Anda di halaman 1dari 24

Uji Fermentasi

Gula dan
Katalase
Dani Agam R. (151610101026)
Laila Fakhriyah D. W (151610101116)
Erryska Wira T. (151610101119)
Kiki Rahmi Z (151610101124)
Uji Fermentasi Gula
TUJUAN PRAKTIKUM

Mengidentifikasi bakteri yang mampu


memfermentasikan karbohidrat menjadi bermacam-
macam zat, seperti alkohol, gas serta asam, tergantung
pada macamnya gula dan spesies bakteri.
Untuk gula yang digunakan dalam uji fermentasi yakni
Glukosa , laktosa dan sukrosa.
Terbentuknya asam ditandai dengan berubahnya warna
pada indikator yang semula berwarna merah menjadi
berwarna kuning.
PROSEDUR KERJA

1. Masukkan media gula diantara lain : glukosa, laktosa,


dan sukrosa pada 3 tabung reaksi yang berbeda dan
media yang digunakan adalah masing masing gula
dengan konsentrasi 1% dalam pepton
2. Beri tanda pada masing masing tabung reaksi
3. Masukkan bakteri S. mutans sebanyak 0,1 mm
4. Tambahkan indikator phenol red 3 tetes sampai
berwarna merah
PROSEDUR KERJA

5. Tutup tabung reaksi menggunakan kapas dan bungkus


dengan kertas. (jangan sampai menimbulkan gas dalam
tabung karena jika menghasilkan gas nanti hasilnya
pun akan menghasilkan reaksi positif (+) palsu, yang
tidak benar atau salah ).
6. Inkubasi pada suhu 35-37C selama 18-24 jam setelah
proses inkubasi selesai, amati hasil inkubasi berupa ada
atau tidaknya pembentukan asam yang ditunjukkan
dengan perubahan warna media dari merah atau orange
menjadi kuning, warna lebih cerah dan juga dapat
ditunjukkan dengan ada atau tidaknya pembentukan
gas berupa gelembung pada tabung Durham (tabung
kecil yang terbalik didalam tabung reaksi)
DASAR TEORI

Fermentasi adalah proses penguraian senyawa


makromolekul organik menjadi senyawa yang lebih
sederhana oleh aktivitas metabolisme miskroba pada
kondisi anaerob.
Fermentasi dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir,
contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat
menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat
dan propionet, ester-ester, keton dan gas (Pelczar, 2008).
Sebagian besar mikroorganisme memperoleh energi dari
substrat berupa karbohidrat yang selanjutnya
difermentasi menghasilkan asam asam organik (seperti
asam laktat,format,asetat) dengan disertai atau tidak
disertai pembentukan gas.
DASAR TEORI

Organisme organisme yang berbeda akan


menggunakan karbohidrat atau gula gula yang
berbeda tergantung dari komponen enzim yang
dimilikinya.

Perbenihan gula gula digunakan untuk melihat adanya


pembentukan asam yaitu dengan adanya perubahan
warna indikator merah fenol atau biru bromtimol yang
terdapat dalam perbenihan menjadi kuning yang
sebelum ditanami berwarna merah (indikator merah
fenol) atau berwarna biru (indikator biru bromtimol)
serta untuk pembentukan gas, yaitu dengan terlihatnya
udara dalam tabung durham.
FERMENTASI GLUKOSA
HASIL FERMENTASI
GLUKOSA

Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah positif


karena terjadi perubahan warna menjadi warna jingga
yang lebih muda (terjadinya pembentukan asam)
dengan disertai gelembung udara pada tabung durham.

Artinya bakteri memfermentasi gula membentuk asam


dan gas sesuai dengan teori yang telah diberikan

Hasil positif (+g) ini menunjukkan bahwa S. mutans


memfermentasi glukosa menjadi asam dan gas.
FERMENTASI LAKTOSA
FERMENTASI LAKTOSA

Yang berperan dalam pemecahan gula laktosa


adalah Enzim laktase yang memiliki fungsi
mengkatalis hidrolisis laktosa menjadi
monosakarida penyusunnya yaitu glukosa
dan galaktosa. Enzim ini bekerja secara
spesifik jika substratnya berupa laktosa.
HASIL FERMENTASI
LAKTOSA

Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah negatif karena tidak
terjadi perubahan warna dan tidak terbentuknya gelembung udara
pada tabung durham. Hal ini menunjukkan bahwa laktosa tidak
memproduksi gas. Walaupun warna pada media berubah, hasil uji
fermentasi laktosa masih dapat dikatakan negatif, yaitu tidak
terjadinya perubahan warna media dari merah menjadi kuning,
serta tidak ditemukan gas pada tabung durham, dikarenakan
laktosa tidak memenuhi kriteria tersebut

Hal ini juga dikarenakan bakteri s. mutans tidak menghasilkan


enzim laktase yang dapat menghidrolisis gula laktosa (Jawetz,
2004)

S.mutans menghasilkan 2 enzim yakni glucosyltransferase dan


fruktosyltransferase yang spesifik dalam menghidrolisis sukrosa.
FERMENTASI SUKROSA
HASIL FERMENTASI
SUKROSA

S.mutans menghasilkan 2 enzim yakni


glucosyltransferase dan fruktosyltransferase yang
spesifik dalam menghidrolisis sukrosa menjadi
fruktosa dan glukosa
Positif (+) : Terjadi perubahan warna dari merah
menjadi kuning yang menandakan bakteri
memfermentasikan sukrosa membentuk asam, bila
dibandingkan dengan uji fermentasi glukosa maka
perubahan warna lebih mencolok dari jingga tua
ke kuning.
Positif gas (+g) : terbentuk gas di dalam tabung
durham.
KESIMPULAN

Hasil yang di dapatkan Uji fermentasi


glukosa dan sukrosa adalah positif (+) gas yang
artinya terjadi perubahan warna media dari
merah (orange) menjadi kuning. Artinya kuman
memfermentasi gula membentuk asam dan gas,
sedangkan laktosa negatif (-) yang artinya tidak
terjadinya perubahan warna media dari merah
menjadi kuning, serta tidak ditemukan gas pada
tabung durham.
Uji Katalase
TUJUAN PRAKTIKUM

Digunakan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut


termasuk bakteri aerob, anaerob fakultatif maupun
anaerob obligat
PROSEDUR KERJA

Alat : Bahan :
Objek glass Suspensi S. Mutans
Kawat ose H2O2 3%
Sprue
Bunsen

1. Ambil suspensi bakteri S. Mutans dengan menggunakan


sprue
2. Letakkan pada objek glass
3. Teteskan H2O2 3% sebanyak 1 tetes
4. Amati dengan segera apakah timbul gelembung
gelembung gas sampai jangka waktu 5 menit setelah
pencampuran dengan H2O2 3%
DASAR TEORI

Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida dengan
menghasilkan enzim katalase. (Hadioetomo, 1993).
Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida yang sebenarnya
beracun bagi bakteri sendiri. Mekanisme enzim katalase memecah H2O2 terjadi saat
bakteri melakukan respirasi, bakteri menghasilkan berbagai macam komponen salah
satunya H2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim
katalase maka segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang
dihasilkannya sendiri. Bakteri katalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.
(Koneman, 2006). Sejumlah bakteri mampu menghasilkan enzim katalase yang memecah
H2O2 menjadi air dan oksigen sehingga sifat toksiknya hilang (Pelczar dan Chan, 1986)
Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk
dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba.
Beberapa bakteri yang termasuk katalase negatif adalah Streptococcus, Leuconostoc,
Lactobacillus dan Clostridium (Syarief, 2001)
Reaksi kimiawi yang dikatalisasikan oleh enzim terlihat sebagai berikut :
DASAR TEORI

Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu metabolisme aerob, sehingga


mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob dapat
menguraikan zat toksik tersebut.

Penguraian hidrogen peroksida dinyatakan


(+) Bakteri katalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2
dimana parameter menunjukkan adanya aktivitas katalase tersebut
dengan adanya gelembung.

(-) Bakteri katalase negatif tidak menhasilkan gelembung-gelembung. Hal


ini berarti H2O2 yang diberikan tidak dipecah oleh bakteri katalase
negatif. Bakteri katalase negatif tidak memiliki enzim katalase untuk
memecah H2O2
Gelembung udara tersebut merupakan oksigen yang berasal dari reaksi
enzim katalase dengan H2O2 .
HASIL UJI KATALASE

Berdasarkan hasil percobaan bakteri S. mutans positif pada uji


katalase ditandai dengan adanya sedikit gelembung.
HASIL DAN KESIMPULAN
UJI KATALASE

Streptococcus berbentuk bulat atau oval, memanjang seperti rantai, bersifat gram
positif, tidak bergerak, tidak membentuk spora atau kapsul dan bersifat fakultatif
aerob. Diameter bakteri berukuran 0,7-1,4m. Bakteri ini dapat hidup di air tawar
dan air laut dengan kisaran suhu baginpertumbuhannya antara 10-45C
(Karantina, 2003)

Streptococcus mutans adalah bakteri kokus gram positif, bersifat fakultatif anaerob
dimana S. mutans dapat hidup baik dengan atapun tanpa oksigen. Namun S. mutans tidak
dapat terlalu banyak terpapar oksigen karena dapat mati.

Kesimpulan :
Keadaan ini yang menyebabkan S. mutans seharusnya katalase negatif, sehingga ia tidak
memproduksi enzim katalase yang mendegradasi H2O2 menjadi H2O dan O2. Itulah
sebabnya tidak teradi gelembung gelembung setelah ditetesi larutan H2O2 3%.

Tetapi, pada praktikum kali ini dihasilkan uji katalase positif karena adanya
kontaminisasi bakteri lain misalnya bakteri aerob contohnya staphylococcus
sehingga bisa dihasilkan gelembung pada sampel
Pertanyaan dan Tambahan
Mega Sepatiha (15-126) : Mengapa bakteri anaerob fakultatif hasilnya bisa positif, sedangkan pada teori S.mutan
katalase negatif?

- didalam hasil tersebut dikatakan false positive dikarenakan beberapa kemungkinan, a) kontaminasi bakteri lain
yang katalase positif, b) dari kesalahan operator dalam penggunaan bahan metal pada kawat ose saat praktikum
c) bakteri katalase negatif memiliki enzim selain katalase yang dapat mendegradasi H2O2 menjadi H2O dan O2

Rizky Putri (15-104) : mengapa pada jenis glukosa lebih banyak ditemukan gelembung?

-Hanna Estherta (15-125) : dikarenakan glukosa termasuk monosakarida yang sangat mudah di fermentasi oleh
bakteri, karena langsung melalui fermentai jalur pertama. sedangkan laktosa dan maltoa merupakan
monosakarida yang harus dipecah terlebih dahulu menjadi senyawa penyusunnya.sehingga harus melalui
fermentasi sekunder

Sofira Nadia (15-006)

- pada uji fermentasi dibandingkan glukosa dan laktosa,gelembung gas pada media sukrosa terlihat lebih sedikit
hal ini dikarenakan pada sukrosa memiliki struktur karbon anomerik (karbon karbobil dlm monosakarida) shg sukrosa
dlm air tdk berada dlm kesetimbangan dengan bentuk aldehid/keton shg sukrosa tdk dpt dioksidasi.

Anda mungkin juga menyukai