Anda di halaman 1dari 30

UPAYA MENINGKATKAN PEMBIASAAN PENGUCAPAN KALIMAT

THAYYIBAH MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING


TERHADAP SISWA KELAS 1 MI PERSIS RAHAYU

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat


Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan profesi Guru
Mapel Aqidah Akhlaq

Oleh :
ANEU INTANSARI, S.Pd.I
NIM. 220109120324

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN TAHUN 2023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pembiasaan Pengucapan Kalimat Thayyibah Melalui
Model Cooperative Learning Tipe Numered Head Together (NHT) Terhadap Siswa Kelas 1
MI Persis 45 Rahayu” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh sertifikat
pendidik program Pendidikan Agama Islam.
Apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya
kami mengucapkan banyak terimakasih :
1. Bapak Prof. Dr.H.Langgeng Budianto,M.Pd selaku Dosen Pembimbing PPG Batch 1
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2. Ibu Lintang Sorayya Surya Putri, M.Pd.I Selaku Dosen Pembimbing PPG Batch 1
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
3. Ahmad Buldani, S.Ag, M.I.Kom, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyyah Persis 45
Rahayu
4. Teman teman seperjuangan PPG Batch 1 angkatan 2023 UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang yang telah membantu dalam memberi semangat sehingga Penelitian Tindakan
Kelas ini dapat terselesaikan dengan baik
Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a semoga Allah
SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah diberikan.
Penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun
penelitian tindakan kelas ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif,
evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan penelitian tindakan kelas ini. Akhirnya,
semoga dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya.

Bandung, juli 2023

Aneu Intansari, S.Pd.I

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah..........................................................................................
B.Pembatasan Dan Rumusan Masalah........................................................................
C.Tujuan Penelitian.....................................................................................................
D.Manfaat Penelitian...................................................................................................
BAB II KERANGKA TEORI
A.Kebiasaan Mengucapkan Kalimat Thayyibah.........................................................
1.Pengertian Kebiasaan Mengucap Kalimat Thayyibah......................................
2.Macam- Macam Kalimat Thayyibah.................................................................
3.Keutamaan – Keutamaan Kalimat Thayyibah...................................................
4.Tujuan Kebiasaan mengucapkan Kalimat Thayyibah.......................................
5.Tips Meraih Keutamaan Mengucap Kalimat Thayyibah..................................
B.Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together................................
1.Pengertian Model Cooperative Learning .........................................................
2.Karakteristik Pembelajaran Model Cooperative Learning................................
3.Teknik Pembelajaran Model Cooperative Learning.........................................
C.Penelitian Terdahulu................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian........................................................................................................
B.Variabel Penelitian...................................................................................................
C.Populasi Dan Sampel...............................................................................................
D.Jenis, Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data
1.Jenis Data..........................................................................................................
2.Sumber Data......................................................................................................
3.Teknik Pengumpulan Data................................................................................
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.Gambaran Umum Tentang lokasi Penelitian...........................................................
B.Deskripsi Hasil Penelitian........................................................................................
1.Tindakan Kelas Siklus I....................................................................................
a. Perencanaan.............................................................................................
b. Kegiatan Belajar Mengajar......................................................................
c. Instrumen Observasi Siswa Dalam Pembiasaan Mengucapkan Kalimat
Thayyibah................................................................................................
d. Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I.............................................................
e. Hasil Tindakan Kelas Siklus I.................................................................

iii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era sekarang dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat,
memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Anak-anak usia SD/MI
sudah banyak yang memiliki gadget. Penggunaan gadget tanpa pendampingan dan
pengawasan dapat menimbulkan dampak buruk bagi anak. Hal ini dikarenakan
kemajuan teknologi ibarat pisau bermata dua. Disatu sisi dapat memberikan
kemudahan akses informasi, sarana pengembangan diri, media transfer ilmu dan lain
sebagainya. Sedangkan di sisi lainnya dapat memberikan dampak negatif, contohnya
dalam media sosial banyak konten yang menunjukan sikap sikap tercela dan dari segi
berkomentar cenderung menggunakan kalimat kotor dan saling menghina. Realita
permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan siswa
disekolah sehingga banyak kata kata yang tidak baik diucapkan
Dampak negatif dari perkembangan teknologi ini dapat diminimalisir dengan
pendidikan. Pendidikan memberikan bekal dan pengetahuan kepada siswa untuk dapat
memfilter hal hal yang diperolehnya. Sehingga anak dapat memilah-milah mana yang
buruk dan mana yang baik. Disinilah pentingnya penanaman nilai-nilai pendidikan
akhlak. Pendidikan Akhlak harus dilakukan secara berkelanjutan, agar dapat melekat
dalam diri anak. Ilmu agama yang diperoleh di sekolah maupun di rumah dapat
menjadi tameng untuk melindungi perkembangan jasmani dan rohani mereka agar
tidak menyimpang. Selain itu, semua pihak harus ikut berperan dalam memberikan
bimbingan dan perhatian terhadap pergaulan anak, sehingga anak dapat terkontrol dan
anak didik mendapatkan pendidikan akhlak dengan baik. Proses penanaman
pendidikan akhlak dapat dilakukan melalui pembiasaan dintaranya pembiasaan
pengucapan kalimat thayyibah dalam kehidupan sehari hari Kalimat thayyibah
merupakan amalan yang baik dan mampu membentuk pribadi seorang muslim yang
senantiasa mengingatkan diri dan orang lain dalam zikir kepada Allah Azza wa Jalla.
Pada observasi awal ada beberapa siswa di MI Persis 45 Rahayu ketika kaget
dan kesal mereka mengucapkan secara sepontan dengan perkataan yang tidak baik,
bahkan ketika melihat sesuatu yang menakjubkan mereka hanya mengucapkan “wow”
bukan kalimat thayyibah secara spontan yang terucap bahkan ketika sebelum dan

1
sesudah kegiatan pembelajaran pun harus diingatkan mengucapkan kalimat
Thayyibah
Untuk menanamkan pembiasaan inilah memerlukan pembelajaran yang kreatif,
menyenangkan dan melibatkan siswa dalam proses memberikan pengalaman langsung
sehingga menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar
yang kondusif, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang dinamis dan membuat
siswa aktif dan lebih mudah menangkap materi pembelajaran yang pada gilirannya
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Tantangan yang dihadapi dalam pendidikan agama Islam khususnya Aqidah
Akhlak adalah bagaimana mengimplementasikannya, bukan hanya mengajarkan
pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar
memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi Aqidah
Akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana
membentuk kepribadian peserta didik agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang
kuat dalam kehidupannya yang senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia di
manapun mereka berada, dan dalam posisi apapun mereka bekerja.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba
mengangkat penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan
Pembiasaan Pengucapan Kalimat Thayyibah Melalui Model Cooperative Learning
Terhadap Siswa Kelas 1 MI Persis Rahayu”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada masalah
Upaya meningkatkan Pembiasaan pengucapan kalimat Thayyibah (Ta’awudz,
Basmalah, Takbir, Tahlil, Tahmid, Tasbih, Istighfar, Salam, Hauqalah dan Istirja)
di lingkunngan Madrasah Ibtidaiyyah Persis 45 Rahayu
2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas pembelajaran pembiasaan pengucapan kalimat
Thayyibah melalui model cooperative learning Tipe Numbered Head Together
2. Bagaimana upaya meningkatkan penerapan pembiasaan pengucapan kalimat
Thayyibah terhadap siswa di kelas 1 MI Persis 45 Rahayu
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini
sebagai berikut :

2
1. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran pembelajaran pembiasaan pengucapan
kalimat Thayyibah melalui model cooperative Learning
2. Untuk mengetahui upaya meningkatkan penerapan pembiasaan pengucapan
kalimat Thayyibah terhadap siswa di kelas 1 MI Persis 45 Rahayu
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk beberapa pihak,
diantaranya:
1. Bagi Peneliti.
Dapat memberikan kontribusi untuk membuat strategi berbasis aturan sekolah
supaya lebih mudah digunakan oleh guru dan siswa sehingga bisa meningkatkan
kompetensi sikap religius siswa
2. Bagi Guru
Dapat memberikan kontribusi untuk membuat strategi berbasis aturan sekolah
supaya lebih mudah digunakan oleh guru dan siswa sehingga bisa meningkatkan
kompetensi sikap religius siswa
3. Bagi Lembaga
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian pengembangan
selanjutnya dan diharapkan memberikan kontribusi yang baik bagi Jurusan
Pendidikan Agama Islam sebagai tujuan akademisi dan akreditasi Jurusan
Pendidikan Agama Islam
4. Bagi Pengembangan Ilmu
Diharapkan pengembangan dalam penelitian ini bisa menjelaskan kendala untuk
meningkatkan kompetensi sikap religius siswa melalui pembiasaan pengucapan
kalimat thayyibah dan berguna bagi penelitian selanjutnya
5. Bagi siswa
Bagi peserta didik penerapan model Cooperative Learning memungkinkan peserta
didik melakukan aktivitas belajar yang benar dan dapat berbagi pengalaman juga
memecahkan permasalahan secara bersama-sama, selain dengan guru

3
4
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kebiasaan Mengucapkan Kalimat Thayyibah


1. Pengertian kebiasaan mengucap kalimat thayyibah

Kebiasaan ialah sesuatu yang telah dilakukan cukup lama dan penting bagi
adanya perkumpulan individu yang sebagian besar berasal dari bangsa, budaya dan
agama yang sama. Manusia adalah makhluk luar biasa karena manusia dapat
melakukan hal-hal tertentu tanpa berpikir. Orang-orang selalu menyapa hangat tangan
kanan, menunjuk sesuatu menggunakan tangan kanan, makan dengan tangan kanan,
menggunakan sepatu dimulai dari kanan dan melepas sepatu dimulai dengan kaki kiri,
membungkuk saat berjalan di depan orang yang lebih tua

