MAKALAH
PENGEMBANAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
“Performance of Product and Skills”
OLEH :
Laura Aliyah Agnezi (19175006)
DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Pengembanan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika dengan judul
”Performance of Product and Skills”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembanan
Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S., dan Ibu
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4
A. Landasan Agama...........................................................................................4
B. Landasan Yuridis..........................................................................................6
C. Penilaian Kerja (Performnace Assessment)..................................................8
1. Pengertian Penilaian Kinerja (Performance Assesment)...........................8
2. Tujuan Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)................................10
3. Manfaat Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)..............................11
4. Karakteristik dan Kriteria Penilaian Kinerja (Peformance Assesment). .12
5. Prinsip dan Langkah-Langkah Pembuatan Penilaian Kinerja
(Peformance Assesment).................................................................................14
D. Performance of Product and Skills..............................................................16
1. Pengertian Performance of Product and Skills........................................16
2. Perbedaan Performance Product dan Performance Skill.........................17
E. Perbandingan Performance Praktikum dan Non Praktikum.......................21
1. Perbandingan Unjuk Kerja Praktikum dan Non Praktikum....................21
2. Cara Pengembangan Performance Parktikum dan Non Praktikum.........23
3. Pengukuran Performance Praktikum dan Non Praktikum......................25
4. Penyekoran Performance Parktikum dan Non Praktikum......................28
5. Target Penilaian Praktikum.....................................................................31
ii
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................33
A. Matrik Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)....................................33
B. Matrik Performance of Product and Skills..................................................36
C. Matrik Perbedaan Performance Product dan Performance Skill................36
D. Matrik Perbedaan Penilaian Pratikum dan Non Pratikum..........................37
E. Matrik Pengembangan Performance Parktikum dan Non Praktikum........40
F. Matrik Penyekoran Performance Parktikum dan Non Praktikum..............43
BAB IV PENUTUP...............................................................................................45
A. Kesimpulan.................................................................................................45
B. Saran............................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN...........................................................................................................47
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses terencana untuk mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki peserta didik. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 dinyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Kurikulum suatu bagian dari sistem pendidikan yang diharapkan mampu
mengembangkan pola pikir dan sikap peserta didik yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha pendidik untuk membuat
belajar para peserta didiknya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
menghasilkan kegiatan belajar pada para peserta didiknya. Kegiatan belajar hanya
akan berhasil jika si pembelajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak
lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara
terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Salah satu ilmu pengetahuan wajib yang diberikan kepada peserta didik di
Sekolah Menengah Atas adalah Fisika. Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu
Pengetahuan Alam yang mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang
1
persoalannya berasal dari gejala-gejala alam. Kegiatan pembelajaran seharusnya
mampu mengembangkan kemampuan berpikir berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga Fisika bukan hanya
kumpulan penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan
masalah. Proses aktivitas pembelajaran seharusnya melibatkan seluruh aspek
psikofisis peserta didik baik itu secara jasmani maupun rohani sehingga
perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat dan benar, baik berkaitan dengan
proses pengetahuan, sikap maupun keterampilan (Hanafiah, 2012:23).
Fisika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari fenomena alam semesta,
hukum-hukumnya, dan interaksinya. Setiap gejala apa saja pasti terkait dengan
hukum Fisika. Benda diam maupun bergerak, seorang yang duduk, berdiri, olah
raga, memasak, atau mengendalikan kendaraan, mesin, pesawat, serta bekerja apa
saja tidak terlepas dari hukum Fisika. Guna meningkatkan pemahaman fisika
sangat diperlukan praktikum. Praktikum ini meliputi berbagai percobaan yang
terkait dengan materi yang diberikan dalam perkuliahan. Praktikum tidak sekedar
ditujukan untuk peningkatan kualitas dalam ranah keterampilan, tetapi diharapkan
praktikum dapat menunjang penguasaan pengetahuan maupun sikap mahapeserta
didik.
Untuk itu diperlukan adanya penilaian yang dapat menilai dari kinerja yang
dilakukan peserta didik, yaitu assesmen kinerja. Asessmen kinerja adalah suatu
prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh
informasi tentang apa dan sejauh mana yang telah dilakukan dalam sebuah
program. Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan
dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang
diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut. Dalam pelaksanaannya
asesmen kinerja ini dapat dibedakan atas kinerja praktikum dan non praktikum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu :
2
1. Apa pengertian Performance Assesment?
2. Apa yang dimaksud dengan Performance of Product and Skills?
3. Bagaimana perbedaan Performance of Product and Skills?
4. Bagaimana perbandingan Performance Praktikum dan non-praktikum?
5. Bagaimana cara pengembangan performance praktikum dan non praktikum?
6. Bagaimana pengukuran performance praktikum dan non praktikum?
7. Bagaimana penyekoran performance praktikum dan non praktikum?
8. Bagaimana target penilaian praktikum?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, rumusan masalah dalam
makalah ini, maka tujuan penulisan yaitu :
1. Mengetahui pengertian Performance Assesment.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Performance of Product and Skills.
3. Mengetahui perbedaan Performance of Product and Skills.
4. Mengetahui perbandingan Performance Praktikum dan non-praktikum.
5. Mengetahui cara pengembangan performance praktikum dan non praktikum.
6. Mengetahui pengukuran performance praktikum dan non praktikum.
7. Mengetahui penyekoran performance praktikum dan non praktikum.
8. Mengetahui target penilaian praktikum.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak
terutama :
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahapeserta didik memahami tentang Performance of Product
and Skills, perbandingan performance praktikum dan non praktikum, serta
cara pengembangan performance praktikum dan non praktikum.
3
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah pengembangan model
pembelajaran fisika program studi pendidikan Fisika Fakultas pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Agama
Mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan
betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus
belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar
mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala
hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai sumber
pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya Al-Qur’an dan Sunnah. Allah
SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan Sunnah
sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah
langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari
kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan
dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban
mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai
perintah untuk memikirkan ayat-ayat-Nya Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut
ayat 2-3 :
5
Ayat ini menjelaskan fungsi test adalah untuk mengukur prestasi. Ukuran prestasi
seorang hamba dimata Allah SWT diantaranya adalah membedakan hamba yang
keimanannya dusta dengan yang benar-benar beriman. Test dalam pembelajaran
fisika itu adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Peserta didik
mana yang benar-benar menguasai kompetensi dan mana yang perlu diremedial.
Sejalan dengan Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 22-24:
Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai
pertanggung jawaban atas perbuatan mereka selama di dunia. Begitu juga
karakteristik test yang baik memiliki praktikabilitas yang mudah memeriksanya
dan memiliki petunjuk – petunjuk yang jelas. Allah SWT dengan kuasanya adalah
mudah bagi-Nya untuk memeriksa amalan hambaNya selama hidup di dunia.
6
Pentingnya ujian dalam kehidupan manusia.Seperti yang dijelaskan,
bahwa hidup dan mati sengaja diciptakan Allah swt sebagai ujian bagi setiap
manusia, agar Dia tahu siapa yang terbaik di antara mereka. Begitulah yang
dikatakan Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al-Mulk ayat 2: Dengan demikian,
kehidupan di dunia ini adalah ujian yang tidak akan pernah berakhir, sampai
datangnya kematian sebagai akhir “drama” kehidupan manusia di pentas dunia.
B. Landasan Yuridis
Peraturan Menteri Pendidikan dan KebuKurikulum 2013 dikembangkan
untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Mendiknas. Nomor: 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional Penilaian Pendidikan. “Penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; Penilaian hasil belajar
peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang
berlaku secara nasional; Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik Penilaian dapat berupa ulangan dan atau
ujian. Salah satu bentuk asesmen yang biasa digunakan dalam evaluasi mata
pelajaran IPA adalah asesmen esai Prinsip Penilaian (Sahih, Objektif, Adil,
7
Terpadu, Terbuka, Menyeluruh dan berkesinambungan, Sistematis, Beracuan
Kriteria, dan Akuntabel).”
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. BAB VI PROSEDUR
PENILAIAN Pasal 12 poin 2 2. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan
melalui tahapan: a. menyusun perencanaan penilaian; b. mengembangkan
instrumen penilaian; c. melaksanakan penilaian; d. memanfaatkan hasil
penilaian; dan e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan
skala 0-100 dan deskripsi. halaman 9.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah meliputi aspek sikap,pengetahuan, dan keterampilan.
Prinsip penilaian hasil belajar:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
8
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a. Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
b. Memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir
semester, akhir tahun. Dan/atau kenaikan kelas.
9
menurut Stiggins (1994), Asesmen kinerja (Peformance Assesment) dalah suatu
bentuk tes dimana peserta didik diminta untuk melakukan aktivitas khusus di
bawah pengawasan penguji (pendidik), yang akan mengobservasi penampilannya
dan memuat keputusan tentang kualitas hasil blajar yang didemonstrasikan.
Stiggins (1994: 160) juga mengemukakan bahwa "Performance assessments
involve students in activities that require the demonstration of certain skills
and/or the creation of specified products." Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian
kinerja (performance assessment) merupakan penilaian yang melibatkan peserta
didik dalam suatu kegiatan yang menuntut peserta didik unjuk kemampuan baik
dalam keterampilan dan atau berkreasi mengenai produk tertentu sebagai
perwujudan dari penguasaan pengetahuan
Zainul (2001) berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah penilaian yang
mengharuskan peserta didik untuk mempertunjukan kinerja, bukan menjawab atau
memilih jawaban dari sejumlah jawaban yang ada. Sedangkan menurut Emilia
(2016) mengemukakan Performance assessment adalah penilaian berdasarkan
hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas peserta didik sebagaimana yang
terjadi. Menurut Ketut (2012) Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang
menggunakan berbagai bentuktugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang
apa dan sejauhmana yang telah dipelajari peserta didik. Penilaian kinerja
mensyaratkan peserta didik dalam menyelesaikan tugas tugas kinerjanya
menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya yang diwujudkan dalam bentuk
perbuatan, tindakan atau unjuk kerja
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
adalah suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria
yang diinginkan. Penilaian kinerja di kembangkan untuk mengetes kemampuan
peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya (apa
yang mereka ketahui dan dapat yang dilakukan) pada berbagai situasi nyata dan
konteks tertentu. Performance assessment merupakan penilaian terhadap kinerja
yang dapat berupa keterampilan tugas-tugas tertentu dan hasil karya yang
10
diciptakan. Performance assessment dapat digunakan oleh pendidik sebagai alat
untuk menilai hasil belajar yang berupa keterampilan.
Stiggin (1994) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa
asesmen kinerja perlu dilaksanakan di sekolah, yaitu :
a. Memberi peluang yang lebih banyak kepada pendidik untuk mengenali peserta
didik secara lebih utuh karena pada kenyataannya tidak semua peserta didik
yang kurang berhasil dalam tes objektif atau tes uraian biasanya dikatakan
tidak terampil atau tidak kreatif. Dengan demikian asesmen kinerja peserta
didik dapat melengkapi cara penilaian lainnya.
b. Dapat melihat kemampuan dan keterampilan peserta didik selama proses
pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses pembelajaran berakhir.
Asesmen kinerja membantu pendidik memudahkan mengamati dan menilai
peserta didik dalam belajar sesuatu. Dengan demikian akan diperoleh
informasi tentang bagaimana peserta didik berintegrasi dengan lingkungan
selama proses pembelajaran
c. Adanya kemampuan peserta didik yang sulit diketahui hanya dengan melihat
hasil tes tertulis saja atau hasil akhir pekerjaan mereka.
2. Tujuan Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)
Menurut Marjon (1993: 18), ada lima tuntutan belajar dalam asesmen kinerja,
yaitu:
11
2. Memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengemukakan pikiran dan pemahamannya dalam sutuasu masalah dan
tidak meminta jawaban tunggal
3. Memberikan kesempatan untuk menilai
proses yang ada dalam tugas
4. Realistis, menarik, dan merangsang berfikir
5. Mewakili tujuan yang akan dinilai, sehingga
generasinya dapat digunakan untuk mengetahui kenerja peserta didik
6. Lebih menekankan pada kedalamn materi
dari pada keleluasaannya dan lebih menekankan penguasaan dari pada
kecepatannya
7. Lebih bersifat open-ended dari pada
terstruktur secara ketat
8. Tidak algoritmis, yaitu tidak mempunyai
satu alur dalam penyelesaiannya, khususnya yang tampak pada awal tugas
9. Dapat menimbulkan pertanyaan baru atau
masalahh lain
Keunggulan asesmen kinerja sebagaimana diungkapkan Stiggins (1994)
bahwa penggunaan asesmen kinerja di dalam kelas membuat pendidik lebih
percaya diri dan menyukai kualitas asesmen kinerja. Reichel (1994)
mengemukakan bahwa asesmen kinerja berguna bagi pendidik untuk memandang
asesmen sebagai bagian dari proses belajar mengajar, bukan sekedar nilai akhir,
membangun atau membentuk kriteria-kriteria untuk memastikan evaluasi yang
dibuat tidak menjadi bias, menemukan berbagai keterampilan dan kualitas yang
diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik, lebih menitikberatkan pada
kunci konseptual dan keterampilan pemecahan masalah daripada mengungkapkan
fakta-fakta ingatan peserta didik dan melibatkan peserta didik dalam evaluasi
kerja mereka.
