Anda di halaman 1dari 8

BAB III

ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

TUJUAN :
Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif karbohidrat
Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

1. Pre-lab
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis karbohidrat dan beri contoh masing-masing 3 ?
Monosakarida
Monosakarida terdiri dari 5 atau 6 rantai C. Monosakarida yang mempunyai lima
rantai C disebut pentosa, sedangkan yang mempunyai 6 rantai disebut heksosa. Atom
H dan O yang terikat pada rantai ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH).
Monosakarida tidak daat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi.contoh
dari monosakarida adalah fruktosa, glukosa, dan galaktosa (Dawns, 2006).
Oligosakarida
Oligosakarida merupakan polime rdari 2 10 monosakarida. Biasanya oligosakarida
bersifat larut dalam air. Oligosakarida dapat diperoleh dari hasil hidrolisis polisakarida
dengan bantuan enzim tertentu. Selain itu oligosakarida dapat ditemui pada biji
tumbuh-tumbuhan dan acang-kacangan. Contoh dari oligosakarida yaitu sukrosa,
laktosa, dan maltosa (Dawns, 2006).
Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer lebih dari 10 monomer monosakarida yang mebentuk
rantai panjang lurus atau bercabang. Polisakarida adalah golongan karbohidrat
kompleks. Polisakarida dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana
seperti oligosakarida. Contoh dari polisakarida adalah hemiselulosa, lignin, dan pektin
(Dawns, 2006).

2. Bagaimana prinsip analisis karbohidrat menggunakan uji Molisch?


Uji molisch digunakan untuk membuktikan adanya karbohidrat pada sampel. Prinsip
dari uji molisch yaitu reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan asam naftol yang
kemudian ditambah dengan asam sulfat pekat. Uji positif bila membentuk warna kompleks
ungu pda permukaan logam (Nigam, 2008).

3. Bagaimanakah reaksi yang terjadi antara larutan yodium dengan sampel?


Sampel karbohidrat akan memberikan reaksi dengan larutan yodium dan memberikan
warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Ketika pati direaksikan dengan larutan
yodium akan menghasilkan warna biru pekat kehitaman. Ketika glikogen direaksikan dengan
larutan yodium akan menghasilkan warna cokelat, sedangkan bila monosakarida dan
disakarida direaksikan dengan larutan yodium hasilnya adalah tidak berwarna (Pavia, 2006).

4.Apa fungsi dari uji benedict dan sampel apa saja yang bereaksi positif terhadap reagen
benedict?
Uji benedict adalah uji kimia yang digunakan untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Yang termasuk dalam gula pereduksi adalah semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida. Jadi, yang dapat bereaksi positif terhadap reagen
benedict adalah sampel yang memiliki gula pereduksi seperti monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa. Uji positifnya akan terbentuk warna kuning, hijau,
atau merah (Pavia, 2006).

5.Jelaskan prinsip dari uji barfoed!


Prinsip dari uji barfoed yaitu membedakan antara monosakarida dan disakarida
pereduksi dengan mencampurkan larutan cupri asetat dalam suasana asam yang akan
menghasilkan endapan cupro oksida berwarna merah bata (Sumardjo, 2006).

2. Tinjauan Bahan
a. Reagen Molisch
Reagen Molisch terbuat dari larutan alfaNaftol dan alkohol. Reagen Molisch bisa
menimbulkan iritasi pada mata dan kulit.selain itu dapat bisa menyebabkan gangguan
pernafasan. Reagen Molisch termasuk larutan yang mudah terbakar. Reagen Molisch
digunakan dalam uji Molisch. Uji Molisch ialah suatu uji kimia yang sensitif untuk
mengetahui adanya karbohidrat, berdasarkan pada dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
untuk menghasilkan aldehid, yang berkondensasi dengan dua molekul fenol yang
menghasilkan suatu senyawa berwarna merah atau ungu (Sunarya, 2007).
b. H2SO4
H2SO4 merupakan larutan asam yang kuat. Larutan ini dapat larut dalam air pada
semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak fungsi dan merupakan salah satu
produk utama pada industri kimia. H2SO4 merupakan produk yang tidak stabil. Produk ini
dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, gangguan indera pengecap, dan pada pernafasan.
H2SO4 dapat mengalami perairan bila terkena panas, dan akan mengeluarkan gas SO 2 (Oxtoby,
2008).
c. Larutan Yodium
Larutan yodium adalah larutan yang terdiri dari iodium 100%. Larutan ini harus
dilindungi dari pencemaran. Selain itu jangan mencampur larutan yodium dengan bahan
alkali. Larutan yodium dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta
mengganggu kerja paru-paru (Pavia, 2006).
d. Reagen Barfoed
Reagen Barfoed mengandung air sebesar 93%, tembaga (II) asetat sebesar 6%, dan
asam asetat sebesar 1%. Dengan adanya tembaga asetat, reagen barfoed termasuk dalam
larutan yang beracun. Larutan barfoed dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, gangguan
indera pengecapdan pernafasan. Reagen barfoed dapat bereaksi dengan logam untuk
menghasilkan gas hidrogenyang sangat mudah terbakar (Sumardjo, 2006).
e. Reagen Benedict
Reagen Benedict digunakan sebagai satu uji atas adanya gula reduksi. Reagen
benedict mengandung tembaga sulfat 4%, natrium karbonat sebesar 10%, natrium sitrat
sebesar 17%, dan air sebesar 69%. Reagen benedict dapat menyebabkan iritasi pada mata,
gangguan pada indera pengecap, iritasi pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan
kerusakan yang parah serta iritasi pada saluran pernapasan. Reagen benedict adalah produk
yang stabil dan dapat bereaksi dengan cepat dengan asam (Pavia, 2006).

f. Glukosa
(Sutresna, 2007).
g. Fruktosa

(Sutresna, 2007).
h. Sukrosa

(Sumardjo, 2006).
i. Maltosa

(Sumardjo, 2006).

j. Pati
(Sumardjo, 2006).
k. Dekstrin

(Susana, 2006).
B. Diagram Alir
a. Uji Molisch
1 ml sampel

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

2 tetes reagen molisch

Dikocok

1 mL H2SO4

Diamati

Hasil

b. Uji Yodium

1 tetes sampel

Diteteskan di atas cawan petri

1 tetes larutan yodium

Diamati warna yang terjadi

Hasil

c. Uji Barfoed

5 tetes sampel
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

1 mL reagen Barfoed

Panaskan dalam pemanas air

Diamati

Hasil

d. Uji Benedict

2 tetes sampel

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

1 mL Benedict

Dipanaskan di atas api bunsen

Diamati

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Dawns, Mark. 2006. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC


Nigam, A. 2008. Lab Manual in Biochemistry: Immunology and Biotechnology. New York:
McGrow Hill
Oxtoby, Gills. 2008. Prinsip Dasar Kimia. Jakarta: Erlangga
Pavia, D. L. 2006. Introduction to Organic Laboratory Techniques: Immunology and
Biotechnology. Brooklyn: Brooks/Core Lab
Sumardjo, Darmin. 2006. Pengantar Kimia Kedokteran. Jakarta: EGC
Sunarya, Yayan. 2007. Kimia. Jakarta: Inves
Susana, M. 2006. Clinical Trial of Glucose-Oral Rehydration Solution (ORS), Rice Dextrin-
ORS, and Rice Flour-ORS for the Management of Children with Acute Diarrhea and
Mild or Moderate Dehydration. New York: International Pediatr
Sutresna, Nana. 2007. Kimia. Bandung: Grafindo

Anda mungkin juga menyukai