Menurut Pavlov yang dikutip oleh Ade Hikmat : 32, menjelaskan bahwa sifat
manusia dibentuk melalui pembiasaan. Sifat itu sendiri apabila dilakukan berkali-kali
sehingga dapat membentuk sifat pada seseorang. Dalam fase awal mula akan terlihat
pada perubahan akhlak dengan bertahap. Sampai akhirnya terus berubah dengan
aktivitas yang dilakukan tiada hentinya hingga terbentuk kebiasaan yang baik.
Sementara itu, menurut Witherington, kebiasaan ialah cara bertindak yang didapat
melalui kesadaran terus-menerus yang pada akhirnya menjadi menetap dan terprogram
( Djaali : 13 )

Menurut Budianto : 124, Kebiasaan ialah seluruh aturan yang meskipun tidak
di tetapkan oleh otoritas publik namun di patuhi oleh setiap individu dikarenakan
mereka menerima bahwa aturan tersebut berlaku sebagai hukum, sehingga kebiasaa
memiliki dorongan dan dapat di manfaatkan sebagai sumber hukum Dari sumber
hukum inilah di tentukan oleh dua faktor yakni:

a. Adanya perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama dan selalu
diikuti serta diterima oleh orang yang lainnya.
b. Adanya keyakinan hukum dari orang ataupun golongan yang berkepentingan.
Maksud dari adanya keyakinan yakni kebiasaan itu berisi hal-hal yang patut
ditaati dan memiliki kekuatan mengikat

Kalimat thayyibah merupakan pondasi dasar atau aqidah keimanan yang harus
dibangun oleh setiap orang yang ingin jadi muslim, layaknya sebuah pondasi yang

5
menentukan sebuah bangunan, kalimat thayyibah sebagai aqidah yang tertanam kuat
dalam hati dan jiwa seseoarang juga menentukan kekuatan, keindahan dan ketulusan
perilaku, perbuatan dan perkataan seseorang.

Kalimat thayyibah di samping sebagai do’a juga sebagai ungkapan dzikir yang
akan selalu mengingatkan pembacanya kepada Allah sang pencipta dan pengatur alam
semesta, yang harus disembah dan dimintai pertolonganNya. Oleh karena itu, setiap
orang islam dianjurkan untuk menghiasi, memagari, dan membentengi dirinya dengan
kalimat thayyibah

Kalimat thayyibah dalam arti yang sebenarnya mengandung makna informasi


tentang Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diterima. Kalimat thayyibah inilah yang
dimanfaatkan umat Islam untuk melakukan pengakuan terhadap Allah Subhanahu Wa
Ta’ala sedangkan peneliti menguraikan bahwa kalimat thayyibah ialah kalimat tauhid,
tasbih, istigfar dan semua perkataan yang mengajak untuk berwawasan dan menahan
munkar

Kalimat thayyibah dalam bahasa Arab yaitu Kalimah secara bahasa artinya
kata. Lafaznya mempunyai makna tertentu karena tersusun atas beberapa kata sesuai
dengan kaidah bahasa Arab. Sedangkan Thoyyibah yang artinya baik. Didefinisikan
sebagai perkataan yang baik (sopan) dan mengandung perbuatan ma’ruf serta
mencegah dari kemungkaran. Jadi kalimat thayyibah ialah kalimat atau kata yang
isinya memiliki makna kebaikan untuk diterapkan bagi kehidupan sehari hari

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa kebiasaan ialah usaha dilakukan


secara terus menerus sehingga menjadi keahlian atau keterampilan untuk dijalankan
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apabila kalimat thayyibah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan menjadi keahlian maka akan berdampak baik terhadap
perilaku seseorang tersebut menjadi baik. Sedangkan kalimat thayyibah ialah kalimat
yang dianjurkan dalam Islam untuk dipahami dan diterapkan serta diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat membentuk pribadi yang baik

2. Macam-Macam Kalimat Thayyibah

Menurut Muhammad Fauzan Rachman ( hal: 113) kalimat thayyibah terdiri dari 7
macam yakni sebagai berikut:

a. Kalimat Tasbih (Subhanallah)

