Anda di halaman 1dari 32

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1

I. PENDAHULUAN...............................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitan.........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................7

II. KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................9


2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................................9
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif...............................................................11
2.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match......................13
2.2.2 Prosedur Kegiatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match..............................................................................................14
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match................................................................................15
2.3 Pembelajaran Tari....................................................................................16
2.4 Kerangka Berpikir.....................................................................................17

III. METODE PENELITIAN.............................................................................19


3.1 Metode Penelitian....................................................................................19
3.1.1 Fokus Penelitian.............................................................................19
3.1.2 Sasaran Penelitian..........................................................................20
3.1.3 Lokasi Penelitian............................................................................20
3.2 Sumber Data.............................................................................................20
3.2.1 Sumber Data Primer......................................................................20
3.2.2 Sumber data Sekunder.................................................................21
3.3 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................21
2

3.3.1 Observasi................................................................................................21
3.3.2 Wawancara.............................................................................................22
3.3.3 Dokumentasi..........................................................................................22
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................23
3.4.2 Pedoman Wawancara.....................................................................25
3.4.3 Pedoman Dokumentasi..................................................................27
3.5 Teknik Keabsahan Data...........................................................................28
3.6 Tenik Analisis Data...................................................................................29
3.6.1 Reduksi Data.................................................................................29
3.6.2 Penyajian Data.............................................................................30
3.6.3 Penarikan Kesimpulan.................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
3

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Model pembelajaran digunakan guru untuk mengajar dengan baik dan


menyenangkan, tidak membebani siswa dengan serangkaian tugas yang
diberikan serta membawa proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
mendorong siswa untuk melakukanya. Seperti pendapat yang
dikemukakan oleh Trianto dalam (Gunarto, 2013: 15) model pembelajaran
adalah suatu pembelajaran atau pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas. Model pembelajaran juga dapat memetakan siswa berdasarkan hobi,
kebiasaan belajar dan kesenangan dalam pelajaran tertentu, serta dapat
mengakomodasi minat dan bakat siswa.

Pembelajaran adalah sebuah proses belajar yang dilakukan dengan bantuan


guru untuk memperoleh perubahan-perubahan perilaku menuju
pendewasaan diri secara menyeluruh sebagai hasil dari interaksi individu
dan lingkunan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut ( Hariyanto,
2014: 189) mengatakan bahwa pembelajaran identik dengan pengajaran,
suatu kegiatan dimana guru mengajar atau membimbing anak-anak
menuju proses pendewasaan diri. Dalam pencapaian keberhasilan
pengajaran tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang sesuai
sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Salah satu model
4

pembelajaran kooperatif dapat mendukung keberhasilan dalam mencapai


tujuan pembelajaran tersebut.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menuntut adanya


kerjasama antara siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran, sehingga dalam penyelesaian tugas kelompok setiap
anggota harus saling bekerja sama dan saling membantu dalam
memahami materi pembelajaran atau saling memberikan pendapat,
sehingga setiap siswa saling mempunyai tanggung jawab individu juga
mempunyai tanggung jawab dalam kelompok. Menurut (Rusman,
2016:203) mengatakan bahwa model pembelajaran kelompok merupakan
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Sehingga dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa
dengan siswa, dan siswa dengan guru.

Mata pelajaran seni budaya merupaan mata pelajaran yang membahas


mengenai karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakal pada norma,
nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa melalui aktivitas
bekesenian. Mata pelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan siswa untuk memahami seni dalam konteks ilmu
pengetahuan, teknologi, dan sosial sehingga dapat berperan dalam
perkembangan sejarah kebudayan, baik dalam tingkat lokal, nasional,
regional, maupun global. Pembelajaran ditingkat pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk mengembangkan kesadaran seni dan keindahan
dalam dari umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi,
penyajian maupun tujuan psiologis edukatif, untuk mengembangkan
kepribdian siswa secara positif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Tahun 2016).
5

