Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS KESIAPAN GURU MATEMATIKA DI SMP N 3 SUKOHARJO DALAM

MENERAPKAN PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif


Dosen Pengampu: Binti Anisaul Khasanah, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Robby kurniawan syahputra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas


rahmat,hidayah,nikmat dan karunia-Nya yang tiada tara, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan mini riset yang berjudul “ANALISIS
KESIAPAN GURU MATEMATIKA DI SMP N 3 SUKOHARJO DALAM
MENERAPKAN PEMBELAJARAN BERBASIS TIK”. Penulisan mini riset ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Metode Penelitian
Kualitatif di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Dalam penulisan mini riset ini saya sebagai penulis menyadari dalam penulisan mini
riset ini merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan mini riset ini.

Dalam penulisan mini riset ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan mini
riset ini, khususnya kepada dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Pringsewu, 25 Desember 2023

Robby Kurniawan Syahputra


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Fokus Penelitian............................................................................................3
C. Rumusan Masalah.........................................................................................3
D. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................3
F. Manfaat Penelitian........................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka...........................................................................................5
B. Penelitian yang Relevan................................................................................10
C. Kerangka Berpikir.........................................................................................12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................15


B. Informan Penelitian.......................................................................................15
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data....................................................15
D. Analisis Data.................................................................................................17
E. Keabsahan Data.............................................................................................17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian..............................................................................19


B. Pembahasan....................................................................................................25
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................27
B. Saran...............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 4.1 Kode Subjek Penelitian.............................................................19

Tabel 4.2 Reduksi Data Terkait Digitalisasi Pendidikan.........................19

Tabel 4.3 Reduksi Data Terkait Sarana Pendukung Dalam

Digitalisasi Pendidikan.............................................................21

Tabel 4.4 Reduksi Data Terkait Kendala Penggunan Media Digital.......22

Tabel 4.5 Reduksi Data Observasi Terkait Digitalisasi Pendidikan........23

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 3.1 bagan kerangka berpikir......................................................14


Gambar 4.1 wawancara kepada guru matematika .................................24
Gambar 4.2 observasi penggunaan perangkat pendukung .....................24
Gambar 4.3 observasi kelas ....................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan investasi berharga bagi sebuah peradaban, disamping itu

pula pendidikan memegang peranan yang sangat vital dalam setiap sektor

kehidupan. Kualitas Pendidikan harus ditingkatkan agar membentuk generasi-

generasi penerus bangsa yang mampu menghadapi semua tantangan kehidupan yang

senantiasa dinamis dan penuh persaingan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah

dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan

kurikulum, peningkatan kualitas tenaga pendidik, penataan manajemen pendidikan

serta penerapan teknologi informasi pendidikan. Dalam pendidikan peranan

pembelajaran matematika sangat penting, selain matematika tumbuh dan

berkembang untuk dirinya sendiri juga melayani pengetahuan-pengetahuan lain

dalam perkembangan dan operasinya. Kedudukan matematika sebagai “Ratunya

Ilmu” menjadikan ilmu-ilmu pengetahuan lain tidak bisa lepas dari matematika.

Perkembangan matematika tidak bergantung terhadap pengetahuan lain, namun

sebaliknya pengetahuan lain seperti fisika, kimia, biologi dan ilmu-ilmu lain

berkembang dari dasardasar konsep kelimuan matematika.

Menurut DeCecco dan Grawford (Slameto,2002) pengajar harus memiliki 4

fungsi, salah satunya adalah menggairahkan siswa. Dalam kegiatan rutin di kelas

sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan

membosankan. Tidak didominasi dengan kegiatan ceramah atau pembelajaran yang

berpusat kepada guru. Sedangkan menurut Gage dan Berliner (Slameto, 2002)

mereka menyarankan cara dalam meningkatkan motivasi siswa adalah dengan

mempergunakan simulasi dan permainan dalam kegiatan pembelajarannya. Kedua


hal ini akan memotivasi siswa, meningkatkan interaksi, menyajikan gambaran yang

jelas mengenai situasi kehidupan sebenarnya (kontekstual). Lebih lanjut dalam

meningkatkan motivasi siswa diperlukan pemakaian media pembelajaran dalam

proses pembelajarannya. Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam

belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa, Sri

Anitah (2008) menuturkan bahwa pemakaian media dalam proses pembelajaran

dapat memperjelas penyampaian pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar

dan meningkatkan proses dan hasil belajar, meningkatkan dan mengarahkan

perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

Seiring dengan dengan berkembangnya teknologi komputer pada saat ini, maka

pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau ICT sangat

dibutuhkan. Perkembangan TIK telah memberikan pengaruh yang sangat besar

terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran sampai proses

evaluasi pendidikan. Adapun sebagai alternatif Solusi untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, pembelajaran berbasis TIK

diharapkan menjadi solusi yang efektif dan efisien. Sesuai dengan PP Nomor 16

Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

dijelaskan bahwa guru harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran. Dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

menyatakan bahwa kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik yang salah satunya adalah pemanfaatan

teknologi pembelajaran. Guru dituntut mampu untuk memanfaatkan teknologi

dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kesiapan dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran

matematika berbasis TIK (Teknologi Informasi).

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini yaitu Kemampuan guru matematika dalam

mengimplementasikan dan menggunakan perangkat TIK dalam pembelajaran

matematika di SMPN 3 Sukoharjo.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian maka rumusan

masalah yang akan dikaji oleh peneliti yaitu bagaimana kesiapan guru matematika

dalam menerapkan Pembelajaran Matematika berbasis TIK di SMPN 3 Sukoharjo?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesiapan guru matematika di

SMPN 3 Sukoharjo dalam menerapkan pembelajaran matematika berbasis TIK.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu :

1. Penelitian dilakukan di UPT SMP N 3 Sukoharjo.

2. Informan dalam penelitian ini yaitu Ibu Nanda Ayu Rahmadhani,S.Pd selaku

guru matematika di UPT SMP N 3 Sukoharjo.

3. Penelitian ini berfokus pada penggunaan teknologi pada pembelajaran

matematika.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Menentukan kesiapan guru matematika dalam menerapkan pembelajaran

matematika berbasis TIK. Penelitian ini mengidentifikasi kesulitan dan kesediaan

guru matematika dalam menggunakan teknologi dalam pendidikan. Dari penelitian


ini, dapat diketahui bagaimana guru matematika dapat menerapkan pembelajaran

matematika berbasis TIK.

2. Menyediakan rekomendasi untuk melatih kesiapan guru matematika dalam

menggunakan teknologi. Penelitian ini menyediakan rekomendasi bagaimana guru

matematika dapat melatih kesiapan mereka dalam menggunakan teknologi, seperti

melakukan pelatihan dan pembelajaran online, menggunakan aplikasi edukasi

matematika digital, dan melakukan kolaborasi dengan sekolah lain yang telah

berhasil menggunakan teknologi dalam pendidikan.