Menurut Wren (2009) Performance assessment is used to evaluate higher-
order thinking and the acquisition of knowledge, concepts, and skills required for
students to succeed in the 21st century workplace. Dimana penilaian kinerja
12
digunakan untuk mengevaluasi pemikiran tingkat tinggi dan akuisisi pengetahuan,
konsep, dan keterampilan yang dibutuhkan bagi peserta didik untuk berhasil di
tempat kerja pada abad ke-21.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja
untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah
ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung
dari kinerja atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu,
dengan mengkaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi
peserta didik.
13
Reichel (1994) mengemukakan bahwa asesmen kinerja berguna bagi
pendidik untuk memandang asesmen sebagai bagian dari proses belajar mengajar,
bukan sekedar nilai akhir, membangun atau membentuk kriteria-kriteria untuk
memastikan evaluasi yang dibuat tidak menjadi bias, menemukan berbagai
keterampilan dan kualitas yang diharapkan dapat membentuk karakter peserta
didik, lebih menitikberatkan pada kunci konseptual dan keterampilan pemecahan
masalah daripada mengungkapkan fakta-fakta ingatan peserta didik dan
melibatkan peserta didik dalam evaluasi kerja mereka.
Selanjutnya manfaat asesmen kinerja menurut Airasian (1994) yaitu
mengindikasikan bagaimana peserta didik menggunakan informasi untuk
memperlihatkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dan menghasilkan
sesuatu dalam situasi dengan menggambarkan kehidupan sebenarnya. Manfaat
lainnya adalah bahwa satu kali asesmen kinerja dikembangkan, maka instrumen
tersebut dapat digunakan terus menerus.
14
Menurut Maertel, terdapat 2 karakteristik yang mendasari penilaian kinerja,
yaitu:
1. Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan dalam
mengkreatifitaskan suatu produk atau terlibat dalam aktivitas.
2. Produk dari evaluasi performance lebih penting dibandingkan dengan
perbuatannya.
Dalam memilih, manakah yang dinilai, perbuatan atau produknya tergantung
pada karakteristik domain yang diukur untuk pelajaran olah raga lari, perbuatan
dan produknya merupakan dua hal yang sama pentingnya untuk menjadi fokus
perhatian. Sedangkan dalam creativewriting produk merupakan fokus
perhatiannya.
Popham (1995) berpendapat bahwa untuk mengevaluasi apakah penilaian
kinerja tersebut sudah dianggap berkualiatas baik, maka paling tidak harus
memperhatikan tujuh kriteria di bawah ini :
a. Generability
Apakah keterampilan peserta tes dalam melakukan tugas yang diberikan
tersebut dapat digeneralisasikan atau dibandingkan dengan tugas-tugas lainnya
dalam kehidupan sehari-hari? Semakin dapat digeneralisasikan tugas penilaian
performance tersebut atau semakin dapat dibandingkan dengan tugas yang
lainnya, maka semakin baik tugas tersebut. Hal ini terutama dalam kondisi
bila para peserta tes diberi tugas-tugas dalam penilaian performance yang
berlainan.
b. Authentic
Apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang sering
dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
c. Multiple fact
Apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari
satu kemampuan-kemampuan yang diinginkan.
d. Teachability
Apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik
karena adanya usaha mengajar pendidik di kelas? Jadi, tugas yang diberikan
15
dalam penilaian keterampilan harus relevan dengan materi atau keterampilan
yang diajarkan pendidik di kelas.
e. Fairness
Apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes. Jadi
tugas-tugas yang diberikan harus dipikirkan agar tidak bisa untuk semua jenis
kelamin, suku bangsa, agama, atau status social ekonomi.
f. Feasibility
Apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian ini memang relevan untuk
dapat dilaksanakan, mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat),
waktu, atau peralatan-peralatannya.
g. Scorability
Apakah tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat dan
reliabel? Karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian penskorannya.
16
a. Variasi interpretasi kesamaan istilah dan konsep.
b. Pergeseran tujuan.
c. Penggunaan pengukuran yang tidak bermakna dan tidak relevan.
d. Kekacauan antara penghematan biaya dan pergeseran biaya.
e. Ketidakjelasan perbedaan kekritisan subgroup oleh sejumlah indikator yang
menyesatkan.
f. Pembatasan pendekatan berbasis objektif dengan evaluasi.
g. Ketidakgunaan indikator performance untuk pembuatan keputusan dan alokasi
sumberdaya.
h. Ketidak konsistenannya antara fokus yang menyempit dalam pengukuran
dengan manajemen publik yang lebih besar.
Menurut Majid (2006: 88), langkah-langkah pembuatan penilaian kinerja
adalah
a. Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir
b. Menulis kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
c. Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga
semua dapat diamati
d. Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap
pilihan
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian kinerja
yaitu:
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua
dapat diamati
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan
diamati. (Pusat Kurikulum Balitbang, 2007).
17
D. Performance of Product and Skills
1. Pengertian Performance of Product and Skills
Performance of product and skill secara harfiah dapat di artikan sebagai
penilaian produk atau kerja. Penilaian produk adalah penilaian terhadap
keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut.
Penilaian kerja dapat juga diartikan sebagai suatu prosedur yang menggunakan
berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh
mana yang telah dilakukan dalam suatu program. Sehingga penilaian produk atau
kinerja tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses
pembuatannya. H a s i l yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja
tersebut. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni, barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu
diadakan penilaian yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
18
diproduksi siswa, kemudian mengevaluasi kualitas dari tugas atau produk
tersebut. Sementara tugas kinerja dapat dirancang agar siswa menunjukkan
pemahaman mereka melalui aplikasi pengetahuan yang diperoleh kehal yang baru
dan situasi yang berbeda, tugas kinerja yang baik selalu melibatkan lebih dari satu
solusi yang dapat diterima, uang meminta siswa untuk menjelaskan atau
menjelaskan solusi mereka. Tugas kinerja merupakan perpaduan dari
pembelajaran dan kesempatan untuk menilai kualitas kinerja siswa
(Arter&McTighe, 2001)
The Department of Education (DepEd) developed a set ofskills that needs to
be assessed in the classrooms that is presented in anomenclature composed of
knowledge, process, understanding, and performance/product
a. Knowledge merupakan fakta dan informasi yang perlu didapatkan siswa yang
mencakup data taxonomi bloom.
b. Process merupakan operasi pengetahuan yang dilakukan siswa pada fakta
daninformasi untuk tujuan membangun makna dan pemahaman.
c. Understanding merupakan pemahaman siswa terhadap konsep, tema, atau
masalah yang berkaitan dengan fakta dan solusi yang dapat dihasilkan dari
siswa.
d. Performance/ product merupakan aplikasi pemahaman kehidupan nyata yang
dibuktikan oleh kinerja tugas-tugas otentik siswa.
Airasian and Russell reiterated that performance-based assessment is skill
demonstration where products such as research projects, essays, artworks, and/or
performance including oral presentations, debate and poems are integrated to
real-life situations. Such performance requires students to showcase their
complex skills, an avenue for metacognition enhancement. For products as
outcomes, authenticity is evident since original works of students are fully
demonstrated. In addition, Palm pointed out that performance-based assessment
is viewed as having better possibilities to measure complex skills and
communication, which are considered important competencies in today’s
classroom. As such, performance based assessment, is considered as one of the
19
best assessment techniques in measuring the development of 21st century
students’ skills than traditional assessment.
Stiggins in particular, shared that performance-based assessment involves
direct observation of a student engaged in a process or observing a product the
student makes and judging its quality according to a set of criteria. Moreover,
Linn and Gronlund contended that performance-based assessment provides a
basis for teachers to evaluate both the effectiveness of the process and/or product.
Students’ involvement in the assessment of their learning provides an avenue for
empowerment where they take ownership of their learning. Every performance
assessment should:
1. Have a clear purpose that identifies the decision to be made based on the
performance assessment
2. Identify observable aspects of the students performance or product that can be
judged
3. Provide an appropriate setting for elicting and judging the performance
product
4. Provide a judgment or score to describe performance
Perbedaan antara performance product dan peroformance skill menurut
Bellanca danForgatty (1992) dalam Airasian.
Product Skill
Essay, story, or poem Musical, dance, or dramatic performance
Research report Science lab demonstration
Writing portofolio Typing test athletic competition
Diary or journal Debate
Science fair project Oral presentation
Art exhibit or potofolio Cooperation in groups
20
praktikum cooperation in group dan praktikum adalah science lab demonstration.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar pemetaan berikut:
Skill
Assessment Performance
Produk
Non-Praktikum Essay
21
American Council on the Teaching of Foreign Languace tahun 1989 dalam
Airasian 1991.
22
E. Perbandingan Performance Praktikum dan Non Praktikum
Penilaian kinerja pratikum adalah hasil kerja yang diperoleh dalam
pelaksanaan pratikum yang digunakan sebagai dasar dalam pencapaian
pembelajaran.
Penilaian kinerja non pratikum adalah hasil –hasil kerja yang ditunjukkan selama
proses pembelajaran selain dari kegiatan pratikum.
1. Perbandingan Unjuk Kerja Praktikum dan Non Praktikum
a. Pratikum yaitu penilaian yang dilakukan oleh guru untuk memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan tentang proses dan hasil belajar
yang telah dicapai peserta didik, dalam kegiatan pratikum (percobaan)
b. Penskoran
1) Cara holistik
2) Cara analitik
c. Penilaian non pratikum
Dengan cara pemberian sistem huruf A, B, C, D, dan E
d. Kelebihan dan kekurangan
1) Pratikum
Kelebihan: membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaan/ pratikum
Kekurangan:memerlukan berbagai fasilitas dan peralatan yang tidak selalu
mudah diperoleh.
2) Non pratikum
Kelebihan: guru mudah menguasai kelas, guru mudah menerangkan
pelajaran dalam jumlah yang besar
Kekurangan: keterbatasan waktu dan fasilitas.
Menurut Hesti (2015) penilaian kerja praktikum dan non praktikum adalah
sebagai berikut.
a. Penilaiam kerja Praktikum: membuat peserta didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan praktikum/percobaan, membuat
terobosan baru degan penemuan dari hasil praktek/percobaan, hasil percobaan
yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
23
b. Penilaian kerja non praktikum: guru mudah menguasai kelas, guru mudah
menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar, dapat diikuti anak didik dalam
jumlah besar, mudah dilaksanakan.
Tabel 2 Perbedaan antara Penilaian Pratikum dan Non Pratikum
24
Kekuranga a. Memerlukan berbagai fasilitas a. Bagi sebagian guru, penciptaan
n peralatan dan bahan yang tidak suasana interaktif dalam penilaian
selalu mudah diperoleh. mungkin akan dipandang sebagai
b. Setiap percobaan tidak selalu kegiatan yang merepotkan dan
memberikan hasil yang membuang-buang waktu.
diharapkan karena mungkin ada b. Adanya tuntutan yang mungkin
faktor-faktor tertentu yang berada sulit dipenuhi oleh peserta didik.
di luar jangkauan kemampuan
atau pengendalian
Target Pengetahuan : Pengetahuan:
Ranah a. Memperdalam teori yang Ranah pengetahuan berhubungan
Hasil berhubungan dengan tugas dengan kemampuan intelektual,
Belajar praktikum yang akan dilakukan seperti pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan berfikir.
b. Menggabungkan berbagai teori
yang telah diperoleh Sikap:
c. Menerapkan teori yang pernah Mencakup sasaran yang menyangkut
diperoleh pada problem yang sikap, penghargaan, nilai, dan emosi,
nyata menikmati, memelihara,
Sikap : menghormati.
a. Merencanakan kegiatan
mandiri Keterampilan :
Memilih, Mempersiapkan,
b. Bekerjasama dalam
Menggunakan seperangkat alat atau
kelompok kerja
instrumen secara tepat dan benar.
c. Disiplin dalam waktu dan
perilaku
d. Bersikap jujur dan terbuka
e. Menghargai ilmu
Keterampilan :
Memilih, Mempersiapkan,
Menggunakan seperangkat alat atau
instrumen secara tepat dan benar.
25
g. Fleksible
h. Penilaian mengikuti keragaman gaya belajar peserta didik
i. Penggunaan kelompok peserta didik
j. Akuntabilitas individual
k. Terdapat sejumlah definisi dan pentunjuk yang jelas
l. Pengamalan peserta didik menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan
m. Peserta didik memiliki format pilihan / cara untuk mempresentasikan produk
akhir
n. Kriteria kualitas jelas bagi peserta didik
o. Panduan penskoran harus digunakan
26
Jumlah Tugas Mempertimbangkan fungsi tujuan, target, dan sumber daya
yang tersedia
c. Pelaksanaan Penilaian
Sistem Holistic
Penilaian Analytical
Pelaksana Guru
Penilaian Tenaga ahli di luar guru
Peserta didik menilai dirinya sendiri (self asessment)
Peserta didik menilai peserta didik lain ( peer assessment )
Cara mengembangkan penilaian kinerja praktikum dan non praktikum yaitu
dengan memperhatikan klasifikasi kinerja, pengembangan modul untuk kinerja,
dan sistem pemberian skor.
