Disusun Oleh:
Nama : SITI RELA
Npm : 2015 31 023
Prodi : S1 Gizi
Dosen Pembimbing:
DINI JUNITA S.Gz
2. Test Moore
Uji Moore bertujuan untuk mengetahui adanya gugus alkali. Reaksi yang terjadi adalah :
Reaksi ini disebut juga reaksi pendamaran. Uji Moore menggunakan NaOH (alkali/basa)
yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan dengan rantai aldehid
dan membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna
kekuningan. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon dengan hidrogen dan
menggantikannya dengan gugus –OH
Prinsip : Gula dengan adanya basa kuat akan membentuk warna coklat karena proses
karamelisasi.
3. Test Bannedict
Uji Benedict ini dilakukan untuk membedakan gula pereduksi berdasarkan reduksi ion kupri,
dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat, hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya pengendapan CaCO3 dalam larutan NaCO3 pada larutan benedict.
Glukosa, laktosa, fruktosa, dan maltosa mempunyai gugus OH bebas yang reaktif, sedangkan
sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat.
Oleh karena itu berdasarkan teori, laktosa, glukosa, fruktosa, dan maltosa mrupakan gula
pereduksi sedangkan sukrosa merupakan gula nonpereduksi.
Prinsip : Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula yang mempunyai
gugus aldehide sehingga cupri (CuO) tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
4. Test Barfoed
Uji Barfoed ini merupakan uji untuk membedakan monosakarida dalam sistem yang
mengandung disakarida. Pereaksi Barfoed mengandung kupri asetat dalam asam asetat. Uji
ini berdasarkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu+. Berdasarkan klasifikasi karbohidrat, dari
keempat sample larutan gula yang digunakan, yang termasuk monosakarida adalah glukosa
dan fruktosa. Sedangkan sukrosa, laktosa, dan maltosa merupakan disakarida.
Prinsip : Dengan adanya reagen barfoed akan mereduksi monosakarida karena bersifat asam
sehingga kekuatan hidroksi menurun dan mengakibatkan tak dapat mereduksi disakarida.
B. Prosedur Analisis
1. Test Molish
Reagen :
Asam sulfat pekat, larutan molish (15% recoicinol/alfa naftol dalam 5% alcohol)
Prosedur :
Masukan 5 ml larutan gula 1% (glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa) dalam test
tube ditambah 2 tetes larutan molish. Kemudian tambahkan perlahan-lahan melalui dinding
tabung reaksi 3 ml H2SO4 pekat. Test positif bila terjadi warna merah violet berbentuk cincin.
2. Test Moore
Reagen : Larutan barfoed yaitu 13,3 g Cu Acetat dalam 200 ml H 2O ditambah 1 ml asam
asetat glacial.
Prosedur : Masukkan 5 ml larutan barfoed dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml
larutan gula. Panaskan dalam air mendidih selama 5 menit. Perhatikan perubahan warna yang
terjadi.
5. Membuat larutan glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa
Reagen : glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa
Prosedur : menimbang glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa sebanyak g lalu
dilarutkan kedalam gelas beaker sebanyak 250ml
C. Alat dan Bahan
Alat :
Kaca arloji Timbangan
Batang pengaduk Gelas ukur 10ml
Geles beaker 250ml Gelas ukur 100ml
Tabung reaksi 10 buah Sendok pendok
Rak tabung reaksi Pipet tetes
Bahan :
Glukosa Na2CO3
Maltose Natrium sitrat
Sukrosa CuSO4. 5H2O
Laktosa Cu Acetat
Fruktosa asam asetat glacial.
Asam sulfat pekat NaOH
D. Reaksi Kimiawi
Jenis Jenis Test
Karbohidrat Molish Moore Bennedict Barfoed
Fruktosa +++++ +++++ ++ +
Glukosa ++++ +++ +++ ++
Sukrosa +++ - - -
Maltosa ++ ++ +++++ -
Laktosa + ++++ ++++ -
Uji Kuantitatif
1. Luff school
2. Spektrofotometri
- Penjelasan uji analisis
spektrofotometri adalah salah satu metode pengukuran kuantitatif dalam kimia
analisis terhadap sifat refleksi atau transmisi cahaya suatu materi sebagai fungsi
dari panjang gelombang. Metode ini lebih spesifik dibandingkan istilah umum
spektroskopi elektromagnetik, karena spektrofotometri berurusan dengan sinar
tampak, dekat-ultraungu, dan dekat-inframerah, tetapi tidak meliputi teknik time-
resolved spectroscopy.
- Reaksi kimiawi
3SO2 (g) + 3H2O + Na3Ci <-> 3NaHSO3 + H3Ci
3. Titrasi
- Penjelasan uji analisis
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan
dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena
pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini
juga dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari
bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan
stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia.
- Prosedur analisa (diagram alir)
- Reaksi kimiawi
Titrasi Asam Basa Manovalen/Divalen :
Ma . Va = Mb . Vb
Titrasi Asam Divalen dengan Basa Manovalen :
2Ma . Va = Mb . Vb
Titrasi Basa Divalen dengan Asam Manovalen :
Ma . Va = 2Mb . Vb
- Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan
Mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig.
Liebig menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis
hidrogen). Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.
Kekurangan
1. terbatas sifat asam dan basa pada molekul
2. Terbatas dalam pelarut air
Bahan
Sample (pakan 5 %)
n- Hexane
H2SO4 1,25%
NaOH 3,25%
Etanol 96%
Aquadest
- Reaksi kimiawi
(C6H10O5)n + n H2O n C2H1206
C6H12O6 + 2CuO Cu2O + C5H1105-C00H
sisa CuO + 2KI + H2SO4 CuI2 + K2SO4 + H2O
CuI2 Cu2I2 + I2
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
DAFTAR PUSTAKA
Poedjadi, Anna., 2005, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Winanrno, 1991, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Laporan Uji Karbohidrat. http://intannursiam.wordpress.com/2010/05/04/laporan- ipn-6-
tan-uji-arbohidrat/ . Accesed : 26 Maret 2013
Putuagustini, SKM.,M.Si, dkk.2010. Penuntun Pratikum Kimia Makanan.Denpasar.
http://muzhoffarbusyro.wordpress.com/teknologi-industri-pangan/laporan-praktikum-
mikrobiologi-pangan-i/laporan-praktikum-kimia-pangan/laporan-7-karbohidrat.
http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/karbohidrat