Anda di halaman 1dari 28

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 2 MARGA TIGA
TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Peneitian Tindakan Kelas

Program Studi : Tadris IPS

Oleh:
AULIA ZIARETA
NPM. 2101070003

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1444 H/ 2023 M

i
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 2 MARGA TIGA
TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Penelitian Tindakan Kelas

Program Studi : Tadris IPS

AULIA ZIARETA
NPM. 2101070003

Pembimbing Akademik : Dr. Tusriyanto, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1444 H/ 2023 M

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan inayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal skripsi ini, tepat pada

waktunya.

Penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan

untuk memenuhi tugas Metode Penelitian pendidikan program strata satu (S1) atau

sarjana pada Program Tadris IPS di IAIN Metro guna langkah awal dalam memperoleh

gelar S.Pd.

Dalam upaya penyelesaian proposal skripsi ini, penulis telah menerima banyak

bimbingan dan bantuan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terimakasih kepada Yth:

1. Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag.,PIA., selaku Rektor IAIN Metro.

2. Dr. Zuhairi, M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Metro

3. Tubagus Ali Rachman Puja Kusuma, M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Tadris

IPS IAIN Metro

4. Dr. Tusriyanto, M.Pd selaku pembimbing Akademik yang telah membimbing

serta mengarahkan dalam penulisan proposal skripsi ini.

5. Wardani, M.Pd selaku pembimbing Metode Penelitian yang telah membimbing

serta mengarahkan dalam penulisan proposal skripsi ini

6. Dosen dan seluruh civitas akademik IAIN Metro.

7. Kepala dan seluruh civitas SMPN 2 Marga Tiga

8. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan

sepenuhnya dalam menyelesaikan penulisan proposal skripsi.

iii
Kritik dan saran demi perbaikan proposal skripsi ini sangat diharapkan. Semoga

penelitian yang akan dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan secara umum.

Metro, ......Maret 2023

Penulis

AULIA ZIARETA

NPM : 2101070003

iv
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................i
COVER..........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................................2
C. Batasan Masalah.................................................................................................2
D. Rumusan Masalah...............................................................................................2
E. Tujuan Dan Manfaat...........................................................................................2
F. Penelitian Relevan..............................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI


A. Hasil Belajar Siswa.............................................................................................6
1. Pengertian Hasil Belajar.........................................................................6
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................................6
3. Jenis Hasil Belajar Siswa........................................................................7
B. Metode Pembelajaran Kontekstual.....................................................................8
1. Pengertian Metode Pembelajaran...........................................................8
2. Metode Pembelajaran Kontekstual.........................................................9
3. Karakteristik Metode Pembelajaran Kontekstual...................................9
4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kontekstual...........................10
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kontekstual..............12
C. Ilmu Pengetahuan Sosial ....................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN


A. Definisi Operasional Variabel.............................................................................14
1. Variabel Terikat (Dependen) .................................................................14

v
2. Variabel Bebas (Independen)..................................................................14
B. Setting Lokasi Penelitian ...................................................................................14
C. Subjek Penelitian................................................................................................15
D. Prosedur Penelitian.............................................................................................15
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................16
1. Obsevasi .......................................................................................................16
2. Tes Hasil Belajar .............................................................................................16
3. Teknik Dokumentasi ...................................................................................16
F. Instrumen Penelitian...........................................................................................17
G. Teknik Analisis Data..........................................................................................17
H. Indikator Keberhasilan .......................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................19

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus direncanakan secara optimal dan efisien

untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi

keefektifan pembelajaran adalah model pembelajaran yang digunakan.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Tujuan

IPS adalah untuk membantu siswa memahami peran manusia dalam masyarakat dan

untuk mendapatkan informasi tentang interaksi antara individu, kelompok dan negara.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengembangkan model pembelajaran yang

efektif di kelas IPS.

Model pembelajaran kontekstual merupakan salah satu model pembelajaran

yang menekankan pada konteks dan situasi nyata dalam proses pembelajaran. Dalam

model ini, siswa diajak untuk mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi atau

konteks yang ada di sekitarnya. Model ini memiliki beberapa keunggulan, di

antaranya adalah dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, serta dapat

meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

SMP Negeri 2 Marga Tiga merupakan salah satu sekolah menengah pertama

di daerah Marga Tiga yang memiliki siswa kelas IX. Sekolah ini memiliki tujuan

untuk memberikan pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Oleh karena itu,

penggunaan model pembelajaran yang efektif dalam mengajarkan IPS sangat penting

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri 2 Marga Tiga.

1
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan model

pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IX di SMP Negeri 2

Marga Tiga.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah peneliti menemukan beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi, yaitu:

1. Siswa kesulitan memahami penjelasan guru mata pelajaran IPS

2. Beberapa siswa masih berlarian dan mengganggu temannya saat guru

menjelaskan materi

3. Siswa bingung saat mencoba menjawab pertanyaan dari guru

4. Guru menganggap hasil belajar siswa kurang memuaskan

5. Kurang optimalnya penggunaan metode pembelajaran kontekstual

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah peneliti

mencakup pada Meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran konteksual

mata pelajaran IPS siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Marga Tiga Tahun Pelajaran

2023/2024.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS?

2. Apakah penggunaan metode kontekstual berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

2
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode

kontekstual pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

untuk mengetahui apakah penggunaan metode kontekstual berpengaruh terhadap

peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPS.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah bagi guru, sebagai acuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dan sebagai acuan cara atau

metode untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Bagi siswa

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami IPS, karena metode ini

dapat sangat menarik bagi pembelajaran siswa, sehingga siswa dapat mengikutinya

dengan baik dan mengerjakan soal/tugas dengan baik dan mandiri. Dan sebagai acuan

bagi lembaga pendidikan dalam menganalisis dan mengambil keputusan pada saat

mengevaluasi hasil belajar tentang penggunaan metode kontekstual pada mata

pelajaran IPS.

F. Penelitian Yang Relavan

Penelitian terdahulu yang relevan sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun

ada beberapa perbedaan sehingga penelitian yang dilakukan tidak sama sepenuhnya,

diantaranya sebagai berikut.

Menurut jhonson (2002) kontekstual adalah sistem satu sama lain, yang

memiliki prinsip saling ketergantungan, yaitu antara guru dan siswa, masyarakat dan

lingkungan. Ini memungkinkan mereka untuk terhubung dalam segala hal yang

mereka lakukan. Prinsip saling ketergantungan mensyaratkan bahwa sekolah menjadi

sistem kehidupan di mana bagian-bagian dari sistem tersebut, termasuk juru masak,

guru, siswa, petugas kebersihan, tukang kebun, staf administrasi, supir bus, sekretaris,

3
orang tua dan teman-teman, dan di dalam masyarakat semuanya memuatnya. .

merupakan satu kesatuan lingkungan belajar yang saling berhubungan. Menurut

Sulistiyonos (2010), pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep kegiatan

pembelajaran yang memudahkan guru menghubungkan isi bahan pelajaran dengan

situasi nyata siswa, yang pada akhirnya mendorong siswa untuk membangun

hubungan antarmanusia. menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari peserta

didik sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam pembelajaran kontekstual,

siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang yang mencoba untuk

terhubung dengan sesuatu yang baru saja mereka peroleh atau yang tidak mereka

kenal.1

Menurut Sanjaya, pembelajaran kontekstual adalah Suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan partisipasi penuh siswa sehingga mereka dapat

menemukan apa yang mereka pelajari dan menerapkannya dalam situasi nyata

sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.Sedangkan menurut

Kunandari CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah konsep

pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang diajarkan dengan

situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang diterima dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.2

Menurut Saripudin & Komalasari (2016) Pertama, pembelajaran harus

mencerminkan kehidupan sehari-hari siswa. Kedua, pendidikan dapat dilaksanakan

melalui budaya dan kearifan lokal (local genius), karena setiap sekolah dan

lingkungannya membangun karakter yang unik, sehingga siswa belajar melalui nilai-

1
Efi Nilasari and others, ‘PENGARUH PENGGUNAAN MODUL’, 2013, 2016, 1399–1404.
2
Irwandi, ‘Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA’,
Jurnal Ilmu Pendidikan, 19.1 (2013), 100–105.

4
nilai budaya lokal (local genius), dan mengedepankan pengejaran pengetahuan moral

yang mereka miliki. dapat membentuk kehidupan mereka, keluarga mereka,

masyarakat dan sebagai anggota warga negara.3

3
Program Studi, Pendidikan Pancasila, and Program Pascasarjana, ‘Jurnal Pendidikan Ilmu-
Ilmu Sosial Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Penguatan
Pendidikan Karakter’, 10.1 (2018), 1–10.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar Siswa

1. Pengetian Hasil Belajar

Pembelajaran harus mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Tujuan pembelajaran atau hasil belajar tidak akan tercapai jika siswa tidak

memperhatikan cara dan faktor yang mendukung keberhasilan belajar. Menurut

Suprijono, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara umum, bukan

hanya sebagian dari potensi seseorang.4

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil interaksi

antara belajar dan mengajar. Dari sudut pandang guru, kegiatan mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sudut pandang siswa, hasil

belajar merupakan akhir dari pembelajaran.5

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya belajar seseorang disebabkan oleh beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, yaitu dari dalam diri siswa

dan beberapa faktor dari luar. Menurut Slameto, faktor-faktor berikut

mempengaruhi hasil belajar siswa.

a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu,

seperti faktor fisik (kesehatan dan kecacatan), faktor psikologis

4
Applied Mathematics, ‘PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III’, 2016, 1–23.
5
Mathematics.

6
(kecerdasan, rentang perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan

dan kemauan) dan faktor kelelahan.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, seperti

faktor keluarga (pendidikan orang tua, hubungan antar anggota

keluarga, suasana keluarga, keadaan keuangan keluarga, pemahaman

orang tua dan latar belakang budaya), faktor sekolah (metode

pengajaran, kurikulum, hubungan guru-murid, hubungan siswa-siswa,

tata tertib sekolah, materi pembelajaran), tahun sekolah, kondisi

gedung, metode pembelajaran, pekerjaan rumah) dan faktor

masyarakat.

Berdasarkan uraian para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara umum, tidak hanya dari segi

pengetahuan yang diperoleh siswa, tetapi juga sikap/perilaku dan keterampilan

siswa. Dengan demikian, perubahan hasil belajar meliputi keterampilan

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Jenis Hasil Belajar Siswa

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan

tingkah laku yang dihasilkan dari interaksi individu dengan lingkungannya.

Perubahan perilaku adalah hasil belajar. Dengan kata lain, seseorang dikatakan

telah belajar ketika ia mampu melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat

ia lakukan.

7
Berdasarkan hasil kajian taksonomi Bloom, bentuk-bentuk perilaku

seperti hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (kognitif, afektif, dan

psikomotorik).

a) Domain kognitif berkaitan dengan perilaku yang berkaitan dengan

berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.

b) Ranah afektif mengacu pada sikap, nilai, minat, penghargaan, dan

penyesuaian terhadap perasaan sosial.

c) Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan

keterampilan manual atau motorik.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jenis

hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan perilaku, seperti kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (perilaku). Hasil belajar dapat

diperoleh dari hasil penilaian Penilaian hasil belajar adalah suatu prosedur

dimana hasil belajar yang dicapai siswa dinilai dengan menggunakan kriteria

tertentu. Subyek evaluasi adalah hasil belajar siswa.

B. Metode Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Guru dapat menentukan metode pembelajaran dengan mempertimbangkan

tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan utama dalam menentukan metode

pembelajaran adalah keefektifan proses pembelajaran. Karena arah peneliti adalah

pembelajaran siswa, maka metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya

hanya sebagai pedoman bagi siswa untuk belajar.

8
2. Metode Pembelajaran Kontekstual

Kata "kontekstual" berasal dari "konteks" yang dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia mengandung dua arti: 1) bagian dari uraian atau kalimat yang

dapat mendukung atau menjelaskan suatu makna; 2) situasi yang terkait dengan

peristiwa tersebut.6

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah

konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang mereka

ajarkan dengan situasi nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang mereka terima dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari, menggabungkan tujuh komponen kunci pembelajaran yang efektif,

yaitu. : Konstruktivisme, Inkuiri, Inkuiri, Komunitas Belajar, Pemodelan dan

Penilaian Otentik.

