Anda di halaman 1dari 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS PESERTA DIDIK DAN


PEMAHAMAN TENTANG ENERGI DAN PERUBAHANNYA PADA
KELAS III SDN KUMITIR 1 KABUPATEN MOJOKERTO

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH :
NADHIFATUS SHOLIKHAH, S.Pd.
NIP. 198905032020122009

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO


DINAS PENDIDIKAN
UPT SD NEGERI KUMITIR 1 NO.459
Alamat: .Jln. Raya Kumitir No.02. Desa.Kumitir, Kec.Jatirejo, Kab.Mojokerto
Kode Pos : 61373, Email : sdnkumitir1@gmail.com

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Hipotesis Penelitian............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ...................................... 6
F. Definisi Operasional............................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Model Pembalajaran............................................................................ 8
B. Model Mind Mapping ......................................................................... 9
C. Langkah-langkah Pembelajaran Mind Mapping ............................... 11
D. Manfaat Mind Mapping .................................................................... 12
E. Kelebihan dan kekurangan Mind Mapping ....................................... 14
F. Langkah Model Mind Mapping ........................................................ 14
G. Pemahaman ....................................................................................... 16
H. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta didik .................... 17
I. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................ 20
B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan ....................................... 24
C. Kancah Penelitian.............................................................................. 25
D. Subyek Penelitian .............................................................................. 25
E. Data dan Sumber Data ...................................................................... 25
F. Pengumpulan Data ............................................................................ 26
G. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi ................................................ 28
H. Prosedur Penelitian............................................................................ 33

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 36

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ............................................................................... 18

Tabel 3.1 Presentasi Aktivitas Guru...................................................................... 30

Tabel 3.2 Presentasi Hasil Belajar Peserta didik ................................................... 31

Tabel 3.3 Presentasi Kriteria Ketuntasan Klasikal ................................................ 32

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Mind Mapping .................................................................................... 11

3.1 Model Kemmis dan Taggart ............................................................................ 21

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan tingkat pertama yang

memegang peran penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum 2013 peserta didik

dituntutuntuk lebih kritis dalam pembelajaran. Dibutuhkan tenaga pendidik yang

professional untuk menciptakan peserta didik yang kritis. Guru sebagai tenaga

profesional dituntut untuk dapat memfasilitasi peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat Mulyasa (2014:4) yang menyatakan bahwa “guru

dituntut untuk melakukan berbagai inovasi untuk melahirkan karya-karya inovatif,

serta mengoptimalkan segala pikiran dan kreativitasnya dalam mengelola kelas

dan pembelajaran yang diampunya”. Sehingga guru tidak hanya bertindak sebagai

pendidik namun juga fasilitator. Sekolah Dasar (SD) menerapkan pembelajaran

tematik sesuai dengan Kurikulum 2013. Pembelajaran tematik diartikan sebagai

“pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik” (Daryanto,

2014:3). Melalui pembelajaran tematik peserta didik diharapkan dapat belajar dari

hal dekat dengan kehidupan peserta didik, tema dalam pembelajaran tematik dipilih

yang dekat dengan peserta didik. Selain itu pembelajaran ini dimaksudkan agar

pemahaman yang diterima oleh peserta didik lebih bermakna dan utuh.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan ditemukakan beberapa hal

dalam proses pembelajaran yaitu guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab

dan penugasan. Belum terlihat model pembelajaran yang digunakan oleh

1
2

guru, media yang digunakan selama pembelajaran juga masih minim. Sehingga

peserta didik terlihat masih banyak yang pasif dalam pembelajaran. Tugas dan peran

guruadalah menguasai, mengembangkan dan merencanakan pembelajaran. Sejalan

dengan pendapat Mulyasa (2014:5) yang menyatakan bahwa meskipun sebagai

fasilitator, guru tetap memegang peranan penting dalam pembelajaran, karena guru

merupakan perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum dikelasnya.

Selama proses pembelajaran ditemukan fakta peserta didik masih merasa

kesulitan memahami informasi mengenai energi dan perubahannya yang diberikan

oleh guru, terlihat dari sedikitnya peserta didik yang menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru mengenai energi dan perubahannya. Hasil belajar yang

ditunjukkan oleh peserta didik pada materi energi dan perubahannya ini

menunjukkanhanya 9 dari 22 peserta didik yang tuntas. KKM yang ditentukan

oleh sekolah adalah 75. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemahaman

peserta didik mengenai energi dan perubahannya masih kurang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran

guru perlu menerapkan model pembelajaran untuk membantu mencapai tujuan

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran harus sesuai dengan kondisi

peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru

itu sendiri. Guru yang sudah memahami hal-hal tersebut hendaknya menggunakan

model pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Pemilihan model

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan menyenangkan akan membuat

pembelajar hidup dan menumbuhkan suasana nyaman bagi peserta didik sehingga

peserta didik lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

Salah satu model yang dirasa cocok untuk diterapkan dalam proses
3

pembelajaran dengan materi energi dan perubahannya adalah model Mind

Mapping. Model mind mapping adalah model yang mendorong peserta didik

mencatat dengan menggunakan kata kunci, garis dan gambar. Dalam Sani

(2013:240) menyatakan Mind Mapping adalah suatu diagram yang digunakan untuk

mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainya yang

dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama. Sedangkan menurut

Shoimin (2014:105) menyatakan pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan

keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainya

untuk membentuk kesan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik mind

mapping merupakan solusi untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan

karena melibatkan citra visual dan prasarana grafis yang akan membentuk kesan

sehingga pemahaman lebih mendalam. Pelibatan kanta kunci, garis warna dan

gambar bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang

sedangdipelajari pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Buzan (2008: 4)

menyatakan Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke

dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Hamidah pada tahun

2015 dengan judul “Peningkatan Pemahaman Pahlawan Kemerdekaan melalui

Model Mind Mapping pada Peserta didik Kelas IV Di SDN Tanen Kecamatan

Rejotangan Kabupaten Tulungagung”, hasil penelitian menunjukkan model Mind

Mapping dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi pahlawan

kemerdekaan dan aktivitas peserta didik di kelas IV di SDN Tanen. Penelitian

serupa juga dilakukan oleh Yusvidha Ernata pada tahun 2013 dengan judul

“Peningkatan
4

Hasil Belajar IPS Melalui Model Mind Mapping Materi Sumber Daya Alam Kelas

IV SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar”, hasil penelitian

menunjukkan peningkatan hasil belajar sumber daya alam pada peserta didik kelas

IV SDN Ngaringan 05.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya model

pembelajaran memberikan pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik dan

menyenangkan sehingga meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai sebuah

materi. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan

Kreatifitas Peserta Didik dan Pemahaman tentang Energi dan Perubahannya

pada Kelas III SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model mind mapping dalam pembelajaran energi

dan perubahannya pada kelas III SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto?

2. Apakah model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kreatifitas

peserta didik dan pemahaman tentang energi dan perubahannya pada kelas

III SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto?

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah jika pelaksanaan pembelajaran energi dan perubahannya menerapkan

model mind mapping, maka kreatifitas d a n pemahaman pada peserta didik

kelas III SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto akan meningkat.


5

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, berikut merupakan manfaat dari

penelitian ditinjau dari beberapa segi yaitu bagi peneliti, guru, peserta didik, dan

sekolah:

1. Bagi Peneliti

Melatih dalam merancang pembelajaran yang kreatif dan menarik, melatih

kemampuan dalam mengatasi permasalah yang timbul saat pembelajaran di kelas

sehingga menambah pengetahuan dan wawasan peneliti sebelum menjalankantugas

sebagai seorang guru, dan mendapat pengalaman dalam melaksanakan model Mind

Mapping secara nyata di sekolah,

2. Bagi Guru

Penggunaan mind maaping pada guru dapat mengurangi jumlah catatan dan

menuangkannya dalam sebuah rencana singkat. Penyajian materi pelajaran akan

menjadi lebih mudah (bagi guru) dan lebih menarik (bagi peserta didik).

3. Bagi Sekolah

Mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan peserta didik pada kelas

III beserta cara mengatasinya serta mendapatkan pengalaman pelaksanaan

penelitian dengan menggunakan model Mind Mapping.

4. Bagi Peneliti Lain

Menjadikan salah satu sumber referensi untuk melakukan penelitian ulang

dan sebagai pengetahuan umum yang bisa dicobakan pada ilmu lainnya.

5. Bagi Peserta Didik

Mind mapping membantu peserta didik untuk mencatat informasi penting

dengan menggunakan kata-kata kunci. Dengan mind mapping, belajar cukup

meninjau kembali catatan yang telah dibuat pada setiap subyek pembelajaran. Mind

mapping menghasilkan banyak sekali ide kreatif bagi peserta didik. Peserta didik
6

membuatsebuah mind mapping untuk solusi, peserta didik dapat menambahkan ide

atau sumber daya yang dapat di pikirkan. Mind mapping dapat membantu peserta

didik dalam memberikan ide-ide dalam suatu kelompok

E. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan

laporan skripsi ini, yaitu:

1. Penelitian hanya dilakukan pada peserta didik kelas III SDN Kumitir 1

Kabupaten Mojokerto semester 2 tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah

peserta didik laki-laki sebanyak 10 dan peserta didik perempuan sebanyak 13

anak.

2. Tema pembelajaran adalah Tema 6 Energi dan Perubahannya Kelas III

3. Kondisi pembelajaran yang digunakan sebagai perlakuan yaitu menggunakan

model Mind Mapping.

F. Definisi Operasional

Berdasarkan penjabaran masalah yang telah diuraikan, beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran adalah suatu pendekatan untuk membantumeningkatkan

aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

2. Model mind mapping adalah model yang memanfaatkan daya ingat hal-hal

penting yang telah didapat. Dalam model mind mapping peserta didik

diajak untuk
7

membayangkan suatu obyek sebagai suatu kesatuan yang berhubungan satu

sama lain, sehingga membentuk sebuah peta pikiran yang dapat memudahkan

peserta didik dalam memahami atau mengingat materiyang telah dipelajari.

3. Kreatifitas peserta didik dalam belajar adalah kemampuan mengimajinasikan,

menafsirkan dan mengemukakan gagasan serta usaha yang memiliki daya cipta untuk

kombinasi baru dari unsur sebelumnya yang sudah ada sehingga diperoleh

peningkatan kualitas siswa dalam pengembangan dirinya.

4. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

sesuatu yang diketahui dan diingat. Peserta didik dikatakan paham, apabila

dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih teliti tentang suatu hal

dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

5. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) dan mengalami perubahan.

Perubahan ini bisa berupa perubahan posisi, perubahan gerak, perubahan suhu,

perubahan wujud zat, bahkan perubahan pada makhluk hidup, seperti tumbuh dan

berkembang juga termasuk di dalamnya.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran

Model pembelajaran diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang

aktif, kreatif dan inovatif, “model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan

dalam rangka memberikan perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun

generatif”, Hanafiah & Suhana (2009:41). Oleh karena itu guru wajib menguasai

berbagai model pembelajaran agar dapat diterapkan dalam pembelajaran sesuai

dengan model pembelajaran yang dibutuhkan.

Untuk membelajarkan peserta didik sesuai dengan gaya belajar mereka

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada berbagai

model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa

senang peserta didik terhadap pembelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan

motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi peserta didik

untuk memahamipelajaran sehingga memungkinkan peserta didik mencapai hasil

belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang

tepat haruslah memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas

media yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri. Guru dituntut untuk memiliki

pemahaman serta mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menerapkan salah

satu model pembelajaran. Karena pembelajaran yang tepat dapat menumbuhkan

minat peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran dapat berjalan maksimal.

