NIM : 04011381823235
Kelas : Alpha 2018
Learning Issue
Pemeriksaan Umum dan Tanda Vital
KESADARAN
Pada koma yang dalam, semua refleks tidak didapatkan Penilaian tingkat kesadaran
juga dapat menggunakan skala koma Glasgow (Glasgow Coma Scale/GCS) yaitu dengan
memerhatikan respons pasien terhadap rangsangan yang diberikan dan menilai respons
tersebut dengan skor tertentu Respons yang diperhatikan adalah respons membuka mata,
respons motorik (gerakan), dan respons verbal (bicara). Biasanya disingkat dengan
menggunakan istilah bahasa inggris EMV (E=Eye, M=Motor responses, V=Verbal responses
Penilaian ini melihat seberapa berat kondisi sakit pasien, apakah pasien secara umum terlihat
baik, sakit ringan, sakit sedang atau sakit berat.
TAKSIRAN USIA
Taksiran usia kronologi pasien terkadang tidak sesuai dengan kenyataan Sebagai
contoh adalah pasien dengan kelainan pada raut wajah dan warna rambut, atau pasien
dwarfism.
BENTUK TUBUH
Pada pemeriksaan bentuk tubuh dapat ditemukan kelainan seperti nerawakan tubuh
yang pendek atau tinggi. Perawakan tubuh agak sulit ditentukan pada saat pasien dalam posisi
berbaring. Perhatikan adanya deformitas atau amputasi pada ekstremitas. Bentuk tubuh yang
abnormal dapat dijumpai misalnya pada kondisi kelainan tulang belakang seperti kifosis,
lordosis dan skoliosis, kelainan akromegali, dan sindrom Marfan.
1. Kifosis merupakan kelainan tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke
arah belakang. Kelainan inii dapat ditemukan pada tuberkulosis tulang belakang,
osteoporosis.
2. Lordosis merupakan kelainan tulang belakang di mana tulang belakang melengkung
ke arah depan. Lordosis dapat ditemukan pada infeksi dan tumor tulang belakang,
tuberkulosis tulang panggul.
3. Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang di mana tulang belakang melengkung
ke arah lateral. Kondisi ini dapat ditemukan pada poliomyelitis.
HABITUS
1. Astentikus: Pasien memiliki bentuk tubuh yang tinggi, kurus, dada rata atau cekung.
Pasien memiliki bentuk tubuh seperti olahragawan, dada penuh, perut Astenikus
2. Atletikus: memiliki tubuh seperti olahragawan abdomen rata, lengkung tulang
belakang dalam batas normal
3. Piknikus: pasien memiliki bentuk tubuh yang cenderung bulat, tubuh penuh dengan
penimbunan jaringan lemak subkutan.
KEADAAN GIZI
Keadaan gizi pasien seperti kurang gizi, normal dan obesitas dapat dinilai dengan menilai
Indeks Masa Tubuh pasien.
TANDA VITAL
Setelah anamnesis selesai dilakukan, pemeriksaan tanda vital segera dilakukan
PEMERIKSAAN NAPAS
Pemeriksaan napas meliputi frekuensi, sifat, dan irama pernapasan. Perhatikan pula adakah
bantuan otot-otot pernapasan
1. Frekuensi pernapasan
Frekuensi pernapasan dewasa normal adalah 14 sampai 20 kali per menit
Bradipnea adalah frekuensi pernapasan kurang dari 14 kali per menit
Takipnea adalah frekuensi pernapasan lebih dari 20 kali per menit.
2. Sifat pernapasan
Sifat pernapasan dibagi menjadi:
a. Torakal, misalnya pada pasien dengan tumor dalam perut
b. Abdominal, misalnya pada pasien PPOK
c. Kombinasi (terbanyak)
Bila sifat pernapasan yang lebih dominan adalah torakal, maka disebut torako-
abdominal. Sebaliknya, bila sifat pernapasan yang lebih dominan adalah abdominal,
maka disebut abdominotorakal. Pernapasan torako-abdominal umumnya lebih dominan
pada perempuan sehat, sedangkan pernapasan abdomino-torakal umumnya lebih
dominan pada laki-laki sehat. Irama pernapasan
3. Irama pernapasan yang normal tampak regular dengan fase inspirasi dan ekspirasi yang
bergantian teratur.