6
Kata tasbih berasal dari kata sabaha, yang berarti berjalan cepat. Hal ini
merupakan bentuk turunan sabaha-yasbahu-sabahatan. Sabaha bisa terjadi di
air (renang), dan di udara (terbang), sebagaimana di sebutkan dalam firman
Allah: “Dan masing-masing beredar pada garis edarnya “ (Q.S Yasin: 4)
Adapun tasbih dalam konteks ibadah adalah menyucikan Allah
Subhanahu wa ta’ala.Kata tasbih berasal dari sabaha yang berarti jauh dan
tinggi. Maksudnya ialah jauh dari segi ungkapan dan tingkatan yang memiliki
arti tinggi. Jadikata subhanallah mengandung arti ketinggian dan kesucian
maqam Allah dari segenap kekurangan
b. Kalimat Tahmid (Alhamdulillah)
Tahmid ialah melafazkan Alhamdulillah. Kata Tahmid adalah hamada
(memuji keutamaan). Kalimat ini dikhususkan dari kata mahada
(menyanjung). Dikarenakan kata mahada dalam sifat ikhtiyari (pilihan) atau
taskhiri (penundukan). Misalnya seseorang menyanjung penciptaannya yang
indah (taskhiri) dan akhlak yang baik (ikhtiyari)
c. Kalimat Tahlil(Laa Ilaha Illallah)
Tahlil ialah membaca la ilaha illallah. Kalimat ini disebut ihlal dan
tahallul.Sebab kalimat ini yakni salah satu standar yang sangat mendasar
dalam ideologi seorang muslim
d. Kalimat Takbir (Allahu akbar)
Takbir adalah berzikir dengan mengucapkan kalimat Allahu Akbar. Didalam
kalimat ini terdapat isyarat tentang kesombongan mutlak bagi Allah
Subhanahu Wa Ta’ala diantaranya asma Allah ialah Al-Kabir dan Al-
Mutakabbir. Kata Allahu Akbar adalah kata yang sangat dikenal, khususnya
bagi umat Islam. Betapa tidak setiap hari kita mendengarkan dari menara-
menara masjid di seluruh pelosok dunia. Dan kata ini dikumandangkan dengan
nyaring sebanyak 30 kali dalam sehari semalam, yang merupakan tanda bahwa
waktu shalat fardhu telah tiba dan harus segera ditunaikan. Didalam shalat
fardu lima waktupun (bagi yang melaksanakan tentunya), kita akan
mengucapkan kalimat takbiratul ihram Allahu Akbar sebanyak
94 kali. Bila kita menambahkan dengan shalat sunnah dua rakaat, kita akan
mengucapakan kalimat Allahu Akbar sebanyak 149 kali dalam sehari semalam

7
e. Al-Hauqalah (La Haula Wa La’quwwataillabillah)
Al-Hauqalah adalah berzikir dengan kalimat la haula wa la quwwata illa
billah yang artinya tidak ada daya dan kekuatan selain rahmat Allah. Dari
kalimat al-hauqalah bermakna pengakuan bahwa manusia adalah makhluk
yang lemah serta mempunyai kekuatan
f. Istigfar (Astagfirullahal Al-Azhim)
Istigfar merupakan salah satu jalan untuk memohon ampunannya. Istigfar
mempunyai kedudukan yang tinggi dalam diri seorang hamba, bahkan Allah
memadukannya dengan iman ketika berbicara tentang kaum kafir Makkah
dalam Surah Al-Kahf (18) : 55 yang artinya “Dan tidak ada sesuatupun yang
menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah dating kepada
mereka dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan
menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang
dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.”
g. Shalawat (Allahumma Shalli’ala Muhammad)
Sholawat ialah kalimat thayyibah atau disebut juga dengan zikir kepada Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S Al-Ahzab : 56, yang artinya “ Wahai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya “
3. Keutamaan keutamaan Kalimat Thayyibah

Banyak sekali keutamaan-keutamaan kalimat thayyibah yang selalu diucapkan.


Kalimat-kalimat ini jika dibaca dan diamalkan secara terus-menerus, maka akan
mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga yakni surga. Menurut
Muhammad Fauzan Rachman ( hal : 43 ), Keutamaan-keutamaan kalimat thayyibah
adalah sebagai berikut :

1) Kalimat paling ringan

2) Kalimat paling disukai Allah

3) Mendapat 124 ribu kebaikan

4) Tanaman surga

8
5) Lebih baik dari emas sebesar gunung

6) Diampuni dosanya walau sebanyak buih di lautan

7) Tidak ada kerugian yang membacanya

8) Pahala sebesar gunung uhud

9) Pahala yang tidak terhitung

10) Kalimat thayyibah mengelilingi arsy

11) kalimat thayyibah menjadi saksi di hari kiamat

12) Masuk surge

13) Dibukakan pintu langit

14) Lebih berat dari langit dan bumi

15) Orang paling beruntung

16) Memperbarui iman

17) Tidak disentuh neraka jahanam

18) Zikir paling utama

19) Kalimat paling tinggi

4. Tujuan Kebiasaan Mengucapkan Kalimat Thayyibah

Menurut Moh. Rifai ( hal : 5) tujuan kebiasaan mengucapkan kalimat thayyibah


adalah :

a. Memberikan informasi, penghargaan dan keyakinan terhadap siswa


tentang hal yang wajib diterima hingga cerminan dalam perilaku
keseharian.
b. Memberikan informasi, apresiasi keinginan kuat dalam melatih akhlak
yang baik serta menghindari akhlak buruk.
c. Memberikan pengaturan terhadap siswa dari akidah dan akhlak
5. Tips Meraih Keutamaan Kalimat Thayyibah
Banyaknya keutamaan yang terdapat dalam kalimat-kalimat thayyibah
mengunggah hati kita untuk meraih semua keutamaan yang terkandung di

9
dalamnya. Menurut M. Fauzan Rachman ( hlm. 43 ), Tips-tips meraih
keutamaan kalimat thayyibah yakni sebagai berikut:
a) Saat-saat yang Mustajab
Saat-saat yang mustajab merupakan saat dimana pintu-pintu langit terbuka,
rahmat Allah terbuka, kasih sayang Allah meliputi makhluknya. Saat dimana
para malaikat utusannya berkeliling mencari hamba-hamba yang meminta
dengan kalimat-kalimatnya.
b) Saat-saat yang Mulia
Saat-saat yang mulia untuk memanjatkan segala yang kita inginkan yakni
dengan membaca kalimat-kalimat thayyibah dan zikir. Saat itulah kesempatan
emas untuk meminta karena dengan membaca kalimat- kalimatnya saja akan
memperolah banyak keutamaan yang tidak ternilai.
c) Saat Malam atau Siang Hari
Ketika kita disibukkan oleh kehidupan siang hari, sibuk dan larut dalam
kesenangan duniawi, maka jangan terpesona dengannya. Ingat Allah dalam
kehidupan. Niatkan setiap pekerjaan hanya untuk Allah karena setiap
pekerjaan yang diniatkan karena Allah maka akan bernilai ibadah. Jangan lupa
dunia dan jangan lupa akhirat. Begitu juga pada malam hari, setelah
disibukkan dengan kehidupan duniawi pada siang hari, jangan lupa beribadah
kepada Allah agar Allah mengangkat derajat kita di sisinya.
d) Saat Berdiri, Duduk dan Berbaring
Saat menunggu angkutan umum, duduk-duduk di beranda masjid atau ketika
malam hari sebelum tidur merupakan kesempatan yang sayang jika hanya
dibiarkan berlalu begitu saja. Lebih baik jika waktu-waktu tersebut dapat
dimanfaatkan untuk berdoa dan membaca kalimat-kalimat thayyibah baik
dalam berdiri, duduk ataupun berbaring. Hal ini akan menambahkan
ketenangan dalam hati, selain itu Allah akan memberikan pengamalan didalam
surga atas bacaan-bacaan yang dilafazkan.
e) Setiap setelah Sholat
Setiap kali menyelesaikan sholat lima waktu, jangan meninggalkan tempat
duduk sebelum mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah. Karena
keutamaannya yang agung akan menghapus segala dosa-dosa yang telah kita
perbuat.
f) Saat Santai

10
Pada saat duduk santai dimanapun berada kecuali di tempat-tempat najis dan
kotor, maka alangkah baiknya kita membiasakan untuk membaca kalimat-
kalimat thayyibah. Misalnya ketika naik motor atau mobil dari pada ngobrol
yang tidak ada manfaatnya dan arah tujuannya, lebih baik digunakan untuk
berzikir dengan kalimat-kalimat thayyibah

B. Model Cooperative Learning

1. Pengertian Model Cooperative Learning

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari


teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun
pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206)

Pembelajaran kooperatif disebut juga pembelajaran gotong royong, yang berdasar


pada falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan system pengajaran
yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesame siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja
kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang
bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002: 14). Hubungan
kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat
dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara
individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran
gotong royong, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif.

b. Tanggung jawab perseorangan.

c. Tatap muka.

d. Komunikasi antar anggota.

e. Evaluasi proses kelompok

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

11
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.


b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda
suku, budaya,dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam model
pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk


membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina
hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang
dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan
menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif,
mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk
memperoleh kesimpulan
3. Teknik Pembelajaran Kooperatif
Teknik pembelajaran kooperatif diantaranya:
a. Mencari pasangan
 Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
 Setiap siswa mendapat satu buah kartu
 Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.
b. Bertukar Pasangan
 Setiap siswa mendapatkan satu pasangan

12
 Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya
 Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan pasangan lain
 Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan kemudian saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban
 Temuan baru yang diperoleh dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula
c. Kepala Bernomor
 Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
 Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya
 Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini
 Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
d. Keliling Kelompok
 Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan
memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang
dikerjakan.
 Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
 Demikian seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah
perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
e. Kancing Gemerincing
 Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat
 Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain
 Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil
kerja dan informasi ke tamu mereka
 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya kemudian melaporkan
hasil temuannya
 Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

C. Penelitian Terdahulu

13
Penelitian mengenai media pembelajaran sudah Pernah diteliti sebelumnya, oleh
karena itu berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu mengenai media
pembelajaran sebagai pembanding dalam penelitian ini.
“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MELALUI
METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS III MI PERSIS 45 RAHAYU “

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut


McNiff yang dikutip Supardi bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian
reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan
sekolah meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian belajar dan
sebagainya. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindaakan Penelitian Kelas terdapat tiga kata yaitu :

1. Penelitian yang menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti
2. Tindakan yang menunjukan suatu objek kegiatan yang sengaja di lakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk
peserta didik

14
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Ketiga kata
tersebut jika digabung maka menjedi penelitian tindakan kelas

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Tindakan tersebut
diberikan oleh guru dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik

Menurut Kurt Lewin untuk menyusun langkah penelitian dengan empat tahap yakni
perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) dan refleksi (reflect). Antara
keempat tahapan tersebut merupakan hubungan siklus yang berkelanjutan dan
berulang sampai penelitian selesai (Arikunto, 2002: 83)

Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi

Keempat komponen tersebut dipandang sebagai 1 siklus. Penelitian yang akan


dilaksanakan direncanakan sebanyak 2 siklus. Rincian prosedur tindakan yang akan
dilaksanakan yaitu sebagai berikut :

Siklus 1

a. Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model Cooperative
Learning Tipe NHT.
2. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
3. Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran siklus 1
4. Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa

b. Tindakan

Pada siklus ini peneliti melakukan tindakan, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan materi yang akan dibahas.


2. Memotivasi siswa dengan bertanya jawab yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan.

15
4. Menjelaskan materi pelajaran.
5. Membagi siswa dalam kelompok.
6. Menyajikan pertanyaan atau masalah.
7. Membuat hipotesis.
8. Merancang percobaan.
9. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.
10. Mengumpulkan dan menganalisis data.
11. Membuat kesimpulan

c. Observasi

Pengamatan/observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan


siklus I. Tujuan diadakan pengamatan ini adalah untuk mendata, menilai dan
mendokumentasikan semua indikator baik proses maupun perubahan yang
terjadi sebagai akibat dari tindakan yang direncanakan. Kegiatan ini meliputi
pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan kesatu,
sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang
telah dipersiapkan

d. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari proses
pembelajaran pada siklus 1 setelah selesai. Hasil refleksi dari siklus 1
digunakan sebagai acuan untuk perbaikan dan merencanakan tindakan pada
siklus 2, jika pada siklus 1 belum mencapai batas ketuntasan hasil seperti yang
diinginkan

Siklus 2

a. Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri.
2. Menyiapkan media yang digunakan.
3. Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran
4. Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa
b. Tindakan

16
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan
tindakan yang dilakukan berasarkan siklus I. mulai dari kegiatan
menyampaikan tujuan, penyampaian materi, pembagian kelompok sampai
kegiatan evaluasi.
c. Observasi
Pengamatan/observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
siklus I. Pengumpulan data observasi dilakukan pengamat melalui lembar
observasi yang telah dibuat oleh peneliti
d. Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan peneliti pada saat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan.
Peneliti menggunakan hasil refleksi tersebut sebagai bahan pertimbangan
apakah kriteria yang ditetapkan tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan
telah berhasil maka siklus II berhenti atau tidak dilanjutkan lagi. Tetapi
sebaliknya, jika belum berhasil pada siklus II, maka peneliti mengulang siklus
dengan memperbaiki kinerja pembelajaran berikutnya sampai berhasil sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan
B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009 : 2) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
Menurut Setyosari (2010 :108) variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan dalam penelitian.
Ada dua variabel penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen dan variabel
terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya
variable lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
Cooperative Learning Tipe NHT (X)
b. Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari
manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar pembiasaan pengucapan kalimat thayyibah terhadap siswa
kelas 1 MI Persis 45 Rahayu(Y)
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi

17
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang berupa manusia, benda benda,
gejala gejala, pola sikap, tingkah laku dan sebagainya yang menjadi objek
penelitian (Nono Supriatna, 2002 : 20 ). Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I
MI Persis 45 Rahayu Mata pelajaran Akidah Akhlak dengan materi kalimat
Thayyibah

2. Sampel
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas I MI Persis 45 Rahayu
pada semester I (satu) tahun pelajaran 2023-2024 dengan jumlah siswa 27 orang
yaitu laki-laki 13 orang dan perempuan 14 orang
D. Jenis, Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Menurut Slameto (2012:198) berdasarkan jenisnya secara umum, data
statistikdapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu:
1) Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk bahan analisis yang
dinyatakan tidak dalam bentuk angka. Hasil penilaian kinerja guru dalam
pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning Tipe Numered Head
Together yang dilakukan guru.
2) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil belajar
siswa kelas 1 melalui tes tertulis pada setiap akhir pertemuan, siklus 1 dan siklus 2
Jenis data yang digunakan berupa format-format observasi
2. Sumber Data
Sumber data didalam penelitian adalah subyek dari data yang diperoleh. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari guru mata pelajaran
aqidah akhlaq dan siswa kelas I MI Persis 45 Rahayu.Sumber data dibutuhkan
peneliti untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembiasaan pengucapan
kalimat Thayyibah memalui model Cooperative Learning Tipe Numered Head
Together
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu :
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengamati dan mencatat
secara sistematik akan fenomena yang diteliti. Observasi partisipatif menjadi
pilihan penulis mengingat perlunya mendapatkan data dengan cermat dan

