyawa dalam bentuk cairan yang memiliki titik didih atau perbedaan volatilitas
24
berfungsi untuk untuk mencapai titik didih pada suatu senyawa. Macam-macam
pengurangan tekanan, destilasi vakum, destilasi uap, destilasi spinning band, dan
lain-lain.
c. Kromatografi
interaksi sampel dengan fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam dapat berupa
padatan atau cairan yang diletakkan pada permukaan fasa pendukung. Fasa gerak
d. Sublimasi
campuran senyawa dalam bentuk kristal dengan mengubah fasanya menjadi gas
terlebih dahulu. Teknik ini hanya efektif untuk kristal yang mudah mengalami
sublimasi atau umumnya untuk kristal dengan titik lebur yang rendah. Apabila
kristal tersebut memiliki titik lebur yang tinggi maka dibutuhkan energi panas
6. Model ADDIE
oleh Dick and Carry pada tahun 1996. Nwokoye et al (2019) menyatakan bahwa
25
model ADDIE merupakan jenis desain pengembangan yang logis dan runtut
dengan beberapa tahapan tertentu. Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap
pengembangannya adalah:
a. Analyze (analisis)
ADDIE. Pada tahapan ini mengkaji permasalahan yang ada di lapangan berupa
analisis kurikulum, minat belajar siswa, dan metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru untuk disesuaikan dengan pembuatan media pembelajaran. Jadi, pada
analisis seperti, identifikasi masalah yang terjadi saat proses pembelajaran, serta
b. Design (desain)
Tahapan selanjutnya yaitu tahapan desain atau rancangan. Pada tahapan ini
penyusunan media. Storyboard yang telah disusun pada tahapan desain bisa
c. Development (pengembangan)
26
Dalam tahapan ini dilakukan pengembangan pada flowchart yang telah disusun
mempersiapkan beberapa faktor pendukung utama seperti alat dan bahan, aplikasi
pendukung dan lainnya. Jika media pembelajaran sudah berupa produk, maka
selanjutnya dilakukan uji kelayakan media oleh ahli pakar. Uji kelayakan media
d. Implementation (implementasi)
belajar. Jadi, setelah media divalidasi oleh ahli pakar selanjutnya diujicobakan.
Terdapat beberapa hal yang harus disiapkan selama tahapan implementasi, yakni
e. Evaluate (evaluasi)
7. Teori Pembelajaran
adanya asosiasi antara kesan panca indera yang disebut sebagai stimulus dengan
impuls sebagai bentuk tindakan atau respon. Stimulus merupakan akan sesuatu
adanya stimulus. Peristiwa asosiasi antara stimulus dengan respon ini mengikuti
hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon akan diperkuat
diulangi lagi (Amsari & Mudjiran, 2018). Hubungan antara teori belajar
Behaviorisme dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, dalam penelitian ini
dilihat dari tingkah laku siswa. Jadi, perlu diketahui bahwa untuk meningkatkan
David P. Ausubel merupakan salah satu tokoh terkenal pencetus teori belajar
seseorang. Inti dari teori ini adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau
bermakna jika guru dalam menyajikan materi baru dapat dihubungkan dengan
konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa. Klasifikasi materi
dan perubahannya merupakan salah satu materi yang memuat berbagai fakta dan
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang semacam ini mengakibatkan terjadi
penerjemahan konsep baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognisi siswa.
itu sendiri, jadi, berdasarkan hal tersebut siswa harus aktif dalam proses
makna terhadap sesuatu yang diperoleh dari proses pembelajaran. Peran guru
sebagai fasilitator, yaitu memberikan sebuah materi yang dapat menarik siswa
untuk dan ikut serta dalam proses pembelajaran, jadi guru memberikan materi
memiliki sebuah tingkatan setiap jenjang, dimana peran tersebut merupakan peran
teori belajar konstruktivisme oleh Jean Piaget dengan penelitian yang akan
pemisahan campuran. Hal ini bertujuan untuk guru memberikan sebuah media
dalam proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswa yang menjadikan siswa
penelitian yang dilakukan yaitu pada materi yang diterapkan. Penelitian ini
dan sublimasi.
pada mata pelajaran IPA kelas V sekolah dasar layak digunakan dalam
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari hasil validasi pakar materi dengan
yang akan dilakukan yaitu subjek penelitian dan materi pembelajaran. Pada
penelitian ini subjeknya yaitu siswa sekolah dasar sedangkan pada penelitian
yang akan dilakukan yaitu siswa sekolah menengah pertama. Materi pelajaran
yang digunakan pada penelitian ini yaitu tentang sistem organ manusia,
97% untuk media dan 89,5% untuk materi, keefektifan 92%, dan kepraktisan
94% dengan kategori sangat layak. Respon siswa dengan adanya penerapan
tentang animasi molekul protein sebagai gambaran dunia molekuler dalam sel
diperoleh hasil bahwa media animasi simulasi molekul tergolong media yang
penelitian yang akan dilakukan yaitu materi yang akan dijadikan sebagai
5. Penelitian yang dilakukan oleh Hanif 2020 dengan judul “The Development
dan efektif terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V
tingkat sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil
perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu subjek dan output
yang dihasilkan. Subjek dari penelitian ini yaitu siswa jenjang sekolah dasar
sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan subjeknya yaitu siswa jenjang
sekolah menengah pertama. Output media dari penelitian ini yaitu berupa
aplikasi.
33
C. Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
A. Jenis Pengembangan
pengembangan ADDIE. Model ADDIE terdiri dari lima tahap diantaranya adalah
kerjanya yang sistematik. Setiap fase dilakukan evaluasi dan revisi dari tahapan
yang dilalui, sehingga produk yang dihasilkan menjadi produk yang valid.
Raya Krian No.2 Kec. Krian Kab. Sidoarjo Jawa Timur. Penelitian ini
dilaksanakan secara bertahap dalam kurun waktu bulan Februari 2022 – April
C. Desain Pengembangan
33
34
Analysis
Design
Development
Implementation
Evaluation
D. Prosedur Pengembangan
1. Analysis
35
ADDIE. Tahap ini merupakan tahap analisis kebutuhan. Proses analisis pada
tahap ini dilakukan dengan cara menjawab semua kebutuhan atau potensi
belajar dapat juga menyenangkan melalui media animasi sehingga siswa tertarik
untuk belajar. Berdasarkan hal tersebut, berikut beberapa hal yang harus
dianalisis:
a. Analisis kurikulum
kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam kurikulum yang saat ini digunakan
oleh SMP Negeri 1 Krian yaitu kurikulum 2013. Topik pembelajaran yang
digunakan dalam media ini adalah topik campuran dan pemisahan campuran.
Topik tersebut dimuat pada kurikulum 2013 kelas VII KD 3.3 materi klasifikasi
materi dan perubahannya. Tabel analisis kurikulum dapat dilihat pada tabel 3.1.
Setelah melakukan
percobaan pemisahan
campuran melalui
aplikasi
MAMSA siswa dapat
membuat laporan
mengenai hasil
percobaan tentang
pemisahan campuran.
Siswa SMP merupakan masa peralihan dari usia anak-anak menuju remaja
yang perlu diperhatikan dari segi kognitifnya, karena pada masa-masa itu anak
konkret agar lebih mudah memahami. Hal tersebut sesuai dengan kerucut
pengalaman Edgar Dale (1946) bahwa simbol dan gagasan yang abstrak lebih
mekanisme pemikiran kognitif anak berkembang secara bertahap mulai dari bayi,
media pembelajaran yang cocok untuk dikembangkan, serta dapat menjadi media
sudah tersedia namun pemanfaataannya belum optimal, selain itu masih sedikit
Topik campuran dan pemisahan campuran memiliki konsep yang cukup rumit, hal
tersebut dapat dibantu dengan media pembelajaran agar siswa dapat memahami
materi dengan mudah. Namun penggunaan media pada pembelajaran IPA saat ini
berkaitan dengan topik campuran dan pemisahan campuran, sehingga siswa lebih
2. Design
media pembelajaran untuk ahli media, ahli materi, dan siswa. Media pembelajaran
berbasis animasi simulasi molekul perlu adanya sketsa rancangan yang digunakan
38
untuk menggambarkan media yang akan dibuat. Sketsa tersebut dibentuk dalam
b. Penyusunan Materi
campuran dan naskah secara keseluruhan, selain itu juga menyusun konsep topik
yang akan dijadikan sebagai animasi simulasi molekul. Penyusunan isi materi
3. Development
dievaluasi oleh tim validator yang meliputi ahli materi, ahli media, dan
guru IPA. Hasil evaluasi produk berupa saran, komentar dan masukan dari para
ahli yang akan digunakan sebagai dasar revisi produk sampai para ahli
menyatakan valid. Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi input materi yang
dalam bentuk aplikasi. Media yang telah berbentuk aplikasi selanjutnya akan diuji
4. Implementation
Tahap implementasi ini produk diuji cobakan kepada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Krian setelah revisi tahap I. Pada tahap ini juga dibagikan angket untuk
diperlukan maka dilakukan revisi berdasarkan masukan dan saran dari siswa.
40
Namun, dalam revisi ini dipertimbangkan masukan dan saran dari validator
5. Evaluation
evaluasi. Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi sumatif, dimana tahap evaluasi
dilakukan pada akhir setelah pengambilan data respon siswa. Tahap evaluasi yaitu
menganlisis sejauh mana media yang telah diimplementasikan kepada sisw dari
segi kelayakan serta bagaimana hasil angket respon siswa terhadap media
tersebut. Data angket respon siswa yang diperoleh dikaitkan dngan analisis data
yang diperoleh dari uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, dan guru IPA.
Uji coba produk dilakukan di SMP Negeri 1 Krian. Peneliti memilih SMP
Negeri 1 Krian sebagai lokasi dalam melakukan uji coba produk karena sekolah
ini yaitu siswa kelas VII A yang berjumlah 30. Pemilihan tersebut dikarenakan
kelas VII belum lama telah memperoleh materi campuran dan pemisahan
campuran, selain itu kelas VII A merupakan kelas unggulan. Berdasarkan hal
41
produk lebih baik. Uji coba dilakukan dengan mengujicobakan produk sebagai
campuran.
2. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data kualitatif dan
kuantitatif, yaitu:
Pembelajaran berupa kritik dan saran dari ahli materi, ahli media, guru IPA
dan siswa.
b. Data kuantitatif merupakan data pokok dalam penelitian yang berupa data
penilaian kelayakan tentang Media Pembelajaran dari data respon siswa, ahli
materi, ahli media dan guru IPA mengenai produk yang telah dikembangkan.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
media pembelajaran berbasis animasi simulasi molekul pada topik campuran dan
42
pemisahan campuran. Lembar validasi ini diisi oleh ahli yang berkompeten di
dikembangkan. Jenis skala yang digunakan adalah skala likert dengan 5 alternatif
jawaban yaitu sangat baik = 5, baik = 4, cukup baik = 3, kurang baik = 2 dan
tidak baik = 1. Aspek dan indikator penilaian media pada lembar validasi ahli
Aspek Indikator
molekul pada topik campuran dan pemisahan campuran. Lembar validasi ini diisi
oleh ahli yang berkompeten sesuai bidang materi IPA. Jenis skala yang digunakan
adalah skala likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat baik = 5, baik = 4,
cukup baik = 3, kurang baik = 2 dan tidak baik = 1. Aspek dan indikator penilaian
Aspek Indikator
43
Aspek Indikator
pemisahan campuran ditinjau dari sisi penyusunan materi dan media. Lembar
validasi ini diisi oleh guru IPA di SMP Negeri 1 Krian. Jenis skala yang
digunakan adalah skala likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat baik = 5,
baik = 4, cukup baik = 3, kurang baik = 2 dan tidak baik = 1. Aspek dan indikator
penilaian pada lembar validasi guru IPA disajikan pada tabel 3.4.
Aspek Indikator
Aspek Indikator
Lembar validasi angket respon siswa merupakan angket penilaian yang diisi
oleh validator angket respon siswa dan guru IPA untuk menilai kelayakan dari
tersebut diberikan kepada siswa. Lembar validasi angket respon terdapat beberapa
aspek yang perlu dinilai yaitu aspek petunjuk, aspek indikator, dan aspek bahasa.
Lembar validasi ini menggunakan skala Likert (lima skala), yang meliputi 5
kriteria penilaian yaitu sangat baik = 5, baik = 4, cukup baik = 3, kurang baik = 2
dan tidak baik = 1. Lembar validasi angket respon dinilai oleh validator 1 yaitu
Bapak Dwi Bagus Rendy Astid Putera, S. Pd., M. Pd selaku Dosen Pendidikan
yaitu Bapak Muhammad Nur, S. Pd. selaku guru IPA di SMP Negeri 1 Krian.
Lembar validasi angket respon siswa dapat dilihat pada halaman 59 lampiran 5.
mengukur kualitas media pembelajaran yang dilihat dari berbagai aspek. Angket
45
dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Agar diperoleh data
kuantitatif, maka setiap alternatif jawaban diberi skor yakni sangat setuju = 5,
setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2 dan sangat tidak setuju = 1. Aspek dan
indikator penilaian pada angket respon siswa disajikan pada tabel 3.5.
Aspek Indikator
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini menggunakan
beberapa teknik untuk memperoleh data yang valid diantaranya sebagai berikut:
a. Observasi
dan potensi yang ada di SMP Negeri 1 Krian. Teknik observasi dilakukan secara
sengaja dengan cara melihat langsung aktivitas pembelajaran pada saat peneliti
46
ini juga dilakukan pada tahap implementasi produk media pembelajaran. Hal
b. Validasi
materi dan ahli media sebelum diuji cobakan kepada siswa. Ahli materi
memberikan penilaian, komentar dan saran terhadap produk dari aspek relevansi
materi, evaluasi, dan efek bagi strategi pembelajaran, sedangkan ahli media
memberikan penilaian, komentar dan saran terhadap produk dari aspek bahasa,
rekayasa perangkat lunak, dan komunikasi visual. Ahli materi pada penelitian ini
yaitu dosen program studi pendidikan IPA fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Trunojoyo Madura dan guru IPA di SMP Negeri 1 Krian, sedangkan ahli
media pada penelitian ini yaitu dosen program studi pendidikan IPA fakultas
dijadikan ahli media dan ahli materi disajikan pada tabel 3.6.
Ana Yuniasti Retno W., S.Pd., M.Pd. Dwi Bagus Rendy A.P., S.Pd., M.Pd.
pernyataan dalam bentuk tertulis. Angket diberikan kepada siswa dengan tujuan
simulasi molekul yang telah dikembangkan. Angket respon siswa diberikan pada
Analisis data ini diperoleh berdasarkan lembar angket validasi para ahli dan
angket respon siswa. Teknik analisis data hasil uji coba pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
R : Persentase kelayakan
S : Jumlah skor yang diperoleh
N : Jumlah skor maksimal
dapat diandalkan atau tidak. Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan
rumus 3.2.
𝐴−𝐵
R= (1 - 𝐴+𝐵 ) ×100%……………….……………………3.2
(Sumber: Yusup, 2018)
Keterangan:
R = Reliabilitas
A = Skor tertinggi dari validator
B = Skor terendah dari validator
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan maka akan diketahui reliabel
atau tidaknya instrumen penelitian yang akan digunakan. Hasil uji reliabilitas
Angket siswa diberikan kepada siswa SMP kelas VII A SMP Negeri 1 Krian
Analisis angket respon siswa dilakukan dengan cara mengubah nilai kualitatif
menjadi skor penilaian. Skor penilaian tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel
3.8.
∑𝑋
R= ×100%……………………………………………...3.3
𝑁
(Sumber: Ariyawati et al., 2017)
Keterangan:
R : Persentase respon
∑X : Jumlah skor yang diperoleh
N : Jumlah skor maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Aghni. R.I. (2018) Fungsi Dan Jenis Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran
Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XVI, No. 1, 98 –
107.
Agustiani, V., Efkar, T., & Tania, L., (2018). Pengembangan Animasi Berbasis
Simulasi Molekul pada Metode Destilasi. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 7 (2), 1-12. Diakses dari https://jurnal.fkip.unila.ac.id.
Alvian, A., (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Elektronika Dasar
Berbasis Android untuk Mata Pelajaran Electronics Fundamental Kelas XI
SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta. Skripsi Pendidikan Teknik
Informatika, Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Amsari, D., & Mudjiran. (2018). Implikasi Teori Belajar E.Thorndike
(Behavioristik) Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Basicedu, 2(2),
524–532.
Farhatin, N., Pujiastuti, H., & Mutaqin, A. (2020). Pengembangan Bahan Ajar
Matematika Berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Smp Kelas VIII. Jurnal
Pendidikan Matematika, 4(1), 33–45.
Fitriyanti, M., Maasawet, E. T., & Boleng, D. T., (2021). Analisis Permasalahan
Guru Terkait Media Pembelajaran Biologi Berbasis Aplikasi Mobile
Learning Menggunakan Teknik Mnemonik Verbal. Jurnal Pendidikan, 9
(2). 67-72.
Fitriyati, I., Hidayat, A., & Munzil, (2017). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Dan Penalaran Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Pembelajaran Sains, 1 (1), 27-34.
Gambari, A.I., et al., (2018). Impact of Virtual Laboratory on the Achievement of
Secondary School Chemistry Students in Homogeneous and Heterogeneous
Collaborative Environments. Contemporary Educational Technology, 9(3),
246-263.
Hanif, M., (2020). The Development and Effectiveness of Motion Graphic
Animation Videos to Improve Primary School Students’ Sciences Learning
Outcomes. International Journal of Instruction, 13 (3), 248-26
Hartatik, R., (2021). Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas VI
SDN 02 Krompeng melalui pembelajaran Think– Pair –Share. Action
Research Journal, 1(1), 128-134.
Ichsan, J. R., et al, (2021). Media Audio Visual dalam Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian, 183-188.
Istianah, N., Wardani, A. K., & Feronika, H. S. (2018). Teknologi Bioproses.
Malang : Universitas Brawijaya Press.
Jannah, M., Harijanto, A., & Yushardi. (2019). Aplikasi Media Pembelajaran
Fisika Berbasis Sparkol Videoscribe Pada Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor
52
Terhadap Hasil Belajar Siswa SKM. Jurnal Pembelajaran Fisika, 8(2), 66–
72. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/11140.
Jauhari, M. I. (2018). Peran Media Pembelajaran dalam Pendidikan Islam. Jurnal
Piwulang, I(1), 54–67.
Johari, A., Hasan, S., & Rakhman, M. (2016). Penerapan Media Video Dan
Animasi Pada Materi Memvakum Dan Mengisi Refrigeran Terhadap Hasil
Belajar Siswa. Journal of Mechanical Engineering Education, 1(1), 8.
Jundu, R., et al, (2020). Pengembangan Video Pembelajaran IPA Berbasis
Kontekstual Di Manggarai Untuk Belajar Siswa Pada Masa Pandemic
Covid-19. Jurnal Pendidikan IPA, 10(2), 63-73.
Juwantara, R. A. (2019). Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget Pada
Tahap Anak Usia Operasional Konkret 7-12 Tahun Dalam. Al-Adzka: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 9(1), 27–34.
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/adzka.
Nwokoye, C., Umeh, I., & Mbeledogu, N. (2019). GeoNaija : Enhancing the
Teaching and Learning of Geography through Mobile Applications. I.J
Education and Management Engineering, 6(1), 11–24.
https://doi.org/10.5815/ijeme.2019.06.0.
Panjaitan, S., (2017). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Media Gambar
Pada Siswa Kelas II A SDN 78 Pekanbaru. Jurnal Primary Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6 (1), 252-266.
Pakpahan, A. F., et al, (2020). Pengembangan Media Pembelajaran. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Prasetyo, B., & Baehaqie, I., (2017). Pengembangan Media Video Animasi Untuk
Pembelajaran Memproduksi Teks Laporan Hasil Observasi. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(2), 35-40.
Prasetyo, A.F.D., dan Astuti, S., (2021). Pengembangan Media Pembelajaran
“ORMAS” (Organ Tubuh Manusia) Berbasis Aplikasi Microsoft Power
Point di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5 (3), 1198 – 1209.
Pribowo, F. S. P. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Ipa Berbasis
Pendekatan Scientific Approach. JURNAL PENDIDIKAN, 6(1), 54–66
Punusingon, R.R. et al, (2017). Animasi Sosialisasi Undang – Undang Informasi
dan Transaksi Elektronik. E-Journal Teknik Informatika, 12(1), 1-8.
Purnomo, P., Dan Palupi, M.S., (2016). Pengembangan Tes Hasil Belajar
Matematika Materi Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu,
Jarak Dan Kecepatan Untuk Siswa Kelas V. Jurnal Penelitian (Edisi Khusus
PGSD), 20 (2). 151-157.
Purnama, R. P., dan Marsudi, (2017). Pengembangan Media Pembelajaran IPA
Materi Metamorfosis Berbentuk Video Animasi Dua Dimensi pada SDI
Little Camel Mojokerto. Jurnal Seni Rupa, 5 (3), 433-454.
Rahma, F.I. (2019). Media Pembelajaran. Jurnal studi islam, 14(2), 87-99.
Rosalina, et al., (2018). Pengembangan Animasi Berbasis Simulasi Molekul pada
Metode Kromatografi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, 7(2), 1-
8.
