Dosen Pembimbing
Dr Sahudi MHI, M.PdI
NIP. 19770412 200912 1001
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................6
D. Kajian Pustaka..................................................................................................7
BAB II
KONSEP EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN ISLAM
A. Konsep Evaluasi Pendidikan Islam.................................................................10
B. Tujuan Evaluasi Pembelajaran........................................................................17
C. Fungsi Dan Kegunaan Evaluasi Pembelajaran...............................................18
D. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran..........................................................21
E. Prinsip Evaluasi Pembelajaran........................................................................24
F. Sistem Evaluasi Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam................................26
G. Jenis-Jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran......................................................29
H. Langkah-Langkah Evaluasi............................................................................33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian.....................................................................................34
B. Pendekatan Penelitian.....................................................................................35
C. Metode Pengumpulan Data.............................................................................35
D. Metode Analisi Data.......................................................................................38
BAB IV Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di SMK
YKPP Sentani
A. Profil SMK YPKP Sentani..............................................................................40
B. Data Guru PAI di SMK YPKP Sentani..........................................................42
C. Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di SMK YPKP
Sentani masing-masing guru PAI...................................................................43
ii
D. Strategi penerapan Konsep Evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Islam di
SMK YPKP Sentani........................................................................................48
E. Strategi meminimalisir Hambatan Penerapan Konsep Evaluasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Islam di SMK YPKP Sentani................................50
F. Kontrol Penerapan Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di SMK
YPKP Sentani.................................................................................................52
1. Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam yang terlaksana
……………………………………………………………………….52
2. Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam yang tidak
terlaksana.................................................................................................53
G. Faktor Pendukung Evaluasi dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di SMK
YPKP Sentani.................................................................................................54
H. Faktor Penghambat Penerapan Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Islam di SMK YPKP Sentani..........................................................................55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................57
B. Rekomendasi/ Saran........................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
iii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah segala puji bagi Allah Subhana wa ta’ala yang telah
manusia tidak akan pernah mampu untuk menghitungnya. Sholawat serta salam
wasallam, beserta para keluarga, sabahat, tabi’in, tabi’ut dan a’lim ulama yang
senantiasa memperjuangkan agama Islam hingga saat ini. Tesis ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister pendidikan di Program
Pascasarjana Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung. Atas bantuan dan
ketulusan hati dari semua pihak maka skripsi yang berjudul “Pembelajaran
1. Bapak Dr. Sahudi S.HI., M.Pd.I., Selaku Dosen Mata Kuliah Evaluasi
Bapak Mahmudi, S.Pd, selaku Wakasek Humas, Ibu Dewi Muriati, S.Pd,
3. Ibu Nur Iriani, S.Pd dan Bapak Muhammad Bahri, S.Pd, selaku guru
informasi terkait judul peneliti yang di teliti yakni Konsep Evaluasi dalam
iv
4. Istri, orang tua, kakak dan adik serta keluarga besar yang telah mendukung
ke-7, yang telah mewarnai kehidupan penulis selama proses studi hingga
Meskipun demikian penulis berhadap bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dapat
Aamiin ya Rabbal’alamin…
Muslimin
NIM. 161920211120009
v
BAB I
PENDAHULUAN
menciptakan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara
masyarakat, negara, dan negara. Akhlak dan ketrampilan yang luhur (Pasal 1)
pelajaran (guru) dan mata pelajaran pembelajaran (peserta didik). Guru yang
yang sangat penting dan peran pionir untuk mendukung kelancaran kegiatan
1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahub 2003,
1
2
pembelajaran di sekolah.
yang dilakukan oleh guru merupakan evaluasi hasil belajar yang dirancang
suatu metode atau teknik untuk menilai perilaku peserta didik berdasarkan
psikologi dan kehidupan spiritual peserta didik. Karena citra pribadi yang
diharapkan oleh pendidikan Islam tidak hanya menjadi orang yang religius,
tetapi juga memiliki ilmu dan keterampilan untuk berbuat baik dan mengabdi
peserta didik heterogen, (2) waktu/jam pelajaran agama Islam terbatas, (3)
minat peserta didik lebih besar pada mata pelajaran lain, dan (4) sarana dan
sekolah harus merata, baik di daerah perkotaan maupun daerah yang sulit
terjangkau.
peserta didik agar dapat memahami dan melaksanakan ajaran Islam dalam
2
https://alamsyahhsb99.wordpress.com/2015/12/28/pengertian-ekstrakurikuler/, diakses
pada Kamis, 03 Maret 2022
3
hanya terpaut pada pengetahuan saja namun juga harus lebih menekankan pada
visi dan cakrawala yang lebih luas, mampu melintasi batas kelompok etnis atau
kesetaraan serta memahami aturan baru dalam kehidupan sosial berama baik
potensi yang ada pada siswa. Salah satu komponen yang menjadi sasaran
3
Ngainun N. dan A. Sauqi, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008), h. 205.
4
Yaya Suryana dan Rusdiana, Pendidikan Multikultural Suatu Upaya Penguatan Jati Diri
Bangsa (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 322
4
berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum
tingkah lakunya, maka evaluasi adalah salah hal yang sangat urgen untuk
mengajar.5
yang dirumuskan sudah tercapai, apakah aktivitas yang telah kita lakukan telah
mencapai sasaran, apakah sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi
harus memiliki persiapan dan kompetensi yang baik, baik dari segi
pembelajaran serta penguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup
Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Sekolah SMK YPKP adalah salah
sekitarnya karena sudah terbukti memiliki prestasi, baik non akademik dan
akademik.
memiliki perbedaan baik dari segi latar belakang. Seperti latar belakang sosial,
agama yang beragam yakni Kristen, Hindu dan Islam. Beliau menambahkan,
yang sangat tinggi terhadap perbedaan yang terlihat dari beberapa kegiatan
seperti PHBI dimana seluruh siswa-siswi baik yang muslim atau non muslim
Yang lebih menarik dan fenomenal lagi saat proses pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam baik muslim dan non muslim mengikuti
lainnya seperti SMA Al-Fatah YPKP, dan SMP YPKP. Hal ini sudah menjadi
seperti demikian. Sehingga antara muslim dan non muslim akan berbeda dalam
8
Muhaimin, Wawancara, (43 Tahun), Kepala Sekolah SMK YPKP Sentani, Senin 21
Februari 2022 Pukul 10.00 WIT
9
Tri Handayani, Wawancara, (37 Tahun), Penjamin Mutu SMK YPKP Sentani, Rabu,
Februari 2022, Pukul 10,00 WIT
6
baik dari penilaian secara tertulis dan tidak tertulis juga dari segi akhlak,
perilaku sehari-hari atau bahkan dari segi kognitif, afektif dan psikomotor akan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka dapat di
tarik beberapa tujuan penelitian diantarannya:
D. Kajian Pustaka
Terkait dengan tema penelitian tentang Konsep Evaluasi dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK YPKP sentani, ditemukan
sejumlah hasil penelitian yang senada antara lain:
Pertama, penelitian yang berjudul “Konsep Evaluasi dalam Pendidikan
Islam”, Karya Miftakhul Muthoharoh. Jurnal Tasyri’: (Vol 26, Nomor 2,
Oktober 2019), penelitian ini mengkaji beberapa indikator diantaranya sasaran
evaluasi dalam pendidikan Islam adalah sejauh mana loyalitas dan
pengabdian seseorang hamba kepada Allah SWT serta melaksanakan evaluasi,
seseorang evaluator harus memperhatikan prinsip-prinsip kontinuitas,
komprehenship, objektif baik diterapkan kepada diri sendiri maupun orang
lain, artinya penelitian ini mencakup secara umum. Sedangkan dalam
penelitian ini ialah mencoba menggali Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran
Pendidikan Islam di lembaga tertentu yakni di sekolah SMK YPKP Sentani.
Kedua, Penelitian berjudul “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Islam”. Karya Sawaludin. Jurnal Al-Thariqah (Vol 3 No. 1,
Januari – Juni 2018), penelitian ini mengkaji beberapa indicator, secara umum
membahas tentang evaluasi dalam pembelajaran pendidikan Islam, sedangkan
dalam penelitian ini lebih menekankan cara evaluasi dalam lembaga sekolah
yakni seorang guru mengevaluasi peserta didik dalam proses belajar mengajar
di SMK YPKP Sentani.
Ketiga, Jurnal yang ditulis oleh Ahmad Saifulloh & Imam Safii yang
berjudul “Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus di SMPN 2 Ponorogo)”10. Hasil
penelitian menunjukkan bahwasanya tahap perencanaan telah dirumuskan
dalam tahapan evaluasi. Secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran
10
Saifulloh, A., & Safi’i, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus di SMPN 2 Ponorogo). Educan : Jurnal
Pendidikan Islam, 1(1). https://doi.org/10.21111/educan.v1i1.1303
8
artikan dengan makna penafsiran atau penilaian. Yang kata kerjanya evaluate, di
artikan menaksir.13 Adapun makna evaluasi dalam bahasa arab disebut al-Thaqdir
pembelajaran.14
Evaluasi ialah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari segi
sesuatu dan evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau kegiatan
yang dilakukan dengan maksud untuk menentukan nilai dalam dunia pendidikan,
obyek.15
a. Al-Hisab/ al-Muhasabah
13
Eveline Siregar dan Hartini Nara,.Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia
Indonesia), h. 142
14
Anas sudijono, Pengantar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo, 2019), h. 1.
15
H. 1.
10
11
Terjemahnya:
“kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-
Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.” (Q.S al-Baqarah: 284)16
Terma al-Hisab/al-muhasabahi dianggap yang paling dekat dengan kata
yaitu suatu upaya mengoreksi dan menilai diri sendiri setelah melakukan
aktivitas).17
b. Al-Hukm
Terjemahnya:
“Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku,
ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: "Hai
kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”
c. Al-Fitnah
pengujian dan eksperimen. Jika dikatakan “ ”فتنت الذهب بالنارmaka itu berarti emas
itu diuji kadarnya. Menafsirkan maksud kata fitnah dalam surat al-Ankabut, al-
hal-hal yang disukai.18 Pengertian lain dari perkataan la yuftanun adalah “ألونX”اليس,
16
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul, 2015), h.
17
Al-Ghazali, Iḥya ‘Ulum al-Din. Kairo: (Dar al-Sya‟b, t.th.), h. 391.
18
Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Jami‟ Al- Bayan an Ta‟wil Ayi Al-
Qur‟an, penerjemah: Abdul Somad, Yusuf Hamdani, dkk, jilid 3, 12, 13, 21, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2008), h. 19
12
berat.20 Menjadikan sebuah kenikmatan itu sebagai sarana fitnah adalah hiperbola,
Dalam ayat ini juga terkandung pengertian bahwa ujian memiliki sifat
intensif atau terus menerus, bukan sesuatu yang baru atau tanpa perencanaan dan
ujian adalah sunnah Allah yang bersifat permanen atas ciptaan-Nya sejak masa
d. Al-Bala
Terjemahnya:
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun,(Q.S al-Mulk: 2).22
Secara bahasa al bala berarti “”االختبريكون بالخيروالشر, ujian yang bisa berupa
kebaikan dan keburukan. Dalam pengertian lain “ةXون محنXة ويكXون منحX”البالءيك.23 bala
itu bisa berupa anugerah maupun bencana. Al bala juga berarti “االختبارواالمتحنا ليعلم
برX ”ما يكون من حال المخت. Pengujian dan latihan untuk mengetahui hakikat sesuatu
19
Al-Mawardi, Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Habib, Kitab Al-Ahkam
AlSulthaniyyah, (Kuwait: Dar Ibnu Qutaibah, tt), h. 275
20
Abū Hilāl al-‘Askari, al-Furūq al-Lughawiyyah, versi CD: al-Maktabah al- Syāmilah,
edisi II.(t, tt), h. 217.
21
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir fi al-`aqidah wa asySyar`iah wa al-Manhaj, Suriah,
Juz. 22, (Damaskus : Darul Fikri, 1991), h. 38.
22
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul, 2015), h.
23
AzZubaidy. Murtadho, Taaj al Arus min Jawahir al Qamus, Vol 37, (Daar alHidayah:
t.th,) h. 20.
13
kehendak Allah dan musibah yang disebabkan oleh manusia itu sendiri.
Menurutnya perbedaan tersebut bisa dilihat dari penggunaan kata balaa dan
bisa bermakna selain hal tersebut sebelumnya juga bisa bermakna orang tersebut
memahami keadaan yang berlaku pada dirinya dan tidak memahami sesuatu
fitnah, maupun al bala memiliki tujuan untuk mengetahui hakikat dari sesuatu
yang diuji, pada diri manusia berarti mengetahui respon aspek pemikiran, hati
maupun sikap atau tindakan fisik atas ujian yang secara permanen diberikan baik
arti luas makna evaluasi sebagaimana yang dikutif oleh ngalim purwanto dalm
alternative-alternatif keputusan.26
24
Wahbah Az-Zuhaili, al-fiqh al-Islam wa Adillatuhu, (Darul-Fikr, Juz IX, 1418 H/1997
M), h. 38
25
Al-Ashfihani, al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, ed. Shafwan ‘Adnan al-Dawudi,
(Damaskus: Dar al-Qalam, 1412 H), Cet. I
26
M. Ngalim Purwanto,. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2009), h. 3.
27
Djemari Mardapi, , Evaluasi Penerapan Ujian Akhir Sekolah Dasar Berbasis Standar
Nasional, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13, (Nomor 2, 2009), h. 231
14
value judgement or decision is made from a variety of observations and from the
background and training of the evaluator” evaluasi adalah suatu proses dimana
pertimbangan atau keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar
pengukuran berbentuk skor (angka) yang kemudian skor ini dinilai dan ditafsirkan
seseorang atau suatu program. Dalam dunia pendidikan, menilai sering diartikan
sama dengan melakukan evaluasi. Perbedaan antara kedua kata tersebut terletak
suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang
2. Pengukuran
Pengukuran adalah proses pemberian bilangan atau angka pada objek-objek
terdiri dari aturanaturan tertentu untuk memberikan angka atau bilangan kepada
objek dengan cara tertentu pula sehingga angka itu dapat mempresentasikan
28
Ismanto. Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI), Edukasi: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 9, No. 2, Agustus 2014. h. 216
29
Ibid., h. 216
30
Purnomo, Edy, dan Sudji Munadi. "Evaluasi Hasil Belajar dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi di Sekolah Menengah Kejuruan." Cakrawala Pendidikan 2, 2005.
h. 265-266
15
penetapan suatu angka terhadap suatu subjek dengan cara yang sistematik. Jadi
pengukuran adalah memberi bentuk kuantitatif pada subjek, objek atau kejadian
Pada hasil pengukuran yang berupa angka/skor, objek yang diukur berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai satu kesatuan yang utuh yang
menunjukkan kualitas perilaku belajar dari peserta didik. Subjek dalam hal ini
menunjuk pada peserta didik, objek menunjuk kepada domain hasil belajar, dan
3. Penilaian
Penilaian merupakan suatu kegiatan untuk menentukan tingkat atau derajat
sesuatu objek atau kejadian yang didasarkan atas hasil pengukuran objek tersebut.
Kegiatan ini juga digunakan untuk menilai materi, program, atau kebijakan-
and programs, and educational policy” penilaian merupakan suatu proses yang
31
Op. Cit, h. 214
32
Ibid.,
33
Ibid.,
16
menentukan tingkat atau status, penafsiran dan deksripsi hasil pengukuran hasil
subjek didik yang hasilnya akan digunakan untuk keperluan evaluasi. 35 Penilaian
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Informasi adalah data yang
melakukan observasi kelas, menggunakan tes yang standar atau tes buatan guru,
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang
34
A.J Nitko,. Educational Assessment of Students, (New Jersey: Englewood Cliffs, 1996),
h. 4
35
Bambang Subali, Penilaian, Evaluasi,dan Remediasi Pembelajaran Biologi,
(Yogyakarta: Jurusan Biologi Fakultas MIPA, 2010), h. 3.
36
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), h. 1
17
menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru menilai
hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Guru dan supervisor merupakan
konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti
konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada level
peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan
3. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah,
kekurangannya.
ditetapkan sebelumnya.39
37
Ibid.,
38
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
211
39
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 53
18
belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan
Islam.
kelasnya.
40
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 163-164
19
5. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan
6. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport,
secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan
bila berbuat sebagaimana mestinya, selain itu juga dapat membantu seorang
2. Penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan oleh siswa;
manusia didik.
41
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009), h.
17
42
Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, (Bandung: Alumni, 1982), h. 212
43
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 167
44
Al-Rasyidin, dkk. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Praktis,
(Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 77-78
20
tugasnya
2. Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat
3. Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir
senantiasa berubah.
45
Abudin Nata, , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 308
46
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 213
21
Tuhannya.
masyarakat.
alam sekitarnya.
4. Sikap dan pandangannya terhadap diri sendiri selaku hamba Allah Swt,
proses evaluasi.47
evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka
Oleh sebab itui yang menjadi ruang lingkup evaluasi Pembelajaran yaitu:
47
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
213
22
sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari yang mudah
kepada yang sukar, dan mulai dari yang konkrit sampai dengan hal yang
abstrak.48
2. Sistem pembelajaran
a. Program pembelajaran
c. Hasil belajar
pembelajaran berlangsung;
48
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 21
23
d. Kompetensi Tamatan;
1. Valid
49
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009), h.
30
50
Ibid., 30
51
Op., Cit, h. 27-28
52
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), h. 225-226
24
tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi
2. Berorientasi
terarah.
sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu Evaluasi harus dilakukan
secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh
perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik
kontinuitas, karena dengan berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh
seseorang menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang
menguntungkan.
4. Menyeluruh (Komprehensif)
objek itu sebagai bahan evaluasi. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh,
kerja sama, tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S.
Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kemudian
5. Bermakna
53
Op., Cit, h. 31
25
Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh
Dalam melaksanakan, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Evaluasi
beriktiar. Semua peserta didik harus diberlakukan sama tanpa “pandang bulu”
guru juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu, sikap like and dislike, perasaan,
keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus
didasarkan atans kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil
7. Terbuka
sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang
8. Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi
9. Praktis
54
Ibid., h. 31
26
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan
Al-Baqarah: 155
Terjemahnya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.56
2. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah
55
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
163-164
56
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul, 2014), h.
445
27
Terjemahnya:
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-
Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang
ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia".57
Terjemahnya:
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan
Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah Kami
memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
57
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemanhya, h. 326
58
Ibid.,
59
Ibid.,
28
4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah
Terjemahnya:
“dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat
lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu
jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi yang beraktivitas buruk, seperti
Terjemahnya:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya pula.”
G. Jenis-Jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup sistem
belajar. menjelaskan ada empat jenis evaluasi penilaian hasil belajar yang dapat
60
Ibid.,
61
Ibid.,
29
1. Evaluasi Formatif,
kemajuan hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik selama proses belajar
yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses
belajar guru menjadi lebih baik.Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk
peserta didik. Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki
banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa ayat 28 “Allah hendak
pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, tercantum dalam QS. An-Nahl: 78,
sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu tidak dibiasakan. “Dan Allah
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian,
dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain, tercantum
dalam QS. Al-Insyirah: 7-8. “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
62
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, dan Prosedur), Cetakan
Kedelapan, Jakarta: Rosda Karya, 2016), h. 35-36
63
Yahya Qahar, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bursa FIP IKIP, 1972), h. 57
30
a. Fungsi, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang lebih baik
b. Tujuan, yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang materi yang
c. Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil kemajuan
pembelajaran.
31
2. Evaluasi Sumatif,
Istilah “sumatif” berasal dari kata “sum” yang berarti “total obtained by
terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu
semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum
dalam QS. Al-Insyiqaq ayat 19 “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat
(dalam kehidupan). Dan juga dalam QS. Al-Qamar ayat 49 yaitu “Sesungguhnya
apakah peserta didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah
ditetapkan atau belum. Tujuan penelian sumatif adalah untuk menentukan nilai
(angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai
sebagai angka rapor. Oleh sebab itu evaluasi dilakukan mengacu dan pada:
a. Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah
mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir
tahun.
b. Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir
tahunpada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu satuan pendidikan tertentu.
ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang mata pelajaran yang
diberikan.
32
selama satu catur wulan, semester atau akhir tahun pembelajaran pada setiap
peserta didik.
b. Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang sebenarnya,
didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan yang berarti dalam
4. Evaluasi Diagnostik
mengajar:
33
mata pelajaran tertentu (PAI). Sehingga kesulitan peserta didik tersebut dapat
diusahakan pemecahannya.
dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada satu mata
peserta didiknya.
H. Langkah-Langkah Evaluasi
Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi
64
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 225-226
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu
deskriptif berupa kata-kata baik tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak
bersifat kualitatif.66
mengangkat data yang ada di lapangan.67 Oleh karena itu, desain penelitian
kualitatif ini dipilih oleh penulis berdasarkan tujuan penelitian yang ingin
65
Lexi. J. Moeleong, Metodologi kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 3.
66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2019), hlm 17.
67
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Research, (Bandung: Tarsoto, 1995), hlm 58.
34
mendapatkan cara atau proses penerapan sekaligus cara penyelesaian
dalam bersilaturahim.
