Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KARBOHIDRAT

Kelompok 3.3

Aurianty Deyana (41210540)


Natasya Justice Putri Rihi (41210552)
Yohanes Eureka Adi Nugrahanto (41210553)
Melly Krissensia Rabel (41210576)
Adhiatma Santoso (41210587)
Elisabeth Luiza Fernandez (41210590)
Katharina Winahyu Premono (41210601)
Daniel Pradana Andrian Wicaksono (41210613)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2021
BAB I
DASAR TEORI

Karbohidrat adalah konstituen utama makanan dan jaringan. Karbohidrat


ditandai dengan jenis dan jumlah residu monosakarida di dalam molekulnya.
Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana dan tidak dapat dihidrolisis lagi.
Contoh: glukosa, galaktosa, fruktosa
2. Disakarida
Produk kondensasi dua unit monosakarida
Contoh: maltosa, laktosa, dan sukrosa
3. Oligosakarida
Produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida
Contoh: pati, dekstrin, dan polisakarida nonpati
4. Polisakarida
Produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida
Contoh: pati,dekstrin, dan polisakarida nonpati
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Tes ini sangat efektif
untuk senyawa - senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa
furfural atau senyawa furfural yang tersubtitusi, seperti hidroksi metilfulfural.
Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi fulfural atau derivatnya dengan
alfa naftol. Thymolm dapat dipakai sebagai pengganti alfa-naftol. Ia juga lebih
stabil daripada alfa naftol dan pada penyimpanan yang lama tidak berubah warna.
Selain itu, terdapat uji Benedict. Melalui uji Benedict, terlihat bahwa
glukosa memiliki gula pereduksi. Glukosa mengandung gugus aldehid. Sekalipun
aldosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam
kesetimbangannya, sehingga glukosa memiliki aldehid dengan rantai terbuka,
sehingga dapat mereduksi berbagai macam reduktor. Reaksi yang terjadi
menimbulkan endapan merah bata.
Uji Seliwanoff merupakan sebuah uji kimia yang membedakan antara gula
aldosa dan ketosa. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa.
Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji didasarkan
pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada
aldosa. Ketosa yang terdehidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol
menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan
menghasilkan zat berwarna merah muda. Fruktosa dan sukrosa merupakan dua
jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena
termasuk disakarida yang terdiri atas fruktosa dan glukosa.
Prinsip uji seliwanoff adalah pencampuran larutan lalu diikuti pemanasan
yang membuat disakarida yang tergolong ketosa berwarna merah. Pada uji
seliwanoff, hasil positif didapat pada fruktosa, maltosa, laktosa, amilum dan
sukrosa. Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang
mengandung gugus keton, seperti fruktosa. Ketika semua larutan ditambahkan
larutan seliwanoff, terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kuning.
Ketika dipanaskan, terjadi perubahan warna menjadi merah orange yang
menunjukan bahwa sampel termasuk ketosa dan peristiwa monosakarida ketosa
menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid
mengalami transformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi
kemudian bereaksi dengan resolsinol menghasilkan zat yang berwarna merah tua.
Reaksi Tauber dapat digunakan untuk mengidentifikasi pentosa, tetapi
tidak berlaku terhadap heksosa. Reagen tauber berisi larutan 4% benzidin dalam
asam asetat glasial. Reaksi yang terjadi adalah pentosa dihidrolisis oleh asam
asetat glasial menjadi furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan 4%
benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur.
Hidrolisis sukrosa secara enzimatik menghasilkan gula invert yang jernih
dan bermutu tinggi. Menurut Chafied dkk (911) pemanasan larutan gula yang
umum dilakukan pada saat hidrolisis sukrosa menggunakan katalis asam dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan warna larutan akibat terbentuknya
hidroksimetil furfural akibat dehidrasi fruktosa.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Nama Uji Gambar Keterangan

1. Mollisch Test Larutan membentuk


lapisan cincin berwarna
ungu pada dasar tabung.

2. Benedict Test Larutan akan


membentuk endapan
merah bata.

3. Seliwanoff Test Larutan berubah


menjadi merah anggur
setelah dipanaskan
hingga mendidih
4. Touber Test Larutan berubah
menjadi merah anggur

5. Hidrolisis a. dimasukkan waterbath Larutan yang


Sukrosa dimasukkan waterbath
akan membentuk
endapan

b. tidak dipanaskan
Larutan yang dibiarkan
saja akan tetap
berwarna biru.

B. Pembahasan
1. Mollisch Test
Percobaan menggunakan alpha naphtol. Napthol biasanya
dapat bereaksi di bawah suasana asam. Monosakarida dalam
larutan asam pekat akan diubah menjadi bentuk furfural. Napthol
dan Furfural akan berkondensasi membentuk cincin senyawa
kompleks berwarna ungu. Prinsip percobaan ini adalah suatu reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural
ketika bereaksi dengan napthol. Pada hasil didapat adanya cincin
namun lapisan tipis dikarenakan konsentrasi Alpha Naphtol yang
digunakan hanya sebesar 0,1% sehingga lapisan cincin furfural
yang terbentuk tidak terlalu pekat.
2. Benedict Test
Monosakarida dapat mereduksi senyawa tembaga pada
kondisi alkalis di larutan fehling / larutan benedict. Monosakarida
akan mereduksi larutan menjadi warna lebih tua dari larutan
terkadang muncul presipitat cupri-oxida berwarna merah. Pada
hasil percobaan kami didapat terlihat hasil yang positif
mengandung karbohidrat dimana terlihat endapan merah bata di
bawah tabung reaksi.
3. Seliwanoff Test
Uji seliwanoff berfungsi untuk mendekteksi adanya gula
ketosa pada substrat yang dicobakan. Pada percobaan ini, kami
mendapatkan hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna.
Reagen seliwanoff terdiri atas asam klorida dan resorsinol. Asam
klorida yang terdapat pada seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa
yang menghasilkan hidroksi furfural sehingga mengalami
kondensasi setelah penambahan resorsinol yang mengakibatkan
larutan menjadi berwarna merah anggur dan hal ini tidak dialami
oleh zat uji yang lain. Perubahan warna ini mengidentifikasikan
adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat. Pada pelaksaan uji
seliwanoff, salah satu tahapan yang dilakukan adalah memanaskan
reagen yang telah dicampur dengan fruktosa hingga mendidih.
Pemanasan berfungsi untuk mempercepat hidrolisis karbohidrat
sehingga monosakarida yang mempunyai gugus keton dapat segera
bereaksi dengan reagen Seliwanoff dan menghasilkan perubahan
warna.
4. Tauber Test
Reaksi Tauber dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pentosa, tetapi tidak berlaku terhadap heksosa. Reagen tauber
berisi larutan 4% benzidin dalam asam asetat glasial. Reaksi yang
terjadi adalah pentosa dihidrolisis oleh asam asetat glasial menjadi
furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan 4%
benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur.
Arabinosa termasuk pentosa (aldopentosa) sehingga memberi
reaksi positif terhadap reagen Tauber, sedang glukosa dan fruktosa
termasuk heksosa sehingga reaksinya negatif. Bila aldopentosa
dididihkan dengan pereaksi Tauber, dihasilkan warna pink sampai
merah setelah didinginkan.
5. Hidrolisis Sukrosa
Hidrolisis Sukrosa bertujuan untuk mencari gula
pereduksinya. Gula pereduksi merupakan golongan karbohidrat
monosakarida yaitu dimana pada sukrosa dapat dihidrolisis
menjadi glukosa dan fruktosa. Pada percobaan ini sukrosa
direaksikan terlebih dahulu dengan timol biru lalu diberi HCl
sebagai indikator asam. Kemudian akan dibagi menjadi dua larutan
yang satu dipanaskan dan satunya lagi tidak. Yang dipanaskan
dalam waterbath bertujuan untuk menghidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Setelah dipanaskan, ditetesi lagi dengan
Natrium Karbonat sebagai indikator basa.
Percobaan dilanjutkan dengan tes benedict dimana kami
mendapatkan hasil positif yaitu terbentuk endapan merah bata pada
salah satu tabung dimana endapan ini terjadi karena glukosa dan
fruktosa tadi menghasilkan gula yang dapat bereaksi positif dengan
tes benedict. Sedangkan salah satu tabung yang tidak dipanaskan
tidak terjadi perubahan warna atau terbentuk endapan karena
sukrosa tidak terhidrolisis.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan maka dalam Praktikum Uji
Karbohidrat dapat disimpulkan bahwa :

1. Karbohidrat adalah konstituen utama makanan dan jaringan. Karbohidrat


ditandai dengan jenis dan jumlah residu monosakarida di dalam
molekulnya.
2. Karbohidrat diklasifikasikan menjadi monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida
3. Uji Molisch adalah Uji untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat pada
suatu sampel. Hasil positif akan menghasilkan warna ungu.
4. Uji benedict adalah uji untuk melihat apakah ada gula pereduksi atau
tidak. Hasil positif akan menghasilkan warna merah bata
5. Uji Seliwanof adalah uji untuk melihat adanya gula ketosa pada substrat
yang dicobakan. Hasil positif akan menghasilkan warna merah anggur
6. Uji Touber adalah mengidentifikasi pentosa, tetapi tidak berlaku terhadap
heksosa. Hasil positif akan menghasilkan warna merah anggur
7. Hidrolisis Sukrosa untuk membandingkan lebih cepat mana hidrolisis
sukrosa terjadi apakah yang dipanaskan atau tidak. Hasil positif akan
berwarna merah dan terbentuk endapan.
DAFTAR PUSTAKA

Hanum, Galuh Ratmana. (2017). Biokimia Dasar. Sidoarjo:UMSIDA Press


Marks, Dawn B, Dkk. (2011). Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta:EGC
Murray, R., Bender, D., Botham, K., Kennelly, P., Rodwell, V., & Weil, P.
(2012). BIOKIMIA HARPER (27th ed.).UGC Medical Publisher.
Razak, A.R. (2012) Optimalisasi Hidrolisis Sukrosa Menggunakan Resin Penukar
Kation Tipe Sulfonat, Jurnal Natural Science Desember 2012 Vol. 1.(1)
120
Shahidullah, M., & Khorasani, S. S. (1972). The sensitivity and selectivity of the
Seliwanoff test for fructose

Anda mungkin juga menyukai