Sabarni (2019). Struktur Atom Berdasarkan Ilmu Kimia dan Perspektif Al-
Qur’an. Lantanida Journal, 7 (1). 87-100.
Sangian, G.C.J.L. & Lumenta, A.S.M. (2017). Film Animasi Tragedi 5 Maret
2014 di Fakultas Teknik. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. Jurnal
Teknik Elektro dan Komputer, 5(4), 205-216.
54
Wulandari, et al., ( 2019). Estimasi Validitas dan Respon Siswa terhadap Bahan
Ajar Multi Representasi: Definitif, Makroskopis, Mikroskopis, Simbolik
pada Materi Asam Basa. Jurnal Phenomenon, 8 (2), 165-174.
55
Yusnita, M., (2019). Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita. Semarang :
Alprin.
Yusup, F., (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17-23.
Zaki, A., & Yusri, D., (2020). Penggunaan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran PKN Di SMA Swasta
Darussa’adah Kec. Pangkalan Susu. Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(2), 809-830
56
Lampiran 1
Lampiran 2
Petunjuk Pengisian :
1. Lembar validasi ini terdiri dari aspek kriteria penilaian materi pembelajaran
2. Yang dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu sebagai ahli materi
3. Bapak/Ibu dimohon memberikan tanda checklist ( ) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
4. Keterangan penilaian:
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Cukup Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik
5. Kritik saran dan kesimpulan Bapak/Ibu dapat dituliskan pada tempat yang
telah disediakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media
pembelajaran ini.
A. Penilaian Materi
Penilaian
No. Indikator
1 2 3 4 5
Aspek Relevansi Materi
1. Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian materi dengan KD
3. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
4. Materi yang disampaikan secara mendalam
5. Materi yang disampaikan sistematis dan runtut
6. Materi yang disampaikan memiliki alur logika yang jelas
7. Kelengkapan materi
8. Materi yang disampaikan aktual dan faktual
9. Kesesuaian tingkat kesulitan dan keabstrakan konsep
dengan perkembangan kognitif siswa
10 Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan
11. Konsep dan definisi yang disajikan sesuai dengan konsep
dan definisi yang berlaku dalam bidang IPA
Aspek Evaluasi/Latihan Soal
12. Evaluasi yang diberikan sesuai dengan materi dan tujuan
60
Penilaian
No. Indikator
1 2 3 4 5
pembelajaran
13. Kunci jawaban yang disajikan telah benar dan sesuai
dengan kaidah yang ada
14. Soal dirumuskan dengan jelas
15. Soal sesuai dengan konsep yang berlaku dalam IPA
16. Tingkat kesulitan soal sesuai dengan materi
17. Penyajian animasi simulasi sesuai dengan konsep materi
Aspek Bahasa
18. Istilah-istilah yang digunakan tepat dan sesuai dengan
bidang IPA SMP
19. Penggunaan bahasa mendukung kemudahan memahami
alur materi
Aspek Efek bagi Strategi Pembelajaran
20. Keterlibatan dan peran siswa dalam aktivitas belajar
21. Dukungan media bagi kemandirian belajar siswa
22. Kemampuan media dalam mempermudah penerimaan
konsep siswa
B. Kebenaran Materi
No. Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
D. Kesimpulan
Lingkari pada nomor sesuai dengan kesimpulan
1. Layak untuk diujicobakan
2. Layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk diujicobakan
61
Lampiran 3
Petunjuk Pengisian :
1. Lembar validasi ini terdiri dari aspek kriteria penilaian materi pembelajaran
2. Yang dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu sebagai ahli materi
3. Bapak/Ibu dimohon memberikan tanda checklist ( ) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
4. Keterangan penilaian:
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Cukup Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik
5. Kritik saran dan kesimpulan Bapak/Ibu dapat dituliskan pada tempat yang
telah disediakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media
pembelajaran ini.
