Anda di halaman 1dari 62

Biokimia

praktikum 1
Metabolisme
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa
karbon,hydrogen,dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Mayoritas karbohidrat mempunyai
rumus empiris yakni CH2O.
beberapa metode percobaan yang
dilakukan.

Ada 3 metode percobaan di antara


lain :
Percobaan Bendict
Percobaan Amilum
Percobaan Iod
Benedict
Alat dan bahan Tata cara
Biuret Mengsi tabung reaksi dengan reagen
Glukosa benedict sebanyak 2 cc
Amilum Menambahkan 8 tetes larutan yang akan
Pipet tetes diamati seperti amilum dan glukosa
Pemantik Memanaskan larutan tersebut di atas
Penjepit tabung bunsen selama 2-3 menit
Pembakar bunsen Mengamati perubahan warna yang
terjadi. apabila positif maka akan
menghasilkan warna merah, kuning,
jingga, dan ungu

Ke Halaman Agenda
Bahan
Alat
Hasil dan Dokumentasi
pembahasan
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas). Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida
dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi
Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau
keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya
ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat
atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3.
Uji merah bata kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau jingga.
Simpulan
Larutan glukosa 1% menghasilkan hasil positif uji benedict (berubah warna menjadi jingga)
karena berasal dari golongan monosakarida, sedangkan larutan amilum menunjukan hasil
negatif (tidak berubah warna/tetap biru) karena bukan dari golongan gula pereduksi.
Amilum
Alat dan bahan Tata cara
Alkohol 70% Mengisi tabung reaksi dengan larutan
Asam sulfat pekat amilum
amilum Menetes larutan tersebut dengan
Pipet tetes menggunakan alkohol dan asam sulfat
Tabung reaksi pekat
Mengamati perubahan warna yang
terjadi

Ke Halaman Agenda
Bahan
Alat
Hasil
pembahasan
Pengujian karbohidrat pada percobaan
amilum didasarkan oleh perubahan warna
oleh karena reaksi antara karbohidrat dan
asam sulfat pekat. kabohidat oleh asam
sulfat akan dihidrolosa menjadi
monosakarida dan selanjutnya
monosakarida mengalami dehidrasi oleh
asam sulfat menjadi furfural atau
berkondensasi membentuk senyawa
kompleks yang berwarna ungu.
Simpulan
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil yang negatif karena, tidak terbentuk cincin
ungu setelah direksikan dengan asam sulfat pekat. Reaksi dengan alkohol yang bahkan tidak
larut memang merupakan salah satu sifat amilum yang tidak larut alkohol tetapi,
ketidaksuksesan dalam membentuk cincin ungu dengan reaksi asam sulfat menandakan
bahwa percobaan kali ini gagal ataupun tidak mencapai hasil.
Iodium
Alat dan bahan Tata cara
NaOH Mengisi 4 tabung reaksi dengan setetes
Amilum larutan yang akan diamati seperti amilum dan
Iodium glukosa
Glukosa Menambahkan larutan iodium pada tabung
Tabung reaksi reaksi tersebut
Pembakar bunsen Mengamati perubahan warna yang terjadi
Penjepit tabung Setelah mengamati, memanaskan larutan dan
Tabung ukur kembali mengamati perubahan yang terjadi
Pipet tetes Mengamati ulang larutan setelah ditambahkan
setetes larutan NaOH
Bahan
Alat
Hasil
pembahasan
Prinsip percobaan iodium ialah hasil reaksi amilum dan
iodium berupa perubahan warna menjadi biru gelap
keunguan. Hal ini disebabkan karena amilum memiliki
struktur spiral dan apabila direaksikan dengan larutan
iodium, maka larutan iodium akan terperangkap dalam
polisakarida amilum sehingga menghasilkan perubahan
warna.
Dalam larutan amilum terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya warna biru gelap keunguan.


Simpulan
Pada percobaan iodium/iod, didapatkan hasil negatif karena tidak adanya reaksi positif
antara amilum dan iodium (tidak berubah menjadi biru gelap keunguan, tapi menjadi kuning
keunguan). Maka percobaan kali ini gagal atau tidak mencapai hasil.
Metabolisme
Lipid
Lipid 1
Alat dan bahan Tata cara
Serum Siapkan 3 tabung ; 1) tabung 1 berisi 0,2 ml
Akuades sampel kolesterol, 2) tabung 2 berisi 0,2 ml
Kolesterol serum, 3) tabung 3 berisi 0,2 ml akuades
Kloroform Tambahkan ketiga tabung tersebut 2 ml
Asam asetat anhidrida kloroform dan 10 tetes asam asetat anhidrida
H2SO4 Tambahkan 2-3 tetes H2SO4(p) melalui
Tabung reaksi dinding tebing yang dimiringkan dan tidak
Pipet tetes boleh diaduk, setelah itu tabung ditegakkan
Perhatikan warna kolesterol yang terbentuk
(merah biru, hijau)
Bahan dan Alat
Hasil
pembahasan
Tujuan dari percobann ialah untuk mengetahui adanya
kolesterol secara kualitatif. Percobaan dilakukan
menggunakan uji Salkowski dan uji Liebermann-Buchard,
yaitu menambahkan asam sulfat dan asam asetat
anhidrida pada larutan kolesterol dan
kloroform.Penambahan asam sulfat ini akan menyebabkan
kolesterol teroksidasi membentuk 3,5-kolestodiena yang
kemudian dikonversi menjadi polimer. Reaksi positif uji ini
ditandai dengan munculnya perubahan warna dari pink,
menjadi biru ungu, dan kemudia menjadi hijau.

Pada percobaan ini, larutan kolesterol belum mencapai perubahan warna menjadi hijau,
melainkan berwarna keunguan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kondisi
bahan, dikocok atau tidaknya larutan, lamanya reaksi, dan lainnya.
Simpulan
Larutan dalam tabung berisi kolesterol berawarna bening keunguan dengan endapan putih
dibagian atas, sama halnya dengan latutan dalam tabung berisi serum berwarna bening
keunguan (lebih jernih dari tabung berisi kolesterol) juga memiliki endapan putih kekuningan.
Sementara larutan dalam tabung berisi akuades tidak mengalami perubahan warna. Reaksi
positif ditunujukkan oleh larutan kolesterol dan serum, yaitu dengan adanya perubahan
warna menjadi keunguan (antara merah dan biru, tidak berubah warna menjadi hijau).
Lipid 2
Alat dan bahan Tata cara
Susu Ambil 2 tabung reaksi., isi masing-masing dengan 3
NaOH 10% ml susu
Kloroform Pada salah satu tabung diteteskan 2 tetes NaOH 10%
Tabung reaksi (w/v)
Pipet tetes Kemudian kedua tabung tersebut diberi 2 ml kloroform
dan dikocok
Diamkan sebentar, nampak terbentuk 2 lapisan cairan
pada masing-masing tabung yang berisi basa, susu
menjadi menerawang, sedangkan tabung yang lain
tetap seperti semula. Mengapa demikian?
Alat
Bahan
Hasil
pembahasan
Percobaan kali ini menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara tabung 1 ( susu ditetesi NaOH) juga tabung 2 ( susu
tidak ditetesi NaOH). Susu yang ditetesi NaOH dan
direaksikan dengan kloroform berubah warna menjadi lebih
menerawang sedangkan susu yang hanya direaksikan
dengan kloroform tanpa NaOH tidak mengalami perubahan
warna
Simpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat terlihat tabung 1 memiliki warna yang
lebih pekat di bandingkan dengan tabung 2 hal tersebut dapat terjadi karena
senyawa NaOH tidak dapat larut dalam senyawa non-polar
Metabolisme
Protein dan asam
amnino
Biuret
Alat dan bahan Tata cara
Tabung reaksi Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Pipet tetes Mengisi tabung reaksi dengan putih telur
Putih telur sebanyak 1 ml yang telah diukur dengan
NaOH tabung ukur
Tembaga (III) Sulfat (CuSO4)/biuret Tambahkan 1 ml NaOH 10% pada tabung
reaksi
Amati perubahan warna yang terjadi
Alat
Bahan
Hasil
pembahasan
Tujuan dari percobann ialah untuk mengetahui adanya
kolesterol secara kualitatif. Percobaan dilakukan
menggunakan uji Salkowski dan uji Liebermann-Buchard,
yaitu menambahkan asam sulfat dan asam asetat
anhidrida pada larutan kolesterol dan kloroform.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya warna biru gelap keunguan.


Simpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat terlihat tabung 1 memiliki warna yang
lebih pekat di bandingkan dengan tabung 2 hal tersebut dapat terjadi karena
senyawa NaOH tidak dapat larut dalam senyawa non-polar
Ptyalin
Alat dan bahan Tata cara
Tabung reaksi Pada larutan amilum 1% (w/v), teteskan
Tabung ukur larutan lugol (I-KI)
Pipet tetes Dalam tabung reaksi yang berisi 3 ml larutan
Amilum amilum 1% masukkan 0,5 ml saliva yang
Lugol sudah disaring
Saliva
Alat
Bahan
Hasil

Lugol air liur


Pembahasan
Amilase atau ptyalin yang terdapat dalam saliva adalah amilase
liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen &
dehidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan
menyerang glikosodat . Amilase liur akan segera terinaktivasi pada
pH 4.0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam
mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam
menembus partikel makanan.
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang ada dapat disimpulkan bahwa enzim
ptyalin yang terdapat di dalam saliva dapat mengubah amilum menjadi
glukosa dan pH substrat mempengaruhi aktifitas enzim meningkat
Mucin
Alat dan bahan Tata cara
saliva menambahkan kedalam tabumh reaksi yang
aquadest berisi 2 mL saliva beberapa tetes asam cuka
asam cuka 5% 5%
NaOH 10% pada tabung reaksi yang berisi 1 mL saliva
Tabung reaksi ditambahkan 5 mL aquadest. Perhatikan
Tabung ukur mucin yang tidak larut. Tambahkan 2 teets
Pipet tetes NaOH 10%, Mucin akan larut.
Alat
Bahan
Hasil

Aquades + NaOH Asam cuka


Pembahasan
Mucin adalah glikoprotein yang terdapat di saliva dan berguna
untuk melumasi makanan, mengikat bakteri serta melindungi
mukosa mulut. Mucin adalah komponen esential yang membuat
saliva menjadi kental. Mucin bersifat tidak larut dalam air dan
asam encer, tetapi larut dalam alkali encer. Hal ini dibuktikan
dengan percobaan yang telah dilakukan. Pada tabung pertama,
saliva diberi tetesan asam cuka 5% yang merupakan asam encer.
Nampak seperti larutan mucin terpisah dengan larutan asam cuka,
membentuk seperti gumpalan yang halus dan warnanya tidak
jernih atau menunjukkan larutan itu tercampur.

Pada tabung reaksi kedua nampak bahwa setelah akuades ditambahkan pada 1 ml saliva, masih
ada mucin yang tak larut. Mucin yang tidak larut tersebut berbentuk seperti gumpalan serat halus
berawarna putih. Ketika tabung reaksi kedua ditambahkan lagi dengan 2 tetes NaOH, barulah
tampak mucin mulai larut bersama NaOH dan gumpalan tadi juga hilang.
Simpulan
Mucin adalah glikoprotein yang tidak dapat larut dalam air dan asam encer,
tetapi dapat larut dalam alkali encer
Daftar Pustaka
Modul praktikum biokimia blok biomedik 1
https://id.scribd.com/document/540518849/2-ujiBenedict
perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17120192016/BAB_II

Anda mungkin juga menyukai