DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................................5
1.6 Definisi Operasional............................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN TEORI...................................................................................................7
2.1 Aktivitas Belajar Peserta Didik............................................................................7
2.2 Model Problem-Based Learning (PBL)..............................................................7
2.3 Etnomatematika.................................................................................................13
2.4 Hipotesis Tindakan............................................................................................15
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................................16
3.1 Bentuk Penelitian...............................................................................................16
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................18
3.3 Subjek Penelitian...............................................................................................18
3.4 Instrumen Penelitian..........................................................................................19
3.4.1 Perangkat pembelajaran...........................................................................19
3.4.2 Silabus.....................................................................................................19
3.4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..............................................19
3.4.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).......................................................19
3.5 Instrumen Pengumpulan Data............................................................................19
3.5.1 Lembar Pengamatan................................................................................20
3.5.2 Tes Hasil Belajar.....................................................................................20
3.6 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................20
3.6.1 Teknik Pengamatan.................................................................................20
3.6.2 Teknik Tes Hasil Belajar.........................................................................20
3.7 Teknik Analisis Data.........................................................................................21
3.7.1 Analisis Data Kualitatif...........................................................................21
3.7.2 Analisis Data Kuantitatif.........................................................................21
3.7.3 Analisis Ketercapaian KKM....................................................................21
3.7.4 Analisis Rata-Rata (Mean) Hasil Belajar.................................................22
3.8 Kriteria Keberhasilan Tindakan.........................................................................23
3.8.1 Terjadi Perbaikan Proses Pembelajaran...................................................23
3.8.2 Terjadinya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik............24
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................................25
4.1 Simpulan............................................................................................................25
4.2 Saran..................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................26
LAMPIRAN.........................................................................................................................29
DAFTAR GAMBAR
Gambar.3. Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK............................................16
Gambar i. Sesi Wawancara bersama Ibu Kunalfi Reza Luthfiana, S. Pd..................31
BAB 1
PENDAHULUAN
2.3 Etnomatematika
Pada lingkungan masyarakat modern saat ini, matematika adalah salah satu mata
pelajaran yang sangat penting di sekolah. Namun, melakukan pembelajaran
matematika dan memberikan ilmu pengetahuan pada peserta didik dengan optimal
merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Hal yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan daya nalar peserta didik melalui pembelajaran matematika berbasis
budaya yang juga dikenal sebagai istilah etnomatematika (Sulaiman, 2019: 62).
D’Ambrosio pada tahun 1985 memperkenalkan suatu istilah etnomatematika. Ia
menggunakan istilah tersebut untuk menyebutkan suatu matematika yang berbeda
dengan matematika sekolah. Menurut D’Ambrosio dalam Rosa, M & Oray. D. C.
secara bahasa, awalan “ethno” diartikan sebagai sesuatu yang sangat luas yang
mengacu pada konteks sosial budaya, termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, mitos,
dan symbol. Kata dasar “mathema” cenderung berarti menjelaskan, mengetahui,
memahami, dan melakukan kegiatan seperti pengkodean, mengukur,
mengklasifikasi, menyimpulkan, dan pemodelan, akhiran “tics” berasal dari techne,
dan bermakna seperti teknik (Nasryah & Rahman, 2019: 1-2).
Berdasarkan definisi tersebut, menurut Nasryah & Rahman (2019: 5),
etnomatematika juga dapat diartikan sebagai matematika yang dipraktikkan oleh
kelompok budaya seperti masyarakat perkotaan dan perdesaan, kelompok buruh,
anak-anak dari kelompok usia tertentu, masyarakat adat, dan lainnya.
Marsigit (2016) dalam penelitian Rohayati, dkk (2017: 2) berpendapat bahwa
Etnomatematika adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memahami bagaimana
matematika diadaptasi dari sebuah budaya dan berfungsi untuk mengekspresikan
hubungan antara budaya dan matematika. Menurut Suripah, dkk (2021:29)
etnomatematika merupakan ilmu yang diterapkan untuk memahami matematika yang
diadaptasi berdasarkan budaya masyarakat tertentu. Wahyuni, dkk (2013: 116)
menyatakan bahwa Etnomatematika merupakan jembatan matematika dengan
budaya, etnomatematika mengakui adanya cara-cara berbeda dalam melakukan
matematika dengan aktivitas masyarakat.
Sumber-sumber yang telah dipaparkan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
Etnomatematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara matematika dan
budaya suatu masyarakat yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan memperoleh
pengetahuan lebih terhadap keterkaitan antara matematika dan budaya.
Etnomatematika merupakan salah satu pendekatan yang diterapkan oleh guru
dalam pembelajaran matematika. Etnomatematika adalah ilmu yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana matematika disesuaikan dengan suatu budaya.