3. Pengukuran Performance Praktikum dan Non Praktikum
Pengukuran Performance Parktikum dan Non Praktikum
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Memperhatikan kompetensi inti(KI) dan kompetensi dasar (KD)
c. Menentukan jenis alat ukurnya
d. Menentukan jenis tes
e. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya
Berbagai penilaian yang digunakan dalam asesmen kinerja adalah :
a. Penilaian produk
b. Penilaian proyek
c. Penilaian portofolio
d. Penilaian sikap
e. Penilaian diri
Menurut Stiggins (1994) penilaian yang baik akan mengikuti hal-hal sebagai
berikut:
a. Berawal dari sasaran pencapaian yang tepat.
b. Mempunyai tujuan yang jelas.
27
c. Bergantung pada metode penilaian yang layak.
d. Penyampelan penampilan yang tepat.
e. Mengawasi semua sumber yang relevan dari intervensi eksternal.
Berbagai penilaian yang digunakan berdasarkan panduan penilaian oleh
Kemendikbud yaitu:
a. Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta
didik sebagaihasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan secara berkelanjutan
oleh semua guru, termasuk guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali
kelas,melalui observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari
berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan
penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang
menjadi tugas dari setiap pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada
setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
b. Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Selain
itu penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri
berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas
dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta
didik, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik.
Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan
sikappeserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan
mengarahkan peserta didik mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya.
Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b. Menentukan indikator yang akan dinilai.
c. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
28
d. Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale), atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta
didik mengenali diri dan potensinya.
c. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Pengamatan unjuk
kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Dalam pelaksanaan
penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubric penilaian untuk
mengamati perilaku peserta didik dalam melakukan praktik atau produk yang
dihasilkan.
d. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan peserta didik menginformasikan
matapelajaran tertentu secara jelas.
e. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produkproduk teknologi dan/atau seni.Pengembangan produk meliputi 3 (tiga)
tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan
tampilan, fungsi, dan estetika.
f. Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.Ada beberapa tipe
29
portofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio
pameran. Pendidik dapat memilih tipe portofolio sesuai dengan karakteristik
kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran. Penilaian portofolio
dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik secara bertahap dan pada
akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dipilih bersama
oleh guru dan peserta didik. Karya-karya terbaik menurut pendidik dan
peserta didik disimpan dalam folder dokumen portofolio. Selain itu,
diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik, dan orangtua peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut pengukuran kinerja praktikum dan non praktikum
dapat berupa penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian
sikap, dan penilaian diri. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
pengetahuan yang sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal
dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).
30
mencapai capaian pembelajarannya.
c. Ada 3 macam rubrik yang disajikan sebagai contoh pada buku ini, yakni:
1. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan
atau kombinasi semua kriteria.
Tabel 4 Contoh Rubrik Holistik
31
3. Rubrik skala persepsi memiliki tingkatan kriteria penilaian yang tidak
dideskripsikan namun tetap diberikan skala penilaian atau skor penilaian.
d. Manfaat penilaian menggunakan rubrik :
1) Rubrik dapat menjadi pedoman penilaian yang objektif dan konsisten dengan
kriteria yang jelas;
2) Rubrik dapat memberikan informasi bobot penilaian pada tiap tingkatan
kemampuan peserta didik;
3) Rubrik dapat memotivasi mahapeserta didik untuk belajar lebih aktif;
4) Peserta didik dapat menggunakan rubrik untuk mengukur capaian
kemampuannya sendiri atau kelompok belajarnya;
5) Peserta didik mendapatkan umpan balik yang cepat dan akurat;
6) Rubrik dapat digunakan sebagai intrumen untuk refleksi yang efektif tentang
proses pembelajaran yang telah berlangsung;
7) Sebagai pedoman dalam proses belajar maupun penilaian hasil belajar peserta
didik.
Tahapan Pengembangan Rubrik Secara umum ada empat tahap kunci/pokok
dalam menyusun sebuah rubrik (Steven & Levi, 2005:29) yaitu;
Tahap 1. Reflecting, pada tahap ini difikirkan apa yang hendak diharapkan dari
peserta didik, mengapa harus membuat tugas, apa yang terjadi sebelumnya, dan
apa yang diharapkan.
Tahap 2. Listing, Dalam tahap ini, fokus pada detail tugas tertentu dan apa tujuan
khusus pembelajaran yang diharapkan setelah tugas selesai.
Tahap 3. Grouping and Labeling. Dalam tahap ini, menyusun hasil refleksi pada
tahap 1 dan 2, mengelompokkan kesamaan harapan yang mungkin akan menjadi
dimensi rubrik.
Tahap 4. Aplication. Dalam tahap ini, menerapkan dimensi dan deskripsi dari
tahap 3 ke bentuk akhir dari rubrik, dengan menggunakan format yang disediakan.
5. Target Penilaian Praktikum
Manfaat praktikum tersebut adalah :
a. Melatih keterampilan
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
32
c. Pembuktian ilmiah
d. Menghargai ilmu pengetahuan yang dimiliki
e. Pengalaman bekerja sama
Pratikum yang terkait dengan keterampilan pengetahuan:
a. Memperdalam teori yag berhubungan dengan tugas pratikum yang akan
dilakukan
b. Menggabungkan berbagai teori yang telah diperoleh
c. Menerapkan teori yang pernah diperoleh pada problem yang nyata.
Pratikum yang terkait dengan keterampilan sikap :
a. Merencanakan kegiatan madiri
b. Bekerja sama dalam kelompok
c. Disiplin dalam kelompok kerja
d. Bersikap jujur dan terbuka
e. Menghargai ilmu
Pelaksanaan praktikum dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya (Arifin, 2003):
a. Peserta didik dapat menggambarkan keadaan yang konkret tentang suatu
peristiwa
b. Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan inkuiri
c. Peserta didik dapat mengembangkan sikap ilmiah
d. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih efektif dan
efisien
Dalam buku yang berjudul pembelajaran di laboratorium (2005) menjelaskan
untuk mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di
laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif untuk mencapai
tiga ranah secara bersama-sama, sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Berlatih agar dapat memahami teori, berlatih agar segi-segi teori yang
berlainan dapat diintregasikan, berlatih agar teori dapat diterapkan pada
permasalahan nyata
b. Sikap
33
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, belajar bekerja sama, belajar
mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya, dan belajar menghargai
bidangnya
c. Keterampilan
Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan dan belajar
memakai peralatan dan instrumen tertentu
34
BAB III
PEMBAHASAN
35
Komponen Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)
program pembelajaran, sehingga penilaian kinerja dapat
memberikan dukungan terhadap pembelajaran.
3. Peformance Assesment membuat pembelajaran lebih
relevan dengan dunia nyata.
