MAKALAH
OLEH
Desi Permata Sari
212101011222
COVER….…………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………. ii
BAB I: PENDAHULUAN………………………………………… 1
1. Latar Belakang……………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah………………………………………….. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tempatnya meminta(Hanipudin, 2019). Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam
Al-Qur’an Surah Fathir ayat 15:
ُ َّاس َأْنتُ ُم الْ ُف َقَراءُ ِإىَل اللَّ ِه َواللَّهُ ُه َو الْغَيِن ُّ احْلَ ِم
يد ُ يَا َأيُّ َها الن
“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.”
Maka sangat pentingnya praktik baik implementasi kurikulum pendidikan
Agama Islam pada perguruan tinggi, dengan adanya kurikulum pendidikan agama
Islam maka akan menjaga lingkungan perguruan tinggi dari kemungkaran dan
mendekatkan kepada ajaran yang dibawa nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Deskripsi Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada
Perguruan Tinggi Umum?
2. Bagaimana Analisis Praktik Baik Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama
Islam pada Perguruan Tinggi Umum?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah jangka waktu yang harus ditempuh oleh peserta
didik yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah adalah
suatu bukti bahwa seseorang sudah menempuh kurikulum yang berupa
rencana pelajaran(Hamalik, 2019).
Menurut (Jasin, 1977) bahwa kurikulum adalah suatu rencana atau
bahan tertulis, yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaksana di
sekolah. Kurikulum juga sebagai pedoman pada suatu program yang akan
direncanakan dan dilaksanakan dalam situasi yang nyata di kelas maupun
lingkungan sekolah.
Kurikulum sering dikatakan istilah pendidikan berbasis kompetensi
dan pendidikan berbasis pencapaian pembelajaran, sebetulnya pendidikan
berbasis pencapaian pembelajaran (outcome-based education) muncul
terlebih dahulu, yaitu seiring dengan munculnya pendekatan behaviorisme
dan filsafat pendidikan esensialisme(Prihatiningsih, 2022).
Kurikulum menurut Ahmad Tafsir, tidak hanya sekedar berisi rencana
pelajaran atau bidang studi, melainkan semua yang secara nyata terjadi
dalam proses pendidikan di sekolah. Selain itu menurut Hasan
Langgunglung, kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan,
kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian, baik yang beradadi dalam
maupun luar kelas yang dikelola oleh sekolah(Tafsir, 2019).
Menurut Sulistiyorini dalam (Hamdi, 2020) kurikulum adalah secara
semantic digolongkan menjadi tiga golongan yaitu tradisional, modern, dan
masa kini. Adapun tradisional adalah semua bidang studi yang diajarkan
dalam lembaga pendidikan, sedangkan pengertian secara modern adalah
bahwa bidang studi hanya bagian kecil dari isi kurikulum, yang mana
3
kurikulum itu menyangkup seluruh kegiatan peserta didik agar mendapatkan
pengalaman actual baik dikelas, sekolah dan luar sekolah, yang mana hal
tersebut akan menjadi pengaruh dan tanggung jawab sekolah. Sedangkan
pengertian kurikulum masa kini ialah sebuah sistem yang mencakup tujuan,
isi, evaluasi dan sebagainya yang saling terkait yang diusahakan oleh
sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam
maupun diluar sekolah.
Dari pengertian kurikulum dari beberapa pendapat ahli diatas, maka
penulis menarik kesimpulan bahwa kurikulum adalah sebuah rencana yang
harus ditempuh dengan jangka waktu oleh seseorang dalam proses
pendidikannya untuk mendapatkan ijazah.
4
c. Perkembangan peserta didik yang menunjukkan pada karakteristik
perkembangan peserta didik.
d. Keadaan lingkungan, dalam hal ini memiliki arti luas meliputi
lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan dan
lingkungan hidup serta lingkungan alam.
e. Kebutuhan pembangunan, yang akan mencakup kebutuhan pembanguan
pada bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam dan
sebagainya.
f. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
5
masyarakat, mampu mengembangkan serta melestarikan sumber daya
alam dan kebudayaan
c. Dilihat dari arah kelulusan
1) Kurikulum bertujuan akademik menyiapkan lulusannya untuk
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian
2) Kurikulum bertujuan profesi menyiapkan lulusannya untuk
menghadapi lapangan kerja di masyarakat yang dibutuhkan lembaga
pendidikan penyelenggara ada sekolah kejuruan/program S.o.1, S,o.2,
S.o.3, dan S.o.4 atau program D1, D2, D3, dan D4.
Berbicara tentang kurikulum, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
serta acuan:
a. Bagi Guru, Kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
b. Bagi kepala sekolah dan pengawas, Sebagai bahan pengawasan dan
supervise dalam menjalankan lembaga pendidikan.
c. Bagi orang tua, Sebagai alat ukur dalam membimbing anak dirumah
d. Bagi Masyarakat, kurikulum sebagai pedoman terhadap berjalannya
lembaga pendidikan di masyarakat.
e. Bagi Siswa, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman dalam proses
pembelajaran.
4. Peran Kurikulum
Kurikulum dalam suatu lembaga pendidikan memiliki peran yang
dapat menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan
penting kurikulum (Tim Pengembangan MKDP, 2011:10-12 dalam (Ashari,
2021)), yaitu:
a. Peran Konservatif
Kurikulum dapat dijadikan sebagai alat transformasi nilai dan
warisan budaya, masa lampau yg dianggap masih sesuai dan bisa
dipertahankan samapai saat ini. Peranan konservatif ini pada hakikatnya
6
menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. peranan ini
sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa
pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosial. Salah satu tugas
pendidikan yaitu memengaruhi dan mendidik peserta didik agar supaya
sesuai dengan nilai sosial yg ada di masyarakat sekitarnya.
b. Peran Kreatif
Kurikulum memilki peranan sebagai alat yg harus mampu
mengembangkan melahirkan sesuatu yang baru yg bermanfaat bagi masa
kini dan masa yang akan dating, serta membantu peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang dimilkinya agar supaya memperoleh
pengalaman dan pengetahuan yang baru yang dibutuhkan dalam
kehidupannya.
c. Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikulum harus mampu memposisikan diri sebagai alat yg
menyaring nilai budaya yang ada yang sudah tidak relevan dengan masa
ini, karena setiap saat tidak menutup kemungkinan adanya perubahan
nilai-nilai budaya setempat. Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak
hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil
perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk
menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan
diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif
berpartisipasi dalam control atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak
sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan di
adakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.
5. Jenis Kurikulum
a. Recommended curriculum. The recommended curriculum is that which is
recommended by scholars and professional organizations. The best
source for the recommendations of professional organizations is Kendall
and Marzano (1997).
7
b. Written curriculum. The written curriculum, as the term is used here, is
the curriculum that appears in state and locally produced documents,
such as state standards, district scope and sequence charts, district
curriculum guides, teachers' planning documents, and curriculum units.
c. Supported curriculum. The supported curriculum includes those
resources that support the curriculum-textbooks, software, and other
media.
d. Assessed curriculum. The assessed curriculum is that which appears in
tests and performance measures: state tests, standardized tests, district
tests, and teacher-made tests.
e. Learned curriculum. The learned curriculum is the bottom-line
curriculum-the curriculum that students actually learn.
f. Hidden curriculum. This is the unintended curriculum. It defines what
students learn from the physical environment, the policies, and the
procedures of the school. (What et al., 2000)
8
sikap hidup seseorang. Dari aktivitas mendidikkan agama Islam itu bertujuan
untuk membantu seseorang atau sekelompok anak didik dalam menanamkan
dan atau menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk
dijadikan sebagai pandangan hidupnya (Ashari, 2021).
Sementara itu Harun Nasution yang dikutip oleh Syahidin mengartikan
tujuan PAI (secara khusus di sekolah umum) adalah untuk membentuk manusia
takwa, yaitu manusia yang patuh kepada Allah dalam menjalankan ibadah
dengan menekankan pembinaan kepribadian muslim, yakni pembinaan
akhlakul karimah, meski mata pelajaran agama tidak diganti mata pelajaran
akhlak dan etika (Syahidin, 2005:20 dalam (Hidayat & Asyafah, 2019)).
Dalam term yang serupa (menurut penulis) dengan pendidikan agama
Islam adalah Pendidikan Islam. Al-Syaibani mengartikannyasebagai “usaha
pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada
kehidupan pribadinya atau pada kehidupan masyarakat dan pada kehidupan
alam sekitar pada proses kependidikan” (Rahayu & Dahlan R, 2021). Sedang
Al-Nahlawi memberikan pengertian pendidikan Islam adalah “sebagai
pengaturan pribadi dan masyarakat sehingga dapat memeluk Islam secara logis
dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun
masyarakat (kolektif)” (Nursalam, 2016 & Fallis, 2013). Hal yang senada juga
disampaikan Muhammad Fadhil al- Jamaly mendefinisikan pendidikan Islam
sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik
hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai - nilai yang tinggi dan kehidupan
yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta
didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan,
maupun perbuatannya (Ramayulis, 2015).
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
B. Deskripsi Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada
Perguruan Tinggi Umum
11
2. Mata kuliah Pendidikan Agama Islam, mata kuliah dengan bobot dua SKS
ini adalah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa
Universitas Aisyah Pringsewu, pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam
ini penggunaan kurikulum pembelajaran sama seperti mata kuliah akhlakul
karimah.
