Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KURIKULUM DAN METODE PEMBELAJARAN HADITS DI

KELAS VI SD DARUL HIKAM BANDUNG

MAKALAH

Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Disusun Oleh :
Ary Mutawalie (2210040038)

PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrohiim,

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para
pembaca. Aamiin

Bandung, 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Pengertian Kurikulum..................................................................................................................4
B. Darul Hikam..................................................................................................................................5
C. Kurikulum Hadits..........................................................................................................................7
D. Metode Pembelajaran Hadits di SD Darul Hikam......................................................................8
E. Bahan Ajar.....................................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
Kesimpulan............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah pendidikan,


Kurikulum dan Pendidikan bagaikan dua keping uang, antara yang satu dengan yang lainnya
saling berhubungan dan tak bisa terpisahkan. Kurikulum merupakan keselurahan usaha yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan atau sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Rancang bangun kurikulum ini dikembangkan pada empat dimensi, yaitu: ide, dokumen
(desain), proses (implementasi), dan hasil. Kurikulum dalam dimensi ide berkaitan dengan
landasan filosofis, teori dan yuridis. Kurikulum dalam dimensi dokumen berkaitan
komponen-komponen kurikulum tertulis yang tertuang dalam dokumen-dokumen kurikulum
seperti silabus dan RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) yang dibuat oleh setiap
pendidik.

Kurikulum dalam dimensi proses berkaitan dengan implementasi kurikulum dengan


memperhatikan berbagai faktor yang berhubungan dengannya, seperti sumber daya manusia,
fasilitas, lingkungan, pembiayaan, kepemimpinan, teknologi informasi, interaksi sosial,
budaya sekolah (school culture), dan lain sebagainya. Sedangkan kurikulum dalam dimensi
hasil berkaitan dengan output dan outcome yang dihasilkan, yakni capaian kurikulum pada
setiap jenjangnya dan pengaruh langsung-tidak langsung dari capaian tersebut bagi peserta
didik dan stakeholder. keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari adanya penerapan
kurikulum yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan pendidikan tersebut, jika
kurikulum didesain dengan baik, sistematis, komprehensif, dan integral dengan segala
kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik untuk mempersiapkan diri
menghadapi kehidupannya, tentu hasil atau output pendidikan akan mampu mewujudkan
tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan tersebut meliputi tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan dalam
pasal 4 UU Nomor 20 Tahun 2002, yang berbunyi: “mencerdaskan kehidupan bangsa serta
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

3
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan bangsa”. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
tersebut maka sekolah membutuhkan suatu rancangan dan peraturan yang adaptif dengan
karakteristik sekolah dan peserta didik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru
dituntut untuk mampu menggunakan strategi yang tepat dengan memberikan kesempatan
lebih kepada peserta didik untuk mengikuti pelajaran secara aktif.

Diantara hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan atau merancang sebuah
kurikulum oleh satuan pendidikan adalah adanya penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di lingkungan sebuah pendidikan. Konsep kurikulum
berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi
sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Sesuai dengan sifatnya yang
dinamis, para pengembang kurikulum senantiasa melakukan inovasi kurikulum, hal ini
dimaksudkan guna meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kemajuan peradaban
terbukti dengan adanya kurikulum Tahun 1962, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 yang
dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir adalah
kurikulum 2013.

Perubahan kurikulum merupakan hal yang harus dilakukan sejalan dengan perubahan
yang terjadi di masyarakat. Kurikulum sekolah selalu mengikuti perubahan zaman, sebab
jika tidak dilakukan perubahan maka pendidikan tidak dapat menghasilkan generasi yang
tanggap terhadap operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah
peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yaitu kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan
tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:
1.standar isi, 2.standar proses, 3.standar kompetensi lulusan, 4.standar pendidik dan tenaga
kependidikan, 5.standar sarana dan prasarana, 6.standar pengelolaan, 7.standar pembiayaan,
8.dan standar penilaian pendidikan.

4
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat penerapan dan efektivitas sebuah kurikulum
pengajaran maka perlu dilakukan sebuah analisa terhadap komponen-komponen kurikulum
tersebut. Menganalisis sebuah kurikulum berarti kita akan mengkritisi komponen-komponen
yang ada di dalam kurikulum tersebut, mencakup ; tujuan, Isi (conten, SK, KD), Strategi
(metode), dan evaluasi (Penilaian dan hasil (SKL).

Berdasarkan hal tersebut Peneliti akan melakukan sebuah penelitian terhadap penerapan
kurikulum pengajaran mata pelajar Al-Quran Al-Hadits kelas 6 (tujuh) di SD Darul Hikam
Bandung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum?
2. Bagaimana Penerapan Kurikulum Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di SD Darul
Hikam Bandung?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Kurikulum
2. Mengetahui Bagaimana Penerapan Kurikulum Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di
SD Darul Hikam Bandung

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum, berasal dari bahasa Latin (Yunani), yakni cucere yang berubah menjadi
kata benda curriculum. Kurikulum, jamaknya curicula, pertama kali dipakai dalam dunia
atletik. Dalam dunia atletik, kurikulum diartikan a race course, a place for running a chariot.
Suatu jarak untuk perlombaan yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Sedangkan a chariot
diartikan semacam kereta pacu pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seseorang
dari start sampai finish.
Perkembangan lebih lanjut, kurikulum dipakai juga dalam dunia pendidikan. Dalam
dunia pendidikan, kurikulum mempunyai arti sebagai berikut:
1. Kurikulum dalam arti sempit atau tradisional
Kurikulum sebagai a course, as a specific fixed course of study, as in school or college,
as one leading to a degree. Dalam pengertian ini, kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran
di sekolah atau di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah atau naik
tingkat. Carter V. Good mengemukakan pengertian kurikulum adalah a systematic group of
course or subject required for graduation in major field of study. Kurikulum merupakan
sekumpulan mata pelajaran atau sekwens yang bersifat sistematis yang diperlukan untuk lulus
atau mendapatkan ijazah dalam bidang studi pokok tertentu. Robert Zaiz berpendapat
curriculum is a resources of subject matters to be mastered. Kurikulum adalah serangkaian
mata pelajaran yang harus dikuasai.
2. Kurikulum dalam arti luas atau modern
Kurikulum dalam pengertian ini bukan sekedar sejumlah mata pelajaran, tetapi
mempunyai cakupan pengertian yang lebih luas. Yakni, sesuatu yang nyata terjadi
dalamproses pendidikan.
Pendapat para ahli di bawah ini mencerminkan pengertian kurikulum di atas, antara
lain:
a. Ronald Doll mengemukakan bahwa kurikulum ... all the experiences which are
offered to learners under the auspices or direction of the school. Kurikulum meliputi
semua pengalaman yang disajikan kepada murid di bawah bantuan atau bimbingan
sekolah.

6
b. William B. Ragan mengartikan kurikulum ... all the experiences of children for which
the school accepts responsibility. Kurikulum adalah semua pengalaman murid di
bawah tanggung jawab sekolah.
c. Harold B. Alberty dan Elsie J. Alberty mendefinisikan kurikulum all of the activities
that are provided for student by the school constitute, its curriculum. Kurikulum
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan sekolah bagi murid-murid.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa kurikulum mencakup semua
pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan peserta didik dalam arahan, bimbingan dan tanggung
jawab sekolah dan guru. Sehingga dengan demikian seluruh kegiatan yang diprogramkan
harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik yang meliputi kegiatan internal
(kegiatan dalam kelas). Maupun yang bersipat eksternal (kegiatan di luar kelas). Bahkan,
termasuk seluruh kegiatan yang berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara murid dengan
guru, murid dengan murid, murid dengan masyarakat sekolah, serta pengalaman hidup peserta
didik itu sendiri. Intinya, bahwa cakupan kurikulum itu luas, meliputi semua kegiatan murid,
pengalaman murid, dan semua pengaruh, baik fisik maupun non fisik terhadap pertumbuhan
dan perkembangan murid.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kurikulum dalam pengertian rencana
belajar semakna dengan pengajaran. Yaitu, bahwa kurikulum lebih pada kepada rencana dan
capaian, disisi lain pengajaran berfungsi sebagai pelaksanaan rencana tersebut dalam
kengiatan pembelajaran. Jadi persingggungan antara kurikulum dengan pengajaran terletak
pada pada keluasan cakupannya bukan pada implementasinya. Kurikulum meliputi tujuan, isi,
dan metode, sedangkan pengajaran terbatas pada aksi dan aplikasinya. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa kurikulum berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, sedangkan
pengajaran adalah prosedur untuk mencapai tujuan tersebut.

B. Darul Hikam

Darul Hikam, dirintis oleh K.H.E. Hasbullah Hafidzi pada tahun 1942 yaitu sesaat
setelah beliau selesai di pesantren Al-Ianah Cianjur. Kegiatan pertama yang dilaksanakan
adalah menyelenggarakan Madrasah Islam di kampung Cisitu Girang, kota Bandung. Pada
saat revolusi fisik, madrasah ini dihentikan karena rakyat harus mengungsi meninggalkan

7
Bandung. Sekembalinya dari pengungsian tahun 1949, madrasah dibuka kembali dan
dinaikkan statusnya menjadi Sekolah Dasar Islam dengan nama Sekolah Rakyat Muslimin.

Pada tahun 1951, sekolah sudah mempunyai bangunan milik sendiri di atas lahan
pinjaman ustadz Abdussalam. Yayasan ini terus berkembang, tahun 1953 kegiatan pendidikan
ditingkatkan dengan membuka sekolah tingkat SMP dengan waktu belajar pada siang harti.
Dalam waktu singkat SMP tersebut dipindahkan ke jln Puyuh No.5 dengan nama SMP
Muslimin.

Selama prosese pertumbuhannya, yayasan Darul Hikam terus didera dengan hambatan
dan tantangan yang tidak ringan, sebagai cuplikan sejarah pada tahun 1963 bangunan SD
Islam yang berlokasi di Cisitu Girang (Sekarang Jalan Cisitu Indah) mendapat musibah yaitu
ambruk diterpa angina kencang. Sehingga para murid dipindahkan ke sekolah-sekolah yang
berada di sekitar lokasi.

Setelah bangunan SD Islam di Cisitu Girang hancur, perintisan dimulai lagi pada tahun
1963 dibuka Taman Kakak-kanak Islam yang bertempat di rumah Hj. Dedeh Ruyati
Hasbullah di Jalan Ir. H. Juanda 212 Bandung. Sekolah ini bertahan sampai peristiwa
pemberontakan G.30.S/PKI gagal. Atas izin Allah SWT, setelah pemberontakan G.30.S/PKI
gagal, perjuangan keras K.H.E. Hasbullah Hafidzi akhirnya berhasil membangun Mesjid
Darul Hikam yang berukuran 12m X 8m di Jalan Ir.H.Juanda 285 (lokasi sekarang).

Setelah pembangunan mesjid dianggap selesai, secara bertahap diselenggarakan


pendidikan formal yang berorientasi kepada kurikulum Departemen Pendidikan Nasional
seperti :

 Taman Kanak-kanak (TK) Th. 1966


 Sekolah Dasar (SD) Th. 1968
 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Th. 1972
 Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Th. 1974
 Sekolah Menengah Atas (SMA) Th. 1981
 Sekolah Menengah Ekonomi Atas (sekarang Sekolah Menengah Kejuaruan) Th. 1987
 Taman Kanak-kanak II (TK II) Rancaekek Th. 1991
 Diploma 3 Lembaga Ilmu Pengembangan Profesi Indonesia (LIPPI) Th. 1996-1998

8
 Bimbel Muslim Averous (Th. 1991-1997) beekerjasama dengan yayasan Ibnu Rusydi
 Sekolah Dasar II (SD II) Rancaekek Th. 2006
 Pada Tahun 1998, melakukan kerjasama dengan yayasan Al Ihsan dan membentuk
Perguruan Darul Hikam wal Ihsan.

C. Kurikulum Hadits
a) Kompetensi Inti Kurikulum
Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil
akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas
tersebut. Tiap mata pelajaran harus tunduk pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena
itu, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi
terhadap pembentukan Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Inti tersebut menggunakan notasi:

1) KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual,

2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial,

3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep),

4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.

Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

b) Tujuan Mata Pelajaran Hadits

Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah :

a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap al-Qur’an dan hadis.

b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadis sebagai
pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan

c. Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah.

9
c) Ruang lingkup mata pelajaran Hadits

Ruang lingkup mata pelajaran Hadis di Darul Hikam meliputi:

1) Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.

2) Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi hadis dalam


memperkaya khazanah intelektual.

3) Menerapkan isi kandungan hadits yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan
sehari-hari.

D. Metode Pembelajaran Hadits di SD Darul Hikam


a. Metode Diskusi
Langkah–langkah pembelajaran dengan metode diskusi: (1) guru
membentuk/membagi kelompok, (2) guru menjelaskan kepada siswa langkahlangkah
berdiskusi yang baik, (3) guru memberikan bahan/materi diskusi pada masing-masing
kelompok, (4) guru memfasilitasi jalannya diskusi, dengan cara membimbing dan
mengarahkan siswa pada proses pemecahan masalah yang benar, (5) guru menampilkan
salah satu kelompok diskusi untuk membahas atau menyampaikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain diminta membero tanggapan dan saran yang membangun (positif) terhadap
paparan hasil diskusi kelompok temannya dikelas, (6) guru bersama peserta didik
membuat kesimpulan hasil diskusi. Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah
serata melatih siswa mengeluarkan pendapat secara lisan (Sudiyono, 2010: 12).
b. Metode Ceramah
Metode ceramah atau konvensional telah dipergunakan guru sebagai cara untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik. Adapun kelebihan metode ceramah: mudah
dilaksanakan, guru menguasai kelas, guru dapat menggunakanya dalam mengajar,
sementara kekurangan metode ini yaitu kegiatan pembelajarn berfokus verbalisme, tidak
dapat mencakup berbagai tipe belajar peserta didik, menyebabkan peserta didik pasif dan
lain sebagainya (Lufri, 20220: 48).

10
c. Metode Resitasi
Metode pemberian tugas merupakan metode yang menugaskan kepada peserta didik
untuk mengerjakan sesuatu dengan memantapkan, mendalami, dan memperkaya materi.
Bertujuan agar peserta didik menemukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang relevan atau sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. Tugas ini dapat dilakukan
seperti peserta didik mditugaskan membuat makalah, membaca bahan materi, membuat
tugas persentase, tugas observasi, dan lain sebagainya (Lufri, 2020: 57).
d. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan peserta didik melalui bentuk
pertanyaan yang perlu dijawab oleh peserta didik, dan guru memberi peluang untuk
bertanya kepada peserta didik, selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk
menjawab pertanyaan temannya. Kelebihan metode tanya jawab seperti dapat
mengaktifkan berfikir peserta didik, dapat memotivasi peserta didik utuk aktif membaca
materi sebelumnya, dapat menarik, dan memusatkan perhatian peserta didik dalam
belajar, kekuranganya adalah kurang menarik bagi peserta didik yang kurang aktif
berfikir, pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik bila peserta didik tidak membaca
lebih dahulu dan lain sebagainya (Lufri, 2020: 51).

E. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran hadits di SD Darul Hikam terdapat
dalam Buku TKK (Tes Kecakapan Khusus) PAI, yang memuat bahan ajar pembelajaran hadits
dari kelas 1 sampai kelas 6. Didalam Buku TKK PAI tersebut memuat 60 hadits mulai dari
hadits yang diajarkan dan dipelajari dikelas 1 sampai kelas 6.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil telaah kurikulum mata pelajaran Hadis di SD Darul Hikam Bandung, penulis
menemukan bahwa:

1. SD Darul Hikam adalah salah satu sekolah Islam di Kota Bandung Jawa Barat yang
menggunakan combain kurikulum yaitu kurikulum Nasional dan kurikulum khas Darul
Hikam
2. Hadits menjadi salah satu mata pelajaran unggulan/khas Darul Hikam dengan segala
kelamahan dan kelebihannya
3. Peserta didik di SD Darul Hikam diajarkan hadits mulai dari jenjang kelas 1- 6, dengan porsi
10 hadits pada setiap jenjangnya
4. Peserta didik dituntut untuk hafal hadits pada setiap jenjang yang pada akhirnya menjadi
salah satu standar kelulusan siswa SD Darul Hikam dikelas 6.

12
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L W. 2010. Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Peraturan Menteri


Agama RI Nomor 2 Tahun 2008.

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Penerbit UI Press, 1985). HM.
Rasjidi, Empat Kuliah Agama Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1990).

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa
Arab Pada Madrasah.

M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Qur’an, (Bandung: Al-Mizan,
2000).

Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Syarif, Hamid. Pengembanagan Kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009.

13

Anda mungkin juga menyukai