Anda di halaman 1dari 11

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XXIV, Nomor 2,1999 : 1-11 ISSN 0216-1877

REPRODUKSI A-SEKSUAL PADA TERIPANG

oleh

Prapto Darsono1)

ABSTRACT

Holothurian are noted for then ability to reproduce asexually by fission. Asexual
reproduction by transverse constriction into halves that regenerate has been observed
in several holothurians. Approximately ten species, amongst Dendrochirotes and
Aspidochirotes, have been reported from field and laboratory observations, to repro-
duce asexually. However, because of very low fission rates in the Geld, they are not
significant at the population level Two tropical Aspidochirotes have attracted more
attention, Holothuria parvula, in the Atlantic Ocean, and Holothuria atra in the Indo
Pacific. As the last species is widely distributed in the Indo-Pacific tropical region, it
offers a good example of this particular life strategy.

PENDAHULUAN (1942), EMSON & MLADENOV (1987),


Pentacucumis planci oleh DEICHMANN
Reproduksi aseksual dengan (1922), H. atra oleh BONHAM & HELD
'pembelahan' dan pemulihan kembali (rege- (1963), HARRIOT (1982), CONAND & DE
neration) terjadi pada beberapa hewan laut. RIDDER(1990), CHAO et al. (1995), BOYER
Hal ini terjadi pada populasi yang berkembang et al. (1995), CONAND (1996), UTHICKE
biak secara kawin (reproducing sexually). (1997), H. edulis oleh UTHICKE (1997), H.
Meskipun terjadi hal yang demikian, namun leucospilota oleh BONHAM & HELD (1963),
secara evolusi dan ekologis, strategi kehidupan CONAND et al. (1997), Thelenota ananas oleh
ini masih diperdebatkan (HARRIOT 1982; CONAND (1988), Stichopus horrens oleh
MLADENOV & EMSON 1988). BONHAM & HELD (1963), dan S.
Reproduksi aseksual pada teripang chloronotus oleh CONAND (1988),
(lihat HYMAN 1955 dan BAKUS 1973) UTHICKE (1994,1997), CONAND et al.
dengan cara pembelahan melintang dilaporkan (1998).
terjadi pada jenis-jenis teripang Holothuria Berdasarkan laporan yang terkumpul
suhnamensis oleh CROZIER (1917), H. tersebut, maka teripang H. atra merupakan
difficilis oleh DEICHMANN (1922), H. jenis yang paling sering menjadi obyek
parvula oleh DEICHMANN (1922), KILLE pengamatan. Jenis teripang ini cukup

1)
Balai Biologi Laut, Puslitbang Oseanologi - LIPI, Jakarta

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

berlimpah ditemukan di daerah terumbu F- Spesimen dalam proses


karang tropika Indo-Pasifik, sering ditemukan pembelahan ditandai dengan adanya
berbiak dengan pembelahan tersebut (BAKUS pengkerutan melingkar pada dinding
1973). Reproduksi aseksual padajenis teripang tubuh, masih mempunyai bagian mulut
ini sering teramati di Rongelap Atoll, dan anus.
Kepulauan Marshall. Hal ini terlihat dari tidak
Spesimen yang sudah terbelah sempurna,
adanya kelas umur pada distribusi frekuensi
dibedakan dalam dua tipe yaitu :
ukuran populasinya (BONHAM & HELD
A- Spesimen bagian anterior yang
1963). Dugaan terjadinya laju pembelahan
mempunyai mulut tapi tidak punya anus,
(fission rate) yang tinggi dilaporkan oleh
dan
EBERT (1983) yang menemukan banyak
P- spesimen bagian posterior yang
individu kecil teripang jenis H. atra meskipun
mempunyai anus tetapi tidak mempunyai
pada waktu yang bersamaan dipastikan tidak
mulut.
ada "settlement" larva planktoniknya.
PEARSE (1968) menduga terjadinya Spesimen A dan P akan memulihkan diri
reproduksi aseksual pada teripang ini (beregenerasi) sebagai berikut
berkaitan dengan habitat dan rangsangan Ap- spesimen anterior yang beregenerasi
perubahan lingkungan. bagian posteriornya, dan
Reproduksi seksual cenderung Pa- spesimen posterior yang beregenerasi
meningkatkan variabilitas genetik suatu jenis bagian anteriornya.
hewan, sedang reproduksi aseksual cenderung
Spesimen dalam proses regenerasi
mempertahankan kombinasi genetik yang sudah
dapat dikenali dengan melihat bagian yang
terjadi pada suatu populasi. Dengan demikian
beregenerasi bahwa dinding tubuh (integu-
maka reproduksi aseksual merupakan
ment) berwarna lebih muda dan berdiameter
komponen reproduksi pada suatu lingkungan
lebih kecil dibanding bagian tubuh lainnya.
yang menurut GRASSLE & SHICK (1979)
Dengan klasifikasi tersebut maka dua
diklasifikasikan secara relatif bisa diprediksi.
karakteristik parameter reproduksi aseksual
Tulisan berikut merupakan rangkuman
pada tingkat populasi dideterminasi yaitu:
berbagai pengamatan tentang morfologi luar
laju pembelahan (rate of fission-F%) dan laju
dan anatomi yang menjadi parameter
regenerasi (rate of regeneration =R %). Laju
determinan berkaitan dengan proses
pembelahan diformulasikan sebagai berikut:
pembelahan (fission) dan regenerasi.
100 x (A + P)/2T, dimana T adalahjumlah total
spesimen. Sedang laju regenerasi
REPRODUKSI ASEKSUAL PADA diformulasikan sebagai : 100 x (Ap +Pa)/T.
TINGKAT POPULASI Secara umum kedua macam angka laju
tersebut secara temporal bervariasi, namun
Berdasarkan pengamatan yang
nampaknya periode regenerasi lebih lama dari
dilakukan pada tiap spesimen teripang di pada periode pembelahan (BOYER et al.
lapangan diperoleh klasifikasi sbb. (BOYER 1995).
et al. 1995; CONAND et al. 1997): Parameter lain yang perlu ditambahkan
N- Spesimen normal, mempunyai mulut yaitu lamanya regenerasi (regenerated length).
dan anus, tidak terlihat adanya tanda- Kenyataan yang ditemukan menunjukkan
tanda pembelahan, atau adanya bahwa spesimen anterior (Ap) beregenerasi
pengkerutan melintang pada dinding dalam waktu yang relatif lebih pendek daripada
tubuh (integument). spesimen posterior (Pa) (BOYER et al. 1995).

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Namun diluar kenyataan ini, tidak terlihat jelas kemungkinan terjadi seperti ditunjukkan pada
perbedaan spesimen normal dengan spesimen gambar 1. Perbedaan gambaran kedudukan
anterior yang sedang dalam proses regenerasi usus (digestive tube) pada kedua kasus tersebut
dari pada dengan spesimen posterior. diterangkan oleh kenyataan adanya daya
tarikan (stretching forces) yang berpengaruh
REPRODUKSI ASEKSUAL PADA terhadap susunan organ dalam tiap individu.
TINGKAT INDIVIDU Tanda-tanda akan terjadinya
pembelahan dapat diketahui baik dari luar
Pengamatan terhadap organ tubuh maupun dalam tubuh. Tanda luar terlihat pada
diperoleh tambahan informasi tentang bagian integument yang berkontraksi atau
pembelahan dan regenerasi. Spesimen dari membentuk kerutan seperti cincin (ring) pada
kategori F, A, Ap, P, dan Pa dikumpulkan tubuh, sedang tanda dalam terlihat adanya
untuk dibedah dilihat anatominya. kerutan pada otot longitudinal pada titik
Pembelahan (fission) dimana akan terjadi pembelahan. Tanda-tanda
Teripang menjelang melakukan yang spesifik ini masih dapat dilihat pada
pembelahan mencari tempat berlindung dan individu yang baru saja membelah.
mulai kontraksi. Pengkerutan (constriction) Regenerasi (pemulihan diri).
terjadi pada suatu bagian dinding tubuh Setelah pembelahan terjadi, bagian
(integument) yang berkembang menjadi anterior (A) hanya memiliki sedikit organPada
bentukan cincin. Pada bagian tersebut akan bagian ini terlihat adanya mulut dengan
memanjang (stretches) kemudian lepas tentakel (appendages), gonad (bila ada), dan
memisah (split). Pada fase ini bagian usus bagian dari usus (intestine). Usus akan
masih belum terpisah, tapi pada akhirnya memanjang selama regenerasi berlangsung
terpisah juga. Setelah putus, maka terpisah hingga pulih seperti keadaan semula. Pohon
bagian anterior dan bagian posterior, umumnya pernafasan (respiratory trees) dan "rete
tetap berdekatan satu sama lain. Pembedahan merabile" beregenerasi secara utuh. Aktifitas
memperlihatkan dimana letak terjadinya makan mulai lebih cepat sebelum seluruh
pemisahan berkaitan dengan organ dalam. Dua organ tersebut beregenerasi sempurna.

Gambar 1. Dua macam asumsi kemungkinan dimana terjadinya pembelahan


(Two fission possibilities) (BOYER et al. 1995).

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Pada bagian posterior (P), umumnya Usus melekat pada dinding tubuh oleh
sebagian besar organ masih ada. Organ pohon sejumlah "mesenteries". "Rete mirabile"
pernafasan kiri dan "rete mirabile" yang berada pada bagian kedua dari usus dan
melekat pada usus mereduksi (dissolve). berfungsi membantu fungsi penyerapan sari
Sementara itu usus juga memendek dan makanan.
kemudian beregenerasi sampai ukuran semula. Sekitar "calcareus ring" terdapat
Pohon pernafasan kanan juga beregenerasi. "vesicle of oral podia" yang menunjang
Daerah oral beregenerasi lebih cepat dan kelenturan tentakel oral. "Polian vesicle"
berfungsi meski masih berukuran kecil dengan terdapat dibawah calcareous ring. Teripang
beberapa tentakelnya. yang "gonochorismal" biasanya mempunyai
Dari uraian tersebut regenerasi organ gonad yang melekat sepanjang mesenteri,
dapat diikhtisarkan sebagai berikut, setelah berawal pada pangkal gonad (gonad base),
pembelahan, spesimen dengan kategori A kira-kira terletak dekat dengan mulut, dan
harus membentuk usus, "rete mirabele", pohon membentuk kelompok percabangan tubula.
pernafasan dan kloaka. Spesimen kategori P Dalam keadaan matang gonad (mature),
mereduksi sebagian besar organ (usus, "rete gonad jantan dan betina bisa dibedakan ber-
mirabele", pohon pernafasan); kemudian dasar perbedaan warna. Tiap individu teripang
beregenerasi kembali, mungkin dengan mate- mempunyai gonad dengan berat bervariasi.
rial yang tersisa setelah reduksi tersebut. Dari Organ pernafasan terdiri atas dua pohon
kedua grup tersebut, usus, pohon pernafasan pernafasan (respiratory trees), sebelah kanan
kiri, dan "rete mirabele"adalah hasil regenerasi. dan kiri. Masing-masing pohon pernafasan
terdiri atas pokok dengan percabangannya,
ANATOMI SPESIMEN DALAM melekat sampai bagian anterior dan bermuara
BEBERAPA KATEGORI BERBEDA pada kloaka. Pernafasan secara pasif terjadi
oleh difusi air dengan organ ini dan proses ini
CONAND et al. (1977) dalam mengurangi adanya sisa metabolit. Pohon
pengamatan-nya terhadap reproduksi aseksual pernafasan sebelah kanan melekat pada
populasi teripangjenis Holothuria leucospilota, dinding tubuh (integument) oleh mesenteri,
melakukan pemeriksaan anatomi terhadap sedang pohon pernafasan sebelah kiri melekat
individu-individu dalam kategori yang berbeda. pada "rete mirabile".
Uraian anatomi berikut merupakan rangkuman Beberapa jenis teripang ketika ter-
amum dari hasil pengamatan tersebut. ganggu/diserang akan melepas sejumlah
"benang cuverian" yang halus dari anusnya.
Spesimen Normal (N) (Gambar2) "Organ Cuverian" biasanya berada berdekatan
Spesimen normalditandaiolehadanya dengan pangkal pohon pernafasan. Spesimen
lima pasang otot longitudinal yang memanjang dalam proses pemisahan dan regenerasi
dari "periparyngeal calcareus ring" di daerah (pemulihan kembali).
mulut sampai kloaka didaerah posterior. Mulut
berada pada bagian anterior dan mempunyai Spesimen dalam proses pemisahan (F)
sejumlah tentakel. Usus biasanya penuh terisi (Gambar 3).
pasir karang mati dan pecahan batu (rock de- Spesimen memperlihatkan peng-
bris), dan berdinding tipis. Usus terbagi atas kerutan (constriction) pada bagian anterior dari
tiga bagian (loops), dengan penyambung tubuhnya. Pada tahap awal akan terjadi
semacam otot melintang (tranverse vessel pemisahan, pengkerutan terlihat seperti garis
joint) dari masing-masing bagian tersebut. (annular). Pada area integument yang telah

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 2. Spesimen normal (N) yang dibedah (Dissection of an N specimen) (CONAND et


al. 1997)

Gambar 3. Anatomi specimen dalam proses pembelahan (F) (Dissection of a spesimen in


the process of fission) (CONAND et al. 1997)

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

terjadi pengkerutan tersebut tidak terlihat lagi Spesimen Anterior (A) ( Gambar 4 )
papila ambulakral (pipa kaki tabung). Pada Spesimen merupakan bagian anterior
tahap yang lebih lanjut, pengkerutan mengarah yang memisah pada waktu pembelahan. Luka
pada pemisahan (rupture) integument dan or- pada dinding tubuh akibat pembelahan bisa
gan, kemudian tubuh teripang akan terpisah terlihat jelas atau tidak tergantung sudah
menjadi dua bagian. Kedua bagian ini masih berapa lama pembelahan terjadi. Dinding
tersambung oleh selapis tipis integument ven- tubuh pada daerah bekas luka (pembelahan)
tral. Regenerasi dini bisa terjadi dalam fase ini lebih tipis dibanding dinding tubuh yang lain.
pada spesimen F tertentu. Beberapa Pada awal regenerasi luka pembelahan masih
pengamatan memperlihatkan kejadian tersebut, terlihat terbuka, namun akan berangsur
regenerasi mulut dan tentakel oral telah tertutup sejalan dengan proses regenerasi.
berlangsung pada waktu kedua bagian tubuh Garis-garis otot terlihat didaerah sekitar luka,
teripang masih belum lepas sempurna. memanjang dari perlekatannya pada
Pemisahan (pembelahan) terjadi calcareous ring.
umumnya pada bagian anterior tubuh pada Usus masih pendek dan pada umumnya
lebih kurang 1/3 bagian dari panjang total kosong. Pada spesimen A, usus belum
tubuh. Hal ini mungkin karena ketebalan memperlihatkan bagian anal. Bagian pohon
dinding tubuh (integument) biasanya lebih tipis pernafasan kanan ditemukan melekat pada
kearah anterior dari pada bagian tengah tubuh, dinding tubuh dan tidak terlihat tanda-tanda
demikian juga otot longitudinalnya. System regenerasi. "Polian vesicle" terlihat lebih kecil
pencernaan pada bagian anterior biasanya dibanding pada spesimen normal. Podia oral
kosong, meski pembelahan terjadi tidak lama dan tentakel juga terlihat lebih kecil ukurannya
setelah makan. "Polian vesicle" dalam keadaan dibanding pada spesimen normal. Spesimen
mengecil dari keadaan normal, sedang ukuran A biasanya belum makan, sehingga tentakel
podia oral adalah normal. Hanya pohon tidak berfungsi dan nampak mengecil. Gonad
pernafasan kanan ditemukan pada bagian an- biasanya terlihat pada spesimen A.
terior, berada dekat calcareous ring dan melekat
pada dinding tubuh. Dinding tubuh dimana Spesimen Anterior dalam proses regenerasi
pembelahan akan terjadi adalah menipis. Otot (Ap) (Gambar 5)
akan terputus pada saat pembelahan. Pada fase Spesimen Ap ditandai oleh terjadinya
awal pembelahan, usus akan mengkerut dan regenerasi pada bagian posteriornya. Ukuran
ada fase akhir kemudian terputus. Pada bagian bagian yang beregenerasi tergantung berapa
separo anterior, usus melekat pada "paryngeal lama proses pembelahan telah berlangsung.
bulb". Pohon pernapasan sebelah kanan yang Dinding tubuh pada bagian yang beregenerasi,
terpengaruh oleh pembelahan, memisah tipis dan mempunyai "papila ambulakral".
sedemikian rupa sehingga sebagiannya tetap Regenerasi otot pada bagian posterior dari
berada pada bagian anterior ini, sebagian besar spesimen Ap ini dimulai dari ujung otot
yang lain berada pada bagian posterior. terluka. Otot-otot hasil regenerasi lebih tipis
Dinding tubuh pada bagian posterior dan melekat pada dinding tubuh mengarah
adalah tebal, dan ototnya juga lebih kuat pada kloaka. Seluruh spesimen Ap akan
dibanding dibagian anterior. Bagian terbesar membentuk kembali bagian usus dan anus.
dari usus berada pada bagian posterior,terisi Usus akan mulai berfungsi segera setelah
oleh pasir halus. Pasir ini terakumulasi pada anus terbentuk. Bila regenerasi telah sempurna
tahap akhir pembelahan. Gonad tidak selalu ada usus akan terlihat terdiri atas tiga bagian
pada spesimen yang sedang membelah. (loops) dengan penyekat, yang bermuara pada

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 4. Anatomi spesimen anterior (A) (Dissection of an A specimen)


(CONAND et al. 1997)

Gambar 5. Anatomi spesimen anterior dalam proses regenerasi (Ap) (Dissection


of an Ap specimen) (CONAND et al. 1997)

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

kloaka. Pada spesimen anterior hasil Spesimen Posterior (P) (Gambar 6)


pembelahan yang baru saja terjadi, hanya Spesimen P merupakan bagian poste-
ditemukan bagian pohon pernafasan kanan. rior dari teripang setelah pembelahan.
Organ ini beregenerasi dan berkembang Kenampakan dan anatomi internalnya
kearah kloaka. Sedang pohon pernafasan kiri tergantung berapa lama waktu berlalu sejak
mengalami regenerasi pada usus. Podia oral pembelahan. Pada pembelahan yang baru
berfungsi secara normal. Organ cuverian terjadi, luka masih terbuka, sehingga usus akan
mengalami regenerasi kemudian setelah usus terlihat. Pada fase kemudian, luka sudah
terbentuk sempurna, meski sebelum terbentuk menutup namun belum jelas bagian-bagian oral.
kloaka. Gonad tidak mengalami regenerasi
pada spesimen Ap.

Gambar 6. Anatomi spesimen posterior (P) (Dissection of a P specimen) (CONAND et al.


1997)

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Dinding tubuh spesimen P umumnya spesimen P. Pohon pernafasan kiri tidak


tebal, nampak menipis pada bagian terluka. terpengaruh oleh pembelahan dan masih
Pada spesimen P yang baru, bagian otot yang bersatu dengan "rete mirabile" bila ada. Pohon
terluka mengeras (mengapur). Usus terdiri atas pernafasan kanan terpotong waktu pembelahan
tiga bagian (loops) dengan penyekatnya dan tapi ditemukan pada bagian posteroir. "Polian
terbuka pada bagian terluka. Pada waktu vesiele" tidak ditemukan pada spesimen P.
bagian terluka masih terbuka maka usus kontak Beberapa spesimen mempunyai deretan oral
langsung dengan lingkungan luar. Dalam podia pada tempat/area terluka, meskipun
keadaan tersebut spesimen tidak makan, maka mulut belum terbentuk. Gonad tidak selalu
usus selalu dalam keadaan kosong. ditemukan, sedang seluruh spesimen P
Pada beberapa spesimen P, usus mempunyai organ cuverian.
memperlihatkan tanda-tanda regenerasi
dengan dinding sangat tipis, tapi beberapa Spesimen posterior dalam proses regenerasi
kasus terjadi disintegrasi dan tidak ada tanda (Pa) (Gambar 7)
regenerasi. Bila usus tidak mengecil (atrophy), Spesimen Pa merupakan spesimen P
maka "rete mirabile" kelihatan masih utuh. yang telah membentuk kembali bagian
Kedua pohon pernafasan juga ditemukan pada anteriornya, termasuk pembentukan mulut dan

Gambar 7. Anatomi spesimen posterior dalam proses regenerasi (Pa) (Dissection of a Pa


specimen) (CONAND et al. 1997)

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

tentakelnya. Dinding tubuh pada bagian effect on population structure of


regenerasi selalu lebih tipis dibanding dengan Holothuria atra ( Echinodermata :
bagian lainnya. Regenerasi bagian anterior ini Holothuroidea) in Taiwan. Mar. Biol.
juga diikuti dengan regenerasi papila 116 : 109-115.
ambulakralnya. Otot-otot pada bagian
CONAND, C. 1988. Comparison between es-
regenerasi juga terlihat lebih kecil. Regenerasi
timation of growth and mortality of two
otot dimulai dari bagian lingkar otot terluka.
stichopodid holothurians : Thelenota
Usus mulai terbentuk kembali pada bagian
ananas and Stichopus chloronotus
mulut yang dikelilingi "calcareous ring" dan
(Echinodermata: Holothuroidea). Proc.
tentakel yang sudah terbentuk sempurna.
6th Int. Coral Reef Symp. Townsville.
Pada seluruh spesimen Pa, usus selalu
2 : 661-665.
terisi pasir. Nampaknya aktifitas makan mulai
segera setelah bagian mulut mengalami CONAND, C. 1996. Asexual reproduction by
regenerasi. Bagian anterior dari usus fision in Holothuria atra: Variability of
beregenerasi. Podia oral dan polian vesicle some parameters in population from the
beregenerasi dan berfungsi normal. Kedua tropical Indo-Pacific. Oceanologica
pohon pernafasan ditemukan, hanya pohon Acta 19 (3). 209-216.
pernafasan kanan yang beregenerasi kearah
CONAND, C: J. ARMAND: N. DIJOUX and
anterior. Pada spesimen Pa tidak ditemukan
J. GARREY1998. Fission in a popula-
gonad. Seperti pada spesimen P, organ cuverian
tion of Stichopus chloronotus on Re-
selalu terdapat Pa, tidak mengalami regenerasi.
union Island, Indian Ocean. Beche-de
mer Inform. Bull. 10 : 15-23.
DAFTAR PUSTAKA
CONAND, C and C. DE RIDDER 1990.
BAKUS, GJ. 1973. The biology and ecology Reproduction asexee par scission chez
of tropical holothurians. In : Biology Holothuria atra (Holothuroidea) dans
and Geology of Coral Reefs. (O.A. des population de platiers recifaux: 71
Jones & R. Endean, eds.). vol. II, -76. In : Echinoderm Research, De
Biology I. New York, Academic Press,: Ridder et al. (eds.) Balkema,
325-357. Rotterdam. 343p.
BONHAM, K and E.E. HELD 1963, Ecologi- CONAND, C: C. MOREL and R. MUSSARD
cal observations on the sea cucumbers 1997. A new study of asexual repro-
Holothuria atra and Holothuria duction in holothurians : Fission in
leucospilota at Rongelap Atoll, Holothuria leucospilota populations on
Marshall Island. Pacif. Sci, 17 : 305- Reunion Island in the Indian Ocean.
314. Beche-de-mer, Inform. Bull. 9 : 5-11.
BOYER, C; S. CAILASSON and K. CROZIER,W.J. 1917. Multiplication by fission
MAIRESSE 1995. Asexual reproduc- in holothurians. Am. Nat, 51 (609) :
tion in Holothuria atra on a reef of 506-566.
Reunion Island in the Indian Ocean.
DEICHMANN, E. 1922.On some cases of
Beche-de mer Inform. Bull. 7 : 7-9.
multiplication by fission and coales-
CHAO, S.M: C.P CHEN and P.S cence in holothurians. Vidensk. Medd.
ALEXANDER 1993. Fission and its Dansk. Naturhist. Foren, 73 : 199-206.

10

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

EBERT, T.A. 1983. Recruitment in MLADENOV, P. and R. EMSON 1988.


echinoderns. Echin. Stud. 1 : 169-203. Density, size structure and reproductive
characteristics of fissiparous brittle stars in
EMSON, R.H. and P.V. MLADENOV 1987.
algae and sponges : evidence for
Studies of the fissiparous holothurian
interpopulational variation in levels of
Holothuria parvula. (Selenka)
sexual and asexual reproduction. Mar.
(Echinodermata : Holothuroidea). J.
Ecol, Prog. Ser, 42 : 181-194.
Exp. Mar. Biol. Ecol. 111 : 195-211.
PEARSE, J,S, 1968, Patterns of reproductive
GRASSLE, J.F and J.M. SHICK 1979. Intro-
periodicities in four species of Indo-
duction to the symposium : Ecology of
asexual reproduction in animals. Amer. Pacific echinoderms. Proc. Ind. Acad.
Zool. 19 (3) : 667-668. Sci 67 : 247-279.

HARRIOTV. 1982 Sexual and asexual repro- UTHICKE, S 1994. Distribution patterns and
duction of Holothuria atra Jaeger at growth of two reef flat holothurians,
Heron Island reef, Great Barrier Reef. Holothuria atra and Stichopus
chloronotus, In: Echinoderms through
Australian Museum Memoir, 16 :
time : Proceedings of the 8th Interna-
53-66.
tional Echinoderm conference, D
HYMANX.H. 1955 The Invertebrate : David, A. Guile, J.P. Feral and M.
Echinodermata, the Coelomate Roux (eds,), A. A. Balkema, Rotterdam.
Bilateria, Vol. 4, McGraw Hill, New 569-576.
York : 1-769.
UTHICKE, S. 1997. The seasonality of asexual
KILLE, F.R. 1942. Regeneration of the repro- reproduction in Holothuria atra,
ductive system following binary fission Holothuria edulis and Stichopus
in the sea-cucumber, Holothuria chloronatus (Holothuroidea :
parvula (Selenka). Biol. Bull. 83 : 55- Aspidochirotida) on the Great Barrier
66. Reef. Mar. Biol. 129 : 435-441.

11

Oseana, Volume XXIV no. 2, 1999

Anda mungkin juga menyukai