35
36
data-data yang diperlukan melalui temuan data di lapangan dengan mencari data-data
yang ada yaitu peneliti mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan masalah yang
peneliti bahas. peneliti mengumpulkan data pada saat covid-19 masuk ke daerah
B. Pendekatan Penelitian
Untuk menjawab fokus penelitian tentang penerapan dan penyelesaian, faktor
penghambat serta dampak/implikasi penerapan konsep evaluasi dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Maka peneliti turun langsung bersama dalam lingkungan
kehidupan mereka untuk meneliti sekaligus menganalisis data penelitian. Untuk menganalisis
penelitian ini diperlukan beberapa disiplin keilmuan sebagai landasan berfikir dan teoritis
antara lain keilmuan Studi Evalausi Pendidikan Agama Islam itu sendiri sebagai landasan
dasar, religius, sosial dan psikologis yang secara bersama-sama saling terjalin erat. Maka
pendekatan keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan edukatif.
sebagai berikut:
a) Observasi Partisipatif
Teknik ini menuntut adanya pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang dipakai dapat berupa lembar pengamatan,
silaturahim dalam keluarga atau lebih luasnya warga Kampung Harapan Sentani Timur.
bentuk, proses, dan faktor penghambat penerapan silaturahim mulai dari mengidentifikasi
keragaman warga di Kampung Harapan, sampai menemukan bentuk dan proses interaksi
antara warga satu dengan yang lain. Adapun hal-hal yang diamati antara lain sebagai berikut:
2) Keadaan fisik, yang meliputi situasi lingkungan dan sarana prasarana yang menunjang
Cara peneliti melakukan observasi yakni secara langsung. Peneliti juga sebagai salah
satu pengajar di SMK YPKP Sentani sehingga peneliti sedikit banyaknya mengetahui kondisi
di sana. maka temuan-temuan yang diobservasi tersebut lebih cepat sehingga memudahkan
b) Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) adalah suatu cara peneliti kepada informan untuk berdialog
serta mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada
responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
4) Ibu Nur Iriani, S.Pd dan Bapak Muhammad Bahri, S.Pd, selaku guru Pendidikan
Agama Islam
untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang di dalamnya menjadi semacam
muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber
data atau sebagai informan wawancara sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 69
1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
2) Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti.
69
Soehartono & Irawan, Metode Penelitian Social, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm 389-390.
38
semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah teknik wawancara dimana peneliti sudah
menyiapkan daftar pertayaan sehingga proses wawancara akan terarah dengan baik. Selain itu
peneliti memilih dan menyusun pertayaan dengan gaya dan kalimat yang tetap dan sesuai
dengan narasumber dan apabila peneliti hendak bertanya dari selain pedoman wawancara
lebih tepatnya di SMK YPKP Sentani dimana wilayah tersebut sebagai tempat penelitian,
maka peneliti menggunakan wawancara secara langsung (tatap muka) ataupun wawancara
c) Dokumentasi
yang tersimpan dalam bentuk arsip foto, sejarah kehidupan, sketsa dan sebagainnya. Data
berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di masa
silam.70 Metode dokumentasi penelitian berguna untuk mencatat dan mengkaji berbagai
dokumen atau arsip yang berhubungan dengan bentuk, strategi, dan faktor penghambat
strategi evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK YPKP Sentani, terdiri
atas dokumen dari warga sekolah, pendidik dan peserta didik, dokumentasi kegiatan-kegiatan
pendukung, peraturan-peraturan dan kebijakan yang diberlakukan di SMK YPKP Sentani.
Teknik ini akan memperkuat dalam menggali informasi dari sumber atau objek wawancara
dalam penelitian. Selain itu memudahkan peneliti agar menyimpan foto, arsip, atau dokumen
lainnya.
Penelusuran referensi adalah metode pengumpulan data di mana peneliti mencari dan
menelusuri berbagai referensi yang relevan baik dari buku, kamus, ensiklopedia, searching
google, Jurnal dan berbagai referensi yang berkaitan dengan bentuk evaluasi, proses, dan
faktor penghambat penerapan evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK
YPKP Sentani. Hasil dari metode penelusuran referensi ini kemudian dikutip secara langsung
70
Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, (Bandung:Alfabeta, 2019), hlm 314.
39
ataupun tidak langsung. Metode ini akan memperkuat dalam menggali informasi dari sumber
atau objek wawancara dalam penelitian, selain itu mempertegas peneliti untuk menyusun
penelitian ini.
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan
menurut Bogdan dan Tailor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang
disarankan oleh data dan sebagai data untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis
kerja itu.
Dari dua definisi di atas dapat disintesiskan menjadi: Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data.71. kemudian penelitian ini menggunakan dua analisis data sebagaimana di jelaskan
sebagai berikut:
data yaitu data reduksi, data display, dan penarikan kesimpulan. Berikut ketiga tahapan
tersebut akan peneliti uraikan di bawah ini:
a. Pengumpulan data
Kegiatan utama pada setiap penelitian adalah mengumpulkan data. Dalam penelitian
kualitatif pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau
yang diperoleh akan banyak. Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara umum
terhadap situasi sosial/objek yang diteliti, semua yang dilihat dan didengar direkam semua.
Dengan demikian peneliti akan memperoleh data yang sangat banyak dan sangat bervariasi.72
b. Mereduksi Data
71
Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm 280.
72
Sugiyono, Metode kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019), hlm 322.
40
Merupakan proses seleksi pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada
dalam buku catatan. Proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian dan saat
pengumpulan data. Data reduksi bagian dari analisis yang mempertegas, memperpendek,
membuat fokus dan membuang hal yang tidak penting, sehingga kesimpulan akhir dapat
diperoleh.
c. Mendisplay Data
Karena kemampuan peneliti terbatas sedangkan data begitu banyak, maka perlu dibuat
penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya berupa gambar, tabel, dan lain-lain
d. Penarikan kesimpulan
Sejak awal pengumpulan data, peneliti sudah mengerti tentang data-data yang
didapatkan. Kemudian data tersebut peneliti verifikasi untuk mendapatkan hasil riset yang
baik. Ketiga komponen analisis data tersebut aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses
pengambilan data sebagai proses siklus dan sifatnya saling terkait baik sebelum pada waktu
maupun sesudah pelaksanaan. Pengumpulan data yang bergerak data reduksi, data display,
Jika di gambarkan bagan analisis kualitatif menurut Miles dan Huberman yang dikutip
Koleksi Data
Display Data
(Penyajian Data)
Reduksi Data
Kesimpulan/
Verifikasi
BAB IV
Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di SMK YKPP Sentani
SMK YPKP Sentani adalah lembaga di antara beberapa lembaga pendidikan di bawah
naungan Yayasan Pondok Karya Pembangunan (YPKP). Dimana profil SMK YPKP sebagai
berikut:
1. Nama Lengkap : Sekolah Menengah Kejuruan YPKP Sentani
2. Tahun Pendirian Sekolah : 1979
3. Status Akademis : Disamakan Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah No. 024/C/Kep/I
/1995 tanggal 22 Maret 1995
4. NDS : Y01024201
5. NSS : 344250103003
6. Waktu Operasional Sekolah : Mulai jam 07.15 – 15.30 Wit
7. Jurusan Yang dimiliki : - Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
- Akuntansi dan Keuangan Lembaga
- Multimedia
- Asisten Keperawatan
8. Kepala Sekolah :
a. Nama Lengkap : Muhaimin, S.Pd.I., MM
b. Tempat Tanggal Lahir : Wonosobo, 1 Maret 1972
c. NIP : 19720301 199606 1 002
d. Pangkat/Golongan : Penata Tk.I, III/d
9. Alamat Sekolah : Jl. YPKP No. 51 Sentani – Jayapura Telp / Fax
(0967) 591171.
10. Yayasan Penyelenggara :
a. Nama Yayasan : Yayasan Pondok Karya Pembangunan
b. Tahun Berdiri : 20 Desember 1975
c. Akte Yayasan : Nomor 8 tanggal 14 Januari 1976
d. Alamat Yayasan : Jl. YPKP No. 51 Telp. 0967 593451 Sentani
Jayapura Papua
73
Mahmudi, Wawancara, Dokumen Sekolah, Waka Humas SMK YPKP, Sentani, Rabu 2 Maret 2022
41
42
a. Visi
b. Misi
pilihannya
terjadi di masyarakat.
43
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
e. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih
diminatinya;
f. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, Agar
1 Muh. Bahri, S.Pd. XII OTKP, AKL dan MM2 Guru PAI
Adapun data guru Pendidikan Agama Islam secara terperinci sebagai berikut:
a. Muhammad Bahri
Muhammad Bahri, lahir di Purwerojo, 25 April 1988, domisili Doyo Baru. Ia masuk
mengajar di SMK YPKP Sentani tahun 2014. Penulis memberikan tanda nama panggilan
MB. MB mengajar di kelas XII OTKP, AKL dan MM2. Dalam pengamatan penulis, ia
menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, serta dapat membantu permasalahan
pada guru lain jika terjadi. Di lain sisi, ia juga telah menjadi ASN di salah satu lembaga
b. Nur Iriani
Ibu Nur Iriani lahir di Biak, Hari Minggu tanggal 30 Agustus 1992, NI masuk di
SMK YPKP Sentani pada 05 Januari 2022, bersama penulis. NI mengajar di kelas X semua
jurusan dan kelas XI Askep 1 dan XI Askep 2. Dalam amanatan penulis, Ibu Nur Iriani
adalah sosok ibu guru yang terampil, elegan dan semangat dalam membimbing peserta
didik.
c. Muslimin
Muslimin dalam hal ini penulis sendiri lahir di Merauke, 05 Agustus 1995. Penulis
memasuki lembaga sekolah SMK YPKP Sentani pada tanggal 05 Januari 2021. Dalam
menjadi menjadi kewajiban penulis sekaligus guru PAI di SMK YPKP Sentani.
perkembangan, baik dari segi mata pelajaran, metode, dan lain sebagainaya. Begitupun
dengan perkembangan konsep evaluasi yang ada saat ini telah menunjukkan ke arah yang
lebih luas. Maka dalam konsep Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, harus merencakanan
pembelajaran sedemikian rupa agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Sebagaimana
ras, suku dan agama. Di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, peserta didik yang
non Muslim juga diikutkan dalam pembelajaran bahkan wajib untuk megikuti proses
“SMK YPKP sentani adalah lembaga naungan Yayasan Islam, mau tidak mau suka
tidak suka, peserta didik yang non muslim wajib mengikuti pembelajaran PAI.75
Hal tersebut senada apa yang dikatakan oleh Kepala SMK YPKP Sentani dimana
aturan antara peserta didik non muslim wajib mengikuti proses belajar mengajar sebagaimana
berikut:
“Iya mas, SMK YPKP Sentani memberlakukan seperti demikian, peserta didik
muslim ataupun non muslim wajib mengikuti pembelajaran PAI, karena itu sebuah
keharusan dan menjadi aturan yayasan”.76
Agama Islam di SMK YPKP Sentani dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku di
sekolah, tetapi semuanya akan dikembalikan kepada guru masing-masing mata pelajaran.
dengan kebijakan para guru PAI di sekolah tersebut yang tidak terlepas pada aturan sekolah,
seperti halnnya di SMK YPKP Sentani. Sebagaimana wawancara kepala SMK YPKP
Sentani:
“Karena peserta didik kita sangat multikultur, yakni dalam segi agama dan proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, non muslim juga diwajibakan untuk
mengikuti proses pembelajaran maka dalam evaluasi atau penilaian, akan
diserahkan kepada guru mapel tetapi sesuai dengan aturan yang ada di sekolah.”77
Konsep evaluasi dalam pembelajaran pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh
SMK YPKP Sentani menggunakan dengan cara penilaian dan pengukuran. Konsep penilaian
ini memiliki cakupan yang sangat luas, namun pada pembahasan ini akan membahas atau
mengkaji mengenai penilaian dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penilaian
74
Nur Iriani, Wawancara, (29 tahun) Guru PAI, Tanggal 01 Maret 2022
75
Nur Iriani, Wawancara, (29 Tahun), Guru PAI, tanggal 01 Maret 2022
76
Muhaimin, Wawancara, (44 Tahun), Kepala Sekolah, Tanggal 01 Maret 2022
77
Muhaimin, Wawancara, (44 Tahun), Kepala Sekolah, Tanggal 02 Maret 2022
46
hasil belajar terkait dengan prestasi atau hasil belajar siswa setelah mendapatkan materi yang
disampaiakan oleh guru. Peran penilaian sangat penting untuk menentukan langkah
tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran dan digunakan oleh guru dalam menentukan
tindakan selanjutnya apakah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau tidak. Penilaian
memiliki sifat yang individual bukan komparatif, berarti kooperatif bukan kompetitif.
Penilaian digunakan untuk mengidentisikasi hal-hal yang perlu perbaikan, dan berlangsung
terus menerus untuk memperbaiki pembelejaran. Dengan demikian maka peneliti mencoba
meramu konsep evaluasi pembelajaran yang diadopsi oleh SMK YPKP Sentani antara lain:
a. Pengukuran (measurement)
Pengukuran adalah sebuah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numeric dari suatu tindakan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik
tertentu.
b. Penilaian (assestment)
Penilaian adalah sebuah cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk
memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil peserta didik atau ragam
informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Penilaian adalah suatu pernyataan
berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik atau sesuatu. 78 Guru Pendidikan
Evaluasi menggunakan teknik non tes berarti melakukan evaluasi dengan cara tidak
melakukan tes, akan tetapi menilai secara keseluruhan yang meliputi kognitif, afektif, dan
psikomotor. Teknik non tes dapat dilakukan dengan cara pengamatan secara seksama,
78
Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 18.
47
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati.
Daftar cek dapat memungkinkan guru Pendidikan Agama Islam mencatat tiap-tiap kejadian
yang betapapun kecilnya, tetatpi dianggap penting. Ada bermacam-macam asspek perbuatan
yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian guru Pendidikan Agama Islam
sebgai observer tinggal memberikan tanda (v) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan
b) Tanya jawab
SMK YPKP Sentani melakukan evaluasi menggunakan teknik tanya jawab berarti
dengan cara bertatap muka langsung antara pendidik dan peserta didik. Untuk melihat apakah
kompetensi yang telah di sampaikan oleh guru kepada peserta didik telah tersampaikan.
Dengan Tanya jawab juga dapat memudahkan guru apakah materi telah diserap oleh peserta
c) Pengamatan (observasi)
Pengamatan adalah cara menghimpun berbagai bahan keterangan berupa data yang
dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena sebagai
sasaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, lapangan dan lingkungan sekitar.
“Untuk melakukan evaluasi atau penilaian non tes saya melakukan pengamatan
secara seksama pak, juga meminta penilaian dari teman sejawatnya, serta melihat
histori sosial dari setiap peserta didik. Sedangkan non tes dilakukan dengan cara
diagnostik, formatif, dan sumatif”79
Dengan demikian seorang guru wajib memiliki bekal yang mempuni untuk
menghadapi berbagai masalah yang dihadapi ketika peserta didik dihadapakan dengan
menyampaikan materi. Hal ini menjadi salah satu faktor keberhasilan guru dalam
79
Ibu Nur Iriani, Wawancara, (29 Tahun), Guru PAI, Tanggal 02 Maret 2022, Pukul 10.58 WIT
48
dalam evaluasi pembelajaran peserta didik merasa nyaman dan merasakan gembira di ajar
oleh guru Pendidikan Agama Islam, metode tersebut memenuhi unsur kreatif, inovatif, dan
solutif.
2) Teknik Tes
Tes sering dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang atau untuk
digunakan untuk mengukur prestasi seseorang. Dalam dunia pendidikan tes sangat sering
digunakan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu tes sering dilakukan bahkan hampir
SMK YPKP Sentani juga melaksanakan tes dalam proses pembelajaran, baik dalam
awal pembelajaran, pertengahan atau di akhir pembelejaran. Tes di bagi menjadi 3 macam
Pertama, evaluasi tes diagnostik. Tes ini bertujuan untuk melihat kelemahan-
kelemahan siswa. Ketika peserta didik memiliki kelemahan atau kekurangan maka guru
setengah dari penjelasan yang disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik, apakah sudah
memahami atau belum, kemudian guru Pendidikan Agama Islam menganalisis hasil tes
apakah peserta sudah memahami penyampaiannya atau belum dan guru Pendidikan Agama
Islam harus mengetahui penyebab-penyebab ketika peserta didiknya belum memahami
materi. Tes ini digunakan untuk mengambil sikap untuk menjelaskan kembali tentang materi-
materi yang disampaikan dengan metode atau cara lain selain metode yang digunakan di awal
pembelajaran.
Kedua, evaluasi tes formatif. Dalam tes belajar ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh peserta didik telah memahami materi yang diberikan pendidik ke peserta didik
dalam jangka waktu tertentu. Tes ini juga dapat dikatakan tes diagnosis akhir yaitu tes
dilakukan oleh guru ketika proses pembelajaran akan berakhir yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang disamapaikan pendidik.
Tes ini seperti biasa yang telah diketahui bersama yakni ulangan harian, ulangan tengah
semester dan lain sebagainya. Selanjutnya apakah peserta didik diberikan perbaikan atau
49
melakukan perbaikan terhadap guru PAI itu sendiri dalam penggunaan metode ketika
Ketiga, evaluasi tes sumatif. Tes ini dilakukan ketika semua program pembelajaran
dianggap selesai dalam jangka waktu tertentu. Pada dunia pendidikan tes sumatif
dilaksanakan dua kali dalam setengah tahun yaitu, tes tengah semester dan ter akhir semester,
hal ini juga dilakukan oleh SMK YPKP Sentani dan guru PAI juga akan membuat dan
melaksanakan evaluasi tes sumatif ini. Tes sumatif juga dapat diberikan ketika siswa dalam
tahap akhir sekolah misalnya ujian akhir sekolah. Tes ini juga untuk menentukan melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, selain itu tes ini juga berfungsi untuk menyampaikan
informasi hasil belajar serta tingkat kemajuan peserta didik selama proses pembelajaran
Dengan demikian evaluasi dalam proses pembelajaran inilah yang menjadi dasar guru
PAI untuk menilai ataua mengevaluasi dalam prosses pembelajaran. Selain itu, proses
evaluasi dalam pembelajaran juga dapat dilakukan melalu guru-guru bidang studi untuk
melihat perilaku, etika, sopan santun dari peserta didik, dari sana juga guru PAI dapat
“Sebenarnya tidak dalam proses pembelajaran PAI saja dalam mengevaluasi dalam
pembelajaran, namun sebagai dasar evaluasi tambahan saya bekerja sama dengan
guru bidang studi dari setiap mapel untuk mencari informasi terkait peserta didik,
baik dari perilaku, etika sopan santun dan tatakrama. Karena bagian tersebut adalah
bentuk dari implementasi materi dari PAI itu sendiri pak.”80
D. Strategi penerapan Konsep Evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Islam di SMK
YPKP Sentani
Strategi dalam penerapan Konsep dalam pembelajaran Pendidikan Islam di SMK
YPKP Sentani tidak terlepas pada aturan dari lembaga tersebut, dimana guru sebelum
melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas, maka guru Pendidikan Agama Islam telah
membuat tugas pokoknya. Seperti Program Tahunan, Program Semester dan Rencana
80
Ibu Nur Iriani, Wawancara, (29 Tahun), Guru PAI, Tanggal 01 Maret 2022, Pukul 08.00 WIT.
50
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal itu didapatkan sebagaimana wawancara bersama guru
Pendidikan Islam:
“guru itu wajib memiliki senjata, senjatanya guru ya Prota, Prosmes dan RPP, inilah
yang menjadi dasar dalam proses pembelajaran, baik dalam pembelajaran berlangsung
atau dalam penialaian atau evaluasi dilakukan.”81
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan saat ini tidak
menentu karena kondisi dan situasi, yakni adanya wabah covid 19, sehingga SMK YPKP
Sentani memberlakukan dua sesi. Satu minggu untuk pertemuan sesi satu dan minggu
selanjutnya untuk pertemuan sesi dua. Hal tersebut dilakukan karena sesuai surat edaran
bupati Kabupaten Jayapura. Sehingga terkadang dilakukan pembelajaran daring. Namun ada
beberapa strategi dalam penerapan evaluasi dalam pembelajaran pendidikan Islam di SMK
Rencana yang cermat Guru harus merencanakan sebelum Diharapkan peserta didik
1 mengenai kegiatan turun mengajar baik, dari Prota, dapat aktif dalam proses
mencapai sasaran Promes, dan RPP. dan sudah pembelajaran.
menyiapkan metode yang variatif
dan menyenangkan
Ilmu dan seni dalam Guru harus memiliki cara, metode Cara, metode yang
2 proses pembelajaran yang beragam, dan seni untuk menyenagkan, tidak
memikat hati peserta didik agar membosankan.
senang mengikuti pembelajara PAI
Tempat yang baik Guru mengatur ruangan, dan tempat Mengatur tempat duduk,
3 duduk peserta didik dengan baik dan mengatur peserta didik
merata
Rencana yang cermat menjadi salah satu kesuksesan evaluasi dalam pembelajaran
guru membuat program tahunan, membuat program semester dan merencakan pelaksanaan
pembelajaran sesuai materi yang akan di ajarkan atau per Kompetensi Dasar (KD). Kemudian
evaluasi dalam pembelajaran, guru harus memiliki ilmu yang mempuni dan seni yang
menarik sehingga ketika dalam pembelajaran tidak monoton. Dan terakhir yakni mengatur
81
Muhammad Bahri, Wawancara, (34 Tahun), Guru PAI, Tanggal 02 Maret 2022, Pukul 09.30
51
tempat yang baik sesuai dengan kebutuhan. Misalnya peserta didik yang pintar dan kurang
pintar di gabung dalam pekerjaan kelompok sehingga peserta didik yang bisa dapat
membantu peserta didik yang belum bisa memahami materi yang disampaikan guru.
proses belajar di dalam kelas terlaksana dengan baik. guru menyampaikan materi dan pesrta
didik menanggapi, atau bahkan bertanya kepada guru jika ada materi yang belum paham, atau
bahkan peserta didik dapat memberikam komentar terkait materi yang disampaikan oleh guru
bidang studi tersebut. Dikatakan guru sukses dalam proses belajar mengajar juga, dapat
mengatur kelas dengan baik, pencahayaan, tata bangku dan meja, tata letak peserta didik, dan
sebagainya. Namun ketika pendidik dihadapkan dengan begitu banyak permasalahan, seperti
halnya dalam proses evaluasi dalam Pendidikan Islam khususnya di SMK YPKP Sentani,
Berdasarkan hal tersebut di perkuat kembali oleh guru PAI kelas 12 Bapak
pembelajaran dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan workshop atau pelatihan, dan saat
pembelajaan, alat evaluasi, LKS dan lain sebagainya dalam mengevaluasi pembelajaran.
82
Nur Iriani, Wawancara, (29 Tahun), Guru PAI, Tanggal 14 Maret 2022, Pukul 08.38 WIT
83
Muhammad Bahri, Wawancara (34 Tahun), Guru PAI, Tanggal 14 Maret 2022, Pukul 08.00 WIT
52
53
Evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Islam yang sudag terlaksana dapat dilihat
a. Pendahuluan Pembelajaran
proses pembelajaran, karena pada kegiatan pendahuluan guru akan memberikan apersespsi
dan motivasi kepada peserta didik. Selain pemberian apersepsi dan motivasi, guru juga
memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat bahwa guru selalu memberikan apersepsi dan
motivasi kepada peserta didik begitupun dalam penyampaian kompetensi dan rancangan
Kegiatan inti pembelajaran merupakan inti pembelajaran bagi pendidik dan peserta
didik untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Pada kegiatan inti pembelajaran,
aspek-aspek kegiatan inti pembelajaran. Aspek penguasaan materi guru Pendidikan Agama
telah dilaksanakan dengan baik atau dalam kategori selalu melakukan. Penerapan strategi
pembelajaran yang mendidik menunjukkan atau dalam kategori ini selalu menerapkan.
Pendekatan saitifik rata-rata guru Pendidikan Agama Islam menjalankan atau dalam kategori
ini selalu menerapkan. Penerapan pembelajaran tematik terpadu dan pemanfaat sumber
belajar atau media pembelajaran guru kurang optimal dalam melaksanakan artinya kurang
dimanfaatkan. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran guru selalu mengajak peserta didik
atau dalam kategori ini selalu melibatkan peserta didik. Aspek penggunaan bahasa yang baik
dan benar dalam pembelajaran guru melaksanakan atau dalam hal ini selalu menngunakan
bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan pembelajaran penutup merupakan rangkaian yang terakhid dari proses
belajar mengajar. Pada kegiatan penutup biasanya guru melakukan kegiatan refleksi dan
Berdasarkan tabel di atas, guru PAI SMK YPKP Sentani dalam kegiatan penutup
pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam melaksanakan atau dalam kategori ini selalu
Guru Pendidikan Agama Islam telah menjalankan proses belajar mengajar telah
sesuai dengan aturan dan kebijakan yang berlaku di SMK YPKP Sentani, baik dari proses
awal membuka pembelajaran sampai pada penutup. Awal pembelajaran guru memimpin dan
meminta siswa untuk membuka pembelajaran, kemudian guru mengabsen kehadiran siswa.
55
Setelah itu guru memberikan apersepsi atau menyampaikan materi sebelumnya sebelum
melanjutkan materi selanjutnya. Kegiatan inti, proses ini guru menyampaikan materi yang
saat ini disampaikan, seperti halnya menyampaikan tentang hormat dan patuh pada orang tua
dan guru. Kemudia kegiatan penutup, sebelum guru menutup pembelajaran, yang harus
dilakukan guru adalah guru bersama siswa membuat kesimpulan bersama-sama, dan
terkadang guru mengetes siswa secara acak menanyakan materi yang disampaikan saat itu.
Terlepas dari kegiatan di atas guru juga terkadang mengalami kendala sehingga ada
pembelajaran yang tidak terlaksana, atau evaluasi pembelajaran yang belum terlaksana. salah
satunya dalam mengevaluasi peserta didik, terkadang nilai Pendidikan Agama Islam, yang
notabene Muslim mendapatkan nilai lebih rendah dari non Muslim. Hal ini sebagaimana
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, bukan hanya peserta didik muslim, akan tetapi non
dihadapi oleh guru dalam mengevaluasi yakni saat penilaian/evaluasi berlangsung, selain itu
saat penyampaian materi Pendidikan Agama Islam, yang bersifat privat, seperti tentang
aqidah. Menjadi delimatis bagi guru Pendidikan Islam itu sendiri karena peserta didik yang
muslim tidak bisa mendapatkan nilai KKM daripada yang non muslim. Walaupun tidak
di SMK YPKP Sentani, penulis ingin membahas beberapa elemen yang tidak dapat terlepas
dalam dunia pendidikan saat ini. Evaluasi pembelajaran tidak dapat terlepas pada 3 elemen.
84
Muhammad Bahri, Wawancara, (34 Tahun) via WhatsApp, Hari Selasa, 15 Maret 2022 Pukul 20.59
56
mendidik moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral
dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi
diri sendiri maupun orang lain. Kedua, revitalisasi pengetahuan Humaniora, pengetahuan
yang berhubungan dengan budaya, kemanusiaan, dan nilai-nilai spiritual ini bisa dianggap
kalah pamor dikalangan generasi muda bangsa. Banyak yang lebih menyukai pengetahuan
eksakta dan teknis yang bisa mengarahkan mereka ke hal-hal praktis serta menghasilkan skill
untuk bekerja. Akan tetapi, jika generasi muda Indonesia mengabaikan pengetahuan budaya,
kemanusiaan, dan religi, mereka akan mudah terpengaruh budaya luar. Dan ketiga,
optimalisasi teknologi kemajuan sebuah bangsa sering diukur dengan seberapa canggih
bangsa tersebut, baik itu dalam mengadopsi maupun mencipta sebuah teknologi. Apalagi
dalam proses belajar mengajar saat ini tidak dapat meninggalkan teknologi, karena perubahan
zaman maka pembelajaran dapat dilakukan melalui Zoom Meeting, Cloudx, dan Classroom.
