OLEH :
NADHIFATUS SHOLIKHAH, S.Pd.
NIP. 198905032020122009
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Hipotesis Penelitian............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ...................................... 6
F. Definisi Operasional............................................................................ 6
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
memegang peran penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum 2013 peserta didik
professional untuk menciptakan peserta didik yang kritis. Guru sebagai tenaga
pembelajaran.
dan pembelajaran yang diampunya”. Sehingga guru tidak hanya bertindak sebagai
2014:3). Melalui pembelajaran tematik peserta didik diharapkan dapat belajar dari
hal dekat dengan kehidupan peserta didik, tema dalam pembelajaran tematik dipilih
yang dekat dengan peserta didik. Selain itu pembelajaran ini dimaksudkan agar
pemahaman yang diterima oleh peserta didik lebih bermakna dan utuh.
dalam proses pembelajaran yaitu guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab
1
2
guru, media yang digunakan selama pembelajaran juga masih minim. Sehingga
peserta didik terlihat masih banyak yang pasif dalam pembelajaran. Tugas dan peran
fasilitator, guru tetap memegang peranan penting dalam pembelajaran, karena guru
oleh guru, terlihat dari sedikitnya peserta didik yang menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru mengenai energi dan perubahannya. Hasil belajar yang
ditunjukkan oleh peserta didik pada materi energi dan perubahannya ini
oleh sekolah adalah 75. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemahaman
peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru
itu sendiri. Guru yang sudah memahami hal-hal tersebut hendaknya menggunakan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan menyenangkan akan membuat
pembelajar hidup dan menumbuhkan suasana nyaman bagi peserta didik sehingga
Salah satu model yang dirasa cocok untuk diterapkan dalam proses
3
Mapping. Model mind mapping adalah model yang mendorong peserta didik
mencatat dengan menggunakan kata kunci, garis dan gambar. Dalam Sani
(2013:240) menyatakan Mind Mapping adalah suatu diagram yang digunakan untuk
dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama. Sedangkan menurut
keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainya
karena melibatkan citra visual dan prasarana grafis yang akan membentuk kesan
sehingga pemahaman lebih mendalam. Pelibatan kanta kunci, garis warna dan
gambar bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang
Model Mind Mapping pada Peserta didik Kelas IV Di SDN Tanen Kecamatan
serupa juga dilakukan oleh Yusvidha Ernata pada tahun 2013 dengan judul
“Peningkatan
4
Hasil Belajar IPS Melalui Model Mind Mapping Materi Sumber Daya Alam Kelas
menunjukkan peningkatan hasil belajar sumber daya alam pada peserta didik kelas
materi. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
B. Rumusan Masalah
peserta didik dan pemahaman tentang energi dan perubahannya pada kelas
C. Hipotesis Penelitian
D. Manfaat Penelitian
penelitian ditinjau dari beberapa segi yaitu bagi peneliti, guru, peserta didik, dan
sekolah:
1. Bagi Peneliti
sebagai seorang guru, dan mendapat pengalaman dalam melaksanakan model Mind
2. Bagi Guru
Penggunaan mind maaping pada guru dapat mengurangi jumlah catatan dan
menjadi lebih mudah (bagi guru) dan lebih menarik (bagi peserta didik).
3. Bagi Sekolah
Mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan peserta didik pada kelas
dan sebagai pengetahuan umum yang bisa dicobakan pada ilmu lainnya.
meninjau kembali catatan yang telah dibuat pada setiap subyek pembelajaran. Mind
mapping menghasilkan banyak sekali ide kreatif bagi peserta didik. Peserta didik
6
membuatsebuah mind mapping untuk solusi, peserta didik dapat menambahkan ide
atau sumber daya yang dapat di pikirkan. Mind mapping dapat membantu peserta
E. Ruang Lingkup
1. Penelitian hanya dilakukan pada peserta didik kelas III SDN Kumitir 1
anak.
F. Definisi Operasional
2. Model mind mapping adalah model yang memanfaatkan daya ingat hal-hal
penting yang telah didapat. Dalam model mind mapping peserta didik
diajak untuk
7
sama lain, sehingga membentuk sebuah peta pikiran yang dapat memudahkan
menafsirkan dan mengemukakan gagasan serta usaha yang memiliki daya cipta untuk
kombinasi baru dari unsur sebelumnya yang sudah ada sehingga diperoleh
sesuatu yang diketahui dan diingat. Peserta didik dikatakan paham, apabila
dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih teliti tentang suatu hal
5. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) dan mengalami perubahan.
Perubahan ini bisa berupa perubahan posisi, perubahan gerak, perubahan suhu,
perubahan wujud zat, bahkan perubahan pada makhluk hidup, seperti tumbuh dan
A. Model Pembelajaran
aktif, kreatif dan inovatif, “model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan
dalam rangka memberikan perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun
generatif”, Hanafiah & Suhana (2009:41). Oleh karena itu guru wajib menguasai
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada berbagai
belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang
tepat haruslah memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas
media yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri. Guru dituntut untuk memiliki
pemahaman serta mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menerapkan salah
minat peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran dapat berjalan maksimal.
8
9
meningkatkan hasil belajar dan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
pikiran merupakan cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan
sebelum memulai menulis”. Mind mapping adalah teknik pemanfaatan seluruh otak
dengan menggunakan cara citra visual dan prasarana grafis lainya untuk
membentuk kesan. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar,
visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide berkaitan yang digunakan
mengemukakan “mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi
tiap pembelajaran untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang telah dipelajari
atau merencanakan tugas baru”. Dalam model mind mapping peserta didikdiajak
untuk membayangkan suatu obyek sebagai suatu kesatuan yang berhubungan satu
sama lain, sehingga membentuk sebuah peta pikiran yang dapat memudahkan
peserta didik dalam memahami atau mengingat materi yang telah dipelajari. Model
yang memberikan banyak informasi dalam satu halaman. Sehingga dengan mind
mapping daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi petakan yang
berwarna-warni, sangat teratur dan mudah diingat dan selaras dengan cara kerja
alami otak. Dengan adanya teknik ini peserta didik akan dapat dengan mudah
adalah sebuah peta konsep yang memetakan sebuah informasi dan dibentuk atau
visual sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengingat apa yang telah
dipelajari dan dapat digunakan sebagai bahan belajar. Berikut adalah contoh Mind
Mapping:
11
mengemukakan beberapa kiat dalam membuat peta pikiran yaitu, (1) tulis gagasan
utamanya. (2) tambahkan sebuah cabang. (3) gunakan warna yang berbeda dari
untuk tiap-tiap cabang . (4) tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi- ilustrasi. Secara
mapping dapat difokuskan menjadi 3 komponen utama yaitu, (1) topik sentral, (2)
dapat dilakukan dalam model pembelajaran mind mapping yaitu, (1) guru
alternatif jawaban hasil diskusi. (5) setiap kelompok atau secara acak kelompok
tertentu membacakan hasil diskusinya, dan (6) peserta didik diminta membuat
yaitu, (1) letakkan gagasan/tema/poin utama ditengah, (2) gunakan garis, tanda
panah, cabang-cabang, (3) hindari untuk bersikap latah, (4) pilihlah warna-warna
yang berbeda, dan (5) biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas untuk
kiranya sesuai dengan kondisi peserta didik kelas III SDN Kumitir 1 apabila
diterapkan dalam pembelajaran adalah (1) guru menyampaikan masalah, (2) guru
cabang penghubung dalam mind mapping, dan (4) peserta didik mempresentasikan
adalah beberapa peran mind mapping untuk membantu manusia yang dikemukakan oleh
Buzan (2008:6), yaitu: (1) merencana, (2) berkomunikasi, (3) menjadi lebih kreatif, (4)
menghemat waktu, (5) menyelesaikan masalah, (6) memusatkan perhatian, (7) menyusun
13
dan menjelaskan pikran-pikiran, (8) mengingat dengan lebih baik, (9) belajar lebih cepat
dan efisien.
terpisah.
membantumembandingkannya.
1. Menggali gagasan
5. Mengembangkan kosakata
kelebihan dan kekurangan dalam model mind mapping yang dikemukakan oleh
Shoimin (2014:107).
Kelebihan (1) cara ini cepat, (2) teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan
ide-ide yang muncul dalam pemikiran, (3) proses menggambar diagram bisa
memunculkan ide-ide yang lain, (4) diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi
panduan untuk menulis. Kekurangan
(1) hanya peserta didik yang aktif yang terlibat, (2) tidak seluruh murid belajar, (3)
jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.
mind mapping nantinya akan dikurangi oleh peneliti sehingga pemahaman belajar
selain itu model mind mapping juga mendorong peningkatan keaktifan peserta
didik dan peran guru selama pembelajaran. Beberapa ahli mengemukakan langkah-
sebagai berikut.
berpasangan duaorang
pembelajaran.
mapping besar
yang sudah disesuaikan dengan kondisi peserta didik kelas III SDN Kumitir 1
yaitu adalah :
(4) peserta didik membuat Mind Mapping dengan tema yang telah di tentukan,
G. Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya benar. Maksudnya adalah
menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Menurut Bloom dalam
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahuidan diingat.
Peserta didik dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa
memahami sesuatu apabila dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih
peranan yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga
pembelajaran berbeda antara peserta didik satu dengan yang lain. Hal itu
pembelajaran, menurut Daryanto (2008: 106) yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik yang meliputi tingkat kematangan berfikir peserta didik, kesiapan belajar dan
motivasi belajar. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor dari luardiri peserta didik yang
meliputi tujuan, pendekatan, media, strategi, metode, dan model pembelajaran yang
I. Penelitian Terdahulu
peneliti terdapat perbedaan dan juga persamaan dengan penelitian yang akan
terbuka, observasi, dll.) dan data tersebut dianalisis secara kualitatif dengan tujuan
2009:15). Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
PTK adalah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengatasi masalah
antara guru dan peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui pemberian tindakan kepada peserta didik kelas III di SDN
Kumitir 1.
20
21
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Taggart (dalam
Arikunto, 2012:137)
model Mind Mapping sudah terlaksana dalam dua siklus. Penelitian tindakankelas
ini terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu:
A. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, tindakan pada setiap siklus dilakukan
dalam empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
22
1. Tindakan Pendahuluan
sebagai berikut.
pembelajaran.
dan Perubahannya”
berikut.
Mind Mapping
a. Perencanaan Siklus I
b. Pelaksanaan Siklus I
c. Observasi Siklus I
pembelajaran, guru kelas III yang bertugas sebagai observer mengamati penerapan
d. Refleksi Siklus I
sudah dilakukan dan yang belum dilakukan, apa yang sudah dicapai dan yang belum
a. Perencanaan Siklus II
ini dilakukan agar pelaksanaan tindakan siklus II bisa berjalan efektif dan aktifitas
c. Observasi Siklus II
ini, observer mengamati penerapan model Mind Mapping dalam pembelajaran yang
d. Refleksi Siklus II
Hasil observasi pada siklus II akan dibahas oleh peneliti untuk melihat
apakah tujuan penelitian sudah tercapai pada pelaksanaan tindakan siklus II.