A. Penilaian Media
Penilaian
No. Indikator
1 2 3 4 5
Aspek Bahasa
1. Penggunaan bahasa mendukung kemudahan dalam
memahami alur materi
2. Istilah yang digunakan sesuai dengan bidang IPA
Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
3. Sumber daya (CPU, RAM, hard disk) yang digunakan
dalam media efektif dan efisien
4. Media berjalan dengan baik, tidak mudah crash, hang atau
berhenti saat beroperasi (Reliabilitas)
5. Media dapat diinstal atau dijalankan di berbagai hardware
dan software yang ada (Kompatibilitas)
6. Media pembelajaran terpaket dengan baik
(instalasi berjalan otomatis, disediakan fitur uninstall,
shortcut otomatis muncul)
7. Media dapat digunakan berulang-ulang (Reusability)
62
Penilaian
No. Indikator
1 2 3 4 5
8. Media mudah digunakan dan sederhana dalam
pengoperasiannya (Usabilitas)
9. Media dapat dipelihara/dikelola dengan mudah
(Maintainable)
10. Kreativitas dan inovasi dalam media pembelajaran
B. Kebenaran Media
No. Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
D. Kesimpulan
Lingkari pada nomor sesuai dengan kesimpulan
1. Layak untuk diujicobakan
2. Layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk diujicobakan
63
Lampiran 4
Petunjuk Pengisian :
1. Lembar validasi ini terdiri dari aspek kriteria penilaian materi pembelajaran
2. Yang dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu sebagai ahli materi
3. Bapak/Ibu dimohon memberikan tanda checklist () pada kolom yang
tersedia sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
4. Keterangan penilaian:
1 : Sangat Baik
2 : Baik
3 : Cukup Baik
4 : Kurang Baik
5 : Tidak Baik
5. Kritik saran dan kesimpulan Bapak/Ibu dapat dituliskan pada tempat yang
telah disediakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media
pembelajaran ini.
Penilaian
No. Indikator
1 2 3 4 5
dengan kaidah yang ada
12. Soal dirumuskan dengan jelas
13. Soal sesuai dengan konsep yang berlaku dalam IPA
14. Tingkat kesulitan soal sesuai dengan materi
Aspek Bahasa
15. Penggunaan mendukung kemudahan dalam memahami
alur materi
16. Istilah yang digunakan sesuai dengan bidang akuntansi dan
sesuai dengan tingkat berpikir siswa
Aspek Efek bagi Strategi Pembelajaran
17. Keterlibatan dan peran siswa dalam aktivitas belajar
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
D. Kesimpulan
Lingkari pada nomor sesuai dengan kesimpulan
1. Layak untuk diujicobakan
2. Layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk diujicobakan
66
Lampiran 5
D. Kesimpulan
Lingkari pada nomor sesuai dengan kesimpulan
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan
68
Lampiran 6
IDENTITAS SISWA:
Nama : ..........................................................
Kelas : ..........................................................
Keterangan penilaian:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Penilaian
No. Pernyataan
SS S RR TS STS
1. Saya merasa termotivasi perlu untuk belajar IPA
dengan baik setelah menggunakan media
pembelajaran animasi simulasi molekul
2. Saya merasa senang belajar IPA dengan media
pembelajaran animasi simulasi molekul
3. Saya merasa optimis dalam mengaplikasikan
pembelajaran IPA dari media pembelajaran
animasi simulasi molekul
4. Saya merasa termotivasi untuk mendapat skor
tertinggi dalam pembelajaran IPA materi
campuran dan pemisahan campuran
5. Saya mudah mengoperasikan media
pembelajaran animasi simulasi molekul
6. Saya mudah memahami cara bermain media
pembelajaran animasi simulasi molekul
7. Saya tidak mengalami kendala saat
mengoperasikan media pembelajaran animasi
simulasi molekul
8. Saya merasa materi yang disajikan sangat
komunikatif
9. Saya banyak belajar tentang materi campuran dan
pemisahan campuran dari media pembelajaran
animasi simulasi molekul
69
Penilaian
No. Pernyataan
SS S RR TS STS
10. Saya merasa terdapat kesesuaian antara animasi
dengan background dari media pembelajaran
animasi simulasi molekul
11. Saya merasa tampilan media pembelajaran
animasi simulasi molekul sangat menarik
12. Saya lebih tertarik belajar IPA dengan dengan
media pembelajaran animasi simulasi molekul
daripada praktik langsung
13. Saya mempunyai gaya belajar baru dengan media
pembelajaran animasi simulasi molekul
14. Saya mempunyai keterampilan baru dalam
mengoperasikan komputer setelah menggunakan
media pembelajaran animasi simulasi molekul
15. Saya merasa lebih mudah memahami materi
campuran dan pemisahan campuran ketika
menggunakan media pembelajaran animasi
simulasi molekul
Lampiran 7