Anda di halaman 1dari 28

RANGKUMAN OSPE KIMIA

IDENTIFIKASI ANION DAN KATION

 Warna larutan
 Reaksi

No Percobaan Hasil Reaksi


Keruh
Endapan putih

1 Karbondioksida (CO2) Ca(OH)2(aq) + CO2 (g)  CaCO3 (s) + H2O (l)

Keruh
Endapan putih dari AgCl,
apabila didiamkan berubah jadi
abu-abu

2 Argentum (Ag+) AgNO3(aq) + HCl (aq)  AgCl (s) + HNO3 (aq)

Endapan putih + endapan hitam


(PbS)

3 Plumbum (Pb2+) Pb(NO3)2(aq) + Na2S (aq)  PbS (S) + 2NaNO3 (aq)

Warna kuning/jingga ada


endapan merah bata
4 Higragium (Hg2+) Hg(NO3)2 (aq) + 2KI (aq)  HgI2 (s) + 2KNO3 (aq)

5 Ferri (Fe3+) Merah darah FeCl3 + 3KCNS  Fe(NS)3 + 3KCl


Endapan putih
Keruh + serbuk putih halus

6 Seng (Zn2+) 2ZnSO4 +K4Fe(CN)6  Zn2(Fe(CN)6 + 2K2SO4

Kristal bentuk gula pasir

7 Kalsium (Ca2+) Ca(OH)2 + C2H2O4  CaC2O4 + 2 H2O

Endapan putih
Dinding tabung terdapat sedikit
perak

8 Magnesium (Mg2+) MgSO4 + 2NaOH  Mg(OH)2 + Na2SO4

Kristal jarum panjang warna


kuning

9 Kalium (K+) KCl + C6H3N3O7  KC6H3N3O7 + HCl

Kristal jarum pendek berwarna NaCl+C6H3N3O7  NaC6H3N3O7+ HCl


10 Natrium (Na2+) kuning
Asap putih / kabut NH4Cl NH4OH + HCl  NH4Cl + H2O

11 Amonium (NH4+)

Nyala api berwarna hijau

12 Borak (B4O72-)
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL

 Warna larutan
 Aroma
 Reaksi

No Senyawa organik + Kejadian / Warna Reaksi Kimia


Perekasi
1. Amin Primer Aromatis (gol sulfa)
Jingga

a. p-DAB HCL C10H30N4O5 + (CH3)2NC5H4CHO

2. Alkohol (ROH)
Bintang segienam

a. KOH panaskan +
I2

b. H2SO4 pekat dan


Bening dan balon tiup
asam asetat,
didihkan
c. Diazo A dan Diazo Warna larutan berubah dari kuning
B (4:1) pekat jadi bening
3. Aldehide (glukosa)
Ada cermin perak
2AgNO3 + 2NH4OH  Ag2O + H2O +
2NH4NO3
Ag2O + H2O +
4NH3  2[Ag(NH3)2]OH
a. Larutan tollens C6H12O6 + Ag2
dipanaskan  C6H12O7 + 2Ag

b. Larutan fehling A & Endapan merah C6H12O6 + 2CuO  C6H12O7 +


B Cu2O
ketika larutan dicampurkan lalu
dipanaskan, pada awalnya akan
terbentuk reaksi berwarna biru, lalu
hijau, dan terakhir menjadi merag bata.
Juga terbentuk endapan berwarna
serupa

c. Benedict,
dipanaskan

4. Keton (fruktosa)
Merah kecoklatan C6H12O6 + I2  warna tetap

a. Na Nitroprusid 5%

b. Benedict Merah Bata + Endapan


dipanaskan

C6H12O6 + 2[CuSO4, 5H2O] 


C6H12O4 +Cu2O + 2H2SO4 + 8H2O
pada awalnya berwarna bening, setelah AgNO3 + NH4OH + fruktosa 
dipanaskan menajdi warna coklat. cermin perak
Terbentuk endapan cermin perak

c. Tollens

warna tetap, tidak berubah C6H12O6 + I2  warna tetap

d. KOH

5. Eter
Air + eter dipanaskan Bau alkohol CH3-O-CH3 + H2O 
Warna bening 2CH3-OH (metanol)
6. Karboksilat (asam asetat)
a. Natrium thiosulfat Larutan keruh berwarna putih CH3COOH + NaS2O3  CH3COONa +
Bau asam cuka H2S2O3

b. H2SO4 pekat + Bau balon tiup


etanol didihkan

7. Gugus Benzoil (asam benzoat)


H2SO4 pekat + metanol Bau anggur sarsaparila / rootbeer
IDENTIFIKASI SENYAWA OBAT

 Warna larutan
 Aroma
 Reaksi
 Fungsi obat

Senyawa Obat +
No Kejadian / Warna Fungsi Reaksi Kimia
Pereaksi
1. Tetrasiklin HCL Kegunaan tetraksilin
Kuning kehijau2an - Mengobati infeksi
yang disebabkan
oleh bakteri

 Kulit : jerawat

 Pernafasan :
bronchitis kronis,
sinusitis

 Infeksi saluran
FeCl3 kemih : sitisis,
preiltis

 Infeksi
pencernaan :
gasarotertesis

- Antibiotika

- Leptospirosis
(pengganti penicillin)

2. Ampisilin Kegunaan ampisilin


Bau penicillin - Pengobatan infeksi
untuk enterococcus
(meningitis)

- Pengobatan
gonorrhea Rumus molekul :
C16H19N3O4S
Dibatar + cium bau
- Mengobati infeksi
saluran pernafasan

- Pengobatan infeksi
jaringan ikat lunak

Antibiotik
3. Luminal Natrium Susah tidur / kejang-kejang
a. Kobal Nitrat Jingga
Ada balok kristal yang
terbentuk

b. Lumial Na +
aseton + air

4. Asam salisilat - Mengatasi nyeri


Ungu pekat rematik

- Pereda nyeri
(analgesic) &
penurun demam
a. Larutan FeCl3
(antiseptic)

- Mengurangi daya
beku darah

- Anti peradangan
b. Alkohol +
Bau balsem
H2SO4 pekat
5. Asetosal
Ungu
Antiseptik,
Penahan rasa sakit,
Larutan FeCl3
Anti inflamasi

6. Kodein HCL
H2SO4 pekat + formalin Ungu tua + gumpalan - Efek anti nyeri
(analgesic) – obat
analgetik golongan
oploid

- Meredakan batuk
kering, iritasi dan
tidak berdahak

- Anti diare
- Anti depresan

7. Isoniazida (INH)
Oranye kekuningan

p-DAB HCL TBC

8. Antalgin
merah- hijau- biru- kuning,
Meredakan nyeri, demam,
Lar. FeCl3 yang terakhir jernih
dan reumatik
9. Kafein
Endapan putih + amonia

KclO3 + HCl encer +


Perangsang psikoaktif
amonia

10. Ephederin HCl


Biru tosca - Mengatasi gejala
hidung tersumbat,
obat asma

- Penekan nafsu
makan
NaOH + CuSO4
- Mengobati hipotensi

- Pengobatan depresi

11. Sulfadiazine
Kuning kunyit

a. P-DAB HCl Mencegah infeksi,


mengehentikan
pertumbuhan bakteri

b. Batang korek
Oranye
api
12. Anaestecin
a. Totolkan di Obat bius
Terasa tebal
lidah
b. P-DAB HCl Oranye + menggumpal
PRAKTIKUM KUALITATIF KARBOHIDRAT

 Tabel KSH
 Warna reaksi (+)
 Reaksi ... mengidentifikasi ...

Fruktos Positif untuk


No Reaksi Glukosa
a
Sukrosa Maltosa Laktosa Arabinosa Amilum
mengindikasi
+=
Barfoed maltosa/laktosa
1. + + - + + + X
(+ merah bata) -=
sukrosa
Tollens
2. + + - - - + X Heksuronat
(+ merah)
Mollisch
3. + + + + + + X Karbohidrat
(+ cincin ungu)
Benedict
(+ hijau, merah,
Mono dan
4. oranye, merah + + - + + + X
disakarida
bata, endapan
merah bata)
Bial
5. - - - - - + X Ikatan C5
(+ hijau)
(gamb
ar
Fenilhidrizin mikros Pembentukan
6. X X X X X X
kop osazon
dibaw
ah)
Untuk ketosa
Selliwanoff
7. - + + - - - X (engga jelas
(+merah)
tulisannya)
I2
8. - - - - - - + polisakarida
(+
Karbohidratnya yaitu
Glukosa :Gula darah
Fruktoa : Gula buah
Laktosa : Gula pasir dan tebu
Sukrosa : Gula Susu
Maltosa :Gula Gandum
Arabinosa : Gula Pentosa

 Reaksi Barfoed
Uji adanya KARBOHIDRAT
a. Barfoed(Cu Asetat dan Asam Asetat) + Karbohidrat
b. Terdapat endapan Jingga
c. SUKROSA tidak ada endapan

 Reaksi Tollens
Uji adanya HEKSURONAT(Aldehide dan Keton)
a. Tollens(Naftoresorsinol 1% dalam Alkohol) + Karbohidrat
a. Terbentuk Cermin Perak
b. Hanya Glukosa dan Fruktosa yang terbentuk cermin perak

 Reaksi Mollisch
Uji adanya KARBOHIDRAT
a. Mollisch (Alfa Naftol 10%) + Karbohidrat
b. Terbentuknya CINCIN UNGU ditengah larutan
c. Semua Karbohidrat terbentuk

 Reaksi Benedict
Uji adanya GULA PEREDUKSI
a. Benedict(CuSO4 dan Na2SO4) + Karbohidrat
b. Terbentuknya warna MERAH BATA
c. SUKROSA tidak terbentuk endapan

 Reaksi Selliwanof
Uji adanya GUGUS KETON / KETOSA
 Selliwanof (Resorsnionl dalam HCl) + Karbohidrat
 Terbentuk warna MERAH PEKAT
 Hanya Fruktosa dan Sukrosa yang terbentuk warna merah pekat

p
LIPID

 Teori ketidakjenuhan
 Perhitungan reaksi saponifikasi

TEORI KETIDAKJENUHAN

- Angka iod: jumlah gram iod yang diikat oleh 100 gram lemak.
- Besarnya angka iod menunjukan derajat ketidakjenuhan asam lemak.
- Semakin tidak jenuh lemak = semakin besar angka iod nya.

Percobaan 1. Sifat tidak jenuh (kualitatif)

Minyak Sebelum Sesudah Jumlah Tetes


Kelapa Merah Muda Bening 5
Jagung Merah Muda Bening 3
Kelapa Sawit Merah Muda Bening 6
Kedelai Merah Muda Bening 4
Tingkat ketidakjenuhan: minyak jagung > minyak kedelai > minyak kelapa > minyak kelapa sawit

Jadi si minyak jagung itu lebih tidak jenuh dibanding minyak kedelai. Minyak kelapa sawit yang paling jenuh.

Percobaan 2: Uji Daya Larut Lipid

No Larutan Hasil
1 H2SO4 encer Tidak larut dengan minyak
2 Na2CO3 0,5%  Terdispersi sempurna terbentuk emulsi
emulgator
3 Alkohol dingin Tidak larut dengan minyak
4 Alkohol panas Tidak larut dengan minyak
5 Bensin (hk. Distribusi) Larut dengan minyak
6 Kloroform (hk. Larut dengan minyak
Distribusi)
7 Eter (hk. Distribusi) Larut dengan minyak

Perc. 3: Angka Iodium Hanus (kuantitatif)


Larutan tanpa minyak ( blangko ) : 9,4

Larutan dengan minyak : 7,7

Selisih 1,7

Perhitungan:

Jumlah hidrogen yang mengadakan adisi = 1,70 ml

Na-Thiosulfat 0,1N = 1,70 x 0,01

= 0,17 mgrek

Jumlah iod = Na-Thiosulfat = 0,17 x 127 = 21,59mg = 0,02159gr

Dalam 100gr minyak = 100/0,821 x 0,2159 = 2,6971986 ~ 2,63gr

Angka iod minyak kelapa yang diuji adalah 2,63 menandakan bahwa minyak kelapa tersebut tidak murni karena
terlalu lama tersimpan(terjadi oksidasi).
PROTEIN

 Reaksi pengendapan
 Reaksi warna

Perc 1. Pengendapan dengan logam berat

ZAT WARNA GAMBAR

ZnSO4 Endapan putih

 Larutan ZnSO4 1 tetes : Terbentuk


endapan putih dan keruh
 Larutan ZnSO4 berlebih : Terbentuk
endapan putih lebih banyak

FeSO4 Kuning

 Larutan FeSO4 1 tetes : Terdapat larutan


kuning dan keruh

 Larutan FeSO4 berlebih : Terdapat larutan


kuning dan endapan larut

PbSO4 Putih

 Larutan PbSO4 1 tetes : Terdapat endapan


putih dan keruh

 Larutan PbSO4 berlebih : Terdapat endapan


putih lebih banyak

CuSO4 Biru

 Larutan CuSO4 1 tetes : Terdapat


endapan putih dan keruh

 Larutan CuSO4 berlebih : Endapan lebih


banyak, berwarna biru muda

Air raksa Bening

Perc 2. Pengendapan dengan reagen alkaloid

*menunjukkan adanya protein dalam urin

No Reaksi Hasil Gambar

Protein encer + as. Sulfosalisital


1. Keruh sedikit endapan
20%

2. Protein encer + reagen esbach Keruh berwarna kuning


Perc 3. Pengendapan oleh garam-garam dan alkohol pekat

No Zat Hasil Setelah diencerkan Gambar

(NH4)2SO4 +
1. Endapan putih Larut (reversible)
protein

Alkohol pekat + Tidak larut


2. Endapan putih
protein (irreversible)

Perc 4. Pengendapan oleh asam

No Zat Hasil Gambar

1 HNO3 + protein Cincin putih


2 Alkohol pekat + protein Endapan putih

Perc 5. Reaksi biuret (ikatan peptida)

Zat Hasil Gambar

NaOH + CuSO4 + protein Ungu muda

Perc 6. Reaksi millon-nase (tirosin)

Zat Hasil Gambar


Protein + HgSO4 + NaNO2 Larutan kuning

Perc 7. Reaksi hopkins-cole (tritofan)

Zat Hasil Gambar


Protein + formaldehid + HgSO4 + Cincin ungu muda
H2SO4

Perc 8. Reaksi xantoprotein (asam amino dengan inti benzen)

Zat Hasil Gambar


Protein + HNO2 pekat Tabung I (+amonia) = kuning tua
Tabung II = kuning

Perc 9. Sulfur test

Zat Hasil Gambar


Protein + NaOH 40% + Pb Asetat Larutan keruh hitam
TITIK ISOELEKTRIK (ZWIETER ION)

Tabel besaran pH pada larutan kasein:

No tabung reaksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9

ml larutan asam asetat 0,01 M 0,6 1,3

ml larutan asam asetat 0,1 M 0,3 0,5 1 2 4 8

ml larutan asam asetat 1M 1,6

ml aquadest 8,4 7,8 8,8 8,5 8 7 5 1 7,4

ml larutan kasein 1 1 1 1 1 1 1 1 1

pH Larutan 5,9 5,7 5,3 5,0 4,7 4,4 4,1 3,8 3,5

Jawaban :

Tabung 1 = Larutan seluruhnya menjadi keruh, tidak terdapat endapan

Tabung 2 = Larutan sedikit keruh, terdapat cukup banyak endapan putih

Tabung 3 = Larutan sedikit keruh, terdapat cukup banyak endapan putih

Tabung 4 = Larutan sedikit keruh, terdapat cukup banyak endapan putih

Tabung 5 = Larutan cukup keruh, terdapat paling banyak endapan putih

Tabung 6 = Larutan keruh, terdapat cukup banyak endapan putih

Tabung 7 = Larutan seluruhnya menjadi keruh, tidak terdapat endapan


Tabung 8 = Larutan seluruhnya menjadi keruh, sedikit terdapat endapan

Tabung 9 = Larutan seluruhnya menjadi keruh, sedikit terdapat endapan

Kesimpulan :

Pengendapan maksimal pada tabung nomor 5 yaitu pH 4,7 hasil yang diperoleh sesuai dengan data
literature sehingga titik isoelektriknya pada tabung nomor 5 dengan pH 4,7.

KROMATOGRAFI

 Jenis-jenis kromatografi
 Perhitungan Rf

JENIS-JENIS KROMATOGRAFI (tetep buka modul ya untuk teori)

1. Kromatografi kertas
Fasa diam: air dalam kertas
Fasa bergerak: perlarut
2. Kromatografi lapis tipis
Kromatografi yang memakai lapisan tipis atas. Contoh: silika gel, Al2O3, polymide.
Fasa diam: lapisan tipis
Fasa bergerak: pelarut tertentu
3. Kromatografi kolom
Pemisahan campuran dari suatu senyawa menjadi komponen murninya berdasarkan sifat adsorpsi dari
masing-masing komponen di antara fasa bergerak dan fasa diam.
Fasa diam: Al2O3, SiO2
4. Kromatografi gas
Untuk pemisahan yang sulit
Fasa pendukung: gas

PERHITUNGAN RF

Jarak noda dari tempat penetesan ( R 1 )


Rf = ------------------------------------------------------------
Jarak yang ditempuh eluer ( R 2)

Catatan :

* Eluer terdiri dari :


Butanol : NH4OH : H2O

4 : 1 : 5

* Pewarna terdiri dari :

Dimetilaminobenzaldehide = 1 gr

HCl 0,4 N = 100 gr

Gambar SKEMATIK:

Catatan :

- Bila Rf sampel sama dengan Rf standar, maka secara kualitatif isi sampel sama dengan isi standar

- Bila luas noda sampel sama dengan luas noda standar maka kadar sampel secara kuantitatif sama dengan kadar
standar

HASIL :
Jarak noda dari tempat penetesan ( R 1 )
Rf = -------------------------------------------------
Jarak yang ditempuh eluer ( R 2)
Rf = 4,5
-----
9,75

Rf = 0,46

SAMPEL ( BEDAK SALISIL 1GR + 5ML ETANOL )

Rf = 4,5
------------
9,75

Rf = 0,46

Rf menunjukan hasil yang sama sehingga dapat disimpulkan sampel memiliki kandungan yang sama dengan
standar / blangko

SPEKTOFOTOMETRI

 Hukum Lambert-Beer
 Absorban (2-LogT)
 Persentase kesalahan maksimum
PERCOBAAN:

Uji Kuantitatif Protein : Bedak yang mengandung asam salisilat 2 %. Siapkan dua tabung reaksi yang bersih,
berisi :

a. Tabung 1 (Sampel) = 1 ml Asam Salisilat + 0,25 ml FeCl3


b. Tabung 2 (Standar) = 1 ml Asam Salisilat 0,1 % + + 0,25 ml FeCl 3

Setelah diukur dengan spektrofotometer, didapatkan :

a. Absorban sampel = 0,744


b. Absorban standar = 1, 350

A Sampel
Jadi, kadar asam salisilat = x Kadar Standar
A Standar

0,744
= x 0,1 %
1, 350

= 0,05138 %
Kesalahan : Dalam 5 gram asam salisiat, seharusnya terdapat 0,1 % atau 0,098 % kadar asam salisilat. Akan
tetapi dalam perhitungan ini :

0,1−0,05138
= x 100 %
0,1

= 48,62 %

Kesimpulan :
1. Spektrofotometri dapat digunakan untuk mengetahui kadar albumin dalam larutan telur, dan
kandungan dalam bedak (pada percobaan ini).
2. Di dalam bedak tersebut, tidak penuh 2 gram asam salisilat dalam 100 gramnya, bedak ini berarti
substandar yaitu di bawah seharusnya (tidak memenuhi persyaratan).
3. Jika diatas 5% mungkin bisa disebabkan karena beberapa kesalahan yang terjadi, seperti :
- Penimbangan yang tidak tepat
- Larutan masih tertinggal sehingga tidak seluruh zat tercampur

Anda mungkin juga menyukai