Anda di halaman 1dari 106

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

JASMANI SEKOLAH MENENGAH ATAS YANG


ADA DI KECAMATAN MANGGALA

SKRIPSI

ZULKIFLI
18093188201102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan dekan FKIP Universitas

Megaresky

Nama Mahasiswa : Zulkifli

Nomor Pokok : 18093188201102

Program Studi : Pendidikan Jasmani

JUDUL : Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di

Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Manggala.

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan dapat diajukan di hadapan

dewan penguji Skripsi sarjana (S1) program studi pendidikan jasmani kesehatan

dan rekreasi FKIP Universitas megaresky.

Makassar, Juni 2022

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ferawati, S.Pd., M.Pd. Suhardianto S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0930048801 NIDN. 0922118801

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’Alamin pada Yang Maha Kuasa penulis panjatkan

syukur atas segala rahmat-Nya, memberikan penulis kekuatan untuk dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jasmani di Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Manggala” sebagai

salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi di Universitas Megarezky. Segala

puji bagi-Mu, Ya Allah. Dan tak lupa penulis kirimkan salawat dan salam pada

Nabi Muhammad SAW, perjuangan dan ketulusan beliau membawa kita semua

kemasa dimana kita bisa melihat peradaban yang diterangi oleh iman dan

pengetahuan.

Pada penyusunan skripsi ini banyak hambatan dan rintangan yang penulis

hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Dr. H. Alimuddin, SH., M.H., M.Kn Selaku Pembina Yayasan

Universitas Megarezky Makassar.

2. HJ.Suryani, SH.,MH Selaku Ketua Yayasan Universitas Megarezki

Makassar

3. Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya Sp. PD, Sp.JP(K) Rektor

Universitas Megarezky Makassar.

4. Dr Abdul Malik Iskandar,S.Ag.,M.Si Selaku Dekan FKIP Universitas

Megarezky Makassar

3
5. Agus Ismail,S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Mega Rezky Makassar.

6. Ferawati,S.pd.,M.pd Selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan selama masa perkuliahan

7. Suhardianto,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan selama penyelesaian Skripsi penelitian

8. Bapak dan ibu dosen universitas megarezky khususnya pada jurusan

pendidikan jasmani

9. Keluargaku tercinta yang dengan ikhlas memberikan dukungannya, baik

moril maupun materil.

10. Serta teman-teman khususnya angkatan 2018 yang telah membatu

memberi masukan dalam penyelesaian Skripsi penelitian. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu

sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara

umum bagi peningkatan mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang

berkualitas.

Makassar………… 2022

ZULKIFLI

4
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................5

C. Tujuan Masalah..........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................7

A. Tinjauan Umum Pendidikan Jasmani......................................................7

B. Kerangka Berpikir....................................................................................19

C. Hipotesis.....................................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................22

A. Jenis dan Desain Penelitian......................................................................22

B. Definisi Operasional Variabel..................................................................22

C. Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................24

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian..........................24

5
E. Tektik Analisa Data..................................................................................28

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN..................................................31

A. Hasil Penelitian..........................................................................................31

B. Pembahasan...............................................................................................48

BAB VPENUTUP.....................................................................................52

A. Kesimpulan................................................................................................52

B. Saran..........................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................54

6
DAFTAR GAMBAR

7
DAFTAR TABEL

8
DAFTAR LAMPIRAN

9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan manusia sebab
dengan adanya pendidikan maka manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan
fungsi Pendidikan Nasional. Pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan bagi
manusia, oleh sebab itu dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan mutu
sosial pada diri manusia sehingga dapat menghasilkan kepribadian dan intelektual
yang berkualitas.
Pendidikan Jasmani juga bagian integral dari pendidikan yang tidak terpisahkan
dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani merupakan suatu
pendidikan yang wajib diadakan disekolah karena pendidikan jasmani mempunyai
mutu yang sangat baik sebagai penunjang kebugaran tubuh sehingga memperoleh
kesehatan jasmani dan rohani bagi tubuh manusia sepanjang masa.
Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian pendidikan secara
keseluruhan dan telah dihargai sebagai bagian yang penting dalam sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut dicantumkan dalam Undang-Undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan jasmani yang bermutu
memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi
dalam dirinya dan lingkungan belajar yang mendukung, sehingga memperoleh
kegiatan proses belajar mengajar dalam suatu pendidikan.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perkembangan pendidikan.
Dengan belajar kita dapat meningkatkan proses dan hasil belajar dengan baik.
Belajar juga merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan, mulai dari
pengetahuan, pemahaman, daya fikir, keterampilan, kebiasaan dan kemampuan
yang lainnya. Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani sebagai acuan
dalam pembelajaran ialah sarana dan prasarana olahraga.

10
Sarana dan prasarana olahraga merupakan dua hal yang saling mendukung dan
menunjang antara satu dan yang lainnya. Sarana dan prasarana mempunyai istilah
yang berbeda diantaranya ialah, Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan
yang digunakan untuk memudahkan dan melancarkan proses pembelajaran
olahraga disekolah dalam mencapai tujuan tertentu.
Pada dasarnya sarana pendidikan jasmani merupakan segala sesuatu yang tidak
permanen dan dapat dibawa kemana-mana. Sarana dapat berbentuk benda
bergerak dan tidak bergerak pada umumnya berbentuk kecil dan bisa dipindah-
pindah. Contohnya seperti, Bola kaki, bola basket, bola voli, raket, kok
badminton, lembing, tolak peluru, cakram, bola tenis, pemukul, tongkat, dan
balok. Sarana juga berhubungan langsung dalam proses pembelajaran dan menjadi
alat penunjang utama dalam suatu aktivitas pendidikan jasmani, serta menjadikan
fasilitas utama dalam melaksanakan proses pendidikan jasmani.
Menurut sanjaya (2010:18), sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya median
pembelajaran, alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya.
Sedangkan prasarana pendidikan jasmani merupakan segala sesuatu yang
menunjang secara langsung atau tidak langsung dari segala jenis sarana. Pada
umumnya prasarana memiliki sifat yang permanen dan tidak dapat dipindah-
pindah dari suatu tempat ketempat yang lain sehingga dimiliki dan dibangun oleh
sekolah dalam bentuk benda tidak bergerak. Kelangsungan proses belajar
mengajar pendidikan jasmani tidak terlepas dari tersedianya prasarana yang baik
dan memadai. Prasarana yang baik dan memadai maka proses pembelajaran
pendidikan jasmani dapat berjalan dengan baik pula.
Menurut Barnawi dan Arifin (2012:49) prasarana adalah semua perangkat
perlengkapan dasar secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan sekolah.
Pendidikan harus dibantu dengan adanya sarana dan prasarana olahraga agar
proses pembelajaran berlangsung dengan efektif. Kelancaran suatu pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga di ukur dari adanya ketersediaan
sarana dan prasarana olahraga disekolah tersebut. Dalam Undang- Undang Nomor
3 tahun 2005 pasal 1 Point ke 20 dan 21 yaitu “Prasarana olahraga adalah tempat
atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan atau
penyelenggaraan keolahragaan. Sarana olahraga adalah peralatan dan
perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga.”
Dari undang-undang tersebut menjelaskan bahwa Sarana dan prasarana yang
memadai akan mencerminkan kualitas yang baik, sehingga pembelajaran tersebut
akan tercapai. Sebaliknya jika sarana dan prasarana yang kurang memadai akan
berdampak negatif pada mutu pendidikan bahkan proses belajar mengajar tidak
berjalan dengan baik dan bahkan tidak tercapai. Proses pembelajaran pendidikan

11
jasmani olahraga secara mutlak membutuhkan saranadan prasarana yang
memadai sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran
yang akan diperoleh tersebut.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani sangat berpengaruh
terhadap pembelajaran disekolah. Oleh karena itu jika ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani yang memadai akan berdampat positif dalam
kegiatan aktivitas jasmani, sebaliknya jika sarana dan prasarana yang tidak
memadai maka akan berdampak negatif dalam kegiatan aktivitas jasmani.
Dari penjelasan diatas dapat diartikan sebagai penyajian pendidikan jasmani
disekolah harus dapat menjadikan peserta didik menjadi butuh dalam mata
pelajaran Pjok tersebut. Khususnya demi mendukung kemampuan peserta didik
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar secara efektif, sehingga dapat
menumbuhkan sikap kualitas belajar yang baik.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas perlu adanya sarana dan prasarana
yang lengkap sehingga peserta didik mampu meningkatkan dan memaksimalkan
proses pembelajaran yang efektif. Maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Manggala”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi

masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai

berikut: Bagaimanakah keadaan Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jasmani di Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Manggala?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Survei

Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Atas yang

ada di Kecamatan Manggala.

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :


Bagi peneliti, memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program
Study pendidikan jasmani

12
Bagi sekolah, Sebagai bahan masukan positif bagi pihak sekolah bahwa sarana
dan prasarana pendidikan jasmani merupakan salah satu faktor penunjang
keefektivan pembelajaran olahraga.
Bagi universitas, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
menambah referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada
masa yang akan datang.
Bagi peneliti, sebagai penambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang
berharga bagi peneliti saat terjun kelapangan. Selain itu dapat meningkatkan
kemampuan mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam melakukan materi ataupun praktek lapangan pembelajaran pendidikan
jasmani.
Bagi peneliti berikutnya, dapat menjadikan sumber informasi, rujukan dan bahan
referensi penelitian selanjutnya agar bisa lebih dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran penjas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pendidikan Jasmani

Pengertian Pendidikan Jasmani

13
Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang

merupakan media pendorong perkembangan keterampilan motorik,

kemampuan fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup

sehat dan pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual, sosial)

dalam rangka mencapai tujuan sistem pendidikan nasional.

Menurut Giriwijoyo dan Sidik (2012:34) pendidikan jasmani

olahraga adalah kegiatan yang mengutamakan media kegiatan jasmani.

Sasarannya adalah pembentukan karakter siswa, yaitu membentuk siswa

cerdas, sopan, santun, rendah hati dan memahami dimana letak batas harga

diri.

Pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran melalui

kegiatan jasmani yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku untuk

hidup sehat dan aktif, sportifitas dan kecerdasan emosional (Departemen

Pendidikan Nasional, BNSP 2006:1).

Menurut Kristiyandaru (2010:3) pendidikan jasmani adalah bagian

dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani,

mental, sosial, dan emosional yang serasi. Pendidikan jasmani merupakan

bagian dari kehidupan manusia, karna melalui pendidikan jamani manusia

dapat lebih banyak belajar hal yang berhubungan dengan efektif, kognitif,

dan spikomotorik. Pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut

pandang yaitu pandangan tradisional dan modern. Pandangan tradisional

14
menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-

pilah, yaitu jasmani dan rohani.

Oleh karena itu pendidikan jasmani di artikan sebagai proses

pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan

jiwa. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dalam pendidikan yang

bersifat keseluruhan, tujuannya untuk individu yang mengembangkan

secara organis, intelektual neurumuskuler, dan emosional didalam aktivitas

jasmani (Abduh 2016:2).

Pendidikan jasmani olahraga dapat dijadikan sebagai media

pendorong dalam meningkatkan gerakan motorik, kemampuan fisik, ilmu

pengetahuan serta dapat membentuk kebiasaan pola hidup sehat, yang

bertujuan untuk memicu pertumbuhan dan perkembangan secara

seimbang.

Melalui pendidikan jasmani olahraga, siswa akan memperoleh

berbagai motivasi yang timbul dari berbagai ungkapan dimana hal tersebut

dapat menjadi hal positif untuk pribadi siswa, diantaranya ungkapan

kreatif, inovatif, keterampilan serta memiliki kebugaran jasmani dan

kebiasaan untuk mengaktualisasikan pola hidup sehat dan juga siswa

memiliki pengetahuan dan pemahaman pada gerak manusia.

Tujuan Pendidikan Jasmani


Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup

pengembangan individu secara menyeluruh. Menurut Sudarmono

15
(2014:175) tujuan dari pendidikan jasmani tidak hanya untuk

mengembankan dari segi jasmani saja, akan tetapi juga untuk

mengembangkan seluruh potensi yang ada pada siswa meliputi

perkembangan, pengetahuan, penalaran dan perkembangan emosional.

Tujuan mata pelajaran jasmani menurut Pemerdines nomor 22 tahun

2006 sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah agar siswa

memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih.
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama,
percaya diri, dan demokratis.
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
sehat, dan kebugaran, serta memiliki sifat yang positif. Menurut Suherman
(2009:7) tujuan pendidikan jasmani secara umum bisa diklasifikasikan menjadi
empat tujuan perkembangan yang meliputi:
Perkembangan fisik
Berkaitan dengan kemampuan melakukan beragam aktifitas yang
melibatkan kekuatan fisik dari organ tubuh seseorang (physical fitness).
Perkembangan gerak
Berkaitan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien,
halus, indah dan sempurna (skill full).
Perkembangan mental

16
Berkaitan dengan kemampuan berfikir dan menginterpretasikan
keseluruhan pengetauan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya.
Perkembangan social
Berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada

suatu kelompok atau masyarakat. Menurut Paturusi (2012:13)

menggambarkan secara sederhana tujuan pendidikan jasmani dan olahraga

dalam bentuk bagan yang meliputi tiga ranah dan dominan sebagai satu

kesatuan, sebagai berikut :

Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Kognitif Efektif
Psikomor
Konsep gerak Menyukai kegiatan
Gerak dan keterampilan
fisik
Arti sehat
Kemampuan fisik dan
Merasa nyaman
Memecahkan motorik
dengan diri sendri
masalah
Perbaikan fungsi organ
Ingin terlibat dalam
Kritis cerdas tubuh
pergaulan sosial

Pembelaharan pendidikan jasmani harus dibekali dengan ketiga

aspek tersebut yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan efektif karena

hubunhan dari ketiga aspek di atas sangat berperan penting dalam proses

pembelajaran utamanya pada pendidikan jasmani. Siswa diharapkan

mampu untuk mencakup ketiga aspek tersebut karena pada dasarnya

17
pendidikan jasmani bertujuan untuk mendidik, pendidikan jasmani bukan

sekedar pelengkap pendidikan dalam kurikulum, serta melalui pendidikan

jasmani gerak merupakan dasar dari belajar mengenal sekitar dan belajar

mengenal diri sendiri.

Kurikulum pendidikan jasmani


Kurikulum dapat diartikam sebagai program atau rencana pendidikan

yang didalamnya berisikan tentang tujuan yang harus dicapai dalam

pembelajaran pendidikan,serta sebagai pedoman untuk melaksanakan

kegitan pembelajaran agar terjalin pembelajaran secara terstruktu.

Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh

sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan didalam sekolah

maupun diluar sekolah (suryobroto, 2004:32)

Pengertian kurikulum menurut H.Dakir ialah suatu program

pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalan ajar dan

pengalaman belajar yang diprogramkan,direncanakan dan dirancang secara

sistematik atas normanorma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam

proses pembelajaran bagi tenaga ke pendidikan dan peserta didik untuk

mencapai tujuan pendidikan (H.Dakir, 2004:3)

Sarana dan prasarana


Pengertian sarana dan prasarana pendidikan jasmani
Menurut kamus besar bahasa indonesia,sarana adalah segala sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksut dan tujuan. Sarana

atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik dengan

sungguh sungguh sehingga tujuan aktivitas dapat tercapai. Dalam konteks

18
pendidikan,sarana pendidikan misalnya buku,alat peraga,alat praktek, dan

alat keterampilan.

Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan yang sangat

membantu dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Sarana

pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang tidak

permanen, dapat dibawa kemana mana atau dipindahkan dari suatu tempat

ketempat lainnya.

Menurut barnawi dan arifin (2012:49), sarana adalah semua

perangkat peralatan, badan dan perabot yang secara langsung digunakan

dalam proses pendidikan sekolah.sarana pendidikan diklasifikasikan

menjadi tiga macam, yaitu habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya saat

digunakan, dan hubungannya dengan proses belajar mengajar.

Secara umum prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan

penunjang terselanggaranya suatu proses baik berupa usaha ataupun

pembangunan yang bersifat permanen. Pada ruang lingkup olahraga,

prasarana merupakan sesuatu yang dapat mempermudah dan

memperlancar suatu kegiatan dalam olahraga. Menurut kusfianto

(2010:18), prasarana adalah fasilitas yang berbentuk permanen atau tidak

dapat dipindah-pindah baik untuk ruangan maupun lapangan yang

digunakan dalam proses belajar pendidikan jasmani.

Menurut tomoliyus (2010:4), yang dimaksut sarana olahraga adalah

peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan

menunjang proses olahraga.

19
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

prasarana adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan sebagai

penunjang untuk melakukan suatu kegiatan olahraga yang bersifat

permanen permanen dan tidak dapat dipindahkan. Misalnya lapangan bola

basket,lapangan bola voli,lapangan lompat jauh ,kolam renang,gedung

olahraga dan sebagainya.

Pendidikan jasmani dan kesehatan seringkali hanya dilakukan

dihalaman sekolah atau disekitar taman. Hal ini bukan karena tidak adanya

larangan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kondisi sekolah-

sekolah saat sekarang hanya sedikit yang memiliki prasarana pembelajaran

pendidikan jasmani dengan ukuran standard.

Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani


Fasilitas olahraga disekolah masih merupakan masalah di Indonesia.

Karena ditinjau dari kualitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata.

Sarana dan prasafana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehata disekolah sebagian besar masih terlalu jauh dari batas ideal

minimal atau standar minimal.

Standar sarana pendidikan berdasarkan ketentuan yang terdapat pada

lampiran Permendiknas no.24/2007 tentang standar sarana dan prasarana

sekolah dibedakan menurut jenjang sekolah yaitu sarana dan prasarana

untuk jenjang SD, jenjang SMP, dan jenjang SMA jenis-jenis sarana dan

prasarana yang distandarkan tersebut meliputi, satuan pendidikan, lahan,

bangunan gedung dan kelengkapan prasarana dan sarana.

20
Secara garis besar, sarana dan prasarana yang dibakukan untuk

SD,SMP dan SMA tidak berbeda.mencakup satuan pendidikan

lahan,bangunan gedung, dan kelengkapan prasarana dan

sarananya.perbedaannya terletak pada luas dan kuantitasnya.semakin

tinggi jenjang sekolah maka akan semakin luas dan semakin banyak

jumlah sarana yang harus disediakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan

prasarana adalah sebagai berikut.

Penyusuna jadwal harus diindari benturan dengan kelompok lainnya


Henhendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas utama
Waktu dan jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun pembelajaran
Penugasan dan penunjukan personil sesuai dengan keahlian pada bidangnya
Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antar kegiatan
ekstrakulikuler dengan kegiatan intrakulikuler harus jelas.
Tujuan sarana dan prasarana diadakan adalah untuk tujuan

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan memungkinkan

pelaksanaan program kegiatan pendidikan jasmani olahraga. Setiap materi

pembelajaran pendidikan jasmani memerlukan sarana dan prasarana yang

berbeda. Pemilihan sarana dan prasarana akan sangat membantu dalam

mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani


Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang kontinu untuk

mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada tetap dalam

keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Terdapat 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan,

21
perabot dan peralatan sekolah yaitu sebagai berikut:

Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengerusakan ,baik disengaja maupun


tidak disengaja oleh pemakai.
Kerusakan dikarenakan pengaruh udara,cuaca,musim,maupun keadaan
lingkungan
Keusangan (out of date) disebabkan modernisasi dibidang pendidikan serta
perkembangannya
Kerusakan karena kecelakaan atau bencana kecerobohan dalam perencanaan,
pemeliharaan, pelaksanaan,maupun penggunaan yang salah
Kerusakan karena timbul bencana alam seperti banjir, gempa, dan lain-lain.

Tabel 2.1 Standar Umum Prasarana Sekolah


Jlm kelas dan jlm siswa

Kebutuhan Prasarana Sekolah

Kebutuhan Prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan

Jenis Prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani yang disediakan

Min.5 kelas (125 siswa)

22
6-10 kelas

11-12 kelas

1.250 m2

23
8 m2 / siswa

8 m2/siswa

(I) 1.100 m2

(II) 1.400 m2

24
(III) 2.000 m2

Lapangan olahraga serba guna (15x30)m2 atletik (500 m2) bangsal terbuka
(12.5x25)m2, tinggi 6 meter.

Lapangan serba guna dan atletik


Bangsal terbuka
Lapangan voli/basket
Lapangan lain (15x30) m2

Lapangan serba guna (20 x 40) m2


Catatan :

Angka-angka yang tercantum merupakan standar kebutuhan minimum


Dimensi yang tercantum tidak mutlak harus diikuti disesuaikan dengan kondisi
tempat
Sumber: Soepartono (2000:14)

25
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa prasarana

olahraga memerlukan ruang yang luasnya kurang lebih sama dengan

prasarana sekolah (gedung dan halaman sekolah). Prasarana olahraga

pendidikan jasmani di sekolah untuk tingkat sekolah dasar, sekolah

menengah pertama dan sekolah menengah atas dengan 5 kelas dan jumlah

murid 125-150 murid. Diperlukan area seluas 1.250m untuk prasarana dan

halaman sekolah ditambah 1.110m untuk prasarana olahraga/pendidikan

jasmani.

Prasarana olahraga pendidikan jasmani disekolah untuk tingkat

sekolah dasar, sekolah menengah pertaman dan sekolah menengah atas

dengan 6-10 kelas dan jumlah 150-250 murid. Diperlukan area seluas

8m/murid untuk prasarana sekolah ditambah 1.500m untuk prasarana

olahraga/pendidikan jasmani. Disini sudah ada bangsal tertutup dan

bangsal terbuka. Prasarana olahraga pendidikan jasmani disekolah untuk

tingkat sekolah dasar,sekolah menengah pertama dan sekolah menengah

atas dengan 18 kelas dan jumlah murid 450-500 murid diperlukan arena

untuk prasarana sekolah= 8m murid ditambah 2000m untuk prasarana

sekolah.

Dengan demikian, standar prasarana pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan disekolah ternyata yang digunakan adalah

standar per siswa. Jika jumlah siswa sedikit, maka lapangan olahraga yang

diperlukan relatif lebih kecil dibanding dengan sekolah yang jumlah

siswanya banyak. Fasilitas lapangan untuk pendidikan jasmani tidak sama

26
dengan faslitas untuk cabang-cabang olahraga yang sebenarnya, sehingga

dalam pelaksanaannya cabang-cabang olahraga untuk pendidikan jasmani

harus dibenahi.

B. Kerangka Berpikir

Sarana Prasarana Pembelajaran


Sarana dan prasarana pendidik adalah semua perangkat atau fasilitas

atau perlengkapan dasar yang secara langsung dan tidak langsung

dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi tercapainya

tujuan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang, meja,

kursi, alat-alat media pengajaran, ruang teori ruang perpustakaan, mushala,

serta ruang laboraturium dan sebagainya.

Sarana prasarana pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah lahan, bangunan, dan kelengkapan sarana prasarana sekolah yang

terdiri dari ruang belajar, tempat ibadah, ruang kantor, ruang penunjang

kegiatan siswa, dan tempat bermain/olahraga yang menunjang kegiatan

pembelajaran menurut penilaian siswa.

Proses Belajar Mengajar


Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan

disekolah. Agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan dengan benar,

maka perlu pengadministrasian kegiatan-kegiatan belajar mengajar, yang

lazim disebut administrasi kurikulum. Tugas guru dalam proses belajar

mengajar meliputi tugas pedagogis dan tugas administrasi. Tugas

pedagogis adalah tugas membantu, membimbing, dan memimpin.

Hasil Belajar

27
Hasil belajar adalah merupakan perilaku berupa pengetahuan,

keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan

diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu

suasana atau kondisi pembelajaran.

Hasil belajar ini dituangkan dalam bentuk daftar nilai siswa pada

ulangan harian tahun pelajaran 2021/2022. Berdasarkan teori-teori diatas

dapat dikemukakan bahwa terdapat pengaruh antara sarana prasarana dan

proses hasil belajar siswa di SMA yang ada di kecamatan manggala.

C. Hipotesis

Penelitian Berdasarkan kajian teori di atas, maka dirumuskan suatu

hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan

pengertian bahwa uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau

menolaknya. Untuk menguji kebenaran penelitian ini, penulis akan

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho: Tidak ada pengaruh positif antara pemanfaatan sarana dan

prasarana terhadap proses dan hasil belajar siswa.

2. Ha: Terdapat pengaruh positif antara pemanfaatan sarana dan

prasarana terhadap proses dan hasil belajar siswa.

28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dimana penelitian

ini melakukan pengamatan terhadap suatu objek yang dituntut dengan

menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut serta penampilan dari hasilnya (Suharsimi Arikunto,2006:12).

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa

yang akan mempengaruhi hasil penelitian. Variabel adalah objek penelitian,

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto

2006 : 118).

Dengan demikian variabel yang akan diungkap adalah kelengkapan

29
sarana prasarana pendidikan jasmani sekolah menengah atas yang ada di

kecamatan Manggala dengan cara observasi langsung ke sekolah.

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat Ska Kriteria

Operasiona ukut la

l dat

Kelengkapa Segala Lembar Ord Baik = X ≥ M

n sarana peralatan observa inal + 1 SD

dan dan si
Cukup =M –
prasarana lapangan
1SD ≤ X < M
penjas di yang
+ 1 SD
SMA yang digunakan
Kurang = X <
ada pada proses
M – 1 SD
kecamatan pembelajara

Manggala n penjas

yang ada di

SMA yang

ada

kecamatan

Manggala

30
C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:119) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah SMA di kecamatan

Manggala,

Menurut Winarno ( 2013:69 ) “ Sampel adalah bagian dari populasi

yang menjadi pusat perhatian atau yang menjadi target atau sasaran penelitian

yang mewakili populasi. Sampel yang representative adalah sampel yang benar

– benar mencerminkan populasi. Sampel dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Subjek/Objek Populasi


No Nama Sekolah Alamat

1 SMAN 12 Makassar Jl.Moha Lasuloro

2 SMAN 10 Makassar Jl.Tamangapa Raya 5

3 SMAN 13 Makassar Jl. Tamangapa Raya 3

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data menggunakan lembar atau pedoman observasi

dan wawancara tidak terstruktur/mendalam. Adapun langka-langkah dalam

pengumpulan data sebagai berikut:

Peneliti datang langsung ke sekolah yang diteliti dengan memberikan surat


perizinan kepada pihak sekolah

31
Dengan didampingi guru pendidikan jasmani masing-masing sekolah melihat
sarana dan prasarana yang dipakai dalam pembelajaran pendidikan jasmani baik
milik sendiri, meminjam, maupun menyewa.
Mencatat data yang ada dengan panduan lembar observasi yang telah dibuat
Mengecek lembar observasi yang telah dicatat
Menurut Sugiyono (2011:148) instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam

penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu pedoman/lembar obsevasi.

Instrumen yang digunakan dalam proses pengambilan data pertama

menggunakan lembar observasi dan sebagai pelengkap dari instrumen

observasi, penelitian yang kedua melakukan wawancara tidak terstruktur atau

mendalam. Adapun kisi-kisi instrumen data tersebut dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:

32
Tabel 3.3 Instrumen yang digunakan sebagai pengukuran kelengkapan

33
34
35
sarana dan
prasarana
pendidikan
jasmani di
sekolah
Materi penjas
Sarana dan Prasarana
Penggunaan

Jumlah

Layak
Tidak Layak

Permainan dan Olahraga


Bola Volly

36
Bola

Net

Tiang net

Lapangan

Sepak bola
Bola

Tiang gawang

37
Lapangan

Bola basket
Bola

Ring basket

Lapangan

Bulu tangkis
Shuttlecock

Net

38
Tiang net

Raket

Lapangan

Tennis meja
Bad

Bola

39
Net

Lapangan

Sepak takraw
Bola

Net

Tiang net

Lapangan

40
Kasti, rounders, kippers
Bola kasti

Pemukul

Keset

Pancang

Lapangan

Atletik

41
Lari
Lintasan

Tongkat estafet

Gawang kecil

Lompat
Lintasan awalan

Bak lompat jauh

Tiang lompat jauh

42
Tiang lompat tinggi

Penyangga

Lempar
Cakram Pa/Pi

Peluru Pa/Pi

Lembing Pa/Pi

Senam

43
Matras

Tape recoder

Kasat senam

Selanjutnya yaitu sebagai langkah validasi pada instrumen ini yaitu

validasi internal dimana validasi internal disebut juga dengan rasional yang

berarti validasi untuk sebuah instrumen penelitian hasil penalaran atau

rasionalisasi. Instrumen dikatakan mempunyai validasi internal apabila

instrumen tersebut kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional telah

mencerminkan apa yang diukur.

E. Tektik Analisa Data

Setelah data terkumpul selanjutnya data observasi dianalisis dengan

teknik analisis deskriftif kuantitatif dengan presentase, sedangkan data

wawancara dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dengan interpretasi.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

44
Menuliskan data sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia disekolah
Mempresentasikan dan mengkategorikan keadaan sarana dan prasarana
pendidikan jasmani yang ada masing-masing sekolah.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif dengan cara mengklasifikasikan jenis data yang diperoleh

dari lembar observasi dan dikelompokkan. Data dikategorikan mengenai

jumlah keberadaan dan kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani

dengan rumus klasifikasi dalam penelitian ini adalah:

Rumus Pengkategorian

Interval Kriteria

X ≥ M + 1 SD Baik

M – 1SD ≤ X < M + 1 SD Cukup

X < M – 1 SD Kurang

Sumber: B. Syarifudin (2010: 113)

Keterangan: X = Skor

M = Mean Hitung

SD = Standar Deviasi Hitung

Hasil klasifikasi data penelitian kemudian dideskripsikan ke dalam

analisis persentase dengan formula sebagai berikut:

P = F/N
Keterangan: P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah
Sumber: Anas Sudijono (1995: 40)

45
Adapun dalam langkah-langkah dalam analisis data ini mengikuti

model analisis Miles Hubermen dalam Burhan Bungin (2010:296), yang terdiri

atas reduksi data, penyajian data dan interpretasi.

Reduksi Data
Hal yang dilakukan dalam reduksi data yaitu: merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu.
Penyajian data (Data Display)
Setelah direduksi adalah mendisplay data, yaitu pendeskripsiam sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks
naratif. Penyajian juga dapat berbentuk matriks, diagram, tabe dan bagan.
Interpretasi
Kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegiatan interpretasi, yaitu menentukan makna data yang telah disajikan.
Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk
kata-kata mendeskripsikan fakta yang ada dilapangan

46
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi
Sekolah SMA di Kecamatan Manggala Kota Makassar merupakan

bagian sekolah yang ada di wilayah Makassar yang berjumlah 13 tetapi yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah SMAN 12 Makassar, SMAN 10

Makassar, SMAN 13 Makassar ,maka SMA yang ada di kecamatan manggala

kota makassar.

Berhubung karna beberapa kendala salah satunya adalah tentang

waktu ,dana dan lain-lain sebagainya.

Tabel 4.1 daftar sekolah dan alamat mengah atas

di kecematan manggala kota makassar


No
Nama Sekolah
Alamat
1
SMA Negeri 12 Makassar
JL.MOHA LASULORO 57 ANTANG
2
SMA Negeri 10 Makassar
JL. TAMANGAPA RAYA 3
3

47
SMA Negeri 13 Makassar
JL.TAMANGAPA RAYA 5

Deskriptif subjek
Penelitian ini dilakukan di sekolah SMAN 12 Makassar,SMAN 10

Makassar, SMAN 13 Makassar di kecamatan manggala kota

makassar.sebagian besar sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan

jasmani milik sendiri meskipun jumlahnya minim.

Hal tersebut dikarenakan hampir semua sekolah belum memiliki

lapangan sepakbola yang bisa digunakan untuk hampir semua kegiatan belajar

mengajarpendidikanjasmani, sehingga hanya memanfaatkan

halaman sekolah yang kurang luas.

Deskripsi data penelitian


Data penelitian diperoleh peneliti melalui pengamatan dilokasi dan

dicatat pada lembar observasi dengan bantuan guru pendidikan jasmani

disetiap sekolah yang dijadikan subjek penelitian. Data yang diperoleh meliputi

jumlah sarana dan prasarana penjas, kondisi (baik/rusak)sarana dan prasarana

penjas serta status kepemilikan (milik sendiri/meminjam/menyewa) sarana dan

prasarana penjas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan sarana dan

prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki oleh masing-masing

SMAN 12 makassar, SMAN 10 Makassar , SMAN 13 Makassar,dikecamatan

manggala kota makassar. Berikut ini rincian hasil mengolahan data yang telah

dilakukan dengan bantuan Exel

48
Deskripsi hasil penelitian sarana dan prasarana pendidikan jasmani di
SMAN 12 Makassar
Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan sarana dan prasarana

pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan di SMAN 12 Makassar telah

didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.2 Sarana Dan Prasarana bola voli,sepak bola,bola basket


Pendidikan jasmani di SMAN 12 Makassar
Penggunaan
Nama Sarpras Penjas Jumlah
Layak Tidak Layak

Bola Voli 9 6 15

Net Voli 1 0 1
Bola Voli
Tiang Net Voli 0 0 0

Lapangan Voli 0 0 0

Bola Sepak 2 4 6

Tiang Gawang 2 0 2
Sepak Bola
Lapangan Sepak

Bola 0 0 0

Bola Basket 8 11 19

Bola Basket Ring basket 2 2 4

Lapangan Basket 1 0 1

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap sarana dan prasarana

pendidikan jasmani yang dimiliki di sekolah SMAN 12 Makassar yakni

sebagai berikut:

49
Bola voli dengan jumlah 15, yang layak pakai sebanyak 9 sedangkan yang tidak
layak dipakai sebanyak 6, net sebanyak 1 buah yang layak pakai, sedangkan yang
tidak tersedia yakni lapangan dan net bola voli
Sepak bola, Bola sepak sebanyak 5, yang layak pakai sebanyak 2 sedangkan yang
tidak layak pakai sebanyak 3. Selanjutnya tiang gawang sebanyak 2 yang layak
pakai.
Bola Basket dengan jumlah 19, yang layak pakai sebanyak 8 sedangkan yang
tidak layak pakai sebanyak 11, ring basket berjumlah 4 item dengan keterangan 2
yang layak pakai dan 2 yang tidak layak pakai, kemudian lapangan bola basket
berjumlah 1
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana bulutangkis,tenis meja,sepak takraw dan kasti
pendidikanjasmani di SMAN 12 Makassar
Net Bulutangkis 1 0 1

Tiang Net Bulutangkis 0 0 0

Bulutangkis Raket Bulutangkis 9 0 9

Lapangan Bulutangkis 0 0 0

Shuttelecock 24 0 24

Meja Tenis 1 0 1

Bad 3 4 7
Tenis Meja
Bola Tenis Meja 25 0 25

Net Tenis Meja 0 1 1

Bola Takraw 0 0 0

Net Takraw 0 0 0
Sepak Takraw
Tiang Net Takraw 0 0 0

Lapangan Takraw 0 0 0

Kasti Bola Kasti 0 0 0

Pemukul Kasti 0 0 0

Keset Kasti 0 0 0

Pancang Kasti 0 0 0

50
Lapangan Kasti 0 0 0

Bulutangkis, net bulutangkis sebanyak 1 item dengan status layak pakai, raket
bulutangkis yang berjumlah 9 dimana yang layak pakai sebanyak 9 dan yang tidak
layak pakai sebanya 0, shuttlecock yang layak pakai sebanyak 24 dan yang tidak
layak pakai sebanyak 0
Tenis Meja, keberadaan Meja tenis sebanyak 1 item, bad yang layak pakai 3 dan
yang tidak layak pakai sebanyak 4, selanjutnya bola tenis meja yang layak pakai
sebanyak 25, net tenis meja 1 namun tidak layak di pakai
Tabel 4.4 Sarana Dan Prasarana lari,lompat,lempar,senam
Pendidikan jasmani di SMAN 12 Makassar
Lintasan Lari/start block 2 1 3

Lari Tongkat Estafet 0 0 0

Gawang Kecil 0 0 0

Lintasan Awalan 0 0 0

Bak Lompat Jauh 0 0 0

Lompat Tiang Lompat Jauh 0 0 0

Tiang Lompat Tinggi 2 1 3

Penyangga 0 0 0

Lempar Cakram Pa/Pi 0 0 0

Lempar Peluru Pa/Pi 5 0 5

Lempar Lembing Pa/Pi 8 0 8

Matras 16 0 16

Senam Tape Recorder 0 0 0

Kaset Senam 0 0 0

Lintasan lari/star block yang lapak pakai 2 yang tidak layak 2

51
Tiang lompat tinggi 2 yang layak pakai dan 1 yang tidak layak pakai
Peluru yang layak pakai sebanyak 5 dan yang tidak layak 0
Lempar lembing yang layak pakai berjumlah 8
Matras yang layak pakai sebanyak 16
Beberapa sarana dan prasarana yang memang tidak tersedia, seperti

lapangan sepak bola, lapangan permainan kasti, lapangan bulutangkis,

lapangan takraw, bola sepak takraw serta sarana dan prasarana untuk atletik

seperti bak lompat jauh. Total sarana dan prasarana pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan di SMA Negeri 12 Makassar yakni 151.

Tabel 4.5 Pengkategorian Sarana Dan Prasarana lari,lompat,lempar,senam


Pendidikan jasmani di SMAN 12 Makassar
Sarana Dan Prasarana Penjas SMA 12 Makassar

Kategori Interval Frekuensi %

Baik X ≥11 5 12

Cukup – 3≤ X < 11 14 33

Kurang X< -3 23 55

Total 42 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah ketersedian sarana

dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah SMA

Negeri 12 Makassar Dengan frekuensi 5 dalam kategori baik, dengan

presentase 12%, frekuensi 14 dalam kategori cukup dengan presentase 33%,

frekuensi 23 dengan kategori kurang dengan presentase 55%.

Deskripsi hasil penelitian sarana dan prasarana pendidikan jasmani di


SMAN 13 Makassar

52
Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan sarana dan prasarana

pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan di SMAN 13 Makassar telah

didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6 Sarana Dan Prasarana Bola voli, bola basket, sepak bola pendidikan
jasmani di SMAN 13 Makassar

Penggunaan

Nama Sarpras Penjas Jumlah


Laya
Tidak Layak
k

Bola Voli 10 2 12

Net Voli 1 0 1
Bola Voli
Tiang Net Voli 0 0 0

Lapangan Voli 1 0 1

Bola Sepak 5 2 7

Sepak Bola Tiang Gawang 0 0 0

Lapangan Sepak Bola 0 0 0

Bola Basket 3 3 6

Bola Basket Ring basket 0 0 0

Lapangan Basket 0 0 0

53
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap sarana dan prasarana pendidikan

jasmani yang dimiliki di sekolah SMAN 13 Makassar yakni sebagai berikut:

Bola voli dengan jumlah 12, yang layak pakai sebanyak 10 sedangkan yang tidak
layak dipakai sebanyak 2, net sebanyak 1 buah yang layak pakai, sedangkan yang
tidak tersedia yakni lapangan dan net bola voli
Sepak bola, Bola sepak sebanyak 7, yang layak pakai sebanyak 5 sedangkan yang
tidak layak pakai sebanyak 2. Selanjutnya tiang gawang sebanyak 0 yang layak
pakai.
Bola Basket dengan jumlah 6, yang layak pakai sebanyak 3 sedangkan yang tidak
layak pakai sebanyak 3, ring basket berjumlah 0 item dengan keterangan 0 yang
layak pakai dan 0 yang tidak layak pakai
Tabel 4.7 Sarana Dan Prasarana Bulutangkis, Tenis meja Sepak Takraw
pendidikan jasmani di SMAN 13 Makassar
Net Bulutangkis 1 0 1

Tiang Net Bulutangkis 0 0 0

Bulutangkis Raket Bulutangkis 0 0 0

Lapangan Bulutangkis 0 0 0

Shuttelecock 0 0 0

Meja Tenis 1 1 2

Bad 20 3 23
Tenis Meja
Bola Tenis Meja 25 0 25

Net Tenis Meja 1 0 1

Bola Takraw 2 0 2

Net Takraw 1 0 1
Sepak Takraw
Tiang Net Takraw 0 0 0

Lapangan Takraw 1 0 1

54
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap sarana dan prasarana

pendidikan jasmani yang dimiliki di sekolah SMAN 13 Makassar yakni

sebagai berikut:

Bulutangkis, net bulutangkis sebanyak 1 item dengan status layak pakai, 1 dan
yang tidak layak 1
Tenis Meja, keberadaan Meja tenis sebanyak 2 item, bad yang layak pakai 1 dan
yang tidak layak pakai sebanyak 1, selanjutnya bola tenis meja yang layak pakai
sebanyak 25, net tenis meja 2 namun tidak layak di pakaiai 1 dan yang layak 1
Sepak Takraw, net 1 yang layak dan tersedia lapangan sepak takraw
Tabel 4.8 Sarana Dan Prasarana Kasti, atletik, senam pendidikan jasmani di
SMAN 13 Makassar

Bola Kasti 0 0 0
Pemukul Kasti 0 0 0

Keset Kasti 0 0 0
Kasti
Pancang Kasti 0 0 0

Lapangan Kasti 0 0 0

Lintasan Lari/start block 0 0 0

Lari Tongkat Estafet 0 0 0

Gawang Kecil 0 0 0

Lompat Lintasan Awalan 0 0 0

Bak Lompat Jauh 0 0 0

Tiang Lompat Jauh 0 0 0

Tiang Lompat Tinggi 0 0 0

Penyangga 0 0 0

55
Lempar Cakram Pa/Pi 4 0 4

Lempar Peluru Pa/Pi 4 2 6

Lempar Lembing Pa/Pi 7 1 8

Matras 2 0 2

Senam Tape Recorder 0 0 0

Kaset Senam 0 0 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap sarana dan prasarana

pendidikan jasmani yang dimiliki di sekolah SMAN 13 Makassar yakni sebagai

berikut:

Lempar cakram yang layak berjumlah 4


Peluru yang layak berjumlah 4
Lempar lembing yang layak pakai berjumlah 7
Matras yang layak pakai sebanyak 2
Total sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di

SMA Negeri 13 Makassar yakni 103

Tabel 4.9 Pengkategorian Sarana Dan Prasarana Kasti, atletik, senam


pendidikan jasmani di SMAN 13 Makassar
Sarana Dan Prasarana Penjas SMA 13 Makassar

Kategori Interval Frekuensi %

Baik X ≥8 3 7

56
Cukup – 3≤ X < 8 14 33

Kurang X< -3 25 60

Total 42 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah ketersedian sarana dan

prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah SMA Negeri 13

Makassar Dengan frekuensi 3 dalam kategori baik, dengan presentase 7%,

frekuensi 14 dalam kategori cukup dengan presentase 33%, frekuensi 25 dengan

kategori kurang dengan presentase 60%.

Deskripsi hasil penelitian sarana dan prasarana pendidikan jasmani di


SMAN 10 Makassar
Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan sarana dan prasarana

pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan di SMAN 10 Makassar telah

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10 Sarana Dan Prasarana Bola voli, bola basket, sepak bola pendidikan
jasmani di SMAN 10 Makassar
Penggunaan
Nama Sarpras Penjas Jumlah
Layak Tidak Layak

Bola Voli 10 5 15

Net Voli 1 0 1
Bola Voli
Tiang Net Voli 1 0 1

Lapangan Voli 1 0 1

Sepak Bola Bola Sepak 5 0 5

Tiang Gawang 2 0 2

57
Lapangan Sepak Bola 1 0 1

Bola Basket 8 2 10

Bola Basket Ring basket 2 2 4

Lapangan Basket 1 0 1

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap sarana dan prasarana

pendidikan jasmani yang dimiliki di sekolah SMAN 10 Makassar yakni sebagai

berikut:

Bola voli dengan jumlah 15 yang layak pakai dan tidak layak pakai sebanyak 5,
net sebanyak 1 buah yang layak pakai, tiang net voli sebanyak 1 item sedangkan
lapangan sebanyak 1
Sepak bola, Bola sepak sebanyak 5, yang layak pakai sebanyak 5 Selanjutnya
tiang gawang sebanyak 2 yang layak pakai. Dan lapangan sepak bola tersedia
Bola Basket dengan jumlah 10, yang layak pakai sebanyak 8 sedangkan yang
tidak layak pakai sebanyak 2, ring basket berjumlah 4 item dengan keterangan 2
yang layak pakai dan 2 yang tidak layak pakai, kemudian lapangan bola basket
berjumlah 1
Tabel 4.11 Sarana Dan Prasarana Bola voli, bola basket, sepak bola, kasti
pendidikan jasmani di SMAN 10 Makassar
Net Bulutangkis 1 0 1

Tiang Net Bulutangkis 0 0 0

Bulutangkis Raket Bulutangkis 8 2 10

Lapangan Bulutangkis 0 0 0

Shuttelecock 7 5 12

Tenis Meja Meja Tenis 1 0 1

Bad 10 0 10

Bola Tenis Meja 25 0 25

58
Net Tenis Meja 1 0 1

Bola Takraw 0 0 0

Sepak Net Takraw 0 0 0

Takraw Tiang Net Takraw 0 0 0

Lapangan Takraw 0 0 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap sarana dan prasarana

pendidikan jasmani yang dimiliki di sekolah SMAN 10 Makassar yakni

sebagai berikut:

Bulutangkis, net bulutangkis sebanyak 1 item dengan status layak pakai, 1,


jumlah raket sebanyak 8 yang layak pakai dan 2 yang tidak layak pakai,
shuttlecock 7 yang layak dan 5 yang tidak layak
Tenis Meja, keberadaan Meja tenis sebanyak 1 item, bad yang layak pakai 10,
selanjutnya bola tenis meja yang layak pakai sebanyak 25, net tenis 1
Pada sarana dan prasarana sepak takraw dan kasti di SMA Negeri 10

Makassar tidak tersedia.

Tabel 4.12 Sarana Dan Prasarana Kasti, atletik, senam


pendidikan jasmani di SMAN 10 Makassar
Bola Kasti 0 0 0

Pemukul Kasti 0 0 0

Kasti Keset Kasti 0 0 0

Pancang Kasti 0 0 0

Lapangan Kasti 0 0 0

Lari Lintasan Lari/start 2 0 2

block

59
Tongkat Estafet 2 0 2

Gawang Kecil 0 0 0

Lintasan Awalan 0 0 0

Bak Lompat Jauh 0 0 0

Tiang Lompat Jauh 0 0 0


Lompat
Tiang Lompat

Tinggi 2 0 2

Penyangga 0 0 0

Lempar Cakram

Pa/Pi 0 0 0

Lempar
Peluru Pa/Pi 4 0 4

Lempar Lembing

Pa/Pi 8 2 10

Matras 12 0 12

Tape Recorder 0 0 0
Senam

Kaset Senam 0 0 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap sarana dan prasarana

pendidikan jasmani yang dimiliki di sekolah SMAN 10 Makassar yakni

sebagai berikut:

Peluru yang layak berjumlah 4


Lempar lembing yang layak pakai sebanyak 8 dan 2 yang tidak layak pakai

60
Matras yang layak pakai sebanyak 12.
Sedang sarana dan prasarana yang tidak tersedia yakni cakram, tape recorder dan
kaset senam
Total sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan di SMA Negeri 10 Makassar yakni 133

Tabel 4.13 Sarana Dan Prasarana Kasti, atletik, senam


pendidikan jasmani di SMAN 10 Makassar
Sarana Dan Prasarana Penjas SMA 10 Makassar
Kategori Interval Frekuensi %
Baik X ≥9 8 19
Cukup – 2≤ X < 9 15 36
Kurang X< -2 19 45
Total 42 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah ketersedian sarana

dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah SMA

Negeri 10 Makassar Dengan frekuensi 8 dalam kategori baik, dengan

presentase 19%, frekuensi 15 dalam kategori cukup dengan presentase 36%,

frekuensi 19 dengan kategori kurang dengan presentase 45%. Berdasarkan

uraian data hasil penelitian mengenai keadaan sarana dan prasarana di SMAN

10 Makassar, SMAN 12 Makassar Serta SMAN 13 Makassar selanjutnya di

kategorikan guna mendapatkan sebuah kesimpulan. maka dapat dikategorikan

dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.14 Sarana Dan Prasarana Kasti, atletik, senam


pendidikan jasmani di SMAN 10 Makassar
Pengkategorian Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani

No Nama Sekolah Interval Frekuens Jumlah Kategori

61
i

1 SMAN 10 Makassar X ≥ 153 1 133 Cukup

2 SMAN 13 Makassar 105 ≤ X 153 1 103 Kurang

3 SMAN 12 Makassar X < 105 1 151 Cukup

Total 3 387

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa keadaan sarana dan prasarana

Pendidikan jasmani di SMAN 10 Makassar masuk dalam kategori cukup lengkap,

SMAN 12 Makassar dalam kategori cukup lengkap keadaan sarana dan prasarana

Pendidikan jasmani , dan SMAN 13 Makassar keadaan sarana dan prasarana

Pendidikan jasmani masuk dalam kategori kurang lengkap

B. Pembahasan

Sarana dan prasarana merupakan unsur yang sangat membantu dalam proses

belajar mengajar pendidikan jasmani. Sarana dan prasarana mempunyai peranan

penting sebagai alat yang sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan belajar dan

hasil yang lebih baik. Apabila sarana dan prasarana itu ada , maka proses belajar

mengajar menjadi lebih efektif.

Sebagai salah satu mata pelajaran yang didalamnya dominan praktek sebagai

aspek penilaian maka sarana dan prasarana sangat berpengaruh dan merupakan

sebuah kesatuan yang sama dan tidak dapat dipisahkan. Karena dalam melakukan

tugas mengajarnya guru berusaha untuk menciptakan situasi belajar yang

memungkinkan siswa dapat dapat belajar, memotivasi, mengajukan bahan ajar,

serta menggunakan metode dan media yang telah disiapkan. Maka apabila sarana

62
dan prasarana itu tersedia peranan sarana dan prasarana bukan hanya

memperlancar tetapi dapat pula memberi peluang kepada siswa untuk

pengulangan latihan lebih banyak, meningkatkan semangat siswa untuk mampu

meningkatkan kesegaran jasmaninya.

Untuk memenuhi kelengkapan sarana dan prasarana tersebut dapat dilakukan

sendiri oleh pihak sekolah maupun melalui bantuan dari pihak-pihak lain. Agar

dapat mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga tersebut lengkap sesuai dengan tuntutan kurikulum,maka

diperlukan sebuah analisis kelengkapan sarana dan prasarana tersebut.

Apa bila merujuk pada data penelitian ketersediaan sarana dan prasarana

pendidikan jasmani olahraga disetiap SMA di kecamatan manggala tersebut, maka

dapat dikatakan jumlah sarana dan prasarana yang ada saat ini cukup lengkap

untuk beberapa sekolah. Setiap cabang olahraga yang dipelajari memiliki

keterbatasan pada prasarananya, kurangnya lahan untuk di jadikan lapangan

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran itu.

Kurangnya sarana dan prasarana ini juga mempengaruhi prestasi olahraga

yang ingin di raih oleh setiap sekolah, karena keterbatasan sarana dan prasarana

tersebut dapat menjadi penghambat siswa yang ingin mengasah keterampilan

dalam bidang olahraga terutama untuk meraih prestasi tersebut menjadi satu

kendala, sekolah-sekolah tersebut hanya dapat bersaing untuk ivent yang

diadakan di daerah lokal saja sedangkan untuk dapat melanjutkan keluar luar

63
daerah sekolah itu susah untuk bersaing dengan sekolah-sekolah yang memiliki

sarana dan prasarana yang memadai.

Sarana dan prasaran merupakan bagian yang sangat dibutuhkan dan memiliki

pengaruh yang besar di dalam proses pembelajaran, karena pemanfaatan sarana

dan prasarana tersebut pembelajaran dapat berlangsung efektif. Dalam suatu

pembelajaran pendidikan mempunyai standar nasional pendidikan dan tujuan

pendidikan, maka sarana dan prasarana menjadi suatu keharusan sebagai

penunjang untuk mencapai tujuan tersebut.

Sesuai dengan pemanfaatan sarana dan prasarana, dari hasil peneliti ini

diketahui bahwa salah satu keterbatasan pembelajaran pendidikan jasmani

olahraga di setiap SMA negri se-kecamatan manggala yaitu lapangan yang

memadai masih belum dimiliki

Pada keterbatasan lapangan olahraga tersebut dapat di minimalisir oleh guru

olahraga dengan memanfaatkan lapangan olahraga yang ada di luar lingkungan

sekolah untuk pembelajaran yang bersifat praktek dan penilaian. Lapangan

olahraga yang ada dilingkungan sekolah hanya digunakan untuk olahraga tertentu

saja atau sesuai dengan cabang olahraganya saja, sedangkan untuk pembelajaran

yang mengharuskan menggunakan lahan yang luas guru olahraga mengharuskan

siswa tersebut kelapangan yang ada diluar lingkungan sekolah.

Serta sebagian guru olahraga SMA negri di kecamatan manggala juga cukup

kreatif dalam memanfaatkan prasarana yang ada diluar lingkungan sekolah dan

membuat alat-alat modifikasi olahraga. Mereka memanfaatkan alat olahraga yang

64
rusak tersebut kemudian dimodifikasi sehingga dapat digunakan kembali untuk

melengkapi alat olahraga yang belum ada atau menambahkan alat yang telah ada.

Sehingga pembelajaran pendidikan jasmani bisa dilaksanakan menggunakan alat-

alat modifikasi lapangan yang memadai.

Alat-alat modifikasi yang dibuat digunakan untuk cabang olahraga seperti

permainan bola kecil dan atletik dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana.

Sebagai contoh alat modifikasi untuk permainan bola kecil dan atletik yaitu

memukul dari batang kayu, tongkat estafet juga dari batang kayu yang ukurannya

disesuaikan, serta pemanfaatan sarana yang rusak kemudian diperbaiki sehingga

dapat digunakan lagi.

Dalam lingkup pendidikan memanglah penting dengan adanya sarana dan

prasarana yang terpenuhi, karena sarana dan prasaran menjadi faktor yang sangat

berperan dalam kelancaran proses belajar mengajar. Tetapi untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, penentuan sarana dan prasarana memang harus

memperhatikan distribusi dan komposisi,jumlah, jenis dan kualitas agar dapat

berhasil guna dan berdaya guna. Dalam kreatifitas seorang guru untuk

memodifikasi alat olahraga dan memanfaatkan prasarana yang ada diluar

lingkungan sekolah salah satu hal yang berguna untuk meminimalisir

permasalahan yang ada dalam ruang lingkup pendidikan jasmani, hal ini juga

bagian dari perencanaan dengan mempertimbangkan kebutuhan.

Kurikulum pendidikan menyebutkan bahwa dalam pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga siswa dituntut untuk berperan aktif dan bisa melakukan praktek

65
beberapa cabang olahraga, diantaranya atletik, permainan , dan aktivitas ritmik.

Dengan memanfaatkan alat-alat modifikasi tersebut sebagai pelengkap kegiatan

pembelajaran, maka pembelajaran tersebut dapat berjalan sebagai mana mestinya

dan secara terencana.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan sarana dan prasarana

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga pada SMAN di kecamatan manggala

dapat disimpulkan sebagai berikut.

Kelengkapan sarana dan prasarana tiap-tiap sekolah pada tiap cabang olahraga
masuk dalam kategori cukup lengkap. Hal ini dikarenakan kondisi sekolah yang
berbeda-beda serta fasilitas yang ada diluar lingkungan sekolah juga menjadi
faktor pendukung karena dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Guru mata pelajaran tersebut juga telah mampu melakukan inovasi dengan
memodifikasi alat-alat olahraga, dengan melengkapi alat-alat olahraga,baik yang
sudah rusak maupun menambahkan yang telah ada, sehinggah jumlah sarana
tersebut bertambah dan tidak menyiakan peralatan olahraga yang telah rusak
melainkan di fungsikan kembali melalui modifikasi alat-alat olahraga sebagai
bahan yang digunakan dalam pembelajaran.
B. Saran

Adapun saran yang bisa disampaikan terkait dengan hasil penelitian ini ialah

sebagai berikut.

Diharapkan kepata tiap-tiap sekolah untuk lebih memperhatikan standar


kelengkapan sarana dan prasarananya yang minimal, serta diharapkan pada guru
mata pelajaran tersebut untuk lebih memperhatikan perawatan peralatan olahraga
agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, serta dapat memperhatikan
kelengkapan dan kondisi peralatannya.

66
Guru mata pelajaran juga harus memberikan pemahaman terhadap siswa terkait
perawatan peralatan agar tidak disalah gunakan.

67
DAFTAR PUSTAKA

Abduh I. 2016. Pengingkatan Pembelajaran Pasing Bawah Bola Voly Melalui

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instructions) Pada Siswa Kelas

V SDN No 1 Pesuka Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi. Volume 4

No. 1, 2337-4535.

Agus S. Suryobroto.(2004). Diklat Kuliah Sarana Dan Prasarana.

Andri Tri Pratomo.(2013). Survei Sarana Dan Prasarana Pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Pada Sekolah

Menengah Pertama Negeri Se-Kota Purbalingga Tahun 2012.

Barnawi Dan Arifin. 2012. Kinerja Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Cakrawijaya, muhammad janwar. (2021). Survei Minat Siswa Dalam

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Survey of Student ’ S Interest in

Educational Physical Sport and Health Learning in Class Xi Students

At Sma Negeri12 Makassar. 1(2), 9–15.

68
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. KTSP: Standar Kompetensi Dan

Kompetensi Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Ferawati. (2020). JPJ (Jurnal Pendidikan Jasmani) Vol. 1, No.2, Desember 2020.

1(2), 73–79.

Giriwijoyo Dan Sidik. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Husdarta, H.J.S. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Kristiyandaru, Advendi. 2010. Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.

Surabaya: Unesa University Press.

Kusfianto, W.F, 2010. Studi Tentang Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani

Di SMA Negeri Se-Kota Malang. Sripsi Tidak Diterbitkan.

Malang:UM.Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No.24 Tahun 2007. Standar Sarana Dan Prasarana

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Sudarmono, Martin. 2013. “Pengembangan Permainan Bavos Untuk

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Siswa

Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal Of Physical Education And Sport.

Vol 2 (1) Tahun 2013:Hal 175-180.

Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif. Kuantitatif Dan R&D. Bandung

Afabeta.

69
Suryobroto. 2004. Diklat Mata Kuliah Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Jasmani. Yogyakarta: Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Suhardianto, Ismail, A., & Irfan, I. (2021). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan

Kesehatan Pada the Survey of Student ’ Learning Motivation in

Learning Sports Physical Education and Health for Class Xi Students of

Sma Negeri 4 North Toraja. Kapasa, 1(5), 36–43.

Tomoliyus. 2010. Panduan Kepelatihan Sekolah Dasar. Makalah. Yogyakarta.

FIK UNY.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(Online),(Https://Portal.Mahkamahkonstitusi.Go.Id/Elaw/Mg58ufsc89h

rsg/Uu32005.Pdf), Diakses 12 April 2017.

Winarto. 2013. Metologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang:

UMPRESS.

Peraturan Daerah Kabupaten Majene No.10 Tentang System Keolahragahan

Tahun 2014.

70
Lampiran 1 Lembar Observasi

Lembar Observasi

MATERI SARANA DAN PENGGUNAAN

PENJAS PRASARANA JUML


LAY TIDAK
AH
AK LAYAK

71
PERMAINAN DAN OLAHRAGA

BOLA BOLA

VOLLY
NET

TIANG NET

LAPANGAN

SEPAK BOLA

BOLA
TIANG GAWANG

LAPANGAN

BOLA BOLA

BASKET
RING BASKET

LAPANGAN

BULU SHUTTLECOCK

TANGKIS
NET

TIANG NET

RAKET

LAPANGAN

TENNIS BAD

MEJA
BOLA

72
NET

LAPANGAN

SEPAK BOLA

TAKRAW
NET

TIANG NET

LAPANGAN

KASTI, BOLA KASTI

ROUNDER
PEMUKUL
S,
KESET
KIPPERS

PANCANG

LAPANGAN

ATLETIK

LARI LINTASAN

TONGKAT

ESTAFET

GAWANG KECIL

LOMPAT LINTASAN

AWALAN

73
BAK LOMPAT

JAUH

TIANG LOMPAT

JAUH

TIANG LOMPAT

TINGGI

PENYANGGA

LEMPAR CAKRAM PA/PI

PELURU PA/PI

LEMBING PA/PI

SENAM MATRAS

TAPE RECODER

KASAT SENAM

74
Instrumen yang digunakan sebagai pengukuran kelengkapan sarana dan

prasarana pendidikan jasmani di sekolah

Rumus Pengkategorian

Interval Kriteria

X ≥ M + 1 SD Baik

M – 1SD ≤ X < M + 1 SD Cukup

X < M – 1 SD Kurang

Sumber: B. Syarifudin (2010: 113)

Keterangan: X = Skor

M = Mean Hitung

75
SD = Standar Deviasi Hitung

Hasil klasifikasi data penelitian kemudian dideskripsikan ke dalam analisis

persentase dengan formula sebagai berikut:

P = F/N

Keterangan: P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah

Sumber: Anas Sudijono (1995: 40)

Lampiran 2. Data Sarana Dan Prasaran Penjas SMAN Se-Kec. Manggala

76
77
SMA 13 Makassar
Penggunaan
Nama Sarpras Penjas Jumlah Kategori
Layak Tidak Layak
Bola Voli 10 2 12 Baik
Net Voli 1 0 1 Cukup
Bola Voli
Tiang Net Voli 0 0 0 Kurang
Lapangan Voli 1 0 1 Cukup
Bola Sepak 5 2 7 Cukup
Sepak Bola Tiang Gawang 0 0 0 Kurang
Lapangan Sepak Bola 0 0 0 Kurang
Bola Basket 3 3 6 Cukup
Bola Basket Ring basket 0 0 0 Kurang
Lapangan Basket 0 0 0 Kurang
Net Bulutangkis 1 0 1 Cukup
Tiang Net Bulutangkis 0 0 0 Kurang
Bulutangkis Raket Bulutangkis 0 0 0 Kurang
Lapangan Bulutangkis 0 0 0 Kurang
Shuttelecock 0 0 0 Kurang
Meja Tenis 1 1 2 Cukup
Bad 20 3 23 Baik
Tenis Meja
Bola Tenis Meja 25 0 25 Baik
Net Tenis Meja 1 0 1 Cukup
Bola Takraw 2 0 2 Cukup
Net Takraw 1 0 1 Cukup
Sepak Takraw
Tiang Net Takraw 0 0 0 Kurang
Lapangan Takraw 1 0 1 Cukup
Bola Kasti 0 0 0 Kurang
Pemukul Kasti 0 0 0 Kurang
Kasti Keset Kasti 0 0 0 Kurang
Pancang Kasti 0 0 0 Kurang
Lapangan Kasti 0 0 0 Kurang
Lintasan Lari/start block 0 0 0 Kurang
Lari Tongkat Estafet 0 0 0 Kurang
Gawang Kecil 0 0 0 Kurang
Lintasan Awalan 0 0 0 Kurang
Bak Lompat Jauh 0 0 0 Kurang
Lompat Tiang Lompat Jauh 0 0 0 Kurang
Tiang Lompat Tinggi 0 0 0 Kurang
Penyangga 0 0 0 Kurang
Lempar Cakram Pa/Pi 4 0 4 Cukup
Lempar Peluru Pa/Pi 4 2 6 Cukup
Lempar Lembing Pa/Pi 7 1 8 Cukup
Matras 2 0 2 Cukup
Senam Tape Recorder 0 0 0 Kurang
Kaset Senam 0 0 0 Kurang
Total 89 14 103

78
SMA 10 Makassar
Penggunaan
Nama Sarpras Penjas Jumlah KATEGORI
Layak Tidak Layak
Bola Voli 10 5 15 Baik
Net Voli 1 0 1 Cukup
Bola Voli
Tiang Net Voli 1 0 1 Cukup
Lapangan Voli 1 0 1 Cukup
Bola Sepak 5 0 5 Cukup
Sepak Bola Tiang Gawang 2 0 2 Cukup
Lapangan Sepak Bola 1 0 1 Cukup
Bola Basket 8 2 10 Baik
Bola Basket Ring basket 2 2 4 Cukup
Lapangan Basket 1 0 1 Cukup
Net Bulutangkis 1 0 1 Cukup
Tiang Net Bulutangkis 0 0 0 Kurang
Bulutangkis Raket Bulutangkis 8 2 10 Baik
Lapangan Bulutangkis 0 0 0 Kurang
Shuttelecock 7 5 12 Baik
Meja Tenis 1 0 1 Cukup
Bad 10 0 10 Baik
Tenis Meja
Bola Tenis Meja 25 0 25 Baik
Net Tenis Meja 1 0 1 Cukup
Bola Takraw 0 0 0 Kurang
Net Takraw 0 0 0 Kurang
Sepak Takraw
Tiang Net Takraw 0 0 0 Kurang
Lapangan Takraw 0 0 0 Kurang
Bola Kasti 0 0 0 Kurang
Pemukul Kasti 0 0 0 Kurang
Kasti Keset Kasti 0 0 0 Kurang
Pancang Kasti 0 0 0 Kurang
Lapangan Kasti 0 0 0 Kurang
Lintasan Lari/start block 2 0 2 Cukup
Lari Tongkat Estafet 2 0 2 Cukup
Gawang Kecil 0 0 0 Kurang
Lintasan Awalan 0 0 0 Kurang
Bak Lompat Jauh 0 0 0 Kurang
Lompat Tiang Lompat Jauh 0 0 0 Kurang
Tiang Lompat Tinggi 2 0 2 Cukup
Penyangga 0 0 0 Kurang
Lempar Cakram Pa/Pi 0 0 0 Kurang
Lempar Peluru Pa/Pi 4 0 4 Cukup
Lempar Lembing Pa/Pi 8 2 10 Baik
Matras 12 0 12 Baik
Senam Tape Recorder 0 0 0 Kurang
Kaset Senam 0 0 0 Kurang
Total 115 18 133

79
Lampiran 3. Pengkategorian

Pengkategorian Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani


No Nama Sekolah Interval
Frekuensi Jumlah Kategori
1 SMAN 10 Makassar X ≥ 153 1 133 Cukup
2 SMAN 13 Makassar 105 ≤ X 153 1 103 Kurang
3 SMAN 12 Makassar X < 105 1 151 Cukup
Total 3 387

Rumus Pengkategorian
Interval Kriteria
X ≥ 153 Baik
105 ≤ X 153 Cukup
X < 105 Kurang

Rumus :

M 129

SD 24

M+1 SD 153

M-1 SD 105

X< M- 1

SD 105

80
Dokumentasi penelitian di SMAN 12 Makassar

81
82
83
84
85
86
Dokumentasi penelitian di SMAN 13 Makassar

87
88
89
90
91
92
Dokumentasi penelitian diSMAN 10 Makassar

93
94
95
96
97
98
Lampiran surat izin penelitian

99
Lampiran surat penanaman modal

100
101
Lampiran surat keterangan meneliti di SMAN 12 Makassar

102
Lampiran surat keterangan meneliti di SMAN 13 Makassar

103
104
Lampiran surat keterangan meneliti di SMAN 10Makassar

105
106

Anda mungkin juga menyukai