18
akurat dengan langsung melihat pada proses yang terjadi di lapangan. Melalui
metode ini, penulis akan memperoleh data berikut :
 Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
 Perhatian peserta didik saat pembelajaran berlangsung
 Motivasi peserta didik
 Keseriusan peserta didik
 Pengetahuan peserta didik tentang materi Kalimat Thayyibah
 Pembiasaan peserta didik dalam pengucapan kalimat thayyibah

b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiono,
2010: 240). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data dari sumber-sumber yang dapat memperkuat proses
penelitian. Kegunaan dari teknik ini adalah sebagai pelengkap bukti dari
penggunaan teknik observasi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu dimana data-data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen
observasi, tes dan dokumentasi. Selama pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan model Cooperative Learning Tipe NHT. Lembar observasi yang
digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran saat
melaksanakan model Cooperative Learning Tipe NHT. Di setiap akhir siklus
dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar peserta didik setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan model
Cooperative Learning Tipe NHT
c. Tes
Tes sebagai pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan
yang digunakan untuk mengukur keterampilan,intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

19
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian
a. Kondisi Geografis
MI Persis Rahayu bertempat di Jl. Mahmud No. 271 Kp. Curug RT 04 RW 08
Ds. Rahayu Kec. Margaasih Kab. Bandung, yang berada di tengah-tengah
pemukiman masyarakat yang berjarak kurang lebih 500 meter dari gerbang tol
Soroja dan berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kota
Bandung. Sampai saat ini transportasi yang dapat dipergunakan oleh peserta
didik di luar Rahayu adalah angkutan kota Jurusan Cipatik Tegalega dan
kendaraan pribadi. Saat ini Komplek Madrasah berdekatan dengan pemukiman
penduduk
b. Kondisi Sosiologis
Masyarakat yang berada di komplek MI Persis Rahayu merupakan masyarakat
yang mayoritas penghasilannya bersumber dari home industry yakni usaha
pembuatan topi. Sekalipun begitu masyarakat di sekitar madrasah sudah paham
tentang pentingnya pendidikan Islam sehingga Banyak orang tua yang
menitipkan putra-putrinya di MI Persis Rahayu walaupun banyak Sekolah
Dasar Negeri di daerahnya
c. Kondisi Demografi
Masyarakat yang berada di lingkungan MI Persis Rahayu beragama Islam,
mereka sudah cukup mengenal lama lembaga pendidikan madrasah, sehingga
pada masa berdirinya bukanlah sesuatu yang asing. MI Persis Rahayu berada
dibawah naungan Organisasi Persatuan Islam. Dukungan dari internal
organisasi terhadap keberlangsungan Madrasah teramat besar. Hal ini
dibuktikan dengan pengembangan sarana dan prasarana yang terus berjalan
secara swadaya masyarakat sekitar dan para donatur yang memiliki perhatian

20
terhadap dunia pendidikan, khususnya pendidikan berbasis pesantren. Keadaan
di atas bukannya tanpa tantangan, letak MI Persis Rahayu yang berdekatan
dengan Sekolah Dasar Negeri maupun Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan
KKM Margaasih mendorong Madrasah untuk tetap menjaga eksistensi dan
kualitas pelayanan pendidikan agar tetap menjadi yang terdepan dalam kualitas
maupun kuantitas. Setiap tahun kepercayaan orangtua untuk menyekolahkan
peserta didik di MI Persis Rahayu semakin meningkat dan bertambah. Bahkan
peserta didik mulai berdatangan dari luar kecamatan Margaasih.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Tindakan Kelas Siklus I
a. Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model Cooperative
Learning Tipe NHT.
2. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
3. Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran siklus 1
4. Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa

b. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Kegiatan Awal
a) Mengawali pembelajaran, mengucapkan salam dan berdoa
b) Mengamati dan mengarahkan sikap siswa
c) Melakukan tes penjajakan (Asesmen awal)
d) Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkannya
pada pelajaran yang baru
e) Menjelaskan dengan singkat tentang tujuan dan proses
pembelajaran yang akan dijalani siswa
2. Kegiatan Inti
a) Guru menyampaikan materi pembelajaran
b) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dan
memberikan nomor kepada masing-masing siswa
c) Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik kepada masing-
masing kelompok
d) Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk
berdiskusi terhadap materi yang dipelajari
e) Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas
3. Penutup

21
a) Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi pelajaran
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi, penugasan, dan
menyampaikan materi selanjutnya
c) Doa penutup dan salam
c. Instrumen Observasi Siswa Dalam Pembiasaan Pengucapan Kalimat
Thayyibah
Aktivitas siswa dalam pembiasaan pengucapan kalimat Thayyibah
dengan menggunakan model cooperative learning pada siswa kelas I MI Persis
Rahayu dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Adapun hasil perolehan skor
dari pengamatan pada siklus I hanya dapat 76 %
Tabel.1
No Nama Butir Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 1 15
1 4
1 Abidzar 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6
2 Arazka 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6
3 Arzanka 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 6
4 Faisal 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 6
5 Fahmi 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 5
6 Khalif 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5
7 Muhamma 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 5
d
8 Razka 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6
9 Umar 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 5
10 Dafiyya 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 7
11 Debiya 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5
12 Dita 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6
13 Kireina 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 6
14 Khanza 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 7
15 Lembayung 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 6
16 Miya 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 4
17 Nadia 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 6
18 Sabiya 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 5
19 Syamsa 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 7
20 Zahra 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
Jumlah 4 17 1 12 5 4 7 5 6 8 4 7 6 5 11 114/
3 76%