4. Peformance Assesment memberikan informasi yang baik
dan lengkap bagi pendidik mengenai pemahaman,
kesulitan, dan kemajuan belajar peserta didik.
Karakteristik Menurut Norma dalam siti Mahmudah (2008: 18)
karakteristik penilaian kinerja:
d. Tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata
e. Tugas yang diberikan lebih komplek sehingga mendorong
peserta didik untuk berfikir dan ada kemungkinan
mempunyai solusi yang banyak
f. Waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak
Kriteria Menurut Popham (1995):
1. Generability
2. Authentic
3. Multiple fact
4. Teachability
5. Fairness
6. Feasibility
7. Scorability
Indakator Indikator performance menurut Perrin ada delapan titik
kecacatan, diantaranya:
Variasi interpretasi kesamaan istilah dan konsep.
Pergeseran tujuan.
Penggunaan pengukuran yang tidak bermakna dan tidak
relevan.
Kekacauan antara penghematan biaya dan pergeseran
biaya.
Ketidakjelasan perbedaan kekritisan subgroup oleh
36
Komponen Penilaian Kinerja (Peformance Assesment)
sejumlah indikator yang menyesatkan.
Pembatasan pendekatan berbasis objektif dengan evaluasi.
Ketidakgunaan indikator performance untuk pembuatan
keputusan dan alokasi sumberdaya.
Ketidak konsistenannya antara fokus yang menyempit
dalam pengukuran dengan manajemen publik yang lebih
besar.
Langkah- Menurut Majid (2006: 88), langkah-langkah pembuatan
Langkah penilaian kinerja:
Pembuatannya a. Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang
diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir
b. Menulis kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas
c. Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu
banyak sehingga semua dapat diamati
d. Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan
kriteria untuk setiap pilihan
Hal yang perlu Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta
dipertimbangka didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
n Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam
kinerja tersebut
Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas
Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
banyak, sehingga semua dapat diamati
Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan
urutan yang akan diamati. (Pusat Kurikulum Balitbang,
2007).
37
B. Matrik Performance of Product and Skills
Tabel 7 Performance of Product and Skills
38
D. Matrik Perbedaan Penilaian Pratikum dan Non Pratikum
Tabel 9 Perbedaan Penilaian Pratikum dan Non Pratikum
39
Komponen Penilaian Praktikum Penilaian Non Praktikum
menggunakan rentangan
angka dari 1-10. Selain itu
ada juga yang menggunakan
rentangan 1-100.
Kelebihan Wulan (2014) Wulan (2014)
a. Memudahkan dalam a. Siswa lebih leluasa
pemantauan dan penilaian mengerjakannya di luar
b. Memudahkan guru dalam jam tanpa dibatasi oleh
melihat proses secara waktu.
langsung b. Mendorong siswa untuk
lebih kreativ
c. Pelatan dan falisitas lebih
mudah diperoleh
Kekurangan 1) Memerlukan berbagai 1) Bagi sebagian guru,
fasilitas peralatan dan penciptaan suasana
bahan yang tidak selalu interaktif dalam penilaian
mudah diperoleh. mungkin akan dipandang
2) Setiap percobaan tidak sebagai kegiatan yang
selalu memberikan hasil merepotkan dan
yang diharapkan karena membuang-buang waktu.
mungkin ada faktor-faktor 2) Adanya tuntutan yang
tertentu yang berada di luar mungkin sulit dipenuhi
jangkauan kemampuan oleh siswa.
atau pengendalian
Target Ranah Pengetahuan : Pengetahuan:
Hasil Belajar 1) Memperdalam teori yang Ranah pengetahuan
berhubungan dengan tugas berhubungan dengan
praktikum yang akan kemampuan intelektual,
dilakukan sepertipengetahuan,
2) Menggabungkan berbagai pemahaman, dan keterampilan
teori yang telah diperoleh berfikir.
40
Komponen Penilaian Praktikum Penilaian Non Praktikum
3) Menerapkan teori yang
pernah diperoleh pada
problem yang nyata
Sikap : Sikap:
a. Merencanakan kegiatan Mencakup sasaran yang
mandiri menyangkut sikap,
b. Bekerjasama dalam penghargaan, nilai, dan emosi,
kelompok kerja menikmati, memelihara,
c. Disiplin dalam waktu menghormati.
dan perilaku
d. Bersikap jujur dan
terbuka
e. Menghargai ilmu
Keterampilan : Keterampilan :
Memilih, Mempersiapkan, Memilih, Mempersiapkan,
Menggunakan seperangkat alat Menggunakan seperangkat alat
atau instrumen secara tepat dan atau instrumen secara tepat dan
benar. benar.
41
Komponen Performance Parktikum dan Non Praktikum
bijaksana
7. Fleksible
8. Penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa
9. Penggunaan kelompok siswa
10. Akuntabilitas individual
11. Terdapat sejumlah definisi dan pentunjuk yang jelas
12. Pengamalan siswa menjadi umpan balik untuk siklus
perbaikan
13. Siswa memiliki format pilihan / cara untuk
mempresentasikan produk akhir
14. Kriteria kualitas jelas bagi siswa
15. Panduan penskoran harus digunakan
Langkah- 1) Identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan
Langkahnya menerapkan penilaian kinerja
2) Memilih kegiatan yang cocok untuk menialai siswa
Komponen Menurut Stiggins (1994):
Utama 1. Klasifikasi performance (jenis unjuk kerja, objek yang
dinilai atau focus of assessment, dan spesifikasi kriteria
unjuk kerja)
2. Pengembangan modul unjuk kinerja (ciri, isi, dan
frekuensi unjuk kerja)
3. Sistem pemberian skor dan perekaman hasil (tingkatan
cakupan, prosedur pencatatan, dan asesor).
Pengukuran a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Memperhatikan kompetensi inti(KI) dan kompetensi
dasar (KD)
c. Menentukan jenis alat ukurnya
d. Menentukan jenis tes
e. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta
pedoman penskorannya
Penilaian a. Penilaian produk
42
Komponen Performance Parktikum dan Non Praktikum
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta
didik membuat produk-produk teknologi dan/atau
seni.Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan
setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
4. Tahap persiapan
5. Tahap pembuatan produk (proses)
6. Tahap penilaian produk (appraisal)
b. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan
berdasarkan kumpulan informasi yang bersifat reflektif-
integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu
Ada beberapa tipe portofolio yaitu:
Portofolio dokumentasi
Portofolio proses
Portofolio pameran.
d. Penilaian sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan
perilaku peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
e. Penilaian diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam berperilaku
43
Komponen Performance Parktikum dan Non Praktikum
f. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik
Dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu. pelaksanaan penilaian kinerja
perlu disiapkan format observasi dan rubric penilaian
untuk mengamati perilaku peserta didik dalam
melakukan praktik atau produk yang dihasilkan.
Penilaian yang Menurut Stiggins (1994):
Baik 1. Berawal dari sasaran pencapaian yang tepat.
2. Mempunyai tujuan yang jelas.
3. Bergantung pada metode penilaian yang layak.
4. Penyampelan penampilan yang tepat.
5. Mengawasi semua sumber yang relevan dari intervensi
eksternal.
Keuntungan a. Siswa dapat menggambarkan keadaan yang konkret
Pratikum tentang suatu peristiwa
b. Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri
c. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah
d. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan lebih efektif dan efisien
44
Komponen Skor (Rubrik)
2. Rubrik deskriptif memiliki tingkatan kriteria penilaian
yang dideskripsikan dan diberikan skala penilaian atau
skor penilaian.
3. Rubrik skala persepsi memiliki tingkatan kriteria
penilaian yang tidak dideskripsikan namun tetap
diberikan skala penilaian atau skor penilaian.
Manfaat 1) Rubrik dapat menjadi pedoman penilaian yang objektif
dan konsisten dengan kriteria yang jelas;
2) Rubrik dapat memberikan informasi bobot penilaian
pada tiap tingkatan kemampuan peserta didik;
3) Rubrik dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih
aktif;
4) Peserta didik dapat menggunakan rubrik untuk mengukur
capaian kemampuannya sendiri atau kelompok
belajarnya;
5) Peserta didik mendapatkan umpan balik yang cepat dan
akurat;
6) Rubrik dapat digunakan sebagai intrumen untuk refleksi
yang efektif tentang proses pembelajaran yang telah
berlangsung;
7) Sebagai pedoman dalam proses belajar maupun penilaian
hasil belajar peserta didik.
Tahapan Tahap 1. Reflecting
Pengembangan Tahap 2. Listing
Tahap 3. Grouping and Labeling
Tahap 4. Aplication
45
Komponen Skor (Rubrik)
Menerapkan teori yang pernah diperoleh pada problem
yang nyata
Keterampilan sikap :
Merencanakan kegiatan madiri
Bekerja sama dalam kelompok
Disiplin dalam kelompok kerja
Bersikap jujur dan terbuka
Menghargai ilmu
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian kinerja di kembangkan untuk
mengetes kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilannya (apa yang mereka ketahui dan dapat yang dilakukan) pada
berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Penilaian kinerja dirancang bukan
semata-mata sebagai kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga didesain
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Penilaian kinerja memberi kesempatan siswa untuk berkompetisi dengan
dirinya sendiri. Melalui penilaian kinerja, siswa akan mendapatkan pemahaman
yang nyata tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan. Dalam
penilaian kinerja tidak ada jawaban benar atau salah sehingga siswa tidak perlu
takut untuk menghadapinya. Penilaian kinerja membuat pembelajaran lebih
relevan dengan konteks dalam memecahkan masalah. Mereka akan mengakui
bahwa mereka telah menerima pengajaran dan bahwa pendidikan itu disediakan
untuk kehidupan mereka.
B. Saran
Dalam pembahasan Performance Assessment yang telah disajikan di depan,
diharapkan semua pendidik lebih memperhatikan bagaimana aturan dalam
asesmen kinerja ini, sehingga semua bentuk soal dapat lebih terarah dan mudah
dimengerti. Sehingga dengan demikian memudahkan para pendidik dalam
pembelajaran di kelas.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kerja Peserta Didik
Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk Belajar
Didik
5.
melakukan percobaan.
Lakukan diskusi kelompok dan jika telah selesai, perwakilan dari
kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil percobaan di kelas.
GERAK PARABOLA
49
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
50
Tujuan Pembelajaran
Teori Singkat
Gerak parabola merupakan gerak dua dimensi suatu benda yang bergerak
membentuk sudut elevasi dengan sumbu x atau sumbu y. Sumbu x (horizontal)
merupakan GLB dan sumbu y (vertikal) merupakan GLBB. Kedua gerak ini tidak
saling memengaruhi, hanya saja membentuk suatu gerak parabola. Nama lainnya
disebut juga dengan gerak peluru yang memiliki bentuk lintasan parabola. Lintasan
parabola dapat diilustrasikan seperti pada gambar di bawah ini.
51
Pada gambar terlihat ada simbol x dan y, komponen-komponen di antaranya
memiliki arah yang berbeda.
Komponen Sumbu X
V ox =V o cos θ
Komponen Sumbu Y
V oy =V o sin θ
Mengamati
Menanya
Percobaan 1. Catatlah hasil dari pengamatanmu pada tabel kerja dibawah ini!
No Sudut X Terjauh (cm) t Terjauh (s) Vo (m/s) H Maks (cm)
Percobaan 1. Catatlah hasil dari pengamatanmu pada tabel kerja dibawah ini!
No Sudut X Terjauh (cm) t Terjauh (s) Vo (m/s) H Maks (cm)
Menganalisis Data
55
56
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tugas
Mengkomunikasikan
57
3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah
dilakukan.
58
Lampiran 2 Instrumen dan Rubrik Penilaian Performance of Product and
Skill
a. Science Fair Project
Aspek yang dinilai
1. Kemampuan membuat alat
2. Kemampuan bekerjasama dalam kelompok
3. Kemampuan berkomunikasi secara lisan (menyampaikan
ide/gagasan/komentar)
4. Kemampuan mengajukan pertanyaan
5. Kemampuan menjawab pertanyaan (memberikan penjelasan)
6. Kemampuan menghargai ide, saran, dan pendapat teman
Instrumen Penilaian
Aspek yang dinilai Jumlah
No Nama 1 2 3 4 5 6 Skor
Skor
1,2,3, 1,2,3, 1,2,3, 1,2,3, 1,2,3, 1,2,3,
1
4*) 4*) 4*) 4*) 4*) 4*)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Dst
Kriteria Penskoran
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor
Mampu membuat alat dengan baik dan menarik sesuai dengan prosedur
4
pembuatan
Mampu membuat alat dengan baik sesuai dengan prosedur pembuatan 3
1 Kemampuan membuat alat
Mampu membuat alat dengan sesuai dengan prosedur pembuatan 2
Membuat alat dengan tidak baik dan menarik serta tidak sesuai dengan
1
prosedur pembuatan
Mampu bekerjasama dengan semua anggota kelompok 4
Hanya mampu bekerjasama dengan beberapa anggota kelompok 3
2 Kemampuan bekerjasama dalam kelompok
Hanya mampu bekerja secara individu 2
Bekerja secara individu dan menganggu anggota kelompok lain 1
Mampu berkomunikasi dengan benar dan jelas 4
Mampu berkomunikasi dengan benar tetapi kurang jelas 3
3 Kemampuan berkomunikasi secara lisan
Kurang mampu berkomunikasi dengan benar dan jelas 2
Tidak mampu berkomunikasi dengan benar dan jelas 1
Mampu menyampaikan pertanyaan dengan benar dan jelas 4
Mampu menyampaikan pertanyaan dengan benar tetapi kurang jelas 3
4 Kemampuan mengajukan pertanyaan
Kurang mampu menyampaikan pertanyaan dengan benar dan jelas 2
Tidak mampu menyampaikan pertanyaan dengan benar dan jelas 1
Mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas 4
5 Kemampuan menjawab pertanyaan Mampu menjawab pertanyaan dengan benar tetapi kurang jelas 3
Kurang mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas 2
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor
Tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas 1
Mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain. 4
Mampu menerima masukan orang lain tetapi kurang mampu
3
6 Kemauan menghargai pendapat teman menunjukkan sikap menghargai saat siswa lain menyampaikan pendapat
Kurang mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain. 2
Tidak Mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain. 1
Jumlah skor
60
b. Lab Science Demotration
Aspek yang dinilai
1. Mempersiapkan komponen gerak parabola
2. Memasang komponen gerak parabola
3. Melakukan percobaan gerak parabola
4. Mengamati percobaan gerak parabola
5. Mencatat hasil pengamatan gerak parabola
6. Penjelasan oleh kelompok
Instrumen Penilaian
Skor
No Aspek yang dinilai
4 3 2 1
1 Mempersiapkan komponen gerak parabola
2 Memasang komponen gerak parabola
3 Melakukan percobaan gerak parabola
4 Mengamati percobaan gerak parabola
5 Mencatat hasil pengamatan gerak parabola
6 Penjelasan oleh kelompok
Rubrik Penilaian
1. Mempersiapkan komponen gerak parabola
4 = komponen dipersiapkan secara tepat dan benar
3 = komponen dipersiapkan secara kurang tepat dan benar
2 = komponen dipersiapkan secara kurang tepat dan kurang benar
1 = komponen dipersiapkan secara tidak tepat dan tidak benar
2. Memasang komponen gerak parabola
4 = komponen dipasang secara tepat dan benar
3 = komponen dipasang secara kurang tepat dan benar
2 = komponen dipasang secara kurang tepat dan kurang benar
1 = komponen dipasang secara tidak tepat dan tidak benar
3. Melakukan Percobaan Gerak Parabola
4 = Percobaan gerak parabola dilakukan dengan posisi yang benar dan arah yang benar
3 = Percobaan gerak parabola dilakukan dengan posisi yang benar atau arah yang benar
2 = Percobaan gerak parabola dilakukan dengan posisi yang salah atau arah yang salah
1 = Percobaan gerak parabola dilakukan dengan posisi yang salah dan arah yang salah
61
2 = Hasil pengamatan gerak parabola kurang tepat dan kurang benar
1 = Hasil pengamatan gerak parabola tidak tepat dan tidak benar
6. Penjelasan oleh kelompok
4 = kelompok mampu menjelaskan dengan benar dan jelas
3 = Kelompok mampu menjelaskan dengan benar tetapi kurang jelas
2 = Kelompok kurang mampu menjelaskan dengan benar dan jelas
1 = Kelompok tidak mampu menjelaskan dengan benar dan jelas
c. Report Research
Aspek yang dinilai
1. Sistematika laporan
2. Kelengkapan laporan
3. Kejelasan dan keruntutan penulisan
4. Kebenaran konsep ide yang dipaparkan
5. Ketepatan pemilihan kosakata
6. Kemampuan siswa menjelaskan isi laporan
7. Usaha siswa dalam menyusun laporan
8. Presentasi laporan percobaan
Instrumen Penilaian
Skor
No Aspek yang dinilai
4 3 2 1
1 Sistematika laporan
2 Kelengkapan laporan
3 Kejelasan dan keruntutan penulisan
4 Kebenaran konsep ide yang dipaparkan
5 Ketepatan pemilihan kosakata
6 Kemampuan siswa menjelaskan isi laporan
7 Usaha siswa dalam menyusun laporan
8 Presentasi laporan percobaan
Rubrik Penilaian
1. Sistematika laporan
4 = Laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas dan benar
3 = Laporan dibuat dengan benar tetapi kurang jelas
2 = Laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas
1 = Laporan dibuat dengan sistematika yang salah
2. Kelengkapan laporan
4 = Laporan dibuat secara lengkap sesuai petunjuk pembuatan laporan
3 = Laporan dibuat tanpa kesimpulan
62
2 = Laporan dibuat tanpa diskusi, kesimpulan, daftar pustaka
1 = Laporan dibuat tidak lengkap (mencakup 3 unsur saja)
3. Kejelasan laporan
4 = Laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut
3 = Laporan jelas, tetapi penulisan kurang runtut
2 = Laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan keruntutan penulisan
1 = Laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan
4. Kebenaran konsep
4 = Konsep/ide yang dipaparkan tepat, benar, dan sesuai dengan teori
3 = Konsep/ide yang dipaparkan sesuai dengan teori tetapi kurang jelas
2 = Konsep/ide yang dipaparkan kurang tepat
1 = Konsep/ide yang dipaparkan tidak tepat
5. Ketepatan pemilihan kosakata
4 = Menggunakan kata-kata yang tepat, menggunakan kalimat aktif
3 = Menggunakan kata-kata yang kurang tepat, menggunakan kalimat aktif
2 = Menggunakan kata-kata yang kurang tepat, tidak menggua\nakan kalimat aktif
1 = Menggunakan kosakata yang salah
6. Kemampuan siswa menjelaskan isi laporan
4 = Menguasai latar belakang, metode, diskusi, kesimpulan
3 = Menguasai latar belakang, metode, dan diskusi
2 = Menguasai latar belakang dan metode
1 = Menguasai latar belakang saja
7. Usaha siswa dalam menyusun laporan
4 = berusaha melengkapi isi laporan dengan sungguh-sungguh, berusaha memperbaiki isi,
tulisan rapi, mudah dibaca.
3 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 1, kecuali ada 1 aspek yang tidak dilakukan
2 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 1, kecuali ada 2 aspek yang tidak di lakukan
1 = tidak berusaha melengkapi dan memperbaiki isi laporan.
8. Presentasi laporan percobaan
4 = semua anggota kelompok aktif dan berusaha menjawab pertanyaan dengan benar
3 = semua anggota kelompok aktif akan tetapi kurang berusaha menjawab pertanyaan
dengan benar.
2 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun ada usaha untuk menjawab
pertanyaan dengan benar
1 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun kurang berusaha untuk menjawab
pertanyaan dengan benar.
63
64