Anda di halaman 1dari 32

Tugas Pribadi

Rabu, 10 Maret 2021

MAKALAH
PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN FISIKA
“PENILAIAN BERBASIS KELAS”

Oleh :

Hendra Musfa Dirman (20175020)

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Festiyed, M.S.


Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“penilaian berbasis kelas”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada
nabi Muhammad SAW karena dengan kerasulan beliaulah kita telah dibawa dari
alam yang penuh dengan kejahilan menuju alam yang penuh dengan keimanan
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah pengembangan
assesment pembelajaran fisika Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Fatni
Mufit, S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.

Padang, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusanmasalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan....................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
A. Landasan Agama ............................................................................................. 3
B. Landasan Yuridis ............................................................................................. 4
C. Pengertian dan Tujuan Penilaian Berbasis Kleas ............................................ 5
D. Fungsi dan Jenis Penilaian Berbasis Kelas ...................................................... 6
E. Prinsip- Prinsip Penilaian Berbasis Kelas ...................................................... 7
F. Rambu- Rambu Penilaian Berbasis Kelas ..................................................... 8
G. Taksonomi Bloom dalam Penilaian Kelas...................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN................................... Error! Bookmark not defined.24
A. Matriks Penilaian Berbasis Kelas .............................................................. 24.
B. ImplementasiPenilaian Berbasis Kelas Pada Jurnal .................................... 26
BAB IV PENUTUP ............................................ Error! Bookmark not defined.28
A.Kesimpulan .................................................................................................. 28
B.Saran ....................................................... Error! Bookmark not defined.28
DAFTAR PUSTAKA......................................... Error! Bookmark not defined.29

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sistem pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah dalam
proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu perkembangan sistem
pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013
sudah diterapkan di sekolah-sekolah. Pada kurikulum 2013 peserta didik lebih
dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang
mereka hadapi di sekolah, standar penilaian mengarahkan kepada penilaian
berbasis kompetensi seperti sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
proporsional, pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi dan guru berperan sebagai fasilitator.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan (sains) yang
mempelajari tentang gejala alam. Dengan mempelajari fisika melatih peserta didik
untuk memahami peristiwa-peristiwa gejala alam dan kaitannya dengan ilmu
fisika. Suatu pembelajaran fisika dikatakan berhasil apabla kompetensi yang
diingkan tercapai. Untuk mengetahui apakah komptensi tersebut berhasil atau
tidak maka dibutuhkan sebuah penilaian.
Penilaian merupakan sebuah tolak ukur hasil pencapaian kompetensi
siswa. menurut Permendikbud No.23 Tahun 2016, Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian merupalan hasil dari
proses belajar peserta didik yang telah diolah untuk mengukur hasil dari
pencapaian belajar tersebut. Pada makalah ini akan memaparkan tentang Penilaian
Berbasis Kelas (PBK) yang merupakan salah satu penilaian dalam kurikulum
berbasis kompetensi

1
B. Rumusanmasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apakah pengertian dan tujuan penilaian berbasi kelas
2. Bagaimana fungsi penilaian berbasis kelas?
3. Bagaimana prinsip dan acuan penilaian berbasis kelas?
4. Bagaimana analisis matriks penilaian berbasis kelas?
C. Tujuan penulisan
Tujuan dari studi khusus ini ada dua yaitu:
1. Mengetahui pengertian dan tujuan penilaian berbasis
2. Mengetahui fungsi penilaian berbasis kelas?
3. Menganalisis prinsip dan acuan penilaian berbasis kelas?
4. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan
Asesmen Pembelajaran Fisika pada Program Studi Magister Pendidikan
Fisika Universitas Negeri Padang.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Agama
Mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan
betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus
belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar
mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala
hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai sumber
pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an
dan Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan
keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya,
sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun,
karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga
tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT
melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat-Nya Dalam Al-Qur’an
surat Al-Ankabut ayat 2-3 :

Artinya :“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)


mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?Dan
Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya
dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS : 29:2-3)
Ayat ini menjelaskan setiap manusia selalu diberikan penilaian oleh Allah
SWT dengan memberikan ujian. Ukuran prestasi seorang hamba dimata Allah
SWT diantaranya adalah membedakan hamba yang keimanannya dusta dengan
yang benar-benar beriman. Penilaian dalam dalam pembelajaran fisika itu adalah
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Peserta didik mana yang

3
benar-benar menguasai kompetensi dan mana yang perlu diremedial. Sejalan
dengan Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 22-24:

Artinya : “Kepada para malaikat diperintahkan, kumpulkanlah orang-orang


yang dzalim beserta teman sejawat merekadan sembah-sembahan yangselalu
mereka sembah selain Allah. Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke
neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian karena mereka
sesungguhnya mereka akan ditanya dimintai pertanggungjawaban.” (QS.
AS-Shaffat: 22-24)
Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai
pertanggung jawaban atas perbuatan mereka selama di dunia. Allah SWT dengan
kuasanyamudah bagi-Nya untuk memeriksa amalan hambaNya selama hidup di
dunia.
B. Landasan Yuridis
Peraturan Menteri Pendidikan dan KebuKurikulum 2013 dikembangkan
untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua tentang Standar Nasional Pendidikan.

4
3. Peraturan Mendiknas. Nomor: 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional Penilaian Pendidikan.
“Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar
penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional; Standar penilaian
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
Penilaian dapat berupa ulangan dan atau ujian. Salah satu bentuk asesmen
yang biasa digunakan dalam evaluasi mata pelajaran IPA adalah asesmen
esai Prinsip Penilaian (Sahih, Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka,
Menyeluruh dan berkesinambungan, Sistematis, Beracuan Kriteria, dan
Akuntabel).”
C. Pengertian dan Tujuan Penilaian Berbasis Kelas
Pada kurikulum Tahun 2004 di kenal sistem penilaian yang disebut Sistem
Penilaian Berrbasis Kelas (PBK) yang diantaranya memiliki komponen-
komponen produk, kinerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil).
Penilaian Berbasis Kelas merupakan salah satu penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensiyang dapat digunakan guru untuk mengumpulkan feedback seawal dan
sesering meungkin. Menurut Festiyed (2017)PBK itu sendiri pada dasarnya
merupakan kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio),
hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis
(paper and pen). Sejalan dengan hal tersebut, menurut Angelo (2003), classroom
assessment is a teaching approach and a set of techniques you can use to better
understand haw well your student are learning. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penilaian berbasis kelas merupakan penilaian yang dilakukan guru
terhadap siswanya untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran

5
Dalam PBK kemampuan siswa tidak hanya diukur aspek kognitifnya saja
melainkan juga psikomotornya, bukan hanya pengetahuannya juga ketrampilan
melakukan percobaan.Penilaian berbasis kelas mempunyai tujuan
1. informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individu dalam
mencapai tujuan belajar dengan kegiatan belajar yang dilakukannya
2. informasi yang didapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih
lanjut baik terhadap masing-masing siswa mapun terhadap siswa secara
keseluruhan
3. informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan untuk
melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman atau pengayaan
4. Motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuannya dan merancangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau
perbaikan
Jadi tujuan penilaian berbasis kelas dapat disimpulkan sebagai informasi
dan motivasi bagi siswa untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Sehingga bisa
dijadikan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan diri sendiri.

D. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


Menurut Festiyed (2017) penilaian berbasis kelas memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta
didik memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian
maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu
pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau
pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan
perkembangan peserta didik.

6
Adapun fungsi penilaian berbasis kelas bagi siswa dan guru menurut hosna
dkk yaitu:
1. menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik menguasai suatu
kompetensi
2. mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta
didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya
baik untuk pemilihan program, pengembangang dll.
3. Menentukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu
guru
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran, Sehingga
penilaian berbasis kelas memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi
siswa dan guru. Bagi guru dapat dijadikan sebagai acuan berhasil atau
tidaknya proses pembelajaran. Sedangkan bagi siswa dapat dijadikan
sebagai tolak ukur kemampuan diri sendiri

E. Prinsip-prinsip Penilaian Kelas


1. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan
alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya indikator ”
mempraktikkan gerak dasar jalan..”,
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable
dan menjamin konsistensi.
3. Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain
yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan
beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik,
sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
4. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun
waktu tertentu.
5. Obyektif
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus
adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

7
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas
belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara
optimal
F. Rambu-Rambu Penilaian Kelas
Dalam melaksanakan penilaian di Kelas, guru perlu mengetahui beberapa
rambu-rambu dalam pelaksanaan penilaian, ini sangat penting karena dapat
menjadi acuan dalam proses penilaian, rambu-rambu tersebut diantaranya:
1. Memandang penilaian dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu
2. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian
sebagai cermin diri
3. Melakukan berbagai strategi penilaian dalam program pengajaran untuk
menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik
4. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik
5. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi
dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik
6. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi yaitu dengan cara
penialaian unjuk kerja, sikap, tertulis, proyek, produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri, serta
7. Mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran selektif mungkin.
G. Taksonomi Bloom dalam Penilaian Kelas
1. Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan
pendidikan.Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun
1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,
kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang
lebih rinci berdasarkan hirarkinya
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl
dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar
sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan

8
pada tahun 2001 dengan nama revisi taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan
pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:
a) Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
b) Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level
masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar
terletak pada level 5 dan 6. Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
2) Level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
3) Level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
4) Level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
5) Level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
6) Level 6, evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai) (Utari, 2013).
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri
dari enam level: remembering(mengingat), understanding(memahami), applying
(menerapkan),analyzing (menganalisis, mengurai),evaluating (menilai) dan
creating(mencipta). Revisi Krathwohl ini seringdigunakan dalam merumuskan
tujuanbelajar yang sering kita kenal denganistilah C1 sampai dengan C6.
Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah) merupakan
Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order
Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan piramida di atas, secara logika
adalah sebagai berikut:
a) Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya
terlebih dahulu
b) Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
c) Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu
d) Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu

9
e) Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.
Beberapa kritik dilemparkan kepada penggambaran piramida ini.Ada yang
beranggapan bahwa semua kegiatan tidak selalu harus melewati tahap yang
berurutan. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung
kreasi tiap orang. Namun demikian, memang diakui bahwa pentahapan itu
sebenarnya cocok untuk proses pembelajaran yang terintegrasi.
Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat
perhatian.Skill menekankan aspek psikomotorik yang membutuhkan koordinasi
jasmani sehingga lebih tepat dipraktekkan bukan dipelajari. Attitude juga
merupakan faktor yang sulit diubah selama proses pembelajaran karena attitude
terbentuk sejak lahir. Mungkin itulah alasan mengapa revisi baru dilakukan pada
ranah kognitif yang difokuskan pada knowledge.
2. Perubahan Taksonomi Bloom
Bila diperhatikan pada dimensi proses kognitif maka tetap, terdapat 6
tingkatan yang serupa dengan 6 tingkatan dari Bloom, tetapi ada perubahan pada
tingkatan pertama (C1) yang “pecah menjadi dua” dan memunculkan dimensi
pengetahuan, dan aspek kata kerja. Selain itu, terjadi perubahan pada C5 dan C6,
yakni C5 menjadi evaluate atau “mengevaluasi” dan C6 menjadi create atau
“menciptakan”Penggunaan dimensi itu memperjelas adanya taksonomi belajar,
mengajar dan asesmen. Jadi tidak lagi taksonomi tujuan pendidikan.

10
Tabel 1Perhatikan skema Taksonomi Belajar,Mengajar dan Asessmen berikut ini.

Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif (K)


(P)
1)Mengingat 2)Mengerti 3)Mengaplikasikan 4)Menganalis 5)Mengevaluasi 6)Menciptakan
(Remember) (Understand) (Apply) is (Analyze) (Evaluate) (Create)

1. Pengetahuan
Faktual (Factual K1,P1
Knowledge)
2. Pengetahuan
Konseptual(Concep K3.P2

tual Knowledge)
3. Pengetahuan
Prosedural K6,P4
(Procedural
Knowledge)
4. Pengetahuan
Metakognitif(Metac
ognitive Knowledge)

1
1
1. Dimensi proses kognitif
Dimensi pertama dalam dimensi kognitif terdiri atas 6 buah tingkatan, yaitu:
a. Mengingat (remember): Mengingat (memanggil) kembali pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang.
1) Mengenal/ mengidentifikasi (Recognizing /identifying)
2) Menempatkan pengetahuan di memori jangka panjang konsisten dengan
materi yang diajarkan.
Contoh:
 Mengenal bahwa sudut siku-siku besarnya 90o.
 Mengenal simbol: π, Ϲ, Ʃ
3) Mengingat/ memanggil kembali (Recalling /retrieving).
4) Menelusuri pengetahuan yang relevan memori jangka panjang
b. Mengerti (understand): Mengkonstruk makna dari pesan pembelajaran,
termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan grafis.
1) Menginterpretasikan (Interpreting: Clarifying, paraphrasing, repre-
senting, translating)
Contoh:Menginterpretasikan suatu diagram batang yang diberikan.
2) Memberikan contoh (Exemplifying: Illustrating, instantiating)
Contoh: Memberikan contoh bilangan prima
3) Mengklasifikasikan (Classifying: Categorizing, subsuming)
Contoh: 1) Mengklasifikasikan beberapa bangun yang termasuk bangun
ruang sisi datar.
4) Mengelompokkan sekumpulan bilangan dalam bilangan rasional dan
bukan rasional
5) Merangkum (Summarizing: Abstracting, generalizing)
Contoh: Merangkum sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu bangun
segiempat dari penjelasan yang diberikan
6) Menyimpulkan (Inferring: Concluding, extrapolating, interpolating,
predicting).
Contoh: Menyimpulkan bahwa belahketupat merupakan jajargenjang
yang sisi-sisinya sama panjang.

12
7) Membandingkan (Comparing: Contrasting, mapping, matching)
Contoh:1) Membandingkan bilangan 0,35 dan .
2) Perbedaan bilangan rasional dengan pecahan
8) Menjelaskan (Explaining: Constructing causative models)
Contoh: Menjelaskan mengapa dua bangun datar kongruen atau tidak.
c. Mengaplikasikan (apply): Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam
situasi tertentu (yang diberikan)
1) Mengelola/Melakukan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang
sudah dikenal, siswa memiliki langkah-langkah urutan tertentu
(Executing/carrying out:Using a procedure on familiar tasks/exercises,
has a fixed sequence of steps).
Contoh: Menggunakan rumus dalam menghitung volume limas
segiempat yang diketahui panjang rusuk sisi alas dan tingginya.
2) Mengimplementasikan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang
tidak dikenal, siswa harus memilih teknik atau metode dan sering
mengubah urutan (Implementing: Using a procedure on unfamiliar
tasks/problems, student has to select technique or method and often
change sequence ).
Contoh: Menggunakan integral untuk menentukan luas daerah tertentu.
d. Menganalisis(analyze): Memecah materi ke dalam bagian-bagian
penyusunnya, dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
a) Membedakan : Misal bagian-bagian yang relevan dari bagian-bagian yang
tidak relevan (Differentiating: e.g. the relevant from the irrelevant parts)
Contoh: Membedakan persamaan parabola dan hiperbola.
b) Mengorganisasikan: Suatu cara yang unsur-unsurnya cocok dan berfungsi
dalam keseluruhan struktur (Organizing: The ways that elementsfit
orfunction within the overall structures).
Contoh: Bagaimana prosedur mengalikan dua bilangan dengan tiga digit.
c) Menandai: Menggarisbawahi tujuan atau perspektif (Attributing: The
underlying purpose or perspective).

13
Contoh: Menandai hal-hal yang penting dari suatu bacaan dengan cara
menggarisbawahi.
e. Mengevaluasi(evaluate): Melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan
standar tertentu.
a) Memeriksa: menguji konsistensi atau kesalahan internal pada suatu operasi
atau produk (Checking: Testing for internal consistencies or fallacies in an
operation or product).
Contoh:Memeriksa valid tidaknya suatu argumen yang diberikan.
b) Mengkritisi: menilai suatu produk atau operasi berdasarkan kriteria atau
standar yang ditetapkan (Critiquing: Judging a product or operation based
on externally imposed criteria and standards).
Contoh: Memberikan penilaian mengapa penggunaan metode tertentu
lebih baik daripada metode yang lain dalam memecahkan masalah.
f. Menciptakan (create): Menempatkan beberapa elemen secara bersama-sama
untuk membangun suatu keseluruhan yang logis dan fungsional, dan
mengatur elemen-elemen tersebut ke dalam pola atau struktur yang baru.
a) Membangkitkan/Menghipotesiskan: Menemukan kriteria tertentu
(Generating/Hypothesizing: meeting certain criteria).
Contoh: Menghipotesiskan kecenderungan suatu data.
b) Merencanakan/mendesain: Menemukan solusi (Planning /Designing:
devising a solution).
Contoh: Merencanakan langkah-langkah pembuktian teorema yang lain.
c) Menghasilkan/membuat: Membuat produk asli berdasarkan pola 6a dan 6b
(Producing/Constructing: Constructing an original product based on 6a
and 6b).
Contoh: Menghasilkan jaring-jaring kubus yang berbeda dari jaring-jaring
kubus yang dicontohkan.

14
2. Dimensi pengetahuan
Sedangkan dimensi pengetahuan terdiri atas 4 buah tingkatan, yaitu:
a. Pengetahuan Faktual(Factual Knoweledge):Pengetahuan tentang elemen
dasar yang harus diketahui siswa untuk mengenal suatu disiplin ilmu atau
untuk menyelesaikan masalah di dalamnya.
1) Pengetahuan tentang istilah (Knowledge of terminology).
Contoh:Pengetahuan simbol 2009, >, π
2) Pengetahuan tentang rincian dan unsur tertentu.(Knowledge of specific
details and elements).
Contoh:Pengetahuan tentang 4 x 3 = 12
b. Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge): Pengetahuan tentang
hubungan timbal balik antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang
memungkinkan elemen-elemen tersebut berfungsi secara bersama-sama.
1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/penggolongan (Knowledge of
classifications and categories).
Contoh: Pengetahuan tentang pengertian bilangan bulat atau pengertian
segitiga
2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles
and generalizations).
Contoh: Pengetahuan tentang prinsip dari silogisme, modus ponen, atau
modus tollens
3) Pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories,
models, and structures).
Contoh: Pengetahuan tentang teorema Pythagoras.
c. Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge): Pengetahuan tentang
bagaimana melakukan suatu hal, metode dan inquiri, dan kriteria untuk
menggunakan suatu keterampilan, algoritma, teknik dan suatu metode.
1) Pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of
subject-specific skills and algorithms).
Contoh: Pengetahuan tentanga lgoritma untuk menentukan akar kuadrat
suatu bilangan.

15
2) Pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subject-
specific techniques and methods).
Contoh: Pengetahuan tentang bagaimana cara melukis segitiga samasisi.
3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan
prosedur yang tepat (Knowledge of criteria for determining when to use
appropriate procedures).
Contoh: Pengetahuan tentang aturan yang digunakan dalam melakukan
operasi campuran dari beberapa bilangan.
d. Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge):Pengetahuan
kognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya
itu sendiri.
1) Pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi
umum untuk belajar, berpikir dan pemecahan masalah.
Contoh:
Mengetahui bahwa menggunakan strategi mengerjakan soal-soal
matematika berbeda dengan membuat puisi.
2) Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual
dan kondisional yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including
appropriate contextual and conditional knowledge).
Contoh: Mengetahui bahwa penggunaan metode pemfaktoran bentuk
kuadrat tertentu mempunyai kelebihan atau kekurangan dibandingkan
dengan metode yang lain.
3) Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge).
Contoh: Menyadari bahwa materi tertentu sudah dipahami dan materi
lain belum dipahami.

16
e. Dimensi Taksonomi Anderson
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.

KATEGORI KATA KUNCI


Remembering (ingatan): can the Menyebutkan definisi, menirukan
student recall or remember the ucapan, menyatakan susunan,
information? Dapatkah peserta didik mengucapkan, mengulang, menyatakan
mengucapkan atau mengingat
informasi?
Understanding (pemahaman):Dapa Mengelompokkan, menggambarkan,
tkah peserta didik menjelaskan menjelaskan identifikasi, menempatkan,
konsep, prinsip, hukum atau melaporkan, menjelaskan,
prosedur? menerjemahkan, pharaprase.
Applying (penerapan): Dapatkah Memilih, mendemonstrasikan,
peserta didik menerapkan memerankan, menggunakan,
pemahamannya dalam situasi baru? mengilustrasikan, menginterpretasi,
menyusun jadwal, membuat sketsa,
memecahkan masalah, menulis
Analyzing (analisis): Dapatkah Mengkaji, membandingkan,
peserta didik memilah bagian-bagian mengkontraskan, membedakan,
berdasarkan perbedaan dan melakukan deskriminasi, memisahkan,
kesamaannya? menguji, melakukan eksperimen,
mempertanyakan.
Evaluating (evaluasi): Dapatkah Memberi argumentasi, mempertahankan,
peserta didik menyatakan baik atau menyatakan, memilih, memberi
buruk terhadap sebuah fenomena dukungan, memberi
atau objek tertentu? penilaian, melakukan evaluasi
Creating (penciptaan): Dapatkah Merakit, mengubah, membangun,
peserta didik menciptakan sebuah mencipta, merancang, mendirikan,
benda atau pandangan? merumuskan, menulis.

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi
dalam taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi.Dimensi pertama
adalah Knowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process
Dimension (dimensi proses kognisi).Perspektif dua dimensi Anderson dan
Krathwohl dapat digambarkan dengan tabel berikut.

17
1) Menerapkan : Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan
mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak
berbeda atau berlainan.
2) Menganalisis :Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola
3) Menilai: Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa?.
4) Menciptakan : Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang
sebelumnya kurang jelas

18
KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI ANDERSON
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
Memilih Menggolongkan Menerapkan Menganalisis Menghargai Memilih
Menguraikan Mempertahankan Menentukan Mengategorikan Mempertimbangkan Menentukan
Mendefinisikan Mendemonstrasikan Mendramatisasikan Mengelompokkan Mengkritik Menggabungkan
Menunjukkan Membedakan Menjelaskan Membandingkan Mempertahankan Mengombinasikan
Memberitabel Menerangkan Menggeneralisasikan Membedakan Membandingkan Mengarang
Mendaftar Mengekspresikan Memperkirakan Mengunggulkan Mengkonstruksi
Menempatkan Mengemukakan Mengelola Mendiversivikasikan Membangun
Memadankan Memperluas Mengatur Mengidentifikasi Menciptakan
Mengingat Membericontoh Menyiapkan Menyimpulkan Mendesain
Menamakan Menggambarkan Menghasilkan Membagi Merancang
Menghilangkan Menunjukkan Memproduksi Merinci Mengembangkan
Mengutip Mengaitkan Memilih Memilih Melakukan
Mengenali Menafsirkan Menunjukkan Menentukan Merumuskan
Menentukan Menaksir Membuatsketsa Menunjukkan Membuathipotesis
Menyatakan Mempertimbangkan Menyelesaikan Melaksanakan survei Menemukan
Memadankan Menggunakan Membuat
Membuatungkapan Mempercantik
Mewakili Mengawali
Menyatakankembali Mengelola
Menuliaskembali Merencanakan
Menentukan Memproduksi
Merangkum Memainkanperan
Mengatakan Menceritakan.
Menerjemahkan
Menjabarkan
(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)

1
9
Menurut Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan
Krathwohl sendiri mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak
dalam satu kesatuan ranah (domain). Tidak seperti sebelumnya yang
menggunakan klasifikasi dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Pembagian tersebut dikritisi banyak pihak karena cenderung membuat pendidikan
beranggapan bahwa adanya isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan yang sama.
Pada revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap
terpisah dengan ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu
dengan yang lain. Karena semua aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari
fungsi kerja otak.Sebagai contoh, pada kategori pengetahuan metakognitif, di
dalamnya juga mencakup ranah kognitif dan afektif, juga psikomotor.

f. Taksonomi Marzano
Robert Marzano, seorang peneliti pendidikan terkemuka, telah
mengusulkan apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan
Pendidikan” (2000). Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi
Bloom yang telah digunakan secara luas serta situasi terkini, model kecakapan
berpikir yang dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang
berjangkauan luas, yang mempengaruhi bagaimana siswa berpiki, dan
menghadirkan teori yang berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki
kecakapan berpikir para siswanya.
Taksonomi baru yang dikembangkan Marzano dibuat dari tiga sistem dan
Domain Pengetahuan, yang kesemuanya penting untuk berpikir dan belajar.Ketiga
system tersebut adalah Sistem-Diri (Self-System), Sistem Metakognitif, dan
Sistem Kognitif. Sewaktu berhadapan dengan pilihan untuk memulai tugas baru,
Sistem-Diri memutuskan apakah melanjutkan kebiasaan yang dijalankan saat ini
atau masuk dalam aktivitas baru; Sistem Metakognitif mengatur berbagai tujuan
dan menjaga tingkat pencapaian tujuan-tujuan tersebut; Sistem Kognitif memroses
seluruh informasi yang dibutuhkan, dan Domain Pengetahuan menyediakan
isinya.

20
Secara tradisional, fokus dari sebagian besar pengajaran adalah komponen
pengetahuan.Para siswa diasumsikan membutuhkan sejumlah besar pengetahuan
sebelum mereka dapat berpikir secara serius tentang sebuah mata
pelajaran.Sayangnya, dalam ruang kelas tradisional, pengajaran jarang didorong
untuk dapat lebih daripada sekedar penumpukan pengetahuan, menjadikan para
siswa bermental “filling cabinet” yang penuh dengan beragam fakta, yang
sebagian besar dengan cepat terlupakan setelah ujian akhir.
Pengetahuan adalah sebuah faktor penting dalam berpikir. Tanpa adanya
kecukupan informasi tentang mata pelajaran, sistem-sistem yang lain hanya
bekerja sedikit sekali dan tidak akan dapat merekayasa proses belajar dengan
sukses. Sebuah mobil bertenaga tinggi dengan semua fitur teknologi terakhir
tetaplah membutuhkan bahan bakar untuk menjadikannya berfungsi. Pengetahuan
adalah bahan bakar yang memberi tenaga pada proses berpikir.
Marzano mengidentifikasikan tiga kategori dari pengetahuan: informasi,
prosedur mental dan prosedur fisik. Secara sederhana, bayangkanlah informasi
adalah sebagai “apa” dari pengetahuan, dan berbagai prosedur terkait adalah
“bagaimana caranya”:

21
1. Informasi, terdiri dari pengorganisasian beragam gagasan, seperti prinsip-
prinsip, penyederhanaan, dan rincian, seperti kamus istilah dan fakta-fakta.
2. Prosedur mentaldapat mencakup mulai dari beragam proses yang rumit,
seperti menulis sebuah kertas kerja yang penuh istilah sampai kepada tugas-
tugas yang lebih sederhana seperti taktik, algoritma, dan juga aturan-aturan
tunggal.
3. Prosedur fisik,kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk membaca buku,
sebagai contoh, tidak lebih dari gerakan mata kiri ke mata kanan dan
koordinasi minimum yang dibutuhkan untuk membalikkan halaman buku. Di
sisi lain, pendidikan jasmani dan kejuruan membutuhkan beragam proses
fisik yang luas dan canggih, seperti bermain tenis atau membuat seperangkat
mebel.
Berbagai faktor yang berkontribusi untuk proses-proses fisik yang efektif
termasuk di dalamnya adalah kekuatan, keseimbangan, keterampilan,
ketangkasan, kecekatan, dan juga kelincahan serta kecepatan bergerak.Banyak
pula ragam kegiatan yang dapat para siswa nikmati di waktu senggangnya seperti
berolahraga atau memainkan permainan elektronik membutuhkan prosedur fisik
yang lebih halus.

22
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Penilaian Kelas
Matriks Penilaian Berbasis Kelas meliputi pengertian, manfaat, fungsi,
prinsip, rambu-rambu, dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Matriks Penilaian Kelas

No. Pembahasan Penilaian Kelas

1. Pengertian  Penilaian berbasis kelas dapat diartikan sebagai suatu


proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan data
dan informasi tentang hasil belajar peserta didik
untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
 Penilaian kelas merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,
penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan
dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
peserta didik.
 Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara,
seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test),
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio),
dan penilaian diri.
2. Manfaat Manfaat Penilaian Kelas
Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:
a. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik
agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam
proses pencapaian kompetensi.
b. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis
kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial
c. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki
metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar
yang digunakan.
d. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan
pembelajaran.
e. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan
komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.

23
f. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil
kebijakan (Diknas Daerah) dalam
mempertimbangkan konsep penilaian kelas.
3. Fungsi Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memberikan informasi sejauhmana seorang peserta
didik telah menguasai suatu kompetensi.
b. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam
rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan
kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan).
c. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan
prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan
sebagai alat diagnosis yang membantu guru
menentukan apakah seseorang perlu mengikuti
remedial atau pengayaan.
d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung guna
perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang
kemajuan perkembangan peserta didik.
4. Prinsip- Prinsip-Prinsip Penilaian Kelas
prinsip a. Validitas, Validitas berarti menilai apa yang
seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang
sesuai untuk mengukur kompetensi.
b. Reliabilitas,Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi
(keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable
(ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable
dan menjamin konsistensi.
c. Menyeluruh,Penilaian harus dilakukan secara
menyeluruh, mencakup semua kompetesi dengan
menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai
beragam kompetensi peserta didik.
d. Berkesinambungan,Penilaian harus dilakukan
secara terencana, bertahap, dan terus-menerus
e. Objektif,Penilaian harus dilaksanakan secara adil,
terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian skor
f. Mendidik,Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan
dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses
pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas hasil
belajar, serta membina peserta didik agar tumbuh dan
berkembang secara optimalnilaian yang reliabel
petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya

24
harus jelas.
5. Rambu- Rambu Rambu Penilaian Kelas
rambu Dalam melaksanakan penilaian di Kelas, guru perlu
mengetahui beberapa rambu-rambu dalam pelaksanaan
penilaian, ini sangat penting karena dapat menjadi acuan
dalam proses penilaian, rambu-rambu tersebut
diantaranya:
a. Memandang penilaian dan kegiatan belajar mengajar
secara terpadu
b. Mengembangkan strategi yang mendorong dan
memperkuat penilaian sebagai cermin diri
c. Melakukan berbagai strategi penilaian dalam
program pengajaran untuk menyediakan berbagai
jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik
d. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus
peserta didik
e. Mengembangkan dan menyediakan sistem
pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan
kegiatan belajar peserta didik
f. Menggunakan cara dan alat penilaian yang
bervariasi yaitu dengan cara penialaian unjuk kerja,
sikap, tertulis, proyek, produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri, serta
g. Mendidik dan meningkatkan mutu proses
pembelajaran selektif mungkin.

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut.
1. Penilaian berbasis kelas merupakan penilaian yg diakukan oleh guru kepada
siswa untuk menngetahui pencapaian hasil kompetensi pembelajaran
2. Fungsi penilaian berbasis kelas sebagai motivasi dan informasi bagi siswa
atas pencapaian hasil belajar. Sedang bagi guru sebgai acuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dan keberhasilan dalam prose pembelajara
3. Prinsip penilaian berbasis kelas berkaitan dengan validtias reliabilitas
menyeluruh berkesimbungan

B. Saran
Untuk menjadi pendidik professional, seorang guru sudah seharusnya
memahami seluk beluk penilaian berbasis kelas sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, guru professional harus
mampu memahami pemanfaatan penilaian berbasis kelas sesuai dengan model
pengembangannya.

35
DAFTAR PUSTAKA
Angelo, T.A., 2003, Classroom Assessment Techniques, Kansas City Kansas
CommunityCollege.http:www.kckcc.edu/sevices/institutionalServices/asse
ssment/cats.aspx (17 April 2012)
Aswin. 2013. Pengaruh Teknik Penilaian Berbasis Kelas Terhadap Hasil Belajar
Fisika Dengan Mengontrol Pengetahuan Awal Siswa SMA. Volume 41
Nomor 1
Loren W. Anderson and David R. Krathwohl, 2001, Taxonomy Learning,
Teaching, and Assessing, Longman, New York
Dirjen Dikdasmen 2004. Kurikulum 2004: Pola Induk Pengembangan Penilaian.
Jakarta: Dikmenum
Festiyed. 2017. Evaluasi pembelajaran fisika. Padang: UNP Press
Masriyah. 2012. Pengembangan Pedoman Guru SMP/MTs untuk
Mengembangkan Asesmen Autentik dengan Memanfaatkan Hasil Revisi
Taksonomi Bloom untuk Pembelajaran Matematika.Makalah hasil
penelitian. PPs Unesa Surabaya.
Soedjadi, R. 2006. Mengenal Revisi Taxonomy Bloom. Surabaya: PPs Unesa.
Wibowo, Dwi Cahya. 2013. Taksonomi Anderson. http://dwicahyadiwibowo.
blogspot.com/2013/02/taksonomi-anderson.html. Diakses pada tanggal 01
Maret 2015.
Widodo, Suryo, Penilaian Hasil Belajar Matematika berdasarkan Kriteria Senk,
Jurnal Ilmiah “CAKRAWALA PENDIDIKAN” ISSN :1410-9883 Vol. 5
April 2003 Hal 74-87.
Saputri dan Zuhelmi. 2013. Analisis Tingkat Keterlaksanaan Penilaian Berbasis
Kelas Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas Xi Sma Negeri Pekanbaru
Sri Rahayu dan Prayitno. 2004. Pengembangan Asesmen Performance Sebagai
salah satu bentuk asesmen otentik, makalah yang dibawakan pada
workshop” Authentic Assesment” dalam pembelajaran MIPA. JICA-
IMSTED
Patandean. 2014. Penilaian Portofolio Dalam Pembelajaran Fisika Berbasis
Inquiry Terbimbing. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika

36
HENDRA MUSFA DIRMAN
20175020

1. Jelaskan fungsi Penilaian Kelas ?


Jawab:
Penilaian kelas yang disusun secara terencana dan sistimatis oleh guru
memiliki fungsi: motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran, dan
umpan balik (Hayat, 2008). Fungsi Motivasi, penilaian yang dilakukan
oleh guru di kelas harus mendorong motivasi siswa untuk belajar Fungsi
Belajar Tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau
ketuntasan belajar siswa.
2. Apa manfaat Penilaian Kelas ?
Jawab:
Adapun manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:
 Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian
kompetensi.
 Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan
dan remedial.
3. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Kinerja ?
Jawab:
Kinerja (Performance Assessmen) adalah suatu penilaian yang
menuntut peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya kedalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria
yang diinginkan.
4. Jelaskan bagaimana kriteria mengevaluasi penilaian kinerja agar dapat
dianggap berkualitas baik ?
Jawab:
Untuk mengevaluasi apakah penilaiankinerja (Performance Assessment)
sudah dapat dianggap berkualitas baik, terdapat tujuh kriteria yang harus
diperhatikan yaitu:
 Generability, artinya apakah kinerja peserta tes (students’
performance) dalam melakukan tugas yang diberikan guru sudah
memadai untuk digeneralisasikan dengan tugas-tugas lain?
[ ]

 Authenticity, artinya apakah tugas yang diberikan tersebut sudah


sesuai dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek
kehidupan sehari-hari?
 Multiple foci, artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta
tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan-kemampuan yang
diinginkan (more than one instructional outcomes?)
 Teachability, artinya apakah tugas yang diberikan merupakan tugas
yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di
kelas?
 Fairness, artinya apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair)
untuk semua peserta tes, tidak “bias” untuk semua kelompok jenis
kelamin, suku bangsa, agama, atau status sosial ekonomi.
 Feasibility, artinya apakah tugas-tugas yang diberikan dalam
penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (“Performance
Assessment”) memang relevan untuk dapat dilaksanakan
mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu,
atau peralatannya?
 Scorability, artinya apakah tugas yang diberikan dapat diskor
dengan akurat dan reliabel?
5. Bagaimana cara memberikan skor pada penilaian kinerja?
Jawab:
Adapun cara memberikan skor pada penilaian kinerja adalah:
1) Holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresipe nilai
secara umum terhadap kualitas peformansi
2) Analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang
berkonstribusi terhadap suatu peformansi,
3) Primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa
unsur dominan dari suatu peformansi
ang sulit.

Anda mungkin juga menyukai