Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KARBOHIDRAT

Nama : Gusti Ayu Putu Intan Pandini


NIM : 1808531033
Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2019

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
I. JUDUL PRAKTIKUM
Uji Molisch Karbohidrat

II. TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif karbohidrat

III. DASAR TEORI


Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat di
alam. Karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe-
tipe karbohidrat adalah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang
tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih
kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer
dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida.
Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana. Disakarida, senyawanya
terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dpt dihidrolisis
oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
Polisakarida, senyawa yg terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yg banyak
jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida,
sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.
Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun
dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida. Jika diperoleh
dari hidrolisis maka karbohidrat itu disebut polisakarida. Karbohidrat adalah zat organik
utama yang terdapat dalam tumbuhan dan biasanya mewakili 50-75% dari jumlah bahan
kering dalam bahan makanan ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar.
Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah monosakarida (glukosa, fruktosa, manosa),
disakarida dan oligosakarida (sukrosa, laktosa, trehalosa, maltosa) (Anggordi, 1973).
Uji molisch ini adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini sangat efektif
untuk senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa
furfural atau senyawa furfural yang tersubtitusi, seperti hidroksi metil fulfural.
Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi fulfural atau derivatnya dengan
alfanaftol. Uji Molisch menggunakan pereaksi molisch untuk mengetahui
terjadinya reaksi dehidrasi yang merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan
dengan asam mineral kuat. Monosakarida dengan asam sulfat pekat terdehidrasi
menjadi furfural atau turunannya. Furfural atau turunannya ini membentuk warna
persenyawaan berwarna dengan α-naphthol atau persenyawaan aromatic lain. Uji
molisch berdasarkan sifat ini yaitu pembentukan kompleks violet atau ungu
dengan α-naphthol (Darjanto et all,1988).
Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan dihidrolisis menjadi
monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat
pekat menjadi furfural. Furfural tersebut apabila ditambah dengan α-naphthol akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila
pemberian asam sulfat pada larutan sampel yang telah diberi melalui dinding gelas
dan secara hati-hati maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin furfural pada
batas antara larutan sampel dengan asam sulfat dan itu menunjukkan bahwa larutan
sampel tersebut mengandung karbohidrat (Sudarmadji et all, 1986).

IV. CARA KERJA


Alat dan bahan disiapkan yaitu, tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, gelas
beaker, larutan glukosa 0,1 M, asam sulfat pekat (H2SO4), dan reagen Molisch.
Tabung reaksi diisi 5 ml larutan glukosa 0,1 M, lalu ditambahkan dua tetes reagen
Molisch. Langkah selanjutnya adalah ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat (H2SO4)
melalui dinding tabung dan diamati perubahan yang terjadi.
V. HASIL PENGAMATAN
Gambar
No
Sebelum Sesudah Keterangan
Perlakuan : ditambahkan reagen Molisch
1.
Terjadi perubahan
warna dari bening
menjadi ungu
kemerahan.

Perlakuan : ditambahkan asam sulfat pekat (H2SO4)


2.
Terjadi perubahan
warna dari ungu
kemerahan
menjadi bening.

VI. PEMBAHASAN
Praktikum uji Molisch digunakan untuk mengetahui adanya
karbohidrat Larutan Molisch ini sendiri mengandung 10 gram α-naftol
dalam 100 mL alkohol. Sampel yang digunakan yaitu larutan glukosa 0,1
M. Uji ini berdasarkan kepada reaksi karbohidrat dengan asam pekat.
Hasil pengamatan yang diperoleh dari larutan glukosa 0,1 M pada
tabung reaksi yang dicampurkan dengan reagen Molisch yaitu terjadi
perubahan warna dari bening menjadi ungu kemerahan, setelah
ditambahkan asam sulfat pekat (H2SO4) dari dinding tabung terjadi
perubahan warna dari ungu kemerahan menjadi bening. Berdasarkan teori
akan terbentuk cincin ungu yang terlihat menjadi tiga bagian yaitu bagian
paling bawah berwarna bening yang merupakan larutan asam, bagian tengah
berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah
sampel yang diduga mengandung karbohidrat. Praktikum yang kami
lakukan tidak sesuai dengan teori, karena larutan glukosa sudah pasti
mengandung karbohidrat, namun cincin ungu tidak terbentuk yang
disebabkan karena kesalahan dalam penambahan asam sulfat dari dinding
tabung yang tidak hati-hati, sehingga larutan yang terbentuk hanya larutan
asam yang berwarna bening.
Penambahan asam sulfat pekat seharusnya dilakukan hati-hati dari
dinding tabung. Jika langsung ke larutan maka akan merusak langsung
karbohidrat dan yang terbentuk adalah warna ungu pada larutan bahkan
larutan dapat menjadi tidak berwarna (bening). Selain itu, pemberian
melalui dinding akan memberikan bentuk cincin yang sempurna.
Penggunaan asam sulfat pekat berfungsi untuk men-dehidrasi karbohidrat
menjadi senyawa furfural.
Pada uji Molisch, cincin ungu yang sudah terbentuk harus dihindari
dari guncangan karena bila terkena guncangan maka partikel alkohol yang
melindungi karbohidrat akan terurai dan asam pekat akan masuk lalu
merusak karbohidrat yang ada. Pemanasan tidak dilakukan karena asam
pekat sudah bersifat panas (eksoterm) sehingga apabila dilakukan
pemanasan, reaksi kondensasi cincin ungu akan terlalu cepat sehingga tak
dapat terlihat dan karbohidrat akan rusak terlebih dahulu.
Larutan Molisch ini mengandung alkohol. Fungsi dari alkohol
dalam larutan ini ada dua yaitu untuk melindungi partikel-partikel
karbohidrat dari kontak langsung asam sulfat pekat sehingga tidak terjadi
kerusakan langsung senyawa karbohidrat dalam sampel dan sebagai pelarut
α-naftol. α-naftol merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan
memberikan warna ungu jika bereaksi dengan senyawa furfural yang akan
dibahas selanjutnya. α-naftol bersifat tak larut air, maka dari itu, selain
untuk perlindungan senyawa karbohidrat, alkohol berfungsi untuk
melarutkan α-naftol.
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam
sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida, lalu monosakarida
tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural. Furfural
tersebut dengan adanya α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu.

VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. dan Joan. 1986. Organic Chemistry, Third Edition. Erlangga :


Jakarta.
Riswiyanto, S. 2009. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta.
Holme, J. David.1998. Analytical Biochemistry 3rd Edition. England : Pearson
Education Limited.
Lehninger, Albert L. 1970. Biochemistry 2nd Edition. Worth Publisher : New York.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit UI-Press : Jakarta.
Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta
Liberty : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai