Anda di halaman 1dari 8

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN BUJUK (Channa cyanospilos)

DI DAS MUSI, SUMATERA SELATAN1


(Biological Aspects of Ikan Bujuk (Channa cyanospilos)
in Musi Catchment Area, South Sumatera)

Azwar Said2
ABSTRAK
Ikan Bujuk (Channa cyanospilos) merupakan spesies asli (native species) yang terdapat di Sumatera
(Sungai Musi) dan Kalimantan (Sungai Kapuas, Kalimantan Barat) dan juga kemungkinan ikan asli di Seme-
nanjung Malaysia. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan data biologi ikan bujuk meliputi distribusi fre-
kuensi panjang total ikan, hubungan panjang-berat (pola pertumbuhan), faktor kondisi, hubungan fekunditas
dengan panjang total – berat ikan, berat gonada, Indeks Kematangan Gonad (IKG), fekunditas, kebiasaan ma-
kan, habitat dan lingkungan. Hasil yang didapatkan ukuran ikan panjang total yang diperoleh berkisar 19.5 -
35.5 cm dengan berat berkisar 70 – 600 g. Pola pertumbuhan ikan bujuk adalah isometrik (b = 3.19, p < 0.05).
Berat gonad berkisar 1.33 - 6.8 g dengan rata-rata 3.78 g, Indeks Kematangan Gonad (IKG) berkisar 0.348 -
1.331 dengan rata-rata 0.801. Fekunditas berkisar 1 209 – 4 563 butir dengan rata-rata 2 303 butir, diameter
telur antara 0.27 – 0.45 mm dan habitat berupa rawa banjiran (flood plain). Kualitas air Kabupaten Muara E-
nim temperatur antara 27 - 30oC; pH antara 5.5 – 6.5 (unit); O2 antara 3.7 – 5.5 (mg/l); CO2 antara 5 -7.6
(mg/l) sedangkan di Musi Banyuasin temperatur air antara 28 - 30oC; pH antara 5.5 – 6.0 (mg/l); O2 antara 3.7
– 5.0 (mg/l); CO2 antara 5.7 – 7.0 (mg/l).
Kata kunci: channa cyanospilos, spesies asli, biologi, indeks kematangan gonad, fekunditas, pertumbuhan.

ABSTRACT
Ikan Bujuk (Bluespotted snakehead) (Channa cyanospilos) is a native species inhabiting Musi River
in Sumatera, Kapuas River in West Kalimantan, and is also found in Malaysia. The objective of this study is
to assess the biological aspects of ikan Bujuk such as length frequency, distribution, length-weight relation-
ship, condition factor, fecundity, gonad maturity index, food and feeding habit. This study is also aimed to
evaluate water quality of sampling stations. The result showed that total length is between 19.5 cm to 35.5
cm, the weight ranged from 70 - 600 g. The relationship between total length and weight was isometric (b =
3.19). Gonad weight ranged from 1.33 to 6.8 g, and the mean value was 3.78 g. The maturity of gonad index
(MGI) is between 0.348 and 1.331, with mean value 0.801. The fecundity is between 1,209 and 4,563 eggs
with mean value 2,303 eggs. The egg diameter is between 0.27 and 0.45 mm. Water quality parameters such
as temperature, pH, dissolved oxygen, CO2 at Muara Enim district were 27 - 300C, 5.5 - 6.5, 3.7 - 5.5 mg/l, 5
- 7.6 mg/l, respectively. At Musi Banyuasin district water quality showed not so different than that of Muara
Enim district, wich were 28 - 300C, 5.5 - 6, 3.7 - 5, 5.7 - 7 for temperature, pH, dissolved oxygen, CO2, res-
pectively.
Key word: channa cyanospilos,biology, gonadal maturity, fecundity, growth.

