Analisis Kualitatif
Kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+ dan Co2+
A. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi kation kation dalam suatu pereaksi tertentu, serta mempelajari
pengelompokkannya dalam golongan golongan kation
2. Menguasai pemisahan zat organik secara kualitatif
B. Dasar Teori
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat sifat kation itu terhadap beberapa ragensia. Dengan memakai
apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya
golongan golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan. Golongan ini untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan dapat dipakai untuk klarifikasi kation yang
paling umum yaitu asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klarisifikasi kation yang
paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut.
(Svehla, 1985 : 2003)
Analisis kation bukan pendekatan yang sistematis. Umumnya dilakukan dengan 2 cara,
yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu
kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendapkan dipisahkan dari
suatu larutan dengan cara sentrifuse dan menuang filtratnya ke tabung uji lain. Larutan yang
masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kation baru.
Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation yang lebih kecil,
demikian seterusnya sehingga akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation jenis
dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation
menjadi beberapa kelompok.
(Skoog, 1996 : 253)
Langkah langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam 3
tahapan :
1. Pemisahan kation dalam golongan kation dalam tiap kelompok diendapkan
sebagai senyawa dengan menggunakan pereaksi pengendapan golongan tertentu
2. Pemisahan kation dari tiap golongan serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat
memisahkan suatu kelompok dan kation lainnya
3. Identifikasi tiap ion keberadaan suatu kation dikonfirmasi/diidentifikasi dengan
menggunakan satu/lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu
kation.
(M. Shodiq, dkk. 2004 : 50)
C. Alat dan Bahan
Alat alat :
1. Tabung reaksi 12 buah
2. Alat sentrifuse 1 buah
3. Botol semprot 1 buah
4. Pipet tets 5 buah
5. Rak tabung reaksi 1 buah
6. Tabung sentrifuse 1 buah
Bahan :
1. Larutan garam nitrat 0,2 M yang mengandung
Zn2+, Ca2+, Al3+, Cu2+, dan Co2+ 10 tetes
2. Larutan HNO3 3 M dan 6 M 64 tetes
3. Larutan Na3PO4 0,3 M 35 tetes
4. Larutan NH3 3 M dan 6 M 67 tetes
5. Larutan K3Fe(CN)6 35 tetes
6. Larutan NaOH 98 tetes
7. Aquades secukupnya
D. Langkah Kerja dan Pengamatan
No Langkah Kerja Pengamatan
Persiapan
Disiapkan larutan garam nitrat 0,2 M
dengan kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+ dan
Co2+
1. Pengujian kation Zn2+
Larutan uji yang mengandung Zn2+ (Tb 1a) Larutan Uji Zn(NO3)2 0,2 M : Larutan
tidak berwarna dan tidak berbau)
Dimasukkan 10 tetes ke dalam tabung Larutan NH4OH 3 M : tidak berwarna,
reaksi sedikit berbau
Setelah ditambahkan NH4OH, muncul
Ditambahkan 2 tetes NH3 3 M endapan putih Zn(OH)2
Larutan Na3PO4 : larutan tidak berwarna,
Ditambahkan 7 tetes Na3PO4 0,3 M tidak berbau
Setelah ditambahkan Na3PO4, larutan
Hasil berwarna putih keruh, dan muncul
endapan putih Zn(2OH)PO4-
Larutan uji yang mengandung Zn2+ (Tb 1b)
Dimasukkan 10 tetes ke dalam tabung
reaksi
Larutan HNO3 : tidak berwarna dan tidak
berbau
Setelah ditambahkan HNO3 tidak terjadi
Ditambahkan 2 tetes HNO3 3 M
perubahan warna dan tidak ada endapan
Larutan K4Fe(CN)6 : berwarna kuning
dan tidak berbau
Ditambahkan 7 tetes K4Fe(CN)6 0,2 M
Setelah ditambahkan K4Fe(CN)6, larutan
berwarna kuning dan muncul endapan
Hasil
putih K4Zn[Fe(CN)6 seperti gelatin
Larutan uji yang mengandung Zn2+ (Tb 1c)
Ditambahkan 10 tetes ke dalam tabung Larutan NaOH : tidak berbau dan tidak
reaksi berwarna
Hasil
Larutan uji yang mengandung Al3+ (Tb 4d) Setelah ditambahkan 1 tetes NaOH, ada
Dimasukkan 10 tetes ke dalam tabung endapan putih Al(OH)3 sedikit
reaksi
Setelah ditambahkan 10 tetes NaOH,
endapan larut kembali
Ditambahkan 1 tetes NaOH
Hasil
Larutan uji Co(NO3)2.6H2O : larutan
5. Pengujian Kation Co2+
berwarna merah dan tidak berbau
Larutan uji yang mengandung Co2+ (Tb 5a)
Hasil
Praktikum analisis kualitatif kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+, dan Co2+ bertujuan untuk
mengidentifikasi kation kation dalam suatu pereaksi tertentu, serta mempelajari
pengelompokkannya dalam golongan golongan kation, dan menguasai pemisahan zat
anorganik secara kualitatif. Identifikasi ini menggunakan beberapa reagen yang digunakan
diantaranya NH4OH, HNO3, K4Fe(CN)6, dan NaOH. Prinsip dasarnya adalah penentuan
golongan kation dengan cara reaksi penggolongan serta perubahan senyawa yang diamati dari
reaksi kimia seperti segi perubahan warna,dan terbentuknya endapan. Setiap larutan pada saat
direaksikan dengan reagensia akan menghasilkan perubahan yang berbeda beda, ada yang
membentuk endapan dan ada yang tidak mengalami perubahan.
Terdapat 3 golongan kation yang dianalisis, yaitu Zn2+, Co2+ dan Al3+ pada golongan III
karena kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam keadaan encer. Cu2+
pada golongan II karena kation ini membentuk endapan dalam suasana asam mineral encer, dan
Ca2+ pada golongan IV karena membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Percobaan yang pertama dilakukan adalah pengujian kation Zn2+ dengan larutan uji
Zn(NO3)2. Pada tabung pertama ini ditambahkan amonia 3 M dengan persamaan reaksi :
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2 + 2NH4+
Pada tabung pertama ini larutan berubah menjadi larutan putih keruh dari NH4 dengan
endapan putih zink hidroksida karena ion OH- pada amonia berikatan dengan ion Zn2+ dan
endapan tersebut bersifat amfoter yaitu larut dalam asam dan basa berlebih. Kemudian setelah
ditambahkan Na3PO4 3 M dengan persamaan reaksi :
Zn2+ + NH4+ + HPO42- Zn(NH4)PO4 + H+
Muncul endapan putih Zn(NH4)PO4- yang dapat larut dalam asam encer dan juga pada
amonia.
Pada tabung reaksi kedua ditambahkan HNO3 3 M dengan persamaan reaksi :
Zn(NO3)2 + HNO3 Zn2+ + 2NO3- + HNO3
Larutan tidak mengalami perubahan, fungsi dari larutan HNO3 sendiri adalah untuk membuat
larutan uji dalam keadaan asam yang mengakibatkan Zn(NO3)2 memutus iktannya menjadi ion
ion. Kemudian ditambahkan K4Fe(CN)6 0,2 M dengan persamaan reaksi :
3Zn2+ + 4K+ + 2[Fe(CN)6]4- K4Zn3[Fe(CN)6]2
Larutan berwarna kekuningan dengan endapan putih K4Zn3[Fe(CN)6]2 yang tidak larut dalam
asam encer.
Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan NaOH 6 M tanpa dikocok dengan persamaan
reaksi :
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2
Larutan sedikit putih keruh dengan endapan putih Zn(OH)2, ketika ditambahkan NaOH
kembali dan dikocok, endapan tersebut sedikit melarut hal tersebut disebabkan karena
Zn(OH)2 bersifat amfoter. Kemudian ditambahkan amonia 6 M dengan persamaan reaksi :
Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ + 2OH-
Larutan berwarna kekuningan dan masih terdapat endapan putih Zn(OH)2 karena kosentrasi
basanya lebih tinggi dan menurunnya kosentrasi ion hidroksil dengan nilai hasilkali kelarutan
Zn(OH)2 tidak tercapai.
Pada tabung reaksi keempat ditambahkan NaOH 6 M tanpa dikocok dan dikocok
memiliki hasil pengamatan yang sama dengan uji tabung ketiga. Kemudian ditambahkan
HNO3 6 M dengan persamaan reaksi :
3Zn + 8 HNO3 3Zn2+ + 2NO + 6NO3 + 4H2O
Terbentuk endapan putih seperti cincin pada tengah larutan hal tersebut diakibatkan gas NO
yang mengangkat endapan Zn(OH)2.
Larutan uji yang kedua adalah CaCl2 0,2 M untuk pengujian kation Ca2+, pada tabung
reaksi pertama ditambahkan amonia 3 M dengan persamaan reaksi :
Ca2+ + 2 NH3 + 2H2O Ca(OH)2 + 2NH4+
Terbentuk endapan putih Ca(OH)2 karena ion OH- pada NH3 yang mengandung air berikatan
dengan ion Ca+ dan larutan sedikit putih keruh. Kemudian ditambahkan Na3PO4 3 M dengan
persamaan reaksi :
3Ca(OH)2 + 2Na3PO4 Ca3(PO4)2 + 6NaOH
Terbentuk endapan putih Ca3(PO4)2 dengan larutan sedikit putih keruh.
Pada tabung reaksi kedua ditambahkan HNO3 3 M dengan persamaan reaksi :
CaCl2 + HNO3 Ca2+ + 2Cl- + HNO3
HNO3 disini berfungsi untuk membuat larutan menjadi asam, sehingga larutan tidak
mengalami perubahan hanya memutus ikatan CaCl2 menjadi ion ion. Kemudian
ditambahkan K4Fe(CN)6 0,2 M dengan persamaan reaksi :
Ca2+ + 4K+ + 2[Fe(CN)6]4- K4Ca[Fe(CN)6]
Larutan berwarna kekuningan dengan endapan putih K4Ca[Fe(CN)6].
Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan NaOH 6 M dengan persamaan reaksi :
Ca + 2OH Ca(OH)2
2+ -
muncul endapan putih Ca(OH)2 dengan larutan putih keruh. Saat ditambahkan kembali NaOH
endapan semakin banyak karena Ca(OH)2 tidak larut dalam basa juga menyebabkan
kelarutannya tinggi. Kemudian ditambahkan NH3 6 M dengan persamaan reaksi :
Ca(OH)2 + 4NH3
Larutan berwarna kuning dengan endapan putih Ca(OH)2 yang tidak larut karena hasilkali
kelarutannya tidak tercapai sehingga amonia tidak melarutkan Ca(OH)2 dan tidak bereaksi.
Pada tabung reaksi keempat ditambahkan NaOH 6 M memiliki hasil pengamatan yang
sama dengan tabung reaksi yang ketiga. Kemudian ditambahkan HNO3 dengan persamaan
reaksi :
Ca(OH)2 + 2HNO3 Ca(NO3)2 + 2H2O
Muncul endapan putih Ca(NO3)2 dengan larutan tak berwarna dari air.
Larutan uji yang ketiga adalan Cu(NO3)2.3H2O 0,2 M untuk pengujian kation Cu2+.
pada tabung reaksi pertama ditambahkan NH3 3 M dengan persamaan reaksi :
Cu2+ + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2 + 2NH4+
Larutan berwarna biru tua dengan endapan biru muda Cu(OH)2. Kemudian ditambahkan
Na3PO4 3 M dengan persamaan reaksi :
3Cu(OH)2 + 2Na3PO4 Cu3(PO4)2 + 6NaOH
Larutan berwarna biru muda dengan endapan biru dari Cu3(PO4)2.
Pada tabung reaksi kedua ditambahkan HNO3 3 M dengan persamaan reaksi :
Cu(NO3)2 + HNO3 Cu + 2NO3 + HNO3
2+ -
Larutan tetap berwarna biru dan tidak ada endapan karena HNO3 berfungsi membuat larutan
uji dalam keadaan asam dan hanya memutus ikatan Cu(NO3)2 menjadi ion ion. Kemudian
ditambahkan K4Fe(CN)6 0,2 M dengan persamaan reaksinya :
Cu + 4K + 2[Fe(CN)6] K4Cu[Fe(CN)6]
2+ + 4-
Larutan uji yang keempat adalah Al(NO3)2 0,2 M untuk pengujian Al3+. Pada tabung
pertama ditambahkan dengan NH3 3 M dengan persamaan reaksi :
Al3+ + 2NH3 + 2H2O Al(OH)3 + 2NH4+
Larutan sedikit putih keruh dengan endapan putih Al(OH)3 karena ion OH- pada NH4
berikatan dengan Al3+. Kemudian ditambahkan Na3PO4 3 M dengan persamaan reaksi :
Al(OH)3 + Na3PO4 AlPO4 + 3NaOH
Larutan tetap putih keruh dengan endapan AlPO4.
Pada tabung reaksi kedua ditambahkan HNO3 3 M dengan persamaan reaksi :
Al(NO3)2 + HNO3 Al + 2NO3 + HNO3
3+ -
Tidak terjadi perubahan karena HNO3 hanya membuat larutan uji dalam keadaan asam dan
hanya memutuskan Al(NO3)2 menjadi ion ion. Kemudian ditambahkan K4Fe(CN)6 0,2 M
dengan persamaan reaksi :
Al + 4K+ + 2[Fe(CN)6]4- K4Al4[Fe(CN)6]3
3+
Muncul sedikit endapan putih Al(OH)3. Ketika ditambahkan kembali NaOH endapan tersebut
kembali larut karena larut dalam basa. Kemudian ditambahkan NH3 6 M dengan persamaan
reaksi :
Al(OH)3 + 4NH3
Larutan berwarna kuning dan tidak ada endapan sehingga tidak terjadi reaksi.