3. Menyediakan rekomendasi untuk perbaikan sistem pendidikan. Penelitian ini

menyediakan rekomendasi bagaimana sistem pendidikan dapat diperbaiki untuk

menghadapi digitalisasi pendidikan, seperti melakukan perbaikan infrastruktur dan

peralatan di sekolah, meningkatkan kualitas internet di sekolah, dan meningkatkan

ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dalam

menggunakan teknologi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Latin yaitu “mathematika” yang diambil

dari bahasa Yunani “mathematike” dengan arti mempelajari. Istilah tersebut

memiliki kata asal yaitu “mathema” dengan artinya yaitu pengetahuan atau ilmu.

Berdasarkan kata asalnya, istilah matematika bermakna ilmu pengetahuan yang

didapat dengan berpikir (bernalar) (Fatoni & Madiun, 2022). Matematika

merupakan ilmu yang membahas pola (pattern) dan tingkatan (order). Hal ini

menegaskan guru dalam pembelajaran matematika seyogyanya senantiasa harus

dapat memfasilitasi siswa untuk belajar berpikir melalui pola yang tersedia

(Shadiq, 2014).

Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang memegang kendali penting

dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, entah itu sebagai materi

pendukung dalam implementasi cabang ilmu lain ataupun sebagai pengembangan

dari materi inti matematika itu sendiri. Penguasaan kemampuan matematis siswa

menjadi suatu hal yang mutlak dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan

(decision making) di era global saat ini yang kian kompetitif. Matematika bukan

merupakan ilmu yang berdiri sendiri, melainkan juga bermanfaat terutama untuk

sebagian besar ilmu-ilmu lainnya sebagaimana yang telah dijelaskan di atas

sebelumnya. Dengan kata lain, bahwasanya matematika menduduki peran yang

esensial bagi berbagai ilmu lain, khususnya dalam bidang sains dan teknologi.

Matematika adalah terma atau sebutan lain dari numerasi kaitannya dalam

Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada program Merdeka Belajar yang


tidak hanya 41 digarap dan dilaksanakan, melainkan disesuaikan juga dengan

tujuan yang hendak dicapai dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Sementara

itu NCTM (National Council of Teachers of Mathematics, 2000) menyatakan

bahwa siswa harus memiliki standar kompetensi yang harus dipenuhi dalam

melaksanakan pembelajarannya. Standarstandar ini memainkan peran yang sangat

penting dalam kurikulum matematika. Kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah, berpikir logis, memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi,

mampu menuangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk lain atau representasi dari

ide-ide mereka, dan mengoneksikan materi adalah kemampuankemampuan yang

disebutkan pada NCTM. Semua kemampuan tersebut yang dibangun dalam

proses pembelajaran matematika mengarah pada proses berpikir matematis

tingkat tinggi (high order mathematical thinking) (Andiani et al., 2020).

Matematika merupakan suatu sarana yang dapat digunakan dalam

mengembangkan kemampuan berpikir secara logis, kritis, sistematis, objektif,

rasional juga berprinsip. Adanya abstraksi objek dalam matematika, maka wajar

jika pemahaman suatu konsep dalam matematika memerlukan analisis yang lebih

banyak dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya, dan siswa kerap kali akan

menemui kesulitan atau masalah. Guru memegang peranan esensial dalam

merangsang dan meningkatkan minat siswa dalam hal belajar. Karenanya, bagi

setiap guru penting untuk senantiasa mengembangkan keterampilan dalam

mengajar matematikanya agar siswa lebih tertarik dan tidak lagi menganggap

matematika itu sulit (Permatasari, 2021).

2. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)


Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri dari dua konsep yakni teknologi

informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi adalah suatu teknologi

yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat

dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan

pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan

keputusan (Riwayadi, 2013). Sedangkan menurut Harun (2015), teknologi

informasi adalah penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk

menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk

kata-kata, bilangan, dan gambar. Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi

yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpan, dan memanifulasi data untuk menghasilkan informasi

yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

Teknologi informasi memiliki dua aspek yaitu aspek hardware dan software

(Harun, 2015). Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk

mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan

komputer lainnya sesuai dengan kebutuhan dan telekomunikasi digunakan agar

data dapat disebar dan diakses secara global. Teknologi informasi bersifat

organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu

mengumpulkan, memproses, dan saling bertukar informasi. Peran yang dapat

diberikan oleh aplikasi teknologi informasi adalah mendapatkan informasi untuk

kehidupan pribadi seperti berita, kesehatan, rohani, rekreasi, dan belanja online,

serta untuk profesi seperti pendidikan, perdagangan, dan asosiasi profesi.

Sedangkan Teknologi Komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang


terdiri perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), proses, dan sistem

yang digunakan untuk membantu proses komunikasi yang bertujuan agar

komunikasi berhasil (Harun, 2015). Teknologi komunikasi merupakan segala hal

yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memperoses dan mentrasfer

data dari perangkat yang satu kepada yang lainnya.Teknologi komunikasi dapat

digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang yang tidak

bertemu secara fisik di lokasi yang sama. Teknologi komunikasi dapat berupa

telepon, radio, televisi, telex, fax, audio video, electronic data interchange, email,

facebook, dan twiter. TIK mencakup banyak teknologi yang memungkinkan kita

untuk menerima informasi dan berkomunikasi atau bertukar informasi dengan

orang lain, dengan perangkat dan fungsi untuk menangkap, menafsirkan,

menyimpan, mengirimkan informasi. TIK merupakan istilah yang digunakan

untuk menggambarkan cara yang menarik dan inovatif untuk menyediakan

pembelajaran seumur hidup dengan akses global terhadap informasi,

pembelajaran dan dukungan. Dalam hal ini TIK mencakup perangkat komunikasi

atau aplikasi, meliputi: radio, televisi, telepon selular, komputer dan jaringan

perangkat keras dan perangkat lunak, sistem satelit dan sebagainya, serta berbagai

layanan dan aplikasi yang terkait dengan mereka, seperti video conference dan

pembelajaran jarak jauh (Fitriyadi, 2013).

3. Guru Matematika

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah yang

melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan

formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau, di mushola, di rumah, dan lain sebagainya.

Guru adalah semua orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid,

baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan demikian seorang guru harus menguasai berbagai kompetensi baik pedagogis,

kepribadian, sosial kemasyarakatan maupun Profesional. Guru dalam sebuah lembaga

pendidikan merupakan jabatan fungsional. Jabatan fungsional adalah jabatan yang

ditinjau dari segi fungsi yang tidak tampak dalam struktur organisasi. (Heriyansyah,

2018). Sedangkan pengertian guru matematika adalah tenaga profesional yang bertugas

merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran

pada mata pelajaran matematika serta melakukan pembimbingan, pengasuhan,

perawatan, dan perlindungan anak didik.

4. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang menekankan pada

proses belajar. Pembelajaran juga merupakan usaha yang disengaja, bertujuan, dan

terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada

diri seseorang. Sebuah pembelajaran dikatakan baik, apabila memenuhi kriteria

berikut, yaitu daya tarik, daya guna (efektifitas), dan hasil guna (efisiensi). Ketiga

kriteria tersebut menjadi penentu dalam merancang proses pembelajaran, sehingga

terjadi interaksi guru dan siswa secara menarik, efektif,dan efisien. Untuk

mewujudkan proses pembelajaran tersebut, maka perlu adanya pemanfaatan

teknologi informasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang secara

baik dan kreatif dengan memanfaatkan Teknologi Informasi akan memperbesar

kemungkinan peserta didik untuk belajar lebih banyak. Upaya-upaya tersebut

memerlukan kerja keras serta kemauan yang tinggi terhadap tugas, mengingat

upaya peningkatan mutu pendidikan, memerlukan banyak inovasi harus

diciptakan, kreativitas harus ditumbuh kembangkan, dengan segala konsekuensi

dan keuntungan- keuntungannya. (Wahyuni et al., 2022).

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran

mempunyai beberapa manfaat yaitu: (1) menambah mutu kegiatan pembelajaran;


(2) meningkatkan akses pada pembelajaran dan pendidikan; (3) mengembangkan

penggambaran dari gagasan-gagasan yang bersifat abstrak; (4) mempermudah

memahami materi pembelajaran yang sedang didalami; (5) membuat penampilan

dari materi pembelajaran menjadi lebih menarik;dan (6) menjadi penghubung

antara materi dengan pembelajaran. (Wahyuni et al., 2022).

5. Kesiapan Guru dalam pembelajaran berbasis teknologi

Kesiapan guru merupakan hal yang penting karena guru merupakan

seseorang yang memberikan pengaruh keberhasilan anak dalam pembelajaran.

Guru yang memiliki kesiapan dalam pembelajaran pada kondisi apapun akan

mampu meningkatkan kualitas guru tersebut. Selain itu, kesiapan yang dimiliki

seorang guru dalam menghadapi pembelajaran berpengaruh kepada keberhasilan

program pendidikan di sekolah dan guru yang memiliki kesiapan yang baik akan

membantu meningkatkan belajar anak. Kesiapan tersebut seperti rencana

pembelajaran, materi-materi pembelajaran yang akan disampaikan, media

pembelajaran, mengatur jadwal pembelajaran dan lain- lain. Guru yang telah

memiliki kesiapan dalam pembelajaran dengan melakukan rencana pelaksanaan

proses pembelajaran, implementasi, melakukan evaluasi, dan ditinjaklanjuti

dengan memepertimbangkan beberapa hal yang dianggap penting oleh masing-

masing guru. Oleh karena itu sebagai guru sebaiknya memiliki kesiapan yang

cukup untuk menghadapi kegiatan mengajar belajar dan memiliki kepercayaan

diri yang paling utama. (Wahyuni et al., 2022)

Kesiapan guru menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran

berbasis teknologi, karena kesiapan guru menjadi penentu dalam menghadapi


perkembangan teknologi. Salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah persiapan

sumber daya manusia yang responsive, adaptif dan handal. Oleh karena itu perlu

mempersiapkan guru dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta memaksimalkan

kemampuan yang dimiliki guru dalam menggunakan peralatan teknologi terkini.

Memiliki keterampilan teknologi juga harus diiringi dengan pemahaman bahwa

teknologi untuk dimanfaatkan dalam memperoleh hasil belajar yang positif.

Peralatan yang memadai tidak akan berguna jika tidak diiringi dengan sumber

daya manusia yang mampu memanfaatkannya. Solusi lain untuk menjawab

tantangan pendidikan pada revolusi industri 4.0 yaitu anak bukan hanya mampu

memanfaatkan teknologi, tetapi juga mampu kompeten dalam kemampuan literasi,

berpikir kritis, memecahkan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan memiliki

kualitas karakter yang baik. Tugas guru tentunya untuk mengoptimalkan seluruh

kemampuan siswa dengan berbagai macam metode pembelajaran yang

menyenangkan dan sesuai dengan tahapan cukup untuk menghadapi kegiatan

mengajar belajar dan memiliki kepercayaan diri yang paling utama. (Wahyuni et

al., 2022)
B PENELITIAN RELEVAN

Beberapa penelitian yang relevan pada penelitian ini yang pertama

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Edi Winarko. Kesimpulan dari penelitian

tersebut yaitu TIK sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika pada saat

sekarang ini. Guru dapat memanfaatkan TIK dalam membantu pelaksanaan tugas

pokoknya. Materi pembelajaran dapat dibuat lebih menarik sehingga siswa akan lebih

termotivasi dalam belajar. Selain itu, siswa dan guru mudah mendapatkan pengkayaan

materi ajar sehingga akan meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi tersebut.

Dengan penggunaan TIK yang efektif dan efisien, optimal, menarik dan merangsang

kreatifitas, TIK menjadi salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan

diberbagai bidang pendidikan, khususnya matematika. Namun, penerapan TIK dalam

pengajaran matematika juga memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti

penguasaan materi pembelajaran dan TIK yang perlu ditingkatkan, ketersediaan

sarana dan prasarana yang belum memadai, kurikulum yang perlu disesuaikan, dll.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Asep Suratman, Rifa Rakhmasari,

Dadi Apyaman dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap

Hasil Belajar Matematika dan Motivasi Belajar Matematika Siswa, didapatkan hasil

penelitian yaitu Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis TIK

terhadap hasil belajar matematika dan motivasi belajar matematika siswa. Penelitian

ini mendukung teori bahwa pemberian metode pembelajaran berbasis TIK sangat

berpengaruh (faktor eksternal) terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan metode

pembelajaran berbasis TIK tipe simulasi mampu mengatasi sikap pasif peserta didik

karena mampu meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan peserta didik belajar

mandiri berdasarkan minat dan kemampuannya serta memungkinkan interaksi yang


lebih langsung antara peserta didik dengan konten pembelajarannya yang lebih

kontekstual.

Selain itu, berdasarkan penelitian Cut Nelga Isma dkk disimpulkan bahwa

digitalisasi pendidikan itu sangatlah penting bagi perkembangan peserta didik pada

abad 21 ini. Sebagian aspek dalam kehidupan sudah berbasis digital. Dalam hal

pendidikan, digitalisasi sangat berperan penting. Seiring perubahan zaman,

kebutuhan ilmu semakin meningkat, untuk memperluas pengetahuan perkembangan

teknologi bisa kita manfaatkan untuk mencari informasi terkait yang dibutuhkan.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran seorang guru berperan penting dalam hal

tersebut. Oleh karena itu, pendidik harus bisa memanfaatkan teknologi sebaik

mungkin guna mengembangkan proses pembelajaran agar lebih berkualitas. Dengan

adanya perubahan teknologi yang semakin berkembang, hal tersebut. Selanjutnya

berdasarkan penelitian oleh Ermi Wahyuni dkk Pembelajaran berbasis teknologi

memiliki efektivitas, efisiensi dan daya tarik yang mampu menarik siswa dalam

proses pembelajaran dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Pembelajaran berbasis teknologi ini pada umumnya menggunakan media internet

dengan memanfaatkan berbagai aplikasi seperti Whatsapp, Google Classroom, Zoom

cloud meeting, Edmodo, Google drive, Moodle dan lain lain. Namun para guru

banyak yang masih gagap dalam penggunaan teknologi tersebut. Oleh sebab itu

perlu berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi guru agar memiliki kesiapan

dalam melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi, sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara guru dan peserta didik. Adapun yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian yang terdahulu yaitu penelitian ini mengangkat judul analisis

kesiapan guru matematika dalam menghadapi digitalisasi Pendidikan. Selain itu,

keterbaruan pada penelitian ini yaitu penelitian ini berfokus pada Analisa terhadap
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan guru dalam menghadapi

digitalisasi Pendidikan.(Isma et al., 2022)

C. KERANGKA BERPIKIR

Pada era digitalisasi saat ini, siswa dapat menggunakan teknologi

untuk menggali lebih banyak pengetahuan dan melakukan proses pembelajaran yang

berbeda. Pembelajaran di kelas juga dapat dibuat lebih menyenangkan dengan

menerapkan inovasi pembelajaran yang didorong oleh kehadiran teknologi. Oleh

karena itu, guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis TIK (Teknologi

Informasi dan Komunikasi) untuk menunjang pembelajaran di kelas agar

pembelajaran lebih bervariasi dan menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa

dapat meningkat. Sesuai dengan PP Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa guru harus

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

Dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menyatakan bahwa kompetensi

pedagogik yang harus dikuasai guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik

yang salah satunya adalah pemanfaatan teknologi pembelajaran. Guru dituntut

mampu untuk memanfaatkan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Penerapan

pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital merupakan salah satu contoh

Digitalisasi dalam dunia Pendidikan atau disebut dengan Digitalisasi Pendidikan.

Adapun berdasarkan kajian teori mengenai Pembelajaran Berbasis TIK yaitu

pembelajaran berbasis teknologi merupakan konsekuensi logis dari perkembangan

zaman, respon terhadap pelayanan pendidikan yang mengalami perubahan baik

sistem pembelajaran, maupun kultur pembelajaran. Di masa kini pembelajaran

berbasis TIK wajib diterima dan direalisasikan oleh semua pihak. Dan untuk
merealisasikan hal tersebut perlu didukung oleh regulasi dari pemerintah. Dalam

proses pembelajaran guru memiliki peran sebagai pelaksana pembelajaran di kelas

sehingga guru dituntut untuk mampu melaksanakan pembelajaran yang selaras

dengan era Digitalisasi Pendidikan yaitu pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK

(Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Kesiapan guru menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran berbasis

teknologi digital, karena kesiapan guru menjadi penentu dalam menghadapi

perkembangan teknologi. Salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah persiapan

sumber daya manusia yang responsive, adaptif dan handal. Oleh karena itu perlu

mempersiapkan guru dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta memaksimalkan

kemampuan yang dimiliki guru dalam menggunakan peralatan teknologi terkini.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa guru perlu memiliki

kesiapan dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis (Teknologi Informasi

dan Komunikasi). Sehingga peneliti mengangkat judul ‘Analisis Kesiapan Guru

Maatematika di SMPN 3 Sukoharjo Dalam Menerapkan pembelajaran berbasis TIK’i

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat di buat bagan

kerangka berpikir yang disajikan pada gambar berikut:

Pendidikan berbasis
Teknologi

Pembelajaran Berbasis
TIK

Kesiapan Guru dalam


Menerapkan pembelajaran
berbasis TIK
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT SMP N 3 Sukoharjo yang beralamat di

Jl. Adisari NO.102, Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten

Pringsewu Lampung.

b) Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023.

2. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah Ibu Nanda ayu rahmadhani, S. pd selaku

guru matematika di SMPN 3 Sukoharjo. Beliau dipilih sebagain informan karena

dalam penelitian yang akan peneliti lakukan berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran, khusunya pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti

memerlukan infomasi yang detail mengenai kemampuan guru matematika di SMPN 3

Sukoharjo dalam melaksanakan pembelajaran matematika berbasis TIK.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a) Teknik Pengumpulan Data

1) Teknik Observasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi terstruktur yaitu

peneliti merancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan

dimana tempatnya. Artinya, ruang lingkup observasi telah dibatasi secara tegas

sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Adapun observasi yang digunakan

peneliti adalah observasi nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat secara

langsung dengan kegiatan sehari-hari subjek yang sedang diamati, namun hanya
sebagai pengamat dalam mengumpulkan data-data yang dapat diamati secara

langsung. Data-data tersebut adalah yang berkaitan dengan penggunaan teknologi

pada pembelajaran matematika yang diimplementasi dalam pembelajaran

berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

2) Teknik Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara dengan

prosedur wawancara formal atau terstruktur karena sebelum melakukan

wawancara, peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan

dalam penelitian. Data yang akan diperoleh melalui teknik wawancara yaitu

mengenai penggunaan teknologi pada pembelajaran matematika dalam

implementasi pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

di UPT SMP N 3 Sukoharjo.

b) Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang diperlukan atau digunakan

untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari instrumen

utama dan instrumen bantu. Instrumen utama dalam penelitian yakni peneliti itu

sendiri sedangkan instrumen bantu terdiri dari lembar pedoman wawancara dan

lembar observasi.

a. Instrumen Utama

Instumen utama dalam penelitian kualitatif yakni peneliti itu sendiri. Peneliti

sebagai instrumen utama berperan dalam mengumpulkan data dengan cara

bertanya, mendengar, mengamati, meminta dan mengambil data penelitian terkait

penggunaaan teknologi pada pembelajaran matematika dalam implementasi


kurikulum merdeka, khususnya kepada guru matematika di UPT SMP N 3

Sukoharjo.

b. Instrumen Bantu

Instrumen bantu pada penelitian ini terdiri dari lembar pedoman wawancara

dan lembar observasi. Pedoman wawancara dirancang untuk mempermudah

peneliti dalam menggali infromasi mengenai digitalisasi pendidikan di UPT SMP

N 3 Sukoharjo, khususnya kepada guru matematika di UPT SMP N 3 Sukoharjo.

Lembar observasi diperlukan untuk membatasi ruang lingkup pengamatan yang

sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian untuk mengetahui digitalisasi

pendidikan.

4. Keabsahan Data

Keabsahan data perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan

dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

menurut (Sugiyono, 2013) meliputi uji credibility, uji transferability, uji

dependability, dan uji confirmability. Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas

untuk menguji keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan teknik

triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat tiga triangulasi dalam keabsahan

data yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Adapun

triangluasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni triangulasi teknik dan

triangulasi sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan

dibandingkan hasil wawancara dan observasi terkait penggunaan teknologi pada

pembelajaran matematika sehingga nantinya diperoleh data yang valid. Triangulasi

sumber dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang berbeda dengan
teknik yang sama. Dalam penelitian ini hasil wawancara dari waka kurikulum dan

guru akan dibandingkan sehingga nantinya diperoleh data yang valid.

5. Analisis Data

a) Reduksi Data

Peneliti melakukan reduksi data untuk memudahkan penyimpulan data yang telah

didapat dari lapangan. Reduksi data adalah kegiatan memilih, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang

diperoleh dari catatan-catatan lapangan secara tertulis dan transkip wawancara yang

di dapatkan di UPT SMP N 3 Sukoharjo. Peneliti mengumpulkan seluruh data di

lapangan terkait penggunaan teknologi pada pembelajaran matematika dalam

implementasi kurikulum merdeka. Kemudian menyisihkan data lapangan yang tidak

sesuai dengan fokus penelitian.

b) Penyajian Data

Data yang sudah tersaring dan terfokuskan sesuai dengan kebutuhan untuk

menjawab fokus penelitian, lalu disusun secara sistematis untuk diambil makna data

agar dapat disimpulkan. Penyajian data pada penelitian ini berupa teks atau narasi

yang tersusun secara sistematis, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang

sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis

kembali.

c) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan bertujuan untuk pemantapan, penelusuran data kembali

dengan cepat untuk mendapatkan simpulan penelitian yang kokoh dan dapat

dipercaya. Melakukan penarikan kesimpulan, maka sajian data yang dikemukakan

bila telah didukung oleh data-data yang lengkap maka dapat dijadikan kesimpulan

yang kredibel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil penelitian


1. Analisis data terkait penerapan TIK dalam pembelajaran
Pada tahap ini peneliti membahs hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
melakukan analisis data kepada guru matematika terkait penggunaan digitalisasi
pendidikan di SMP 3 Sukoharjo.pengambilan data yang dilakukan berupa
wawancara,observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian narasumbernbdi beri
kode untuk memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh seperti
tertera pada table 4.1
Table 4.1 kode subjek penelitian

Narasumber Nama inisial Kode

Guru matematika B.N G.M

a. Wawancara
1) Pembelajaran berbasis TIK
Wawancara dilakukan pada tanggal 13 november 2023 dengan informan yaitu
guru matematika di SMP N 3 Sukoharjo. Adapun data hasil wawancara terkait
Penerapan TIK telah direduksi dan dapat ditunjukan pada table 4.2
Table 4.2
Reduksi Data Terkait Digitalisai Pendidikan

1) Untuk masalah pelatihan pembuatan media pembelajaran digital itu sudah


didapatkan atau belum ya bu?

G.M Oh iya sudah mas,waktu itu kami dapat dari dinas pndidikan direktorat
SMP, biasanya juga kalau ada waktu luang untuk ikut webinar-webinar yang
diadakan oleh swasta.

2) kalau dari sekolah sendiri apa ada pelatihan khusus tidak ya bu?
G.M Kalau media pembelajaran terkhusus matematika kami belum ada
tetapi kami di wadahi oleh MGMP disitu kan perkumpulan guru-guru
matematika disitu biasanya di share info-info tentang media pembelajaran
perangkat pembelajaran dan lain sebagainya.

3) Menurut ibu sendiri untuk pembelajaran matematika itu sendiri apakah


seharusnya guru-guru menerapkan pembelajaran secara digital ?
G.M ya kalau dari saya sendiri ya mengingat perkembangan jaman seperti
sekarang ini seharusnya pembelajaran dilaksanakan secara digital apalagi di
era digital seperti sekarang ini mau tidak mau dituntut untuk melaksanakan
pembelajaran secara digital akan tetapi tidak memungkiri bahwa banyak
kendala-kendala yang memang dialami oleh guru-guru ataupun peserta didik.
jadi ya semaksimal mungkin dilakukan untuk mengikuti kemajuan teknologi
itu tapi diimbangi dengan kemampuan sekolah juga dan kemampuan dari guru
yang menajalankan.
4) kalau dari sekolah sendiri apakah ada dukungan bu untuk menerapkan
pembelajaran secara digital
G.M kalau dari sekolah Alhamdulillah dukungan penuh untuk guru-guru
yang mau mengikuti perkembangan terkait dengan media,jadi ya eeee kalau
itu pasti didukung siih.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru
matematika terkait dengan penyelenggaraan pelatihan pembuatan media
pembelajaran matematika berbasis digital maka guru matematika di smp n 3
sukoharjo sudah mendapatkan pelatihan tersebut. Narasumber menjelaskan
bahwa mereka mendapat pelatihan pembuatan media pembelajaran digital dari
pihak dinas pendidikan dan dari webinar webinar yang diadakan oleh swasta
dan untuk dari pihak sekolah tidak mengadakan pelatihan pembuatan media
digital matematika secara khusus tetapi mereka tetap mendapatkan informasi
terkait pengembangan media melalui forum MGMP. Walaupun begitu
narasumber mengungkapkan bahwa dari pihak sekolah tetap mendukung penuh
hal tersebut. Narasumber juga menjelaskan bahwa guru guru perlu
menggunakan media pembelajaran digital (berbasis TIK) terutama di era
sekarang yang sudah dilengkapi dengan teknologi yang mendukung.

2) Sarana Pendukung
Hasil wawancara antara peneliti dengan informan terkait sarana pendukung
dalam penggunaan digitalisasi pendidikan telah direduksi dan dapat ditunjukan
pada tabel 4.3.
Table 4.3
Reduksi data terkait sarana pendukung dalam digitalisasi pendidikan

1) Apakah disini sudah menggunakan proyektor atau lcd dalam


pembelajaran?

ya,kalau disekolah sini Alhamdulillah untuk alat-alat TIK sudah ada lcd
layar proyektor trus computer dan jaringan sudah ada.

2) kalau untuk perangkat pembelajaran seperti media sudah digita atau belum
seperti menggunakan kahoot,dan software2 digital ?
kalau di matemtaika kebetulan ini belum pernah menggunakan kahoot
tetapi untuk penggunaan aplikasi seperti goglee classroom dan aplikasi
penunjang waktu kemaren cofid dan lain sebagainya itu sudah pernah
dilakukan.tapi kalau untuk aplikasi yang terkhusus atau spesifik itu belum.

Setelah mereduksi hasil wawancaea terkait sarana pengguna dalam


digitalisasi pendidikan pada table 4.3 selanjutnya peneliti menyajikan data
hasil reduksi kedalam bentuk narasi sebagai berikut.
Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa di SMPN 3
sukoharjo sudah di dukung dengan sarana pendukung penerapan media
pembelajaran digital, hal ini diungkapkan oleh narasumber yaitu seperti alat-
alat TIK sudah ada seperti proyektor, komputer, dan jaringan internet.
Narasumber juga menjelaskan bahwa mereka juga sudah menggunakan
beberapa software media digital pembelajaran seperti google classroom.

3) Kendala Penerapan TIK pada pembelajaran


Hasil wawancara antara peneliti dengan informan terkait kendala dalam
penggunaan media digital telah direduksi dan dapat ditunjukan pada table 4.4

Table 4.4
Reduksi data terkait kendala penggunaan media digital

1. kalau untuk penggunaan google classroom dalam pembelajaran apakah


ada kendala atau tidak ya bu?
kalau untuk penggunaan classroom mungkin terkendala di sinyal karena di
daerah-daerah sini untuk sinyal agak sulit terus untuk kuota juga karena kan
kuota para siswa juga terbatas

Setelah mereduksi hasil wawancara terkait kendala penggunaan dalam


media digital pada table 4.4 selanjutnya peneliti menyajikan data hasil reduksi
kedalam bentuk narasu sebagai berikut.
Berdasarkan wawancara dengan narasumber bahwa ada beberapa kendala
dalam penerapan media digital. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
narasumber bahwa narasumber mengalami kendala dalam penggunaan google
classroom akibat masalah pada jaringan internet.
b. Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 13 november 2023 dengan informan yaitu
guru matematika di SMP N 3 Sukoharjo. Adapun data hasil observasi telah
direduksi dan dapat ditunjukan pada table 4.5

Table 4.5
Reduksi data observasi terkait digitalisasi pendidikan
Indikator Aspek yang Diamati Hasil Pengamatan

Ya Tidak

Pembelajaran berbasis Sekolah menyelenggarakan √


TIK pelatihan pembuatan media
digital

Guru mendapatkan pelatihan √


pengembangan media
pembelajaran digital

Dukungan sekolah dalam √


penerapan pembelajaran
berbasis TIK
Sarana pendukung Sekolah memiliki sarana dan √
prasarana yang memadai

Menerapkan perangkat √
pembelajaran berbasis TIK

Kendala Kendala dalam implementasi √


Pembelajaran berbasis TIK pada pembelajaran
TIK.

Setelah mereduksi hasil observasi terkait digitalisasi pendidikan pada table 4.5

selanjutnya peneliti menyajkan data hasil reduksi kedalam bentuk narasi sebagai

berikut.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa

guru matematika di SMP N 3 Sukoharjo sudah mendapatkan pelatihan dan

menerapkan pembelajaran digital.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang didapatkan saat penelitian berlangsung selanjutnya direduksi.

adapun hasil dokumentasi yang telah direduksi dan dapat ditunjukan sebagai

berikut

.
Gambar 4.1 wawancara dengan guru matematika.
Gambar 4.2 penggunaan perangkat pendukung

Gambar 4.3 observasi kelas

B. Pembahasan

Dari hasil data penelitian, diketahui bahwa penerapan teknologi dalam implmenetasi

pembelajaran berbasis digital khususnya pada pembelajaran matematika di SMPN 3


Sukoharjo sudah berjalan dengan baik dengan didukung oleh kemampuan guru dalam

menggunakan teknologi dan aplikasi digital penunjang pembelajaran walaupun ada

beberapa kendala yang tidak berdampak banyak. Adapun pembahasan terkait kesiapan

guru matematika dalam mengahdapi digitalisasi pendidikan di SMPN 3 Sukoharjo

sebagai berikut.

1. Sarana dan Prasarana

Penggunaan teknologi pada saat pembelajaran sudah diterapkan oleh guru

matematika, misalnya dengan menggunakan handphone, laptop, proyektor, dan

aplikasi untuk menunjang pembelajaran. Aplikasi yang digunakan disesuaikan

penunjang pembelajaran seperti google classroom, youtube, google dll. Sedangkan

untuk penilaian berupa ulangan harian guru menggunaka google classroom. Dengan

adanya sarana dan prasarana yang sudah mencukupi dan memadai maka

pembelajaran menjadi efektif karena ada hal baru yang didapat oleh siswa dan

membuat siswa tidak mudah bosan di kelas.

2. Kemampuan Guru Matematika dalam Menggunakan perangkat TIK pada

Pembelajaran

Sejak diterapkan kurikulum merdeka metode pembelajaran lebih menekankan

kepada keaktifan siswa. Salah satu cara menyesuaikan pembelajaran saat ini dengan

era teknologi tentu dengan menerapkan pembelajaran berbasis digital dan guru

mengambil peran dalam pelaksana pembelajaran di kelas. Oleh karenanya untuk

menerapkan pembelajaran berbasis digital tentu guru haruslah memiliki kemampuan

dalam mengaplikasikan perangkat digital. Di smpn 3 sukoharjo sudah dilengkapi

dengan perangkat pendukung pembelajaran berbasis digital. Adapun dari sisi guru,

guru matematika di smpn 3 sukoharjo sudah dibekali dengan pengetahuan dan

pelatihan dalam penerapan atau implementasi software digital dalam pembelajaran.


Selain itu, para guru matematika di smpn 3 sukoharjo juga sudah menerapkan

beberapa aplikasi penunjang dalam pembelajaran matematika walaupun guru tidak

mendapat pelatihan dari sekolah dalam penggunaan software pengembang media

pembelajaran digital. Akan tetapi mereka mengikuti beberapa webinar dan juga

melalui forum MGMP untuk mengembangkan kemampuan mereka.

3. Kesiapan Guru Matematika menerapkan Pembelajaran Berbasis TIK

Dalam menghadapi digitalisasi pendidikan tentu perlu adanya analisa terhadap

kesiapan guru dalam menghadapi digitalisasi pendidikan dalam hal ini guru

matematika. Di smpn 3 sukoharjo guru-guru matematika sudah dibekali dengan

pengetahuan dan kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran digital selain

itu dari pihak sekolah juga sudah melengkapi dengan sarana dan prasarana yang

menunjang para guru dalam melaksanakan pembelahjaran secara digital. Pihak

sekolah juga mendukung para guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis

digital. Sehingga berdasarkan uraian di atas guru matematika di smpn 3 sukoharjo

memiliki kesiapan dalam menghadapi digitalisasi pendidikan.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahsan maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru

matematika dalam penggunaan digital di SMP N 3 Sukoharjo dalam pembelajaran cukup

terlaksana dengan baik. Guru juga mulai menggunakan teknologi untuk menunjang

pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika. Guru matematika

menggunakan teknologi seperti handphone, laptop, dan proyektor untuk menunjang

proses pembelajaran. Dengan diadakannya pelatihan-pelatihan penggunaan digital pada

pembelajaran,guru akan lebih handal dan lebih siap dalam menghadapi digitalisasi

pendidikan.

Seiring dengan berkembangnya zaman terkait pengguanaan digital pada

pembelajaran,jadi guru dituntut kesiapannya untuk bias menghadapi digitalisasi

pendidikan yang kemudian dapat digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan

hadirnya teknologi sejauh ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran,

penggunaan teknologi juga dianggap efektif karena penggunaan teknologi tersebut

digunakan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran.. Dalam pengaplikasian media

digital ini tentu saja guru mendapat beberapa tantangan dan juga hambatan yang dihadapi

selama proses pengaplikasian. Salah satunya yaitu kendala sinyal dan juga handphone

dari beberapa siswa yang kurang memadai. Namun sekolah memberikan solusi untuk

masalah yang dihadapi dengan menyediakan wifi di sekolah.

B. Saran

1. Sekolah perlu mengadakan lebih banyak lagi pelatihan dan juga workshop mengenai

penggunaan teknologi kepada guru mata pelajaran khususnya pada guru-guru yang
sudah senior agar bisa mengikuti perkembangan zaman.

2. Guru harus lebih kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran saat di dalam

kelas dan memperbanyak buku atau referensi dan juga mengeksplore aplikasi lainnya

yang berhubungan dengan digitalisasi pada pembelajaran untuk penunjang

pembelajaran,khususnya pada pembelajaran matematika.

3. Penelitian pada guru matematika SMP N 3 Sukoharjo ini hanya berfokus pada

kesiapan guru matematika dalam menggunakan media digital pada pembelajaran

matematika dan hambatan yang dihadapi oleh guru dalam penggunaannya. Oleh

sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang

menghambat kesiapan guru matematika dalam menghadapi digitalisasi pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Fitriah, D., & Mirianda, M. U. (2019). Kesiapan Guru Dalam Menghadapi


Tantangan Pendidikan Berbasis Teknologi. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pgri, 148–153.
https://jurnal.univpgri
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2982

Hasanuddin, Puryadi, & Jayadi, A. (2022). Analisis Kesiapan Digitalisasi Sekolah


Jenjang SMP di Kabupaten Sumbawa Barat. Sang Pencerah: Jurnal
Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 8(1), 1–13.
https://doi.org/https://doi.org/10.35326/pencerah.v8i1.1855

Heriyansyah, H. (2018). Guru Adalah Manajer Sesungguhnya Di Sekolah. Islamic


Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(01), 116–127.
https://doi.org/10.30868/im.v1i01.218

Isma, C. N., Rina Rahmi, & Hanifuddin Jamin. (2022). Urgensi Digitalisasi
Pendidikan Sekolah. At-Ta’Dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama
Islam, 14(2), 129–141. https://doi.org/10.47498/tadib.v14i2.1317

Moses, M. (2012). Analisis Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Dan Pengalaman


Kerja Pegawai Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Papua. Jurnal
Pendidikan & Pembelajaran, 12, 18–36.
https://doi.org/https://doi.org/10.25105/mrbm.v12i1.1103

Mulyanto, T. N. H. P., & Hery Yoenanto, N. (2022). Kesiapan Guru Menuju


Digitalisasi Pendidikan di Era Merdeka Belajar Ditinjau dari Komponen
TPACK. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga. Pemulihan Psikososial Dan Kesehatan Mental Pasca Pendemi,
281–290.

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 7911–7915.

Wahyuni, E., Hidayati, D., & Romanto. (2022). Kesiapan Guru terhadap
Pembelajaran Berbasis Teknologi. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(6),
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar wawancara

Lembar Wawancara guru matematika

No Indikator Pertanyaan Pertanyaan


.

1. Pembelajaran Berbasis TIK a.Untuk masalah pelatihan pembuatan


media pembelajaran digital itu sudah
didapatkan atau belum ya bu?
b. kalau dari sekolah sendiri apa ada
pelatihan khusus tidak ya bu?
c.menurut ibu sendiri untuk
pembelajaran matematika itu sendiri
d. apakah seharusnya guru-guru
menerapkan pembelajaran secara
digital ?
e.kalau dari sekolah sendiri apakah ada
dukungan bu untuk menerapkan
pembelajaran secara digital ?

2. Sarana Pendukung b. Apakah disini sudah menggunakan


proyektor atau lcd dalam
pembelajaran?
c. kalau untuk perangkat pembelajaran
seperti media sudah digita atau
belum seperti menggunakan
kahoot,dan software2 digital ?

3. Kendala penerapan TIK pada a. kalau untuk penggunaan google


pembelajaran classroom dalam pembelajaran
apakah ada kendala atau tidak ya bu?
Lampiran 2. Lembar observasi

Lembar Observasi Guru Matematika

Indikator Aspek yang Diamati Hasil Pengamatan

Ya Tidak

Pembelajaran Sekolah menyelenggarakan √


berbasis TIK pelatihan pembuatan media
digital

Guru mendapatkan pelatihan √


pengembangan media
pembelajaran digital

Dukungan sekolah dalam √


penerapan pembelajaran
berbasis TIK.

Sarana pendukung Sekolah memiliki sarana dan √


prasarana yang memadai

Menerapkan perangkat TIK √


pada pembelajaran

Kendala Kendala dalam implementasi √


implementasi TIK pembelajaran berbasis TIK
pada pembelajaran.
Lampiran 3.Transkip Wawancara

Hasil Wawancara Guru Matematika

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 13 November 2023

Lokasi : Lobi SMP N 3 Sukoharjo

Sumber Data : Nanda Ayu Rahmadhani,S.Pd

Jabatan : Guru Matematika kelas 7,8 dan 9

Mahasiswa : “Selamat siang bu,gmna kabarnya?”

Bu Guru: “Selamat siang kembali ,Alhamdulillah sehat”

Mahasiswa : “Baik ibu terkait dengan riset kami ,kami ingin mengajukan beberapa
pertanyaan . mohon izinnya ibu”.

Bu guru : “Baik mas ,silakan”.

Mahasiswa : “Baik ibu pertanyaan pertama apakah disini sudah menggunakan


proyektor atau lcd dalam pembelajaran?”

Bu guru : “Ya,kalau disekolah sini Alhamdulillah untuk alat-alat TIK sudah ada lcd
layar proyektor trus computer dan jaringan sudah ada.”

Mahasiswa : “Kalau untuk perangkat pembelajaran seperti media sudah digita atau
belum seperti menggunakan kahoot,dan software2 digital ?”
Bu guru :”Disemua pelajaran atau hanya di matematika ya mas?”

Mahasiswa : “Dipelajaran matematika ibu”

Bu guru : “Kalau di matemtaika kebetulan ini belum pernah menggunakan kahoot


tetapi untuk penggunaan aplikasi seperti goglee classroom dan aplikasi penunjang
waktu kemaren cofid dan lain sebagainya itu sudah pernah dilakukan.tapi kalau untuk
aplikasi yang terkhusus atau spesifik itu belum.”

Mahasiswa : “Terus untuk masalah pelatihan pembuatan media pembelajaran digital


itu sudah didapatkan atau belum ya bu?”

Bu guru : “Oh iya sudah mas,”

Mahasiswa : “Dari mana ya bu dapatnya?”

Bu guru : “Waktu itu kami dapat dari dinas pndidikan direktorat SMP, biasanya juga
kalau ada waktu luang untuk ikut webinar2 yang diadakan oleh swasta.”

Mahasiswa : “Kalau dari sekolah sendiri apa ada pelatihan khusus tidak ya bu?”

Bu guru : “Kalau media pembelajaran terkhusus matematika kami belum ada tetapi
kami di wadahi oleh MGMP disitu kan perkumpulan guru-guru matematika disitu
biasanya di share info2 tentang media pembelajaran perangkat pembelajaran dan lain
sebagainya.”

Mahasiswa : “Kalau untuk penggunaan google classroom dalam pembelajaran


apakah ada kendala atau tidak ya bu?”

Bu guru : “Kalau untuk penggunaan classroom mungkin terkendala di sinyal karena


di daerah-daerah sini untuk sinyal agak sulit terus untuk kuota juga karena kan kuota
para siswa juga terbatas”

Mahasiswa : “Kalau untuk pelaksanaan pembelajaran secara daring apakah


difasilitasi oleh sekolah atau dari dinas tidak ya bu”
Bu guru: “Kalau untuk guru sendiri waktu itu sempat dapat dari dinas kemendikbud ,
waktu itu kalau tidak salah dari telkomsel sekitar beberapa ratus gb gitu kalau tidak
salah untuk pembelajaran daring.”

Mahasiswa : “Menurut ibu sendiri untuk pembelajaran matematika itu sendiri apakah
seharusnya guru-guru menerapkan pembelajaran secara digital.”

Bu guru: “Ya kalau dari saya sendiri ya mengingat perkembangan jaman seperti
sekrang ini seharusnya pembelajaran dilaksanakan secara digital apalagi di era digital
seperti sekarang ini mau tidak mau dituntut untuk melaksanakan pembelajaran secara
digital akan tetapi tidak memungkiri bahwa banyak kendala-kendala yang memang
dialami oleh guru-guru ataupun peserta didik. jadi ya semaksimal mungkin dilakukan
untuk mengikuti kemajuan teknologi itu tapi diimbangi dengan kemampuan sekolah
juga dan kemampuan dari guru yang menajalankan.”

Mahasiswa : “Kalau dari sekolah sendiri apakah ada dukungan bu untuk menerapkan
pembelajaran secara digital “

Buguru : “Kalau dari sekolah Alhamdulillah dukungan penuh untuk guru-guru yang
mau mengikuti perkembangan terkait dengan media,jadi ya eeee kalau itu pasti
didukung siih.”

Mahasiswa : “Kalau dari siswa sendiri itu bagaimana bu motivasi belajarnya,apakah


siswa itu masih kurang belajar mandirinya atau bagaimana ibu”

Bu guru : “Jadi kalau siswa itu yang saya pribadi ajar,kalau untuk guru guru yang
lain kan tidak tau yaaa.kalau untuk siswa yang saya ajar di kelas saya memang untuk
kEmandirian siswa itu harus kita stimulus dulu,harus kita kasih eehh apa ya
pemanasan dulu supaya meraka responnya cepet gitu,jadi kalau misalnya kita
langsung kasih,nih materi nak silakan dikerjakan blabla dan lain sebagainya,dia tiak
mau mengerjakan pasti gak mau dan motivasinya menurut saya masih rendah untuk
belajar mandiri tapi ketika kita menstimulus mreka dengan pemanasan permainan,ice
breaking, game dan lain sebagainya atau dengan metode pembelajaran TGT,tidak
yang berpihak kepada siswa bermain tetapi dengan belajar Alhamdulillah sih meraka
eee terbangun gitu untuk pembelajaran matematika.”

Mahasiswa : “Untuk pembelajaran yang ibu terapkan itu menggunakan seperti


projeck based learning atau sekedar dengan metode ceramah saja atau bagaimana
ibu”

Bu guru : “Kalau untuk pembelajaran biasanya saya menyusaikan kelasnya,heeh


biasa eeee ada juga biasanya saya menyesuaikan dengan siswanya sendiri.,sekarang
itu kalau dikurikulum merdeka itu kita ketahui dengan istilah pembelajaran
berdiferensiasi ,jadi pembelajarannya memihak kepada bagaimana gaya belajar
siswa.”
Lampiran 5. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan

Hari/Tanggal : Senin 13 november 2023

Tempat : Lobi SMP N 3 Sukoharjo

Kegiatan : Wawancara tentang analisis kesiapan guru matematika didalam

menghadapi digitalisasi pendidikan dan sekaligus meminta izin untuk wawancara

dengan guru matematika.

Pada hari senin tanggal Senin 13 november 2023 kami ke SMP N 3 Sukoharjo untuk

melakukan wawancara dengan guru matematika SMP N 3 Sukoharjo terkait kesiapan

guru dalam menghadapi digitalisasi pendidikan. Saat kita pada hari itu tiba di SMP N 3

Sukoharjo kami bertemu dengan guru piket SMP N 3 Sukoharjo dan kami meminta izin

untuk bertemu dengan guru matematika SMP N 3 Sukoharjo, pada saat itu juga kami

diarahkan ke lobi dan menunggu guru matematika untuk menjumpai kita. Beberapa saat

kemudian kami bertemu dengan guru matematika dan kami di situ pula melakukan

wawancara terkait kesiapan guru dalam menghadapi digitalisasi pendidikan dan kami

disitu banyak melakukan wawancara terkait penggunaan digital pada pembelajaran,

selanjutnya pula kita meminta izin untuk melakukan observasi di SMP N 3. Dan kami

pada saat itu pula kami izin untuk berpamitan pulang

Anda mungkin juga menyukai