Pada saat penelitian di bantu oleh 2 orang di dalam kelas yaitu guru kelas III
C. Kancah penelitian
Kabupaten Mojokerto.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik
kelas III semester 2 tahun ajaran 2021/2022 SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto
yangberjumlah 23 peserta didik. Alasan pemilihan peserta didik kelas III ini sebagai
subjek dalam penelitian ini dikarenakan pada hasil observasi diketahui bahwa
peserta didik kelas III memiliki kemampuan yang heterogen, terdapat peserta didik
dengan penuh tanggung jawab. Namun juga terdapat peserta didik yang sulit
menerima pembelajaran, tidak aktif, gaduh sendiri dan tidak mau mengerjakan
tugas yang diberikan. Ketikakegiatan diskusi kelompok tidak terlihat adanya saling
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 yaitu data proses
penelitian dan data hasil penelitian. Proses belajar yang diamati antara lain proses
pembuatan mind mapping, bertanya kepada guru. Keaktifan peserta didik berupa
peran
26
peserta didik dalam kelas dan dalam menerima materi yang di berikan oleh guru.
Sedangkan hasil yang diteliti adalah pemahaman peserta didik, yang dapat
Sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik dan guru. Sumber data
dari guru dapat di peroleh dari hasil wawancara dan observasi pada pembelajaran
yangtelah di lakukan selama penelitian. Sedangkan sumber data dari peserta didik
F. Pengumpulan data
1. Observasi
Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2009:84) observasi atau pengamatan
sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi
2. Wawancara
27
dengan cara tanya jawab secara lisan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman
melakukan tanya jawab kepada guru kelas III yang berkaitan dengan permasalahan
pencernaan manusia.
3. Tes
Teknik tes di gunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik
yang berkenaan dengan penguasaan materi. Menurut Zurah (2006:108) ada dua
jenis tes yaitu tes lisan dan tes tertulis. Peneliti menggunakan tes jenis uraian untuk
mengukur hasil belajar peserta didik. Tes uraian dari peneliti nantinya akan dikemas
dalam bentuk lembar evaluasi yang akan dilaksanakan setiap akhir pembelajaran.
4. Dokumentasi
dilaksanakan pada saat observasi, tes, wawancara baik sebelum pelaksanaan, waktu
pengumpulan data hasil belajar pada penerapan model pembelajaran mind mapping
ini dilakukan dengan teknik wawancara dan tes pada setiap akhir
28
pembelajaran.
analisis data yaitu untuk menemukan kesimpulan dari hasil tindakan yang telah
selanjutnya.
berupa uraian paparan data berupa kalimat atau kata-kata. Data atau paparan
Huberman (dalam Sugiyono, 2011:247-249) sebagai berikut yaitu (a) reduksi data,
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan kegiatan mengumpulkan data yang berupa hasil tes
dan lembar observasi aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Data yang telah dikumpulkan kemudian diseleksi pada hal-hal pokok, difokuskan
pada hal-hal penting, dan disederhanakan sampai proses penyusunan data. Kegiatan
kesimpulan.
2. Penyajian data
adalah uraian proses kegiatan pembelajaran dan hasil yang diperoleh sebagaiakibat
dari pemberian tindakan. Sajian data selanjutnya ditafsirfkan dan dievaluasi untuk
3. Penarikan kesimpulan
dapat ditarik kesimpulan dengan cara mencari makna dan arti yang terdapat dalam
data-data tersebut. Hasil dari analisis data akan dijadikan dasar untuk menentukan
keberhasilan pemberian tindakan. Selain itu, data hasil analisis dapat dijadikan
dasar penentuan tindakan selanjutnya jika pemberian siklus pertama tidak berhasil.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu data aktivitas guru, data
Data aktivitas guru dan peserta didik berdasarkan hasil penskoran yang
terdapat pada lembar pengamatan guru dan peserta didik. Penskoran tersebut
sebagai berikut.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Keterangan :
61-80 B Baik
41-60 C Cukup
21-40 D Kurang
b) Ketuntasan Individu
Proses analisis data ini dilaksanakan mulai awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Peneliti menggunakan batas nilai (KKM) yang telah ditetapkan SDN
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Setiap siklus akan dilaksanakan dua kali tes. Dari hasil kedua tes akan
dihitung nilai rata-rata yang di peroleh peserta didik pada setiap siklus. Rumus
Keterangan:
61-80 B Baik
41-60 C Cukup
21-40 D Kurang
c) Ketuntasan Klasikal
Patokan (PAP). PAP adalah model pendekatan penilaian yang mengacu kepada
klasikal adalah ketuntasan dari nilai rata-rata kelas. Suatu kelas dapat dikatakan
tuntas belajar bila hasil kentutasan peserta didik mencapai ≤ 80%. Jika kurang dari
80%, maka perlu adanya tindakan pada siklus berikutnya (Sudjana, 2009:8). Untuk
berikut.