Berdasarkan pra penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, peneliti


melakukan observasi di SMPN 1 Katibung dan menemukan salah satu
model pembelajaran menarik yang diajarkan oleh guru seni budaya
sebagai inovasi dari model pembelajaran yang sudah diterapkan
sebelumnya. Pembelajaran tari di SMPN 1 Katibung sebelumnya banyak
menggunakan metode ceramah atau metode bercerita sehingga
pembelajaran terkesan monoton dan membosankan bagi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, guru seni
budaya SMPN 1 Katibung memberikan penjelasan bahwa pada
pembelajaran sebelumnya siswa kurang berminat pada pembelajaran tari
terlihat dari perhatian siswa pada saat pembelajaran siswa cenderung tidak
memperhatikan dan tidak fokus akan apa yang guru jelaskan didepan
kelas. Rendahnya minat belajar seni budaya terkhusus pada materi seni tari
juga disebabkan oleh kurangnya komunikasi yang dijalin antara guru
dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Terlihat masih banyak
siswa yang enggan bertanya jika mengalami kesulitan, dan malu untuk
bertanya tentang materi yang diajarkan. Oleh karena itu guru memberikan
sebuah inovasi model pembelajaran sebagai jalan keluar dari masalah
tersebut. Guru menjelaskan bahwa siswa tingkat sekolah menengah
pertama masih cenderung menyukai permainan dikarnakan usia peserta
didik yang masih berada dalam tahap perkembangan dengan ratio usia 10-
14 tahun. Oleh sebab itu guru melakukan inovasi model pembelajaran
yang berlandskan pada permainan edukatif. Model pembelajaran yang
dipakai yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match sebagai
solusi agar perhatian dan minat siswa dapat ditingkatkan.

Model pembelajaran tipe Make a Match merupakan satu dari tipe


pembelajaran kooperaif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi
antara siswa untuk saling memotivasi dan saling menguasai konsep atau
topik materi pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Seperti
yang dinyatakan oleh (Lie, 2010 : 55) bahwa model pembelajaran tipe
Make a Match dikembangkan oleh Loran Curran, Make a Match
6

merupakan model pembelajaran dimana siswa mencari pasangan sambil


belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
(Rusman, 2011 : 223) menambahkan bahwa penerapan model ini
dimulai dengan siswa yang disuruh mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat
mencocokan kartunya tersebut akan diberikan poin. Model ini
menggunakan media kartu soal dan jawaban, setiap siswa diajak mencari
dan memikirkan jawaban dari soal yang dipegang. Sedangkan siswa
lainnya harus memikikan soal dari jawaban yang diterima sekaligus
mencari pasangan atau kelompok masing-masing atas soal dari jawaban
kartunya. Model pembelajaran ini mendidik siswa untuk bergerak cepat
dan tangkas selain itu siswa juga harus berpikir cerdik untuk memperoleh
jawaban dari tugas yang diberikan. Strategi dalam mencari pasangan atau
kelompok yang cocok inilah ukuran kecerdasan siswa dalam mengerjakan
tugas.

Hal ini yang melatarbelakangi peneliti memilih SMPN 1 Katibung sebagai


lokasi penelitian dan memberi judul Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match pada Pembelajaran Tari di SMP Negeri 1
Katibung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan


masalah yaitu: “ Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match pada pembelajaran tari di SMP Negeri 1 Katibung?”

1.3 Tujuan Penelitan


Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian dari penelitian
ini adalah Mendeskripsikan proses penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match pada pembelajaran tari di SMP Negeri 1
Katibung.
7

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini


adalah:
1. Manfaat bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan untuk membantu dalam pembelajaran di kelas
dan alat bantu untuk menentukan model pembelajaran dalam
kelas.
2. Manfaat bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan minat belajar, kualitas belajar dan dapat
mengembangkan kemampuan siswa.
3. Manfaat bagi peneliti, bermanfaat sebagai sumber pengetahuan
dan wawasan yang luas serta dapat dijadikan sebagai ilmu
pengetahuan baru secara pribadi dalam kegiatan dikelas
maupun diluar kelas serta dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian lanjutan atau penelitian sejenis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:


1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match pada pembelajaran tari di SMP
Negeri 1 Katibung.
2. Subjek Penelitian
8

Subjek adalah penelitian ini adalah siswa kelas 7 di SMPN 1


Katibung.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Katibung.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini pada bulan Februari 2023.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

N Waktu
o. Kegiatan
Penelitian November Desember Januari Februari Maret
2022 2023 2023 2023 2023

1. Observasi
Awal
2. Penyusunan
3. Pelaksanaan
4. Pengolahan
Data
5. Penyusunan
Hasil
Penelitian
9

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak ukur dan acuan


untuk menyelesaikan penelitian dan mempermudah peneliti dalam
menentukan langkah-langkah yang sistematis. Berdasaran penelitian
tedahulu, model pembelelajaran kooperatif tipe Make a Match sudah
banyak dilakukan. Dari hasil penelitian terdahulu, diperoleh beberapa
penelitian yang berkaitan dengan penelitian saat ini, yaitu:

Jurnal Universitas Negeri Padang oleh Pebina Sapitri pada tahun 2019
yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make a Match dalam
Pembelajaran Tari di SMK Negeri 3 Padang “. Jurnal ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang hasil belajar siswa kelas X SMKN 3 Padang
dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Make a Match.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus, 3 kali pertemuan pada siklus pertama, dan 2
10

kali pertemuan pada siklus kedua. Pada akhir siklus siswa diberikan tes.
Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan observsi dan
dokumentasi tertulis. Analisis kegiatan pembelajaran dihitung
menggunakan persentase. Relevansi pada penelitian terdahulu dan
penelitian saat ini adalah sama-sama mendeskripsikan tentang model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Sedangkan perbedaan
penelitian terdahulu pada penelitian saat ini terletak pada metode
penelitian yang dipakai, pada penelitian terdahulu penulis menggunakan
metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan.
Sedangkan pada penelitian saat ini peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif.

Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia Oleh Ina Daniati pada tahun


2014 dengan judul Aplikasi Model Cooperative Make a Match untuk
Meningkatan Hasil Belajar Seni Tari pada Siswa Kelas VII di SMP
Muhammadiyah 6 Bandung. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
serta menganalisis bagaimana proses pembelajaran seni tari, sebelum
selama proses dan setelah selama penerapan model pembelajaran
cooperative make a match terhadap siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode quasi eksperimen, adapun model penelitian
menggunakan desain pre-test and post-test group desain, dengan pola: O¹
X O². Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini terletak
pada penggunaan metode penelitian, pada penelitian terdahulu
menggunakn metode penelitian quasi eksperimen.

Jurnal Pendidikan Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang oleh Nurul


Fhadilla Prima Yanda pada tahun 2016 dengan judul Meningkatkan Hasil
Belajar Seni Tari Melalui Metode Kooperatif Tipe Make a Match di SMP
Negeri 3 Bukittinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode
kooperaif tipe make a macth untuk meningkatkan aktivits dan hasil belajar
siswa demi mencapai tujuan pembelajaran. Kajian teori yang digunakan
dalam penelitian ini mencangkup tentang penerapan, belajar dan
pebelajaran, tari, metode kooperatif, tipe make a match, dan hasil belajar.
11

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, objek dalam penelitian


ini adalah siswa kelas VIII yang berada di SMP Negeri 3 Bukittinggi tahun
pelajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII.1 yang memperoleh nilai paling rendah.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini terletak pada
penggunaan metode penelitian, pada penelitian terdahulu menggunakn
metode penelitian tindakan kelas.

Persamaan atau relevansi yang terdapat pada penelitian terdahulu dengan


penelitian yang akan dilakukan terletak pada kesamaan model
pembelajaran yang akan diteliti yaitu model pembelajaraan kooperatif tipe
make a match. Sedangkan perbedaannya terletak pada penggunaan metode
penelitian, pada penelitian terdahulu banyak menggunakan metode
penelitian PTK atau penelitian tindakan kelas. Serta pada pelaksanaan
penelitian yang terbagi pada dua siklus untuk mengumpulkan data dan
juga hasil penelitian.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Secara etimologi kata model berarti pola dari sesuatu yang akan dibuat
atau dihasilkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah
model mengandung makna pola,contoh, acuan, ragam, dan lain sebagainya
dari sesuatu yang akan dibuat. Menurut Hermawan (2006: 3) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagai
para perancang pembelajaran dan para pegajar dalam merencanakan serta
melaksanakan akivitas pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajran yang didasari oleh


kerjasama yang melibatkan komunikasi antar individu yang menciptakan
sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu komunikasi yang dilakukan dengan
12

siswa dan siswa dan siswa dengan guru. Menurut Raharjo (2008: 4)
pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu siap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari satu
orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran
koopertif juga diartikan sebagai struktur tugas bersama dalam suasana
kebersamaan diantara sesama anggota kelompok.

Pembahasan diatas sangat berkaitan dengan penelitian tentang penggunaan


model kooperatif tipe Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar di
SMP Negeri 1 Katibung. Dimana metode ini membtuhkan kerja sama
dalam kelompok dalam menemukan jawaban dari kartu yang telah
didapatkan, serta melatih keterlibatan individu dalam mencapai
keberhasilan kelompok. Dan model ini menjadi perantara komunikasi yang
asik dan menyenangkan antara guru dan murid.
Pada dasarnya model pembelajarn kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang
dirangkum Ibrahim (Isjoni, 2009:39) yaitu :
a. Hasil Belajar Akademik
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencangkup beragam
tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas
akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model
ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
Para pengembang model ini telah menunjukan, model kooperatif
telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan
non akademik serta perubahan norma yang berhubungan dengan
hasil belajar.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial,
dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi
13

peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi saling
bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama
lain.
c. Pengembangan keteramplan sosial
Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki para siswa sebagai
warga masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan
yang dihadapi bangsa ini dalam mengatasi masalah-masalah sosial
yang semakin kompleks, serta tantangan bagi peserta didik supaya
mampu dalam menghadapi perasaingan global untuk
memenangkan persaingan tersebut.

2.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match

Menurut Rusman ( 2012: 223) menyatakan bahwa model


pembelajaran make a match merupakan salah satu jenis model
pembelajaran kooperatif, yakni bentuk pembelajaran dengan
cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan stuktur kelompok yang bersifat heterogen.
Model make a match atau mencari pasangan merupakan salah
satu alternatif yang dapat diterapkan pada siswa. Penerapan
model ini dimulai dari teknik dimana siswa diperintahkan
untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal
sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan
kartunya akan diberikan poin. Teknik model pembelajaran
make a match atau mencari pasangan ini dikembangkan oleh
Lorna Curran. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar suatu konsep atau topik dalam
suasana yang asik dan menyenangkan.

Pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah teknik


pembelajaran yang berpijak pada teori konstruktivisme. Pada
pembelajaran kooperatif tipe make a match terdapat masalah
14

yang akan dipecahkan bersama dan akan disimpulkan bersama


anggota kelompoknya. Peran guru pada model ini hanya
sebagai fasilitator yang mengarahkan kesepakatan, diskusi,
menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling
mengingatkan kesalahan pada konsep yang disimpulkan, serta
membuat kesimpulan bersama. Aktivitas siswa selama
pembelajaran kooperatif tipe make a match benar-benar
menggali potensi siswa dalam memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, benar-benar sesuai dengan pendekatan
konstruktivis.

Model koperatif tipe make a match ini dipilih oleh guru


dikarenakan model pembelajaran ini adalah salah satu model
yang menyenangkan dan menuntut siswa untuk bergerak aktif
dalam mencari kartu jawabannya. Model ini juga mengurangi
suasana monoton dalam kelas yang biasanya dialami siswa
pada pembelajaran lain.

2.2.2 Prosedur Kegiatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Make a Match

Pembelajaran make a match merupaan salah satu tipe


pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, setiap langkah-
langkahnya haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
kooperatif. Menurut Rusman (2018 : 203) langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah
sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep yang cocok untuk sisi review, salah
satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2. Masing-masing siswa mendapatkan sebuah kartu yang
bertuliskan soal atau jawaban dan memikikan
15

jawaban atau soal dari jawaban atau soal dari kartu


yang dipegang.
3. Masing-masing siswa mencari pasangan kartu yang
cocok dengan kartunya.
4. Masing-masing siswa yang dapat mencocokan
kartunya sebelum batas waktu, diberi poin
5. Apabila siswa tidak dapat mencocokan kartunya
dengan temannya akan mendapatkan hukuman yang
telah disepakati bersama
6. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya,
demikian seterusnya
7. Guru bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan terhadap materi pembelajaran

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Make A Match

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan


kekurangan masing-masing. Menurut Mulyaningsih ( 2014 :
224) menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran
kooperatif tipe make a match yaitu siswa mencari pasangan
sambil belajar tentang konsep atau topik dalam suasana
yang menyenangkan. Siswa dapat menjadi lebih aktif, dan
dapat digunakan di semua mata pelajaran dan di semua
tingkatan pendidikan, kerjasama antar siswa lebih dinamis
dalam suasana yang lebih menyenangkan. Kelebihan dari
model pembelajran koperatif tipe make a match adalah
sebagai berikut:
1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses
pembelajaran.
16

2. Kerjasama antar siswa akan terwujud dengan


dinamis
3. Munculnya dinamika gotong-royong yang merata di
seluruh siswa.