Suhu
Subu tubuh normal yang diukur melalui mulut/oral berkisar antara 36,6- 37.2°C. Suhu rektal
lebih tinggi dibandingkan suhu oral, sedangkan suhu aksila dan suhu membran timpani lebih
rendah dibandingkan dengan ubu oral. Pemeriksaan suhu membran timpani menggunakan
termometer khusus yang diletakkan dalam kanalis auditori eksterna. Termometer ini akan
mengukur panas inframerah yang dikeluarkan pembuluh darah di membran timpani
1. Hiperpireksia adalah suhu tubuh yang tinggi di atas 41,1C. Hiperpireksia dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain heat stroke, hipertermia maligna (kelainan
genetik di mana hiperpireksia timbul sebagai respons terhadap obat anestesi [seperti
halotan] atau relaksan otot [misalnya suksametonium]) dan kelainan pada hipotalamus
2. Hipotermia adalah suhu tubuh yang rendah di bawah 35°C. Penyebab hipotermia
antara lain hipotiroidisme dan pajanan yang lama terhadap suhu dingin
Nyeri
Nyeri ditanyakan kepada pasien dengan kesadaran kompos mentis. Pemeriksaan ini
bersifat subyektif karena melibatkan persepsi pasien mengenai sensasi tak nyaman. Rasa nyeri
yang diderita pasien harus ditanyakan intensitasnya, lokasi, penjalaran, spontan atau
dibangkitkan oleh tekanan (nyeri tekan), berhubungan dengan posisi tubuh tertentu, saat
terjadinya nyeri (pada saat/waktu tertentu ataukah sepanjang hari), lamanya nyeri berlangsung,
dan apakah hilang dengan tindakan tertentu.
Intensitas nyeri dapat dikuantifikasi dengan visual analog scale (VAS) berskala dari
satu sampai dengan sepuluh. Skala nol berarti tidak ada nyeri, skala satu berarti nyeri ringan
sekali sampai dengan skala sepuluh yang berarti nyeri dengan intensitas tertinggi.
Kulit
Pemeriksaan pada kulit dilakukan di bawah pencahayaan yangbaik dan terang.
Kelainan pada kulit dapat merupakan gejala dan tanda penyakit sistemik. Perhatikan adanya
kulit yang pucat, kekuningan atau ikterus, adanya peningkatan atau kehilangan pigmentasi,
kemerahan, atau sianosis selain itu perhatikan adakah lesi pada kulit, kondisi kelembaban dan
turgor kulit, bagaimana pertumbuhan rambut, serta adakah edema.
Warna
1. Pucat/anemik
Warna kulit yang kepucatan diakibatkan kurang kadar hemoglobin dalam sel darah
merah. Warna yang pucat ini dapat pula terlihat pada membran mukosa mulut,
konjungtiva, bibir dan kuku. Warna pucat tersebut lebih bermakna untuk menyatakan
keadaan anemia dibandingkan warna pucat pada kulit. Pada pasien yang memiliki kulit
gelap, warna pucat ini juga didapatkan pada telapak tangan dan kaki.
2. Ikterus/jaundice
Warna kulit yang kuning disebabkan peningkatan kadar serum bilirubin di atas kadar
normal. Pada kondisi ini bilirubin akan terdeposisi dalam jaringan tubuh, terutama pada
jaringan yang mengandung elastin. Ikterus lebih mudah ditemukan pada sklera atau
pada selaput mukosa bibir yang ditekan dengan gelas. Warna kulit yang kuning juga
dapat disebabkan oleh kadar karoten yang tinggi (karotenemia). Pada karotenemia,
warna kulit yang kuning mudah ditemukan pada telapak tangan dan kaki, namun tidak
ditemukan pada sklera.
3. Sianosis
Warna kulit yang kebiruan akibat peningkatan deoksihemoglobin. Hal ini terkait
dengan berkurangnya kemampuan darah untuk mengangkut oksigen.
Sianosis sentral perlu dibedakan dari sianosis perifer. Sianosissentral
menandakan adanya jumlah deoksihemoglobin yang abnormal dalam arteri. Pada
sianosis sentral warna kulit yang biru ditemukan pada bagian tubuh dengan sirkulasi
darah yang baik seperti pada lidah. Sianosis sentral terkait dengan penyakit jantung dan
paru.
Sianosis perifer timbul ketika aliran darah menuju bagian tubuh tertentu
berkurang sehingga jaringan tersebut akan berusaha mengambil lebih banyak oksigen
dari darah yang bersirkulasi. Sebagai contoh adalah pada suhu dingin didapatkan bibir
kebiruan, sedangkan warna lidah sendiri tidak biru. Sianosis pada kuku, jari, dan tangan
dapat merupakan sionasis sentral atau perifer.
4. Hiperpigmentasi adalah warna kulit yang kehitaman atau kecaklatan karena
bertambahnya pigmen kulit (melanin). Hiperpigmentasi dape ditemukan pada kulit
yang terpajan sinar matahari atau pada kehamitan Hiperpigmentasi (melasma)
5. Hipopigmentasi
Hipopigmentasi adalah warna kulit yang berbercak keputihan dikelilingi daerah dengan
warna kulit normal atau hiperpigmentasi Hipopigmentasi dapat ditemukan pada kasus
vitiligo, albinisme, atau tinea versikolor.
Kelembaban
Kulit yang lembab dapat ditemukan pada pasien hipertiroidisme, sedangkan pada pasien
hipotiroidisme, diabetes melitus, dan pada usia lanjut dapat ditemukan kulit kering.
Turgor
Pemeriksaan tugor dilakukan dengan mencubit sedikit kulit, kemudian diperhatikan
kecepatannya kembali seperti semula. Pemeriksaan dapat dilakukan pada dinding dada,
dinding perut, lengan, dan punggung tangan. Penurunan turgor kulit dapat ditemukan pada
kondisi dehidrasi.
Lesi kulit
Adanya lesi pada kulit harus diperhatikan lokasi dan distribusinya pada tubuh, bentuk dan tipe
lesi, warna, ukuran, serta kemudian palpasi lesi tersebut untuk mengetahui konsistensi, adakah
nyeri, kedalaman, dan mobilitasnya.
Lesi Primer pada Kulit
1. Makula: lesi kulit berupa perubahan warna dengan batas jelas tanpa adanya penonjolan
atau lekukan, diameter < 2 cm. Misalnya hemangioma, nevi
2. Papula: lesi kulit berupa penonjolan kecil dengan batas tegas, diameter 0,5 cm.
Misalnya pada akne, komedo tertutup, nevi
3. Vesikula: papula dengan cairan serosa di dalamnya. Cairan di dalamnya umumnya
terlihat dan lesi sering translusen
4. Pustula: papula dengan cairan pus di dalamnya. ulaseperti vesikula namun lebih besar
dengan diameter > 0,5 cm.
5. Nodul: tonjolan padat dengan batas tegas, seperti papula namun lebih besar dengan
diameter 0,5 5 cm, dapat diraba di bawah kulit atau menonjol ke permukaan kulit.
6. Tumor: tonjolan padat seperti nodul namun lebih besar dengan diameter >5 cm
Lesi Sekunder
1. Krusta: eksudat kulit yang mengering. Bisa berupa serum, pus, atau darah yang
mengering, dapat bercampur jaringan epitel atau debris
2. Erosi: kehilanganepidermis superfisialis, tanpa perdarahan. Misalnya pada stomatitis
apthosa, vesikel yang pecah pada varicela.
3. Ekskoriasi: erosi linear atau punktata disebabkan trauma mekanik, misalnya karena
digaruk atau dicakar.
4. Skuama: epidermis yang mengelupas/eksfoliasi epidermis. Misalnya pada psoriasis
Kuku
Perhatikan adakah perubahan warna, bentuk, dan lesi pada kuku. Pada sianosis dan
anemia, kuku dapat berwarna biru dan pucat. Pada clubbing finger ditemukan falang distal jari
berbentuk membulat dan lempeng kuku lebih konveks. Clubbing finger disebabkan hipoksia
kronik seperti pada penyakit jantung atau kanker paru.
1. Paronikia: inflamasi di proksimal dan lateral kuku.
2. Onikolisis: pemisahan lempeng kuku dari dasar kuku yang tidak terasa nyeri
3. Terry's nail: kuku berwarna putih dengan distal kuku berwarna coklat kemerahan.
Dapat ditemukan pada penuaan dan beberapa penyakit kronik
DAFTAR PUSTAKA