Adapun hal yang diperhatikan dalam pembuatan RPS pada Universitas
Aisyah Pringsewu diantaranya capaian pembelajaran, indikator, langkah
pembelajaran, hasil belajar, alokasi waktu, sarana dan sumber belajar dan juga
evaluasi atau penilaian.
Pada dasarnya terdapat tiga komponen dalam kegiatan belajar yakni
sesuatu yang dipelajari, proses belajar dan hasil belajar. Input merupakan
peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan
kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan.
Rangkaian kegiatan belajar di atas dapat diilustrasikan pada gambar
berikut: Adapun output berasal dari bahasa Inggris yang artinya keluaran atau
capaian, sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu aktivitas tertentu
dalam hal ini bisa disebut dengan hasil belajar yang akan merujuk pada tujuan
visi dan misi universitas maupun tujuan pendidikan nasional yaitu berakhlak
yang mulia.
Output pembelajaran merupakan tujuan yang ingin dicapai setelah
melaksanakan aktivitas pembelajaran, dalam hal ini dapat dihubungkan dengan
pencapaian hasil belajar yang mencakup penilaian tiga aspek, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab II, Pasal 3,
dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
12
C. Analisis Praktik Baik Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
pada Perguruan Tinggi Umum
Dalam praktik baik implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam
yang ada di Universitas Aisyah Pringsewu, ada beberapa kurikulum yang
diterapkan. Khususnya kurikulum Pendidikan Agama Islam, UAP menerapkan
kurikulum tersembunyi dalam proses perkuliahan maupun lingkungan untuk
menjadikan kampus yang Islami. Sesuai dengan misinya yaitu Menghasilkan
lulusan yang berdaya saing dan memiliki nilai-nilai akhlakul karimah,
diantaranya:
1. Setiap dosen disiplin, wajib masuk pukul 08.00-15.00 dibuktikan dengan
absen scan yang disediakan. Dengan kedisiplinan dosen yang ada di
Universitas Aisyah Pringsewu akan menjadi contoh untuk setiap mahasiswa.
Sebagaimana firman Allah Swt, dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab:21:
لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah
3. Tidak ada campur baur antara laki-laki dan perempuan baik itu dosen
maupun mahasiswa. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an Surah
An-Nur:30:
َك اَ ْز ٰكى لَهُ ۗ ْم اِ َّن هّٰللا َ َخبِ ْي ۢ ٌر بِ َما يَصْ نَعُوْ ن
َ ِار ِه ْم َويَحْ فَظُوْ ا فُرُوْ َجهُ ۗ ْم ٰذل
ِ صَ قُلْ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ يَ ُغضُّ وْ ا ِم ْن اَ ْب
13
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih
suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh,
setan itu musuh yang nyata bagimu.
10. Seluruh mahasiswa wajib menghafal juz 30 dan memperbaiki bacaan Al-
Qur’an dengan mensetorkan hafalan ke dosen yang mengampu mata kuliah
Pendidikan Agama Islam sebagai syarat mengikuti sidang skripsi.
14
11. Melakukan jum’at berkah dilakukan satu tahun sekali dengan pemotongan
kambing, untuk dibagikan kepada dosen maupun masyarakat yang ada
dilingkungan UAP.
Analisis dari praktik baik kurikulum pendidikan Agama Islam pada
perguruan tinggi umum, setiap perguruan tinggi umum yang memiliki visi-misi
untuk memajukan pendidikan dan teknologi juga membutuhkan kurikulum
Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendidikan
Agama Islam, maka kehidupan pada lingkungan perguruan tinggi akan menjadi
damai.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada perguruan tinggi juga akan
menjadikan capaian lulusan pada setiap mahasiswa sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu berakhlak mulia(Waseso & Sekarinasih, 2021).
Dengan tahapan capaian lulusan dengan penerapan kurikulum akan ditekankan
pada setiap masyarakat perguruan tinggi bukan hanya dosen saja atau
mahasiswa saja, tetapi pada seluruh masyarakat yang ada di perguruan tinggi.
Dengan begitu, maka terdapat hikmah dalam praktik baik implementasi
kurikulum pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum diantaranya:
menjadikan seseorang menjadi orang yang lebih bertakwa kepada Allah Swt,
menjalankan setiap perintahNya dan menjauhi laranganNya, berakhlak mulia,
serta mampu berhubungan baik kepada seluruh lingkungan perguruan tinggi.
Selaras dengan pendapat (Suparta, 2016) bahwa kurikulum PAI
seyogyanya akan membentengi seseorang dari kemungkaran, dengan menjalan
perintah Allah swt. kurikulum PAI juga akan mampu mengikuti perkembangan
pendidikan dan teknologi yang ada pada zamannya tanpa merusak atau
melarang seseorang menjalankannya selama hal tersebut tidak bertentangan
dalam ajaran Islam.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pembuatan kurikulum pada perguruan tinggi, maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: menganalisis konteks
karakteristik satuan pembelajaran, merumuskan visi dan misi, menentukan
pengorganisasian pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran, serta
merancang pendamping, evaluasi, dan pengembangan professional.
Implementasi kurikulum PAI pada Universitas Aisyah Pringsewu ini
dijalankan sesuai dengan tujuan visi-misi PT untuk menjadikan individu yang
memiliki akhlak yang karimah.
Praktik baik implementasi kurikulum pendidikan Agama Islam pada
perguruan tinggi diantaranya: untuk menguatkan ketakwaan kepada Allah swt,
menjalankan setiap perintahNya dan menjauhi laranganNya, berakhlak yang
mulia, serta memperbaiki hubungan dengan sesama yang ada pada lingkungan
perguruan tinggi. Ketika implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam
berjalan dengan baik, maka perguruan tinggi umum akan menjadi lingkungan
yang Islami.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S., & Salim, A. (2019). Pendidikan Islam dalam Membangun Karakter
Bangsa di Era Milenial. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 9(2), 233.
https://doi.org/10.24042/atjpi.v9i2.3628
Ashari, N. A. (2021). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
di Madrasah. AN NUR: Jurnal Studi Islam, 13(2), 153–167.
https://doi.org/10.37252/annur.v13i2.104
Hamalik, O. (2019). Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara.
Hamdi, M. M. (2020). Evalusi Kurikulum Pendidikan. Intizam, Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 66–75.
Hanipudin, S. (2019). Pendidikan Islam di Indonesia dari Masa ke Masa. Matan :
Journal of Islam and Muslim Society, 1(1), 39.
https://doi.org/10.20884/1.matan.2019.1.1.2037
Hatim, M. (2018). Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. EL-
HIKMAH: Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 12(2), 140–163.
https://doi.org/10.20414/elhikmah.v12i2.265
Hidayat, T., & Asyafah, A. (2019). Konsep Dasar Evaluasi Dan Implikasinya
Dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), 159–181.
https://doi.org/10.24042/atjpi.v10i1.3729
Jasin, A. (1977). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. PT Djaya Pirusa.
Makarim, N. A. (2022). Pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan
pembelajaran. Menpendikbudristek, 1–112. jdih.kemendikbud.go.id
Nursalam, 2016, metode penelitian, & Fallis, A. . (2013). EVALUASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA. In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Prihatiningsih, T. S. (2022). Kurikulum Berbasis Kompetensi (Capaian
Pembelajaran) (satu). Gajah Mada Iniversity Press.
Rahayu, R. F., & Dahlan R, M. (2021). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
17
dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Peserta Didik pada Pembalajaran
Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 6(1), 18–35.
https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2021.vol6(1).6648
RAMADHAN, A. F. A. (2021). Implementasi Perkuliahan Pendidikan Agama
Islam Pada Perguruan Tinggi Umum Di Kabupaten Indragiri Hulu.
http://repository.uin-suska.ac.id/58508/%0Ahttp://repository.uin-
suska.ac.id/58508/2/TESIS AF AHMAD RAMADHAN.pdf
Ramayulis. (2015). Ilmu Pendidikan Islam (XII). Kalam Mulia.
Suparta. (2016). Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI.
Raja Grafindo Persada.
Tafsir, A. (2015). Sejarah Pendidikan Islam. Pustaka Setia.
Tafsir, A. (2019). Ilmu Pendidikan Islam (5th ed.). Rosdakarya.
Wafi, A. (2017). Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Edureligia;
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 133–139.
http://journal.umg.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/88
Waseso, H. P., & Sekarinasih, A. (2021). Moderasi Beragama Sebagai Hidden
Curiculum Di Perguruan Tinggi. Educandum, 91–103. https://blamakassar.e-
journal.id/educandum/article/view/490
What, S., Taught, I., Oaks, T., & Press, C. (2000). Aligning Curriculum.
18
LAMPIRAN 1 HASIL OBSERVASI
Gambar.1 Penutupan gerbang saat jam shalat
19
Gambar 4. Jum’at bersih seluruh dosen
20
Gambar 5 dan 6. Tidak ada campur baur dosen perempuan dan laki-laki
21
Gambar 7. Kajian rutin selasa
22
LAMPIRAN 2. RPS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
AKHLAKL KARIMAH
Gambar 1, 2,3 Rps Pendidikan Agama Islam
23
Gambar 4,5,6.. RPS Akhlakul Karimah
24
25