Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA
KARBOHIDRAT

Ulfa Mustofia Nur


05051281924068

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O.
Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan
mereka. Salah satu perbedaan utama antara tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat
diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya
polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut
aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat
tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida
(Fessenden, 2010).
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau
turunannya. Selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida
yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum
Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu
menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon.Penting bagi kita untuk lebih
banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, karena ia
sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya
(Fessenden,2010).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel
dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua
molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida.
Karbohidrat juga merupakan sumber energi yang terdiri atas unsur-unusr C, O,
dan H (Manruw, 2010).
1.2. Tujuan
Mampu mengetahui pengertian dari karbohidrat dan mampu mengetahui
jenis-jenis karbohidrat melalui uji molish, uji benedict, dan uji iodium.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Reaksi Molish


Reaksi molish adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini
efektif untuk berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau
substitusi furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk
kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan memberikan
warna ungu pada larutan. Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui
adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch,
seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat . Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan
dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakraida jenis pentose oleh
asam sufat pekat menjadi furfural dan golongan heksona menghasilkan hidroksi-
metilfurfural. Pereaksi Molisch yang terdiri atas α-naftol dalam alcohol akan
bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monsakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan
golongan heksona menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch yang
terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu (Sulistyowati, 2010).
Reaksi ini berlaku untuk segala jenis karbohidrat baik dalam bentuk bebas
maupun terikat. Dasarnya adalah pembentukan furfural atau turunan-turunan dari
karbohidrat yang disebabkan daya dehidrasi asam pekat terhadap karbohidrat.
Dengan alpha naftol, maka furfural akan membentuk senyawa yang berwarna
ungu. Reaksi ini tidak spesifik terhadap karbohidrat, akan tetapi hasil reaksi yang
negative menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung
karbohidrat. Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi
monsakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat
menjadi furfural dan golongan heksona menghasilkan hidroksi-metilfurfural.
Pereaksi Molisch yang terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (Purba, 2017).
2.2. Reaksi Yodium
Pada umumnya polisakarida dengan larutan yodium akan membentuk ikatan
yang berwarna. Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati
dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru.
Pati dengan iod memberikan warna biru yang disebabkan oleh komponen amilosa.
Amilopektin memberikan warna lembayung merah dengan iod. Pentosa dan
polisakarida yang mengandung pentose menghasilkan warna ungu merah dengan
floroglusinol dalam asam hidroklorida. Ketosa dapat dideteksi dengan
memanaskannya dengan asam hidroklorida dan resorsinol yang memberikan
warna merah. Fruktosa dan fruktan memberikan warna merah jika dipanaskan
dengan urea dalam asam hidroklorida pekat. Cara uji lain untuk golongan
karbohidrat tertentu didasarkan pada daya mereduksi tidak khas seperti reaksi
dengan larutan Fehling, larutan Benedict, perak nitrat beramonia, asam
dinitrosalisilat basa, dan sebagainya (Sulistyowati, 2010).
2.3. Reaksi Benedict
Uji benedict dalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula
pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi
sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi
secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida,
sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti
bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi
Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk
menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen
Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi
oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga
sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan Benedict. Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang
mempunyai gugus aldehida atau keton, dengan membentuk cupro-oksida, endapan
yang berwarna merah bata. Larutan Benedict terdiri dari kupri-sulfat, natrium
karbonat dan natrium citrate (Sirajuddin, 2011).
BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Pratikum Protein dilaksanakan pada hari Jum’at, 13 November 2020 pukul
15.30 WIB s/d 16.45 WIB di Laboratorium THP Indralaya dan via Zoom.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum Protein adalah berikut: 1) Tabung
reaksi, 2) Gelas beaker 3) Pengaduk kaca, 4) Pipet Volume 10 ml, 5) Kompor
listrik, 6) Bola hisap. 7) Pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah 1)
Asam sulfat, 2) Larutan karbohidrat (tepung/pati), 3) NaOH, 4) Larutan dekstrin,
5) Larutan benedict , 6) Eter, 7) Alpha nafthol 5%, 8) Larutan yodium, 9) Larutan
sukrosa, 10) Larutan laktosa, 11) Larutan amilum, 12) Hcl, 13) Air.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja dalam praktikum uji karbohidrat sebagai berikut:
3.3.1. Reaksi Molish
1. Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 ml larutan
karbohydrat dan 3 tetes larutan alpha nafthol
2. Melalui dinding tabung tambah secara perlahan-lahan larutan asam sulfat pekat
sampai terbentuk cincin coklat.
3. Ulangi percobaan di atas dengan mempergunakan 2 ml air sebagai pengganti 2
ml larutan karbohydrat. (percobaan blanko). Amati apa yang terjadi.
Keterangan : Disakarida yang dalamsuasana asam akan terhidrolisa dan
menyebabkan reaksi positif.
Reaksi positif. Ditunjukkan dengan adanya Endapan Cu2O yang berwarna merah
bata.
3.3.2. Reaksi Yodium
1. Pada plat tetes yang bersih dan kering masukkan 3 tetes larutan yang diperiksa.
2. Campur dengan 2 tetes larutan yodium
3. Terbentuk warna biru untuk amylum dan warna merah anggur untuk dekstrin.
3.3.1.3. Reaksi Benedict
1. Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering di masukkan 1 ml larutan yang akan
diselidiki kemudian dicampur dengan 2 ml larutan Benedict. Kocok.
2. Didihkan selama 2 menit atau masukkan dalam air yang mendidih selama 5 m
3. Perhatikan warna reaksi yang terjadi.
Larutan Benedict terdiri dari: -CuSO4. 5H2O
-Na2CO3.6 H2O
-Natrium Citrat
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dari praktikum uji reaksi protein yang telah dilakukan, didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.1.1. Hasil analisis dari tahap Reaksi Molish
Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
I 2 ml Karbohydrat + H2SO4 Dapat bercampur Berubah warna

3 tts alpha napthol+ menjadi merah bata

Asam sulfat setelah penambahan


asam sulfat

II 2 ml air + H2SO4 Dapat bercampur Berubah warna jadi


3 tts Alpha napthol + keunguan setelah
Asam sulfat penambahan asam
sulfat

Tabel 4.1.2. Hasil analisis dari tahap Reaksi Yodium


Plat Tetes Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
Tabung I 3 tetes dekstrin 2 tetes Yodium Membentuk Bagian atas lemak
dua lapisan bening dan lapisan
bawah endapan putih

Tabung II 3 tetes amilum 2 tetes Yodium Membentuk Bagian atas


keunguan
dua lapisan dan bawah endapan
putih

Tabel 4.1.2. Hasil analisis dari tahap Reaksi Benedict


Tabung Pereaksi Pemanasan Hasil Keterangan
I (1 ml Laktosa) 2 ml Benedict 5 menit Tidak ada Berwarna biru tua
endapan
II(1 ml Sukrosa) 2 ml Benedict 5 menit Terdapat Berwarna orange
endapan
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai karbohidrat. Dalam uji
karbohidrat digunakan sampel tepung yang sudah dilarutkan menggunakan air
banyak digunakan bahahangat menjadi larutan dektrin. Tahapan pengujian n
dengan tingkat dilakukan dalam tiga tahap. Pertama tahap reaksi Molish yang
dalam pengujian digunakan sampel utama serta bahan pereaksi, yaitu air dan
karbohidrat dan alpha napthol dan asam sulfat dengan takaran 2-3 ml, serta
pereaksinya adalah H2SO4. menggunakan dua tabung dengan isi tabung I
karbohidrat dan tabung II di isi air, kedua tabung memiliki persamaan
terbentuknya dua lapisan, namun hasil akhir didapati hasil akhir tabung pertama
berwarna merah bata sedangkan tabung dua berwarna keunguan setelah
dihomogenkan dengan asam sulfat yang disimpan dalam lemari asam.
Tahap kedua pengujian karbohidrat menggunakan reaksi yodium. Sampel
dimasukkan dalam dua tabung reaksi dengan tabung I di tambahkan dekstrin
sedangkan tabung II dimasukkan larutan amilum sebanyak 3 tetes. Larutan
yodium ditambahkan sebagai pereaksi, pada hasil akhir terbentuk dua lapisan
dikedua tabung dengan kenampakan yang berbeda, karena sampel yang digunakan
juga tidaklah sama. Tabung I memiliki lapisan berwarna bening pada bagian atas
larrutan sedangkan untuk endapan berwarna putih pekat. Tabung II sama-sama
mengendap namun berbeda warna, tabung II memiliki endapan putih namun
lapisan atas berwarna keunguan dari hasil homogen semua bahan.
Tahap ketiga uji reaksi Benedict menggunakan metode pemanasan selam 5
menit, dilakukan pada tabung reaksi yang semuanya dimasukkan larutan benedict
sebagai bahan pereaksi, adapun tabung I ditambahkan larutan laktosa menjadi
warna biru tua, sedang larutan sukrosa ditambahkan dalam tabung II menjadi
warna biru muda. Hasil akhirnya setelah dipanaskan dan ditambah benedict
tabung I tetap berwarna biru tua namun tabung II berubah warna menjadi orange
serta terjadi endapan. Dapat diperkirakan konsentrasi dari asam sulfat yang pekat
ini akan membentuk gula furfural kemudian akan dikombinasi dengan alphanaftol
untuk membentuk senyawa berwarna. Uji Molisch adalah uji umum untuk
karbohidrat. uji Benedict digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam
karbohidrat. Uji yodium untuk mengetahui kandungan polisakarida.
BAB 5
KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan pada praktikum Uji Karbohidrat sebagai berikut :


1. Pada dasarnya uji Molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara
umum, uji Benedict digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam
karbohidrat.
2. Pada uji Molisch, hasil reaksi karbohidrat adalah menjadi merah bata
sedangkan tabung air berwarna keunguan
3. Pada uji Benedict perubahan warna menjadi biru tua terjadi pada laktosa, dan
endapan hanya terjadi di larutan sukrosa.
4. Pada uji yodium larutan dekstrin berubah menjadi 2 lapisan, warna atas menjadi
lemak bening dan bawah endapan putih, sedangkan larutan amilum mengendap
putih serta berlapis keunguan.
5. Karbohidrat mempunyai berbagai fungsi yang memenuhi semua komponen.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralp J. 2010. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Manruw. 2010. Pengantar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Purba, Michael. 2017. Kimia Jilid 3. Jakarta (ID) : Erlangga.

Sirajuddin, S.S., Najamuddin, N.S. 2011. Biokimia. Makassar : Universitas


Hasanuddin.

Sulistyowati, E.S. 2010. Diktat Kuliah : Biokimia. Yogyakarta : Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud gula perekduksi?
2. Sebutkan senyawa yang gunakan larutan benedict dan yodium!
3. Sebutkan senyawa sederhana yang dihasilkan dari reaksi h2so4!
JAWABAN
1. Golongan gula karbohidrat yang dapat mereduksi senyawaa-senyawa penerima
elektron. Ujung gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida
atau keto bebas.

2. Senyawa larutan benedict: Senyawa larutan yodium:


- Tembaga (II) sulfat (CuSO4,5H2O) - Kalium lolida (KI)
- Tritanium sitrat (Na3C6H5O,2H2O)
- Natrium karbonat

3. Monosakarida sederhana gliseraldehida

Anda mungkin juga menyukai