Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI


FIQIH DI PKPPS DAARUL MUTTAQIIN BANTUR-MALANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:
FARIDAH NUR HALIMAH
NIM. 22008401011075

Dosen Pembimbing:
Pramesti Retno Suryaningtyas S.Pd, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-QOLAM
GONDANGLEGI MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan PROPOSAL PENELITIAN dengan judul : “Pengaruh Penerapan
Model Problem Based Learning (Pbl) Pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Materi Fiqih Di PKPPS Aliyah
Daarul Muttaqiin Bantur-Malang”.

Adapun proposal ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatannya ini telah
saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak,sehingga dapat memperlancar proposal ini. Namun tidak lepas dari semua
itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa adakekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya.

Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran kritik kepada saya
sehingga saya dapat memperbaiki proposal ini. Akhirnya penyusun mengharapkan
semoga dari makalah ini dapat di ambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembacanya.

Malang, 17 Maret 2023

Faridah Nur halimah

i
DAFTAR ISI

COVER DALAM
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
E. Penelitian terdahulu ............................................................................................. 5
F. Sistematika pembahasan ...................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................. 9
A. Model Problem Based Learning ........................................................................... 9
1. Pengertian Model Problem Based Learning ...................................................... 9
2. Tujuan Problem Based Learning .................................................................... 10
3. Karakter Model Problem Based Learning ....................................................... 11
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning .......................... 12
B. Hasil Belajar ...................................................................................................... 13
1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................................. 13
2. Komponen-Komponen Hasil Belajar .............................................................. 14
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................................... 15
C. Mata Pelajaran Fiqih .......................................................................................... 16
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih ....................................................................... 16
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih ............................................................................ 17
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih ............................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 20
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ......................................................... 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 20
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................................... 21
D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 21
E. Sumber Data...................................................................................................... 22

ii
F. Teknik Penggalian Data ..................................................................................... 22
G. Teknik Analisis Data .............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... iii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran atau pengajaran yang
bertujuan untuk membantu individu mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang diperlukan untuk hidup produktif dan
bermanfaat dalam masyarakat. Pendidikan bisa berlangsung di lembaga
formal seperti sekolah atau universitas, maupun di luar lembaga formal
seperti kursus atau pelatihan kerja.
Pendidikan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter
dan kepribadian individu serta memberikan peluang untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kemampuan berpikir kritis.1 Sama seperti peran
pendidikan islam yang memiliki tujuan untuk mengembangkan keimanan
dan akhlak yang baik pada individu, sehingga dapat hidup sesuai dengan
ajaran Islam dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Pendidikan Islam
juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang
ajaran Islam dan praktik-praktiknya, serta mengembangkan kemampuan
intelektual, spiritual, dan sosial individu.
Di samping itu, tujuan pendidikan Islam juga mencakup
pengembangan keterampilan hidup yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti keterampilan berkomunikasi, keterampilan
memecahkan masalah, dan keterampilan kepemimpinan. Pendidikan Islam
juga bertujuan untuk menghasilkan generasi yang kritis, kreatif, dan
inovatif, serta mampu menghadapi tantangan dunia modern dengan
menggunakan prinsip-prinsip Islam sebagai panduan hidup.
Salah satu cara yang digunakan dalam mengembangkan
ketrampilan adalah dengan menggunakan metode-metode pembelajaran.

1
Salahuddin Al Asadullah dan Nurhalin”Peran Pendidikan Karakter dalam Membentuk
Kemampuan Berpikir Kritis Generasi Muda Indonesia”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,Vol
1 No. 1,(Maret 2021), h 16.

1
Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam kasus ini yaitu metode
problem based learning atau yang biasa disebut metode pbl.
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah. Pendekatan ini
menekankan pada pengalaman belajar yang aktif dan terlibat dalam
pemecahan masalah dunia nyata atau situasi yang relevan dengan konteks
pembelajaran. 2
Pada PBL, siswa diberikan masalah atau situasi yang menuntut
mereka untuk berpikir kritis dan kreatif untuk menyelesaikannya. Siswa
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi dan menemukan solusi dari
masalah tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti
bahan bacaan, wawancara, diskusi kelompok, dan sebagainya. Siswa juga
didorong untuk bekerja secara kooperatif dalam tim dan mengembangkan
kemampuan berkomunikasi yang baik.
Melalui PBL, siswa diharapkan dapat mengembangkan
keterampilan yang lebih luas, seperti kemampuan berpikir kritis,
kreativitas, kemampuan bekerja dalam tim, dan kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Selain itu, PBL juga dapat
membantu siswa untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap materi
pembelajaran dan memperkaya pengetahuan mereka dengan pengalaman
dunia nyata.
Tapi dalam kenyataannya, banyak peserta didik dalam masa
pembelajaran yang kurang aktif baik dalam segi keterampilan maupun
pengetahuan. Akibatnya, peserta didik mengalami keterlambatan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Peserta didik mungkin mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang telah disampaikan dan tidak dapat
mempraktekkan keterampilan secara efektif sehingga mempengaruhi
terhadap hasil belajar mereka.

2
Iyam Maryati,”Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Pola Bilangan di
Kelas VII SMP”,Jurnal Mosharafah, Vol 7 No 1,(Januari 2018), h 64-65.

2
Hasil belajar digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai
keberhasilan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi atau
pelajaran. Jika dalam suatu pembelajaran terjadi penurunan hasil belajar,
maka pembelajaran yang saat itu dilakukan kurang efektif atau bisa juga
peserta didik mengalami rasa bosan selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi di lokasi, PKPPS Daarul Muttaqiin
mengalami permasalahan dalam mata pelajaran fiqih. Apalagi fiqih
merupakan suatu cabang pembelajaran yang didalamnya menguak banyak
sekali materi dan cabang yang harus dihafal. Hal tersebut menyababkan
mata pelajaran fiqih ini terkesan membosankan dan jarang sekali peserta
didik menjadikannya mata pelajaran favorit, sehingga peserta didik kurang
memahami materi yang disampaikan.
Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
ceramah. Peserta didik hanya menerima materi yang diberikan tanpa
adanya timbal balik, sehingga peserta didik kurang semangat saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Inilah yang menjadikan pembelajaran
dalam madrasah tersebut menjadi pasif dan kurang menarik, sehingga
tujuan pembelajaran tidak bisa tersampaikan.
Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi penururnan hasil
belajar. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab peserta didik mengalami
penurunan hasil belajar mereka. Adanya penurunan ini tingkat prestasi
sekolah juga menurun. Hal tersebut menyebabkan pengajar di sekolah
kebingunan dalam mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut.
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal perlu menggunakan
berbagai macam cara. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
meraih hasil belajar adalah memilih model pembelajaran yang tepat.
Model pembelajaran banyak sekali macamnya, tapi tidak semua model
pembelajaran cocok digunakan dalam setiap mata pelajaran.
Melihat kondisi tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian
dengan judul” Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar

3
Peserta Didik dalam Materi Fiqih di PKPPS Daarul Muttaqiin Bantur-
Malang.”. Dengan harapan bahwa adanya penelitian ini dapat menjadi
salah satu sumbangan ide bagi madrasah dalam mengatasi masalah yang
sedang dialami dan menjadi bentuk upaya madrasah dalam peningkatan
kualitas kurikulum pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran problem based learning
pada mata pelajaran fiqih di PKPPS Daarul Muttaqiin Bantur Malang ?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran problem based learning
pada mata pelajaran fiqih di PKPPS Daarul Muttaqiin Bantur Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari
penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan model problem based learning pada mata
pelajaran fiqih di PKPPS Daarul Muttaqiin Bantur Malang.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning
pada mata pelajaran fiqih di PKPPS Daarul Muttaqiin Bantur Malang.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berharap dapat bermanfaat untuk
meningkatkan mutu pembelajaran Agama Islam serta bermanfaat untuk
pihak antara lain:
a. Manfaat Ilmiah
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat ilmiah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
pendidikan melalui pengembangan metode pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien serta meningkatkan mutu tenaga kerja.
b. Manfaat Praktis
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat ilmiah sebagai berikut:
1) Sekolah

4
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk mengembangkan
kurikulum yang lebih baik dan memperbaiki prosem belajar
mengajar.
2) Guru
a) Guru mampu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
yang lebih baik dalam mengajar.
b) Guru dapat memperbaiki kualitas metode mengajar.
3) Peserta Didik
a) Dapat membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
b) Dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c) Dapat membantu meningkatkan keterampilan peserta didik
seperti keterampilan berpikir kritis dll.
E. Penelitian Terdahulu
a. Data Penelitian:
N Nama Judul Persamaan Perbedaan
o Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
1. Siti Pengaruh Penelitian 1) Menggunak
Asrifah Model yang an model
dan Pembelajaran bertujuan pembelajara
Alrahmat Problem Based untuk n prolem
Arif Learning mengetahui based
(2020) terhadap Hasil pengaruh learning
Universit Belajar model pada mata
as Negeri Pendidikan problem pelajaran
Jakarta, Pancasila dan based pendidikan
Jakarta. Kewarganegara learning pancasila
an Siswa Kelas terhadap dan
V SDN Pondok hasil kewarganeg
Pinang 05. belajar. araan.
2) Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
metode
eksperimen.
2. Rini Sri Pengaruh Model 1) Objek
Putri, Penerapan Pembelajar Penelitian
Mulia Model Problem an yang

5
Suryani Based Learning menggunak digunakan
dan terhadap an metode adalah
Lucky Kemampuan Problem kemampuan
Heriyanti Pemecahan Based pemecahan
Jufri Masalah Learning. masalah
(2019) Matematika pada
STKIP Siswa. pelajaran
PGRI matematika.
Sumbar 2) Metode
Jalan penelitian
Gunung yang
Pangilun, digunakan
Padang adalah
metode pre-
eksperimen.
3. Uswatun Pengaruh Model 1) Objek
Hasanah, Model Problem Pembelajar penelitianny
Sarjono Based Learning an a terhadap
dan terhadap menggunak prestasi
Ahmad Prestasi Belajar an metode belajar siswa
Hariyadi IPS SMP Problem Mata
(2021) Taruna Kedung Based Pelajaran
Malang. Adem. Learning. IPS.
2) Populasi dan
sampel siswa
SMP.

b. Deskripsi Penelitian:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Siti Asrifah dan Alrahmat Arif
(2020) Universitas Negeri Jakarta, Jakarta dengan judul penelitian
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap
Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Siswa
Kelas V SDN Pondok Pinang 05 menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan model Problem Based Learning memberikan
kontribusi pengaruh yang sedang (dengan Effect Size 0,42)
terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan di kelas V SDN Pondok Pinang 05.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Rini Sri Putri, Mulia Suryani dan
Lucky Heriyanti Jufri (2019) STKIP PGRI Sumbar Jalan Gunung
Pangilun, Padang dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan

6
Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa. Berdasarkan hasil analisis data,
kemampuan pemecahan masalah dengan Problem Based Learning
memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah
siswa. Pada penelitian ini siswa dikelompokkan yaitu berdasarkan
KAM. KAM merupakan kemampuan awal matematis siswa yang
terdiri dari 3 kategori yaitu KAM tinggi, KAM sedang dan KAM
rendah.
3) Penelitian yang dilakukan Uswatun Hasanah, Sarjono dan Ahmad
Hariyadi (2021) Malang dengan judul penelitian Pengaruh Model
Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar IPS SMP
Taruna Kedung Adem. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dari pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Taruna
Kedungadem pada materi aktivitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan setelah diterapkan model pembelajaran problem based
learing (PBL). Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata
sebelum diberi perlakuan (pretest) sebesar 66,79 dan setelah diberi
perlakuan (posttest) sebesar 82,68. Dari hasil pengujian hipotesis
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran
problem based learning (PBL) terdapat pengaruh dimana diperoleh
nilai sig. (2-tailed) ≤ 0,05 yaitu, 0,000 ≤ 0,05. Sehingga dapat
dikatakan Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian penerapan
model pembelajaran problem based learning (PBL) mampu
memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa sehingga
model ini dapat digunakan sebagai acuan guru dalam kegiatan
pembelajaran guna untuk menciptakan suasana pembelajaran baru.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis
perlu menyusun sitematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan

7
hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. Maka penulis akan
mendeskripsikan sistematikan penulisan sebagi berikut:
Bab pertama, merupakan bagian pendahuluan yang di dalamnya
berupa latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penelitian terdahulu dan sitematika pembahasan.
Bab kedua, merupakan bagian kajian teori yang di dalamnya
membahas beberapa teori yang meliputi pengertian, tujuan, karakteristik
serta kelebihan dan kekurangan model pembelajaran problem based
learning. Selain itu juga menjabarkan beberapa teori lainnya seperti
pengertian kecerdasan berpikir kritis, komponen-komponen, faktor-faktor
yang mempengaruhi kecerdasan berpikir kritis dan teori umum pendidikan
mata pelajaran fiqih serta pengaplikasiannya dalam Madrasah.
Bab ketiga, berisikan metode penelitian, yang meliputi pendekatan
dan jenis penelitian yang di ambil, sumber data, tehnik penggalian data,
analisis data, cek analisis data, tahapan penelitian
Bab keempat, berisi tentang penyajian dan pembahasan tentang
hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu penerapan model problem
based learning pada mata pelajaran fiqih di PKPPS Daarul Muttaqiin
Bantur Malang dan seberapa besar pengaruhnya.
Bab kelima, kesimpulan dan saran, meliputi kesimpulan dan saran
saran dan kata penutup.

8
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Model Problem Based Learning


1. Pengertian Model Problem Based Learning
Model Problem-Based Learning (PBL) adalah metode
pembelajaran yang menekankan pada penggunaan masalah nyata atau
situasi dunia nyata sebagai pusat dari pembelajaran. Dalam model PBL,
siswa belajar melalui penyelesaian masalah yang meniru situasi dunia
nyata, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan kritis,
analitis, dan kreatif dalam memecahkan masalah tersebut.3
Dalam model PBL, guru bertindak sebagai fasilitator atau
pengarah, sementara siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok
kecil untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Proses belajar
berpusat pada siswa, sehingga mereka memainkan peran aktif dalam
penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
Model PBL menekankan pada kolaborasi, refleksi, dan
pembelajaran seumur hidup. Siswa belajar untuk bekerja sama dalam
kelompok, mempertimbangkan perspektif orang lain, dan membangun
pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang dipelajari. Selain itu,
siswa belajar untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan
mempertahankan sikap belajar sepanjang hidup mereka. 4
Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah dunia nyata atau
masalah nyata yang disajikan dalam konteks pembelajaran. Dalam
pembelajaran PBL, siswa bekerja secara aktif untuk memahami dan
menyelesaikan masalah yang kompleks dan relevan dengan konteks nyata.

3
BDK Denpasar Kementrian Agama,
4
Vindiasari Yunizha,”Problem Based Learning, ubah masalah jadi kesempatan upgrade skill”,
https://www.ruangkerja.id/problem-based-learning-adalah (diakses pada 13 Januari 2023).

9
Dalam pembelajaran PBL, siswa secara aktif terlibat dalam
pemecahan masalah dengan mengumpulkan informasi, menganalisis
situasi, mengidentifikasi sumber daya yang tersedia, serta merumuskan
dan menguji hipotesis. PBL menekankan pada penerapan pemahaman dan
pengetahuan yang diperoleh dalam konteks situasi dunia nyata untuk
memecahkan masalah yang kompleks dan membangun keterampilan kritis
dan pemecahan masalah.
Dalam pembelajaran PBL, guru berperan sebagai fasilitator atau
pengarah, yang membantu siswa dalam merumuskan masalah dan
memberikan panduan serta sumber daya yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah. Proses pembelajaran PBL memungkinkan siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan
keterampilan kolaborasi, berpikir kritis, dan belajar mandiri.
2. Tujuan Problem Based Learning
Tujuan dari Problem-Based Learning (PBL) adalah untuk
memfasilitasi siswa dalam memperoleh pemahaman yang lebih dalam
tentang topik yang dipelajari dan mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah yang penting dalam kehidupan nyata. Beberapa tujuan
khusus dari PBL adalah:
a. Mengembangkan keterampilan kritis: PBL memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis melalui penyelesaian masalah nyata, yang
melibatkan pemikiran kritis, analitis, dan reflektif.
b. Meningkatkan kemampuan kolaborasi: PBL mendorong siswa
untuk bekerja sama dalam kelompok, mempertimbangkan
perspektif orang lain, dan mengembangkan kemampuan
berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
c. Mendorong pembelajaran seumur hidup: PBL mengajarkan siswa
untuk mempertahankan sikap belajar sepanjang hidup mereka,
yang akan membantu mereka terus belajar dan berkembang dalam
kehidupan mereka.

10
d. Meningkatkan motivasi siswa: Dalam PBL, siswa memiliki peran
aktif dalam proses pembelajaran, yang dapat meningkatkan
motivasi dan minat mereka dalam belajar.
e. Menghubungkan pembelajaran dengan situasi dunia nyata: PBL
memungkinkan siswa untuk menghubungkan pembelajaran dengan
situasi dunia nyata, yang dapat membantu mereka memahami
pentingnya materi yang dipelajari dan mempersiapkan mereka
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata.
3. Karakter Model Problem Based Learning
Model Problem-Based Learning (PBL) memiliki karakteristik-
karakteristik berikut:
a. Berbasis masalah: PBL menekankan pada penggunaan masalah
dunia nyata sebagai pusat dari pembelajaran, sehingga siswa dapat
belajar melalui penyelesaian masalah yang meniru situasi dunia
nyata.
b. Siswa aktif: Dalam PBL, siswa memainkan peran aktif dalam
pembelajaran. Mereka bekerja secara mandiri atau dalam
kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah dan melakukan
penelitian mandiri untuk memahami topik yang dipelajari.
c. Guru sebagai fasilitator: Guru bertindak sebagai fasilitator atau
pengarah dalam pembelajaran PBL, membantu siswa dalam
merumuskan masalah dan memberikan panduan serta sumber daya
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
d. Kolaborasi: PBL mendorong kolaborasi antara siswa dalam
kelompok kecil, mempertimbangkan perspektif orang lain, dan
membangun pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang
dipelajari.
e. Refleksi: PBL mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran
mereka dan mempertahankan sikap belajar sepanjang hidup
mereka.