Sementara itu, menurut Mulyaningsih (2014 : 224)


kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a
match ini adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan bimbingan guru untuk melakuan


pembelajaran.
2. Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat
mengganggu kelas lain.
3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe make a


match ini memerlukan bimbingan terlebih dahulu dari guru,
agar tidak terjadi kegaduhan di dalam kelas. Selain itu,
waktu juga harus dibatasi agar siswa tidak terlalu bnyak
bermain, serta guru harus menyiapan kartu yang berisi soal
dan jawaban sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

2.3 Pembelajaran Tari

Pembelajaran merupakan proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh


perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Pembelajaran terfokus pada
siswa, tidak terbatas di dalam kelas saja, dan mencangup semua kondisi
dan peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran.
Pembelajaran terdiri attas komponen tujuan, materi, pendekatan, strategi,
metode, sarana, sumber belajar, serta penilaian hasil belajar (evaluasi).
17

Menurut Mustika (2012 : 21) seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus
melalui estetika.
Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah betujuan
mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik
dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan
psikologis edukatif untuk pengembangan kepribadian siswa secara positif.
Pembelajaran seni budaya pada satuan pendidikan menengah pertama
terdapat empat aspek seni meliputi seni rupa, seni musik, seni tari dan seni
teater. Materi tari pada tingkat sekolah menengah pertama mempelajari
materi tentang tari tradisional daerah setempat dan juga tentang tari kreasi.
Pada materi pembelajaran tari di SMPN 1 Katibung. Pada kelas VII guru
memilih untuk mempelajari tentang tari bedana dan tari indang dari
Sumatera Barat untuk proses pembelajaran tari menggunakan model
pembalajaran kooperatif tipe make a match .

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori dan pengamatan penelitian sebelumnya yang


telah dianalisis dan disajikan sebagai rujukan, maka karangan berpikir
yang digunakan peneliti untuk menjadi pijakan penelitian di SMPN 1
Katibung yaitu;

Pembelajaran Seni Tari

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Make a Match

Langkah-langkah model pembelajaran


koopeatif tipe make a match :

1. Merancang konsep
2. Siswa menerima kartu
3. Melacak kartu
4. Memperoleh skor
5. Sanksi
6. Mengundi kembali
7. Kesimpulan
18

Deskripsi Penerapan Model


Pembelajaran Tipe Make a Match

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


(Dokumentasi : Gucci, 2023)

Kerangka berfikir diatas menunjukan bahwa objek yang akan diteliti


adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada
pembelajaran seni budaya dengan materi pembelajaran tari di SMPN 1
Katibung. Subjek utama dalam penelitian ini adalah guru dan juga peserta
didik. Sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar terdapat
beberapa tahapan-tahapan penerapan model pembelajaran yang harus
dipersiapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Langkah berikutnya peneliti akan melihat bagaimana proses guru dalam


mempersiapkan dan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make
a match dengan melakukan langah-langkah penggunan model tersebut.
Pada tahapan ini hal yang perlu diperhatikan dari penerapan langkah-
langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
pada pembelajaran tari di SMPN 1 Katibung yakni guru merancang
konsep, masing-masing siswa menerima sebuah kartu (kartu soal/ kartu
jawaban), setiap siswa melacak dan mencari kartu soal / kartu jawaban
dari kartu yang dia peroleh, siswa yang dapat menemukan kartu yang
cocok dengan kartu yang dia dapat sebelum waktu yang ditentukan akan
memperoleh skor, sebaliknya jika siswa tidak dapat menemukan kartu
yang cocok dengan kartunya siswa akan diberi sanksi, lalu langkah yang
terakhir adalah kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah berupa
19

deskripsi dari penerapan langkah-langkan penggunaan model


pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran tari di
SMPN 1 Katibung.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan proses kegiatan dan pendekatan untuk


memahami tentang subjek penelitian dan pengetahuan yang penting bagi
setiap peneliti. Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2019: 18) metode penelitian
deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada
filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian deskriptif kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
fakta-fakta tentang apa yang sebenarnya terjadi dilapangan untuk
20

mengungkapkan peristiwa, fakta, fenomena, variabel, dan keadaan yang


ada dilapangan terkait dengan guru menerapkan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran tari di
SMP Negeri 1 Katibung.

3.1.1 Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan agar penelitian tidak keluar dari apa


yang ingin diteliti. Fokus penelitian adalah untuk mendeskripsikan
bagimana proses pembelajaran tari menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran tari
di SMP Negeri 1 Katibung. Objek formal dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe make a match
dalam pembelajaran seni budaya, dengan objek materialnya adalah
pembelajaran tari

3.1.2 Sasaran Penelitian

Sasaran pada penelitian ini adalah guru seni budaya dan peserta
didik kelas VII yang sedang mengikuti pembelajaran seni budaya.
Hasil yang diharapkan adalah guru dapat mengembangkan dan
menyiapkan dengan matang bahan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada
pembelajaran budaya.

3.1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak . Sekolah tersebut dijadikan sebagai lokasi


penelitian dikarenakan pada obeservasi awal peneliti disekolah
tersebut guru seni budaya masih menerapkan metode konvensional
sebagai metode ajar yang banyak menggunakan metode ceramah dan
bercerita pada penerapan pembelajarannya

3.2 Sumber Data


21

Sumber data yang diperoleh yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri
dari dua sumber data, yaitu;

3.2.1 Sumber Data Primer

Sumber data primer atau sumber utama dalam penelitian ini adalah
observasi secara langsung dan wawancara dengan guru seni budaya
dan peserta didik kelas VII di SMPN 1 Katibung.

3.2.2 Sumber data Sekunder

Sumber data ini diperoleh dari beberapa dokumen yaitu rencana


pelaksanaan pembelajaran (RPP), arsip sekolah, arsip penilaian,
data siswa, materi ajar seni budaya, dan absensi peserta didik.

Dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data skunder
diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengungkapkan data yang
diinginkan peneliti, khususnya data tentang tanggapan guru dan peserta
didik terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
dapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2019 :
296). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
22

3.3.1 Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data memiliki ciri yang


spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara
dan kuesioner, kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi
dengan orang, maka obsevasi tidak terbatas dengan orang, tetapi juga
objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2019 : 203). Observasi
dilakukan untuk mengamati kegiatan di dalam kelas selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis observasi non partisipasipan, dimana peneliti
hanya mengamati kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan tidak
terlibat dalam kegiatan tersebut. Metode ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana proses dalam melaksanakan langkah-langkah
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
pada pembelajaran tari di SMPN 1 Katibung.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila


peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono,
2019 : 304). Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang
tidak di peroleh dari observasi. Subjek yang akan diwawancarai
adalah guru mata pelajaran seni budaya dan peserta didik kelas VII
SMPN 1 Katibung. Untuk guru mata pelajaran seni budaya
wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang proses
pembelajaran sebelum dan sesudah penelitian. Sedangkan untuk
peserta didik, wawancara dilakukan untuk menelusuri dan menggali
pemahaman siswa tentang materi dan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match yang telah diberikan.
23

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik mengumpulkan fakta dan informasi


kedalam format yang dapat digunakan untuk membantu penelitian.
Informasi tersebut kemudian dianalisis beserta teknik pengumpulan
datanya (Sugiyono 2015 : 329). Pengumpulan data dokumentasi
pada penelitian ini dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen tambahan yang diperlukan. Dokumetasi yang digunakan
adalah data subjek penelitian seperti silabus, RPP yang disusun oleh
guru, serta foto yang digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada
pembelajaran tari yang sedang berlangsung di dalam kelas.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2019 : 156) instrumen penelitian adalah suatu alat


yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui persiapan,
pelaksanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru
dalam penggunaan model pembelajaran koopertif tipe make a match pada
pembelajaran tari. Instrumen penelitian juga sebagai alat untuk menguji
data yang diperlukan untuk mencocokan penelitian yang telah dilakukan.

Peneliti menggunakan panduan observasi, panduan wawancara, dan


panduan dokumentasi sebagai alat dalam penelitian yang akan dilakukan.
Panduan observasi digunakan untuk mendeskripsikan langkah-langkah
dalam persiapan, pelaksanaan, dan kesimpulan dalam proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match. Panduan wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data yang tidak didapat melalui teknik observasi yang
dilakukan sebelumnya. Lalu yang terakhir pedoman dokumentasi yang
24

digunakan untuk mengumpulkan data berupa gambar atau yang lainnya


untuk memberikan bukti bahwa telah melaksanakan kegiatan penelitian.

3.4.1 Pedoman Observasi

Menurut Sedarmayanti (2011 : 92) pedoman observasi adalah suatu


panduan yang dilakukan untuk mengarahkan pemeriksaan pada
bagian bagian yang harus diselesaikan secara metodis selama proses
pedoman pengamatan dalam melihat dokumen yang dapat
memberikan informasi yang tepat dan benar. Pedoman observasi
dilakukan dengan peneliti terjun ke lapangan guna mengamati secara
langsung kegiatan yang sedang dilaksanakan untuk mengumpulkan
data penelitian pada saat sesungguhnya.

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Penggunaan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Make A Match Oleh Guru

No Aspek Penelitian P1 P2 P3
1. Guru menjelaskan cara melaksanakan
kegiatan
2. Guru membagi siswa dalam dua
kelompok. Kelompok soal dan
kelompok jawaban
3. Guru membagikan kartu pertanyaan dan
kartu soal
4. Guru memberikan waktu saat siswa
mencocokan kartu
5. Guru memberikan skor kepada siswa
yang berhasil menemukan pasangan
kartu nya
6. Kartu mengundi kembali kartu yang
sudah didapatkan sebelumnya
25

7. Guru dan siswa melakukan kesimpulan


atas pertemuan yang telah dilaksanakan

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Penggunaan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Make A Match Oleh Siswa

No Aspek pengamatan P1 P2 P3
.
1. Bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
2. Mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan/arahan guru
3. Setiap siswa mendapatkan kartu yang
berisi kartu soal atau kartu jawaban
4. Siswa mencari kartu pasangannya
5. Mendapatkan kartu pasangannya, lalu
menempelkan di table yang dibuat di
papan tulis
6. Menanggapi dan menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru
7. Setiap kelompok membuat kesimpulan
atas kartu yang didapatkan
Keterangan:
P1 = Pertemuan 1
P2 = Pertemuan 2
P3 = Pertemuan 3

3.4.2 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan data pada saat


melakukan wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengumpulkan informasi dengan menggunakan tanya jawab antara
26

peneliti dan responden, ditunjukan kepada guru seni budaya dan


peserta didik dalam penggunan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match pada pembeljaran tari di SMPN 1 Katibung. Berikut
pertanyaan rinci dan sistematis.

Tabel 3.3 Lembar Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tari
di SMPN 1 Katibung sebelum
digunakannya model pembelajaran
kooperatif tipe make a match ?
2. Mengapa memilih model pembelajaran
kooperatif tipe make a match sebagai
dibandingkan model pembelajaran
sebelumnya?
3. Bagaimana respon siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif tipe make a match
dalam pembelajaran tari?
4. Bagaimana prosedur model pembelajaran
kooperatif tipe make a match yang
dilakukan pada pembelajaran tari?
5. Apa saja kelebihan dari model
pembelajaran kooperatif tipe make a
match?
6. Apakah model pembelajaran kooperatif
tipe make a match sudah berjalan dengan
optimal pada saat pembelajaran tari ?
7. Apakah model pembelajaran kooperatif
tipe make a match efektif dalam
meningkatan keaktifan siswa?
8. Bagaimana hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran
27

kooperatif tipe make a match pada


pembelajaran tari ?

Tabel 3.4 Lembar Wawancara Siswa


No Pertanyaan Jawaban
.
1. Menurut anda, apakah mata pelajaran seni
budaya khususnya pembelajaran tari sulit?
2. Bagaimana menurutmu guru mengajar?
Membosankan atau menarik?
3. Apakah guru sering menggunakan model
pengajaran yang sama tanpa variasi?
4. Apakah guru sering menggunakan media
pada saat pembelajaran tari?
5. Apakah anda lebih mudah memahami
pembelajaran tari dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make
a match?
6. Menurut anda apakah model pembelajaran
ini menarik?
7. Apakah model pembelajaran kooperatif
tipe make a match membuat anda lebih
aktif dan berani mengungkapkan pendapat
didalam kelas?

3.4.3 Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi adalah sebuah daftar yang berisi tentang


panduan dalam mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan.
Dokumen-dokumen tersebut berupa foto-foto atau gambar yang
28

berkaitan dengan penelitian seperti silabus dan RPP, profil sekolah,


data siswa, materi pembelajaran seni budaya, serta proses belajar
mengajar dikelas.

Tabel 3.5 Panduan Dokumentasi

Keberadaan
Data yang data yang
No Aspek yang diteliti dikumpulan pada diteliti
. saat penelitian
Ada Tidak

1.  Sejarah sekolah
 Profile sekolah
Gambaran umum  Visi-misi sekolah
lokasi penelitian  Data Guru
 Data siswa
 Sarana prasarana

2. Perangkat  Rancangan
pembelajaran seni pelaksanaan
budaya pembelajaran
(RPP)

3. Proses penggunaan  Pelaksanaan materi


model pembelajaran seni tari
kooperatif tipe  Pelaksanaan
make a match pada penggunaan model
pembelajaran tari pembelajaran
kooperatif tipe
make a match

3.5 Teknik Keabsahan Data


29

Teknik keabsahan data digunakan untuk membutikan kebenaran atas


kredibilitas atau kepecayaan data serta menguji data yang diperoleh.
Derajat kepercayaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
triangulasi. Sugiyono (2019 : 315) mengemukakan bahwa triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Tujuan dari teknik triangulasi data diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Triangulasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi
sumber. Sugiyono ( 2019 : 316) menyatakan bahwa triangulasi teknik
berarti peneliti menggunakan pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Data pada teknik ini diperoleh
dari hasil wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi terkait
dengan penerapan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match pada pembelajaran tari. Sedangkan triangulasi sumber yaitu
digunakan untuk menguji kepercayaan data yang dilakukan dengan cara
mengecek data melalui beberapa sumber. Sumber data pada penelitian ini
didapatkan melalui guru seni budaya dan juga peserta didik.

3.6 Tenik Analisis Data

Menurut Sugiyono ( 2019 : 320) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan (observasi), dan dukumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, memilih mana yang penting
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri dan orang lain.
Miles & Huberman (2014 : 17) menyatakan bahwa teknik analisis data
yang termasuk dalam penelitian kualitatif meliputi:

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,


memfokuskan pada hal-hal yang penting sehingga data yang telah
30

direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, serta


mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menentukkan apakah data
tersebut relevan atau tidak. Dalam penelitian ini reduksi dilakukan
setelah peneliti mengumpulkan data berupa observaasi, wawancara
dan dokumentasi mengenai penerapan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match lalu kemudian data
akan diseleksi dan di klasifiksi terkait dengan rumusan masalah
yaitu bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match pada pembelajaran tari di SMPN 1 Katibung. Data
yang terkumpul akan diuraikan sesuai dengan fokus penelitian agar
menjadi data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.

3.6.2 Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian


data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat disajikan
dalm berbagai cara dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik,
jaringan, dan matiks. Melalui penyajian data tersebut, maka data
akan terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah untuk dipahami.
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu disajikan dalam bentuk
gambar, teks naratif dan tabel. Untuk instrumen wawancara yang
telah dibentuk sebelumnya, penyajian data dapat berupa tulisan
deskriptif dari hasil wawancara dengan guu seni budaya. Lalu hasil
observasi mengenai langkah-langkah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match akan dibuat dalam
bentuk tabel dan juga teks deskriptif.

3.6.3 Penarikan Kesimpulan

Tahap terakhir dai analisis data menurut Miles dan Huberman


adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data untuk memeriksa
31

apakah hasil dari reduksi data masih sama dengan hasil analisis
yang diinginkan.
Kesimpulan dalam penelitian ini akan menjawab rumusan masalah
tentang bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match pada pembelajaran tari di SMPN 1 Katibung.
Penarikan kesimpulan akan didukung oleh bukti-bukti yang valid
dengan menggunaan teknik pengumpulan data yang sebelumnya
sudah dilakuan. Data- data yang telah terkumpul akan direduksi
dan disajikan kemudian dianalisa dan dilakukan penarikan
kesimpulan dari penelitian mengenai penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match di SMPN 1 Katibung.

DAFTAR PUSTAKA

Maufur, Hasan Fauzi. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengsyikan. Semarang: PT.
Sindur Press

Octavia, Shilphy A. 2020. Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Budi Utama


32

Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Setiawan, M Andi. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Ponrogo: Uwais Inspirasi


Indonesia

Rusman, 2018. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Rajawali Press

Dniati, Ina, 2014.Aplikasi Model Cooperative Make A Match untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Seni Tari Pada Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 6
Bandung

Yanda, Nurul Fhadilla Prima, 2016. Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari
Melalui Metode Kooperatif Tipe Make A Match di SMP Negeri 3
Bukittinngi. Jurnal Pendidikan Sendratasik FBS UNP

Sapitri, Pebrina, 2019. Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan


Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match Dalam
Pembelajarn Tari Di SMK Negeri 3 Padang. Jurnal Sendratasik Vol.7

Anda mungkin juga menyukai