Proposal Skripsi
RUSTANG
NIM. 20600120004
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah meneliti dan mengoreksi secara seksama
Peserta Didik Kelas XII MIPA di MAN 2 Bone”, memandang bahwa proposal skripsi
tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diseminarkan.
Gowa, 2023
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
i
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan Pembimbing................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
Daftar Tabel..................................................................................................................iv
Daftar Gambar...............................................................................................................v
BAB I Pendahuluan.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Hipotesis Penelitian..............................................................................................5
1. Variabel Independen........................................................................................6
2. Variabel Dependen..........................................................................................6
E. Kajian Pustaka......................................................................................................7
F. Tujuan Penelitian.................................................................................................9
G. Manfaat Penelitian...............................................................................................9
B. Media Pembelajaran...........................................................................................22
C. Alat Peraga.........................................................................................................24
E. Kerangka Pikir...................................................................................................28
ii
BAB III Metodologi Penelitian...................................................................................30
A. Jenis Penelitian...................................................................................................30
B. Desain Penelitian................................................................................................30
C. Lokasi Penelitian................................................................................................30
E. Instrumen Penelitian...........................................................................................32
F. Validitas Instrumen............................................................................................32
G. Prosedur Penelitian.............................................................................................33
Daftar Pustaka..............................................................................................................38
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Keterampilan proses sains dan sub indikator keterampilan proses sains..13
Tabel 3.1. Populasi peserta didik kelas XII MIPA MAN 2 Bone..............................31
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3. Bagan kerangka pikir penggunaan alat peraga calor electric
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tercantum dalam Undang-undang No. 20. Tahun 2003 pasal 1 ayat
1 yang menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". Menurut definisi ini, pendidikan
Pendidikan juga sangat wajib bagi umat islam sebagaimana firman Allah
َع َّلَم٤ اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم٣ ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم٢ َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق١ ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق
٥ اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم
Terjemahan:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan(1), Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah(2) Tuhanmulah Yang Maha Pemurah(3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(4), Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya(5)” (Departemen Agama, 2010).
Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan sangat penting bagi umat
manusia. Tanpa belajar, seseorang tidak akan pernah mengetahui semua yang
diperlukan untuk bertahan hidup di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia tumbuh
2
karena diperoleh melalui proses belajar membaca secara luas daripada membaca
perilaku manusia sesuai dengan norma-norma yang ada seperti norma agama, adat
istiadat, budaya, dan lain-lain. Selain itu, pendidikan sangat meningkatkan hubungan
sosial antara orang-orang dan juga berfungsi sebagai modal manusia dari orang-orang
sosial untuk mengimbangi meningkatnya globalisasi dunia. (Ashar & Suklin, 2021).
individu menjadi lebih positif dan maju didapatkan melalui proses belajar dari
berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah ilmu fisika. Pembelajaran fisika pada
agar peserta didik menguasai konsep, prinsip, dan keterampilan serta rasa ingin tahu
2020).
dan pendidik menyediakan informasi ini kepada siswa untuk memfasilitasi proses
segala sesuatu yang dapat menyalurkan dan menyalurkan pesan dari sumber dengan
cara yang dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dimana
Media pembelajaran dapat berupa alat peraga. Alat peraga adalah segala
pembelajan. Alat peraga disini maksudnya adalah segala sesuatu yang masih abstrak
3
dibuat konkrit dengan alat sehingga dapat dijangkau dengan pikiran sederhana dilihat,
dan dirasakan. Oleh karena itu, alat bantu belajar lebih spesifik daripada lingkungan
dan teknologi belajar karena hanya berfungsi untuk menyajikan topik abstrak
Alat peraga adalah alat yang dapat ditunjukan pada proses belajar mengajar
dengan tujuan untuk memperjelas konsep dan pengertian dari suatu materi
didik menjadi lebih aktif sehingga akan tercipta kondisi pembelajaran yang menjadi
tanggung jawab, dan meningkatkan cara mereka belajar dan penelitian. Keterampilan
dan tindakan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil tertentu. Jika
keterampilan proses sains sudah terbiasa dilatihkan kepada peserta didik, mereka
akan lebih mudah dalam merencanakan sesuatu dan memecahkan masalah. Selain itu,
sulit sehingga peserta didik dapat menggunakan proses saintifik dalam proses
penemuan konsepnya. Oleh karena itu, keterampilan proses sains sangat penting bagi
pengetahuan serta memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang baru (Ade, 2018).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh calon peneliti dengan salah
satu guru fisika yang dilakukan pada 3 Desember 2022 di MAN 2 Bone, diperoleh
informasi bahwa dalam proses pembelajaran fisika masih secara konvensional dan
4
sumber belajar yang digunakan berupa buku paket saja. Hal tersebut menunjukkan
praktikum serta. Hal tersebut disebabkan keterbatasan alat peraga yang terdapat
disekolah sehingga berdampak kepada keterampilan proses sains peserta didik yang
dapat dilihat dari nilai rata-rata praktikum peserta didik masih di bawah nilai 76 yang
pada suatu peningkatan pada keterampilan peserta didik. Salah satu strategi yang
dapat dilakukan yaitu inovasi pada proses pembelajaran, inovasinya dapat berupa
membuat alat peraga. Salah satu alat peraga yang dapat digunakan yaitu alat peraga
calor electric converter. Alat peraga tersebut dapat digunakan untuk melihat
keterampilan proses sains peserta didik misalnya saja dalam hal mengamati prinsip
kerja dari alat tersebut yang semula dari energi panas atau kalor dikonversikan
menjadi energi listrik. Menurut Linda Agustiana (2018) untuk menciptakan proses
pembelajaran sains yang efektif maka sangat diperlukan ketersediaan alat peraga
penggunaan alat peraga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sederhana dapat
efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik. Dalam penelitian
alat peraga PLTU layak digunakan dalam pembelajaran IPA, terutama fisika.
5
menggunakan alat peraga untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Salah satu alat
peraga ialah alat peraga Calor Electric Converter. Alat peraga Calor Electric
Converter merupakan alat peraga yang mengkonversi energi calor atau panas menjadi
energi listrik.
menggunakan alat peraga Calor Electric Converter pada materi fisika tentang energi.
Penelitian ini akan berjudul “Efektivitas Penggunaan Alat Peraga Calor Electric
Converter Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas XII MIPA MAN
2 Bone”.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada informasi sebelumnya, maka masalah utama yang akan
dan sesudah diajar menggunakan alat peraga calor electric converter kelas XII
keterampilan proses sains peserta didik kelas XII MIPA di MAN 2 Bone?
C. Hipotesis Penelitian
pernyataan. (Sugiyono, 2015). Adapun hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:
6
sesudah diajar menggunakan alat peraga calor electric converter kelas XII
keterampilan proses sains peserta didik kelas XII MIPA di MAN 2 Bone.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
1. Variabel Independen
Calor electric converter adalah alat peraga atau alat bantu visual yang dibuat
oleh peneliti untuk digunakan dalam proses pembelajaran materi usaha dan energi di
kelas XII MIPA di MAN 2 Bone. Alat peraga ini digunakan untuk menjelaskan
terjadinya perubahan energi dari panas atau kalor menjadi energi listrik. Prinsip kerja
dari alat ini yaitu termoeletrik dipanaskan hinggah mencapai tegangan tertentu
kemudian akan menghasilkan listrik. Melalui alat peraga ini, peserta didik akan
melaksanakan kegiatan praktek berbantuan LKPD yang secara tidak langsung akan
2. Variabel Dependen
didik untuk memahami suatu teori dan konsep dengan metode ilmiah. Hal ini
7
pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti keterampilan proses sains
E. Kajian Pustaka
terhadap keterampilan proses sains peserta didik SMP GUPPI Gowa”. Hasil
meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik, seperti dapat dilihat dari
presentasinya yang mencapai 83% dan dikategorikan efektif. Selain itu, nilai
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ashar & Suklin (2021) yang berjudul
terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada materi listrik searah”.
pembelajaran berbasis alat peraga panel surya (solar cell) sederhana adalah
81,15 dan 83,90, dengan persentase pada kategori tinggi. Rata-rata tersebut
keterampilan psoses sains peserta didik yang dicapai. Sehingga media panel
3. Penelitian yang dilakukan oleh Muh. Jufri Arsyad (2019) berjudul “Efektivitas
dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rerata keterampilan proses sains pada kelas eksperimen yang
5. Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Rosalia (2019) dengan judul “Pengaruh
penggunaan alat peraga calor electric converte terhadap keterampilan proses sains
9
dan pemahaman konsep peserta didik. Penelitian ini berbeda denga penelitian
sebelumnya yaitu media yang akan digunakan yaitu alat peraga calor electric
converter dan variabel yang diukur adalah keterampilan proses sains sedangkan pada
F. Tujuan Penelitian
dan sesudah diajar menggunakan alat peraga calor electric converter kelas XII
meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik kelas XII MIPA di MAN
2 Bone.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
keterampilan proses sains dan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran
fisika. Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dan bahan
penelitian.
2. Manfaat Praktis
di sekolah.
11
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk
keterampilan proses sains fisika serta pemahaman konsep dengan hasil penelitian
ini.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
keterampilan proses sains. Konsisten dengan prinsip dan sifat fisika menunjukkan
bahwa fisika merupakan kolaborasi antara konsep dan praktek (Harti et al., 2018).
bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam
pembelajarn sains, proses ilmiah tersebut dan dikembangkan pada siswa sebagai
mengutamakan hasil (produk) saja. Tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut
juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa (Niken Septantiningtyas &
Hakim, 2020).
yang digunakan dalam penyelidikan sains. Menurut Özgelen KPS merupakan “The
scientific method, scientific thinking, and critical thinking are also terms that have
menemukan konsep; (3) meningkatkan daya ingat; (4) memberikan rasa puas kepada
peserta didik ketika mampu melakukan sesuatu; (5) membantu peserta didik
dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat saat peserta didik
yang melibatkan penggunaan alat dan bahan, mengukur, penyusunan atau merakit
alat merupakan keterampilan proses sains. Interaksi antara sesamanya dalam proses
karena penyebaran ide-ide baru di seluruh dunia, sehingga perlu untuk mengajari
sistem. Oleh karena itu, keterampilan proses sains adalah satu-satunya hal yang
penting dalam metode pengajaran untuk memperoleh pengetahuan yang baik, yang
pengalaman belajar, hukum, prinsip, dan generalisasi. Hal ini juga meningkatkan
hanya memperoleh konsep fisika dan bukan proses munculnya konsep tersebut.
Tabel 2.1. Keterampilan proses sains dan sub indikator keterampilan proses
sains
Indikator
No. Keterampilan Proses Sub Indikator
Sains
1. Memanfaatkan indra dalam pengamatan.
1. Mengamati 2. Mengumpulkan fakta relevan dalam proses
pengamatan.
2. Klasifikasi 1. Menuliskan hasil pengamatan secara sistematis.
(Mengelompokkan) 2. Mencari kesamaan dan perbedaan antara objek
atau fenomena yang diamati.
3. Membandingkan ciri-ciri yang muncul dari hasil
pengamatan.
4. Melakukan perbandingan antara objek atau
fenomena yang diamati.
14
Indikator
No. Keterampilan Proses Sub Indikator
Sains
5. Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan dalam pengamatan.
6. Menghubungkan hasil pengamatan dengan
informasi yang sudah diketahui.
1. Menghubungkan hasil pengamatan.
Menafsirkan 2. Menemukan pola atau keteraturan dalam suatu
3.
(Interpretasi) seri pengamatan
3. Menyimpulkan.
1. Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang
Meramalkan
4. belum terjadi berdasrkan suatu kecendrungan
(Prediksi)
atau pola yang sudah ada.
1. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa.
Mengajukan 2. Bertanya untuk meminta penjelasan.
5.
Pertanyaan 3. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis.
1. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu kejadian.
6. Berhipotesis 2. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dalam memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7. Merencanakan 1. Menentukan alat/bahan/sumber yang akan
Percobaan/Penelitian digunakan.
2. Menentukan variable atau faktor penentu.
3. Menentukan apa yang akan diukur, diamati,
dicatat.
15
Indikator
No. Keterampilan Proses Sub Indikator
Sains
4. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja.
1. Memakai alat dan bahan.
2. Mengetahui alasan mengapa menggunakan
Menggunakan
8. alat/bahan.
alat/bahan
3. Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan
bahan.
1. Mengaplikasikan konsep yang sudah dipelajari
pada situasi yang baru.
9. Menggunakan Konsep 2. Menerapkan konsep dalam pengalaman baru
untuk menjelaskan peristiwa atau fenomena yang
terjadi.
1. Mengorganisasikan data hasil pengamatan.
2. Menyusun laporan secara sistematis dan
menyampaikan hasil pengamatan.
3. Menjelaskan hasil pengamatan yang telah
dilakukan.
4. Membaca informasi yang terkandung dalam
10. Berkomunikasi
grafik, tabel, atau diagram.
5. Mendiskusikan hasil pengamatan atau percobaan
untuk memecahkan suatu masalah atau fenomena
tertentu.
6. Mengubah bentuk penyajian informasi untuk
mempermudah pemahaman.
11. Melaksanakan 1. Melakukan percobaan
16
Indikator
No. Keterampilan Proses Sub Indikator
Sains
percobaan/eksperimen
adalah:
1. Kemampuan Mengamati
pengamatan, dan penggunaan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek
dalam rangka pengumpulan data atau informasi. menggunakan. Observasi juga dapat
diartikan sebagai proses penggunaan indra untuk mengumpulkan data tentang suatu
disebut pengamatan kualitatif, dan pengamatan dengan alat ukur disebut pengamatan
kuantitatif. Pengamatan dapat dilakukan terhadap objek yang sudah ada dan
2. Klasifikasi
klasifikasi dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat melakukan dua keterampilan
berikut ini:
17
3. Melakukan Pengukuran
berkaitan dengan pengembangan satuan pengukuran yang tepat seperti panjang, luas,
isi, waktu dan berat. Contoh: peserta didik mengukur suhu dengan termometer,
menimbang benda pada berbagai timbangan, mengukur jumlah cairan dengan gelas
ukur, mengukur panjang dengan penggaris, dan mengukur benda dengan jangka
sorong.
4. Memprediksi
yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan sebagai hasil
tes. Penggunaan alat dan bahan selama ujian meningkatkan pengalaman belajar
6. Mengelompokkan
kejadian berdasarkan kesamaan dan perbedaan sifat atau karakteristik dari objek atau
7. Menerapkan konsep
adalah menghubungkan konsep yang satu dengan yang lainnya, mencari konsep-
8. Mengomunikasikan
lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Tulisan bisa berbentuk hasil diskusi,
c. Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara
akurat
Beberapa kriteria poin untuk kegiatan ilmiah menurut Hibbard dalam (Anggereni,
2. Merumuskan masalah
b. Masalah dirumuskan dengan variabel yang jelas (variabel manipulasi dan variabel
respon).
3. Merumuskan Hipotesis
a. Rumusan hipotesis berupa prediksi yang dapat diuji dan merupakan kalimat
pernyataan.
4. Membuat Kesimpulan
a. Kesimpulan yang diberikan merupakan suatu interpretasi data yang masuk akal.
d. Hubungan diantara variabel; manipulasi dan respon jelas serta dijelaskan dengan
akurat.
e. Kesimpulan singkat.
g. Kesimpulan teratur.
5. Merancang Percobaan/Eksperimen
dengan tepat.
6. Keterampilan Komunikasi
Komunikasi ini dalam berupa komunikasi tertulis dan komunikasi lisan. Komunikasi
tertulis dituangkan dalam bentuk laporan hasil eksperimen dan komunikasi lisan
a. Komunikasi Tertulis
Kriteria yang harus dipenuhi dalam bentuk komunikasi tertulis dalam hal ini
Kriteria yang harus dipenuhi dalam bentuk munikasi lisan dalam hal ini
kelancaran presentasi).
4) Kemampuan berkomunikasi
Adapun menurut Muyati et al. (2015), tujuan dari keterampilan proses sains
1. Meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik, karena dengan
kehidupan masyarakat.
mental yang mengacu pada keterampilan mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan
teori, prinsip, hukum, atau fakta atau bukti. Melalui pengembangan keterampilan
konsepnya sendiri, serta mengembangkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang
diperlukan.
B. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
“Tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971)
memberikan definisi yang luas mengenai media sebagai hal yang dapat menciptakan
keterampilan, atau sikap. Media dalam hal ini bisa mencakup guru, buku pelajaran
diartikan secara spesifik alat-alat grafis, fotografi, atau elektronik yang digunakan
untuk menangkap, mengolah, dan menyajikan gambar atau kata-kata dalam proses
Media adalah yang berhubungan dengan ruang, alat dan bahan yang
digunakan dalam belajar mengajar. Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat
Menurut Bretz, sifat-sifat terpenting media terbagi menjadi tiga unsur utama,
yaitu bunyi, visual, dan gerak. Visual dibagi menjadi tiga bagian: gambar, garis dan
simbol, yang merupakan bentuk kontinu yang dapat ditangkap oleh indera
dan media rekaman, sehingga ada delapan klasifikasi media: (1) media audiovisual
bergerak, (2) media audiovisual diam, (3) media audiovisual semi bergerak. media,
(4) media visual bergerak, (5) media visual diam, (6) media semi bergerak, (7) media
audio dan (8) media cetak (Muhson, 2010: 5). Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
tanpa suara.
7. Media suara, media yang hanya memanipulasi kemampuan membuat suara jam.
8. Media cetakan, media data yang mampu menampilkan informasi hanya dalam
C. Alat Peraga
bersifat abstrak dikonkretkan dengan menggunakan alat peraga agar dapat dijangkau
dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan
Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda
yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran. Alat bantu guru dalam proses
mengajarnya dan alat bantu siswa dalam proses belajarnya. Alat peraga di sini
mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian
dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang
sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan. Alat peraga mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, yaitu untuk menjelaskan konsep,
guru, memantapkan penguasaan materi yang ada hubungannya dengan bahan yang
yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat
tingkat yang lebih real (nyata) peranan alat peraga dalam pendidikan sangat
membantu. Kemampuan guru memilih jenis alat peraga dalam pendidikan sangat
menentukan kualitas proses belajar mengajar yang hidup dan aktif di kelas. Sebab
peranan guru sangat menentukan keberhasilan belajar anak didiknya (Usman &
Asnawir, 2002)
sekolah yang sangat berperan dalam memadukan pengetahuan lama dan baru, guru
Menurut Nana Sudjana (2008), ada enam fungsi utama alat peraga dalam
pendidikan. Jadi alat ajar merupakan salah satu unsur yang perlu dikembangkan
oleh pendidik.
26
terpisahkan dari tujuan dan isi pelajaran. Fitur ini berarti bahwa penggunaan
4. Penggunaan alat peraga di dalam kelas bukan hanya sebagai sarana hiburan
dalam arti hanya sebagai pelengkap, tetapi juga memiliki tujuan untuk proses
belajar mengajar dan membantu peserta didik memahami materi dengan lebih
baik. Sebagai contoh, penggunaan alat peraga menjadi prioritas untuk mencapai
tujuan tersebut.
bahwa hasil belajar yang diperoleh diingat oleh peserta didik dan lebih
waktu dan minimnya penyampaian materi. Jika ini masalahnya, maka kita dapat
mengatakan bahwa alat peraga yang peserta didik gunakan atau cara menggunakan
alat peraga tidak sesuai dengan tujuannya. Materi harus dirancang semenarik
mungkin dan merangsang rasa ingin tahu peserta didik agar termotivasi untuk belajar.
Calico, yang merupakan singkatan dari “calor electric converter”, adalah alat
peraga yang berfungsi untuk menjelaskan konversi energi dari bentuk panas atau
kalor menjadi bentuk energi listrik. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada penggunaan
generator termoeletrik.
menggunakan energi panas atau kalor. Pada alat ini digunakan komponen yang
bernama “Peltier”. Pada umumnya peltier adalah keramik yang biasa menghasilkan
energi panas menjadi listrik secara langsung atau generator termoelektrik, atau
dalam rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin. Dari rangkaian itu
akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang dipakai (Rusli &
Djabbar, 2020).
Namun pada Prinsip Termoelektrik, Peltier jika di panaskan salah satu sisinya
dan sisi lain panasnya dibuang, maka akan menghasilkan Tegangan. Teknologi
28
langsung atau generator termoelektrik. Cara kerja generator ini adalah apabila ada
perbedaan suhu lebih dari 30 °C diantara kedua sisi peltier maka peltier akan
menghasilkan listrik.
bahwa apabila dua jenis material logam yang tersambung berada di lingkungan
dengan dua temperatur yang berbeda akan menimbulkan beda potensial (Abidin,
2018).
E. Kerangka Pikir
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah teridentifikasi sebagai masalah yang
penting. Peneliti menggambarkan alur pemikiran yang akan dilakukan dalam bagan di
Kurangnya intensitas terlaksananya praktikum sehingga membuat keterampilan proses sains peserta didik menjadi kuran
Analisis Hasil
Diharapkan penggunaan alat peraga calor electric converter dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta did
Gambar 2.3. Bagan kerangka pikir penggunaan alat peraga calor electric
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
perlakuan.
B. Desain Penelitian
O1 X O2
(Sumber: Sugiyono, 2015)
Keterangan:
X = perlakuan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga calor electric
converter(calico)
O1 = tes awal (pretest) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum perlakuan
O2 = tes akhir (posttest) yang diberikan pada kelas eksperimen setelah perlakuan
C. Lokasi Penelitian
yang diperlukan merupakan lokasi penelitian. Menurut Nasution dalam buku Fitrah
(2018) mengatakan bahwa ada 3 unsur yang dicirikan sebagai lokasi social untuk
penelitian yaitu pelaku, tempat dan juga kegiatan yang dapat diobservasi.
31
1. Populasi
Populasi merupakan jumlah seluruh objek penelitian baik terdiri dari benda
yang kurang jelas, nyata, peristiwa ataupun indikasi sebagai sumber data dan
memiliki karakter tertentu dan sama. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian
Tabel 3.1. Populasi peserta didik kelas XII MIPA MAN 2 Bone
No. Kelas Jumlah Peserta Didik
1. XII MIPA 1 36
2. XII MIPA 2 36
3. XII MIPA 3 36
2. Sampel
berdasarkan arahan guru matapelajaran fisika yang menyatakan bahwa kelas tersebut
E. Instrumen Penelitian
Tes berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari empat pilihan yaitu A, B, C, dan
D. Tes keterampilan proses sains disini ada pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan
menggunakan alat peraga. Setiap soal memiliki jumlah 20 soal. Hasil dari tes ini
penggunaan alat peraga untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada peserta
didik.
proses sains. Di dalam lembar observasi ini terdapat aspek-aspek kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan alat peraga calor electric converter pada kelas
F. Validitas Instrumen
Dalam validitas instrument ini terdiri dari tes keterampilan proses sains,
lembar observasi keterampilan proses sains dan juga perangkat pembelajaran yang
G. Prosedur Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti akan memberikan pre-test terlebih dahulu kemudian
peserta didik yang diaplikasikan pada pembelajaran fisika pokok bahasan Usaha dan
Energi.
Pada tahapan ini peneliti memberikan Post-Test kepada peserta didik yang
berupa tes keterampilan proses sains dan non tes berupa lembar observasi
Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
digunakan sebagai dasar untuk menentukan distribusi kelompok peserta didik. Dalam
metode ini, data dipresentasikan melalui nilai maksimum, minimum, rata-rata, standar
deviasi, varians, koefisien variasi, dan daftar distribusi frekuensi. Rumus-rumus yang
digunakan untuk metode analisis deskriptif ini dihitung dengan menggunakan nilai-
a. Rata-rata (mean)
x=
∑ (xi)
n
Keterangan:
x = nilai rata-rata
Ʃxi = jumlah nilai peserta
n = jumlah data
36
b. Standar Deviasi
S= √ ¿ ¿ ¿ ¿
Keterangan:
S = standar deviasi
x = mean (rata-rata)
xi = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval
n = jumlah responden
c. Varians
Varians = S2
Skor keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari nilai individu
1,75 ≤ Kurang
a. Uji Normalitas
yaitu:
D=MAKS|F 0 ( x )−s(x )|
Keterangan:
F 0 ( x ) = Frekuensi distribusi teoritik
s(x ) = Frekuensi distribusi empiric
Data dinyatakan terdistribusi normal apabila D hitung > Dtabel pada taraf
signifikan a = 0,05 (Purwanto, 2011).
b. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat dan diperoleh data yang berdistribusi normal,
selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis yang diajukan dengan kemungkinan akan
membandingkan rata-rata nilai kelas yang diberikan perlakuan dan kelas yang tidak
a) Separated Varians:
X A −X B
t=
√
2 2
s A sB
+
nA nB
b) Polled Varians:
X A −X B
t=
√
2
( n A −1 ) s A + ( nB −1 ) s 2B 1 1
n A +n 2−2 (n A
+
nB )
Keterangan:
X A = Rata-rata skor kelompok eksperimen
X B = Rata-rata skor kelas kontrol
2
s A = Varian kelompok eksperimen
2
s A = Varians kelompok kontrol
38
hipotesis ditolak.
c. Uji Efektivitas
>76 Efektif
Abidin, Z. (2018). Rancang Bangun Trainer Konversi Energi Panas Menjadi Energi
Listrik Berbasis Thermoelectric Generator. JRM, 53–59.
Ade. (2018). Analisis keterampilan proses sains siswa sekolah menengah atas. Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA, 4(20), 245–252.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/article/view/21426/12225
Anggereni, S. (2014). Mengembangkan Asesmen Kinerja Melalui Pembelajaran
Berbasis Laboratorium. Alauddin University Press.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta.
Arsyad A. (2003). Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada.
Ashar, H., & suklin, arwan. (2021). Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Alat
Peraga Panel Surya Sederhana Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta
Didik Pada Materi Listrik Searah. JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 9(1 SE-Articles), 77–82. https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/PendidikanFisika/article/view/14944
Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of
Educational Goals. McKay.
Departemen Agama. (2010). AL-Quran dan Terjemahannya. CV J Ari.
Eko Putro Widoyoko, S. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Pustaka Pelajar.
Elfeky, A. I. M., Masadeh, T. S. Y., & Elbyaly, M. Y. H. (2020). Advance organizers
in flipped classroom via e-learning management system and the promotion of
integrated science process skills. Thinking Skills and Creativity, 35, 100622.
https://doi.org/10.1016/J.TSC.2019.100622
Elisa, Mardiyah, A., & Ariaji, R. (2017). Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika
Dan Aktivitas Mahasiswa Melalui Phet Simulation Pendidikan Fisika, FKIP
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan 2). PeTeKa (Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas Dan Pengembangan Pembelajaran), 1(1), 15–20.
Harti, N. D., Suprapta, S., & Ikbal, M. S. (2018). Penerapan Metode Inquiry
Terbimbing Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan
Pemahaman Konsep. JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 6(2), 89–92.
Haryadi, R., Nuraini, H., & Kansaa, A. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran E-
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa. AtTàlim : Jurnal Pendidikan, 7(1),
2548–4419.
31