Anda di halaman 1dari 131

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 1


DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun oleh:
SINTA HESTU RATNASARI
NIM: X902308838

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL OBSERVASI
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 1
DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Laporan akhir praktik pengalaman lapangan ini telah diterima, disetujui dan disahkan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Program Pendidikan Profesi Guru, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
tahun Pelajaran 2023/2024 yang disusun oleh:
Nama : Sinta Hestu Ratnasari
NIM : X902308838
Telah disahkan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 15 Desember 2023

Menyatujui,

Kepala Prodi PPG,

Dr. A.G. Tamrin, M.Pd., M.Si.


NIP. 196701021991031002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan sayang
sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Hasil Observasi Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) 1.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) 1
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 di Universitas Sebelas
Maret. Kami menyadari bahwa laporan ini dapat selesai dengan bantuan, dukungan, bimbingan,
dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Rahayuningsih, S.Pd, M.Pd Sebagai Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
2. Dr. Adam Wahida, S.Pd., M. Sn Sebagai Dosen Pembimbing Lapangan
3. Triyanta Wahyu Nugraha S.Sn Sebagai Guru Pamong SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
4. Seluruh Guru, Karyawan, dan Staf SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
5. Seluruh Rekan-Rekan Mahasiswa PPG Universitas Sebelas Maret Surakarta
6. Seluruh Siswa dan Siswi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pelaksanaan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
laporan ini. Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
terutama di lingkungan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta serta pihak-pihak lain yang
memerlukan.

Surakarta, 15 Desember 2023


Penulis

Sinta Hestu Ratnasari

iii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Observasi ...................................................................................... 2
C. Manfaat Observasi .................................................................................... 3
D. Sasaran Observasi ..................................................................................... 4

BAB II HASIL OBSERVASI


A. Hasil Observasi ......................................................................................... 5
1. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik ........................................ 5
2. Hasil Observasi Perangkat Pembelajaran ............................................. 14
3. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 21
4. Hasil Observasi Manajemen Sekolah ................................................... 27
5. Hasil Observasi Lingkungan Belajar .................................................... 31
B. Analisis Hasil Observasi ........................................................................... 39
1. Karakteristik Peserta Didik................................................................... 39
2. Perangkat Pembelajaran ....................................................................... 43
3. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 47
4. Manajemen Sekolah ............................................................................. 50
5. Lingkungan Belajar .............................................................................. 54
C. Faktor Penghanbat dan Pendukung Observasi ......................................... 55

iv
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil Observasi .................................................................... 57
1. Karakteristik Peserta Didik................................................................... 57
2. Perangkat Pembelajaran ....................................................................... 57
3. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 58
4. Manajemen Sekolah ............................................................................. 58
5. Lingkungan Belajar .............................................................................. 59
B. Refleksi ..................................................................................................... 60
C. Rencana Tindak Lanjut ............................................................................. 60
LAMPIRAN ................................................................................................... 61

v
DAFTAR TABEL

1. Hasil Observasi Perencaan Pembelajaran ..................................................... 14


2. Analisiss Perencaan Pembelajaran ................................................................ 43

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi ................................................................................................. 61


Lampiran 2 Lembar Observasi Karakteristik Peserta Didik ............................................ 67
Lampiran 3 Lembar Observasi Modul Ajar ..................................................................... 83
Lampiran 4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 97
Lampiran 5 Lembar Observasi Manajemen Sekolah ....................................................... 106
Lampiran 6 Lembar Observasi Lingkungan Belajar ........................................................ 122

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sumber dari segala sumber kemajuan suatu bangsa,
karena dengan melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa tersebut
dapat ditingkatkan. Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam membangun suatu
bangsa melalui pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan
sumber daya manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan diharapkan mampu membentuk
peserta didik yang dapat mengembangkan sikap, keterampilan dan kecerdasan
intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas, serta berakhlak mulia. Proses
pembentukan tersebut membutuhkan sistem pendidikan yang terrencana dan tertata sesuai
tujuan pendidikan yang diharapkan suatu bangsa.
Sistem pendidikan yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang
unggul dan membuat suatu negara menjadi maju. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu
negara maka negara tersebut semakin maju. Sebaliknya semakin rendah kualitas sistem
pendidikan suatu negara maka negara tersebut akan terbelakang. Untuk mendukung
terciptanya pendidikan yang berkualitas maka sumber daya manusia yang berkualitas juga
dapat dilakukan melalui mengoptimalkan potensi calon guru. Potensi guru yang dimaksud
yaitu kualitas mental dan kompetensi pengajaran maupun bidang studi yang
menjadikannya profesional dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai seorang guru.
Oleh karena itu, untuk menyiapkan calon guru yang profesional dan kompeten maka
diadakanlah program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah inti yang harus
ditempuh oleh mahasiswa PPG Prajabatan untuk mengembangkan dan memperkuat
kompetensinya dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional di sekolah. Proses
pengembangan kemampuan mengajar para calon guru ditempuh dengan menerapkan
prinsip yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu niteni (mengamati), nirokke
(menirukan), dan nambahi (mengembangkan). Mahasiswa PPG belajar mengembangkan
identitas guru dan proses pembelajarannya dengan mengintegrasikan pemahaman
analitikal konteks satuan pendidikan tertentu dengan konsep dan praktik mata kuliah inti
lainnya. Pengalaman praktik mahasiswa PPG dirancang sebagai proses perbaikan
berkelanjutan melalui format lesson study dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1
Kolaboratif. Untuk menjamin kegiatan PPL sesuai standar mutu Program PPG Prajabatan,
panduan ini dibuat sebagai acuan bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Mahasiswa
PPG, Guru Pamong (GP) PPL, Kepala Sekolah, atau mitra program PPG dalam
menjalankan perannya dalam mata kuliah PPL. Panduan ini memberikan gambaran umum
tentang PPL mulai dari pengertian, tujuan, prinsip dasar, prosedur dan kegiatan PPL,
sampai dengan evaluasinya. Implementasi panduan ini dapat disesuaikan dengan konteks
sosial, kultural, dan akademik di tiap perguruan tinggi penyelenggara PPG Prajabatan.
Pada program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang berlangsung
selama 2 semester ini, mahasiswa calon guru melakukan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) I dan II. Melalui PPL inilah mahasiswa calon guru dihadapkan pada kondisi nyata
terkait pembelajaran dan asesmen yang berlangsung di kelas sekolah mitra. Mata kuliah
PPL I dan II ini juga salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi mahasiswa PPG Prajabatan
untuk memperoleh sertifikat pendidik.
Program PPL ini tidak hanya dipahami sebagai “Praktik Mengajar” lebih dari itu
PPL dimaksudkan untuk memberikan dasar pelatihan untuk membentuk seorang guru yang
cakap dalam segala hal terkait dengan keguruan, salah satunya adalah kemampuannya
dalam melakukan observasi. Terkait dengan hal tersebut, laporan ini merupakan penjabaran
dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh penulis di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
yang dimulai dari tanggal 23 Oktober 2023 sampai dengan 08 Desember 2023. Selama
kurun waktu tersebut, sebagai seorang calon guru, penulis sekaligus observer
melaksanakan kegiatan observasi yang meliputi aspek karakteristik peserta didik,
pelaksanaan pembelajaran, modul ajar, lingkungan belajar, dan manajemen sekolah.

B. Tujuan Observasi
1. Mengembangkan keterampilan menangkap dan memaknaimahasiswa terkait kejadian,
fenomena, dan gejala yang nampak selama proses pembelajaran yang berpotensi
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.
2. Menambah pemahaman yang utuh bagi mahasiswa tentang lingkungan akademik dan
non akademik di sekolah tempat PPL 1.
3. Mengembangkan aspek pribadi dan sosial dari Mahasiswa PLP PPG Prajabatan di
lingkungan sekolah.
4. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik dan sosial
psikologis sekolah tempat observasi berlangsung.

2
5. Mendapatkan pemahaman secara faktual di lapangan mengenai pelaksanaan
pembelajaran, karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, modul ajar dan
manajemen sekolah.
6. Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran melalui melalui
observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Pamong
7. Menarik kesimpulan melalui kegiatan refleksi dan menuangkannya ke dalam bentuk
laporan.

C. Manfaat Observasi
1. Bagi mahasiswa PPG Prajabatan
a. Mendapatkan pemahaman terkait lingkungan sekolah dan keprofesian guru mulai
dari pelaksanaan pembelajaran, karakteristik peserta didik, lingkungan belajar,
modul ajar dan manajemen sekolah.
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam perkuliahan PPG
Prajabatan kepada penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
c. Mendapatkan pengalaman mengajar melalui Praktik Mengajar Terbimbing dan
pendampingan kegiatan sekolah lainnya.
2. Bagi sekolah
1) Mendapatkan kontribusi dalam pengembangan sekolah, sumber daya, ilmu
pengetahuan, dan penerapan inovasi teknologi.
2) Memperoleh pengalaman dan kesempatan untuk ikut berpartisipasi serta dalam
menyiapkan calon guru yang profesional.

3. Bagi Universitas
a. Membangun sinergitas antara sekolah dengan program studi Pendidikan Profesi
Guru di Universitas Sebelas Maret untuk dalam mempersiapkan guru yang cerdas,
komprehensif sebagai pendidik profesional, adaptif, dan berkarakter mulia.
b. Membina jaringan kerjasama dengan sekolah dalam upaya menyelenggarakan
pendidikan profesi yang bermutu untuk menghasilkan lulusan yang menguasai
konsep dan wawasan yang luas di bidangnya, mandiri, berkepribadian, dan
berdaya saing tinggi pada tingkat nasional dan internasional.

3
D. Sasaran Observasi
Sasaran observasi pada kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai berikut:
1. Karakteristik peserta didik mencakup aspek budaya kelas, status sosial peserta didik, minat
belajar, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi belajar, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta perkembangan motorik peserta didik.
2. Perangkat Pembelajaran mencakup analisis kejelasan perumusan tujuan pembelajaran,
pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber atau media
pembelajaran, kejelasan dan kerincian skenario pembelajaran, kesesuaian teknik
pembelajaran, serta kelengkapan instrumen penilaian.
3. Pelaksanaan Pembelajaran mencakup analisis keterlaksanaan modul ajar, proses
belajar mengajar, kedala alasan dan solusi pelaksanaan pembelajaran dan respon
peserta didik dalam proses pembelajaran serta pembelajaran bermakna yang didapat
oleh peserta didik.
4. Manajemen Sekolah, dilakukan minimal terhadap pelaksanaan manajemen kurikulum,
kesiswaan, sumber daya manusia, sarana & prasarana, anggaran, dan
penatalaksanaannya.
5. Lingkungan Belajar di sekolah, dilakukan untuk memahami lingkungan fisik, sosial,
dan akademis.

4
BAB II
HASIL OBSERVASI

A. Hasil Observasi
Setelah melaksanakan observasi dengan memahami, mengidentifikasi
karakteristik lingkungan sekolah dan kelas, serta menginterpretasikan fenomena
kognitif, afektif, dan psikomotorik peseerta didik. Hasil observasi yang diperoleh
meliputi karakteristik peserta didik, perangkat pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, manajemen sekolah dan lingkungan belajar di sekolah.

1. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik


Karakteristik peserta didik mencakup berbagai aspek yang memengaruhi
pembelajaran dan perkembangan mereka. Setiap individu memiliki keunikan dan
perbedaan yang perlu diperhatikan oleh pendidik untuk memberikan pendekatan
yang sesuai. Pada setiap awal pembelajaran dilakukan evaluasi data hasil observasi
sebagai bahan untuk menyusun rencana pembelajaran. Beberapa karakteristik
umum peserta didik melibatkan aspek budaya kelas, status sosial peserta didik,
minat belajar, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi belajar, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta
perkembangan motorik peserta didik.
a. Budaya Kelas
Istilah budaya kelas sering kali mencerminkan norma, nilai, dan
perilaku yang berkaitan dengan kelompok sosial atau ekonomi tertentu.
Budaya kelas di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menekankan pada
kedisiplinan, kereligiusan, nasionalisme, etika, partisipasi, kolaborasi,
kemandirian, tanggungjawab, dan pengembangan karakter peserta didik.
Berikut adalah beberapa contoh budaya kelas yang ditemukan di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta:
1) Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar di kelas.
2) Mendengarkan lagu wajib Nasional dan Mars SMA Muhammadiyah 1
Surakarta.
3) Membaca ayat suci Al-Quran sebelum kegiatan belajar.
4) Mendorong partisipasi aktif semua peserta didik dalam diskusi, kegiatan,

5
dan proyek kelas.
5) Menumbuhkan kolaborasi dan kerjasama diantara peserta didik.
6) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemandirian dan
tanggung jawab atas pembelajaran maupun tugas peserta didik.
7) Memberikan ruang untuk eksplorasi dan inisiatif diri.
8) Membangun kesadaran etika dan tanggung jawab sosial.
9) Menyediakan panduan terkait perilaku yang diharapkan di dalam kelas.
10) Menekankan pada nilai-nilai seperti integritas, rasa tanggung jawab, dan
rasa hormat.
Membangun budaya kelas yang positif dan inklusif memerlukan
komitmen dan kerjasama dari semua pihak terlibat, termasuk pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung,
peserta didik dapat merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk belajar.
b. Status Sosial Peserta didik
Status sosial peserta didik mencakup sejumlah faktor yang dapat
memengaruhi pengalaman dan pencapaian mereka di lingkungan pendidikan.
Status sosial peserta didik merujuk pada kedudukan atau posisi sosial yang
dimiliki oleh peserta didik dalam masyarakat. Status sosial ini mencakup
berbagai faktor, seperti latar belakang ekonomi, pendidikan, budaya, etnis, dan
lainnya, yang dapat memengaruhi pengalaman, peluang, dan pencapaian dalam
konteks pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh status sosial peserta didik
yang ditemukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta:
1) Terdapat kelas program khusus dengan akses terhadap sumber daya
pendidikan tambahan.
2) Akses khusus terhadap peserta didik baru yang merupakan keluarga dari
alumni maupun guru dan karyawan SMA Muhammadiyan 1 Surakarta
dalam proses pendaftaran masuk.
3) Gaya hidup konsumtif yang tercermin dari gaya berpakaian, kendaraan,
gadget, dan lain sebagainya.
Memperhatikan status sosial peserta didik dapat membantu
menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan memastikan
bahwa setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang setara untuk
berhasil.

6
c. Minat Belajar
Minat belajar memiliki peran yang signifikan dalam membentuk
karakteristik peserta didik. Minat belajar mencerminkan ketertarikan, motivasi,
dan keinginan peserta didik terhadap proses pembelajaran. Berikut adalah
beberapa contoh minat belajar yang tercemin di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta pada mata pelajaran seni rupa:
1) Peserta didik yang memiliki minat yang kuat cenderung pada mata
pelajaran seni rupa lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran.
2) Peserta didik yang memiliki kemauan untuk belajar pada mata pelajaran
seni rupa biasanya lebih terbuka terhadap pengetahuan baru dan
pengalaman pembelajaran.
3) Peserta didik yang memiliki minat yang tinggi pada mata pelajaran seni
rupa cenderung lebih mudah mengatasi hambatan dan kesulitan.
4) Beberapa peserta didik yang memiliki minat pada mata pelajaran seni rupa
lebih cenderung mengasah keterampilan yang terkait dengan minat
mereka, baik itu dalam bidang akademis, kreativitas berkarya, atau
keahlian lainnya.
5) Melalui kegiatan ektrakurikuler fotografi dan desain grafis, peserta didik
dapat mengembangkan potensi dan minat pada mata pelajaran seni rupa.
6) Peserta didik yang mengikuti minat pada mata pelajaran seni rupa mereka
mungkin lebih mudah menentukan tujuan karir dan jalur pendidikan yang
sesuai.
7) Peserta didik yang tertarik pada suatu topik dalam mata pelajaran seni rupa
biasanya lebih cenderung untuk menggali lebih dalam dan menganalisis
informasi dengan lebih kritis.
Pendidik dapat memainkan peran penting dalam merangsang dan
mendukung minat belajar peserta didik. Dengan memahami minat belajar
mereka, pendidik dapat merancang pengalaman pembelajaran yang lebih
relevan, menarik, dan memotivasi, yang pada gilirannya membentuk
karakteristik positif pada peserta didik.
d. Kemampuan Awal
Kemampuan awal peserta didik mengacu pada keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang mereka miliki sebelum memulai suatu
tingkat pendidikan atau program pembelajaran tertentu. Kemampuan awal ini

7
dapat sangat bervariasi di antara peserta didik dan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti pengalaman pendidikan sebelumnya, lingkungan
keluarga, dan aspek-aspek pengembangan lainnya. Kemapuan awal peserta
didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dikukur dengan cara:
1) Seleksi wawancara pada saat Proses Penerimaan Peserta Didik Baru.
2) Observasi yang dilakukan oleh Bimbingan Konseling.
3) Angket yang diisi oleh peserta didik.
4) Observasi langsung dalam proses pembelajaran oleh guru.
Penting untuk diingat bahwa kemampuan awal peserta didik bersifat
unik dan dapat berkembang seiring waktu. Pendidik perlu memahami
keragaman dalam kemampuan awal peserta didik dan merancang pendekatan
pembelajaran yang responsif dan inklusif untuk mendukung perkembangan
mereka. Mengenali kemampuan awal juga membantu pendidik menyesuaikan
pengajaran agar sesuai dengan tingkat kesiapan dan kebutuhan individual
peserta didik.
e. Gaya Belajar
Gaya belajar peserta didik merujuk pada preferensi individu dalam
mengakses, memproses, dan mengasimilasi informasi. Memahami gaya belajar
peserta didik membantu pendidik merancang strategi pengajaran yang lebih
efektif dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Berikut
adalah beberapa gaya belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran Seni Rupa:
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang lebih banyak
memanfaatkan penglihatan. Peserta didik dengan gaya belajar visual
mudah mengingat dari yang dilihat, lebih suka membaca daripada
dibacakan, cenderung melihat sikap dan gerakan guru yang sedang
mengajar, dan tidak mudah terdistraksi oleh keramaian. Guru dapat
menggunakan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan
karakteristik peserta didik visual, seperti gambar, peta, diagram, video,
grafik, dan presentasi. Selain itu guru dapat mengunakan strategi
pembelajaran dengan enggunaan papan tulis, media visual, dan materi
pelajaran yang diperkaya visual.

8
2. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar dengan cara mendengar,
yang memberikan penekanan pada segala jenis bunyi dan kata, baik yang
diciptakan maupun yang diingat. Siswa dengan gaya belajar auditori lebih
cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Guru dapat
menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan suara, seperti
diskusi, ceramah, dan presentasi.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang dapat belajar
paling baik dengan berinteraksi atau mengalami hal-hal di sekitarnya.
Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik cenderung mampu memahami
sesuatu dengan adanya keterlibatan langsung, daripada mendengarkan
ceramah atau membaca dari sebuah buku. Guru dapat menggunakan
metode pembelajaran yang melibatkan gerakan, seperti praktikum,
olahraga, dan kesenian.
Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru dapat
menggunakan berbagai gaya belajar, seperti gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik, dalam pembelajaran Seni Rupa. Guru dapat menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa dalam Seni Rupa. Selain itu, guru dapat
memperhatikan gaya belajar siswa agar dapat lebih efektif dalam mengajar dan
meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Seni Rupa.
f. Motivasi Belajar
Motivasi belajar peserta didik adalah faktor penting yang
memengaruhi sejauh mana siswa terlibat, berpartisipasi, dan berprestasi dalam
proses pembelajaran. Motivasi dapat berasal dari faktor internal (dalam diri
siswa) dan eksternal (dari lingkungan dan interaksi dengan orang lain). Berikut
adalah beberapa faktor yang memengaruhi motivasi belajar peserta didik di
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta:
1) Minat belajar peserta didik.
2) Materi dan metode pembelajaran yang menarik.
3) Hubungan positif antara guru dan peserta didik.
4) Lingkungan belajar yang positif.
5) Apresiasi terhadap peserta didik.

9
6) Keterlibatan langsung peserta didik dalam pembelajaran.
7) Kerja kelompok dan dukungan teman sebaya.
Perlu diingat bahwa motivasi belajar adalah hal yang dinamis dan
dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, perlu upaya berkelanjutan untuk
memahami dan mendukung motivasi belajar siswa di setiap tahap
perkembangannya.
g. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta melibatkan perubahan dan pertumbuhan pada aspek-aspek
emosional mereka. Peserta didik di tingkat SMA mengalami berbagai
tantangan sosial, akademis, dan perkembangan pribadi yang dapat
memengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Berikut adalah beberapa aspek
perkembangan emosi yang muncul pada peserta didik di SMA Muhammadiyah
1 Surakarta:
1) Menginjak usia remaja peserta didik sering mengalami fluktuasi mood dan
emosi yang lebih intens. Mereka mengalami perasaan bahagia, sedih,
marah, atau cemas dalam waktu yang relatif singkat.
2) Peserta didik mulai belajar mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi
mereka dengan cara yang lebih kompleks. Mereka menjadi lebih terampil
dalam menyampaikan perasaan mereka melalui kata-kata, ekspresi wajah,
dan bahasa tubuh.
3) Kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain dapat
berkembang pesat. Remaja mungkin menjadi lebih peka terhadap perasaan
teman-teman mereka dan mulai mengembangkan empati.
4) Peserta didik mulai menghadapi tekanan akademis, sosial, dan pilihan
karier. Kemampuan mereka untuk mengelola stres dan tekanan dapat
berkembang, meskipun beberapa mungkin masih membutuhkan dukungan
dalam hal ini.
5) Hubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa menjadi lebih
kompleks. Remaja SMA dapat mengalami perubahan dinamika dalam
hubungan persahabatan, percintaan, dan hubungan keluarga.
6) Proses pencarian identitas diri menjadi semakin signifikan. Remaja SMA
mulai lebih memahami siapa mereka, apa nilai-nilai mereka, dan
bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain.

10
7) Kemampuan untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih matang
dan konstruktif dapat berkembang. Remaja mungkin belajar cara
berkomunikasi dengan baik dan menemukan solusi untuk konflik
interpersonal.
8) Remaja SMA mungkin mulai mengalami peningkatan tanggung jawab,
baik dalam hal akademis maupun sosial. Mereka dapat mengembangkan
kemampuan untuk mengatasi tugas-tugas yang lebih kompleks.
9) Remaja SMA belajar mengatasi tantangan hidup dan kegagalan dengan
cara yang lebih efektif. Mereka dapat mengembangkan strategi koping
yang lebih matang dan adaptif.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu mengalami
perkembangan emosi dengan cara yang unik, dan perbedaan individu dapat
sangat bervariasi. Faktor lingkungan, dukungan sosial, dan pengalaman pribadi
juga memainkan peran penting dalam perkembangan emosional pada tingkat
SMA.
h. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta melibatkan interaksi yang semakin kompleks dengan teman sebaya,
lingkungan sosial yang lebih luas, dan perkembangan identitas sosial. Beberapa
aspek perkembangan sosial yang muncul pada peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta meliputi:
1) Peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta cenderung lebih terlibat
dalam hubungan teman sebaya yang mendalam. Mereka mengalami
perubahan dalam dinamika sosial dan menciptakan ikatan yang lebih
kompleks.
2) Peserta didik mungkin bergabung dengan kelompok-kelompok sosial atau
identitas sosial tertentu, seperti kelompok ekstrakurikuler atau organisasi
olahraga, seni, atau organisasi tertentu. Perasaan identitas sosial dan
keanggotaan dalam kelompok dapat menjadi lebih penting.
3) Perasaan identitas sosial dan keanggotaan dalam kelompok dapat menjadi
lebih penting. Peserta didik dapat belajar cara berinteraksi dengan berbagai
jenis orang dan memahami norma sosial yang kompleks.
4) Peserta didik mungkin mulai mempertimbangkan pertanyaan moral dan
etika secara lebih mendalam. Mereka dapat mengembangkan perspektif

11
yang lebih matang terkait nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
5) Media sosial dapat memiliki pengaruh besar pada interaksi sosial peserta
didik. Mereka mungkin terlibat dalam berbagai platform media sosial yang
memengaruhi cara mereka berkomunikasi dan membangun hubungan.
i. Perkembangan Moral dan Spiritual
Perkembangan moral dan spiritual peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta melibatkan pertumbuhan nilai-nilai etika, moral,
dan spiritualitas dalam diri siswa selama masa sekolah menengah atas.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ini melibatkan
interaksi antara lingkungan sekolah, keluarga, teman sebaya, dan pengalaman
pribadi. Berikut adalah beberapa aspek yang bisa mempengaruhi
perkembangan moral dan spiritual peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta:
1) Pendidikan Agama dan Etika
Mata pelajaran agama dan etika di sekolah dapat memberikan
landasan nilai-nilai moral dan spiritual kepada peserta didik. Pengajaran
etika membantu siswa mengembangkan pemahaman tentang perilaku yang
benar dan salah.
2) Aktivitas Keagamaan
Keterlibatan dalam kegiatan keagamaan seperti doa, membaca
ayat suci Al-Quran, Salat wajib berjamaah, atau kegiatan sosial berbasis
keagamaan dapat memperkuat dimensi spiritualitas peserta didik.
3) Pendidikan Karakter
Sekolah dapat mengimplementasikan program pendidikan
karakter untuk membantu peserta didik mengembangkan nilai-nilai positif,
seperti kejujuran, kerja sama, dan tanggung jawab.
4) Pengalaman Sosial
Interaksi dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat dapat
memengaruhi perkembangan moral dan spiritual. Hubungan sosial yang
sehat dapat membentuk nilai-nilai positif.
5) Pendidikan Kewarganegaraan
Pembelajaran tentang hak asasi manusia, toleransi, dan tanggung
jawab sosial melalui mata pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan
dapat mempengaruhi pemahaman moral peserta didik.

12
6) Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan konseling di sekolah dapat membantu peserta
didik mengatasi konflik moral, mencari arah hidup, dan mengeksplorasi
nilai-nilai yang penting bagi mereka.
7) Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan pihak sekolah maupun pihak
luar sekolah seperti kepolisian, aparatur daerah sekitar, organisasi tertentu,
dan lain sebagainya dapat membantu meningkatkan moral peserta didik.
Perkembangan moral dan spiritual peserta didik adalah proses
panjang yang melibatkan berbagai faktor. Pendidikan di SMA Muhammadiyah
1 Surakarta tidak hanya berkaitan dengan aspek akademis tetapi juga
membentuk karakter dan nilai-nilai hidup yang akan membimbing peserta
didik dalam kehidupan dewasa mereka.
j. Perkembangan Motorik Peserta Didik
Perkembangan motorik peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta mencakup kemampuan fisik dan koordinasi gerakan mereka.
Meskipun pada tingkat SMA, perkembangan motorik umumnya telah
mencapai tingkat yang tinggi, masih ada beberapa aspek yang terus
berkembang. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta:
1) Olahraga dan Aktivitas Fisik
Keterlibatan dalam olahraga sekolah atau aktivitas fisik dapat
membantu meningkatkan keterampilan motorik peserta didik, seperti
keterampilan berlari, melompat, senam atau bermain dalam tim (futsal,
basket dan lain sebagainya).
2) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan memberikan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan motorik melalui latihan
dan aktivitas fisik terstruktur.
3) Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler seperti seni bela diri, basket, futsal, atau
kegiatan luar ruangan dapat membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan motorik spesifik.

13
4) Proyek Kolaboratif
Proyek-proyek kolaboratif atau kegiatan kreatif di dalam dan di
luar kelas dapat melibatkan gerakan fisik dan mengembangkan koordinasi
tangan-mata.
5) Teknologi dan Keterampilan Digital
Penggunaan teknologi, terutama perangkat pintar dan aplikasi,
dapat membantu peserta didik meningkatkan keterampilan motorik halus,
seperti mengetik atau menggunakan perangkat touchscreen.
6) Pengembangan Keterampilan Spesifik
Peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dapat memilih
untuk mengembangkan keterampilan motorik dalam bidang spesifik
seperti musik (bermain alat musik), seni rupa (fotografi dan desaint grafis).
Penting untuk diingat bahwa setiap peserta didik memiliki tingkat
perkembangan motorik yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan yang
mendukung dan memberikan berbagai kesempatan bagi siswa untuk
berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan kreatif dapat membantu mereka
mencapai potensi maksimal dalam perkembangan motorik mereka.

2. Hasil Observasi Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan observasi perangkat pembelajaran berupa modul ajar
kelas X dengan materi unsur-unsur seni rupa didapatkan hasil sebagai berikut:
Aspek yang di Observasi Hasil Observasi
Kejelasan perumusan tujuan Perumusan tujuan pembelajaran yang memenuhi kriteria
pembelajaran memenuhi SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time)
kriteria SMART (Specific, adalah langkah kunci untuk memastikan bahwa tujuan tersebut
Measurable, Achievable, jelas, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batasan
Relevant, dan Time) (tidak waktu. Berikut hasil observasi tujuan pembelajaran pada modul
menimbulkan penafsiran ajar pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur
ganda dan mengandung seni rupa:
perilaku hasil belajar) . 1. Spesifik (Specific): Tujuan pembelajaran masih kurang detail
dan rinci karena tidak menggunakan prinsip ABCD
2. Dapat Diukur (Measurable): Tujuan pembelajaran sudah
terukur karena memiliki indikator pencapain
3. Dapat Dicapai (Achievable): Tujuan pembelajaran sudah
dapat dicapai karena peserta didik telah memiliki kompetensi
awal dapat memenuhi pencapaian tujuan pembelajaran

14
4. Relevan (Relevant): Tujuan pembelajaran sudah relevan
dengan lingkungan belajar peserta didik sehingga peserta
didik telah mendapatkan kompetensi awal pemahaman
materi
5. Waktu (Time): Tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan
alokasi waktu pembelajaran
Dengan menggunakan kriteria SMART, perumusan
tujuan pembelajaran dapat membantu memastikan kejelasan,
ukuran yang jelas, pencapaian yang realistis, relevansi dengan
konteks pembelajaran, dan batasan waktu yang sesuai. Dengan
demikian, tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah diukur dan
dicapai, serta mengurangi risiko penafsiran ganda.
Pemilihan materi ajar Pemilihan materi ajar yang tepat adalah langkah penting
(kesesuaian tujuan dalam merancang pengalaman pembelajaran yang efektif. Proses
pembelajaran dengan ini melibatkan pertimbangan yang cermat terhadap tujuan
karakteristik peserta didik) pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Dalam modul ajar
dijelaskan bahwa materi ajar di tampilkan dalam bentuk video
pembelajaran untuk menyesuaikaikan gaya belajar peserta didik.
Berikut hasil observasi materi pembelajaran pada modul ajar
pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur seni
rupa:
1. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, materi
memiliki kontribusi yang jelas dengan kompetensi peserta
didik
2. Materi sudah sesuai dengan tingkat kompetensi karena guru
melaksanakan pembelajaran berdiferensisasi.
3. Materi sudah relevan dengan konteks kehidupan sehari-hari
4. Sebelum membuat tujuan dan materi ajar guru telah
melakukan observasi berkaitan dengan gaya, minat, dan
kesiapan belajar.
5. Materi ajar yang menantang, tetapi masih bisa dicapai peserta
didik.
Pemilihan materi ajar yang bijaksana dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran dan meningkatkan
motivasi peserta didik.
Pengorganisasian materi ajar Pengorganisasian materi ajar adalah tahap kritis dalam
(keruntutan, sistematika perancangan pengalaman pembelajaran. Struktur dan urutan
materi dan kesesuaian materi memainkan peran penting dalam memfasilitasi
dengan alokasi waktu) pemahaman peserta didik. Dalam modul ajar dijelaskan bahwa

15
materi ajar di tampilkan dalam bentuk video pembelajaran untuk
menyesuaikaikan gaya belajar peserta didik. Berikut hasil
observasi materi pembelajaran pada modul ajar pembelajaran
seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur seni rupa:
1. Materi ajar sudah runtut, guru meberikan materi mengenai
pengertian, jenis, dan contoh unsurunsur seni rupa
2. Guru membuat kerangka koseptual untuk membatu siswa
memahami unsur-unsur seni rupa
3. Materi yang diberikan singkat namun efektif bagi
pemahaman peserta didik sehingga tidak menyita banyak
waktu.
Pengorganisasian materi ajar yang baik menciptakan alur
pembelajaran yang mudah diikuti, meningkatkan pemahaman
peserta didik, dan membantu mencapai tujuan pembelajaran
dengan efektif. Hal ini juga menciptakan pengalaman
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan terstruktur.
Pemilihan sumber/media Pemilihan sumber atau media pembelajaran yang tepat
pembelajaran (sesuai dengan sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran, mendukung
tujuan, materi, dan materi yang diajarkan, dan mempertimbangkan karakteristik
karakteristik peserta didik) peserta didik.
Sumber atau media pembelajaran yang dipilih berupa
buku teks dan video pembelajaran yang sudah sesuai dengan
tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik. Berikut
merupakan uraian sumber / media pembelajaran yang digunakan:
1. Papan tulis, spidol: Cocok untuk menjelaskan konsep-konsep
dasar seperti titik, garis, bidang, dan juga untuk memberikan
contoh visual saat diskusi mengenai unsur-unsur seni rupa.
2. Laptop, LCD proyektor, komputer: Memungkinkan untuk
menampilkan gambar atau presentasi yang mendukung
konsep-konsep seni rupa, bisa berupa contoh gambar titik,
garis, bidang, pola, atau corak pada pohon atau tumbuhan.
3. Internet: Sebagai sumber referensi yang luas, internet dapat
memberikan akses ke gambar-gambar alamiah atau buatan
yang memperlihatkan unsur-unsur seni rupa yang dibahas.
4. Buku Paket Guru, Buku Paket Siswa, referensi online:
Memberikan teks dan gambar yang mendukung pemahaman
siswa tentang unsur-unsur seni rupa dan contoh-contoh dari
lingkungan sekitar.
5. Alat menggambar (pensil warna, pensil 2B), benda peraga
gambar

16
6. Media massa: Dapat menjadi sumber inspirasi dengan
menampilkan berbagai karya seni atau potret lingkungan
sekitar yang memperlihatkan unsur-unsur seni rupa.
7. Kelompok meja disatukan membentuk huruf U: Meskipun
tidak langsung berkaitan dengan unsur-unsur seni rupa,
pengaturan ruang kelas ini dapat menciptakan lingkungan
yang mendukung kolaborasi dan interaksi siswa dalam proses
pembelajaran
Pemilihan sumber atau media pembelajaran yang
bijaksana akan meningkatkan efektivitas pengajaran,
mengoptimalkan pemahaman peserta didik, dan menciptakan
pengalaman pembelajaran yang lebih menarik.
Kejelasan skenario Skenario pembelajaran yang jelas dan terstruktur dapat
pembelajaran (langkah membantu mengarahkan proses pembelajaran dengan lebih
langkah kegiatan efektif. Berikut adalah contoh skenario pembelajaran dengan
pembelajaran : awal, inti, langkah-langkah kegiatan pembelajaran seni rupa kelas X
penutup) dengan materi unsur-unsur seni rupa:
Pertemuan 1:
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
a. Peserta didik menjawab salam dari guru, selanjutnya
berdoa bersama.
b. Peserta didik mengikuti pemerikasaan presensi
kehadiran untuk memastikan keikutsertaan dalam
pembelajaran.
c. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran pada pertemuan ini.
d. Peserta didik dan guru membuat kontrak belajar sesuai
kesepakatan untuk membangun kultur belajar kondusif
dan kolaboratif.
e. Guru memberikan motivasi dengan melakukan ice
breaking dan pemahaman bermakna terkait memahami
unsur unsur seni dan mampu menyebutkan macam
macam unsur seni rupa serta menyontohkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan Inti
a. Fase 1: Orientasi Murid pada Masalah
1) Menayangkan video tentang materi unsur seni rupa
Guru memberikan pertanyaan “sebutkan salah satu
unsur seni rupa”.
2) Beberapa siswa berusaha menjawab (unjuk kerja

17
potensi diri).
b. Fase 2: Mengorganisasikan Murid untuk Belajar
1) Peserta didik membentuk 5 kelompok yang terdiri
5 orang dengan posisi meja disatukan.
2) Peserta didik memperhatikan tayangan video dari
Galeri Nasional: tentang kegiatan pameran dan
berkesenian yang menjadi proyek Bersama.
3) Di dalam kelompoknya, peserta didik diminta
untuk mengumpulkan informasi mengenai unsur
unsur seni dan mampu menyebutkan macam
macam unsur seni rupa serta menyontohkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam buku paket, google,
youtube atau materi dari sumber lain tentang
macam macam unsur seni rupa.
4) Memperhatikan LKPD yang telah diberikan
menggunakan panca indera dan potensi frontallobe
dalam kemampuan menalarnya.
3. Kegiataan Penutup
a. Guiru dan peserta didik menarik kesimpulan mengenai
materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan kegiatan refleksi pembelajaran
c. Guru memberikan penguatan belajar agar membaca
materi pertemuan berikutnya menjelaskan macam
macam unsur seni rupa
d. Guru menutup pembelajaran sesuai dengan prosedur
rutin (terimakasih, doa dan salam penutup).
Pertemuan 2:
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
a. Peserta didik menjawab salam dari guru, selanjutnya
berdoa bersama.
b. Peserta didik mengikuti pemerikasaan presensi
kehadiran untuk memastikan keikutsertaan dalam
pembelajaran.
c. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran pada pertemuan ini.
d. Peserta didik dan guru membuat kontrak belajar sesuai
kesepakatan untuk membangun kultur belajar kondusif
dan kolaboratif.
e. Guru menayangkan video tentang macam macam unsur
seni rupa

18
f. Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik yang
diberikan: “apakah yag dimaksud unsur seni rupa yang
terbentuk dari ukuran panjang dan lebar”
g. Guru memberikan motivasi dengan ice breaking dengan
tebak tebakan variasi untuk melatih focus peserta didik
dan pemahaman bermakna terkait memahami unsur
unsur seni dan mampu menyebutkan macam macam
unsur seni rupa serta menyontohkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kegiatan Inti
a. Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
1) Peserta didik diminta untuk menyajikan hasil
analisis data berkaitan contoh macam macam unsur
seni rupa.
2) Penyajian hasil belajar berdasar minat peserta didik
b. Fase 5: Menganalisis dan Mengevaluasi Pemecahan
Masalah
Guru membimbing murid untuk memecahkan
permasalahan terkait pemahaman unsur dan macam
macam contoh unsur seni rupa.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama peserta didik menarik kesimpulan dalam
pertemuan ini
b. Guru melakukan kegiatan refleksi pembelajaran
c. Guru memberikan penguatan belajar agar membaca
materi pertemuan berikutnya.
d. Peserta didik mengerjakan asesmen akhir pembelajaran
e. Guru menutup pembelajaran sesuai dengan prosedur
rutin (terimakasih, doa dan salam penutup).
Skenario ini memberikan struktur yang jelas untuk
menyajikan materi pembelajaran, melibatkan peserta didik dalam
proses belajar, dan mengevaluasi pemahaman peserta didik.
Kerincian skenario Berikut adalah kerincian skenario pembelajaran dengan
pembelajaran (pada setiap strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap untuk
langkah tercermin strategi/ mencapai tujuan pembelajaran:
metode dan alokasi waktu Pertemuan 1:
pada setiap tahap) 1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Ceramah singkat.
b. Pertanyaan dan permainan singkat terkait topik.

19
2. Kegiatan Inti (70 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Pengantar multimedia berupa video pembelajaran dan
kaitkan dengan pengalaman sehari-hari.
b. Diskusi kelompok
c. Pemberian tugas kelompok.
d. Diskusi umpan balik secara kelas atau sesi tanya
jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Ringkasan berupa ulasan cepat.
b. Penjelasan singkat dan kaitkan dengan topik
berikutnya.
Pertemuan 2:
1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Ceramah singkat.
b. Pertanyaan dan permainan singkat terkait topik.
2. Kegiatan Inti (70 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Presentasi hasil analisis
b. Pembimbingan
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
c. Ringkasan berupa ulasan cepat.
d. Penjelasan singkat dan kaitkan dengan topik
berikutnya.
Kesesuaian teknik dengan Teknik/ metode pembelajaran yang digunakan yaitu
tujuan pembelajaran ceramah dan diskusi variatif dengan tujuan peserta didik dapat
mengidentifikasi informasi dasar mengenai unsur-unsur seni rupa
yang terdapat dalam lingkungan sekitar. Selain itu peserta didik
dapat meningkatkan pemahaman konsep melalui interaksi dan
pertukaran pendapat dengan teman sejawat.
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran sudah
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirancang.
Pembelajaran tatap muka dengan model Problem Based
Learning (PBL) menjadi sarana yang mendukung proses
observasi artistik siswa terhadap lingkungan sekitar dengan fokus
pada unsur-unsur seni rupa. Melalui PBL, siswa diberi tantangan
untuk mengidentifikasi titik, garis, bidang, warna alam, serta pola

20
pada elemen-elemen alam dan buatan di sekitar mereka.
Pendekatan ini memungkinkan siswa terlibat aktif dalam
pemecahan masalah, observasi, analisis, dan diskusi untuk
merangsang keterlibatan mereka dalam proses pengenalan seni
rupa dari lingkungan sehari-hari.
Kelengkapan instrumen Dalam modul pembelajaran kelengkapan instrumen
(soal, kunci, pedoman penilaian kurang lengkap. Dalam modul hanya terdapat jenis
penskoran) jenis penilaian yang dilakukan seperti penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Akan lebih baik untuk menambah
instrumen penilaian dan soal – soal yang diberikan.
Tabel 1. Hasil Observasi Perangkat Pembelajaran

3. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di kelas X-3 dalam
pembelajaran unsur-unsur seni rupa selama 2 kali pertemuan didapatkan hasil
sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
Hampir semua peserta didik sudah belajar tentang topik
pembelajaran pada hari ini. Proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
pada kelas X-3 berjalan dengan lancar, hal tesebut dapat saya dilihat bahwa
peserta didik memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep, menerapkan
pengetahuan dalam konteks nyata saat diberikan pertanyaan oleh guru, dan
memberikan jawaban yang reflektif terhadap pertanyaan terkait topik tersebut.
Pada pertemuan sebelumnya guru sudah memberi instruksi kepada
peserta didik utuk mempelajari topik yang akan dipelajari hari ini, sehingga
peserta didik mampu menjelaskna konsep dari pengertian unsur seni rupa dan
menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata saat diberikan pertanyaan oleh
guru sehingga peserta didik mampu menyebetkanjenis-jenis unsur seni rupa di
sekitar mereka.
Selain itu peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan
pekerjaan kelompok. Peserta didik membentuk 5 kelompok yang terdiri 5
orang dengan posisi meja disatukan. Peserta didik memperhatikan tayangan
video dari Galeri Nasional tentang kegiatan pameran dan berkesenian yang
menjadi proyek Bersama. Di dalam kelompoknya, peserta didik diminta untuk
mengumpulkan informasi mengenai unsur unsur seni dan mampu

21
menyebutkan macam macam unsur seni rupa serta menyontohkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam buku paket, google, youtube atau materi dari
sumber lain tentang macam macam unsur seni rupa. Peserta didik juga bisa
saling tukar informasi yang didapat. Memperhatikan LKPD yang telah
diberikan menggunakan panca indera dan potensi frontallobe dalam
kemampuan menalarnya
Proses belajar peserta didik melibatkan penerimaan informasi,
pemahaman konsep, penggunaan pengetahuan dalam konteks praktis, dan
pembentukan keterampilan. Ini dapat terjadi melalui berbagai metode seperti
pendekatan pengajaran guru, studi mandiri, berdiskusi dengan rekan sekelas,
dan aplikasi praktis. Faktor-faktor seperti motivasi, gaya belajar, dan
lingkungan pembelajaran juga memengaruhi bagaimana peserta didik
mengolah dan meresapi materi.
Ada beberapa peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan alasan yang bervariasi, termasuk peserta didik yang tidak
hadir ke sekolah dengan alasan tertentu, penurunan motivasi belajar yang
mempengaruhi kinerja belajar peserta didik, adanya peserta didik yang
kelelahan maupun mengantuk disaat jam pelajaran atau adanya pengaruh
emosional yang membuat peserta didik kesulitan belajar. Penting untuk
berkomunikasi dengan peserta didik untuk memahami penyebabnya dan
memberikan dukungan yang diperlukan
Alasan peserta didik tidak dapat belajar dengan baik bervariasi,
seperti kurangnya motivasi, perubahan mood, atau pembelajaran yang kurang
Interaktif. Alternatif solusinya Guru dapat mengambil beberapa langkah untuk
mengatasi peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran, antara lain:
1. Komunikasi Individu: Berkomunikasi langsung dengan peserta didik
untuk memahami alasan di balik ketidakpartisipasian mereka.
2. Memberikan Dukungan: Menawarkan dukungan dan bantuan jika peserta
didik mengalami kesulitan, baik dalam hal akademis maupun pribadi.
3. Pemberian Tugas yang Menarik: Menyajikan materi pembelajaran dengan
cara yang menarik dan relevan agar meningkatkan minat peserta didik.
4. Pembelajaran Diferensiasi: Mengadaptasi pendekatan pembelajaran sesuai
dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman masing-masing peserta didik.
5. Monitoring Progres: Terus memantau progres peserta didik dan

22
memberikan umpan balik konstruktif untuk mendorong partisipasi.
Dengan menggabungkan beberapa solusi ini, guru dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memotivasi
setiap peserta didik
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong peserta
didik yang tidak aktif agar lebih berpartisipasi dan terlibat dalam pembelajaran.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
merangsang partisipasi peserta didik yang kurang aktif:
1. Mengenal peserta didik secara Personal, hal ini membantu guru memahami
kebutuhan individu setiap peserta didik.
2. Guru memberikan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-
hari peserta didik. Kaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata agar
siswa dapat melihat relevansinya.
3. Memberikan umpan balik positif secara teratur untuk menguatkan perilaku
partisipasi. Sehingga peserta didik akan lebih termotivasi jika mereka
merasa dihargai atas usaha mereka.
4. Ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong pemikiran kritis dan refleksi.
Ini dapat membantu peserta didik yang kurang aktif untuk lebih terlibat
dalam proses berpikir.
Melalui kombinasi strategi ini, guru dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang merangsang dan mendukung partisipasi peserta didik yang
tidak aktif. Penting untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan
individual peserta didik.
Pengamatan pembelajaran saya lakukan di kelas dapat memberikan
berbagai pelajaran berharga. Beberapa pelajaran yang dapat dipetik melalui
pengamatan tersebut melibatkan aspek interpersonal, metode pembelajaran,
dan pengelolaan kelas. Berikut beberapa pelajaran berharga yang dapat
diperoleh:
1) Pentingnya Interaksi: Memahami bahwa interaksi antara guru dan peserta
didik, serta antar-peserta didik itu sendiri, sangat penting untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan memotivasi.
2) Varian Metode: Menyadari pentingnya variasi dalam metode
pembelajaran. Pendekatan yang bervariasi dapat menjangkau peserta didik
dengan gaya belajar yang berbeda.

23
3) Efisiensi Waktu: Memastikan bahwa waktu dihabiskan dengan efisien dan
efektif. Pengaturan waktu yang baik dapat membantu menyeimbangkan
pemahaman konsep dan penerapan keterampilan.
4) Kemampuan Beradaptasi: Menerima bahwa setiap kelas dan peserta didik
itu unik. Guru perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
kebutuhan dan dinamika spesifik dalam setiap lingkungan pembelajaran.
5) Pentingnya Umpan Balik: Memberikan umpan balik secara teratur dan
konstruktif dapat membantu peseta didik memahami kekuatan dan
kelemahan mereka, serta memberikan arah untuk perbaikan.
6) Kolaborasi Peserta Didik: Mendorong kolaborasi di antara peserta didik
dapat membangun keterampilan sosial dan meningkatkan pemahaman
konsep melalui pertukaran ide.
7) Ketertiban dan Kedisiplinan: Memahami bahwa lingkungan yang tertib
dan teratur memberikan kontribusi besar terhadap efektivitas
pembelajaran.
Penting untuk terus-menerus memperbarui dan menyesuaikan
pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan ini agar dapat mencapai
hasil yang lebih baik dan mendukung perkembangan optimal setiap peserta
didik.
Rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang
efektif, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya:
1) Keterlibatan yang tinggi dari peserta didik merupakan indikator
keefektifan pembelajaran.
2) Pemahaman peserta didik yang dapat mengerjaan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.
3) Hasil refleksi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dan peserta didik. Diskusi apa yang telah dipelajari,
tantangan yang dihadapi, dan bagaimana pembelajaran dapat ditingkatkan.
b. Pertemuan 2
Hampir semua peserta didik sudah belajar tentang topik
pembelajaran pada hari ini. Proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
pada kelas X-3 berjalan dengan lancar, hal tesebut dapat saya dilihat bahwa
peserta didik memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan pemantik dari
guru yang berkaitan dengan materi sebelumnya. Peserta didik diminta untuk

24
menyajikan hasil analisis data berkaitan contoh macam macam unsur seni rupa.
Peserta didik dengan gaya belajar visual, menyajikan data melalui gambar titik,
arsir, gambar bentuk, gambar bidang dan lain lain. peserta didik dengan gaya
belajar auditory, menyajikan data melalui rekaman diskusi lisan dengan rekan
sejawat atau rekaman podcast. peserta didik dengan gaya belajar kinestetik,
menyajikan data melalui performance (menyadari potensi kinestetik)
Proses belajar peserta didik melibatkan penerimaan informasi,
pemahaman konsep, penggunaan pengetahuan dalam konteks praktis, dan
pembentukan keterampilan. Ini dapat terjadi melalui berbagai metode seperti
pendekatan pengajaran guru, studi mandiri, berdiskusi dengan rekan sekelas,
dan aplikasi praktis. Faktor-faktor seperti motivasi, gaya belajar, dan
lingkungan pembelajaran juga memengaruhi bagaimana peserta didik
mengolah dan meresapi materi.
Ada beberapa peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan alasan yang bervariasi, termasuk peserta didik yang tidak
hadir ke sekolah dengan alasan tertentu, penurunan motivasi belajar yang
mempengaruhi kinerja belajar peserta didik, adanya peserta didik yang
kelelahan maupun mengantuk disaat jam pelajaran atau adanya pengaruh
emosional yang membuat peserta didik kesulitan belajar. Penting untuk
berkomunikasi dengan peserta didik untuk memahami penyebabnya dan
memberikan dukungan yang diperlukan.
Alasan peserta didik tidak dapat belajar dengan baik bervariasi,
seperti kurangnya motivasi, perubahan mood, atau pembelajaran yang kurang
Interaktif. Alternatif solusinya Guru dapat mengambil beberapa langkah untuk
mengatasi peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran, antara lain:
1) Komunikasi Individu: Berkomunikasi langsung dengan peserta didik untuk
memahami alasan di balik ketidakpartisipasian mereka.
2) Memberikan Dukungan: Menawarkan dukungan dan bantuan jika peserta
didik mengalami kesulitan, baik dalam hal akademis maupun pribadi.
3) Pembelajaran Diferensiasi: Mengadaptasi pendekatan pembelajaran sesuai
dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman masing-masing peserta didik.
Dengan menggabungkan beberapa solusi ini, guru dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memotivasi
setiap peserta didik.

25
Guru dapat mendorong peserta didik yang tidak aktif dengan
berbagai cara, seperti memberikan tantangan yang relevan dan menarik,
memberikan umpan balik positif, menciptakan lingkungan kelas yang inklusif,
dan mengidentifikasi minat individu untuk diintegrasikan dalam pembelajaran.
Selain itu, komunikasi terbuka dan empati dalam memahami kesulitan peserta
didik dapat membantu memotivasi mereka untuk belajar....
Pengamatan pembelajaran dapat memberikan banyak pelajaran
berharga. Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari pengamatan tersebut
melibatkan pengalaman belajar yang didapat guru maupun peserta didik.
Berikut adalah beberapa pelajaran berharga yang dapat dipetik dari
pengamatan pembelajaran yang saya lakukan:
1) Peserta Didik Belajar dengan Cara yang Berbeda
Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda.
Beberapa orang lebih suka belajar melalui pendekatan visual, sementara
yang lain mungkin lebih sukses dengan pendekatan audiotory atau
kinestetik.
2) Konteks dan Relevansi Penting
Pembelajaran yang terkait dengan pengalaman sehari-hari atau
konteks kehidupan nyata lebih mudah dipahami dan diingat. Pengamatan
dapat membantu mendeteksi sejauh mana konteks dan relevansi dibangun
ke dalam proses pembelajaran.
3) Interaksi dan Kolaborasi Mempengaruhi Pembelajaran
Pengamatan pembelajaran dapat menyoroti peran penting
interaksi sosial dan kolaborasi dalam pembelajaran. Keterlibatan dalam
diskusi kelompok, proyek bersama, dan pertukaran ide dapat memperkaya
proses pembelajaran.
4) Motivasi Penting dalam Pembelajaran
Motivasi memainkan peran besar dalam pembelajaran. Dengan
mengamati tingkat motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
kita dapat memahami cara meningkatkan minat dan semangat belajar.
Penting untuk diingat bahwa setiap pengalaman pembelajaran adalah
unik, dan pelajaran yang dipetik dapat bervariasi tergantung pada konteks dan
individu yang terlibat.
Rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang

26
efektif, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya:
1) Keterlibatan yang tinggi dari peserta didik merupakan indikator
keefektifan pembelajaran.
2) Pemahaman peserta didik yang dapat mengerjaan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.
3) Hasil refleksi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dan peserta didik. Diskusi apa yang telah dipelajari,
tantangan yang dihadapi, dan bagaimana pembelajaran dapat ditingkatkan.

4. Hasil Observasi Manajemen Sekolah


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara manajemen sekolah yang
dilakukan diperoleh informasi bahwa pelaksanaan manajemen sekolahi di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta telah berusaha memenuhi komponen-komponen
manajemen sekolah, seperti orientasi PPL 1, manajemen kesiswaan yang terlihat
pada pemenuhan kebutuhan peserta yang berkaitan dengan pengembangan karakter
Islami, teknologi, dan kesadaran peduli lingkungan, manajemen kurikulum,
manajemen sumber daya manusia, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
anggaran, manajemen sistem informasi, dan manajemen ketatalaksanaan.
Kebutuhan peserta didik ini tercermin dari Visi, Misi, dan tujuan dari SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta, yang dapat dilihat pada tiap sudut sekolah. Kemudian,
manajemen sekolah yang telah berusaha dipenuhi oleh SMA Muhammadiyah 1
Surakarta adalah manajemen kurikulum dan manajemen sumber daya manusia yang
tercemin melalui pelaksanaan pembelajaran yang oleh guru-guru yang profesional
yang secara rutin yang dimonitoring langsung oleh Kepala Sekolah dan pengawas
pendidikan yang berdasarkan jadwal program supervisi. Berikut penjelasan hasil
observasi secara rinci mengenai manajemen sekolah di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta:
a. Orientasi PPL 1
Dari informasi yang diperoleh oleh mahasiswa PPG PPL UNS mengenai hasil
orientasi dilaksanakan selama 36 hari mulai tanggal 23 Oktober sampai dengan
8 Desember 2023. Kegiatan yang dilakukan dalam program PPL antara lain
Observasi, Asistensi, dan Pelaksanaan pembelajaran terbimbing. Selanjutnya,
hasil orientasi dari Kepala Sekolah diperoleh beberapa informasi mengenai
profil sekolah meliputi sejarah, kurikulum, kompetensi guru, keunggulan

27
sekolah dan religiusitas sekolah. Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan
orientasi tersebut beberapa poin yang menjadi catatan penting bagi saya adalah:
1) Kegiatan observasi harus mencakup ekosistem sekolah dan ekosistem kelas
yang akan dijadikan sebagai acuan untuk mengenal lingkungan sekolah dan
lingkungan belajar peserta didik.
2) Kegiatan observasi harus mencakup segala aspek yang ada di sekolah SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta seperti manajemen sekolah, lingkungan
belajar, karakteristik peserta didik, rancangan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran.
3) Kegiatan asistensi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan observasi
lingkungan sekolah, lingkungan belajar, dan manajemen sekolah telah
selesai untuk didata.
4) Kegiatan asistensi dilakukan secara kolaboratif dengan guru pamong dan
dosen pembimbing lapangan.
5) Kegiatan asistensi dilakukan untuk mengetahui kemampuan kita sebagai
calon pendidik atau guru profesional dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran.
6) Kegiatan pelaksanaan pembelajaran terbimbing dilaksanakan beriringan
dengan kegiatan asistensi serta dilakukan oleh guru pamong dan doden
pembimbing lapangan.
7) Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran terbimbing dilakukan untuk menilai
serta memberi masukan mengenai perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran mahasiwa PPL.
b. Manajemen Kesiswaan
Hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa PPL PPG UNS
dengan Wakasek Kesiswaan, diperoleh informasi mengenai beasiswa yang
didapat oleh peserta didik yang memiliki kepintaran akademis atau prestasi yang
membanggakan sekolah terutama non akademis. Untuk beasiswa yang didapat
sendiri berupa reward untuk peserta didik yang memiliki prestasi bidang
akademik pararel tiap angkatan. Lalu untuk beasiswa peserta didik berprestasi
di bidang bidang akademik dan non akademik tingkat nasional berupa beasiswa
bebas biaya pendidikan, dan untuk di bidang akademik dan non akademik
tingkat Daerah berupa potongan biaya pendidikan. Dalam meningkatkan
prestasi peserta didik, pihak sekolah juga memberikan dukungan atau

28
kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan tambahan berupa
estrakulikuler atau mengikuti pelatihan khusus di luar sekolah.
Untuk mengawal jenjang karir peserta didik, sekolah mengarahkan
peserta didik ke perguruan tinggi atau bekerja sesuai dengan bakat minat dan
potensi. Program bimbingan konseling dibuat secara berjenjang yaitu melalui
guru mata pelajaran, wali kelas, guru bimbingan konseling, kesiswaan, dan yang
terakhir kepala sekolah. Dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik
dilakukan pembimbingan dan pemberian konsekuensi. Kejasama pihak sekolah
dengan alumni berupa: a) Paguyuban/perkumpulan alumni, kegiatan kerjasama
berupa mengadakan pengajian di sekolah. b) Pemberian beasiswa kepada
peserta didik di sekolah (alumni pamuji) oleh alumni. c) Memberikan motivasi
ke peserta didik di sekolah oleh alumni.
Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan orientasi tersebut, terdapat
beberapa poin yang menjadi catatan penting bagi saya yakni, bahwa peserta
didik yang berprestasi baik akademik maupun non akademik akan mendapatkan
beasiswa serta untuk meningkatkan prestasi peserta didik sekolah memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengikuti kegiatan Estrakulikuler atau
mengikuti pelatihan khusus di luar sekolah. Program bimbingan konseling
dibuat secara berjenjang. Untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik
dilakukan pembimbingan dan pemberian konsekuensi yang melanggar peraturan
dan tidak tertib. Pihak sekolah selalu menjalin hubungan kerjasama dan
kekeluargaan baik kepada keluarga peserta didik juga dengan alumni.
c. Manajemen Kurikulum
Intepretasi hasil yang diperoleh dari wawancara dengan wakil kepala
sekolah tersebut, menghasilkan informasi mengenai kurikulum sebagai berikut:
1) Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menggunakan 2 jenis kurikulum
sebagai pembelajaran. Kurikulum khusus yang digunakan Muhammadiyah,
yakni ISMUBA dan kurikulum umum yang ditetapkan oleh pemerintah,
yaitu kurikulum Merdeka. Kedua kurikulum tersebut diintegrasikan oleh
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menjadi program pembelajaran yang
saling berkesinambungan.
2) Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh SMA Muhammadiyah 1
Surakarta dalam menyikapi kurikulum Merdeka, adalah dengan mengikuti
program sekolah penggerak Angkatan 1. Jadi sekolah Muhammadiyah 1

29
Surakarta ditunjuk oleh pemerintah Kota Surakarta untuk menjadi bagian
sekolah sebagai pelopor program sekolah penggerak. Penunjukan sekolah
penggerak ini bukan semata-mata hanya kebetulan saja, akan tetapi hal
tersebut sudah melihat dari kualitas pendidikan dan juga dari kompetensi
guru-gurunya yang mampu untuk mengemban tugas menjadi sekolah
penggerak.
3) Pelaksanaan program kurikulum merdeka di sekolah SMA Muhammadiyah
1 Surakarta, terbagi menjadi tiga bagian, yakni program intrakulikuler yang
berisi kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada tujuan dan capaian
pembelajaran sesuai dengan ATP yang dirancang oleh pihak sekolah.
Kedua, yaitu program penguatan profil pelajar Pancasila, yang didalamnya
terdapat tugas proyek P5 sebagai bentuk upaya untuk memberikan
pengalaman pembelajaran yang berhubungan dengan Masyarakat seperti
(wirausaha, penguatan budaya lokal, dan demokrasi).
4) Evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan kurikulum merdeka pada sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dilakukan oleh komite belajar Ahmad
Dahlan tiap satu bulan sekali. Proses kegiatan evaluasi kurikulum merdeka
tersebut meliputi (strategi, implementasi, dan kendala yang dihadapi oleh
guru).
d. Manajemen Sumber Daya Manusia
Hasil wawancara dengan Wakasek SDM diperoleh informasi:
1) Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan kepala
sekolah pendidikan S3 dengan perolehan gelar Doktor tercepat dan termuda
se-indonesia, yaitu Dr. Rahayuningsih, S.Pd, M.Pd, beliau tiga kali
menyandang guru berprestasi bahkan pernah masuk Metro TV dalam acara
KICK ANDY. Selain itu juga diangkat sebagai direktorat Pendidikan Pusat
sebagai Instruktur Nasional. Ibu Kepala Sekolah berharap mutu pendidikan
di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta harus selalu ditingkatkan dan
berkualitas sesuai dengan Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
2) Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta terdiri dari guru tetap, guru PNS
yang dipekerjakan, guru GTY atau guru tetap yayasan guru tamu yaitu guru
yang memiliki jam pelajaran kurang dari 20 jam pelajaran guru dengan jam
tambahan (sebagai Wakasek) harus memiliki komitmen dan integritas tinggi
terhadap kemajuan sekolah. Setiap tenaga pengajarnya dituntut untuk

30
meningkatkan kualitasnya, baik melalui pendidikan yang lebih tinggi S3,
maupun melalui diklat, workshop, dan Training untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang lebih baik. Adapun kebijakan dalam penerimaan SDM
guru adalah kriteria minimal S-1 dari Universitas berakreditasi A dan
memiliki kompetensi pengetahuan ke-Muhammadiyah-an. Dalam
pelaksanaannya guru harus mampu melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kurikulum.
3) Karyawan atau staff SMA Muhammadiyah 1 Surakarta berijasah D3 – S1,
setiap karyawan dituntut untuk meningkatkan kualitas sekolah yang lebih
baik untuk itu setiap karyawan harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan,
profesional, tangguh, komitmen, bertanggung jawab, dan peduli secara
sosial.
4) Peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Surakarta melewati seleksi
administrasi dan wawancara, memiliki kompetensi pedagogik dan
keagamaan dalam proses PPDB. Kemudian dilakukan pemetaan sesuai
kompetensi yang dimiliki.
e. Manajemen Sarana dan Prasarana
Hasil wawancara dengan Wakasek Sarana dan Prasarana diperoleh informasi,
bahwa sarana dan prasarana perangkat teknologi yang tersedia berupa
1) Komputer dan Laptop: Banyak sekolah dilengkapi dengan komputer dan
laptop untuk penggunaan di laboratorium komputer, Lab bahasa dan ruang
perpustakaan. Siswa dan guru dapat menggunakan perangkat ini untuk
pembelajaran, penelitian, dan pengembangan keterampilan teknologi.,
2) LCD: Proyektor dan layar interaktif digunakan dalam kelas untuk
memproyeksikan materi pembelajaran dari komputer atau perangkat lainnya
ke layar besar. Ini memungkinkan guru untuk membagikan presentasi,
video, dan aplikasi edukatif kepada seluruh kelas.
3) Wifi dan Akses Internet: Koneksi internet yang cepat dan stabil penting
untuk mengakses sumber daya pembelajaran online, penelitian, dan
kolaborasi. Akses Wi-Fi mengunakan “one person one IP”. Sehingga
masing-masing akun memiliki kecepatan yang maksimal,
4) Peralatan Audio dan Video: Peralatan seperti mikrofon, kamera, dan
perangkat perekam video digunakan untuk mendukung pembelajaran online
dan proyek-proyek multimedia.

31
5) E-book dan Materi Digital: Buku elektronik (e-book) dan materi
pembelajaran digital dapat diakses melalui perangkat teknologi. Siswa dapat
membaca buku elektronik atau mengakses materi pembelajaran interaktif
melalui komputer atau tablet dengan mengakses halaman perpustakaan
digital sekolah
6) Pelatihan Guru: Ketersediaan pelatihan dan dukungan bagi guru untuk
menggunakan teknologi dengan efektif dalam pengajaran adalah aspek
penting. Pelatihan ini meliputi penggunaan perangkat keras, perangkat
lunak, dan strategi pengajaran yang terkait dengan teknologi. Ketersediaan
perangkat teknologi di sekolah sangat penting untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan membekali siswa dengan keterampilan teknologi yang
diperlukan di dunia modern ini. Selain itu, pendekatan yang holistik,
melibatkan pelatihan guru dan pengembangan kurikulum yang sesuai, juga
merupakan bagian integral dari memastikan bahwa teknologi digunakan
secara efektif di lingkungan pendidikan.
7) Pengadaan dan pemeliharaan fasilitas sarana dan prasarana penunjang
kegiatan pembelajaran, pengadaan Fasilitas Penunjang Pembelajaran:
a) Perencanaan Anggaran, penyusunan anggaran yang mencakup
pembelian perangkat keras, perangkat lunak, peralatan, dan konstruksi
bangunan baru jika diperlukan.
b) Pemilihan Fasilitas, memilih perangkat keras dan perangkat lunak yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan mendukung kurikulum
sekolah.
c) Pemilihan Pemasok, memilih pemasok yang dapat menyediakan
perangkat dan layanan berkualitas dengan harga yang bersaing.
d) Pembangunan dan Instalasi: Pembangunan ruang kelas, laboratorium
komputer, perpustakaan, fasilitas olahraga, dan infrastruktur lainnya
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
e) Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru untuk
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak baru dengan efektif
dalam pembelajaran.
8) Pemeliharaan Fasilitas Penunjang Pembelajaran:

32
a) Jadwal Pemeliharaan Rutin: Menjadwalkan pemeliharaan rutin untuk
memastikan bahwa perangkat keras dan perangkat lunak berfungsi
dengan baik.
b) Pemeliharaan Preventif: Melakukan pemeliharaan preventif untuk
mencegah kerusakan atau kegagalan perangkat sebelum terjadi.
c) Perbaikan Cepat: Menyediakan layanan perbaikan cepat jika ada
kerusakan atau masalah teknis dengan perangkat.
d) Upgrades dan Peningkatan: Mengidentifikasi kesempatan untuk
meningkatkan perangkat keras atau perangkat lunak guna memperbaiki
efisiensi atau menawarkan fitur baru yang mendukung pembelajaran.
e) Keamanan Fasilitas: Menjaga keamanan fisik fasilitas serta melindungi
perangkat keras dan perangkat lunak dari kerusakan atau pencurian.
f) Manajemen Inventaris: Memantau inventaris perangkat keras dan
perangkat lunak secara teratur dan mencatatnya untuk pengelolaan yang
lebih baik.
g) Perencanaan Jangka Panjang: Merencanakan pemeliharaan jangka
panjang dan penggantian perangkat keras atau infrastruktur yang telah
mencapai umur pakainya.
f. Manajemen Anggaran
Hasil wawancara dengan Wakasek Sarana dan Prasarana diperoleh informasi,
bahwa sumber anggaran didapatkan melalui dana BOS, Iuran orang tua atau wali
tiap bulan, Sponsorship kegiatan. Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan
wawancara tersebut beberapa poin yang menjadi catatan penting bagi saya
adalah:
1) Anggaran yang terdapat di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
terdapat sumber anggaran dana dari berbagai jalur, mulai dari BOS, Iuran
orang tua wali, dan sponsorship kegiatan.
2) Sumber anggaran dari BOS diberikan oleh Pemerintah untuk sekolah dan
digunakan untuk kebutuhan sekolah.
3) Sumber anggaran iuran orang tua atau wali murid diberikan ke sekolah
untuk keperluan kegiatan sekolah dan sarana prasarana sekolah, sumber
tersebut diberikan setiap bulannya.
4) Sumber yang didapatkan terakhir dari sponsorship. Sponsorship merupakan
sumber dana dari kerjasama mitra dengan sekolah, dengan menerapkan

33
sistem saling menguntungkan, sehingga sekolah mendapatkan banyak
sumber dana untuk kebutuhan sekolah.
g. Manajemen Sistem Informasi
Hasil wawancara dengan Wakasek Humas diperoleh informasi, bawa
bagian struktural pada bidang Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Kehumasan.
Manajemen pembagian pekerjaan dibagi menjadi 3 staff guru yang
berkompotensi dibidangnya untuk diamanahi pada bagian masing-masing Al
Islam, Kemuhammadiyahan dan Kehumasan. Sistem informasi di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta terdapat jenis-jenis media massa yang digunakan.
Media yang digunakan berupa media cetak dan media digital. Media cetak
menjadi bagian yang sering diproduksi oleh Kehumasan, dengan memproduksi
berbagai desain yang telah dicetak dan dipublikasikan. Media tersebut berupa
produk banner, baliho, mmt, brosur, kalender. Media yang sangat konsisten
dipublikasi yaitu pada desain digital yang publikasi di media sosial.
Publikasi dilakukan di beberapa paltform, mulai dari instagram,
facebook, youtube, tiktok, dan website. Pemanfaatan media sosial tersebut
sangat efektif, terutama dalam memperluas jangkuan branding dan memberikan
kemudahan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Publikasi tersebut
berlangsung konsisten dan rutin setiap hari untuk mempromosikan sekolah.
Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan wawancara tersebut
beberapa poin yang menjadi catatan penting bagi saya adalah:
1) Pembagian tugas dalam manajemen sistem informasi dibagi berdasarkan
struktural menjadi 3 bagian, yaitu Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan
Kehumasan.
2) Manajemen pada bagian sistem informasi dibagi berdasarkan guru
berkompotensi dibidangnya untuk diamanahi pada bagian masing-masing.
3) Sistem informasi lebih berfokus pada bidang kehumasan. Pelaksanaannya
pada produksi hasil desain dan dilakukan publikasi.
4) Publikasi dilakukan dengan dua media. Media yang digunakan berupa
media cetak dan media digital.
5) Produksi media cetak menghasilkan berbagai desain yang telah dicetak dan
dipublikasikan. Media tersebut berupa produk banner, baliho, mmt, brosur,
kalender.

34
Produksi media digital menghasilkan berbagai desain digital yang
publikasi di media sosial. Publikasi dilakukan di beberapa paltform, mulai dari
instagram, facebook, youtube, tiktok, dan website. Publikasi dilakukan secara
rutin dan konsisten guna memperluas jangkauan dan branding sekolah.
h. Manajemen Ketatalaksanaan
Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan wawancara tersebut
beberapa poin yang menjadi catatan penting bagi saya adalah:
1) Kearsipan
Kearsipan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dilakukan pada satu
ruangan Tata Usaha dengan dibagi ke beberapa staff sesuai kompetensinya.
Kearsipan dilakukan secara manual maupun digital. Data yang diarsipkan
berupa data peserta didik, maupun berbagai hal terkait sekolah.
a) Arsip data peserta didik: Arsip berbagai data siswa dan alumni, data
ijazah peserta didik yang dulu hanya manual, sekarang sudah penerapan
digital. Surat menyurat terkait perizinan peserta didik juga dilayani.
b) Arsip data sekolah: Pengarsipan data mengenai inventaris yang dimiliki
sekolah dengan melakukan pendataan secara berkala dengan memantau
sarana prasarana yang sudah tersedia.
2) Administrasi
Administrasi dilakukan oleh petuga Tata Usaha, dengan dilakukan
oleh staff yang berkompeten di bidang keadministrasian. Administrasi
dibagi menjadi peserta didik dan guru.
a) Administrasi peserta didik: Administrasi yang menyangkut mengenai
data siswa baru dari hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang
diolah dan dikelola. Administrasi juga mengenai data siswa yang saat
ini masih bersekolah dan data administrasi untuk alumni sekolah dalam
mengurus data yang diperlukan untuk kebutuhan perkuliahan atau
dunia kerja.
b) Administrasi guru: Administrasi yang diberikan oleh guru dengan
menyesuaikan kebutuhan data. Administrasi pada surat menyurat
diberikan untuk kepegawaiaan, mulai dari yang berstatus PNS, untuk
Dinas Pendidikan dan Yayasan Muhammadiyah.

35
3) Kebersihan
Kebersihan dilakukan oleh karyawan dengan standarisasi lulusan
yang berkompeten dengan gelar diploma yang sesuai dengan bidang
pekerjaanya. Kebersihan ini dilakukan dengan mempertimbangan kondisi di
sekolah dengan melakukan tugas pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah.
a) Pengadaan barang sesuai kebutuhan sekolah, dengan menyesuaikan
kondisi sarana dan prasarana yang sudah tersedia maupun yang ingin
dibutuhkan oleh sekolah, sehingga dibutuhkan pengadaan dengan
mengajukan ke keuangan.
b) Pemeliharaan dilakukan secara berkala sebulan sekali untuk
memperbaiki sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga sekolah
akan tetap memiliki fasilitas yang baik dan berkualitas.
4) Perpustakaan
Perpustakaan masuk ke unit tata usaha, dengan dinaungi oleh
seorang staff Pustakawan. Perpustakaan sekolah juga sudah menggunakan
arsip digital untuk mengumpulkan dan mencari sumber belajar.
a) Pendataan kebutuhan bahan dan sumber belajar tersedia di
perpustakaan bisa dengan media cetak, dan media digital, berupa buku
paket, buku majalah, koran, dll.
b) Pemeliharaan dilakukan secara manual dengan pembersihan dan
menata kembali buku-buku yang ada di perpustakaan. Pemeliharaan
secara perpustakaan digital dengan melakukan update diwebsite
sekolah.
5) Laboratorium
Laboratorium sekolah dinaungi oleh seorang laboran dengan
komptensi yang ahli di bidangnya. Berikut ini beberapa tugas staff
laboratorium dalam memelihara dan mengecek kebersihan:
a) Pemelihaaran secara berkala dilakukan untuk menjaga kondisi
laboratorium untuk tetap bersih dan tertata rapi, sehingga bila
digunakan sudah tersedia dengan baik dan lengkap.
b) Pengadaan alat dan bahan labortatorium disesuaikan dengan kondisi
sekolah yang sudah habis atau rusak, sehingga adanya pengajuan alat

36
dan bahan laboratorium untuk memperbaiki dan menambah kebutuhan
laboratorium.
c) Mendata barang-barang laboratorium sesuai dengan keadaanya
meliputi ( Baik, Perlu Perbaikan, dan Rusak ).

5. Hasil Observasi Lingkungan Belajar


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara lingkungan belajar yang dilakukan pada
tanggal 30 Oktober 2023 di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta diketahui bahwa
sekolah telah berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas
dimana setiap warga sekolahnya untuk memiliki hak yang sama dalam mengakses
sarana dan prasarana sekolah serta berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan
kegiatan-kegiatan lainnya di sekolah.
a. Lingkungan Fisik
Hasil observasi lingkungan fisik khususnya ketika kegiatan
pembelajaran seni budaya, belum terdapat lab atau studio khusus untuk praktik
khususnya seni rupa. Untuk kegiatan belajar praktikum, pihak sekolah
memfokuskan kegiatannya dengan menggunakan alat dan bahan yang sekiranya
praktis guna mengefesiensikan penggunaan ruang kelas tersebut. Ruang kelas
cukup besar dan lebar untuk kegiatan praktik dengan jumlah rata-rata peserta
didik sebanyak 33 orang, yang dilaksanakan secara berkelompok dengan
anggota per kelompok sebanyak 4 sampai 6 orang. Pembelajaran seni budaya
tiap kelas sendiri, dilakukan secara langsung tatap muka dengan guru ajar yang
bersangkutan mengajar materi pelajaran tersebut. Proses pendampingan dan
penuntunan kegiatan praktek dilaksanakan sesuai dengan jam pembelajaran
yang telah dijadwalkan oleh pihak sekolah. Kemudian untuk pengadaan alat dan
bahannya sendiri dibawa secara mandiri oleh tiap individu peserta didik, atau
iuran bersama sejumlah siswa satu kelas untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
dan kesesuaian dengan tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik baik
secara mandiri dan berkelompok.
b. Lingkungan Sosial
Untuk dapat mendukung kegiatan pembelajaran di kelas yang aman,
nyaman, dan berpihak pada peserta didik. Dibutuhkan dukungan dari seluruh
warga sekolah, baik dari guru, staff karyawan, warga sekolah, dan teman-teman
sekolah. Hal tersebut sangat mempengaruhi kenyamanan dan semangat belajar

37
dari seorang peserta didik. Guru juga harus menunjukan sikap dan perilaku yang
baik dan juga dapat memperlihatkan teladan serta disiplin di hadapan peserta
didik. Hal ini berfungsi memberikan motivasi yang positif dan bermanfaat bagi
proses belajar peserta didik. Lingkungan sosial di sekolah SMA Muhammadiyah
1 Surakarta sendiri sudah menunjukan sekolah yang mencerminkan ramah anak.
Kerjasama antar berbagai elemen warga sekolah saling keterkaitan dan saling
membantu. Mulai dari guru yang memberikan praktik baik ke peserta didik
maupun karyawan sekolah. Peserta didik juga melakukan penerapan praktik
baik dan pembiasaan dari guru, sehingga adanya semangat dan motivasi dalam
belajar di lingkungan sekolah. Kerjasama juga terpantau dari adanya keaktifan,
antusias ketika di kelas dengan respon yang baik dan positif terhadap guru.
Kerjasama juga dilakukan ketika ada kegiatan sekolah, guru, peserta didik, dan
karyawan saling membantu dan bekerjasama untuk menyukseskan berbagai
kegiatan di sekolah.
c. Lingkungan Akademis
Untuk mendukung pembelajaran diperlukan perangkat lunak seperti
sistem program-progran pengajaran, media, dan sumber media. Guru dapat
meningkatkan minat belajar siswa dengan memberikan petunjuk cara belajar
yang efektif dan menyenangkan, menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi dan menarik, memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar
yang memperhatikan karakteristik siswa, serta menumbuhkan minat siswa
dengan mencari hal yang dapat menarik perhatian siswa. Guru mengembangkan
minat dan bakat siswa dengan cara mengidentifikasi bakat peserta didik dan
membuat siswa mengetahui bakat yang dimilikinya, memberikan stimulus dan
dukungan, dan memberikan apresiasi pada prestasi siswa. Tes minat dan bakat
juga dapat membantu siswa menemukan minat dan bakat mereka dan memilih
jurusan pendidikan yang sesuai. Beberapa materi dan pelajaran yang diberikan
Guru Seni Rupa untuk mengembangkan kemampuan peserta didik yaitu
memberikan materi belajar design dengan menggunakan software, memberikan
pelajaran praktek yang merujuk ke kewirausahaan seperti (Teknik cetak saring/
sablon, seni lukis, seni ukir dll). Dari beberapa materi dan pelajaran tersebut
dapat digunakan peserta didik sebagai bekal ilmu ketika mereka sudah lulus dan
dapat digunakan serta dikembangkan. inat dan bakat siswa dapat membantu
siswa meraih prestasi yang lebih baik dalam pembelajaran Seni Rupa dan

38
mempersiapkan diri untuk karir di masa depan.
Lingkungan akademis sangat memberikan atmosfir positif. Sekolah
menghadirkan lingkungan yang mendukung akademis, dengan berbagai
program kegiatan sekolah dengan metode dan media pengajaran yang bervariatif
dan inovatif. Guru memberikan fasilitas kepada peserta didik dengan berbagai
media pembelajaran yang menarik, sehingga pembelajaran lebih
menyenangkan. Guru juga memperhatikan setiap karakteristik peserta didik
dengan melakukan tes diagnostik mengenai minat dan bakat peserta didik di
sekolah, supaya guru mampu mengetahui dan memahami kebutuhan dari peserta
didik, gunanya untuk memberikan pembelajaran yang sesuai dengan
karaktersitik dan kebutuhan dari peserta didik di sekolah. Pada pembelajar seni
rupa, guru memberikan pengajaran yang disesuaikan dengan minat dan bakat
peserta didik dalam seni rupa. Guru memperhatikan peserta didiknya memiliki
potensi yang lebih mendalam, sehingga guru mendampinginya dengan rutin dan
konsisten hingga peserta didik tersebut ada perkembangan setiap prosesnya
untuk menjadi lebih baik dan maju, dengan berbagai metode dan pengajaran
pendampingan yang beragam, alhasil peserta didik akan tumbuh dan
berkembang menjadi sosok yang kreatif, inovatif dan berkualitas.
Jadi, baik guru serta warga sekolah juga secara konsisten melakukan
kegiatan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya baik secara mandiri
atau pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah atau dinas pendidikan,
serta kepala sekolah yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang
berfokus pada kualitas pembelajaran, Iklim sekolah yang aman, menghargai
keragaman dan inklusif. Hal ini bertujuan untuk membuat lingkungan sekolah
menjadi lebih tertata, aman, nyaman, dan membantu proses perkembangan diri
peserta didik.

B. Analisis Hasil Observasi


1. Karakteristik Peserta Didik
a. Budaya Kelas
Istilah budaya kelas sering kali mencerminkan norma, nilai, dan perilaku yang
berkaitan dengan kelompok sosial atau ekonomi tertentu. Budaya kelas di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta menekankan pada kedisiplinan, kereligiusan,
nasionalisme, etika, partisipasi, kolaborasi, kemandirian, tanggungjawab, dan

39
pengembangan karakter peserta didik. Membaca ayat suci Al-Quran sebelum
kegiatan belajar
Membangun budaya kelas yang positif dan inklusif memerlukan
komitmen dan kerjasama dari semua pihak terlibat, termasuk pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung,
peserta didik dapat merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk belajar.
b. Status Sosial Peserta didik
Status sosial peserta didik mencakup sejumlah faktor yang dapat
memengaruhi pengalaman dan pencapaian mereka di lingkungan pendidikan.
Status sosial peserta didik merujuk pada kedudukan atau posisi sosial yang
dimiliki oleh peserta didik dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh
status sosial peserta didik yang ditemukan di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta yaitu terdapat kelas program khusus dengan akses terhadap sumber
daya pendidikan tambahan, akses khusus terhadap peserta didik baru yang
merupakan keluarga dari alumni maupun guru dan karyawan SMA
Muhammadiyan 1 Surakarta dalam proses pendaftaran masuk, dan gaya hidup
konsumtif yang tercermin dari gaya berpakaian, kendaraan, gadget, dan lain
sebagainya.
Memperhatikan status sosial peserta didik dapat membantu
menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan memastikan
bahwa setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang setara untuk
berhasil.
c. Minat Belajar
Minat belajar memiliki peran yang signifikan dalam membentuk
karakteristik peserta didik. Minat belajar mencerminkan ketertarikan, motivasi,
dan keinginan peserta didik terhadap proses pembelajaran.
Pendidik dapat memainkan peran penting dalam merangsang dan
mendukung minat belajar peserta didik. Dengan memahami minat belajar
mereka, pendidik dapat merancang pengalaman pembelajaran yang lebih
relevan, menarik, dan memotivasi, yang pada gilirannya membentuk
karakteristik positif pada peserta didik.
d. Kemampuan Awal
Kemampuan awal peserta didik mengacu pada keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang mereka miliki sebelum memulai suatu

40
tingkat pendidikan atau program pembelajaran tertentu. Kemampuan awal ini
dapat sangat bervariasi di antara peserta didik dan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti pengalaman pendidikan sebelumnya, lingkungan
keluarga, dan aspek-aspek pengembangan lainnya. Kemapuan awal peserta
didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dikukur dengan cara seleksi
wawancara pada saat Proses Penerimaan Peserta Didik Baru, observasi yang
dilakukan oleh Bimbingan Konseling, angket yang diisi oleh peserta didik. Dan
observasi langsung dalam proses pembelajaran oleh guru.
Penting untuk diingat bahwa kemampuan awal peserta didik bersifat
unik dan dapat berkembang seiring waktu. Pendidik perlu memahami
keragaman dalam kemampuan awal peserta didik dan merancang pendekatan
pembelajaran yang responsif dan inklusif untuk mendukung perkembangan
mereka. Mengenali kemampuan awal juga membantu pendidik menyesuaikan
pengajaran agar sesuai dengan tingkat kesiapan dan kebutuhan individual
peserta didik.
e. Gaya Belajar
Gaya belajar peserta didik merujuk pada preferensi individu dalam
mengakses, memproses, dan mengasimilasi informasi. Memahami gaya belajar
peserta didik membantu pendidik merancang strategi pengajaran yang lebih
efektif dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Berikut
adalah beberapa gaya belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran Seni Rupa yaitu Gaya Belajar Visual, Gaya Belajar Auditori, dan
Gaya Belajar Kinestetik
Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru dapat
menggunakan berbagai gaya belajar, seperti gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik, dalam pembelajaran Seni Rupa. Guru dapat menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa dalam Seni Rupa. Selain itu, guru dapat
memperhatikan gaya belajar siswa agar dapat lebih efektif dalam mengajar dan
meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Seni Rupa.
f. Motivasi Belajar
Motivasi belajar peserta didik adalah faktor penting yang
memengaruhi sejauh mana siswa terlibat, berpartisipasi, dan berprestasi dalam
proses pembelajaran. Motivasi dapat berasal dari faktor internal (dalam diri

41
siswa) dan eksternal (dari lingkungan dan interaksi dengan orang lain). Berikut
adalah beberapa faktor yang memengaruhi motivasi belajar peserta didikyaitu
minat belajar peserta didik, materi dan metode pembelajaran yang menarik,
hubungan positif antara guru dan peserta didik, lingkungan belajar yang positif,
apresiasi terhadap peserta didik, keterlibatan langsung peserta didik dalam
pembelajaran, dan kerja kelompok dan dukungan teman sebaya.
Perlu diingat bahwa motivasi belajar adalah hal yang dinamis dan
dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, perlu upaya berkelanjutan untuk
memahami dan mendukung motivasi belajar siswa di setiap tahap
perkembangannya.
g. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta melibatkan perubahan dan pertumbuhan pada aspek-aspek
emosional mereka. Peserta didik di tingkat SMA mengalami berbagai
tantangan sosial, akademis, dan perkembangan pribadi yang dapat
memengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Berikut adalah beberapa aspek
perkembangan emosi yang mungkin muncul pada peserta didik tingkat SMA
yaitu identitas diri, perubahan mood, persahabatan, dan kemandirian.
h. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta melibatkan interaksi yang semakin kompleks dengan teman sebaya,
lingkungan sosial yang lebih luas, dan perkembangan identitas sosial. Beberapa
aspek perkembangan sosial yang mungkin muncul pada peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta meliputi interaksi sosia, hubungan dengan teman
sebaya, iden titas sosial dengan keikutsertaannya dalam ekstrakurikuler
maupun organisasi tertentu dan pengarung media sosial.
i. Perkembangan Moral dan Spiritual
Perkembangan moral dan spiritual peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta melibatkan pertumbuhan nilai-nilai etika, moral,
dan spiritualitas dalam diri siswa selama masa sekolah menengah atas.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ini melibatkan
interaksi antara lingkungan sekolah, keluarga, teman sebaya, dan pengalaman
pribadi. Berikut adalah beberapa aspek yang bisa mempengaruhi
perkembangan moral dan spiritual peserta didik di SMA Muhammadiyah 1

42
Surakarta seperti keterlibatan dalam kegiatan keagamaan seperti doa, membaca
ayat suci Al-Quran, Salat wajib berjamaah, atau kegiatan sosial berbasis
keagamaan dapat memperkuat dimensi spiritualitas peserta didik dan lain
sebagainya
Perkembangan moral dan spiritual peserta didik adalah proses
panjang yang melibatkan berbagai faktor. Pendidikan di SMA Muhammadiyah
1 Surakarta tidak hanya berkaitan dengan aspek akademis tetapi juga
membentuk karakter dan nilai-nilai hidup yang akan membimbing peserta
didik dalam kehidupan dewasa mereka.
j. Perkembangan Motorik Peserta Didik
Perkembangan motorik peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta mencakup kemampuan fisik dan koordinasi gerakan mereka.
Meskipun pada tingkat SMA, perkembangan motorik umumnya telah
mencapai tingkat yang tinggi, masih ada beberapa aspek yang terus
berkembang. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
dapat dilakukan dengan olahraga dan aktivitas fisik, pendidikan jasmani dan
kesehatan, ekstrakurikuler, proyek kolaboratif, teknologi dan keterampilan
digital, serta pengembangan keterampilan spesifik
Penting untuk diingat bahwa setiap peserta didik memiliki tingkat
perkembangan motorik yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan yang
mendukung dan memberikan berbagai kesempatan bagi siswa untuk
berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan kreatif dapat membantu mereka
mencapai potensi maksimal dalam perkembangan motorik mereka.

2. Perencanaan Pembelajaran
Aspek Modul Ajar Analisis Hasil Observasi
Tujuan Pembelajaran Kejelasan perumusan tujuan
pembelajaran sudah memenuhi kriteria
SMART, namun tujuan pembelajaran masih
kurang spesifik mengenai apa saja yang akan
dicapai oleh peserta didik. Selain itu
perumusan tujuan pembelajaran tidak
menerapkan prinsip ABCD. Tanpa spesifikasi
yang jelas, peserta didik mungkin tidak

43
mengerti dengan baik apa yang diharapkan
dari proses pembelajaran yang akan mereka
jalankan.
Untuk mengatasi masalah ini, penting
untuk merevisi tujuan pembelajaran agar
sesuai dengan prinsip SMART. Dengan
membuat tujuan yang lebih spesifik, terukur,
dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu,
kita dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran dan memotivasi peserta didik
untuk mencapai tujuan tersebut.
Materi Ajar Pemilihan dan pengorganisasian
materi ajar merupakan langkah kunci dalam
proses perencanaan pembelajaran. Dalam
modul ajar yang saya observasi dijelaskan
bahwa materi ajar di tampilkan dalam bentuk
video pembelajaran untuk menyesuaikaikan
gaya belajar peserta didik. Materi sudah sesuai
dengan tingkat kompetensi karena guru
melaksanakan pembelajaran berdiferensisasi.
Materi sudah relevan dengan konteks
kehidupan sehari-hari Selain itu materi ajar
sudah runtut, guru meberikan materi
mengenai pengertian, jenis, dan contoh
unsurunsur seni rupa .Materi yang
diberikanpun singkat namun efektif bagi
pemahaman peserta didik sehingga tidak
menyita banyak waktu.
Sumber atau media pembelajaran Pemilihan sumber atau media
pembelajaran yang tepat sangat penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran, mendukung
materi yang diajarkan, dan
mempertimbangkan karakteristik peserta
didik.
Sumber atau media pembelajaran yang
dipilih berupa Papan tulis, spidol, Laptop,
LCD proyektor, komputer, Internet, Buku
Paket Guru, Buku Paket Siswa, referensi
online, Alat menggambar (pensil warna,
pensil 2B), benda peraga gambar, Media

44
massa, Kelompok meja disatukan membentuk
huruf U. Pemilihan sumber atau media
pembelajaran yang bijaksana akan
meningkatkan efektivitas pengajaran,
mengoptimalkan pemahaman peserta didik,
dan menciptakan pengalaman pembelajaran
yang lebih menarik.
Skenario Pembelajaran Skenario pembelajaran adalah rancangan atau
rencana yang merinci langkah-langkah dan
proses pembelajaran yang akan dilakukan
dalam suatu sesi atau rangkaian kegiatan
pembelajaran. Skenario pembelajaran yang
jelas dan rinci sangat penting untuk mencapai
tujuan pembelajaran dengan efektif. Berikut
adalah beberapa aspek yang dapat
meningkatkan kejelasan dan kerincian suatu
skenario pembelajaran:
1. Kejelasan skenario pembelajaran
a. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran secara singkat
b. Proses pembelajaran berdiferensiasi
c. Materi pembelajaran sesuai alokasi
waktu pembelajaran.
d. Mengunakan metode seperti diskusi
dan analisis kritis.
e. Mengunakan vidio pembelajaran
dalan menyampaikan materi.
2. Kerincian skenario pembelajaran.
a. Memiliki Sintak yang rinci dan
spesifik
b. Menggunakan pembelajaran
berdiverensiasi sesuai dengan
tingkat pemahanan peserta didik.
c. Rinci setiap aktivitas yang akan
dilakukan, termasuk langkah-
langkahnya.
d. Menyertakan pertanyaan-pertanyaan
atau topik-topik diskusi yang akan
digunakan untuk memotivasi peserta
didik berpikir kritis.

45
e. Menyantumkan bahan atau sumber
pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk buku, artikel, video, atau
perangkat lunak.
Teknik Pembelajaran Teknik/ metode pembelajaran yang
digunakan yaitu ceramah dan diskusi variatif
dengan tujuan peserta didik dapat
mengidentifikasi informasi dasar mengenai
unsur-unsur seni rupa yang terdapat dalam
lingkungan sekitar. Selain itu peserta didik
dapat meningkatkan pemahaman konsep
melalui interaksi dan pertukaran pendapat
dengan teman sejawat.
Teknik yang digunakan dalam
pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah dirancang.
Pembelajaran tatap muka dengan model
Problem Based Learning (PBL) menjadi
sarana yang mendukung proses observasi
artistik siswa terhadap lingkungan sekitar
dengan fokus pada unsur-unsur seni rupa.
Melalui PBL, siswa diberi tantangan untuk
mengidentifikasi titik, garis, bidang, warna
alam, serta pola pada elemen-elemen alam dan
buatan di sekitar mereka. Pendekatan ini
memungkinkan siswa terlibat aktif dalam
pemecahan masalah, observasi, analisis, dan
diskusi untuk merangsang keterlibatan
mereka dalam proses pengenalan seni rupa
dari lingkungan sehari-hari.
Instrumen Penilaian Dalam modul pembelajaran
kelengkapan instrumen penilaian kurang
lengkap. Dalam modul hanya terdapat jenis
jenis penilaian yang dilakukan seperti
penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Akan lebih baik untuk
menambah instrumen penilaian dan soal – soal
yang diberikan.
Tabel 2. Analisis Perencanaan Pembelajaran

46
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di kelas X-3 dalam
pembelajaran unsur-unsur seni rupa selama 2 kali pertemuan hampir semua peserta
didik sudah belajar tentang topik pembelajaran pada hari ini. Proses kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas X-3 berjalan dengan lancar, hal tesebut
dapat saya dilihat bahwa peserta didik memiliki kemampuan untuk menjelaskan
konsep, menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata saat diberikan pertanyaan
oleh guru, dan memberikan jawaban yang reflektif terhadap pertanyaan terkait topik
tersebut.
Proses belajar peserta didik melibatkan penerimaan informasi,
pemahaman konsep, penggunaan pengetahuan dalam konteks praktis, dan
pembentukan keterampilan. Ini dapat terjadi melalui berbagai metode seperti
pendekatan pengajaran guru, studi mandiri, berdiskusi dengan rekan sekelas, dan
aplikasi praktis. Faktor-faktor seperti motivasi, gaya belajar, dan lingkungan
pembelajaran juga memengaruhi bagaimana peserta didik mengolah dan meresapi
materi.
Ada beberapa peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan alasan yang bervariasi, termasuk peserta didik yang tidak
hadir ke sekolah dengan alasan tertentu, penurunan motivasi belajar yang
mempengaruhi kinerja belajar peserta didik, adanya peserta didik yang kelelahan
maupun mengantuk disaat jam pelajaran atau adanya pengaruh emosional yang
membuat peserta didik kesulitan belajar. Penting untuk berkomunikasi dengan
peserta didik untuk memahami penyebabnya dan memberikan dukungan yang
diperlukan
Alasan peserta didik tidak dapat belajar dengan baik bervariasi, seperti
kurangnya motivasi, perubahan mood, atau pembelajaran yang kurang Interaktif.
Alternatif solusinya Guru dapat mengambil beberapa langkah untuk mengatasi
peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran, antara lain:
a. Komunikasi Individu: Berkomunikasi langsung dengan peserta didik untuk
memahami alasan di balik ketidakpartisipasian mereka.
b. Memberikan Dukungan: Menawarkan dukungan dan bantuan jika peserta didik
mengalami kesulitan, baik dalam hal akademis maupun pribadi.
c. Pemberian Tugas yang Menarik: Menyajikan materi pembelajaran dengan cara
yang menarik dan relevan agar meningkatkan minat peserta didik.

47
d. Pembelajaran Diferensiasi: Mengadaptasi pendekatan pembelajaran sesuai
dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman masing-masing peserta didik.
e. Monitoring Progres: Terus memantau progres peserta didik dan memberikan
umpan balik konstruktif untuk mendorong partisipasi.
Dengan menggabungkan beberapa solusi ini, guru dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memotivasi setiap peserta didik
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong peserta
didik yang tidak aktif agar lebih berpartisipasi dan terlibat dalam pembelajaran.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk merangsang
partisipasi peserta didik yang kurang aktif:
a. Mengenal peserta didik secara Personal, hal ini membantu guru memahami
kebutuhan individu setiap peserta didik.
b. Guru memberikan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik. Kaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata agar siswa
dapat melihat relevansinya.
c. Memberikan umpan balik positif secara teratur untuk menguatkan perilaku
partisipasi. Sehingga peserta didik akan lebih termotivasi jika mereka merasa
dihargai atas usaha mereka.
d. Ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong pemikiran kritis dan refleksi. Ini
dapat membantu peserta didik yang kurang aktif untuk lebih terlibat dalam
proses berpikir.
Melalui kombinasi strategi ini, guru dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang merangsang dan mendukung partisipasi peserta didik yang tidak
aktif. Penting untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individual
peserta didik.
Pengamatan pembelajaran saya lakukan di kelas dapat memberikan
berbagai pelajaran berharga. Beberapa pelajaran yang dapat dipetik melalui
pengamatan tersebut melibatkan aspek interpersonal, metode pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Berikut beberapa pelajaran berharga yang dapat diperoleh:
a. Peserta Didik Belajar dengan Cara yang Berbeda: Beberapa anak lebih suka
belajar melalui pendekatan visual, sementara yang lain mungkin lebih sukses
dengan pendekatan audiotory atau kinestetik.
b. Pentingnya Interaksi: Memahami bahwa interaksi antara guru dan peserta
didik, serta antar-peserta didik itu sendiri, sangat penting untuk menciptakan

48
lingkungan pembelajaran yang positif dan memotivasi.
c. Konteks dan Relevansi Penting: Pembelajaran yang terkait dengan pengalaman
sehari-hari atau konteks kehidupan nyata lebih mudah dipahami dan diingat.
Pengamatan dapat membantu mendeteksi sejauh mana konteks dan relevansi
dibangun ke dalam proses pembelajaran.
d. Motivasi Penting dalam Pembelajaran: Motivasi memainkan peran besar dalam
pembelajaran. Dengan mengamati tingkat motivasi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, kita dapat memahami cara meningkatkan minat dan
semangat belajar.
e. Varian Metode: Menyadari pentingnya variasi dalam metode pembelajaran.
Pendekatan yang bervariasi dapat menjangkau peserta didik dengan gaya
belajar yang berbeda.
f. Efisiensi Waktu: Memastikan bahwa waktu dihabiskan dengan efisien dan
efektif. Pengaturan waktu yang baik dapat membantu menyeimbangkan
pemahaman konsep dan penerapan keterampilan.
g. Kemampuan Beradaptasi: Menerima bahwa setiap kelas dan peserta didik itu
unik. Guru perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan
dan dinamika spesifik dalam setiap lingkungan pembelajaran.
h. Pentingnya Umpan Balik: Memberikan umpan balik secara teratur dan
konstruktif dapat membantu peseta didik memahami kekuatan dan kelemahan
mereka, serta memberikan arah untuk perbaikan.
i. Kolaborasi Peserta Didik: Mendorong kolaborasi di antara peserta didik dapat
membangun keterampilan sosial dan meningkatkan pemahaman konsep
melalui pertukaran ide.
j. Ketertiban dan Kedisiplinan: Memahami bahwa lingkungan yang tertib dan
teratur memberikan kontribusi besar terhadap efektivitas pembelajaran.
Penting untuk terus-menerus memperbarui dan menyesuaikan
pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan ini agar dapat mencapai hasil
yang lebih baik dan mendukung perkembangan optimal setiap peserta didik.
Rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang
efektif, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya:
a. Keterlibatan yang tinggi dari peserta didik merupakan indikator keefektifan
pembelajaran.
b. Pemahaman peserta didik yang dapat mengerjaan tugas kelompok yang

49
diberikan oleh guru.
c. Hasil refleksi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dan peserta didik. Diskusi apa yang telah dipelajari, tantangan
yang dihadapi, dan bagaimana pembelajaran dapat ditingkatkan.

4. Manajemen Sekolah
a. Orientasi PPL 1
Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan orientasi tersebut
beberapa poin yang menjadi catatan penting bagi saya adalah:
1) Kegiatan observasi harus mencakup ekosistem sekolah dan ekosistem kelas.
2) Kegiatan observasi harus mencakup segala aspek seperti menejemen
sekolah, lingkungan belajar, karakteristik peserta didik, rancangan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran
3) Kegiatan asistensi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan observasi.
4) Kegiatan asistensi dilakukan secara kolaboratif dengan guru pamong dan
dosen pembimbing lapangan
5) Kegiatan asistensi dilakukan untuk mengetahui kemampuan kita sebagai
calon pendidik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
6) Kegiatan pelaksanaan pembelajaran terbimbing dilaksanakan beriringan
dengan kegiatan asistensi serta dilakukan oleh guru pamong dan doden
pembimbing lapangan
7) Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran terbimbing dilakukan untuk menilai
serta memberi masukan mengenai perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran mahasiwa PPL
b. Manajemen Kesiswaan
Dari informasi yang diperoleh dari wawancara tersebut beberapa
poin yang menjadi catatan penting bagi saya adalah:
1) Peserta didik berprestasi baik akademik maupun non akademik akan
mendapatkan beasiswa.serta untuk meningkatkan prestasi peserta didik
sekolah memberikan kesempatan peserta didik untuk mengikuti kegiatan
Estrakulikuler atau mengikuti pelatihan khusus di luar sekolah.
2) Program bimbingan konseling dibuat secara berjenjang. Untuk
meningkatkan kedisiplinan peserta didik dilakukan pembimbingan dan
pemberian konsekuensi

50
3) Pihak sekolah selalu menjalin hubungan kerjasama dan kekeluargaan
dengan alumni.
c. Manajemen Kurikulum
Analisis hasil yang diperoleh dari wawancara dengan wakil kepala sekolah
tersebut, menghasilkan informasi mengenai kurikulum sebagai berikut:
1) Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menggunakan 2 jenis kurikulum
sebagai pembelajaran. Kurikulum khusus yang digunakan Muhammadiyah,
yakni ISMUBA dan kurikulum umum yang ditetapkan oleh pemerintah,
yaitu kurikulum Merdeka. Kedua kurikulum tersebut diintegrasikan oleh
SMA Muhammadiyah menjadi program pembelajaran yang saling
berkesinambungan.
2) Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh SMA Muhammadiyah 1
Surakarta dalam menyikapi kurikulum merdeka, adalah dengan mengikuti
program sekolah penggerak Angkatan 1. Jadi sekolah Muhammadiyah 1
Surakarta ditunjuk oleh pemerintah Kota Surakarta untuk menjadi bagian
sekolah sebagai pelopor program sekolah penggerak. Penunjukan sekolah
penggerak ini bukan semata-mata hanya kebetulan saja, akan tetapi hal
tersebut sudah melihat dari kualitas pendidikan dan juga dari kompetensi
guru-gurunya yang mampu untuk mengemban tugas menjadi sekolah
penggerak.
3) Pelaksanaan program kurikulum merdeka di sekolah SMA Muhammadiyah
1 Surakarta, terbagi menjadi tiga bagian, yakni program intrakulikuler yang
berisi kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada tujuan dan capaian
pembelajaran sesuai dengan ATP yang dirancang oleh pihak sekolah.
Kedua, yaitu program penguatan profil pelajar Pancasila, yang didalamnya
terdapat tugas proyek P5 sebagai bentuk upaya untuk memberikan
pengalaman pembelajaran yang berhubungan dengan Masyarakat seperti
(wirausaha, penguatan budaya lokal, dan demokrasi).
4) Evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan kurikulum merdeka pada sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dilakukan oleh komite belajar Ahmad
Dahlan tiap satu bulan sekali. Proses kegiatan evaluasi kurikulum merdeka
tersebut meliputi (Strategi, implementasi, dan kendala yang dihadapi oleh
guru).

51
d. Manajemen Sumber Daya Manusia
Hasil analisis dari wawancara dengan wakil kepala sekolah, mengenai informasi sumber
daya manusia yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1) Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki latar belakang
pendidikan yang tinggi, yakni beliau merupakan lulusan dengan gelar S3.
2) Guru-guru di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki latar belakang
pendidikan dengan rata-rata lulusan S2 dan S1. Guru-guru juga dituntut untuk
menambah pengetahuan dan kemampuan melalui webinar, workshop, dan diklat.
3) Karyawan dan pegawai SMA Muhammadiyah 1 Surakarta seperti tata usaha,
kebersihan, pustaka dan lainnya memiliki rata-rata jenjang pendidikan lulusan
minimal S1. Dan harus memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tugas
pekerjaannya.
4) Peserta didik yang mendaftar atau yang sudah menjadi bagian dari SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta harus memiliki kompetensi atau kemampuan seperti
pedagogis, Agama, dan Kecerdasan ( afektif, psikomotorik, dan kognitif ) yang
baik.
e. Manajemen Sarana dan Prasarana
Hasil analisis wawancara dengan wakil kepala sekolah mengenai
manajemen sarana dan prasarana, menghasilkan inforamsi sebagai berikut:
Pihak sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memfasilitasi peserta didik dengan
menyediakan perangkat teknologi seperti computer, proyektor, akses internet cepat,
peralatan audio dan video, e-book, dan pelatihan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran agar nyaman dan menarik. Selain pengadaan fasilitas untuk menunjang
kegiatan pembelajaran pihak sekolah juga rajin dalam melakukan pengecekan kondisi
dan pemeliharaan unit. Hal ini dilakukan agar fasilitas pembelajaran dapat digunakan
dengan lancar tanpa adanya kendala kerusakan.
f. Manajemen Anggaran
Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan wawancara tersebut beberapa poin
yang menjadi catatan penting bagi saya adalah:
1) Anggaran yang terdapat di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
terdapat sumber anggaran dana dari berbagai jalur, mulai dari BOS, Iuran
orang tua wali, dan sponsorship kegiatan.
2) Sumber anggaran dari BOS diberikan oleh Pemerintah untuk sekolah dan
digunakan untuk kebutuhan sekolah

52
3) Sumber anggaran iuran orang tua atau wali murid diberikan ke sekolah
untuk keperluan kegiatan sekolah dan sarana prasarana sekolah, sumber
tersebut diberikan setiap bulannya.
4) Sumber yang didapatkan terakhir dari sponsorship. Sponsorship merupakan
sumber dana dari kerjasama mitra dengan sekolah, dengan menerapkan
sistem saling menguntungkan, sehingga sekolah mendapatkan banyak
sumber dana untuk kebutuhan sekolah.
g. Manajemen Sistem Infformasi
Dari informasi yang diperoleh dari kegiatan wawancara tersebut
beberapa poin yang menjadi catatan penting bagi saya adalah:
1) Pembagian tugas dalam manajemen sistem informasi dibagi berdasarkan
struktural menjadi 3 bagian, yaitu Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan
Kehumasan.
2) Manajemen pada bagian sistem informasi dibagi berdasarkan guru
berkompotensi dibidangnya untuk diamanahi pada bagian masing-masing.
3) Sistem informasi lebih berfokus pada bidang kehumasan. Pelaksanaannya
pada produksi hasil desain dan dilakukan publikasi.
4) Publikasi dilakukan dengan dua media. Media yang digunakan berupa
media cetak dan media digital.
5) Produksi media cetak menghasilkan berbagai desain yang telah dicetak dan
dipublikasikan. Media tersebut berupa produk banner, baliho, mmt, brosur,
kalender.
Produksi media digital menghasilkan berbagai desain digital yang
publikasi di media sosial. Publikasi dilakukan di beberapa paltform, mulai dari
instagram, facebook, youtube, tiktok, dan website. Publikasi dilakukan secara
rutin dan konsisten guna memperluas jangkauan dan branding sekolah.
h. Manajemen Ketatalaksanaan
Hasil wawancara dengan Kepala Tata usaha diperoleh informasi:
1) Kearsipan
a) Arsip data peserta didik : Pelayanan siswa dan alumni, ijazah peserta
didik. Surat menyurat
b) Arsip data sekolah : Inventaris sarana prasarana
2) Administrasi
a) Administrasi peserta didik : Data siswa baru, data siswa dan alumni

53
b) Administrasi guru : Surat kepegawaiaan PNS, Dinas dan Yayasan
3) Kebersihan
a) Pengadaan barang sesuai kebutuhan sekolah
b) Pemeliharaan secara berkala sebulan sekali
4) Perpustakaan
a) Pendataan kebutuhan bahan dan sumber belajar, buku paket, buku
majalah, koran, dll
b) Pemeliharaan buku-buku
5) Laboratorium
a) Pemelihaaran secara berkala
b) Pengadaan alat dan bahan labortatorium

5. Lingkungan Belajar
a. Lingkungan Fisik
lingkungan fisik khususnya ketika kegiatan pembelajaran seni budaya,
belum terdapat studio khusus untuk praktik khususnya seni rupa. Untuk kegiatan
belajar praktikum, pihak sekolah memfokuskan kegiatannya dengan
menggunakan alat dan bahan yang sekiranya praktis guna mengefesiensikan
penggunaan ruang kelas tersebut. Ruang kelas cukup besar dan lebar untuk
kegiatan praktik dengan jumlah rata-rata peserta didik sebanyak 33 orang, yang
dilaksanakan secara berkelompok dengan anggota per kelompok sebanyak 4
sampai 6 orang. Pembelajaran seni budaya tiap kelas sendiri, dilakukan secara
langsung tatap muka dengan guru ajar yang bersangkutan mengajar materi
pelajaran tersebut.
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sendiri
sudah menunjukan sekolah yang mencerminkan ramah anak. Kerjasama antar
berbagai elemen warga sekolah saling keterkaitan dan saling membantu. Mulai
dari guru yang memberikan praktik baik ke peserta didik maupun karyawan
sekolah. Peserta didik juga melakukan penerapan praktik baik dan pembiasaan
dari guru, sehingga adanya semangat dan motivasi dalam belajar di lingkungan
sekolah. Kerjasama juga terpantau dari adanya keaktifan, antusias ketika di kelas
dengan respon yang baik dan positif terhadap guru. Kerjasama juga dilakukan
ketika ada kegiatan sekolah, guru, peserta didik, dan karyawan saling membantu

54
dan bekerjasama untuk menyukseskan berbagai kegiatan di sekolah.
c. Lingkungan Akademis
Guru mengembangkan minat dan bakat siswa dengan cara
mengidentifikasi bakat peserta didik dan membuat siswa mengetahui bakat yang
dimilikinya, memberikan stimulus dan dukungan, dan memberikan apresiasi
pada prestasi siswa. Tes minat dan bakat juga dapat membantu siswa
menemukan minat dan bakat mereka dan memilih jurusan pendidikan yang
sesuai. Beberapa materi dan pelajaran yang diberikan Guru Seni Rupa untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik yaitu memberikan materi belajar
design dengan menggunakan software, memberikan pelajaran praktek yang
merujuk ke kewirausahaan seperti (Teknik cetak saring/ sablon, seni lukis, seni
ukir dll). Dari beberapa materi dan pelajaran tersebut dapat digunakan peserta
didik sebagai bekal ilmu ketika mereka sudah lulus dan dapat digunakan serta
dikembangkan. inat dan bakat siswa dapat membantu siswa meraih prestasi yang
lebih baik dalam pembelajaran Seni Rupa dan mempersiapkan diri untuk karir
di masa depan.

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi


1. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam melaksanakan observasi di Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) I dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
adalah keterbatasan pengetahuan terkait modul ajar dalam Kurikulum Merdeka.
Saat mengobservasi modul ajar berbasis Kurikulum Merdeka, seorang observer
perlu memahami dengan mendalam berbagai komponen seperti Capaian
Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Program Tahunan (Prota),
Program Semester (Promes), Tujuan Pembelajaran (TP), Indikator Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran (IKTP), Penilaian Sumatif dan Formatif, serta implementasi
Profil Pelajar Pancasila dan Model Pembelajaran Project-Based Learning (PjBL)
dan Problem Based Learning (PBL).
Kendala muncul karena penulis sebagai observer belum sepenuhnya memahami
dan memiliki pengalaman dalam mengimplementasikan elemen-elemen tersebut ke
dalam modul ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, proses analisis
komponen mana dari modul ajar yang sudah sesuai dengan konskurikulum

55
Merdeka Belajar menjadi sulit dilakukan.
Selain itu, hambatan juga terjadi dalam mengenali aspek-aspek
karakteristik peserta didik, terutama terkait dengan Asesmen Diagnostik. Dalam
Kurikulum Merdeka, penekanan pada pembelajaran yang menghargai keberagaman
peserta didik menuntut pemahaman yang mendalam terhadap teori-teori pendukung
seperti perkembangan kognitif dan bahasa oleh Jean Piaget, perkembangan moral
oleh Lawrence Kohlberg, serta perkembangan sosial-emosional oleh
Bronfenbrenner (1986). Sayangnya, penulis sebagai observer mengalami
keterbatasan pengetahuan terkait teori-teori tersebut. Mengatasi hambatan ini
memerlukan upaya untuk memperdalam pemahaman terkait modul ajar Kurikulum
Merdeka dan teori-teori pendukung aspek karakteristik peserta didik. Dengan
demikian, proses observasi di PPL I dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan
memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap pengembangan pendidikan.
2. Faktor pendukung pelaksanaan observasi
Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan observasi meliputi:
a. Dosen pembimbing Lapangan dan Guru Pamong yang siap meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dan bimbingan selama kegiatan observasi.
b. Bapak dan Ibu Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang bersedia menjadi
informan terkait pelaksanaan wawancara terkait bidang manajemen kesiswaan,
kurikulum, manajemen sarana & prasarana, manajemen sumber daya manusia,
manajemen anggaran, manajemen sistem informasi.
c. Materi perkuliahan yang diperoleh selama proses belajar di Universitas Sebelas
Maret yang jalan dengan sistem block sebelum kegiatan PPL I ini. Mata kuliah
yang berhubungan erat dengan mata kuliah PPL ini adalah Prinsip Pengajaran
dan Asesmen yang Efektif (PPAE) I dan Pemahaman tentang Peserta Didik dan
Pembelajarannya (PPDP). Melalui PPAE, penulis sebagai observer
memperoleh pemahaman tentang paradigma pembelajaran dan asesmen
Kurikulum Merdeka, modul ajar berbasis Kurikulum Merdeka, serta asesmen
diagnostic, formatif, dan sumatif. Kemudian melalui matakuliah PPDP, penulis
memahami mengenai aspek-aspek karakteristik peserta didik, teori penunjang,
pembelajaran berdiferensiasi, pengajaran berbasis kebudayaan, dan konsep
Teaching at the Right Level.

56
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Hasil Observasi


Berdasarkan pelaksanaan Observasi di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, dapat
disimpulkan dengan isian sebagai berikut:
1. Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta telah memiliki budaya
kelas yang baik dengan menekankan pengimplementasian dari nilai-nilai Profil Pelajar
Pancasila dan serta menerapkan budaya-budaya lokal yang memberikan pengalaman
estetik melalui apresiasi dan kreasi. Peserta didik memiliki kebiasaan memberikan
salam dan berdoa tanpa diperintah lagi oleh gurunya di awal dan akhir pembelajaran.
Kemudian peserta didik juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran, hal ini didukung
oleh ruang kelas yang telah menjadi ruang ekspresi diri yang sehat untuk peserta didik
yang direspon baik. Lalu untuk rata-rata status sosial yang menjadi murid di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta, adalah kelas sosial-ekonomi menengah keatas. Sehingga
untuk proses dan lingkungan belajar tidak ada kesenjangan sosial diantara peserta
didik. Kemudian untuk minat belajar yang peserta didik khusunya pada pembelajaran
seni rupa dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan belajar, metode, minat belajar, dan
karakteristik dari peserta didik. Sejauh ini minat belajar peserta didik untuk
pembelajaran seni rupa sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari antusias dan tingkat
kehadiran mereka tiap kegiatan pembelajaran. Minat belajar yang diperlihatkan oleh
peserta didik cenderung tinggi, hal ini tak terlepas dari pihak sekolah yang melakukan
kegiatan mendiagnosis kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta perkembangan
motorik dari peserta didik sehingga dengan begitu pihak sekolah jadi paham dan
mudah dalam merumuskan kurikulum dan rancangan pembelajaran yang
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kompetensi dari peserta didik.

2. Perangkat Pembelajaran
Modul ajar yang dirancang telah disusun dengan penulisan yang lebih
singkat, padat dan jelas, sehingga tidak berbelit-belit dan mudah dipahami, serta
dengan dilengkapi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang menjadi acuan dan

57
penunjang selama Proses Belajar Mengajar. Kemudian, pemilihan kata dan bahasa
yang digunakan dalam modul ajar tersebut juga jelas dan mudah dipahami. Kaitannya
dengan pertanyaan pemantik di awal pembelajaran dan pertanyaan refleksi di akhir
pembelajaran tertera dengan jelas pada modul ajar ini.
Pada modul ajar yang dianalisis tersebut terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebagai bahan perbaikan kedepannya, dalam modul ajar tidak
dicantumkan mengenai materi ajar, instrumen asesmen, pengayaan dan remidial serta
tujuan pembelajaran yang tidak sesuai. Tujuan Pembelajaran (TP) yang dituangkan ke
dalam modul ajar ini tidak mengikuti aturan SMART ataupun ABCD. Kemudian
untuk materi ajar juga hanya disertakan sumber bacaan sehingga harus secara mandiri
untuk membaca dan mencarinya. Instrumen asesmen juga tidak dicantumkan, padahal
penting dalam memudahkan penilaian peserta didik, dan terakhir pada pengayaan dan
remidial sebagai refleksi guru dan peserta didik untuk memantau kualitas dan
ketercapaiaan pembelajaran.

3. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan didalam kelas merupakan
kegiatan belajar yang berusaha untuk melibatkan keaktifan peserta didik dengan
melakukan kegiatan ice breaking, serta melaksanakan penerapan pembelajaran yang
menekankan pendekatan student centered learning dan model belajar Project Based
Learning. Guru Pamong juga dengan tanggap dan tenang dalam mengambil sikap
untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan
melakukan modifikasi terhadap rencana kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya.
Guru Pamong juga sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang sifatnya
berdiferensiasi, dengan cara memberikan kebebasan untuk mengakses berbagai
macam materi pembelajaran melalui audio, text book, video, dan kinestetik
menyesuaikan dengan gaya belajar mereka.

4. Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah merupakan tindakan pengelolaan dan
pengadministrasian sekolah. Manajemen sekolah berarti memberdayakan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan sekolah. Manajemen
sekolah memiliki dua aspek, yaitu aspek manajemen eksternal dan manajemen
internal. Manajemen internal sekolah meliputi perpustakaan, laboratorium, bangunan

58
dan saran fisik lainnya, sumber dana, pelaksanaan evaluasi pendidikan, dan hubungan
antar guru, peserta didik. Sedangkan manajemen eksternal meliputi hubungan dengan
pihak luar sekolah seperti masyarakat, dewan pendidikan, dinas pendidikan maupun
pihak lain yang terkait dengan fungsi sekolah. Fungsi manajemen sekolah antara lain
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading (Pengerahan) dan
controlling (Pengawasan)

5. Lingkungan Belajar
Sekolah berusaha sungguh-sungguh untuk menciptakan lingkungan belajar
yang baik, di mana semua siswa memiliki hak yang sama untuk mengalami
pembelajaran yang setara. Mereka tidak hanya fokus pada menyediakan fasilitas fisik
yang memadai, tetapi juga mendorong semua siswa untuk aktif terlibat dalam berbagai
kegiatan di sekolah.Langkah-langkah yang diambil oleh sekolah tidak hanya berkaitan
dengan aspek fisik, tetapi juga mencakup upaya untuk memastikan bahwa semua siswa
memiliki hak dan peluang yang sama. Ini berarti setiap siswa memiliki akses yang
setara terhadap sumber daya pendidikan, merasa nyaman dan aman di lingkungan
belajar, dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan.
Sekolah juga telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan siswa secara
menyeluruh. Mereka memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial siswa,
dengan fokus khusus pada meningkatkan interaksi antara guru dan siswa,
menyediakan fasilitas pendukung, dan menciptakan iklim sekolah yang mendukung
pencapaian maksimal dalam pembelajaran.
Dengan demikian, visi sekolah tidak hanya berpusat pada penciptaan
lingkungan fisik yang lengkap, tetapi juga pada pembentukan dasar yang kokoh untuk
inklusi dan partisipasi semua anggota. Melalui pendekatan ini, sekolah berkomitmen
untuk memberikan akses yang setara dan memberdayakan setiap siswa agar dapat
mengembangkan potensi mereka sepenuhnya dalam menghadapi tantangan
pembelajaran dan kehidupan di masa depan

59
B. Refleksi
Terkait kemampuan penulis untuk melakukan observasi, sebagaimana yang
telah penulis jelaskan pada Faktor penghambat pelaksanaan observasi, maka penulis perlu
meningkatkan kemampuannya dalam melakukan observasi serta pemahamannya terkait
sasaran observasi yang meliputi karakteristik peserta didik yang mencakup etnik, budaya,
status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan
perkembangan motorik. Lebih lanjut, pemahaman mengenai perangkat pembelajaran
berbasis Kurikulum Merdeka. Kemudian, pelaksanaan pembelajaran, manajemen sekolah,
dan lingkungan belajar di sekolah.
Kegiatan observasi pada Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I ini juga
memberikan pemahaman kepada penulis, bahwa menjadi seorang guru yang profesional
tidak semudah yang dibayangkan. Menjadi seorang guru bukan hanya sekedar
memahamkan materi ajar dan mengajarkannya kepada peserta didik di dalam kelas dengan
cara yang sama kepada setiap peserta didik. Lebih dari itu, seorang guru harus dituntut
untuk bisa mengidentifikasi dan memahami karakteristik setiap peserta didiknya untuk
mengakomodir setiap potensi yang dimiliki oleh anak didiknya. Dari proses identifikasi
dan pemahaman tersebutlah, seorang guru bisa merancang modul ajar yang berpihak
kepada peserta didik, kontekstual, dan dapat menanamkan nilai dan akhlak yang termuat
dalam Profil Pelajar Pancasila yang berlandaskan pada kurikulum merdeka.

C. Rencana Tindak Lanjut


Untuk meningkatkan kemampuan penulis sebagai observer, maka Rencana
Tindak Lanjut yang akan penulis lakukan adalah dengan mengikuti
Seminar/Webinar/Pelatihan yang terkait dengan konsep Merdeka Belajar seperti
pembelajaran berdiferensiasi, asesmen diagnostik, mendesain modul ajar, atau model
pembelajaran serta penerapan media pembelajaran yang menyesuaikan dengan abad ke-21.

60
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Sarana dan Prasarana :

Gambar 1. Bangunan depan Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Gambar 2. Gerbang depan Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Gambar 3. Parkir Sepeda Motor

61
Gambar 4. Lorong antar ruang Sekolah

Gambar 5. Ruang Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Gambar 6. Ruang Kelas SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Gambar 7. Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

62
Gambar 8. Badan Usaha Milik Sekolah (BUMS) SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Gambar 9. Taman Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Gambar 10. Halaman Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

63
Gambar 11. Mushola SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Kegiatan Sekolah Guru dan Peserta Didik :

Gambar 1. Upacara Siswa dan Guru di Hari Senin

Gambar 2. Upacara Guru peringatan Hari Guru Nasional 2023

Gambar 3. Jumat Sehat dengan Olahraga Guru dan Mahasiswa PPG

64
Gambar 4. Sosialisasi Olahraga Basket oleh Peserta Didik

Gambar 5. Piket Pagi Menyambut Kehadiran Peserta Didik dan Guru

Gambar 6. Piket Kegiatan Belajar Mengajar

65
Gambar 7. Syukuran Hari Guru dengan Makan bersama Mahasiswa PPG Prajabatan

Gambar 8. Pengawas Penilaian Akhir Semester

Gambar 9. Koordinasi dengan Guru Pamong

66
Lampiran 2: Lembar Observasi Karakteristik Peserta Didik

LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Nama Mahasiswa PPG : Sinta Hestu Rarnasari


Kelas Sasaran Observasi : XI 2
Untuk Siklus Pembelajaran : 2 Kali Pertemuan

Tanggal Materi Observasi Hasil Observasi Interpretasi Hasil Observasi


26/10/2023 Budaya kelas Istilah budaya kelas sering kali Budaya kelas
mencerminkan norma, nilai, dan mencerminkan norma, nilai,
perilaku yang berkaitan dengan dan perilaku yang berkaitan
kelompok sosial atau ekonomi tertentu. dengan kelompok sosial
Budaya kelas di SMA Muhammadiyah atau ekonomi tertentu.
1 Surakarta menekankan pada Budaya kelas di SMA
kedisiplinan, kereligiusan, Muhammadiyah 1
nasionalisme, etika, partisipasi, Surakarta menekankan pada
kolaborasi, kemandirian, kedisiplinan, kereligiusan,
tanggungjawab, dan pengembangan nasionalisme, etika,
karakter peserta didik. Berikut adalah partisipasi, kolaborasi,
beberapa contoh budaya kelas yang kemandirian,
ditemukan di SMA Muhammadiyah 1 tanggungjawab, dan
Surakarta: pengembangan karakter
1. Berdoa sebelum dan sesudah peserta didik.
kegiatan belajar mengajar di Membangun budaya
kelas. kelas yang positif dan
2. Mendengarkan lagu wajib inklusif memerlukan
Nasional dan Mars SMA komitmen dan kerjasama
Muhammadiyah 1. dari semua pihak terlibat,
3. Membaca ayat suci Al-Quran termasuk pendidik, peserta
sebelum kegiatan belajar. didik, dan orang tua.
4. Mendorong partisipasi aktif
semua peserta didik dalam
diskusi, kegiatan, dan proyek
kelas.
5. Menumbuhkan kolaborasi dan
kerjasama diantara peserta didik.
6. Mendorong peserta didik untuk

67
mengembangkan kemandirian
dan tanggung jawab atas
pembelajaran maupun tugas
peserta didik.
7. Memberikan ruang untuk
eksplorasi dan inisiatif diri.
8. Membangun kesadaran etika dan
tanggung jawab sosial.
9. Menyediakan panduan terkait
perilaku yang diharapkan di
dalam kelas.
10. Menekankan pada nilai-nilai
seperti integritas, rasa tanggung
jawab, dan rasa hormat.
Membangun budaya kelas yang
positif dan inklusif memerlukan
komitmen dan kerjasama dari semua
pihak terlibat, termasuk pendidik,
peserta didik, dan orang tua. Dengan
menciptakan lingkungan yang
mendukung, peserta didik dapat
merasa aman, dihargai, dan termotivasi
untuk belajar.
26/10/2023 Status sosial Status sosial peserta didik Status sosial peserta
peserta didik mencakup sejumlah faktor yang dapat didik mencakup sejumlah
memengaruhi pengalaman dan faktor yang dapat
pencapaian mereka di lingkungan memengaruhi pengalaman
pendidikan. Status sosial peserta didik dan pencapaian mereka di
merujuk pada kedudukan atau posisi lingkungan pendidikan.
sosial yang dimiliki oleh peserta didik Status sosial peserta didik
dalam masyarakat. Status sosial ini merujuk pada kedudukan
mencakup berbagai faktor, seperti latar atau posisi sosial yang
belakang ekonomi, pendidikan, dimiliki oleh peserta didik
budaya, etnis, dan lainnya, yang dapat dalam masyarakat. Status
memengaruhi pengalaman, peluang, sosial ini mencakup
dan pencapaian dalam konteks berbagai faktor, seperti latar
pendidikan. Berikut adalah beberapa belakang ekonomi,
contoh status sosial peserta didik yang pendidikan, budaya, etnis,
ditemukan di SMA Muhammadiyah 1 dan lainnya, yang dapat
Surakarta: memengaruhi pengalaman,

68
1. Terdapat kelas program khusus peluang, dan pencapaian
dengan akses terhadap sumber dalam konteks pendidikan.
daya pendidikan tambahan Memperhatikan status
2. Akses khusus terhadap peserta sosial peserta didik dapat
didik baru yang merupakan membantu menciptakan
keluarga dari alumni maupun lingkungan pendidikan
guru dan karyawan SMA yang lebih inklusif dan
Muhammadiyan 1 Surakarta memastikan bahwa setiap
dalam proses pendaftaran masuk. peserta didik mendapatkan
3. Gaya hidup konsumtif yang kesempatan yang setara
tercermin dari gaya berpakaian, untuk berhasil.
kendaraan, gadget, dan lain
sebagainya.
Memperhatikan status sosial
peserta didik dapat membantu
menciptakan lingkungan pendidikan
yang lebih inklusif dan memastikan
bahwa setiap peserta didik
mendapatkan kesempatan yang setara
untuk berhasil.
26/10/2023 Minat belajar Minat belajar memiliki peran Minat belajar
yang signifikan dalam membentuk memiliki peran yang
karakteristik peserta didik. Minat signifikan dalam
belajar mencerminkan ketertarikan, membentuk karakteristik
motivasi, dan keinginan peserta didik peserta didik. Minat belajar
terhadap proses pembelajaran. Berikut mencerminkan ketertarikan,
adalah beberapa contoh minat belajar motivasi, dan keinginan
yang tercemin di SMA peserta didik terhadap
Muhammadiyah 1 Surakarta pada mata proses pembelajaran.
pelajaran seni rupa: Pendidik dapat
1. Peserta didik yang memiliki memainkan peran penting
minat yang kuat cenderung pada dalam merangsang dan
mata pelajaran seni rupa lebih mendukung minat belajar
aktif dan terlibat dalam peserta didik. Dengan
pembelajaran. memahami minat belajar
2. Peserta didik yang memiliki mereka, pendidik dapat
kemauan untuk belajar pada mata merancang pengalaman
pelajaran seni rupa biasanya lebih pembelajaran yang lebih
terbuka terhadap pengetahuan relevan, menarik, dan
baru dan pengalaman memotivasi, yang pada

69
pembelajaran. gilirannya membentuk
3. Peserta didik yang memiliki karakteristik positif pada
minat yang tinggi pada mata peserta didik
pelajaran seni rupa cenderung
lebih mudah mengatasi hambatan
dan kesulitan.
4. Beberapa peserta didik yang
memiliki minat pada mata
pelajaran seni rupa lebih
cenderung mengasah
keterampilan yang terkait dengan
minat mereka, baik itu dalam
bidang akademis, kreativitas
berkarya, atau keahlian lainnya.
5. Melalui kegiatan ektrakurikuler
fotografi dan desain grafis,
peserta didik dapat
mengembangkan potensi dan
minat pada mata pelajaran seni
rupa.
6. Peserta didik yang mengikuti
minat pada mata pelajaran seni
rupa mereka mungkin lebih
mudah menentukan tujuan karir
dan jalur pendidikan yang sesuai.
7. Peserta didik yang tertarik pada suatu
topik dalam mata pelajaran seni rupa
biasanya lebih cenderung untuk
menggali lebih dalam dan
menganalisis informasi dengan lebih
kritis.
Pendidik dapat memainkan
peran penting dalam merangsang dan
mendukung minat belajar peserta
didik. Dengan memahami minat
belajar mereka, pendidik dapat
merancang pengalaman pembelajaran
yang lebih relevan, menarik, dan
memotivasi, yang pada gilirannya
membentuk karakteristik positif pada

70
peserta didik.

30/10/2023 Kemampuan Kemampuan awal peserta


awal didik mengacu pada keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang
mereka miliki sebelum memulai suatu
tingkat pendidikan atau program
pembelajaran tertentu. Kemampuan
awal ini dapat sangat bervariasi di
antara peserta didik dan dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
pengalaman pendidikan sebelumnya,
lingkungan keluarga, dan aspek-aspek
pengembangan lainnya. Kemapuan
awal peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta dikukur
dengan cara:
1. Seleksi wawancara pada saat
Proses Penerimaan Peserta Didik
Baru.
2. Observasi yang dilakukan oleh
Bimbingan Konseling.
3. Angket yang diisi oleh peserta
didik.
4. Observasi langsung dalam proses
pembelajaran oleh guru.
Penting untuk diingat bahwa
kemampuan awal peserta didik bersifat
unik dan dapat berkembang seiring
waktu. Pendidik perlu memahami
keragaman dalam kemampuan awal
peserta didik dan merancang
pendekatan pembelajaran yang
responsif dan inklusif untuk
mendukung perkembangan mereka.
Mengenali kemampuan awal juga
membantu pendidik menyesuaikan
pengajaran agar sesuai dengan tingkat
kesiapan dan kebutuhan individual

71
peserta didik.

30/10/2023 Gaya belajar Gaya belajar peserta didik Gaya belajar peserta
merujuk pada preferensi individu didik merujuk pada
dalam mengakses, memproses, dan preferensi individu dalam
mengasimilasi informasi. Memahami mengakses, memproses,
gaya belajar peserta didik membantu dan mengasimilasi
pendidik merancang strategi informasi. Memahami gaya
pengajaran yang lebih efektif dan belajar peserta didik
sesuai dengan kebutuhan masing- membantu pendidik
masing peserta didik. Berikut adalah merancang strategi
beberapa gaya belajar yang dapat pengajaran yang lebih
digunakan oleh guru dalam efektif dan sesuai dengan
pembelajaran Seni Rupa: kebutuhan masing-masing
1. Gaya Belajar Visual peserta didik.
Gaya belajar visual adalah Gaya belajar yang
gaya belajar yang lebih banyak dapat digunakan oleh guru
memanfaatkan penglihatan. Peserta dalam pembelajaran Seni
didik dengan gaya belajar visual Rupa:
mudah mengingat dari yang dilihat, 1. Gaya belajar visual
lebih suka membaca daripada 2. Gaya belajar audiotori
dibacakan, cenderung melihat sikap 3. Gaya belajar kinestetik
dan gerakan guru yang sedang Guru dapat
mengajar, dan tidak mudah menggunakan strategi dan
terdistraksi oleh keramaian. Guru media pembelajaran yang
dapat menggunakan media sesuai dengan karakteristik
pembelajaran yang menarik dan siswa untuk meningkatkan
sesuai dengan karakteristik peserta minat dan hasil belajar
didik visual, seperti gambar, peta, siswa dalam Seni Rupa.
diagram, video, grafik, dan Selain itu, guru dapat
presentasi. Selain itu guru dapat memperhatikan gaya
mengunakan strategi pembelajaran belajar siswa agar dapat
dengan enggunaan papan tulis, lebih efektif dalam
media visual, dan materi pelajaran mengajar dan
yang diperkaya visual. meningkatkan kreativitas
2. Gaya Belajar Auditori siswa dalam pembelajaran
Gaya belajar auditori Seni Rupa.
adalah gaya belajar dengan cara
mendengar, yang memberikan

72
penekanan pada segala jenis
bunyi dan kata, baik yang
diciptakan maupun yang diingat.
Siswa dengan gaya belajar
auditori lebih cepat menyerap
informasi melalui apa yang ia
dengarkan. Guru dapat
menggunakan metode
pembelajaran yang melibatkan
suara, seperti diskusi, ceramah,
dan presentasi.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik
adalah gaya belajar yang dapat
belajar paling baik dengan
berinteraksi atau mengalami hal-
hal di sekitarnya. Siswa dengan
gaya belajar kinestetik cenderung
mampu memahami sesuatu
dengan adanya keterlibatan
langsung, daripada
mendengarkan ceramah atau
membaca dari sebuah buku. Guru
dapat menggunakan metode
pembelajaran yang melibatkan
gerakan, seperti praktikum,
olahraga, dan kesenian.
Dari informasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa guru dapat
menggunakan berbagai gaya belajar,
seperti gaya belajar visual, auditori,
dan kinestetik, dalam pembelajaran
Seni Rupa. Guru dapat menggunakan
media pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa dalam Seni Rupa. Selain itu,
guru dapat memperhatikan gaya
belajar siswa agar dapat lebih efektif
dalam mengajar dan meningkatkan

73
kreativitas siswa dalam pembelajaran
Seni Rupa.

26/10/2023 Motivasi belajar Motivasi belajar peserta didik Motivasi belajar


adalah faktor penting yang peserta didik adalah faktor
memengaruhi sejauh mana siswa penting yang memengaruhi
terlibat, berpartisipasi, dan berprestasi sejauh mana siswa terlibat,
dalam proses pembelajaran. Motivasi berpartisipasi, dan
dapat berasal dari faktor internal berprestasi dalam proses
(dalam diri siswa) dan eksternal (dari pembelajaran. Motivasi
lingkungan dan interaksi dengan orang dapat berasal dari faktor
lain). Berikut adalah beberapa faktor internal (dalam diri siswa)
yang memengaruhi motivasi belajar dan eksternal (dari
peserta didik: lingkungan dan interaksi
1. Minat belajar peserta didik. dengan orang lain).
2. Materi dan metode pembelajaran Perlu diingat bahwa
yang menarik. motivasi belajar adalah hal
3. Hubungan positif antara guru dan yang dinamis dan dapat
peserta didik. berubah seiring waktu. Oleh
4. Lingkungan belajar yang positif. karena itu, perlu upaya
5. Apresiasi terhadap peserta didik. berkelanjutan untuk
6. Keterlibatan langsung peserta memahami dan mendukung
didik dalam pembelajaran. motivasi belajar siswa di
7. Kerja kelompok dan dukungan setiap tahap
teman sebaya perkembangannya.
Perlu diingat bahwa motivasi
belajar adalah hal yang dinamis dan
dapat berubah seiring waktu. Oleh
karena itu, perlu upaya berkelanjutan
untuk memahami dan mendukung
motivasi belajar siswa di setiap tahap
perkembangannya.
26/10/2023 Perkembangan Perkembangan emosi Perkembangan
emosi peserta didik di SMA Muhammadiyah emosi peserta didik di
1 Surakarta melibatkan perubahan dan SMA Muhammadiyah 1
pertumbuhan pada aspek-aspek Surakarta melibatkan
emosional mereka. Peserta didik di perubahan dan
tingkat SMA mengalami berbagai pertumbuhan pada
tantangan sosial, akademis, dan aspek-aspek emosional
perkembangan pribadi yang dapat mereka. Peserta didik di

74
memengaruhi kesejahteraan emosional tingkat SMA mengalami
mereka. Berikut adalah beberapa aspek berbagai tantangan
perkembangan emosi yang muncul sosial, akademis, dan
pada peserta didik di SMA perkembangan pribadi
Muhammadiyah 1 Surakarta: yang dapat
1. Menginjak usia remaja peserta memengaruhi
didik sering mengalami fluktuasi kesejahteraan emosional
mood dan emosi yang lebih mereka. Berikut adalah
intens. Mereka mengalami beberapa aspek
perasaan bahagia, sedih, marah, perkembangan emosi
atau cemas dalam waktu yang yang mungkin muncul
relatif singkat. pada peserta didik
2. Peserta didik mulai belajar tingkat SMA yaitu
mengidentifikasi dan identitas diri, perubahan
mengungkapkan emosi mereka mood, persahabatan, dan
dengan cara yang lebih kompleks. kemandirian.
Mereka menjadi lebih terampil
dalam menyampaikan perasaan
mereka melalui kata-kata,
ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.
3. Kemampuan untuk merasakan
dan memahami perasaan orang
lain dapat berkembang pesat.
Remaja mungkin menjadi lebih
peka terhadap perasaan teman-
teman mereka dan mulai
mengembangkan empati.
4. Peserta didik mulai menghadapi
tekanan akademis, sosial, dan
pilihan karier. Kemampuan
mereka untuk mengelola stres dan
tekanan dapat berkembang,
meskipun beberapa mungkin
masih membutuhkan dukungan
dalam hal ini.
5. Hubungan dengan teman sebaya
dan orang dewasa menjadi lebih
kompleks. Remaja SMA dapat
mengalami perubahan dinamika
dalam hubungan persahabatan,

75
percintaan, dan hubungan
keluarga.
6. Proses pencarian identitas diri
menjadi semakin signifikan.
Remaja SMA mulai lebih
memahami siapa mereka, apa
nilai-nilai mereka, dan bagaimana
mereka ingin dilihat oleh orang
lain.
7. Kemampuan untuk
menyelesaikan konflik dengan
cara yang lebih matang dan
konstruktif dapat berkembang.
Remaja mungkin belajar cara
berkomunikasi dengan baik dan
menemukan solusi untuk konflik
interpersonal.
8. Remaja SMA mungkin mulai
mengalami peningkatan tanggung
jawab, baik dalam hal akademis
maupun sosial. Mereka dapat
mengembangkan kemampuan
untuk mengatasi tugas-tugas yang
lebih kompleks.
9. Remaja SMA belajar mengatasi
tantangan hidup dan kegagalan
dengan cara yang lebih efektif.
Mereka dapat mengembangkan
strategi koping yang lebih matang
dan adaptif.
Penting untuk diingat
bahwa setiap individu mengalami
perkembangan emosi dengan cara yang
unik, dan perbedaan individu dapat
sangat bervariasi. Faktor lingkungan,
dukungan sosial, dan pengalaman
pribadi juga memainkan peran penting
dalam perkembangan emosional pada
tingkat SMA.

76
30/10/2023 Perkembangan Perkembangan sosial peserta Perkembangan
sosial didik di SMA Muhammadiyah 1 sosial peserta didik di SMA
Surakarta melibatkan interaksi yang Muhammadiyah 1
semakin kompleks dengan teman Surakarta melibatkan
sebaya, lingkungan sosial yang lebih interaksi yang semakin
luas, dan perkembangan identitas kompleks dengan teman
sosial. Beberapa aspek perkembangan sebaya, lingkungan sosial
sosial yang muncul pada peserta didik yang lebih luas, dan
di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta perkembangan identitas
meliputi: sosial. Beberapa aspek
1. Peserta didik di SMA perkembangan sosial yang
Muhammadiyah 1 Surakarta muncul pada peserta didik
cenderung lebih terlibat dalam di SMA Muhammadiyah 1
hubungan teman sebaya yang Surakarta meliput peserta
mendalam. Mereka mengalami didik yang cenderung lebih.
perubahan dalam dinamika sosial
dan menciptakan ikatan yang
lebih kompleks.
2. Peserta didik mungkin bergabung
dengan kelompok-kelompok
sosial atau identitas sosial
tertentu, seperti kelompok
ekstrakurikuler atau organisasi
olahraga, seni, atau organisasi
tertentu. Perasaan identitas sosial
dan keanggotaan dalam
kelompok dapat menjadi lebih
penting.
3. Perasaan identitas sosial dan
keanggotaan dalam kelompok
dapat menjadi lebih penting.
Peserta didik dapat belajar cara
berinteraksi dengan berbagai
jenis orang dan memahami norma
sosial yang kompleks.
4. Peserta didik mungkin mulai
mempertimbangkan pertanyaan
moral dan etika secara lebih
mendalam. Mereka dapat
mengembangkan perspektif yang

77
lebih matang terkait nilai-nilai
dan norma dalam masyarakat.
5. Media sosial dapat memiliki
pengaruh besar pada interaksi
sosial peserta didik. Mereka
mungkin terlibat dalam berbagai
platform media sosial yang
memengaruhi cara mereka
berkomunikasi dan membangun
hubungan.
30/10/2023 Perkembangan Perkembangan moral dan Perkembangan
moral dan spiritual peserta didik di SMA moral dan spiritual peserta
spiritual Muhammadiyah 1 Surakarta didik di SMA
melibatkan pertumbuhan nilai-nilai Muhammadiyah 1
etika, moral, dan spiritualitas dalam Surakarta melibatkan
diri siswa selama masa sekolah pertumbuhan nilai-nilai
menengah atas. Beberapa faktor yang etika, moral, dan
dapat mempengaruhi perkembangan spiritualitas dalam diri
ini melibatkan interaksi antara siswa selama masa sekolah
lingkungan sekolah, keluarga, teman menengah atas. Beberapa
sebaya, dan pengalaman pribadi. faktor yang dapat
Berikut adalah beberapa aspek yang mempengaruhi
bisa mempengaruhi perkembangan perkembangan ini
moral dan spiritual peserta didik di melibatkan interaksi antara
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta: lingkungan sekolah,
1. Pendidikan Agama dan Etika keluarga, teman sebaya, dan
Mata pelajaran agama dan pengalaman pribadi.
etika di sekolah dapat Beberapa aspek yang bisa
memberikan landasan nilai-nilai mempengaruhi
moral dan spiritual kepada peserta perkembangan moral dan
didik. Pengajaran etika membantu spiritual peserta didik di
siswa mengembangkan SMA Muhammadiyah 1
pemahaman tentang perilaku Surakarta yaitu pendidikan
yang benar dan salah. agama dan etika, aktivitas
2. Aktivitas Keagamaan keagamaan, pendidikan
Keterlibatan dalam karakter, pemgalaman
kegiatan keagamaan seperti doa, sosial, pendidikan
membaca ayat suci Al-Quran, kewarganegaraan,
Salat wajib berjamaah, atau bimbingan konseling, dan
kegiatan sosial berbasis kegiatan sosialisasi

78
keagamaan dapat memperkuat Perkembangan
dimensi spiritualitas peserta moral dan spiritual peserta
didik. didik adalah proses panjang
3. Pendidikan Karakter yang melibatkan berbagai
Sekolah dapat faktor. Pendidikan di SMA
mengimplementasikan program Muhammadiyah 1
pendidikan karakter untuk Surakarta tidak hanya
membantu peserta didik berkaitan dengan aspek
mengembangkan nilai-nilai akademis tetapi juga
positif, seperti kejujuran, kerja membentuk karakter dan
sama, dan tanggung jawab. nilai-nilai hidup yang akan
4. Pengalaman Sosial membimbing peserta didik
Interaksi dengan teman dalam kehidupan dewasa
sebaya, guru, dan masyarakat mereka.
dapat memengaruhi
perkembangan moral dan spiritual
pada peserta didik.
5. Pendidikan Kewarganegaraan
Pembelajaran tentang hak
asasi manusia, toleransi, dan
tanggung jawab sosial melalui
mata pelajaran seperti Pendidikan
Kewarganegaraan dapat
mempengaruhi pemahaman
moral peserta didik.
6. Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan konseling di
sekolah dapat membantu siswa
mengatasi konflik moral, mencari arah
hidup, dan mengeksplorasi nilai-nilai
yang penting bagi mereka.
7. Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi yang
dilakukan pihak sekolah maupun
pihak luar sekolah seperti
kepolisian, aparatur daerah
sekitar, organisasi tertentu, dan
lain sebagainya dapat membantu
meningkatkan moral peserta didik
Perkembangan moral dan

79
spiritual peserta didik adalah proses
panjang yang melibatkan berbagai
faktor. Pendidikan di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tidak
hanya berkaitan dengan aspek
akademis tetapi juga membentuk
karakter dan nilai-nilai hidup yang
akan membimbing peserta didik dalam
kehidupan dewasa mereka.
30/10/2023 Perkembanga Perkembangan motorik peserta Perkembangan
motorik peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 motorik peserta didik di
didik Surakarta mencakup kemampuan fisik SMA Muhammadiyah 1
dan koordinasi gerakan mereka. Surakarta mencakup
Meskipun pada tingkat SMA, kemampuan fisik dan
perkembangan motorik umumnya koordinasi gerakan mereka.
telah mencapai tingkat yang tinggi, Meskipun pada tingkat
masih ada beberapa aspek yang terus SMA, perkembangan
berkembang. Berikut adalah beberapa motorik umumnya telah
hal yang dapat mempengaruhi mencapai tingkat yang
perkembangan motorik peserta didik di tinggi, masih ada beberapa
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta: aspek yang terus
1. Olahraga dan Aktivitas Fisik berkembang. Beberapa hal
Keterlibatan dalam yang dapat mempengaruhi
olahraga sekolah atau aktivitas perkembangan motorik
fisik dapat membantu peserta didik di SMA
meningkatkan keterampilan Muhammadiyah 1
motorik peserta didik, seperti Surakarta antaralain
keterampilan berlari, melompat, kegiatan olahraga dan
senam atau bermain dalam tim aktivitas fisik, pendidikan
(futsal, basket dan lain jasmani dan kesehatan,
sebagainya). ekstrakurikuler, proyek
2. Pendidikan Jasmani dan kolaboratif, keterampilan
Kesehatan dan digital, serta
Mata pelajaran Pendidikan pemngembangan
Jasmani dan Kesehatan ketrampilan.
memberikan kesempatan untuk Penting untuk
mengembangkan keterampilan diingat bahwa setiap peserta
motorik melalui latihan dan didik memiliki tingkat
aktivitas fisik terstruktur. perkembangan motorik
3. Ekstrakurikuler yang berbeda. Oleh karena

80
Kegiatan ekstrakurikuler itu, pendekatan yang
seperti seni bela diri, basket, mendukung dan
futsal, atau kegiatan luar ruangan memberikan berbagai
dapat membantu peserta didik kesempatan bagi siswa
mengembangkan keterampilan untuk berpartisipasi dalam
motorik spesifik. aktivitas fisik dan kreatif
4. Proyek Kolaboratif dapat membantu mereka
Proyek-proyek kolaboratif mencapai potensi maksimal
atau kegiatan kreatif di dalam dan dalam perkembangan
di luar kelas dapat melibatkan motorik mereka.
gerakan fisik dan
mengembangkan koordinasi
tangan-mata.
5. Teknologi dan Keterampilan
Digital
Penggunaan teknologi,
terutama perangkat pintar dan
aplikasi, dapat membantu peserta
didik meningkatkan keterampilan
motorik halus, seperti mengetik
atau menggunakan perangkat
touchscreen.
6. Pengembangan Keterampilan
Peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
dapat memilih untuk
mengembangkan keterampilan
motorik dalam bidang spesifik
seperti musik (bermain alat
musik), seni rupa (fotografi dan
desaint grafis).
Penting untuk diingat bahwa
setiap peserta didik memiliki tingkat
perkembangan motorik yang berbeda.
Oleh karena itu, pendekatan yang
mendukung dan memberikan berbagai
kesempatan bagi siswa untuk
berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan
kreatif dapat membantu mereka
mencapai potensi maksimal dalam

81
perkembangan motorik mereka.

Kesimpulan
Karakteristik peserta didik sangat baik. Peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik sering
kali mendapatkan dampak positif dari lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang baik, baik di sekolah
maupun di rumah, menciptakan landasan yang kuat untuk pencapaian akademik dan perkembangan pribadi.
Di sekolah, suasana yang aman dan kondusif, fasilitas yang memadai, dan pendekatan pengajaran yang
interaktif dan relevan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, hubungan yang baik antara peserta
didik, guru, dan teman sebaya menciptakan motivasi tambahan untuk belajar. Di rumah, dukungan keluarga
yang positif, seperti membantu dengan pekerjaan rumah, mendorong minat dalam membaca, dan memberikan
dorongan emosional, juga berperan penting dalam membentuk peserta didik yang sukses. Dengan kombinasi
dari lingkungan sekolah dan rumah yang baik, peserta didik memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
mencapai potensi mereka dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Menyetujui Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong Catatan:

Tanggal: 31 Oktober 2023

Dr. Adam Wahida, S.Pd., M.Sn. Triyanta Wahyu Nugraha, S.Sn.

82
Lampiran 3. Lembar Observasi Rancangan Pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI RANCANGAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 1)

Nama Mahasiswa : Sinta Hestu Ratnasari


NIM : X902308838
Prodi/ Bidang Studi : PPG Prajabatan/ Seni Budaya

Penyusun Rancangan Pembelajaran : Triyanta Wahyu Nugraha, S.Sn


Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas : Fase E (Kelas X)
KD/CP : Pada akhir fase E, peserta didik mampu
mengamati, mengenal, merekam dan menuangkan
pengalaman dan pengamatannya terhadap
lingkungan, perasaan, empati atau penilaiannya
secara visual dengan menggunakan proporsi,
gestur, ruang yang rinci. Karya peserta didik
mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat,
teknik, teknologi dan prosedur yang dipilihnya
(sesuai minat dan kemampuannya).

No Aspek yang Diobservasi Analisis Kritis


1 Kejelasan tujuan pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran yang memenuhi
memenuhi kriteria SMART (Specific, kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable,
Measurable, Achievable, Relevant, Relevant, dan Time) adalah langkah kunci untuk
dan Time) atau tidak menimbulkan memastikan bahwa tujuan tersebut jelas, terukur, dapat
penafsiran ganda dan mengandung dicapai, relevan, dan memiliki batasan waktu. Berikut hasil
perilaku hasil belajar observasi tujuan pembelajaran pada modul ajar
pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur
seni rupa:
1. Spesifik (Specific): Tujuan pembelajaran masih
kurang detail dan rinci karena tidak menggunakan
prinsip ABCD
2. Dapat Diukur (Measurable): Tujuan pembelajaran
sudah terukur karena memiliki indikator pencapain
3. Dapat Dicapai (Achievable): Tujuan pembelajaran

83
sudah dapat dicapai karena peserta didik telah
memiliki kompetensi awal dapat memenuhi
pencapaian tujuan pembelajaran
4. Relevan (Relevant): Tujuan pembelajaran sudah
relevan dengan lingkungan belajar peserta didik
sehingga peserta didik telah mendapatkan
kompetensi awal pemahaman materi
5. Waktu (Time): Tujuan pembelajaran sudah sesuai
dengan alokasi waktu pembelajaran
Dengan menggunakan kriteria SMART, perumusan
tujuan pembelajaran dapat membantu memastikan
kejelasan, ukuran yang jelas, pencapaian yang realistis,
relevansi dengan konteks pembelajaran, dan batasan waktu
yang sesuai. Dengan demikian, tujuan pembelajaran
menjadi lebih mudah diukur dan dicapai, serta mengurangi
risiko penafsiran ganda.
2 Pemilihan materi ajar (kesesuaian Pemilihan materi ajar yang tepat adalah langkah
tujuan pembelajaran dengan penting dalam merancang pengalaman pembelajaran yang
karakteristik peserta didik) efektif. Proses ini melibatkan pertimbangan yang cermat
terhadap tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta
didik. Dalam modul ajar dijelaskan bahwa materi ajar di
tampilkan dalam bentuk video pembelajaran untuk
menyesuaikaikan gaya belajar peserta didik. Berikut hasil
observasi materi pembelajaran pada modul ajar
pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur
seni rupa:
1. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, materi
memiliki kontribusi yang jelas dengan kompetensi
peserta didik
2. Materi sudah sesuai dengan tingkat kompetensi
karena guru melaksanakan pembelajaran
berdiferensisasi.
3. Materi sudah relevan dengan konteks kehidupan
sehari-hari
4. Sebelum membuat tujuan dan materi ajar guru telah
melakukan observasi berkaitan dengan gaya, minat,
dan kesiapan belajar.
5. Materi ajar yang menantang, tetapi masih bisa dicapai
peserta didik.
Pemilihan materi ajar yang bijaksana dan sesuai

84
dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan
meningkatkan motivasi peserta didik.
3 Pengorganisasian materi ajar Pengorganisasian materi ajar adalah tahap kritis
(keruntutan, sistematika materi dan dalam perancangan pengalaman pembelajaran. Struktur
kesesuaian dengan alokasi waktu) dan urutan materi memainkan peran penting dalam
memfasilitasi pemahaman peserta didik. Dalam modul ajar
dijelaskan bahwa materi ajar di tampilkan dalam bentuk
video pembelajaran untuk menyesuaikaikan gaya belajar
peserta didik. Berikut hasil observasi materi pembelajaran
pada modul ajar pembelajaran seni rupa kelas X dengan
materi unsur-unsur seni rupa:
1. Materi ajar sudah runtut, guru meberikan materi
mengenai pengertian, jenis, dan contoh unsurunsur
seni rupa
2. Guru membuat kerangka koseptual untuk membatu
siswa memahami unsur-unsur seni rupa
3. Materi yang diberikan singkat namun efektif bagi
pemahaman peserta didik sehingga tidak menyita
banyak waktu.
Pengorganisasian materi ajar yang baik
menciptakan alur pembelajaran yang mudah diikuti,
meningkatkan pemahaman peserta didik, dan membantu
mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif. Hal ini juga
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
menyenangkan dan terstruktur.
4 Pemilihan sumber/media Pemilihan sumber atau media pembelajaran yang
pembelajaran (sesuai dengan tujuan, tepat sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran,
materi, dan karakteristik peserta didik) mendukung materi yang diajarkan, dan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik.
Sumber atau media pembelajaran yang dipilih
berupa buku teks dan video pembelajaran yang sudah
sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta
didik. Berikut merupakan uraian sumber / media
pembelajaran yang digunakan:
1. Papan tulis, spidol: Cocok untuk menjelaskan
konsep-konsep dasar seperti titik, garis, bidang, dan
juga untuk memberikan contoh visual saat diskusi
mengenai unsur-unsur seni rupa.
2. Laptop, LCD proyektor, komputer: Memungkinkan

85
untuk menampilkan gambar atau presentasi yang
mendukung konsep-konsep seni rupa, bisa berupa
contoh gambar titik, garis, bidang, pola, atau corak
pada pohon atau tumbuhan.
3. Internet: Sebagai sumber referensi yang luas, internet
dapat memberikan akses ke gambar-gambar alamiah
atau buatan yang memperlihatkan unsur-unsur seni
rupa yang dibahas.
4. Buku Paket Guru, Buku Paket Siswa, referensi
online: Memberikan teks dan gambar yang
mendukung pemahaman siswa tentang unsur-unsur
seni rupa dan contoh-contoh dari lingkungan sekitar.
5. Alat menggambar (pensil warna, pensil 2B), benda
peraga gambar.
6. Media massa: Dapat menjadi sumber inspirasi dengan
menampilkan berbagai karya seni atau potret
lingkungan sekitar yang memperlihatkan unsur-unsur
seni rupa.
7. Kelompok meja disatukan membentuk huruf U:
Meskipun tidak langsung berkaitan dengan unsur-
unsur seni rupa, pengaturan ruang kelas ini dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi
dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran
Pemilihan sumber atau media pembelajaran yang
bijaksana akan meningkatkan efektivitas pengajaran,
mengoptimalkan pemahaman peserta didik, dan
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
menarik.
5 Kejelasan skenario pembelajaran Skenario pembelajaran yang jelas dan
(langkah-langkah kegiatan terstruktur dapat membantu mengarahkan proses
pembelajaran: awal, inti, penutup) pembelajaran dengan lebih efektif. Berikut adalah contoh
skenario pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur
seni rupa:
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
a. Peserta didik menjawab salam dari guru,
selanjutnya berdoa bersama.
b. Peserta didik mengikuti pemerikasaan presensi
kehadiran untuk memastikan keikutsertaan
dalam pembelajaran.

86
c. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.
d. Peserta didik dan guru membuat kontrak belajar
sesuai kesepakatan untuk membangun kultur
belajar kondusif dan kolaboratif.
e. Guru memberikan motivasi dengan melakukan
ice breaking dan pemahaman bermakna terkait
memahami unsur unsur seni dan mampu
menyebutkan macam macam unsur seni rupa
serta menyontohkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Kegiatan Inti
a. Fase 1: Orientasi Murid pada Masalah
1) Menayangkan video tentang materi unsur
seni rupa Guru memberikan pertanyaan
“sebutkan salah satu unsur seni rupa”.
2) Beberapa siswa berusaha menjawab
(unjuk kerja potensi diri).
b. Fase 2: Mengorganisasikan Murid untuk Belajar
1) Peserta didik membentuk 5 kelompok
yang terdiri 5 orang dengan posisi meja
disatukan.
2) Peserta didik memperhatikan tayangan
video dari Galeri Nasional: tentang
kegiatan pameran dan berkesenian yang
menjadi proyek Bersama.
3) Di dalam kelompoknya, peserta didik
diminta untuk mengumpulkan informasi
mengenai unsur unsur seni dan mampu
menyebutkan macam macam unsur seni
rupa serta menyontohkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam buku paket, google,
youtube atau materi dari sumber lain
tentang macam macam unsur seni rupa.
4) Memperhatikan LKPD yang telah
diberikan menggunakan panca indera dan
potensi frontallobe dalam kemampuan
menalarnya.
3. Kegiataan Penutup

87
a. Guiru dan peserta didik menarik kesimpulan
mengenai materi yang telah dipelajari
b. Guru melaksanakan kegiatan refleksi
pembelajaran
c. Guru memberikan penguatan belajar agar
membaca materi pertemuan berikutnya
menjelaskan macam macam unsur seni rupa
d. Guru menutup pembelajaran sesuai dengan
prosedur rutin (terimakasih, doa dan salam
penutup).
Skenario ini memberikan struktur yang jelas
untuk menyajikan materi pembelajaran, melibatkan
peserta didik dalam proses belajar, dan mengevaluasi
pemahaman peserta didik.
6 Kerincian skenario Berikut adalah kerincian skenario pembelajaran
pembelajaran (pada setiap dengan strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap
langkahtercermin strategi/ metode dan tahap untuk mencapai tujuan pembelajaran:
alokasi waktu pada setiap tahap) 1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Ceramah singkat.
b. Pertanyaan dan permainan singkat terkait topik.
2. Kegiatan Inti (70 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Pengantar multimedia berupa video
pembelajaran dan kaitkan dengan pengalaman
sehari-hari.
b. Diskusi kelompok
c. Pemberian tugas kelompok.
d. Diskusi umpan balik secara kelas atau sesi tanya
jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Ringkasan berupa ulasan cepat.
b. Penjelasan singkat dan kaitkan dengan topik
berikutnya.
7 Kesesuaian teknik dengan tujuan Teknik/ metode pembelajaran yang digunakan
pembelajaran yaitu ceramah dan diskusi variatif dengan tujuan peserta
didik dapat mengidentifikasi informasi dasar mengenai
unsur-unsur seni rupa yang terdapat dalam lingkungan
sekitar. Selain itu peserta didik dapat meningkatkan

88
pemahaman konsep melalui interaksi dan pertukaran
pendapat dengan teman sejawat.
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran
sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirancang. Pembelajaran tatap muka dengan model
Problem Based Learning (PBL) menjadi sarana yang
mendukung proses observasi artistik siswa terhadap
lingkungan sekitar dengan fokus pada unsur-unsur seni
rupa. Melalui PBL, siswa diberi tantangan untuk
mengidentifikasi titik, garis, bidang, warna alam, serta
pola pada elemen-elemen alam dan buatan di sekitar
mereka. Pendekatan ini memungkinkan siswa terlibat aktif
dalam pemecahan masalah, observasi, analisis, dan diskusi
untuk merangsang keterlibatan mereka dalam proses
pengenalan seni rupa dari lingkungan sehari-hari.
8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, Dalam modul pembelajaran kelengkapan
pedoman penskoran) instrumen penilaian kurang lengkap. Dalam modul hanya
terdapat jenis jenis penilaian yang dilakukan seperti
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Akan lebih
baik untuk menambah instrumen penilaian dan soal – soal
yang diberikan.
Kesimpulan/saran/lesson learned:
Secara keseluruhan modul ajar guru sudah baik, namun pada bagian tujuan dan instrumen penilaian masih
kurang spesifik. Sedangkan untuk tujuan, materi, sumber/ media pembelajaran yang diberikan sudah sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Selain itu skenario pembelajaran sudah rinci, terstruktur dan sifatnya
efisien (sesuai alokasi waktu pembelajaran).

Menyetujui Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong


Tanggal 2 November 2023

Dr. Adam Wahida, S.Pd., M.Sn. Triyanta Wahyu Nugraha, S.Sn.

89
LEMBAR OBSERVASI RANCANGAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 2)

Nama Mahasiswa : Sinta Hestu Ratnasari


NIM : X902308838
Prodi/ Bidang Studi : PPG Prajabatan/ Seni Budaya

Penyusun Rancangan Pembelajaran : Triyanta Wahyu Nugraha, S.Sn


Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas : Fase E (Kelas X)
KD/CP : Pada akhir fase E, peserta didik mampu
mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman dan pengamatannya
terhadap lingkungan, perasaan, empati atau
penilaiannya secara visual dengan menggunakan
proporsi, gestur, ruang yang rinci. Karya peserta
didik mencerminkan penguasaan terhadap bahan,
alat, teknik, teknologi dan prosedur yang
dipilihnya (sesuai minat dan kemampuannya).

No Aspek yang Diobservasi Analisis Kritis


1 Kejelasan tujuan pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran yang memenuhi
memenuhi kriteria SMART (Specific, kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable,
Measurable, Achievable, Relevant, Relevant, dan Time) adalah langkah kunci untuk
dan Time) atau tidak menimbulkan memastikan bahwa tujuan tersebut jelas, terukur, dapat
penafsiran ganda dan mengandung dicapai, relevan, dan memiliki batasan waktu. Berikut hasil
perilaku hasil belajar observasi tujuan pembelajaran pada modul ajar
pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur
seni rupa:
1. Spesifik (Specific): Tujuan pembelajaran masih
kurang detail dan rinci karena tidak menggunakan
prinsip ABCD
2. Dapat Diukur (Measurable): Tujuan pembelajaran
sudah terukur karena memiliki indikator pencapain
3. Dapat Dicapai (Achievable): Tujuan pembelajaran
sudah dapat dicapai karena peserta didik telah
memiliki kompetensi awal dapat memenuhi

90
pencapaian tujuan pembelajaran
4. Relevan (Relevant): Tujuan pembelajaran sudah
relevan dengan lingkungan belajar peserta didik
sehingga peserta didik telah mendapatkan kompetensi
awal pemahaman materi
5. Waktu (Time): Tujuan pembelajaran sudah sesuai
dengan alokasi waktu pembelajaran
Dengan menggunakan kriteria SMART, perumusan
tujuan pembelajaran dapat membantu memastikan
kejelasan, ukuran yang jelas, pencapaian yang realistis,
relevansi dengan konteks pembelajaran, dan batasan waktu
yang sesuai. Dengan demikian, tujuan pembelajaran
menjadi lebih mudah diukur dan dicapai, serta mengurangi
risiko penafsiran ganda.
2 Pemilihan materi ajar (kesesuaian Pemilihan materi ajar yang tepat adalah langkah
tujuan pembelajaran dengan penting dalam merancang pengalaman pembelajaran yang
karakteristik peserta didik) efektif. Proses ini melibatkan pertimbangan yang cermat
terhadap tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta
didik. Dalam modul ajar dijelaskan bahwa materi ajar di
tampilkan dalam bentuk video pembelajaran untuk
menyesuaikaikan gaya belajar peserta didik. Berikut hasil
observasi materi pembelajaran pada modul ajar
pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur
seni rupa:
1. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, materi
memiliki kontribusi yang jelas dengan kompetensi
peserta didik
2. Materi sudah sesuai dengan tingkat kompetensi
karena guru melaksanakan pembelajaran
berdiferensisasi.
3. Materi sudah relevan dengan konteks kehidupan
sehari-hari
4. Sebelum membuat tujuan dan materi ajar guru telah
melakukan observasi berkaitan dengan gaya, minat,
dan kesiapan belajar.
5. Materi ajar yang menantang, tetapi masih bisa
dicapai peserta didik.
Pemilihan materi ajar yang bijaksana dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan

91
meningkatkan motivasi peserta didik.

3 Pengorganisasian materi ajar Pengorganisasian materi ajar adalah tahap kritis


(keruntutan, sistematika materi dan dalam perancangan pengalaman pembelajaran. Struktur
kesesuaian dengan alokasi waktu) dan urutan materi memainkan peran penting dalam
memfasilitasi pemahaman peserta didik. Dalam modul ajar
dijelaskan bahwa materi ajar di tampilkan dalam bentuk
video pembelajaran untuk menyesuaikaikan gaya belajar
peserta didik. Berikut hasil observasi materi pembelajaran
pada modul ajar pembelajaran seni rupa kelas X dengan
materi unsur-unsur seni rupa:
1. Materi ajar sudah runtut, guru meberikan materi
mengenai pengertian, jenis, dan contoh unsurunsur
seni rupa
2. Guru membuat kerangka koseptual untuk membatu
siswa memahami unsur-unsur seni rupa
3. Materi yang diberikan singkat namun efektif bagi
pemahaman peserta didik sehingga tidak menyita
banyak waktu.
Pengorganisasian materi ajar yang baik
menciptakan alur pembelajaran yang mudah diikuti,
meningkatkan pemahaman peserta didik, dan membantu
mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif. Hal ini juga
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
menyenangkan dan terstruktur.
4 Pemilihan sumber/media Pemilihan sumber atau media pembelajaran yang
pembelajaran (sesuai dengan tujuan, tepat sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran,
materi, dan karakteristik peserta mendukung materi yang diajarkan, dan
didik) mempertimbangkan karakteristik peserta didik.
Sumber atau media pembelajaran yang dipilih
berupa buku teks dan video pembelajaran yang sudah
sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta
didik. Berikut merupakan uraian sumber / media
pembelajaran yang digunakan:
1. Papan tulis, spidol: Cocok untuk menjelaskan
konsep-konsep dasar seperti titik, garis, bidang, dan
juga untuk memberikan contoh visual saat diskusi
mengenai unsur-unsur seni rupa.
2. Laptop, LCD proyektor, komputer: Memungkinkan
untuk menampilkan gambar atau presentasi yang

92
mendukung konsep-konsep seni rupa, bisa berupa
contoh gambar titik, garis, bidang, pola, atau corak
pada pohon atau tumbuhan.
3. Internet: Sebagai sumber referensi yang luas, internet
dapat memberikan akses ke gambar-gambar alamiah
atau buatan yang memperlihatkan unsur-unsur seni
rupa yang dibahas.
4. Buku Paket Guru, Buku Paket Siswa, referensi online:
Memberikan teks dan gambar yang mendukung
pemahaman siswa tentang unsur-unsur seni rupa dan
contoh-contoh dari lingkungan sekitar.
5. Alat menggambar (pensil warna, pensil 2B), benda
peraga gambar
6. Media massa: Dapat menjadi sumber inspirasi dengan
menampilkan berbagai karya seni atau potret
lingkungan sekitar yang memperlihatkan unsur-unsur
seni rupa.
7. Kelompok meja disatukan membentuk huruf U:
Meskipun tidak langsung berkaitan dengan unsur-
unsur seni rupa, pengaturan ruang kelas ini dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi
dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran
Pemilihan sumber atau media pembelajaran yang
bijaksana akan meningkatkan efektivitas pengajaran,
mengoptimalkan pemahaman peserta didik, dan
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
menarik.
5 Kejelasan skenario pembelajaran Skenario pembelajaran yang jelas dan
(langkah-langkah kegiatan terstruktur dapat membantu mengarahkan proses
pembelajaran: awal, inti, penutup) pembelajaran dengan lebih efektif. Berikut adalah contoh
skenario pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran seni rupa kelas X dengan materi unsur-unsur
seni rupa:
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
a. Peserta didik menjawab salam dari guru,
selanjutnya berdoa bersama.
b. Peserta didik mengikuti pemerikasaan presensi
kehadiran untuk memastikan keikutsertaan
dalam pembelajaran.
c. Peserta didik menyimak penjelasan guru

93
tentang tujuan pembelajaran pada pertemuan
ini.
d. Peserta didik dan guru membuat kontrak belajar
sesuai kesepakatan untuk membangun kultur
belajar kondusif dan kolaboratif.
e. Guru menayangkan video tentang macam
macam unsur seni rupa
f. Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik
yang diberikan: “apakah yag dimaksud unsur
seni rupa yang terbentuk dari ukuran panjang
dan lebar”
g. Guru memberikan motivasi dengan ice breaking
dengan tebak tebakan variasi untuk melatih
focus peserta didik dan pemahaman bermakna
terkait memahami unsur unsur seni dan mampu
menyebutkan macam macam unsur seni rupa
serta menyontohkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Kegiatan Inti
a. Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
Karya
1) Peserta didik diminta untuk menyajikan
hasil analisis data berkaitan contoh macam
macam unsur seni rupa.
2) Penyajian hasil belajar berdasar minat
peserta didik
b. Fase 5: Menganalisis dan Mengevaluasi
Pemecahan Masalah
Guru membimbing murid untuk memecahkan
permasalahan terkait pemahaman unsur dan
macam macam contoh unsur seni rupa.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama peserta didik menarik
kesimpulan dalam pertemuan ini
b. Guru melakukan kegiatan refleksi pembelajaran
c. Guru memberikan penguatan belajar agar
membaca materi pertemuan berikutnya.
d. Peserta didik mengerjakan asesmen akhir
pembelajaran
e. Guru menutup pembelajaran sesuai dengan

94
prosedur rutin (terimakasih, doa dan salam
penutup).
Skenario ini memberikan struktur yang jelas
untuk menyajikan materi pembelajaran, melibatkan
peserta didik dalam proses belajar, dan mengevaluasi
pemahaman peserta didik.
6 Kerincian skenario Berikut adalah kerincian skenario pembelajaran
pembelajaran (pada setiap dengan strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap
langkah tercermin strategi/ metode tahap untuk mencapai tujuan pembelajaran:
dan alokasi waktu pada setiap tahap) 1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan (10 Menit)
2. Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Ceramah singkat.
b. Pertanyaan dan permainan singkat terkait topik.
3. Kegiatan Inti (70 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Presentasi hasil analisis
b. Pembimbingan
4. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Strategi/ Metode Pembelajaran:
a. Ringkasan berupa ulasan cepat.
b. Penjelasan singkat dan kaitkan dengan topik
berikutnya.
7 Kesesuaian teknik dengan tujuan Teknik/ metode pembelajaran yang digunakan
pembelajaran yaitu ceramah dan diskusi variatif dengan tujuan peserta
didik dapat mengidentifikasi informasi dasar mengenai
unsur-unsur seni rupa yang terdapat dalam lingkungan
sekitar. Selain itu peserta didik dapat meningkatkan
pemahaman konsep melalui interaksi dan pertukaran
pendapat dengan teman sejawat.
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran
sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirancang. Pembelajaran tatap muka dengan model
Problem Based Learning (PBL) menjadi sarana yang
mendukung proses observasi artistik siswa terhadap
lingkungan sekitar dengan fokus pada unsur-unsur seni
rupa. Melalui PBL, siswa diberi tantangan untuk
mengidentifikasi titik, garis, bidang, warna alam, serta
pola pada elemen-elemen alam dan buatan di sekitar
mereka. Pendekatan ini memungkinkan siswa terlibat aktif
dalam pemecahan masalah, observasi, analisis, dan diskusi

95
untuk merangsang keterlibatan mereka dalam proses
pengenalan seni rupa dari lingkungan sehari-hari.

8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, Dalam modul pembelajaran kelengkapan


pedoman penskoran) instrumen penilaian kurang lengkap. Dalam modul hanya
terdapat jenis jenis penilaian yang dilakukan seperti
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Akan
lebih baik untuk menambah instrumen penilaian dan soal
– soal yang diberikan.
Kesimpulan:
Modul Pembelajaran telah disusun dengan baik, yaitu menunjukkan keunggulan dalam aspek-aspek yang
terstruktur, menyeluruh, dan relevan dalam konteks proses pembelajaran. Rancangan modul ini
memperlihatkan efektivitasnya melalui penetapan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur yang secara
tuntas memenuhi kebutuhan siswa. Terdapat kerangka strategis yang mencakup berbagai strategi
pembelajaran yang beragam dan sesuai dengan materi yang diajarkan, memastikan keberagaman pendekatan
dalam menghadapi kebutuhan belajar siswa.
Lebih lanjut, dalam penyusunan modul ini terlihat adanya perencanaan aktivitas yang dirancang sedemikian
rupa untuk mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang terukur turut
diterapkan secara sistematis untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran, memberikan gambaran yang
akurat tentang kemajuan siswa. Modul ini juga mempertimbangkan diferensiasi siswa dengan
memperhatikan keberagaman kemampuan dan kebutuhan belajar mereka, menjadikannya alat yang inklusif
dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Dengan mengakomodasi berbagai tingkatan kemampuan, modul ini mampu merangkul aspek keterampilan
yang perlu dikembangkan pada setiap tahap pembelajaran, menciptakan lingkungan pembelajaran yang
holistik dan mendalam bagi siswa. Sebagai hasilnya, modul ini menjadi landasan yang kokoh untuk
mendukung pengembangan potensi siswa melalui pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada
kebutuhan individual.

Menyetujui Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong


Tanggal 2 November 2023

Dr. Adam Wahida, S.Pd., M.Sn. Triyanta Wahyu Nugraha, S.Sn.

96
Lampiran 4. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1


(untuk Mahasiswa, DPL, DP sebagai Observer pada Kegiatan Lesson Study)

Mata Seni Budaya / Memahami Unsur Seni Rupa


Pelajaran/Topik
Sekolah/Kelas SMA Muhammadiyah 1 Surakarta / Kelas X-3
Nama Guru Model Triyanta Wahyu N, S.Sn.
Kompetensi Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengamati, mengenal,
Dasar/Capaian merekam dan menuangkan pengalaman dan pengamatannya
Pembelajaran terhadap lingkungan, perasaan, empati atau penilaiannya secara
visual dengan menggunakan proporsi, gestur, ruang yang rinci.
Karya peserta didik mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat,
teknik, teknologi dan prosedur yang dipilihnya (sesuai minat dan
kemampuannya).

A. Apakah semua peserta didik benar-benar telah belajar tentang topik


pembelajaran hari ini?
(Bagaimana proses mereka belajar? (tuliskan fakta kongkrit dan alasannya).
Hampir semua peserta didik sudah belajar tentang topik pembelajaran pada hari
ini. Proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas X-3 berjalan dengan
lancar, hal tesebut dapat saya dilihat bahwa peserta didik memiliki kemampuan untuk
menjelaskan konsep, menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata saat diberikan
pertanyaan oleh guru, dan memberikan jawaban yang reflektif terhadap pertanyaan
terkait topik tersebut.
Pada pertemuan sebelumnya guru sudah memberi instruksi kepada peserta didik
utuk mempelajari topik yang akan dipelajari hari ini, sehingga peserta didik mampu
menjelaskna konsep dari pengertian unsur seni rupa dan menerapkan pengetahuan dalam
konteks nyata saat diberikan pertanyaan oleh guru sehingga peserta didik mampu
menyebetkanjenis-jenis unsur seni rupa di sekitar mereka.
Selain itu peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan pekerjaan
kelompok. Peserta didik membentuk 5 kelompok yang terdiri 5 orang dengan posisi meja

97
disatukan. Peserta didik memperhatikan tayangan video dari Galeri Nasional tentang
kegiatan pameran dan berkesenian yang menjadi proyek Bersama. Di dalam
kelompoknya, peserta didik diminta untuk mengumpulkan informasi mengenai unsur
unsur seni dan mampu menyebutkan macam macam unsur seni rupa serta menyontohkan
dalam kehidupan sehari-hari dalam buku paket, google, youtube atau materi dari sumber
lain tentang macam macam unsur seni rupa. Peserta didik juga bisa saling tukar
informasi yang didapat. Memperhatikan LKPD yang telah diberikan menggunakan
panca indera dan potensi frontallobe dalam kemampuan menalarnya
Proses belajar peserta didik melibatkan penerimaan informasi, pemahaman
konsep, penggunaan pengetahuan dalam konteks praktis, dan pembentukan
keterampilan. Ini dapat terjadi melalui berbagai metode seperti pendekatan pengajaran
guru, studi mandiri, berdiskusi dengan rekan sekelas, dan aplikasi praktis. Faktor-faktor
seperti motivasi, gaya belajar, dan lingkungan pembelajaran juga memengaruhi
bagaimana peserta didik mengolah dan meresapi materi
B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini?
(tuliskan fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa).
Ada beberapa peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan alasan yang bervariasi, termasuk peserta didik yang tidak hadir ke sekolah
dengan alasan tertentu, penurunan motivasi belajar yang mempengaruhi kinerja belajar
peserta didik, adanya peserta didik yang kelelahan maupun mengantuk disaat jam
pelajaran atau adanya pengaruh emosional yang membuat peserta didik kesulitan belajar.
Penting untuk berkomunikasi dengan peserta didik untuk memahami penyebabnya dan
memberikan dukungan yang diperlukan
C. Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa
penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya?
(tuliskan alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang
sesuai).
Alasan peserta didik tidak dapat belajar dengan baik bervariasi, seperti
kurangnya motivasi, perubahan mood, atau pembelajaran yang kurang Interaktif.
Alternatif solusinya Guru dapat mengambil beberapa langkah untuk mengatasi peserta
didik yang tidak mengikuti pembelajaran, antara lain:
6. Komunikasi Individu: Berkomunikasi langsung dengan peserta didik untuk
memahami alasan di balik ketidakpartisipasian mereka.

98
7. Memberikan Dukungan: Menawarkan dukungan dan bantuan jika peserta didik
mengalami kesulitan, baik dalam hal akademis maupun pribadi.
8. Pemberian Tugas yang Menarik: Menyajikan materi pembelajaran dengan cara yang
menarik dan relevan agar meningkatkan minat peserta didik.
9. Pembelajaran Diferensiasi: Mengadaptasi pendekatan pembelajaran sesuai dengan
gaya belajar dan tingkat pemahaman masing-masing peserta didik.
10. Monitoring Progres: Terus memantau progres peserta didik dan memberikan umpan
balik konstruktif untuk mendorong partisipasi.
Dengan menggabungkan beberapa solusi ini, guru dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung dan memotivasi setiap peserta didik
D. Bagaimana usaha guru model dalam mendorong siswa yang tidak aktif untuk
belajar? Apakah usaha tersebut berhasil ?
(tuliskan fakta konkrit upaya guru & hasilnya).
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong peserta didik yang
tidak aktif agar lebih berpartisipasi dan terlibat dalam pembelajaran. Berikut adalah
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk merangsang partisipasi peserta
didik yang kurang aktif:
5. Mengenal peserta didik secara Personal, hal ini membantu guru memahami
kebutuhan individu setiap peserta didik.
6. Guru memberikan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta
didik. Kaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata agar siswa dapat melihat
relevansinya.
7. Memberikan umpan balik positif secara teratur untuk menguatkan perilaku
partisipasi. Sehingga peserta didik akan lebih termotivasi jika mereka merasa
dihargai atas usaha mereka.
8. Ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong pemikiran kritis dan refleksi. Ini dapat
membantu peserta didik yang kurang aktif untuk lebih terlibat dalam proses
berpikir.
Melalui kombinasi strategi ini, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang merangsang dan mendukung partisipasi peserta didik yang tidak aktif. Penting
untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individual siswa.
E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran
hari ini?

99
Pengamatan pembelajaran saya lakukan di kelas dapat memberikan berbagai
pelajaran berharga. Beberapa pelajaran yang dapat dipetik melalui pengamatan tersebut
melibatkan aspek interpersonal, metode pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Berikut
beberapa pelajaran berharga yang dapat diperoleh:
1. Pentingnya Interaksi: Memahami bahwa interaksi antara guru dan peserta didik,
serta antar-peserta didik itu sendiri, sangat penting untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang positif dan memotivasi.
2. Varian Metode: Menyadari pentingnya variasi dalam metode pembelajaran.
Pendekatan yang bervariasi dapat menjangkau peserta didik dengan gaya belajar
yang berbeda.
3. Efisiensi Waktu: Memastikan bahwa waktu dihabiskan dengan efisien dan efektif.
Pengaturan waktu yang baik dapat membantu menyeimbangkan pemahaman
konsep dan penerapan keterampilan.
4. Kemampuan Beradaptasi: Menerima bahwa setiap kelas dan peserta didik itu unik.
Guru perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan
dinamika spesifik dalam setiap lingkungan pembelajaran.
5. Pentingnya Umpan Balik: Memberikan umpan balik secara teratur dan konstruktif
dapat membantu peseta didik memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta
memberikan arah untuk perbaikan.
6. Kolaborasi Peserta Didik: Mendorong kolaborasi di antara peserta didik dapat
membangun keterampilan sosial dan meningkatkan pemahaman konsep melalui
pertukaran ide.
7. Ketertiban dan Kedisiplinan: Memahami bahwa lingkungan yang tertib dan teratur
memberikan kontribusi besar terhadap efektivitas pembelajaran.
Penting untuk terus-menerus memperbarui dan menyesuaikan pendekatan
pembelajaran berdasarkan pengamatan ini agar dapat mencapai hasil yang lebih baik dan
mendukung perkembangan optimal setiap peserta didik.
F. Lain-lain: Apakah RPP yang telah dirancang dapat dilaksanakan dengan hasil
yang efektif?
(berikan bukti keterlaksanaan/ketidakterlaksanaan RPP pada pembelajaran).
Rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang efektif, hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya:
1. Keterlibatan yang tinggi dari peserta didik merupakan indikator keefektifan

100
pembelajaran.
2. Pemahaman peserta didik yang dapat mengerjaan tugas kelompok yang diberikan
oleh guru.
3. Hasil refleksi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru dan peserta didik. Diskusi apa yang telah dipelajari, tantangan yang dihadapi,
dan bagaimana pembelajaran dapat ditingkatkan.

Hari/Tanggal : Rabu, 1 November 2023


Nama Observer : Sinta Hestu Ratnasari
Jabatan : Mahasiswa

101
OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2
(untuk mahasiswa, DPL, DP sebagai Observer)

Mata Seni Budaya / Memahami Unsur Seni Rupa


Pelajaran/Topik
Sekolah/Kelas SMA Muhammadiyah 1 Surakarta / Kelas X – 3
Nama Guru Model Triyanta Wahyu N, S.Sn.
Kompetensi Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengamati, mengenal,
Dasar/Capaian merekam dan menuangkan pengalaman dan pengamatannya
Pembelajaran terhadap lingkungan, perasaan, empati atau penilaiannya secara
visual dengan menggunakan proporsi, gestur, ruang yang rinci.
Karya peserta didik mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat,
teknik, teknologi dan prosedur yang dipilihnya (sesuai minat dan
kemampuannya).

A. Apakah semua peserta didik benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran
hari ini? Bagaimana proses mereka belajar?
(tuliskan fakta kongkrit dan alasannya)
Hampir semua peserta didik sudah belajar tentang topik pembelajaran pada hari
ini. Proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas X-3 berjalan dengan
lancar, hal tesebut dapat saya dilihat bahwa peserta didik memiliki kemampuan untuk
menjawab pertanyaan pemantik dari guru yang berkaitan dengan materi sebelumnya.
Peserta didik diminta untuk menyajikan hasil analisis data berkaitan contoh macam
macam unsur seni rupa. Peserta didik dengan gaya belajar visual, menyajikan data
melalui gambar titik, arsir, gambar bentuk, gambar bidang dan lain lain. peserta didik
dengan gaya belajar auditory, menyajikan data melalui rekaman diskusi lisan dengan
rekan sejawat atau rekaman podcast. peserta didik dengan gaya belajar kinestetik,
menyajikan data melalui performance (menyadari potensi kinestetik)
Proses belajar peserta didik melibatkan penerimaan informasi, pemahaman
konsep, penggunaan pengetahuan dalam konteks praktis, dan pembentukan
keterampilan. Ini dapat terjadi melalui berbagai metode seperti pendekatan pengajaran
guru, studi mandiri, berdiskusi dengan rekan sekelas, dan aplikasi praktis. Faktor-faktor

102
seperti motivasi, gaya belajar, dan lingkungan pembelajaran juga memengaruhi
bagaimana peserta didik mengolah dan meresapi materi
B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini?
(tuliskan fakta konkret yang diamati dengan disertai nama peserta didik)
Ada beberapa peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan alasan yang bervariasi, termasuk peserta didik yang tidak hadir ke sekolah dengan
alasan tertentu, penurunan motivasi belajar yang mempengaruhi kinerja belajar peserta
didik, adanya peserta didik yang kelelahan maupun mengantuk disaat jam pelajaran atau
adanya pengaruh emosional yang membuat peserta didik kesulitan belajar. Penting untuk
berkomunikasi dengan peserta didik untuk memahami penyebabnya dan memberikan
dukungan yang diperlukan.
C. Mengapa peserta didik tersebut tidak dapat belajar dengan baik?
Menurut Anda apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya?
(tuliskan alasan, analisis yang mendalam, dan dasar rujukan yang sesuai)
Alasan peserta didik tidak dapat belajar dengan baik bervariasi, seperti
kurangnya motivasi, perubahan mood, atau pembelajaran yang kurang Interaktif.
Alternatif solusinya Guru dapat mengambil beberapa langkah untuk mengatasi peserta
didik yang tidak mengikuti pembelajaran, antara lain:
1. Komunikasi Individu: Berkomunikasi langsung dengan peserta didik untuk
memahami alasan di balik ketidakpartisipasian mereka.
2. Memberikan Dukungan: Menawarkan dukungan dan bantuan jika peserta didik
mengalami kesulitan, baik dalam hal akademis maupun pribadi.
3. Pembelajaran Diferensiasi: Mengadaptasi pendekatan pembelajaran sesuai dengan
gaya belajar dan tingkat pemahaman masing-masing peserta didik.
Dengan menggabungkan beberapa solusi ini, guru dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung dan memotivasi setiap peserta didik
D. Bagaimana usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif
untuk belajar? Apakah usaha tersebut berhasil (tuliskan fakta konkrit upaya guru
dan hasilnya)
Guru dapat mendorong peserta didik yang tidak aktif dengan berbagai cara,
seperti memberikan tantangan yang relevan dan menarik, memberikan umpan balik
positif, menciptakan lingkungan kelas yang inklusif, dan mengidentifikasi minat individu
untuk diintegrasikan dalam pembelajaran. Selain itu, komunikasi terbuka dan empati

103
dalam memahami kesulitan peserta didik dapat membantu memotivasi mereka untuk
belajar
E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran
hari ini?
Pengamatan pembelajaran dapat memberikan banyak pelajaran berharga.
Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari pengamatan tersebut melibatkan pengalaman
belajar yang didapat guru maupun peserta didik. Berikut adalah beberapa pelajaran
berharga yang dapat dipetik dari pengamatan pembelajaran yang saya lakukan:
1. Peserta Didik Belajar dengan Cara yang Berbeda
Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda. Beberapa orang
lebih suka belajar melalui pendekatan visual, sementara yang lain mungkin lebih
sukses dengan pendekatan audiotory atau kinestetik.
2. Konteks dan Relevansi Penting
Pembelajaran yang terkait dengan pengalaman sehari-hari atau konteks
kehidupan nyata lebih mudah dipahami dan diingat. Pengamatan dapat membantu
mendeteksi sejauh mana konteks dan relevansi dibangun ke dalam proses
pembelajaran.
3. Interaksi dan Kolaborasi Mempengaruhi Pembelajaran
Pengamatan pembelajaran dapat menyoroti peran penting interaksi sosial
dan kolaborasi dalam pembelajaran. Keterlibatan dalam diskusi kelompok, proyek
bersama, dan pertukaran ide dapat memperkaya proses pembelajaran.
4. Motivasi Penting dalam Pembelajaran
Motivasi memainkan peran besar dalam pembelajaran. Dengan mengamati
tingkat motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kita dapat memahami
cara meningkatkan minat dan semangat belajar.
Penting untuk diingat bahwa setiap pengalaman pembelajaran adalah unik, dan
pelajaran yang dipetik dapat bervariasi tergantung pada konteks dan individu yang
terlibat
F. Lain-lain: Apakah rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan
hasil yang efektif? (berikan bukti keterlaksanaan/ketidakterlaksanaan
rancangan pembelajaran)
Rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang efektif, hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya:

104
1. Keterlibatan yang tinggi dari peserta didik merupakan indikator keefektifan
pembelajaran.
2. Pemahaman peserta didik yang dapat mengerjaan tugas kelompok yang diberikan
oleh guru.
3. Hasil refleksi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru dan peserta didik. Diskusi apa yang telah dipelajari, tantangan yang dihadapi,
dan bagaimana pembelajaran dapat ditingkatkan.

Hari/Tanggal : Rabu, 8 November 2023


Nama Observer : Sinta Hestu Ratnasari
Jabatan : Mahasiswa

105
Lampiran 5. Laporan Hasil Orientasi PPL 1 dan Observasi Manajemen Sekolah

LAPORAN HASIL ORIENTASI PPL I DAN OBSERVASI


MANAJEMEN SEKOLAH
Nama Mahasiswa : Sinta Hestu Ratnasari
NIM : X902308838
Prodi/ Bidang Studi : PPG Prajabatan/ Seni Budaya
Sekolah PPL : SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Tanggal Sasaran Obsrvasi Hasil Orientasi/ Observasi Interpretasi Hasil Observasi

19 Oktober Orientasi PPL 1 Informasi yang diperoleh dari Dari informasi yang
2023 & 23 mengikuti kegiatan orientasi di diperoleh dari kegiatan
Oktober kampus yang dilaksanakan oleh orientasi tersebut beberapa
pengelola PPG adalah bahwa poin yang menjadi catatan
kegiatan PPL akan dilaksanakan penting bagi saya adalah:
selama 36 hari mulai tanggal 23 1. Kegiatan observasi harus
Oktober sampai dengan 8 Desember mencakup ekosistem
2023. Kegiatan yang dilakukan sekolah dan ekosistem
dalam program PPL antara lain kelas.
Observasi, Asistensi, dan 2. Kegiatan observasi harus
Pelaksanaan pembelajaran mencakup segala aspek
terbimbing. seperti menejemen
sekolah, lingkungan
belajar, karakteristik
peserta didik, rancangan
pembelajaran dan
pelaksanaan
pembelajaran
3. Kegiatan asistensi
dilakukan setelah
melaksanakan kegiatan
observasi.
4. Kegiatan asistensi
dilakukan secara
kolaboratif dengan guru
pamong dan dosen
pembimbing lapangan

106
5. Kegiatan asistensi
dilakukan untuk
mengetahui kemampuan
kita sebagai calon
pendidik dalam
merancang dan
melaksanakan
pembelajaran.
6. Kegiatan pelaksanaan
pembelajaran terbimbing
dilaksanakan beriringan
dengan kegiatan asistensi
serta dilakukan oleh guru
pamong dan doden
pembimbing lapangan
Kegiatan Pelaksanaan
pembelajaran terbimbing
dilakukan untuk menilai serta
memberi masukan mengenai
perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran mahasiwa PPL
31 Oktober Manajemen Hasil wawancara dengan Wakasek Dari informasi yang diperoleh
2023 Kesiswaan Kesiswaan diperoleh informasi: dari kegiatan orientasi tersebut
1. Beasiswa yang didapat peserta beberapa poin yang menjadi
didik: catatan penting bagi saya
2. Beasiswa yang didapat berupa adalah:
reward untuk peserta didik yang 1. Peserta didik berprestasi
memiliki prestasi bidang baik akademik maupun non
akademik pararel tiap angkatan akademik akan
3. Beasiswa peserta didik berprestasi mendapatkan
di bidang akademik dan non beasiswa.serta untuk
akademik tingkat Nasional berupa meningkatkan prestasi
beasiswa bebas biyaya pendidikan peserta didik sekolah
4. Beasiswa peserta didik berprestasi memberikan kesempatan
di bidang akademik dan non peserta didik untuk
akademik tingkat Daerah berupa mengikuti kegiatan
potongan biya pendidikan Estrakulikuler atau
5. Dalam meningkatkan prestasi mengikuti pelatihan khusus
peserta didik sekolah memberikan di luar sekolah.
kesempatan peserta didik untuk

107
mengikuti kegiatan Estrakulikuler 2. Program bimbingan
atau mengikuti pelatihan khusus konseling dibuat secara
di luar sekolah. berjenjang. Untuk
6. Untuk mengawal jenjang karir meningkatkan kedisiplinan
peserta didik, sekolah peserta didik dilakukan
mengarahkan peserta didik ke pembimbingan dan
perguruan tinggi atau bekerja pemberian konsekuensi
sesuai dengan bakat minat dan 3. Pihak sekolah selalu
potensi. menjalin hubungan
7. Program bimbingan konseling kerjasama dan
dibuat secara berjenjang yaitu kekeluargaan dengan
melalui guru mata pelajaran, wali alumni.
kelas, guru bimbingan konseling,
kesiswaan, dan yang terakhir
kepala sekolah
8. Dalam meningkatkan kedisiplinan
peserta didik dilakukan
pembimbingan dan pemberian
konsekuensi
9. Kejasama pihak sekolah dengan
alumni berupa:
a. Paguyuban/perkumpulan
alumni, kegiatan kerjasama
berupa mengadakan pengajian
di sekolah
b. Pemberian beasiswa kepada
peserta didik di sekolah
(alumni pamuji) oleh alumni.
c. Memberikan motivasi ke
peserta didik di sekolah oleh
alumni
27 Oktober Manajemen Hasil wawancara dengan Wakasek Intepretasi hasil yang
2023 Kurikulum Kurikulum diperoleh informasi: diperoleh dari wawancara
1. Kurikulum yang digunakan yaitu dengan wakil kepala sekolah
a. Kurikulum ISMUBA tersebut, menghasilkan
dikembangkan berdasarkan informasi mengenai
kepentingan daerah dan kurikulum sebagai berikut:
wilayah dan berasal dari 1. Sekolah SMA
dikdasmen wilayah Semarang Muhammadiyah 1
Surakarta menggunakan 2

108
b. Kurikulum Merdeka jenis kurikulum sebagai
dikembangkan oleh pembelajaran. Kurikulum
Kemdikbud RI, khusus yang digunakan
implementasinya Muhammadiyah, yakni
dikoordiknasikan oleh ISMUBA dan kurikulum
komunitas belajar sekolah. umum yang ditetapkan oleh
2. Kebijakan yang diambil dalam pemerintah, yaitu
penerapan kurikulum Merdeka kurikulum Merdeka. Kedua
yaitu dengan mengikut Program kurikulum tersebut
Sekolah Penggerak Angkatan 1. diintegrasikan oleh SMA
Dimana 10 guru perwakilan Muhammadiyah menjadi
mengikuti diklat dari pemerintah program pembelajaran
selama 10 hari. Guru-guru yang saling
tersebut kemudian mediseminasi berkesinambungan.
atau membagikan ide atau 2. Kebijakan-kebijakan yang
gagasan baru yang didapat dalam diterapkan oleh SMA
diklat tersebut. Setelah semua Muhammadiyah 1
guru memahami Surakarta dalam menyikapi
pengimplementasian kurikulum kurikulum merdeka, adalah
merdeka guru dapat dengan mengikuti program
menerapkannya dalam proses sekolah penggerak
pembelajaran sesuai kebutuha Angkatan 1. Jadi sekolah
peserta didik (minat belajar, profil Muhammadiyah 1
belajar, dan kesiapan belajar). Surakarta ditunjuk oleh
3. Pelaksanaan kurikulum Merdeka pemerintah Kota Surakarta
di sekolah yaitu dengan untuk menjadi bagian
melaksanakan kegiatan: sekolah sebagai pelopor
a. Intrakulikuler (proses program sekolah
pembelajaran yang penggerak. Penunjukan
berpedoman pada capain sekolah penggerak ini
pembelajaran) bukan semata-mata hanya
b. Program Penguatan Profil kebetulan saja, akan tetapi
Pelajar Pancasila (membentuk hal tersebut sudah melihat
peserta didik yang memilili dari kualitas pendidikan
profil pelajar pancasila) dan juga dari kompetensi
c. Ekstrakulikuler guru-gurunya yang mampu
(mengembangkan skill peserta untuk mengemban tugas
didik sesuai bakat dan menjadi sekolah penggerak.
minatnya) 3. Pelaksanaan program
4. Evaluasi pelaksanaan kurikulum kurikulum merdeka di

109
Merdeka dilakukan dengan cara sekolah SMA
guru membentuk komunitas Muhammadiyah 1
belajar Ahmad Dahlan terdiri dari Surakarta, terbagi menjadi
6 kelompok, yang bertujuan tiga bagian, yakni program
untuk memperbaiki strategi intrakulikuler yang berisi
dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran
setiap Jum’at ke-4, setiap yang memfokuskan pada
perwakilan dari komunitas tujuan dan capaian
belajar melakukan refleksi pembelajaran sesuai
mengenai implementasi dengan ATP yang
kurikulum merdeka. Jika pada dirancang oleh pihak
proses refleksi terdapat kendala sekolah. Kedua, yaitu
maka akan dilakukan evaluasi program penguatan profil
utuk mencari jalan kuluar terbaik pelajar Pancasila, yang
demi meminimalisir hambatan didalamnya terdapat tugas
tersebut. proyek P5 sebagai bentuk
upaya untuk memberikan
pengalaman pembelajaran
yang berhubungan dengan
Masyarakat seperti
(wirausaha, penguatan
budaya lokal, dan
demokrasi).
4. Evaluasi dalam
pelaksanaan kegiatan
kurikulum merdeka pada
sekolah SMA
Muhammadiyah 1
Surakarta dilakukan oleh
komite belajar Ahmad
Dahlan tiap satu bulan
sekali. Proses kegiatan
evaluasi kurikulum
merdeka tersebut meliputi (
strategi, implementasi, dan
kendala yang dihadapi oleh
guru ).
27 Oktober Manajemen Sumber Hasil wawancara dengan Wakasek Hasil intepretasi dari
2023 Daya Manusia SDM diperoleh informasi: wawancara dengan wakil
kepala sekolah, mengenai

110
1. Kepala Sekolah SMA informasi sumber daya
Muhammadiyah 1 Surakarta manusia yang diperoleh adalah
merupakan kepala sekolah sebagai berikut:
pendidikan S3 dengan perolehan 1. Kepala sekolah SMA
gelar Doktor tercepat dan termuda Muhammadiyah 1
se-indonesia, yaitu Dr. Surakarta memiliki latar
RAHAYUNINGSIH, S.Pd, M.Pd, belakang pendidikan yang
beliau tiga kali menyandang guru tinggi, yakni beliau
berprestasi bahkan pernah masuk merupakan lulusan dengan
Metro TV dalam acara KICK gelar S3.
ANDY. Selain itu juga diangkat 2. Guru-guru di SMA
sebagai direktorat Pendidikan Muhammadiyah 1
Pusat sebagai Instruktur Nasional. Surakarta memiliki latar
Ibu Kepala Sekolah berharap belakang pendidikan
mutu pendidikan di SMA dengan rata-rata lulusan S2
Muhammadiyah 1 Surakarta dan S1. Guru-guru juga
harus selalu ditingkatkan dan dituntut untuk menambah
berkualitas sesuai dengan Visi dan pengetahuan dan
Misi SMA Muhammadiyah 1 kemampuan melalui
Surakarta webinar, workshop, dan
2. Guru SMA Muhammadiyah 1 diklat.
Surakarta berjumlah guru sma 3. Karyawan dan pegawai
muhammadiyah 1 surakarta SMA Muhammadiyah 1
terdiri guru tetap, guru PNS yang Surakarta seperti tata usaha,
dipekerjakan, guru GTY atau guru kebersihan, pustaka dan
tetap yayasan guru tamu yaitu lainnya memiliki rata-rata
guru yang memiliki jam pelajaran jenjang pendidikan lulusan
kurang dari 20 jam pelajaran guru minimal S1. Dan harus
dengan jam tambahan (sebagai memiliki kualifikasi yang
Wakasek) harus memiliki sesuai dengan tugas
komitmen dan integritas tinggi pekerjaannya.
terhadap kemajuan sekolah. 4. Peserta didik yang
Setiap tenaga pengajarnya mendaftar atau yang sudah
dituntut untuk meningkatkan menjadi bagian dari SMA
kualitasnya, baik melalui Muhammadiyah 1
pendidikan yang lebih tinggi S3, Surakarta harus memiliki
maupun melalui diklat, workshop, kompetensi atau
dan Training untuk meningkatkan kemampuan seperti
mutu pendidikan yang lebih baik. pedagogis, Agama, dan
Adapun kebijakan dalam Kecerdasan ( afektif,

111
penerimaan SDM guru adalah psikomotorik, dan kognitif
kriteria minimal S-1 dari ) yang baik.
Universitas berakreditasi A dan
memiliki kompetensi
pengetahuan ke-Muhammadiyah-
an. Dalam pelaksanaannya guru
harus mampu melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
kurikulum.
3. Karyawan SMA Muhammadiyah
1 Surakarta berijasah D3 – S1,
setiap karyawan dituntut untuk
meningkatkan kualitas sekolah
yang lebih baik untuk itu setiap
karyawan harus memiliki
kompetensi yang dibutuhkan,
profesional, tangguh, komitmen,
bertanggung jawab, dan peduli
secara sosial.
4. Peserta didik SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
melewati seleksi administrasi dan
wawancara, memiliki kompetensi
pedagogik dan keagamaan dalam
proses PPDB. Kemudian
dilakukan pemetaan sesuai
kompetensi yang dimiliki.
30 Oktober Manajemen Sarana Hasil wawancara dengan Wakasek Hasil intepretasi wawancara
2023 & Prasarana Sarana dan Prasarana diperoleh dengan wakil kepala sekolah
informasi, bahwa sarana dan mengenai manajemen sarana
prasarana perangkat teknologi yang dan prasarana, menghasilkan
tersedia berupa inforamsi sebagai berikut:
1. Komputer dan laptop : Banyak Pihak sekolah SMA
sekolah dilengkapi dengan Muhammadiyah 1 Surakarta
komputer dan laptop untuk memfasilitasi peserta didik
penggunaan di laboratorium dengan menyediakan
komputer, Lab bahasa dan ruang perangkat teknologi seperti
perpustakaan. Siswa dan guru computer, proyektor, akses
dapat menggunakan perangkat ini internet cepat, peralatan audio
untuk pembelajaran, penelitian, dan video, e-book, dan

112
dan pengembangan keterampilan pelatihan untuk menunjang
teknologi., kegiatan pembelajaran agar
2. LCD : Proyektor dan layar nyaman dan menarik. Selain
interaktif digunakan dalam kelas pengadaan fasilitas untuk
untuk memproyeksikan materi menunjang kegiatan
pembelajaran dari komputer atau pembelajaran pihak sekolah
perangkat lainnya ke layar besar. juga rajin dalam melakukan
Ini memungkinkan guru untuk pengecekan kondisi dan
membagikan presentasi, video, pemeliharaan unit. Hal ini
dan aplikasi edukatif kepada dilakukan agar fasilitas
seluruh kelas. pembelajaran dapat digunakan
3. Wifi dan akses Internet : Koneksi dengan lancar tanpa adanya
internet yang cepat dan stabil kendala kerusakan.
penting untuk mengakses sumber
daya pembelajaran online,
penelitian, dan kolaborasi. Akses
Wi-Fi mengunakan “one person
one IP”. Sehingga masing-masing
akun memiliki kecepatan yang
maksimal,
4. Peralatan Audio dan Video :
Peralatan seperti mikrofon,
kamera, dan perangkat perekam
video digunakan untuk
mendukung pembelajaran online
dan proyek-proyek multimedia.
5. E-book dan Materi Digital: Buku
elektronik (e-book) dan materi
pembelajaran digital dapat
diakses melalui perangkat
teknologi. Siswa dapat membaca
buku elektronik atau mengakses
materi pembelajaran interaktif
melalui komputer atau tablet
dengan mengakses halaman
perpustakaan digital sekolah
6. Pelatihan Guru: Ketersediaan
pelatihan dan dukungan bagi guru
untuk menggunakan teknologi
dengan efektif dalam pengajaran

113
adalah aspek penting. Pelatihan
ini meliputi penggunaan
perangkat keras, perangkat lunak,
dan strategi pengajaran yang
terkait dengan teknologi.
Ketersediaan perangkat
teknologi di sekolah sangat penting
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan membekali siswa
dengan keterampilan teknologi yang
diperlukan di dunia modern ini.
Selain itu, pendekatan yang holistik,
melibatkan pelatihan guru dan
pengembangan kurikulum yang
sesuai, juga merupakan bagian
integral dari memastikan bahwa
teknologi digunakan secara efektif di
lingkungan pendidikan.
Pengadaan dan pemeliharaan
fasilitas sarana dan prasarana
penunjang kegiatan pembelajaran:
1. Pengadaan Fasilitas Penunjang
Pembelajaran:
a. Perencanaan Anggaran,
penyusunan anggaran yang
mencakup pembelian
perangkat keras, perangkat
lunak, peralatan, dan
konstruksi bangunan baru jika
diperlukan.
b. Pemilihan Fasilitas, memilih
perangkat keras dan perangkat
lunak yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran dan
mendukung kurikulum
sekolah.
c. Pemilihan Pemasok, memilih
pemasok yang dapat
menyediakan perangkat dan

114
layanan berkualitas dengan
harga yang bersaing.
d. Pembangunan dan Instalasi:
Pembangunan ruang kelas,
laboratorium komputer,
perpustakaan, fasilitas
olahraga, dan infrastruktur
lainnya sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
e. Pelatihan Guru: Memberikan
pelatihan kepada guru untuk
menggunakan perangkat keras
dan perangkat lunak baru
dengan efektif dalam
pembelajaran.
2. Pemeliharaan Fasilitas Penunjang
Pembelajaran:
a. Jadwal Pemeliharaan Rutin:
Menjadwalkan pemeliharaan
rutin untuk memastikan bahwa
perangkat keras dan perangkat
lunak berfungsi dengan baik.
b. Pemeliharaan Preventif:
Melakukan pemeliharaan
preventif untuk mencegah
kerusakan atau kegagalan
perangkat sebelum terjadi.
c. Perbaikan Cepat:
Menyediakan layanan
perbaikan cepat jika ada
kerusakan atau masalah teknis
dengan perangkat.
3. Upgrades dan Peningkatan:
Mengidentifikasi kesempatan
untuk meningkatkan perangkat
keras atau perangkat lunak guna
memperbaiki efisiensi atau
menawarkan fitur baru yang
mendukung pembelajaran.

115
4. Keamanan Fasilitas: Menjaga
keamanan fisik fasilitas serta
melindungi perangkat keras dan
perangkat lunak dari kerusakan
atau pencurian.
5. Manajemen Inventaris:
Memantau inventaris perangkat
keras dan perangkat lunak secara
teratur dan mencatatnya untuk
pengelolaan yang lebih baik.
6. Perencanaan Jangka Panjang:
Merencanakan pemeliharaan
jangka panjang dan penggantian
perangkat keras atau infrastruktur
yang telah mencapai umur
pakainya.
30 Oktober Manajemen Dari informasi yang diperoleh dari Hasil wawancara dengan
2023 Anggaran kegiatan wawancara tersebut Wakasek Sarana dan
beberapa poin yang menjadi catatan Prasarana diperoleh informasi,
penting bagi saya adalah: bahwa sumber anggaran
1. Anggaran yang terdapat di didapatkan melalui dana BOS,
sekolah SMA Muhammadiyah 1 Iuran orang tua atau wali tiap
Surakarta terdapat sumber bulan, Sponsorship kegiatan.
anggaran dana dari berbagai jalur,
mulai dari BOS, Iuran orang tua
wali, dan sponsorship kegiatan.
2. Sumber anggaran dari BOS
diberikan oleh Pemerintah untuk
sekolah dan digunakan untuk
kebutuhan sekolah
3. Sumber anggaran iuran orang tua
atau wali murid diberikan ke
sekolah untuk keperluan kegiatan
sekolah dan sarana prasarana
sekolah, sumber tersebut
diberikan setiap bulannya.
4. Sumber yang didapatkan terakhir
dari sponsorship. Sponsorship
merupakan sumber dana dari
kerjasama mitra dengan sekolah,

116
dengan menerapkan sistem saling
menguntungkan, sehingga
sekolah mendapatkan banyak
sumber dana untuk kebutuhan
sekolah.
31 Oktober Manajemen Sistem Hasil wawancara dengan Wakasek Dari informasi yang diperoleh
2023 Informasi Humas diperoleh informasi, bawa dari kegiatan wawancara
bagian struktural pada bidang Al- tersebut beberapa poin yang
Islam, Kemuhammadiyahan dan menjadi catatan penting bagi
Kehumasan. Manajemen pembagian saya adalah:
pekerjaan dibagi menjadi 3 staff guru 1. Pembagian tugas dalam
yang berkompotensi dibidangnya manajemen sistem
untuk diamanahi pada bagian informasi dibagi
masing-masing Al Islam, berdasarkan struktural
Kemuhammadiyahan dan menjadi 3 bagian, yaitu Al-
Kehumasan. Sistem informasi di Islam,
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Kemuhammadiyahan dan
terdapat jenis-jenis media massa Kehumasan.
yang digunakan. Media yang 2. Manajemen pada bagian
digunakan berupa media cetak dan sistem informasi dibagi
media digital. Media cetak menjadi berdasarkan guru
bagian yang sering diproduksi oleh berkompotensi dibidangnya
Kehumasan, dengan memproduksi untuk diamanahi pada
berbagai desain yang telah dicetak bagian masing-masing.
dan dipublikasikan. Media tersebut 3. Sistem informasi lebih
berupa produk banner, baliho, mmt, berfokus pada bidang
brosur, kalender. Media yang sangat kehumasan.
konsisten dipublikasi yaitu pada Pelaksanaannya pada
desain digital yang publikasi di produksi hasil desain dan
media sosial. Publikasi dilakukan di dilakukan publikasi.
beberapa paltform, mulai dari 4. Publikasi dilakukan dengan
instagram, facebook, youtube, tiktok, dua media. Media yang
dan website. Pemanfaatan media digunakan berupa media
sosial tersebut sangat efektif, cetak dan media digital.
terutama dalam memperluas 5. Produksi media cetak
jangkuan branding dan memberikan menghasilkan berbagai
kemudahan dalam Penerimaan desain yang telah dicetak
Peserta Didik Baru (PPDB). dan dipublikasikan. Media
Publikasi tersebut berlangsung tersebut berupa produk
konsisten dan rutin setiap hari untuk

117
mempromosikan sekolah. banner, baliho, mmt,
brosur, kalender.
Produksi media digital
menghasilkan berbagai desain
digital yang publikasi di
media sosial. Publikasi
dilakukan di beberapa
paltform, mulai dari
instagram, facebook,
youtube, tiktok, dan website.
Publikasi dilakukan secara
rutin dan konsisten guna
memperluas jangkauan dan
branding sekolah.
31 0ktober Manajemen Dari informasi yang diperoleh dari Hasil wawancara dengan
2023 Ketatalaksanaan kegiatan wawancara tersebut Kepala Tata usaha diperoleh
beberapa poin yang menjadi catatan informasi:
penting bagi saya adalah: 1. Kearsipan
1. Kearsipan a. Arsip data peserta didik
Kearsipam di SMA : Pelayanan siswa dan
Muhammadiyah 1 Surakarta alumni, ijazah peserta
dilakukan pada satu ruangan Tata didik. Surat menyurat
Usaha dengan dibagi ke beberapa b. Arsip data sekolah :
staff sesuai kompetensinya. Inventaris sarana
Kearsipan dilakukan secara prasarana
manual maupun digital. Data yang 2. Administrasi
diarsipkan berupa data peserta a. Administrasi peserta
didik, maupun berbagai hal terkait didik : Data siswa baru,
sekolah. data siswa dan alumni
a. Arsip data peserta didik : b. Administrasi guru :
Arsip berbagai data siswa dan Surat kepegawaiaan
alumni, data ijazah peserta PNS, Dinas dan
didik yang dulu hanya manual, Yayasan
sekarang sudah penerapan 3. Kebersihan
digital. Surat menyurat terkait a. Pengadaan barang
perizinan peserta didik juga sesuai kebutuhan
dilayani. sekolah
b. Arsip data sekolah : b. Pemeliharaan secara
Pengarsipan data mengenai berkala sebulan sekali
inventaris yang dimiliki 4. Perpustakaan

118
sekolah dengan melakukan a. Pendataan kebutuhan
pendataan secara berkala bahan dan sumber
dengan memantau sarana belajar, buku paket,
prasarana yang sudah tersedia buku majalah, koran, dll
2. Administrasi b. Pemeliharaan buku-
Administrasi dilakukan oleh buku
petuga Tata Usaha, dengan 5. Laboratorium
dilakukan oleh staff yang a. Pemelihaaran secara
berkompeten di bidang berkala
keadministrasian. Administrasi b. Pengadaan alat dan
dibagi menjadi peserta didik dan bahan labortatorium
guru
a. Administrasi peserta didik :
Administrasi yang
menyangkut mengenai data
siswa baru dari hasil
Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) yang diolah dan
dikelola. Administrasi juga
mengenai data siswa yang
saat ini masih bersekolah dan
data administrasi untuk
alumni sekolah dalam
mengurus data yang
diperlukan untuk kebutuhan
perkuliahan atau dunia kerja.
b. Administrasi guru :
Administrasi yang diberikan
oleh guru dengan
menyesuaikan kebutuhan
data. Administrasi pada surat
menyurat diberikan untuk
kepegawaiaan, mulai dari
yang berstatus PNS, untuk
Dinas Pendidikan dan
Yayasan Muhammadiyah
3. Kebersihan
Kebersihan dilakukan oleh
karyawan dengan standarisasi
lulusan yang berkompeten lulusan

119
diploma yang sesuai bidangnya.
Kebersihan ini dilakukan dengan
mempertimbangan kondisi di
sekolah dengan melakukan tugas
pengadaan dan pemeliharaan.
a. Pengadaan barang sesuai
kebutuhan sekolah, dengan
menyesuaikan kondisi sarana
dan prasarana yang sudah
tersedia maupun yang ingin
dibutuhkan oleh sekolah,
sehingga dibutuhkan
pengadaan dengan
mengajukan ke keuangan.
b. Pemeliharaan dilakukan
secara berkala sebulan sekali
untuk memperbaiki sarana dan
prasarana yang tersedia,
sehingga sekolah akan tetap
memiliki fasilitas yang baik
dan berkualitas.
4. Perpustakaan
Perpustakaan masuk ke unit tata
usaha, dengan dinaungi oleh
seorang Pustakawan.
Perpustakaan sekolah juga sudah
menggunakan arsip digital untuk
mengumpulkan dan mencari
sumber belajar.
a. Pendataan kebutuhan bahan
dan sumber belajar tersedia di
perpustakaan bisa dengan
media cetak, dan media
digital, berupa buku paket,
buku majalah, koran, dll
b. Pemeliharaan dilakukan
secara manual dengan
pembersihan dan menata
kembali buku-buku yang ada
di perpustakaan. Pemeliharaan

120
secara perpustakaan digital
dengan melakukan update
diwebsite sekolah.
5. Laboratorium
Laboratorium sekolah dinaungi
oleh seorang laboran dengan
komptensi yang ahil di bidangnya.
Laboran juga melakukan kegiatan
di ruang laboratorium.
a. Pemelihaaran secara berkala
dilakukan untuk menjaga
kondisi laboratorium untuk
tetap bersih dan tertata rapi,
sehingga bila digunakan sudah
tersedia dengan baik dan
lengkap.
b. Pengadaan alat dan bahan
labortatorium disesuaikan
dengan kondisi sekolah yang
sudah habis atau rusak,
sehingga adanya pengajuan
alat dan bahan laboratorium
untuk memperbaiki dan
menambah kebutuhan
laboratorium.

Menyetujui Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong


Tanggal 31 Oktober 2023

Dr. Adam Wahida, S.Pd., M.Sn. Triyanta Wahyu Nugraha, S.Sn.

121
Lampiran 6. Lembar Hasil Observasi Lingkungan Belajar
LEMBAR OBSERVASI LINGKUNGAN BELAJAR

Nama Mahasiswa : Sinta Hestu Ratnasari


NIM : X902308838
Prodi/ Bidang Studi : PPG Prajabatan Seni Budaya

Sasaran
Tanggal Hasil Observasi Interpestasi Hasil Observasi
Observasi
30 Oktober Lingkungan Fisik Untuk mendukung pembelajaran
2023 praktikum Seni Budaya, sekolah Pembelajaran seni budaya pada
belum menyediakan secara khusus setiap kelas dilakukan secara
studio seni rupa. Pembelajaran langsung oleh guru dengan
praktikum dilakukan di kelas secara penyampaian materi, pendampingan
tatap muka, dengan menggunakan praktek di ruang kelas sesuai jam
alat bahan yang praktis untuk pembelajaran. Penggunaan alat dan
mengefesiensikan penggunaan bahan juga dibawa oleh peserta
ruang kelas. Dengan rata-rata didik, dengan sesuai kebutuhan
jumlah peserta didik sebanyak 33 masing-masing tugas indivdidu
peserta didik, pengerjaan praktikum maupun kelompok. Kelompok juga
dilaksanakan secara berkelompok digunakan dalam pembelajaran,
dengan angota kelompok 4-6 peserta dengan kolaborasi 4-6 peserta didik.
didik.
Lingkungan Untuk mendukung pembelajaran, Lingkungan sosial di sekolah SMA
Sosial dibutuhkan dukungan dari seluruh Muhammadiyah 1 Surakarta sangat
warga sekolah, baik itu guru, berjalan dengan baik, damai dan
karyawan, maupun teman-teman kolaboratif. Kerjasama antar
sekelas semuanya dapat berbagai elemen warga sekolah
mempengaruhi semangat belajar saling keterkaitan dan saling
seorang siswa. Guru dapat membantu. Mulai dari guru yang
menunjukan sikap dan perilaku yang memberikan praktik baik ke peserta
baik dan juga dapat memperlihatkan didik maupun karyawan sekolah.
teladan yang baik. Hal tersebut Peserta didik juga melakukan
dapat memberikan motivasi yang penerapan praktik baik dan
positif bagi belajar siswa. Demikian pembiasaan dari guru, sehingga
halnya apabila teman-teman sekelas adanya semangat dan motivasi
siswa di sekolah mempunyai sikap dalam belajar di lingkungan sekolah.
dan perilaku yang baik serta Kerjasama juga terpantau dari
memiliki etos kerja baik seperti adanya keaktifan, antusias ketika di

122
misalnya rajin belajar akan kelas dengan respon yang baik dan
berpengaruh positif terhadap belajar positif terhadap guru. Kerjasama
siswa. juga dilakukan ketika ada kegiatan
sekolah, guru, peserta didik, dan
karyawan saling membantu dan
bekerjasama untuk menyukseskan
berbagai kegiatan di sekolah.
Lingkungan Untuk mendukung pembelajaran Lingkungan akademis sangat
Akademis diperlukan perangkat lunak seperti memberikan atmosfir positif.
sistem program-progran pengajaran, Sekolah menghadirkan lingkungan
media, dan sumber media. Guru yang mendukung akademis, dengan
dapat meningkatkan minat belajar berbagai program kegiatan sekolah
siswa dengan memberikan petunjuk dengan metode dan media
cara belajar yang efektif dan pengajaran yang bervariatif dan
menyenangkan, menggunakan inovatif. Guru memberikan fasilitas
metode pembelajaran yang kepada peserta didik dengan
bervariasi dan menarik, berbagai media pembelajaran yang
memanfaatkan media pembelajaran menarik, sehingga pembelajaran
dan sumber belajar yang menarik, lebih menyenangkan. Guru juga
memperhatikan karakteristik siswa, memperhatikan setiap karakteristik
dan menumbuhkan minat siswa peserta didik dengan melakukan tes
dengan mencari hal yang dapat diagnostik mengenai minat dan
menarik perhatian siswa. Guru bakat peserta didik di sekolah,
mengembangkan minat dan bakat supaya guru mampu mengetahui dan
siswa dengan cara mengidentifikasi memahami kebutuhan dari peserta
bakat peserta didik dan membuat didik, gunanya untuk memberikan
siswa mengetahui bakat yang pembelajaran yang sesuai dengan
dimilikinya, memberikan stimulus karaktersitik dan kebutuhan dari
dan dukungan, dan memberikan peserta didik di sekolah.
apresiasi pada prestasi siswa. Tes Pada pembelajar seni rupa, guru
minat dan bakat juga dapat memberikan pengajaran yang
membantu siswa menemukan minat disesuaikan dengan minat dan bakat
dan bakat mereka dan memilih peserta didik dalam seni rupa. Guru
jurusan pendidikan yang sesuai. memperhatikan peserta didiknya
Beberapa materi dan pelajaran yang memiliki potensi yang lebih
diberikan Guru Seni Rupa untuk mendalam, sehingga guru
mengembangkan kemampuan mendampinginya dengan rutin dan
peserta didik yaitu memberikan konsisten hingga peserta didik
materi belajar design dengan tersebut ada perkembangan setiap
menggunakan software, prosesnya untuk menjadi lebih baik

123
memberikan pelajaran praktek yang dan maju, dengan berbagai metode
merujuk ke kewirausahaan seperti dan pengajaran pendampingan yang
(Teknik cetak saring/ sablon, seni berragam, alhasil peserta didik akan
lukis, seni ukir dll). Dari beberapa tumbuh dan berkembang menjadi
materi dan pelajaran tersebut dapat sosok yang kreatif, inovatif dan
digunakan peserta didik sebagai berkualitas.
bekal ilmu ketika mereka sudah
lulus dan dapat digunakan serta
dikembangkan. inat dan bakat siswa
dapat membantu siswa meraih
prestasi yang lebih baik dalam
pembelajaran Seni Rupa dan
mempersiapkan diri untuk karir di
masa depan.
Kesimpulan:
Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Rupa dapat
ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar siswa, seperti lingkungan
belajar, metode pembelajaran, dan karakteristik siswa. Selain itu, guru dapat meningkatkan minat belajar siswa
dengan memberikan petunjuk cara belajar yang efektif dan menyenangkan, menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi dan menarik, memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar yang menarik, memperhatikan
karakteristik siswa, dan menumbuhkan minat siswa dengan mencari hal yang dapat menarik perhatian siswa.
Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk meningkatkan minat
dan hasil belajar siswa dalam Seni Rupa. Selain itu, guru dapat memperhatikan gaya belajar siswa agar dapat lebih
efektif dalam mengajar dan meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Seni Rupa.

Menyetujui Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong


Tanggal 31 Oktober 2023

Dr. Adam Wahida, S.Pd., M.Sn. Triyanta Wahyu Nugraha, S.Sn.

124

Anda mungkin juga menyukai