Anda di halaman 1dari 39

MINI RESEARCH

PENGARUH METODE DEMONSTRASI PADA MATERI TAYAMUM


TERHADAP HASIL BELAJAR FIQH KELAS VII MTS AL WASLIYAH
PAJAK RAMBAI, MEDAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu : Dr. Syaukani,M.Ed,Adm

Disusun Oleh :
 Dewi Safitri (0301202195)
 Dina Maharani (0301202211)
 Leni Erlina Sari (0301202090)
 Mhd Hazrat Khairi (0301203249)
 Mhd Rizky Indrawan (0301201042)
 Muhammad Roshan Ramadhan (0301201224)
 Najihani (0301202184)
 Najla Puteri Aqilla (0301202145)
 Nur Ainun (0301202264)
 Rizky Nia Harahap (0301202294)
 Rosnaini Br Rambe (0301203131)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur Kami panjatkan kepada Allah Swt, yang masih
memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini
Riset ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kuliah
Metode Penelitian Kuantitatif

Kami telah menyusun Mini Riset ini dengan sebaik-baiknya, tetapi mungkin
masih ada kekurangan didalamnya untuk mencapai kesempurnaan. Kami selaku
penulis menerima berbagai kritik yang bersifat membangun, agar Mini Riset kami
bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami


dalam menyusun tugas ini. Penulis juga berharap semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, Aamiin.

Medan, 5 Juli 2023

Kelompok I

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. 4
A. Landasan Teori ..................................................................................... 4
B. Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 14
A. Desain Penelitian.................................................................................. 14
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................. 15
C. Populasi Dan Sample ........................................................................... 15
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 15
E. Instrumen Penelitian............................................................................. 16
F. Prosedur Penelitian............................................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 20
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 20
1. Deskripsi Data ...................................................................................... 20
2. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 31
B. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 33
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 35
A. Kesimpulan .......................................................................................... 35
B. Saran..................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Metode adalah salah satu alat atau cara untuk menacapai tujuan yang
telah di tetapkan. Metode banyak tergantung pada orang yang
menggunakannya.Oleh karena itu, orang itu sendiri bisa dipandang sebagai
metode pula. Metode dalam pendidikan sangatlah penting, Arifin mengemukakan
tanpa metode akan membawa kekaburan wawasan pencapaian tujuan. (Arifin.
2017)
Metode mengajar sebagai alat mencapai tujuan yang diperlukan
pengetahuan untuk tujuan itu sendiri, perumusan tujuan yang jelas merupakan
persyaratan penting sebelum xmenentukan dan memilih metode mengajar yang
tepat. Kekaburan dalam tujuan yang akan dicapai dapat menyebabkan kesulitan
dalam memilih dan menemukan metode yang tepat. Apabila memperhatikan
perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, bahwa salah satu gejala negatif
sebagai penghalang yang paling menonjol dalam pelaksanaan pendidikan adalah
masalah mendidik agama.
Meskipun metode tidak akan berarti apa-apa bila dipandang terpisah dari
komponen-komponen lain, dengan pengertian bahwa metode dianggap penting
dalam hubungannya dengan semua komponen pendidikan lainnya seperti tujuan
materi, situasi, evaluasi dan lain-lain. Setiap guru akan menggunakan metode
tertentu, harus mengerti tentang metode metode pembelajaran, misalnya jalannya
pengajaran serta kebaikan dan kelemahannya, situasi-situasi yang tepat di metode
itu efektif dan wajar, serta dalam terampil menggunakan metode itu. Di samping
masalah lainnya juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama
terhadap variasi penerapan metode mengajar dalam mutu pengajaran yang baik.
(Nurlaila. 2017)
Pendekatan pembelajaran akan sangat efektif jika didukung dengan
metode pembelajaran yang dipakai. Karena dengan menggunakan metode, proses
pembelajaran akan membuat siswa menjadi lebih aktif untuk ikut terlibat langsung
di dalam menyelesaikan masalah pembelajaran. Dengan menerapkan metode

1
dalam proses belajar akan menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu menjadi
meningkat. Dan salah satu cara untuk mengemas masalah yaitu melalui metode
demonstrasi.
Demonstrasi dapat membuat proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secara mendalam. Penggunaan metode demonstrasi sangat
menunjang proses interaksi belajar di kelas. Dengan metode demonstrasi di depan
kelas akan dapat memberikan pengalaman dan kesan dari pembelajaran
pertunjukan dari suatu peristiwa atau fenomena, dengan tujuan siswa dapat
menemukan konsep melalui pemusatan perhatian terpadu antara siswa dengan
guru. Siswa merasakan hasil dari metode demonstrasi yaitu mendapatkan
pengalaman belajar yang menyenangkan dengan mengoptimalkan gaya belajar
siswa.
Muhibbin Syah memberikan pengertian kompetensi guru sebagai
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung
jawab dan layak.Jadi, kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai
kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruan.Artinya,
guru yang piawai dalam menjalankan profesinya disebut sebagai guru yang
kompeten dan profesional. (Muhibbin. 2013)
Dalam proses pembelajaran, guru sebagai pelaku utama dalam
implementasi atau penerapan program pendidikan disekolah, dimana guru
memiliki peranan yang penting menentukan proses pemahaman peserta didik.
Oleh karena itu guru sebagai penentu kelancaran pembelajaran sehingga peserta
didik dapat terdorong untuk melakakukan kegiatan dan pengalaman baik berupa
uji coba, membandingkan, melatih konsentrasi dan sebagainya sehingga
kemampuan atau kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan. Untuk dapat
melihat berhasilnya seorang guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
minat belajar siswa yaitu pada hasil belajar yang berupa penilaian, sehingga guru
dapat mengetahaui perkembangan dan kemajuan dalam minat peserta didik.
Dalam pembelajaran fiqih disekolah, banyak ditemukan guru yang
menganggap tayamum adalah materi yang tidak terlalu penting. Hal ini
disebabkan karena jarangnya diterapkan didalam kehidupan sehari-hari sehingga
guru terlalu sepele dalam menyampaikan materi tayamum.Hal ini diperburuk

