NIM : 04011381823235
Kelas : Alpha 2018
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan
dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan
energi (Guyton, 2007). Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi
kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus.
Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah.
Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar
lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan
berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut
dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini
disebut lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein
dibedakan menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein
(LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang
berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah
diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen.
1. Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol. Trigliserida
& kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus.
Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedangkan kolestrol, sebagai
kolestrol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi
trigliserida, sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester.
Keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk partikel besar
lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam
aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim
lipoprotein lipase yang berasal dari endotel, sehingga terbentuk asam lemak bebas
(free fatty acid) dan kilomikron remnant.
Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak
(adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh
hati menjadi bahan untuk pembentukan trigiserid hati. Sewaktu-waktu jika kita
membutuhkan energi dari lemak, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi.
Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas.
2. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut secara endogen
dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh
lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi IDL(Intermediate
Density Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan mengalami
pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL akan diambil oleh
reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme.LDL ini bertugas menghantar
kolesterol kedalam tubuh. HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis
kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT).
Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL
sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer
menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat antiterogenik.
Klasifikasi Lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
1. Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum
dari asam lemak adalah:
2. Gliserida
Netral (Lemak Netral)
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar
dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak).
Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus
sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika
berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam
lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari
sumber lipid.
Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat
secara umum dari keduanya adalah:
Lemak : Umumnya diperoleh dari hewan, Berwujud padat pada suhu ruang,
Tersusun dari asam lemak jenuh
Minyak : Umumnya diperoleh dari tumbuhan, Berwujud cair pada suhu
ruang, Tersusun dari asam lemak tak jenuh
Fosfogliserida (Fosfolipid)
Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat
mengganti salah satu rantai asam lemak.Penggunaan fosfogliserida adalah:Sebagai
komponen penyusun membran sel, Sebagai agen emulsi
3. Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari
lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
Lipoprotein Dan Glikolipid
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Ada 4 kelas
mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis
lipid, yaitu:
1) Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke
jaringan lain, kecuali ginjal
2) Lipid non gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung
dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini
adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.
3) Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak.
Penggunaan primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung
mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.
4) Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan
progesteron. Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan
dengan proses metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis
rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan sebagainya.
Katabolisme Lipid
Asam lemak jenuh didegedasi dalam 3 tahapan oksidasi. Tahap pertama, ß-oksidasi, dilakukan
dalam siklus yang berkesinambungan dengan hasil akhir sebagai acetyl-CoA. Tiap siklus
terdiri atas 4 tahap reaksi, yaitu (1) dehidrogenasi 1, (2) hidratasi, (3) dehidroenasi 2, dan (4)
tiolasi. Pada tahap kedua tiap acetyl-CoA dioksidasi menghasilkan 2 CO2 dan 8 elektron dalam
siklus TCA. Pada tahap ketiga, elektron yang dihasilkan dari tahap 1 dan 2 masuk ke rantai
respirasi mitokondria dengan menghasilkan energi untuk sintesis ATP dengan forforilasi
oksidatif.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh memerlukan 2 enzim tambahan: enoyl-CoA isomerase dan
2,4-dienoyl-CoA reductase. Asam lemak beratom C ganjil dioksidasi ß menghasilkan acetyl-
CoA dan propionyl-CoA. Propionyl-CoA dikarboksilasi menjadi L- methylmalonyl-CoA yang
kemudian diisomerisasi menjadi succinyl-CoA untuk dioksidasi menjadi CO2 dalam siklus
TCA.
Peroxisome tanaman dan hewan dan glyoxysome tanaman menjalankan ß oksidasi dalam
empat tahap yang mirip dengan ß oksidasi di mitokondria hewan. Akan tetapi pada tahap
pertama elektron langsung ditransfer ke molekul O2 menghasilkan H2O2.
Reaksi ω-oksidasi yang terjadi di dalam retikulum endoplasma menghasilkan asam lemak
dikarboksilat yang dapat mengalami ß-oksidasi dari kedua ujungnya sampai diperoleh asam
dikarboksilat berantai pendek seperti C8 (asam suberat) atau C6 (asam adipat)
Diet Tinggi Lemak sebagai Faktor Risiko Dislipidemia
1. Klasifikasi Fenotipik
Klasifikasi fenotipik pada dislipidemia dibagi atas klasifikasi berdasarkan EAS,
NCEP, dan WHO.
1. Dislipidemia Primer
Dislipidemia primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein yang
terlibat dalam metabolism lipoprotein maupun reseptornya. Kelainan ini biasanya
disebabkan oleh mutasi genetik. Dislipidemia primer meliputi:
a. Dislipidemia remnant
b. Hyperlipidemia kombinasi familial
c. Sindroma Chylomicron
d. Hypertrriglyceridemia familial
e. Peningkatan Cholesterol HDL
f. Peningkatan Apolipoprotein B
2. Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit atau keadaan yang mendasari. Hal ini
dapat bersifat spesifik untuk setiap bentuk dislipidemia seperti diperlihatkan oleh tabel