Pada tabung reaksi keempat ditambahkan NaOH 6 M memiliki hasil pengamatan yang
sama dengan pengujian tabung ketiga. Kemudian ditambahkan HNO3 6 M dengan persamaan
reaksi :
Al(OH)3 + 2HNO3 Al(NO3)2 2H2O
Larutan sedikit putih keruh dengan endapan Al(NO3)2.
Larutan uji yang keempat adalah Co(NO3)2.6H2O 0,2 M untuk pengujian kation Co2+.
Pada tabung reaksi pertama ditambahkan NH3 3 M dengan persamaan reaksi :
Co + 2NH3 +2H2O Co(OH)2 + 2NH4
2+ +
Larutan tidak berwarna dan muncul endapan biru Co(OH)2. Kemudian ditambahkan Na3PO4 3
M dengan persamaan reaksi :
3 Co(OH)2 + 2Na3PO4 Co3(PO4)2 + 6NaOH
Larutan tidak berwarna dan muncul endapan ungu Co3(PO4)2.
Pada tabung reaksi kedua ditambahkan HNO3 3 M dengan persamaan reaksi :
Co(NO3)2 + HNO3 Co2+ + 2NO3- + HNO3
Tidak ada perubahan warna dan tidak ada endapan karena HNO3 berfungsi membuat larutan
uji bersifat asam sehingga memutuskan ikatan Co(NO3)2 menjadi ion ion. Kemudian
ditambahkan K4Fe(CN)6 0,2 M dengan persamaan reaksi :
Co2+ + 4K+ + 2[Fe(CN)6]4- K4Co[Fe(CN)6]
Larutan berwarna merah muda dengan endapan hijau kecokelatan K4Co[Fe(CN)6].
Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan NaOH 6 M dengan persamaan reaksi :
Co + 2OH Co(OH)2
2+ -
Larutan berwarna merah muda dengan endapan biru keunguan Co(OH)2 karena basa, ketika
ditambahkan NaOH kembali larutan tak berwarna dan muncul endapan merah muda
kecokelatan karena ditambahkan basa dan juga hidroksida pada kobalt sedikit bereaksi dengan
oksigen yang berada di udara sehingga muncul warna cokelat pada endapan.kemudian
ditambahkan NH3 6 M dengan persamaan reaksi :
Co(OH)2 + 4NH3 Co(NH3)2 + 2OH-
Larutan merah muda dengan endapan merah muda kecokelatan Co(OH)2 tidak dapat larut
karena hasilkali kelarutan Co(OH)2 tidak tercapai.
Pada tabung reaksi keempat ditambahkan NaOH 6 M memiliki hasil yang sama
dengan pengujian pada tabung ketiga. Kemudian ketika ditambahkan HNO3 6 M dengan
persamaan reaksi :
Co(OH)2 + 2HNO3 Co(NO3)2 + 2H2O
Larutan tidak berwarna dan muncul endapan merah muda kecokelatan Co(NO3)2.
Analisis kesalahan yang terjadi pada praktikum ini adalah ketepatan konsentrasi dari
reagensia, banyak sedikitnya menambahkan reagensia, alat alat yang tidak steril, dan salah
menggunakan reagensia.
F. Kesimpulan
Pada praktikum analisis kualitatif Zn2+, Cu2+, Ca2+, Al3+ dan Co2+ dapat diidentifikasi
kation dengan pereaksi NaOH, NH2, HNO3, Na3PO4, dan K4Fe(CN)6 dan dapat memisahkan
zat organik secara kualitatif serta dapat mengelompokkan golongan kation Zn2+, Ca2+, Cu2+,
Al3+ dan Co2+. Setiap kation memiliki perbedaan perubahan warna, pembentukkan endapan dan
perlarutan endapan saat ditambahkan reagensia. Didapatkan pula Cu2+ adalah kation golongan
II, Zn2+, Al3+ dan Co2+ adalah kation golongan III dan Ca2+ adalah kation golongan IV.
G. Daftar Pustaka
Ibnu, M. Shodiq. dkk. (2004). Kimia Analitik I. Malang : IMSTEP
Skoog,D.A. ,D.M. West, F.J. Holler. (1996). Fucidamental of Analytical Chemistry 7th
edition. Newyork : Saunders College Publishing
Svehla, G.L. dkk. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta : PT Kalman
Vogel. (1990). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta : PT Kalman
Lampiran
H. Post Lab