Keterangan:
Kategori : 1 = mengucapkan kalimat thoyyibah
0 = tidak mengucapkan kalimat thoyyibah
Skor tertinggi: 20
Kriteria : 50,6-100% = baik = angka 7-12 = berhasil

22
0,5-50,5% = belum baik = angka 1-6 = kurang berhasil
Hasil persentasi adalah jumlah indikator yang dilakukan dibagi dengan jumlah
indikator yang ada dan dikalikan dengan 100% (Muslich: 161). Rumus yang
digunakan untuk mencari rata-rata nilai tersebut adalah:

P = nilai rata-rata indikator yang dilaksanakan x 100%


Indikator yang ada
Target yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah 75%. Nilai ini ditetapkan
berdasarkan hasil peningkatan yang logis dan pengambilan nilai tengah dari
tingkat keberhasilan (50,6-100%). 75% dimaknai juga dengan tingkat pencapaian
hasil belajar anak secara keseluruhan.
Kesimpulannya adalah Anak-anak harus dibiasakan lagi mengucapkan kalimat
thoyyibah di setiap kesempatan dan dibantu guru di semua kegiatan. Perlu
dilakukan pengkondisian kembali sesuai dengan tema yang sedang diberlakukan
di awal semester ini. Mengulang di setiap keadaan yang sesuai dan di setiap
kegiatan, baik saat pembelajaran ataupun diluar pembelajaran. Semua guru
berperan serta menggalakkan pengucapan kalimat thoyyibah kepada seluruh anak.
Menyusun Modul Ajar/RPP dan instrument penelitian dengan penekanan
pengucapan kalimat thoyyibah. Menggalakkan pengucapan kalimat thoyyibah di
setiap kegiatan dengan menggunakan model Cooperative Learning
d. Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 2.
No Nilai Frekuensi Nilai X Frekuensi Presentase %
1 10 1 10 0,5 %
2 9 4 36 1,8 %
3 8 6 48 2,4 %
4 7 4 28 1,4 %
5 6 5 30 1,5 %
6 5 - -
7 4 - -
8 3 - -
9 2 - -
10 1 - -
11 0 - -
Jumlah 20 152 100%
Rata rata 7,6
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil tes formatif siswa
adalah 7,6. Hal ini berarti sudah memenuhi persyaratan tuntas belajar.
e. Hasil Tindakan Kelas Siklus 1
Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
No Indikator/ Aspek Yang diamati Ya Tidak

23
I Pendahuluan
1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran √
(RPP)/Modul Ajar
2 Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap √
memulai pelajaran
3 Melakukan tes penjajakan (Asesmen Awal) dan √
mengidentifikasi keadaan siswa
4 Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan √
mengaitkannya pada pelajaran yang baru
5 Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses √
pembelajaran yang akan dijalani siswa
II Kegiatan Inti
6 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dan √
memberikan nomor kepada masing-masing siswa
7 Membagi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) √
8 Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk √
berdiskusi terhadap materi yang dipelajari.
9 Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap √
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas
10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk √
menyimpulkan materi yang dipelajari
11 Melaksanakan pembelajaran secara runtun √
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √
13 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi √
(tujuan) yang ingin dicapai
14 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang √
relevan
15 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam √
pembelajaran
16 Menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa √
17 Membuat rangkuman dengan melibatkaan siswa √
III Penutup
18 Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi √
belajar
19 Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar √
20 Menanamkan nilai-nilai dan pesan-pesan positif bagi √
siswa
21 Melakukan relaksasi bersama untuk menjernihkan daya √
pikir
22 Melakukan penilaian (tes) akhir sesuai dengan √
kompetensi (tujuan)
23 Do’a penutup dan salam √

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipersentasikan sebagai berikut :


Presentasi = Jumlah Jawaban x 100% = 18 x 100% = 78 %

24
23
Dari persentase tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan guru baik sesuai dengan apa yang direncanakan
sebelumnya, walaupun ada beberapa aspek yang belum dapat dilaksanakan, seperti
melakukan relaksasi bersama untuk menjernihkan daya pikir, memberian tugas
mandiri untuk mendalami materi ajar, membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. Walaupun demikian data
observasi yang ada pada tabel secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses belajar
mengajar berlangsung secara lancar, kondusif, dan tujuan pembelajaran tercapai. Hal
ini menunjukkan kemampuan guru mengelola kelas cukup baik

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai