Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I

PERCOBAAN 1

UJI PENDAHULUAN

DICKY HAMED ASHARI

190205052

DOSEN PENGAMPU PRAKTIKUM

DEWI GULYLA HARI, M.FARM. APT

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

PEKANBARU

2020
PERCOBAAN I

UJU PENDAHULUAN

I. TUJUAN

Untuk mengetahui sampel dengan cara pengujian panca indra atau sensori baik dalam
bentuk,warna, bau dan rasa atau disebut (organoleptis).

II. DASAR TEORI

Analisi merupakan suatu bidang kimia yang mempelajari tentang identifikasi suatu
spesies, penentuan komposisi, dan elusidasi strukturnya .Berdasarkan tujuannya, analisis
kimia dapan diklasifikasikan menjadi analisi kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
bertujuan untuk mengidentifikasi suatu spesies dan elusidasi struktur spesies tersebut.
Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi suatu spesies.
blob:https://web.whatsapp.com/8dac35bf-f155-4d30-95d3-71f6c991b0af

Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui rasa dan bahu
(kadang-kadang termasuk penampakan) dari suatu produk makanan, minuman, obat dan
produk lain. Dalam melakukan pengujian tersebut para peneliti menggunakan manusia
sebagai obyek yang biasa dinamakan dengan panelis atau biasa disebut juri.
blob:https://web.whatsapp.com/0317245d-f53d-4143-9e65 02c5e41a259d

Kromatografi ion adalah salah satu metode analisis yang paling efektif dan populer
sekarang ini untuk mendeteksi ion-ion anorganik, baik anion maupun kation dengan tingkat
ketelitian yang cukup akurat (Weiss, 1995). Teknik ini, juga menawarkan kemudahan
penyediaan sampel, kecepatan dalam analisis serta jumlah sampel yang dibutuhkan relatif
sedikit pada setiap kali suntikan sampel. Dengan kelebihankelebihan inilah, kemudian teknik
kromatografi ion sangat cocok untuk tujuan analisis yang sifatnya rutin.
blob:https://web.whatsapp.com/8734821b-4c63-494a-a063-8c16d7d05a2

Penginderaan/penyandraan (organoleptik) adalah uji identifikasi sifat fisik obat


meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa obat menggunakan indera. Uji organoleptik merupakan
pengamatan sifat fisik obat secara langsung dan hasil pengamatannya merupakan informasi
awal yang berguna untuk analisis selanjutnya. Pada umumnya bahan baku obat tidak
berwarna atau berwarna putih, oleh karena itu adanya pewarnaan lain dari bahan dapat
menjadi titik awal untuk identifikasi lanjutan. Berikut ini warna spesifik beberapa bahan
obat :

Dipiridamol : kuning

Etakridin : kuning
Etaverin : kuning terang

Menadion : kuning terang

Niklosamida : kuning pucat

Nitrazepam : kuning muda

Riboflavin : kuning sampai kuning-jingga

Tetrasiklin : kuning

blob:https://web.whatsapp.com/5e7462f8-0bf5-43f8-a7b8-c80127147d5c

Pengujian organoleptik disebut penilaian indera atau penilaian sensorik merupakan


suatu cara penilaian deengan memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati tekstur,
warna, bentuk, aroma, rasa suatu produk makanan, minuman ataupun obat. Pengujian
organoleptik berperan penting dalam pengembangan produk. Evaluasi sensorik dapat
digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikenhendaki atau tidak dalam produk atau
bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area untuk pengembangan, mengevaluasi produk
pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan
memberikan data yang diperlukan untuk promosi produk.

blob:https://web.whatsapp.com/d7fd1f98-f646-474f-ada5-237d9134dbae

III. ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan


Alat
Bonsen
Pipet tetes
Tabung reaksi
Penjepit buaya
Rak tabung reaksi
Sampel kertas
Lakmus

Bahan
Aluminium ( Al3+ )
Zinc ( Zn2+ )
Lead ( Pb2+ )
Calcium (Ca2+ )
Copper II (Cu2+ )
Iron II (Fe2+ )
Iron III (Fe3+ )

IV. MSDS HCL

1. Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang,.


2. Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan fisik dan penampilan : Cairan.


Bau : pedas Iritasi (Strong)
Warna : tak berwarna menyala kuning.
Titik Didih : 108.58 C 760 mmHg
Melting Point : -62,25 ° C (-80 ° F)
Spesifik Gravity : 1,1-1,19 (Air = 1)
Tekanan Uap : 16 kPa ( 20 ° C) rata-rata
Kepadatan uap : 1,267 (Air = 1)
Bau Threshold : 0,25 sampai 10 ppm
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air, dietil eter.
Kelarutan : Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.
Stabilitas : Produk ini stabil.
Kondisi Ketidakstabilan : bahan yang tidak kompatibel.
Korosivitas : korosif di hadapan aluminium, tembaga dll.

3. Penanganan

Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera

Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.

Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
V. Skema Kerja
1.uji kation
A.aluminium ion

Dimasukkan larutan Al3+ ke


tabung reaksi
Ditambahkan larutan NaOH ke
tabung reaksi

Dikocok perlahan

B.zinc ion

Dimasukkan Zn2+ kedalam tabung


reaksi

Ditambahkan larutan NaOh ke dalam


tabung reaksi

Dikocok perlahan
C. Lead (II) Ion

Dimasukkan larutan Pb2+ kedalam tabung


reaksi

Dimasukkan larutan NaOH kedalam


tabung reaksi

Dikocok perlahan

D. Calcium Ion

Dimasukkan larutan Ca2+ kedalam tabung


reaksi

Ditambahkan larutan NaOH ke dalam


tabung reaksi

Dikocok Perlahan

E. Copper (II) Ion

Ditambahkan larutan Cu2+ ke dalam


tabung reaksi

Ditambahkan larutan NaOH ke dalam


tabung reaksi
Dikocok Perlahan

F. Copper (II) Ion

Ditambahkan larutan Cu2+ ke dalam


tabung reaksi

Ditambahkan larutan NaOH ke dalam


tabung reaksi

Dikocok Perlahan

G. Iron (III) Ion

Dimasukkan Fe3+ kedalam tabung reaksi

Ditambahkan larutan NaOH kedalam


tabung reaksi

VI. Hasil Pengamatan


Dikocok perlahan
ANION

No LARUTAN 1 + LARUTAN 2 HASIL

1 Alumunium (Al3+) + NaOh bening

2 Zinc (Zn2+) + NaOh bening

3 Lead (Pb2+) + NaOh bening

4 Calcium (Ca2+) + NaOh Endapan putih

5 Copper II (Cu2+) + NaOh Endapan biru

6 Iron II (Fe2+) + NaOh Endapan hijau kotor

7 Iron III (Fe3+) + NaOh Endapan coklat merah

KATION

No LARUTAN 1 + LARUTAN 2 HASIL

1 Alumunium (Al3+) + Nh3 Endapan putih

2 Zinc (Zn2+) + Nh3 Bening

3 Lead (Pb2+) + Nh3 Endapan putih

4 Calcium (Ca2+) + Nh3 Bening

5 Copper II (Cu2+) + Nh3 Endapan biru

6 Iron II (Fe2+) + Nh3 Endapan hijau kotor

7 Iron III (Fe3+) + Nh3 Endapan coklat merah

Catatan:

NH4+ + NaOH kemudian dipanaskan beberapa menit,dan dimasukkan kertas lakmus merah
dan biru yang sebelumnya dibahasi dengan larutan NaOH, lalu amati perubahan pada Kertas
lakmus merah diamati yang basah akan mulai berubah membiru. Produk yang dihasilkan
berupa gas amonia.

VII. Kesimpulan
Pada praktikum percobaan satu dilakukan pengujian terhadap senyawa Kation dan senyawa
anion dengan beberapa larutan reagen yaitu NaOH danin Nh 3 . Adapun hasil yang
didapatkan pada percobaan tersebut ada beberapa zat yang tidak mengalami perubahan
dan ada juga beberapa zat yang mengalami perubahan seperti terbentuknya endapan dan
perubahan warna. pada proses pembentukan endapan ini terjadi karena adanya suatu
senyawa baru. Endapan adalah zat yang memisahkan dari suatu fase padat keluar dari
larutan, mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan
dengan penyaring.

Endapan ini terbentuk jika suatu larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan ke dalam larutan satu endapan. Pengendapan juga dapat terjadi karena
adanya difusi dalam padatan ketika reaksi terjadi dalam larutan cair padatan tersebut
terbentuk sebagai endapan. Untuk memprediksi terbentuknya endapan kita dapat
memprediksi terbentuknya dengan cara membandingkan hasil kali kelarutan konsentrasi zat
yang bereaksi atau Qc dan KSP. Lalu Perubahan warna pada zat yang direaksikan terjadi
karena pada reaksi kimia reaktan akan diubah menjadi produk perubahan yang terjadi dapat
disebabkan adanya pemutusan ikatan ikatan antar atom reaktan dan mengalami
pembentukan ikatan-ikatan baru yang akhirnya akan membentuk produk sehingga ketika
dua zat direaksikan maka akan menghasilkan suatu zat yang baru. Pada praktikum pertama
reagen yang digunakan yaitu NaOH dan NH3.

Daftar Pustaka

Cartika,Harpolia.2016.Kimia Farmasi.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


Jakarta selatan.

Ayustaningwarno,Fitriyono.2014.Teknologi Pangan Teori Praktis Dan Aplikasi.

Graha Ilmu.Yogyakarta.

Darmayanti,Maria.uzumi.,Suseno,Ahmad.,Arnelli.2009.Adsorbsi Ion Bikarbonat Pada


Zeolit Alam Modifikasi Surfaktan Kation Hexadecyltrimethylammonium
(HDTMA+).Jurnal Kimia Sains Dan Aplikasi 12(3)(2009):98-102.Universitas
Diponegoro.
Padmaningrum,R.T.2010.Dasar-Dasar Analisis Kimia.Jurnal Pendidikan Kimi FMIPA
Vol 01 No 1.Universitas Negeri Yogyakarta.
Wiryawan, Adam.2008.Kimia Analitik.Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.Jakarta.
Amin, M. 2016. Analisis Unsur Minor Kation Dalam Sampel Air Alam Dengan
Menggunakan Teknik Kromatografi Ion. Jurnal Techno Vol. 05 No. 1.
Universitas Khairun. Ternate

Anda mungkin juga menyukai