Model pembelajaran terbagi menjadi beberapa kelompok yang salah

8
9

satunya adalah kelompok model pembelajaran pemrosesan informasi. Menurut

Joyce dan Weil (dalam Sani, 2013:99) “kelompok pembelajaran pemrosesan

informasi menekankan pada perolehan, ketuntasan, dan pemrosesan informasiyang

difokuskan pada fungsi kognitif peserta didik”.

Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah sebuah prosedur pengamalan dalam belajar untuk

meningkatkan hasil belajar dan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan

dalam pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama

dalam pembelajaran karena sangat berperan untuk mencapai tujuan belajar.

Sedangkan model pembelajaran mind mapping termasuk dalam kelompok model

pembelajaran pemrosesan informasi.

B. Model Mind Mapping

Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan. Menurut Buzan (2008:4)

mengemukakan “mind mapping merupakan cara yang paling mudah untuk

memposisikan atau menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil atau

mengeluarkan informasi atau menempatkan informasi ke dalam otak”. Sedangkan

menurut Hernowo (dalam Shoimin, 2014:105) menyatakan bahwa “pemetaan

pikiran merupakan cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan

sebelum memulai menulis”. Mind mapping adalah teknik pemanfaatan seluruh otak

dengan menggunakan cara citra visual dan prasarana grafis lainya untuk

membentuk kesan. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar,

simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan. Mind mapping menggunakanpengingat

visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide berkaitan yang digunakan

untuk belajar mengorganisasikan, dan merencanakan.


10

Hal senada juga diungkapkan Siberman (dalam Shoimin, 2014:104) yang

mengemukakan “mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi

tiap pembelajaran untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang telah dipelajari

atau merencanakan tugas baru”. Dalam model mind mapping peserta didikdiajak

untuk membayangkan suatu obyek sebagai suatu kesatuan yang berhubungan satu

sama lain, sehingga membentuk sebuah peta pikiran yang dapat memudahkan

peserta didik dalam memahami atau mengingat materi yang telah dipelajari. Model

mind mapping dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik karena

dalam Kurikulum 2013 peserta didik sering kesulitan dalam memahami

pembelajaran yang dilaksanakan secara tematik dengan memadukan beberapamata

pelajaran dengan tema yang sama.

Dengan menggunakan model mind mapping dapat menghasilkan catatan

yang memberikan banyak informasi dalam satu halaman. Sehingga dengan mind

mapping daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi petakan yang

berwarna-warni, sangat teratur dan mudah diingat dan selaras dengan cara kerja

alami otak. Dengan adanya teknik ini peserta didik akan dapat dengan mudah

mengingat materi yang telah dipelajari dan disampaikan oleh guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, mind mapping

adalah sebuah peta konsep yang memetakan sebuah informasi dan dibentuk atau

disusun untuk memudahkan peserta didik dalam membuat ringkasan pembelajaran,

memecahkan permasalahan dan memahami sebuah materi. Model mind mapping

dapat memanfaatkan seluruh otak dengan cara mengaplikasikannya dalam bentuk

visual sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengingat apa yang telah

dipelajari dan dapat digunakan sebagai bahan belajar. Berikut adalah contoh Mind

Mapping:
11

Gambar 2.1 contoh Mind Mapping

C. Langkah-langkah Pembelajaran Mind Mapping

Setiap model pembelajaran memiliki sintak atau langkah-langkah yang

menjadi acuan untuk melaksanakan model tersebut dalam pembelajaran. Dalam

penerapannya model mind mapping memiliki beberapa langkah-langkah yang harus

dilaksanakan oleh guru. Menurut DePorter 2005 (dalam Shoimin, 2014:106)

mengemukakan beberapa kiat dalam membuat peta pikiran yaitu, (1) tulis gagasan

utamanya. (2) tambahkan sebuah cabang. (3) gunakan warna yang berbeda dari

untuk tiap-tiap cabang . (4) tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi- ilustrasi. Secara

keseluruhan dari pendapat DePorter dalam menyusun mind


12

mapping dapat difokuskan menjadi 3 komponen utama yaitu, (1) topik sentral, (2)

topik utama, dan (3) sub topik.

Sedangkan menurut Hanafiah dan Suhana (2009:46) langkah-langkah yang

dapat dilakukan dalam model pembelajaran mind mapping yaitu, (1) guru

menyampaikan kompetensi. (2) guru mengemukakan permasalahan. (3)

membentuk kelompok. (4) setiap kelompok menginvertarisasi dan mencatat

alternatif jawaban hasil diskusi. (5) setiap kelompok atau secara acak kelompok

tertentu membacakan hasil diskusinya, dan (6) peserta didik diminta membuat

kesimpulan. Sedangkan langkah-langkah pembelajaran menurut Huda (2013:308)

yaitu, (1) letakkan gagasan/tema/poin utama ditengah, (2) gunakan garis, tanda

panah, cabang-cabang, (3) hindari untuk bersikap latah, (4) pilihlah warna-warna

yang berbeda, dan (5) biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas untuk

memudahkan penggambaran lebih jauh.

Dari paparan peneliti menyimpulkan langkah-langkah mind mapping yang

kiranya sesuai dengan kondisi peserta didik kelas III SDN Kumitir 1 apabila

diterapkan dalam pembelajaran adalah (1) guru menyampaikan masalah, (2) guru

menjelaskan langkah-langkah mind mapping, (3) peserta didik menentukan cabang-

cabang penghubung dalam mind mapping, dan (4) peserta didik mempresentasikan

hasil mind mapping.

