Baigo Hamuna1, Rosye H.R. Tanjung 2, Suwito3, Hendra K. Maury2 dan Alianto4
ABSTRAK
Kondisi kualitas air suatu perairan yang baik sangat penting untuk mendukung kelulushidupan organisme yang hidup
di dalamnya. Penentuan status mutu air perlu dilakukan sebagai acuan dalam melakukan pemantauan pencemaran
kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status mutu air dan menentukan indeks pencemaran
berdasarkan parameter fisika-kimia di perairan Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Pengambilan sampel kualitas
air dilakukan pada bulan Oktober 2017 di lima stasiun penelitian, kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku
mutu air laut untuk biota laut berdasarkan KEPMEN-LH No. 51 Tahun 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
parameter yang masih sesuai baku mutu antara lain suhu, salinitas, sulfida dan kecerahan perairan, sedangkan
parameter yang telah melampaui baku mutu antara lain pH, ammonia total, nitrat dan fosfat. Berdasarkan hasil
perhitungan indeks pencemaran menunjukkan bahwa perairan Distrik Depapre berada dalam kategori tercemar
ringan hingga tercemar sedang.
Kata kunci: Baku Mutu, Indeks Pencemaran, Kualitas Air, Parameter Fisika-Kimia, Distrik Depapre
ABSTRACT
Good water quality is extremely important to support life of organisms. The determination of water quality status was
needed as reference to monitor water pollution. This study aimed to assess the status of water quality and determine
pollution index based on physical-chemical parameters in the Depapre District waters, Jayapura Regency. Sampling
was carried out in October 2017 across five research stations, then the results were compared with water quality
standards based on KEPMEN-LH No. 51 Tahun 2004 for marine biotas. The results showed that the parameters in
according to the quality standards are temperature, salinity, sulphide and water transparency, while those that have
exceeded the quality standards are pH, total ammonia, nitrate and phosphate. Based on the calculation of pollution
index indicates that the Depapre District waters was in light pollution to medium categories.
Keywords: Depapre District, Physical-Chemical Parameters, Pollution Index, Standards, Water Quality
Citation: Hamuna, B., Tanjung, R.H.R, Suwito, Maury H.K. dan Alianto. (2018).Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran
Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik Depapre, Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 35-43,
doi:10.14710/jil.16.135-43
1. Pendahuluan
sebagai tempat pembuangan sampah. Menurut
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting Siahainenia (2001) dalam Damaianto dan Masduqi
ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan (2014), akan dijumpai berbagai jenis sampah dan
dan pengelolaan. Transisi antara daratan dan lautan bahan pencemar di laut, hal tersebut tentu dapat
di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang mengakibatkan degradasi lingkungan di wilayah
beragam dan sangat produktif serta memberikan pesisir dan ekosistem di sekitarnya. Sehingga,
nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. masuknya zat-zat organik dan anorganik ke badan air
Sejalan dengan pertambahan penduduk dan secara berlebihan, berdampak buruk pada perairan
peningkatan kegiatan pembangunan sosial-ekonomi, laut dan menyebabkan penurunan kualitas air laut
nilai wilayah pesisir terus bertambah. Konsekuensi secara fisik, kimia dan biologi.
dari tekanan terhadap pesisir adalah masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
pengelolaan yang timbul karena konflik pemanfaatan Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 tentang
akibat dari berbagai kepentingan di wilayah tersebut. Pengendalian Pencemaran dan/atau Pengrusakan
Berbagai kegiatan di sepanjang pesisir laut dan Laut bahwa pencemaran laut adalah masuknya atau
paradigma sebagian masyarakat pesisir, yang dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
menganggap laut
35
Jurnal Ilmu Lingkungan (2018), 16 (1): 35-43, ISSN 1829-8907
komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai informasi dasar dan output yang dapat bermanfaat
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut bagi pemerintah daerah dan masyarakat umum,
tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau khususnya mengenai kualitas air laut sehingga dapat
fungsinya. Bahan pencemar yang masuk ke wilayah dijadikan sebagai masukan dalam pengelolaan
pesisir dan laut bisa berasal dari berbagai sumber. wilayah pesisir Kabupaten Jayapura.
Keadaan fisik bahan pencemar dari suatu sumber
bisa berbeda dari sumber yang lain, dengan 2. Metode Penelitian
komposisi yang berbeda-beda pula. Dengan demikian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober
dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan juga 2017 yang berlokasi di perairan Distrik Depapre,
bervariasi. Status mutu suatu perairan merupakan Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Titik
tingkat kondisi mutu perairan yang menunjukkan pengukuran dan pengambilan sampel air laut
kondisi cemar atau kondisi baik dalam waktu sebanyak 5 stasiun dengan karakteristik yang
tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu berbeda antar tiap stasiun, yaitu:
yang telah ditetapkan. 1) Perairan pantai wisata Harlem;
Wilayah perairan pesisir dan laut Kabupaten 2) Perairan pesisir Kampung Tablasupa (pemukiman
Jayapura termasuk dalam wilayah administrasi penduduk berada di perairan);
Provinsi Papua. Dalam perkembangannya, wilayah 3) Perairan Pulau Dua;
pesisir Kabupaten Jayapura mengalami 4) Perairan lokasi pembangunan pelabuhan Depapre;
pengembangan untuk berbagai macam kepentingan 5) Perairan Kampung Depapre (pemukiman
dan peruntukan, seperti kegiatan pelabuhan, penduduk berada di daratan).
pariwisata bahari, pemukiman dan maritim serta Pengukuran kualitas air laut secara insitu pada
pengembangan budidaya laut dan perikanan. setiap stasiun dilakukan sebanyak 5 kali ulangan,
Aktivitas-aktivitas tersebut tentunya akan dimana antara titik pengukuran berjarak 10 meter.
mempengaruhi kualitas wilayah pesisir. Sedangkan untuk pengambilan sampel air laut yang
Permasalahan yang sangat dominan bagi wilayah memerlukan analisis laboratorium dilakukan dengan
pesisir, pantai dan laut adalah terjadinya pencemaran memasukkan sampel air laut ke dalam botol Niskin
yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas dan disimpan dalam coolbox untuk dianalisis di
dan kuantitas sumberdaya pesisir dan laut. Laboratorium Ilmu kelautan dan Perikanan,
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, Universitas Cenderawasih (Lab. IKL) dan
hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Jayapura (Lab.
tampung dari sumberdaya perairan yang pada KESDA). Adapun jenis parameter fisika dan kimia air
akhirnya menurunkan kekayaan sumberdaya alam. laut yang diuji dalam penelitian ini, serta metode
Menurut Gholizadeh et al. (2016) bahwa setiap pengukuran dan standar analisis yang digunakan
perubahan dalam ekosistem rentan akibat kegiatan disajikan pada Tabel 1.
antropogenik yang dapat membahayakan habitat ikan Analisis data hasil pengukuran insitu dan hasil
dan organisme air lainnya. analisis laboratorium parameter kualitas air
Masuknya pencemar organik dan anorganik ke dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan
badan air perairan pesisir pantai dapat menyebabkan membandingkan hasil yang diperoleh dengan baku
kualitas perairan mengalami degradasi fungsi secara mutu kualitas air laut untuk biota laut berdasarkan
biologis. Potensi perairan pesisir pantai dan laut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51
sebagai sumber pangan bagi masyarakat akan Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, yang
terganggu. Cukup tingginya aktivitas manusia yang diantaranya dikhususkan untuk kehidupan biota laut.
ada di wilayah pesisir Kabupaten Jayapura Penentuan status pencemaran ditentukan
dikhawatirkan akan memberikan dampak dengan mengggunakan indeks pencemaran menurut
pencemaran terhadap kondisi kualitas perairan. Oleh Sumiotomo dan Nerow (1970) dalam Keputusan
karena itu, untuk melestarikan fungsi pesisir dan laut Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun
perlu dilakukan pengelolaan kualitas dan 2004 sebagai berikut.
pengendalian pencemaran air laut untuk kepentingan
sekarang dan mendatang serta keseimbangan
ekologis. Untuk mewujudkan peningkatan (Ci/Lij)2 +(Ci/Lij)2
MR
pengelolaan kualitas air laut salah satunya diperlukan PIj=
2
suatu kajian dan pemetaan terhadap kualitas air laut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
perairan Distrik Depapre, Kabupaten Dimana:
Jayapura yang hanya a t untuk biota laut
difokuskan pada i dan untuk
konsentrasi beberapa r mengetahui status
parameter fisika dan l mutu kualitas air
kimia perairan yang a laut dengan
tertera pada baku mutu u menggunakan
36
© 2018, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Hamuna, B., Tanjung, R.H.R, Suwito, Maury H.K., Alianto. (2018). Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik
Depapre, Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 35-43, doi:10.14710/jil.16.1.35-43
metode Indeks L : Konsentrasi yang digunakan untuk
sebagai perairan
Pencemaran (IP) parameter biota laut dan aktivitas
tercemar. Adapun hasil
berdasarkan parameter i kualitas air lain secara ideal harus
pengukuran lapangan
tersebut. Hasil dari dalam baku memenuhi standar, baik
dan hasil analisis
C mutu secara fisik, kimia, dan
laboratorium terhadap
peruntukan air biologi. Nilai kualitas
kualitas beberapa
i (j) perairan laut yang
parameter fisika dan
: Konsentrasi melampaui ambang
kimia perairan Distrik
P parameter batas maksimum untuk
Depapre, Kabupaten
kualitas air hasil peruntukannya akan
Jayapura disajikan pada
survei digolongkan
I Tabel 2 sebagai berikut.
: Indeks
pencemaran bagi Tabel 2. Hasil
j peruntukan (j) pengukuran dan analisis
(Ci kualitas fisika dan kimia
: air laut perairan
/L
Nilai 1. 0≤PIj≤1,0 : Depapre
ij)
Ci/Li Memenuhi baku R
M
j mutu ata-Rata Hasil Pengukuran/Analisis2)
(Ci Parameter Satuan Baku
Mak (
/L Mutu1)
simu k
ij) S
m o
R n Parameter Fisika
: Kecerahan m Coral: >5 1
d
Nilai Mangrove: -
i
Ci/Li Lamun: >3
s
j i Suhu oC Coral: 28-30 29
Rata Mangrove: 28-32
-rata Lamun: 28-30
b
Parameter Kimia
a
Salinitas ‰ Coral: 33-34 3
i
Mangrove: s/d 34
k
Lamun: 33-34
) pH - 7 – 8,5 6,
Adapun hubungan 2. 1,0<PIj<5,0 : Dissolved Oxygen (DO) mg/l >5 5
tingkat ketercemaran Tercemar ringan Biochemical Oxygen Demand mg/l 20
dengan kriteria indeks 3. 5,0<PIj≤10 : (BOD5)
pencemaran Tercemar sedang Ammonia Total mg/l 0,3 11
berdasarkan Keputusan (NH3-N)
4. PIj>10 :
Menteri Negara Fosfat (PO4-P) mg/l 0,015 1,
Tercemar berat
Lingkungan Hidup Nitrat (NO3-N) mg/l 0,008 0
Sulfida (H2S) mg/l 0,01 0
Nomor 115 Tahun 2003
Sumber: 1)Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51
tentang Penetapan
tahun 2004; 2)Analisis data tahun 2017
Status Mutu Air sebagai
berikut: 3.1. Kecerahan
proses asimilasi dalam
Perairan
Tabel 1. Parameter air, lapisan-lapisan
Kecerahan
dan metode analisis mana yang tidak keruh,
kualitas air laut merupakan tingkat
dan yang paling keruh.
transparansi perairan
Parameter Tipe Analisis Perairan yang memiliki
yang dapat diamati
Parameter Fisika: nilai kecerahan rendah
secara visual
Kecerahan Insitu pada waktu cuaca yang
menggunakan secchi
Suhu Insitu normal dapat
Parameter Kimia: disk. Dengan
memberikan suatu
Salinitas Insitu mengetahui kecerahan
petunjuk atau indikasi
pH Insitu suatu perairan kita
banyaknya partikel-
Dissolved Oxygen (DO) Insitu dapat mengetahui
partikel tersuspensi
Biochemical Oxygen Demand (BOD5) Lab. IKL sampai dimana masih
Ammonia Total (NH3-N) Lab. KESDA
dalam perairan
ada kemungkinan
Nitrat (NO3-N) Lab. KESDA tersebut.
terjadi
Fosfat (PO4-P) Lab. KESDA
Sulfida (H2S) Lab. KESDA Berdasarkan hasil Depapre masih
pengamatan, secara tergolong baik, dengan
3. Hasil dan Kualitas air laut umum tingkat tingkat kecerahan air
Pembahasan kecerahan perairan laut laut berkisar antara 2 –
37
© 2018, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2018), 16 (1): 35-43, ISSN 1829-8907
39
© 2018, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2018), 16 (1): 35-43, ISSN 1829-8907