Anda di halaman 1dari 137

SKRIPSI

METODE PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PENINGKATAN


PERILAKU POSITIF SISWA DI SMP ISLAM TERPADU (IT)
BUSTANUL ULUM TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH

Oleh:
NURUL HIDAYANTI
NPM. 14115091

Jurusan: Pendidikan Agama Islam (PAI)


Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1439 H/2018 M
METODE PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PENINGKATAN
PERILAKU POSITIF SISWA DI SMP ISLAM TERPADU (IT)
BUSTANUL ULUM TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
NURUL HIDAYANTI
NPM. 14115091

Pembimbing I : Dr. Ida Umami, M.Pd., Kons


Pembimbing II : Muhammad Ali, M.Pd.I

Jurusan: Pendidikan Agama Islam (PAI)


Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1439 H/2018 M

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

METODE PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PENINGKATAN


PERILAKU POSITIF SISWA DI SMP ISLAM TERPADU (IT)
BUSTANUL ULUM TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH

Oleh:
NURUL HIDAYANTI

Permasalahan seputar akhlak bangsa Indonesia cukup memprihatinkan,


misalnya pencurian, perampokan, tawuran antar pelajar, kebiasaan menyontek
saat ujian, seks bebas, pemerkosaan dan berbagai kekerasan terhadap anak dan
remaja. Kondisi ini menandakan bahwa pendidikan akhlak tidak berdampak
terhadap perubahan perilaku siswa, ini disebabkan oleh metode yang digunakan
selama ini masih konvensional yaitu metode yang biasa saja atau cara yang
tradisional. Dalam proses pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku siswa itu
dibutuhkan metode yang efektif. Di SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi Besar
Lampung Tengah guru telah melakukan metode guna untuk menanamkan nilai-
nilai akhlak , untuk meningkatkan perilaku positif siswa dan mencapai tujuan dari
pendidikan akhlak.
Rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu: 1) Bagaimana metode
pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa di SMP IT Bustanul
Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah?, 2) Apa saja faktor pendukung metode
pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa di SMP IT Bustanul
Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah?, 3) Apa saja faktor penghambat metode
pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa di SMP IT Bustanul
Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah? Metodologi penelitian ini penulis
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan analisis deskriptif dengan tiga tahap analisis yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarik kesimpulan. Untuk pengecekan keabsahan data penulis
menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi sumber.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa metode
pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa yang digunakan oleh
guru dalam keteladanan, pembiasaan, pemberian nasihat dan hukuman. Faktor
pendukungnya adalah bimbingan dari sekolah SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi
Besar Lampung Tengah, keterlibatan keluarga dan masyrakat yang kondusif.
Kemudian faktor penghambat adalah karakter dan asal daerah siswa yang
bervariasi, penyalahgunaan teknologi dan lingkungan keluarga dan masyarakat
yang kurang kondusif.

vi
vii
MOTTO

             

 

Artinya: “Maka Allah memberi mereka pahala terhadap Perkataan yang mereka

ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang

mereka kekal di dalamnya. dan Itulah Balasan (bagi) orang-orang yang

berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya)”. (QS. Al-Maidah [5]: 85)1

1
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Al-Fatih, 2016), h. 122

viii
PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur atas kehadirat Allah SWT keberhasilan study

ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta yaitu Bapak Junaedi dan Ibu Khusliyah yang telah

mengasuh, membimbing, mendidik dan membesarkan serta senantiasa

mendo’akan demi keberhasilan kuliahku.

2. Adikku Junita Setia Ningsih yang kusayangi, yang senantiasa mendoakan dan

memberikan dukungan dalam keberhasilan kuliahku

3. Para Bapak-Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dalam menuntut

ilmu di IAIN Metro, semoga ilmu yang diberikan menjadi amal jariyah dan

semoga Allah memberikan keberkahan, amin.

4. Almamaterku tercinta IAIN Metro.

ix
x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINILITAS PENELITIAN ................................................. vii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
D. Penelitian Relevan.......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI


A. Perilaku Positif Siswa .................................................................... 11
1. Pengertian Perilaku Positif Siswa ............................................ 11
2. Aspek-aspek Perilaku Positif Siswa ......................................... 13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Positif Siswa ...... 14
B. Metode Pendidikan Akhlak ............................................................ 15
1. Pengertian Metode Pendidikan Akhlak.................................... 15
2. Macam-macam Metode Pendidikan Akhlak ............................ 30
C. Peningkatan Perilaku Positif Siswa melalui Metode Pendidikan
Akhlak ............................................................................................ 36

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Sifat Penelitian ............................................................... 38
B. Sumber Data................................................................................... 39
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ................................................. 43
E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Temuan Umum .............................................................................. 47
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam Terpadu (IT)
Bustanul Ulum ......................................................................... 47

xi
2.
Visi dan Misi SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum ......... 48
3.
Data Guru SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum ............... 49
4.
Data Siswa SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum.............. 51
5.
Sarana dan Prasarana SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul
Ulum......................................................................................... 52
6. Struktur Organisasi SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul
Ulum......................................................................................... 52
B. Temuan Khusus.............................................................................. 54
1. Metode Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan Perilaku Positif
Siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi
Besar Lampung Tengah .......................................................... 54
2. Faktor Pendukung Metode Pendidikan Akhlak dalam
Peningkatan Perilaku Positif Siswa di SMP Islam Terpadu (IT)
Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah................. 64
3. Faktor Penghambat Metode Pendidikan Akhlak dalam
Peningkatan Perilaku Positif Siswa di SMP Islam Terpadu (IT)
Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah................. 67

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 70
B. Saran............................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 75
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 122

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
4.1 Keadaan Kepala Sekolah Masa Jabatan SMP Islam Terpadu (IT)
Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah ................................... 48

4.2 Keadaan Guru SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi
Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018 ................................. 49

4.3 Keadaan Siswa SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi
Besar Lampung Tengah ............................................................................... 51

4.4 Data Sarana dan Prasarana di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum
Terbanggi Besar Lampung Tengah .............................................................. 52

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
4.1 Struktur Organisasi SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi
Besar Lampung Tengah ............................................................................... 53

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Nama Informan ............................................................................. 75

2. Surat Izin PraSurvey dari IAIN Metro ..................................................... 76

3. Surat Balasan Pra Survey .......................................................................... 77

4. Outline....................................................................................................... 78

5. Alat Pengumpul Data ................................................................................ 81

6. Surat Bimbingan Skripsi ........................................................................... 98

7. Surat Tugas Research ............................................................................... 99

8. Surat Izin Research .................................................................................. 100

9. Surat Balasan Izin Research ..................................................................... 101

10. Surat Keterangan Bebas Jurusan .............................................................. 102

11. Surat Keterangan Bebas Pustaka .............................................................. 103

12. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi Mahasiswa IAIN Metro ................ 104

13. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 117

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia

akan muncul secara spontan apabila dibutuhkan, tanpa memerlukan pemikiran

atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Pendidikan akhlak merupakan sarana yang memberikan kepada


manusia aturan atau petunjuk yang kongkrit tentang bagaimana ia
harus hidup dan bertindak dalam kehidupan manusia yang baik, dan
bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tercela. Akhlak
merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam pergaulan antar sesama.1

Pendidikan akhlak terhadap siswa sangat penting. Karena, dalam siklus

kehidupan manusia, masa remaja merupakan sebuah masa yang paling

penting, sekaligus merupakan masa yang sangat berbahaya. Jika tidak dididik

atau diperhatikan secara benar oleh para orang tua, maka nantinya anak

tumbuh dalam keadaan akhlak yang kurang baik. Sebab, seorang anak pada

hakikatnya telah tercipta dengan kemampuan untuk menerima kebaikan

maupun keburukan.

1
Muslim, “Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak”, (Jambi: IAIN Sultan Thaha
Saifuddin), No. 2/April 2011, h. 215.
2

“Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang

penting, baik sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Jatuh

bangunnya suatu bangsa tergantung pada bagaimana akhlak masyarakat yang

menghuninya”.2

Perilaku positif yaitu perilaku baik yang sesuai dengan nilai-nilai dan

norma-norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku positif

tercermin dalam kedisiplinan, suka bekerja keras, ulet serta jujur. Perilaku

positif siswa ini bukan hanya sekedar hal-hal yang berkaitan dengan ucapan,

sikap, dan perbuatan yang harus ditampakkan oleh siswa dalam pergaulan

sekolah, melainkan berbagai ketentuan lain yang memungkinkan dapat

mendukung keefektivitas proses belajar mengajar. Pengetahuan terhadap

perilaku siswa ini bukan hanya perlu diketahui oleh setiap siswa, melainkan

juga perlu diketahui oleh setiap guru, dengan tujuan agar dapat mengarahkan

dan membimbing para siswa untuk mengikuti perilaku tersebut.

Ketidakpahaman siswa terhadap pendidikan agama dikarenakan guru

dalam menyampaikan materi pelajaran tidak memakai teknik atau metode

tertentu sehingga proses pengajaran tidak berjalan dengan maksimal, lain

halnya apabila dalam pengajaran guru memakai teknik atau metode yang tepat

dalam menyampaikan materi bisa dipastikan siswa akan lebih bisa mengerti

dan memahami serta mampu mengamalkan.

2
Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Prespektif Al Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),
h. 1.
3

“Dalam keseluruhan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling kokoh. Ini berarti bahwa berhasil atau

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana

proses yang dialami oleh siswa sebagai anak didik”.3

Pendidikan akhlak adalah proses mendidik, memelihara, membentuk,

memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir baik yang

bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam.

Pendidikan akhlak bertujuan untuk menumbuhkan pembentukan kebiasaan

berakhlak mulia dan beradat mulia kebiasaan yang baik. Memantapkan rasa

keagamaan pada siswa dan membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia.

Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, emosi, dan sabar.

”Semua norma itu mesti harus guru berikan ketika di kelas, di luar

kelaspun sebaiknya guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan.

Pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi sikap,

tingkah laku dan perbuatan”.4

Menurut ajaran Islam setiap anak dilengkapi fitrah Allah, kehidupan

anak digambarkan sebagai proses pencarian hidup. Salah satu masalah sosial

atau kemasyarakatan yang harus mendapatkan perhatian bersama dan perlu

ditanggulangi dewasa ini ialah tentang kemerosotan akhlak, di samping

kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, minuman keras,

penjambretan yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,

pemerkosaan, tawuran antar pelajar dan lain sebagainya.

3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h. 1.
4
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 35.
4

Berdasarkan berbagai persoalan di atas tidak mencerminkan tujuan

dalam membentuk kepribadian anak, supaya menjadi manusia yang baik,

warga masyarakat dan warga negara yang baik. Oleh karena itu pembentukan

sikap dan perilaku perlu di upayakan dan diimplementasikan kembali dalam

lembaga formal maupun nonformal, misalnya pendidikan akhlak. Perlu

adanya penekanan terhadap peningkatan pendidikan akhlak terutama pada

para remaja, dimana mereka adalah generasi penerus bangsa Indonesia.

Beberapa metode pendidikan akhlak yang diterapkan disekolah dapat

dilakukan melalui empat cara, yaitu: keteladanan, pembiasaan, nasihat dan

hukuman. Metode pendidikan akhlak dirasa cukup penting untuk menanamkan

nilai-nilai akhlak, metode yang digunakan sekolah terbagi garis-garis besar

haluan bertindak dalam rangka mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.

Metode yang efektif dalam proses pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan

membuat perencanaan secara matang, pelaksanaan secara terprogram dan

penilaian atau evaluasi secara seksama. Untuk mewujudkan siswa dalam

berakhlakul karimah dan disertai dengan berperilaku baik yang bisa dijadikan

contoh oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya.

Dengan demikian tugas guru pendidikan agama Islam di sekolah

adalah mendidik, membina, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi siswanya melalui pendidikan agama Islam yang dapat membina

perilaku siswa dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas

tersebut terasa berat karena ada unsur tanggung jawab mutlak guru, akan

tetapi juga keluarga dan masyarakat mendukung dan bertanggung jawab serta
5

bekerja sama dalam mendidik anak, maka akhlakul karimah akan dicapai

dengan baik.

Pendidikan akhlak ini dilakukan melalui proses belajar mengajar yang

dilakukan secara optimal. Guru pendidikan agama Islam memberikan contoh

perilaku yang baik kepada siswa karena semua acuan perilaku ini dititik

beratkan kepada guru pendidikan agama Islam. Pendidikan adalah melalui

lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Pendidikan akhlak

dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai agama dalam diri siswa untuk

membentuk akhlak dan perilaku yang baik dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Penelitian ini dilakukan secara langsung ke lapangan untuk mengamati

pendidikan akhlak di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi

Besar Lampung Tengah. Penelitian ini lebih di fokuskan pada siswa SMP

yang memiliki karakteristik dan rawan akan pengaruh negatif pada akhlak

siswa. Dan metode pendidikan akhlak mencakup keteladanan, pembiasaan,

nasihat dan hukuman yang di lakukan oleh sekolah.

Beberapa cara dilakukan oleh guru di SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah di dalam pelaksanaan

pendidikan akhlak siswa ialah membentuk karakter yang baik pada setiap

siswa. Sebelum masuk kelas sholat dhuha berjama’ah dan pada masuk kelas di

awal 15 menit sebelum pembelajaran berlangsung siswa diwajibkan untuk

selalu membaca do’a sebelum belajar dan membaca Al-Qur’an. Dimana

semua yang dilakukan agar setiap siswa mempunyai rasa syukur atas nikmat
6

yang diberikan oleh Allah. Kemudian guru selalu mengajak siswa untuk shalat

dzuhur dan shalat Ashar berjama’ah di masjid sekolah. Semua itu sudah

terjadwal disekolah dan bila ada yang tidak mematuhi tersebut maka siswa

akan di berikan hukuman yaitu berupa sanksi. Sanksi yang di berikan oleh

sekolah SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung tengah yaitu

berupa poin jika poin sudah sampai 100 poin maka siswa dikembalikan ke

orang tua. Masih banyak siswa yang belum mematuhi peraturan tersebut

sehingga dalam membentuk karakteristik siswa kurang efektif. 5

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ini, yang

peneliti tuangkan dalam bentuk proposal yang berjudul “Metode Pendidikan

Akhlak dalam Peningkatan Perilaku positif Siswa” (Studi di SMP Islam

Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah). Adapun

maksud dari judul di atas adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh SMP

Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah yang

meliputi kepala sekolah, guru mata pelajaran pendidikan agama Islam, guru

bimbingan konseling dan siswa dalam memberikan perilaku positif kepada

siswa-siswinya. Pendidikan itu meliputi pemberian contoh tauladan yang baik,

melatih keterampilan berbuat dalam bentuk pembiasaan, memberi motivasi

dan menciptakan lingkungan madrasah yang mendukung pembentukan

kepribadian peserta didik agar mereka memiliki perilaku yang terpuji.

5
Wawancara dengan Bapak Nur Fatih selaku Kepala SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul
Ulum Lampung Tengah, pada tanggal 1 November 2017.
7

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat

diidentifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana metode pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif

siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah?

2. Apa saja faktor pendukung metode pendidikan akhlak dalam peningkatan

perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah?

3. Apa saja faktor penghambat metode pendidikan akhlak dalam peningkatan

perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan

serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal-hal

yang perlu diketahui dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai

adalah:

a. Untuk mengetahui metode pendidikan akhlak dalam peningkatan

perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah.


8

b. Untuk mengetahui faktor pendukung metode pendidikan akhlak dalam

peningkatan perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.

c. Untuk mengetahui faktor penghambat metode pendidikan akhlak

dalam peningkatan perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan

serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal-hal

yang perlu diketahui dalam penelitian. Adapun manfaat yang ingin dicapai

adalah:

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode pendidikan

akhlak dalam peningkatan perilaku siswa.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Memberikan kontribusi keilmuan dalam bidang pendidikan dan

menjadikan masukan bagi guru tentang pentingnya metode pendidikan

akhlak dan cara mengembangkannya.

c. Bagi Orang Tua

Dapat memberikan informasi kepada orang tua bahwa pendidikan

akhlak harus dibentuk dan dikembangkan sejak dini.


9

D. Penelitian Relevan

Penelitian Relevan adalah penelitian yang mengemukakan dan

menunjukkan perbedaan atau persamaan antara peneliti yang sudah dilakukan

sebelumnya dengan penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian yang akan

dilakukan mengenai “Metode Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan Perilaku

Positif Siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah”.

Terkait dengan judul Penelitian tersebut maka peneliti mengutip

beberapa skripsi terkait dengan persoalan yang akan diteliti. Adapun kutipan

hasil penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan dengan judul

sebagai berikut:

Skripsi dari Nuril Anwar tentang “Pendidikan Akhlak Perspektif Islam

(Study di Desa Tanjung Harapan Dusun 05 RT. 10 RW. 05 Kecamatan Marga

Tiga Kabupaten Lampung Timur)”.6

Penelitian tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan akhlak anak

dalam perspektif Islam sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pendidikan,

sekaligus membina akhlak anak dan memperkaya khazanah pemikiran di bidang

pendidikan Islam. Peran orang tua sangat mempengaruhi dalam membentuk akhlak

anak dengan cara menasehati anak, memberikan contoh perbuatan akhlak yang sesuai

dengan pandangan Islam.

6
Nuril Anwar, Pendidikan Akhlak Anak Presepektif Islam di Desa Tanjung Harapan
Dusun 05 RT. 10 RW. 05 Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur, Skripsi, Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro, 2015.
10

Perbedaan penelitian tersebut yaitu membahas mengenai pentingnya

pendidikan akhlak anak dalam perspektif Islam dan penerapan pendidikan akhlaknya

tidak di dalam lingkup sekolah melainkan di desa. Sedangkan dalam penelitian ini

peneliti lebih menekankan terhadap pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku

siswa di sekolah. Persamaannya terletak pada pendidikan akhlak yang di diberikan

kepada anak.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Positif Siswa

1. Pengertian Perilaku Positif Siswa

Perilaku positif siswa artinya perilaku baik yang sesuai dengan

nilai-nilai- dan norma-norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat.

Perilaku positif siswa tercermin dalam kedisiplinan, suka bekerja keras,

ulet, jujur, setia kawan, kekeluargaan, rela berkorban, selalu

menyelesaikan tanggung jawab dengan baik, penolong, berani membela

kebenaran serta memiliki toleransi yang tinggi. Perilaku positif siswa

merupakan sifat tindakan yang dimiliki oleh siswa dan dipengaruhi oleh

adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi dan genetika. Perilaku

siswa dikelompokkan dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima,

perilaku aneh dan perilaku menyimpang. “Secara khusus pengertian

perilaku adalah bagian dari satu kesatuan pola reaksi. Melihat beberapa

uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku itu adalah kegiatan atau

aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang bisa

dilihat”.1

Sehingga yang dimaksud perilaku positif siswa, pada hakikatnya

adalah tindakan atau aktivitas siswa dari siswa itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa,

1
Edi Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: 2003), h. 168.
12

bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Jadi melalui uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku siswa adalah semua

kegiatan atau aktifitas siswa, baik yang dapat diamati langsung maupun

tidak dapat diamati pihak luar.

Perilaku siswa dibagi menjadi 2 yaitu perilaku positif dan perilaku

negatif. Adapun contoh dalam kedua perilaku tersebut seperti contoh

perilaku positif meliputi: menaati perintah orang tua, selalu menghormati

orang tua, saling tolong menolong, dan lain sebagainya. Dan contoh

perilaku negatif meliputi: tidak patuh kepada orang tua, membuat orang

tua kecewa, tidak punya sopan santun, tidak mau saling tolong menolong,

berani kepada guru, dan lain sebagainya. Perilaku manusia analisis ke

dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek motorik.

Tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari lebih diartikan sebagai akhlak,

bahkan kata akhlak lebih sering digunakan.

“Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yang artinya moral,

etika. Dalam pengertian sehari-hari, akhlak sering disamakan dengan kata

budi pekerti, moral atau etika”.2

Moral ialah perbuatan atas tindakan yang dilakukan sesuai dengan

ide-ide atau pendapat yang umum diterima yang meliputi kesatuan sosial

atau lingkungan tertentu. Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang

baik dan mana yang buruk dengan perhatian amal perbuatan manusia

sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

2
St. Darojah, “Metode Penanaman Akhlak dalam Pembentukan Perilaku Siswa MTs N
Ngawen Gunungkidul”, No.2/November 2016, h. 238.
13

Jadi yang dimaksud dengan perilaku positif siswa ini bukan hanya

sekedar hal-hal yang berkaitan dengan ucapan, sikap, dan perbuatan yang

harus ditampakkan oleh siswa dalam pergaulan sekolah, melainkan

berbagai ketentuan lain yang memungkinkan dapat mendukung

keefektivitas proses belajar mengajar.

2. Aspek-aspek Perilaku Positif Siswa

Perilaku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek yaitu:

a. Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,

mengetahui dan memecahkan masalah. Perilaku kognitif mencakup

kegiatan mental (otak). Perilaku kognitif berhubungan dengan

kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan kemampuan

mengevaluasi. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan,

mengarahkan dan mengendalikan perilaku.

b. Aspek afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Perilaku afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,

sikap, emosi, dan nilai.

c. Aspek psikomotor merupakan perilaku yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu. Perilaku psikomotor adalah

perilaku yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,

melompat, melukis, menari, memukul dan sebagainya. 3

3
Edi Walgito, Pengantar Psikologi., h. 169.
14

Namun dari ketiga aspek perilaku yang penulis fokuskan adalah

aspek psikomotorik karena aspek psikomotorik mencakup keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu. Karena Pendidikan itu meliputi pemberian contoh

tauladan yang baik, melatih keterampilan berbuat dalam bentuk

pembiasaan, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sekolah yang

mendukung pembentukan kepribadian peserta didik agar mereka memiliki

perilaku yang terpuji.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Positif Siswa

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme dan kemudahan organisme tersebut

merespon. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku

dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Perilaku Tertutup (Cover behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus

dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap

stimulus ini masih terbatas pada perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi belum bisa diamati

secara jelas oleh orang lain. Bentuk perilaku tertutup adalah

pengetahuan dan sikap. Contohnya proses berfikir berhayal, ide-de

atau kreativitas yang sedang dipikirkan.


15

Jadi dapat dijelaskan bahwa perilaku tertutup yaitu perilaku itu

tidak dapat ditangkap melalui indera, melainkan harus menggunakan

alat pengukur tertentu misalnya melalui psikotes.

b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka yaitu perilaku yang bisa langsung dapat

diobservasi melalui alat indera manusia, perilaku terbuka adalah

respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain.4

Jadi dapat di jelaskan bahwa perilaku terbuka yaitu perilaku

yang bisa langsung dapat diobservasikan melalui alat indera manusia,

dan berbentuk tindakan nyata dan terbuka, seperti: tertawa, berjalan,

berbaring, berlari dan lain-lain.

B. Metode Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Metode Pendidikan Akhlak

Dilihat dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu
“meta” (melalui) dan “hodos” (jalan cara). Dengan demikian kita
dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman Methodica
artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode
berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab
disebut thariq.5

4
Ibid., h. 239-240.
5
M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 6-7.
16

“Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan atau cara kerja yang bersistem

untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

tertentu”.6

Jadi Metode merupakan cara yang digunakan seseorang dalam

melaksanakan suatu aktivitas agar pekerjaannya dapat berjalan dengan

baik dan mencapai tujuan yang diharapkan dan suatu cara, jalan atau

langkah yang digunakan atau tempuh untuk menyampaikan pendidikan

yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat normatif kepada siswanya.

Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi

latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan ialah proses

membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, dan pencerahan

pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan baik formal maupun informal

meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya

sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi


peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi
secara dekat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas
mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat
tercapai sebagaimana yang diinginkan.7

6
Ahmad Hafid Habiburrahman, “Pendidikan Akhlak Menurut Syekh Muhammad Nawawi
Al-Bantani dalam Kitab Bahjatul Wasaail Bisyahri”, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga), No.2/Juli-Desember, h. 305.
7
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 3.
17

Menurut caranya pendidikan terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Pressure, yaitu pendidikan berdasarkan paksaan (secara paksa).

b. Latihan untuk membentuk kebiasaan.

c. Pendidikan dimaksudkan untuk membentuk hati nurani yang baik. 8

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang

tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan

pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran dan

latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

“Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab (‫)اخالق‬

akhlak dalam bentuk jamak, sedang mufradnya adalah (‫ )خلق‬khuluq yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat”.9

Secara terminologi akhlak dipahami sebagai gambaran batin


manusia dan perangai luar manusia. Selain itu akhlak juga
diartikan sebagai budi pekerti, watak dan kesusilaan yang
berdasarkan nilai aturan moral kelompok masyarakat. Jadi akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa setiap manusia.10

Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari “khuluqun” yang

menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Rumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan

adanya hubungan baik antara Khaliq dan makhluk serta makhluk dan

makhluk.

Kata khuluq (bentuk mufrad dari akhlak) ini berasal dari fi’il madhi

khalaq yang dapat mempunyai bermacam-macam arti tergantung pada

mashar yang digunakan. Ada beberapa kata Arab seakar dengan al-khuluq

8
Yatimin Abdullah, Study Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an., (Jakarta: Amzah, 2007).
h. 21.
9
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 1.
10
Hasyim Hasanah, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Ombak, 2013), h. 56
18

ini dengan perbedaan makna. Namun karena ada kesamaan akar kata,

maka berbagai makna tersebut tetap saling berhubungan. Diantaranya

adalah kata al-khalq artinya ciptaan.

Dalam bahasa Arab kata al-khalq artinya menciptakan sesuatu

tanpa didahului oleh sebuah contoh atau dengan kata lain menciptakan

sesuatu tanpa didahului oleh sebuah contoh, atau dengan kata lain

menciptakan sesuatu dari tiada.

Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari “khuluqun” yang

menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Rumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan

adanya hubungan baik antara Khaliq dan makhluk serta makhluk dan

makhluk.

Atas dasar itu, akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik

dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah

manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh

manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat (Ahmad Amin dalam bukunya

Akhlak).

Sedangkan pendidikan akhlak sebagaimana dirumuskan oleh Ibnu


Miskawaih dan dikutip oleh Abudin Nata, merupakan upaya ke
arah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara
spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari
seseorang. Dalam pendidikan akhlak ini, kriteria benar dan salah
untuk menilai perbuatan yang muncul merujuk pada Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai sumber tertinggi ajaran Islam.11

11
Dindin Jamaludin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2013), h. 76.
19

Al-Qur’an telah memberikan gambaran yang jelas mengenai

pendidikan akhlak pada anak yaitu:

a. Akhlak terhadap Allah

               

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di


waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.12

Ayat tersebut mengisyaratkan bagaimana seharusnya para

orang tua mendidik anaknya untuk mengesahkan penciptanya dan

menegang prinsip tauhid dengan tidak menyekutukan Allah.

Contohnya seperti, menjalankan segala kewajiban dan menjauhi segala

larangan yang telah Allah tentukan, dan menjalankan kehidupan

berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah.

Akhlak pun dalam Islam meliputi semua aktivitas manusia

dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Akhlak terhadap Allah atau

Khalik (pencipta), antara lain adalah:

1) Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga,


jadi kita sebagai makhluk Allah haruslah mengabdi dan
memberikan cinta kepada-Nya
2) Bentuk cinta kepada Allah selanjutnya adalah melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
3) Mensyukuri Nikmat dan Karunia Allah
4) Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridhaan Allah
5) Menerima dengan ikhlas semua kada dan qadar ilahi setelah
berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas
tertinggi)

12
QS. Luqman (31): 13
20

6) Memohon ampun hanya kepada Allah


7) Bertaubat hanya kepada Allah. Taubat yang paling tinggi
adalah taubat nasuha, yaitu taubat dengan benar-benar taubat,
tidak lagi melakukan perbuatan yang sama yang dilarang oleh
Allah
8) Tawakal (berserah diri) kepada Allah.13

Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa kita

sebagai makhluk ciptaan-Nya haruslah bisa menunjukkan sikap atau

akhlak yang baik sesuai dengan ajaran agama seperti yang sudah

dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

b. Akhlak terhadap Orang Tua

           

     


Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.14

Islam mendidik anak-anak untuk selalu berbuat baik terhadap

orang tua sebagai rasa terima kasih atas perhatian, kasih sayang, dan

semua yang telah mereka lakukan untuk anak-anaknya. Contohnya

seperti patuh menjalankan semua perintah orang tua dan guru, berkata

sopan terhadap yang lebih tua.

13
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
h. 356
14
QS. Luqman [31]: 14
21

c. Akhlak terhadap Orang Lain

               

 
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka

bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”15

Ayat tersebut mengisyaratakan agar berbuat baik dan sopan

santun dengan sesama manusia yaitu dilarang untuk memalingkan

mukanya yang didorong oleh penghinaan dan kesombongan.

Kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Contohnya: seperti

berbuat baik dan sopan santun dengan sesama manusia, tidak bersikap

acuh terhadap sesama, saling tolong menolong.

d. Akhlak terhadap Diri Sendiri

               

 
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka

bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”16

15
QS. Luqman [31]: 15
16
QS. Luqman [31]: 18
22

Bersamaan dengan larangan berjalan dengan congkak. Allah

memerintahkan untuk sederhana dalam berjalan, dengan tidak

menghempaskan tenaga dalam bergaya, tidak melengogok-lenggok,

tidak melengak-lengok, tidak memanjangkan leher karena angkuh,

sopan santun.

Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat


manusia dalam kehidupannya, baik di dunia maupun akhirat.
Jika, seseorang dapat menjaga kualitas mu’amalah ma’allah
dan mu’amallah ma’annas, insya Allah akam memperoleh
rida-Nya. Orang yang mendapat rida Allah niscaya akan
memperoleh jaminan kebahagian hidup, baik duniawi maupun
ukhrawi.17

Seseorang yang berakhlakul karimah pantang berbohong,

sekalipun terhadap diri sendiri dan tidak pernah menipu apalagi

menyesatkan orang lain. Orang seperti ini biasanya dapat hidup dengan

tenang dan damai, memiliki pergaulan luas dan banyak relasi, serta

dihargai kawan dan disegani siapapun yang mengenalnya.

Ketenteraman dan kebahagiaan hidup seseorang tidak

berkorelasi positif dengan kekayaan, kepandaian, atau jabatan. Jika

seseorang berakhlakul karimah, terlepas apakah ia seseorang yang

kaya atau miskin, berpendidikan tinggi atau rendah, memiliki jabatan

tinggi, rendah, atau tidak memiliki jabatan sama sekali, insya Allah

akan dapat memperoleh kebahagiaan.

17
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 26-27.
23

Ada dua jenis Akhlak dalam Islam, yaitu akhlaqul karimah (akhlak

baik) ialah akhlak yang baik dan benar menurut syariat Islam dan

Akhlakqul Madzumah (Akhlak tidak baik) ialah akhlak yang tidak baik

dan tidak benar menurut Islam.

a. Akhlaqul Karimah (Akhlak Baik)

Adapun jenis-jenis akhlaqul karimah itu adalah sebagai berikut:

1) Al-Amanah (Sifat Jujur dan Dapat Dipercaya)

Jujur dan dapat dipercaya merupakan salah satu sifat wajib

bagi Rasulullah, begitu pula umatnya harus mencontoh suri

tauladan dari Rasulullah, baik jujur dalam perkataan dan perbuatan,

kejujuran adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap manusia,

karena kejujuran merupakan pondasi dari iman, Allah SWT telah

menggambarkan bahwa tidak ada tempat yang dapat memberi

manfaat dan menyelamatkan seseorang hamba dari azab hari

kiamat selain kejujuran.

Dan hendaklah kita sebagai manusia yang beriman

memiliki perilaku yang amanah atau dapat dipercaya sebagai

realisasi akhlaqul karimah, karena ketika kita dihadapkan sesuatu

yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu, rahasia atau

lainnya yang wajib dipelihara dan disampaikan kepada yang berhak

menerimanya.

2) Al-Alifah (Sifat yang Disenangi)

Sifat yang disenangi memang sulit di terapkan dalam

masyarakat yang bersifat heterogen, karena setiap anggota


24

masyarakat memiliki sifat, watak, kebiasaan yang berbeda beda.

Seseorang yang pandai meletakkan sesuatu pada tempatnya,

bijaksana, berbuat baik dalam perkataan dan perbuatan, tentulah

akan disenangi oleh masyarakat dalam kehidupan dan pergaulan

sehari hari

3) Al-Afwu (Sifat Pemaaf)

Dalam kehidupan kita tak luput dari khilaf dan kesalahan.

Maka apabila orang berbuat sesuatu terhadap diri seseorang karena

khilaf atau salah hendaklah memaafkan kekhilafan atau

kesalahannya, janganlah mendendam dan mohonkan ampunan

kepada Allah untuknya.

4) Anie Satun (Sifat Manis Muka)

Seseorang yang memiliki akhlaqul karimah akan selalu

ramah pada setiap orang walaupun ia dihadapi dengan

permasalahan, fitnah yang memburukkan nama baiknya ia akan

dengan tenang dan bijaksana dalam menghadapinya. Banyak orang

yang memakai sikap ini di dunia diplomasi dan banyak

memperoleh hasil sukses dan mencapai kemenangan, hanya

dengan selalu tersenyum, orang lain dapat mengakui dan

menghormati segala keinginan baik seseorang.

5) Al-Khairu (Kebaikan atau Berbuat Baik)

Berbuat baik adalah hal wajib diamalkan dalam kehidupan

umat manusia. Sudah banyak ayat al-Qur’an sebagai pedoman


25

umat manusia yang menjelaskan tentang keutamaan berbuat baik.

Allah berfirman bahwa syarat kesalehan tersebut adalah dengan

berbuat kebaikan. Allah menekankan bahwa untuk mendapatkan

kedekatan dan Rahmat Allah SWT syaratnya adalah dengan

berbuat kebaikan kepada sesama yaitu mereka ingin berhasil

menemukan Allah, harus berbuat kebaikan dan penuh kasih sayang

kepada manusia.

6) Al-Khusyu’ (Tekun Bekerja Sambil Menundukkan Diri (Berdzikir)

Kepada-Nya)

“Khusyu’ dalam perkataan, maksudnya ibadah yang

berpola perkataan, dibaca khusus kepada Allah Rabbul ‘Alamin

dengan tekun sambil bekerja dan menundukkan diri takut kepada

Allah. Ibadah dengan merendahkan diri menundukkan hati, tekun

dan tetap, senantiasa bertasbih, bertakbir, bertahmid, bertahlil,

memuja asma Allah, menundukkan hati kepada-Nya, khusyu di

kala shalat, memelihara penglihatan, menjaga kehormatan, jangan

berjalan di muka bumi Allah ini dengan sombong, berbicara

dengan tenang dan sederhana, tunduk hanya kepada-Nya, itulah

sebenarnya akhlaqul karimah”

b. Akhlaqul Madzmumah

Kata Madzmumah berasal dari bahasa Arab yang artinya

tercela. Akhlak madzmumah artinya Akhlak tercela. Segala bentuk

akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji akhlak tercela. Akhlak


26

tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak

keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia. 18

Adapun jenis-jenis akhlaqul madzmumah (akhlak tercela) itu

adalah sebagai berikut:

1) Ananiyah (Sifat Egois)

Sifat egois adalah sifat mementingkan diri sendiri, orang

yang memiliki sifat egois cenderung mengambil keputusan yang

hanya menguntungkan dirinya sendiri tanpa memikirkan

kemaslahatan umat. Mereka melihat hanya dengan sebelah mata

bersikap dan mengambil tindakan hanya didorong oleh kehendak

nafsu. Nafsulah yang menjadi kendali dan mendominasi seluruh

tindakannya. Kebenaran akhirnya ditentukan oleh kepentingan

dirinya.

2) Al-Baghyu (Suka Obral Diri pada Lawan Jenis yang Tidak Hak

(Melacur))

Berzinah tentu saja dilarang oleh agama, dan perbuatannya

pun dikutuk oleh masyarakat, melacur perbuatan yang tercela jelas

sekali orang yang melakukan perbuatan ini dengan alasan apa pun

akan dilaknat oleh Allah.

3) Al-Bukhlu (Sifat Bakhil, Kikir, Kedekut (Terlalu Cinta Harta)

Sifat bakhil, kikir, adalah sifat yang sangat tercela dan

paling dibenci Allah. Sesungguhnya Allah telah mengatur rezeki

bagi manusia namun manusia lupa untuk bersedekah kepada

18
Yatimin Abdulah, Studi Akhlak., h. 12-14.
27

sesama, padahal di dalam rezeki yang kita dapatkan ada rezeki

orang lain.

4) Al-Kadzab (Sifat Pendusta atau Pembohong)

Maksud dari pendusta adalah sifat yang mengada-ada

sesuatu yang sebenarnya tidak ada, dengan tujuan untuk

merendahkan orang lain. Orang yang sekali kali pernah berdusta

maka selamanya ia akan sulit mendapatkan kepercayaan dari orang

lain, orang yang berdusta akan mendapatkan dosa, dan tiada

memperoleh kebaikan apapun dari perbuatannya.

5) Al-Khamru (Gemar Minum Minuman yang Mengandung Alkohol

(Al-Khamar))

Minuman yang beralkohol adalah minuman yang

diharamkan karna menyebabkan seseorang yang meminumnya

menjadi mabuk, orang yang telah mabuk maka akan kehilangan

kesadaran dan akal sehatnya sehingganya membuatnya lalai untuk

beribadah kepada Allah.

6) Al-Khiyanah (Sifat Pengkhianat)

Khianat adalah kebalikan dari sifat amanah, seseorang yang

telah diberi kepercayaan namun ia mengkhianatinya, perbuatan

tersebut mungkin sesaat tidak diketahui oleh orang lain, namun

Allah maha mengetahui segala sesuatu yang kita kerjakan, untuk

menutupi perbuatannya orang yang memiliki sifat tersebut rela

bersumpah atas nama Allah untuk memperkuat dan membenarkan


28

keterangannya bila ia tertuduh, ia tidak memiliki rasa tanggung

jawab atas apa yang ia perbuat. Sesungguhnya orang yang

berkhianat tidak akan memperoleh apapun, ia akan dijauhi oleh

sahabat-sahabatnya, terisolir dari pergaulan, masyarakat

memandangnya sebelah mata dan hilang kepercayaan atas dirinya

7) Azh-Zhulmun (Sifat Aniaya)

Aniaya ialah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya,

mengurangi hak yang seharusnya diberikan, sifat aniaya dapat

merugikan orang lain dan termasuk perbuatan yang menzhalimi

orang lain, perbuatan tersebut dapat memutuskan tali persaudaraan

antar sesama manusia.

8) Al-Jubnu (Sifat Pengecut)

Ciri-ciri dari sifat pengecut adalah ia selalu ragu-ragu

dalam bertindak, keragu-raguan memulai sesuatu itu berarti suatu

kesalahan. Orang muslim harus tegas, cepat mengambil keputusan

dan tidak menunggu. sifat pengecut merupakan perbuatan yang

sangat buruk.19

Demikian, Allah telah memberikan contoh kongkret mendidik

akhlak anak. Jika setiap orang tua dapat melaksanakannya dengan baik,

maka besar harapan anak tumbuh menjadi manusia-manusia muslim yang

berakhlak baik.

19
Ibid., h. 14-16.
29

Jadi akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,

sehingga ia akan muncul secara spontan apabila dibutuhkan, tanpa

memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak

memerlukan dorongan dari luar.

Pendidikan akhlak merupakan sarana yang memberikan kepada


manusia aturan atau petunjuk yang konkret tentang bagaimana ia
harus hidup dan bertindak dalam kehidupan manusia yang baik,
dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tercela. Akhlak
merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam pergaulan antar sesama.20

Pendidikan akhlak terhadap siswa sangat penting. Karena, dalam

siklus kehidupan manusia, masa remaja merupakan sebuah masa yang

paling penting, sekaligus merupakan masa yang sangat berbahaya. Jika

tidak dididik atau diperhatikan secara benar oleh para orang tua, maka

nantinya anak tumbuh dalam keadaan akhlak yang kurang baik. Sebab,

seorang anak pada hakikatnya telah tercipta dengan kemampuan untuk

menerima kebaikan maupun keburukan.

Jadi metode pendidikan akhlak merupakan suatu komponen

pendidikan yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan yang

didukung dengan alat-alat bantu mengajar, memiliki kedudukan sebagai

kebulatan dalam suatu sistem pendidikan. Metode pendidikan akhlak

bertujuan untuk membentuk pribadi akhlak yang baik. Sesuatu hal yang

diyakini dan dianggap penting dalam diri dan tindakan manusia yang

terkait dengan budi pekerti, kelakuan dan perilaku manusia.

20
Musli, “Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak”, (Jambi: IAIN Sultan Thaha Saifuddin),
No. 2/April 2011, h. 215.
30

Untuk menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan

beradat kebiasaan yang baik. Memantapkan rasa keagamaan pada siswa,

membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak

yang rendah. Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, dan

sabar. Membimbing siswa ke arah perilaku yang dapat membantu mereka

berinteraksi sosial yang baik, mencintai kebaikan orang lain, suka

menolong dan menghargai orang lain. Membiasakan siswa bersopan

santun dalam berbicara dan bergaul baik di sekolah maupun di luar

sekolah dan selalu tekun dalam beribadah.

2. Macam-macam Metode Pendidikan Akhlak

Pendidikan yang pertama bagi anak adalah pendidikan dalam

keluarga. Anak-anak yang terlahir dari keluarga yang baik dan tentunya

akan mempunyai masa depan yang cerah, menjadi generasi yang baik.

Sebaiknya anak yang tidak terurus dan kurang kasih sayang dari orang tua

kemungkinan besar anak tersebut menjadi generasi yang tidak sesuai

dengan harapan bangsa dan agama. Di samping itu, anak merupakan

amanat dari Allah yang harus dijalankan oleh kedua orang tuanya. Jadi

orang tua harus benar-benar mendidik anak-anaknya secara benar agar ia

mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Metode merupakan cara yang digunakan seseorang dalam

melaksanakan suatu aktivitas agar pekerjaannya dapat berjalan dengan

baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.


31

Beberapa metode pendidikan akhlak yang diterapkan disekolah


dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu: (1) keteladanan
(modeling) nilai-nilai akhlak prioritas harus dicontohkan
(diteladankan) secara teratur dan keteladanan, pembiasaan, nasihat
dan perhatian berkesinambungan oleh warga sekolah,(2)
Pembiasaan (habituating) dilakukan di sekolah dengan berbagai
cara dan menyangkut banyak hal seperti disiplin waktu, etika
berpakaian, etika pergaulan, perlakuan siswa terhadap karyawan,
guru, dan pimpinan,(3) Nasihat dan (4) Hukuman.21

Adapun macam-macam metode pendidikan akhlak adalah sebagai

berikut:

a. Metode Keteladanan

Metode keteladanan yaitu suatu metode pendidikan dengan

cara memberikan contoh yang baik kepada siswa, baik di dalam

ucapan maupun perbuatan. Metode keteladanan ini merupakan salah

satu teknik pendidikan yang paling efektif dan sukses. Dalam Islam,

Allah telah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan

yang baik bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, pola pendidikan

dengan keteladanan pastinya juga sangat efektif dalam pendidikan

anak karena orang tua dan guru secara langsung akan menjadi suri

tauladan bagi anak-anak.

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang paling

menyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk

siswa di dalam moral, spiritual dan sosial. Hal ini karena pendidik

adalah contoh terbaik dalam pandangan siswa yang akan ditirunya

dalam tindak-tanduknya dan tata santunnya, disadari ataupun tidak,

21
Amin Zahroni, “Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak”, (Semarang: Universitas
Islam Sultan Agung (Unissula)), No.2/April 2017, h. 258-260.
32

bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran pendidik

tersebut, baik dalam ucapan ataupun dalam perbuatan, baik material

ataupun spiritual, diketahui atau tidak diketahui.

Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal

buruknya siswa. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia,

berani dan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan

agama, maka siswa akan tumbuh dalam kejujuran , terbentuknya

akhlak mulia, keberanian dan dalam sikap yang menjauhkan diri dari

perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama. Keteladanan

merupakan perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh dalam praktek

pendidikan, siswa cenderung meneladani pendidiknya. Dalam surat Al-

Ahzab ayat 21 Allah SWT berfirman:

              

  


Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak

menyebut Allah”.22

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang

berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan

membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial siswa. Mengingat

pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan siswa, yang

22
QS. Al-Ahzab (33): 21
33

tindak tanduk dan sopan santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru

oleh mereka. Bahkan bentuk perkataan, perbuatan dan tindak tanduk

akan senantiasa tertanam dalam kepribadian siswa.

b. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan ialah teknik pembelajaran kepada siswa

dengan dikerjakan secara berulang-ulang dan terus-menerus.

Pembiasaan akan memberikan manfaat yang mendalam bagi siswa.

Anak akan lebih terbiasa berperilaku dengan nilai-nilai akhlak karena

pembiasaan berperan sebagai efek latihan terus-menerus. Pembiasaan

mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena dengan

kebiasaan seseorang mampu melakukan hal-hal tertentu. `

Metode pembiasaan ini sudah Rasulullah terapkan dengan

membiasakan dasar-dasar tata krama pada anak, seperti etika makan

dan minum. Beliau juga membiasakan anak untuk melaksanakan

kewajiban shalat, sejak usia tujuh tahun agar di usia dewasa kelak anak

mudah untuk melaksanakannya.

c. Metode Memberi Nasihat

Metode pendidikan akhlak melalui nasihat merupakan salah


satu cara yang dapat berpengaruh pada anak untuk
menumbuhkan jalannya kedalam jiwa secara langsung melalui
pembiasaan. Metode nasihat adalah penjelasan tentang
kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindari orang
yang dinasihati dari bahaya serta menunjukkan ke jalan yang
mendatangkan kebahagiaan dan manfaat.23

23
Musli, “Metode Pendidikan., h. 226-227
34

Metode pemberian nasihat ini dapat menanamkan pengaruh

yang baik dalam jiwa apabila digunakan dengan cara yang dapat

mengetuk relung jiwa melalui pintunya yang tepat. Nasihat dapat

membukakan mata anak-anak pada hakikat sesuatu, mendorong

menuju situasi luhur, menghiasi dengan akhlak yang mulia dam

membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.

Metode al-Qur’an dalam menyerukan dakwaan adalah

bermacam-macam. Semua ini dimaksudkan sebagai upaya mengingat

Allah menyampaikan nasihat dan bimbingan, yang semuanya

berlangsung atas ucapan para Nabi As. Kemudian, dituturkan kembali

oleh para da’i kelompok dan pengikutnya. Nasihat yang tulus

membekas dan berpengaruh, jika memasuki jiwa yang bening, hati

terbuka, akal yang bijak, maka nasihat tersebut akan mendapat

tanggapan secepatnya dan meninggalkan bekas yang dalam. Al-Qur’an

telah menegaskan pengertian ini dalam banyak ayatnya dan berulang

kali menyebutkan manfaat dari peringatan. Allah berfirman:

             

Artinya: “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang

menggunakan pendengarannya, sedang Dia

menyaksikannya”.24

24
QS. Qaaf (50): 37
35

d. Metode Hukuman

Metode Hukuman Pelaksanaan metode pendidikan akhlak yang

dilakukan melalui keteladanan, nasihat dan pembiasaan. Dalam

pelaksanaannya jika terjadi permasalahan, perlu adanya tindakan tegas

atau hukuman. Hukuman sebenarnya tidak mutlak diperlukan, namun

berdasarkan kenyataan yang ada, manusia tidak sama seluruhnya

dalam berbagai hal, sehingga dalam pendidikan dan pembinaan akhlak

perlu adanya hukuman dalam penerapannya, bagi orang-orang yang

keras dan tidak cukup hanya diberikan teladan dan nasihat. Hukuman

ini merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada anak yang secara

sadar dan sengaja melakukan suatu kesalahan, sehingga dengan adanya

hukuman ini anak muncul rasa penyesalan dan tidak melakukan

kesalahan untuk kedua kalinya.

Ketika ada siswa yang melakukan kesalahan yang berakibat

fatal, maka tidak ada salahnya jika guru memberikan hukuman

ataupun sanksi yang sesuai dengan perbuatannya. Hal ini untuk

menunjukkan kepada mereka bahwa segala perbuatan di dunia itu akan

mendapatkan ganjarannya, baik itu perbuatan buruk maupun perbuatan

baik. Hukuman menghasilkan suatu kedisiplinan pada anak. Pada taraf

yang tinggi menginsyafkan anak untuk tidak melakukan suatu

perbuatan yang dilarang oleh agama. Berbuat atau tidak berbuat bukan

karena takut hukuman, melainkan karena keinsyafan diri sendiri dan

merupakan suatu ketaatan pada Allah dan selalu mengharapkan ridho-

Nya.25

25
Amin Zahroni, “Strategi Pendidikan., h. 261
36

C. Peningkatan Perilaku Positif Siswa melalui Metode Pendidikan Akhlak

Pendidikan agama Islam sangatlah berperan penting dalam membentuk

akhlak siswa untuk bekal hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan tuntunan

Al- Qur’an dan Hadist, ini semua juga karena dorongan dari kepala sekolah

dan juga guru-guru lainnya. Karena pada dasarnya setiap manusia ingin

memiliki kepribadian yang simpatik, karena dengan itu manusia akan

menghormati, disegani, dan dicintai oleh sekitarnya.

Dalam perilaku siswa ini bukan hanya sekedar hal-hal yang berkaitan

dengan ucapan, sikap, dan perbuatan yang harus ditampakkan oleh siswa

dalam pergaulan sekolah, melainkan berbagai ketentuan lain yang

memungkinkan dapat mendukung keefektivitas proses belajar mengajar.

Pendidikan akhlak merupakan suatu misi yang paling utama yang

harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam kepada siswa. Pendidikan

akhlak terhadap siswa sangat penting. Karena, dalam siklus kehidupan

manusia, masa remaja merupakan sebuah masa yang paling penting, sekaligus

merupakan masa yang sangat berbahaya. Jika tidak dididik atau diperhatikan

secara benar oleh para orang tua, maka nantinya anak tumbuh dalam keadaan

akhlak yang kurang baik.

Peningkatan pendidikan akhlak pada siswa sangatlah penting, agar

siswa memiliki bekal untuk hidup selanjutnya. Pendidikan akhlak harus

dilakukan sejak dini, sebelum watak dan kepribadiannya terpengaruh

lingkungan yang tidak paralel dengan tuntunan agama. Oleh karena itu, dalam
37

mendidik siswa perlu adanya perhatian khusus bagi orang tua maupun guru di

sekolah. Karena baik dan buruknya perilaku siswa, tergantung pada

pendidikan yang diberikan kepada siswa tersebut, jika siswa tersebut dididik

dengan akhlak yang baik pastinya siswa tersebut menjadi siswa yang baik dan

sebaiknya. Maka dalam hal ini perlu diadakan sebuah metode pendidikan

akhlak yaitu metode keteladanan, pembiasaan, memberikan nasihat dan

hukuman. Metode pendidikan akhlak sangatlah penting untuk meningkatkan

perilaku siswa karena untuk mendidik siswa, agar siswa bisa menjadi manusia

yang mempunyai akhlak yang mulia dan menjadi siswa yang sholeh dan

sholehah.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. “Penelitian

deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

dan menginterprestasikan objek sesuai apa adanya”. 1 Sedangkan Sifat

penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif berupa proses

penelitian dan pemahaman yang berdasarkan sebuah metodologi yang

menyelidiki tentang fenomena sosial masalah manusia.2 Penelitian

kualitatif dapat di artikan sebagai penelitian naturalistik yang pada

dasarnya penelitian ini di laksanakan pada kondisi yang alamiah atau

natural setting.3

Penelitian ini menggunakan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan yang muncul, sehingga penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna

penalaran, definisi suatu situasi tertentu, lebih banyak meneliti dalam

kehidupan sehari-hari.

1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 157.
2
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), h. 33-34.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 8.
39

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif

yaitu berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta

aktual dan sifat populasi tertentu. Dalam penelitian ini diusahakan

mengumpulkan data deskriptif untuk membuat perencanaan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu.

Berdasarkan sifat penelitian di atas, maka penelitian ini penulis

berupaya mendeskripsikan secara sistematis dan faktual mengenai Metode

Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan Perilaku Positif Siswa di SMP

Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah

didasarkan pada data-data yang terkumpul selama penelitian dan

dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

B. Sumber Data

“Sumber data adalah subjek di mana data diperoleh. Apabila penelitian

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan”.4

Apabila peneliti merupakan teknik observasi, maka sumber datanya

bias berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan

dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data,

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), h. 107.
40

dengan isi catatan subjek penelitian atau variable penelitian. Sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain.

Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat di

bagi menjadi dua yaitu:

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah “data yang diperoleh secara langsung dari

objek yang diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari

suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan dirinya sendiri”.

Pengertian lain data primer adalah “data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti (petugas-petugasnya) dari sumber pertanyaannya”.

Jadi sumber data primer dalam penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah hasil observasi dan wawancara langsung kepada: Guru

pendidikan agama Islam, Kepala sekolah, Guru bimbingan konseling dan

Siswa.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapot, sms dan lain-lain), foto-foto,

film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya

data primer. Berdasarkan pengertian di atas, sumber sekunder dalam

penelitian ini adalah catatan dan dokumentasi siswa SMP selama proses

pembelajaran.
41

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus ditempuh

dalam sebuah penelitian. Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data

saat pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewera) dan mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(unterviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.5

Metode ini penulis gunakan untuk menanyakan serangkaian

pertanyaan yang sudah tersusun secara global yang kemudian diperdalam

secara lebih lanjut. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan wawancara

kepada guru pendidikan agama Islam, waka kesiswaan, waka kurikulum,

kepala sekolah, guru bimbingan konseling dan siswa dalam metode

pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui


pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran. Metode observasi ini
digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi yang peneliti
butuhkan dalam penelitian, sedangkan lembar observasi digunakan
untuk merekam peristiwa selama tindakan berlangsung. 6

5
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: CV. Alfabeta, 2013), h. 224.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 145.
42

Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipasi yaitu

teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki. Teknik ini peneliti

gunakan untuk mengamati secara langsung terhadap objek penelitian,

dimana peneliti ikut langsung dalam kegiatan pembelajaran didalamnya,

sehingga dengan ini diharapkan akan dapat diketahui secara lebih jauh dan

lebih jelas bagaimana metode pendidikan akhlak dalam peningkatan

perilaku positif siswa termasuk juga kegiatan ekstra yang mendukung

proses pendidikan akhlak pada siswa.

3. Dokumentasi

“Dokumentasi merupakan suatu cara atau teknik memperoleh data

mengenal hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. 7

Dokumentasi ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui data-

data tertulis maupun data lainnya tentang SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah. Seperti data tentang

sejarah berdirinya SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi

Besar Lampung Tengah, visi misi, tujuan, keadaan siswa SMP Islam

Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah, struktur

organisasi, jumlah guru SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah dan dokumen-dokumen lain yang

berhubungan dengan penelitian.

7
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Ramayana Pers dan STAIN Metro, 2008), h. 102-
103.
43

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Teknik penjamin keabsahan data dalam penelitian kualitatif bertujuan


untuk mengetahui kredibilitas data yang dikumpulkan selama
penelitian. Uji kredibilitas dilakukan dengan: perpanjang pengamatan,
meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,
membercheck, dan analisis kasus negatif.8

Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar dari itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembandingan terhadap data itu. Triangulasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yaitu dengan cara

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Teknik triangulasi dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara pada sumber data.9

Cara meningkatkan kepercayaan penelitian adalah dengan mencari

data dari sumber yang beragama yang masih terkait satu sama lain. Penelitian

perlu melakukan eksplorasi untuk mengecek kebenaran data dari beragam

sumber. Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah,

kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam ,guru bimbingan konseling dan

siswa di SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.


8
Sugiyono, Metode Penelitian., h. 294.
9
Amos Neolaka, Metode Penelitian dan Statistik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), h. 180.
44

Analisis data kualitatif adalah “proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di

informasikan kepada orang lain”. Analisis digunakan untuk memahami

hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan

dievaluasi.

Teknik analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensistensiskan, mencari dan menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat di

ceritakan kepada orang lain.

“Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu bertolak dari hal-

hal khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas”.10

Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

“Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya.

10
Ibid., h. 177-178.
45

Jadi reduksi data adalah mengolah data mentah yang dikumpulkan

dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diringkas dan

disistematisasikan agar mudah dipahami dan dicermati oleh pembaca.

Reduksi data ini merupakan satu bentuk analisis data sedemikian rupa

sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat dibuat verifikasi. Terkait

dalam hal ini peneliti memproses secara sistematis data-data akurat yang

diperoleh terkait dengan metode pendidikan akhlak dalam peningkatan

perilaku siswa sehingga dari hasil wawancara dan observasi lapangan

ditambah dengan dokumentasi yang ada.

2. Penyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaikan data. dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dengan

mendisplaikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.11

Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah

peneliti dalam melihat gambar secara keseluruhan atau bagian tertentu dari

penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil

wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif dan

didukung oleh dokumen-dokumen, serta foto-foto maupun gambar

sejenisnya untuk diadakannya suatu kesimpulan.

11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 341
46

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dilakukan secara sementara, kemudian

diverifikasikan dengan cara mempelajari kembali data yang terkumpul.

Dari data-data yang direduksi dapat ditarik kesimpulan yang memenuhi

syarat kreabilitas dan objektifitas hasil penelitian dengan teori.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di

dukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang di kemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dapat berupa deskriptif

atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang

sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dengan demikian, setelah data

terkumpul maka peneliti memilah-milahnya dan menyajikannya dan

selanjutnya menarik kesimpulan.12

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, setelah data terkumpul,

dipilah-pilah dan disajikan baik dari hasil wawancara, observasi maupun

dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan

dengan menggunakan metode induktif yaitu penarik kesimpulan dari hal-

hal yang khusus menuju keadaan hal-hal yang umum yaitu data Metode

pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa SMP yang

dihasilkan dari wawancara dan observasi terhadap beberapa responden

dapat digeneralisasikan, kemudian penulis menarik kesimpulan menjadi

suatu penemuan baru yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini.

12
Ibid., h. 405-412.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah Singkat SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi

Besar Lampung Tengah

SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum, merupakan salah satu

sekolah swasta yang bercirikan Islam yang ada di Lampung Tengah. SMP

Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum berdiri tahun 2002 di bawah naungan

yayasan Keluarga Muslim PT GGP dan yayasan Bina Masyarakat

Lampung Tengah. Dua yayasan tersebut memiliki peranan masing-

masing, Yayasan Keluarga Muslim bertanggung jawab pada Sarana dan

Prasarana sekolah sedangkan Yayasan Bina Masyarakat bertanggung

jawab pada Sumber Daya Manusia (SDM) dari Guru dan Staff PTK.

Kurikulum yang digunakan mengikuti standar dari BNSP

(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) yang dipadukan dengan

beberapa kurikulum pesantren untuk penambahan kemampuan siswa.

Nama Islam Terpadu sendiri didapat masuknya SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum menjadi bagian dari Jaringan Sekolah Islam (JSIT)

Indonesia.

Beberapa prestasi dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan

Nasional sudah pernah di raih, sehingga membawa nama SMP Islam

Terpadu (IT) Bustanul Ulum dikenal di kalangan Dinas Pendidikan


48

Khususnya Lampung Tengah. Dengan Jumlah sisa ± 600 siswa 18 rombel

dan pembelajaran Fullday (07.00 – 14.30) dan jumlah Guru: 35 orang,

Staff TU dan Penjaga sekolah 6 orang. Kepemimpinan sekolah dimulai

sebagai berikut:

Tabel 4.1
Keadaan Kepala Sekolah Masa Jabatan SMP Islam Terpadu (IT)
Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah

No Nama Masa Jabatan


1. Asep Tahyuni, S. Ag 2002-2005
2. Drs. K. Purwanto (Alm) 2005-2009
3. Sunarto, SIP 2009-2012
4. Budiono, S.pd 2012-2013
5. Nur Fathi, S. Kom 2013- sekarang
Sumber: Dokumentasi Bag. Administrasi Guru dan Kepengawaian SMP
Islam Terpadu (IT) Bustanul Terbanggi Besar Lampung Tengah
pada tanggal 28 Mei 2018

2. Visi dan Misi SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi

Besar Lampung Tengah

a. Visi Sekolah

1) Menjadi Lembaga Pendidikan Islam Menengah Pertama Terpadu

dan Terkemuka untuk menyiapkan siswa memiliki kemampuan

intelektual memadai.

2) Membangun budaya sekolah yang Islami untuk mencetak generasi

muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas dan

mandiri serta berkepribadian Islami.

b. Misi Sekolah

1) Pengembangan kurikulum berkarakter dengan pengembangan

standar isi yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam


49

pembelajaran serta menambah muatan pelajaran agama dan Al-

Qur’an.

2) Mengembangkan sistem pendidikan yang bertumpu pada Imtaq

dan Iptek.

3) Pengembangan sumber daya manusia untuk lebih menguasai

keterampilan IT dan kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa

Arab.

4) Membentuk generasi bangsa yang unggul dalam prestasi dan

kreatif.

5) Peningkatan mutu lembaga dan manajemen sekolah yang sehat dan

efektif.

6) Mengembangkan program pembelajaran yang mengarah pada life

skill.

3. Data Guru SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah

Tabel 4.2
Keadaan Guru SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi
Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018

No Nama L/P Pendidikan Jabatan


1. Nur Fathi, S.Kom L S1 Tekhnolgi Kepala Sekolah
Informasi dan
Komunikasi
2. Dra. Hj. Mahdalena P S1 Bahasa dan Wakil Kepala Sekolah
Sastra Indonesia Bidang Humas dan Sarpras
3. Bambang Heri, S.Pd L S1 Pendidikan Wakil Kepala Sekolah Bidang
Bahasa Inggris Kesiswaan dan Kurikulum
4. Drs. Tabrani A R L S1 Perdata dan Guru Pendidikan Agama
Pidana Islam Islam
50

No Nama L/P Pendidikan Jabatan


5. Husni, S.Ag L S1 Bahasa Arab Guru Bimbingan Konseling
dan Konselor
6. Asep Tahyudin, S.Ag L S1 Bahasa Arab Guru Bimbingan Konseling
dan Konselor
7. Ani Yunita, S.Psi P S1 Psikologi Guru Bimbingan Konseling
dan Konselor
8. Nurul Fatimah, S.Si P S1 Fisika Guru IPA
9. Frety Rusmawati, P S1Kewirausahaan Guru Pendidikan
S.Sos Kewarganegaraan
10. Apriliyanti, S.Pd P S1 Pendidikan Guru Bahasa Indonesia
Bahasa dan Satra
Indonesia
11. Tuti Miftahuljannah, S.Si P S1 Biologi Guru IPA
12. Endah Purnomowati, S E P S1 Ekonomi Guru IPS
13. Nurjannah Sholeh, P S1 Pendidikan Guru Seni Budaya
S.Pd.I Agama Islam
14. Istiro Dutowati, S.Si P S1 Geografi Guru IPS
15. Erliyanti, S.Si P S1 Matematika Guru Matematika
16. Wiwik Seviawati, S.Pd P S1 Pendidikan Guru Bahasa Indonesia
Bahasa dan Sastra
Indonesia
17. Octarina H S, S.Pd P S1 Biologi Guru IPA
18. Eni Susanti, S.Pd P S1pendidikan Guru Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
19. Siti Muslimah, S.Pd.I P S1pendidikan Guru Bahasa Arab
Bahasa Arab
20. Nesiana Imania, S.Pd P S1 Pendidikan Guru Bahasa Indonesia
Bahasa dan Sastra
Indonesia
21. Yulida Rohmah, P S1 Pendidiakan Guru Bahasa Arab
S.Pd.I Bahasa Arab
22. Anif Ansori, S.Pd L S1 Pendidikan Guru Penjas Orkes
Jasmani dan Olah
Raga
23. Sugeng Karwito, S.Pd L S1 IPS Guru IPS
24. Ibrahim Jafar. S.Pd.I L S1 Pendidikan Guru Pendidikan
Agama Islam Kewarganegaraan
25. Rajudin, S.Si L S1 Fisika Guru Matematika
26. Rahmat Hidayat, L A.Md Tekhnologi Guru Tekhnik Informasi dan
A.Md Informatika Komunikasi
27. Edi Sukamto, S.Pd L S1 Pendidikan Guru Bahasa Daerah
Bahasa dan Sastra
Indonesia
28. Mansyur Syaputra L SMA IPS Guru Tahfidzul Qur'an
51

No Nama L/P Pendidikan Jabatan


29. Desta Aditya, S.Pd L S1 Pendidikan Guru Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
30. Rizky Saputra, S.Pd.I L S1 Pendidikan Guru Pendidikan Agama
Agama Islam Islam
31. Joko Kusbiyanto, S.Pd L S1 Pendidikan Guru Penjas Orkes
Matematika
32. Dian Mahmud L S1 Pendidikan Wakil Kepala Sekolah
Rofandi, S.Pd.I Bahasa Inggris Bidang Kesiswaan
33. Heri Sutrisno, S.Pd L S1 Pendidikan Guru Matematika
Matematika
34. Sumarti, S.Pd P S1 Administrasi Ka. Tata Usaha
Pendidikan
35. Bimo Prasetyo L SMK Audio dan Staff Tata Usaha
Video
36. Septiana Suryani P S1 Pendidikan Staff Tata Usaha
Bahasa Inggris
37. Pendi Rosikin L SMK Otomotif Security
38. Supriyanto L SMA IPS Cleaning Servis
39. Arief Hidayattulloh L D3 Manajemen Cleaning Servis
Informatka
Sumber: Dokumentasi Bag. Administrasi Guru dan Kepengawaian SMP IT
Bustanul Terbanggi Besar Lampung Tengah pada tanggal 28 Mei 2018

4. Data Siswa SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah

Tabel 4.3
Keadaan Siswa SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar
Lampung Tengah

Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa


VII 8 203
VIII 8 205
IX 7 180
Total 23 588
Sumber: Dokumentasi Bag. Administrasi Guru dan Kepengawaian SMP
Islam Terpadu (IT) Bustanul Terbanggi Besar Lampung Tengah
pada tanggal 28 Mei 2018
52

5. Sarana dan Prasarana di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah

Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum
Terbanggi Besar Lampung Tengah

No Jenis Prasarana Jumlah Status Kepemilikan


1. Ruang Kelas 23 Milik
2. Ruang Guru 2 Milik
3. Ruang UKS 1 Milik
4. Ruang Perpustakaan 1 Milik
5. Ruang Lab. TIK 1 Milik
6. Ruang Osis 1 Milik
7. Ruang Lab. IPA 1 Milik
8. Lapangan Basket 1 Milik
9. Lapangan Voly 1 Milik
10. Lapangan Lompat Jauh 1 Milik
11. Masjid 1 Milik
Sumber: Dokumentasi Bag. Administrasi Guru dan Kepegawaian SMP
Islam Terpadu (IT) Bustanul Terbanggi Besar Lampung Tengah
pada tanggal 28 Mei 2018

6. Struktur Organisasi SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah

Struktur organisasi SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum dapat

dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:


53

Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum
Terbanggi Besar Lampung Tengah

Kepala Sekolah
Ketua Komite
Nur Fatih, S.Kom
Ir.Hi. Aris Wahyudi

Kepala Tata Usaha

Sumarti, S.Pd

Waka. Kurikulum Waka. Kesiswaan Waka. Sarpras

Bambang Heri, S.Pd Agus Amanulloh, SHI Dra. Hj. Mahdalena

Pengelola Pengelola Pembina Osis Pembina P. Diri


Lab.IPA Lab.Bahasa 1. Anif Ansori,
20 Orang
Rajudin,Ssi Apriliyanti, S.Pd S.Pd
2. Sugeng Karwito,
S.Pd

Wali Kelas Guru BP/ BK

15 Orang 1. Husni, S.Ag


2. Asep T, S.Ag
3. Ani Yunita, S.Psi

Dewan Guru Pustakawan

1. Nurul Fatimah, SSi


2. Istiro Dutowati, Ssi
3. Tuti Miftahul Jannah,
Ssi
4. Frety Rusmawati, S.Soi

Siswa

Siswa
Sumber: Dokumentasi Bag. Administrasi Guru dan Kepegawaian SMP
Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung
Tengah tanggal 28 Mei 2018
54

B. Temuan Khusus

Berdasarkan hasil Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi mengenai Metode

Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan Perilaku Positif Siswa di SMP IT

Bustanul sebagai berikut:

1. Metode Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan Perilaku Positif Siswa

di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Metode pendidikan akhlak merupakan suatu komponen pendidikan

yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan yang didukung dengan

alat-alat bantu mengajar, memiliki kedudukan sebagai kebulatan dalam

suatu sistem pendidikan. Metode pendidikan akhlak bertujuan untuk

membentuk pribadi akhlak yang baik. Sesuatu hal yang diyakini dan

dianggap penting dalam diri dan tindakan manusia yang terkait dengan

budi pekerti, kelakuan dan perilaku manusia.

SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah merupakan sekolah unggulan yang ada di Lampung

Tengah. Sekolah yang mengedepankan nilai-nilai agama Islam dengan

mewujudkan generasi yang Cerdas (Cinta Tanah Air, Kreatif, Religius,

Disiplin, Sopan dan Santun). Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan

di lapangan maka dapat diuraikan dari wawancara penulis kepada Kepala

Sekolah mengenai kondisi perilaku siswa di SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah sebagai berikut:


55

Menurut Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

sebagai berikut:

“Sekolah yang mengedepankan nilai-nilai agama, namun berbicara tentang


perilaku, perilaku tidak dapat diukur secara pasti melalui penglihatan,
namun dapat dikatakan perilakunya baik atau buruk itu melalui skor
pelanggaran yng ada didalam buku tata tertib yang sudah diketahui dan
disetujui siswa sebelum mereka menjadi siswa sini”
(W/KS/F1/28/05/2018).

Selanjutnya Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak

Drs. Tabrani A R selaku guru PAI:

“Kondisi perilaku siswa disini selain dengan penilaian sehari-hari kita bisa
melihat di buku tata tertib untuk mengetahui perilaku siswa itu baik atau
tidak. Saya juga belum menemukan anak yang memakai narkoba, minum-
minuman keras dan yang khawatirkan itu adalah kehamilan yang tidak
diinginkan, seta yang berbahaya itu adalah kenakalan remaja. Maka dari
itu pendidikan akhlak ini sangat penting untuk membekali siswa-siswa
disini agar perilakunya baik dan tidak melanggar norma agama”
(W/G1/F1/28/05/2018).

Menurut ibu Ani Yunita, S.Psi selaku Guru Bimbingan Konseling

kondisi perilaku siswa sebagai berikut:

“Sebagian besar perilaku siswa termasuk kategori baik yang masuk


kategori baik ini kita ukur dari pelanggaran tata tertib dan aturan sekolah
yang harus dipatuhi. Pelanggaran kita kelompokkan menjadi 3 kelompok,
kelompok a kategori berat, kelompok b kategori sedang, kelompok c
kategori ringan seperti keterlambatan, atribut tidak lengkap dan ini tidak
butuh waktu lama untuk membuat anak mematuhi tata tertib dan
menyesuaikan diri. Subtansi kita disini mendidik anak bukan menghukum,
meski didalam tata tertib ada sanksinya ini harus menumbuhkan jiwa
semangat dalam mendidik perilaku siswa untuk berbuat baik bukan
kekerasan” (W/G2/F1/28/05/2018).

Berbicara mengenai jalur masuk di SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah dalam penerimaan

siswa baru melalui tes, seperti tes akademik, psikotes dan tes bakat
56

istimewa. Pernyataan di atas dikemukakan oleh Bapak Nur Fatih, S.Kom

selaku kepala sekolah:

“Jalur masuk di sekolah ini melalui berbagai tes seperti tes akademik,
psikotes, tes membaca Al-Qur’an, tes bakat istimewa dan dilampiri piagam
yang mendukung bakat siswa tersebut. Namun siswa baru juga harus
memenuhi syarat nilai rata-rata rapotnya harus 7,5 untuk administrasi
sekolah. Jadi input yang baik kita berharap nantinya siswa bisa lebih
berkembang dengan belajar di sekolah ini” (W/KS/F1/28/05/2018).

Metode merupakan suatu rencana tindakan untuk mencapai suatu

tujuan. Di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah Guru mempunyai masing-masing metode dalam

peningkatan perilaku positif siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak

Nur Fatih S.Kom selaku kepala sekolah:

“Metode yang saya gunakan yaitu dengan membentuk 3 Khusnul khuluq,


yaitu perkataan, perilaku, pakaian, selalu memberi contoh yang baik dalam
berkata meskipun berbicara dengan sesama guru harus mengunakan kata-
kata yang baik dan sopan agar siswa dapat mencontohnya, dalam
berperilaku guru memang panutan siswa maka guru harus selalu berbuat
baik di dalam maupun di luar sekolah dan berpakaian sesuai norma agama
agar siswa dapat menirunya” (W/KS/F1/28/05/2018).

Pernyataan di atas juga disampaikan oleh Ibu Ani Yunita, S.Psi

selaku Guru Bimbingan Konseling yang mengatakan:

“Metode yang digunakan di sekolah ini yaitu denagan menyusun kegiatan


yang mengarah kepada pendidikan akhlak contohnya setiap pagi hari
membaca Al-Qur’an, do’a sebelum belajar sholat dhuha dan sholat zduhur
bejamaah. Serta mengadakan kegiatan bersama dengan materi kegamaan
seperti tartil dan sku untuk mendidik perilaku siswanya”
(W/G2/F1/28/05/2018).

Guru PAI Bapak Drs. Tabrani A R juga menambahkan bahwa

metode pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa yaitu

agar siswa mengetahui ruang lingkup pembahasannya adalah sebagai

berikut:
57

“Metode yang saya gunakan adalah dengan mengenalkan ruang lingkup


pembahasan. Dengan siswa mengetahui ruang lingkup akhlak maka
perilaku siswa akan lebih baik lagi. Dan metode saya dalam pendidikan
akhlak disamping materi yang di ajarkan menerapkan akhlak kepada siswa
termasuk akhlak kepada Allah, seperti apa penerapannya, yaitu dengan
berpakaian yang sopan saat sholat, memakai baju yang bagus dan suci.
Akhlak kepada sesama manusia yaitu kepada keluarga, guru, teman dan
akhlak kepada lingkungan yaitu dengan cara menyayanginya, tidak
merusak tanaman, tidak membunuh hewan. Itu contoh-contoh yang saya
berikan kepada siswa untuk pendidikan akhlak dalam meningkatkan
perilaku siswa” (W/G1/F1/28/05/2018).

Metode pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif

siswa dirasa cukup penting untuk menanamkan nilai-nilai perilaku, metode

yang digunakan sekolah terdapat garis-garis besar haluan bertindak dalam

rangka mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan. Metode yang

efektif untuk mengimplementasikan pendidikan akhlak dibutuhkan suatu

keteladanan, pembiasaan, serta memberikan nasehat sebagai bentuk

peningkatan pendidikan akhlak dalam perilaku positif siswa.

a. Keteladanan

Keteladanan merupakan perbuatan yang patut ditiru dan

dicontoh dalam praktek pendidikan, siswa cenderung meneladani

pendidiknya. Di dalam pendidikan akhlak sangat penting keteladanan

dari guru. Keteladanan kepada siswa dengan memberikan contoh

kepada siswa melalui perbuatan guru, seperti yang di ungkapkan oleh

Bapak Nur Fatih, S.Kom selaku kepala sekolah:

“Guru harus memberikan keteladanan kepada siswa dalam hal


kedisiplinan. Kalau kita ingin menciptakan siswa disiplin maka guru
harus disiplin, seperti halnya guru tidak boleh datang terlambat, guru
harus berseragam, karakter siswa akan terbentuk dari kedisiplinan itu
sendiri, kalau sudah disiplin karakter yang lain akan mengikuti”
(W/KS/F1/28/05/2018).
58

Di dalam pendidikan akhlak sangat penting keteladanan dari

guru. Keteladanan kepada siswa dengan memberi contoh kepada siswa

melalui perbuatan guru, seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Drs.

Tabrani A R selaku guru PAI:

“Keteladanan yang saya berikan seperti halnya makan harus dengan


tangan kanan, diawali dengan basmallah serta berdoa dan diakhiri
dengan hamdallah, memulai segala sesuatu yang baik dengan
membaca bismillah. Dalam memberikan contoh kepada siswa
misalnya saya sendiri berpakaian yang sopan dan berseragam, selalu
mengucapkan salam ketika masuk kelas dan berjabat tangan dengan
siswa, setelah guru yang mengawali maka siswa secara otomatis di
kemudian hari juga akan menirukan hal tersebut, masuk ruang mana
pun dan bertemu selalu mengucapkan salam, ini juga termasuk
mendidik perilaku siswa” (W/G1/F1/28/05/2018).

Keteladanan menjadi faktor penting dalam hal buruknya siswa.

Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan

menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan agama,

maka siswa akan tumbuh dalam kejujuran , terbentuknya akhlak mulia,

keberanian dan dalam sikap yang menjauhkan diri dari perbuatan-

perbuatan yang bertentangan dengan agama. Keteladanan merupakan

perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh dalam praktek pendidikan,

siswa cenderung meneladani pendidiknya.

Pernyataan diperkuat oleh ibu Ani Yunita selaku Guru BK

sebagai berikut:

“Untuk keteladanan ini biasanya saya memberikan tugas siswa dengan


bermain peran seperti sikap saat berkenalan, berbicara dengan lawan
jenis, jadi siswa mempraktikkan, memperagakan dan setelah tampil
kita evaluasi. Jadi siswa bisa tau bagaimana cara berbicara yang baik,
berperilaku baik. Keteladanan diawali dari bapak ibu guru yang
berseragam dan disini tidak ada tempat untuk merokok ini juga bentuk
keteladanan kepada siswa”(W/G2/F1/28/05/2018).
59

Dalam proses pendidikan berarti setiap pendidik harus berusaha

menjadi teladan siswanya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan

sebaliknya. Dengan keteladanan itu dimaksud siswa senantiasa akan

mencontohkan segala sesuatu yang baik-baik dalam perkataan maupun

perbuatan. Teladan yang baik adalah menyelaraskan perkataan dan

perbuatan dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam

pembelajaran sesuatu kepada siswa, pada intinya kita harus

menyertakan tiga unsur yakni hati, telinga dan mata. Ketiga guru atau

orang tua mengenalkan sopan santun sebaiknya mereka tak hanya

memberikan nasehat atau perintah tetapi juga mencontohkannya.

b. Pembiasaan

Pembiasaan merupakan pembelajaran kepada siswa dengan

dikerjakan secara berulang-ulang dan terus-menerus. Pembiasaan akan

memberikan manfaat yang mendalam bagi siswa. Anak akan lebih

terbiasa berperilaku dengan nilai-nilai akhlak karena pembiasaan

berperan sebagai efek latihan terus-menerus. Pembiasaan dilakukan

dalam peningkatan perilaku siswa, pembiasaan oleh sekolah. Metode

pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif siswa di SMP

Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah

dibiasakan dengan pembelajaran yang di mulai dengan membaca do’a

dan membaca al-Qur’an seperti yang dikatakan oleh Bapak Nur Fatih,

S.Kom selaku kepala sekolah:


60

“Untuk membiasakan siswa berperilaku baik, seperti yang ada di


sekolah terutama untuk siswa kelas 7 adalah penyuluhan kesehatan
remaja, arahnya bagaimana remaja berperilaku sehat sesuai ajaran
agama sehingga mereka menghindari pergaulan bebas, narkoba ini
untuk ank-anak yang baru masuk. Untuk siswa kelas 9 ada peyuluhan
khusus tentang narkoba untuk pembinaan karakter siswa sebelum
lulus” (W/KS/F1/28/05/2018).

Pernyataan di atas juga diperkuat dari Bapak Drs. Tabrani A R

selaku guru PAI:

“Pembiasaan yang saya lakukan adalah pembiasaan pagi hari dengan


membaca al-Qur’an, doa belajar, pembiasaan sholat dhuha dan sholat
dzuhur, salau berbicara yang baik dan penerapan tata tertib agar anak
lebih disiplin dalam segala hal, seperti datang tidak terlambat,
berseragam sesuai ketentuan. Dalam hal tersebut maka siswa akan
membentuk perilaku yang baik” (W/G1/F1/28/05/2018).

Pembiasaan yang dilakukan guru PAI adalah pembiasaan pagi

hari dengan membaca al-Qur’an, membaca doa sebelum belajar,

pembiasaan sholat dhuha dan siang harinya pembiasaan sholat dzuhur

berjamaah. Serta pembiasaan 3 khusnul khuluq yaitu perkataan,

tingkah laku dan pakaian yang sesuai ajaran Islam, dengan

menerapkan 3 khusnul khuluq siswa akan terbiasa melakukan

kehidupan sehari-hari dengan akhlak tercela baik di lingkungan

sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut Ibu Ani Yunita

selaku guru bimbingan konseling yang menyatakan:

“Untuk membiasakan siswa berperilaku baik seperti tidak terlambat


pada jam pelajaran pagi dan sebelum pelajaran membaca al-Qur’an
dan do’a sebelum belajar. Serta ikut mendampingi siswa saat sholat
dhuha dan sholat dzuhur” (W/G2/F128/05/2018).

Pernyataan yang disampaikan oleh Hafiz Ardi Yunarto kelas

VIII D yaitu “Saya selalu melakukan pembiasaan seperti membaca

do’a sebelum belajar, membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan sholat


61

dzuhur berjama’ah yang di pandu oleh bapak dan ibu guru”

(W/S2/F1/28/05/2018).

Pembiasaan ini mempunyai peranan penting dalam

pembentukan dan pembinaan akhlak yang baik. Karena dalam

pembiasaan ini menjadi tumbuh berkembang dengan baik. Pembiasaan

yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga muncul

suatu rutinitas yang baik, yang tidak menyimpang dari ajaran Islam.

Pembiasaan dapat dilakukan di sekolah dengan berbagai cara dan

menyangkut banyak hal seperti disiplin waktu, etika berpakaian, etika

pergaulan, perilaku siswa terhadap guru.

Hasil dari pembiasaan yang dilakukan oleh pendidik adalah

terciptanya suatu kebiasaan bagi siswa. Untuk melaksanakan tugas

atau kewajiban secara benar dan rutin terhadap siswa diperlukan

pembiasaan yang baik. Misalnya agar siswa dapat melaksanakan sholat

dhuha dan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Dalam metode

pembiasaan ini diperlukan kesabaran, dan ketelatenan orang tua dan

guru terhadap siswanya.

c. Memberikan Nasihat

Nasihat seorang guru dapat mengarahkan siswa kepada

berbagai hal kebaikan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

dengan Guru PAI Bapak Tabrani mengenai memberi nasehat kepada

siswa yaitu:
62

“Memberikan nasehat berupa selalu berbuat baik kepada teman,


bersikap baik kepada guru dan lingkungan, berbuat baik kepada orang
tua. Dalam menasehati maupun melarang tidak pernah marah, tapi
dengan kata-kata halus, seperti yang diungkapkan beliau: Dalam hal
menasehati siswa, masing-masing guru tidak sama”
(W/G1/F1/28/05/2018).

Guru juga memberikan nasihat kepada siswa untuk

menyadarkan perilaku mereka baik atau tidak. Di SMP Islam Terpadu

(IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar lampung Tengah guru selalu

menasehati siswa yang berperilaku kurang baik, seperti siswa yang

ramai saat pelajaran, terlambat masuk sekolah, guru memberikan

motivasi agar selalu memotivasi siswa agar selalu berbuat baik dan

disiplin dalam segala hal contohnya seragam, jam masuk sekolah,

mengerjakan tugas dan beribadah. Kemudian untuk melarang, larangan

ini diberikan untuk hal-hal yang sangat merugikan siswa contohnya

narkoba, pergaulan bebas, minum-minuman keras dan lain-lain. Hal

tersebut akan merusak kesehatan dan masa depan siswa.

Menurut Ibu Ani Yunita menasehati siswa sebagai berikut:

“Nasehat dalam Guru BK tidak boleh diberikan kecuali terpaksa, jadi


Guru BK itu hanya mengarahkan agar siswa menemukan apa yang
harus dia lakukan. Kalau ada siswa yang melanggar kita sadarkan kita
tanyai kenapa mereka melanggar. Seperti kalau ada yang terlambat kita
tanyai “kenapa kok terlambat”, jadi dengan ditanyai mereka akan sadar
akan konsekuensinya mereka terlambat” (W/G2/F1/28/05/2018).

Guru juga tidak bosan-bosannya mengingatkan siswa agar

selalu menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Namun untuk sanksi pelanggaran yang diberikan oleh tata tertib

kepada siswa dengan tujuan mendidik bukan kekerasan. Sanksi yang


63

diberikan untuk siswa yang terlambat biasanya berupa membaca al-

Qur’an, sholat dhuha dan membuang sampah. Sanksi yang bersifat

mendidik akan membuat siswa sadar akan kesalahan yang diperkuat.

d. Metode Hukuman

Metode Hukuman Pelaksanaan metode pendidikan akhlak yang

dilakukan melalui keteladanan, nasihat dan pembiasaan. Dalam

pelaksanaannya jika terjadi permasalahan, perlu adanya tindakan tegas

atau hukuman. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan

Menurut Ibu Ani Yunita memberi hukuman kepada siswa yang

melanggar aturan pendidikan akhlak sebagai berikut:

“BK tidak pernah, yang memberikan sanksi itu tata tertib dan
kesiswaan. Kalau ada siswa yang terkena sanksi maka bk membantu
untuk bagaimana dia melaksanakan saknsi yang diberikan tata terrtib
dan kesiswaan. Kalau ada siswa yang sering terlambat dan melanggar
aturan bk yang menyadarkan siswa tersebut” (W/G2/F1/28/05/2018).

Metode hukuman sangat efektif untuk mengontrol perilaku

siswa di sekolah. Hukuman sebenarnya tidak mutlak diperlukan,

namun berdasarkan kenyataan yang ada, manusia tidak sama

seluruhnya dalam berbagai hal, sehingga dalam pendidikan dan

pembinaan akhlak perlu adanya hukuman dalam penerapannya, bagi

orang-orang yang keras dan tidak cukup hanya diberikan teladan dan

nasihat.

Hukuman diberikan karena ada pelanggaran sedangkan tujuan

pemberian hukuman adalah agar tidak terjadi pelanggaran secara

berulang. Oleh karena itu prinsip dalam memberikan hukuman dapat


64

berupa nasihat, teguran dan sanksi. Sanksi yang di berikan oleh

sekolah SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung tengah

yaitu berupa poin jika poin sudah sampai 100 poin maka siswa

dikembalikan ke orang tua.

Dengan melakukan keteladanan, pembiasaan, memberikan

nasihat dan hukuman, maka nilai keagamaan yang ditanamkan pada

diri siswa, lama kelamaan akan tumbuh dan berkembang yang

kemudian akan berimbas pada pengalaman nilai-nilai keagamaan

dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu lama kelamaan nilai tersebut

akan tumbuh dan berkembang pada diri siswa.

2. Faktor Pendukung Metode Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan

Perilaku Positif Siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah

Analisis data yang diperoleh peneliti terkait dengan faktor

pendukung metode pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku positif

siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah keterkaitan 3 komponen yaitu sekolah, keluarga dan

masyrakat. Guru di sekolah adalah faktor utama yang bertanggung jawab

untuk mendidik akhlak siswa, mengawasi perilaku siswa, dan memberikan

contoh yang baik dalam berbicara, bertingkah laku dan berpakaian.

Pengawasan dan contoh yang baik tidak hanya dilakukan oleh guru PAI

namun dilakukan oleh semua warga sekolah mulai dari satpam sekolah,
65

guru-guru sampai kepala sekolah dan sarana yang memfasilitasi siswa

dalam belajar.

Ada beberapa faktor pendukung dari metode pendidikan akhlak

dalam peningkatan perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum, seperti yang dikatakan oleh Bapak Nur Fatih, S.Kom

selaku kepala sekolah:

“Faktor pendukungnya adalah kerja sama semua pihak sekolah dalam


mengawasi perilaku siswa dam mendidik akhlak siswa, guru yang mampu
menjadi contoh bagi siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah terlebuh
kita semua adalah guru yang di mata masyarakat ini memiliki nilai dan
norma agama Islam yang kuat” (W/KS/F2/28/05/2018).

Pernyataan yang sama dari Ibu Ani Yunita selaku Guru Bimbingan

Konseling:

“Faktor pendukungnya adalah kerjasama wali kelas karena yang lebih tau
perilaku siswa yaitu wali kelas, maka dari itu wali kelas harus aktif
mengawasi siswanya dan mau mengerti keadaan serta masalah yang
dihadapi siswanya, guru bidang studi, keterbukaan siswa terhadap masalah
yang dihadapi, seperti alasan kenapa mereka melanggar peraturan sekolah
itu pasti ada alasan tertentu, hal seperti itu yang kita bisa membantu
menyelesaikan sekolah” (W/G2/F2/28/05/2018).

Pernyataan yang sama dari Bapak Tabrani selaku Guru PAI:

“Kalau faktor pendukung untuk pendidikan akhlak dalam peningkatan


perilaku siswa ini selain dengan kegiatan baca al-Qur’an, doa sebelum
belajar, sholat dhuha dan sholat dzuhur berjamaah. Juga dipengaruhi oleh
fasilitas sekolah yang lengkap seperti masjid untuk kegiatan yang
berhubungan dengan agama, perpustakaan untuk menambah ilmu
pengetahuan, lingkungan sekolah yang kondusif, ada juga faktor keluarga
dan masyarakat yang mendukung pendidikan akhlak dan mampu
memberikan contoh dan membimbing anak dalam perilaku yang baik”
(W/G1/F2/28/05/2018).

Program-program sekolah untuk pendidikan akhlak terbentuk dari

kebijakan sekolah seperti kedisiplinan jam masuk sekolah, dan kegiatan


66

membaca al-Qur’an setiap pagi hari, sholat dhuha dan sholat dzuhur yang

dilakukan oleh semua siswa dan guru di sekolah.

Faktor pendukung yang berikutnya adalah adanya keterlibatan

keluarga dan masyarakat yang kondusif, orang tua dan keluarga

mempunyai peran aktif dalam mendidik perilaku dan yang mampu

mengontrol anak di setiap waktu di rumah. Pembentukan perilaku juga

dipengaruhi oleh masyarakat apabila masyarakat baik maka akan

melahirkan anak yang berperilaku baik, karena masyarakat yang mendidik

anak di luar sekolah.

Sekolah sepenuhnya akan menerapkan dan melaksanakan nilai-

nilai (perilaku) yang menjadi prioritas, maka setiap nilai yang akan

ditanamkan atau dipraktekkan tersebut harus senantiasa di sampaikan oleh

guru melalui pembelajaran berlangsung. Pendidikan akhlak harus

diterapkan oleh semua warga sekolah sejak dari petugas kebersihan,

karyawan administrasi, guru dan kepala sekolah. Pembiasaan dan

keteladanan ini adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

diprogramkan karena perilaku menjadi panutan bagi anak.

Pendidikan akhlak dapat pula dilakukan dengan melihat

komponen keluarga dan masyarakat. Komponen keluarga meliputi

pengembangan dan pembentukan perilaku siswa di rumah. Pihak sekolah

dapat melibatkan para orang tua untuk lebih peduli terhadap perilaku para

anak-anak mereka. Sedangkan komponen masyarakat adalah sebagai alat

kontrol perilaku siswa dalam mengembangkan dan membentuk perilaku


67

mereka. Pihak sekolah dapat melakukan komunikasi dan interaksi dengan

keluarga dan masyarakat.

3. Faktor Penghambat Metode Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan

Perilaku Positif Siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah

Faktor penghambat yang ada di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul

Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah, karakter dan asal daerah siswa

yang bervariasi, penyalahgunaan teknologi seperti internet yang digunakan

untuk melihat hal-hal yang kurang baik. Di sekolah sudah diterapkan

pendidikan akhlak secara maksimal, akan tetapi jika tidak diimbangi

dengan pembiasaan akhlak yang baik di lingkungan keluarga dan

masyarakat maka akan sulit untuk menanamkan pendidikan akhlak supaya

perilaku siswa lebih baik lagi dan pendidikan akhlak terlebih berada di

dalam keluarga dan masyarakat yang kurang kondusif yakni yang jauh dari

agama. Faktor penghambat metode pendidikan akhlak dalam peningkatan

perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum

Terbanggi Besar menurut Bapak Nur Fatih, S.Kom selaku kepala sekolah:

“Kalau faktor penghambatnya terkadang datang dari lingkungan luar yang


kurang kondusif untuk pendidikan akhlak, contohnya lingkungan yang
jauh dari agama dan perilakunya yang kurang baik. Keluarga yang kurang
memperhatikan perilaku anak ketika di rumah. Ini akan berpengaruh
kepada perilaku siswa meskipun di sekolah sudah ditanamkan perilaku
yang baik” (W/KS/F3/28/05/2018).

Pernyataan di atas juga diungkapkan oleh Ibu Ani Yunita selaku

Guru Bimbingan Konseling:


68

“Teman sebaya memiliki peran dalam keberhasilan siswa khususnya


dalam membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan sholat dzuhur berjama’ah.
Siswa yang bergaul dengan teman atau lingkungan yang kurag mendukung
seperti tidak mau membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan sholat dzuhur
berjama’ah, maka siswa mudah sekali terpengaruh untuk mengikuti
temannya yang melanggar peraturan sekolah” (W/G2/F3/28/05/2018).

Pendapat di atas diperkuat oleh Risma Novita Sari Siswa kelas VIII

C yang menyatakan bahwa:

“Ketika teman-teman tidak membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan sholat


dzuhur berjama’ah maka siswa ini pun tidak membaca al-Qur’an, sholat
dhuha dan sholat dzuhur berjama’ah dengan alasan malas, pura-pura sakit
untuk siswa laki-laki sedangkan untuk siswa perempuan pura-pura haid
padahal tidak haid, sehingga siswa melanggar peraturan sekolah dan di
kenakan hukuman” (W/S1/F3/28/05/2018).

Begitupun pernyataan yang disampaikan oleh Hafiz Ardi Yunarto

kelas VIII D yang menyatakan bahwa:

“Saya akan membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan sholat dzuhur


berjama’ah jika banyak teman dan guru ikut memandu karena siswa akan
lebih semangat dan aktif dalam melaksanakan peraturan yang ada di
sekolah” (W/S2/F3/28/05/2018).

Memang tidak ada yang salah dalam bergaul dengan teman, namun

permasalahannya adalah jika kelompok teman sebaya tersebut memiliki

sisi negatif yang cukup besar maka siswa tersebut akan terpengaruh.

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka agar siswa senantiasa bergaul

dengan teman yang baik perlu adanya peran orang tua yang paling utama

dan peran guru khususnya Guru Bimbingan Konseling sebagai orang tua

kedua di sekolah dan dalam rangka menjalankan kerjasama dengan Guru

Pendidikan Agama Islam. Seperti yang disampaikan oleh Guru Pendidikan

Agama Islam:
69

“Ketika berada di lingkungan sekolah siswa berteman dengan teman-


teman yang ada di lingkungan sekolah sehingga guru-guru mudah untuk
mengawasi perilaku serta tingkah laku peserta didik ketika berada di
lingkungan sekolah, bahkan Guru Pendidikan Agama Islam sering
meminta beberapa siswa yang dianggap baik dalam membaca tulis al-
Qur’an, sholat dhuha dan sholat dzuhur berjama’ah untuk mengajak teman
yang lain yang sering malas membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan sholat
dzuhur berjama’ah untuk bersama-sama melakukan membaca al-Qur’an,
sholat dhuha dan sholat dzuhur berjama’ah” (W/G1/F3/28/05/2018).

Berdasarkan pernyataan di atas jelas bahwa faktor penghambat

khususnya teman sebaya sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

mencapai suatu tujuan. Begitu pula dalam membaca al-Qur’an, sholat

dhuha dan sholat dzuhur berjama’ah siswa yang berada di lingkungan baik

atau religius dan sangat menekankan pendidikan Agama maka siswa akan

mendapat banyak dukungan baik itu dari tetangga maupun dari teman

sebaya sehingga perilaku siswa akan lebih baik dan siswa lebih

bersemangat dalam melaksanakan membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan

sholat dzuhur berjama’ah.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Metode Pendidikan Akhlak dalam

Peningkatan Perilaku Positif Siswa di SMP Islam Terpadu (IT) Butanul Ulum

Terbanggi Besar Lampung Tengah, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode Pendidikan Akhlak dalam Peningkatan Perilaku Positif Siswa di

SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung

Tengah yaitu dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan,

memberikan nasehat dan hukuman. Metode keteladanan yaitu metode

yang paling menyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan

membentuk siswa di dalam moral, spiritual dan sosial. Dengan

memberikan contoh kepada siswa melalui perbuatan guru. Metode

pembiasaan yaitu pembelajaran kepada siswa dengan dikerjakan secara

berulang-ulang dan terus-menerus. Pembiasaan harus dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga muncul suatu rutinitas yang baik. Metode

memberikan nasihat yaitu memberikan nasehat berupa selalu berbuat baik

kepada teman, bersikap baik kepada guru dan lingkungan, berbuat baik

kepada orang tua. Guru selalu menasehati siswa yang berperilaku kurang

baik, seperti siswa yang ramai saat pelajaran, terlambat masuk sekolah,

guru memberikan motivasi agar selalu memotivasi siswa agar selalu

berbuat baik dan disiplin dalam segala hal contohnya seragam, jam masuk
71

sekolah, mengerjakan tugas dan beribadah. Dan dalam metode hukuman

sangat efektif untuk mengontrol perilaku siswa di sekolah.

2. Faktor pendukung metode pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku

positif siswa adalah guru yang bertanggung jawab untuk mendidikkan

perilaku siswa, keterlibatan keterlibatan keluarga dan masyarakat berperan

aktif dalam mendidik perilaku dan mengontrol anak di rumah.

Pembentukan perilaku juga dipengaruhi oleh masyarakat apabila

masyarakat baik maka akan melahirkan anak yang berperilaku baik,

karena masyarakat yang mendidik anak di luar sekolah.

3. Faktor penghambat metode pendidikan akhlak dalam peningkatan perilaku

positif siswa adalah karakter dan asal daerah siswa yang bervariasi,

penyalahgunaan teknologi, dan lingkungan keluarga dan masyarakat yang

kurang kondusif. Di sekolah sudah diterapkan pendidikan akhlak secara

maksimal, akan tetapi jika tidak diimbangi dengan pembiasaan akhlak

yang baik di lingkungan keluarga dan masyarakat maka akan sulit untuk

menanamkan pendidikan akhlak supaya perilaku siswa lebih baik

B. Saran

Sebagai bagian akhir skripsi ini, penulis akan menyampaikan saran-

saran yang sekiranya perlu dijadikan pertimbangan dalam rangka peningkatan

metode pendidikan akhlak dalam perilaku positif siswa di SMP Islam Terpadu

(IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah:

1. Bagi siswa SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah Para siswa harus mempertahankan perilaku yang baik


72

seperti yang ditanamkan dalam pendidikan selama di sekolah dan selalu

berbuat baik di dalam sekolah maupun diluar sekolah untuk menjaga nama

baik sekolah dan berperilaku sesuai dengan norma dan ajaran agama.

2. Bagi guru SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar

Lampung Tengah dalam pendidikan akhlak selain pembelajaran di kelas,

guru harus selalu mendidik perilaku siswa dengan menjadi tauladan bagi

siswa, selalu mengawasi dan menasehati apabila siswa berbuat kurang

baik serta membiasakan siswa untuk berperilaku baik.

3. Bagi orang tua dan masyarakat, hendaknya memberikan contoh yang baik

dan selalu mengawasi anaknya supaya tidak terpengaruh dengan hal-hal

yang tidak baik.


73

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hafid Habiburrahman. “Pendidikan Akhlak Menurut Syekh Muhammad


Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Bahjatul Wasaail Bisyahri”. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), No.2/Juli-Desember..

Amin Zahroni. “Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak”. Semarang: Universitas


Islam Sultan Agung (Unissula)), No.2/April 2017..

Amos Neolaka. Metode Penelitian dan Statistik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2016.

Dindin Jamaludin. Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam. Bandung: CV


Pustaka Setia, 2013.

Edi Kusnadi. Metodologi Penelitian. Ramayana Pers dan STAIN Metro, 2008.

Edi Walgito. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: 2003.

Hasyim Hasanah. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Ombak, 2013.

Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,


2011.

M. Munir. Metode Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2003.

Mahjuddin. Akhlak Tasawuf I. Jakarta: Kalam Mulia, 2009.

Mohammad Daud Ali. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Musli. “Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak”. Jambi: IAIN Sultan Thaha
Saifuddin. No. 2/April 2011.

Nur Hidayat. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

Nuril Anwar. Pendidikan Akhlak Anak Presepektif Islam di Desa Tanjung


Harapan Dusun 05 RT. 10 RW. 05 Kecamatan Marga Tiga Kabupaten
Lampung Timur. Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Jurai Siwo Metro, 2015.

Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 2003.

St. Darojah. “Metode Penanaman Akhlak dalam Pembentukan Perilaku Siswa


MTs N Ngawen Gunungkidul”. No.2/November 2016.
74

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta, 2012.

-------. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: CV. Alfabeta, 2013.

-------. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2002.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Yatimin Abdullah. Study Akhlak dalam Prespektif Al Qur’an. Jakarta: Amzah,


2007.
75

DAFTAR NAMA INFORMAN PENELITIAN DI SMP IT BUSTANUL


ULUM TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
TAHUN AJARAN 2017/2018

No Nama Jabatan Keterangan


1. Nur Fatih, S.Kom Kepala Sekolah KS
2. Drs. Tabrani A R Guru Pendidikan Agama G1
Islam
3. Ani Yunita, S.Psi Guru Bimbingan G2
Konseling
4. Risma Novita Sari Siswa Kelas VIII C S.1
5. Hafiz Ardi Yunarto Siswa Kelas VIII D S.2
76
77
78

METODE PENDIDIKAN AKHLAK DALAM


PENINGKATAN PERILAKU SISWA
(Studi Kasus di SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah)

OUT LINE

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN NOTA DINAS
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Penelitian Relevan

BAB II LANDASAN TEORI


A. Perilaku Siswa
1. Pengertian Perilaku Siswa
2. Aspek-aspek Perilaku Siswa
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Siswa
79

B. Metode Pendidikan Akhlak


1. Pengertian Metode Pendidikan Akhlak
2. Macam-Macam Metode Pendidikan Akhlak
C. Peningkatan Perilaku Siswa Melalui Metode Pendidikan Akhlak

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Sifat Penelitian
B. Data dan Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Penjamin Uji Keabsahan
E. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
80

Metro, April 2018


Penulis

NurulHidayanti
NPM.14115091

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Ida Umami, M.Pd.Kons Muhammad Ali, M.Pd.I


NIP. 19740607 199803 2 002 NIP. 19780314 200710 1 003
81

PEDOMAN WAWANCARA
METODE PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PENINGKATAN
PERILAKU POSITIF SISWA DI SMP ISLAM TERPADU (IT)
BUSTANUL ULUM TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH

PEDOMAN WAWANCARA

A. PETUNJUK WAWANCARA
1. Wawancara mendalam
2. Selama penelitian berlangsung penulis mencatat dan mendeskripsikan hasil
wawancara.
3. Waktu pelaksanaan wawancara sewaktu-waktu masih dapat berubah
mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
B. IDENTITAS
Informan : Kepala Sekolah
Waktu Pelaksanaan : 28-05-2018

No Pertanyaan Hasil Wawancara


1. Bagaimana kondisi perilaku “Sekolah yang mengedepankan
siswa yang ada di SMP IT nilai-nilai agama, namun berbicara
Bustanul Ulum Terbanggi Besar tentang perilaku, perilaku tidak
Lampung Tengah? dapat diukur secara pasti melalui
penglihatan, namun dapat dikatakan
perilakunya baik atau buruk itu
melalui skor pelanggaran yng ada
didalam buku tata tertib yang sudah
diketahui dan disetujui siswa
sebelum mereka menjadi siswa
sini” (W/KS/F1/28/05/2018).
2. Bagaimana jalur masuk untuk “Jalur masuk di sekolah ini melalui
penerimaan siswa baru? berbagai tes seperti tes akademik,
psikotes, tes membaca Al-Qur’an,
82

tes bakat istimewa dan dilampiri


piagam yang mendukung bakat
siswa tersebut. Namun siswa baru
juga harus memenuhi syarat nilai
rata-rata rapotnya harus 7,5 untuk
administrasi sekolah. Jadi input
yang baik kita berharap nantinya
siswa bisa lebih berkembang
dengan belajar di sekolah ini”
(W/KS/F1/28/05/2018).
3. Bagaiman metode kepala “Metode yang saya gunakan yaitu
sekolah untuk meningkatkan dengan membentuk 3 Khusnul
pendidikan akhlak? khuluq, yaitu perkataan, perilaku,
pakaian, selalu memberi contoh
yang baik dalam berkata meskipun
berbicara dengan sesama guru
harus mengunakan kata-kata yang
baik dan sopan agar siswa dapat
mencontohnya.”
(W/KS/F1/28/05/2018).
6. Program apa saja yang “Pengembangan diri dengan al-
digunakan untuk membiasakan Qur’an, kalau anak sudah bisa
siswa berperilaku baik di SMP memahami al-Qur’an maka akan
IT Bustanul Ulum Terbanggi lebih mudah untuk minimalisir
Besar Lampung Tengah? pelanggaran siswa, mulai masuk
harus disiplin jam 06-30 dan
berjabat tangan dengan guru di
depan kelas selanjutnya memulai
sesuatu dengan yang baik-baik
seperti membaca al-Qur’an, Sholat
83

Dhuha, terutama sebelum pelajaran


dan didampingi guru pelajaran jam
pertama” (W/KS/F1/28/05/2018).
7. Apa saja faktor yang mendukung “Faktor pendukungnya adalah kerja
metode kepala sekolah dalam sama semua pihak sekolah dalam
pendidikan akhlak yang ada di mengawasi perilaku siswa dam
SMP IT Bustanul Ulum mendidik akhlak siswa, guru yang
Terbanggi Besar Lampung mampu menjadi contoh bagi siswa
Tengah? baik di sekolah maupun di luar
sekolah terlebuh kita semua adalah
guru yang di mata masyarakat ini
memiliki nilai dan norma agama
Islam yang kuat”
(W/KS/F2/28/05/2018).
8. Apa saja faktor yang “Kalau faktor penghambatnya
menghambat metode kepala terkadang datang dari lingkungan
sekolah dalam pendidikan luar yang kurang kondusif untuk
akhlak di SMP IT Bustanul pendidikan akhlak, contonya
Ulum Terbanggi Besar Lampung lingkungan yang jauh dari agama
Tengah? dan perilakunya yang kurang baik.
Keluarga yang kurang
memperhatikan perilaku anak
ketika dirumah. Ini akan
berpegaruh kepada perilaku siswa
meskipun di sekolah sudah
ditanamkan perilaku yang baik”
(W/KS/F3/28/05/2018).
Keterangan:
W : Wawancara
KS : Kepala Sekolah
28/05/2018 : Waktu pelaksanaan
84

Informan : Guru Pendidikan Agama Islam


Waktu Pelaksanaan : 28-05-2018

No Pertanyaan Hasil Wawancara


1. Bagaimana kondisi perilaku siswa “Kondisi perilaku siswa
yang ada di SMP IT Bustanul Ulum disini selain dengan penilaian
Terbanggi Besar Lampung Tengah? sehari-hari kita bisa melihat
di buku tata tertib untuk
mengetahui perilaku siswa itu
baik atau tidak. Saya juga
belum menemukan anak yang
memakai narkoba, minum-
minuman keras dan yang
khawatirkan itu adalah
kehamilan yang tidak
diinginkan”
(W/G1/F1/28/05/2018).
2. Bagaimana pembelajaran yang “Metode yang saya gunakan
dilakukan untuk metode pendidikan adalah dengan mengenalkan
akhlak di SMP IT Bustanul Ulum ruang lingkup pembahasan.
Terbanggi Besar Lampung Tengah? Metode saya dalam
pendidikan akhlak disamping
materi yang di ajarkan
menerapkan akhlak kepada
siswa termasuk akhlak
kepada Allah, seperti apa
penerapannya, yaitu dengan
berpakaian yang sopan saat
sholat, memakai baju yang
bagus dan suci.”
(W/G1/F1/28/05/2018).
85

2. Bagaimana anda selaku guru PAI “Keteladanan yang saya


memberikan keteladanan dan contoh berikan seperti halnya makan
bagi siswa? harus dengan tangan kanan,
diawali dengan basmallah
serta berdoa dan diakhiri
dengan hamdallah, memulai
segala sesuatu yang baik
dengan membaca bismillah.”
(W/G1/F1/28/05/2018).
3. Apakah anda pernah melarang dan “ Iya Mbak, saya memberikan
menasehati siswa? Kapan dan tentang nasehat berupa selalu berbuat
masalah apa? baik kepada teman, bersikap
baik kepada guru dan
lingkungan, berbuat baik
kepada orang tua. Dalam
menasehati maupun melarang
tidak pernah marah, tapi
dengan kata-kata halus,
seperti yang diungkapkan
beliau: Dalam hal menasehati
siswa, masing-masing guru
tidak sama”
(W/G1/F1/28/05/2018).
4. Bagimana anda melakukan koreksi “Untuk pengawasan dan
dan pengawasan terhadap perilaku koreksi ini saya sebagai guru
siswa? Selain anda siapa saja yang PAI melihat perilaku siswa di
melakukan pengawasan? dalam sekolah kalau ada
siswa yang kurang baik maka
saya akan menegornya, bukan
saya saja tang bertanggung
86

jawab mengawasi siswa-


siswa namun tugas semua
masyarakat sekolah, karena
untuk menjaga nama baik
sekolah”
(W/G1/F1/28/05/2018).
5. Bagaimana cara anda memberikan “Saya tidak pernah
hukuman kepada siswa yang memberikan hukuman,
melanggar aturan pendidikan akhlak ? karena dengan diberi
hukuman siswa menjadi malu
akan menjadi suatu hal yang
bisa menjadi trauma. Namun
kalau untuk sanksi
pelanggaran pasti ada seperti
halnya siswa yang terlambat
diberi sanksi membuang
sampah dan membaca al-
Qur’an”
(W/G1/F1/28/05/2018).
6. Apa saja yang anda lakukan untuk “Iya seperti tadi ya mbak
membiasakan siswa berperilaku baik? pembiasaan pagi hari dengan
membaca do’a sebelum
belajar, membaca al-Qur’an,
sholat dhuha dan pada siang
hari sholat dzuhur
berjama’ah”
(W/G1/F1/28/05/2018).
8. Apa saja faktor yang mendukung “Kalau faktor pendukung
metode pendidikan akhlak dalam untuk pendidikan akhlak
peningatan perilaku positif siswa di dalam peningkatan perilaku
87

SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi siswa ini selain dengan


Besar Lampung Tengah? kegiatan baca al-Qur’an, doa
sebelum belajar, sholat dhuha
dan sholat dzuhur
berjamaah.”
(W/G1/F2/28/05/2018).
9. Apa saja faktor yang menghambat “Ketika berada di lingkungan
metode pendidikan akhlak dalam sekolah siswa berteman
peningatan perilaku positif siswa di dengan teman teman yang
SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi ada di lingkungan sekolah
Besar Lampung Tengah? sehingga guru-guru mudah
untuk mengawasi perilaku
serta tingkah laku peserta
didik ketika berada di
lingkungan sekolah.”
(W/G1/F3/28/05/2018).
Keterangan:
W : Wawancara
G1 : Guru PAI
28/05/2018 : Waktu pelaksanaan
88

Informan : Guru Bimbingan Konseling


Waktu Pelaksanaan : 28-05-2018

No Pertanyaan Hasil Wawancara

1. Bagaimana kondisi perilaku siswa “Sebagian besar perilaku


yang ada di SMP IT Bustanul Ulum siswa termasuk kategori baik
Terbanggi Besar Lampung Tengah? yang masuk kategori baik ini
kita ukur dari pelanggaran
tata tertib dan aturan sekolah
yang harus dipatuhi. Meski
didalam tata tertib ada
sanksinya ini harus
menumbuhkan jiwa semangat
dalam mendidik perilaku
siswa untuk berbuat baik
bukan kekerasan”
(W/G2/F1/28/05/2018)
2. Bagaimana pembelajaran bk yang “Dari BK ada layanan ke
dilakukan untuk pendidikan akhlak di siswa yang masuk kelas
SMP IT Bustabul Ulum Terbanggi sesuai kebutuhan siswa, kalau
Besar Lampung Tengah? untuk akhlak materinya
seperti tata cara berpakaian,
bersikap, berbicara baik
sesama maupun lawan jenis
ini nanti ada pengarahan dari
BK” (W/G2/F1/28/05/2018).
2. Bagaimana anda memberikan “Untuk keteladanan ini siswa
keteladanan dan contoh bagi siswa? bisa tau bagaimana cara
berbicara yang baik,
berperilaku baik. Keteladanan
diawali dari bapak ibu guru
89

yang berseragam dan disini


tidak ada tempat untuk
merokok ini juga bentuk
keteladanan kepada siswa”
(W/G2/F1/28/05/2018)
3. Apakah anda pernah melarang dan “Nasehat dalam Guru BK
nasihat siswa? Kapan dan tentang tidak boleh diberikan kecuali
masalah apa ? terpaksa, jadi Guru BK itu
hanya mengarahkan agar
siswa menemukan apa yang
harus dia lakukan. Kalau ada
siswa yang melanggar kita
sadarkan kita tanyai kenapa
mereka melanggar. Seperti
kalau ada yang terlambat kita
tanyai “kenapa kok
terlambat”, jadi dengan
ditanyai mereka akan sadar
akan konsekuensinya mereka
terlambat”
(W/G2/F1/28/05/2018)
4. Bagaimana anda melakukan koreksi “Dalam melayani dan
dan pengawasan terhadap perilaku menangani siswa kita tidak
siswa? Selain anda siapa saja yang sendiri, kita melibatkan ali
melakukan pengawasan? kelas, guru bidang study,
waka kesiswaan, jadi kerja
sama semua komponen
sekolah. Kalau dari bk sendiri
itu biasanya tanya kepada
wali kelas didalam kelasnya
apa ada yang butuh perhatian
90

dari bk apa tidak? Kan tidak


mungkin bk memperhatikan
siswanya satu persatu dari
sebegitu banyak siswa”
(W/G2/F1/28/05/2018).
5. Bagaimana cara anda memberikan “BK tidak pernah, yang
hukuman kepada siswa yang memberikan sanksi itu tata
melanggar aturan pendidikan akhlak? tertib dan kesiswaan. Kalau
ada siswa yang terkena sanksi
maka bk membantu untuk
bagaimana dia melaksanakan
saknsi yang diberikan tata
terrtib dan kesiswaan. Kalau
ada siswa yang sering
terlambat dan melanggar
aturan bk yang menyadarkan
siswa tersebut”
(W/G2/F1/28/05/2018).
6. Apa saja yang anda lakukan untuk “Untuk membiasakan siswa
membiasakan siswa berperilaku baik? berperilaku baik seperti tidak
terlambat pada jam pelajaran
pagi dan sebelum pelajaran
membaca al-Qur’an dan do’a
sebelum belajar. Serta ikut
mendampingi siswa saat
sholat dhuha dan sholat
dzuhur”
(W/G2/F1/28/05/2018).
8. Apa saja faktor yang mendukung “Faktor pendukungnya adalah
metode pendidikan akhlak dalam kerjasama wali kelas karena
91

peningkatkan perilaku positif siswa di yang lebih tau perilaku siswa


SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi yaitu wali kelas, maka dari itu
Besar Lampung Tengah? wali kelas harus aktif
mengawasi siswanya dan mau
mengerti keadaan serta
masalah yang dihadapi
siswanya, guru bidang studi,
keterbukaan siswa terhadap
masalah yang dihadapi.”
(W/G2/F2/28/05/2018).
9. Apa saja faktor yang menghambat “Teman sebaya memiliki
metode pendidikan akhlak dalam peran dalam keberhasilan
peningkatkan perilaku positif siswa di siswa khususnya dalam
SMP IT Bustanul Ulum Terbanggi membaca al-Qur’an, sholat
Besar Lampung Tengah? dhuha dan sholat dzuhur
berjama’ah.”
(W/G2/F3/28/05/2018).
Keterangan:
W : Wawancara
G2 : Guru Bimbingan Konseling
28/05/2018 : Waktu pelaksanaan
92

Informan : Siswa
Waktu Pelaksanaan : 28-05-2018

No Pertanyaan Hasil Wawancara


1. Apakah anda sering melakasanakan “Iya sering mbak dan itupun
membaca al-Qur’an, sholat dhuha dan menjadi pembiasaan bagi
sholat dzuhur berjama’ah di masjid siswa diseperti membaca
sekolah? do’a sebelum belajar,
membaca al-Qur’an, sholat
dhuha dan sholat dzuhur
berjama’ah di masjid yang di
pandu oleh bapak dan ibu
guru”(W/S2/F1/28/05/2018).
2. Apakah anda pernah melakukan hal “Alhamdulillah tidak pernah
yang menyimpang dalam hal tersebut? mbak” (W/S1&2/F1/28/05/
2018).
3. Apakah yang menyebabkan anda “Teman, ketika teman-teman
malas dalam melakukan hal tersebut? tidak membaca al-Qur’an,
sholat dhuha dan sholat
dzuhur berjama’ah maka
siswa ini pun tidak membaca
al-Qur’an, sholat dhuha dan
sholat dzuhur berjama’ah
dengan alasan malas, pura-
pura sakit untuk siswa laki-
laki sedangkan untuk siswa
perempuan pura-pura haid
padahal tidak haid, sehingga
siswa menjadi malas”
(W/S1/F3/28/05/2018)
93

4. Bagaimana peraturan di sekolah ini “Peraturan sekolah terkait hal


terkait hal tersebut? tersebut sekolah memberikan
sanksi kepada siswa yang
melanggar peraturan sekolah,
sanksinya yaitu di beri point
yang sudah di tentukan dalam
buku tata tertib sekolah”
(W/S1&2/28-05/2018).
5. Apa yang dilakukan guru pendidikan “Guru menegur, menasehati
agama islam ketika mengetahui anda dan memberi hukuman
melakukan hal tersebut? supaya siswa tidak
mengulangi kesalahannya,
hukuman yang di berikan
kepada guru PAI seperti
membaca al-Qur’an, tetapi
kalau pelanggaran yang siswa
lakukan itu parah guru PAI
menyerahkan siswa kepada
guru BK”(W/S1&2/F1/28/05/
2018).
Keterangan:
W : Wawancara
S1 : Siswa Kelas VIII C
S2 : Siswa Kelas VIII D
28/05/2018 : Waktu pelaksanaan
94

PEDOMAN OBSERVASI

A. PETUNJUK OBSERVASI
1. Observasi mendalam
2. Selama penelitian berlangsung penulis mencatat dan mendeskripsikan hasil
observasi.
3. Waktu pelaksanaan observasi sewaktu-waktu masih dapat berubah
mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
B. IDENTITAS
Informan : Kepala Sekolah dan Guru Pendidikan Agama Islam
Waktu Pelaksanaan : 28-05-2018
No. Observasi Hasil Observasi
1. Bagaimana metode pendidikan “Metode yang efektif untuk
akhlak dalam peningkatan mengimplementasikan pendidikan
perilaku siswa di SMP IT akhlak dibutuhkan suatu
Bustanul Ulum Terbanggi Besar keteladanan, pembiasaan, serta
Lampung Tengah. memberikan nasehat sebagai
bentuk peningkatan pendidikan
akhlak dalam perilaku siswa.”
(O/KS/F1/28/05/2018).
“Metode saya dalam pendidikan
akhlak disamping materi yang di
ajarkan menerapkan akhlak kepada
siswa termasuk akhlak kepada
Allah, seperti apa penerapannya,
yaitu dengan berpakaian yang
sopan saat sholat, memakai baju
yang bagus dan suci.”
(O/G1/F1/28/05/2018).
2. Mengamati perilaku siswa “Perilaku siswa disini selain dengan
95

ataupun keadaan siswa di SMP penilaian sehari-hari kita bisa


IT Bustanul Ulum Terbanggi melihat di buku tata tertib untuk
Besar Lampung Tengah. mengetahui perilaku siswa itu baik
atau tidak. Saya juga belum
menemukan anak yang memakai
narkoba, minum-minuman keras
dan yang khawatirkan itu adalah
kehamilan yang tidak diinginkan,
seta yang berbahaya itu adalah
kenakalan remaja”
(O/G1/F1/28/05/2018).
“Perilaku tidak dapat diukur secara
pasti melalui penglihatan, namun
dapat dikatakan perilakunya baik
atau buruk itu melalui skor
pelanggaran yang ada didalam buku
tata tertib yang sudah diketahui dan
disetujui siswa sebelum mereka
menjadi siswa sini”
(O/KS/28/05/2018).

Keterangan:
O : Observasi
KS : Kepala Sekolah
G1 : Guru Pendidikan Agama Islam
28/05/2018 : Waktu pelaksanaan
96

PEDOMAN DOKUMENTASI

A. PETUNJUK PELAKSANAAN
1. Untuk mendapatkam dokumentasi Penelitian tujukan kepada pihak sekolah.
2. Waktu pelaksanaan dokumentasi sewaktu-waktu masih dapat berubah
mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
B. IDENTITAS
Informan : Kepala sekolah dan staff tata usaha di SMP IT
Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.
Waktu Pelaksanaan : 28-05-2018

No Data yang Ingin Diperoleh Hasil Dokumentasi


1. Sejarah berdirinya SMP IT Bustanul
D/S/28/05/2018
Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.
2. Visi dan Misi SMP IT Bustanul Ulum
D/S/28/05/2018
Terbanggi Besar Lampung Tengah.
3. Data guru, pegawai SMP IT Bustanul
D/S/28/05/2018
Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.
4. Data siswa, pegawai SMP IT Bustanul
D/S/28/05/2018
Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.
5. Data terkait sarana dan prasarana yang
tersedia di SMP IT Bustanul Ulum D/S/28/05/2018
Terbanggi Besar Lampung Tengah.
6. Struktur organisasi SMP IT Bustanul
D/S/28/05/2018
Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah.

Keterangan:
D : Dokumentasi
S : Sekolah
28/05/2018 : Waktu Pelaksanaan
97

Metro, Mei 2018


Mahasiswa Ybs.

Nurul Hidayanti
NPM. 14115091

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Ida Umami, M.Pd.Kons Muhammad Ali, M.Pd.I


NIP. 19740607 199803 2 002 NIP. 19780314 200710 1 003
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara kepada Bapak Nur Fatih, S.Kom sebagai Kepala Sekolah SMP Islam
Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah

Wawancara kepada Bapak Drs. Tabrani A.R selaku Guru PAI SMP Islam
Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah
118

Wawancara kepada Ibu Ani Yunita, S.Psi selaku Guru Bimbingan Konseling SMP
Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah

Wawancara dengan Siswa Kelas VIII C SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum
Terbanggi Besar Lampung Tengah
119

Wawancara dengan Siswa Kelas VIII D SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum
Terbanggi Besar Lampung Tengah

Sholat Dzuhur Berjama’ah di Masjid SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum
Terbanggi Besar Lampung Tengah
120

Sholat Dhuha Berjama’ah di Masjid SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum
Terbanggi Besar Lampung Tengah

Suasana Sholat Dhuha dan Baca Al-Qur’an Bersama di Halaman SMP Islam
Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah
121

Pintu Gerbang SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar
Lampung Tengah

SMP Islam Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah
122

RIWAYAT HIDUP

Nurul Hidayanti dilahirkan di Mulya Asri Tulang Bawang

Barat pada tanggal 23 Juli 1996, Anak Pertama dari dua

bersaudara pasangan dari Bapak Junaedi dan Ibu Khusliyah.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Dasar di SD Islam

Terpadu (IT) Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung

Tengah pada tahun 2002-2008, kemudian melanjutkan SMP Islam Terpadu (IT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah pada tahun 2008-2011

sedangkan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada SMA Negeri 1 Tumijajar

Tulang Bawang Barat pada tahun 2011-2014. Kemudian melanjutkan Pendidikan

di IAIN Metro Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam dimulai pada

semester I TA. 2013/2014.

Anda mungkin juga menyukai