Etnomatematika menggunakan budaya yang ada di sekitar peserta didik dalam
pembelajaran matematika. Hal tersebut merupakan salah satu cara yang dianggap
dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih kontekstual sehingga peserta didik
merasa bahwa matematika dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Etnomatematika menyediakan lingkungan pengajaran yang membuat pembelajaran
lebih memotivasi dan lebih baik sehingga peserta didik memiliki minat yang besar
untuk belajar matematika. Etnomatematika yang digunakan dan berkembang di
masyarakat dan sesuai dengan budaya yang melingkupi peserta didik dapat dijadikan
sebagai pusat proses pengajaran. Pendapat ini didukung oleh berbagai penelitian
yang menunjukkan bahwa etnomatematika berdampak positif terhadap pembelajaran
matematika. Pembelajaran matematika yang menerapkan budaya Melayu dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada konsep
bilangan, pecahan, dan geometri. Selain itu, etnomatematika menghadirkan situasi
baru; pembelajaran matematika dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di
luar kelas dengan berinteraksi dengan budaya setempat (Fitrianawati, dkk. 2020: 2).
Abi (2016: 5) dalam tulisannya mengatakan walaupun semua bentuk
etnomatematika secara umum dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran tetapi jika
tidak dikemas secara baik justru membuat proses pembelajaran matematika menjadi
terhambat. Maka dari itu perlu adanya penelitian yang lanjut dan juga lebih
mendalam untuk membahas konsep-konsep matematika dalam sebuah kebudayaan,
adanya pengembangan bahan ajar berbasis etnomatematika yang berikutnya diukur
tingkat miskonsepsinya dalam pembelajaran.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan, maka hipotesis yang
digunakan dalam penelitian adalah Model Problem-Based Learning (PBL) dapat
memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan aktivitas peserta didik pada
materi bangun datar.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu
untuk memperbaiki proses belajar di kelas. (Muslich, 2012: 14). Dengan
melaksanakan tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru dapat menemukan
solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam empat langkah utama
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Empat langkah
yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut
dengan istilah siklus.
Adapun siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada penelitian ini dimodifikasi
dari Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2014: 16) sebagai berikut:
Gambar.3.i Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK
Pada saat melakukan penelitian, peneliti melakukan refleksi awal yaitu: mencari
kekurangan dan hambatan yang terjadi di kelas tersebut dan menemukan tindakan
yang sesuai seperti yang telah dikemukakan pada pendahuluan. Setelah itu akan
dilakukan perencanaan. Masing-masing tahap pada siklus dalam penelitian berisikan:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap ini peneliti
mempersiapkan materi pokok kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), membentuk kelompok, mengembangkan silabus, LKPD,
mempersiapkan Ulangan Harian (UH) 1 dan 2, mempersiapkan lembar pengamatan,
mempersiapkan hadiah sebagai bentuk penghargaan dan semua yang diperlukan
dalam penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahapan pelaksanaan tindakan harus diupayakan sesuai dengan perencanaan
pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada proses
pembelajaran secara terstruktur mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Dalam tahap ini rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Problem-Based Learning (PBL) dalam pembelajaran kooperatif akan diterapkan.
c. Pengamatan
Pengamatan ditujukan untuk memantau proses yang terkait dengan perilaku
peserta didik, perilaku guru, dan interaksi antara guru dengan peserta didik, serta hal-
hal penting lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas, interaksi, dan
kemajuan belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, agar dapat melihat tindakan apa
saja yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Problem-Based Learning (PBL). Pengamatan
bertujuan untuk mengamati apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar
tindakan yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi yaitu mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau
dampak dari tindakan, kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran yang
dilakukan. Refleksi dilakukan setelah tindakan berakhir yang merupakan perenungan
kembali atas dampak dari proses pembelajaran yang dilakukan. Dengan cara ini
peneliti dapat melihat kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan, serta
hasil refleksi ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk merencanakan tindakan baru
pada siklus yang kedua.
Pelaksanaan siklus kedua juga dilakukan dalam 4 kali pertemuan atau 8 jam
pelajaran dengan alokasi waktu 4x45 menit. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus
kedua ini relatif sama dengan siklus pertama, dengan memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada pada siklus pertama berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan
siklus pertama.
Yang menjadi fokus utama dalam siklus kedua ini adalah mengupayakan
semaksimal mungkin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Problem-
Based Learning (PBL) dengan baik sehingga hasil belajar peserta didik dapat
meningkat. Kemudian peserta didik yang kurang aktif pada siklus pertama
diupayakan jalan keluarnya supaya aktif.
ss
KI = ×100
SMI
Keterangan:
KI : Ketentuan Individu
SS : Skor Hasil Belajar Peserta Didik
SMI : Skor Maksimal Ideal
Sedangkan persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
JST
KK = × 100 (Rezeki, 2013: 59)
JS
Keterangan:
KK : Persentase Ketuntasan Klasikal
JST : Jumlah Peserta Didik yang Tuntas
JS : Jumlah Peserta Didik Keseluruhan
Peserta didik dikatakan tuntas secara individual pada penelitian ini apabila
peserta didik mencapai kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memperoleh
nilai ≥ 80. Kemudian persentase ketuntasan klasikal sebelum tindakan, pada
siklus I dan siklus II dibandingkan. Apabila terjadi peningkatan maka dikatakan
tindakan berhasil.