D. Manfaat Mind Mapping

Mind mapping dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Berikut

adalah beberapa peran mind mapping untuk membantu manusia yang dikemukakan oleh

Buzan (2008:6), yaitu: (1) merencana, (2) berkomunikasi, (3) menjadi lebih kreatif, (4)

menghemat waktu, (5) menyelesaikan masalah, (6) memusatkan perhatian, (7) menyusun
13

dan menjelaskan pikran-pikiran, (8) mengingat dengan lebih baik, (9) belajar lebih cepat

dan efisien.

Selain hal tersebut, menurut Michalko dalam Buzan (2008:6)

menambahkan manfaat dari mind mapping, yaitu:

1. Mengaktifkan seluruh otak

2. Membereskan akal dari kekusutan mental

3. Memungkinkan berfokus pada pokok bahasan

4. Menunjukkan hubunngan antara bagian-bagian informasi yang saling

terpisah.

5. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian

6. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep dan

membantumembandingkannya.

Marguiles dan Valenza (2008:14) mengemukakan jika dalam 29 hasil riset,

menunjukkan bahwa penggunaan penyusunan gambar (Mind mapping, mind scape

dan pencatatan visual lainnya) membantu peserta didik:

1. Menggali gagasan

2. Mengembangkan, mengorganisasi, dan mengomunikasikan gagasan

3. Melihat koneksi, pola dan hubungan

4. Memeriksa dan berbagi pengetahuan sebelumnya

5. Mengembangkan kosakata

6. Memberikan garis besar aktivitas proses menulis

7. Menonjolkan gagasan penting

8. Mengelompokkan atau membuat konsep, ide dan infromasi

9. Memahami cerita dalam cerita atau buku

10. Meningkatkan interaksi sosial dan memudahkan kerja kelompok


14

11. Mengarahkan kaji ulang dan penelitian

12. Meningkatkan keterampilan dan strategi memahami bacaan

13. Memudahkan mengigat dan mempertahankan ingatan

E. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

Model Mind Mapping memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut

kelebihan dan kekurangan dalam model mind mapping yang dikemukakan oleh

Shoimin (2014:107).

Kelebihan (1) cara ini cepat, (2) teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan
ide-ide yang muncul dalam pemikiran, (3) proses menggambar diagram bisa
memunculkan ide-ide yang lain, (4) diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi
panduan untuk menulis. Kekurangan
(1) hanya peserta didik yang aktif yang terlibat, (2) tidak seluruh murid belajar, (3)
jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind

mapping mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun kekurangan dalam model

mind mapping nantinya akan dikurangi oleh peneliti sehingga pemahaman belajar

peserta didik akan meningkat.

F. Langkah-langkah Model Mind Mapping

Model mind mapping mendukung untuk diterapkan di berbagai bidang ilmu,

selain itu model mind mapping juga mendorong peningkatan keaktifan peserta

didik dan peran guru selama pembelajaran. Beberapa ahli mengemukakan langkah-

langkah dalam menerapkan model mind mapping. Shoimin (2014:106)

mengemukakan cara untuk melakukan model mind mapping dalam pembelajaran

sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2. Guru menyajikan materi


15

3. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuk kelompok

berpasangan duaorang

4. Perintahkan seorang dari pasangan untuk menyampaikan materi dari

guru danpasangannya mendengarkan sambil membuat catatan kecil.

5. Seluruh peserta didik bergantian menyampaikan hasil wawancara

6. Guru mengulangi dan menjelaskan materi kembali yang

sekiranya belumdipahami peserta didik

7. Guru mengajak peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran

Swardama (2014:68) mengemukakan langkah-langkah penerapan model

mind mapping sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Guru menyampaikan satu topik yang berkaitan dengan materi

pembelajaran.

3. Guru memberikan penjelasan singkat disertai tanya jawab.

4. Di akhir penjelasan guru memberikan pertanyaan.

5. Peserta didik dikelompokkan dalam jumlah 4-5 orang.

6. Dalam setiap kelompok guru memberikan referensi

7. Setiap peserta didik di dalam kelompoknya membuat mind mapping

berdasarkan referensi yang dibacanya

8. Hasil mapping dari masing-masing peserta didik dilebur menjadi satu

mapping besar

9. Tiap kelompok menampilkan hasil mind mappingnya dan

peserta didik lainmenanggapi

10. Guru menyimpulkan hasil belajar


16

Dari pendapat di atas peneliti membuat langkah-langkah pembelajaran

yang sudah disesuaikan dengan kondisi peserta didik kelas III SDN Kumitir 1

yaitu adalah :

(1) guru menyampaikan masalah,

(2) guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik

(3) guru menjelaskan langkah-langkah mind mapping,

(4) peserta didik membuat Mind Mapping dengan tema yang telah di tentukan,

(5) peserta didik mempresentasikan hasil mind mapping,

(6) peserta didik diminta untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.

G. Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya benar. Maksudnya adalah

mengerti benar atau mengetahui benar. Pemahaman mencakup kemampuanuntuk

menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Menurut Bloom dalam

Dimyati dan Mudjiono (2006: 26-27) pemahaman adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahuidan diingat.

Peserta didik dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa

yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus

menghubungkannya dengan hal-hal lain, sehingga dapat dikatakan bahwa

memahami sesuatu apabila dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih

teliti tentang suatu hal dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Pemahaman mempunyai cakupan yang lebih luas dari pengetahuan, karena


pengetahuan sifatnya hanya sekedar hafalan sedangkan pemahaman memerlukan
kemampuan menangkap makna dari suatu konsep sehingga akan mampu
mengaplikasikannya. Peserta didik dikatakan paham jika mereka mampu
mengungkapkan kembali materi yang diperolehnya dengan kalimatnya sendiri baik
secara lisan maupun tertulis. Dari memahami materi tersebut, peserta didik akan
mampu menerapkan ke dalam latihan-latihan pembelajaran dan mampu
17

menerapkan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, pemahaman mempunyai

peranan yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga

dengan pemahaman ini prestasi yang diharapkan akan mampu tercapai.

Pemahaman dalam penelitian ini adalah peserta didik mampu menyebutkan

macam-macam sumber energi, perubahan energi dan energi alternatif.

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta didik

Kemampuan peserta didik dalam menerima dan memahami setiap

pembelajaran berbeda antara peserta didik satu dengan yang lain. Hal itu

disebabkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi

pembelajaran, menurut Daryanto (2008: 106) yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta

didik yang meliputi tingkat kematangan berfikir peserta didik, kesiapan belajar dan

motivasi belajar. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor dari luardiri peserta didik yang

meliputi tujuan, pendekatan, media, strategi, metode, dan model pembelajaran yang

digunakan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan tujuan

pembelajaran dipengaruhi oleh peserta didik, lingkungan sekitar dan kemampuan

guru merancang sebuah pembelajaran.

I. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu

acuan dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian terdahulu yang diambil

peneliti terdapat perbedaan dan juga persamaan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan peneliti. Penelitian terdahulu yang peneliti ambil antara lain.


18

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Nama Tahun Judul Temuan Keterkaitan


1 Zahwa 2016 Peningkatan Pada siklus I sebesar Penelitian ini sama
Ul Hasil Belajar 74 meningkat menjadi menggunakan model
Navsarini Pkn Materi 87 pada siklus II. mind mapping untuk
Organisasi Presentase ketuntasan hasil belajar peserta
didik
Melalui Model juga meningkat dari dan mengambil
Mind Mapping siklus I sebesar 58% subjek penelitian
Pada Peserta didik sebanyak 14 peserta peserta didik kelas V.
didik
Kelas V SDN tuntas dari 24 peserta Perbedaan terletak
didik.
Sentul 2 Kota Sedangkan pada pada tujuan karena
Blitar siklus II meningkat penelitian ini hanya
menjadi 100% meningkatkan hasil
sebanyak 24 peserta belajar, sedangkan
didik
tuntas dari 24 peserta penelitian yang akan
didik
dilaksanakan peneliti
untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil
belajar
2 Ernawati 2015 Peningkatan Pada tahap Peneltian ini sama
Hamidah Pemahaman pratindakan dari pra menggunakan model
Pahlawan tindakan ketuntasan mind mapping untuk
Kemerdekaan belajar sebesar 25 %, meningkatkan
melalui Model siklus 1 meningkat pemahaman belajar.
Mind Mapping menjadi 37, 5%, dan Perbedaan terletak
pada Peserta didik pada siklus II menjadi pada subjek
Kelas IV di SDN sangat baik atau penelitian dan
Tanen mencapai 94,5%. penelitian ini
Kecamatan dilaksanakan pada
Rejotangan materi yang berbeda.
Kabupaten
Tulungagung
19

No Nama Tahun Judul Temuan Keterkaitan


3. Yusvida 2013 Peningkatan Pada siklus I nilai Peneltian ini sama
Ernata Hasil Belajar IPS rata-rata peserta didik menggunakan model
68,18
Melalui Model dengan prosentase mind mapping untuk
Mind Mapping ketuntasan klasikal meningkatkan hasil
Sumber Daya 59%. Sedangkan pada belajar. Perbedaan
Alam Kelas IV siklus II nilai rata-rata terletak pada subjek
SDN Ngaringan peserta didik adalah penelitian dan
77,95
05 Kecamatan penelitian ini
dengan ketuntasan
Blitar klasikal 86% dilaksanakan pada
materi yang berbeda.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), Arikunto (2012:130) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam kelas secara bersama.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif kualitatif. Arikunto (2012:13) menyatakan Penelitian

deskriptif kualitatif adalah penelitian yang datanya berupa kata-kata atau

pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara, dokumen, angket

terbuka, observasi, dll.) dan data tersebut dianalisis secara kualitatif dengan tujuan

untuk menemukan makna dibalik berbagai gejala/peristiwa yang tampakd. Dari

berbagai macam desain penelitian kualitatif, penelitian tindakan merupakan salah

satu jenis penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif (Akbar,

2009:15). Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

PTK adalah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengatasi masalah

pembelajaran yang terjadi pada kelas. Penelitian dilakukan dengan kolaboratif

antara guru dan peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui pemberian tindakan kepada peserta didik kelas III di SDN

Kumitir 1.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang

20
21

dikemukakan oleh Kemmis & Taggart (dalam Arikunto, 2012:137). Bagan

desainpenelitian tindakan kelas ini sebagai berikut.

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Taggart (dalam
Arikunto, 2012:137)

Kontrak penelitian ini yaitu penelitian dihentikan jika langkah-langkah

model Mind Mapping sudah terlaksana dalam dua siklus. Penelitian tindakankelas

ini terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu:

1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.

A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, tindakan pada setiap siklus dilakukan

dalam empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
22

1. Tindakan Pendahuluan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan tindakanpendahuluan

sebagai berikut.

a. Melakukan observasi pada pembelajaran tema 6 “Energi dan

Perubahannya” yang dilakukan oleh guru kelas.

b. Melakukan wawancara dengan peserta didik untuk

mengetahui permasalahan yangdihadapi peserta didik dalam

pembelajaran.

c. Mengambil dokumentasi nilai peserta didik dalam tema 6 “Energi

dan Perubahannya”

d. Mempersiapkan tindakan yang akan dilakukan, antara lain sebagai

berikut.

1) Menyusun strategi untuk memecahkan permasalahan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik yang rendah, yaitu menggunakan model

Mind Mapping

2) Menentukan subtema dan pembelajaran yang diteliti.

3) Menyusun jadwal penelitian.

4) Menentukan observer yang mengamati pembelajaran.