PENDAHULUAN jang ± 510 km, terbagi dalam 3 bagian (zona)


bagian hulu (upstream), bagian tengah (middle
Perairan umum yang meliputi sungai dan stream) dan hilir (low stream) (Samuel et al.,
rawa banjiran, danau, waduk dan rawa lainnya 2002 dan Utomo et al., 1995) bagian tengah
tercatat seluas 13 800 000 ha dan tersebar dise-
(Middle Stream) merupakan rawa banjiran
luruh wilayah nusantara. Dari total luasan lahan
(flood plain) sebagai habitat ikan Marga Chan-
perairan umum tersebut, sebesar 65% berada di
na, termasuk ikan bujuk (Channa cyanospilos).
Kalimantan, 29% di Sumatera, 3.5% di Sulawe- Sungai Musi juga mempunyai arti penting bagi
si dan Papua serta 0.7% terdapat di Jawa (Sarni- penduduk sekitar, yang dimanfaatkan untuk
ta, 1986). Sungai Musi merupakan sungai ter-
berbagai aktivitas seperti transportasi, bahan ba-
panjang dan terbesar di Sumatera dengan pan-
ku air minum, dan perikanan terutama tangkap.
1
Diterima 10 Mei 2007 / Disetujui 3 Agustus 2007.
Salah satu jenis ikan ekonomis penting
2
Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang. yang banyak terdapat di DAS Musi adalah Mar-

27
28 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2008, Jilid 15, Nomor 1: 27-34

ga Channa. Beberapa spesies ikan marga Chan- wah dan terdapat totol berwarna biru muda pa-
na yang terdapat di DAS Musi adalah Bujuk da hampir seluruh tubuh bagian bawah (mulai
(Channa cyanospilos), Gabus (Channa striata), dari tutup ingsang sampai dengan ke batang e-
Toman (Channa micropeltes), Sarko (Channa kor). Ikan ini mempunyai beberapa sinomim
lucius), Serandang (Channa pleurophthalmus) nama yaitu Ophiocephalus striatus, Channa
(Said et al., 2004) dan Jalai (Channa marulioi- striata (Ng dan Lim, 1990 in Anonimus 2006)
des) (informasi masyarakat nelayan). tetapi kedua sinomin tersebut masih diragukan
Marga Channa termasuk ikan bujuk (Chan- oleh para ahli. Ng dan Lim lebih condong un-
na cyanospilos) merupakan suku ikan air tawar tuk menyebutnya sebagai channa sp. Berdasar-
yang hidup dikawasan tropis Asia Tenggara, A- kan ciri fisik berupa totol warna biru muda be-
sia Selatan, Asia Timur dan Afrika. Ikan ini se- berapa ahli menyebutnya bluespotted snake-
ring disebut sebagai ikan kepala ular (snake- head (ikan kepala ular bertotol biru), ciri ini ti-
head) karena bentuk kepalanya lebar dan bersi- dak dimiliki oleh Marga Channa spesies lainnya
sik besar, mulutnya bersudut tajam, sirip pung- yang berasal dari Indonesia (Kalimantan dan
gung dan sirip dubur panjang dan tingginya Sumatera) dan Malaysia. Peta daerah penyebar-
hampir sama. Ikan bujuk seperti Marga Channa an ikan bujuk (Channa cyanospilos) dapat dili-
spesies lainnya mampu menghirup oksigen dari hat pada Gambar 1.
atmosfer karena pada bagian insang terdapat a-
lat pernapasan tambahan. Merupakan ikan eko-
nomis penting baik sebagai ikan hias maupun i-
kan konsumsi (Kottelat et al., 1993).
Ikan Bujuk (Channa cyanospilos) bersi-
fat predator sama seperti jenis Marga Channa
lainnya (makanannya berupa ikan lain yang ber-
ukuran lebih kecil disebut bersifat karnivora). I-
kan ini mempunyai kebiasaan membuat sarang
sendiri untuk menempelkan telur dan menjaga
anak-anaknya dari predator lainnya. Ng dan
Lim (1990) mengelompokkan ikan Bujuk (Chan-
na cyanospilos) dalam kelompok bersama de-
ngan Channa melanosoma. Perbedaan terjadi
Sumber : http://aquarank.com
pada panjang taring yang terdapat pada rahang : Daerah yang kemungkinan spesies asli
pada bagian bawah panjang taring Channa cya- : Daerah spesies asli
nospilos berkisar 5% dari panjang standard dan Gambar 1. Peta Distribusi Channa cyanospilos
panjang taring Channa melanosoma berkisar
12-13% dari panjang standar ikan tersebut. Berdasarkan penelitian hasil tangkapan i-
Channa melanosoma dan Channa cyanospilos, kan Marga Channa di DAS Musi Kabupaten
keduanya memiliki sisik pada bagian belakang Muara Enim hanya 6% dan di Kabupaten Musi
kepala sebelum perut sebanyak 8 buah (Channa Banyasin 17% dari total hasil tangkapan (Said
striata 7 buah). Keduanya memiliki totol ber- et al., 2004). Sehingga dikhawatirkan jenis ikan
warna biru pada bagian tenggorokan (Anonim, ini akan langka bahkan punah. Hal ini kemung-
2006). Ikan ini merupakan spesies asli yang ter- kinan disebabkan penangkapan lebih (over fish-
dapat di Sumatera (Sungai Musi) dan Kaliman- ing) dan rusak/hilangnya habitat asli ikan terse-
tan (Sungai Kapuas, Kalimantan Barat, Ng dan but. Maka perlu dilakukan penelitian sifat bio-
Lim, 1990 in Anonim, 2006) dan juga kemung- logi sepeti distribusi frekuensi panjang total,
kinan ikan asli di Semenanjung Malaysia. hubungan panjang - berat, hubungan fekunditas
Ciri-ciri morfologi ikan Bujuk (Channa dengan panjang total dan berat ikan, pakan ala-
cyanospilos): Tidak terdapat sisik pada kepala mi, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks
bagian atas, Duri sirip perut berjumlah 38-43, kematangan gonad (IKG), fekunditas. Pakan a-
sirip pada bagian ekor berjumlah 24-26 buah. lami dan habitat/lingkungan untuk pelestarian
Sisik pada tubuh bagian samping berjumlah 51- jenis ikan tersebut. Ikan bujk (Channa cyanos-
55 buah, terdapat taring pada rahang bagian ba- pilos) dapat dilihat pada Gambar 3.
Said, A., Beberapa Aspek Biologi Ikan Bujuk (Channa cyanospilos) di DAS Musi, Sumatera Selatan 29

Channa cyanospilos (Bluespotted Snakehead)

Channa cyanospilos (Bluespotted Snakehead)


Gambar 2. Ikan Bujuk (Channa cyanospilos)
a. Pasunde Kabupaten Musi banyuasin
Penelitian bertujuan untuk mengetahui
beberapa aspek biologi ikan Bujuk (Channa cy-
anospilos) meliputi pola pertumbuhan, Fekun-
ditas dan hubungannya dengan panjang total
dan berat ikan, Indeks dan tingkat Kematangan
Gonad, aktor kondisi, pakan alami, dan habitat
(kualitas air) sehinggga dapat dijadikan salah
satu acuan dalam pengelolaan sumber daya ikan
tersebut di alam serta dapat dikembangkan se-
bagai ikan budidaya dan diharapkan keberadaan
populasi ikan tetap lestari.

METODOLOGI. b. Arisan Belido Kabupaten Muara Enim


Bahan dan Metode Gambar 3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di perairan umum
lahan rawa banjiran (flood plain) DAS Musi Analisis data
Kabupaten Muara Enim dan Musi Banyuasin
Sumatera Selatan (Gambar 4). Hubungan panjang berat mengikuti mo-
del (Ricker 1973) W = aLb, W adalah berat ikan
Pengumpulan data ikan bujuk (Channa (g) dan L adalah panjang ikan (cm). Indeks Ke-
cyanospilos) dilakukan secara survey sebanyak matangan Gonad (IKG) dan Faktor Kondisi (FK)
3 kali dalam 1 tahun pada bulan Mei, Juni dan dihitung berdasarkan rumus (Pauly, 1983), yai-
September 2004 di stasiun pengamatan di Su- tu: IKG = (Wg/Wi) x 100% dan FK = (W/L3) x
ngai Kakap, Arisan Belido Muara Enim, Pasun- 102, L adalah panjang total ikan (cm), Wg ada-
de dan Semeler Musi Banyuasin yang ditentu- lah berat gonad (g) dan Wi adalah berat ikan.
kan berdasarkan kondisi lokasi penelitian yang Hubungan fekunditas dengan panjang total ikan
merupakan sentra produksi ikan gabus. Enume- dan berat ikan (Bagenal 1968) dihitung dengan
rator dan observer dilibatkan dalam pengumpul- F = α + ßX, F adalah fekunditas, X adalah pan-
an data lapangan. Parameter yang diamati anta- jang/berat ikan (mm/g) serta α dan ß adalah
ra lain: distribusi frekuensi panjang total, hu- konstanta
bungan panjang - berat, hubungan fekunditas
dengan panjang total dan berat ikan, Tingkat HASIL
Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematang-
an Gonad (IKG), fekunditas, pakan alami dan Distribusi Frekuensi Ukuran Panjang Total
habitat/lingkungan. Alat tangkap yang diguna- Dari hasil tangkapan ikan bujuk (Channa
kan dalam penelitian ini adalah pancing/tajur cyanospilos) pada beberapa stasiun pengamatan
(hook line) dengan ukuran mata pancing 5-8, didapatkan bermacam ukuran dari ukuran kecil
pengilar (pot traps) dan penangkapan sistem 19 cm sampai ukuran terbesar 37 cm. Nilai mo-
ngesar (active seine) dapat tertangkap semua u- dus ukuran panjang total tertinggi diperoleh pa-
kuran. da ikan ukuran besar.
30 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2008, Jilid 15, Nomor 1: 27-34

Pada empat stasiun pengambilan contoh Arisan Belido modus ukuran panjang berada
(yaitu Sungai Kakap, Arisan Belido, Pasunde, pada panjang total 32.0 dan 35.5 cm, untuk con-
dan Semeler) panjang total ikan bujuk (Channa toh yang berasal dari daerah Pasunde modus
cyanospilos) berkisar antara 19.5 dan 35.5 cm muncul pada ukuran panjang total 31.0 cm dan
dengan kisaran berat 70.0 – 600.0 g. Ikan yang untuk contoh dari daerah Semeler modus mun-
diperoleh dari lokasi pengambilan contoh di Su- cul pada ukuran panjang total 23.0 cm. Nilai
ngai Kakap modus ukuran panjang berada pada modus panjang ikan bujuk (Channa cyanospi-
ukuran panjang total 25, 30 dan 35 cm. Ikan los) yang tertangkap dapat dilihat pada Gambar
contoh yang diperoleh di stasiun pengamatan 4.

Persentase (%) 
Persentase (%) 

Persentase (%) 
Persentase (%) 

Gambar 4. Nilai Modus Panjang Ikan Yang Tertangkap.

Hubungan Panjang-berat tambahan panjangnya. Bila b = 3 maka pertam-


bahan panjangnya seimbang dengan pertambah-
Hubungan panjang-berat ikan Bujuk
an beratnya. Pertumbuhan yang demikian per-
(Channa cyanospilos) tanpa membedakan loka-
tumbuhan “isometric” yang lainnya pertumbuh-
si dan jenis kelamin menunjukkan bahwa per-
an “allometrik”. Kisaran harga b antara 1.2-5.1
tumbuhan ikan ini adalah isometrik dengan ni-
dan pada umumnya berkisar pada 3.
lai b = 3.1892 (koefisien b = 3 pada taraf nyata
0.01). Hubungan panjang-berat Ikan Bujuk
(Channa cyanospilos) di bedakan berdasarkan Tabel 1. Hubungan Panjang-Berat Ikan Bujuk
stasiun pengamatan maka nilai b berkisar 2.58 – (Channa cyanospilos) di beberapa Lo-
3.02. Ikan Bujuk (Channa cyanospilos) yang kasi Penelitian.
terdapat di Stasiun pengamatan Sungai Kakap, Lokasi n a b R2
Arisan Belido dan Pasunde mempunyai kecen- Sungai Kakap 21 0.0106 3.0124 0.9667
drungan pertumbuhan yang isometric (nilai = 3 Arisan Belido 31 0.0109 30211 0.9339
dengan taraf nyata 0.01). Sedangkan untuk Ikan Pasunde 39 0.0151 2.9336 0.84
Bujuk (Channa cyanospilos) yang terdapat di Semelar* 76 0.039 2.58 0.8356
stasiun penelitian Semelar menunjukan pertum- *Allometrik

buhan yang allometrik (b = 2.58, p < 0.05). Hu-


bungan panjang-berat ikan bujuk dapat dilihat Faktor Kondisi
pada Tabel 1.
Faktor kondisi atau Indeks ponderal ada-
Dari perhitungan hubungan panjang-berat lah perbandingan berat ikan dengan pangkat ti-
diperoleh b < 3 maka pertambahan panjang ikan ga panjangnya merupakan faktor yang meng-
tersebut tidak seimbang dengan pertambahan gambarkan kondisi kegemukan ikan. Dari data
beratnya. Pertambahan berat tidak secepat per- panjang-berat yang didapat selama bulan Juni-
Said, A., Beberapa Aspek Biologi Ikan Bujuk (Channa cyanospilos) di DAS Musi, Sumatera Selatan 31

Desember telah di dapat faktor kondisi Ikan Bu- bahwa ikan ini adalah karnivora murni. Hal ini
juk (Channa cyanospilos) menyebar pada kisar- juga dapat dilihat dari perbandingan antara pan-
an 0.188 – 1.607 dengan rata-rata 0.920. Faktor jang usus ikan dan panjang total ikan yaitu jika
kondisi dengan nilai terendah (0.188) dijumpai ikan mempunyai ukuran panjang total yang be-
pada pasangan data bulan September di stasiun sar maka mempunyai nilai perbandingan antara
pengamatan Pasunde dan faktor kondisi ter- panjang total dan panjang usus yang kecil dan
tinggi (1.607) termasuk ikan yang badannya ku- juga sebaliknya.
rang pipih terdapat pada bulan Oktober di sta-
siun pengamatan Semeler tetapi pada umunya Tabel 2. Kisaran Panjang Ikan, Berat Ikan dan
dari contoh ikan yang didapat di Sungai Seme- Diameter Telur Ikan Bujuk (Channa
ler memiliki faktor kondisi antara 0.208 dan cyanospilos)
0.321.
Ukuran Diamter
Hubungan Fekunditas dengan Panjang Total Bulan Telur
Panjang (cm) Berat (g)
(mm)
dan Berat Ikan
Mei 36.5-62.3 382.4-591.3 0.27-0.40
Hasil perhitungan hubungan antara fe- Juli 35.7-61.8 361.8-601.3 0.27-0.45
kunditas (F) dengan Panjang (L) dan berat tu- September 33.6-65.3 351.2-586.3 0.27-0.40
buh (W), nampak adanya korelasi yang positif.
Dugaan regresinya adalah F = 31.33L + 365.81, Jenis makanan juga mempengaruhi fe-
n = 36 , r = 0.658 dan F = 3.16W + 446.94, n = kunditas ikan, jika makanan berasal dari hewan
36, r = 0.7004. Persamaan tersebut menunjuk- ikan bersifat karnivora) maka fekunditasnya
kan bahwa fekunditas Ikan Bujuk (Channa cya- akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan
nospilos) berkorelasi erat dengan berat ikan di- yang sumber makanannya berasal dari tumbuh-
bandingkan dengan panjang ikan. an. Ikan Bujuk (Channa cyanospilos) bersifat
Berat gonad yang diperoleh berkisar 1.33 predator dan karnivora. Makanan utamanya a-
- 6.80 g dengan rata-rata 3.78 g. Indeks Kema- dalah ikan yang berukuran lebih kecil dan u-
tangan Gonad (IKG) dihitung untuk ikan de- dang.
ngan jenis kelamin betina. Nilai IKG berkisar
0.348 – 1.331 dengan rata-rata 0.801 dengan Kualitas Air pada Empat Stasiun
gonado indeks berkisar 0.013-0.087. Fekundi- Pengambilan Contoh
tas ikan Bujuk (Channa cyanospilos) yang dite- Ikan bujuk (Channa cyanospilos) meru-
mukan di DAS Musi berkisar 1 209 – 4 563 bu- pakan ikan yang umumnya hidup didaerah tro-
tir dengan rata-rata 2 303 butir dengan ukuran pik. Habitatnya di DAS Musi merupakan dae-
diameter telur berkisar 0.27 – 0.40 mm. rah sungai rawa banjiran kadang-kadang ber-
Berdasarkan penelitian tahun 2004, pun- gambut yang banyak terdapat tanaman air, Lo-
cak pemijahan Ikan Bujuk (Channa cyanospi- kasi Kabupaten Muara Enim tanaman air yang
los) terjadi pada bulan Mei, Juli dan September. dominan didaerah tersebut adalah kumpeh (gra-
Diperkirakan ikan ini adalah jenis ikan yang minae) dan sedikit tumbuhan bakung, eceng
memijah sepanjang tahun karena pada tiap bu- gondok dan tumbuhan tingkat tinggi seperti Ka-
lan pengambilan contoh selalu ditemukan ikan yu gelam (Malaleuca sp), pedado (Melastoma
dengan tingkat kematangan gonad IV dan ukur- sp), putat (Baringtonia acutangula), rasau
an ikan baik panjang total maupun berat yang (Pandanas hilicopus), rengas (Mystacea), sedu-
didapat juga beragam. Kisaran diameter telur duk (Melastoma malabatrichum), kalimunting
pada pengamatan bulan berbeda dapat dilihat (Melastoma sp). Di Kabupaten Banyuasin habi-
pada Tabel 2. tatnya berupa tanaman tingkat tinggi (hutan ra-
wa). Air warna coklat di kabupaten Muara E-
nim kemungkinan disebabkan oleh tingginya
Kebiasaan Makan
kandungan bahan organik. Ikan ini mempunyai
Dari hasil pengamatan pakan alami isi u- kemampuan adaptasi hidup di daerah yang
sus ikan Bujuk (Channa cyanospilos) hampir mempunyai pH asam (5.5-6.5) dan kandungan
99.9% berupa hancuran daging ikan dan udang, oksigen terlarut yang rendah. Hasil pengamatan
sisanya adalah jenis cacing. Dapat dikatakan kualitas air tercantum pada Tabel 3.
32 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2008, Jilid 15, Nomor 1: 27-34

Tabel 3. Kualitas Air pada Habitat Channa cya- Pasunde mempunyai pola pertumbuhan isome-
nospilos di DAS Musi. trik dan di Sungai Semeler habitat ikan bujuk
Nilai mempunyai pola pertumbuhan alometrik nega-
No Parameter tif sehingga kelihatan kurus. Hal ini kemung-
Muara Enim Musi Banyuasin
1. Suhu (0C) 27-30 28-30 kinan dikarenakan oleh perubahan habitat yang
2. pH (unit) 5.5-6.5 5.5-6.0 diakibatkan oleh penebangan hutan disekitar su-
3. Oksigen terlarut (mg/l) 3.7-5.5 3.7-5.0 ngai sehingga menyebabkan erosi ketika musim
4. Karbon dioksida (mg/l) 5-7.6 5.5-7.0 hujan. Penangkapan menggunakan gilnet de-
Kuning, ngan ukuran mata jaring yang kecil dan tuba
5. Warna Air kecoklatan, Kecoklatan (racun) sehingga ikan – ikan kecil yang menjadi
hitam makanan ikan bujuk juga tertangkap dan keter-
sediaan pakan alami menjadi berkurang.
PEMBAHASAN Faktor Kondisi
Distribusi Frekuensi Ukuran Panjang Total Dari hasil faktor kondisi yang diperoleh
Distribusi frekuensi ukuran panjang total dapat mencapai angka tertinggi 1.607. Hal ini
yang didapatkan pada 4 lokasi pengamatan Su- sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lagler,
ngai Kakap nilai modus panjang total 25 cm, 30 1961 in Effendie, 1979. Untuk ikan yang ba-
cm, 32 cm dan 35 cm; Sungai Arisan Belido 32 dannya agak pipih KTL (Faktor kondisi berda-
cm dan 35 cm; Pasunde 31 cm dan Sungai Se- sarkan panjang total) antara 2-4 dan untuk ikan
meler nilai modus panjang total 23 cm. Besar- yang badannya kurang pipih KTL berkisar anta-
nya ikan tangkapan disebabkan alat tangkap ra 1-3. Dengan mengabaikan harga KTL yang
yang digunakan berupa pancing/tajur (hook mula-mula dan terakhir jika jumlah ikan tidak
line), pengilar (pot traps) dan penangkapan sis- representatif maka untuk b yang kurang dari 3,
tem ngesar (active seine) alat tangkap jaring/ KTL menurun terus (Effendie, 1975).
seine dan pagar bambu/barriers) sebagai alat Jika dilihat dari contoh ikan yang diper-
bantu mempunyai mesh size dengan besaran oleh sebagian besar memliki bentuk tubuh yang
(Said et al, 2004). Sehingga ikan yang tertang- cenderung bulat (tidak pipih) dan gemuk, hal i-
kap mempunyai ukuran panjang maupun berat ni kemungkinan dikarenakan ikan ini merupa-
total yang besar . kan jenis ikan predator yang bersifat karnivora
Di daerah Sungai Semeler, ikan yang ter- sehingga kebutuhan protein untuk pertumbuhan
tangkap mempunyai nilai modus panjang total cenderung lebih banyak tersedia dari pakan ala-
yang lebih kecil dibandingkan dengan ketiga lo- minya berupa ikan-ikan kecil dan udang. Hal ini
kasi lainnya, hal ini dikarenakan tingginya in- juga didukung oleh beberapa parameter kunci
tensitas penangkapan dan ukuran mata jaring kualitas air yang diamati seperti oksigen terlaut,
gillnet yang digunakan berukuran kecil, sehing- karbondioksida bebas dan pH masih memenuhi
ga ikan tidak mempunyai waktu yang cukup un- baku mutu untuk kehidupan ikan.
tuk tumbuh dan berkembang biak. Sedangkan
di daerah Sungai Kakap dan Sungai Arisan Be- Hubungan Fekunditas dengan Panjang Total
lido mempunyai nilai modus hasil tangkapan dan Berat Ikan.
yang hampir sama hal ini kemungkinan habitat Pengetahuan tentang fekunditas (kemam-
ikan ini yang berupa rawa masih dalam kondisi puan ikan untuk menghasilkan telur) dari suatu
yang baik serta penangkapan sebagian besar ha- jenis ikan sangat penting untuk mengetahui si-
nya menggunakan tajur atau pancing. Penggu- klus kehidupan ikan tersebut. Pendugaan fekun-
naan alat tangkap ini memberikan kesempatan ditas dari suatu jenis ikan sangat berguna untuk
ikan untuk tumbuh dan berkembang biak. mengetahui kemampuan bertahan hidup anakan
ikan, evaluasi stok ikan, budidaya ikan yang di-
Hubungan Panjang – Berat dasarkan pada inkubasi telur. Fekunditas abso-
Pola pertumbuhan ikan bujuk tanpa lut (F) adalah jumlah total telur matang yang
membedakan lokasi dan jenis kelamin adalah i- terdapat di dalam ovarium utama yang siap me-
sometrik (b = 3, p < 0.01). Ikan Bujuk yang ter- mijah dari suatu individu ikan betina (King,
dapat dilokasi Sungai kakap, Arisan belido dan 1997). Hubungan antara Panjang-berat ikan de-
Said, A., Beberapa Aspek Biologi Ikan Bujuk (Channa cyanospilos) di DAS Musi, Sumatera Selatan 33

ngan fekunditas adalah suatu fungsi alometrik sar antara 10-60 mg/l, pada air tanah lebih ku-
penting dari suatu parameter yang relevan yang rang 0.5 mg/l, pada perairan tawar alami yang
berguna dalam berbagai aplikasi yaitu penduga- mengalir antara 1-3 mg/l, danau dan sungai an-
an fekunditas dari suatu populasi ikan, pendu- tara 2-10 mg/l dan pada air laut lebih kurang 30
gaan fekunditas rata-rata dari suatu kelompok mg/l.
panjang ikan, membandingkan kapasitas pro-
duksi telur antar populasi maupun dalam popu- KESIMPULAN
lasi itu sendiri, memperkirakan kapasitas pro-
Pola pertumbuhan ikan bujuk (Channa
duksi telur sebagai hasil dari proses pertumbuh-
cyanospilos) adalah isometrik (b = 3.1892, p <
an ikan (King, 1997).
0.05). Berat gonad berkisar 1.33-6.8 g dengan
Jika dilihat dari koefesien determinasi rata-rata 3.775 g, Indeks Kematangan Gonad
maka fekunditas ikan ini lebih erat hubunganya (IKG) berkisar 0.348-1.331 dengan rata-rata
dengan berat dibandingkan dengan panjang to- 0.801, Fekunditas berkisar 1 209 - 4 563 butir
tal ikan. Ikan Bujuk memiliki berat gonad men- dengan rata-rata 2 303 butir dan puncak pemi-
capai 6.8 gram sehingga tidak berpengaruh se- jahan terjadi pada bulan Mei, Juli dan Septem-
cara nyata terhadap perubahan bobot total indi- ber. Dapat diprediksi bahwa ikan bujuk memi-
vidu ikan. Persamaan hubungan antara fekundi- jah sepanjang tahun.
tas dan panjang total ikan dan berat ikan dapat
mengambarkan bahwa fekunditas ikan bujuk a- PUSTAKA
kan bertambah sebanyak 31.33 kali dengan ber- Anonim. 2006. Channa pleurothalmus, http://aquarank.
tambahnya panjang total sebesar 1 cm atau akan com, diakses tanggal 5 Mei 2006
naik sebesar 3.16 dengan bertambahnya setiap
Arteaga J., P. Garcia, R. Carlo, dan S. Valle. 1997.
gram bobot total ikan. Hal ini juga didukung o- Lenght-Weight Relationships of cuban Marine
leh kondisi habitat yaitu kualitas air dan keter- Fishes, NAGA Edisi Januari-Maret 1997 Volume 2.,
sediaan pakan serta intensitas penangkapan. No 1, ICLARM, Philipines. p38-43.
Bagenal, T. B. 1968. Fekundity. in W. E Ricker (ed).
Habitat/Lingkungan Methods for Assesments of Fish Production. IPB
Hand Book No. 3. Black Well Scientific Publications.
Ikan bujuk mempunyai kemampuan a- 158-181.
daptasi hidup di daerah yang mempunyai pH a-
Effendi, M. I. 1975. Metode Biologi Perikanan. Institut
sam (5.5-6.5) dan kandungan oksigen terlarut Pertanian Bogor, Bogor.
rendah. Derajat keasaman pH air menunjukan
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam air yang Fafioye, O. O., O. A. Oluajo. 2005. Length-weight
relationships of five fish species in Epe lagoon,
mempunyai persamaan pH = Log(H+). Semakin Nigeria. African Journal of Biotechnology Vol 4 (7):
tinggi konsentrasi ion H+ dalam air maka perair- 749 – 751.
an semakin asam dan pH nya rendah (Tebbut,
Gaffar. A. K, K. Fatah, T. Hidayah, M. Jahri, Makri dan
1992 in Gaffar, et al. 2005). Tumiran. 2005. Riset Kegiatan Perikanan di Perair-
an Rawa Banjiran Sungai Musi. Lap. Tek. 2005.
Selain keasaman perairan (pH) bahan or- Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang.
ganik merupakan faktor penting pada lingkung-
an perairan. Semua bahan organik mengandung King, R. P. 1997. Lenght-Fekuendity Relationships of
Nigerian Fish Populations, NAGA Edisi Januari-
karbon yang berkombinasi dengan satu atau le- Maret 1997 Volume 2., No 1, ICLARM, Philipines. p
bih elemen lainnya. Bahan organik terlarut pada 29-33.
rawa banjiran sungai Musi bagian tengah dan
Kottelat M., J. W. Anthony, N. K Sri, dan W. Soetikno.
hilir mempunyai kisaran antara 8.20-50.56 mg/l 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and
menunjukan perairan tersebut masih memenuhi Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan
standar yang layak bagi kehidupan ikan dan bi- Sulawesi), Java Books, Jakarta. p 229.
ota perairan lainnya.(Gaffar, et al,. 2005) yang Samuel., S. Adjie., dan Subagja. 2002. Inventarisasi dan
juga merupakan wilayah lokasi penelitian biolo- Distribusi Biota serta Karakteristik Habitat Sungai
gi ikan bujuk (Channa cyanospilos) di DAS Musi. Laporan Teknis BRPPU Palembang. 32 hal.
Musi. Sarnita, A. S. 1986. Perairan Umum di Indonesia Seba-
gai Salah Satu Sumberdaya Alam. Prosiding Pusat
Menurut (Thurman, 1985 in Gaffar et al., Penelitian dan Pengembangan Perikanan. No. 9/SPPU/
2005), bahan organik pada perairan rawa berki- 1986 pp 17-31.
34 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2008, Jilid 15, Nomor 1: 27-34

Smith, K. M. M. 1996. Length/weight relationships of kan Tepat Guna. Kumpulan Makalah Seminar Pe-
fishes in a diverse tropical freshwater community, nyusunan, Pengolahan dan Evaluasi Hasil Penelitian
Sabah, Malaysia. Journal of Fish biology (49): 731 – Perikanan di Perairan Umum, Palembang 27-28 Feb-
734. ruari 1994. Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
Utomo, A. D., Z. A. Nasution, dan S. Adjie. 1995. Pe- Palembang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Per-
manfaatan Berbagai Tipe Ekosistem Daerah Aliran ikanan, Badan Penelitian pengembangan Pertanian.
Sungai Melalui Penerapan Teknologi Budidaya I- 227-233.

Anda mungkin juga menyukai