3. Karakteristik Metode Pembelajaran Kontekstual

Karakteristik metode pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut.

a. Kerjasama antar siswa dan guru (cooperative).


b. Saling membantu antar siswa dan guru (assist).
c.Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning).
d. Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual.
e.Menggunakan multi media dan sumber belajar.
f. Cara belajar siswa aktif (student active learning).
g. Sharing bersama teman (take and give).
h. Siswa kritis dan guru kreatif.
i. Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa.
j. Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa,
laporan hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya

6
Abdul Kadir, ‘Konsep Pembelajaran Kontekstual Di Sekolah’, 13.3, 17–38.

9
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jika semua

aspek karakteristik terlaksana dengan baik maka akan menghasilkan pembelajaran

yang maksimal dengan metode pembelajaran kontekstual.

4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kontekstual

Berikut adalah langkah-langkah guru dalam menggunakan metode

pembelajaran kontekstual.

a) Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah suatu proses di mana struktur kognitif

siswa dibangun berdasarkan pengalaman mereka sendiri atau

dirangkai dengan informasi baru. Dalam pembelajaran kontekstual,

proses ini dilakukan dengan cara yang memaknai pengetahuan

yang diperoleh siswa.

b) Penelitian

Penelitian dalam pembelajaran kontekstual merupakan proses

berdasarkan pencarian dan penemuan melalui berpikir sistematis.

c) Mengajukan pertanyaan

Mengajukan pertanyaan dapat dilihat sebagai ekspresi

keingintahuan individu, sedangkan menjawab pertanyaan

mencerminkan kemampuan berpikir seseorang. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru tidak sekedar memberikan

informasi Tetapi Ikan agar siswa dapat menemukan sendiri konsep

yang telah dipelajarinya.

d) Komunitas belajar

10
Komunitas belajar dalam pembelajaran kontekstual diwujudkan

bekerja sama dengan orang lain. Kolaborasi bisa beragam, baik

dalam kelompok belajar resmi maupun di lingkungan alam. Hasil

belajar dapat dicapai dengan cara berbagi hasil dengan orang lain,

antar teman, dalam kelompok yang diceritakan belum tahu yang

sudah berpengalaman.

e) Pemodelan

Pemodelan Dia Proses mempelajari dengan Tunjukkan contoh

untuk ditiru oleh siswa. Proses pemodelan pembelajaran

kontekstual tidak terbatas pada guru, tetapi guru juga dapat

menggunakan siswa yang diyakini memiliki keterampilan. Proses

ini dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa terhindar dari

pembelajaran teoretis-abstrak yang dapat menimbulkan terjadinya

verbalisasi.

f) Refleksi

Refleksi adalah proses membuang pelajaran yang dipelajari, yang

dilakukan dengan menyusun kembali peristiwa belajar atau

melewatkan peristiwa. Dalam pembelajaran kontekstual, pada

akhir setiap proses pembelajaran, terdapat refleksi yang digunakan

guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengingat apa

yang telah dipelajari.

g) Penilaian Autentik

11
Penilaian autentik adalah proses yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi tentang kemajuan pembelajaran. Di

dalam pembelajaran kontekstual, penilaian autentik tidak hanya

ditekankan dari perspektif capaian atau hasil belajar.7

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kontekstual


Tidak ada metode yang sempurna dalam proses pembelajaran, begitu juga
dengan metode kontekstual ini. Berikut kelebihan dan kekurangan metode
pembelajaran kontekstual.8
1) Kelebihan:
a) Belajar lebih bermakna, yaitu. bahwa siswa melakukan kegiatannya
sendiri sehubungan dengan materi yang ada, sehingga siswa sendiri yang
memahaminya.
b) Pembelajaran lebih produktif dan dapat mendorong penguatan konsep
siswa, karena pembelajaran kontekstual menuntut siswa untuk
menemukan sendiri, bukan menghafal.
c) Tumbuhnya keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang
materi yang dipelajarinya.
d) Mengembangkan rasa ingin tahu tentang materi yang akan dipelajari
dengan cara bertanya kepada guru.
e) Mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan teman lain untuk
memecahkan masalah yang ada.
f) Siswa dapat menarik kesimpulan sendiri tentang tugas belajar
2) Kelemahan:
a) Siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran tidak akan mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena
siswa tidak akan mendapatkan

7
Pengaruh Pembelajaran and others, ‘Prosiding Seminar Nasional Pendidikan ’:, 2011, 2015,
34–42.
8
Mathematics.

12
b) Kekhawatiran anggota kelompok akan kehilangan kualitas siswa karena
harus menyesuaikan diri dengan kelompoknya.
c) Banyak siswa yang tidak senang ketika diajak bekerja sama dengan orang
lain karena siswa yang rajin merasa harus mengerjakan tugas lebih banyak
daripada yang dirasakan siswa dalam kelompoknya.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS dalam pendidikan adalah sebuah konsep yang mengembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial yang mendalam Membentuk dan
mengembangkan pribadi warga negara yang baik juga telah menjadi bagian dari
kurikulum dan wacana sistemik pendidikan di Indonesia dan itu adalah program
pendidikan sosial di jalur pendidikan sekolah. Seperti yang diungkapkan Nursid
(2008, p. 20) topik-topik tersebut tujuan IPS adalah untuk mengembangkan
kemampuan siswa agar peka terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dalam
masyarakat adalah sikap pola pikir positif untuk memperbaiki ketidakseimbangan
yang mungkin terjadi dan mampu menghadapi setiap masalah yang muncul setiap
hari. dan untuk diri sendiri dan menghadapi kehidupan manusia.9

9
J. Hinton, ‘Talking with People about to Die’, British Medical Journal, 3.5922 (1974), 25–27
<https://doi.org/10.1136/bmj.3.5922.25>.

13
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel

Definisi fungsional dari variabel adalah definisi berdasarkan sifat yang dapat

diamati dari hal yang didefinisikan. Definisi operasional secara implisit menyebutkan alat

pengumpulan data yang tepat atau bagaimana variabel diukur.

1. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh, atau merupakan

hasil dari, variabel independen. Berdasarkan pengertian tersebut, maka hasil

belajar merupakan variabel dependen dalam penelitian ini.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

untuk peningkatan mata pelajaran IPS siswa, yang diperoleh siswa dari hasil

penerapan metode pembelajaran kontekstual pada materi yang berhubungan

dengan perubahan sosial budaya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka hasil belajar yang menjadi sasaran

dalam penelitian ini adalah hasil belajar seorang siswa mata pelajaran IPS yang

diperoleh dari hasil evaluasi sebelum dan sesudah belajar dengan menggunakan

metode pembelajaran kontekstual.

2. Variabel Bebas (Independen)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

menyebabkan perubahan atau munculnya variabel dependen (tergantung).

Variabel bebas biasanya dilambangkan dengan X.

B. Setting Lokasi Penelitian

14
1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di SMP N 2 MARGA TIGA.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian PTK ini telah dilaksanakan pada Semester Ganjil TP.

2022/2023.

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antar

peneliti dengan guru kelas IX C SMP N 2 MARGA TIGA. Adapun subjek penelitiannya

adalah siswa kelas IX C SMP N 2 MARGATIGA dengan jumlah 28 siswa yang terdiri

atas 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan berupa siklus (cycle). Siklus ini terjadi tidak hanya

sekali, melainkan beberapa kali hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Setiap siklus

memiliki empat kegiatan utama, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

pengamatan (observation) dan refleksi (reflection). Penelitian tindakan mengajar dalam

pembelajaran dengan metode kontekstual terdiri dari dua siklus, yaitu. Siklus I dan Siklus

II, prosedur pelaksanaan siklus terdiri dari sebagai berikut.10

1. Perencanaan (planning) adalah perencanaan suatu program tindakan yang

akan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja dan hasil belajar siswa.

2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti untuk

meningkatkan kinerja dan hasil belajar siswa.

10
Nursanjaya, ‘MEMAHAMI PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF: Panduan Praktis Untuk
Memudahkan Mahasiswa’, NEGOTIUM: Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 04.01 (2021), 126–41
<https://ojs.unimal.ac.id>.

15
3. Mengamati adalah mengamati siswa selama proses pembelajaran. 4. Refleksi

adalah kegiatan di mana hasil pengamatan ditinjau dan dipertimbangkan agar

proses pembelajaran dapat direvisi lebih lanjut.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan informasi yang diperoleh melalui alat

penelitian, yaitu melalui observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi.

1. Observasi

Berdasarkan observasi, kami mengetahui apakah pembelajaran sosial di

kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual lebih efektif dan

bagaimana pembelajaran tersebut dilaksanakan. Pengamat melakukan observasi

untuk mengamati pembelajaran dengan menggunakan metode kontekstual dan

tindakan siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan observasi untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran guru

dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual IPS kelas IX C.

2. Tes Hasil Belajar

Teknik pengujian ini menghasilkan data kuantitatif berupa nilai siswa

untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa melalui penilaian autentik dengan

menggunakan metode pembelajaran kontekstual. Tes yang dilakukan adalah pre-

test dan post-test, dilakukan untuk melihat hasil belajar setiap siklus,

mencerminkan penguasaan konsep diri individu, dalam hal ini mengevaluasi rata-

rata hasil belajar setiap siklus sebelum digunakan. dengan metode pembelajaran

kontekstual dan setelah pembelajaran kontekstual.

3. Teknik Dokumentasi

16
Dokumentasi adalah catatan peristiwa masa lalu. Dokumentasi dapat

berupa tulisan, gambar atau karya monumental seseorang. Peneliti menggunakan

metode dokumentasi sebagai alat untuk memperoleh informasi seperti sejarah

singkat SMP N 2 MARGA TIGA, sarana dan prasarana sekolah, jumlah guru dan

kondisi gedung sekolah.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Tanpa alat yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan hasil yang

diharapkan. Banyak alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data, tetapi

penggunaannya bergantung pada jenis masalah yang diselidiki.

Instrumen yang dimaksud dalam PTK adalah alat yang digunakan oleh pelatih

atau pengamat untuk mengukur dan mengambil kembali informasi yang digunakan untuk

menentukan keberhasilan rencana aksi yang dilaksanakan.

G. Taknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Data Jumlah yang

dikumpulkan melalui pre-test dan post-test, yaitu tes hasil belajar siswa. Namun dalam

penelitian ini, siswa sebagai peneliti secara kuantitatif lebih akurat dalam menentukan

nilai hasil belajar siswa.

H. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode pembelajaran kontekstual ini berhasil jika:

1. Ketuntasan kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran kontekstual

mencapai 85%.

17
2. Ketuntasan keberhasilan belajar individu dicapai apabila siswa telah mencapai

nilai minimal 85% sesuai KKM (KKM 70).

Dengan demikin ketika siswa mencapai 85% atau lebih dengan skor minimal 70,

ujian ini dianggap selesai.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hinton, J., ‘Talking with People about to Die’, British Medical Journal, 3.5922 (1974), 25–27

<https://doi.org/10.1136/bmj.3.5922.25>

Irwandi, ‘Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA’,

Jurnal Ilmu Pendidikan, 19.1 (2013), 100–105

Kadir, Abdul, ‘Konsep Pembelajaran Kontekstual Di Sekolah’, 13.3, 17–38

Mathematics, Applied, ‘PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS III’, 2016, 1–23

Nilasari, Efi, Ery Try Djatmika, Anang Santoso, Pendidikan Dasar, and Pascasarjana-universitas

Negeri Malang, ‘PENGARUH PENGGUNAAN MODUL’, 2013, 2016, 1399–1404

Nursanjaya, ‘MEMAHAMI PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF: Panduan Praktis Untuk

Memudahkan Mahasiswa’, NEGOTIUM: Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 04.01 (2021),

126–41 <https://ojs.unimal.ac.id>

Pembelajaran, Pengaruh, Kontekstual Terhadap, Pemecahan Masalah, Matematika Siswa, and

Sekolah Dasar, ‘Prosiding Seminar Nasional Pendidikan ’:, 2011, 2015, 34–42

Studi, Program, Pendidikan Pancasila, and Program Pascasarjana, ‘Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu

Sosial Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Penguatan

Pendidikan Karakter’, 10.1 (2018), 1–10

19
20
DOKUMENTASI

21

Anda mungkin juga menyukai