5) Menyusun lembar observasi penerapan model Minnd Mapping


23

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Setelah melaksanakan tindakan pendahuluan, peneliti melaksanakan

tindakan penelitian di siklus I sebagai berikut.

a. Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut.

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyusun rangkuman materi pembelajaran.

3) Menyusun lembar kegiatan peserta didik.

4) Membuat media/alat peraga.

5) Menyusun format dan instrumen penilaian.

b. Pelaksanaan Siklus I

Dalam pembelajaran, peneliti menerapkan model Mind Mapping sesuai

dengan langkah-langkah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah dirancang pada tahap perencanaan.

c. Observasi Siklus I

Observasi siklus I dilaksanakan selama pelaksanaan siklus I. Selama

pembelajaran, guru kelas III yang bertugas sebagai observer mengamati penerapan

model Mind Mapping dalam pembelajaran.

d. Refleksi Siklus I

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan dan yang belum dilakukan, apa yang sudah dicapai dan yang belum

dicapai, dan kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan refleksi

bertujuan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan sebagai


24

perbaikan dalam pembelajaran pada siklus II.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Perencanaan pada siklus II ini dilakukan setelah mempelajari dan

menuimbang hasil refleksi pada siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama dengan pelaksanaan pada siklus

I, namun ada perbaikan pelaksanaan tindakan yang disesuaikan dengan kelemahan-

kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I. Perbaikan pelaksanaan

ini dilakukan agar pelaksanaan tindakan siklus II bisa berjalan efektif dan aktifitas

serta hasil belajar peserta didik meningkat.

c. Observasi Siklus II

Observasi siklus II dilaksanakan selama pelaksanaan siklus II. Pada tahap

ini, observer mengamati penerapan model Mind Mapping dalam pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti.

d. Refleksi Siklus II

Hasil observasi pada siklus II akan dibahas oleh peneliti untuk melihat

apakah tujuan penelitian sudah tercapai pada pelaksanaan tindakan siklus II.

B. Kehadiran dan Peran Peneliti

Dalam pelaksanaannya kehadiran peneliti sebagai perancang penelitiandan

pelaksana penelitian. Peneliti membuat desain pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

Pada saat penelitian di bantu oleh 2 orang di dalam kelas yaitu guru kelas III

SDN Kenanten Kabupaten Mojokerto bertindak sebagai observer yang akan


25

mengamati jalannya proses pembelajaran dan rekan peneliti Nana Widiastuti

S.Pd. sebagai dokumenter.

C. Kancah penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Kumitir 1 KabupatenMojokerto

semester 2 tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah 23 peserta didik. Alasan

dipilihnya Sekolah Dasar ini dikarenakan Peneliti bekerja di SDN Kumitir 1

Kabupaten Mojokerto.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik

kelas III semester 2 tahun ajaran 2021/2022 SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto

yangberjumlah 23 peserta didik. Alasan pemilihan peserta didik kelas III ini sebagai

subjek dalam penelitian ini dikarenakan pada hasil observasi diketahui bahwa

peserta didik kelas III memiliki kemampuan yang heterogen, terdapat peserta didik

yang aktif, mudah menerima pembelajaran, mengerjakan soal yang diberikan

dengan penuh tanggung jawab. Namun juga terdapat peserta didik yang sulit

menerima pembelajaran, tidak aktif, gaduh sendiri dan tidak mau mengerjakan

tugas yang diberikan. Ketikakegiatan diskusi kelompok tidak terlihat adanya saling

bertukar pikiran sesama anggota kelompok

E. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 yaitu data proses

penelitian dan data hasil penelitian. Proses belajar yang diamati antara lain proses

pembuatan mind mapping, bertanya kepada guru. Keaktifan peserta didik berupa

peran
26

peserta didik dalam kelas dan dalam menerima materi yang di berikan oleh guru.

Sedangkan hasil yang diteliti adalah pemahaman peserta didik, yang dapat

diperoleh dari tes tulis, hasil evaluasi peserta didik.

Sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik dan guru. Sumber data

dari guru dapat di peroleh dari hasil wawancara dan observasi pada pembelajaran

yangtelah di lakukan selama penelitian. Sedangkan sumber data dari peserta didik

di peroleh sebelum menerapkan model Mind Mapping dan sesudah menerapkan

model Mind Mapping.

F. Pengumpulan data

Pengumpulan data ini di peruntukkan untuk mendapatkan data yang sesuai

dengan fakta yang terjadi. Peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data,yaitu.

1. Observasi

Observasi merupakan instrumen yang sering di gunakan dalam penelitian.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2009:84) observasi atau pengamatan

sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu

ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi

yang sebenarnya maupun situasi buatan. Observasi yang dilaksanakan peneliti

dilaksanakan di SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto kelas III. Peneliti

melaksanakan observasi dalam 2 tahap, pada sebelum pembelajaran menggunakan

model mind mapping (pra tindakan), dan sesudah pembelajaran menggunakan

model mind mapping. Dalam melaksanakan observasi peneliti mengikuti pedoman

observasi yang sudah di siapkan oleh peneliti. (terlampir)

2. Wawancara
27

Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban

dengan cara tanya jawab secara lisan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman

wawancara. Dalam teknik ini peneliti bertindak sebagai pewawancara yang

melakukan tanya jawab kepada guru kelas III yang berkaitan dengan permasalahan

yang muncul dalan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Wawancara

dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data gambaran awal

pembelajaran sebelum menggunakan model mind mapping. Wawancara ini

dimaksudkan untuk melengkapi hasil observasi dalam pembelajaran organ

pencernaan manusia.

3. Tes

Teknik tes di gunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik

yang berkenaan dengan penguasaan materi. Menurut Zurah (2006:108) ada dua

jenis tes yaitu tes lisan dan tes tertulis. Peneliti menggunakan tes jenis uraian untuk

mengukur hasil belajar peserta didik. Tes uraian dari peneliti nantinya akan dikemas

dalam bentuk lembar evaluasi yang akan dilaksanakan setiap akhir pembelajaran.

4. Dokumentasi

Pada penelitian ini dokumentasi di bantu mitra peneliti. Dokumentasi

dilaksanakan pada saat observasi, tes, wawancara baik sebelum pelaksanaan, waktu

pelaksanaan, dan sesudah pelaksanaan. Dokumentasi ini mencakup dokumentasi

foto dan dokumentasi portofolio.

Pengumpulan data aktivitas balajar pada penerapan model Pembelajaranmind

mapping ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, dan observasi. Sedangkan

pengumpulan data hasil belajar pada penerapan model pembelajaran mind mapping

ini dilakukan dengan teknik wawancara dan tes pada setiap akhir
28

pembelajaran.

G. Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi

Kegiatan pertama yang dilaksanakan yaitu analisis data. Tujuan akhir

analisis data yaitu untuk menemukan kesimpulan dari hasil tindakan yang telah

dilakukan yang kemudian dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan tindakan

selanjutnya.

Penelitian ini menggunakan analisis data secara deskriptif baik kualitatif

maupun kuantitatif. Dalam penelitian deskriptif kualitatif, analisis data ditunjukkan

berupa uraian paparan data berupa kalimat atau kata-kata. Data atau paparan

informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif

maupun deskriptif kuantitatif. Langkah-langkah analisis data menurut Miles and

Huberman (dalam Sugiyono, 2011:247-249) sebagai berikut yaitu (a) reduksi data,

(b) penyajian data, dan (c) penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan kegiatan mengumpulkan data yang berupa hasil tes

dan lembar observasi aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Data yang telah dikumpulkan kemudian diseleksi pada hal-hal pokok, difokuskan

pada hal-hal penting, dan disederhanakan sampai proses penyusunan data. Kegiatan

mereduksi data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti menarik

kesimpulan.

2. Penyajian data

Kegiatan ini dilakukan dengan menyusun secara narasi sekumpulan

informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehingga kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud


29

adalah uraian proses kegiatan pembelajaran dan hasil yang diperoleh sebagaiakibat

dari pemberian tindakan. Sajian data selanjutnya ditafsirfkan dan dievaluasi untuk

merencanakan tindakan selanjutnya.

3. Penarikan kesimpulan

Data selama pelaksanaan penelitian yang telah dipaparkan, dianalisis untuk

dapat ditarik kesimpulan dengan cara mencari makna dan arti yang terdapat dalam

data-data tersebut. Hasil dari analisis data akan dijadikan dasar untuk menentukan

keberhasilan pemberian tindakan. Selain itu, data hasil analisis dapat dijadikan

dasar penentuan tindakan selanjutnya jika pemberian siklus pertama tidak berhasil.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu data aktivitas guru, data

aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

a) Data Aktivitas Guru dan Peserta didik

Data aktivitas guru dan peserta didik berdasarkan hasil penskoran yang

terdapat pada lembar pengamatan guru dan peserta didik. Penskoran tersebut

dilakukan pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

mind mapping dan peserta didik mengikuti pembelajaran menggunakan rumus

sebagai berikut.

⅀𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai= 𝑥100%

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Keterangan :

⅀𝑠𝑘𝑜𝑟 yang diperoleh : Jumlah Skor yang diperoleh oleh guru

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 : Skor keseluruhan

Setelah diketahui hasil dari penghitungan dengan menggunakan rumus di

atas. Kemudian langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis persentasi dengan


30

cara mengkategorikan berdasarkan standar kualifikasi pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Persentasi Aktivitas Guru

Interval skor (%) Kriteria Kualifikasi

81-100 A Sangat Baik

61-80 B Baik

41-60 C Cukup

21-40 D Kurang

≤20 E Sangat Kurang

Sumber: Tampubolon, Saur. (2014)

b) Ketuntasan Individu

Proses analisis data ini dilaksanakan mulai awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran. Peneliti menggunakan batas nilai (KKM) yang telah ditetapkan SDN

Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto. Rumus untuk menghitung hasil belajar peserta

didik adalah sebagai berikut.

Hasil belajar peserta didik = ⅀𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ × 100%

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Setiap siklus akan dilaksanakan dua kali tes. Dari hasil kedua tes akan

dihitung nilai rata-rata yang di peroleh peserta didik pada setiap siklus. Rumus

untuk menghitung rata-rata setiap siklus adalah sebagai berikut.

Hasil setiap siklus = 𝑝1+𝑝2


2

Keterangan:

P1= hasil pertemuan 1

P2= hasil pertemuan 2


31

Tabel 3.2 Persentasi Hasil Belajar Peserta didik

Interval skor (%) Kriteria Kualifikasi

81-100 A Sangat Baik

61-80 B Baik

41-60 C Cukup

21-40 D Kurang

≤20 E Sangat Kurang

Sumber: Tampubolon, Saur. (2014)

c) Ketuntasan Klasikal

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan sistem Penilaian Acuan

Patokan (PAP). PAP adalah model pendekatan penilaian yang mengacu kepada

suatu kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Patokan

penilaian tersebut mengguna-kan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM

Bahasa Indonesia di SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto adalah 75. Ketuntasan

klasikal adalah ketuntasan dari nilai rata-rata kelas. Suatu kelas dapat dikatakan

tuntas belajar bila hasil kentutasan peserta didik mencapai ≤ 80%. Jika kurang dari

80%, maka perlu adanya tindakan pada siklus berikutnya (Sudjana, 2009:8). Untuk

menghitung persentase Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) digunakan rumus

berikut.

KBK = Jumlah peserta didik yang tuntas x 100%

Jumlah seluruh peserta didik

Hasil yang di peroleh dari perhitungan ketuntasan klasikal kemudian di terapkan

kriterianya. Dalam penelitiam ini kriteria untuk ketuntasan hasil belajar dapat
32

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Persentasi kriteria ketuntasan klasikal

Interval skor (%) Kriteria Kualifikasi

81-100 A Sangat Baik

61-80 B Baik

41-60 C Cukup

21-40 D Kurang

≤20 E Sangat Kurang

Sumber: Tampubolon, Saur. (2014)

1. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan peneliti dalam

penelitian penerapan model pembelajaran mind mapping pada peserta didik kelas

III SDN Kumitir 1 Kabupaten Mojokerto pada materi energi dan perubahannya,

mengacu pada keefektifan pelaksanaan dan kesesuaian pelaksanaan terhadap

hipotesis penelitian. Apabila keefektifan dan kesesuaian data belum tercapai maka

akan dicari penyebab dari ketidakefektifan dan ketidaksesuaian tersebut.

2. Refleksi

Pada refleksi ini analisis data akan dikumpulkan dan disimpulkan pada

setiap siklus. Dari hasil kesimpulan tersebut akan diketahui kelebihan dan

kekurangan dari pelaksanaan yang telah dilakukan. Kelebihan dapat dipertahankan

dan digunakan pada siklus selanjutnya, sedangkan kekurangan akan dilakukan

perbaikan oleh peneliti sehingga dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan

siklus selanjutnya dan hasilnya akan lebih baik dari siklus


33

sebelumnya.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini di susun berdasarkan hasil observasi pada

pembelajaran. Prosedur pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Pra Tindakan

a. Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Rabu 02 Februari 2022

untuk mengamati aktivitas peserta didik kelas III SDN Kumitir 1 Kabupaten

Mojokerto Tema 6 Energi dan Perubahannya.

b. Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilaksanakan setelah melaksanakan pengamatan pada

proses pembelajaran. Refleksi ini berguna untuk mengumpulkan data dari hasil

melaksanakan pengamatan ada proses pembelajaran. Dari hasil refleksi ini didapat

kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran yang akan di gunakan sebagai

acuan dalam proses tindakan penelitian.

2. Tindakan

Pada tindakan ini di terapkan hasil dari refleksi yang telah dilaksanakan.

Tindakan meliputi:

a. Siklus I

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan terdiri dar 4 tahap.

Berikut tahap-tahap dalam setiap pertemuan.

1) Perencanaan
34

Pada tahap ini peneliti menunjukkan hasil dari (a) refleksi, (b) perencanaan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Mapping, (c) menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (d) menyiapkan materi yang akan di ajarkan

dan buku padoman, (e) menyusun lembar pengamatan, dan (f) instrument

penelitian.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini meliputi (a) melaksanakan pembelajaran sesuai RPP, (b)

mitra mengawasi peneliti yang bertugas sebagai guru, pengawasan berpedoman

pada lembar observasi, (c) mengawasi peserta didik, (d) melakukan evaluasi.

3) Refleksi

Pada tahap ini peneliti akan berdiskusi dengan mitra mengenai ketercapaian

dalam pembelajaran, menjelaskan apa yang sudah dicapai dan belum dicapai pada

siklus 1.

4) Revisi

Pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan dari kesalahan atau apa saja

yan belum dicapai dalam siklus 1 agar siklus selanjutnya dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang telah di tentukan.

b. Siklus 2

Pada siklus-2 ini juga mencakup kegiatan perencanan, pelaksanaan tindakan

dan observasi, refleksi, dan perbaikan rencana. Kegiatan pada setiap tahapan pada

siklus-2 ini akan disesuaikan dengan masalah-masalah proses dan hasil

pembelajaran yang terjadi pada siklus-1, apa yang belum dicapai pada siklus-1 akan

dilanjutkan dan diatasi pada siklus-2, sehingga pada rancanganpenelitian ini belum

bisa dideskripsikan kegiatan-kegiatan dan perbaikan-


35

perbaikan yang akan dilakukan pada siklus-2 ini. Indikator keberhasilan penelitian

yang belum tercapai pada siklus-2 akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
36

DAFTAR RUJUKAN

Akbar, Sa’dun. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Filosofi, Metodologi,


&Implementasi Edisi Revisi. Malang: Cipta Media Aksara.

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT


BumiAksara
Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum


2013). Yogyakarta: Gava Media.

Ernata, Y. (2013). Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Mind Mapping Materi
Sumber Daya Alam Kelas IV SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar . Disertasi tidak diterbitkan.

Hamidah, Erna. 2015. Peningkatan Pemahaman Pahlawan Kemerdekaan melalui Model


Mind Mapping pada Peserta didik Kelas IV Di SDN Tanen Kecamatan
Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang. FIP UM.

Hanafiah, N dan Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:


PTRefika Aditama.

Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar.


Bandung:Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:


RemajaRosdakarya.

Navsarini, Zahwa Ul. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Pkn Materi Organisasi
Melalui Model Mind Mapping Pada Peserta didik Kelas V SDN Sentul
2 Kota Blitar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FIP UM.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT


RajaGrafindoPersada.

Saadah, Umi. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunaka Metode Mind
Mapping Peserta didik Kelas IV SDN Plosorejo Kabupaten Blitar.
Skripsi TidakDiterbitkan. Malang: FIP UM.

Sani, Ridwan, Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum


2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Supinah. 2013. Bagaimana Mengukur Aktivitas Peserta didik dalam Pembelajaran?.


Jurnal Online.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka belajar

Swardama, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum


Pembelajaran. Jakarta: Elex Media Komputindo

Wijaya, Hendra. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Tematik


Dengan Model Mind Mapping Pada Peserta Didik Kelas IV Sekolah
Dasar negeri Madyopuro 2 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang.
FIP UM.

Zurah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-


Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara

37

Anda mungkin juga menyukai