11
f. Penerapan: PBL menekankan pada penerapan pemahaman dan
pengetahuan yang diperoleh dalam konteks situasi dunia nyata
untuk memecahkan masalah yang kompleks dan membangun
keterampilan kritis dan pemecahan masalah.
g. Pembelajaran seumur hidup: PBL mendorong pembelajaran
seumur hidup, mempersiapkan siswa untuk terus belajar dan
berkembang dalam kehidupan mereka.
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari Model Problem-
Based Learning (PBL):
a. Kelebihan:
1) Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah: PBL
memungkinkan siswa untuk belajar dengan menghadapi masalah
dunia nyata, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah yang penting dalam kehidupan nyata.
2) Meningkatkan motivasi siswa: Dalam PBL, siswa memainkan
peran aktif dalam pembelajaran dan belajar melalui penyelesaian
masalah yang menarik dan relevan, yang dapat meningkatkan
motivasi dan minat siswa dalam belajar.
3) Meningkatkan pemahaman siswa: PBL memungkinkan siswa
untuk memahami materi pelajaran dengan lebih dalam dan
menyeluruh karena siswa menerapkan pemahaman mereka dalam
situasi dunia nyata.
4) Mendorong kolaborasi: PBL mendorong kolaborasi antara siswa
dalam kelompok kecil, mempertimbangkan perspektif orang lain,
dan membangun pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang
dipelajari.
5) Memfasilitasi pembelajaran seumur hidup: PBL mempersiapkan
siswa untuk terus belajar dan berkembang dalam kehidupan
mereka dengan mempertahankan sikap belajar sepanjang hidup.
b. Kekurangan:

12
1) Memerlukan waktu dan persiapan yang lebih banyak: PBL
memerlukan persiapan dan waktu yang lebih banyak dari guru
untuk merumuskan masalah dan mengembangkan sumber daya
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
2) Memerlukan pemahaman siswa yang kuat tentang topik yang
dipelajari: PBL memerlukan pemahaman siswa yang kuat tentang
topik yang dipelajari, sehingga siswa dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki dalam situasi
dunia nyata.
3) Sulit untuk menilai: Penilaian dalam PBL dapat menjadi sulit
karena siswa menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda-
beda, sehingga sulit untuk mengukur pengetahuan dan
keterampilan siswa secara konsisten.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan, pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai yang diperoleh oleh seseorang setelah melakukan proses
belajar. Hasil belajar dapat diukur dengan berbagai cara, seperti tes, ujian,
tugas, presentasi, dan observasi. Hasil belajar juga dapat dilihat dari
kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks
pekerjaan.
Selain itu, hasil belajar juga mencakup aspek non-akademik,
seperti sikap dan nilai-nilai yang diperoleh oleh seseorang dari proses
belajar yang dilakukannya. Hasil belajar yang baik dapat memberikan
manfaat yang besar bagi individu dalam berbagai aspek kehidupan, seperti
meningkatkan kualitas hidup, membuka peluang kerja yang lebih baik, dan
meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam
masyarakat.
Selain definisi yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat
beberapa pengertian lain hasil belajar yang dapat diberikan, di antaranya:

13
a. Hasil belajar merupakan pencapaian yang dihasilkan oleh individu
dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai
melalui suatu proses pembelajaran.
b. Hasil belajar mencakup kemampuan individu dalam menguasai
materi yang dipelajari, kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif,
dan mandiri, serta kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
c. Hasil belajar juga mencakup pengembangan sikap dan nilai-nilai
positif, seperti tanggung jawab, integritas, kepedulian sosial, dan
kerjasama.
d. Hasil belajar dapat diukur secara objektif melalui berbagai bentuk
penilaian, seperti tes, ujian, tugas, presentasi, dan observasi.
e. Hasil belajar juga dapat dinilai secara subjektif, melalui
pengamatan dan penilaian guru, rekan sejawat, atau diri sendiri.
f. Hasil belajar yang optimal adalah hasil belajar yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, berkontribusi positif bagi
individu dan masyarakat, serta memberikan kepuasan dan rasa
percaya diri bagi individu yang belajar.

2. Komponen-Komponen Hasil Belajar


Komponen-komponen hasil belajar mencakup berbagai aspek yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperoleh
oleh individu dalam proses belajar. Beberapa komponen hasil belajar yang
penting adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan: Komponen ini mencakup informasi, fakta, konsep,


dan prinsip yang diperoleh oleh individu melalui proses belajar.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui bacaan, pengalaman, atau
interaksi dengan lingkungan.
b. Keterampilan: Komponen ini mencakup kemampuan individu
dalam melakukan tindakan atau aktivitas tertentu yang diperoleh

14
melalui proses belajar. Keterampilan dapat diperoleh melalui
latihan, simulasi, atau pengalaman langsung.
c. Sikap: Komponen ini mencakup bentuk sikap atau perilaku yang
diperoleh oleh individu melalui proses belajar. Sikap dapat berupa
positif atau negatif, dan dapat diperoleh melalui pengamatan,
interaksi dengan lingkungan, atau proses internalisasi nilai-nilai.
d. Nilai: Komponen ini mencakup kepercayaan atau prinsip yang
diperoleh oleh individu melalui proses belajar. Nilai dapat berupa
moral, etika, atau budaya, dan dapat diperoleh melalui pengalaman,
interaksi dengan lingkungan, atau proses internalisasi nilai-nilai.
Dalam mengukur hasil belajar, keempat komponen tersebut dapat
diukur dan dinilai secara terpisah atau secara terintegrasi, tergantung pada
tujuan dan kebutuhan penilaian yang dilakukan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
seseorang, baik secara positif maupun negatif. Beberapa faktor yang paling
umum adalah:
a. Faktor Individu: Faktor individu mencakup faktor-faktor yang
berkaitan dengan karakteristik individu, seperti bakat, minat,
motivasi, kesehatan, dan kondisi emosional. Individu yang
memiliki bakat dan minat pada suatu bidang cenderung lebih
mudah untuk memperoleh hasil belajar yang baik, sedangkan
individu yang kurang termotivasi atau mengalami masalah
kesehatan dan emosional cenderung mengalami kesulitan dalam
memperoleh hasil belajar yang optimal.
b. Faktor Lingkungan: Faktor lingkungan mencakup faktor-faktor
yang berkaitan dengan lingkungan belajar, seperti kualitas guru,
ketersediaan sumber daya belajar, kondisi kelas, dan dukungan
keluarga. Lingkungan belajar yang kondusif dapat memberikan
pengaruh positif terhadap hasil belajar, sedangkan lingkungan

15
belajar yang tidak kondusif dapat memberikan pengaruh negatif
terhadap hasil belajar.
c. Faktor Metode Pembelajaran: Faktor metode pembelajaran
mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan metode atau teknik
yang digunakan dalam proses belajar, seperti metode pengajaran,
strategi pembelajaran, dan penggunaan teknologi. Metode
pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat memberikan
pengaruh positif terhadap hasil belajar, sedangkan metode
pembelajaran yang kurang tepat atau monoton dapat memberikan
pengaruh negatif terhadap hasil belajar.
d. Faktor Kurikulum: Faktor kurikulum mencakup faktor-faktor yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan, tujuan pembelajaran, dan
sistem evaluasi. Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan
perkembangan peserta didik dapat memberikan pengaruh positif
terhadap hasil belajar, sedangkan kurikulum yang tidak relevan
atau tidak memperhatikan kebutuhan peserta didik dapat
memberikan pengaruh negatif terhadap hasil belajar.
e. Faktor Sosial dan Budaya: Faktor sosial dan budaya mencakup
faktor-faktor yang berkaitan dengan norma dan nilai-nilai yang
dianut dalam masyarakat, serta interaksi sosial yang terjadi dalam
proses belajar. Faktor ini dapat memberikan pengaruh positif atau
negatif terhadap hasil belajar, tergantung pada sejauh mana
individu mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya
yang ada.
C. Mata Pelajaran Fiqih
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran Fiqih adalah proses pembelajaran yang bertujuan
untuk memahami dan mengaplikasikan hukum-hukum Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Fiqih merupakan salah satu cabang ilmu dalam
Islam yang berfokus pada kajian tentang hukum-hukum Islam yang
berkaitan dengan tata cara ibadah, akhlak, muamalah, dan lain-lain.

16
Pembelajaran fiqih bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa
bagaimana menerapkan hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari
secara benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Selain itu,
pembelajaran fiqih juga bertujuan untuk membantu siswa memahami
hukum-hukum Islam dengan baik dan mendalam, sehingga mereka dapat
mempertahankan dan mengamalkannya dengan benar. 5
Materi pembelajaran fiqih meliputi berbagai topik seperti shalat,
zakat, puasa, haji, jual beli, perkawinan, waris, dan lain sebagainya. Pada
dasarnya, pembelajaran fiqih sangat penting bagi umat Muslim karena
dapat membantu mereka memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara
benar dan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan
hadis Nabi Muhammad SAW.
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk memahami prinsip-prinsip
dasar agama Islam dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Secara
khusus, tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk:
a. Memahami hukum-hukum agama: Pembelajaran fiqih membantu individu
memahami hukum-hukum agama, seperti hukum sholat, zakat, puasa, haji,
dan lain-lain. Dengan memahami hukum-hukum ini, individu dapat
mempraktikkan ajaran-ajaran Islam dengan benar dan bermanfaat bagi
kehidupannya.
a. Mengetahui prinsip-prinsip dasar agama: Pembelajaran fiqih
membantu individu memahami prinsip-prinsip dasar agama Islam,
seperti tauhid, akhlak, dan akidah. Dengan memahami prinsip-
prinsip ini, individu dapat memahami konsep-konsep dasar agama
Islam dan dapat mempraktikkan ajaran-ajaran Islam dengan lebih
baik.
b. Menumbuhkan sikap bertanggung jawab: Pembelajaran fiqih juga
membantu individu menumbuhkan sikap bertanggung jawab,

5
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Mdrasah bab
VII, h. 20

17
karena ajaran-ajaran Islam menekankan pada pentingnya
menjalankan kewajiban-kewajiban agama dengan benar dan tepat
waktu.
c. Meningkatkan kesadaran spiritual: Pembelajaran fiqih juga dapat
meningkatkan kesadaran spiritual individu, karena ajaran-ajaran
Islam membimbing individu untuk selalu dekat dengan Allah dan
meningkatkan kualitas keimanan.
d. Memahami hubungan antara manusia dan Allah: Pembelajaran
fiqih juga membantu individu memahami hubungan antara
manusia dan Allah, sehingga individu dapat hidup sesuai dengan
tuntunan agama dan mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih
Ruang lingkup pembelajaran fiqih meliputi beberapa aspek, di
antaranya:
a. Hukum Islam: Pembelajaran fiqih meliputi pemahaman tentang
hukum-hukum Islam, seperti hukum sholat, zakat, puasa, haji,
jual beli, dan lain sebagainya. Hal ini mencakup pengetahuan
tentang tata cara pelaksanaan, ketentuan, dan hukum-hukum
yang terkait dengan masing-masing ibadah atau perbuatan.
b. Akidah: Pembelajaran fiqih juga meliputi aspek akidah, yaitu
pemahaman tentang keyakinan- keyakinan dasar Islam, seperti
tauhid, malaikat, kitab suci, nabi dan rasul, hari kiamat, dan
qadar. Pemahaman ini sangat penting sebagai landasan dalam
melaksanakan ibadah dengan baik.
c. Etika dan moral: Pembelajaran fiqih juga meliputi aspek etika
dan moral, yaitu pemahaman tentang perilaku dan tata krama
yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mencakup adab
berbicara, berpakaian, makan dan minum, bersosialisasi, dan
sebagainya.

18
d. Sosial: Pembelajaran fiqih juga meliputi aspek sosial, yaitu
pemahaman tentang hubungan antara individu dengan
masyarakat dan lingkungannya. Hal ini mencakup tata cara
berinteraksi dengan orang lain, hak dan kewajiban sosial, serta
pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
e. Ekonomi: Pembelajaran fiqih juga meliputi aspek ekonomi,
yaitu pemahaman tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam,
seperti jual beli, riba, zakat, wakaf, dan sebagainya. Hal ini
mencakup pemahaman tentang kegiatan ekonomi yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam Islam, serta
pemahaman tentang pentingnya berusaha dengan jalan yang
halal dan berkah.
Jadi, ruang lingkup pembelajaran fiqih sangat luas, mencakup
aspek-aspek kehidupan yang sangat penting bagi umat Islam untuk
dipahami dan dijalankan dengan benar dan sesuai tuntunan agama.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
menggunakan metode pengukuran dan analisis statistik untuk memperoleh
data dan menganalisis data secara numerik. Dalam penelitian kuantitatif,
data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen pengukuran berupa
angka atau skala numerik dan dianalisis dengan teknik statistik.
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis atau teori
dengan menggunakan data yang dapat diukur secara numerik. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian kuantitatif dapat berupa data primer atau
data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh
peneliti dengan menggunakan instrumen penelitian, seperti kuesioner atau
wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang sudah ada dan
dapat diambil dari sumber yang terpercaya, seperti data dari lembaga
pemerintah atau lembaga swasta.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik, seperti uji t, analisis regresi, dan analisis
varian. Hasil analisis data dapat digunakan untuk menguji hipotesis atau
teori, mengidentifikasi pola atau tren, atau membuat prediksi mengenai
suatu fenomena.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PKPPS Daarul Muttaqiin.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2023 sampai
tanggal 30 Mei 2023

20
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/ objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 6
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 12 A dan
kelas 12 B Madrasah Aliyah PPS Daarul Muttaqiin Bantur-Malang.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi


No Kelas Jumlah Siswa
1. 12 A 20
2. 12 B 22
Jumlah 24

2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan
keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan kata
lain sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Sampel selalu
mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil jika dibandingkan dengan
ukuran populasi. 7

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
1. Variabel Independen
Variabel Independen (variabel bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau timbulnya variabel
dependen terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran problem based learning.

6
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kuallitatif, R&D, (bandung:alfabeta,2018),hal80.
7
Durri andriani, dkk, metode penelitian, (tanggerang selatan:ut,2020), hal 4.4.

21
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih di PKPPSdrasah Aliyah PPS Daarul Muttaqiin.

X Y
Gambar 3.1 Paradigma Korelasi Sederhana

Keterangan:
X : Model Pembelajaran PBL
Y : Hasil Belajar Peserta Didik
E. Sumber Data
Sumber data adalah sumber atau tempat dimana data dapat
diperoleh atau diambil untuk keperluan penelitian atau studi tertentu.
Sumber data dapat berasal dari berbagai macam jenis dan bentuk data,
tergantung pada tujuan dan jenis penelitian yang dilakukan. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber Data Primer : data yang diambil langsung oleh peneliti dari
lokasi penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber
data primer berupa observasi lokasi penelitian dan kuesioner/ angket.
2. Sumber Data Sekunder : data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain
dan dapat diambil dari sumber tertentu, seperti jurnal ilmiah, dokumen
resmi, arsip, atau data publik. Adapun data sekunder dalam penelitian
ini berupa; dokumen, jurnal ilmiah, arsip, atau data publik.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penggalian data adalah metode atau cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data dari sumber data tertentu. Ada banyak teknik
penggalian data yang dapat digunakan dalam penelitian, dan pemilihan
teknik penggalian data yang tepat tergantung pada jenis dan tujuan

22
penelitian yang dilakukan. Berikut adalah teknik penggalian data yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Observasi : peneliti mengumpulkan data dengan cara mengamati
secara langsung atau secara tidak langsung perilaku, situasi atau
kejadian yang terjadi dalam lokasi penelitian.
2. Kuesinoner : peneliti mengumpulkan data dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan tertentu kepada responden melalui media cetak
ataupun online.
3. Analisis dokumen: peneliti mengumpulkan data dari dokumen tertentu
seperti dokumen resmi, arsip, atau sumber literatur sebagai referensi
dan penguat data penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Dalam penelitian ini
uji coba instrumen yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji
validitas ini berkaitan dengan sejauh mana angket dapat mengukur apa
yang mau diukur. Sebuah angket dapat dikatakan valid jika angket tersebut
dapat mengukur dengan tepat apa yang diukur. Kriteria pengujiannya
adalah jika nilai signifikansi >0,05 maka item dinyatakan tidak valid, jika
nilai signifikansi <0,05 maka item dinyatakan valid. Uji validitas
digunakan untuk mengukur kevalidan suatu instrumen. Dalam penelitian
ini untuk menguji validitas menggunakan aplikasi SPSS versi 25.0. adapun
langkah-langkahnya:

a. Ketik data di Microsoft Excel, kemudian buka SPSS


b. Pada halaman SPSSyang terbuka, klik Variable View. Selanjutnya
membuat variabel yaitu pada kolom Name baris pertama sampai

23
akhir ketik item 1, item 2 terakhir. Pada Decimals ganti semua
menjad 0. Untuk kolom-kolom lainnya biarkan sisan Default.
c. Langkah selanjutnya memasukkan data di halaman Data View,
dengan ini klik tab Data View. Iskan data pada variabel item 1,
item 2 dst sampai item terakhur, selanjutnya copy paste di halaman
Data View pada SPSS.
d. Selanjutnya melakukan analisis data, pada menu bar klik
Analyze>>Correlate >> Bivariate
e. Selanjutnya terbuka kotak dialog Bivariate Correlations.
Pindahkan semua variabel item 1 sampai item terakhir ke kotak
Variable. Untuk Correlation Coefficients biarkan terpilih Pearson
dan pada Test of Significance biarkan terpilih Two tailed.
f. Selanjutnya klik tombol OK, maka hasil output keluar.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur,
apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang.
instrumen kuisioner yang tidak reliabel maka tidak konsistensi untuk
pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya." Metode
pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas menggunakan batasan 0,6.
Jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Dalam penelitian ini untuk menguji
reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS versi 25.0, adapun langkah-
langkahnya:

a. Ketik data di Microsoft Excel, kemudian buka SPSS.


b. Pada halaman SPSS yang terbuka, klik Variable View. Selanjutnya
membuat variabel yaitu pada kolom Name baris pertama sampai
akhir ketik item 1, item 2 sampai item terakhir. Pada Decimals
ganti semua menjadi 0. Untuk kolom-kolom lainnya biarkan isian
default.

24
c. Langkah selanjutnya memasukkan data di halaman Data View,
dengan ini klik tab Data View Isikan data pada variabel itern 1.
item 2 dst sampai item terakhir, selanjutnya copy paste di halaman
Data View pada SPSS.
d. Selanjutnya melakukan analisis data, pada menu bar klik
Analyze>>Scale >> Reliability Analysis.
e. Selanjutnya klik tombol Statistics. Jika ingin menampilkan analisis
deskriptif tiap item maka beri tanda centang pada Item Jika sudah
klik tombol continue.
f. Pada kotak dialog sebelumnya klik tombol OK, maka hasil output
sebagai berikut.
Adapun ketentuan koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
No Nilai Cronbach Alpha Keterangan
1. 0,80-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,60-0,08 Tinggi
3. 0,40-0,60 Sedang
4. 0,20-0,40 Rendah
5. -1,00-0,20 Sangat Rendah

H. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, menyajkan data tiap variabel yang diteliti.
Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukakukan hipotesis yang telaah diajukan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam
peneitian ini, peneliti menggunakan Uji asumsi klasik diperlukan untuk
mengetahui apakah hasil estimasi regres yang dilakukan benar-benar bebas
dari adanya gejala heteroskedastisitas,gejala multikolinearitas,dan gejala
autokolerasi.

25
Uji yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas Residual
Uji normalitas residual digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuag regresi, nilai residual memiliki distribusi normal atau tidak.
Residual adalah nilai selisih antara variabel X dengan variabel Y.
Dalam metode regresi liner, hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai
random error (e) yang berdistribusi normal. Uji normalitas pada regresi
menggunakan metode One Kolmogorov Smirnow Z.
Adapun langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
a. Buka progam SPSS dengan klik ganda ikon SPSS pada dekstop
atau klik pada start menu.
b. Setelah terbuka kotak dialog SPSS for Windows maka klik Cancel
(karena ingin membuat data baru)
c. Pada halaman SPSS Statistic data editor klik Variable View
d. Untuk memasukkan variabel langkahnya sebagai berikut:
1) Pada kolom Name ketikkan y, pada Decimals ganti menjadi o,
pada Label ketik Hasil Belajar,dan pada Measure piilih Scale.
2) Pada kolom Name dibawahnya ketikkan x, pada Decimals ganti
menjadi o, pada Label ketik Model Pembelajaran Experiential
Learning, dan pada Measure pilih Scale.
3) Kolom-kolom lainnya biarkan isian default.
e. Setelah selesai memasukkan variabel maka selanjutnya klik Data
View.
f. Isikan data variabel y dan x (atau jika sudah membuat data di
progam Excel bisa copy paste ke SPSS)
g. Selanjutnya dicarl nilai residual terlebih dahulu dengan klik
Analyze>> Regression>> Linear.
h. Masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent dan Model
Pembelajaran Experientiel Learning ke kotak Independent (s).
i. Kemudian klik tombol Save.

26
j. Pada Residual, beri tanda centang pada Unstandartdized.
Kemudian klik Continue, pada kotak dialog selanjutnya klik OK.
Hiraukan hasil output, buka hasil output SPSS, akan ada tambahan
variabel Residual dengan nama RES_I.
k. Selanjutnya melakukan uji normalitas residual dengan cara klik
Analyze >> Nonparametric Test >> Legacy Dialogs >> I_sample
K_S.
l. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog One_Sample Kolmogorov-
Smirnov Tets.
m. Pindahkan variabel Ustandardized Residual ke kolom Test
Variabel List pada Test Distribution biarkan terpilih normal.
n. Klik tombol OK. Maka hasil output akan keluar.
Kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika signifikansi (Asyimp.sig) > 0,05 maka data residual
berdistribusi normal.
2) Jika signifikansi (Asyimp.sig) < 0,05 maka data residual
berdistribusi tidak normal.

2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah multikolnearitas, untuk
mendeteksi tidak adanya multikolnearitas dengan melihat nilai
Toleranse dan VIF pada hasil regresi linier. Karena pengujiannya
adalah jika Toleranse lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka
tidak terjadi multikolnearitas. Uji dalam penelitian ini menggunakan
SPSS. Adapun langkah-langkah:
a. Buka progam SPSS dengan klik ganda ikon SPSS pada dekstop
atau klik pada start menu.

27
b. Setelah terbuka kotak dialog SPSS for Windows maka klk Cancel
(karena ingin membuat data baru)
c. Pada halaman SPSS Statistic data editor klik Variabel View.
d. Untuk memasukkan variabel langahnya sebagai berikut:
1) Pada kolom Name ketikkan y, pada Decimals ganti menjadi 0,
pada label ketik Hasil Belajar, dan pada Measure pilih Scale.
2) Pada kolom Name dibawahnya ketikkan x, pada Decimals ganti
menjadi 0, pada Label ketik Model Pembelajaran Experientiel
Learning , dan pada Measure pilih Scale.
3) Kolom-kolom lainnya biarkan sisakan default
e. Setelah selesai memasukkan variabel maka selanjutnya klik Data
View.
f. Isikan data variabel y dan x (atau jika sudah membuat data di
progam Excel bisa copy paste ke SPSS)
g. Selanjutnya lakukan analisis regresi linier berganda yaitu klik
Analyze>> Regression>> Linear Selanjutnya akan terbuka kotak
dialog linier regression.
h. Pindahkan variabel y ke kolom Dependent dan dan variabel x ke
kolom Independent. Berganda kemudian klik tombol Statistic.
i. Pada kotak dialog “Linier Regresson Statistic” beri tanda centang
pada “collinearitas diagnostics”, kemudian klik tombol Continue.
Maka akan kembali ke kotak dialog sebelumnya, lalu klik tombol
OK. Hasil output pada tabel “coefficients” akan keluar.

1. Uji Heterosedastisitas
Heterosedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dan residual ada model regresi. Model regresi
yang baik mensyaratan tidak adanya masalah Heterosedastisitas. Uji
Heterosedastisitas menggunakan metode Spearman’rho. Adapun
langkah-langkahnya:

28
a. Buka progam SPSS dengan klik ganda ikon SPSS pada dekstop
atau klil pada start menu.
b. Setelah terbuka kotak dialog SPSS for Windows maka klik
Cancel (karena ingin membuat data baru)
c. Pada halaman SPSS Statistic data editor klik Variable View
d. Untuk memasukkan variabel langahnya sebagai berikut:
1) Pada kolom Name ketikkan y, pada Decimals ganti menjadai 0,
pada label ketik Hasil Belajar, dan pada Measure pilih Scale.
2) Pada kolom Name dibawahnya ketikkan x, pada Decimals ganti
menjadi 0, pada Label ketik Model Pembelajaran Experientiel
Learning , dan pada Measure pilih Scale.
3) Kolom-kolom lainnya biarkan sisakan default
e. Setelah selesai memasukkan variabel maka selanjutnya klik Data
View.
f. Isikan data variabel y dan x (atau jika sudah membuat data di
progam Excel bisa copy paste ke SPSS)
g. Selanjutnya klik Analyze>> Regression>> Linear Selanjutnya
akan terbuka kotak dialog linier regression.
h. Pindahkan variabel y ke kolom Dependent dan dan variabel y ke
kolom Independent. Selanjutnya klik tombol Save.
i. Pada kotak dialog “Linier Regresson Save” beri tanda centang
pada Unstandardized “pada Residual” kemudian klik tombol
Continue. Maka akan kembali ke kotak dialog sebelumnya, lalu
klik tombol OK.
j. Hiraukan hasil output regres yang di dapat, buka input data, maka
akan ada tambahan satu variabel bernama RES_I.
k. Selanjutnya untuk mendapat nilai Absolut Residual, caranya klik
Transform << Compute Variabel.
l. Pada target variable ketikkan ABS_RES, pada Numeric
Expresson ketikkan ABS (RES_). Lalu klik OK. Maka hasil input
akan ada tambahan variabel ABS_RES.