kriterianya. Dalam penelitiam ini kriteria untuk ketuntasan hasil belajar dapat
32
61-80 B Baik
41-60 C Cukup
21-40 D Kurang
1. Evaluasi
penelitian penerapan model pembelajaran mind mapping pada peserta didik kelas
III SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto pada materi energi dan perubahannya,
hipotesis penelitian. Apabila keefektifan dan kesesuaian data belum tercapai maka
2. Refleksi
Pada refleksi ini analisis data akan dikumpulkan dan disimpulkan pada
setiap siklus. Dari hasil kesimpulan tersebut akan diketahui kelebihan dan
sebelumnya.
H. Prosedur Penelitian
1. Pra Tindakan
a. Pengamatan
berlangsung. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Rabu 02 Februari 2022
untuk mengamati aktivitas peserta didik kelas III SDN Kumitir 1 Kabupaten
b. Refleksi
proses pembelajaran. Refleksi ini berguna untuk mengumpulkan data dari hasil
melaksanakan pengamatan ada proses pembelajaran. Dari hasil refleksi ini didapat
kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran yang akan di gunakan sebagai
2. Tindakan
Pada tindakan ini di terapkan hasil dari refleksi yang telah dilaksanakan.
Tindakan meliputi:
a. Siklus I
1) Perencanaan
34
Pada tahap ini peneliti menunjukkan hasil dari (a) refleksi, (b) perencanaan
dan buku padoman, (e) menyusun lembar pengamatan, dan (f) instrument
penelitian.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini meliputi (a) melaksanakan pembelajaran sesuai RPP, (b)
pada lembar observasi, (c) mengawasi peserta didik, (d) melakukan evaluasi.
3) Refleksi
Pada tahap ini peneliti akan berdiskusi dengan mitra mengenai ketercapaian
dalam pembelajaran, menjelaskan apa yang sudah dicapai dan belum dicapai pada
siklus 1.
4) Revisi
Pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan dari kesalahan atau apa saja
yan belum dicapai dalam siklus 1 agar siklus selanjutnya dapat mencapai tujuan
b. Siklus 2
dan observasi, refleksi, dan perbaikan rencana. Kegiatan pada setiap tahapan pada
pembelajaran yang terjadi pada siklus-1, apa yang belum dicapai pada siklus-1 akan
dilanjutkan dan diatasi pada siklus-2, sehingga pada rancanganpenelitian ini belum
perbaikan yang akan dilakukan pada siklus-2 ini. Indikator keberhasilan penelitian
yang belum tercapai pada siklus-2 akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
36
DAFTAR RUJUKAN
Ernata, Y. (2013). Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Mind Mapping Materi
Sumber Daya Alam Kelas IV SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar . Disertasi tidak diterbitkan.
Navsarini, Zahwa Ul. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Pkn Materi Organisasi
Melalui Model Mind Mapping Pada Peserta didik Kelas V SDN Sentul
2 Kota Blitar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FIP UM.
Saadah, Umi. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunaka Metode Mind
Mapping Peserta didik Kelas IV SDN Plosorejo Kabupaten Blitar.
Skripsi TidakDiterbitkan. Malang: FIP UM.
37