Adapun factor yang mendukung dalam evaluasi pembelajaran di SMK YPKP Sentani
yakni sarana dan prasaran yang memadai dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Selain
tahunan dan semester, mengembangkan silabus dan RPP, serta menciptakan lingkungan yang
pasti menemui kelebihan dan penghambat, adapun faktor penghambat dalam menerapkan
evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Islam di SMK YPKP Sentani diantaranya minimnya
pengalaman guru dalam mengikuti kegiatan pelatihan tentang evaluasi pendidikan Islam,
MGMP dan KKG, kemampuan guru dalam memilih metode, media dan model evaluasi
tidak mau ikut tapi tidak aktif MGMP disini pak, ada lagi media dan model yang
kurang memadai.”85
Dari wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kurangnya pelatihan-
pelatihan yang di laukan guru, tidak adanya organisasi MGMP PAI yang menampung dan
membina, serta belum bisanya dalam memanfaatkan TIK. Sehingga penulis dapat
memberikan catatan tersendiri. Yakni guru harus mencari dan mengikuti pelatihan-pelatihan
85
Nur Iriani, Wawancara, (29 Tahun), Guru PAI, Rabu 16 Maret 2022 pukul 10.33 WIT
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh guru
selama proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa,
selain untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi hendaknya
memperhatikan konsep dasar evaluasi yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Konsep dasar evaluasi yang harus dikuasai oleh pendidik (guru) ataupun calon
pendidik (calon guru) adalah pengertian dasar tentang evaluasi, tujuan evaluasi,
karakteristik evaluasi, teknik-teknik evaluasi, dan terakhir macam-macam alat evaluasi
yang telah diuraikan di atas. Tanpa mengetahui konsep dasar evaluasi seorang pendidik
(guru) tidak akan dapat menyusun suatu alat evaluasi. Untuk itu diperlukan pemahaman
yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi.
Konsep evaluasi yang dilaksanakan oleh guru PAI meliputi evaluasi diagnostic,
formatif, dan sumatif, selain itu guru PAI juga menerapkan evaluasi dalam pembelajaran
antara lain: penilaian dalam apersepsi dan motivasi, penyampaian kompetensi dan
rancangan kegiatan bagi pendidik, penguasaan materi pelajaran, strategi pembelajaran,
pendekatan saintifik, pemanfaatan sumber belajar, pelibatan peserta didik, penggunaan
bahasa yang baik, dan penutupan pembelajaran.
B. Rekomendasi/ Saran
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk menambah kazanah keilmuan dalam bidang
pendidikan Islam khususnya tentang konsep evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Islam
di SMK YPKP Sentani. Penulis mengharapkan dalam penelitian ini dapat di teliti lebih
mendalam bagaimana konsep evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Islam yang ideal,
yang dapat diterapkan oleh semua lembaga, baik lembaga Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah (SMP) dan Sekolah Atas (SMA/K/MA). Harapannya semoga tulisan ini dapat
58
DAFTAR PUSTAKA
A.J Nitko,. Educational Assessment of Students, New Jersey: Englewood Cliffs, 1996.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008.
Abū Hilāl al-‘Askari, al-Furūq al-Lughawiyyah, versi CD: al-Maktabah al- Syāmilah, edisi
II.(t, tt), h. 217.
Abudin Nata, , Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.
Al-Ashfihani, al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, ed. Shafwan ‘Adnan al-Dawudi, (Damaskus:
Dar al-Qalam, 1412 H), Cet. I
Al-Ghazali, Iḥya ‘Ulum al-Din. Kairo: Dar al-Sya‟b, t.th.
Al-Mawardi, Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Habib, Kitab Al-Ahkam AlSulthaniyyah,
Kuwait: Dar Ibnu Qutaibah, tt.
Al-Rasyidin, dkk. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Praktis,
Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Jami‟ Al- Bayan an Ta‟wil Ayi Al-Qur‟an,
penerjemah: Abdul Somad, Yusuf Hamdani, dkk, jilid 3, 12, 13, 21, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2008.
AzZubaidy. Murtadho, Taaj al Arus min Jawahir al Qamus, Vol 37, Daar alHidayah: t.th.
Bambang Subali, Penilaian, Evaluasi,dan Remediasi Pembelajaran Biologi, Yogyakarta:
Jurusan Biologi Fakultas MIPA, 2010.
Djemari Mardapi, , Evaluasi Penerapan Ujian Akhir Sekolah Dasar Berbasis Standar
Nasional, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13, (Nomor 2, 2009).
Eveline Siregar dan Hartini Nara,.Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
https://alamsyahhsb99.wordpress.com/2015/12/28/pengertian-ekstrakurikuler/, diakses pada
Kamis, 03 Maret 2022
Ismanto. Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI), Edukasi: Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam. Vol. 9, No. 2, Agustus 2014.
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul, 2014.
Lexi. J. Moeleong, Metodologi kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
M. Ngalim Purwanto,. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009.
59
Mahmudi, Wawancara, (36 Tahun), Dokumen Sekolah, Waka Humas SMK YPKP, Sentani,
Rabu 2 Maret 2022
Miftakhul Muthoharoh, Konsep Evaluasi dalam Pendidikan Islam, Jurnal Tasyri’: Volume
26, Nomor 2, Oktober 2019.
Muhaimin, Wawancara (44 Tahun), Kepala Sekolah, Tanggal 01 Maret 2022
Muhammad Bahri, Wawancara (34 Tahun), Guru PAI, Tanggal 14 Maret 2022, Pukul 08.00
WIT
N Mulyaningsih, Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Dengan
Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Idea Press 2018)
Ngainun N. dan A. Sauqi, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008.
Nur Iriani, Wawancara, (29 Tahun), Guru PAI, tanggal 01 Maret 2022
Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982.
Purnomo, Edy, dan Sudji Munadi. "Evaluasi Hasil Belajar dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi di Sekolah Menengah Kejuruan." Cakrawala Pendidikan 2,
2005.
Ramadhan, S. (2017). Evaluasi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Ibnul
Qayyim Putri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 2(1), 39–
50. https://doi.org/10.25299/althariqah.2017.vol2(1).
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Saifulloh, A., & Safi’i, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus di SMPN 2 Ponorogo). Educan :
Jurnal Pendidikan Islam, 1(1). https://doi.org/10.21111/educan.v1i1.1303
Sawaluddin, Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam, Jurnal Al-Thariqah
Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2018.
Soehartono & Irawan, Metode Penelitian Social, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, Bandung:Alfabeta, 2019.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Research, Bandung: Tarsoto, 1995.
Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Tri Handayani, Wawancara, 42 Tahun, Penjamin MutU SMK YPKP Sentani, Rabu, Februari
2022, Pukul 10,00 WIT
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2007
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahub 2003,
Wahbah Az-Zuhaili, al-fiqh al-Islam wa Adillatuhu, (Darul-Fikr, Juz IX, 1418 H/1997 M)
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir fi al-`aqidah wa asySyar`iah wa al-Manhaj, Suriah, Juz.
22, Damaskus : Darul Fikri, 1991.
Yahya Qahar, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bursa FIP IKIP, 1972.
60
Yaya Suryana dan Rusdiana, Pendidikan Multikultural Suatu Upaya Penguatan Jati Diri
Bangsa, Bandung: Pustaka Setia, 2015.
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, dan Prosedur), Cetakan Kedelapan,
Jakarta: Rosda Karya, 2016.
61
Lampiran-Lampiran
62
Bersama Penjamin Mutu SMK YPKP Sentani
Ibu Tri Handayani
63