2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Dalam proses pembelajaran K-13, strategi-strategi tersebut
harus dilakukan dengan pendekatan ilmiah (scientific
approach) dan bernuansa tematik.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, hal-hal yang perlu
dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi
yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang
akan dipelajari;
3) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan
atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari
suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau
KD yang akan dicapai; dan
4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau
tugas
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Berikut ini adalah contoh aplikasi dari kelima
kegiatan belajar (learning event) sebagaimana yang
diuraikan dalam tabel di atas.
1) Mengamati
2) Menanyakan
3) Mengumpulkan Informasi
4) Mengasosiasikan Informasi
5) Mengkomunikasikan Hasil
b. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, yaitu:
a) guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
b) guru melakukan penilaian (post test) untuk mengukur
sejauh mana ketercapaian tujuan yang telah
direncanakan dan sekaligus melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik; dan
e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
3. Penilaian Pembelajaran
Penilaian atau evaluasi pembelajaran dalam
kurikulum 2013 menggunakan pendekatan otentik, yaitu
pendekatan penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam situasi
yang sesungguhnya (dunia nyata). Ada beberapa teknik
penilaian yang dapat digunakan oleh pendidik sesuai dengan
kompetensi yang ingin diukurnya
c.Perubahan Kurikulum 2013
Berdasarkan update tahun 2017, ada sembilan poin
perubahan kurikulum 2013 dan mulai bulan Juli 2017
diberlakukan secara nasional, perubahan tersebut adalah:
• Nama kurikulum menjadi Kurikulum 2013 Edisi Revisi
yang berlaku secara Nasional;
• Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di
setiap mata pelajaran, kecuali hanya pada penilaian
bidang studi PAI dan PPKN ;
• Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD , maka yang
diambil adalah nilai yang tertinggi. Penghitungan nilai
keterampilan dalam 1 KD ditotal (praktek, produk,
portofolio) dan diambil nilai rata2. untuk pengetahuan,
bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu
sama;
• Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya
metode saat mengajar dan apabila digunakan maka
susunannya tidak harus berurutan;
• Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3
kolom, yaitu KD, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran;
• Perubahan terminologi ulangan harian menjadi
penilaian harian, Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi
Penilaian Akhir Semester untuk semester
1 dan Penilaian Akhir Tahun untuk semester 2.
Kegiatan Ujian Tengah Semester (UTS) sudah tidak
ada lagi karena langsung ke penilaian akhir semester;
• Dalam RPP yang dicatumkan adalah Tujuan, proses
Pembelajaran, dan penilaian, materi dan metode
pembelajaran tidak perlu disebutkan, tetapi cukup
dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik
penilaian (jika ada);
• Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap
diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi;
• Tes remedial diberikan untuk siswa yang nilainya
kurang, setelah diberikan pembelajaran ulang. Nilai
Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam
hasil belajar.
1. Formasi Huruf U
Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau melihat
media visual dengan mudah dan mereka dapat saling
berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini
ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik
secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf U dan
berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi.
2. Formasi Lingkaran
Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa
meja atau kursi untuk melakukan interaksi berhadap-
hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk
diskusi kelompok penuh.
Jika guru menginginkan peserta didik memiliki
tempat untuk menulis, hendaknya digunakan susunan
peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang peserta
didik. Guru dapat menyuruh peserta didik memutar
kursikursinya melingkar ketika guru menginginkan diskusi
kelompok.
3. Susunan Chevron (V)
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak
memungkinkan untuk melakukan belajar aktif. Jika
terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan
hanya tersedia beberapa meja, barangkali guru perlu
menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas.
Susunan V mengurangi jarak antara para peserta didik,
pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk
melihat peserta didik lain daripada baris lurus.
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari
baris lurus yang berupa meja kursi, guru dapat mencoba
mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan
yang memungkinkan penggunan teman belajar. Guru
dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-baris
ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-
pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil
dapat memutar kursi-kursi mereka melingkar dan
membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk
persis di belakang mereka pada baris berikutnya.
Daftar materi pada KB kurikulum pendidikan secara Nasional. Tapi masih banyak
2
yang sulit dipahami sekolah yang menerapkan ujian sekolah yang tidak berbeda
konsepnya dengan ujian Nasional
Salah satu bentuk implementasi dari kebijakan merdeka
belajar adalah dihapusnya Ujian Nasional (UN) kemudian
diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Daftar materi yang sering
Saat ini pemerintah sedanng gencar melakukan percobaan
3 mengalami miskonsepsi
system AKM di sekolah- sekolah di tengah-tengah
dalam pembelajaran
pembelajaran regular.
Sehingga menimbulkan kebingungan diantara siswa dan
orang tua. Mana yang perlu diutamakan, antara pelajaran
regular atau AKM