Kelompok 1
Anindya Cahya 05051281924058
Henry Valent Noel Moldena 05051281924029
Muhammad Iqbal 05051181924001
Sri Sugiarti 05051281924071
Veronitta Hodifa 05051181924007
Viola Maharani Windy Putri 05051281924017
i Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu wata’ala karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nyalah, kami dapat menyelesaikan Tugas Fisika Kimia mengenai Parameter
Fisika Air pada Kekeruhan di semester tiga ini dengan baik dan lancar.
Dengan selesainya makalah ini, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Penyusun juga berharap kritik dan saran bagi para pembaca yang membangun agar bisa
lebih baik lagi kedepannya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih sehingga makalah ini bisa
dimengerti dan bermanfaat serta menginspirasi bagi pembaca.
Penulis
ii Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................................................. 2
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kekeruhan ......................................................................................................... 3
2.2. Faktor Terjadinya Kekeruhan ............................................................................................. 3
2.2.1. Faktor Biotik .................................................................................................................... 3
2.2.2. Faktor Abiotik .................................................................................................................. 4
2.3. Jenis-jenis Kekeruhan ......................................................................................................... 4
2.4. Alat Pengukur Kekeruhan ................................................................................................... 4
2.5. Pengaruh Kekeruhan pada Ikan .......................................................................................... 5
2.6. Fenomena Perairan Keruh di Indonesia .............................................................................. 7
BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 8
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 8
3.2. Saran ................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Gambar 2.4. Turbidy Meter TU900 ........................................................................................... 5
Gambar 2.6.1. Perairan Keruh di Laut Bangka Sulawesi Utara ................................................ 6
Gambar 2.6.1. Perairan Keruh di Desa Parangharjo .................................................................. 7
Gambar 2.6.3. Perairan Keruh di Sungai Enim Sejak 2014....................................................... 7
iv Universitas Sriwijaya
1
BAB 1
PENDAHULUAN
v Universitas Sriwijaya
1.2. Tujuan
1.2.1. Mahasiswa mengetahui semua yang berkaitan dengan kekeruhan diberbagai perairan
1.2.2. Mahasiswa mengetahui pengaruh kekeruhan air terhadap ikan
1.2.3. Mahasiswa mengetahui faktor penyebab terjadinya kekeruhan di perairan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kekeruhan
Kekeruhan adalah banyaknya sinar yang diserap atau terserap oleh partikel dan organisme
pada perairan dimana tingkat kedalaman pencahayaan matahari yang semakin keruh suatu badan
air maka semakin menghambat sinar matahari masuk kedalam air. Kekeruhan juga merupakan
ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air baku dengan
skala NTU (Nephelometrix Turbidity Unit) atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU
(Formazin Turbidity Unit). Tingkat kekeruhan air biasa disebut Turbiditas yang mana dinyatakan
pula dalam unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter SiO2. Turbiditas juga biasa diukur
dengan turbidimeter atau nephelometer yang berprinsip pada hamburan sinar dengan peletakan
detektor pada sumber cahaya. Tingkat kekeruhan atau turbiditas ini ditunjukkan dengan satuan
pengukuran yaitu NTU (Nephelometric Turbidity Units). Berdasarkan ketentuan dari Badan
Kesehatan Dunia air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal
kekeruhan air bersih menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 adalah 25 skala NTU
(Nephelometric Turbidity Unit). Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi sebanding dengan
peningkatan konsentrasi kekeruhan dan berbanding terbalik dengan kecerahan. Keberadaan total
padatan tersuspensi di perairan mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam
badan air. Nilai kecerahan suatu perairan berhubungan erat dengan penetrasi cahaya matahari ke
dalam badan air. Kekeruhan menyebabkan air menjadi seperti berkabut atau ketika cahaya
berbenturan dengan partikel di dalam air. Jika level kekeruhan rendah maka sedikit cahaya yang
akan dihamburkan dan dibiaskan dari arah asalnya (Peslinof, 2013).
6x Universitas Sriwijaya
Sungai Badeng menjadi keruh dikarenakan terjadinya bencana longsor di Gunung Raung
dimana terdapat belasan hektare lahan di lereng pegunungan yang longsor karena hujan deras
sehingga berdampak pada perairan warga yang mengakibatkan warga harus mandi dan mencuci
di rumah tetangga atau keluarganya (Saksono, 2018).
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah Parameter Kualitas Air dalam Kekeruhan adalah sebagai
berikut:
1. Penyebab kekeruhan air faktor biotik diantaranya yaitu partikel organik yang koloid yang
berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak, phytoplankton, zooplankton, dan organisme
mikroskopis lainnya.
2. Penyebab kekeruhan air faktor abiotik diantaranya yaitu materi suspensi benda-benda halus
yang disuspensikan seperti tanah liat, tanah lempung, endapan lumpur, bencana alam, dan
bahan yang dihasilkan oleh buangan industri serta tambang.
3. Kekeruhan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup ikan karena membuat rendahnya
kandungan oksigen terlarut dan terganggunya pandangan ikan saat mencari makanan.
4. Jika level kekeruhan rendah maka sedikit cahaya yang akan dihamburkan dan dibiaskan dari
arah asalnya.
5. Semakin besar total suspensi solid yang terdapat dalam air maka akan semakin besar
turbiditasnya.
3.2. Saran
Sebaiknya ketika melakukan pengukuran tingkat kualitas air pada kekeruhan air
menggunakan alat Turbidimeter harus lebih teliti agar didapat hasil yang maksimal. Pada
fenomena alam perairan keruh di Indonesia seharusnya pemerintah dapat menangani masalah ini
dengan sigap karena ini sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat terutama biota yang ada
di perairan untuk melangsungkan kehidupan.
Djokosetiyanto dan Hardjojo. 2005. Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Universitas Terbuka:
Jakarta.
Orlando, M., Kasoep, W., dan Desta Yolanda, D. 2020. Sistem Monitoring dan Penjernihan Air
Berdasarkan Derajat Keasaman (PH) dan Kekeruhan Pada Bak Penampungan Air
Berbasis Internet of Things Mario. Journal on Computer Hardware, Signal Processing,
Embedded System and Networking. 1(1): 17-22.
Peslinof, M. 2013. Desain Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Air Menggunakan Sistem Sensor Serat
Optik. Tesis Universitas Andalas. Padang.
Saksono, B. 2018. Sungai di Empat Kecamatan Masih. (Online). https://radarbanyuwangi.jawa
pos.com/read/2018/04/05/62518/sungai-di-empat-kecamatan-masih-keruh. (Diakses pada
tanggal 13 September 2020).
Saturi. 2015. “Inilah Kondisi Pulau Bangka Setelah Kehadiran Tambang.” (Online).
https://www.mongabay.co.id/2015/03/23/inilah-kondisi-pulau-bangka-setelah-kehadiran-
tambang/amp/. (Diakses pada tanggal 13 September 2020).
Taufiq, N. 2009. Analisis Tingkat Kekeruhan Air Das Jeneberang Sebagai Sumber Air Baku
Pam Somba Opu . Jurnal Chemica. 10 (1):44-49.
Wadu, R., Bungin, Y., dan Panggalo, I. 2017. “Rancang Bangun Sistem Sirkulasi Air pada
Akuarium/bak Ikan Air Tawar Berdasarkan Kekeruhan Air Secara Otomatis”. Jurnal
Ilmiah Flash. 3(3):1-9.
Zuhri, A. 2014. “Air Sungai Enim Keruh dan Kotor.” (Online). https://palembang.tribunnews.
com/amp/2014/08/14/air-sungai-enim-keruh-dan-kotor. (Diakses pada tanggal 13
September 2020).