29
m. Selanjutnya lakukan kolerasi spearman’s Rho dengan cara klik
Analyze << Correlate << Bivariate.
n. Pindahkan variabel x dan ABS_RES ke kolom Variables.
Kemudian kepada “Correlaltion Coefficiets” beri tanda centang
pada Spearman dan hilangkan tanda centang pada Pearson.
Selanjutnya klik tombol OK. Hasil output akan keluar.
Kriteria pengujiannya:
a. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut
residual > 0,05 maka tidak terjadi masalah Heterosedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi Heterosedastisitas.
2. Uji Autokolerasi
Autokolerasi adalah keadaan dimana terjadinya kolerasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang
disusun menurut rentang watu. Model regresi yang baik
mensyaratksan tidak adanya masalah Autokolerasi. Dalam penelitian
ini untuk melaukan uji Autokolerasi adalah menggunakan uji
Durbi_Watson (DW test). Adapun langkah_langkahnya sebagai
berikut:
a. Buka progam SPSS dengan klik ganda ikon SPSS pada dekstop
atau klik pada start menu.
b. Setelah terbuka kotak dialog SPSS for Windows maka klik Cancel
(karena ingin membuat data baru)
c. Pada halaman SPSS Statistic data editor klik Variable View
d. Untuk memasukkan variabel langahnya sebagai berikut:
1. Pada kolom Name ketikkan y, pada Decimals ganti menjadai
0, pada label ketik Hasil Belajar, dan pada Measure pilih
Scale.
2. Pada kolom Name dibawahnya ketikkan x, pada Decimals
ganti menjadi 0, pada Label ketik Model Pembelajaran
Experientiel Learning , dan pada Measure pilih Scale.
3. Kolom-kolom lainnya biarkan sisakan default

30
e. Setelah selesai memasukkan variabel maka selanjutnya klik Data
View.
f. Isikan data variabel y dan x (atau jika sudah membuat data di
progam Excel bisa copy paste ke SPSS)
g. Selanjutnya klik Analyze>> Regression>> Linear
h. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog linier regression.
i. Pindahkan variabel y ke kolom Dependent dan dan variabel y ke
kolom Independent. Selanjutnya klik tombol Stastistics.
j. Beri tanda centang pada “durbin-watson”, kemudian klik tombol
Continue. Maka akan kembali ke kotak dialog sebelumnya, lalu
klik tombol OK. Hasil output pada tabel “Model Summary” akan
keluar.
Cara membaca output
a. Menentukan Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : Tidak terjadi Autokolerasi
Ha : Terjadi Autokolerasi
b. Menentukan taraf signifkansi
Taraf signifiasi menggunakan 0.05
c. Menentukan d (Durbin-Watson)
d. Menentukan nilai dl dan dU
Nilai dl dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson pada
signifikansansi 0,05 n = jumlah data, k adalah jumlah variabel
independen.
e. Pengambilan keputusan :
1. dU < DW < 4- Du maka Ho diterima (tidak terjadi autokoleras)
2. DW < dl atau DW > 4-dl maka Ho ditolak (terjadi autokolerasi)
3. Dl < DW < dl atau 4-da < DW < 4-dl maka tidak ada keputusan
yang pasti.
3. Uji Hipotesis
Uji Regresi Linier Sederhana adalah analisis yang digunakan
mengetehui hubungan antara variabel independen dengan variabel

31
dependen dengan menggunakan persamaan linier. Pendekatan Uji
Regresi Linier Sederhana digunakan untuk menguji pengaruh antara
variabel satu dengan variabel yang lain. Adapun langkah-langkah Uji
Regresi Linier Sederhana diantaranya:
a. Buka progam SPSS dengan klik ganda ikon SPSS pada dekstop
atau klik pada start menu.
b. Setelah terbuka kotak dialog SPSS for Windows maka klik Cancel
(karena ingin membuat data baru)
c. Pada halaman SPSS Statistic data editor klik Variable View
d. Untuk memasukkan variabel langahnya sebagai berikut:
1. Pada kolom Name ketikkan y, pada Decimals ganti menjadai
0, pada label ketik Hasil Belajar, dan pada Measure pilih
Scale.
2. Pada kolom Name dibawahnya ketikkan x, pada Decimals
ganti menjadi 0, pada Label ketik Model Pembelajaran
Experientiel Learning , dan pada Measure pilih Scale.
3. Kolom-kolom lainnya biarkan sisakan default
e. Setelah selesai memasukkan variabel maka selanjutnya klik Data
View.
f. Isikan data variabel y dan x (atau jika sudah membuat data di
progam Excel bisa copy paste ke SPSS)
g. Selanjutnya lakukan anlisis Regresi Linier Sederhana caranya klik
Analyze >> Regression >> Regression Linear .
h. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog linier regression.
i. Pindahkan variabel y ke kolom Dependent dan dan variabel x ke
kolom Independent (s). Selanjutnya klik tombol OK. Maka hasil
output akan keluar.
Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi :
a. Menentukan Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 : bl = 0

32
Artinya Model Pembelajaran Experiential Learning tidak
berpengaruh terhadap Hasil Belajar Peserta didik.
Ha : bl = 0
Artinya Model Pembelajaran Experiential Learning berpengaruh
terhadap Hasil Belajar Peserta didik.
b. Menentukan signifikansi
c. Pengambilan keputusan
Apabila signifikansi > 0,05 jadi H0 diterima
Apabila signifikansi < jadi H0 ditolak.

33
DAFTAR PUSTAKA

Al Asadullah Salahuddin dan Nurhalin. (2021). Peran Pendidikan Karakter dalam


Membentuk Kemampuan Berpikir Kritis Generasi Muda Indonesia: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, 1(1).
Andriani Durri, dkk.(2020) metode penelitian, 4.4.
Asrifah siti, arif alrahmat. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sdn Pondok Pinang 05: jurnal buana
pendidikan, 16(3).
Fauzia, H. A. (2018). Penerapan model pembelajaran problem based learning
untuk meningkatkan hasil belajar matematika SD. Primary: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1).
Hasanah uswatun,dkk. (2021). Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Prestasi Belajar Ips Smp Taruna Kedung Adem: jurnal pendidikan
ilmu nonformal, 7(1).
Hasanah, U., Sarjono, S., & Hariyadi, A. (2021). Pengaruh Model Problem Based
Learning Terhadap Prestasi Belajar IPS SMP Taruna Kedung
Adem. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(1).

Maryati Iyam. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada


Materi Pola Bilangan di Kelas VII SMP: Jurnal Mosharafah, 7(1).
Purnama sari intan. (2021). “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Di Kelas V SD Negeri 24 Kota Bengkulu”. Skripsi. Bengkulu:
IAIN Bengkulu.
Riduwan dan Sunarto. (2015). Pengantar Statistika untuk Penelitian:Pendidikan,
Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis.

Sri putri rini,dkk. (2019). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa: jurnal
pendidikan matematika, 8(2).
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatid dan R&D.

iii

Anda mungkin juga menyukai