UJI KARBOHIDRAT
II. TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif karbohidrat
VI. PEMBAHASAN
Praktikum uji Molisch digunakan untuk mengetahui adanya
karbohidrat Larutan Molisch ini sendiri mengandung 10 gram α-naftol
dalam 100 mL alkohol. Sampel yang digunakan yaitu larutan glukosa 0,1
M. Uji ini berdasarkan kepada reaksi karbohidrat dengan asam pekat.
Hasil pengamatan yang diperoleh dari larutan glukosa 0,1 M pada
tabung reaksi yang dicampurkan dengan reagen Molisch yaitu terjadi
perubahan warna dari bening menjadi ungu kemerahan, setelah
ditambahkan asam sulfat pekat (H2SO4) dari dinding tabung terjadi
perubahan warna dari ungu kemerahan menjadi bening. Berdasarkan teori
akan terbentuk cincin ungu yang terlihat menjadi tiga bagian yaitu bagian
paling bawah berwarna bening yang merupakan larutan asam, bagian tengah
berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah
sampel yang diduga mengandung karbohidrat. Praktikum yang kami
lakukan tidak sesuai dengan teori, karena larutan glukosa sudah pasti
mengandung karbohidrat, namun cincin ungu tidak terbentuk yang
disebabkan karena kesalahan dalam penambahan asam sulfat dari dinding
tabung yang tidak hati-hati, sehingga larutan yang terbentuk hanya larutan
asam yang berwarna bening.
Penambahan asam sulfat pekat seharusnya dilakukan hati-hati dari
dinding tabung. Jika langsung ke larutan maka akan merusak langsung
karbohidrat dan yang terbentuk adalah warna ungu pada larutan bahkan
larutan dapat menjadi tidak berwarna (bening). Selain itu, pemberian
melalui dinding akan memberikan bentuk cincin yang sempurna.
Penggunaan asam sulfat pekat berfungsi untuk men-dehidrasi karbohidrat
menjadi senyawa furfural.
Pada uji Molisch, cincin ungu yang sudah terbentuk harus dihindari
dari guncangan karena bila terkena guncangan maka partikel alkohol yang
melindungi karbohidrat akan terurai dan asam pekat akan masuk lalu
merusak karbohidrat yang ada. Pemanasan tidak dilakukan karena asam
pekat sudah bersifat panas (eksoterm) sehingga apabila dilakukan
pemanasan, reaksi kondensasi cincin ungu akan terlalu cepat sehingga tak
dapat terlihat dan karbohidrat akan rusak terlebih dahulu.
Larutan Molisch ini mengandung alkohol. Fungsi dari alkohol
dalam larutan ini ada dua yaitu untuk melindungi partikel-partikel
karbohidrat dari kontak langsung asam sulfat pekat sehingga tidak terjadi
kerusakan langsung senyawa karbohidrat dalam sampel dan sebagai pelarut
α-naftol. α-naftol merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan
memberikan warna ungu jika bereaksi dengan senyawa furfural yang akan
dibahas selanjutnya. α-naftol bersifat tak larut air, maka dari itu, selain
untuk perlindungan senyawa karbohidrat, alkohol berfungsi untuk
melarutkan α-naftol.
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam
sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida, lalu monosakarida
tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural. Furfural
tersebut dengan adanya α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA