“PERFORMANCE ASSESMENT”
OLEH :
LAURA ALIYAH AGNEZI (19175006)
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika
dengan judul “Performance Assesment”
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Ibu Dr.
Fatni Mufit, S.Pd, M.Si.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses terencana untuk mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki peserta didik. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara”. Kurikulum suatu bagian dari sistem pendidikan yang diharapkan mampu
mengembangkan pola pikir dan sikap peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Perkembangan sistem pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah dalam proses untuk
mencapai tujuan pendidikan. Salah satu perkembangan sistem pendidikan adalah
penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 sudah diterapkan di sekolah-
sekolah. Pada kurikulum 2013 peserta didik lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif
dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah, standar penilaian
mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, pengetahuan dan
keterampilan secara proporsional, pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi dan guru berperan sebagai fasilitator.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan alam. Mempelajari fisika berarti melatih peserta
didik untuk memahami konsep fisika, memecahkan serta menemukan bagaimana peristiwa
itu terjadi sehingga peserta didik lebih mudah memecahkan permasalahan fisika yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Agar peserta didik dapat memecahkan dan menemukan
bagaimana permasalahan fisika dapat terjadi, peserta didik dapat melakukan unjuk kerja atau
praktik yang telah difasilitasi oleh pendidik yang selanjutnya akan dinilai oleh pendidik.
Kenyataan yang ditemui di lapangan, masih banyak guru yang belum melaksanakan
performance assesment dengan maksimal. Peserta didik juga belum memahami acuan
penilaian terhadap kinerja mereka. Penilaian kinerja (performance assesment) seharusnya
berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas dan kemampuan peserta didik selama proses
pembelajaran secara langsung. Pendidik hendaknya menggunakan instrumen penilaian yang
benar. Pendidik harus mampu mempersiapkan instrumen performance assesment, sehingga
peserta didik memiliki motivasi untuk belajar dan memiliki pemahaman nyata tentang apa
yang mereka ketahui dan apa yang mereka kerjakan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai penilaian kinerja (performance assesment).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian performance assesment?
2. Bagaimana merancang performance assesment dalam pembelajaran fisika?
3. Bagaimana mengembangkan performance assesment dalam pembelajaran fisika?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengertian performance assesment
2. Cara merancang performance assesment dalam pembelajaran fisika
3. Cara mengembangkan performance assesment dalam pembelajaran fisika
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah:
1. Bagi pembaca dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan.
2. Bagi pendidik dapat membantu memahami cara merancang dan mengembangkan
performance assesment.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan Evaluasi dan
Proses Pembelajaran Fisika pada Program Studi Magister Pendidikan Fisika Universitas
Negeri Padang.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama
Mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan betapa
Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka
Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat
yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan
tersesat, dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya
Al-Qur’an dan Sunnah. Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-
Qur’an dan Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya
adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari
kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang
Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari
keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat-
Nya Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2-3 :
Artinya :“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?Dan Sesungguhnya kami Telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-
orang yang dusta”. (QS : 29:2-3)
Ayat ini menjelaskan fungsi test adalah untuk mengukur prestasi. Ukuran prestasi seorang
hamba dimata Allah SWT diantaranya adalah membedakan hamba yang keimanannya dusta
dengan yang benar-benar beriman. Test dalam pembelajaran fisika itu adalah untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Peserta didik mana yang benar-benar menguasai
kompetensi dan mana yang perlu diremedial. Sejalan dengan Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat
22-24:
3
Artinya : “Kepada para malaikat diperintahkan, kumpulkanlah orang-orang yang dzalim
beserta teman sejawat merekadan sembah-sembahan yangselalu mereka sembah
selain Allah. Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah
mereka di tempat perhentian karena mereka sesungguhnya mereka akan ditanya
dimintai pertanggungjawaban.” (QS. AS-Shaffat: 22-24)
Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai pertanggung
jawaban atas perbuatan mereka selama di dunia. Begitu juga karakteristik test yang baik
memiliki praktikabilitas yang mudah memeriksanya dan memiliki petunjuk – petunjuk yang
jelas. Allah SWT dengan kuasanya adalah mudah bagi-Nya untuk memeriksa amalan
hambaNya selama hidup di dunia.
Pentingnya ujian dalam kehidupan manusia.Seperti yang dijelaskan, bahwa hidup dan
mati sengaja diciptakan Allah swt sebagai ujian bagi setiap manusia, agar Dia tahu siapa yang
terbaik di antara mereka. Begitulah yang dikatakan Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al-
Mulk ayat 2: Dengan demikian, kehidupan di dunia ini adalah ujian yang tidak akan pernah
berakhir, sampai datangnya kematian sebagai akhir “drama” kehidupan manusia di pentas
dunia.
B. Landasan Yuridis
Peraturan Menteri Pendidikan dan KebuKurikulum 2013 dikembangkan untuk
mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
4
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Mendiknas. Nomor: 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Direktorat
Pembinaan SMA Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional Penilaian Pendidikan. “Penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik; Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar
penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional; Standar penilaian pendidikan adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik Penilaian dapat berupa ulangan dan atau ujian. Salah
satu bentuk asesmen yang biasa digunakan dalam evaluasi mata pelajaran IPA adalah
asesmen esai Prinsip Penilaian (Sahih, Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka, Menyeluruh
dan berkesinambungan, Sistematis, Beracuan Kriteria, dan Akuntabel).”
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. BAB VI PROSEDUR PENILAIAN Pasal 12
poin 2 2. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan: a. menyusun
perencanaan penilaian; b. mengembangkan instrumen penilaian; c. melaksanakan
penilaian; d. memanfaatkan hasil penilaian; dan e. melaporkan hasil penilaian dalam
bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi. halaman 9.
5
Bentuk penilaian yang dilakukan pendidik mencakup penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.Pada penilaian keterampilan, pendidik menilai 3 aspek yaitu kinerja,
produk, dan portofolio.Penilaian kinerja salah satu bentuk penilaian autentik karena dalam
penilaian secara langsung mengukur kinerja aktual peserta didik.
1. Pengertian Performance Assesment
Performance Assesment adalah bentuk penilaian untuk mendemonstrasikan atau
mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh siswa dan menggambarkan suatu
kemampuan siswa melalui proses, kegiatan, atau unjuk kerja (Festiyed dan Djamas, 2017).
Menurut Majid (2006: 88), Peformance Assesment merupakan penilaian dengan berbagai
macam tugas dan situasi dimana peserta didik diminta mendemontrasikan pemahaman dan
mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan dalam berbagai macam
konteks. Jadi dapat dikatakan bahwa Peformance Assesment merupakan suatu penilaian yang
meminta peserta didik mengaplikasikan pengetahuan berupa unjuk kerja dengan kriteria-
kriteria yang diinginkan.
Sedangkan menurut Stiggins (1994), Asesmen kinerja (Peformance Assesment) dalah
suatu bentuk tes dimana siswa diminta untuk melakukan aktivitas khusus di bawah
pengawasan penguji (guru), yang akan mengobservasi penampilannya dan memuat keputusan
tentang kualitas hasil blajar yang didemonstrasikan. Stiggins (1994: 160) juga
mengemukakan bahwa "Performance assessments involve students in activities that
require the demonstration of certain skills and/or the creation of specified products."Jadi
dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja (performance assesment) merupakan penilaian yang
melibatkan siswa dalam suatu kegiatan yang menuntut siswa unjuk kemampuan baik dalam
keterampilan dan atau berkreasi mengenai produk tertentu sebagai perwujudan dari
penguasaan pengetahuan.
6
ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang
diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut ( Dantes, 2008). Sejalan dengan itu,
menurut Kemendikbud, 2017 Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini dapat digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain
peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi.
Berdasarkan pendapat di atas Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam
proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu
digunakan sebagai basis untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan dari
satu pencapaian program tersebut. Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja,
yaitu tugas kinerja (performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara
penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas,
deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik
yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap
komponen tersebut.
2. Karakteristik Performance Assesment
Asessmen Kinerja memiliki karakteristik (Festiyed dan Djamas ,2017) yaitu:
a. Membolehkan peserta didik untuk menunjukkan secara langsung kinerja atau
kemampuannya
b. Membutuhkan beberapa prosedur assesmen subjektif ( misalnya dengan
menggunakan skala rata-rata, daftar cek, atau rubric)
c. Ada kesempatan yang besar untuk mengembangkan asesmen kinerja ini dalam
pembelajaran
Stiggins (1994: 160) mengatakan bahwa karakteristik penilaian kinerja adalah dapat
digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus
menunggu sampai proses tersebut berakhir. Karakteristik penilaian kinerja menurut Norman
(dalam Mahmudah, 2000:18) adalah:
a. Tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata
b. Tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir
dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak
c. waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak
d. Dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.
7
Dalam memilih, manakah yang dinilai, perbuatan atau produknya tergantung pada
karakteristik domain yang diukur untuk pelajaran olah raga lari, perbuatan dan produknya
merupakan dua hal yang sama pentingnya untuk menjadi fokus perhatian. Sedangkan dalam
creativewriting produk merupakan fokus perhatiannya.
Menurut Isyanti (2004: 6), penilaian unjuk kerja dapat mengungkapkan potensi siswa
dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Menurut Setyono (2005: 3), penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa
melalui peguasaan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk. Menurut Maertel
(1992), Peformance assesment memiliki karakteristik dasar yaitu peserta tes yang diminta
untuk mendemosntrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat
dalam suatu aktivitas. Menurut Maertel, terdapat 2 karakteristik yang mendasari penilaian
kinerja, yaitu:
a. Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan dalam
mengkreatifitaskan suatu produk atau terlibat dalam aktivitas.
b. Produk dari evaluasi performance lebih penting dibandingkan dengan
perbuatannya.
Menurut Palm (2008) karakteristik penilaian kinerja yaitu penilaian seperti
melibatkan proses kognitif tetapi juga dimasukkan kedalamnya tugas kontekstual dan
ditandai dengan adanya penilaian. Jadi dapat disimpulkn penilaian kinerja digunakan untuk
melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran sehingga siswa mampu
mengembangkan kemampuannya.
Popham (1995) berpendapat bahwa untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja
tersebut sudah dianggap berkualiatas baik, maka paling tidak harus memperhatikan tujuh
kriteria di bawah ini :
a. Generability
Keterampilan peserta tes dalam melakukan tugas yang diberikan dapat
digeneralisasikan atau dibandingkan dengan tugas-tugas lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Semakin dapat digeneralisasikan tugas penilaian performance tersebut atau semakin dapat
dibandingkan dengan tugas yang lainnya, maka semakin baik tugas tersebut.
b. Authentic
Tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang sering dihadapinya
dalam praktek kehidupan sehari-hari.
c. Multiple fact
8
Tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan-
kemampuan yang diinginkan.
d. Teachability
Tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya
usaha mengajar guru di kelas.
e. Fairness
Tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes. Jadi tugas-tugas yang
diberikan harus dipikirkan agar tidak bisa untuk semua jenis kelamin, suku bangsa, agama,
atau status social ekonomi.
f. Feasibility
Tugas diberikan dalam penilaian ini memang relevan untuk dapat dilaksanakan,
mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu, atau peralatan-peralatannya.
g. Scorability
Tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat dan reliable
9
c. Memberikan kesempatan untuk menilai proses yang ada dalam tugas
d. Realistis, menarik, dan merangsang berfikir
e. Mewakili tujuan yang akan dinilai, sehingga generasinya dapat digunakan untuk
mengetahui kinerja siswa
f. Lebih menekankan pada kedalamn materi dari pada keleluasaannya dan lebih
menekankan penguasaan dari pada kecepatannya
g. Lebih bersifat open-ended dari pada terstruktur secara ketat
h. Tidak algoritmis, yaitu tidak mempunyai satu alur dalam penyelesaiannya, khususnya
yang tampak pada awal tugas
i. Dapat menimbulkan pertanyaan baru atau masalahh lain
Menurut Stiggins (1994) penggunaan asesmen kinerja di dalam kelas membuat guru
lebih percaya diri dan menyukai kualitas asesmen kinerja. Reichel (1994) mengemukakan
bahwa asesmen kinerja berguna bagi guru untuk memandang asesmen sebagai bagian dari
proses belajar mengajar, bukan sekedar nilai akhir, membangun atau membentuk kriteria-
kriteria untuk memastikan evaluasi yang dibuat tidak menjadi bias, menemukan berbagai
keterampilan dan kualitas yang diharapkan dapat membentuk karakter siswa, lebih
menitikberatkan pada kunci konseptual dan keterampilan pemecahan masalah daripada
mengungkapkan fakta-fakta ingatan siswa dan melibatkan siswa dalam evaluasi kerja
mereka.
Menurut Wren (2009) Performance assesment is used to evaluate higher-order
thinking and the acquisition of knowledge, concepts, and skills required for students to
succeed in the 21st century workplace. Dimana penilaian kinerja digunakan untuk
mengevaluasi pemikiran tingkat tinggi dan akuisisi pengetahuan, konsep, dan keterampilan
yang dibutuhkan bagi siswa untuk berhasil di tempat kerja pada abad ke-21.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja untuk
mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus
pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa yang
ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan mengkaitkannya dengan
berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta didik.
10
a. Peformance Assesment memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkompetensi dengan dirinya sendiri daripada orang lain, serta memberikan
pemahaman nyata pada siswa tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan
b. Peformance Assesment dapat dipadu (menyatu) dengan
program pembelajaran, sehingga penilaian kinerja dapat memberikan dukungan terhadap
pembelajaran
c. Peformance Assesment membuat pembelajaran lebih
relevan dengan dunia nyata. Hal ini akan membuat siswa menyadari pentingnya bahan
ajar yang dipelajari, bahan ajar akan menjadi sesuatu yang diperlukan siswa untuk
mengatasi masalah disekitar siswa. Dengan kondisi seperti ini, siswa akan lebih
termotivasi belajar dan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik
d. Peformance Assesment memberikan informasi yang
baik dan lengkap bagi guru mengenai pemahaman, kesulitan, dan kemajuan belajar siswa
Manfaat asesmen kinerja menurut Airasian (1994) yaitu mengindikasikan bagaimana
peserta didik menggunakan informasi untuk memperlihatkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-
aktivitas dan menghasilkan sesuatu dalam situasi dengan menggambarkan kehidupan
sebenarnya. Selanjutnya Reichel (1994) mengemukakan bahwa asesmen kinerja berguna bagi
guru untuk memandang asesmen sebagai bagian dari proses belajar mengajar, bukan sekedar
nilai akhir, membangun atau membentuk kriteria-kriteria untuk memastikan evaluasi yang
dibuat tidak menjadi bias, menemukan berbagai keterampilan dan kualitas yang diharapkan.
Jadi assesmen kinerja diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik, lebih
menitikberatkan pada kunci konseptual dan keterampilan pemecahan masalah daripada
mengungkapkan fakta-fakta ingatan peserta didik dan melibatkan peserta didik dalam kerja
secara nyata.
11
penguasaan pengetahuan
d. Product Outcomes yaitu kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu atau
membuat berbagai macam karya cipta.
e. Affect Outcomes yaitu pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan
mengaplikasikan pengetahuan.
Guru harus dapat menentukan target pencapaian dan metode asesmen yang akan
digunakan. Target pencapaian akan menentukan metode asesmen. Asesmen kinerja ini akan
lebih efektif dalam mengukur skill outcomes dan product outcomes.
12
e. Guru memiliki cara penilaian yang dapat diadaptasi untuk menilai berbagai bakat dan
kemampuan peserta didik
f. Peserta didik lebih terlihat aktif dalam pembelajaran
Kekurangan Performance Assesment dalam pembelajaran (Wulan, 2008) yaitu:
a. Sangat menuntut waktu dan usaha
b. Pertimbangan ( judgement ) dan penskoran yang sifatnya lebih subyektif
c. Lebih membebani guru
d. Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah
13
Jumlah latihan perlu dipertimbangkan agar asesmen yang dilakukan dapat memberikan
gambaran yang benar tentang kecakapan siswa. Jumlah latihan ini tentunya berhubungan
dengan waktu yang tersedia..
3. Menskor dan mencatat hasil-hasil asesmen
Salah satu permasalahan dalam mengembangkan asesmen kinerja adalah penskoran dan
perekaman/pencatatan hasil-hasil asesmen. Penskoran dan pencatatan hasil-hasil asesmen
meliputi
a. tingkat kerincian hasil-hasil asesmen (holistik atau analitik)
b. cara merekam hasil-hasil asesmen (daftar cek, skala penilaian, catatan lapangan, dan
catatan mental)
c. siapa yang akan mengobservasi dan mengevaluasi (guru, pakar, asesmen diri oleh siswa,
dan teman sejawat).
14
Tugas-tugas kinerja dapat berupa proyek, pameran, portofolio, atau tugas-tugas yang
mengharuskan siswa memperlihatkan kemampuan menangani hal-hal yang kompleks
melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu bentuk yang nyata.
Tugas-tugas dalam penilaian kinerja menurut Zainul dalam Anwar (2005) dapat berupa:
1. Computer Adative Testing, menuntut peserta tes untuk mengekspresikan diri
menunjukkan kemampuan yang nyata;
1. Tes pilihan ganda yang diperluas, jawaban yang disertai dengan alasan
yang logis;
2. Open Ended Question, menuntut jawaban benar terpola;
3. Group Performance assesment, tugas yang dikerjakan secara berkelompok;
4. Individual Performance assesment, tugas yang dikerjakan secara individual;
5. Interview, wawancara yang menuntut jawaban lisan dari siswa;
6. Nontrational Test Items, perangkat respon yang mengharuskan siswa memilih
berdasarkan kriteria yang ditetapkan
7. Observasi;
8. Portofolio, kumpulan hasil karya siswa yang disusun dalam jangka
waktu tertentu;
9. Project, Exhibition, or Demonstration, penyelesaian tugas yang kompleks
dalam jangka waktu tertentu yang dapat memperlihatkan jenjang kemampuan tertentu;
dan
10. Short Answer, Open Ended, menuntut jawaban singkat dari siswa tetapi bukan
memilih jawaban yang tersedia.
Kriteria alat evaluasi yang valid tugas-tugas kinerja sebagai berikut:
1. Memusatkan pada elemen-elemen pengajaran yang penting
2. Sesuai dengan isi kurikulum yang diacu
3. Mengintegrasikan informasi, konsep, keterampilan, dan kebiasaan bekerja.
4. Melibatkan siswa
5. Mengaktifkan kemampuan siswa untuk bekerja
6. Layak dan pantas untuk seluruh siswa
7. Ada keseimbangan antara kerja kelompok dan kerja individu
8. Terstruktur dengan baik untuk memudahkan pemahaman
9. Memiliki produk yang autentik (dunia nyata)
10. Memiliki proses yang autentik
11. Memasukkan penilaian diri
15
12. Memungkinkan umpan balik dari orang lain
Penyusunan tugas (task) membutuhkan langkah-langkah yang penting agar dapat
menyusun tugas dengan baik dan dapat menggambarkan kompleksitas dari tugas tersebut.
oleh karena itu bagi guru dibutuhkan kemampuan dan keterampilan yang baik melalui
pelatihan yang memadai dan terus menerus. Beberapa catatan penting yang hendaknya
diperhatikan guru dalam mengembangkan tugas-tugas untuk asesmen kinerja, yaitu sebagai
berikut:
1. Tugas-tugas merupakan hal yang biasa dalam proses pembelajaran, jadi bukan
hal yang baru. Namun demikian agar pesrta didik dapat mengerjakan tugas-tugas dengan
baik maka tugas-tugas hendaknya disusun terstruktur dan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran
2. Tugas-tugas yang baik adalah tugas-tugas yang mengacu kepada kehidupan
yang nyata di masyarakat. Tugas yang demikian membutuhkan pendekatan yang
multidisipliner sehingga tugas-tugas tersebut sangat dianjurkan untuk ditinjau terlebih
dahulu oeh teman sejawat dari bidang studi yang berbeda agar komprehensif
3. Semua tugas harus diberikan kepada siswa secara adil. Hal ini tidak berarti
bahwa semua peserta didik harus memperoleh tugas yang sama, tetapi sebaiknya tugas
yang diberikan kepada peserta didik perlu dipertimbangkan bahwa tugas tersebut demi
kepentingan peserta didik.
4. Setiap tugas perlu ada petunjuk pengerjaan yang sangat jelas sehingga tanpa
bertanya lagi setiap peserta didik dapat melakukan tugas tersebut. oleh karena itu apabila
akan menerapkan asesmen kinerja, seorang guru selain harus menyusun tugas (task) dan
kriteria penilaian (rubric) hendaknya disusun pula panduan pengerjaan tugas
Tugas-tugas kinerja tidak memiliki satu jawaban yang benar. Pada tugas-tugas kinerja
terdapat suatu rentangan asesmen untuk memperoleh keberhasilan suatu tugas. Oleh karena
itu. Performance asesment tidak menggunakan kunci jawaban yang menentukan suatu kinerja
benar atau salah. Untuk menjamin reliabilitas keadilan dan kebenaran penilaian,
dikembangkan kriteria atau rubrik yang digunakan sebagai alat atau pedoman Performance
asesment siswa.
16
Menurut Setiadi (2006) langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
assesmen kinerja adalah assesmen kinerja menggunakan pedoman penskoran berupa rubrik.
Untuk menjamin reliabilitas, keadilan dan kebenaran penilaian maka perlu dikembangkan
kriteria atau rubrik untuk pedoman menilai hasil kerja peserta didik. Rubrik dapat disusun
bersama dengan peserta didik sehingga jelas dasar yang dipakai untuk menilai.
Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja yaitu
(Wulan, 2003):
1. Menentukan indikator kinerja yang akan dicapai peserta didik
2. Memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk atau keduanya
3. Memilih tingkatan ralisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya
dengan kehidupan nyata
4. Memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran
5. Menguji coba task dan rubrik pada pembelajaran
Task merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan suatu kinerja
tertentu
6. Memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil uji coba untuk digunakan pada
pembelajaran berikutnya
Menurut Majid (2006: 88), langkah-langkah pembuatan penilaian kinerja adalah :
1. Identifikasi semua aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir
2. Menulis kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
3. Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat
diamati
4. Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati
5. Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian kinerja yaitu (Pusat
Kurikulum Balitbang, 2007).:
1. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi
2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut
3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
4. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat
diamati
5. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
G. Rubrik Penilaian dalam Performance Assesment
17
Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk memgidentifikasi secara jelas apa
yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar
tersebut dikenal dengan istilah rubric. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian
skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada proses atau hasil yang
diharapkan.
Rubrik menurut Muslich (2017) adalah suatu pedoman penskoran yang digunakan
untuk menentukan tingkat kemahiran peserta didik dalam mengerjakan suatu tugas.Di dalam
suatu rubric, guru mendeskripsikan masing-masing tingkat kemahiran peserta didik untuk
setiap kriteria.
Terdapat dua macam rubrik yaitu rubrik dengan daftar cek (checklist) dan rubrik
dengan skala penilaian (rating scale) (Kemendikbud, 2017).
1. Rubrik dengan daftar cek
Dalam menggunakan daftar cek, gruru hanya perlu menunjukkan elemen tertentu ada
atau tidak dalam unjuk kerja peserta didik.Rubrik ini memiliki karakteristik butir-butir yang
mengandung uraian perbuatan yang sudah pasti.Jika perbuatan dalam rubric Nampak dalam
setiap kriteria, maka guru hanya menuliskan tanda cek saja jika perbuatan itu tidak Nampak
maka kolom cek dikosongkan.
2. Rubrik dengan skala penilaian
Pada rubrik ini, guru menetapkan derajat standar. Misalnya skala 1 sampai skala 5.
Kriteria pemberian skor dalam penilaian kinerja yaitu:
a. Skala 1 berarti tidak baik
b. Skala 2 berarti kurang baik
c. Skala 3 berarti cukup baik
d. Skala 4 berarti baik
e. Skala 5 berarti sangat baik
Skala penilaian dalam rubrik ini terbagi atas 2 ,macam yaitu skala holistik dan analitik.
Menurut Nitko (2001), rubrik holistik menuntut guru untuk memberikan skor untuk
keseluruhan proses atau produk secara utuh tanpa menilai bagian komponen secara terpisah.
Pada sisi yang berlawanan, yaitu rubrik analitik, Moskal (2000) dan Nitko (2001)
mengungkapkan bahwa sebuah rubrik analitik, guru memberikan skor secara terpisah,
pertama guru memberikan skor pada produk atau kinerja individu, kemudian merangkum
nilai individu untuk memperoleh skor total. Mertler (2001) menambahkan bahwa rubrik
holistik pada dasarnya menuntut guru untuk menilai dan memberikan skor atas produk atau
kinerja siswa hanya sekali dari apa yang berhasil dilakukan oleh siswa dalam proses
18
pembelajaran. Rubrik analitik menuntut guru untuk menghasilkan beberapa skor di awal, lalu
diikuti oleh total skor pada penilaian akhir
Jadi dalam rubric holistic, baik peserta didik melakukan kegiatan dinilai
memperhatikan semua kriteria secara bersama-sama atau menyeluruh.Rubrik analitik, unjuk
kerja dinilai secara terpisah-pisah untuk setiap kriteria.Namun sisten holistic lebih efisien
dibandingkan analitik, tetapi system analitik dapat memberikan informasi yang lengkap.
Menurut Zainul (2001), langkah-langkah perancangan rubrik penilaian
1. tujuan instruksional
2. mengidentifikasi indikator yang akan diamati
3. mendiskusikan karakteristik yang menyertai setiap atribut
4. menuliskan deskripsi narasi lengkap untuk rubrik holistik dan analitik
5. melengkapi rubrik holistik dengan deskripsi untuk semua tingkatan antara dari kinerja
dan melengkapi rubrik analitik dengan uraian untuk semua tingkat antara dari kinerja
secara terpisah untuk setiap atribut
6. mengumpulkan sampel yang mewakili contoh setiap tingkat
7. merevisi rubrik sesuai kebutuhan.
Burke (2006) menyatakan langkah-langkah perancangan rubrik penilaian memuat enam
langkah, yaitu
1. menargetkan standar
2. menemukan gagasan besar
3. mengatur daftar pemeriksaan guru
4. membuat tugas kinerja
5. mengembangkan daftar checklist siswa
6. mengajar desain rubrik.
Berdasarkan dua pendapat di atas, setiap perancangan rubrik penilaian harus melalui
beberapa tahapan atau langkah yang memang sesuai dengan prosedur yang ada agar rubrik
penskoran yang dirancang bersifat valid dan dapat diterapkan. Langkah-langkah perancangan
rubrik penskoran hanya sebagai panduan agar rubrik yang dihasilkan bersifat valid dan layak,
namun untuk keberhasilan perancangan ditentukan oleh kesesuaian tujuan yang diinginkan
dengan rubrik penskoran yang dikembangkan.
19
BAB III
PEMBAHASAN
Majid (2006) Penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta didik diminta
mendemontrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang
mendalam, serta keterampilan dalam berbagai macam konteks
Festiyed dan Djusmaini Bentuk penilaian untuk mendemonstrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan
Djamas (2017) yang telah diperoleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui
proses, kegiatan, atau unjuk kerja
2 Karakteristik Maertel (1992) c. Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan dalam
mengkreatifitaskan suatu produk atau terlibat dalam aktivitas.
d. Produk dari evaluasi performance lebih penting dibandingkan dengan
perbuatannya
j. Multiple fact
Tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu
kemampuan-kemampuan yang diinginkan.
k. Teachability
Tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena
adanya usaha mengajar guru di kelas.
l. Fairness
Tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes.
m. Feasibility
Tugas diberikan dalam penilaian ini memang relevan untuk dapat dilaksanakan,
mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu, atau peralatan-
peralatannya.
n. Scorability
Tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat dan reliable
Isyanti (2004: 6) Penilaian unjuk kerja dapat mengungkapkan potensi siswa dalam memecahkan
masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk tulisan maupun lisan
Setyono (2005: 3) Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui peguasaan
yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk.
Palm (2008) Penilaian kinerja digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses
pembelajaran sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuannya.
Festiyed dan Djusmaini d. Membolehkan peserta didik untuk menunjukkan secara langsung kinerja atau
Djamas (2017) kemampuannya
21
No Aspek Nama Ahli Pendapat Ahli
e. Membutuhkan beberapa prosedur assesmen subjektif ( misalnya dengan
menggunakan skala rata-rata, daftar cek, atau rubric)
f. Ada kesempatan yang besar untuk mengembangkan asesmen kinerja ini dalam
pembelajaran
3 Tujuan Popham (1995) f.Mendiagnosa kelebihan dan kekurangan siswa dalam belajar
g. Memonitor kemajuan atau perkembangan siswa.
h. Menentukan level atau jenjang kemampuan siswa
i.Mengetahui presepsi publik tentang efektifitas pembelajaran
j. Mengevaluasi kinerja guru dan mengklasifikasi tujuan pembelajaran yang
dirumuskan oleh guru
Wren (2009) Penilaian kinerja digunakan untuk mengevaluasi pemikiran tingkat tinggi dan
akuisisi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang dibutuhkan bagi siswa
untuk berhasil di tempat kerja pada abad ke-21.
4 Manfaat Festiyed dan Djusmaini a. Peformance Assesment memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Djamas (2017) berkompetensi dengan dirinya sendiri daripada orang lain, serta memberikan
pemahaman nyata pada siswa tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan
b. Peformance Assesment dapat dipadu
(menyatu) dengan program pembelajaran, sehingga penilaian kinerja dapat
memberikan dukungan terhadap pembelajaran
c. Peformance Assesment membuat
pembelajaran lebih relevan dengan dunia nyata. Hal ini akan membuat siswa
menyadari pentingnya bahan ajar yang dipelajari, bahan ajar akan menjadi
sesuatu yang diperlukan siswa untuk mengatasi masalah disekitar siswa.
Dengan kondisi seperti ini, siswa akan lebih termotivasi belajar dan memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik
d. Peformance Assesment memberikan
informasi yang baik dan lengkap bagi guru mengenai pemahaman, kesulitan,
dan kemajuan belajar siswa
22
No Aspek Nama Ahli Pendapat Ahli
Airasian (1994) Mengindikasikan bagaimana peserta didik menggunakan informasi untuk
memperlihatkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dan menghasilkan
sesuatu dalam situasi dengan menggambarkan kehidupan sebenarnya.
Reichel (1994) Asesmen kinerja berguna bagi guru untuk memandang asesmen sebagai
bagian dari proses belajar mengajar, bukan sekedar nilai akhir, membangun
atau membentuk kriteria-kriteria untuk memastikan evaluasi yang dibuat tidak
menjadi bias, menemukan berbagai keterampilan dan kualitas yang
diharapkan
5 Target yang akan Stiggins (1994) a. Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi
dicapai pengetahuan suatu mata pelajaran.
b. Reasoning Outcomes yang berarti penalaran atau aplikasi pengetahuan untuk
dapat memecahkan suatu masalah.
c. Skill Outcomes yaitu kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang
berhubungan dengan keterampilan atau kecakapan siswa yang didasarkan
pada penguasaan pengetahuan
d. Product Outcomes yaitu kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu
atau membuat berbagai macam karya cipta.
e. Affect Outcomes yaitu pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari
dan mengaplikasikan pengetahuan.
23
No Aspek Nama Ahli Pendapat Ahli
f. Memberi motivasi yang besar bagi siswa
g. Mendorong aplikasi pembelajaran pada
situasi yang nyata
Muslich (2017) a. Guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki
peserta didik dan apa yang seharusnya dilakukan peserta didik untuk
pembelajaran selanjutnya
b. Guru memiliki metode assesmen yang lebih sesuai dan relevan dengan peserta
didik
c. Guru memiliki metode untuk menemukan apa yang diketahui peserta didik dan
bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya
d. Guru memiliki cara yang efisien untuk mengevaluasi peserta didik dalam
sistem pendidikan yang berbasis standard/kompetensi
e. Guru memiliki cara penilaian yang dapat diadaptasi untuk menilai berbagai
bakat dan kemampuan peserta didik
f. Peserta didik lebih terlihat aktif dalam pembelajaran
24
25
B. Lembar Kerja Peserta Didik Gerak Parabola
Windows User
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/II
Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
27
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
28
Tujuan Pembelajaran
Teori Singkat
Gerak Parabola juga dikenal sebagai Gerak Peluru. Dinamakan Gerak
parabola karena lintasannya berbentuk parabola, bukan bergerak lurus. Contoh
bentuk gerak ini dapat kita lihat pada gerakan bola saat dilempar, gerakan pada
peluru meriam yang ditembakkan, gerakan pada benda yang dilemparkan dari
pesawat dan gerakan pada seseorang yang melompat maju.
Gerak parabola merupakan gerak dua dimensi suatu benda yang bergerak
membentuk sudut elevasi dengan sumbu x atau sumbu y. Sumbu x (horizontal)
merupakan GLB dan sumbu y (vertikal) merupakan GLBB. Kedua gerak ini tidak
saling memengaruhi, hanya saja membentuk suatu gerak parabola. Nama lainnya
disebut juga dengan gerak peluru yang memiliki bentuk lintasan parabola. Lintasan
parabola dapat diilustrasikan seperti pada gambar di bawah ini.
29
Pada gambar terlihat ada simbol x dan y, komponen-komponen di antaranya
memiliki arah yang berbeda.
Komponen Sumbu X
V ox =V o cos θ
Komponen Sumbu Y
V oy =V o sin θ
Alat dan
Bahan
Prosedur Percobaan
30
Berikut adalah cara kerja untuk mempraktekan gerak parabola:
1. Siapkan pistol mainan yang sudah terisi peluru mainan didalamnya.
2. Ukurlah ketinggian pistol mainan dari dasar tanah/lantai untuk menemukan
Ho. (Dalam laporan ini akan memakai ketinggian 1 m dari tanah) Gunakan
meteran untuk mengukurnya.
3. Ukurlah sudut elevasi dengan berpatokan di laras pistol tersebut dengan
sudut yang telah ditentukan (30,45,60) dengan menggunakan busur.
4. Siapkan stopwatch untuk mulai menghitung waktu terjauh disaat pistol
mainan ditembakan dan mulai memberhentikan hitungan waktu disaat
peluru sudah menyentuh tanah.
5. Setelah itu, tembakanlah pistol itu sehingga pelurunya mengalami gerak
parabola. Amati tempat peluru itu jatuh.
6. Lalu, gunakan meteran untuk mengukur X terjauh jarak antara tempat
sebuah pistol ditembakan dengan peluru yang sudah jatuh.
7. Setelah semua data yang diperlukan sudah dicatat di kertas folio, hitunglah
denganmenggunakan rumus-rumus.
Tabel Kerja
Catatlah hasil dari pengamatanmu pada tabel kerja dibawah ini!
No Sudut X Terjauh (cm) t Terjauh (s) Vo (m/s) H Maks (cm)
1 30
2 45
3 60
31
Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
32
C. Contoh Rancangan Perfomance Assesment
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna
fisisnya Indikator
33
RUBRIK PERFOMANCE ASSESMENTDENGAN SKALA HOLISTIK
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna
fisisnya Indikator
34
menghitung t 4 Tepat dalam menghitung t (waktu) terjauh bersamaan dengan
(waktu) mematikan stopwatch
terjauh 3 Cukup tepatdalam menghitung t (waktu) terjauh bersamaan dengan
dengan benar mematikan stopwatch
2 Kurang tepatdalam menghitung t (waktu) terjauh bersamaan dengan
mematikan stopwatch
1 Tidak tepatdalam menghitung t (waktu) terjauh bersamaan dengan
mematikan stopwatch
Peserta Didik 7 5 Memberikan sudut evalasi (30o , 45o , dan 60o ) dengan sangat tepat
mampu 4 Memberikan sudut evalasi (30o , 45o , dan 60o ) dengan tepat
mengukur 3 Memberikan sudut evalasi (30o , 45o , dan 60o ) dengan cukup tepat
sudut evalasi 2 Memberikan sudut evalasi (30o , 45o , dan 60o ) dengan kurang tepat
(30o , 45o , dan 1 Memberikan sudut evalasi (30o , 45o , dan 60o )dengan tidak tepat
60o ) dengan
tepat
Peserta didik 8 5 Menuliskan data pada tabel yang sesuai dengan sangat tepat
menuliskan 4 Menuliskan data pada tabel yang sesuai dengan tepat
Data 3 Menuliskan data pada tabel yang sesuai dengan cukup tepat
percobaan 2 Menuliskan data pada tabel yang sesuai dengan kurang tepat
dengan benar 1 Menuliskan data pada tabel yang sesuai dengan tidak tepat
Peserta didik 9 5 Menuliskan nilai besaran (data) dengan satuan yang sesuai dengan
menuliskan sangat tepat
Data 4 Menuliskan nilai besaran (data) dengan satuan yang sesuai dengan
percobaan tepat
dengan benar 3 Menuliskan nilai besaran (data) dengan satuan yang sesuai dengan
cukup tepat
2 Menuliskan nilai besaran (data) dengan satuan yang sesuai dengan
kurang tepat
1 Menuliskan nilai besaran (data) dengan satuan yang sesuai dengan
tidak tepat
Peserta didik 10 5 Merapikan dan meletakkan kembali alat-alat percobaan pada
melakukan tempatnya dengan sangat baik
kegiatan 4 Merapikan dan meletakkan kembali alat-alat percobaan pada
penyelesaian tempatnya dengan baik
setelah 3 Merapikan dan meletakkan kembali alat-alat percobaan pada
pengambilan tempatnya dengan cukup baik
data 2 Merapikan dan meletakkan kembali alat-alat percobaan pada
tempatnya dengan kurang baik
1 Merapikan dan meletakkan kembali alat-alat percobaan pada
tempatnya dengan tidak baik
Peserta didik 11 5 Membersihkan kembali tempat percobaan (laboratorium) seperti sedia
35
melakukan kala dengan sangat baik
kegiatan 4 Membersihkan kembali tempat percobaan (laboratorium) seperti sedia
penyelesaian kala dengan baik
setelah 3 Membersihkan kembali tempat percobaan (laboratorium) seperti sedia
pengambilan kala dengan Cukup baik
data 2 Membersihkan kembali tempat percobaan (laboratorium) seperti sedia
kala dengan kurang baik
1 Membersihkan kembali tempat percobaan (laboratorium) seperti sedia
kala dengan tidak baik
36
INSTRUMEN PERFOMANCE ASSESMENT
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna fisisnya Indikator
Petunjuk: Tuliskanlah angka 5, 4, 3, 2 atau 1 pada kolom penilaian yang sesuai dengan memperhatikan skala penilaian pada rubrik penilaian
percobaan getaran bandul
38
INSTRUMEN PERFOMANCE ASSESMENTDENGAN DAFTAR CEKLIS
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna fisisnya Indikator
Indikator : Peserta Didik mampu melaporkan hasil percobaan dengan baik dan benar
Petunjuk : Berikanlah tanda (√) pada kolom penilaian. “Ya” jika melakukan aspek kerja
yang dinilai, “tidak” jika tidak ada melakukan aspek kerja yang dinilai
39
Analisis data dibuat dengan memperhatikan hasil pengolahan
data
40
RUBRIK PERFOMANCE ASSESMENTDENGAN SKALA HOLISTIK
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna fisisnya Indikator
Sk
Indikator Sub IndikatorKinerja yang dinilai
or
41
Sk
Indikator Sub IndikatorKinerja yang dinilai
or
3 Sangatbaikdalampresentasidiikutidengangerakantangan,
5
pandanganmatamengarahkesemuaaudiens
baikdalampresentasidiikutidengangerakantangan,
4
pandanganmatamengarahkesemuaaudiens
Bahasa Tubuh CukupBaikdalampresentasidiikutidengangerakantangan,
3
pandanganmatamengarahkesemuaaudiens
Kurangbaikdalampresentasidiikutidengangerakantangan,
2
pandanganmatamengarahkesemuaaudiens
Tidakbaikdalampresentasidiikutidengangerakantangan,
1
pandanganmatamengarahkesemuaaudiens
Penguasaan 4 Sangatbaikdalammenyampaikanmateridanmenjawabpert
5
Materi anyaan
4 Baikdalammenyampaikanmateridanmenjawabpertanyaan
3 Cukupbaikdalammenyampaikanmateridanmenjawabpert
42
Sk
Indikator Sub IndikatorKinerja yang dinilai
or
anyaan
Kurangbaikdalammenyampaikanmateridanmenjawabpert
2
anyaan
Tidakbaikdalammenyampaikanmateridanmenjawabperta
1
nyaan
5 Memberikantanggapansangattepatsingkatdanjelaskepada
5
kelompok lain
Memberikantanggapantepatsingkatdanjelaskepadakelom
4
pok lain
PemberianTangga
pan Memberikantanggapancukuptepatsingkatdanjelaskepada
3
kelompok lain
Memberikantanggapankurangtepatsingkatdanjelaskepada
2
kelompok lain
Memberikantanggapantidaktepatsingkatdanjelaskepadak
1
elompok lain
43
INSTRUMEN PERFOMANCE ASSESMENT
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna fisisnya Indikator
Petunjuk: Tuliskanlah angka 5, 4, 3, 2 atau 1 pada kolom penilaian yang sesuai dengan memperhatikan skala penilaian pada rubrik penilaian
percobaan getaran bandul
44
Skor Maksimum = 25
45
RUBRIK PERFOMANCE ASSESMENTDENGAN SKALA HOLISTIK
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna fisisnya Indikator
Sko
Indikator Sub IndikatorKinerja yang dinilai
r
1 5 Semuasoaldijawabdengansangatlengkap
4 Soaldijawabdenganlengkap
KelengkapanTugas 3 Soaldijawabdengancukuplengkap
2 Soaldijawabdengankuranglengkap
1 Soaldijawabdengantidaklengkap
KelengkapanTugas 3 5 Semuasoaldijawabdengansangatlengkap
4 Soaldijawabdenganlengkap
46
Sko
Indikator Sub IndikatorKinerja yang dinilai
r
3 Soaldijawabdengancukuplengkap
2 Soaldijawabdengankuranglengkap
1 Soaldijawabdengantidaklengkap
4 5 Tulisansangatjelasdandapatdibaca
4 Tulisanjelasdandapatdibaca
KerapianTulisan 3 Tulisancukupjelasdandapatdibaca
2 Tulisankurangjelasdandapatdibaca
1 Tulisantidakjelasdandapatdibaca
47
INSTRUMEN PERFOMANCE ASSESMENT
Kompetensi Dasar: 4.4 Mempresentasikan data hasil percobaan gerak parabola dan makna fisisnya Indikator
Petunjuk: Tuliskanlah angka 5, 4, 3, 2 atau 1 pada kolom penilaian yang sesuai dengan memperhatikan skala penilaian pada rubrik penilaian
percobaan getaran bandul
49
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Performance Assesment merupakan salah satu bagian dari penilaian aspek
keterampilan peserta didik. Performance Assesment adalah bentuk penilaian untuk
mendemonstrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh siswa dan
menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui proses, kegiatan, atau unjuk kerja.
Instrumen Performance assesment dapat dikembangkan dengan langkah-langkah 1)
mendefinisikan kinerja, 2) mendesain latihan kinerja dan 3) menskor dan mencatat hasil-hasil
asesmen. Performance assesment dapat dikembangkan dengan membuat kisi, rubrik dan
instrument penilaian.
B. SARAN
Pendidik diharapkan mampu merancang dan mengembangkan performance assesment,
sehingga dapat melakukan penilaian keterampilan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Airasian, P. W., and Russel, M. K. 2008. Classroom Assessment: Concepts and Applications
(6rd ed). New York: Mc. Graw Hill.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, edisi 2, 2012
Burke, Kay. 2006. From Standards to Rubrics in 6 Steps. California: Corwin Press.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Festiyed dan Djusmaini Djamas. 2017. Modul Mata Kuliah Pengembangan Evaluasi dan
Penilaian Proses Pembelajaran Fisika. Padang: UNP
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2017. Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi.
Bandung: PT Refika Aditama, cetakan kesatu.
Palm, Torulf. 2008. Performance assesment And Authentic Assessment: A Conceptual
Analysis Of The Literature. Sweden : Umea University
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Bab II bagian E
tentang Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2018
tentang penilaian hasil belajar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi
Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment: What Teacher Need to Know.
Ratumanan T, G & Theresia L. 2006. Evaluasi Hasil Belajar yang relevan dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Unesa Iniversity Press.
Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College
Publishing Company.
Wulan, Ana Ratna. 2008. Penggunaan Assesment Alternatif pada Pembelajaran Biologi.
Jurnal Pendidikan. Bandung: UPI
52