3.7.4 Analisis Rata-Rata (Mean) Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar peserta didik pada penelitian ini dapat dilihat dari
rata-rata hasil belajar peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan cara
membandingkan rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum tindakan (skor
dasar) dan setelah tindakan (UH 1 dan UH 2). Apabila rata-rata hasil belajar
peserta didik pada Ulangan Harian (UH) 2 meningkat dari skor dasar dan rata-
rata hasil belajar matematika pada Ulangan Harian (UH) 1, dengan demikian
maka hasil belajar peserta didik meningkat. Rumus yang digunakan untuk
menghitung rata-rata adalah:
X=
∑X (Setyosari, 2012:
N
236)
Keterangan:
X : Nilai yang Diperoleh Individu
N : Banyaknya Individu
4.1 Simpulan
Dengan pemaparan permasalahan yang di temukan di lapangan dan disertai
dengan alternatif penyelesaiannya, dapat di simpulkan bahwa permasalahan yang
menghambat keefektifan pelaksanaan pembelajaran di SMP YLPI Pekanbaru ialah
kurangnya daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran matematika dan hal ini
penyebab peserta didik kurang memiliki motivasi dan keaktifan dalam proses
pembelajaran.
4.2 Saran
Idealnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru benar-benar sesuai
dengan apa yang di harapkan oleh peserta didik dan juga sesuai dengan kondisi
peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abi, Alfonsa M. 2016. Integrasi Etnomatematika dalam Kurikulum Matematika
Sekolah. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia. Vol 1, No. 1, Hlm 1-6.
Arikunto, S., Suhardjono & Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fitrianawati, Sintawati, Marsigit, Retnowati. 2020. Pedagogical content knowledge of
mathematics student-teacher in developing ethnomathematics-based lesson
plans. Ethnomathematics Journal. Vol 7, No. 1, Hlm 1-12.
Hamalik, O. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ismoyo, Tejo. 2021. Monograf Implementasi Model Pakem Berbantuan Multimedia
untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Buddha (PAB).Solok: Penerbit Insan Cendikia Mandiri.
Koentjaraningrat. 1974. Pengantar Antropologi. Jakarta: Akasara Baru.
Kurniawan, D. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta.
Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda karya.
Mirdanda Arsyi. 2019. Mengelola Aktivitas Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kalimantan Barat: PGRI Kalbar danYudha English Gallery.
Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rezeki, Sri; dkk. 2013. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Matematika. Vol 3, No. 2,
Hlm 53-63.
Royani & Saufi, M. 2016. Problem Based Learning: Solusi Pembelajaran Matematika
yang Pasif. Jurnal Pendidikan Matematika (Volume 2 Nomor 2).
Sa’ada, Y. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Berbasis Cerita Rakyat
Melayu Riau di Sekolah Dasar. Skripsi . FKIP UIR. Pekanbaru
Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT Raja grafindo
Persada.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovativ dalam Kurikulum
2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Suripah, Marsigit, Rusli. 2021. Ethnomathematics: Exploration Of Mathematical
Concepts In Riau Malay special food. Math Didactic: Jurnal Pendidikan
Matematika, 7(1), 28-38.
Suyono & Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Wahyuni A, Ayu Aji W.T, Budiman S. 2013. Peran Etnomatematika dalam
Membangun Karakter Bangsa. Prosiding.
---------------------------
Amalia & Wahyudi. 2019. Matematika 4. Depok: Dar el lim Awiad. Matematika 4
(Ebook) - Google Books
Aryanti. 2020. Inovasi Pembelajaran Matematika Di SD (Problem Based Learning
Berbasis Scaffolding, Pemodelan Dan Komunikasi Matematis). Sleman:
Penerbit Deepublish. Inovasi Pembelajaran Matematika Di SD (Problem Based
Learning Berbasis Scaf... - Google Books
Darta, I. K. 2020. Upaya meningkatkan hasil belajar fisika melalui model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Marga. Indonesian Journal of Educational Development,
1(2), 229-239. https://zenodo.org/record/4003999. Diakses 15 Juli 2022.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di Arti kata akulturasi -
KamusBesar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 20 Juli 2022.
Mahendradhani, Gusti Ayu Agung Riesa. 2021. Problem-Based Learning di Masa
Pandemi. Bali: Nilacakra. Problem-Based Learning di Masa Pandemi - Google
Books
Nurbaiti. 2022. Pembelajaran Matematika berbasis Problem Based Learning.
Pekalongan: Penerbit NEM. Pembelajaran Matematika berbasis Problem Based
Learning - Google Books
Nurbaiti.2022. Pembelajaran Matematika berbasis Problem Based Learning.
Pekalongan: Penerbit NEM.Pembelajaran Matematika berbasis Problem Based
Learning - Google Books
Sulaiman, Herri. 2019. Aktivitas Matematika Berbasis Budaya Pada Masyarakat
Pesisir Di Pasar Ikan Gebang Kabupaten Cirebon. MaPan : Jurnal Matematika
dan Pembelajaran. Vol 7, No. 1, Hlm 61-73.
https://doi.org/10.24252/mapan.2019v7n1a5
Trygu. 2020. Studi Literatur Problem Based Learning untuk masalah Motivasi bagi
siswa dalam Belajar Matematika. Tuban: Spasi Media. Studi Literatur Problem
Based Learning untuk masalah Motivasi bagi siswa da... - Google Books
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional [Online]. Tersedia di
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-tahun-2003. Diakses
15 Juli 2022.
Yustina & Mahadi, Imam. 2021. Problem Based Learning (PBL) Berbasis Higher
Order Thinking (HOTS) Melalui E-Learning. Klaten: Penerbit Lakeisha.
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS HIGHER ORDER
THINKING (HOTS) MELALUI ... - Google Books
LAMPIRAN
A. Hasil Wawancara
Adapun hasil yang saya dapatkan pada wawancara kepada ibu Kunalfi Reza
Luthfiana, S. Pd pada Selasa, 3 Januari 2023 adalah sebagai berikut.
1. Kelas berapa saja yang ibu ajar selama tahun ajaran ini?
Jawaban: “Saat ini saya mengajar pada kelas VII dan VIII.”
2. Untuk di kelas yang ibu ajar ada berapa siswa di dalamnya?
Jawaban: “Untuk kelas VII 1 ada 17 siswa, kelas VII 2 ada 18 siswa, pada kelas
VIII 1 ada 14 siswa dan VIII 2 ada 15 siswa.”
3. Saat ini berapa KKM pada mata pelajaran matematika?
Jawaban: “KKM saat ini adalah 80”
4. Dengan KKM yang ibu tentukan, apakah siswa mampu mencapai atau melebihi
nilai tersebu?
Jawaban: “Beberapa siswa mampu mencapai maupun melebihi nilai KKM yang
telah ditentukan. Tetapi, sebagian besar siswa sebenarnya belum bisa mencapai
KKM tersebut.”
5. Pada saat ini, kurikulum apa yang ibu gunakan?
Jawaban: “Kurikulum yang saat ini saya gunakan adalah kurikulum 2013
Revisi.”
6. Metode seperti apa yang ibugunakan pada proses pembelajaran?
Jawaban: “Metode yang saat ini saya terapkan pada pembelajaran adalah
metode PBL, metode ceramah, metode diskusi (tanya jawab).”
7. Dengan metode yang ibu terapkan, apakah proses pembelajaran dapat berjalan
lancar?
Jawaban: “Untuk menggunakan metode PBL, proses pembelajaran masih belum
bisa berjalan dengan lancar. Tetapi, dengan metode ceramah dan diskusi (tanya
jawab) proses pembelajaran alhamdulillah berjalan dengan lancar.”
8. Perangkat apa saja yang ibu gunakan saat proses pembelajaran?
Jawaban: “Pada proses pembelajaran saya menggunakan perangkat
pembelajaran seperti silabus, RPP, buku cetak, dan LKPD.”
9. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, apa kendala yang ibutemukan?
Jawaban: “Adapun kendala yang saya temui pada saat proses pembelajaran
berlangsung adalah kurangnya motivasi belajar siswa, hanya beberapa siswa saja
yang aktif. Sedangkan yang lainnya kurang aktif.”
10. Secara umum, bagaimana prestasi belajar matematika siswa yang ibu ajar?
Jawaban: “Ya, Alhamdulillah ada beberapa anak yang sesuai dengan apa yang
diharapkan”
11. Selama ibu mengajar, apakah sudah pernah menyelipkan nilai-nilai budaya
melayu Riau pada proses pembelajaran?
Jawaban: “Selama pembelajaran sepertinya saya belum pernah menyelipkan
nilai-nilai budaya melayu Riau, tetapi lebih sering menghubungkan pembelajaran
matematika yang ada dengan kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajaran
saya juga selingi dengan game matematika.”
12. Apakah ibu mengetahui tentang etnomatematika?
Jawaban: “Ya, saya mengetahui tentang etnomatematika.”
B. DOKUMENTASI