Anda di halaman 1dari 18

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : Hartati Sukaisi, S.Pd.I


B. Judul Modul : Teori Belajar Dan Pembelajaran
C. Kegiatan Belajar : Konsep Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 (KB 4)
D. Refleksi :

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

A. Konsep Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang menjadi


acuan pelaksanaan pembelajaran di sekolah/madrasah, dari
mulai tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan
menengah. Kebijakan tentang kurikulum 2013 ini tercantum
dalam dokumen regulasi Permendikbud No. 81A tahun 2013
yang diperbaharui dengan Permendikbud No. 104 tahun 2014
tentang Pembelajaran.
Pembelajaran dengan kurikulum 2013 ditujukan untuk
Konsep (Beberapa istilah mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki
1
dan definisi) di KB kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu
berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa,
bernegara, dan berperadaban dunia. Sesuai Permendikbud No.
54 tentang Standar Kompetensi Lulusan, kompetensi yang
diharapkan dapat dimiliki peserta didik adalah:
1. Sikap, yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Pengetahuan, yaitu memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
3. Keterampilan, yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
Kurikulum 2013 (K-13) mengembangkan dua modus
proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung
(direct teaching)dan proses pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching). Proses pembelajaran langsung adalah
proses pembelajaran dimana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran
langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi
atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak
langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan
secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1
(religius) dan KI-2 (sosial). Sedangkan pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan KD yang dikembangkan dari KI-1
dan KI-2.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ilmiah ini ada lima. Diawali dengan kegiatan
mengamati, menanya atau mengajukan pertanyaan,
mengumpulkan informasi atau melakukan eksperimen,
mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan
mengkomunikasikan.

A. Pengertian dan Hubungan SKL, KI- KD, indikator dan


Tujuan pembelajaran

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria


mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kriteria ini diharapkan
dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada suatu jenjang pendidikan. SKL merupakan
acuan utama dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI),
selanjutnya KI dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
Rumusan SKL tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI)
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berdasarkan PP No. 32 Tahun 2013, Kompetensi Inti
(KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program
yang menjadi dasar pengembangan KD.
Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk
suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi Dasar bisa
dipahami juga sebagai sejumlah kemampuan minimal baik
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang harus dikuasai
peserta didik pada suatu mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator pencapaian kompetensi.
Rumusan KI dan KD tertuang dalam: Permendikbud RI
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berikut ini
adalah contoh rumusan KI-KD untuk kelas VI SD/MI bidang
studi PAI.
Indikator atau -bisa juga disebut- indikator pencapaian
kompetensi adalah ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri dari
ketercapaian Kompetensi Dasar berdasarkan taksonomi
kemampuan baik pada ranah sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan. Oleh karena itu, indikator harus dirumuskan
oleh guru dengan menggunakan kata kerja operasional. Kata
kerja operasional artinya adalah kata kerja yang berimplikasi
pada terjadinya (beroperasinya) suatu perilaku pada peserta
didik, sehingga perilaku tersebut dapat dengan mudah diamati
guru.
Ada beberapa fungsi dirumuskannya indikator, yaitu:
1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran;
2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran;
3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar Pedoman
dalam mengembangkan bahan ajar;
4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian
hasil belajar; dan
5) Menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan,
serta mengevaluasi hasil belajar Menjadi pedoman
dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi
hasil belajar.

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013


Dengan adanya perubahan pada Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian,
maka prinsip pembelajaran yang digunakan kurikulum 2013
adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik
mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi
belajar berbasis pada aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya
multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan
aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hard skills) dan keterampilan mental (soft skills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang
hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah, dan
masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja
adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya peserta didik.

C. Langkah-langkah Pembelajaran dalam Kurikulum


2013
Dalam standar proses, Langkah-langkah pembelajaran
dalam kurikulum 2013 terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran.

1. Perencanaan Pembelajaran Ada beberapa dokumen yang


harus dipersiapkan dalam kegiatan perencanaan
pembelajaran, diantaranya:
a. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
Silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/ MTs dan
SMA/ MA);
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan
dan kelas;
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara
kategorikal mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran;
4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5) Tema (khusus SD/ MI);
6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-
butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan;
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik;
9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran
dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau
satu tahun; dan
10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap 116
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Komponen RPP
terdiri dari:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan
KD yang harus dicapai;
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) Materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
9) Metode pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien;
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang
relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui
tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13) Penilaian hasil pembelajaran.

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan


prinsip-prinsip berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi
belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/ atau lingkungan peserta didik;
2) Partisipasi aktif peserta didik;
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat
belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
inovasi dan kemandirian;
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan;
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi;
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar;
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya;
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Dalam proses pembelajaran K-13, strategi-strategi tersebut
harus dilakukan dengan pendekatan ilmiah (scientific
approach) dan bernuansa tematik.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, hal-hal yang perlu
dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi
yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang
akan dipelajari;
3) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan
atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari
suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau
KD yang akan dicapai; dan
4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau
tugas

b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Berikut ini adalah contoh aplikasi dari kelima
kegiatan belajar (learning event) sebagaimana yang
diuraikan dalam tabel di atas.
1) Mengamati
2) Menanyakan
3) Mengumpulkan Informasi
4) Mengasosiasikan Informasi
5) Mengkomunikasikan Hasil

b. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, yaitu:
a) guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
b) guru melakukan penilaian (post test) untuk mengukur
sejauh mana ketercapaian tujuan yang telah
direncanakan dan sekaligus melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik; dan
e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

3. Penilaian Pembelajaran
Penilaian atau evaluasi pembelajaran dalam
kurikulum 2013 menggunakan pendekatan otentik, yaitu
pendekatan penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam situasi
yang sesungguhnya (dunia nyata). Ada beberapa teknik
penilaian yang dapat digunakan oleh pendidik sesuai dengan
kompetensi yang ingin diukurnya
c.Perubahan Kurikulum 2013
Berdasarkan update tahun 2017, ada sembilan poin
perubahan kurikulum 2013 dan mulai bulan Juli 2017
diberlakukan secara nasional, perubahan tersebut adalah:
• Nama kurikulum menjadi Kurikulum 2013 Edisi Revisi
yang berlaku secara Nasional;
• Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di
setiap mata pelajaran, kecuali hanya pada penilaian
bidang studi PAI dan PPKN ;
• Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD , maka yang
diambil adalah nilai yang tertinggi. Penghitungan nilai
keterampilan dalam 1 KD ditotal (praktek, produk,
portofolio) dan diambil nilai rata2. untuk pengetahuan,
bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu
sama;
• Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya
metode saat mengajar dan apabila digunakan maka
susunannya tidak harus berurutan;
• Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3
kolom, yaitu KD, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran;
• Perubahan terminologi ulangan harian menjadi
penilaian harian, Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi
Penilaian Akhir Semester untuk semester
1 dan Penilaian Akhir Tahun untuk semester 2.
Kegiatan Ujian Tengah Semester (UTS) sudah tidak
ada lagi karena langsung ke penilaian akhir semester;
• Dalam RPP yang dicatumkan adalah Tujuan, proses
Pembelajaran, dan penilaian, materi dan metode
pembelajaran tidak perlu disebutkan, tetapi cukup
dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik
penilaian (jika ada);
• Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap
diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi;
• Tes remedial diberikan untuk siswa yang nilainya
kurang, setelah diberikan pembelajaran ulang. Nilai
Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam
hasil belajar.

E. Menata Kelas Pembelajaran Aktif dan Dinamis


Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mensyaratkan
adanya proses pembelajaran yang lebih aktif pada siswa,
sedangkan guru dituntut hanya sebagai fasilitator agar proses
belajar siswa dapat berjalan dengan kondusif.
Dalam rangka mewujudkan desain belajar siswa, maka
pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan
tahap yang penting dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Karena itu, kursi, meja dan ruang belajar perlu
ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, yakni
memungkinkan hal-hal sebagai berikut:

1. Mobilitas: peserta didik dikondisikan ke bagian lain dalam


kelas.
2. Aksesibilitas: peserta didik mudah menjangkau sumber
belajar yang tersedia.
3. Komunikasi: peserta didik mudah berkomunikasi secara
intensif kepada seluruh teman di kelas.
4. Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan peserta
didik maupun antar peserta didik. Interaksi yang tercipta
berupa interaksi multi-arah.
5. Dinamika: kelas dinamis, dibuktikan dengan dinamika
kelompok, dinamika individu, dan dinamika pembelajaran.
6. Variasi kerja peserta didik: memungkinkan peserta didik
bekerjasama secara perorangan, berpasangan, atau
kelompok.
Setting atau formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan
untuk menjadi susunan yang permanen, namun hanya sebagai
alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika Anda memilih
melakukannya, mintalah siswa untuk membantu memindahkan
meja kursi. Hal itu juga membuat mereka ”aktif”. Tata-letak
fisik kelas pada umumnya bersifat sementara (tentatif),
fleksibel dan realistis. Artinya guru dapat saja mengadakan
perubahan setiap saat sesuai dengan keperluan dan kesesuaian
dengan materi ajarnya. Jika meubeler (meja atau kursi) yang
ada di ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka
sangat mungkin menggunakan beberapa formasi ini sesuai
dengan situasi dan kondisi yang diinginkan pendidik.

1. Formasi Huruf U
Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau melihat
media visual dengan mudah dan mereka dapat saling
berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini
ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik
secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf U dan
berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi.
2. Formasi Lingkaran
Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa
meja atau kursi untuk melakukan interaksi berhadap-
hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk
diskusi kelompok penuh.
Jika guru menginginkan peserta didik memiliki
tempat untuk menulis, hendaknya digunakan susunan
peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang peserta
didik. Guru dapat menyuruh peserta didik memutar
kursikursinya melingkar ketika guru menginginkan diskusi
kelompok.
3. Susunan Chevron (V)
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak
memungkinkan untuk melakukan belajar aktif. Jika
terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan
hanya tersedia beberapa meja, barangkali guru perlu
menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas.
Susunan V mengurangi jarak antara para peserta didik,
pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk
melihat peserta didik lain daripada baris lurus.
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari
baris lurus yang berupa meja kursi, guru dapat mencoba
mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan
yang memungkinkan penggunan teman belajar. Guru
dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-baris
ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-
pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil
dapat memutar kursi-kursi mereka melingkar dan
membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk
persis di belakang mereka pada baris berikutnya.

F. Kurikulum Merdeka Belajar

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)


Nadiem Anwar Makarim saat berpidato pada acara Hari Guru
Nasional (HGN) tahun 2019 mencetuskan konsep “Pendidikan
Merdeka Belajar”. Konsep ini merupakan respons terhadap
kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri.
Nadiem menyebutkan merdeka belajar merupakan
kemerdekaan berfikir. Kemerdekaan berpikir ditentukan oleh
guru (Tempo.co, 2019). Jadi kunci utama menunjang sistem
pendidikan yang baru adalah guru. Menurut Nadiem (2019)
guru tugasnya mulia dan dan sulit. Dalam sistem pendidikan
nasional guru 127 ditugaskan untuk membentuk masa depan
bangsa, namun terlalu dibebani dengan sejumlah aturan yang
menyulitkan guru.
R. Suyanto Kusumaryono (dalam Kemendikbud.go.id,
2019) menilai bahwa konsep “Merdeka Belajar” yang
dicetuskan oleh Nadiem Makarim dapat ditarik beberapa poin:
Pertama, konsep “Merdeka Belajar” merupakan jawaban atas
masalah yang dihadapi oleh guru dalam praktik
pendidikan.
Kedua, guru dikurangi bebannya dalam melaksanakan
profesinya, melalui keleluasaan yang merdeka dalam
menilai belajar siswa dengan berbagai jenis dan
bentuk instrumen penilaian, merdeka dari berbagai
pembuatan administrasi yang memberatkan, merdeka
dari berbagai tekanan intimidasi, kriminalisasi, atau
mempolitisasi guru.
Ketiga, membuka mata kita untuk mengetahui lebih banyak
kendala-kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam
tugas pembelajaran di sekolah, mulai dari
permasalahan penerimaan peserta didik baru (input),
administrasi guru dalam persiapan mengajar termasuk
RPP, proses pembelajaran, serta masalah evaluasi
seperti USBN-UN (output).
Keempat, guru sebagai garda terdepan dalam membentuk
masa depan bangsa melalui proses pembelajaran,
maka menjadi penting untuk dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih happy di dalam
kelas, melalui sebuah kebijakan pendidikan yang
nantinya akan berguna bagi guru dan siswa.
Terakhir, dicetuskannya konsep “Merdeka Belajar” pada saat
Nadiem Makarim memberikan pidato pada acara Hari
Guru Nasional (HGN) tersebut, diasumsikan tidak
lagi menjadi gagasan melainkan lebih pada sebuah
kebijakan yang akan dilaksanakan.

Kesimpulan dari konsep merdeka belajar merupakan


tawaran dalam merekonstruksi sistem pendidikan nasional.
Dalam konsep merdeka belajar, antara guru dan murid
merupakan subjek di dalam sistem pembelajaran. Artinya guru
bukan dijadikan sumber kebenaran oleh siswa, namun guru
dan siswa berkolaborasi sebagai penggerak dan mencari
kebenaran.
Peluang berkembangnya internet dan teknologi menjadi
momentum kemerdekaan belajar, karena dapat meretas sistem
pendidikan yang kaku atau tidak membebaskan, termasuk
mereformasi beban kerja guru dan sekolah yang terlalu
dicurahkan pada hal yang administratif.
Salah satu bentuk implementasi dari kebijakan Merdeka
Belajar adalah dihapuskannya Ujian Nasional (UN), karena
UN dianggap membebani guru dan siswa sehingga banyak
siswa yang tertekan, bahkan ada yang sampa bunuh diri. Ada
beberapa bentuk ujian yang akan diberlakukan sebagai
pengganti UN, salah satu di antaranya adalah Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM).

Pemerintah berhasil menghapus Ujian Nasional (UN) dari

Daftar materi pada KB kurikulum pendidikan secara Nasional. Tapi masih banyak
2
yang sulit dipahami sekolah yang menerapkan ujian sekolah yang tidak berbeda
konsepnya dengan ujian Nasional
Salah satu bentuk implementasi dari kebijakan merdeka
belajar adalah dihapusnya Ujian Nasional (UN) kemudian
diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Daftar materi yang sering
Saat ini pemerintah sedanng gencar melakukan percobaan
3 mengalami miskonsepsi
system AKM di sekolah- sekolah di tengah-tengah
dalam pembelajaran
pembelajaran regular.
Sehingga menimbulkan kebingungan diantara siswa dan
orang tua. Mana yang perlu diutamakan, antara pelajaran
regular atau AKM

Anda mungkin juga menyukai