2
dengan kurangnya pemahaman anak tentang materi tayamum. Padahal materi in
penting diajarkan oleh anak agar anak mengerti bagaimana cara bersuci/berwudhu
dalam keadaan tidak tersedianya air. Metode demonstrasi dianggap penting
diterapkan didalam masalah ini.Agar pemahaman siswa dalam materi tayamum,
dapat diterapkan jika ingin berwudhu dalam keadaan yang darurat serta dapat
meningkat minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Metode
Demonstrasi Pada Materi Tayamum Terhadap Hasil Belajar Fiqh Siswa Kela VII,
MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh penerapan metode demonstrasi pada
materi tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas 1 di SMP Swasta IT
Fatahillah, Tanah Timbul , Kec Sei Balai, Kab Batubara, Prov Sumatera Utara.
Berdasarkan penelitian tersebut maka peneliti ini mencoba menjawab dua
pertanyaan berikut :
1. Seberapa baikkah tingkat pemahaman materi tayamum pembelajaran fiqh
pada anak kelas VII di SMP Swasta IT Fatahillah ?
2. Seberapa besarkah pengaruh penerapan metode demontrasi pada materi
tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas 1 di SMP Swasta IT
Fatahillah ?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan , maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengukur Seberapa baik tingkat pemahaman materi tayamum
pembelajaran fiqh pada anak kelas VII di MTS Al Wasliyah Pajak
Rambai, Medan
2. Untuk mengukur Seberapa besarkah pengaruh penerapan metode
demontrasi pada materi tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas
VII1 di SMP Swasta IT Fatahill MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
kata “metha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara dan kata
“logos” yang berarti pengetahuan. (Majid. 2011). Dengan demikian definisi
metode adalah suatu jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan.
Metode merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan. Adapun manfaat dari penggunaan metode dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai alat untuk mempermudah seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa
dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru selain itu juga dapat
berfungsi sebagai suatu alat evaluasi pembelajaran.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengajaran.Salah satu
metode yang digunakan dalam pengajaran adalah metode demonstrasi. Metode
demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat
membantu peserta didik untuk melihat secara langsung proses terjadinya
sesuatu.
Metode Demontrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa. (Arief.
2002). Adapun pengertian metode demonstrasi menurut para ahli yaitu:
1) Ahmad Sabri mengemukakan Metode demonstrasi adalah suatu
metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya
sesuatu. Ini dapat dilakukan oleh guru atau orang lain yang sengaja
diminta dalam suatu proses. Misal proses berwudhu. (Ahmad. 2005).
2) Ramayulis mengemukakan Istilah demonstrasi dalam pengajaran
dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada

4
umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau
pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah
dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum
didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan (guru, murid, atau
orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu
yang didemonstrasikan. (Ramayulis. 2001)
3) Basyiruddin usman mengemukakan Demonstrasi adalah salah satu
teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain
yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunuk untuk
memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara
melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang cara memandikan
mayat orang muslim atau muslimah dengan menggunakan model atau
boneka, demonstrasi tentang cara-cara tawaf pada saat menunaikan
ibadah haji dan sebagainya. (Usman. 2002)
Berdasarkan keterangan diatas dapat dikemukakan bahwa pengertian
metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru, murid atau orang lain yang sengaja diminta untuk
mendemonstrasikan bentuk suatu kegiatan atau proses suatu kejadian dalam
menyampaikan pelajaran. Dalam mendemonstrasikannya dapat menggunakan
alat bantu maupun tidak, dan biasanya sudah dilakukan terlebih dahulu
sebelum melakukan kegiatan atau mendemonstrasikannya.

b. Langkah-langkah Metode Demonstrasi


Dalam pelaksanaan metode demonstrasi, ada beberapa langkah-langkah yang
perlu diperhatikan diantaranya:
1) Guru merencanakan dan menetapkan urutan-urutan penggunaan bahan
dan alat yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
2) Guru menunjukkan cara pelaksanaan metode demonstrasi.
3) Guru menetapkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk demonstrasi
dan perkiraan waktu yang diperlukan oleh anak-anak untuk meniru.
4) Anak memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.

5
5) Guru memberikan motivasi atau penguat-penguat yang diberikan, baik
bila anak berhasil maupun kurang berhasil. (Amin. 2022)
Adapun Menurut Azhar, langkah-langkah yang dilalui dalam
menerapkan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
1) Mengatur seluruh tata ruang yang dapat memungkinkan seluruh siswa
dapat memperhatikan selama pelaksanaan demonstrasi.
2) Menetapkan kegiatan selama pelaksanaan demonstrasi, seperti:
a) Penjelasan agar siswa memperoleh penjelasan yang luas,
b) Pemberian kesempatan kepada siswa,
c) Menugaskan siswa untuk membuat catatan (tertentu kalau
diperlukan). (Amiruddin. 2023)
Dalam penggunaannya metode demonstrasi ini ada langkah- langkah
yang dapat diperhatikan yaitu sebagai berikut: (Niken. 2020)
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini ada beberapa yang perlu dilakukan yaitu:
a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan.
c) Lakukan uji coba metode demonstrasi.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi ini dilakukan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
 Aturan kursi (tempat duduk) yang memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
 Kemukakan tujuan apa yang akan dicapai oleh siswa.
 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

6
 Memulai demonstrasi dengan kegiatan yang dapat menstimulus
siswa berpikir, misalnya dengan melalui pertanyaan-pertanyaan
yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk
tertarik melihat demonstrasi.
 Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menjauhi suasana
yang dapat membuat siswa merasa tegang.
 Meyakinkan semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
c) Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Ketika metode demonstrasi ini telah selesai dilakukan,
maka proses pembelajaran ini perlu diakhiri dengan memberikan
tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
agar meyakinkan kepada siswa apakah memahami proses
demonstrasi apa tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, guru
dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
demonstrasi itu untuk diperbaiki selanjutnya. Dari langkah-langkah
metode demonstrasi tersebut kita dapat mempraktikannya baik
secara tatap muka maupun daring. (Niken 2020)

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi


Menurut Ahmadi dalam Amirudin mengemukakan beberapa kelebihan-
kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:
1) Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting
oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di
samping itu perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan pada proses
mengajar dan belajar dan tidak kepada yang lainnya.

7
2) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya
membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran
yang jelas dari hasil pengamatannya.
3) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak
4) Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat
diperjelas waktu proses demonstrasi.
Menurut Daradjat dalam Amin dan Sumendap, kelebihan metode
demonstrasi adalah:
1) Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
2) Perhatiananak didik akan terpusat kepada apa yang didemonstrasikan.
Jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah dan mengurangi
perhatian anak didik kepada masalah ini.
3) Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang
bersifat demonstrative, maka mereka akan memperoleh pengalaman
yang melekat pada jiwa dan ini berguna dalam pengembangan
kecakapannya.
Adapun cara untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi
menurut Sagala dalam Amin dan Sumendap antara lain adalah:
1) Tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam
pertemuan itu.
2) Guru mengarahkan alat-alat demonstrasi yang akandilaksanakan.
3) Usahakan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akandilaksanakan.
4) Usahakan agar seluruh murid dapat mengikuti pelaksanaan
demonstrasi sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang
sama.
5) Berikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang pelaksanaan landasan
teori dari yang didemonstrasikan, hindari pemakaian istilah yang tidak
dipahami murid.
6) Sedapat mungkin bahan pelajaran yang didemonstrasikan adalah hal-
hal bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

8
7) Menerapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Dan sebaiknya demonstrasi itu dimulai, guru telah
mengadakan uji coba (try out) supaya kelak akan melakukan tepat dan
secara otomatis.

o Tayamum
Tayamum merupakan salah satu cara bersuci dalam Islam sebelum
melakukan ibadah seperti ibadah sholat. Tayamum hanya dikerjakan pada
beberapa waktu tertentu saja. Salah satu tujuan tayamum adalah untuk
menghilangakan hadast, Adapun Tayamum bermakna : Mengusap wajah dan
kedua telapak tangan dengan tanah (permukaan bumi) dengan tata cara tertentu.
Atau Tayammum: Bersuci dengan menggunakann debu, sebagai pengganti
wudhu’ atau mandi janabat (QS: Al-Maidah:6). (Abdul 2012)
Sebelum membahas mengenai tata caranya kita lihat terlebih dahulu apa yang
menyebabkan dilakukannya tayamum sebagaimana dikutip dari buku Tata Cara
Shalat Lengkap yang Dicintai Allah dan Rasulullah,:
 Tidak ada air sudah lebih dahulu berusaha keras mencarinya.
 Dalam kondisi berhalangan memakai air, misalnya sedang sakit yang akan
bertambah parah jika terkena air.
 Sudah masuk waktu shalat, apabila waktu sholat belum masuk maka
tayamum belum perlu dilakukan karena masih ada kesempatan mencari air
untuk berwudhu. Kecuali waktu shalat sudah masuk dan air juga ditemukan
maka barulah bertayamum.
 Menggunakan debu atau tanah yang bersih dan suci.
Ada beberapa hal yang wajid dilakukan saat melakukan tayamum
diantaranya adalah sebagai berikut:
 Niat
 Menyapu muka dengan debu dua kali usapan
 Menyapu kedua tangan dengan debu sampai siku
 Tertib atau berurutan dalam mengerjakannya
a. Syarat-syarat tayammum
1) Tidak ada air dan sudah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu

9
2) berhalangan menggunakan air, seperti sedang sakit, apabila terkena air
penyakitnya akan bertambah parah
3) Telah masuk waktu Shalat
4) Dengan tanah atau debu yang suci
b. Fardu Tayammum
1) Niat dalam hati (untuk bersuci/bertayammum/ shalat) Lafadz niat
Tayammum adalah Kemudian meletakan kedua belah telapak tangan
diatas debu untuk diusapkan ke muka. Mengusap muka dengan telapak
tangan dengan se kali usapan
2) Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan tanah atau debu
dua kali

c. Sunah Tayammum
1) Membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
2) Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri
3) Menipiskan debu yang berada ditelapak tangan sebelum di usapkan
dengan cara meniup sedikit.
d. Hal-hal yang membolehkan Tayamum (OS: Al-Maidah: 6) (Nanang. 2012)
1) Karena sakit
2) Karena berpergian
3) Karena tidak mendapatkan air
Tata Cara Bertanyammum baik untuk penganti wudhu atau penganti mandi
wajib sama pelaksanaannya. Sesuai dengan Hadis Rasul sebagai berikut :
1) Niat yang ikhlas karena Allah dalam hati (tidak dilafadzkan
2) Menepukkan debu yang suci dengan kedua telapak tangan ke permukaan
bumi dengan sekali tepukan atau usapan
3) Meniup kedua telapak tangan. (Hukumnya tidak wajib, sekedar boleh
karena tujuannya untuk mengurangi debu yang menempel ditangan
4) Mengusap muka dengan kedua tapak tangan
5) Mengusap punggung tangan kanan dengan tangan kiri kemudian
panggung tangan kiri dengan tangan kanan. Yang diusap adalah punggung

10
telapak tangan sebagaimana dijelaskan dalam riwayat yang lain. (Shohih
Al-Bukhori: 347).

e. Niat Tayamum

َ ‫هلل ا تَعَا‬
‫لى‬ َّ ‫نَ َويْتُ ال َّتيَ ُّممَ اِل ْستابَا َح اة ال‬
‫ص ََلةا‬
Artiya : “ Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah”

o Hasil Belajar
a. Pengertian
Untuk memperoleh pengertian hasil belajar secara jelas, terlebih dahulu
perlu dirumuskan mengenai hakekat belajar. Secara psikologi hakekat belajar
ialah suatu proses perubahan yakni perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Definisi
tersebut sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.di
antaranya yakni:
Menurut Burton, “Learning is a change in the individual, due tointeraction
of that individual and his environment, which fills a need and makes him more
capable of daeling adequately with his environment”. Belajar ialah suatu
perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan
lingkungannya secara memadai. (Muhammad. 2017)
Menurut Hilgard, “Learning is process by which an activity originates or
changed through training procedures (wether in laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not atributable to
training.” Menurutnya belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau
prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan
alamiah.
Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan aktifitas yang dilakukan secara sadar dan menghasilkan suatu

11
perubahan pada diri pembelajar.Perubahan yang terjadi pada seseorang banyak
sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Menurut Slameto perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akibat
belajar memiliki karakteristik tersendiri, di antaranya yakni: (Wirda. 2020)
1) Perubahan terjadi secara sadar
2) Perubahan akibat belajar bersifat kontinu dan fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar memiliki tujuan dan terarah
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik merupakan tanggung jawab
bersama antara lembaga sekolah, keluarga, dan lingkungan setempat. Kondisi
lingkungan keluarga dan masyarakat akan memberikan pengertahuan yang cukup
untuk peserta didik dalam pergaulannya dengan masyarakat. Inovasi pembelajaran
yang dirancang berdasarkan tujuan-tujuan pembelajaran, sistemastis, bertahap
,menyenangkan dan memperhatikan perkembangan peserta didik serta
pengalaman belajar dari lingkungan yang dimiliki peserta didik akan membantu
pendidik dalam menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan untuk
dipahami oleh setiap peserta didik.

2. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang perlu mendapatkan pengujian
dalam penelitian, Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat suatu pengaruh dalam penerapat metode demonstrasi pada
materi tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas VII di MTS Al Wasliyah
Pajak Rambai, Medan Dengan kata lain metode demonstrasi ini tidak efektif
dalam meningkatkat hasil belajar fiqh kelas VII pada materi tayamum MTS Al
Wasliyah Pajak Rambai, Medan

12
Ha : Terdapat suatu pengaruh dalam penerapat metode demonstrasi pada materi
tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas VII di MTS Al Wasliyah Pajak
Rambai, Medan Dengan kata lain metode demonstrasi ini efektif dalam
meningkatkat hasil belajar fiqh kelas VII pada materi tayamum di MTS Al
Wasliyah Pajak Rambai, Medan

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitiann dilaksanakan di MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan dan akan
dilaksanakan pada semester genap tahun 2023/2024. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif dengan metode Quasi Experiment.
Penelitian Quasi Eksperimen (eksperimen semu) yaitu penelitian yang
mendekati penelitian eksperimen dimana tidak mungkin mengadakan control
secara penuh terhadap variable-variabel yang relevan. Desain penelitian ini yang
menjadi variebel bebas adalah Metode Demostrasi dan variable terikatnya Hasil
Belajar Siswa. Sebagaimana tergambar berikut ini:

Variabel

X Y

Metode Hasil
Demostrasi Belajar

Metode ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan mengunakan metode demonstrasi dan kelompok control yang diberi
perlakuan metode ceramah. Desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian (Nonequivalent Control Group Design)


Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Eksperimen O1 X O2
Control O3 O4
Keterangan:
O1 = Pre test kelompok eksperimen
O3 = Pre test kelompok control
X = Perlakuan mengunakan metode demonstrasi (hanya kelompok eksperimen
yang mendapat perlakuan)

14
O2 = Post test untuk kelompok eksperimen
O4 = Post test untuk kelompok control

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan. Penelitian ini
dilaksanakan dikelas VII pada mata pelajaran Fiqh Materi Tayamum.semester
genap tahun 2023.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta IT
Fatahillah, Tanah Timbul , Kec Sei Balai, Kab Batubara T.A 2022/2023 yang
terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 49 orang siswa.
Tabel 3.2 Sebaran Populasi
Kelas Jumlah siswa
VII-A 20
VII-B 20
JUMLAH 40

2. Sampel
Penelitian ini menggunakan system penarikan sampel Non probability
sampling yaitu sampling jenuh atau sering disebut total sampling. Sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan cara mengambil seluruh
anggota populasi sebagai responden atau sampel. Jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruhnya dapat dijadikan sampel dalam penelitian . jadi
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTS Al Wasliyah
Pajak Rambai, Medan yang berjumlah 40 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

15
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut.
a. Dokumentasi
Dokumentasi. Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu
cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk
buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi dalam penelitian
bersifat skunder karena data sebagai pelengkap data primer. Dokumentasi
dalam penelitian ini

b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Mode
item tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan
jawaban pilihan ganda. Soal tes pilihan ganda disajikan dengan empat
alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d dengan ketentuan jawaban benar
diberikan nilai 1 sedangkan jawaban salah diberikan nilai 0. Semakin tinggi
bobot skor jawaban yang diperoleh berarti semakin baik tingkat pemahaman
peserta didik mengenai kebugaran jasmani dan sebaliknya apabila semakin
rendah skor jawaban yang diperoleh peserta didik berarti semakin kurang
tingkat pemahamannya
Setiap soal yang dijawab benar diberi bobot skor 1 dan jawaban yang salah
diberi skor 0.
Indikator penilaian ranah kognitif dari Bloom yakni mengenal (recognition),
pemahaman (comprehension), penerapan atau aplikasi (application), analisis (analysis),
sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).

E. Instrumen Penilaian
Jawablah Soal Di Bawah Ini Dengan Benar , Berilah Tanda X (Silang) Pada Jawaban
Yang Kalian Anggap Benar !

16
1. Anggota badan yang diusap ketika Tayamum adalah …

A. Muka dan kaki sampai mata kaki


B. Muka dan kedua tangan sampai siku
C. Muka, tangan, telinga dan kaki
D. Muka , telingga, dan kaki

2. Tayamum boleh dilakukan apabila

A. Sakit kepala
B. Kemarau panjang dan kekeringan
C. Sakit kaki karena keseleo
D. Musim hujan

3. Berurutan dalam melakukan Tayamum disebut

A. Tertib
B. Bagus
C. Antri
D. Indah

4. Tayamum dilakukan untuk menghilangkan ….

A. Hadats kecil
B. Najis
C. Hadas besar
D. Hadats kecil dan Hadats besar

5. Tayamum merupakan salah satu cara bersuci dengan menggunakan

A. Air bersih yang suci


B. Tisu
C. Tanah berdebu yang suci
D. Dedaunan

6. Rukun Tayamum yang ke 1 adalah

A. Mengusap wajah
B. Membaca niat
C. Basmallah
D. Mengusap tanggan sampai siku

17
7. Kondisi yang tidak diperbolehkan untuk melakukan Tayamum adalah

A. Banyak air
B. Kekeringan dan susah menemukan air
C. Sakit keras yang menyebabkan dokter melarang pasien untuk
terkena air
D. Didalam perjalanan (bus) dan tidak terdapat air

8. Satu kali Tayamum dapat digunakan untuk …. Kali shalat fardhu

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

9. Rukun Tayamum yang ke 3 adalah

A. Tertib
B. Mengusap wajah
C. Mengusap tangan sampai siku
D. Menusap siku

10. Rukun Tayamum ada

A. Dua
B. Tiga
C. Empat
D. lima

Kunci jawaban
1B
2B
3A
4D
5C
6B
7A
8A
9C
10 C

18
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian hipotesis statistik.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, pada kelompokkelompok data dilakukan
pengujian normalitas, untuk kebutuhan uji normalitas ini digunakan teknik analisis
Liliefors, sedangkan pada analisis uji homogenitas digunakan teknik analisis dengan
perbandingan varians. Pengujian hipotesis statistik digunakan uji t yang digunakan untuk
menguji hipotesis apakah kebenarannya dapat diterima atau tidak. Rumus t hitung
adalah:

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Data Pre-Test Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Materi
Tayamum di Kelas Eksperimen
Pengukuran data hasil belajar siswa menggunakan instrument tes
tertulis dalam bentuk multiple choice (pilihn gaanda) yang terdiri dari 4
opsi jawaban yaitu a, b, c, d, sebanyak 10 soal. Masing-masing butir soal
dengan jawaban benar diberi skors 10 sedangkan butir soal dengan
jawaban yang salah diberi skors 0. Dengan demikian rentang teoritik
perolehan skor responden adalah 0 sampai 100. Berikut ini nili pre-test
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh materi tayamum di kelas
eksperimen
Table 3.1
Data pre-test hasil belajar fiqh(tayamum) kelas VII A (Kelas
Eksperimen)
No Responden Skor Nilai

1 Responden 1 5 50
2 Responden 2 4 40
3 Responden 3 6 60
4 Responden 4 5 50
5 Responden 5 5 50
6 Responden 6 6 60
7 Responden 7 6 60
8 Responden 8 7 70
9 Responden 9 4 40
10 Responden 10 3 30
11 Responden 11 4 40
12 Responden 12 6 60

20
13 Responden 13 7 70
14 Responden 14 4 40
15 Responden 15 3 30
16 Responden 16 5 50
17 Responden 17 3 30
18 Responden 18 6 60
19 Responden 19 5 50
20 Responden 20 4 40

o Mean

= 49
Jadi , nilai rata-rata dari data diatas adalah 49

o Standar devisi
Sebelum menghitung standar devisi data diatas peneliti terlebih dahulu
harusmenemukan nilai ragam (varians)

( ) ( ) ( ) ( )
=

= 149
Setelah ditemukan nilai ragam (varians) data diatas kemudian
peneliti menghitung nilai standar devisi dengan rumus :

=√
= 12,2
Jadi nilai standar devisi dari data hasil pre-test pada kelas
eksperimen adalah 12,2.

21
Selanjutnya setelah mengetahui nilai mean dan standar devisi dari
hasil tes kemudian peneliti mencari kategori pengukuran yang dibagi
menjadi tiga yaitu tinggi, sedang, rendah
o Kategori tinggi = M + 1 SD ke atas
= 49 + 1 x 12,2
= 49 + 12,2
=61,2
= 61 keatas

o Kategori sedang = M - 1 SD sampai M + 1 SD


= 49-1 x 12,2 sampai 49 + 1 x 12,2
= 49 – 12,2 sampai 49 + 12,2
= 36,8 sampai 61,2
= 37-61
o Kategori rendah = M-1 SD kebawah
= 49-1 x 12,2
=49-12,2
=36,8
=37 kebawah
Dari perhitungan tersebut sebaran data kategori tinggi, sedang, daan
rendah untuk pre-test kelas VII mts dapat dilihat dalam table dibawah ini
Table 4.1
Distribusi frekuensi hasil pre-test kelas eksperimen
No Nilai Tes Kategori Frekuensi Presentase
1 >61 Tinggi 2 10%
2 37-61 Sedang 15 75%
3 <37 Rendah 3 15%
Total 20 100%

22
b. Data post-test hasil belajar siswa pada mata pelajaran (fiqh) dikelas
eksperimen
Pengukuran data hasil belajar siswa menggunakan instrument tes
tertulis dalam bentuk multiple choice (pilihn gaanda) yang terdiri dari 4
opsi jawaban yaitu a, b, c, d, sebanyak 10 soal. Masing-masing butir soal
dengan jawaban benar diberi skors 10 sedangkan butir soal dengan
jawaban yang salah diberi skors 0. Dengan demikian rentang teoritik
perolehan skor responden adalah 0 sampai 100. Berikut ini nili pre-test
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh materi tayamum di kelas
eksperimen
Table 5.1
Data Post-test hasil belahar fiqh(tayamum)
Kelas VII MTS (Kelas Eksperimen)
No Responden Skor Nilai

1 Responden 1 9 90
2 Responden 2 6 60
3 Responden 3 8 80
4 Responden 4 8 80
5 Responden 5 10 100
6 Responden 6 9 90
7 Responden 7 8 80
8 Responden 8 9 90
9 Responden 9 7 70
10 Responden 10 7 70
11 Responden 11 8 80
12 Responden 12 9 90
13 Responden 13 10 100
14 Responden 14 7 70
15 Responden 15 6 60
16 Responden 16 10 100
17 Responden 17 7 70

23
18 Responden 18 9 90
19 Responden 19 8 80
20 Responden 20 10 100

o Mean

= 82,5
= 83
Jadi , nilai rata-rata dari data diatas adalah 83

o Standar devisi
Sebelum menghitung standar devisi data diatas peneliti terlebih dahulu
harusmenemukan nilai ragam (varians)

( ) ( ) ( ) ( ) ( )
=

= 159
Setelah ditemukan nilai ragam (varians) data diatas kemudian
peneliti menghitung nilai standar devisi dengan rumus :

=√
= 12,6
Jadi nilai standar devisi dari data hasil pre-test pada kelas
eksperimen adalah 12,6.
Selanjutnya setelah mengetahui nilai mean dan standar devisi dari
hasil tes kemudian peneliti mencari kategori pengukuran yang dibagi
menjadi tiga yaitu tinggi, sedang, rendah
o Kategori tinggi = M + 1 SD ke atas

24
= 83 + 1 x 12,6
= 83 + 12,6
=95,6
= 96 keatas

o Kategori sedang = M – 1 SD sampai M + 1 SD


= 83 -1 x 12,6 sampai 83 + 1 x 12,6
= 83 – 12,6 sampai 83 + 12,6
= 70,4 sampai 95,6
= 70-96
o Kategori rendah = M-1 SD kebawah
= 83-1 x 12,6
=83 – 12,6
=70,4
=70 kebawah
Dari perhitungan tersebut sebaran data kategori tinggi, sedang, daan
rendah untuk Post-test kelas VII mts dapat dilihat dalam table dibawah ini
Table 4.1
Distribusi frekuensi hasil Post-test kelas eksperimen
No Nilai Tes Kategori Frekuensi Presentase
1 >96 Tinggi 4 20 %
2 70-96 Sedang 14 70 %
3 <70 Rendah 2 10 %
Total 20 100%

c. Data pre-test hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh (tayamum) di
kelas control
Pengukuran data hasil belajar siswa menggunakan instrument tes
tertulis dalam bentuk multiple choice (pilihn gaanda) yang terdiri dari 4
opsi jawaban yaitu a, b, c, d, sebanyak 10 soal. Masing-masing butir soal
dengan jawaban benar diberi skors 10 sedangkan butir soal dengan

25
jawaban yang salah diberi skors 0. Dengan demikian rentang teoritik
perolehan skor responden adalah 0 sampai 100. Berikut ini nili pre-test
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh materi tayamum di kelas
control.

Table 7.1
Data pre-test hasil belahar fiqh(tayamum)
Kelas VII MTS (Kelas Kontrol)
No Responden Skor Nilai

1 Responden 1 3 30
2 Responden 2 2 20
3 Responden 3 4 40
4 Responden 4 5 50
5 Responden 5 7 70
6 Responden 6 6 60
7 Responden 7 4 40
8 Responden 8 5 50
9 Responden 9 7 50
10 Responden 10 6 60
11 Responden 11 4 40
12 Responden 12 5 60
13 Responden 13 3 30
14 Responden 14 6 60
15 Responden 15 5 50
16 Responden 16 4 40
17 Responden 17 6 60
18 Responden 18 3 30
19 Responden 19 7 70
20 Responden 20 6 60

26
o Mean

= 48
Jadi , nilai rata-rata dari data diatas adalah 48

o Standar devisi
Sebelum menghitung standar devisi data diatas peneliti terlebih dahulu
harusmenemukan nilai ragam (varians)

( ) ( ) ( ) ( )
=

= 193
Setelah ditemukan nilai ragam (varians) data diatas kemudian
peneliti menghitung nilai standar devisi dengan rumus :

=√
= 13,8
Jadi nilai standar devisi dari data hasil pre-test pada kelas
eksperimen adalah 13,8
Selanjutnya setelah mengetahui nilai mean dan standar devisi dari
hasil tes kemudian peneliti mencari kategori pengukuran yang dibagi
menjadi tiga yaitu tinggi, sedang, rendah
o Kategori tinggi = M + 1 SD ke atas
= 48 + 1 x 13,8
= 48 + 13,8
= 61,8
= 62 keatas

27
o Kategori sedang = M – 1 SD sampai M + 1 SD
= 48 -1 x 13,8 sampai 48 + 1 x 13,8
= 48-13,8 sampai 48 + 13,8
= 34,2 sampai 61,8
= 34-62
o Kategori rendah = M-1 SD kebawah
= 48 – 1 x 13,8
= 48- 13,8
=34,2
= 34 kebawah
Dari perhitungan tersebut sebaran data kategori tinggi, sedang, daan
rendah untuk pre-test kelas VII mts dapat dilihat dalam table dibawah ini
Table 4.1
Distribusi frekuensi hasil pre-test kelas Kontrol
No Nilai Tes Kategori Frekuensi Presentase
1 >62 Tinggi 3 15%
2 34-62 Sedang 13 65 %
3 <34 Rendah 4 20 %
Total 20 100%

28
d. Data post-test hasil belajar fiqh (tayamum) kelas VII MTS (Kelas Kontrol)
Pengukuran data hasil belajar siswa menggunakan instrument tes
tertulis dalam bentuk multiple choice (pilihn gaanda) yang terdiri dari 4
opsi jawaban yaitu a, b, c, d, sebanyak 10 soal. Masing-masing butir soal
dengan jawaban benar diberi skors 10 sedangkan butir soal dengan
jawaban yang salah diberi skors 0. Dengan demikian rentang teoritik
perolehan skor responden adalah 0 sampai 100. Berikut ini nili pre-test
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh materi tayamum di kelas
29ontrol
Table 9.1
Data post-test hasil belahar fiqh(tayamum)
Kelas VII MTS (Kelas Kontrol)
No Responden Skor Nilai

1 Responden 1 4 40
2 Responden 2 5 50
3 Responden 3 6 60
4 Responden 4 6 60
5 Responden 5 7 70
6 Responden 6 6 60
7 Responden 7 5 50
8 Responden 8 6 60
9 Responden 9 7 70
10 Responden 10 5 50
11 Responden 11 5 50
12 Responden 12 6 60
13 Responden 13 6 60
14 Responden 14 6 60
15 Responden 15 7 70
16 Responden 16 4 40
17 Responden 17 6 60
18 Responden 18 4 40

29
19 Responden 19 7 70
20 Responden 20 6 60

o Mean

= 57
Jadi , nilai rata-rata dari data diatas adalah 57

o Standar devisi
Sebelum menghitung standar devisi data diatas peneliti terlebih dahulu
harusmenemukan nilai ragam (varians)

( ) ( ) ( ) ( )
=

= 91
Setelah ditemukan nilai ragam (varians) data diatas kemudian
peneliti menghitung nilai standar devisi dengan rumus :

=√
= 9,5
Jadi nilai standar devisi dari data hasil pre-test pada kelas kontrol
adalah 9,5
Selanjutnya setelah mengetahui nilai mean dan standar devisi dari
hasil tes kemudian peneliti mencari kategori pengukuran yang dibagi
menjadi tiga yaitu tinggi, sedang, rendah
o Kategori tinggi = M + 1 SD ke atas
= 57 + 1 x 9,5

30
= 57 + 9,5
=66,5
= 67 keatas

o Kategori sedang = M – 1 SD sampai M + 1 SD


= 57 -1 x 9,5 sampai 57 + 1 x 9,5
= 57 – 9,5 sampai 57 + 9,5
= 47,5 sampai 66,5
= 48-67
o Kategori rendah = M-1 SD kebawah
= 57 – 1 x 9,5
= 57 – 9,5
= 47,5
= 48 kebawah
Dari perhitungan tersebut sebaran data kategori tinggi, sedang, daan
rendah untuk Post-test kelas VII mts dapat dilihat dalam table dibawah ini
Table 4.1
Distribusi frekuensi hasil Post-test Kelas Kontrol
No Nilai Tes Kategori Frekuensi Presentase
1 >67 Tinggi 4 20 %
2 48-67 Sedang 13 65 %
3 <48 Rendah 3 15 %
Total 20 100%

2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang duajukan pada penelitian ini adalah
Ho : Tidak terdapat suatu pengaruh dalam penerapat metode demonstrasi pada
materi tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas VII di MTS Al
Wasliyah Pajak Rambai, Medan Dengan kata lain metode demonstrasi ini
tidak efektif dalam meningkatkat hasil belajar fiqh kelas VII pada materi
tayamum MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan

31
Ha : Terdapat suatu pengaruh dalam penerapat metode demonstrasi pada
materi tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas VII di MTS Al
Wasliyah Pajak Rambai, Medan Dengan kata lain metode demonstrasi ini
efektif dalam meningkatkat hasil belajar fiqh kelas VII pada materi tayamum
di MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan
Selanjutnya peneliti akan elakukan uji-t dengantaraf a = 0,05 yang
kemudian akan membentuk interprestasi terhadap t hitung dengan ketentuan:
thit ≥ ttab, berarti Ha di terima dan H0 ditolak
thit ≤ ttab, berarti Ha di tolak dan H0 diterima
Berikut ini analisi data peneliti lakukan dengan mengunakan rumus uji
paried sample t test.

Keterangan :
t : nilai t hitung

SD : Selisi standart devisi pengukuran sebelum test dan sesudah test


n : jumlah sample

berdasarkan perhitungan manual yang sudah dilakukaan pada bagiaan sebelumnya


diperoleh nilai mean , varians, dan Standar Deviasi sebagai berikut
Pre-Test Post-Test
Mean 49 83
Varians (S2) 149 159
Standar Deviasi (S) 12.2 12.6

32
Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai berikut :
D = 34
SD = 0.4
N = 20
Sehingga

t=

t=

t=

t = 382.022
Setelah nilai t hitung diperoleh , peneliti selanjutnya membandingkan
nilai t hitung dengan t table yang terlebih dahulu menentukan nilai t table.
ttab= taraf signifikasi α = 5 % uji 2 pihak (two tails).
Maka nilai

df = n-1 =20-1= 19
Sehingga jika dilihat dari table maka dapat diketahui bahwa t table
dengaan nilai 0,025 dan df adalah 2.093.
karena thit= 382.022 > ttab =2.093 maka dapat disimpulkan baahwa Ha diterima
dan H0 ditolak sesuai dengan interprestasi terhadap t hitung dengan ketentuan
yang sudah dujelaskan sebelumnya.
B. Pembahasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi yang kurang dari 100 seluruhnya
dan seluruhnya dapat dijadikan sampel dalam penelitian, jadi sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTS Al Wasliyah Pajak Rambai,
Medan yang berjumlah 40 siswa.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan peneliti diperoleh
hasil yang menyatakan bahwa HO ditolak. Sehingga, hipotesis alternatif (Ha)
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan

33
metode demonstrasi pada materi tayamum terhadap hasil belajar fiqh siswa
kelas VII di MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan diterima. Hal ini
dibuktikan dengan rata-rata skor hasil belajar siswa yang menggunakan
metode pembelajaran demonstrasi sebesar 57 lebih tinggi dibanding dengan
rata-rata skor hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional sebesar 48.
Artinya, sebelum diterapkan metode demonstrasi pada kegiatan belajar
mengajar masih terfokus pada guru dalam menjelaskan dan pada kesimpulan
akhir. Sehingga siswa kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan strategi pembelajaran
demonstrasi untuk kelas eksperimen proses pembelajaran menjadi lebih aktif
dan menarik dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional atau ceramah. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor,
diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode demonstarsi ini,
tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta
mengurangi rasa kejenuhan dalam belajar.
Selanjutnya pada uji hipotesis diperoleh t hit = 382.022 > ttab = 2,093,
sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh hasil belajar fiqh siswa
kelas VII di MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan. Dengan demikian hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih mengalami peningkatan setelah
menggunakan strategi pembelajaran demonstrasi.
Berdasarkan data yang telah diolah, dianalisis, dan diintepretasikan
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada hasil
belajar fiqh siswa kelas VII di MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan
dengan menerapkan strategi demonstrasi.

34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thit untuk variabel X yaitu
strategi pembelajaran demonstrasi dengan nilai 382,022 Sedangkan
nilai ttab sebesar 2,093. Jadi, nilai thit = 382.022 > ttab = 2,093,,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil analisis antara variabel X
terhadap variabel Y memiliki tingkat pengaruh yang kuat, hal ini
semakin baik penerapan strategi pembelajaran demonstrasi yang
digunakan maka semakin berpengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran Fiqih siswa kelas VII di MTS Al Wasliyah
Pajak Rambai, Medan.
2. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dinyatakan
bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang
menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan strategi
pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar siswa kelas VII di
MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan pada mata pelajaran Fiqih
diterima.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah
peneliti kemukakan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah agar sekiranya terus menunjang proses pembelajaran
yang aktif dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk
memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Kepada guru bidang studi yang mengampu pembelajaran Fiqih untuk
senantiasa lebih kreatif dan aktif untuk berinovatif dalam
menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi.
3. Kepada siswa kelas VII di MTS Al Wasliyah Pajak Rambai, Medan,
agar dapat mempertahankan hasil belajar yang telah dicapai dan selalu
berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar.

35
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, 2011. Penerapan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Ahmad Sabri,2005, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : PT
Ciputat Press
Arifin,Z,2017, Evaluasi Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya
Amirudin, 2023, Metode-Metode Mengajar Perspektif Al-Qur’an Hadist Dan
Aplikasinya Dalam Pembelajaran PAI, Yogyakarta: Deepublish
Amin dan L.Y.S., 2022, Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer,
Bekasi: Pusat Penerbitan LPPM
E. Mulyasa, 2009, Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajarn Efektif
dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Niken Vioreza dkk, 2017, Call For Book Tema 4 (Model & Metode
Pembelajaran), Surabaya: CV Jakad Media Publishing,
Nurlaila, 2017, Pengelolaan Pengajaran, Palembang, CV Amanah
Ropi Muhammad, 2017, Evakuasi Hasil Belajar,NTB, Universitas Hamzanwandi
Press
Rusdiana Abdul, 2019, Praktek Ibadah,Bandung, Uin Bandung
Rokhman Nanang, 2012,Tuntunan Ibadah Pasien, Surabaya. Amantra
Syah Muhibbin,2013, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung,
PT Remaja Rosdakarya
Wirda Yendri Ir, dkk, 2020,Faktor-Faktor Determinan Hasil Belajar,Jakarta, Pusat
Penelitian Kebijakan,Badan Peneliti dan Pengembangan Dan Pembukuan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan

36

Anda mungkin juga menyukai